IKHTISAR EKSEKUTIF -...

54

Transcript of IKHTISAR EKSEKUTIF -...

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan ii

    IKHTISAR EKSEKUTIF

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Keuangan dan BMN

    Tahun 2019, merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Kepala

    Biro Keuangan dan BMN beserta jajarannya kepada Sekretariat Jenderal Kementerian

    Kesehatan RI, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak

    langsung sekaligus menyampaikan proses pencapaian hasil, permasalahan utama, upaya

    pemecahan masalah dan strategi keberhasilan untuk kurun waktu 2015 - 2019 yang dapat

    dijadikan lesson learn pada perencanaan strategis di tahun-tahun berikutnya. Selain itu

    LAKIP Biro Keuangan dan BMN merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja

    pencapaian visi dan misi yang dijabarkan dalam tujuan/sasaran strategis. Tujuan/sasaran

    strategis tersebut mengacu pada Rencana Startegis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 –

    2019.

    Visi Biro Keuangan dan BMN adalah Peningkatan Pengelolaan Administrasi Keuangan

    dan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang mendukung

    terwujudnya Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Dalam mencapai visi tersebut,

    Biro Keuangan dan BMN sebagai satuan kerja yang mempunyai tugas meneyelenggarakan

    urusan di bidang pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara dalam

    pemerintahan di lingkungan Kementerian Kesehatan mempunyai tiga misi yaitu :

    1) Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara

    Kementerian Kesehatan;

    2) Meningkatkan kualitas Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE);

    3) Meningkatkan koordinasi penyusunan laporan keuangan menuju terwujudnya Laporan

    Keuangan Kementerian Kesehatan dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

    Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan sasaran strategis

    yang akan dicapai dalam tahun 2015-2019, yaitu meningkatnya kualitas pengelolaan

    Anggaran dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien

    dan dilaporkan sesuai ketentuan.

    Guna mencapai sasaran strategis tersebut di atas, diperlukan dukungan sasaran program

    dan kegiatan, antara lain sebagai berikut :

    a) Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga pengelola keuangan dan barang milik negara

    Satuan Kerja dan Unit Akuntansi Kementerian Kesehatan

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan iii

    b) Peningkatan kualitas penerapan peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan

    administrasi keuangan dan barang milik negara oleh semua Satker dan Unit Akuntansi

    Kementerian Kesehatan

    c) Peningkatan kualitas dan proporsi belanja pengadaan barang/jasa melalui Layanan

    Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

    d) Peningkatan koordinasi pelaksanaan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan

    e) Peningkatan pembimbingan, konsultasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan

    administrasi keuangan dan barang milik negara kepada seluruh Satker dan Unit Akuntansi

    bekerja sama dengan Eselon I dan Biro/Pusat Setjen

    Untuk menilai pencapaian sasaran strategis, Biro Keuangan dan BMN telah

    menetapkan IKU Biro Keuangan dan BMN tahun 2015 – 2019 melalui Keputusan Menteri

    Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian

    Kesehatan Tahun 2015-2019 yang telah direvisi menjadi Kepmenkes

    No.HK.01.07/Menkes/422/2017 tanggal 29 Agustus 2017 Tentang Revisi Rencana Strategis

    Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 . Adapun revisi dari Renstra tersebut tidak

    merubah tiga indikator Biro Keuangan dan BMN. Perubahan yang dilakukan hanya

    penajaman kalimat baik pada cara perhitungan maupun definisi operasionalnya. Dengan

    keputusan tersebut, terdapat tiga indikator sebagai alat pengukuran kinerja, yaitu :

    1. Persentase Satker yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan berkualitas

    sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) untuk mempertahankan Wajar Tanpa

    Pengecualian (WTP)

    2. Persentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP)

    sesuai ketentuan

    3. Persentase pengadaan barang/jasa (e-procurement) sesuai ketentuan

    Capaian kinerja dari indikator tersebut pada tahun 2019 berhasil melebihi target dari

    yang telah ditetapkan, yaitu indikator Presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan

    Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan Dan untuk Indikator penyusunan

    laporan keuangan Kemenkes sendiri untuk Enam kali periode yaitu tahun 2013, 2014, 2015,

    2016, 2017 dan 2018 mampu memperoleh Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK.

    Terkecuali indikator ketiga yaitu Persentase pengadaan barang/jasa (eprocurement) sesuai

    ketentuan yang disebabkan ada 8 dari 215 satker pusat dan daerah yang tidak menggunakan

    SPSE dikarenakan tidak adanya alokasi belanja modal pada satker tersebut.

    Pada tahun 2019, pencapaian indikator kinerja “Persentase Satker yang menyampaikan

    laporan keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan iv

    (SAP) untuk mempertahankan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)” dapat terealisasi dengan

    baik yaitu mencapai 100 % dari target yang ditetapkan. Artinya bahwa penyusunan laporan

    keuangan yang sesuai standar akuntansi pemerintah dapat disusun dan dicapai sesuai dengan

    rencana yang telah ditetapkan.

    Pencapaian indikator “Presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan

    Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan” dapat terealisasi dengan baik yaitu mencapai

    106,76%, melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 100%. Artinya bahwa penetapan status

    penggunaan terhadap aset tetap dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

    Adapun pencapaian indikator “Presentase Pengadaan Barang/Jasa (e-procurement)

    sesuai ketentuan” hanya dapat terealisasi sebesar 96,28%, kurang dari target yang ditetapkan

    sebesar 100%. Hal ini disebabkan ada 8 dari 215 satker pusat dan daerah yang tidak

    menggunakan eprocurement dikarenakan tidak adanya alokasi belanja modal pada satker

    tersebut dan dapat dilaksanakannya proses pengadaan barang/jasa dengan menggunakan

    penunjukkan langsung khususnya di Provinsi Papua dan Papua Barat sesuai dengan Perpres

    17 tahun 2019. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pencapaian kinerja PBJ melalui

    eprocurement yang sangat baik antara lain adalah komitmen yang tinggi dari tingkat pimpinan

    sampai dengan pengelola PBJ, peningkatan kompetensi SDM PBJ dan koordinasi yang

    optimal antara unit kerja Biro Keuangan dan BMN serta sektor lain yang terkait.

    Keberhasilan lain yang dicapai Biro Keuangan dan BMN tahun 2019, antara lain :

    1. Opini dari BPK untuk laporan keuangan Kementerian Kesehatan periode tahun anggaran

    2018;

    2. Dicanangkannya Biro Keuangan dan BMN sebagai satker yang menerapkan Wilayah

    Bebas dari Korupsi (WBK) tingkat Kementerian

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan v

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ………………………….……………............................. i

    IKHTISAR EKSEKUTIF ………………………….……………........................ ii

    DAFTAR ISI ………………………….…………….......................................... v

    DAFTAR GAMBAR …………………………….…………………………..... vi

    DAFTAR GRAFIK ………………………....…………………………............. vii

    DAFTAR TABEL ……………………...………………………………............ viii

    DAFTAR LAMPIRAN ……………………...……………………………….... ix

    BAB I PENDAHULUAN …………………………………………............ 1

    A. LATAR BELAKANG .....………………………………............ 1

    B. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ..………………………... 2

    C. STRUKTUR ORGANISASI ...………………………................. 2

    D. SISTEMATIKA LAPORAN .…………………………………... 4

    BAB II PERENCANAAN KINERJA ……..................................................... 6

    A. PERENCANAAN KINERJA ............................……………....... 6

    B. PERJANJIAN KINERJA 2019 ……….....................…………... 9

    BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ..........................………………..…... 11

