Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ......

69
BAB I PENGERTIAN 1.1 DEFINISI John Maxwell (1947) mengatakan “Leadership is a social influence process in which the leader seeks the voluntary participation of subordinatesin an effort to reach organizational objectives.”yaitu Kepemimpinan merupakan proses pengaruh sosial yang pemimpinnya berusaha berpartisipasi untuk mempengaruhi serta bawahannya secara sukarela mengikuti apa yang telah ditugasi oleh pemimpinnya, untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun menurut beberapa ahli yang mendefenisikan tentang kepemimpinan : leadership is defined as the purposeful behavior of influencing others to contributeto a commonly agreed goal ”. (Sarros & Butchatsky 1996) Menurut definisi tersebut, kepemimpinan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok agar 1

Transcript of Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ......

Page 1: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

BAB I

PENGERTIAN

1.1 DEFINISI

John Maxwell (1947) mengatakan “Leadership is a social influence process

in which the leader seeks the voluntary participation of subordinatesin an

effort to reach organizational objectives.”yaitu Kepemimpinan merupakan

proses pengaruh sosial yang pemimpinnya berusaha berpartisipasi untuk

mempengaruhi serta bawahannya secara sukarela mengikuti apa yang telah

ditugasi oleh pemimpinnya, untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun

menurut beberapa ahli yang mendefenisikan tentang kepemimpinan :

“leadership is defined as the purposeful behavior of

influencing others to contributeto a commonly agreed goal ”.

(Sarros & Butchatsky 1996)

Menurut definisi tersebut, kepemimpinan sebagai suatu perilaku dengan

tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok agar

tercapai tujuan bersama yang dirancang dengan memberikan manfaat individu

dan organisasi.

“Leadership, like swimming, cannot be learnt by reading about

it”. (Henry Mintzberg 1938)

Menurut definisi tersebut, Kepemimpinan diibaratkan berenang. untuk bisa

berenang, seseorang itu tidak langsung bisa dalam sekali mencoba, melainkan

1

Page 2: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

harus banyak mencoba. Begitu juga dengan pemimpin, untuk menjadi seorang

pemimpin, seseorang itu harus banyak berlatih dan mencoba beberapa kali.

“Leaders don’t create followers, they create more leaders”.

(Ralph Nader 1934)

Maksudnya adalah pemimpin tidak menciptakan seorang pengikut,

melainkan melahirkan seorang pemimpin. Keberadaan pemimpin tidak hanya

membuat generasi pengikut yang hanya mengikutinya dan selalu membayangi

kehidupannya. Akan tetapi, pemimpin itu ada untuk melahirkan para

pemimpin, dan bahkan lebih baik dari dirinya.

Sedangkan menurut kelompok 5, kepemimpian merupakan sifat memimpin,

yang pemimpinnya mampu mempengaruhi, dan umumnya memberikan teladan

yang baik.

1.2 UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN

a. Adanya pemimpin (leader)

b. Adanya pengikut (follower)

c. Adanya sifat atau perilaku tertentu (dari pemimpin sebagai penggerak)

d. Adanya situasi dan kondisi tertentu (lingkungan internal dan eksternal)

1.3 TUGAS PEMIMPIN

Tugas pokok seorang pemimpin yaitu melaksanakan fungsi manajemen

seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdiri dari: merencanakan,

mengorganisaikan, menggerakkan, dan mengawasi. Terlaksananya tugas

tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan seorang diri, tetapi dengan

2

Page 3: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

menggerakan orang yang dipimpinnya. Agar orang yang dipimpin mau bekerja

secara efektif, seorang pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan

kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi.

Secara lebih jelas tugas seorang pemimpin meliputi: pengambilan keputusan

menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan

menempatkan pekerja, mengkoordinasikan kegiatan baik secara vertikal (antara

bawahan dan atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta

memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan.Secara umum, tugas pokok

pemimpin antara lain :

a. Melaksanakan Fungsi Managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi

pelaksanaan :

1) Penyusunan Rencana

2) Penyusunan Organisasi, Pengarahan Organisasi Pengendalian Penilaian

3) Pelaporan

b. Mendorong (memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan

tekun.

c. Membina bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing-

masing secara baik.

d. Membina bawahan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.

e. Menciptakan iklim kerja yang baik dan harmonis.

f. Menyusun fungsi manajemen secara baik.

3

Page 4: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

g. Menjadi penggerak yang baik dan dapat menjadi sumber kreatifitas.

h. Menjadi wakil dalam membina hubungan dengan pihak luar.

1.4 PERAN PEMIMPIN

Menurut H. Mintzberg (1938) dalam tulisannya yang berjudul “The

Manager’s Job: Folklore and Fact”, pemimpin atau manajer dapat diberi

pengertian sebagai orang yang memimpin (bertanggung jawab atas) suatu

organisasi dari salah satu sub unitnya. Dengan pengertian itu maka manajer

bisa seorang  presiden, mandor, pelatih ataupun kepala. Mereka semua

memiliki kesamaan, yaitu diberi otoritas formal atas suatu unit organisasi. Dari

otoritas formal tersebut muncul status. Status tersebut memunculkan bermacam

peran dalam hubungan interpersonal itu muncul akses atas informasi yang

memungkinkan pemimpin membuat keputusan dan menyusun strategi bagi

organisasinya.

Tugas seorang pemimpin dapat dideskripsikan dalam bermacam peran atau

satu set perilaku yang diidentifikasikan dengan satu posisi tertentu. Status yang

muncul sebagi konsekuensi dari otoritas formal yang dimiliki seorang

pemimpin memunculkan tiga peran yaitu, peran interpersonal (hubungan antar

manusia), peran informasional (berkaitan dengan informasi), dan peran

desisional (berkaitan dengan pengambilan keputusan).

4

Page 5: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

a. Peran Interpersonal (Interpersonal Role)

Dalam peran interpersonal terdapat tiga peran pemimpin yang muncul

secara langsung dari otoritas formal dimiliki pemimpin dan mencakup

hubungan interpersonal dasar, yaitu:

1) Peran sebagai yang dituakan (Figurehead Role)

Karena posisinya sebagai pemimpin suatu unit organisasi, pemimpin

harus melaksanakan tugas seremonial seperti menyambut tamu penting,

menghadiri pernikahan anak buahnya, atau menjamu makan siang

pelanggan atau kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran interpersonal

sering bersifat rutin, tanpa adanya komunikasi ataupun keputusan

penting. Meskipun demikian, kegiatan itu penting untuk memperlancar

fungsi organisasi dan tidak dapat diabaikan oleh seorang pemimpin.

2) Peran sebagai pemimpin (Leader Role)

Seorang pemimpin bertanggung jawab atas hasil kerja orang dalam

unit organisasi yang dipimpinnya. Kegiatan yang terkait dengan itu

berhubungan dengan kepemimpinan secara langsung dan tidak langsung.

Yang berkaitan dengan kepemimpinan secara langsung antara lain

menyangkut rekrutmen dan training bagi stafnya, Sedangkan yang

berkaitan secara tidak langsung antara lain seorang pemimpin harus

memberi motivasi dan mendorong anak buahnya. Otoritas formal

memberi seorang pemimpin kekuasaan potensial yang besar, tetapi

5

Page 6: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

kepemimpinanlah yang menentukan seberapa jauh potensi tersebut bisa

direalisasikan.

3) Peran sebagai Penghubung (Liaison Role)

Literatur manajemen selalu mengakui peran sebagai pemimpin,

terutama aspek yang berkaitan dengan motivasi. Hanya baru ini saja

pengakuan mengenai peran sebagai penghubung, yang pemimpinnya

menjalin kontak di luar rantai komando vertikal, mulai muncul.

