IKM 2 HEG
-
Upload
siapasiapaloo -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
description
Transcript of IKM 2 HEG
BAB I
STATUS PASIEN
I. IdentitasPasien
a. Nama : Ny. Suratmi
b. Jenis kelamin : perempuan
c. Usia : 40 tahun
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. Pendidikan : SD
f. Alamat : RT. 8 Olak Kemang
II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga
a. Status Perkawinan : Menikah
b. Status ekonomi keluarga : Kurang
c. Kondisi Rumah : pasien tinggal dirumah panggung beruukuran 8 X 4
meter dengan dinding dan lantai papan. Didalam 1 rumah pasien tinggal bersama
suami dan 3 orang anaknya. Memiliki 1 kamar tidur dan 1 ruang tamu yang
berhubungan langsung dengan dapur. WC yang digunakan WC jongkok dengan
sumber air PDAM bersama tetangga nya.
d. Kondisi Lingkungan Keluarga : baik
III.Aspek Psikologis di Keluarga : Pasien mengakui hubungannya dengan suami saat
ini kurang baik karena masalah ekonomi, namun hubungan nya dengan anak-anak baik.
IV. Riwayat menstruasi
Menarche 13 tahun, teratur, siklus haid 28 hari lamanya 5-7 hari, banyaknya 3
pembalut/hari, nyeri haid tidak ada
1
V. Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga :
Pasien mengalami gejala yang sama pada kehamilan sebelumnya yaitu pada
kehamilan pertama, kedua, dan ketiga nya namun tidak separah dengan
kehamilan saat ini
Riwayat demam tidak ada, riwayat trauma tidak ada.
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat DM disangkal
Riwayat Obstetri
HPHT: 17 mei 2015
TP : 10 febuari 2016
UK : 14-15 minggu
Riwayat Persalinan
Anak I : tahun 1999 jenis kelamin perempuan, lahir spontan, ditolong dukun, BB -,
hidup
Anak II : Tahun 2001 jenis kelamin laki-laki, lahir spontan, ditolong bidan, BB 2900
gram, hidup.
Anak III : tahun 2004 jenis kelamin perempuan, lahir spontan, ditolong bidan, BB 2700
gram, hidup
Riwayat Kontrasepsi : pasien sedang mengkonsumsi Pil KB saat didiagnosis hamil
VI. Keluhan Utama:
2
Mual dan muntah yang memberat sejak ± 5hari yang lalu
VII. Keluhan Tambahan :
Tidak mau makan, Badan lemas.
VIII. RiwayatPenyakitSekarang : (autoanamnesa)
Pasien datang dengan keluhan mual dan muntah >3x/hari sejak ± 5 hari yang lalu,
isi muntahan apa yang dimakan, muntah tidak bercampur darah, jumlahnnya 1 gelas
kecil. Masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari.
± 2 hari sebelum pasien datang ke puskesmas pasien muntah ± 5x/hari, isi
muntahan semua apa yang dimakan dan terkadang hanya air yang bercampur busa,
bahkan air muntahan seperti berwarna kuning, muntah tidak bercampur darah, jumlah 1/4
gelas kecil sampai 1 gelas kecil. Pasien tidak mau makan, jika makan dan minum pasien
mengeluh langsung mual dan memuntahkannya. Pasien mengaku sehari-hari hanya
memakan roti saja, namun jika kebanyakan makan roti akan muntah juga, minum harus
menggunakan es batu jika hanya minum air putih maka pasien akan muntah. Badan terasa
lemas sehingga tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa. Pasien lebih nyaman tidur
untuk menghindari muntah. Pasien mengeluh nyeri ulu hati, nyeri tidak menjalar. Pasien
mengeluh nyeri kepala. Buang air besar dan buang air kecil normal.