    A. CAPAIAN KINERJA (5 Tahun Terakhir) …...……...……......... 11

    B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA 2019 ....................................... 13

    C. SUMBER DAYA/ REALISASI ANGGARAN ........................... 22

    D. ANALISA ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN

    SUMBER DAYA …………………………………………......... 29

    BAB IV KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT ………………………….. 30

    A. KESIMPULAN …………………………………...……...……... 30

    B. TINDAK LANJUT ……………………....................................... 31

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan vi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Struktur Organisasi Biro Keuangan dan BMN 2

    Gambar 2 Penghargaan kepada Kementerian Kesehatan Pencapaian Standar

    Tertinggi dari Kementerian Keuangan atas Laporan Keuangan

    6 Tahun berturut 12

    Gambar 3 Penerimaan Penghargaan 6 Tahun berturut 13

    Gambar 4 Penyerahan Penghargaan Kepada Satker dan Petugas SAIBA-

    SIMAK-BMN dilingkungan Kementerian Kesehatan Terbaik 14

    Gambar 5 12 Indikator Kinerja Pelaksanaan Kegiatan 15

    Gambar 6 Penghargaan Kepada Satker di lingkungan Kementerian Kesehatan

    Yang memiliki nilai IKPA terbaik tahun 2019 15

    Gambar 7 Capacity Building Tahun 2019 25

    Gambar 8 Sertifikat Reward Kepada Pegawai dengan Kinerja Terbaik 2019 26

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan vii

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 1 Target dan Realisasi Indikator Kedua 17

    Grafik 2 Target dan Realisasi Indikator Ketiga 20

    Grafik 3 Perbandingan Alokasi dan Realisasi Anggaran 2018 dan 2019 23

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Kondisi IKK Saat Awal Renstra 7

    Tabel 2 Kondisi IKK Saat Revisi Renstra 7

    Tabel 3 Matriks Kinerja Biro Keuangan dan BMN Tahun 2019 9

    Tabel 4 Target dan Realisasi IKK Biro Keuangan dan BMN 2015-2019 11

    Tabel 5 Target dan Realisasi Indikator Pertama 13

    Tabel 6 Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia 24

    Tabel 7 Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan 24

    Tabel 8 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan 24

    Tabel 9 Komposisi Pegawai Bedasarkan Jenis Kelamin 25

    Tabel 10 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan 25

    Tabel 11 Alokasi dan Realisasi Anggaran Tahun 2019 28

    Tabel 12 Barang Milik Negara yang menjadi Aset 28

    Tabel 13 Perbandingan Target dan Capaian Indikator Kinerja Tahun 2018 29

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Perjanjian Kinerja TA 2019

    Lampiran 2 Rencana Kerja Tahunan 2019

    Lampiran 3 Matriks IKK Tahun 2019

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

    mengamanatkan bahwa Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja menyusun dan menyajikan

    Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaan Anggaran yang

    telah dialokasikan. Adapun salah satu entitas Akuntabilitas Kinerja yang disebutkan dalam

    perpres tersebut adalah Entitas Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja dalam hal ini Biro

    Keuangan dan BMN. Dalam Permen-PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014

    tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah dijelaskan bahwa laporan kinerja rnerupakan bentuk akuntabilitas dari

    pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas

    penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja

    adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai

    hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

    Pertanggungjawaban keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan

    yang telah ditetapkan suatu unit organisasi diwujudkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja.

    Dengan adanya pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan yang menjadi

    kewenangan suatu unit organisasi diharapkan transparansi dan akuntabilitas atau good

    governance dapat dilaksanakan sesuai yang diharapkan.

    Dasar hukum dan acuan dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah (LAKIP), antara lain Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

    Kinerja Instansi Pemerintah, Permen-PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014

    tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah dan Permen-PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 tahun 2013

    tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

    Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 2

    B. TUGAS DAN FUNGSI

    Biro Keuangan dan BMN berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    64/MENKES/PER/IX/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

    mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara

    di lingkungan Kementerian Kesehatan.

    Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas Biro Keuangan dan BMN menyelenggarakan

    fungsi sebagai berikut :

    1. Koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan dan urusan perbendaharaan;

    2. Koordinasi dan pengelolaan akuntansi dan pelaporan keuangan;

    3. Koordinasi dan pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa;

    4. Koordinasi dan pengelolaan barang milik negara;

    5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

    C. STRUKTUR ORGANISASI

    Struktur Organisasi Biro Keuangan dan BMN sebagaimana digambarkan pada bagan

    dibawah ini:

    Gambar 1. Struktur Organisasi Biro Keuangan dan BMN

    Harisya Amran

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 3

    Tugas dan fungsi masing-masing bagian dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1. Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan

    Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan

    koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan dan perbendaharaan. Dalam

    melaksanakan tugas Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan

    menyelenggarakan fungsi :

    a. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan dan hibah

    uang/barang/jasa satuan kerja Non Badan Layanan Umum (Non BLU);

    b. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan satuan kerja

    yang menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (Non BLU);

    c. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan tata laksana perbendaharaan,

    tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi.

    2. Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

    Bagian Penyusunan Laporan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

    dan pengelolaan akuntansi dan pelaporan keuangan. Dalam melaksanakan tugas Bagian

    Akuntansi dan Pelaporan Keuangan menyelenggarakan fungsi :

    a. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan akuntansi pada satuan kerja Non

    BLU;

    b. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan akuntansi pada satuan kerja yang

    menerapkan pengelolaan keuangan BLU;

    c. Analisis akuntansi dan pelaporan keuangan.

    3. Bagian Pengadaan Barang/Jasa

    Bagian Pengadaan Barang/Jasa mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan layanan

    pengadaan barang/jasa dan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro. Dalam

    melaksanakan tugas Bagian Pengadaan Barang/Jasa menyelenggarakan fungsi:

    a. Koordinasi dan pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa lingkup Sekretariat

    Jenderal dan Inspektorat Jenderal;

    b. Pemantauan dan evaluasi pengadaan barang/jasa;

    c. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

    4. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara

    Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

    dan pengelolaan barang milik negara. Dalam melaksanakan tugas Bagian Pengelolaan

    Barang Milik Negara menyelenggarakan fungsi:

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 4

    a. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penggunaan/pemanfaatan barang

    milik negara;

    b. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penghapusan barang milik negara;

    c. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penatausahaan barang milik negara;

    D. SISTEMATIKA LAPORAN

    BAB I

    Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud dan tujuan

    penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Biro Keuangan dan BMN, serta sistematika

    penulisan laporan.

    BAB II

    Perencanaan Kinerja, menjelaskan tentang visi dan misi, tujuan dan sasaran kegiatan

    Biro Keuangan dan BMN serta cara mencapai tujuan.

    BAB III

    Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang pengukuran kinerja, evaluasi pencapaian

    kinerja, analisis akuntabilitas kinerja dan akuntabilitas keuangan serta sumberdaya

    manusia yang digunakan dalam pencapaian kinerja Biro Keuangan dan BMN selama

    tahun 2019.

