ILMU EKONOMI

80
ILMU EKONOMI ILMU EKONOMI Suharyono Suharyono

description

ILMU EKONOMI. Suharyono. Pendahuluan. Permasalahan Ekonomi - Komoditi apa yg harus diproduksi dan berapa banyaknya - Bagaimana komoditi tsb (barang dan jasa) harus diproduksi - Bagi siapa berbagai komoditi tsb diproduksi - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of ILMU EKONOMI

Page 1: ILMU EKONOMI

ILMU EKONOMIILMU EKONOMI

SuharyonoSuharyono

Page 2: ILMU EKONOMI

PendahuluanPendahuluan

Permasalahan EkonomiPermasalahan Ekonomi - Komoditi apa yg harus diproduksi dan berapa - Komoditi apa yg harus diproduksi dan berapa

banyaknyabanyaknya - Bagaimana komoditi tsb (barang dan jasa) - Bagaimana komoditi tsb (barang dan jasa)

harus diproduksiharus diproduksi - Bagi siapa berbagai komoditi tsb diproduksi- Bagi siapa berbagai komoditi tsb diproduksi Permasalahan ekonomi di atas masuk dalam Permasalahan ekonomi di atas masuk dalam

ruang lingkup teori ekonomi mikro.ruang lingkup teori ekonomi mikro. Permasalahan utama: keinginan tidak terbatas, Permasalahan utama: keinginan tidak terbatas,

tetapi sumberdaya terbatas.tetapi sumberdaya terbatas.

Page 3: ILMU EKONOMI

Analisis permasalahan di atas belum dapat Analisis permasalahan di atas belum dapat menerangkan beberapa masalah lain, seperti: menerangkan beberapa masalah lain, seperti: pengangguran, pertumbuhan lambat, inflasi, dll. pengangguran, pertumbuhan lambat, inflasi, dll. Karena itu diperlukan teori Ekonomi Makro.Karena itu diperlukan teori Ekonomi Makro.

DefinisiDefinisi

Ilmu ekonomi Ilmu ekonomi (economics):(economics): ilmu yang ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam mempelajari perilaku manusia dalam memanfaatkan sumberdaya yang langka untuk memanfaatkan sumberdaya yang langka untuk memenuhi kebutuhan yang alternatif sifatnya.memenuhi kebutuhan yang alternatif sifatnya.

Page 4: ILMU EKONOMI

Ekon. MengumpulkanEkon. Mengumpulkan deskriptif informasideskriptif informasi

Ek. Mikro Menjelaskan Ek. Mikro Menjelaskan Ilmu Ek. Teori hub. antarIlmu Ek. Teori hub. antar ekonomi variabelekonomi variabel Ek. makroEk. makro

Ekon. Menerapkan Ekon. Menerapkan terapan teori untuk men-terapan teori untuk men-

laskan faktalaskan fakta

Page 5: ILMU EKONOMI

Ek. Mikro dan MakroEk. Mikro dan Makro Teori ekonomi dibagi 2 cabang :Teori ekonomi dibagi 2 cabang :

- Teori ekonomi mikro (teori harga)- Teori ekonomi mikro (teori harga)

- Teori ekonomi makro (teori ekon. agregatif)- Teori ekonomi makro (teori ekon. agregatif)

Ekon. Mikro: mempelajari perilaku ekonomi dari Ekon. Mikro: mempelajari perilaku ekonomi dari unit ekonomi secara individual unit ekonomi secara individual (konsumen, produsen, pemilik (konsumen, produsen, pemilik faktor produksi)faktor produksi)

Disebut Teori Harga karena berkaitan dengan Disebut Teori Harga karena berkaitan dengan bekerjanya sistem hargadan bekerjanya sistem hargadan pengaruhnya.pengaruhnya.

Page 6: ILMU EKONOMI

Tujuan Teori Mikro: melatih mengadakan deduksi Tujuan Teori Mikro: melatih mengadakan deduksi tentang perilaku konsumen dan produsen,sebagai tentang perilaku konsumen dan produsen,sebagai unit ekonomi yang kecil, dan untuk memahami unit ekonomi yang kecil, dan untuk memahami alokasi sumber2 ekon. yang ada dalam suatu alokasi sumber2 ekon. yang ada dalam suatu masyarakat ttt. masyarakat ttt.

Ekon. Makro : mempelajari mekanisme bekerjanya Ekon. Makro : mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai suatu keseluruhan perekonomian sebagai suatu keseluruhan (agregatif)(agregatif)

Variabel2: tingkat pendapatan nasional, tingkat Variabel2: tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi RT, kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi RT, saving, investasi, jumlah uang yang beredar, saving, investasi, jumlah uang yang beredar, tingkat harga, tingkat bunga, neraca pembayaran tingkat harga, tingkat bunga, neraca pembayaran internasional, utang Pemerintah, dll.internasional, utang Pemerintah, dll.

Page 7: ILMU EKONOMI

Ekonomi MakroEkonomi Makro

Tujuan Ekon. Makro: mengetahui hukum2 Tujuan Ekon. Makro: mengetahui hukum2 ekon. yang diperlukan untuk dapat ekon. yang diperlukan untuk dapat memecahkan masalah2 ekon. makro.memecahkan masalah2 ekon. makro.

Tujuan Kebijakan Ekon. Makro:Tujuan Kebijakan Ekon. Makro: - Tingkat kesempatan kerja tinggi - Tingkat kesempatan kerja tinggi (full (full

employment)employment) - - Kapasitas produksi yang tinggi (terkait dengan Kapasitas produksi yang tinggi (terkait dengan

pertumbuhan)pertumbuhan) - Tingkat pendapatan nasional yang tinggi - Tingkat pendapatan nasional yang tinggi

(terkait dengan kesejahteraan masyarakat) (terkait dengan kesejahteraan masyarakat)

Page 8: ILMU EKONOMI

- Stabilitas perekonomian: pendapatan, - Stabilitas perekonomian: pendapatan, kesempatan kerja, harga.kesempatan kerja, harga.

- Neraca pembayaran LN yang seimbang- Neraca pembayaran LN yang seimbang

- Distribusi pendapatan yang merata - Distribusi pendapatan yang merata (terkait dengan keadilan sosial)(terkait dengan keadilan sosial)

Hubungan antar variabel MakroHubungan antar variabel Makro

1. Hub. sebab akibat (kausalitas)1. Hub. sebab akibat (kausalitas)

Mis: C = f (Y)Mis: C = f (Y)

Konsumsi merupakan fungsi dari Konsumsi merupakan fungsi dari pendapatanpendapatan

Y = variabel bebasY = variabel bebas

C = variabel terikatC = variabel terikat

Page 9: ILMU EKONOMI

C = a + bYC = a + bY

a = konstanta = konsumsi minimal yang dikeluarkan a = konstanta = konsumsi minimal yang dikeluarkan meskipun tidak memiliki penghasilan.meskipun tidak memiliki penghasilan.

b = b = Marginal Propensity to Consume (MPC)Marginal Propensity to Consume (MPC)

yakni perbandingan antara pertambahan C dengan yakni perbandingan antara pertambahan C dengan pertambahan Y (pertambahan Y (ΔΔ C/∆ Y ) C/∆ Y )

0 0 < b < 1< b < 1

2.Hubungan fungsional2.Hubungan fungsional

Berubahnya variabel yang satu otomatis merubah Berubahnya variabel yang satu otomatis merubah variabel yang lain.variabel yang lain.

