Status IKM 2

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Data Dasar A. Keadaan Geografis Status wilayah kerja Puskesmas Gambut adalah suatu kecamatan yang terdiri dari 12 desa dan 1 kelurahan dengan luas seluruhnya adalah 160 KM2. Secara topografi wilayah kecamatan Gambut berada di ketinggian kurang lebih 0,375 meter dari permukaan laut, dengan keadaan tanah berbentuk rawa dataran rendah. Alat transportasi yang digunakan di wilayah kerja Puskesmas Gambut adalah kendaraan roda dua dan roda empat. Batas-batas Kecamatan Gambut adalah : - Sebelah Utara : Kecamatan Sungai Tabuk - Sebelah Selatan : Kecamatan Aluh-Aluh - Sebelah Barat : Kecamatan Kertak Hanyar - Sebelah Timur : Kecamatan Landasan Ulin 1

Transcript of Status IKM 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Data Dasar

A. Keadaan Geografis

Status wilayah kerja Puskesmas Gambut adalah suatu kecamatan yang

terdiri dari 12 desa dan 1 kelurahan dengan luas seluruhnya adalah 160 KM2.

Secara topografi wilayah kecamatan Gambut berada di ketinggian kurang lebih

0,375 meter dari permukaan laut, dengan keadaan tanah berbentuk rawa dataran

rendah. Alat transportasi yang digunakan di wilayah kerja Puskesmas Gambut

adalah kendaraan roda dua dan roda empat.

Batas-batas Kecamatan Gambut adalah :

- Sebelah Utara : Kecamatan Sungai Tabuk

- Sebelah Selatan : Kecamatan Aluh-Aluh

- Sebelah Barat : Kecamatan Kertak Hanyar

- Sebelah Timur : Kecamatan Landasan Ulin

Jarak dari desa ke ibukota kecamatan adalah :

- Kelurahan Gambut : 0 Km

- Banyu Hirang : 4 Km

- Kayu Bawang : 2 Km

- Tambak Sirang Baru : 13 Km

- Tambak Sirang Laut : 10 Km

- Tambak Sirang Darat (IDT) : 10 Km

1

- Malintang Lama : 5 Km

- Malintang Baru : 3 Km

- Guntung Papuyu : 10 Km

- Guntung Ujung : 12 Km

- Makmur : 11 Km

- Keladan Baru (IDT) : 13 Km

- Sungai Kupang (IDT) : 14 Km

B. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk Kecamatan Gambut tahun 2002 adalah 29.287 jiwa

dengan 7.419 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 12 desa dan 1 kelurahan.

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan golongan umur

di Kecamatan Gambut tahun 2002 adalah :

Tabel 1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Golongan Umur di Kecamatan Gambut Tahun 2002

Gol. Umur (Thn)

Laki-laki Wanita Jumlah %

< 1 333 321 654 2,21-4 1270 1241 2511 8,85-14 2896 2841 5737 20,115-44 7174 7367 14.541 51,0645-64 2041 1989 4030 14,1> 65 457 546 1003 3,5

Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Gambut Tahun 2002

2

Tabel 2. Distribusi Penduduk Menurut Tempat Tinggal Di Kecamatan Gambut Tahun 2002

No. Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.

Kelurahan GambutBanyu HirangKayu BawangTambak Sirang BaruTambak Sirang LautTambak Sirang Darat Malintang LamaMalintang BaruGuntung PapuyuGuntung UjungMakmur Keladan Baru Sungai Kupang

11.860 jiwa1.571 jiwa2.523 jiwa1.320 jiwa897 jiwa

1.463 jiwa1.878 jiwa541 jiwa

1.658 jiwa1.438 jiwa1.919 jiwa561 jiwa

1.139 jiwaSumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Gambut Tahun 2002

Kepadatan penduduk wilayah Kecamatan Gambut sekitar 220

jiwa/km2 dengan luas wilayah keseluruhan 129 km2.

Distribusi penduduk yang tidak merata dalam suatu wilayah

menyebabkan adanya wilayah yang terlalu padat di samping daerah yang

terlalu jarang penduduknya. Keadaan ini dapat menyebabkan

terhambatnya pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk

akibat terlalu banyak penduduk atau karena kurangnya tenaga pelaksana.