IX. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum
1. Keadaan sakit : tampak sakit sedang
2. Kesadaran : compos mentis
3. Suhu : 36,8°C
4. Nadi : 80x/menit
5. TekananDarah : 110/70mmHg
6. Pernafasan
- Frekuensi : 20x/menit
- Irama : reguler
- Tipe : thorakoabdominal
7. Tinggi badan : 155 cm
8. Berat badan : 48 Kg
3
9. IMT : 19,97 ( normal )
10. Kulit
- Turgor : baik
- Lembab / kering : lembab
- Lapisan lemak : ada
Pemeriksaan Organ
1. Kepala Bentuk : normocephal
Simetri : simetris
2. Mata Exopthalmus/enophtal : (-)
Kelopak : normal
Conjungtiva : anemis (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Kornea : normal
Pupil : bulat, isokor, RC+/+
Lensa : normal, keruh (-)
3. Hidung : tak ada kelainan
4. Telinga : tak ada kelainan
5. Mulut Bibir : basah, tidak pucat
Bau pernafasan : normal
Gigi geligi : lengkap
Palatum : deviasi (-)
Gusi : warna merah muda,
perdarahan (-)
SelaputLendir : normal
Lidah : putihkotor (-), ulkus (-)
6. Leher KGB : tak ada pembengkakan
Kel.tiroid : tak ada pembesaran
JVP : 5 - 2 mmHg
7. Thorax Bentuk : simetris
4
Pergerakan dinding dada : tidak ada yang tertinggal
Pulmo
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Simetris
Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal
Perkusi Sonor
Batas paru-hepar :ICS
VI kanan
Sonor
Auskultasi Wheezing (-), Ronkhi
(-)
Wheezing (-), Ronkhi
(-)
Jantung
Inspeksi Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula kiri
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula kiri
Perkusi Batas-batas jantung :
Atas : ICS II kiri
Kanan : linea sternalis kanan
Kiri : ICS VI linea midclavicula kiri
Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
8. Abdomen :
inspeksi : tampak membuncit, linea mediana hiperpigmentasi, striae(-), Sikatrik
(-)
Palpasi : TFU 14 cm, nyeri tekan epigastrium (+)
Auskultasi : bising usus (+) normal
9. EkstremitasAtas : akral hangat, Edema (-) / (-)
Bawah :akral hangat, Edema (-) / (-)
5
X. Pemeriksaan Anjuran:
Hb
Urinalisis (ketonurin)
USG
XI. Diagnosis Kerja :
G4P3 A0,Gravida 14-15 minggu dengan hiperemesis gravidarum
XII. Manajemen
a. Preventif :
- Jangan membiarkan diri dalam keadaan terlalu lapar atau dalam kodisi terlalu
kenyang
- Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah sedikit tetapi sering.
- Menghindari makanan yang berminyak dan berlemak seperti gorengan
- Hindari stress
b. Promotif :
- Melakukan penyuluhan kepada warga masyarakat khususnya ibu hamil mengenai
antenatal care (ANC) serta mengadakan penyuluhan tentang informasi mengenai
hiperemesis gravidarum
- Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik
pada awal kehamilan dan akan hilang setelah usia kehamilan 4 bulan
- Memberi informasi kebutuhan nutrisi ibu hamil
c. Kuratif :
Non Medikamentosa
Istirahat yang cukup
Hindari pencetus untuk terjadinya mual dan muntah
Mengikuti kelas Ibu Hamil dan Melakukan senam Ibu hamil yang telah
dijadwalkan oleh puskesmas.
Terapi psikologi ( perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit ini dapat
sembuh, hilangkan rasa mual oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik )
6
Medikamentosa
1. Antasida tab 3x1
2. Ondansetron tab 3x1
3. Sulfas ferrous tab 1 x 1
4. Vitamin B6 tab 3x1
5. Asam folat tab 1x400 mg
6. Kalk tab 1 x 1
7
d.
Rehabilitatif
Minum obat sesuai anjuran
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi dan makan porsi kecil
namun sering
Jika mual dan muntah bertambah berat maka segera berobat
BAB II
8
DinasKesehatan Kota Jambi
Puskesmas Olak Kemang
Dokter : Merin Isabella
SIP : No.123/SIK/2015 STR: No. 456/STR/2015
Tanggal : Agustus 2015
R/ Antasida tab 500mg no. IX
s 3 d d tab 1
R/ B 6 tab no. IX
s 3 d d tab 1
R/ Asam folat tab 400 mg no.XXX
s 1 d d tab 1
R/ ondansetron tab no. IX
s3dd tab 1 prn
R/ SF tab no. XXX
S1dd tab 1
R/ Kalk tab no. XXX
S1dd tab 1
Pro : Ny.Suratmi / 40 tahun
Alamat : RT 8 Olak Kemang
Reseptidakbolehditukartanpasepengetahuandokter
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFENISI
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita
harnil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk.5
Morning sickness dengan yang muntah terus menerus dan asupan makanan kurang dapat
menyebabkan gangguan suasana kehidupan sehari-hari. Dalam situasi demikian disebut
hiperemesis gravidarum.6
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai
umur kehamilan 20 minggu. Keluahan muntah kadang-kadang begitu hebat dimana
segala yang dimakan dan yang diminum dimuntahkan sehingga dapat
mempengaruhikeadaan umum dan mengganggu keadaan sehari-hari,berat badan
menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala apendiksitis,
pielititis dan sebagainya.2
2.2 ETIOLOGI
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Tidak
ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan
kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan
saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin.