    BAB IV

    Kesimpulan dan Tindak Lanjut

    LAMPIRAN

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 5

    V I S I

    M I S I

    BAB II

    PERENCANAAN KINERJA

    A. PERENCANAAN KINERJA

    1. VISI DAN MISI

    Rumusan visi dan misi Biro Keuangan dan BMN merujuk kepada Renstra Kementerian

    Kesehatan Tahun 2015-2019 yaitu sebagai berikut:

    Visi Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

    adalah Peningkatan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Barang Milik Negara di

    Lingkungan Kementerian Kesehatan untuk mendukung terwujudnya Masyarakat Sehat

    yang Mandiri dan Berkeadilan.

    Misi Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Sekretariat Jenderal Kementerian

    Kesehatan adalah :

    a. Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara

    Kementerian Kesehatan

    b. Meningkatkan kualitas Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

    c. Meningkatkan koordinasi penyusunan laporan keuangan menuju terwujudnya

    Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian

    (WTP)

    2. TUJUAN DAN SASARAN

    Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu

    tertentu. Adapun tujuan dari Biro Keuangan dan BMN adalah meningkatnya kualitas tata

    kelola keuangan, Pelaporan Keuangan, Barang Milik Negara serta Pengadaan Barang/Jasa

    di lingkungan Kementerian Kesehatan demi terciptanya masyarakat sehat yang mandiri

    dan berkeadilan. Dan telah ditetapkan pada visi dan misi organisasi. Tujuan yang telah

    dirumuskan berfungsi untuk mengukur sejauh mana visi dan misi Biro Keuangan dan

    BMN telah berhasil dicapai.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 6

    TUJUAN UMUM

    TUJUAN KHUSUS

    Sedangkan sasaran merupakan sasaran strategis Biro Keuangan dan BMN selaku satuan

    kerja yang memberikan layanan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik

    negara di lingkungan Kementerian Kesehatan. Adapun untuk tujuan dan sasaran yang telah

    ditetapkan yaitu :

    Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam

    rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

    Terselenggaranya peningkatan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang

    milik negara Kementerian Kesehatan sesuai peraturan perundangan dalam rangka

    mendukung manajemen dan pelaksanaan tugas-tugas Kementerian Kesehatan mewujudkan

    Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan

    Meningkatnya kualitas pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Negara (BMN)

    Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien dan dilaporkan sesuai ketentuan.

    3. DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR KINERJA

    Rencana Strategis Kementerian Kesehatan didasarkan pada arah kebijakan dan strategi

    nasional sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

    (RPJMN) 2015-2019, untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan berbagai upaya

    kesehatan yang efektif dan efisien dalam rangka pencapaian pembangunan kesehatan.

    Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64/MENKES/PER/IX/2015

    tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan menyebabkan adanya reorganisasi

    di lingkungan Kementerian Kesehatan. Adanya perubahan organisasi tersebut menyebabkan

    perubahan Renstra Kemenkes Tahun 2015-2019. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

    HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-

    2019 kemudian direvisi menjadi Kepmenkes No.HK.01.07/Menkes/422/2017 tanggal 29

    Agustus 2017 Tentang Revisi Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

    SASARAN

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 7

    Adapun revisi dari Renstra tersebut tidak merubah indikator dan target Biro Keuangan dan

    BMN. Perubahan yang dilakukan hanya penajaman kalimat baik pada cara perhitungan

    maupun definisi operasionalnya. Adapun perbedaaan Definisi Operasional IKK Biro

    Keuangan dan BMN sebelum dan setelah perubahan adalah sebagai berikut :

    1. Kondisi Awal Renstra

    2015 2016 2017 2018 2019

    Laporan Keuangan:

    1. Laporan Tahunan, menyajikan data hasil olah transaksi

    keuangan dan mutasi BMN periode 1 Januari s.d 31

    Desember tahun sebelumnya, termasuk data laporan realisasi

    anggaran dan neraca tahun-tahun sebelumnya.

    2. Laporan Semester I, menyajikan data hasil olah transaksi

    keuangan dan mutasi BMN periode 1 Januari s.d 30 Juni

    tahun berjalan, termasuk data laporan realisasi anggaran dan

    neraca tahun-tahun sebelumnya.

    Catatan: Laporan keuangan tersebut disampaikan secara

    berjenjang, mulai dari tingkat satker ke Wilayah, Wilayah ke

    Eselon I, Eselon I ke tingkat Kementerian Kesehatan (Biro

    Keuangan dan BMN) sesuai dengan jadwal yang telah

    ditentukan oleh Kementerian Keuangan.

    2

    Presentase nilai aset tetap

    yang telah mendapatkan

    Penetapan Status

    Penggunaan (PSP) sesuai

    ketentuan

    Nilai aset tetap yang telah

    mendapatkan PSP dibagi dengan

    nilai aset tetap Laporan

    Keuangan audited.

    Semua aset tetap yang dimanfaatkan sesuai tupoksi satker

    harus mendapatkan Penetepan Status Penggunaan (PSP)

    yang mencakup satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah. - 30% 50% 70% 90% 100%

    3

    Presentase Pengadaan

    Barang/Jasa (e-

    procurement) sesuai

    ketentuan

    Perbandingan jumlah satker

    Kantor Pusat dan satker Kantor

    Daerah yang menggunakan LPSE

    dibagi dengan jumlah seluruh

    satker KP dan KD.

    Semua satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah di seluruh

    provinsi yang melaksanakan pengadaan barang dan jasa

    melalui LPSE Kementerian Kesehatan. Sedangkan untuk tahun

    2014 satker yang menggunakan e-procurement baru

    mencakup Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang ada di

    provinsi DKI Jakarta.

    90% 65% 80% 90% 100% 100%

    No INDIKATOR CARA PERHITUNGAN BASELINE

    (2014)

    TARGETDEFINISI OPERASIONAL

    100% 100%1

    Presentase Satker yang

    menyampaikan Laporan

    Keuangan tepat waktu dan

    berkualitas sesuai dengan

    Standar Akuntansi

    Pemerintah (SAP) untuk

    mempertahankan WTP.

    Jumlah satker Kantor Pusat dan

    Kantor Daerah yang

    menyampaikan Laporan

    Keuangan dibagi dengan jumlah

    seluruh satker KP dan KD

    2% 100% 100% 100%

    Tabel 1. Kondisi IKK Saat Awal Renstra

    2. Kondisi Setelah Revisi

    2015 2016 2017 2018 2019

    1 Presentase Satker yang

    menyampaikan Laporan

    Keuangan tepat waktu dan

    berkualitas sesuai dengan

    Standar Akuntansi

    Pemerintah (SAP) untuk

    mempertahankan WTP.

    Jumlah satker Kantor Pusat,

    Kantor Daerah dan

    Dekonsentrasi yang

    menyampaikan Laporan

    Keuangan dibagi dengan

    jumlah seluruh satker Kantor

    Pusat, Kantor Daerah dan

    Dekon dikali 100%

    Persentase Jumlah Satker Kantor Pusat, Kantor Daerah,

    dan Dekonsentrasi yang melaporkan (ADK & Laporan

    Keuangan) semester dan Tahunan tepat waktu secara

    berjenjang sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

    serta ketentuan Peraturan Keuangan Negara yang

    dibuktikan dengan melakukan rekonsiliasi secara berkala

    Dasar Hukum Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

    1. Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang

    Standar Akuntansi Pemerintah.