C. Tingkat Pendidikan, Mata Pencaharian dan Budaya

Sebagian besar pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Gambut

adalah SD/sederajat.

3

Tabel 3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas GambutNo.

Uraian Jumlah %

1.

Tidak/belum tamat SD

7889 30,5

2.

Tamat SD 8918 34,5

3.

Tamat SLTP 4637 17,95

4.

Tamat SLTA 3750 14,5

5.

D1-D3 388 1,5

6.

Perguruan Tinggi 272 1,05

Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Gambut Tahun 2002

Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Gambut

sebagian besar adalah petani.

Tabel 4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Wilayah Kerja Puskesmas GambutNo.

Uraian Jumlah %

1.

Petani 8251 43

2.

Pedagang 3201 17

3.

PNS, ABRI, Polisi 2356 12,5

4.

Angkutan 472 2,5

5.

Buruh 2878 15,3

6.

Lain-lain 1679 8,9

Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Gambut Tahun 2002

Dari segi agama, sebagian besar penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Gambut beragama Islam.

4

Tabel 5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Wilayah Kerja Puskesmas GambutNo.

Uraian Jumlah %

1.

Islam 29251 99,9

2.

Kristen Protestan 16 0,05

3.

Kristen Katolik 6 0,02

4.

Budha 4 0,01

5.

Hindu 6 0,02

Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Gambut Tahun 2002

Tabel 6. Data Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas

Gambut

No.

Uraian Jumlah (buah)

1.

TK 4

2.

SD/sederajat 38

3.

SLTP/sederajat 5

4.

SLTA/sederajat 3

Sumber data : Data Stratifikasi Puskesmas Gambut Tahun 2002

D. Sumber Daya

1. Sumber Daya Biaya

5

Dana yang diterima Puskesmas berasal dari berbagai sumber

sesuai dengan program dan kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas.

Berikut perincian dana yang diperoleh selama tahun 2002.

- Biaya Operasional Luar, yaitu anggaran pembangunan sektoral untuk

proyek yang kegiatannya dilakukan oleh puskesmas berupa biaya

operasional Puskesmas, biaya administrasi dan sebagainya. Anggaran

bantuan luar negeri melalui program JPS-BK.

- Sumber dari Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan dan Pemerintah

Kabupaten Banjar berupa Proyek Peningkatan Kesehatan Masyarakat

(PPKM) yang digunakan untuk menunjang program.

- Sumber dana dari Puskesmas sendiri berupa pengembalian setoran

retribusi Puskesmas.

2. Sumber Daya Tenaga Kesehatan

Jumlah tenaga Puskesmas Gambut sebanyak 37 orang termasuk

tenaga yang diperbantukan ke Puskesmas Pembantu dan Bidan di

desa.

Tabel 7. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Gambut

No.

Tenaga Kesehatan Jumlah

1.

Dokter Umum 1

2.

Dokter Gigi 1

3.

Bidan Puskesmas 3

4.

Perawat (SPK) 9

6

5.

Akademi Perawat (Akper)

1

6.

Akademi Gizi (Akzi) 1

7.

Akademi Kebidanan 1

8.

Perawat gigi 2

9.

Petugas Gizi 1

10.

Asisten Apoteker 2

11.

Analis 1

12.

Pekarya 2

13.

Tenaga Kesling 3

14.

Bidan di desa 9

Jumlah 37Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Gambut Tahun 2002

3. Sarana Pelayanan Kesehatan

Dalam menjalankan kegiatan operasional di bidang pelayanan

kesehatan bagi masyarakat, Puskesmas Gambut didukung dengan

beberapa sarana dan prasarana sebagai berikut :

- Puskesmas Induk : 1 buah

- Puskesmas Pembantu : 3 buah

- Puskesmas Keliling : 1 unit

7

- Kendaraan Roda Dua : 5 buah

- Posyandu : 27 buah

1.2 Data Khusus

Tabel 8. Data 10 Kunjungan Penyakit Terbanyak di Puskesmas Gambut

Tahun 2002

No.

