IDK 7 Tinea Kruris

19
TINEA KRURIS IBNU WADUD PUJANGGA 1310211107

description

lllllllllllll

Transcript of IDK 7 Tinea Kruris

PowerPoint Presentation

Tinea KrurisIbnu Wadud Pujangga1310211107DefinisiInfeksi jamur dermatofita pada daerah kruris dan sekitarnyaTinea kruris adalah dermatofitosis yang terjadi pada lipatan-lipatan paha, termasukgenitalia, area pubis,perineum dan perianal. Karena karakteristik anatominya, kondisi ini lebih umum pada pria di mana lipatan paha tertutup oleh genitalia dan lembab.Tinea kruris adalah penyakit dermatofitosis (penyakit padajaringanyangmengandungzattanduk)yangdisebabkaninfeksigolongan jamur dermatofita(Trichopyhton rubrum (90%) danEpidermophython fluccosumTrichophyton mentagrophytes (4%),Trichopyhton tonsurans) pada daerah kruris (sela paha, perineum,perianal,gluteus,pubis)dandapatmeluaskedaerahsekitarnya.Kelainan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan dapatmerupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup ( ArifMuttaqin.2011).2EtiologiSeringkali oleh E.floccosum, namun dapat pula oleh T. rubrum dan T. mentagrophytes, yang ditularkan secara langsung atau tak langsung.

EpidemiologiKebanyakan pada dewasaPria lebih sering dibanding wanitaKosmopolitBanyak di daerah tropisMusim panas, banyak berkeringatGejala singkat penyakitRasa gatal hebat pada daerah kruris (lipat paha), lipat perineum, bokong, dan dapat ke genitalia.Ruam kulit berbatas tegasEritematosaBersisikSemakin hebat jika berkeringatGambaran klinis Tinea kruris khas, penderita merasa gatalhebat pada daerah kruris. Ruam kulit berbatas tegas, eritematosa, danbersisik.Bilapenyakitinimenjadimenahun,dapatberupabercakhitam disertai sedikit sisik. Erosi dan keluarnya cairan biasanya akibatgarukan dan daerah bersisik.5Patofisiologi

Cara penularan jamur dapat secara langsung maupun tidak langsung. Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambutyang mengandung jamur. Penularan tidak langsung dapat melaluitanaman, kayu yang dihinggapi jamur, pakaian debu. Agen penyebabjugadapatditularkanmelaluikontaminasidenganpakaian,handuk atau sprei penderita atau autoinokulasi ( inokulasi dengan mikroorganisme dari tubuh sendiri) dari tinea pedis, tinea inguium,dan tinea manum. Jamur ini menghasilkan keratinase( pemecahan kreatinin)yang mencerna keratin, sehinggadapat memudahkaninvasi ke stratum korneum. Infeksi dimulai dengan kolonisasi hifa atau cabang-cabangnya didalam jaringan keratin yang mati. Hifa inimenghasilkan enzim keratolitik yang berdifusi ke jaringan epidermisdan menimbulkan reaksi peradangan. Pertumbuhannya dengan pola radial distratum korneum menyebabkan timbulnya lesi kulit denganbatasyangjelasdanmeninggi(ringworm).Reaksikulitsemulaberbentukpapulayangberkembangmenjadisuatu reaksi peradangan.Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya kelainan di kulit adalah:a.FaktorvirulensidaridermatofitaVirulensiinibergantungpadaafinitasjamurapakah jamurantropofilik,zoofilik,geofilik.Selain afinitas ini massing-masing jamur berbeda pula satu dengan yang lain dalam hal afinitas terhadap manusia maupun bagian-bagiandari tubuh misalnya: Trichopyhton rubrum jarang menyerang rambut,Epidermophython fluccosum paling sering menyerang lipat pahabagian dalam.b.FaktortraumaKulityangutuhtanpalesi-lesikecillebih susah untuk terserang jamur.c.Faktor suhu dankelembapan keduafaktor inijelas sangatberpengaruh terhadap infeksi jamur, tampak pada lokalisasi atau lokal,dimana banyak keringat seperti pada lipat paha, sela-sela jari paling sering terserang penyakit jamur.d. Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan. Faktor ini memegang peranan penting pada infeksi jamur dimana terlihat insidenpenyakitjamurpadagolongan sosialdanekonomiyang lebihrendah sering ditemukan dari pada golongan ekonomi yang baik

Pemeriksaan kulitLokalisasiRegio inguinalis bilateral, simetris. Meluas ke perineum, sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus.Dapat pula meluas ke suprapubis dan abdomen bagian bawah.

