ILMU dasar keperawatan (Idk) ii Web viewUraikanlah soal dibawah ini dengan baik dan menggunakan...
Transcript of ILMU dasar keperawatan (Idk) ii Web viewUraikanlah soal dibawah ini dengan baik dan menggunakan...
November 10, 2012 [ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK) II]
TUGAS IDK II
A. Petunjuk
1. Uraikanlah soal dibawah ini dengan baik dan menggunakan referensi yang jelas.
2. Berpedoman pada ilmu sosial, ilmu politik dan filsafat yang telah Anda peroleh.
3. Tidak boleh ada plagiat dalam pembuatan jawaban soal ini, karena jika ditemukan
unsur plagiat, maka digagalkan.
4. Minimal referensi 5 buah.
5. Waktu 1 minggu dikirimkan ke email (kumpul tanggal 10 November 2012, pukul
23.59 WIB).
B. Soal
1. Buatkanlah mapping hubungan antara keilmuan keperawatan dengan ilmu sosial,
politik dan filsafat.
2. Mengapa perawat harus mempelajari ilmu politik dan sosial....???
Jelaskan beserta contoh!
3. Uraikanlah filosofi munculnya ilmu keperawatan dan diakuinya keperawatan
sebagai suatu profesi dalam ilmu kesehatan.
B11 FKep UNAND Padang | Tugas Pengganti Ujian IDK II | Nola Asril | 1110324031|Dosen: Rika Sabri, M. Kep., Sp. Kom
1 of 14
November 10, 2012 [ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK) II]
PEMBAHASAN
1. Mapping hubungan antara keilmuan keperawatan dengan ilmu sosial, politik
dan filsafat adalah sebagai berikut.
Keterangan:
Pohon = Filsafat.
Akar = Keilmuan Keperawatan
Batang pohon = Politik
Dedaunan = Ilmu Sosial
Buah = Hasil
Analisa Penulis:
Jika FILSAFAT diibaratkan sebatang pohon, yang menjadi akar dari keperawatan
adalah KEILMUAN KEPERAWATAN. Kenapa? karena KEILMUAN
KEPERAWATANlah yang menyerap sari2 ilmu dari bumi, kemudian didistribusikan
(aplikasikan) ke masyarakat global melalui ILMU SOSIAL dengan perantara ILMU
B11 FKep UNAND Padang | Tugas Pengganti Ujian IDK II | Nola Asril | 1110324031|Dosen: Rika Sabri, M. Kep., Sp. Kom
2 of 14
Filsafat
Keilmuan Keperawatan
Ilmu Sosial
Politik
Hasil
November 10, 2012 [ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK) II]
POLITIK sebagai seni ilmu yang mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan,
sehingga membuahkan HASIL dalam bentuk pelayanan kesehatan yang profesional.
Berdasarkan Teori:
Seorang ahli filsafat beraliran rasionalisme, Rene Descartes (1596-1650),
menganalogikan “filsafat itu laksana pohon” sebagai simbol sesuatu yang kokoh dan masih
bisa tumbuh dan berkembang (Sarwoko, 2008, hal. 3). Keperawatan adalah profesi yang
berorientasi pada pelayanan kesehatan profesional berlandaskan ilmu dan kiat keperawatan
dengan memperhatikan aspek biopsikososio kultural dan spiritual klien secara
komprehensif (Hidayat, 2008, hal. 14). Filsafat dapat dijadikan panduan di dalam keilmuan
keperawatan. Dengan demikian, filsafat dapat menjawab pertanyaan keperawatan seputar:
Siapakah perawat?
Dari manakah keperawatan berasal?
Hendak kemanakah tujuan keperawatan? (Sarwoko, 2008, hal. 3).
Ilmu merupakan dasar untuk memberikan pelayanan optimal oleh perawat kepada
kliennya, sehingga keilmuan keperawatan dapat diibaratkan akar pada mapping tersebut.