Y = C + SY = C + S

Y = C + IY = C + I maka S = Imaka S = I

Page 10: ILMU EKONOMI

- Jika Y dan C tetap, maka S akan Jika Y dan C tetap, maka S akan bertambah sebesar pertambahan Ybertambah sebesar pertambahan Y

- Jika I sedangkan C tetap, maka Y Jika I sedangkan C tetap, maka Y yang diakibatkan meningkatnya Syang diakibatkan meningkatnya S

Teori Makro Klasik dan ModernTeori Makro Klasik dan Moderna.a.Klasik (Adam Smith, Say)Klasik (Adam Smith, Say) - Percaya keampuhan sistem ekonomi - Percaya keampuhan sistem ekonomi

Liberal Liberal (laissez faire) (laissez faire) yng dianggap bisa yng dianggap bisa mensejahterakan masyarakatmensejahterakan masyarakat

- Campur tangan Pem. seminimal - Campur tangan Pem. seminimal mungkinmungkin

Page 11: ILMU EKONOMI

- Dengan laissez faire akan terjadi tingkat ekonomi yang optimal (full employment) dan alokasi yang efisien. Ketidak seimbangan dalam pasar barang, pasar uang, dan pasar tenaga kerja, akan kembali seperti semula.

- Campur tangan Pem. yang disetujui :

+ Menghapus monopoli dan hambatan kelembagaan yang menghalangi fleksibi- litas harga

+ Pengaturan terhadap uang yang beredar

Page 12: ILMU EKONOMI

Kritik:Kritik:- Perkembangan distribusi pendapatan Perkembangan distribusi pendapatan

yang tidak sesuai dengan yang tidak sesuai dengan perkembangan GDP dan tingkat harga, perkembangan GDP dan tingkat harga, sehingga menimbulkan masalah sosial.sehingga menimbulkan masalah sosial.

- Krisis tahun 30-an tidak dapat diatasi Krisis tahun 30-an tidak dapat diatasi dengan mekanisme pasar sehingga dengan mekanisme pasar sehingga perlu campur tangan Pemerintah.perlu campur tangan Pemerintah.

b. Modern (Keynesian)b. Modern (Keynesian) - Sistem - Sistem laissez faire laissez faire harus dihilangkanharus dihilangkan - Pemerintah harus lebih banyak campur - Pemerintah harus lebih banyak campur

tangantangan - Faktor produksi dan kegiatannya masih - Faktor produksi dan kegiatannya masih

dapat dilakukan swasta, tetapi Pem. dapat dilakukan swasta, tetapi Pem. melakukan pengaturan makro.melakukan pengaturan makro.

Page 13: ILMU EKONOMI

- Pemerintah boleh menyerap TK yang Pemerintah boleh menyerap TK yang menganggur meskipun terpaksa harus menganggur meskipun terpaksa harus defisit anggarandefisit anggaran

- Bila terjadi inflasi, Pemerintah harus Bila terjadi inflasi, Pemerintah harus mengurangi anggaranmengurangi anggaran

- Full employment Full employment hanya bisa dicapai hanya bisa dicapai dengan tindakan yang terencana, bukan dengan tindakan yang terencana, bukan sesuatu yang datang sendiri (sesuatu yang datang sendiri (supply create supply create its own demand)its own demand)

- Dalam kaitan dengan pasar uang, tidak Dalam kaitan dengan pasar uang, tidak sependapat dengan Teori Kuantitas MV = PT sependapat dengan Teori Kuantitas MV = PT bahwa perubahan dalam jumlah uang yang bahwa perubahan dalam jumlah uang yang beredar menimbulkan perubahan yang beredar menimbulkan perubahan yang sama terhadap harga.sama terhadap harga.

Page 14: ILMU EKONOMI

Pendapatan NasionalPendapatan Nasional

Ada 4 variabel yang dominan dalam Ekn.Makro:Ada 4 variabel yang dominan dalam Ekn.Makro:

1. Output (Produk Nasional Bruto)1. Output (Produk Nasional Bruto)

2. Kesempatan kerja2. Kesempatan kerja

3. Inflasi3. Inflasi

4. Neraca pembayaran4. Neraca pembayaran Tujuan perekonomian makro:Tujuan perekonomian makro:

- Produk nasional yang tinggi dan laju pertumbuh - Produk nasional yang tinggi dan laju pertumbuh an ekonomi yang cepatan ekonomi yang cepat

Page 15: ILMU EKONOMI

Tujuan perekonomian makro:Tujuan perekonomian makro:

- Produk nasional yang tinggi dan laju - Produk nasional yang tinggi dan laju pertumbuhan ekonomi yang cepatpertumbuhan ekonomi yang cepat

- Kesempatan kerja yang besar dan - Kesempatan kerja yang besar dan tingkat pengangguran yang rendahtingkat pengangguran yang rendah

- Stabilitas harga dalam pasar bebas- Stabilitas harga dalam pasar bebas

- Keseimbangan neraca pembayaran LN - Keseimbangan neraca pembayaran LN dan stabilitas nilai kurs valuta asingdan stabilitas nilai kurs valuta asing

Page 16: ILMU EKONOMI

Penciptaan kondisi:Penciptaan kondisi:- Kebijakan fiskalKebijakan fiskal- Kebijakan moneter, melalui pengendalian jumlah Kebijakan moneter, melalui pengendalian jumlah

uang yang beredar dan mempengaruhi tingkat uang yang beredar dan mempengaruhi tingkat sukubungasukubunga

- Kebijakan pendapatan, dengan membuat Kebijakan pendapatan, dengan membuat pedoman tingkat upah (sukarela) atau pedoman tingkat upah (sukarela) atau pengendalian upah (paksaan)pengendalian upah (paksaan)

- Kebijakan perekonomian LN, melalui kebijakan Kebijakan perekonomian LN, melalui kebijakan perdagangan dan campurtangan atas nilai kurs perdagangan dan campurtangan atas nilai kurs VAVA

Page 17: ILMU EKONOMI

Dalam perekonomian moderen ada 4 Dalam perekonomian moderen ada 4 sektor perekonomian yan terlibat, yakni:sektor perekonomian yan terlibat, yakni:

- Sektor RT - Sektor RT (household sector)(household sector)

- - Sektor Perusahaan Sektor Perusahaan (business sector)(business sector)

- - Sektor Pemerintah Sektor Pemerintah (government sector)(government sector)

- - Sektor Luar negeri Sektor Luar negeri (Foreign sector)(Foreign sector)

Barang dan jasa mengalir dan berputar Barang dan jasa mengalir dan berputar dalam empat sektor tesebut tanpa dalam empat sektor tesebut tanpa berhenti. Inilah yang dinamakan mesin berhenti. Inilah yang dinamakan mesin perekonomian.perekonomian.

Page 18: ILMU EKONOMI

Belanja Nasional, Produk Domestik Bruto dan Produk Nasional Bruto• Barang dan jasa yang dihasilkan sektor

perusahaan dan mengalir ke sektor lain, harus dibayar oleh masing-masing sektor tsb. Pembayaran tersebut dinamakan Belanja atau Pengeluaran Nasional.