Pemimpin menumbuhkan dan memelihara kontak tersebut biasanya

dalam rangka mencari informasi. Akibatnya, peran sebagai penghubung

sering secara khusus diperuntukkan bagi pengembangan sistem informasi

eksternalnya sendiri yang bersifat informal, privat, verbal, tetapi efektif.

b. Peran Informasional (Informational Role)

Kontak interpersonalnya, baik dengan anak buah maupun dengan

jaringan kontaknya yang lain, seorang pemimpin muncul sebagai pusat

syaraf bagi unit organisasinya. Pemimpin bisa saja tidak tahu segala hal,

tetapi setidaknya tahu lebih banyak dari pada stafnya. Pemrosesan informasi

merupakan bagian utama (key part) dari tugas seorang pemimpin. Tiga

peran pemimpin berikut ini mendiskripsikan aspek irformasional tersebut.

1) Peran sebagai monitor (Monitor Role)

Sebagai yang memonitor, seorang pemimpin secara terus menerus

memonitor lingkungannya untuk memperoleh informasi. pemimpin juga

seringkali harus ’menginterogasi’ kontak serta anak buahnya, dan

6

Page 7: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

terkadang menerima informasi gratis, sebagian besar merupakan hasil

jaringan kontak personal yang sudah dikembangkannya. Perlu diingat,

bahwa sebagian besar informasi yang diperoleh pemimpin dalam

perannya sebagai monitor datang dalam bentuk verbal, kadang berupa

gosip, dan spekulasi yang masih membutuhkan konfirmasi dan verifikasi

lebih lanjut.

2) Peran sebagai disseminator (Disseminator role)

Sebagian besar informasi yang diperoleh pemimpin harus

dimanfaatkan bersama (sharing). Juga harus didistribusikan kepada anak

buah yang membutuhkan. Di samping itu ketika anak buahnya tidak bisa

saling kontak dengan mudah, pemimpin yang harus meneruskan

informasi dari anak buah yang satu kepada yang lainnya.

3) Peran sebagai Juru bicara (Spokesman Role)

Sebagai juru bicara seorang pemimpin mempunyai hak untuk

menyampaikan informasi yang dimilikinya ke orang di luar unit

organisasinya.

c. Peran Pengambilan Keputusan (Decisional Role)

Informasi yang diperoleh pemimpin bukanlah tujuan akhir, tetapi

merupakan masukan dasar bagi pengambilan keputusan. Sesuai otoritas

formalnya, hanya pemimpin yang dapat menetapkan komitmen

organisasinya ke arah yang baru, dan sebagai pusat syaraf organisasi, hanya

pemimpin yang memiliki informasi yang benar dan menyeluruh yang bisa

7

Page 8: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

dipakai untuk memutuskan strategi organisasinya. Berkaitan dengan peran

pemimpin sebagai pengambil keputusan terdapat empat peran pemimpin,

yaitu:

1) Peran sebagai wirausaha (Entrepreneur Role)

Sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus berupaya untuk selalu

memperbaiki kinerja unitnya. Juga mampu beradaptasi dengan perubahan

lingkungan yang organisasinya sesuai eksistensi. Dalam perannya

sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus selalu mencari ide baru dan

berupaya menerapkan ide tersebut jika dianggap baik bagi perkembangan

organisasi yang dipimpinnya.

2) Peran sebagai pengendali gangguan (Disturbance handler Role)

Peran sebagai wirausaha mengacu kepada peran sukarela seorang

pemimpin sebagai agen pembaruan, sementara di pihak lain peran

sebagai pengendali gangguan dan keharusan pemimpin untuk merespon

tekanan yang dihadapi organisasinya. Perubahan dalam peran sebagai

pengendali gangguan ini merupakan sesuatu di luar kendali pemimpin.

pemimpin harus bertindak karena adanya tekanan situasi yang kuat

sehingga tidak bisa diabaikan.

3) Peran sebagai yang mengalokasikan sumberdaya (Resource allocator

Role)

Seorang pemimpin bertanggung jawab memutuskan pembagian tugas

kepada bawahannya. Sumber daya terpenting yang dialokasikan seorang

8

Page 9: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

pemimpin adalah waktu. Perlu diingat bahwa seseorang yang memiliki

akses ke pemimpin berarti dia bersinggungan dengan pusat syaraf unit

organisasi dan pengambil keputusan. Pemimpin juga bertugas untuk

mendesain struktur organisasi, pola hubungan formal, pembagian kerja

dan koordinasi dalam unit yang dipimpinnya.

4) Peran sebagai negosiator (Negotiator Role)

Banyak studi mengenai kerja manajerial mengindikasikan bahwa

pemimpin menghabiskan cukup banyak waktunya dalam negosiasi.

Sebagaimana dikemukakan Leonard Sayles (1988), negosiasi merupakan

way of life dari seorang pemimpin yang canggih. Negosiasi merupakan

kewajiban seorang pemimpin, yang tidak boleh dihindari, dan penting

dalam kerja sama. Negosiasi merupakan bagian integral dari tugas

pemimpin, karena hanya dia yang memiliki otoritas untuk bisa

memberikan komitmen sumber daya organisasi, dan memiliki pusat

syaraf informasi dalam melakukan negosiasi penting.

Kesimpulan

Kepemimpinan adalah sifat dalam mempengaruhi sosial yang pemimpinnya berusaha

berpartisipasi sukarela dari bawahannya upaya untuk mencapai tujuan organisasi.

Dua kata kunci dalam definisi tertentu yaitu mempengaruhi dan sukarela. Kata kunci

tersebut membantu membedakan kepemimpinan dari otoritas dan kekuasaan.

9

Page 10: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

BAB 2

RELEVANSI KONSEP

DALAM BIDANG KESEHATAN

Relevansi adalah keterkaitan dan saling berkesinambungan. Setiap perubahan

sosial yang besar di masyarakat atau bangsa, selalu dihubungkan dengan adanya

kepemimpinan yang kuat. Kata kunci kepemimpinan adalah perilaku panutan yaitu

mengubah menjadi pola hidup sehat. Seorang pemimpin harus memberi teladan dan

contoh agar memberi pengaruh baik.

Semboyan Ki Hajar Dewantara yaitu “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya

mangun karsa, tut wuri handayani”. Kata kuncinya adalah bahwa seorang pemimpin

harus bisa menyesuaikan diri. Bahwa sebagai pemimpin harus memberikan contoh

yang baik agar dapat menjadi panutan lainnya.Sebagai pemimpin harus mampu

menjadi motivator atau inisiator, dan terakhir sebagai pemimpin harus memberi

dorongan atau dukungan.

Setiap perubahan sosial yang besar di masyarakat atau bangsa, selalu dihubungkan

dengan adanya kepemimpinan yang kuat. Kebesaran seorang pemimpin tidak diukur

dengan kharisma yang dipunyainya, juga tidak dari penampilan maupun

kekuasaannya. Namun diukur dengan adanya perubahan sosial yang nyata serta

dalam skala pemenuhan kebutuhan dan harapan masyarakat.

Pengembangan kepemimpinan “Kesehatan Bagi Semua” dimaksudkan untuk

membantu meningkatkan kemampuan pemimpin kesehatan dalam mengambil

langkah dan perumusan kebijaksanaan hingga pelaksanaan kegiatan, dalam rangka

10

Page 11: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

mencapai tujuan Kesehatan Bagi Semua (KBS). Tujuan utamadari pemgembangan

kepemimpinan tersebut adalah untuk mendapatkan suatu critical mass (kritik

masyarakat) yang mampu memimpin dalam gerakan KBS.

Contohnya adalah ketika kita melakukan kegiatan sehari-hari, seperti

membiasakan mencuci tangan dengan antiseptik atau sabun. Maksudnya adalah kita

memulai dari diri sendiri dahulu hidup bersih dan sehat, untuk dapat mempengaruhi

masyarakat luas dengan cara mempublikasikan. Asumsi makanan untuk tubuh

merupakan sumber utama energi, oleh karena itu kita harus menjaga kebersihan

makanan.