Penyakit Jumlah Kunjungan

%

1.

ISPA 2235 22,3

2.

Infeksi akut lain pd sal. napas atas

2098 20,8

3.

Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat

1000 9,9

4.

Gingivitis dan penyakit periodontal

879 8,8

5.

Penyakit kulit infeksi 761 7,6

6.

Gangguan gigi dan jaringan penyangga lain

752 7,5

7.

Penyakit kulit alergi 698 6,9

8.

Diare (termasuk tersangka kolera)

674 6,7

9.

Tekanan darah tinggi 563 5,6

10.

Karies gigi 396 3,9

Jumlah 10056 100

Sumber data : Laporan Tahunan Puskesmas Gambut Tahun 2002

8

Tabel 9. Data Penderita Diare di Puskesmas Gambut Bulan Januari-

September 2003

Bulan

Jumlah Penderita Jumlah penderi

ta diberi

Jumlah pemakaian

< 1 thn

1-4 thn

> 5 thn

Jumlah

Oralit

Infus

Oralit

RL

P M P M P M P MJanuari

5 - 15

- 14

- 34

- 17

- 85

-

Februari

8 - 17

- 17

- 42

- 42

- 210

-

Maret

11

- 15

- 9 - 35

- 35

- 175

-

April

6 - 9 - 14

- 29

- 29

- 145

-

Mei

11

- 21

- 24

- 56

- 56

- 224

-

Juni

13

- 33

- 29

- 75

- 75

- 375

-

Juli

21

- 14

- 27

- 62

- 62

- 160

-

Agustus

13

- 11

- 24

- 48

- 48

- 240

-

September

12

- 12

- 21

- 45

- 45

- 191

-

Jumlah

100

- 147

- 179

- 426

- 409

- 1805

-

9

Persentase

96%

-

Sumber data : Laporan Bulanan Puskesmas Gambut Tahun 2003

Tabel 10. Data Pengobatan Penderita Diare di Puskesmas Gambut Bulan Januari-September 2003

No.

Bulan Pengobatan Penderita DiareOralit Antibi

otikInfus

Rujukan

1.

Januari

17 23 0 0

2.

Februari

42 40 0 0

3.

Maret 35 35 0 0

4.

April 29 25 0 0

5.

Mei 56 50 0 0

6.

Juni 75 74 0 0

7.

Juli 62 60 0 0

8.

Agustus

48 45 0 0

9.

September

45 42 0 0

Jumlah

409 394 0 0

Persentase

96% 92,5% 0 0

Sumber data : Laporan Bulanan Puskesmas Gambut Tahun 2003

10

1.3 Latar Belakang Permasalahan

Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia, baik bila ditinjau dari angka kesakitan atau kematian yang

ditimbulkannya. Berdasarkan kajian dan analisis dari beberapa survei yang

dilakukan, angka kesakitan diare pada semua golongan umur pada saat ini adalah

280 per 1000 penduduk. Pada golongan balita episode diare adalah 1,5 kali per

tahun. (1)

Menurut laporan Departemen Kesehatan hasil dari SKRT (Survei Kesehatan

Rumah Tangga) 1995, bila diproyeksikan pada penduduk Indonesia, setiap tahunnya

terdapat 112.000 kematian pada semua golongan umur (54/100.000 penduduk),

pada balita terjadi 55.000 kematian (2,5 per 1000 balita). Selama Repelita VI rata-

rata setiap tahunnya terjadi 127 KLB diare dengan CRF (Case Fatality Rate) antara

1-3,8%. (1)

Sejak awal tahun tujuh puluhan di Indonesia telah dikembangkan

penanggulangan penyakit diare secara terencana dan sistematis melalui Program

Pemberantasan dan Penanggulangan Diare (Program P2D) yang memiliki tata

laksana baku untuk penderita diare dan upaya pencegahan yang efektif. Namun

hingga saat ini penatalaksanaan penderita diare yang dilaksanakan di berbagai

sarana kesehatan di Indonesia masih belum memadai, antara lain dilihat dengan

masih luasnya penggunaan obat-obatan tanpa indikasi. Departemen Kesehatan

menunjukkan bahwa hanya 17% petugas kesehatan yang melakukan tatalaksana

11

kasus secara benar, 67% yang memeriksa kasus secara benar dan ibu yang diberi

nasehat secara benar hanya 24%. (2)

