IlpetFIX Paper

download IlpetFIX Paper

of 21

description

sc

Transcript of IlpetFIX Paper

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangProduksi susu segar dalam negeri yang berasal dari ternak kambing perah sampai saat ini hanya mampu memenuhi sekitar 24,8 % dari kebutuhan Nasional. Terbatasnya daerah yang sesuai untuk pengembangan kambing perah, kualitas pakan yang relatif rendah dan manajemen pemeliharan yang masih dibawah standar mengakibatkan ternak ini tidak dapat mengekspresikan potensi genetiknya secara maksimal seperti di daerah asalnya. Situasi ini diperburuk lagi dengan meningkatnya harga pakan dan melemahnya daya beli masyarakat, sehingga banyak peternakan kambing perah di Indonesia mengalami masa sulit. Adanya faktor pembatas baik secara biologis dan non biologis (teknis) dalam usaha budidaya kambing perah secara luas di Indonesia, perlu dicari ternak perah alternatif yang cocok untuk dikembangkan dan dapat diterima secara luas oleh masyarakat. Dalam hal ini ternak kambing mempunyai potensi sebagai ternak perah. Dilaporkan bahwa susu kambing adalah sebaik susu ibu dan lebih baik dari susu sapi untuk pemenuhan gizi manusia (Jensen, 1994). Keunggulan lain susu kambing adalah tingginya proporsi butir-butir lemak ukuran kecil (rantai karbon pendek dan sedang) sehingga susu kambing lebih homogen, mudah dicerna dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan bagi mereka yang alergi bila mengkonsumsi susu kambing. Susu kambing mengandung mineral Ca dan P yang cukup tinggi, dan juga dapat membantu penyembuhan beberapa penyakit pernapasan seperti bronchitis, ashma dll (Jansen, 1994). Daerah produksi kambing perah di Indonesia terutama terdapat di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur. Namun beberapa tahun terakhir ternak kambing perah sudah mulai dikembangkan di luar Pulau Jawa yaitu di Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung. Ternak kambing cocok dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan peternak kecil karena mudah dipelihara dan cepat memberikan hasil (daging dan susu) disamping juga memberikan nilai tambah dari kotorannya sebagai pupuk organik maupun biogas sebagai alternatif BBM. Pengembangan peternakan kambing perah di Indonesia masih menghadapi banyak masalah baik ditunjau dari jenis maupun kedalaman permasalahan yang dihadapi. Dengan pendekatan sistem agribisnis, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan off-farm kambing perah, baik pada tingkat hulu (sub-sistem pengadaan input faktor) maupun tingkat hilir (sub-sistem pengolahan dan pemasaran) tidak lebih sederhana dengan permasalahan yang dihadapi pada sub- sistem bididaya (on-farm) itu sendiri. Berbagai permasalahan yang dihadapi pada semua sub-sistem agribisnis kambing perah ini secara simultan berpengaruh pada masih rendahnya kinerja dari sistem agribisnis kambing perah di Indonesia. Karena itu suatu pendekatan kelompok bahkan gabungan kelompok peternak kambing perah perlu dilaksanakan untuk memudahkan proses fasilitas dan akselerasi adopsi kegiatan usaha budidaya kambing perah. Salah satu upaya untuk membantu peternak meningkatan populasi dan produktivitas kambing perah, maka Direktorat Budidaya Ternak merencanakan kegiatan Pengembangan Budidaya Kambing Perah. Pengembangan dan peningkatan produktivitas Kambing Perah tersebut dilakukan melalui Kelompok yang dianggap mampu melaksanakan kegiatan (Pengembangan dan peningkatan produksi Kambing Perah) tetapi mempunyai keterbatasan dalam akses permodalan. Agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan lancar dan tepat sasaran maka pada tahun anggaran 2012 ini dilaksanakan penyusunan Pedoman Teknis Kegiatan Pengembangan Budidaya Kambing Perah.

1.2 TujuanTujuan kami menyusun paper ini adalah untuk lebih mengetahui tentang seluk beluk pengelolahan kambing perah sebagai salah satu usaha ternak, kemudian juga untuk mengetahui manfaat manfaat dari peternakan kambing perah dan hasil olahan kambing perah.Lebih dari pada hal tersebut tujuan kami menyusun paper ini adalah untuk mendapatkan nilai dalam mata kuliah Ilmu Peternakan.