Contoh lain adalah membiasakan menggosok gigi sebelum tidur. Maksudnya

supaya mematikan bakteri dan kuman yang ada di dalam mulut, agar gigi kita kuat

dan bersih.Jika dibayangkan, tanpa adanya pengembangan kepemimpinan bagaimana

bisa program kesehatan yang sudah ada dapat dijalankan dengan baik. Maka dari

itulah pengembangan kepemimpinan sangat besar relevansinya dengan bidang

kesehatan. Untuk kesehatan masyarakat Indonesia di masa mendatang menjadi lebih

baik lagi.

Kesimpulan

Kepemimpinan tidak hanya diaplikasikan dalam organisasi, namun dalam bidang

kesehatan pun juga sangat berguna demi terwujudnya sistem dan pelayanan

kesehatan untuk masyarakat yang lebih baik. Keterkaitannya, bahwa pelayanan

kesehatan ada pemimpin dan memiliki skill pemimpin yang mampu menyuluhkan

dan mengarahkan kepada masyarakat yang ingin hidup sehat.

11

Page 12: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

BAB 3

BEDA PEMIMPIN DAN MANAJER

Manajemen dan kepemimpinan memang berbeda tapi tidak bertentangan.

Kepemimpinan dalam organisasi merancang sebuah visi masa depan yang

mempertimbangkan masa panjang dari bagian rumit sebuah organisasi,

mengembangkan sebuah strategi untuk maju mewujudkan visi tersebut. Manajemen

adalah proses dari merencanakan, mengatur, susunan kepegawaian dan mengontrol

dengan menggunakan otoritas atau kebijakan yang resmi. Dalam prakteknya sehari-

hari, manajemen dan kepemimpinan yang efektif harus mempunyai strategi dan

ultimatum serta pemikiran yang sama.

3.1 Pengertian Pemimpin dan Manajer (Pimpinan)

Pemimpin adalah seseorang yang mempengaruhi sebuah kelompok untuk

menciptakan sebuah tujuan dan merupakan kedudukan kepemimpinan di dalam

kelompok atau perkantoran. Seorang pemimpin adalah seseorang yang

mempunyai kewenangan utama dan menjadi sosok panutan, sehingga yang lain

akan termotivasi untuk mengikuti. Basic utama dari seorang pemimpin adalah

mempunyai dengan melakukan pendekatan secara informal perorangan .

Manajer adalah orang yang bertanggung jawa untuk merencanakan dan

mengarahkan kerja sekelompok orang, sebagai pemantau kerja bawahannya

dan melakukan perbaikan bila diperlukan. Sebagai sosok pimpinan untuk anak

buah, sosok penghubung dan penyalur informasi. Aktifitas yang dilakukan

12

Page 13: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

manager adalah berinteraksi dengan orang lain melalui pendekatan secara

formal.

3.2 Beda Pemimpin dan Manajer

ASPEK MANAJER PEMIMPIN

Origin Mendapat jabatan dari surat

keputusan

Diakui orang lain

Efektivitas dan Efisiensi Mengerjakan sesuatu dengan

benar

Mengerjakan sesuatu

yang benar

Pemikiran Reaktif Proaktif

Approach Formal Non formal

Function Memberi perintah sesuai dengan

batasan

Mempengaruhi untuk

mengikuti

Kreatifitas Meniru sesuatu Menciptakan sesuatu

Tabel 1. Beda Manajer dan Pemimpin

Berdasarkan perbedaan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang manajer

hanya berkaitan dengan benda, struktur, sistem dan efisiensi. Pemimpin

berurusan dengan keefektifan, orang, memberdayakan, dan memberikan

potensi oleh orang lain. Seorang manajer baru dapat disebut pemimpin jika ia

juga mampu mempengaruhi bawahan mereka sehingga mereka sadar, sukarela,

dan riang mematuhi perintahnya dan bersedia bekerja sama untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

13

Page 14: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

Manajer secara umum berkenaan dengan kepemimpinan, yang berhubungan

dengan posisi dalam sebuah organisasi formal pemerintah, swasta dan

masyarakat. Manajer yang terkait dengan keputusan formal (resmi) dan ilegal

menurut keputusan yang lebih tinggi dan unggul yang berkaitan dengan posisi,

tugas, fungsi, wewenang, tanggung jawab, dan memberikan perintah, petunjuk,

pembatasan serta peringatan khusus untuk bawahan dalam batasan tertentu.

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa seorang manajer dapat berperilaku sebagai

seorang pemimpin, asalkan dia mampu mempengaruhi perilaku orang lain untuk

mencapai tujuan tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu harus menyandang

jabatan manajer untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kata lain seorang

leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa

berperilaku seorang leader atau pemimpin

14

Page 15: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

BAB 4

TEORI KEPEMIMPINAN

4.1 Trait Theory (Teori Sifat)

Teori ini mengemukakan bahwa seorang pemimpin itu harus mempunyai

beberapa sifat tertentu yang bisa menjamin keberhasilan pada setiap situasi.

Teori ini didasarkan pada penelitian terhadap great man theory (teori orang

besar) yang berkesimpulan kepemimpinan “orang besar” tergantung sifat-sifat

yang dibawanya sejak lahir, dan sesuatu yang diwariskan. Kelemahan great

man theory adalah tidak selamanya ahli warisnya mempunyai bakat pemimpin.

Trait Theory ini berkesimpulan bahwa pemimpin adalah orang yang

memang mempunyai bakat menjadi seorang pemimpin. Contoh beberapa bakat

yang harus dimiliki seorang pemimpin, yaitu:

a. Bakat Pribadi, contohnya antusiasme, inisiatif, ketekunan, pengetahuan.

b. Bakat Sosial , contohnya kebijaksanaan, kesabaran, simpati.

c. Karakteristik Fisik, contohnya tinggi badan, berat badan, daya pikat.

Penelitian yang di lakukan menurut teori ini mengalami kegagalan, terwakili

oleh pernyataan psikolog yang bernama Eugene E. Jenning (1947) sebagai

berikut: “Penelitian selama 50 tahun telah gagal menemukan seperangkat bakat

yang dapat digunakan untuk membedakan pemimpin dengan bukan

pemimpin”.

Teori ini mempunyai kelemahan bahwa terlalu sulit untuk menentukan sifat

apa saja yang harus dimiliki seorang pemimpin. Dalam kenyataannya tidak

15

Page 16: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

semua pemimpin memiliki bakat yang diharapkan. Sebaliknya banyak yang

bukan pemimpin memiliki bakat lebih besar dibanding mereka yang bernasib

menjadi seorang pemimpin.

4.2 Situasional Theory (Teori Situasi)

Teori ini muncul berdasarkan kegagalan trait theory yang mana pemimpin

itu bakat dari lahir. Teori ini menyatakan bahwa munculnya pemimpin itu

merupakan hasil waktu, tempat, dan keadaan. Seperti yang telah dikatakan

Engels (1965) bahwa lahirnya pemimpin dalam waktu dan tempat tertentu,

semata-mata itu kebetulan sejarah.

Beberapa penulis (Mumford et al. 1909) kurang lebih memiliki pendapat

yang sama, bahwa pemimpin dilahirkan berkat situasi darurat atau gawat.

Dalam situasi demikian, muncul seorang yang mampu membaca situasi dan

berhasil mengatasinya. Lahirlah seorang pemimpin. Dalam teori ini seorang

pemimpin diciptakan sesuai dengan keadaannya, dan mampu mengatasi

masalah yang dihadapi.

Bersangkutan dengan trait theory, sifat yang dimiliki seorang pemimpin

juga bisa muncul karena keadaan. Adanya pengalaman dan proses belajar

merupakan keadaan terbentuknya seorang pemimpin. Sangat berbeda jauh dari

trait theory yang hanya menggunakan bakat sejak lahir dan tidak bisa

diciptakan.