Kemudian, apa hubungannya dengan politik?? Mari kita kupas dulu defenisi politik, yaitu
“usaha mencapai suatu tatanan sosial yang baik dan berkeadilan sebagai latar belakang
untuk mencapai tujuan” (Merkl, n.d dikutip dari Budiardjo, 2008, hal. 15). Jadi, hubungan
keilmuan keperawatan dengan politik dapat terjawab dengan 5W dalam kebijakan politik
keperawatan (Mason dkk., 2012, hal. 8) sebagai berikut.
a. Who?
Siapa yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kebijakan sosial?
PERAWAT
b. Where?
Di lingkungan yang bagaimana perawat dapat mempengaruhi kebijakan?
1) Di tempat kerja dan di ketenagaan kerja.
2) Di pemerintahan.
3) Di lembaga-lembaga dan kelompok tertentu.
4) Di komunitas.
B11 FKep UNAND Padang | Tugas Pengganti Ujian IDK II | Nola Asril | 1110324031|Dosen: Rika Sabri, M. Kep., Sp. Kom
3 of 14
November 10, 2012 [ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK) II]
c. What?
Apa contoh strategi yang digunakan perawat untuk mempengaruhi kebijakan?
1) Menganalisa politik.
2) Mengetahui isu-isu yang ada.
3) Memberrikan kesaksian.
4) Menulis surat kepada editor.
5) Membuat donasi kampanye.
6) Berpartisipasi menjadi aktifis dalam suatu komunitas.
7) Hubungi pembuat kebijakan.
8) Mengikuti liputan media.
9) Melakukan penelitian untuk membuat bukti.
10) Membentuk kebijakan dengan bukti.
11) Memperoleh kesepakatan untuk posisi berpengaruh.
12) Kuncinya adalah melobi individu.
13) Bergabung dengan kelompok berpengaruh.
14) Mencalonkan diri untuk dipilih.
15) Mengidentifikasi masalah kebijakan dan menganalisis solusi.
16) Mempublikasikan artikel.
17) Menjadi dewan.
18) Mengidentifikasi peristiwa dengan terfokus.
19) Mengidentifikasi tujuan.
20) Menilai kelayakan politik.
21) Mengidentifikasi pendukung dan non-pendukung.
22) Menjadi relawan pada kampanye.
23) Mempersiapkan pembahasan masalah.
24) Menilai siapa yang akan menguntungkan atau merugikan.
d. When?
Kapan perawat bertindak untuk mempengaruhi kebijakan?
1) Ketika masalah sosial atau kesehatan membutuhkan perbaikan.
2) Ketika berfokus pada peristiwa yang terjadi.
3) Ketika siap untuk berada di lingkungan politik
B11 FKep UNAND Padang | Tugas Pengganti Ujian IDK II | Nola Asril | 1110324031|Dosen: Rika Sabri, M. Kep., Sp. Kom
4 of 14
November 10, 2012 [ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK) II]
4) Ketika suasana bangsa (atau lokal) mendukung perubahan.
5) Ketika ada kesempatan yang dapat diidentifikasi.
6) Ketika kebijakan memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan.
e. Why?
Kenapa perawat harus bertindak untuk mempengaruhi kebijakan politik?
1) Untuk meningkatkan kesehatan manusia.
2) Untuk meningkatkan akses ke perawatan.
3) Untuk meningkatkan keamanan perawatan.
4) Untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
5) Untuk menghapus kesenjangan dalam perawatan.
6) Untuk mengurangi biaya perawatan.
Sementara itu, hubungan keilmuan keperawatan dengan ilmu sosial (Noorkasiani dkk.,
2009, hal. 1-2), dapat dirinci melalui bagan berikut.
B11 FKep UNAND Padang | Tugas Pengganti Ujian IDK II | Nola Asril | 1110324031|Dosen: Rika Sabri, M. Kep., Sp. Kom
5 of 14
Keilmuan keperawatan Ilmu sosial
Proses sosial
Asuhan keperawatan
Persamaan dengan orang lain, tetapi memiliki sifat
khas untuk diri sendiri
Interaksi sosial
Aktifitas-aktifitas sosial
Hubungan sosial yang dinamis
Antar individu Antar kelompok
manusia Antara individu
dengan kelompok
Pengkajian (wawancara)
Penerapan ilmu pengetahuan keahlian di bidang lain,
misalnya kedokteran, gizi, farmasi, dll.