1.3 Manfaat Manfaat dari dibuatnya paper ini adalah agar kita tahu tentang seluk beluk beternak kambing perah dan hasil hasil olahan kambing perah dalam usaha peternakan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Asal-usul Kambing PerahPeranakan kambing etawa adalah jenis kambing perah yang banyak dikembangkan di Indonesia. Pada awalnya kambing etawa diberi nama kambing Jamnapari. Sampai sekarang di India kambing ini diberi nama kambing perah Jamnapari. Kambing ini adalah kambing perah yang sangat terkenal di Negara India. Di India, kambing ini lebih akrab dengan sebutan Pari. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia kurang lebih artinya adalah anggun.Dari segi fisiknya, kambing jenis ini memang tinggi, lehernya jenjang, dan wajahnya senantiasa tersenyum. Jika dilihat dari asal muasalnya kambing Jamnapari berasal dari Cakarnagar, ETAWAH, Negara Bagian Utar Prades. Mereka hidup di sepanjang daratan (delta) antara sungai Jamuna dan Sungai Cambal. Dan juga di sepanjang sungai Kwari di Districk Bhind, Negara bagian Madya Prades, yang berada di sebelah Timur kota Dehli (deket Taj Mahal) merupakan tempat asalnya kambing PE. Kambing perah jenis Jamnapari ini sudah sangat lama tinggal di daerah subur di sekitaran sungai, sehignga ia tidak mampu beradaptasi di tempat yang lainnya. Jika dilihat dari struktur tubuhnya, warna kambing ini adalah putih bersih. Memiliki bulu yang pendek, kecuali pada bagian paha belakang. Hidungnya bengkok, tanduknya menjulang ke atas. Untuk kambing dewasa, tanduknya bisa mencapai 25 cm. Sementara kuping kambing Jamnapari ini panjang dan melambai ke bawah. Leher kambing ini panjang dan kuat. Kambing ini memiliki ekor yang pendek. Kambing Jamnapari di tempat asalnya hanya dipelihara dengan cara melepaskan untuk mencari rumput segar di sekitar sungai. Dalam memilih induk yang digunakan untuk pembiakan, seharusnya mengikuti ktriteria di bawah ini: 1. Yang pertama adalah warna harus putih bersih, dan ini tak bisa di tawar-tawar lagi.2. Pejantan harus berasal dari Ibu yang sudah berumur tua, dan tidak boleh dari kelahiran pertama kedua dan ketiga, jadi harus dari kelahiran ke empat atau lebih.3. Tanduk tidak boleh yang lurus, tapi harus melengkung ke atas, melengkung kebawah juga tidak boleh.4. Bulu harus pendek dan bersinar mengkilap, bulu yang di paha dan kakibelakang harus panjang.5. Hidung harus melengkung seperti hidung orang romawi, yang jantan harus berjanggut.6. Tidak boleh ada warna hitam terutama pada hidung dan kepala.Ini adalah persyaratan ideal untuk kambing Jamnapari yang berada di India. Namun untuk kambing PE yang merupakan keturunan dari kambing Jamnapari tidak bisa masuk dalam kategori ini. Karena memang sangat berbeda secara fisiknya. Peranakan etawa ini mungkin lebih tepatnya diberikan mama jenis sendiri. Jenis Jamnapari ini memang lebih bisa hidup di tempat asalnya. Satu satunya kambing perah yang paling susah untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Di negeri asalnya kambing perah ini juga mengalami berbagai masalah, seperti halnya masalah yang dihadapi oleh para peternak di ndonesia, yaitu: 1. Tidak ada tenaga ahli bidang peternakan yang bersedia tinggal dan merawat serta mengontrol proses perkembangan hewan ternak2. Kurangnya perhatian pemerintah dalam mengembangkan peternakan, selain itu juga banyaknya korupsi dan banyaknya pemerasan ilegal.3. Pada musim kemarau, kesulitan mendapatkanmakanan segar.4. Gangguan atau serangan binatang buas.Perkembangan Jamnapari di Indonesia