EfloresensiMakula eritematosa numular sampai geografis, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif berdiri dari papula atau pustula.Jika kronik makula menjadi hiperpigmentasi dengan skuama ditasnya

Pemeriksaan Kultur Dengan Sabouraud

Lampu wood bisa digunakan untuk menyingkirkan adanya eritrasma dimana akan tampak floresensi merah bata.

Gambaran histopatologisTidak khasPx. Penunjang Kerokan kulit daerah lesi dengan KOH 10% tampak elemen jamur seperti hifa, spora dan miselium.Dx. Banding 1. Eritrasma : batas lesi tegas, jarang disertai infeksi, fluoresensi merah bata yang khas dengan sinar Wood.

2. kandidiasis : lesi relatif lebih basah, berbatas jelas disertai lesi lesi satelit.

3. Psoriasis intertriginosa : skuama lebih tebal dan berlapis lapis.PenatalaksanaanSeperti pengobatan jamur lainnyaTopikal : salep atau krim antimitotic. Lokasi ini sangat peka nyeri, jadi konsentrasi obat harus lebih rendah dibandingkan lokasi lain, misalnya asam salisilat, asam benzoate, sulfur dan sebagainya.Sistemik : diberikan jika lesi meluas dan kronik; griseofulvin 500-1000 mg selama 2-3 minggu atau ketokonazol 100 mg/hari selama 1 bulan.Asam salisilatCara kerja : mempunyai sifae keratolitik, yang dapat melunakkan kulit sehingga dapat membantu penyerapan obat lain dan fungisida yang lemah.

Sulfur / belerang endapCara kerja : mempunyai sifat germisida, fungisida, parasitisida dan juga mempunyai efek keratolitik. Namun saat ini penggunaan sulfur untuk obat jerawattidak dianjurkan lagi karena udah obsolete dan telah tersedia obat yang lebih efektif.Kombinasi asam benzoat dan asam salisilat dalam perbandingannya 2 : 1 (biasanya 6% dan 3%) ini dikenal sebagai salepWhitfield. Asam benzoatmemberikan efek fungistatik sedangkan asam Salisilat memberikan efek keratolitik

Griseofulvin : Menghambat mitosis sel jamur pada metafase; berikatan dengan keratin manusia menyebabkan resistensi terhadap invasi jamur.

13Obat topikalGolongan AzolClotrimazole (Lotrimin, Mycelec) broadspectrum anti jamur. Mekanisme: menghambat pertumbuhan ragi dengan mengubah permeabilitas membran sel sehingga sel-sel jamur mati. Sediaan : Cream 1%, solution, lotion. Dosis: 2 kali sehari selama 4 minggu. Mikonazole (icatin, Monistat-derm) Mekanisme : menghambat biosintesis dari ergosterol sehinggapermeabilitasmembranseljamurmeningkatmenyebabkan sel jamur mati. Sediaan : cream 2%, solution,lotio, bedak. Dosis : 2 kali sehari selama 4 minggu.

Ketokonazole (Nizoral)Mekanisme : menghambat enzim sitokrom P450 jamur, dengan mengganggu sintesis ergosterol yang merupakan komponen penting dari membran sel jamur.Dosis: 1x sehari selama 2-4 minggu.

Oxiconazole (oxistat)Dosis: 1 2 x selama 2-4 minggu.Sediaan: cream 1% atau bedak kocok.

Sulkonazole (Exeldetm)Dosis: 2-4 minggu sebanyak 4 x sehariSediaan: cream 1% dan solution.Econazole (Spectazole)Mekanisme: menghambatRNAdan sintesis, metabolisme protein sehingga mengganggu permebalitas pada jamur.sediaan: cream 1%Dosis: 2-4minggu dengan cara dioleskan sebanyak 2kali atau 4 kali

Golongan Alinamin

Naftifine (Naftin)mekanisme : kerjanya mengurangi sintesis dari ergosterol sehingga menyebabkan pertumbuhan sel jamur terhambat. Sediaan : 1% cream dan lotion. Dosis: 4 kali sehari selama 2-4minggu

Terbinafin Mekanisme : menghambat skualen epoxide yang merupakan enzim kunci dari biositesis sterol jamur yang menghasilkan kekurangan ergosterol yang menyebabkan kematian sel jamur. Dosis : selama 1-4 minggu.

Golongan Benzilamin

Butenafine (mentax)

Mekanisme : diperkirakan sama seperti golongan alinaminSediaan : cream1%

Dosis : 4kali sehari selama 2-4 minggu

18PrognosisBaik, asalkan kelembapan dan kebersihan kulit selalu dijaga.