November 10, 2012 [ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK) II]
2. Alasan mengapa perawat harus mempelajari ilmu politik dan sosial disertai
contoh, yaitu:
Perawat merupakan the big organization yang bargaining (bekerja sama) dengan
berbagai pihak, sehingga diperlukan pemahaman tentang bagaimana cara mempengaruhi
kebijakan publik agar perawat tidak kewalahan oleh kompleksitas kebijakan publik. Cara
mempengaruhi yang dimaksud adalah dirujuk oleh keberadaan politik. Politik adalah
sarana untuk mencapai tujuan akhir yang berhubungan dengan kebijakan publik (Yusran,
2011). Ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari modern national state yang
mencakup institusi, hukum dan proses (Surbakti, 2009).
Alasan mengapa perawat harus mempelajari ilmu politik, yaitu:
a. Agar kepentingan-kepentingan pribadi dapat terwujudkan, terutama bagi
klien/keluarga klien untuk memberikan pengaruh-pengaruh yang positif bagi
kesehatannya (Yusran, 2011).
Contoh:
Saat pemberian obat pada klien, perawat memodifikasi lingkungan sebagai bentuk
“cara mempengaruhi” agar klien mau meminum obat tepat waktu sesuai prinsip
sepuluh benar pemberian obat.
b. Sebagai peluang perawat untuk menerapkan dan meningkatkan hukum dan
membentuk respon lokal untuk mempertahankan hak-hak anggota profesi (Mason
dkk., 2012, hal. 2).
Contoh:
Di Indonesia, beban perawat sering ditemukan overload dan tuntutan untuk melakukan
tindakan-tindakan medis yang tidak seharusnya menjadi tanggung jawab perawat
masih dianggap wajar, beberapa diantaranya: melakukan tindakan invasif,
B11 FKep UNAND Padang | Tugas Pengganti Ujian IDK II | Nola Asril | 1110324031|Dosen: Rika Sabri, M. Kep., Sp. Kom
6 of 14
KolaboratifAnggota tim kesehatan
Klien/keluarga klien
November 10, 2012 [ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK) II]
memperbaiki kloset, menghitung bill, mengantar jemput obat, dan sebagainya;
sehingga menimbulkan kesan bahwa perawat itu multitalenta, serba bisa istilah
awamnya. Hal ini dapat mengakibatkan perawat lalai untuk mengimplementasikan
asuhan keperawatan termasuk dokumentasi dan sejenisnya. Apabila kelalaian
berakibat kesalahan atau fatal, orang yang pertama disalahkan adalah perawat, padahal
diantara tindakan tersebut sebelumnya ada yang sudah didelegasikan. Tidak sedikit
yang ditemukan perawat dipenjarakan atas tuduhan malpraktik. Ini tidak akan terjadi
apabila perawat belajar ilmu politik dan mengerti dengan politik, sehingga RUU
keperawatan menjadi lebih mudah disahkan menjadi Undang-Undang keperawatan.
Sebagai seorang mahasiswa bisa melalui kegiatan organisasi mahasiswa, sedangkan
bagi profesi perawat itu sendiri dapat ditempuh dengan cara mencalonkan diri menjadi
anggota dewan, mensosialisasikan sosok seorang perawat dengan menjadi aktifis di
sebuah LSM atau komunitas tertentu, dan sebagainya (Alfitri, 2012 dan Yusran,
2011).
c. Untuk mempengaruhi kebijakan publik (Yusran, 2011).