Dalam beberapa catatan sejarah, orang pertama yang memperkenalkan kambing Jamnapari adalah orang Inggris yang pernah menjajah India. Jamnapari di bawa kedaratan eropa dan sebagian dikawinkan dengan kambing lokal Inggris. Untuk anak hasil persilangan antara kambing Jamnapari dengan kambing lokal Inggris dinamai dengan sebutan kambing Anglo-nubian. Dari daratan Eropa inilah Jamnapari kemudian menyebar keseluruh penjuru dunia, bersamaan dengan menyebarnya kapal dagang bangsa-bangsa Eropa yang berlayar dan berniaga keseluruh penjuru dunia. Di Amerika Jamnapari di akui sebagai nenek moyangnya kambing American-Nubian, yang terkenal banyak susunya. Pada jaman Kompeni dulu , kapal dagangnya VOC kalau berlayar ke daratan Indonesia selalu datang dalam keadaan kosong ruang kargo nya, ruang kargo yang kosong ini akan di isi muatan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya, untuk kemudian di bawa ke daratan Eropa. Pada suatu pelayaran kapal dagang VOC dari negara Belanda menuju Pulau Jawa di Indonesia, ada sepasang penumpang bangsa Belanda yang bernama Tuan Hollanda dan Nyonya Netherlandia. Meraka adalah pejabat perkebunan dari Belanda yang akan di tugaskan di Pulau Jawa, sebagai pengawas perkebunan yang biasanya di sebut Tuan Amtenar atau Juragan Kontrol. Mengetahui kekosongan ruang kargo di kapal tersebut maka pasangan tersebut membawa beberapa pasang Kambing Jamunapari peliharaan kesayangannya, yang tidak ingin mereka tinggalkan di Belanda, sehingga mereka bawa untuk di pelihara di tempat tugasnya yang baru yaitu di Pulau Jawa, tepatnya di perkebunan yang berada di Jawa-Tengah. Tuan dan Nyonya tersebut selalu menyebut Kambing Peliharaannya sebagai Kambing Asal Etawah, dan selalu memperkenalkan kambingnya kepada masyarakat di Jawa Tengah sebagai Kambing Etawah, dan masyarakat Jawa Tengah menyebutnya dengan nama Kambing Etawa tanpa bunyi dari huruf H. Seiring berjalannya waktu dan untuk menjaga populasi kambing jamnapari, maka kambing jamnapari di kawinkan dengan kambing-kambing lokal. Dan berkembang biak sampai sekarang yang lebih kita kenal dengan sebutan Peranakan Etawa ( PE ) Susu kambing peranakan etawa inilah yang sekarang ini sedang ramai untuk dicari orang. Kandungan dan manfaat susu kambing etawa sangatlah banyak. inilah yang menjadikan orang beramai-ramai memburu susu kambing etawa. Demikian kiranya sejarah atau asal usul kambing peranakan etawa. Semoga dapat menambah wawasan dan lebih yakin lagi untuk dapat menkonsumsi susu kambing etawa ini.

Kambing Peranakan Etawa (PE)

Kambing PE merupakan salah satu ternak yang cukup potensial sebagai penyedia protein hewani baik melalui daging maupun susunya. Sementara ini, pengembangan kambing PE sebagai penghasil susu belum banyak diperhatikan dan pemeliharaan masih bersifat tradisional. Pakannya sebagian besar hanya rumput lapangan saja sehingga belum bisa mencukupi kebutuhan fisiologis ternak terutama dari sumber energi dan protein. Di satu sisi, ternak yang sedang laktasi terutama pada 8 minggu pertama masa laktasi aktivitas metabolisme kelenjar ambingnya meningkat.Untuk itu, diperlukan pasokan nutrien yang cukup tinggi dalam upaya memenuhi kebutuhan ternak untuk sintesis air susu. Namun di sisi lain, pada awal laktasi induk kambing sangat sensitif terhadap kekurangan protein dan energi sebagai akibat menurunnya nafsu makan. Telah ketahui bahwa kualitas hijauan di daerah tropis adalah rendah sehingga jumlah hijauan yang dikonsumsi tidak mampu memenuhi kebutuhan ternak akan energi di luar kebutuhan hidup pokok ternak. Karena itu, suplementasi konsentrat yang mengandung campuran bahan-bahan sumber energi, protein serta mineral (mikro dan makro) merupakan salah satu solusi untuk dapat meningkatkan produk fermentasi rumen yang pada giliran berikutnya dapat menyediakan nutrien yang cukup untuk pembentukan air susu. Konsentrat diharapkan dapat bertindak sebagai sumber karbohidrat mudah terlarut, protein lolos degradasi, dan sebagai sumber glukosa untuk bahan baku produksi susu. Konsentrat memperluas peluang terbentuknya asam lemak atsiri (volatile fatty acid = VFA) terutama asam propionat yang lebih banyak dengan produksi metan semakin kecil, sehingga efisiensi penggunaan energinya lebih tinggi.

2.2 Ciri-ciri dan Klasifikasi Kambing Perah.A. Ciri-ciri Kambing Etawa Betina (Kambing Perah)1. Badan besar.2. Tinggi gumba 70-90 cm.3. Berat hidup 45-80 kg.4. Panjang badan jantan 65-85 cm.5. Kepala tegak, Jenong menyerupai ikan Louhan, garis profil melengkung.6. Memiliki tanduk mengarah ke belakang ( kebanyakan pendek ).7. Telinga panjang 10 cm 28 cm serta melipat pada ujungnya lebar menggantung.8. Ambing berkembang baik, puting susu besar dan panjang.9. Pola Warna bulu bervariasi antar hitam, putih, coklat kekuningan atau kombinasi keduanya.10. Paha kaki belakang berbulu lebat dan panjang ( Rewos ). B. Kambing Etawa Jantan1. Badan besar.2. Tinggi gumba 90-110 cm.3. Berat hidup 65-120 kg.4. Panjang badan 85-115 cm5. Kepala tegak, garis profil melengkung6. Memiliki tanduk mengarah ke belakang7. Telinga lebar menggantung panjang serta melipat pada ujungnya. Panjang jantan 25-41 cm8. Lingkar testis bisa mencapai 23 cm9. Warna bulu bervariasi antar hitam, putih, coklat kekuningan atau kombinasi keduanya10. Paha kaki belakang berbulu lebat dan panjang Klasifikasi Kambing PerahEtawah.Bangsa kambing perah Etawah atau Jamnampari merupakan kambing popular dan tersebar luas sebagai kambing perah (susu) di India, Asia Tenggara dan di daerah-daerah lain. Kambing ini mempunyai telinga yang lebar dan panjang serta menggantung.