    2. Permenkeu 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan

    Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual pada

    Pemerintah Pusat

    3. Permenkeu 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman

    Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan

    Kementerian Negara/Lembaga

    4. Permenkes Nomor 86 Tahun 2015 tentang Pedoman

    Akuntansi Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis

    Akrual di Lingkungan Kemenkes

    2% 100% 100% 100% 100% 100%

    2 Presentase nilai aset tetap

    yang telah mendapatkan

    Penetapan Status

    Penggunaan (PSP) sesuai

    ketentuan

    Nilai aset tetap yang telah

    diproses mendapatkan PSP

    dibagi dengan nilai aset tetap

    Laporan Keuangan audited

    dikali 100%.

    Presentase Nilai aset tetap yang berproses mendapatkan

    Penetapan Status Penggunaan (PSP) yang mencakup

    satker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan Dekonsentrasi

    - 30% 50% 70% 80% 100%

    3 Presentase Pengadaan

    Barang/Jasa (e-

    procurement) sesuai

    ketentuan

    Jumlah satker Kantor Pusat

    dan satker Kantor Daerah

    yang menggunakan SPSE

    dibagi dengan jumlah seluruh

    satker Kantor Pusat dan

    Kantor Daerah dikali 100%.

    Persentase Jumlah satker Kantor Pusat dan Kantor

    Daerah yang proses pengadaannya menggunakan SPSE

    90% 65% 80% 90% 100% 100%

    No INDIKATOR CARA PERHITUNGAN BASELINE

    (2014)

    TARGETDEFINISI OPERASIONAL

    Tabel 2. Kondisi IKK Saat Revisi Renstra

    Perubahan revisi didasarkan pada evaluasi pencapaian kinerja tahun sebelumnya dan

    penyesuaian dengan aturan-aturan baru sehingga dilakukan penyesuaian definisi operasional.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 8

    B. PERJANJIAN KINERJA 2019

    Penyusunan Perjanjian Kinerja merupakan salah satu tahapan dalam Sistem

    Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah yang termuat dalam Peraturan Presiden Nomor

    29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Menurut

    petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu instansi

    pemerintah yang termuat dalam PERMENPAN No. 53 Tahun 2014, Perjanjian kinerja

    merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih

    tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah sebagai penerima amanah untuk

    melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian

    ini maka terwujudlah komitmen dan kesepakatan antara pimpinan sebagai pemberi amanah

    dan Pimpinan dibawahnya sebagai penerima amanah atas kinerja terukur tertentu

    berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

    Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan

    tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat

    kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga

    mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga

    terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya dan juga bertujuan untuk :

    1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk

    meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur

    2. Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur

    3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran

    organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi

    4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan

    supervise atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah

    5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai

    Waktu penyusunan perjanjian kinerja yaitu paling lambat 1 (satu) bulan setelah

    instansi pemerintah telah menerima/disahkannya dokumen pelaksanaan anggaran.

    Penetapan sasaran dan indikator perjanjian kinerja yaitu dengan menyajikan indikator

    kinerja utama yang menggambarkan hasil-hasil yang utama dan kondisi yang seharusnya.

    Pada tingkat K/L sasaran yang digunakan menggambarkan dampak dan outcome yang

    dihasilkan serta menggunakan indikator kinerja utama K/L dan indikator kinerja lain yang

    relevan. Lalu pada tingkat Eselon 1 sasaran yang digunakan menggambarkan dampak

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 9

    pada bidangnya dan outcome yang dihasilkan serta menggunakan indikator kinerja utama

    eselon 1 dan indikator kinerja lain yang relevan dan pada tingkat eselon II sasaran yang

    digunakan menggambarkan outcome dan output pada bidangnya serta menggunakan

    indikator kinerja utama eselon II dan indikator kinerja lain yang relevan.

    Perjanjian kinerja dapat direvisi atau disesuaikan dalam hal terjadi kondisi sebagai

    berikut :

    1. Terjadi pergantian atau mutasi pejabat

    2. Perubahan dalam strategi yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran

    (Perubahan program, kegiatan dan alokasi anggaran)

    3. Perubahan prioritas atau asumsi yang berakibat secara signifikan dalam proses

    pencapaian tujuan dan sasaran

    Penjabaran dari sasaran dan program Biro Keuangan dan BMN dituangkan dalam

    rencana kinerja tahun 2019. Dalam rencana kinerja tahun 2019 ditetapkan target kinerja

    untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.

    Berikut indikator kinerja kegiatan beserta target yang telah ditandatangani oleh

    Sekretaris Jenderal dan Biro Keuangan dan BMN.

    NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2019

    1 Meningkatnya Kualitas

    Pengelolaan Keuangan

    dan Barang Milik

    Negara (BMN)

    Kementerian Kesehatan

    Secara Efektif dan

    Efisien dan

    dipertanggungjawabkan

    Sesuai Ketentuan

    1 Persentase satker yang

    menyampaikan laporan

    keuangan tepat waktu dan

    berkualitas sesuai dengan SAP

    untuk mempertahankan WTP

    100%

    2 Persentase nilai aset tetap yang

    telah mendapatkan Penetapan

    Status Penggunaan (PSP) sesuai

    ketentuan

    100%

    3 Presentase Pengadaan

    Barang/Jasa (e-procurement)

    sesuai ketentuan

    100%

    Tabel 3. Matriks Kinerja Biro Keuangan dan BMN Tahun 2019

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 10

    SASARAN

    Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Dan Barang

    Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan Secara Efektif,

    Efisien Dan Dilaporkan Sesuai Ketentuan

    BAB III

    AKUNTABILITAS KINERJA

    A. CAPAIAN KINERJA (5 TAHUN TERAKHIR)

    Capaian kinerja organisasi merupakan pernyataan kinerja sasaran strategis suatu organisasi

    yang dilihat dari hasil pengukuran kinerja organisasi tersebut. Pengukuran kinerja adalah

    kegiatan manajemen membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan target melalui

    indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui

    sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh Biro Keuangan dan

    BMN dalam kurun waktu tahun 2015 sampai dengan tahun 2019

    Tahun 2019 merupakan tahun ke-5 pelaksanaan dari Rencana Strategis Kementerian

    Kesehatan Tahun 2015–2019. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan

    membandingkan realisasi target pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat

    keberhasilan pencapaian masing-masing indikator (serta membandingkan capaian selama 4

    tahun sebelumnya sampai dengan 2019). Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh

    informasi capaian masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan

    program di tahun berikutnya agar setiap program yang direncanakan dapat lebih berhasil guna

    dan berdaya guna.

    Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja

    ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Biro Keuangan dan BMN khususnya di tahun

    2019 sehingga dapat menjadi bahan evaluasi, dan menetapkan strategi perencanaan

    program/kegiatan pada Rencana Strategis periode selanjutnya.

    Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak

    internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan

    dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Renstra dan Penetapan Kinerja.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 11

    Pencapaian kinerja Biro Keuangan dan BMN pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2019

    dapat digambarkan pada tabel dibawah ini:

    Sasaran Indikator Kinerja Target

    2015

    Target

    2016

    Target

    2017

    Target

    2018

    Target

    2019

    Meningkatnya

    kualitas

    pengelolaan

    Keuangan dan

    Barang Milik

    Negara

    Kementerian

    Kesehatan

    secara efektif,

    efisien dan

    dilaporkan

    sesuai ketentuan

    a. Persentase Satker yang

    menyampaikan Laporan

    Keuangan tepat waktu

    dan berkualitas sesuai

    dengan Standar

    Akuntansi Pemerintah

    (SAP) untuk

    mempertahankan WTP

    100% 100% 100% 100% 100%

    CAPAIAN 100% 100% 100% 100% 100%

    b. Persentase nilai aset

    tetap yang telah

    mendapatkan Penetapan

    Status Penggunaan

    (PSP) sesuai ketentuan

    30% 50% 70% 90% 100%

    CAPAIAN 54% 66% 85% 104% 107%

    c. Persentase Pengadaan

    Barang/Jasa

    (e-procurement) sesuai

    ketentuan

    65% 80% 90% 100% 100%

    CAPAIAN 73% 91% 98% 98% 96%

    Tabel 4. Target dan Realisasi IKK Biro Keuangan dan BMN Tahun 2015 sampai dengan 2019

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 12

    B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA 2019

    Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut:

    1. Indikator Pertama

    Indikator Kinerja Kegiatan “Presentase Satker yang menyampaikan Laporan

    Keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah

    (SAP) untuk mempertahankan WTP” memiliki definisi operasional yaitu “Persentase

    Jumlah Satker Kantor Pusat, Kantor Daerah, dan Dekonsentrasi yang melaporkan

    (ADK & Laporan Keuangan) semester dan Tahunan tepat waktu secara berjenjang

    sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) serta ketentuan Peraturan Keuangan

    Negara yang dibuktikan dengan melakukan rekonsiliasi secara berkala”.

    Adapun formulasi pengukuran pada Indikator Pertama Biro Keuangan dan BMN

    yaitu :

    Gambar 2. Penghargaan kepada Kementerian Kesehatan terkait Pencapaian Standar

    Tertinggi dari Kementerian Keuangan atas Laporan Keuangan 6 tahun berturut

    Dari Indikator Pertama pada tahun 2019 telah mencapai target yang ditetapkan, yaitu

    dari sejumlah 418 Satker seluruhnya menyampaikan laporan keuangan

    Jumlah satker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan Dekonsentrasi yang menyampaikan Laporan Keuangan

    Jumlah seluruh satker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan Dekonsentrasi

    X 100%

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 13

    tepat waktu dan berkualitas. Dengan rincian 49 satker Kantor Pusat, 166 satker Kantor

    Daerah dan 204 Dekonsentrasi.

    Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

    Total Satker 1.321 Satker 418 Satker 418 Satker 418 Satker 419 Satker

    Target IKK 100% 100% 100% 100% 100%

    Persentase Capaian

    IKK

    100% 100% 100% 100% 100%

    Tabel 5. Target dan Realisasi Indikator Pertama

    Indikator Kinerja Kegiatan

    (IKK) ini setiap tahunnya selalu

    mampu mencapai target yang telah

    ditetapkan dalam Renstra dari tahun

    2014 sampai dengan tahun 2019,

    realisasi capaian target adalah

    sebesar 100%. Artinya pada 5 tahun

    berturut-turut, sebanyak 419 satker

    selalu menyampaikan laporan

    keuangannya secara tepat waktu.

    Bila dipantau sepanjang tahun

    anggaran 2014 sampai dengan 2019,

    rekon laporan keuangan tidak selalu tepat waktu, sehingga dalam triwulan I capaian rekon

    belum 100%. Hal ini disebabkan karena updating aplikasi terlalu sering dan lambatnya

    proses feedback dari Kemenkeu. Namun dalam akhir tahun seluruh satker dapat rekon

    dengan optimal dengan menyelesaikan laporan keuangan sesuai standar. Capaian 100%

    pada tiap tahun terus dipertahankan untuk mencapai opini WTP yang berkelanjutan dan

    terbukti kementerian kesehatan mendapatkan penghargaan dari kemenkeu dalam

    penyampaian laporan keuangan dengan standar tertinggi selama 6 tahun berturut.

    a. Hal-hal yang Mempengaruhi Pencapaian Target

    1) Pelaksanaan proses likuidasi aset di lingkungan Kementerian Kesehatan dengan

    mengoptimalkan dasar hukum yaitu Surat Edaran Sekretariat Jenderal Nomor

    HK.03.03/II/345/2016 tanggal 18 Februari 2016 tentang Pelaksanaan Likuidasi di

    lingkungan Kementerian Kesehatan

    Gambar 3. Penerimaan Penghargaan

    6 Tahun berturut

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 14

    2) Sosialisasi kebijakan-kebijakan terkait tata laksana keuangan, perbendaharaan

    dan penyusunan laporan keuangan baik BLU maupun Non BLU yang

    berkesinambungan

    3) Adanya aplikasi erekon sehingga dapat mengidentifikasi ketidaksesuaian lebih

    dini.

    4) Koordinasi dengan unit organisasi yang memiliki kewenangan untuk

    menyelenggarakan pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM

    bidang pengelolaan keuangan dan anggaran

    5) Memberikan reward kepada satker yang memiliki tindak lanjut atas LHP, profil

    analisa kualitas Laporan Keuangan dan BMN. Memberikan juga reward kepada

    petugas SAIBA-SIMAK BMN terbaik yang memiliki kompetensi, integritas,

    komitmen dan responsif.

    Gambar 4. Penyerahan Penghargaan Kepada Satker dan Petugas SAIBA-

    SIMAK BMN dilingkungan Kementerian Kesehatan terbaik

    6) Meningkatkan pembinaan dan pengawasan dalam penerapan metode penilaian

    kinerja pelaksanaan anggaran (IKPA) yang terdiri dari 12 indikator yang terdiri

    dari :

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 15

    Gambar 5. 12 Indikator Kinerja Pelaksana Anggaran

    Pada perayaan Hari Kesehatan Nasional Biro Keuangan dan BMN memberikan

    reward kepada satker kategori Kantor Pusat, Kantor Daerah dan Dekonsentrasi

    dengan nilai IKPA terbaik tahun 2019.

    Gambar 6. Penghargaan kepada Satker dilingkungan Kementerian Kesehatan

    yang memiliki Nilai IKPA terbaik tahun 2019

    b. Permasalahan

    Walaupun target kinerja Indikator Pertama tercapai namun masih ada permasalahan

    yang muncul sebagai berikut:

    1) Kurangnya kualitas SDM dalam bidang akuntansi

    2) Sistem aplikasi yang sering berubah dan perubahan sangat dekat waktunya

    dengan jadwal rekon.