Contoh:
Dewasa ini ditemukan STIKes menjamur di Indonesia, menimbulkan wacana tentang
akreditasi yang tidak jelas (Diknas vs Menkes). Tenaga keperawatan Indonesia (54
orang) yang bekerja di Kwait pernah dideportasi hanya karena meragukan kompetensi
dan legalitimasi ijazah perguruan tinggi para tenaga perawat tersebut, padahal dari segi
skill dan knowledge, perawat Indonesia tidak kalah dengan perawat dari negara
lainnya. Ini tidak seharusnya terjadi bila perawat mengerti politik sehingga mampu
mengubah kebijakan selama ini dengan membentuk kounsil-kounsil, mengevaluasi
izin dan akreditasi STIKes yang ada, mengadakan unjian nasional keperawatan
Indonesia tanpa akreditasi dualisme.
Menurut Pujiraharj (2011), “ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari
tindakan/perilaku di dalam masyarakat. Perilaku sosial terjadi di alam fisik nyata/dilakukan
dan yang diucapkan oleh orang-orang secara nyata/kongkrit”. Perawat perlu mempelajari
ilmu sosial untuk memecahkan permasalahan sosial/anomali yang holistik dengan
mereferensi kepada kebudayaan. Masalah sosial yaitu ketidakseimbangan/suatu keadaan
B11 FKep UNAND Padang | Tugas Pengganti Ujian IDK II | Nola Asril | 1110324031|Dosen: Rika Sabri, M. Kep., Sp. Kom
7 of 14
November 10, 2012 [ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK) II]
dianggap tidak normal karena meresahkan sosial/masyarakat sehingga harus dicarikan
solusinya.
Dalam ilmu sosial, perawat dapat mengetahui diantaranya hal-hal sebagai berikut.
a. Wujud budaya
1) Pemikiran, gagasan, ide-ide dan norma.
2) Tindakan/perilaku yang terpola.
Contoh:
Pemilihan warna. Di Minangkabau, warna biru sering dipanggil warna hijau,
padahal ini 2 warna yang jelas berbeda.
3) Benda budaya (benda yang dimaknai oleh disekeliling yang memilikinya).
Contoh:
Batu ponari, dianggap keramat dan dipercaya dapat menyembuhkan segala
macam penyakit oleh sebagian orang.
b. Bentuk keluarga di dunia mulai dari yang paling primitif:
1) Promis quited (tidak memiliki kejelasan struktur).
2) Matrilineal (berdasarkan garis keturunan ibu).
Contoh: Masyarakat Minangkabau.
3) Patrilineal.
4) Parenteral.
c. Unsur kebudayaan
1) Bahasa.
2) Sistem pengetahuan.
3) Organisasi sosial/kekerabatan.
4) Sistem peralatan hidup dan teknologi.
5) Sistem mata pencaharian hidup.
6) Sistem religi.
7) Kesenian
Contoh:
Di Papua Nugini, ada salah satu suku yang berkepercayaan bahwa orang yang
meninggal otaknya harus dimakan. Perempuan yang satu garis keturunan (matrilineal)
harus makan otak teersebut, yang lain memakan daging atau bagian tubuh lainnya.
B11 FKep UNAND Padang | Tugas Pengganti Ujian IDK II | Nola Asril | 1110324031|Dosen: Rika Sabri, M. Kep., Sp. Kom
8 of 14
November 10, 2012 [ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK) II]
Kalau tidak dimakan, ada yang merasa bersalah. Kemudian ditemukan penyakit gila
massal yang berakhir dengan meninggal. Setelah diteliti, ternyata otak orang
meninggal yang dimakan itulah penyebabnya, ada apakah diotak tersebut?! secara
pasti, belum diketahui. Namun hasil kajian sementara didapat penyakit yang dikenal
dengan nama penyakit kuru’ ini merupakan sejenis kanker otak masif (banyak yang
terinfeksi) yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, gejalanya gila, lalu
meninggal. Ilmu medis ataupun ilmu keperawatan, tidak mampu menemukan jawaban
dari penyakit kuru’ tersebut, butuh kajian ilmu sosial sehingga inti permasalahan dapat
terungkap.
d. Simbol
Suatu kesepakatan bersama tentang suatu hal oleh masyarakat itu sendiri yang
memiliki kebudayaan dalam menggambarkan sesuatu.
Contoh:
Orang Mentawai disimbolkan dengan abak (perahu), lading sagu, tengkorak kepala
babi di depan rumah (semakin banyak artinya orang tersebut semakin kaya).
