IKM 2 HEG

31
BAB I STATUS PASIEN I. IdentitasPasien a. Nama : Ny. Suratmi b. Jenis kelamin : perempuan c. Usia : 40 tahun d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga e. Pendidikan : SD f. Alamat : RT. 8 Olak Kemang II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan- keluarga a. Status Perkawinan : Menikah b. Status ekonomi keluarga : Kurang c. Kondisi Rumah : pasien tinggal dirumah panggung beruukuran 8 X 4 meter dengan dinding dan lantai papan. Didalam 1 rumah pasien tinggal bersama suami dan 3 orang anaknya. Memiliki 1 kamar tidur dan 1 ruang tamu yang berhubungan langsung dengan dapur. WC yang digunakan WC jongkok dengan sumber air PDAM bersama tetangga nya. d. Kondisi Lingkungan Keluarga : baik III. Aspek Psikologis di Keluarga : Pasien mengakui hubungannya dengan suami saat ini kurang baik karena masalah ekonomi, namun hubungan nya dengan anak-anak baik. IV. Riwayat menstruasi 1

description

heg

Transcript of IKM 2 HEG

Page 1: IKM 2 HEG

BAB I

STATUS PASIEN

I. IdentitasPasien

a. Nama : Ny. Suratmi

b. Jenis kelamin : perempuan

c. Usia : 40 tahun

d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

e. Pendidikan : SD

f. Alamat : RT. 8 Olak Kemang

II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga

a. Status Perkawinan : Menikah

b. Status ekonomi keluarga : Kurang

c. Kondisi Rumah : pasien tinggal dirumah panggung beruukuran 8 X 4

meter dengan dinding dan lantai papan. Didalam 1 rumah pasien tinggal bersama

suami dan 3 orang anaknya. Memiliki 1 kamar tidur dan 1 ruang tamu yang

berhubungan langsung dengan dapur. WC yang digunakan WC jongkok dengan

sumber air PDAM bersama tetangga nya.

d. Kondisi Lingkungan Keluarga : baik

III.Aspek Psikologis di Keluarga : Pasien mengakui hubungannya dengan suami saat

ini kurang baik karena masalah ekonomi, namun hubungan nya dengan anak-anak baik.

IV. Riwayat menstruasi

Menarche 13 tahun, teratur, siklus haid 28 hari lamanya 5-7 hari, banyaknya 3

pembalut/hari, nyeri haid tidak ada

1

Page 2: IKM 2 HEG

V. Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga :

Pasien mengalami gejala yang sama pada kehamilan sebelumnya yaitu pada

kehamilan pertama, kedua, dan ketiga nya namun tidak separah dengan

kehamilan saat ini

Riwayat demam tidak ada, riwayat trauma tidak ada.

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat DM disangkal

Riwayat Obstetri

HPHT: 17 mei 2015

TP : 10 febuari 2016

UK : 14-15 minggu

Riwayat Persalinan

Anak I : tahun 1999 jenis kelamin perempuan, lahir spontan, ditolong dukun, BB -,

hidup

Anak II : Tahun 2001 jenis kelamin laki-laki, lahir spontan, ditolong bidan, BB 2900

gram, hidup.

Anak III : tahun 2004 jenis kelamin perempuan, lahir spontan, ditolong bidan, BB 2700

gram, hidup

Riwayat Kontrasepsi : pasien sedang mengkonsumsi Pil KB saat didiagnosis hamil

VI. Keluhan Utama:

2

Page 3: IKM 2 HEG

Mual dan muntah yang memberat sejak ± 5hari yang lalu

VII. Keluhan Tambahan :

Tidak mau makan, Badan lemas.

VIII. RiwayatPenyakitSekarang : (autoanamnesa)

Pasien datang dengan keluhan mual dan muntah >3x/hari sejak ± 5 hari yang lalu,

isi muntahan apa yang dimakan, muntah tidak bercampur darah, jumlahnnya 1 gelas

kecil. Masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari.