Beberapa faktor predisposisi dan factor lain yang mungkin mempengaruhi
terjadinya hiperemesis gravidarum adalah:3,4,5,6
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, kehamilan ganda akibat
terbentuknya HCG yang berlebihan.
2. Faktor organik, karena masuknya villi khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik.
3. Faktor psikologik, seperti keretakan rumah tangga, kehilangan pekeijaan, rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan lain
sebagainya.
4. Faktor endokrin, seperti hipertiroid, diabetes, dan lain-lain.
5. Alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
9
2.3 PATOFISIOLOGI
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya
kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Penyesuaian
terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat
terjadi sampai berbulan-bulan. Hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi mual dan
muntah pada wanita muda, bila terjadi terus menerus dapat mnyebabkan dehidrasi, dan
tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Wanita yang sebelum
kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka makan dan mual,
akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.3
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak
sempurna, terjadilah ketosis. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan
karena muntah mengakibatkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu
dehidrasi mengakibatkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.
Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang dan
tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah
dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih
banyak, dapat merusak hati, dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.
Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan
dan selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma Mallory-Weiss), dengan akibat
perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat
berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfuse atau tindakan operatif.3
2.4 Klasifikasi 2-8
Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3
klasifikasi.
1) Tingkat I = ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, intoleransi terhadap
makan dan minum,muntah pertama keluar makanan,lendir dan sedikit cairan empedu,
berat badan turan dan rasa nyeri di epigastrium; nadi meningkat sekitar 100 kali/menit,
tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering dan mata cekung, dan urin sedikit
tetapi masih normal.
10
2) Tingkat II = sedang
Gejala lebih berat, mual dan muntah yang hebat, segala yang dimakan dan
diminum dimuntahkan, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor,
nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per menit, suhu badan naik (dehidrasi), kadang
ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tenkanan darah sistolik kurang dari 80
mmHg, hemokonsentrasi, oliguri, dan konstipasi. Dapat pula terjadi asetonuria, dan dari
nafas keluar bau aseton.
3) Tingkat III = berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun (delirium sampai koma),
muntah berkurang atau terhenti, nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan
naik, dan tensi sangat turun, ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin dan
proteinuria dalam urin.
2.5 Gejala Klinik
Gejala klinik dari hiperemesis gravidarum ini terjadi pada tri mester pertama.
Gejala klinik yang sering dijumpai adalah nausea,muntah, penurunan berat
badan,ptialism (saliva yang berlebih),tanda –tanda dehidrasi termasuk hipotensi postural
dan takikardi.pemeriksaaan laboratorium dapat dapat dijumpai hiponatremi, hipokalemi,
dan peningkatan hemotokrit. Hipertiroid dan LFT yang abnormal juga dapat dijumpai.
2.6 DIAGNOSIS
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sulit. Harus ditentukan adanya
kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan
umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis,
hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala
muntah.2,3
- Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu
- Fungsi vital: nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun pada
keadaan berat, subfebris dan gangguan kesadaran.
- Pemeriksaan fisik : dehidrasi, pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun : pada
vaginal toucher uterus besar sesuai usia kehamilan, konsistensi lunak: pemeriksaan
inspekulo serviks berwarna biru (livide).
11
- Pemeriksaan USG : untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga untuk
mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan
molahidatitoda. .
- Pemeriksaan Laboratorium : kenaikan relatif hemoglobin dan hematoktrit, benda
keton dan protenuria.
- Pada keluhan hiperemesis yang berulang perlu dipikirkan untuk konsultasi psikologi.