Kambing perah Etawah merupakan kambing perah yang baik dan juga sering digunakan sebagai produsen daging. Warna bulunya bervariasi dengan warna dasarnya putih, coklat dan hitam. Telinga menggantung dan panjangnya 30 cm. Ambing biasanya berkembang baik. Berat badannya yang jantan 68-91 kg, sedang yang betina 36-63 kg. produksi susu dapat mencapai 235 kg dalam periode laktasi 261 hari dan produksi susu tertinggi tercatat 569 kg. kadar lemak rata-rata 5,2% karkas kambing jantan dan betina umur 12 bulan dapat mencapai 44-45% berat hidup (Blakely,1991).

Saanen.Bangsa kambing Saanen berasal dari lembah Saanen di Swiss bagian barat kambing ini sangat terkenal, berwarna putih dengan bulu yang panjang atau pendek. Telinganya tegak dan tajam. Kambing ini merupakan kambing bangsa Swiss yang tersebar dengan berat lebih dari 65 kg pada saat dewasa kelamin. Menonjol karena jumlah (produksi) susunya banyak, tetapi lemak susunya agak rendah (Blakely,1991).

Toggenburg. Bangsa kambing Toggenburg atau bangsa Togg berasal dari pegunungan Alpen di Swiss. Kambing ini adalah jenis kambing kecil dengan badan pendek dan kompak. Kambing betina mempunyai berat 45 kg saat dewas kelamin. Kambing Togg berwarna coklat dibagian badannya dengan warna putih di kaki bagian bawah, dasar ekor dan sisi wajah bagian bawah. Kambing ini berambut panjang atau sedang berjenggot. Kambing Toggenburg merupakan kambing penghasil susu yang baik (Blakely,1991).Kepala kambing Toggenburg mempunyai ukuran sedang dan garis profilnya sedikit konkav (cekung). Telinganya berdiri dari mengarah kedepan (Prihadi,1997).

Anglo Nubian.Bangsa kambing Anglo Nubian merupakan persilangan antara kambing Jamnampari dari India dan Nubian. Kambing tersebut merupakan kambing yang besar, mempunyai kaki yang tinggi dengan kulit yang baik dan bulu mengkilap. Mempunyi telinga panjang dan menggantung, profil mukanya konveks (cembung) yang biasanya disebut Roman Nose. Jadi bentuk kepala kambing tersebut keseluruhan seperti kepala unta dan biasanya tidak bertanduk. Warna bulu sangat bervariasi. Pada puncak laktasi produksi susu mencapai 2-4 kg per hari dengan rata-rata 1-2 kg per hari. Susu kambing Anglo Nubian mempunyai kadar lemak yang tinggi, rata-rata 5,6% (Prihadi,1997).

Nubian. Bangsa kambing Nubian berasal dari Afrika. Berbulu pendek, mengkilap dan kebanyakan berwarna hitam dan coklat dengan telinga yang panjang dan jatuh (terkulai). Kambing bersifat sangat lembut, produksi susunya lebih sedikit bila dibandingkan dengan kambing yang berasal dari Swiss, tetapi persentase lemak susu tinggi. Kambing betina mencapai dewasa kelamin pada saat beratnya kira-kira 60 kg. kambing Nubian cenderung lebih banyak dagingnya dibandingkan bangsa kambing perah lainnya (Blakely,1991).

French Alpine. Kambing ini berasal dari pegunungan Alpine di Perancis. Kambing ini mempunyai warna yang bervariasi, antara lain putih, abu-abu, coklat dan hitam. Badannya besar dengan mata yang tajam dan telinga tegak. Tidak banyak menunjukan kesulitan dalam kelahiran. Ukuran kambing betina saat dewasa kelamin adalah sekitar 55 kg. kambing ini menonjol kemampuan untuk menyusui anaknya karena mempunyai ambing yang besar dan bentuknya bagus dengan puting yang ideal (Blakely,1991).

British Alpine. Bangsa kambing ini berasal dari Swiss dan pegunungan Alpine Austria. British Alpine merupakan kambing yang dideveloped menjadi produsen susu yang baik. Sebagian besar kambing asli di Eropa adalah grup bangsa Alpine dan penyebarannya luas keseluruh Eropa. Kambing-kambing Swiss, French dan Italian Alpine merupakan tipe-tipe kambing Alpine dan banyak dijumpai di Eropa Tengah dan Utara. Mereka biasa dipelihara dalam jumlah yang kecil dan ditumbatkan dengan system feedingstall. British alpine telah dimasukkan di India barat, Guyana, Madagaskar, Mauritius, dan Malaysia. Kambing ini mempunyai daya klimatisasi lebih baik daripada kambing Saanen (Prihadi,1997).Di India barat pernah tercatat produksi lebih dari 4,5 kg perhari pada laktasi kedua dan ketiga, tetapi di Malaysia dan Mauritikus pengembangan kambing ini gagal antara lain karena kelembaban yang tinggi (Prihadi,1997).