± 2 hari sebelum pasien datang ke puskesmas pasien muntah ± 5x/hari, isi

muntahan semua apa yang dimakan dan terkadang hanya air yang bercampur busa,

bahkan air muntahan seperti berwarna kuning, muntah tidak bercampur darah, jumlah 1/4

gelas kecil sampai 1 gelas kecil. Pasien tidak mau makan, jika makan dan minum pasien

mengeluh langsung mual dan memuntahkannya. Pasien mengaku sehari-hari hanya

memakan roti saja, namun jika kebanyakan makan roti akan muntah juga, minum harus

menggunakan es batu jika hanya minum air putih maka pasien akan muntah. Badan terasa

lemas sehingga tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa. Pasien lebih nyaman tidur

untuk menghindari muntah. Pasien mengeluh nyeri ulu hati, nyeri tidak menjalar. Pasien

mengeluh nyeri kepala. Buang air besar dan buang air kecil normal.

IX. Pemeriksaan Fisik :

Keadaan Umum

1. Keadaan sakit : tampak sakit sedang

2. Kesadaran : compos mentis

3. Suhu : 36,8°C

4. Nadi : 80x/menit

5. TekananDarah : 110/70mmHg

6. Pernafasan

- Frekuensi : 20x/menit

- Irama : reguler

- Tipe : thorakoabdominal

7. Tinggi badan : 155 cm

8. Berat badan : 48 Kg

3

Page 4: IKM 2 HEG

9. IMT : 19,97 ( normal )

10. Kulit

- Turgor : baik

- Lembab / kering : lembab

- Lapisan lemak : ada

Pemeriksaan Organ

1. Kepala Bentuk : normocephal

Simetri : simetris

2. Mata Exopthalmus/enophtal : (-)

Kelopak : normal

Conjungtiva : anemis (-/-)

Sklera : ikterik (-/-)

Kornea : normal

Pupil : bulat, isokor, RC+/+

Lensa : normal, keruh (-)

3. Hidung : tak ada kelainan

4. Telinga : tak ada kelainan

5. Mulut Bibir : basah, tidak pucat

Bau pernafasan : normal

Gigi geligi : lengkap

Palatum : deviasi (-)

Gusi : warna merah muda,

perdarahan (-)

SelaputLendir : normal

Lidah : putihkotor (-), ulkus (-)

6. Leher KGB : tak ada pembengkakan

Kel.tiroid : tak ada pembesaran

JVP : 5 - 2 mmHg

7. Thorax Bentuk : simetris

4

Page 5: IKM 2 HEG

Pergerakan dinding dada : tidak ada yang tertinggal

Pulmo

Pemeriksaan Kanan Kiri

Inspeksi Simetris

Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal

Perkusi Sonor

Batas paru-hepar :ICS

VI kanan

Sonor

Auskultasi Wheezing (-), Ronkhi

(-)

Wheezing (-), Ronkhi

(-)

Jantung

Inspeksi Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula kiri

Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula kiri

Perkusi Batas-batas jantung :

Atas : ICS II kiri

Kanan : linea sternalis kanan

Kiri : ICS VI linea midclavicula kiri

Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)

8. Abdomen :

inspeksi : tampak membuncit, linea mediana hiperpigmentasi, striae(-), Sikatrik

(-)

Palpasi : TFU 14 cm, nyeri tekan epigastrium (+)

Auskultasi : bising usus (+) normal

9. EkstremitasAtas : akral hangat, Edema (-) / (-)

Bawah :akral hangat, Edema (-) / (-)

5

Page 6: IKM 2 HEG

X. Pemeriksaan Anjuran:

Hb

Urinalisis (ketonurin)

USG

XI. Diagnosis Kerja :

G4P3 A0,Gravida 14-15 minggu dengan hiperemesis gravidarum

XII. Manajemen

a. Preventif :

- Jangan membiarkan diri dalam keadaan terlalu lapar atau dalam kodisi terlalu

kenyang

- Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam

jumlah sedikit tetapi sering.