2.7 PENCEGAHAN
Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan
kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. 5,6 pencegahan
terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan
tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara : 7
a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.
b. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat
d. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu dingin
2.8 PENATALAKSANAAN
- Terapi farmakologis
12
Obat-obatan yang digunakan antara lain adalah vitamin B6 (piridoksin),
antihistamin dan agen-agen prokinetik. American College of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG) merekomendasikan 10 mg piridoksin ditambah 12,5 mg
doxylamine per oral setiap 8 jam sebagai farmakoterapi lini pertama yang aman dan
efektif.
Antiemetik konvensional, seperti fenotiazin dan benzamin, telah terbukti
efektif dan aman bagi ibu. Antiemetik seperti proklorperazin, prometazin,
klorpromazin menyembuhkan mual dan muntah dengan cara menghambat
postsynapticmesolimbic dopamine receptors melalui efek antikolinergik dan
penekanan reticular activating system.
Antagonis reseptor 5-hydroxytryptamine3 (5HT3) seperti ondansentron mulai
sering digunakan, tetapi informasi mengenai penggunaannya dalam kehamilan masih
terbatas. Seperti metoklopramid, ondansetron memiliki efektivitas yang sama dengan
prometazin, tetapi efek samping sedasi ondansetron lebih kecil. Ondansetron tidak
meningkatkan risiko malformasi mayor pada penggunaannya dalam trimester
pertama kehamilan.
Obat-Obatan Untuk Tatalaksana Mual Muntah Dalam Kehamilan4
13
Agen Dosis obat kategori Efek
sedang
Keterangan
Vitamin
B6(piridoksin)
10-25 mg/8 jam A Vitamin B6 atau kombinasi
vitamin B6-antihistamin
sebagai lini 1
Kombinasi
Vit.B6-
Doxylamine
25 mg/8 jam
sebelum tidur,
12,5 mg pada
pagi hari
ditambah
piridoksi 10 mg
A Sedasi
Antihistamin
Doxylamine
Dyphenhydrami
ne
Meclizine
Hydroxyzine
Dimenhidrinate
phenothiazine
12,5-25 mg/8
jam
25-50 mg/8 jam
25mg/1 jam
50 mg/4-6 jam
50-100 mg/4-6
jam
A
B
B
C
B
Gejala
ektrapira
midal,
sedasi
promethazine 25 mg/4-6 jam C Kerusakan jaringan berat
dengan intravena. Disarankan
per oral. Rectal, IM
Proclorperazine 5-10 mg/6 jam C
Antagonis
Dopamin
Metoclopramid
e
10 mg/6 jam B Tardive
Dyskines
ia
Pemberianobat> 12 minggu
↑risiko tardive dyskinesia
Antagonis
reseptor
serotonin
Konstipa
si, diare,
sakitkepa
14
Ondansentron
Glukokortikoid
Metilprednisolo
n
4-8 mg/1jam
16 mg/8 jam
selama 3 hari,
dosis diturunkan
selama 2 minggu
B
C
la,
fatigue
Sedikit ↑
risiko
bibir
sumbingj
iika
digunaka
n
sebelum
10
minggu
kehamila
n
Jangan gunakansebelum 10
minggu kehamilan, durasi
maksimum 6 minggu
- Isolasi (jika dirawat)
Penderita ditempatkan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara
yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang
boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah berhenti dan penderita mau
makan. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang
tanpa pengobatan.3
- Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan
fisiologis jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor
psikologis seperti keadaan sosioekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.3,5
- Cairan parenteral
Memberikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam. Pemberian cairan untuk mengimbangi
15
hilangnya cairan dan elektrolit, turgor kulit cepat kembali, meningkatkan dieresis dan
membuang benda keton melalui urin. Glukosa sendiri dibutuhkan untuk metabolism
umum dan menghindari kerusakan liver lebih lanjut dan glukosa yang dipecah
menjadi energy diharapkan dapat mengurangi pembentukan badan keton.1,10 Bila
perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks, vitamin C,
dan bila ada kekurangan protein dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
Dibuat daftar cairan yang masuk dan dikeluarkan. Urine perlu diperiksa untuk
mengetahui adanya protein, aseton, klorida dan bilirubin.
Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum baik, dapat dicoba
untuk memberikan minuman dan lambat laun dapat ditambah dengan makanan yang
tidak cair.3
- Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, takikardi, ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit
diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain
pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.3
- Diit sebaiknya meminta advis ahli gizi 2
Diit pada hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makan hanya
berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan
tetapi 1-2 jam sesudahnya.makanan ini kurang mengandung gizi, kecuali
vitamiun C sehingga hanya diberikan selama beberapa hari.