Angka kejadian penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas Gambut cukup

besar, diare (termasuk tersangka kolera) tercatat sebagai urutan ke-8 dari 10

kunjungan penyakit terbanyak yaitu sebesar 6,7% dari 10.056 kunjungan penyakit

tahun 2002. Dari seluruh penderita diare 96% mendapatkan oralit dan 92,5%

mendapatkan antibiotik. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan program P2

Diare masih rendah. Untuk itu perlu dilakukan optimalisasi pelaksanaan program P2

Diare melalui tatalaksana diare yang tepat dan rasional.

1.4 Tujuan

Tujuan penulisan status IKM ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan

program P2 Diare di Puskesmas Gambut dan langkah-langkah intervensi yang dapat

dilakukan untuk mencapai pelaksanaan yang optimal khususnya dalam

penatalaksanaan penderita diare secara rasional.

BAB II

PERMASALAHAN

Bagaimanakah upaya penatalaksaaan diare secara rasional dalam rangka

optimalisasi pelaksanaan Program P2 Diare di Puskesmas Gambut?

12

BAB III

PEMBAHASAN

Diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang

frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari). (1)

Diare dapat dibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu :

13

a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7

hari). Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab

utama kematian bagi pasien.

b. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri adalah

anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan terjadinya komplikasi

pada mukosa.

c. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus-menerus.

Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.

d. Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare (diare akut dan diare

persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit lain, seperti : demam, gangguan

gizi atau penyakit lainnya. (1)

Angka kejadian penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas Gambut cukup besar,

diare (termasuk tersangka kolera) tercatat sebagai urutan ke-8 dari 10 kunjungan

penyakit terbanyak yaitu sebesar 6,7% dari 10.056 kunjungan penyakit tahun 2002.

Pada tabel 9 terlihat bahwa jumlah penderita diare dari bulan Januari-September

2003 adalah 426 orang. Hampir setiap bulannya ditemukan kasus diare dengan rata-rata

47 kasus per bulan. Penyakit diare ini cenderung meningkat pada bulan Juni, Juli dan

Agustus. Peningkatan ini berhubungan dengan musim di mana penyakit ini akan

meningkat pada musim kemarau terutama masyarakat yang tinggal di pedesaan

mengingat pada saat itu sumber air bersih sulit didapat.

Distribusi penyakit diare berdasarkan umur juga dapat dilihat pada tabel 9, di

mana penderita diare terbanyak adalah usia > 5 tahun yaitu 42,01%. Hal ini berhubungan

dengan sikap dan perilaku anak. Kebiasaan hidup bersih masih kurang ditanamkan dan

14

kebiasaan jajan di sekolah kemungkinan menjadi penyebab tingginya kejadian diare

pada usia ini.

Dari data pengobatan penderita diare di Puskesmas Gambut dapat dilihat pada

tabel 10. Pada bulan Januari-September 2003 penderita yang mendapat terapi oralit

sebanyak 96%. Angka ini cukup besar dari target yang telah ditetapkan Pemerintah yaitu

sebanyak 100%, namun masih belum memenuhi target. Jangkauan pemakaian oralit

merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan. Namun kualitas ini tidak hanya

dinilai dari jangkauan pemakaian saja tapi juga dari cara penggunaan oralit tersebut

apakah sudah sesuai dengan standar yang telah dibakukan. Selain itu pemberian

antibiotik juga masih sangat tinggi. Pemakaian antibiotik pada bulan Januari-September

2003 mencapai 92,5%. Berdasarkan kebijakan pada Pelita VI mencakup tatalaksana

diare yang tepat dan efektif maka pemakaian antibiotik hanya diberikan untuk indikasi

yang jelas yaitu disentri.(4) Tanpa indikasi tersebut tidak dianjurkan karena sebagian

besar kasus 15-25% disebabkan oleh Rotavirus dan diare yang disebabkan oleh Vibrio

cholera di masyarakat (yang membutuhkan antibiotika) hanya kurang dari 1%.(2,3)

Rendahnya pemakaian oralit dan tingginya pemakaian antibiotika

menunjukkan kualitas pelayanan di Puskesmas Gambut masih belum memadai.