16

Page 17: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

4.3 Contingency Theory (Teori Kontijensi)

Contingency Theory dikemukakan oleh Fred Fiedler (1960). Kepemimpinan

adalah hubungan interpersonal yang memberikan kekuasaan dan pengaruh

yang lebih besar terhadap salah satu pihak dibandingkan pihak lainnya. Besar

kecilnya kekuasaan dan pengaruh seorang pemimpin tergantung kondisi yang

mempengaruhi diri pemimpin. Adapun kondisi yang mempengaruhi diri

pemimpin, yaitu:

a. Hubungan pemimpin anggota,

b. Derajat dari struktur tugas,

c. Posisi kekuasaan pemimpin dalam organisasi serta besarnya kekuasaan yang

diberikan kepadanya.

Suatu kondisi dapat menguntungkan pemimpin jika ketiga dimensi diatas

juga mempunyai derajat yang tinggi. Dengan kata lain, suatu kondisi akan

meguntungkan jika:

a. Pemimpin diterima oleh para pengikutnya (derajat dimensi pertama tinggi),

b. Tugas dan semua yang berhubungan dengannya ditentukan secara jelas

(derajat dimensi kedua tinggi),

c. Penggunaan otoritas dan kekuasaan secara formal diterapkan pada posisi

pemimpin (derajat dimensi ketiga juga tinggi).

Kombinasi antara situasi yang menguntungkan dengan gaya kepemimpinan

akan menentukan efektifitas kerja. Perlu diperhatikan bahwa teori ini

17

Page 18: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

merupakan varian dari teori sebelumnya yaitu situasional theory. Jadi

keduanya memakai situasi sebagai elemen penting dalam substansi teori.

4.4 Managerial Grid

Teori ini di cetuskan oleh dua ahli management (Robert & Mouton 1905),

mereka yang menyusun kerangka 2 dimensi sebagai penilaian pemimpin

terhadap 2 faktor penentu yaitu orang dan produksi. Blake dan Mouton (1905)

mengidentifikasi 5 gaya management, yaitu:

18

Gambar 1. Managerial Grid (Robert & Mouton 1905)

Page 19: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

a. Authority-Compliance Management (9,1)

Perhatian kepada produk sangat tinggi sementara hubungan terhadap

orang (interpersonal) rendah. Dalam tingkat ini pemimpin memberikan

perhatian tinggi pada peningkatan produktivitas.

b. Country Club Management (1,9)

Perhatian terhadap produksi sangat minimal, tetapi perhatian terhadap

manusia tinggi. Dalam situasi seperti ini, pemimpin memberikan perhatian

tinggi pada orang yang menunjukkan kolegalitasnya kepada semua bawahan

tanpa memperdulikan produktivitas kerja.

c. Team Management (9,9)

Gaya ini memadukan orientasi yang tinggi baik kepada manusia maupun

produksi. Pedekatan kerja tim diarahkan untuk mencapai hasil yang optimal

melalui partisipasi, keterlibatan dan komitmen bawahan secara penuh.

d. Impoverished Management (1,1)

Untuk gaya ini perhatian pemimpin sangat rendah baik terhadap orang

maupun produksi. Keadaan seperti ini bertahan tidak akan lama dalam

sebuah organisasi.

e. Organization Man Management (5,5)

Organisasi dengan gaya seperti ini berada dalam status quo karena

hubungan interpersonal dan produktivitasnya tidak berkembang.

Teori ini hanya sebagai pelengkap agar seorang pemimpin itu bisa menjadi

manajer yang baik, karena perbedaan antara keduanya sangat tipis.

19

Page 20: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

4.5 Teori X dan Y

Teori X dan Y ini di kemukakan oleh Mc Gregor (1960), dalam teori ini

perilaku manusia dibedakan berdasarkan pekerjaan menjadi teori X dan teori

Y.

Teori X ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk

pemalas, tidak suka bekerja, dan senang menghindar dari pekerjaan serta

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Bawahan memiliki ambisi kecil

untuk mencapai tujuan bersama namun menginginkan balas jasa serta jaminan

hidup yang tinggi. Dalam bekerja para bawahan harus terus diawasi, diancam

serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan.

Lebih lanjut Mc Gregor (1967) menyatakan ini bahwa golongan orang yang

masuk kelompok X hakekatnya adalah:

a. Tidak menyukai bekerja

b. Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, serta lebih

menyukai diarahkan atau diperintah

c. Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah

organisasi.

d. Membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.

e. Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mencapai tujuan

organisasi.

Ketika di dalam suatu organisasi ditemukan tipe bawahan seperti pada teori

X ini, para pemimpin melakukan pengawasan yang lebih sering terhadap

20

Page 21: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

pekerjanya. Lebih memperhatikan setiap pekerjaan yang diberikan, serta

memotivasi mereka sehingga mampu bekerja dengan optimal untuk kebutuhan

organisasi.

Teori Y berbanding terbalik dengan teori X, dalam teori Y terdapat

anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti aktivitas lainnya.

Bawahan tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka

memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan

organisasi.

Bawahan memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta

memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pada

teori ini pemimpin jadi termotivasi untuk memaksimalkan potensi yang

dimiliki oleh bawahannya.

Secara keseluruhan kesimpulan teori Y mengenai manusia adalah sebagai

berikut:

a. Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti aktivitas lainnya.

b. Dapat mengawasi diri sendiri, sehingga lebih bertanggung jawab.

c. Mempunyai kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan

persoalan organisasi.

d. Tidak hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja, tetapi

motivasi untuk kebutuhan pekerjaan juga dibutuhkan.

Pada intinya dari kedua teori di atas pemimpin harus mengetahui perilaku

bawahannya termasuk dalam kategori teori X atau Y. Dapat menentukan gaya

21

Page 22: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

yang cocok bagi bawahannya dengan mencocokkan bawahan termasuk dalam

X atau Y.

4.6 Path – Goal Theory

Path-goal theory yang dikemukakan House (1974), menekankan upaya

penentuan hubungan antara perilaku pemimpin dengan kinerja bawahan dan

aktivitas kerja. Dasar dari teori ini bahwa tugas pemimpin adalah membantu

anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan memberi arahan, atau

dukungan atau keduanya yang dibutuhkan untuk menjamin tujuan mereka

dimana sesuai dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.

Untuk pengujian pernyataan ini, Robert House (1974) mengenali empat

perilaku pemimpin:

a. Kepemimpinan Pengarah (directive-leader)

Pemimpin memberitahukan kepada bawahan apa yang yang diharapkan

dari mereka, contohnya memberitahukan jadwal kerja yang harus

disesuaikan dengan standar kerja, memberikan bimbingan atau arahan

secara spesifik tentang cara menyelesaikan tugas.

b. Kepemimpinan Mendukung (supportive leader)

Pemimpin bersifat ramah dan menunjukkan kepedulian akan kebutuhan

bawahan. Memperlakukan semua bawahan sama dan menunjukkan tentang

keberadan mereka, sebagai usaha untuk mengembangkan hubungan

interpersonal yang menyenangkan diantara anggota kelompok.

Kepemimpinan mendukung (supportive leader) memberikan pengaruh yang

22

Page 23: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

besar terhadap kinerja bawahan pada saat mereka mengalami frustasi dan

kekecewaan.

c. Kepemimpinan Partisipatif (participative leader)

Pemimpin partisipatif berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan

saran-saran dan ide mereka sebelum mengmbil keputusan. Kepemimpinan

partisipatif dapat meningkatkan motivasi kerja bawahan.

d. Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (achievement-oriented leader)

Gaya kepemimpinan dimana pemimpin menetapkan tujuan yang

menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi semaksimal

mungkin serta terus menerus mencari pengembangan prestasi dalam proses

pencapaian tujuan tersebut.

Pada intinya teori ini menjelaskan bahwa pemimpin berusaha membuat jalan

kecil (path) untuk pencapaian tujuan (goals) para bawahannya sebaik mungkin.