Damaskus. Kambing bangsa ini merupakan kambing yang banyak dipelihara di Libang, Syria,Cyprus. Kambing tersebut baik yang jantan maupun betina tidak bertanduk., warna pada umumnya merah, atau merah dan putih, profil muka konveks, daun telinga panjang dan menggantung. Tinggi gumba 70-75 cm dan berat badan antara 40-60 kg. produksi susu 3-4 liter perhari dapat mencapai 6 liter, dengan jumlah produksi 300-600 liter dalam 8 bulan. Kambing Damaskus lebih subur dibandingkan dengan Saanen, dimana tiap kelahiran rata-rata 1,76 cempe (Prihadi,1997).

Beekal. Bangsa kambing ini banyak dijumpai di beberapa distrik di Punyab India, Rawalpindi dan Lahore di Pakistan barat. Sepintas kambing ini seperti Jamnampari, antara lain profil mukanya Roman Nose, telinga panjang tetapi jauh lebih kecil dibandingkan telinga kambing Etawah (Prihadi,1997).Kambing ini biasanya berwarna merah coklat dengan bercak atau belang-belang putih. Tinggi gumba jantan dan betina adalah 89 dan 84 cm. kambing betina dewasa mencapai berat hidup kira-kira 45 kg. rata-rata selama laktasi kambing ini dapat menghasilkan susu 105 kg susu dalam waktu 224 hari, dan beranak rata-rata setahun sekali dengan rata-rata anaknya tunggal atau twin (kembar dua) (Prihadi,1997).

Barbari. Bangsa kambing Barbari banyak dijumpai di India bagian Pakistan barat. Kambing ini mempunyai bulu-bulu yang pendek, umumnya berwarna putih dengan bercak-bercak coklat. Tinggi gumba kambing jantan antara 66-76 cm dan betina 60-71 cm. kambing betina dewas berat hidupnya antara 27-36 kg. kambing ini biasanya digunakan untuk produksi susu dan ambingnya pada umumnya berkembang dengan baik. Pernah tercatat produksi susu selama dalam periode laktasi 235 hari mencapai 144 kg (Prihadi,1997). Di India bangsa kambing ini telah dikembangkan karena produksi susunya dan area tubuhnya relative kecil, sedang produksi cukup banyak menyebabkan ternak ini dipandang sebagai produsen susu yang ekonomis (Prihadi,1997).

2.3 Manajemen Kambing PerahKambing perah adalah tipe kambing yang dipelihara dan dikembangbiakan untuk menghasilkan susu sebagai produk utamanya. Di kalangan peternak, jenis kambing perah yang paling dikenal adalah kambing perah Peranakan Ettawa (PE). Menurut sejarah, kambing merupakan ternak tertua kedua setelah anjing. Kambing sering disebut sebagai hewan pegunungan karena sebagian besar senang hidup di lereng-lerang curam. Umumnya kambing memiliki ciri-ciri berkuku genap, bertanduk sepasang menggantung dan Kambing memiliki kebiasaan makan hijauan dari jenis dedaunan. Kambing mampu bertahan hidup di daerah yang kondisinya gersang.Ternak kambing memiliki peran yang nyata terhadap nilai ekonomi, sosial dan budaya karena kambing dapat menyumbangkan 14% 25% dari pendapatan petani Indonesia.Namun peran dan potensi yang tinggi dari ternak ini akan sulit dipertahankan jika petani/peternak tidak memiliki pengetahuan mengenai manajemen dan tatalaksana peternakan dari usaha ternak kambing ini, yaitu : Bibit Perkandangan Pakan Penyakit dan pengendaliannya Panen dan pemasaranUntuk itulah diperlukan upaya dari berbagai pihak (termasuk koperasi) dalam proses alih ilmu dan teknologi kepada peternak melalui program penyuluhan dengan tetap memperhatikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat setempat.Masyarakat awam pada umumnya banyak yang mengira bahwa kambing adalah domba dan domba adalah kambing. Namun domba dan kambing adalah dua ternak yang berbeda yang ditandai oleh beberapa faktor pembedaJika menilik kepada sistem pencernaan, kebutuhan nutrisi dan tujuan utama hasil produksi, maka kambing perah tergolong ke dalam ternak ruminansia, selain sapi pedaging, sapi perah, kerbau, domba dan kambing pedaging.