- Menghindari makanan yang berminyak dan berlemak seperti gorengan

- Hindari stress

b. Promotif :

- Melakukan penyuluhan kepada warga masyarakat khususnya ibu hamil mengenai

antenatal care (ANC) serta mengadakan penyuluhan tentang informasi mengenai

hiperemesis gravidarum

- Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik

pada awal kehamilan dan akan hilang setelah usia kehamilan 4 bulan

- Memberi informasi kebutuhan nutrisi ibu hamil

c. Kuratif :

Non Medikamentosa

Istirahat yang cukup

Hindari pencetus untuk terjadinya mual dan muntah

Mengikuti kelas Ibu Hamil dan Melakukan senam Ibu hamil yang telah

dijadwalkan oleh puskesmas.

Terapi psikologi ( perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit ini dapat

sembuh, hilangkan rasa mual oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta

menghilangkan masalah dan konflik )

6

Page 7: IKM 2 HEG

Medikamentosa

1. Antasida tab 3x1

2. Ondansetron tab 3x1

3. Sulfas ferrous tab 1 x 1

4. Vitamin B6 tab 3x1

5. Asam folat tab 1x400 mg

6. Kalk tab 1 x 1

7

Page 8: IKM 2 HEG

d.

Rehabilitatif

Minum obat sesuai anjuran

Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi dan makan porsi kecil

namun sering

Jika mual dan muntah bertambah berat maka segera berobat

BAB II

8

DinasKesehatan Kota Jambi

Puskesmas Olak Kemang

Dokter : Merin Isabella

SIP : No.123/SIK/2015 STR: No. 456/STR/2015

Tanggal : Agustus 2015

R/ Antasida tab 500mg no. IX

s 3 d d tab 1

R/ B 6 tab no. IX

s 3 d d tab 1

R/ Asam folat tab 400 mg no.XXX

s 1 d d tab 1

R/ ondansetron tab no. IX

s3dd tab 1 prn

R/ SF tab no. XXX

S1dd tab 1

R/ Kalk tab no. XXX

S1dd tab 1

Pro : Ny.Suratmi / 40 tahun

Alamat : RT 8 Olak Kemang

Reseptidakbolehditukartanpasepengetahuandokter

Page 9: IKM 2 HEG

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFENISI

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita

harnil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk.5

Morning sickness dengan yang muntah terus menerus dan asupan makanan kurang dapat

menyebabkan gangguan suasana kehidupan sehari-hari. Dalam situasi demikian disebut

hiperemesis gravidarum.6

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai

umur kehamilan 20 minggu. Keluahan muntah kadang-kadang begitu hebat dimana

segala yang dimakan dan yang diminum dimuntahkan sehingga dapat

mempengaruhikeadaan umum dan mengganggu keadaan sehari-hari,berat badan

menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala apendiksitis,

pielititis dan sebagainya.2

2.2 ETIOLOGI

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Tidak

ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan

kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan

saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin.

Beberapa faktor predisposisi dan factor lain yang mungkin mempengaruhi

terjadinya hiperemesis gravidarum adalah:3,4,5,6

1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, kehamilan ganda akibat

terbentuknya HCG yang berlebihan.

2. Faktor organik, karena masuknya villi khoriales dalam sirkulasi maternal dan

perubahan metabolik.

3. Faktor psikologik, seperti keretakan rumah tangga, kehilangan pekeijaan, rasa takut

terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan lain

sebagainya.

4. Faktor endokrin, seperti hipertiroid, diabetes, dan lain-lain.

5. Alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.

9

Page 10: IKM 2 HEG

2.3 PATOFISIOLOGI

Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya

kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Penyesuaian

terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat

terjadi sampai berbulan-bulan. Hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi mual dan

muntah pada wanita muda, bila terjadi terus menerus dapat mnyebabkan dehidrasi, dan

tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Wanita yang sebelum

kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka makan dan mual,

akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.3

Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan

lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak

sempurna, terjadilah ketosis. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan

karena muntah mengakibatkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma

berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu

dehidrasi mengakibatkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.

Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang dan

tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah

dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih

banyak, dapat merusak hati, dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.

Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan

dan selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma Mallory-Weiss), dengan akibat

perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat

berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfuse atau tindakan operatif.3

2.4 Klasifikasi 2-8

Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3

klasifikasi.