1) Simbol konstitutif
Berasal dari dogmatis (ajaran yang diyakini kebenarannya) agama maupun
kepercayaan/religi.
Contoh:
Orang yang bom bunuh diri karena sudah didogma kalau itu BENAR.
2) Simbol kognitif
Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang dibangun melalui hubungan
dengan masyarakat yang menggambarkan suatu hal.
Contoh:
Vaksin meningitis dari lemak babi.
3) Simbol evaluatif
Penilaian dari dua simbol sebelumnya.
Contoh:
“Kalau saya begini, maka akan begini..”
4) Simbol estetis
B11 FKep UNAND Padang | Tugas Pengganti Ujian IDK II | Nola Asril | 1110324031|Dosen: Rika Sabri, M. Kep., Sp. Kom
9 of 14
November 10, 2012 [ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK) II]
Keindahan, biasanya untuk pajangan.
Contoh:
Kapalo jamba pada masyarakat Minangkabau.
e. Pranata/struktur sosial
Semakin kompleks masyarakat, semakin rumit struktur sosialnya, tergantung dari tipe
masyarakatnya.
f. Sub budaya rumah sakit.
Semua profesi mempunyai aturan-aturan, tangung jawab masing-masingdan tidak
akan bisa berdiri sendiri.
3. Filosofi munculnya ilmu keperawatan dan diakuinya keperawatan sebagai suatu
profesi dalam ilmu kesehatan.
a. Filosofi Munculnya Ilmu Keperawatan Di Dunia
Munculnya keperawatan itu sendiri sudah diawali sejak pertama kali manusia
diciptakan dengan naluri untuk merawat diri sendiri sebagaimana yang tercermin pada
seorang ibu. Naluri sederhana dalam memelihara kesehatan yaitu menyusui anaknya.
Kemudian dikenal animisme, dimana sakit itu berasal dari kekuatan roh jahat, sehingga
peratan berorientasi pada fisik untuk menghilangkan pengaruh jahat. Selanjutnya, muncul
kepercayaan terhadap dewa-dewa. Sakit dipersepsikan kemarahan para dewa, sehingga
kuil-kuil pemujaan menjadi tempat orang sakit meminta kesembuhan. Keperawatan terus
berkembang dengan adanya diakones dan philantrop yang merupakan suatu kelompok
wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit melalui
kelompok kasih sayang yang anggotanya menjauhkan diri dari keramaian dunia dan
mengabdikan hidupnya untuk perawatan orang sakit, berkembanglah rumah-rumah
perawatan dan mulailah tahap awal perkembangan ilmu keperawatan (Hidayat, 2008, hal.
15).
Memasuki zaman agama, persepsi mulai bergeser kea rah spiritual dimana sakit
merupakan dosa/kutukan Tuhan, yang mengobati si sakit adalah pemimpin agama,
sementara perawat dianggap sebagai budak/pembantu pemimpin agama (Hidayat, 2008,
hal. 15).
B11 FKep UNAND Padang | Tugas Pengganti Ujian IDK II | Nola Asril | 1110324031|Dosen: Rika Sabri, M. Kep., Sp. Kom
10 of 14
November 10, 2012 [ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK) II]
Agama Nasrani banyak membentik diakones, sebuah organisasi wanita yang
mengunjungi orang sakit sedangkan laki-laki melakukan perawatan untuk menguburkan
bayi yang meninggal, berdiri lah Monatic Hospital di Roma yang digunakan untuk
merawat orang sakit, orang cacat, miskin dan yatim piatu. Berkembangnya agama Islam di
benua Asia, tepatnya Asia Tenggara, ditandai dengan keberhasilan Nabi Muhammad SAW
dalam menyebarkan Islam yang diikuti dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti
ilmu pasti, kimia, kesehatan dan obat-obatan. Sebagaimana dalam Al-Qur’an dituliskan
pentingnya menjaga kebersihan diri, makanan, lingkungan, dan sebagainya. Perkembangan
tersebut melahirkan seorang tokoh keperawatan bernama Rufaidah (Hidayat, 2008, hal. 15-
16).