• Pengeluaran Nasional (National Expenditure): pembayaran barang dan jasa yang dihasilkan sektor perusahaan;

nilainya sama dengan :

Page 19: ILMU EKONOMI

Produk Domestik Bruto : nilai barang dan jasa Produk Domestik Bruto : nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara dalam yang diproduksi dalam suatu negara dalam jangka waktu tertentujangka waktu tertentu

Produk Nasional Bruto = Produk Domestik Produk Nasional Bruto = Produk Domestik Bruto Bruto dikurangidikurangi Pendapatan Neto terhadap LN Pendapatan Neto terhadap LN

Pendapatan Neto terhadap LN = hasil Pendapatan Neto terhadap LN = hasil penanaman modal di LN penanaman modal di LN dikurangi dikurangi hasil hasil penanaman modal asing di DN penanaman modal asing di DN

PNB PNB (GNP) (GNP) : : salah satusalah satu ukuran kemakmuran ukuran kemakmuran suatu negara suatu negara

Page 20: ILMU EKONOMI

Perhitungan PDB dan PNB ada 2 cara:Perhitungan PDB dan PNB ada 2 cara:

1. Perhitungan atas dasar harga yang berlaku.1. Perhitungan atas dasar harga yang berlaku.

Kelemahan: tidak mungkin mengetahui Kelemahan: tidak mungkin mengetahui pertumbuhan yang sesungguhnyapertumbuhan yang sesungguhnya

2. Perhitungan atas dasar harga konstan, melalui 2. Perhitungan atas dasar harga konstan, melalui indeks harga yang ditetapkan pada satu tahun indeks harga yang ditetapkan pada satu tahun tertentutertentu

Besarnya Pendapatan Nasional dapat menggu - Besarnya Pendapatan Nasional dapat menggu - nakan 3 pendekatan:nakan 3 pendekatan:

1. Pendekatan produksi : menghitung nilai akhir 1. Pendekatan produksi : menghitung nilai akhir barang dan jasa dari semua unit produksibarang dan jasa dari semua unit produksi

Page 21: ILMU EKONOMI

2. Pendekatan pendapatan: mengumpulkan data 2. Pendekatan pendapatan: mengumpulkan data pendapatan semua pemilik sumberdaya, pendapatan semua pemilik sumberdaya, meliputi: upah dan gaji, sewa, bunga, laba.meliputi: upah dan gaji, sewa, bunga, laba.

3. Pendekatan pengeluaran, dengan 3. Pendekatan pengeluaran, dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran dari 4 menjumlahkan seluruh pengeluaran dari 4 sektor perekonomian, yakni RT (konsumsi = sektor perekonomian, yakni RT (konsumsi = C), Perusahaan (investasi = I), Pemerintah C), Perusahaan (investasi = I), Pemerintah (G), Perdagangan LN (selisih ekspor – impor (G), Perdagangan LN (selisih ekspor – impor = X – M)= X – M)

Di Indonesia :Di Indonesia :

- Pendekatan produksi- Pendekatan produksi

- Pendekatan pengeluaran- Pendekatan pengeluaran

Page 22: ILMU EKONOMI

Perhitungan : Perhitungan : (1)Produk Domestik Bruto(1)Produk Domestik Bruto Rp…………Rp………… Pendapatan neto thd LN Pendapatan neto thd LN Rp. ………. (-)Rp. ………. (-)(2) Produk Nasional Bruto (GNP) (2) Produk Nasional Bruto (GNP) Rp. ………..Rp. ……….. PenyusutanPenyusutan Rp………….(-)Rp………….(-)(3) Produk Nasional Neto (NNP) (3) Produk Nasional Neto (NNP) Rp. …………Rp. ………… Pajak tidak langsung Pajak tidak langsung Rp………….Rp………….(-)(-)(4) Pendapatan Nasional (NI) (4) Pendapatan Nasional (NI) Rp. ………..Rp. ……….. dikurangi penjumlahan dari:dikurangi penjumlahan dari: - Keuntungan perush.yg tdk dibagi- Keuntungan perush.yg tdk dibagi - Pajak yg dikenakan Pem.atas - Pajak yg dikenakan Pem.atas keuntungan perusahaankeuntungan perusahaan - Iuran yang dipungut perusahaan- Iuran yang dipungut perusahaan untuk jaminan sosialuntuk jaminan sosial RpRp. …………. …………(-)(-)

Rp. ………..Rp. ………..

Page 23: ILMU EKONOMI

Rp. …………..Rp. ………….. Pembayaran transferPembayaran transfer Rp……………Rp…………… (+) (+)(5) Pendapatan Personal (PI)(5) Pendapatan Personal (PI) Rp. ………….Rp. …………. dikurangidikurangi Pajak perseorangan (pajak penda-Pajak perseorangan (pajak penda- patan, pajak kekayaan, dll) patan, pajak kekayaan, dll) Rp……………Rp…………… (-) (-)(6) Pendapatan disposabel(6) Pendapatan disposabel Rp. ………….Rp. ………….Catatan :Catatan :- Pembayaran transfer terdiri atas:Pembayaran transfer terdiri atas: + Uang pensiun yang dibayarkan+ Uang pensiun yang dibayarkan + Bantuan Pem. (veteran, penderita cacat, + Bantuan Pem. (veteran, penderita cacat,

bencana alam)bencana alam) + Beasiswa+ Beasiswa

Page 24: ILMU EKONOMI

- Pendapatan Personal : semua jenis Pendapatan Personal : semua jenis pendapatan yang diterima oleh penduduk pendapatan yang diterima oleh penduduk suatu negara atau sektor RTsuatu negara atau sektor RT

- Pendapatan Disposabel : pendapatan yang Pendapatan Disposabel : pendapatan yang siap dibelanjakan oleh sektor RT, dan siap dibelanjakan oleh sektor RT, dan sisanya ditabungsisanya ditabung

Page 25: ILMU EKONOMI

Konsumsi, Pendapatan dan Tabungan

Hubungan antara Pendapatan (Y) dengan Konsumsi (C) dan Tabungan (S) dijelaskan oleh Keynes dengan hukum Psychological Law of Consumption

- Bila Y maka C , tetapi tidak sebanyak tambahan pendapatan

- Setiap tambahan kenaikan pendapatan akan digunakan untuk C dan S

- Setiap kenaikan pendapatan jarang menurunkan C dan S

Page 26: ILMU EKONOMI

Contoh Y C S

10 11,5 -1,512 13,0 -1,015 15 -

20 18 225 22 3

Hubungan antara Konsumsi dengan Pendapatan disebut Hasrat Konsumsi (Propensity to Consume) atau Fungsi Konsumsi

Fungsi Konsumsi : fungsi yang menghubungkan laju pengeluaran konsumsi dg tkt pendapatan

Page 27: ILMU EKONOMI

c,sc,s

C

F

B

S

S

D

O Y

22 18

15

13 11,5

10 12 15 20 25

Page 28: ILMU EKONOMI

Garis OBD – Garis OBD – scale line scale line : garis yang : garis yang menunjuk- kan bahwa titik tsb besarnya Y = menunjuk- kan bahwa titik tsb besarnya Y = CC

Titik B – Titik B – break even point break even point : titik yg : titik yg menunjukkan besarnya C =Ymenunjukkan besarnya C =Y

FC – garis fungsi konsumsi :garis yg FC – garis fungsi konsumsi :garis yg menunjuk- kan besarnya konsumsi pada menunjuk- kan besarnya konsumsi pada berbagai tingkat Yberbagai tingkat Y

Daerah FBO : daerah Daerah FBO : daerah dissaving dissaving (utang)(utang)

Daerah DBC: daerah Daerah DBC: daerah saving saving SS – garis fungsi SS – garis fungsi savingsaving : garis yang : garis yang

menunjuk- kan besarnya S pada berbagai menunjuk- kan besarnya S pada berbagai tingkat Ytingkat Y

Page 29: ILMU EKONOMI

Aplikasi dalam PerekonomianTertutup - Sederhana

Tertutup : perek. yg tdk mengenal hub ekon dg negara lain

Sederhana: tdk ada transaksi ekonomi yang melibatkan pemerintah

Bentuk umum Fungsi Konsumsi:

C = a + c Y(1)

a = nilai konstan, yakni besarnya C pd Y sebesar

Nol

Page 30: ILMU EKONOMI

c c = = Marginal Propensity to Consume (MPC),Marginal Propensity to Consume (MPC), yakni: perbandingan antara besarnya yakni: perbandingan antara besarnya ∆∆ C C dengan besarnya dengan besarnya ∆∆ Y Y

c = MPC = c = MPC = ∆∆ C / C / ∆∆ Y Y (2)(2)Angka MPC umumnya Angka MPC umumnya << 1, tetapi 1, tetapi >> 0,5. Yang 0,5. Yang

pasti positifpasti positifMPC MPC <<1: penggunaan 1: penggunaan ΔΔY tdk seluruhnya utk CY tdk seluruhnya utk CMPC MPC >> 0,5 : penggunaan 0,5 : penggunaan ΔΔY sebagian besar Y sebagian besar

digunakan utk Cdigunakan utk C

► Average Propensity to Consume (APC)Average Propensity to Consume (APC) : : perbandingan antara besarnya C pd suatu perbandingan antara besarnya C pd suatu tkt Ytkt Y