Teori ini bisa dikaitkan dengan teori X dan Y, karena dalam menentukan gaya

yang sesuai harus mengetahui perilaku bawahannya yang telah dijelaskan

dalam teori X dan Y.

Kesinpulan

Perkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari trait theory

yang mengungkapkan bahwa kepemimpinan bakat sejak lahir. Dilanjutkan

situasional theory yang bertentangan dengan trait theory bahwa pemimpin diciptakan

oleh keadaan. Kemunculan teori X dan Y yang menyatakan perilaku manusia

dibedakan berdasarkan pekerjaan menjadi teori X dan teori Y makin melengkapi

23

Page 24: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

teori sebelumnya.Teori tersebut memudahkan untuk menentukan perilaku pemimpin

terhadap bawahannya.

Adapun Path – Goal Theory yang melengkapi Teori X dan Y untuk memakai gaya

kepemimpinan yang tepat terhadap bawahan. Masih banyak teori yang berkembang,

pada dasarnya semua teori saling melangkapi.

24

Page 25: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

BAB 5

SIFAT DAN TIPE KEPEMIMPINAN

5.1 Sifat Kepemimpinan

Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan banyak orang yang

dipimpinnya, tentu ia harus memiliki sifat yang lebih daripada orang yang

dipimpinnya (anak buah). Sifat seorang pemimpin antara lain :

a. Jujur. Seorang pemimpin yang baik menunjukkan ketulusan, integritas, dan

keterbukaan dalam setiap tindakannya.

b. Kompeten. Tindakan seorang pemimpin harus berdasar pada penalaran dan

prinsip moral, bukan menggunakan emosi dalam mengambil suatu

keputusan.

c. Berpandangan ke depan dan menetapkan tujuan. Dalam menetapkan tujuan,

seorang pemimpin perlu menanamkan pemikiran bahwa tujuan itu adalah

milik seluruh organisasi. Pemimpin mengetahui hal yang diinginkannya dan

cara untuk mendapatkannya.

d. Memberi inspirasi. Dalam mengerjakan setiap tugas, seorang pemimpin

harus menunjukkan rasa percaya diri, kehanan mental, fisik, dan spiritual.

Maka, bawahan akan terdorong untuk meraih pencapaian yang lebih baik

lagi

e. Cerdas. Seorang pemimpin yang efektif harus memiliki kemauan untuk

terus membaca, belajar, dan mencari tugas yang menantang kemampuannya.

25

Page 26: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

f.Berpikiran adil. Prasangka adalah musuh dari keadilan. Seorang pemimpin

yang baik akan memperlakukan semua orang dengan adil. Pemimpin

menunjukkan empatinya dengan bersikap peka terhadap perasaan, nilai,

minat, dan keberadaan orang lain.

g. Berpikiran luas. Pemimpin yang baik menyadari setiap perbedaan yang ada

dalam ruang lingkup kepemimpinannya dan mau menerima hal tersebut.

h. Berani. Seorang pemimpin yang baik selalu tekun dalam usahanya untuk

mencapai tujuan, bukan hanya terus berusaha mengatasi berbagai halangan

yang memang sulit untuk diatasi. Biasanya, meskipun sedang berada di

bawah tekanan, seorang pemimpin tetap tenang dan menunjukkan rasa

percaya diri.

i.Tegas. Anda tidak dapat menjadi seorang pemimpin yang baik bila tidak

tegas dalam mengambil keputusan di saat yang tepat.

j. Imajinatif. Inovasi dan kreativitas diperlukan dalam suatu kepemimpinan.

Seorang pemimpin harus membuat perubahan di saat yang tepat dalam

pemikiran, rencana, dan metodenya. Selain itu, kreativitas sang pemimpin

juga terlihat dengan memikirkan tujuan, gagasan, dan solusi baru yang lebih

baik dalam memecahkan masalah.

5.2 Tipe Kepemimpinan

Dalam hal ini akan menerangkan tiga bentuk tipe kepemimpinan yang

banyak mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi

perilaku anak buahnya. Tipe kepemimpinan merupakan norma perilaku yang

26

Page 27: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

digunakan seseorang pada saat pemimpin mencoba mempengaruhi perilaku

orang lain.Berikut tiga macam tipe kepemimpinan yang dimaksud :

a. Tipe Kepemimpinan Otoriter

Pada tipe menunjukkan perilaku yang dominan berupa pemimpin

otokrasi dan otokrasi yang disempurnakan. Tipe ini adalah yang pertama

dikenal oleh manusia, oleh karena itu tipe ini paling banyak dikenal.

Kepemimpinan otoriter menempatkan kekuasaan seutuhnya di tangan

satu orang, yaitu seorang pemipin atau atasan. Pemimpin bertindak sebagai

penguasa tunggal, sedangkan yang dipimpin berjumlah lebih dari satu orang,

disebut bawahan.

Kedudukan dari bawahan hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah,

bahkan kehendak dari pemimpin. Seorang pemimpin memandang dirinya

lebih dalam dan lebih berkompetensi dibandingkan dengan anak buahnya.

Seringkali kemampuan bawahan dipandang rendah, sehingga tampaknya

anak buah tidak bisa bekerja tanpa diperintah.

Dalam tipe kepemimpinan otoriter, pemimpin dipandang sebagai orang

yang paling benar. Pemimpin bertindak sebagai penentu, baik dalam

melaksanakan kegiatan maupun penentu nasib anak buahnya. Pemimpin

merupakan pihak yang memiliki wewenang, sedangkan bawahan hanya

bertindak untuk memiliki tugas, kewajiban, dan tanggung jawab.

Kekuasaan pemimpin sering digunakan untuk menekan bawahan, dengan

cara menggunakan sanksi atau hukuman sebagai alat utama. Kepemimpinan

27

Page 28: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

dengan tipe otoriter menempatkan pemimpin di luar anggota kelompoknya.

Kondisi tersebut tidak sekedar berlangsung dalam bekerja, tetapi juga

diwujudkan dalam kehidupan dengan perlakuan yang tidak manusiawi pada

bawahannya.

Bawahan tidak boleh memberikan inisiatif, pendapat, atau

menyampaikan ide kreatifnya. Bila ada inisiatif atau pendapat dari

bawahannya, hal tersebut justru dianggap sebagai bentuk penyimpangan dan

pembangkangan. Pandangan atau penilaian seperti itu disebabkan oleh

perasaan dan pendapat diremehkan, direndahkan, tidak dihargai sebagai

pemimpin yang menganggap dirinya adalah segalanya.

Setiap instruksi atau perintah merupakan keputusan yang tidak dapat

diganggu gugat. Dengan kata lain, setiap instruksi harus dilaksanakan oleh

bawahan tanpa ada komentar atau pertanyaan apapun juga. Untuk setiap

kesalahan yang diperbuat oleh bawahannya, maka akan diberikan sanksi.

Terkadang sanksi tersebut bisa sangat keras dengan maksud agar kesalahan

tersebut tidak akan terulang kembali.

Akibat atau dampak negatif yang ditimbulkan pada tipe kepemimpinan

otoriter, antara lain :

1) Anak buah menjadi manusia penurut, tidak bisa mengambil keputusan,

jadi sangat tergantung kepada pemimpin.

2) Kesediaan anggota atau anak buahnya dalam bekerja keras bersifat

terpaksa dan hanya dilakukan bila diawasi. Terkadang, disiplin dan patuh

28

Page 29: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

terhadap atasan dilakukan karena dasar perasaan takut akan sanksi yang

diberikan. Sehingga anak buahnya akan merasa tertekan dan takut.

3) Organisasi menjadi bersifat statis, karena pemimpin sering kehabisan

kreativitas dan inisiatif, sedangkan bawahan tidak diberi kesempatan

untuk itu.