2.4 Produk Olahan Susu KambingA.Yoghurt Yoghurt atau yogurt / yogourt merupakan produk olahan susu dari hasil fermentasi dua bakteri asam laktat (LAB) sebagai starter, yakni Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus yang hidup bersimbiosis. Lama proses fermentasi akan berakibat pada turunnya pH yoghurt dengan rasa asam segar yang khas. Selain itu dihasilkan pula asam asetat, aseltaldehid, dan bahan lain yang mudah menguap. Komposisi yoghurt secara umum adalah protein 4 6 %, lemak 0,1 1%, laktosa 2 3%, asam laktat 0,6 1,3%, dan pH 3,8 4,6. Bahan dasar pembuatan yoghurt dapat berasal dari susu sapi atau susu kambing ( susu segar dan susu pasteurisasi ). Bahan tambahan yoghurt berupa susu skim dank rim untuk meningkatkan nilai gizi, pemanis, stabilizer, flavor (dapat berupa buah-buahan segar atau esens serta pewarna untuk menarik minat konsumen. Yoghurt bermanfaat terutama bagi penderita laktosa intolerance karena laktosa dalam susu yoghurt telah diubah menjadi asam laktat dan kandungan enzim lactase yang berasal dari bakteri starter masih aktif. Yoghurt sering pula dimanfaatkan bagi orang yang ingin menurunkan berat badan dengan syarat dikonsumsi tanpa pemanis. Yoghurt dapat dibuat variasinya sehingga dihasilkan produk susu fermentasi dalam bentuk berbeda. Cara ini dilakukan untuk menarik minat konsumen untuk mengonsumsi yoghurt dan di lain pihak manfaat yoghurt tetap dapat dirasakan bagi kesehatan. Salah satu variasi produk yoghurt yang dapat dibuat adalah yogjell.B.Kefir Kefir merupakan produk susu fermentasi yang berasal dari pegunungan kaukasia. Dengan menginokulasikan bibit kefir (kefir grains) dalam susu maka susu mengalami perubahan secara biokimiawi dan mempunyai cirri spesifik, seperti rasa asam yang segar dan mengental serta lebih awet dan dapat disimpan di dalam refrigerator 100 C selama 2 minggu.Bibit kefir berisi bakteri asam laktat (LAB) dan khamir. Bakteri asam laktat dan khamir dalam bibit kefir antara lain Lactobacillus lactis dan Lactobacillus kefirgranum yang berperan dalam pembentukan asam laktat. Lactobacillus kefiranofaciens penyebab terjadinya penggumpalan sehingga kefir menjadi kental, Leuconostoc (jenis LAB dan khamir) pembentuk diasetil, dan Candida kefir sebagai pembentuk etanol dan CO2.Komposisi kefir secara umum adalah laktosa 2,88%, protein 3,91%, lemak 2,57% dan etanol 0,94%. Kefir memiliki karakteristik pH 3,77 4,19 dan derajat keasaman 1% dengan rasa asam segar menyengat. Kefir bermanfaat bagi kesehatan karena LAB dalam kefir dan susu fermentasi pada umumnya bertindak sebagai probiotik yang dapat menekan bakteri pathogen dalam tubuh manusia terutama dalam saluran pencernaan. Kefir dapat pula dikonsumsi oleh penderita lactose intolerance dan diyakini dapat menurunkan kolesterol serum darah, meningkatkan kadar HDL, serta menurunkan nilai LDL dan trigliserida. Beberapa ahli berpendapat bahwa LAB dapat menurunkan resiko timbulnya kanker dan tumor saluran pencernaan.Kefir dapat dibuat dengan penampilan yang berbeda, yaitu dapat dibuat dari kefirjell dengan tujuan menarik minat konsumen. Kefir dan gelatin juga bermanfaat sebagai bahan pangan berserat. Ekstrak susu kambing dapatdigunakan sebagai masker atau lulur mandikarena dapat memberikan efek hormonal seperti menstimulasi pertumbuhan jaringan dan menghilangkan kerutan di wajah.Hal ini disebabkan bahan yang ada dalam susu kambing diketahui dapat menghaluskan dan melembutkankulit.C. Susu Kambing Bubuk Agar susu kambing tidak mudah rusak dan dapat dikonsumsi dalam jangka cukup lama, susu bubuk kambing merupakan pilihan yang tepat, bagi anda yang aktif. Dan tidak mau tergantung pada mesin pembeku sebagaimana memperlakukan susu kambing murni. Lemak susu kambing yang ringkas dapat dengan mudah diserap oleh tubuh dan dapat dikonsumsi oleh seluruh keluargaD. Susu Kambing Tablet Berkat kemajuan Teknologi saat ini telah dikembangkan susu kambing dalam bentuk tablet yang terbuat dari tepung susu kambing bermutu dan berkhasiat tinggi yang mengandung protein, vitamin dan zat lainnya. Buat anda yang lebih memilih hidup simple dan praktis, susu kambing tablet mudah dibawa kemana-mana dan tidak memerlukan air sebagai bahan pencampurnya, dengan hanya dikunyah atau dihisap seperti permen, selain itu susu tablet dapat bertahan lebih lama, bila kondisi selalu kering dan botol selalu tertutup rapatE. Sabun Susu kambing