APC = C/YAPC = C/Y (3)(3)

Page 31: ILMU EKONOMI

Bila APC dan MPC diketahui, maka persamaan Bila APC dan MPC diketahui, maka persamaan fungsi konsumsi bisa ditentukan, yakni :fungsi konsumsi bisa ditentukan, yakni :

C = (APCC = (APCn n – MPC) Y– MPC) Yn n + MPC. Y + MPC. Y (4)(4)Contoh: Bila Y = Rp.200 T - C = Rp.180 TContoh: Bila Y = Rp.200 T - C = Rp.180 T

dandan Y = Rp.220 T - C = Rp.195 TY = Rp.220 T - C = Rp.195 T

Tentukan: a. Persamaan fungsi CTentukan: a. Persamaan fungsi C b. Letak BEPb. Letak BEP

Jawab : APCJawab : APC200 200 = C/Y = 180/200 = 0,90= C/Y = 180/200 = 0,90

APCAPC220 220 = 195/220= 195/220 MPC = MPC = ΔΔ C / C / ΔΔ Y = 15/20 = 0,75 Y = 15/20 = 0,75

Page 32: ILMU EKONOMI

C = (APCC = (APCn n – MPC) Y– MPC) Ynn + MPC.Y + MPC.Y

= (0,90 – 0,75) 200 + 0,75 Y= (0,90 – 0,75) 200 + 0,75 Y

= (0,15) 200 + 0,75 Y= (0,15) 200 + 0,75 Y

C = 0,75 Y + 30 Jadi C = 0,75 Y + Rp. C = 0,75 Y + 30 Jadi C = 0,75 Y + Rp. 30 T30 T

b. Terjadi BEP bila Y = C atau Y – C = 0b. Terjadi BEP bila Y = C atau Y – C = 0

Y - (0,75 Y + 30 ) = 0Y - (0,75 Y + 30 ) = 0

Y - 0,75Y – 30 = 0Y - 0,75Y – 30 = 0

0,25 Y = 30 maka Y = 1200,25 Y = 30 maka Y = 120

Jadi BEP pada Rp.120 T per tahun Jadi BEP pada Rp.120 T per tahun

Page 33: ILMU EKONOMI

Fungsi Fungsi SavingSaving Saving Saving adalah bagian dari Y yang tidak adalah bagian dari Y yang tidak

dikonsumsidikonsumsi

S = Y – CS = Y – C (5)(5)

Bila dihubungkan dengan persamaan Bila dihubungkan dengan persamaan Fungsi C, maka :Fungsi C, maka :

S = Y – C }S = Y – C }

C = a + cY }C = a + cY }

S = Y – (a + cY)S = Y – (a + cY)

= Y – a – cY= Y – a – cY

S = (1 – c) Y – aS = (1 – c) Y – a

atau atau S = (1 – MPC) Y – aS = (1 – MPC) Y – a (6)(6)

Page 34: ILMU EKONOMI

Contoh: Bila C = 0,75Y + Rp.30 TContoh: Bila C = 0,75Y + Rp.30 T

Hitung dan gambarkan fungsi SavingHitung dan gambarkan fungsi Saving

Jawab: S = (1 - c) Y – aJawab: S = (1 - c) Y – a

= (1 – 0,75) Y – 30= (1 – 0,75) Y – 30

S = 0,25 Y – 30S = 0,25 Y – 30

Mencari titik BEP:Mencari titik BEP:

Y – C = 0Y – C = 0

Y – (0,75 Y + 30) = 0Y – (0,75 Y + 30) = 0

Y – 0,75 Y – 30 = 0Y – 0,75 Y – 30 = 0

0,25 Y = 300,25 Y = 30

Y = 120 Y = 120

Jadi Titik BEP pada Y = Rp. 120 TJadi Titik BEP pada Y = Rp. 120 T

Page 35: ILMU EKONOMI

O Y

C,S

- 30

30

120

S = 0,25 Y - 30

C = 0,75 Y + 30

Page 36: ILMU EKONOMI

Marginal Propensity to Save (MPS)Marginal Propensity to Save (MPS)

MPS : perbandingan antara besarnya MPS : perbandingan antara besarnya ΔΔ S S dengan besarnya dengan besarnya ΔΔ Y Y

s = MPS = s = MPS = ΔΔ S / S / ΔΔ Y Y (7)(7)

Ciri : untuk fungsi S yang berbentuk garis Ciri : untuk fungsi S yang berbentuk garis lurus, besarnya nilai s pada semua tingkat Y lurus, besarnya nilai s pada semua tingkat Y adalah samaadalah sama

Average Propensity to Save (APS)Average Propensity to Save (APS)

APS : APS : perbandingan antara besarnya S perbandingan antara besarnya S dengan besarnya Ydengan besarnya Y

APSAPSn n = S= Sn n / Y/ Ynn (8)(8)

Page 37: ILMU EKONOMI

Hubungan antara MPC dengan MPS dan APC Hubungan antara MPC dengan MPS dan APC dengan APSdengan APS

a. MPC dengan MPSa. MPC dengan MPS

MPC + MPS = 1MPC + MPS = 1 (9)(9)

atau MPC = 1 – MPSatau MPC = 1 – MPS

MPS = 1 - MPCMPS = 1 - MPC

Pembuktian: Y = C + SPembuktian: Y = C + S

ΔΔ Y = Y = ΔΔ C + C + ΔΔ S S

Bila ruas kiri dan kanan masing2 dibagi dg Bila ruas kiri dan kanan masing2 dibagi dg

ΔΔ Y, maka : Y, maka : ΔΔ Y / Y / ΔΔ Y = Y = ΔΔ C + C + ΔΔ S S

ΔΔ Y Y

1 = 1 = ΔΔ C / C / ΔΔ Y + Y + ΔΔ S / S / ΔΔ Y Y

atau 1 = MPC + MPSatau 1 = MPC + MPS

Page 38: ILMU EKONOMI

b. APC dengan APSb. APC dengan APS

APC + APS = 1APC + APS = 1 (10)(10)

atau APC = 1 – APSatau APC = 1 – APS

APS = 1 - APCAPS = 1 - APC

Pembuktian: Y = C + S , maka YPembuktian: Y = C + S , maka Yn n = C= Cn n + S+ Snn

Bila ruas kiri dan kanan masing2 dibagi dg Bila ruas kiri dan kanan masing2 dibagi dg YYnn, maka : , maka : YYnn/ Y/ Yn n = C= Cn n + S+ Snn

YYnn

1 = C1 = Cn n / Y/ Ynn + S + Sn n / Y/ Ynn

1 = APC1 = APCn n + APS+ APSnn

Page 39: ILMU EKONOMI

Contoh: Diketahui C = 0,75 Y + Rp. 20 T Hitung : Fungsi S, APC, APS, MPC dan

MPS untuk berbagai tingkat YTk.Y C S APC APS MPC MPS 0 20 -20 - - - - 20 35 -15 1,75 -0,75 0,75 0,25 40 50 -10 1,25 -0,25 0.75 0,25 60 65 - 5 1,1/12 -1/12 0,75 0,25 80 80 - 1 0 0,75 0,25 100 95 5 0,95 0,05 0,75 0,25 120 110 10 11/12 1/12 0,75 0,25

Page 40: ILMU EKONOMI

Keseimbangan Pendapatan Keseimbangan Pendapatan NasionalNasional

Pendapatan Nasional:Pendapatan Nasional: - Dari segi sumber : Y = C + I- Dari segi sumber : Y = C + I - Dari segi penggunaan : Y = C + S- Dari segi penggunaan : Y = C + S Hubungan C, I, S dan Y digambarkan sbb:Hubungan C, I, S dan Y digambarkan sbb:

CC11 + I + I11 = Y = Y11 : sumber : sumber

YY1 1 = C= C2 2 + S+ S22 : penggunaan : penggunaan

CC22 + I + I22 = Y = Y22

Y2 = C3 + S3 Y2 = C3 + S3 C3 + I3 = Y3 dst. C3 + I3 = Y3 dst.