Menurut wawancara dengan petugas kesehatan, tidak satupun perawat/bidan

yang ada di Puskesmas Gambut pernah mengikuti pelatihan

penanganan/tatalaksana diare misalnya MTBS yang sedang digalakkan dewasa

ini kecuali dokter umum. Padahal yang menjalankan pengobatan untuk penderita

sebagian besar adalah perawat kesehatan dan bidan baik di Puskesmas maupun

Puskesmas Pembantu. Di samping itu Puskesmas Gambut sebenarnya telah

15

memiliki bagan tatalaksana diare dan pojok oralit namun tidak pernah digunakan

secara optimal. Padahal pojok oralit berguna selain sebagai tempat pelayanan

untuk penderita juga berfungsi sebagai tempat pelatihan rehidrasi oral bagi

petugas dan kader.

Hampir setiap penderita diare diberikan antibiotika meskipun

telah mendapatkan oralit. Menurut wawancara dengan petugas hal ini karena

masyarakat sering tidak puas jika hanya diberi oralit, sehingga petugas

memberikan obat antibiotik. Hal ini kemungkinan karena kurangnya pengetahuan

masyarakat mengenai penanganan diare sehingga masyarakat belum mengenal

upaya rehidrasi oral.

Berdasarkan uraian di atas maka prioritas masalah untuk meningkatkan

kualitas pelayanan pada penderita diare di Puskesmas Gambut adalah :

1. Tatalaksana penderita diare belum tepat dan efektif.

2. Pemanfaatan pojok oralit yang belum maksimal

BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

4.1 Alternatif Pemecahan Masalah

16

Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah :

1. Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan mengenai

penatalaksanaan penderita diare yang tepat dan efektif.

2. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam melakukan

tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif melalui pengaktifan

pojok oralit di Puskesmas Gambut.

3. Pembuatan poster-poster atau bagan tata laksana diare yang rasional dan

ditempelkan di tempat-tempat yang mudah dibaca oleh petugas

kesehatan.

4.2 Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah

1. Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan mengenai penatalaksanaan

penderita diare yang tepat dan efektif

a. Tujuan

Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan mengenai

penatalaksanaan penderita diare terutama dalam diagnosis dan upaya

rehidrasi oral.

b. Pelaksanaan

- Kegiatan : seminar/mini lokakarya tentang penatalaksanaan

penderita diare dan pencegahan diare yang tepat

dan

efektif

- Waktu : tanggal 2 Desember 2003, pukul 11.00 – 12.30 Wita.

17

- Tempat : Puskesmas Gambut

- Materi : 1. Klasifikasi dan diagnosis penyakit diare

2. Tatalaksana penderita diare yang tepat dan

efektif

3. Pencegahan penyakit diare yang efektif

c. Pembicara : Dinkes pemegang P2M/Dokter

d. Peserta : Seluruh staf Puskesmas

e. Evaluasi : Dengan post test. Bila hasil kurang memadai dapat

direncanakan

kegiatan ulangan.

f. Pendanaan : Dana Operasional Puskesmas

2. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam melakukan

tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif melalui pengaktifan

pojok oralit di Puskesmas Gambut.

a. Tujuan

1. Promosi URO dan pelayanan penderita

2. Dapat digunakan setiap hari sebagai wadah untuk latihan petugas dan

pada waktu pelatihan kader

b. Kegiatan : Rapat koordinasi pengaktifan pojok oralit

c. Waktu : Tanggal 9 Desember 2003, pukul 11.00-12.30

Wita.

d. Tempat : Puskesmas Gambut

e. Materi Rapat :

18

- Rencana pengaktifan pojok oralit

- Penyediaan alat dan bahan

- Tempat pojok oralit dilaksanakan

- Jadwal petugas kesehatan yang melakukan pelayanan

f. Pimpinan rapat : Kepala Puskesmas/Dokter

g. Peserta : Petugas P2 Diare Puskesmas Gambut

h. Pendanaan : Dana Operasional Puskesmas

Jadwal Pelaksanaan Program

KegiatanWaktu Pelaksanaan

Nov.