Selain untuk dikonsumsi susu kambing juga dapat diolah menjadi sabun mandi yang berfungsi untuk melembabkan kulit, bahkan konon ratu mesir cleopatra sering mandi dengan susu kambing untuk mempercantik kulitnya

F. Bubuk Plasenta Kambing Kelebihannya : Penggunaan ekstrak uterus (plasenta) bukan barang baru sebetulnya. bahan itu dipakai sebagai salah satu ingredient dalam kosmetika pertama kali pada tahun 1940- an. Saat itu produsen mempromosikan produk yang mengandung plasenta tersebut sebagai suatu produk yang memiliki keunggulan, yaitu memberikan efek hormonal seperti menstimulasi pertumbuhan jaringan dan menghilangkan kerutan di wajah karenaBahan yang ada dalam plasenta tersebut diketahui dapat mengatasi penyakit kulit yang disebutvitiligo. Selainuntuk meregenerasi sel,pasenta juga berfungsi untuk memeperbaiki kegagalan genetik/cacat bawaan(regenetika)

2.5 Komposisi & Manfaat Susu Kambing A.Komposisi Susu kambing1. Flourin+Betakasein, Cocok untuk penderita Bronchitis, Asma, TBC, Pneumonia.2. A2-betakasein dan Asam Amino Esensia, yang berfungsi Pembentuk insulin berguna bagi penderita Diabetes. / kencing manis.3. Cynokobalamin, Berfungsi membentuk zat HB bagi penderita demam berdarah, Anemia, Thalasemia.4. Kalium, berfungsi menstabilkan darah, sehingga sangat tepat untuk penderita Arteriosclerosis, Tekanan darah tinggi maupun tekanan darah rendah.5. Enzim Xanthine Oxydase dan Niasin (Vit B3) berfungsi mengatasi sel Kanker / Tumor dan mengurangi efek toksis kemoterapi6. Kalsium, Sangat membantu pertumbuhan, memadatkan tulang dan mencegah Osteoporosis untuk orang yang sudah mulai beranjak tua7. MCT (Medium Chain Trygliseride), Berguna untuk orang yang sedang progam Dietary dan penyembuhan akibat Stroke.8. Lactoglobulin, Berfungsi untuk penahan Protein yang disebabkan alergi.9. Riboflavin (Vit B2) dan (B3) yang berfungsi menumbuh kembangkan sel otak dan sel system saraf sehingga baik bagi kecerdasan anak dan menurunkan frekuensi serangan Migrain.

Nutrisi/jenis sususapikambingmanusia

lemak%3,83,64,0

padatan bukan lemak%8,99,08,9

laktosa %4,1 4,7 6,9

nitrogen %3,4 3,2 1,2

protein %3,03,01,1

kasein%2,42,60,4

kalsium%0,190,180,04

fosfor %0,270,230,06

klorida%0,150,100,06

besi (P/100, 000)0,070,080,2

vitamin A (i.u. / g lemak)39,021,032,0

vitamin B (ug/100 m)68,045,017,0

riboflavin (ug/100ml)210,0 159,026,0

vitamin C (mg asc a/100ml)2,02,03,0

vitamin D (i.u. / g lemak)0,30,70,07

kalori / 100 ml70,069,068,0

B.Manfaat kesehatanBerikut adalah beberapa manfaat kesehatan berkaitan dengan konsumsi susu kambing murni:1. Susu kambing kurang menimbulkan alergi susu ini tidak berisi protein kompleks yang merangsang reaksi alergi seperti pada susu sapi.2. Susu kambing tidak menekan sistem kekebalan.3. Susu kambing membasakan sistem pencernaan. Susu ini berisi alkali basa sehingga tidak menghasilkan asam dalam sistem usus.4. Susu kambing membantu meningkatkan pH aliran darah.5. Susu kambing mengandung asam lemak seperti asam kaprilat dan kaprat yang sangat antimikroba. (Mereka benar-benar membunuh bakteri yang digunakan untuk menguji keberadaan antibiotik dalam susu sapi!)6. Susu kambing tidak menimbulkan lendir dan tidak merangsang respons pertahanan sistem kekebalan tubuh manusia.7. Susu kambing merupakan sumber yang kaya mineral selenium sebagai nutrisi yang diperlukan untuk kekebalan tubuh dan bersifat antioksidan.

