IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

19
1 IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

description

IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH. IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH. Pengertian Ruang Lingkup Faktor Pembinaan Iman Kompetensi Iman yang Sempurna Iman dalam Kehidupan. Pengertian Iman. Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota (Ali bin Abi Thalib). - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

Page 1: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

1

IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

Page 2: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

2

1. Pengertian2. Ruang Lingkup3. Faktor Pembinaan Iman4. Kompetensi Iman yang Sempurna5. Iman dalam Kehidupan

IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

Page 3: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

3

Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota (Ali bin Abi Thalib)

Iman merupakan hakikat yang aktif dan dinamis, yang apabila sudah mantap di dalam hati maka ia akan berusaha merealisasikan diri di luar dalam bentuk amal saleh…. Inilah iman Islami, yang tidak mungkin stagnan (mandeg) tanpa bergerak

Iman adalah hubungan wujud insani yang fana, kecil, dan terbatas ini dengan asal yang mutlak dan azali serta abadi yang menjadi sumber semesta

Pengertian ImanPengertian Iman

Page 4: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

4

Akaid : beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan (Hasan al-Bana – Majam’ al-Rasail)

Akidah : sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fithrah. Kebenaran itu dipatrikan dalam hati dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu (Abu Bakar al-Jazairi –Akidah al-Mukmin)

Pengertian AkidahPengertian Akidah

Page 5: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

5

Page 6: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

6

Page 7: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

7

Zero Mind Process Prasangka negatif mengakibatkan orang menjadi

bersikap “defensif” dan “tertutup” (QS.49: 12) Prinsip hidup yang dianut dan diyakini telah

menciptakan berbagai tipe pemikiran dgn tujuannya masing2 (QS 29: 41)

Pengalaman kehidupan dan lingkungan akan sangat mempengaruhi cara berpikir seseorang, yang berakibat pada terciptanya sosok manusia hasil pembentukan lingkungan sosialnya (QS 2: 10)

Kepentingan cenderung bersifat mikro (diri sendiri) dan prioritas bersifat makro (unversal). Prioritas bermuara dari prinsip, suara hati, kepentingan, dan kebijaksanaan (QS 28: 54)

Sudut pandang (QS 4: 59) Pembanding (QS53: 28; QS 18: 54)

Page 8: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

8

Zero Mind Process Emosi sebagai motus anima, yaitu jiwa yang

menggerakkan. Kecerdasan emosi : kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebgai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi (Cooper).

Hati: alat yang mengaktifkan nilai-nilai seseorang yang paling dalam dan mengubahnya dari sesuatu yang difikirkan menjadi yang dirasakan dan dijalani. Hati sbg sumber energi, tenaga dan perasaan

Page 9: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

9

Ruang Lingkup AkidahRuang Lingkup Akidah

1. Ilahiah2. Nubuwah3. Ruhaniah4. Sam’iyah

Hasan al-Bana

Page 10: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

10

Iman kepada Allah swtIman kepada Allah swt

“Memiliki prinsip hidup yang kokoh dan mulia”“Memiliki prinsip hidup yang kokoh dan mulia”

1. Rasa aman2. Kepercayaan diri3. Integritas4. Kebijaksanaan5. Motivasi

Page 11: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

11

Iman kepada Malaikat

Iman kepada Malaikat

“Memiliki prinsip kepercayaan yang teguh”“Memiliki prinsip kepercayaan yang teguh”

1. Loyalitas2. Komitmen3. Kebiasaan memberi dan mengawali4. Kebiasaan menolong5. Saling percaya

Page 12: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

12

Iman kepada RasulIman kepada Rasul

“Memiliki jiwa kepemimpinan yang agung”“Memiliki jiwa kepemimpinan yang agung”

1. Pemimpin yang dicintai2. Pemimpin yang dipercaya3. Pembimbing4. Pemimpin yang berkepribadian5. Pemimpin yang abadi

Page 13: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

13

Iman kepada KitabIman kepada Kitab

“Memiliki jiwa pembelajar yang tidak kenal lelah”

“Memiliki jiwa pembelajar yang tidak kenal lelah”

1. Kebiasaan membaca buku dan situasi2. Kebiasaan berfikir kritis3. Kebiasaan mengevaluasi4. Kebiasaan menyempurnakan5. Memiliki pedoman

Page 14: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

14

Iman kepada Hari Kiamat

Iman kepada Hari Kiamat

“Selalu berorientasi pada masa depan”“Selalu berorientasi pada masa depan”

1. Ketenangan batiniah2. Jaminan masa depan3. Kendali diri dan social4. Optimalisasi upaya5. Berorientasi tujuan

Page 15: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

15

Iman kepada Qodo dan Qodar

Iman kepada Qodo dan Qodar

“Selalu berorientasi manajemen yang teratur, disiplin, sistematis, dan integratif”

“Selalu berorientasi manajemen yang teratur, disiplin, sistematis, dan integratif”

1. Orientasi pemeliharaan sistem menjaga sinergi

2. Orientasi pembentukan sistem prinsip sinergi

3. Pemahaman arti proses

4. Kepastian hukum social5. Kepastian hukum alam

Page 16: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

16

Page 17: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

17

“Faktor-faktor Pembinaan Iman”

“Faktor-faktor Pembinaan Iman”

1. Ilmu (QS 17: 36)

2. Amal saleh (QS 24: 55)

3. Jihad (QS 29: 69)

4. Penyerahan diri (QS 2: 112)

5. Keridoan Allah (QS 5: 16)

6. Memakmurkan masjid (QS 9: 18)

7. Kesediaan mendengarkan bacaan al-Quran (QS 8: 2-4)

8. Zikir dan fakir (QS 3: 191)

Page 18: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

18

“Kompetensi Iman yang Sempurna”

“Kompetensi Iman yang Sempurna”

1. Segala perilaku disaksikan oleh Allah, QS 23: 2-9

2. Memelihara shalat dan amanat

3. Menghindari perbuatan maksiat4. Mentaati segala perintah dan menjauhi

larangan-Nya, QS 49: 13.

5. Selalu bersyukur bila bahagia, QS 4: 147

6. Selalu bersabar bila menderita, QS 2: 155-156

7. Rido atas segala ketentuan Allah, QS 6: 162

8. Selalu bertawakal pada setiap rencana, QS 3: 159

Page 19: IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH

19

Iman dalam kehidupan

Sabda Nabi, "Demi Allah, ia tidak beriman! Demi Allah, ia tidak beriman!" Lalu orang bertanya, "Siapa, wahai Rasul Allah?" Beliau menjawab, "Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kelakuan buruknya." Lalu orang bertanya lagi, "Tingkah laku buruknya apa?" Beliau Jawab, "Kejahatan dan sikapnya yang menyakitkan.”

Sabda Nabi bahwa orang yang berzina, tidaklah beriman ketika ia berzina, dan orang yang meminum arak tidaklah beriman ketika ia meminum arak, dan orang yang mencuri tidaklah beriman ketika ia mencuri, dan seseorang tidak akan membuat teriakan menakutkan yang mengejutkan perhatian orang banyak jika memang ia beriman." 

Menurut Ibu Taimiyah, al-Iman h. 12, tiadanya iman dari orang yang sedang melakukan kejahatan itu ialah karena iman itu terangkat dari jiwanya dan "melayang-layang di atas kepalanya seperti bayangan." Demikian itu keterangan tentang iman yang dikaitkan dengan perbuatan baik atau budi pekerti luhur.