1) Tingkat I = ringan

Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, intoleransi terhadap

makan dan minum,muntah pertama keluar makanan,lendir dan sedikit cairan empedu,

berat badan turan dan rasa nyeri di epigastrium; nadi meningkat sekitar 100 kali/menit,

tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering dan mata cekung, dan urin sedikit

tetapi masih normal.

10

Page 11: IKM 2 HEG

2) Tingkat II = sedang

Gejala lebih berat, mual dan muntah yang hebat, segala yang dimakan dan

diminum dimuntahkan, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor,

nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per menit, suhu badan naik (dehidrasi), kadang

ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tenkanan darah sistolik kurang dari 80

mmHg, hemokonsentrasi, oliguri, dan konstipasi. Dapat pula terjadi asetonuria, dan dari

nafas keluar bau aseton.

3) Tingkat III = berat

Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun (delirium sampai koma),

muntah berkurang atau terhenti, nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan

naik, dan tensi sangat turun, ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin dan

proteinuria dalam urin.

2.5 Gejala Klinik

Gejala klinik dari hiperemesis gravidarum ini terjadi pada tri mester pertama.

Gejala klinik yang sering dijumpai adalah nausea,muntah, penurunan berat

badan,ptialism (saliva yang berlebih),tanda –tanda dehidrasi termasuk hipotensi postural

dan takikardi.pemeriksaaan laboratorium dapat dapat dijumpai hiponatremi, hipokalemi,

dan peningkatan hemotokrit. Hipertiroid dan LFT yang abnormal juga dapat dijumpai.

2.6 DIAGNOSIS

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sulit. Harus ditentukan adanya

kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan

umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis,

hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala

muntah.2,3

- Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu

- Fungsi vital: nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun pada

keadaan berat, subfebris dan gangguan kesadaran.

- Pemeriksaan fisik : dehidrasi, pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun : pada

vaginal toucher uterus besar sesuai usia kehamilan, konsistensi lunak: pemeriksaan

inspekulo serviks berwarna biru (livide).

11

Page 12: IKM 2 HEG

- Pemeriksaan USG : untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga untuk

mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan

molahidatitoda. .

- Pemeriksaan Laboratorium : kenaikan relatif hemoglobin dan hematoktrit, benda

keton dan protenuria.

- Pada keluhan hiperemesis yang berulang perlu dipikirkan untuk konsultasi psikologi.

2.7 PENCEGAHAN

Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan

kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. 5,6 pencegahan

terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan

tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara : 7

a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik

pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.

b. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam

jumlah kecil tetapi sering.

c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk

makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat

d. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak

e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu dingin

2.8 PENATALAKSANAAN

- Terapi farmakologis

12

Page 13: IKM 2 HEG

Obat-obatan yang digunakan antara lain adalah vitamin B6 (piridoksin),

antihistamin dan agen-agen prokinetik. American College of Obstetricians and

Gynecologists (ACOG) merekomendasikan 10 mg piridoksin ditambah 12,5 mg

doxylamine per oral setiap 8 jam sebagai farmakoterapi lini pertama yang aman dan

efektif.

Antiemetik konvensional, seperti fenotiazin dan benzamin, telah terbukti

efektif dan aman bagi ibu. Antiemetik seperti proklorperazin, prometazin,

klorpromazin menyembuhkan mual dan muntah dengan cara menghambat

postsynapticmesolimbic dopamine receptors melalui efek antikolinergik dan

penekanan reticular activating system.

Antagonis reseptor 5-hydroxytryptamine3 (5HT3) seperti ondansentron mulai

sering digunakan, tetapi informasi mengenai penggunaannya dalam kehamilan masih

terbatas. Seperti metoklopramid, ondansetron memiliki efektivitas yang sama dengan

prometazin, tetapi efek samping sedasi ondansetron lebih kecil. Ondansetron tidak

meningkatkan risiko malformasi mayor pada penggunaannya dalam trimester

pertama kehamilan.