Bila Y1 =Y2 = Y3 maka Y dlm keadaan ekulibrium Bila Y1 =Y2 = Y3 maka Y dlm keadaan ekulibrium

Page 41: ILMU EKONOMI

• Y yang seimbang : tingkat Y di mana tidak Y yang seimbang : tingkat Y di mana tidak ada kekuatan ekonomi yang memiliki ada kekuatan ekonomi yang memiliki kemampuan untuk mengubahnya; ataukemampuan untuk mengubahnya; atau

Tingkat Y yang setiap kali ada gangguan Tingkat Y yang setiap kali ada gangguan akan kembali ke arah tingkat semula.akan kembali ke arah tingkat semula.

• Keseimbangan disebabkan oleh Keseimbangan disebabkan oleh berimbangnya kekuatan konsumen yang berimbangnya kekuatan konsumen yang membelanjakan pendapatannya dengan membelanjakan pendapatannya dengan produsen yang menghasilkan barang dan produsen yang menghasilkan barang dan jasa.jasa.

• Keseimbangan terjadi bila CKeseimbangan terjadi bila Cp p (barang yg (barang yg diproduksi) = Cdiproduksi) = Ce e (jumlah brg yg ingin dibeli (jumlah brg yg ingin dibeli konsumen). Bila itu terjadi maka S = Ikonsumen). Bila itu terjadi maka S = I

Page 42: ILMU EKONOMI

Bila CBila Cp p > C> Ce e berarti sejumlah barang tidak berarti sejumlah barang tidak terjual sehingga S > I. Produsen terjual sehingga S > I. Produsen mengurangi produksinya dan Y akan mengurangi produksinya dan Y akan berkurang. Berkurangnya Y akan berkurang. Berkurangnya Y akan mengurangi besarnya S dan I secara mengurangi besarnya S dan I secara bersama-sama. Keduanya akan kembali bersama-sama. Keduanya akan kembali pada tingkat semula asalkan S lebih cepat pada tingkat semula asalkan S lebih cepat daripada I.daripada I.

Bila CBila Cpp < C < Cee, penjualan barang akan lebih , penjualan barang akan lebih cepat. Produsen akan menghasilkan cepat. Produsen akan menghasilkan barang lebih banyak maka Y akan naik ke barang lebih banyak maka Y akan naik ke tingkat keseimbangan. tingkat keseimbangan.

Page 43: ILMU EKONOMI

C,C,

C+I

710

650

515

475 650 750

Ce > Cp

E C

Cp > Ce

C + I

Y

[[[

Page 44: ILMU EKONOMI

Titik keseimbangan E tercapai ketika Titik keseimbangan E tercapai ketika pendapatan = 650. Jadi Y = C + I = 650.pendapatan = 650. Jadi Y = C + I = 650.

Y = C + I disebut Pendapatan KeseimbanganY = C + I disebut Pendapatan Keseimbangan Bila Prod.Nas menjadi 750, maka besarnya Bila Prod.Nas menjadi 750, maka besarnya

permintaan adalah 710 sehingga ada permintaan adalah 710 sehingga ada kelebihan 60 (Ckelebihan 60 (Cp p > C> Cee). Pengusaha akan ). Pengusaha akan mengurangi produksi sehingga kembali mengurangi produksi sehingga kembali sama dengan permintaan yakni 650.sama dengan permintaan yakni 650.

Bila produk nasional 475, maka besarnya Bila produk nasional 475, maka besarnya permintaan 515 (Cpermintaan 515 (Cpp << C Cee) sehingga ) sehingga kekurangan 60. Hal ini mendorong kekurangan 60. Hal ini mendorong perusahaan memperluas produksi sampai perusahaan memperluas produksi sampai terjadi titik keseimbangan. terjadi titik keseimbangan.

Page 45: ILMU EKONOMI

Menghitung tingkat pendapatan Menghitung tingkat pendapatan EkuilibriumEkuilibrium

1.1.Saving Invesment Approach (SIA)Saving Invesment Approach (SIA)

S = I : KeseimbanganS = I : Keseimbangan

Y – C = IY – C = I

Y – (a+cY) = IY – (a+cY) = I

Y – a – cY = IY – a – cY = I

Y – cY = a + IY – cY = a + I

Y ( 1 – c) = a + IY ( 1 – c) = a + I

Y = a + IY = a + I

1 – c1 – c

Y = 1 (a + I)Y = 1 (a + I)

1 - c1 - c

Page 46: ILMU EKONOMI

2. Consumption Invesment Approach (CIA)2. Consumption Invesment Approach (CIA)

Y = C + I }Y = C + I }

C = a + cY }C = a + cY }

Y = a + cY + IY = a + cY + I

Y – cY = a + IY – cY = a + I

Y (1 – c) = a + IY (1 – c) = a + I

Y = a + IY = a + I

1 – c1 – c

Y = 1 (a + I)Y = 1 (a + I)

1 - c1 - c

Page 47: ILMU EKONOMI

Diket:Diket:

a. Fungsi C per tahun : C = 0,75 Y + Rp.25 Ta. Fungsi C per tahun : C = 0,75 Y + Rp.25 T

b. Besarnya I per tahun: I = Rp. 60 Tb. Besarnya I per tahun: I = Rp. 60 T

Hitung : - Besarnya Y ekuilibriumHitung : - Besarnya Y ekuilibrium

- Besarnya C ekuilibrium- Besarnya C ekuilibrium

- Besarnya S ekuilibrium- Besarnya S ekuilibrium

Jawab: a. Besarnya Y eq.Jawab: a. Besarnya Y eq.

Y = 1 (a + I)Y = 1 (a + I)

1 – c1 – c

= 1 (25 + 60)= 1 (25 + 60)

1 – 0.751 – 0.75

Page 48: ILMU EKONOMI

= 1 (85)= 1 (85) 0,250,25 = 4 X Rp. 85= 4 X Rp. 85 = Rp. 340 T= Rp. 340 Tb. Besarnya C Eq.b. Besarnya C Eq. C = 0,75 Y + 25C = 0,75 Y + 25 = 0,75 (340) + 25= 0,75 (340) + 25 = Rp. 280 T= Rp. 280 Tc. Besarnya Saving Eq. c. Besarnya Saving Eq. S = Y – CS = Y – C = 340 – 280 = 340 – 280 = Rp. 60 T= Rp. 60 T

Page 49: ILMU EKONOMI

Multiplier Multiplier (Angka pelipat/pengganda)(Angka pelipat/pengganda)

Tingkat keseimbangan Y dapat berubah Tingkat keseimbangan Y dapat berubah bilamana salah satu faktor ( I atau S) bilamana salah satu faktor ( I atau S) karena sesuatu hal berubah, sehingga I karena sesuatu hal berubah, sehingga I tidak sama dengan S. Perubahan itu akan tidak sama dengan S. Perubahan itu akan berlangsung sampai mencapai titik berlangsung sampai mencapai titik keseimbangan barukeseimbangan baru

Keseimbangan baru dapat lebih besar atau Keseimbangan baru dapat lebih besar atau lebih kecil dari sebelumnya, tergantung lebih kecil dari sebelumnya, tergantung perubahan I atau S.perubahan I atau S.