    3) Rotasi pengelola keuangan yang terlalu sering

    4) Kesalahan Penggunaan akun dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 16

    5) Permasalahan revaluasi yang belum tuntas, dimana pada tahun mendatang dapat

    menjadi hambatan dalam mencapai opini WTP

    c. Pemecahan Masalah

    1) Peningkatan kemampuan SDM melalui pelatihan/penyuluhan kepada petugas

    penyusun laporan keuangan

    2) Meningkatkan koordinasi dengan KPPN dan DAPK Kementerian Keuangan

    3) Mengoptimalkan peranan APIP dalam melakukan review mulai dari

    perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan

    4) Pembentukan Pengendalian Internal Pelaporan Keuangan (PIPK)

    5) Revisi Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan menyesuaikan dengan

    regulasi terbaru

    6) Berkoordinasi dengan bagian BMN Ditjen Kekayaan Negara Kemenkeu secara

    berkesinambungan untuk menyelesaikan masalah revaluasi BMN.

    d. Rencana Tindak Lanjut

    1) Memaksimalkan ketersediaan anggaran pada DIPA Biro Keuangan dan BMN

    untuk kegiatan peningkatan kemampuan penyusun Laporan Keuangan

    2) Pelaksanaan review Laporan Keuangan mulai dari level satker sampai dengan

    Kementerian pada setiap periode pelaporan keuangan

    3) Penyusunan dan sosialisasi Pedoman Akuntansi dan Penyusunan Laporan

    Keuangan

    4) Berkoordinasi dengan APIP, BPK dan DAPK Kementerian Keuangan setiap

    triwulan

    2. Indikator Kedua

    Indikator Kinerja Kegiatan “Presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan

    Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan” memiliki definisi operasional

    yaitu “Presentase Nilai aset tetap yang berproses mendapatkan Penetapan Status

    Penggunaan (PSP) yang mencakup satker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan

    Dekonsentrasi”.

    Adapun formulasi pengukuran pada Indikator Pertama Biro Keuangan dan BMN yaitu :

    Nilai aset tetap yang telah diproses mendapatkan PSP

    Nilai aset tetap Laporan Keuangan audited

    X 100%

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 17

    Capaian kinerja Indikator ini tahun 2019 melampaui target yang ditetapkan, dari total

    nilai aset yang harus ditetapkan status penggunaannya yaitu Rp39.727.025.395.104,-,

    presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan penetapan status penggunaan sesuai

    ketentuan adalah sebesar Rp.42.413.428.946.846,- (107%), melampaui target di tahun

    2018 sebesar Rp.41.480.294.294.183,- (104%)

    Grafik 1. Target dan Realisasi Indikator Kedua

    Hanya terjadi peningkatan sebesar 3% untuk capaian pada indikator kedua, Peningkatan terlihat

    dari naiknya jumlah aset yang ditetapkan status penggunaannya yaitu sebesar

    Rp.933.134.652.663,-. Capaian tahun 2015 sd 2018 gap antara target dan capaian tinggi hal ini

    disebabkan pembinaan yang terus dilakukan terhadap kepatuhan satker pada pentingnya

    pencatatan data BMN yang dari data BMN tersebut dapat mempengaruhi kualitas Laporan

    Keuangan, sehingga pada awal tahun renstra banyak satker yang segera melakukan

    inventarisasi BMN terutama BMN pada masa lampau untuk dapat diusulkan Penetapan Status

    Penggunaan (PSP). Namun pada akhir tahun renstra pada tahun 2019 hanya terdapat sedikit

    kenaikan persentase dikarenakan banyaknya BMN yang sudah di PSP-kan pada tahun-tahun

    sebelumnya sehingga di tahun 2019 BMN yang di PSP-kan hanya BMN yang nilai asetnya

    tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Intinya dari data capaian Penetapan Status Penggunaan

    (PSP) selama 5 tahun dimana selalu melampaui target dapat disimpulkan bahwa satker-satker

    dilingkungan Kementerian Kesehatan telah menyadari pentingnya pencatatan BMN untuk

    mendukung akuntabilitas dalam Laporan Keuangan.

    a. Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian target kinerja

    1) Sosialisasi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/558/2016

    tentang Pelimpahan sebagian wewenang Menteri Kesehatan selaku Pengguna

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 18

    Barang dalam Pengelolaan Barang Milik Negara di lingkungan Kementerian

    Kesehatan

    2) Sosialisasi Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor HK.03.03/II/2037/2016

    tanggal 13 September 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Inventarisasi Barang

    Milik Negara di lingkungan Kementerian Kesehatan

    3) Sosialisasi Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor HK.03.03/III/2016 tanggal

    28 September 2016 tentang Rencana Kebutuhan BMN di lingkungan

    Kementerian Kesehatan

    4) Sosialisasi kepada satker di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam

    percepatan proses revaluasi aset BMN

    5) Komitmen pimpinan dalam pengelolaan BMN termasuk dalam hal ini usul dan

    proses PSP

    6) Koordinasi yang intensif dan optimal dengan Unit Utama dan Kementerian

    Keuangan

    a. Permasalahan

    Walaupun capaian kinerja Indikator Kedua melampaui target, masih ada

    permasalahan yang terjadi, yaitu:

    1) Pendelegasian wewenang yang memungkinkan Satker melakukan Penetapan

    Status Penggunaan di KPKNL Setempat.

    2) Petugas SIMAK BMN baru dan belum berpengalaman sehingga terhambat dan

    atau salah kewenangan pengajuan usulan PSP

    3) Data dukung yang tidak lengkap

    4) Anggaran untuk monitoring terhadap Satker yang capaian PSP nya rendah sangat

    terbatas sehingga tidak semua Satker terpapar regulasi-regulasi baru mengenai

    PSP

    b. Pemecahan Masalah

    1) Melakukan koordinasi instensif dengan satker terutama yang capaian PSP nya

    masih rendah dibawah 50% dan petugas simak yang masih baru

    2) Pendampingan satker yang capaian nya masih rendah

    c. Rencana Tindak Lanjut

    1) Melakukan pertemuan tingkat satker dan sosialisasi regulasi-regulasi serta

    kebijakan menyangkut proses usulan PSP

    2) Melakukan pendampingan kepada satker yang tingkat capaian realisasi PSP nya

    masih rendah

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 19

    3) Membuat aplikasi yang berisi template PSP sehingga memudahkan Petugas

    SIMAK untuk mengusulkan PSP serta mengurangi tingkat kesalahan usulan PSP

    3. Indikator Ketiga

    Indikator Kinerja Kegiatan “Presentase Pengadaan Barang/Jasa (e-procurement)

    sesuai ketentuan” memiliki definisi operasional yaitu “Persentase Jumlah satker

    Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang proses pengadaannya menggunakan SPSE”.

    Adapun formulasi pengukuran pada Indikator Pertama Biro Keuangan dan BMN yaitu :

    Capaian kinerja Indikator Ketiga pada tahun 2019 tidak mencapai target yang

    ditetapkan, dikarenakan ada beberapa hal sebagai berikut :

    1. Terdapat 2 Satker kantor pusat yaitu Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer dan

    Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional yang anggaran belanja modal dipusatkan di

    Sekretariat Ditjen Pelayanan Kesehatan

    2. Terdapat 3 Satker kantor daerah yaitu BKOM Bandung, BKTM Makassar dan KKP

    Kelas III Bitung dikarenakan tidak adanya anggaran belanja modal diatas

    Rp.200.000.000 atau komuditas pengadaan yang tidak terdapat pada e-katalog sehingga

    menggunakan metode pengadaan diluar SPSE

    3. Terdapat 3 Satker kantor daerah yaitu KKP Kelas II Jayapura, KKP Kelas III

    Manokwari dan KKP Kelas III Sorong karena sesuai dengan Perpres 17 Tahun 2019

    mengatur pengadaan di Provinsi Papua dan Papua Barat sampai dengan Rp 1 Milliar

    jika menggunakan e-katalog menjadi tidak efektif karena ongkos kirim menjadi mahal

    sehingga proses Pengadaan Barang/Jasa menggunakan metode penunjukkan langsung

    Jumlah Satker Kantor Pusat dan Satker Kantor Daerah

    yang menggunakan SPSE

    Jumlah seluruh Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah

    X 100%

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 20

    Dengan demikian ada 8 satker yang tidak memiliki belanja modal yang secara otomatis

    tidak menggunakan SPSE. Ditargetkan sebanyak 215 Satker yang terdiri dari Kantor Pusat

    dan Kantor Daerah melakukan pengadaan melalui e-procurement, hasilnya sebanyak 207

    Satker (96,28%) sudah melakukan pengadaan melalui e-procurement.