Diit hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tin ggi. Minuman
tidak diberikan bersama dengan makanan. Makann ini rendah dalam semua zat
gizi, kecuali vitamin A dan D
Diit hiperemesis III diberikan pada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan ini cukup dalam semua zat gizi, kecuali kalsium.
16
SKEMA : PENATALAKSANAAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PASIEN MASUK
RUMAH SAKIT 9
17
Fisiologi hamil
Pemeriksaan
Fisikumum-khusus Laboratoriumkhusus
(faalhatidanginjal, kehamilan)
Faktor predisposisi
Psikologis Gizi/anemia Hamiltidak di
inginkan hormonal
Hiperemesisgravidrum Muntah-dehidrasi (ikterus,
perdarahan retina, oliguria, muntahberdarah
Fisik (lidahkering, dehidrasi, BB turun, TD turun, nadinaik)
Kesadaranmenurun, ensefalopati Wernicke
Gangguanfaalalat vital
Pengobatan
Antimuntah Antialergi Vitamin (B kompleks,
vit E, elkana/kalsium)
Pengobatan berhasil
Pengawasanhamil Nasihat diet Vaksinasi II USG 2-3 kali Konsul-rujukan
Pengobatan
Masuk RS isolasipsikologis Rehidrasi (glukosa, vit. B
komplek, vit.C Obat (sedative, antimuntah) Mobilisasi Diet ringan Konsulrujukan
Keluhanringan
Kaki kram Emesis Gravidarum
Persalinan : Partograf WHO
Persalinan dengan kesehatan ibu dan bayi optimal
Pengobatangagal Terminasi kehamilan dengan
indikasi medis
2.9 Komplikasi
Beberapa kasus melaporkan bahwa komplikasi pada hiperemesis gravidarum
adalah sebagai berikut:10
a. Ruptur esophagus dan perforasi
b. Pneumothorak bilateral dan pneumo mediastinum
c. Wernick Ensefalopati akibat defisiensi tiamin , kebutaan
d. Epistaksis beratakibat koagulopati defisiensi vitamin K
e. Laserasi Mallory Weiss
f. Kejang, komaatau kematian
2.10 PROGNOSIS
Penyakit ini biasanya dapat sembuh sendiri, namun demikian pada tingkatan yang
berat dapat mengancam jiwa ibu dan janin. Jarang sekali menyebabkan kematian atau
memaksa kita melakukan abortus therapeuticus. 3,11
BAB III
ANALISA KASUS
Analisis Pasien Secara Holistik
A. Hubungan anamnesis, diagnosis dengan keadaan rumah :
18
Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan G4P3 A0,Gravida 14-15 minggu dengan
hiperemesis gravidarum karena berdasarkan anamnesis pada pasien ini ditemukan gejala
mual dan muntah >3x/hari sejak ± 5 hari yang lalu, isi muntahan apa yang dimakan,
muntah tidak bercampur darah, jumlahnnya 1 gelas kecil. Masih bisa melakukan aktifitas
sehari-hari. ± 2 hari sebelum pasien datang ke puskesmas pasien muntah ± 5x/hari, isi
muntahan semua apa yang dimakan dan terkadang hanya air yang bercampur busa,
bahkan air muntahan seperti berwarna kuning, muntah tidak bercampur darah, jumlah 1/4
gelas kecil sampai 1 gelas kecil. Pasien tidak mau makan, jika makan dan minum pasien
mengeluh langsung mual dan memuntahkannya. Pasien mengaku sehari-hari hanya
memakan roti saja, namun jika kebanyakan makan roti akan muntah juga, minum harus
menggunakan es batu jika hanya minum air putih maka pasien akan muntah. Badan terasa
lemas sehingga tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa. Pasien lebih nyaman tidur
untuk menghindari muntah. Pasien mengeluh nyeri ulu hati, nyeri tidak menjalar. Pasien
mengeluh nyeri kepala. Buang air besar dan buang air kecil normal.
Dimana hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan
20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya sehingga segala yang dimakan dan
diminum akan dimuntahkan swhingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan
menggangu aktifitas sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton
dalam urin.
Berdasarkan pengamatan mengenai keadaan rumah pasien dapat disimpulkan bahwa
keadaan/ kondisi rumah pasien tidak mempengaruhi atau mempunyai hubungan dengan
penyakit pasien karena penyakit pasien ini bukan penyakit berbasis lingkungan.