Bila I atau S maka YBila I atau S maka Y Sebaliknya bila I dan S maka Y Sebaliknya bila I dan S maka Y

Page 50: ILMU EKONOMI

Keseimbangan pendapatan nasional tidak Keseimbangan pendapatan nasional tidak selalu menguntungkanselalu menguntungkan

Faktor I lebih sering mengalami Faktor I lebih sering mengalami kegoncangan. Hal itu disebabkan karena I kegoncangan. Hal itu disebabkan karena I banyak dipengaruhi oleh faktor2 : banyak dipengaruhi oleh faktor2 : Pengharapan, dugaan, serta ramalan Pengharapan, dugaan, serta ramalan terhadap perek. Masa mendatang. terhadap perek. Masa mendatang. Sedangkan faktor S lebih bersifat konstan.Sedangkan faktor S lebih bersifat konstan.

Hubungan antara Hubungan antara ΔΔ I dan I dan ΔΔ Y yang Y yang diakibatkan oleh perubahan I tersebut, diakibatkan oleh perubahan I tersebut, dijelaskan dengan konsep Multiplier dijelaskan dengan konsep Multiplier (angka pengganda)(angka pengganda)

Page 51: ILMU EKONOMI

Multiplier adalah bilangan yang harus Multiplier adalah bilangan yang harus dikalikan dengan perubahan I agar dapat dikalikan dengan perubahan I agar dapat mengetahui besarnya perubahan Y yang mengetahui besarnya perubahan Y yang disebabkan oleh perubahan I tersebut; disebabkan oleh perubahan I tersebut; atauatau

Multiplier : angka pelipat yang Multiplier : angka pelipat yang menunjukkan berapa besarnya menunjukkan berapa besarnya ΔΔ Y Y sebagai akibat dari sebagai akibat dari ΔΔ I I

ΔΔ I. k = I. k = ΔΔ Y atau Y atau

k = k = ΔΔ Y / Y / ΔΔ I I (11)(11)

Page 52: ILMU EKONOMI

C,I

A

O

C + I

C1+ I1

Y Y1

B

Page 53: ILMU EKONOMI

Pendapatan Nasional yang seimbang terletak pada Y, dengan rencana konsumsi dan investasi sebesar C + I

Dengan penambahan investasi yang terus menerus, ternyata C + I naik menjadi C1 + I1

sebanyak jarak AB. Pendapatan juga naik dari Y ke Y1 yang besarnya berlipat kali AB

Rumus : k = Δ Y

Δ I

Contoh: Diketahui Fungsi C = 0,75 Y + R.20 T

Pada periode I, besarnya I pertahun 40 T

Pada periode II, besar I per thn 80 T

Page 54: ILMU EKONOMI

Dengan Multiplier, hitunglah besarnya Y Eq. pada Dengan Multiplier, hitunglah besarnya Y Eq. pada periode ke 2periode ke 2

Jawab : k = 1 = 1 = 4Jawab : k = 1 = 1 = 4

1 – c 1 – 0,751 – c 1 – 0,75

Perubahan I = IPerubahan I = I2 2 – I– I1 1 = 80 -40 = 40= 80 -40 = 40

Y eq pada periode I :Y eq pada periode I :

YY1 1 = 1 (a + I)= 1 (a + I)

1 – c1 – c

= 1 (20 + 40)= 1 (20 + 40)

1 – 0,751 – 0,75

= 4 (60) = 240= 4 (60) = 240

Page 55: ILMU EKONOMI

• Y eq pada periode IIY eq pada periode II

YY2 2 = Y= Y1 1 + + ΔΔ I I

= Y= Y1 1 + k. + k. ΔΔ I Ingat : k = I Ingat : k = ΔΔ Y / Y / ΔΔ I I

= 240 + 4 (40)= 240 + 4 (40)

= 400= 400

Proses bekerjanya multiplierProses bekerjanya multiplierPeningkatan I dapat terjadi dalam 2 Peningkatan I dapat terjadi dalam 2

kemungkinan:kemungkinan:

1.1. Terjadi dalam 1 kali saja, kemudian kembali Terjadi dalam 1 kali saja, kemudian kembali pada investasi sebelumnyapada investasi sebelumnya

2.2. Terjadi terus menerus dalam jumlah yang Terjadi terus menerus dalam jumlah yang samasama

Page 56: ILMU EKONOMI

Proses Perubahan Y (dalam C = 0,75 Y + 20)Proses Perubahan Y (dalam C = 0,75 Y + 20)Dengan satu kali perubahanDengan satu kali perubahan

Periode CPeriode C I I Y Y 11 200200 4040 240240

22 200200 4040 24024033 200200 8080 28028044 230230 4040 27027055 222,5222,5 4040 262,5262,566 216,9216,9 4040 256,9256,9

~ ~ 200200 4040 240240

(titik keseimbangan semula) (titik keseimbangan semula)

Page 57: ILMU EKONOMI

Dengan perubahan I secara terus menerusDengan perubahan I secara terus menerus

PeriodePeriode C C I I Y Y

1 1 200200 4040 240240

22 200200 5050 250250

33 207,5207,5 6060 267,5267,5

44 220,6220,6 70 290,670 290,6

55 237,9237,9 80 317,980 317,9

66 258,4258,4 9090 348,4348,4

77 281,3281,3 100 100 381,3381,3

8 8 285,9285,9 100 100 385,9385,9

~ 100 ?~ 100 ?

(titik keseimbangan baru)(titik keseimbangan baru)

Page 58: ILMU EKONOMI

Perubahan jumlah C dan jumlah Perubahan jumlah C dan jumlah SSBesarnya C dan S ditentukan YBesarnya C dan S ditentukan Y

Karena itu bila Y berubah, maka C dan S Karena itu bila Y berubah, maka C dan S juga berubah juga berubah Perubahan CPerubahan C

CC11 = C = C00 + + ΔΔCC

ΔΔ C = MPC. C = MPC. ΔΔY Ingat : MPC = Y Ingat : MPC = ΔΔC/C/ΔΔYY

Jadi CJadi C1 1 = C= C00 + MPC. + MPC. ΔΔYY (13)(13)

Page 59: ILMU EKONOMI

Perubahan SPerubahan S

SS11 = S = S00 + + ΔΔSS

ΔΔS = S = ΔΔS .S .ΔΔY =MPS. Y =MPS. ΔΔY -Ingat MPS Y -Ingat MPS ==ΔΔS/S/ΔΔYY

ΔΔYY

Jadi SJadi S11 = S = S00 + MPS. + MPS. ΔΔYY

Karena MPS + MPC = 1 maka rumus Karena MPS + MPC = 1 maka rumus tsb dapat ditulis menjaditsb dapat ditulis menjadi

SS11 = S = S00 + (1 – MPC) + (1 – MPC) ΔΔYY

Page 60: ILMU EKONOMI

Contoh.Contoh.