Tipe kepemimpinan otoriter ini yang paling terkenal dalam pelaksaannya

yaitu dimasa Nazi Jerman dengan tokoh Adolf Hitler sebagai pemimpin

yang otoriter.

b. Tipe Kepemimpinan Bebas ( Laissez Faire 1926 )

Tipe kepemimpinan bebas ( Laissez Faire 1926 ) merupakan kebalikan

dari tipe kepemimpinan otoriter. Karena tipe kepemimpinan ini cenderung

didominasi oleh perilaku kepemimpinan yang kompromi dan pembelot.

Dalam prosesnya, tidak dilaksanakan kepemimpinan, dalam arti hanya

sebagai rangkaian kegiatan untuk menggerakkan anggota kelompoknya.

Pemimpin berkedudukan sebagai simbol saja, sedangkan dalam proses

kepemimpinan, dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada

orang-orang yang dipimpin. Begitupun pada saat mengambil keputusan,

sepenuhnya diserahkan kepada orang yang dipimpinnya secara bebas, baik

perseorangan ataupun kelompok. Hal tersebut yang membuat tipe

kepemimpinan bebas buruk tidak baik untuk diterapkan.

Adapun kekurangan yang dimiliki tipe kepemimpinan bebas oleh Laissez

Faire (1926). Misalnya, apabila tidak ada seorangpun yang dipimpin

29

Page 30: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

mengambil inisiatif untuk menetapkan suatu keputusan, maka

kepemimpinan tersebut seara keseluruhan akan menjadi tidak berfungsi.

Karena kebebasan yang diberikan dalam penentuan pengambil keputusan,

setiap manusia mempunyai kemauan dan kehendak sendiri. Akibatnya

suasana kebersamaan tidak tercipta. Kegiatan menjadi simpang siur dan

wewenang menjadi tidak jelas. Namun dalam keadaan seperti yang

diuraikan di atas, sering muncul seorang anggota kelompok atau organisasi,

baik atas kehendak sendiri maupun kehendak kelompok yang mengambil

alih dan berusaha menjalankan fungsi kepemimpinan.

c. Tipe Kepemimpinan Demokratif

Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan

terpenting dalam setiap kelompok atau organisasi. Dalam tipe ini, lebih

didominasi perilaku yang melindungi dan sebagai penyelamat. Perilaku dari

tipe kepmimpinan demokratif cenderung memajukan dan mengembangkan

organisasi kelompok.

Proses dalam kepemimpinan demokratif diwujudkan dengan cara

memberikan kesempatan yang luas bagi anggota kelompoknya untuk

berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Partisipasi tersebut disesuaikan dengan

jabatan atau posisi masing-masing. Porsi dalam pelaksanaan tugas terlihat

secara jelas dan teratur.

Para pemimpin pelaksana kegiatan bertindak sebagai pembantu pucuk

pimpinan. Pemimpin memperoleh pelimpahan wewenang dan tanggung

30

Page 31: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

jawab yang sama pentingnya demi pencapaian tujuan bersama. Bagi anggota

kelompok diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi dalam dirinya

untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan. Dapat dimungkinkan, seorang

anggota bisa dipromosikan untuk naik jabatan menjadi seorang pemimpin

secara berjenjang.

Kepemimpinan demokratis ini bersifat aktif, dinamis, jelas, teratur dan

terarah. Kegiatan yang dilaksanakan dapat berlangsung dengan tertib dan

terarah, serta bertanggung jawab. Pembagian tugas dan tanggung jawab

setiap individu dalam kelompok tersebut juga jelas. Dengan kata lain, setiap

anggota mengetahui secara pasti sumbangan berupa pemikiran yang

diberikannya untuk mencapai tujuan organisasi.

Tipe kepemimpinan ini, dalam mengambil keputusan sangat

mementingkan keputusan secara musyawarah. Didalam pelaksanaan hasil

keputusan, setiap orang yang terlibat di dalamnya tidak terpaksa atau merasa

tertekan. Justru sebaliknya semua merasa terdorong mensukseskannya

sebagai bentuk tanggung jawab bersama.

Pemimpin dengan tipe demokratis ini, dihormati dan disegani, karena

diyakini mampu mengembangkan, memelihara, dan menjaga kewibawaan

atas dasar hubungan manusiawi yang efektif. Pemimpin menyadari bahwa

kebenaran untuk menghasilkan keputusan yang baik, tidak sekedar

bersumber pada dirinya sendiri, tetapi juga diperoleh dari orang lain (anak

31

Page 32: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

buahnya). Pemimpin sangat mempertimbangkan ide atau pendapat dari

bawahannya dalam pengambilan keputusan.

Perbedaan antara tipe kepemimpinan bebas dan demokratis bisa dilihat

dari peran pemimpinnya. Pada kepemimpinan bebas, pemimpin hanya

bertindak sebagai simbol. Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang

mengambil keputusan. Pemimpin juga tidak mau bertanggungjawab akan

risiko yang ditimbulkan dari keputusan tersebut.

Pada tipe kepemimpinan demokratis, pemimpin tetap membuat

keputusan, namun orang yang dipimpin masih bisa menyampaikan

aspirasinya. Keputusan diambil dengan jalan musyawarah. Risiko yang

ditimbulkan dari keputusan yang diambil juga ditanggung oleh pemimpin

dan orang yang dipimpin. Adapun beberapa tipe kepemimpinan yang lain:

1) Tipe Kepemimpinan Simbol

Tipe kepemimpinan ini menempatkan pemimpin sebagai lambang atau

simbol, tanpa menjalankan kegiatan kepemimpinan yang sebenarnya.

Pemimpin sebagai simbol pada dasarnya tidak menjalankan fungsi

kepemimpinan, namun kedudukannya tidak bisa dan tidak boleh

digantikan orang lain.

Pemimpin yang berstatus lambang atau simbol diperlukan untuk

memelihara dan mempertahankan stabilitas selain bisa dimanfaatkan

pengaruhnya di lingkungan tertentu. Dalam tipe ini pengambilan

32

Page 33: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

keputusan dan pelaksanaannya menjadi kegiatan yang sepenuhnya ada

pada orang yang dipimpinnya.

2) Tipe Pengayom (Headmanship)

Tipe ini menempatkan seorang pemimpin sebagaimana layaknya

kepala keluarga. Pemimpin memiliki kesediaan dan kesungguhan untuk

mrngayomi anggotanya. Pemimpin merupakan tumpuan karena

kesediannya berdiri paling depan dalam melindungi dan membela orang

yang dipimpinnya. Pemimpin juga selalu berpihak pada sesuatu yang

benar dari sudut pandang kepentingan bersama, guna mempertahankan

kebersamaan.

3) Tipe Pemimpin Ahli (Expert)

Tipe kepemimpinan ini bertolak dari asumsi bahwa kegiatan yang

menjadi suatu bidang garapan suatu organisasi atau kelompok, hanya

akan berlangsung efektif dan efisien, saat dipimpin oleh seseorang yang

ahli di bidang tersebut. Kepemimpinan harus dijalankan oleh seseorang

yang memiliki ketrampilan atau keahlian di bidangnya. Keterampilan dan

keahlian itu mungkin diperoleh dari lembaga pendidikan formal atau

pengalaman bekerja di organisasi. Dengan kelebihan itu, seorang

pemimpin akan memiliki kemampuan untuk membimbing orang lain

untuk bekerja secara efektif dan efisien di bidangnya. Kemampuan

membimbing itu akan menjadika pemimpin dihormati, disegani, bahkan

33

Page 34: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

dipatuhi karena petunjuk dan pengarahannya selalu benar, baik, serta

tepat.

4) Tipe Kepemimpinan Organisatoris dan Administrator

Tipe kepemimpinan ini dijalankan oleh para pemimpin yang senang

dan mampu mewujudkan serta membina kerjasama. Pelaksanaan

kepemimpinan berlangsung secara sistematis dan terarah pada tujuan

yang jelas. Pemimpin bekerja secara berencana, bertahap, dan tertib.