Obat-Obatan Untuk Tatalaksana Mual Muntah Dalam Kehamilan4

13

Page 14: IKM 2 HEG

Agen Dosis obat kategori Efek

sedang

Keterangan

Vitamin

B6(piridoksin)

10-25 mg/8 jam A Vitamin B6 atau kombinasi

vitamin B6-antihistamin

sebagai lini 1

Kombinasi

Vit.B6-

Doxylamine

25 mg/8 jam

sebelum tidur,

12,5 mg pada

pagi hari

ditambah

piridoksi 10 mg

A Sedasi

Antihistamin

Doxylamine

Dyphenhydrami

ne

Meclizine

Hydroxyzine

Dimenhidrinate

phenothiazine

12,5-25 mg/8

jam

25-50 mg/8 jam

25mg/1 jam

50 mg/4-6 jam

50-100 mg/4-6

jam

A

B

B

C

B

Gejala

ektrapira

midal,

sedasi

promethazine 25 mg/4-6 jam C Kerusakan jaringan berat

dengan intravena. Disarankan

per oral. Rectal, IM

Proclorperazine 5-10 mg/6 jam C

Antagonis

Dopamin

Metoclopramid

e

10 mg/6 jam B Tardive

Dyskines

ia

Pemberianobat> 12 minggu

↑risiko tardive dyskinesia

Antagonis

reseptor

serotonin

Konstipa

si, diare,

sakitkepa

14

Page 15: IKM 2 HEG

Ondansentron

Glukokortikoid

Metilprednisolo

n

4-8 mg/1jam

16 mg/8 jam

selama 3 hari,

dosis diturunkan

selama 2 minggu

B

C

la,

fatigue

Sedikit ↑

risiko

bibir

sumbingj

iika

digunaka

n

sebelum

10

minggu

kehamila

n

Jangan gunakansebelum 10

minggu kehamilan, durasi

maksimum 6 minggu

- Isolasi (jika dirawat)

Penderita ditempatkan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara

yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang

boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah berhenti dan penderita mau

makan. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang

tanpa pengobatan.3

- Terapi psikologik

Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan

fisiologis jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor

psikologis seperti keadaan sosioekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.3,5

- Cairan parenteral

Memberikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan

glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam. Pemberian cairan untuk mengimbangi

15

Page 16: IKM 2 HEG

hilangnya cairan dan elektrolit, turgor kulit cepat kembali, meningkatkan dieresis dan

membuang benda keton melalui urin. Glukosa sendiri dibutuhkan untuk metabolism

umum dan menghindari kerusakan liver lebih lanjut dan glukosa yang dipecah

menjadi energy diharapkan dapat mengurangi pembentukan badan keton.1,10 Bila

perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks, vitamin C,

dan bila ada kekurangan protein dapat diberikan pula asam amino secara intravena.

Dibuat daftar cairan yang masuk dan dikeluarkan. Urine perlu diperiksa untuk

mengetahui adanya protein, aseton, klorida dan bilirubin.

Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum baik, dapat dicoba

untuk memberikan minuman dan lambat laun dapat ditambah dengan makanan yang

tidak cair.3

- Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan

mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium,

kebutaan, takikardi, ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi

komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk

mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit

diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain

pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.3

- Diit sebaiknya meminta advis ahli gizi 2

Diit pada hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makan hanya

berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan

tetapi 1-2 jam sesudahnya.makanan ini kurang mengandung gizi, kecuali

vitamiun C sehingga hanya diberikan selama beberapa hari.

Diit hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara

berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tin ggi. Minuman

tidak diberikan bersama dengan makanan. Makann ini rendah dalam semua zat

gizi, kecuali vitamin A dan D

Diit hiperemesis III diberikan pada penderita dengan hiperemesis ringan.

Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan.

Makanan ini cukup dalam semua zat gizi, kecuali kalsium.