Permulaan abad ke-21, spektrum keagamaan mulai beralih ke faktor kekuasaan karena
masa perang terjadi eksplorasi alam sehingga pengetahuanpun berkembang pesat. Sebelum
perang dunia kedua, muncul tokoh keperawatan Florence Nightingale (1820-1910)
menyadari pentingnya sekolah bagi perawat, ia mengembangkan pendidikan perawat, jam
kerja dan mempertimbangkan pendapat perawat. Pada masa perang dunia kedua, timbul
prinsip cinta kasih sesama manusia yang saling membutuhkan (Hidayat, 2008, hal. 16).
Florence dalam merintis profesi keperawatan diawali denganmembantu para korban
akibat perang krim (1854-1856) antara Roma dan Turki yang dirawat di sebuah barak
rumah sakit (scutori), akhirnya berdiri Rumah Sakit Thomas di London dan sekola
perawatan dengan nama Nightingle Nursing School (Hidayat, 2008, hal. 16).
Pasca perang dunia kedua, tuntutan perawat makin meningkat. Upaya-upaya dalam
tindakan pelayanan kesehatan seperti kuratif, preventif dan promotif serta kebijakan
Negara tentang peraturan sekolah perawat mulai berkembang dengan pesat. Tahun 1948,
perawat diakui sebagai profesi dan mendapat penghargaan atas tanggungjawabnya
terhadap tugasnya (Hidayat, 2008, hal. 16-17).
Tahun 1950, perkembangan keperawatan mulai tampak khususnya penataan pada
sistem pendidikan. Hal ini terbukti dengan dimulainya pendidikan setingkat master dan
doktoral di Amerika. Kemudian berkembang proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Hidayat, 2008,
hal. 16-17).. Beberapa perkembangan selanjutnya, yaitu:
1) Peplau (1952) : Teori interpersonalsebagai dasar perawatan
B11 FKep UNAND Padang | Tugas Pengganti Ujian IDK II | Nola Asril | 1110324031|Dosen: Rika Sabri, M. Kep., Sp. Kom
11 of 14
November 10, 2012 [ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK) II]
2) Orlando (1961) : Teori komunikasi sebagai dasar perawatan
3) Roy (1970) : Teori adaptasi sebagai dasar perawatan
4) Johnson (1961) : Stabilitas sebagai tujuan perawatan
5) Rogers (1970) : konsep manusia yang unik
6) King (1971) : Proses transaksi perawat-klien
b. Filosofi Munculnya Ilmu Keperawatan Di Indonesia
Perkembangan keperawatan di Indnesia dipengaruhi oleh colonial penjajahan Jepang,
Belanda dan Inggris. Sebelum merdeka, pada masa penjajahan Belanda, Indonesia disebut
sebagai verpleger dibantu oleh zieken oppaser sebagai penjaga orang sakit, perawat
tersebut pertama kali bekerja di rumah sakit Binnen Hospital di Jakarta (1799) untuk staf
dan tentara Belanda, lalu terbentuk dinas kesehatan tentara dan dinas kesehatan rakyat
(Hidayat, 2008, hal. 17).
Di masa kekuasaan Raffles, penjajahan Inggris, kesehatan rakyat diperhatikan dengan
motto “kesehatan adalah milik manusia”. Pada saat itu, dimulai usaha pengadaan
pencacaran secara umum, membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa dan
memperhatikan kesehatan para tawanan (Hidayat, 2008, hal. 17).
Pada masa kemerdekaan (1949), telah banyak rumah sakit yang didirikan serta balai
kesehatan. Tahun 1952 didirikan sekolah perawat, tahun 1962 dibuka pendidikan
keperawatan setara diploma, tahun 1985 untuk pertama kalinya dibuka Program Studi Ilmu
Keperawatan di Universitas Indonesia, berlanjut menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan
setingkat S1 yang mulai didirikan di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan lain-lain
(Hidayat, 2008, hal. 17-18).
c. Keperawatan Sebagai Profesi
Keperawatan sebagai profesi disejajarkan dengan profesi dokter, apoteker, dokter gigi,
dan sebagainya (Hidayat, 2008, hal. 21-22). Tetapi, untuk dipandang sebagai profesi,
keperawatan harus melengkapi syarat sebagai berikut.