Musyawarah digunakan untuk memperoleh keputusan yang didasarkan

pada data dan informasi yang konkrit.

Tipe ini merupakan kepemimpinan yang mampu mendayagunakan

dan memanfaatkan orang yang dipimpin agar bergerak ke arah

pencapaian tujuan. Oleh karena itu, tipe kepemimpinan ini banyak

diterapkan di lingkungan organisasi formal seperti instansi pemerintahan.

5) Tipe Kepemimpinan Agitator

Tipe kepemimpinan ini diwarnai dengan kegiatan pemimpin dalam

bentuk tekanan, adu domba, memperuncing perselisihan, menimbulkan

dan memperbesar pertentangan.  Hal ini dimaksudkan untuk mencapai

keuntungan bagi dirinya sendiri saja. Agitasi juga dapat dilakukan

terhadap pihak luar untuk mendapatkan keuntungan bagi organisasinya

atau pemimpin itu sendiri. Pemimpin memiliki kemampuan yang tinggi

dalam menciptakan dan memanfaatkan pertentangan. Di samping itu

34

Page 35: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

pemimpin akan mendapatkan simpati dari pihak yang bertentangan

karena merasa pimpinan mendukungnya.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas, semua tipe kepemimpinan tersebut harus

diterapkan dalam berbagai kegiatan dengan menyesuaikan karakteristik anak

buahnya. Sifat dari pemimpin yang diharapkan yaitu jujur, kompeten, tegas,

berani, cerdas, inovatif, adil, dan bertanggung jawab.

BAB 6

35

Page 36: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN

6.1 Tolok ukur efektivitas kepemimpinan

Mayoritas orang berpendapat bahwa seorang pemimpin yang efektif

memiliki kwalitas dan karakter pribadi yang baik, misalnya berpandangan jauh

ke depan, berwawasan luas dan berpengaruh dalam masyarakat. Seseorang

yang secara resmi diangkat menjadi kepala suatu group atau kelompok bisa

saja dia berfungsi secara baik atau tidak sebagai pemimpin. Seorang pemimpin

berfungsi untuk memastikan seluruh tugas dan kewajiban dilaksanakan serta

mampu bekerja secara efektif maupun efisien di dalam suatu organisasi. Efisien

memiliki arti kemampuan untuk memanfatkan sumber daya yang ada secara

benar, efektif adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang tepat dan

benar.

Tolok ukur efektivitas kepemimpinan dapat dilihat dari perilaku bawahan

yang dipimpin karena pemimpin merupakan suri tauladan yang baik bagi

mereka. Apabila pemimpin mampu mempengaruhi perilaku bawahannya

kearah yang positif, maka kinerja dari seorang pemimpin tersebut bisa

dikatakan efektif. Seorang pemimpin yang efektif harus

mempunyai keberanian untuk mengambil keputusan dan

memikul tanggung jawab atas akibat atau resiko daripada

keputusan yang diambilnya.

Efektivitas kepemimpinan merupakan hasil bersama antara pemimpin dan

anggota yang dipimpinnya. Pemimpin tidak akan mampu berbuat banyak tanpa

36

Page 37: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

Efektivitas kepemimpinan

Kepribadian, latar belakang, dan

harapan pemimpin

Tipe pekerjaan

Iklim dan kebijakan organisasi Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan

Harapan dan perilkau teman kerja

partisipasi anggota yang dipimpinnya. Sebaliknya, anggota yang dipimpin

tidak akan efektif menjalankan tugas dan kewajibannya tanpa pengarahan,

pengendalian dan kerjasama dengan pemimpin. Semakin aktif partisipasi dari

anggota yang dipimpinnya, maka akan dinamis kehidupan organisasi tersebut.

6.2 Faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan

Beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan saling

berhubungan satu dengan yang lainnya. Berikut adalah faktor yang

mempengaruhi efektivitas kepemimpinan.

Gambar 2. faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan

a. Kepribadian, latar belakang dan harapan pemimpin

Sistem nilai pribadi, latar belakang dan harapan seorang pemimpin akan

mempengaruhi tipe kepemimpinannya. Seorang pemimpin yang sangat

menghargai kebutuhan pemenuhan diri bawahannya, mungkin akan memilih

37

Page 38: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

tipe kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan. Seorang pemimpin

yang tidak mempercayai bawahan mungkin memilih tipe kepemimpinan

yang otoriter. Pada umumnya, seorang pemimpin memilih tipe

kepemimpinan yang paling menyenangkan bagi dirinya sendiri.

Kenyataan bahwa kepribadian dan latar belakang seorang pemimpin

membentuk tipe kepemimpinannya tidak berarti bahwa tipe tersebut tidak

dapat diubah. Pemimpin belajar bahwa tipe tertentu memberikan hasil lebih

baik bagi mereka dari pada tipe yang lainnya. Bila suatu tipe kepemimpinan

ternyata tidak cocok, mereka dapat mengubahnya. Perlu dingat bahwa

pemimpin yang memilih tipe yang tidak sesuai dengan kepribadian dasarnya

sangat mustahil menggunakan tipe tersebut secara efektif.

Harapan seorang pemimpin mengenai tipe apa yang diperlukan agar

bawahannya bekerja secara efektif mempengaruhi tipe kepemimpinannya.

Fakta memperlihatkan bahwa situasi cenderung berkembang ke arah yang

kita inginkan karena berbagai alasan. Sesungguhnya pemimpin baru yang

mengetahui bahwa prestasi bawahannya rendah akan mengelola bawahan

dengan cara yang lebih otoritatif daripada pemimpin baru yang mengetahui

bahwa prestasi bawahannya tinggi.

b. Harapan dan perilaku teman kerja

Teman kerja sangat erat kaitannya dalam mempengaruhi efektivitas

kepmimpinan dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang lembut dan

berorientasi pada karyawan bisa saja menjadi otoriter apabila mendapatkan

38

Page 39: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

kritikan negatif secara terus menerus. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja

sama yang sehat dan tidak saling menjatuhkan antara sesama pemimpin

dalam menjalankan peranannya.

c. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan

Bawahan memainkan peranan penting dalam mempengaruhi tipe

kepemimpinan seorang pemimpin. Mereka adalah orang yang dianggap

dipengaruhi oleh tipe kepemimpinan tersebut. Tanggapan bawahan terhadap

kepemimpinan akan menentukan efektivitas pemimpin yang bersangkutan.

Karakteristik bawahan mempengaruhi tipe kepemimpinan dengan

beberapa cara. Keterampilan dan pelatihan bawahan mempengaruhi pilihan

tipe pemimpin, bawahan yang sangat mampu biasanya tidak memerlukan

pendekatan bersifat otoriter. Selain itu, sikap bawahan juga merupakan

sebuah faktor yang mempengaruhi. Tipe bawahan tertentu, seperti polisi

militer, mungkin lebih menyukai seorang pemimpin yang otoriter jika

dibandingkan dengan ilmuwan.

Harapan bawahan adalah faktor lain yang menentukan apakah suatu tipe

tertentu akan cocok. Reaksi bawahan terhadap tipe kepemimpinan seorang

pemimpin biasanya menjadi tolok ukur apakah tipe yang digunakannya

efektif atau tidak. Dengan demikian, ada kemungkinan bahwa individu

dapat belajar bagaimana mendiagnosis suatu situasi kepemimpinan untuk

dapat mengubah tipenya ke arah yang lebih efektif.

39

Page 40: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

d. Iklim dan kebijakan organisasi

Suatu iklim organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku dari

bawahan, sedangkan kebijakan yang diterapkan mempengaruhi tipe

kepemimpinan seorang pemimpin. Sebuah organisasi yang sangat

memperhitungkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan, akan membuat

pemimpin mengawasi dan mengontrol bawahannya lebih ketat.

e. Tipe pekerjaan

Rasa tanggung jawab dari bawahan juga akan mempengaruhi tipe

kepemimpinan yang akan diterapkan oleh seorang pemimpin. Suatu

pekerjaan yang membutuhkan intruksi langsung seorang pemimpin akan

membuat dia lebih sering mengawasi dan mengontrol kinerja bawahannya.