    Dengan demikian pencapaian kinerja tidak mencapai target. Dasar penetapan target dan

    realisasi ini adalah perhitungan jumlah Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang

    melaksanakan pengadaan dengan menggunakan e-procurement.

    Grafik 2. Target dan Realisasi Indikator Ketiga

    Penurunan capaian pada indikator ketiga tahun 2019 (96,28%) dibandingkan dengan

    capaian pada tahun 2018 (98%). Hal ini disebabkan hal yang tidak dapat dilakukan

    intervensi oleh Biro Keuangan dan BMN selaku satker pembina terkait Pengadaan

    Barang/Jasa kepada satker mitra di Kantor Pusat dan Kantor Daerah. Pada awal tahun

    renstra proses pengadaan barang/jasa belum sepenuhnya menggunakan eprocurement

    setelah dilakukan pembinaan dan juga dengan terbitnya peraturan yang mengharuskan

    proses pengadaan menggunakan eprocurement semakin meningkatkan kesadaran satker

    dalam penggunaan eprocurement dalam proses pengadaan barang/jasa. Disamping itu Biro

    Keuangan dan BMN terus meningkatkan penyediaan layanan Pengadaan Barang/Jasa

    berupa penguatan server eprocurement, aplikasi bantu proses pengadaan barang.jasa dan

    layanan helpdesk bagi penyedia dalam mengakses layanan pengadaan barang/jasa

    dilingkungan kementerian kesehatan. Dengan demikian bila dilihat pencapaian selama 5

    tahun terlihat bahwa ada peningkatan komitmen penggunaan e-procurement untuk proses

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 21

    pengadaan di Kementerian Kesehatan, dimana pada awal tahun Renstra baru mencapai 75%

    dan diakhir tahun Renstra sudah melebihi 95%.

    a. Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian target kinerja

    Pencapaian target kinerja Indikator Ketiga tidak lepas dari terobosan yang dilakukan

    oleh Biro Keuangan dan BMN yaitu sebagai berikut:

    1) Pelatihan dan sertifikasi PBJ yang secara simultan dilaksanakan setiap tahunnya

    untuk meningkatkan kualitas SDM pelaksana PBJ;

    2) Dilaksanakannya workshop monitoring dan evaluasi pengadaan barang dan jasa;

    3) Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pra DIPA 2019

    4) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui e katalog

    5) Sosialisasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui mekanisme lelang cepat

    kepada satker di lingkungan Kementerian Kesehatan

    Melalui kegiatan pengadaan ini Kementerian Kesehatan telah menyelesaikan 24.575

    paket dengan pagu sebesar Rp.17.231.824.766.000,- jumlah tersebut merupakan total nilai

    belanja modal dan belanja barang kontraktual, pengadaan dengan memanfaatkan LPSE

    Kementerian Kesehatan sebesar Rp.8.724.605.196.595,- dengan nilai kontrak sebesar Rp

    7.773.117.839.609,- dengan demikian Kementerian Kesehatan melakukan penghematan

    belanja pengadaan sebesar Rp.951.487.356.986. Efisiensi dalam penggunaan anggaran

    tersebut sebenarnya dapat ditingkatkan dengan inovasi-inovasi dari para pengelola PBJ

    seperti pelaksanaan tender konsolidasi dan optimalisasi pengadaan melalui e-catalogue.

    b. Permasalahan :

    1) Pembaharuan aplikasi RUP oleh LKPP yang menghambat pengisian RUP oleh

    satker pada Triwulan I tahun 2019

    2) Adanya kebijakan efisiensi anggaran berdampak pada terjadinya lelang ulang dan

    tidak terlaksana

    3) Terlambatnya pelaksanaan PBJ yang disebabkan oleh terlambatnya penyiapan

    dokumen PBJ dan kualitas dokumen PBJ

    4) Perencanaan dan pelaksanaan PBJ Pra DIPA masih belum optimal

    5) Pembahasan e catalogue bidang kesehatan di LKPP memakan waktu yang cukup

    lama dikarenakan LKPP memerlukan bantuan teknis dari kementerian terkait.

    6) Tidak semua satker memiliki alokasi belanja modal

    c. Pemecahan Masalah

    1) Berkoordinasi dengan LKPP terkait kebijakan updating aplikasi agar tidak

    menghambat proses pelaksanaan PBJ.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 22

    2) Optimalisasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pra DIPA tahun 2020.

    3) Peningkatan kualitas SDM terkait pemahaman dan penyusunan dokumen PBJ

    4) Membuat rancangan pembuatan aplikasi PBJ dengan melibatkan tenaga IT di

    lingkungan Biro Keuangan dan BMN dan Narasumber dari LKPP.

    5) Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ di lingkungan Kemenkes

    untuk mengurangi lelang ulang dan proses gagal lelang.

    6) Penyusunan ecatalogue sectoral di delegasikan ke Kementerian terkait

    (Kemnterian Kesehatan) sehingga tidak perlu menunggu dari LKPP

    7) Melakukan advokasi kepada pimpinan untuk mendorong pengelola PBJ

    melakukan inovasi dalam proses PBJ seperti kontrak payung, pengadaan melalui

    e catalogue dan/atau e purchasing

    d. Rencana Tindak Lanjut

    1) Melakukan advokasi kepada LKPP untuk mengurangi updating aplikasi SIRUP

    di awal tahun anggaran

    2) Membuat surat edaran dan koordinasi mengenai pengadaan barang/jasa melalui

    proses lelang Pra DIPA kepada seluruh satuan kerja dan Unit Organisasi di

    lingkungan Kemenkes

    3) Membuat atau mengembangkan aplikasi PBJ untuk pemantauan dan evaluasi

    pelaksanaan PBJ

    4) Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ (KPA, PPK,

    PP dan Pokja ULP) di lingkungan Kemenkes untuk mengurangi lelang ulang dan

    proses gagal lelang.

    5) Penguatan Pengadaan Barang/Jasa Kemenkes melalui pembentukan Unit Kerja

    Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) yang pada saat ini masih dalam tahap

    penyusunan Naskah Akademik.

    C. SUMBER DAYA/ REALISASI ANGGARAN

    Alokasi anggaran pada tahun 2019 sebesar Rp.31.140.631.000,- dengan realisasinya

    sebesar Rp.28.011.854.582,- (89.95%). Realisasi pada tahun 2019 ini mengalami penurunan

    dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2018 dikarenakan terdapat anggaran yang diblokir

    sebesar Rp.2.167.614.000,- atau ±7% dari total anggaran, yang didalamnya terdapat persiapan

    biaya operasional untuk satker UKPBJ (1,2 M) yang apabila satker tersebut belum terbentuk

    makan anggarannya tidak dapat dicairkan dan sisanya efisiensi perjadin (939 Juta).