16

Page 17: IKM 2 HEG

SKEMA : PENATALAKSANAAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PASIEN MASUK

RUMAH SAKIT 9

17

Fisiologi hamil

Pemeriksaan

Fisikumum-khusus Laboratoriumkhusus

(faalhatidanginjal, kehamilan)

Faktor predisposisi

Psikologis Gizi/anemia Hamiltidak di

inginkan hormonal

Hiperemesisgravidrum Muntah-dehidrasi (ikterus,

perdarahan retina, oliguria, muntahberdarah

Fisik (lidahkering, dehidrasi, BB turun, TD turun, nadinaik)

Kesadaranmenurun, ensefalopati Wernicke

Gangguanfaalalat vital

Pengobatan

Antimuntah Antialergi Vitamin (B kompleks,

vit E, elkana/kalsium)

Pengobatan berhasil

Pengawasanhamil Nasihat diet Vaksinasi II USG 2-3 kali Konsul-rujukan

Pengobatan

Masuk RS isolasipsikologis Rehidrasi (glukosa, vit. B

komplek, vit.C Obat (sedative, antimuntah) Mobilisasi Diet ringan Konsulrujukan

Keluhanringan

Kaki kram Emesis Gravidarum

Persalinan : Partograf WHO

Persalinan dengan kesehatan ibu dan bayi optimal

Pengobatangagal Terminasi kehamilan dengan

indikasi medis

Page 18: IKM 2 HEG

2.9 Komplikasi

Beberapa kasus melaporkan bahwa komplikasi pada hiperemesis gravidarum

adalah sebagai berikut:10

a. Ruptur esophagus dan perforasi

b. Pneumothorak bilateral dan pneumo mediastinum

c. Wernick Ensefalopati akibat defisiensi tiamin , kebutaan

d. Epistaksis beratakibat koagulopati defisiensi vitamin K

e. Laserasi Mallory Weiss

f. Kejang, komaatau kematian

2.10 PROGNOSIS

Penyakit ini biasanya dapat sembuh sendiri, namun demikian pada tingkatan yang

berat dapat mengancam jiwa ibu dan janin. Jarang sekali menyebabkan kematian atau

memaksa kita melakukan abortus therapeuticus. 3,11

BAB III

ANALISA KASUS

Analisis Pasien Secara Holistik

A. Hubungan anamnesis, diagnosis dengan keadaan rumah :

18

Page 19: IKM 2 HEG

Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan G4P3 A0,Gravida 14-15 minggu dengan

hiperemesis gravidarum karena berdasarkan anamnesis pada pasien ini ditemukan gejala

mual dan muntah >3x/hari sejak ± 5 hari yang lalu, isi muntahan apa yang dimakan,

muntah tidak bercampur darah, jumlahnnya 1 gelas kecil. Masih bisa melakukan aktifitas

sehari-hari. ± 2 hari sebelum pasien datang ke puskesmas pasien muntah ± 5x/hari, isi

muntahan semua apa yang dimakan dan terkadang hanya air yang bercampur busa,

bahkan air muntahan seperti berwarna kuning, muntah tidak bercampur darah, jumlah 1/4

gelas kecil sampai 1 gelas kecil. Pasien tidak mau makan, jika makan dan minum pasien

mengeluh langsung mual dan memuntahkannya. Pasien mengaku sehari-hari hanya

memakan roti saja, namun jika kebanyakan makan roti akan muntah juga, minum harus

menggunakan es batu jika hanya minum air putih maka pasien akan muntah. Badan terasa

lemas sehingga tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa. Pasien lebih nyaman tidur

untuk menghindari muntah. Pasien mengeluh nyeri ulu hati, nyeri tidak menjalar. Pasien

mengeluh nyeri kepala. Buang air besar dan buang air kecil normal.

Dimana hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan

20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya sehingga segala yang dimakan dan

diminum akan dimuntahkan swhingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan

menggangu aktifitas sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton

dalam urin.

Berdasarkan pengamatan mengenai keadaan rumah pasien dapat disimpulkan bahwa

keadaan/ kondisi rumah pasien tidak mempengaruhi atau mempunyai hubungan dengan

penyakit pasien karena penyakit pasien ini bukan penyakit berbasis lingkungan.

B. Hubungan diagnosis dengan aspek psikologis di keluarga

Pasien merupakan ibu rumah tangga, sedangkan suami hanya bekerja sebagai buruh

tidak tetap, dimana pasien mengaku saat ini hubungan dengan suami kurang baik karena

masalah ekonomi. pasien juga memiliki 3 orang anak dan sebenarnya kehamilan nya saat

ini awalnya tidak dikehendaki pasien karena mengingat faktor usia dan ekonomi.