Diketahui:Diketahui:

1. Fungsi konsumsi: C = 0,75Y + Rp.20 T1. Fungsi konsumsi: C = 0,75Y + Rp.20 T

2. Pada tahun 1970 besarnya I per tahun Rp. 2. Pada tahun 1970 besarnya I per tahun Rp. 40 T40 T

3. Pada tahun 1971, besarnya I per tahun 3. Pada tahun 1971, besarnya I per tahun Rp.60 TRp.60 T

Soal: Dengan menggunakan Multiplier, Soal: Dengan menggunakan Multiplier, hitunglah:hitunglah:

a. Y equlibrium yang barua. Y equlibrium yang baru

b. C equilibrium yang barub. C equilibrium yang baru

c. S equilibrium yang baruc. S equilibrium yang baru

Page 61: ILMU EKONOMI

JawabanJawabanBesarnya Multiplier InvestasiBesarnya Multiplier Investasi

k = 1 = 1 = 4k = 1 = 1 = 4 1 1 –– c 1 c 1 –– 0,75 0,75

ΔΔI = II = I11 - I - I00 = 60 = 60 –– 40 = 20 40 = 20a. Besarnya Y eq pada tahun 1970 (periode a. Besarnya Y eq pada tahun 1970 (periode

0)0)

YY00 = 1 (a + I) = 1 (a + I) Ingat Rumus (10)Ingat Rumus (10) (1 (1 –– c) c) = 1 (20 + 40)= 1 (20 + 40) 1 1 –– 0,75 0,75 = 4 (60) = 240= 4 (60) = 240

Page 62: ILMU EKONOMI

Besarnya Y eq pada tahun 1971 (periode 1)Besarnya Y eq pada tahun 1971 (periode 1)

YY11 = Y = Y00 + k + k11 . . ΔΔI Ingat : YI Ingat : Y11 = Y = Y00 + + ΔΔYY

ΔΔY = k. Y = k. ΔΔII

= 240 + 4 (20)= 240 + 4 (20)

= 240 + 80 = 320= 240 + 80 = 320

b.b. Konsumsi eq 1970Konsumsi eq 1970

CC00 = 0,75Y + 20 = 0,75Y + 20

= 0,75 (240) + 20= 0,75 (240) + 20

= 180 + 20= 180 + 20

= 200= 200

Page 63: ILMU EKONOMI

Konsumsi eq 1971Konsumsi eq 1971

CC11 = C = C00 + MPC. + MPC. ΔΔY Ingat rumus (13)Y Ingat rumus (13)

= 200 + 0,75 (320 – 240)= 200 + 0,75 (320 – 240)

= 200 + 0,75 (80)= 200 + 0,75 (80)

= 260= 260

c. S eq 1970c. S eq 1970

SS00 = (1 – c) Y – a Ingat Rumus (6) = (1 – c) Y – a Ingat Rumus (6)

= (1 – 0,75) 240 – 20= (1 – 0,75) 240 – 20

= 40= 40

Page 64: ILMU EKONOMI

S eq tahun 1971S eq tahun 1971

SS11 = S = S00 + MPS. + MPS. ΔΔYY Ingat Rumus (14)Ingat Rumus (14)

= 40 + (1 – 0,75) (320 – 240)= 40 + (1 – 0,75) (320 – 240)

= 40 + 0,25 (80)= 40 + 0,25 (80)

= 60= 60

Page 65: ILMU EKONOMI

AcceleratorAcceleratorPsychological Law of Consumption Psychological Law of Consumption menyebutkan menyebutkan bahwa bila Y bertambah maka C juga bahwa bila Y bertambah maka C juga bertambah.Dengan bertambahnya pengeluaran bertambah.Dengan bertambahnya pengeluaran konsumsi maka para pengusaha akan konsumsi maka para pengusaha akan memperluas produksinya. Untuk itu diperlukan memperluas produksinya. Untuk itu diperlukan barang-barang modal atau investasi baru.barang-barang modal atau investasi baru.

Jelas bahwa perluasan investasi terjadi karena Jelas bahwa perluasan investasi terjadi karena ada pertambahan pendapatan dan pertambahan ada pertambahan pendapatan dan pertambahan konsumsi lebih dulu. Proses inilah yang disebut konsumsi lebih dulu. Proses inilah yang disebut Proses Akselerasi, yakni terjadinya investasi baru Proses Akselerasi, yakni terjadinya investasi baru karena adanya pertambahan konsumsi. karena adanya pertambahan konsumsi.

Page 66: ILMU EKONOMI

Investasi yang terjadi karena proses Investasi yang terjadi karena proses akselerasi ini disebut dengan Investasi akselerasi ini disebut dengan Investasi Dorongan Dorongan (induced invesment). (induced invesment). Sedangkan I yang ditentukan oleh faktor Sedangkan I yang ditentukan oleh faktor lain yang mempengaruhi harapan lain yang mempengaruhi harapan pengusaha disebut Investasi Otonom pengusaha disebut Investasi Otonom (autonomous invesment).(autonomous invesment).

Besarnya pertambahan I sebagai akibat Besarnya pertambahan I sebagai akibat dari pertambahan C tergantung pada dari pertambahan C tergantung pada koefisien koefisien accelerator, accelerator, yakni perbandingan yakni perbandingan antara pertambahan I dengan antara pertambahan I dengan pertambahan Cpertambahan C

Acc = Acc = ΔΔI /I /ΔΔCC (15)(15)

Page 67: ILMU EKONOMI

Proses bekerjanya AkseleratorProses bekerjanya AkseleratorSoal : Soal : Selama 5 periode, besarnya investasi otonom Selama 5 periode, besarnya investasi otonom

berturut-turut adalah sama besarnya, berturut-turut adalah sama besarnya, yakni 100. Bilamana besarnya MPC yakni 100. Bilamana besarnya MPC adalah 0,50 dan koefisien akselerator adalah 0,50 dan koefisien akselerator 2, tentukan besarnya kenaikan Y 2, tentukan besarnya kenaikan Y dalam kelima periode tersebut.dalam kelima periode tersebut.

Jawab : I maka YJawab : I maka Y Y maka C sesuai dengan MPC nyaY maka C sesuai dengan MPC nya C menyebabkan I yang tidak C menyebabkan I yang tidak

langsung langsung (induced I)(induced I) yang besarnya yang besarnya tergantung pada Acc. tergantung pada Acc.

Page 68: ILMU EKONOMI

Period I otonom C I dorongan Kenaikan Period I otonom C I dorongan Kenaikan YY

11 100100 - - 100 - - 100

2 2 100 50 100100 50 100 250 250

3 3 100100 125 125 150 150 375 375

44 100 187,5 125100 187,5 125 412,5412,5

5 5 100 206,25 37,5 343,75 100 206,25 37,5 343,75

Keterangan : Keterangan : 1.1. Y menyebabkan C sebesar 100 X MPC = 50Y menyebabkan C sebesar 100 X MPC = 50

2.2. C menyebabkan I dorongan sebesar C menyebabkan I dorongan sebesar ΔΔC X Acc = 50 X 2 = 100 C X Acc = 50 X 2 = 100

3.3. I otonom, kenaikan C dan I dorongan menyebabkan kenaikan Y I otonom, kenaikan C dan I dorongan menyebabkan kenaikan Y sebesar 250sebesar 250

Dst.Dst.

1

23

Page 69: ILMU EKONOMI

Perekonomian Tiga Sektor(Tertutup)Komponen APBN terdiri dari : Penerimaan :

- Pajak

- Bukan pajak (hasil SDA, Laba BUMN, lainnya) Pengeluaran :

- Pengeluaran Konsumsi Pem.(Government Expenditure = Government Purchase)

- Pengeluaran pemerintah (Government Transfer)

Page 70: ILMU EKONOMI

• Pajak Pajak (tax)(tax) : uang atau daya beli yang diserahkan : uang atau daya beli yang diserahkan oleh masy. kepada pem di mana terhadap oleh masy. kepada pem di mana terhadap penyerahan uang atau dayabeli tersebut penyerahan uang atau dayabeli tersebut pemerintah tidak memberikan balas jasa yang pemerintah tidak memberikan balas jasa yang langsunglangsung

Pajak digunakan untuk membiayai Pengel.Pem.Pajak digunakan untuk membiayai Pengel.Pem.

• Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G): semua Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G): semua pengeluaran pemerintah di mana pemerintah pengeluaran pemerintah di mana pemerintah secara langsung menerima balas jasanya. Mis: secara langsung menerima balas jasanya. Mis: gaji PNS, pembelian barang dan jasagaji PNS, pembelian barang dan jasa

• Transfer Pemerintah (Tr) : pengeluaran Transfer Pemerintah (Tr) : pengeluaran pemerintah di mana pemerintah tidak menerima pemerintah di mana pemerintah tidak menerima balas jasa langsung. Mis sumbangan untuk balas jasa langsung. Mis sumbangan untuk bencana alam dan penganggur,uang pensiun, bencana alam dan penganggur,uang pensiun, beasiswa, subsidi BBM,dll.beasiswa, subsidi BBM,dll.