Oleh karena itu, kinerja bawahan sangat dipengaruhi oleh tipe pekerjaan

kerjasama dengan pemimpin dalam menjalankan tugasnya.

Kesimpulan

Efektivitas kepemimpinan merupakan hasil bersama antara pemimpin dan partisipasi

bawahannya. Perilaku bawahan merupakan tolok ukur utama efektivitas

kepemimpinan karena seorang pemimpin adalah suri tauladan bagi mereka.

Sedangkan faktor efektivitas kepemimpinan saling berhubungan satu dengan yang

lainnya dan mempengaruhi efektivitas kepemimpinan secara keseluruhan.

40

Page 41: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

BAB 7

HOW TO BE A LEADER

Para pemimpin berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda satu sama lain.

Suatu organisasi yang sukses tidak selalu menuggu para pemimpin tersebut ikut.

Mereka cenderung mencari orang dengan potensi keterampilan memimpin dan

mengekspos perencanaan pengalaman mereka untuk mengembangkan potensi

tersebut. Kriteria utama yang harus  dimiliki pemimpin yang baik antara lain:

a. Pemberi contoh yang baik dan yang benar

Pemimpin harus dapat mempengaruhi orang yang dipimpinnya, pengaruh

tersebut ditimbulkan dari memberi contoh dan teladan kepada orang yang

dipimpinnya. Pemimpin harus membuat dirinya patut dicontoh oleh orang yang

dipimpinnya, jangan sampai orang yang dipimpin meniru perilaku buruk

pemimpinnya.

b. Intelektual

Pemimpin harus memiliki intelektualitas dan kemampuan yang lebih

dibandingkan orang yang dipimpinnya. Selain sangat membantu dalam

menjalankan kepemimpinan, intelektualitas mampu membuat seorang pemimpin

disegani dan dihormati oleh orang yang dipimpinnya.

c. Bisa menyesuaikan diri

Pemimpin harus bisa menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi, serta

mengetahui saat yang tepat untuk bertindak dan tindakan yang harus

dilakukannya. Sesuai filsafat kepemimpinan Ki Hajar Dewantara, bahwa setiap

41

Page 42: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

orang, baik di depan, di tengah, atau di belakang, paham tindakan yang harus

dilakukan sesuai dengan posisinya.

Kriteria di atas sangat penting, karena merupakan dasar untuk menjadi pemimpin

yang baik. Selain kriteria di atas, pemimpin juga harus memiliki kecakapan dalam

menjalankan tugasnya. Berikut kriteria tambahan yang diperlukan untuk menjadi

seorang pemimpin.

a. Pemberdayaan (Empowerment)

Pemberdayaan terjadi ketika seorang pemimpin mempengaruhi dan

mengontrol pengikutnya. Pemimpin melibatkan anggota tim dalam menentukan

bagaimana mencapai tujuan organisasi, sehingga memberikan rasa komitmen dan

pengendalian diri. Pemberdayaan memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk

pencapaian, rasa memiliki dan harga diri serta memungkinkan anggota tim

menyesuaikan potensi mereka. Saat karyawan memiliki perasaan positif terhadap

pekerjaan mereka, pekerjaan itu akan menimbulkan semangat dan menjadi

menarik.

b. Intuisi (Intuition)

Kemampuan mengamati situasi, mengantisipasi perubahan, mengambil risiko,

dan membangun kepercayaan adalah aspek intuisi. Para pemimpin yang baik

memiliki rasa intuitif (insting) terhadap perubahan yang akan terjadi di sekitar

mereka. Mereka bergerak dengan cepat dalam melayani pelanggan baru mereka

menemukan keunggulan kompetitif baru, dan memanfaatkan kekuatan

perusahaan.

42

Page 43: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

c. Pemahaman diri (Self-Understanding)

Pemahaman diri adalah kemampuan mengenali kekuatan seseorang dan

mengompensasi kelemahan seseorang. Perusahaan yang mengembangkan

pemimpin dengan baik menekankan pada penciptaan peluang yang menantang

bagi karyawan. Peluang ini memberikan kesempatan karyawan untuk melebarkan

dan mengembangkan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjadi

pemimpin yang lebih baik. Pemimpin menerima penilaian kinerja rekan yang

memberikan umpan balik dalam beberapa bidang seperti pendelegasian keputusan

dan menetapkan prioritas yang jelas. Umpan balik ini menjadi dasar untuk

meningkatkan pemahaman diri.

d. Menekuni (Persevere)

Kegigihan dalam menghadapi kesulitan merupakan salah satu pilar ketahanan

yang harus dimiliki seorang pemimpin. Tetap teguh dalam nilai dan tujuan yang

ditentukan serta disiplin diri dalam upaya mencapainya. Ketekunan bukan berarti

tidak pernah merasa putus asa, namun tetap menjaga fokus pada tujuan. Seperti

seorang pelari maraton, terus berjalan karena percaya pada apa yang dilakukan.

e. Kemampuan Lisan (Verbal Ability)

Seorang pemimpin harus mengkomunikasikan visinya dengan cara

memberikan energi terhadap tindakan. Kemampuan memperoleh kerjasama dan

dukungan orang lain (melalui negosiasi, persuasi dan pengaruh) tergantung pada

kemampuan komunikasi. Pada dasarnya, pemimpin harus mengambil harapan

pendengar dalam komunikasi tersebut. Saat orang merasa didengarkan, mereka

43

Page 44: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

lebih cenderung mendengar pemimpinnya. Saat memahami tujuan pengikutnya,

pemimpin dapat mengartikulasikan bagaimana aspirasi mereka dapat disejajarkan

dengan visi.

Kesimpulan

Seorang pemimpin harus memiliki 3 komponen utama dalam menjalankan fungsinya,

yaitu: (1) pemberi contoh yang baik dan benar, (2) mempunyai intelektual dan (3)

dapat menyesuaikan atau menempatkan diri dalam berbagai situasi.

44

Page 45: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

CONCLUSION

1. Leader’s characteristic must bring good influence to other (followers).

2. Leadership is a musted in public health because with healty life and it

increase quality and health system.

3. A manager can be a leader when they can influence the other. A manager can

be a leader but a leader must not be a manager.

4. There are many leadhership theories, in example trait theory, develops to new

are many theories such as situational theory, X and Y’s theory, path-goal

theory, and ontingency theory.

From all these theories has a benefits and deficiencies.

5. Effective leadership is the result of togetherness between manager and the

participation of employees.

6. All types of leaderships must be practice on every activities and have to adapt

with personal characters.

7. A leader must be accepted by the other so they can read their goals to be the

best start from set the attitude, posses a high intelectual and able to adapt with

others.

45

Page 46: Web viewPerkembangan teori kepemimpinan sudah ada sejak lama, berawal dari . trait theory. ... Terjadi ketidakjelasan tentang pihak yang mengambil keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Hellriegel, D & Scolum Jr., JW 1992, Management. 6th ed, Addison-Wesley

Publishing Company, Boston.

Shoter, JAF 1982, Management Second Edition, Inc, Prentice Hall.

Shortell, SM 1991, Effective Hospital-Physician Relationship, Eaglewood,

Colorado.

John RS, Jr 1996, Management and Organizational Behaviour, John Wiley

and Sons, USA.

Kreitner, Robert 1980, Management a Problem Solving Process, Houghton

Mifflin Company, USA.

Manion, Jo 2005, From Management to Leadership, Jossey-Bass A Wiley

Imprint, USA.

Ostrow, E 1922, Ways to Become a Leader, viewed 16 March 2011,

<http://www.emergingleader.com/article31.shtm>

46