19

Page 20: IKM 2 HEG

Terdapat hubungan diagnosis dengan aspek psikologis keluarga dimana pasien

memiliki tingkat stress emosional dan psikologi yang cukup berat saat kehamilan

nya sekarang.

C. Hubungan kausal antara beberapa masalah dengan diagnosis

Beberapa etiologi dan faktor predisposisi terjadinya hiperemesis gravidarum pada

pasien ini adalah adanya riwayat hiperemesis gravidarum yang sama pada kehamilan

sebelum nya, pada pasien ini juga merupakan kehamilan keempat yang awalnya tidak

diinginkan karena pasien merasa sudah cukup anak dan usia nya yang sudah 40 tahun

serta masalah beban ekonomi di keluarga nya yang membuat hubungan nya dengan

suami kurang baik menjadi faktor timbulnya stress psikologi pada pasien.

D. Analisis untuk mencegah terjadinya penyakit:

Untuk mencegah penyakit hiperemesis gravidarum yaitu menghindari hal-hal yang

membuat muntah, makan sedikit-sedikit namun sering, perbanyak olahraga atau senam

ibu hamil. Dan dengan terapi psikologi seperti memberikan pengertian pada ibu bahwa

keadaan mual dan muntah seperti ini wajar dialami pada usia awal kehamilan serta

mencoba hilangkan faktor stress psikologis seperti keadaan sosioekonomi, membantu ibu

untuk berpikir lebih tenang dan menikmati serta menerima kehamilan nya saat ini.

Rencana Promosi dan Pendidikan Kesehatan Kepada Pasien dan Kepada Keluarga

Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya

Menjelaskan kepada pasien kemungkinan penyebab penyakit tersebut pada pasien.

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit tersebut tidak dapat menular dari pasien ke

orang lain

Rencana Edukasi Penyakit Kepada Pasien

Menjelaskan kepada pasien bahwa kemungkinan penyebab penyakit hiperemesis.

Pasien dianjurkan berobat jika ada keluhan lainnya, serta memberi anjuran kepada pasien

untuk sering makan walaupun sedikit-sedikit, menjaga kesehatan seperti berolah raga atau

mengikuti senam yang telah dijadwalkan oleh puskesmas, dan menghindari stres.

20

Page 21: IKM 2 HEG

Anjuran-Anjuran Promosi Kesehatan Penting yang Dapat Memberi Semangat /

Mempercepat Penyembuhan Pada Pasien

- Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang

- Ikut kelas ibu hamil dan olahraga/senam yang telah dijadwal

DAFTAR PUSTAKA

1. Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. 2009.

21

Page 22: IKM 2 HEG

2. Winkjosastro, Hanifa, dkk. Ilmu Kebidanan, Edisi keempat , Cetakan Kedua, Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2009.

3. Winkjosastro, Hanifa, dkk. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga , Cetakan Kedelapan,

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2006.

4. Gunawan, Kevin, dkk. Diagnosis dan Tatalaksana Hiperemesis Gravidarum. Vol: 61.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2011. Available at :

http://www.indonesia.digitaljournals.org//index.php/.

5. Mochtar Rustam, Dr, Prof, Sinopsis Obstetri, Edisi Ke-2, Jilid I, Jakarta 1998.

6. Mochtar Rustam, Dr, Prof, Sinopsis Obstetri I. Jakarta : EGC. 1989.

7. Hyperemesis Gravidarum. Jurnal kesehatan. 2011. Available at. http :// jurnal

kesehatanmu.blogspot.com/2009/07/hiperemesis-gravidarum.html.

8. Manuaba, IBG. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC; 2007.

9. Manuaba. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi Edisi ke-2. Jakarta:

EGC, 2003.

10. Cunningham, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21. Volume 1. Jakarta:EGC. 2005.

11. Obstetri Patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas

Padjadjaran Bandung. Edisi 1984. Elstar Offset: Bandung.

22

Page 23: IKM 2 HEG

23