Page 71: ILMU EKONOMI

Konsumsi masyarakat ditentukan oleh tinggi Konsumsi masyarakat ditentukan oleh tinggi rendahnya Y yang siap dibelanjakan rendahnya Y yang siap dibelanjakan (disposable income/takehome income).(disposable income/takehome income).

Pendapatan Nasional Pendapatan Nasional Rp. ……. Rp. …….

Transfer PemerintahTransfer Pemerintah Rp. …….Rp. …….(+)(+)

Rp. …….Rp. …….

PajakPajak Rp. …….(-)Rp. …….(-)

Pendapatan disposabelPendapatan disposabel Rp. ……. Rp. …….

YYdd = Y + T = Y + Trr - T - Txx

Page 72: ILMU EKONOMI

Dalam perek tiga sektor, fungsi Dalam perek tiga sektor, fungsi

C = a + cYC = a + cY diganti dengan diganti dengan C = a + cYC = a + cYdd

Karena YKarena Yd d = Y + T= Y + Trr - T - Txx maka maka

C = a + c (Y + TC = a + c (Y + Trr – T – Txx) ) atau C = a + cY + c Tatau C = a + cY + c Trr – c T – c Txx

Sedangkan fungsi S menjadi:Sedangkan fungsi S menjadi:

S = YS = Ydd – C – C

= Y= Ydd – (a + c Y – (a + c Ydd ) )

= Y= Ydd – a – c Y – a – c Ydd

S = (1 – c) Yd – a S = (1 – c) Yd – a

atau atau S = (1 – c) (Y + TS = (1 – c) (Y + Trr – T – Txx ) - a ) - a

Page 73: ILMU EKONOMI

Tugas.Tugas.

Diketahui C = 0,75 YDiketahui C = 0,75 Ydd + 20 M + 20 M

TTrr = Rp.40 M = Rp.40 M

TTxx = Rp.20 M = Rp.20 M

Carilah : 1. Fungsi C sebelum TCarilah : 1. Fungsi C sebelum Trr dan T dan Txx

2. Fungsi C sesudah T2. Fungsi C sesudah Trr tetapi sebelum T tetapi sebelum Txx

3. Fungsi C sesudah T3. Fungsi C sesudah Txx tetapi sebelum T tetapi sebelum Trr

4. Fungsi C sesudah T4. Fungsi C sesudah Trr dan sesudah T dan sesudah Txx

5. Fungsi S sesudah T5. Fungsi S sesudah Trr dan sesudah T dan sesudah Txx

Page 74: ILMU EKONOMI

Jawaban

1. C sebelum Tr dan sebelum Tx

C = 0,75 Yd + 20

= 0,75 (Y + Tr – Tx) + 20

= 0,75 (Y + 0 – 0) + 20

= 0,75 Y + 20

2. C sesudah Tr dan sebelum Tx

= 0,75 ( Y + 40 – 0) + 20

= 0,75 Y + 30 – 0 + 20

= 0,75 Y + 50

Page 75: ILMU EKONOMI

3. C sesudah T3. C sesudah Txx tetapi sebelum T tetapi sebelum Trr

C = 0,75 (Y + 0 – 20) + 20C = 0,75 (Y + 0 – 20) + 20

= 0,75 Y + 0 – 15 + 20= 0,75 Y + 0 – 15 + 20

= 0,75 Y + 5= 0,75 Y + 5

4. C sesudah T4. C sesudah Trr dan sesudah T dan sesudah Txx

C = 0,75 (Y + 40 – 20) + 20C = 0,75 (Y + 40 – 20) + 20

5. S sesudah T5. S sesudah Trr dan sesudah T dan sesudah Txx

S = (1 - c) (Y + TS = (1 - c) (Y + Trr - T - Txx ) – a ) – a

= (1 – 0,75) ( Y + 40 -20 ) -20= (1 – 0,75) ( Y + 40 -20 ) -20

= 0,25 Y - 15= 0,25 Y - 15

Page 76: ILMU EKONOMI

Pendapatan Nasional EkulibriumPendapatan Nasional Ekulibrium Y = C + I + GY = C + I + G

C = a + c YC = a + c Ydd

YYdd = Y + T = Y + Trr – T – Tx x

Y = C + I + GY = C + I + G

= a + c Y= a + c Yd d + I + G+ I + G

= a + c (Y + T= a + c (Y + Trr – T – Txx) + I + G) + I + G

= a + cY + c T= a + cY + c Trr – c T – c Txx + I + G + I + G

Y-cY = a + cTY-cY = a + cTr r – cT– cTx x + I + G+ I + G

(1 – c) Y = a + cT(1 – c) Y = a + cTr r – cT– cTxx + I + G + I + G

Y = a + c TY = a + c Trr – c T – c Tx x + I + G+ I + G 1 - c1 - c

Page 77: ILMU EKONOMI

Perekonomian TerbukaPerekonomian Terbuka

Y = C + I + X - MY = C + I + X - MY = C + SY = C + SC + S = C + I + X – M atau C + S = C + I + X – M atau S + M = I + XS + M = I + X

Jadi syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka Jadi syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka bukan lagi S = Ibukan lagi S = I

S = SS = S00 + s Y S + s Y S00 = besarnya S pd Y sebesar 0 = besarnya S pd Y sebesar 0 s = MPS = s = MPS = ΔΔ S/ S/ ΔΔYY

M = MM = M00 + m Y M + m Y M00 = besarnya M pd Y sebesar 0 = besarnya M pd Y sebesar 0 m = m = ΔΔ M / M / ΔΔ Y Y

Page 78: ILMU EKONOMI

SS00 + s Y + M + s Y + M00 + m Y = I + X + m Y = I + X a Y + m Y = I + X – Sa Y + m Y = I + X – S00 – M – M00

Y (s + m) = I + X – SY (s + m) = I + X – S00 – M – M00

Y = I + X – SY = I + X – S00 – M – M00

s + ms + mTugas.Tugas.Contoh: Diketahui S = - 40 + 0,3 YContoh: Diketahui S = - 40 + 0,3 Y

M = 20 + 0,2 YM = 20 + 0,2 Y Pengeluaran I = 280Pengeluaran I = 280 Pengeluaran X = 100Pengeluaran X = 100

Hitunglah : Y eq, S eq, M eq, C eq, dan Hitunglah : Y eq, S eq, M eq, C eq, dan kondisi neraca perdagangankondisi neraca perdagangan

Page 79: ILMU EKONOMI

Jawaban :Jawaban :

(a) Pendapatan nasional ekuilibrium(a) Pendapatan nasional ekuilibrium

I + X – SI + X – S0 0 - M- M00

Y = Y =

s + ms + m

= 280 + 100 + 40 – 20 = 800= 280 + 100 + 40 – 20 = 800

0,3 + 0,2 0,3 + 0,2

(b) S eq = -40 + 0,3 Y = -40 + 0,3 X 800(b) S eq = -40 + 0,3 Y = -40 + 0,3 X 800

= -40 + 240 = 200= -40 + 240 = 200

(c) M eq = 20 + 0,2 Y = 20 + 0,2 X 800(c) M eq = 20 + 0,2 Y = 20 + 0,2 X 800

= 20 + 160 = 600 = 20 + 160 = 600

Page 80: ILMU EKONOMI

(d) C eq (d) C eq

Y = C + I + X – MY = C + I + X – M

800 = C + 280 + 100 - 180800 = C + 280 + 100 - 180

C = 800 – 200 = 600C = 800 – 200 = 600

atauatau

C = Y – SC = Y – S

= 800 – 200 = 600= 800 – 200 = 600