B. Hubungan diagnosis dengan aspek psikologis di keluarga
Pasien merupakan ibu rumah tangga, sedangkan suami hanya bekerja sebagai buruh
tidak tetap, dimana pasien mengaku saat ini hubungan dengan suami kurang baik karena
masalah ekonomi. pasien juga memiliki 3 orang anak dan sebenarnya kehamilan nya saat
ini awalnya tidak dikehendaki pasien karena mengingat faktor usia dan ekonomi.
19
Terdapat hubungan diagnosis dengan aspek psikologis keluarga dimana pasien
memiliki tingkat stress emosional dan psikologi yang cukup berat saat kehamilan
nya sekarang.
C. Hubungan kausal antara beberapa masalah dengan diagnosis
Beberapa etiologi dan faktor predisposisi terjadinya hiperemesis gravidarum pada
pasien ini adalah adanya riwayat hiperemesis gravidarum yang sama pada kehamilan
sebelum nya, pada pasien ini juga merupakan kehamilan keempat yang awalnya tidak
diinginkan karena pasien merasa sudah cukup anak dan usia nya yang sudah 40 tahun
serta masalah beban ekonomi di keluarga nya yang membuat hubungan nya dengan
suami kurang baik menjadi faktor timbulnya stress psikologi pada pasien.
D. Analisis untuk mencegah terjadinya penyakit:
Untuk mencegah penyakit hiperemesis gravidarum yaitu menghindari hal-hal yang
membuat muntah, makan sedikit-sedikit namun sering, perbanyak olahraga atau senam
ibu hamil. Dan dengan terapi psikologi seperti memberikan pengertian pada ibu bahwa
keadaan mual dan muntah seperti ini wajar dialami pada usia awal kehamilan serta
mencoba hilangkan faktor stress psikologis seperti keadaan sosioekonomi, membantu ibu
untuk berpikir lebih tenang dan menikmati serta menerima kehamilan nya saat ini.
Rencana Promosi dan Pendidikan Kesehatan Kepada Pasien dan Kepada Keluarga
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya
Menjelaskan kepada pasien kemungkinan penyebab penyakit tersebut pada pasien.
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit tersebut tidak dapat menular dari pasien ke
orang lain
Rencana Edukasi Penyakit Kepada Pasien
Menjelaskan kepada pasien bahwa kemungkinan penyebab penyakit hiperemesis.
Pasien dianjurkan berobat jika ada keluhan lainnya, serta memberi anjuran kepada pasien
untuk sering makan walaupun sedikit-sedikit, menjaga kesehatan seperti berolah raga atau
mengikuti senam yang telah dijadwalkan oleh puskesmas, dan menghindari stres.
20
Anjuran-Anjuran Promosi Kesehatan Penting yang Dapat Memberi Semangat /
Mempercepat Penyembuhan Pada Pasien
- Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
- Ikut kelas ibu hamil dan olahraga/senam yang telah dijadwal
DAFTAR PUSTAKA
1. Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. 2009.
21
2. Winkjosastro, Hanifa, dkk. Ilmu Kebidanan, Edisi keempat , Cetakan Kedua, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2009.
3. Winkjosastro, Hanifa, dkk. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga , Cetakan Kedelapan,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2006.
4. Gunawan, Kevin, dkk. Diagnosis dan Tatalaksana Hiperemesis Gravidarum. Vol: 61.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2011. Available at :
http://www.indonesia.digitaljournals.org//index.php/.
5. Mochtar Rustam, Dr, Prof, Sinopsis Obstetri, Edisi Ke-2, Jilid I, Jakarta 1998.
6. Mochtar Rustam, Dr, Prof, Sinopsis Obstetri I. Jakarta : EGC. 1989.
7. Hyperemesis Gravidarum. Jurnal kesehatan. 2011. Available at. http :// jurnal
kesehatanmu.blogspot.com/2009/07/hiperemesis-gravidarum.html.
8. Manuaba, IBG. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC; 2007.
9. Manuaba. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi Edisi ke-2. Jakarta:
EGC, 2003.
10. Cunningham, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21. Volume 1. Jakarta:EGC. 2005.
11. Obstetri Patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran Bandung. Edisi 1984. Elstar Offset: Bandung.
22
23