1) Landasan ilmu pengetahuan yang jelas (scientific nursing).
a) Mamiliki cabang ilmu keperawatan, diantaranya ilmu keperawatan dasar yang
terdiri dari:
B11 FKep UNAND Padang | Tugas Pengganti Ujian IDK II | Nola Asril | 1110324031|Dosen: Rika Sabri, M. Kep., Sp. Kom
12 of 14
November 10, 2012 [ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK) II]
Konsep dasar keperawatan
Keperawatan profesional
Komunikasi keperawatan
Kepemimpinan dan manajemen keperawatan
Kebutuhan dasar manusia
Pendidikan keperawatan
Pengantar riset keperawatan
Dokumentasi keperawatan
b) Cabang ilmu keperawatan klinik, meliputi:
Keperawatan anak
Keperawatan maternitas
Keperawatan medikal bedah
Keperawatan jiwa
Keperawatan gawat darurat
c) Cabang ilmu keperawatan komunitas, meliputi:
Keperawatan komunitas
Keperawatan keluarga
Keperawatan gerontik
d) Kelompok cabang ilmu penunjang, meliputi:
Kelompok ilmu humaniora
Ilmu alam dasar
Ilmu perilaku
Ilmu sosial
Ilmu biomedik
Ilmu kesehatan masyarakat
Ilmu kedokteran klinik
2) Memiliki kode etik profesi.
Kode etik keperawatan di masing-masing Negara berbeda-beda tetapi memiliki prinsip
yang sama. Di Indonesia, kode etik keperawatan ditetapkan melalui musyawarah
nasional dengan nama kode etik keperawatan Indonesia.
B11 FKep UNAND Padang | Tugas Pengganti Ujian IDK II | Nola Asril | 1110324031|Dosen: Rika Sabri, M. Kep., Sp. Kom
13 of 14
November 10, 2012 [ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK) II]
DAFTAR PUSTAKA
Alfitri. (2012). Talkshow akpro. 4 November 2012. Fakultas Keperawatan, Universitas
Andalas Padang.
Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC.
Budiardjo, M. (2008). Dasar-dasar ilmu politik (Edisi revisi, cetakan pertama). Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hidayat, A. A. (2008). Pengantar konsep dasar keperawatan (Edisi 2). Jakarta: Salemba
Medika.
Mason, D. J., Leavitt, J. K dan Chaffee, M. W. (2012). Policy & politics in nursing and
health care (Sixth edition). Philadelphia: Elsevier Saunders.
Noorkasiani, Heryati dan Ismail, R. (2009). Sosiologi keperawatan (Cetakan I). Jakarta:
EGC.
Pujiraharjo, S. (2011). ‘Pengantar ISBD’, Materi dipresentasikan dalam mata kuliah: ilmu
dasar keperawatan II (ilmu sosial), 23-30 September 2011, Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran UNAND, Padang.
Sarwoko, S. (2008). Pengantar filsafat ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
B11 FKep UNAND Padang | Tugas Pengganti Ujian IDK II | Nola Asril | 1110324031|Dosen: Rika Sabri, M. Kep., Sp. Kom
14 of 14
November 10, 2012 [ILMU DASAR KEPERAWATAN (IDK) II]
Surbakti, R. (2009). Memahami ilmu politik. Jakarta: Grasindo.
Yusran, R. (2011). ‘Pengantar politik bagi keperawatan’, Materi dipresentasikan dalam
mata kuliah: ilmu dasar keperawatan II (politik), 20 September 2011, Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNAND, Padang.
B11 FKep UNAND Padang | Tugas Pengganti Ujian IDK II | Nola Asril | 1110324031|Dosen: Rika Sabri, M. Kep., Sp. Kom
15 of 14