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Komposisi Susu Kambing Variasi antar jenis kambing, Dengan aneka karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya maka akan terdapat variasi dalam jumlah produksi susunya.Variasi Inter jenis kambing, Setiap indivudi dari jenis/bangsa yang sama memiliki variasi dalam jumlah susu yang dihasilkan walopun jenis atau bangsa sama, tetapi jika umur dan masa laktasi berbeda maka jumlah produksi susu juga berbeda.Faktor genetic, Adalah faktor yang diturunkan dari nenek moyang dan memiliki sifat kebakaan.Musim, Hasil penelitian menunjukkan bahwa kambing yang beranak pada musim gugur memiliki tingkat produksi yang lebih tinggi disbanding kambing yang beranak musim panas.Umur, Produksi susu kambing meningkat seiring bertambahnya umur dan mencapai puncak pada saat berumur 5-7 tahun, yakni pada masa laktasi ke-3 atau ke-5. selanjutnya produksi susu akan menurun.Lama masa laktasi, Dalam satu jenis atau bangsa kambing perbedaan lama masa laktasi menyebabkan perbedaan jumlah total produksi susu selama masa laktasi. Semakin lama masa laktasi akan semakin banyak total produksi susu yang dihasilkan. Korelasi ini tidak berarti akan semakin tinggi keuntungan yang diraih.Faktor perawatan dan perlakuan, Suasana kandang yang nyamn sangat mendukung utnuk berproduksi secara optimal.Pengaruh masa birahi dan kebuntingan, Kambing yang dikawinkan kembali setelah 3 bulan beranan tingkat produksi susunya akan lebih cepat menurun disbanding kambing yang sedang laktasi tetapi tidak bunting. Hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya kuantitas dan kualitas pakan yang dikonsumsi, serta tingginya kebutuhan kambing akan zat-zat makanan utnuk mendukung [proses fisiologis dalam tubuhnya.Frekuensi pemerahan, Berdasar hasil penelitian kambing yang diperah 2x sehari total produksi susunya lebih tinggi daripada kambing yang diperah 1x sehari.Jumlah anak dalam sekali melahirkan, Produksi susu kambing perah yang beranak 2 ekor dalam 1 kali melahirkan biasanya 20-30% lebih tinggi dari kambing perah yang hanya beranak 1 ekor.penyebabnya adalah rangsangan menyusui dari anak kambing (cempe) yang dilahirkanPergantian pemerah, Kambing termasuk hewan yang tidak terlalu mudah beradaptasi pada kondisi lingkungan yang berubah drastic. Pergantian pemerah akan menyebabkan kambing mengalami stress.Lama masa kering, Untuk mendorong produksi beranak 3x dalam 2 tahun biasanya kambing dikawinkan kembali setelah beranak 3 bulan atau saat pertama birahi muncul. Dalam kondisi demikian kambing membutuhkan waktu untuk menjalani masa kering selama 2 bulan agar memiliki kesempatan untuk kembali pulih kondisinya.Faktor hormonal, Hormone yang berperan dalam produksi susu adalah laktogen.penyuntika n hormone ini pada saat laktasi menyebabkan produksi susu meningkat.Faktor pakan, Produksi susu akan mencapai optimal jika pakan yang diberikan dan dikonsumdi oleh kambing jumlah dan kualitasnya cukup. Komposisi hijauan dan konsentrat harus seimbang.Pengaruh penyakit, Kambing perah yang sedang laktasi produksi susunya akan menurunjik terserang penyakit. Bahkan bisa langsung terhenti. Efek obat yang diberikan juga akan berpengaruh terhadap produksi dan kualitas susu yang dihasilkan.

PENUTUPPeranakan kambing etawa adalah jenis kambing perah yang banyak dikembangkan di Indonesia. Pada awalnya kambing etawa diberi nama kambing Jamnapari. Sampai sekarang di India kambing ini diberi nama kambing perah Jamnapari. Kambing ini adalah kambing perah yang sangat terkenal di Negara India.Klasifikasi Kambing Perah kambing Saanen, Etawah ,Toggenburg , Anglo Nubian , Nubian, French Alpine, British Alpine, Damaskus, Beekal, Barbari. Kambing perah juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dalam masyarakat. Perkembangbiakan kambing perah diperlukan upaya dari berbagai pihak (termasuk koperasi) dalam proses alih ilmu dan teknologi kepada peternak melalui program penyuluhan dengan tetap memperhatikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat setempat.

DAFTAR PUSTAKA

Blakely, J and D.H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan, edisi ke- 4. Gadjah MadaUniversity Press. Jogjakarta.

Prihadi, S. 1997. Dasar Ilmu Ternak Perah. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.

www.produsensusukambing.com.

http://www.kambingetawa.net/berita-144-faktor-yang-mempengaruhi-komposisi-susu-kambing.htmlBudi S. Setiawan dan MT. Farm, 2011, Beternak Domba dan Kambing, Agromedia Pustaka, Jakarta.B. Sahwono, 2011, Beternak Kambing Unggul, Penebar Swadaya, Depok.Soedomo Reksohadiprodjo, 1995, Pengantar Ilmu Peternakan Tropik, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.Tony Setiawan dan Arsa Tanius, 2002, Beternak Kambing Perah Peranakan Ettawa, Penebar Swadaya, Depok.

1