2003

Desember 2003

Jan. 2004

29

30

2 9 14

2 3

Persiapan :1. Rapat koordinasi

internal Puskesmas

2. Rapat koordinasi pengaktifan pojok oralit

Pelaksanaan :1. Seminar/Pelatihan2. Pengaktifan pojok

oralit3. Pembuatan

poster/baganEvaluasi :Rapat Evaluasi

19

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Puskesmas Gambut mempunyai angka kesakitan diare yang cukup tinggi

dan cenderung meningkat pada bulan Juni-Agustus menjelang atau saat

musim kemarau.

2. Penyakit diare mengenai semua umur, terbanyak > 5 tahun yaitu

sebanyak 42,01%. Pada bayi dan balita cukup tinggi yaitu 57,98%.

3. Tatalaksana penderita diare belum tepat dan efektif. Pemakaian oralit

96% selama Januari-September 2003 dan pemakaian antibiotik cukup

tinggi yaitu 92,5%.

5.2 Saran

Perlu ditingkatkan peran serta aktif petugas kesehatan yang bertugas di

Puskesmas Gambut dalam pelaksanaan program P2 Diare khususnya dalam

penatalaksanaan penderita diare yang tepat dan efektif.

20

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Depkes RI. Buku Pedoman Program P2 Diare. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2000.

2. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Depkes RI. Buku Ajar Diare. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 1999.

3. Myrnawati. Diare, permasalahan dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal Kedokteran YARSI. No. 2. Vol.5. Mei 1997.

4. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Depkes RI. Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare dalam Repelita VI. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2000.

5. Tim PMPT IDAI. Buku Pedoman Pendidikan Medik Pediatrik Terpadu. Buku Pedoman I. Jakarta. IDAI. 1998.

21

Status IKM-K (Perbaikan)

UPAYA PENATALAKSANAAN DIARE SECARA RASIONAL DALAM RANGKA OPTIMALISASI PELAKSANAAN

PROGRAM P2 DIARE DI PUSKESMAS GAMBUT

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Ujian Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Komunitas

Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Oleh :

Emmy Hayatun

I1A097027

Penguji :

Tim Dosen IKM-K

22

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM

BANJARBARU

Oktober 2003

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………….

1

1.1 Data Dasar ……………………………………………………. 1

1.2 Data Khusus ……………………………………………………. 7

1.3 Latar Belakang ……………………………………………………. 8

1.4 Tujuan ……………………………………………………………. 9

BAB II. PERMASALAHAN …………………………………………………….

10

BAB III. PEMBAHASAN …………………………………………………….

11

23

BAB IV. PEMECAHAN MASALAH …………………………………….

14

4.1 Alternatif Pemecahan Masalah …………………………………….

14

4.2 Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah …………………….

14

BAB V. PENUTUP …………………………………………………………….

17

5.1 Kesimpulan ……………………………………………………. 17

5.2 Saran ……………………………………………………………. 17

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….

18

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

dan Golongan Umur di Kecamatan Gambut Tahun 2002 ……….

2

Tabel 2 Distribusi Penduduk Menurut Tempat Tinggal

Di Kecamatan Gambut Tahun 2002 ……………………………..

3

Tabel 3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

24

di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut …………………………...

4

Tabel 4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut …………………………...

4

Tabel 5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Wilayah Kerja

Puskesmas Gambut ………………………………………………

4

Tabel 6. Data Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja

Puskesmas Gambut ………………………………………………

5

Tabel 7. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Gambut ……………………….

6

Tabel 8. Data 10 Kunjungan Penyakit Terbanyak di Puskesmas Gambut

Tahun 2002 ………………………………………………………

7

Tabel 9. Data Penderita Diare di Puskesmas Gambut

Bulan Januari-September 2003 …………………………………..

7

Tabel 10. Data Pengobatan Penderita Diare di Puskesmas Gambut

Bulan Januari-September 2003 …………………………………..

8

25

26