    Alokasi awal sebesar Rp.28.640.631.000 ada kenaikan sebesar 8% dari alokasi tahun 2017

    yang digunakan untuk renovasi ruang rapat, gudang penyimpanan dan meubelair. Namun pada

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 23

    bulan oktober terdapat tambahan dana dari dana insentif kemenkes sebesar Rp.2.500.000.000

    yang digunakan untuk percepatan penyelesaian proses hibah/dropping Dekon TP dan katalog

    sektoral Kemenkes.

    Grafik 3. Perbandingan Alokasi dan Realisasi Anggaran 2018 dan 2019

    Penyerapannya tidak mencapai 90%, hal ini dikarenakan proses pengadaan renovasi ruang

    rapat dan gudang penyimpanan mendapatkan harga terendah sehingga dapat dikatakan efisiensi

    dalam hal pengadaan. Sedangkan untuk penyerapan belanja barang diluar anggaran yang

    diblokir terserap sangat baik yaitu Rp.26.063.033.693,-(98.47%). Biro Keuangan dan BMN

    melakukan antisipasi dari setiap stakeholder seperti identifikasi kegiatan yang tidak perlu dan

    tidak dapat dilaksanakan menjadi kunci dalam rangka peningkatan daya serap dan pelaksanaan

    kegiatan prioritas yang terlaksana secara optimal.

    1. Sumber Daya Manusia

    Jumlah Pegawai Biro Keuangan dan BMN Sekretariat Jenderal sampai dengan Tanggal 31

    Desember 2019 sebanyak 95 (Sembilan Puluh Lima) pegawai dan dianalisa bahwa dari segi

    pendidikan dan kepangkatan memiliki kualitas yang baik. Namun dari segi usia terlihat adanya

    ancaman yang serius terkait keberlangsungan SDM di Biro Keuangan dan BMN. Dari total 95

    pegawai sebanyak 41% berusia 51 sd 60 tahun yang artinya dalam beberapa tahun kedepan

    jumlah SDM di Biro Keuangan dan BMN akan berkurang hampir 50%. Berikut rinciannya :

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 24

    a. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Usia

    Tabel 6. Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia

    No Usia Jumlah

    1 21 – 30 6

    2 31 – 40 28

    3 41 – 50 22

    4 51 - 60 39

    Total 95

    b. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Golongan

    Tabel 7. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan

    No Golongan Jumlah

    1 Pengatur / IIc 3

    2 Pengatur Muda Tk I / IId 0

    3 Penata Muda / IIIa 4

    4 Penata Muda Tk I / IIIb 44

    5 Penata / IIIc 16

    6 Penata Tk I / IIId 18

    7 Pembina / IVa 7

    8 Pembina Tk I / IVb 2

    9 Pembina Utama Madya / IVc 1

    Total 95

    c. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Pendidikan

    Tabel 8. Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan

    No Pendidikan Jumlah

    1 SLTP 0

    2 SLTA 24

    3 DIPLOMA III 7

    4 S1 42

    5 S2 22

    Total 95

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 25

    d. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Jenis Kelamin

    Tabel 9. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

    No Jenis Kelamin Jumlah

    1 Laki – Laki 45

    2 Perempuan 50

    Total 95

    e. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Jabatan

    Tabel 10. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan

    Selain dari segi jumlah pegawai, peningkatan kualitas SDM Biro Keuangan dan BMN menjadi

    Fokus perhatian untuk terus ditingkatkan. Proses peningkatan kapasitas (capacity building) dan

    pembangunan karakter (caracter building) SDM menjadi hal yang mutlak dilakukan karena

    berkembang tidaknya suatu organisasi sangat dipengaruhi adanya kepedulian dan kualitas SDM

    dalam menggerakkan organisasi. Dalam proses ini tentu dapat dilakukan dengan beragam cara,

    baik melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) berbasis kompetensi, tugas belajar, dan outbond

    No Jabatan Jumlah

    1 Struktural 16

    2 Staf Pelaksana 73

    3 Fungsional 6

    Total 95

    Gambar 7. Capacity Building tahun 2018

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 26

    atau pola permainan, yang kesemuanya itu untuk meningkatkan performa SDM organisasi

    dalam menjalankan tugasnya.

    Adapun proses peningkatan kapasitas dan pembangunan karakter yang telah dilakukan

    oleh Biro Keuangan dan BMN yaitu :

    1. Melaksanakan capacity building dengan melibatkan seluruh pegawai Biro Keuangan

    dan BMN di Banyuwangi, Jawa Timur

    2. Internalisasi secara berkala nilai-nilai integritas, etika ASN, serta informasi lain yang

    diperlukan pegawai dalam memperkaya pengetahuan pegawai.

    3. Mengirimkan pegawai untuk mengikuti Pelatihan dan Sertifikasi Peningkatan SDM

    dalam rangka Pengadaan Barang/Jasa, perbendaharaan, pengelolaan BMN, arsiparis

    dan perencana

    Selain itu, dalam rangka meningkatkan motivasi pegawai di lingkungan Biro Keuangan

    dan BMN dalam hal kinerja dan gaya hidup sehat untuk mendukung Germas. Satker Biro

    Keuangan dan BMN memberikan reward kepada beberapa orang pegawai dengan 2 (dua)

    kategori :

    1. Diberikannya penghargaan Most Dedicated Employee 2019 kepada 1 (satu) orang

    pegawai Biro Keuangan dan BMN dengan kriteria penilaian didasarkan pada nilai SKP

    terbesar, kinerja dan integritas yang tinggi

    Gambar 8. Sertifikat Reward kepada Pegawai dengan Kinerja Terbaik

    2. Diberikannya penghargaan Most Healthy and Sporty Employee 2019 kepada 3 (tiga)

    orang pegawai sebagai bentuk keterlibatan dalam penerapan pola hidup sehat,

    penerapan K3 dan penerapan 5S.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 27

    Adapun progress aksi perubahan nyata Agent of Change Biro Keuangan dan BMN antara

    lain sebagai berikut :

    1. Pencanangan Biro Keuangan dan BMN sebagai satker WBK (Wilayah Bebas dari

    Korupsi) tahun 2019

    2. Pembinaan pengelolaan keuangan dalam hal tingkat kepatuhan terhadap penerbitan

    kartu pengawasan pada kontrak yang dilakukan

    3. Ajakan perilaku hidup sehat salah satunya dengan mendorong para pegawai untuk

    melakukan peregangan setiap pukul 10.00 dan 14.00

    4. Internalisasi salam sehat, revolusi mental bidang kesehatan dan aksi perubahan harian

    pada pertemuan rakorstaf di lingkungan Biro Keuangan dan BMN

    2. Sumber Daya Anggaran Seluruh Kegiatan Biro Keuangan dan BMN ini dibiayai dari DIPA Biro Keuangan dan

    BMN Nomor : SP DIPA-024.01.1.465921/2019 tanggal 5 Desember 2018 sebesar

    Rp.28.640.631.000,-. Namun dalam pelaksanaan tahun berjalan terjadi beberapa kali

    Revisi DIPA, yaitu :

    1. Revisi I pada tanggal 20 Juni 2019 dengan anggaran yang tercantum dalam DIPA

    menjadi sebesar Rp.28.640.631.000,- yaitu penyelesaian proses buka blokir anggaran

    sebesar Rp.5.072.526.000,- yang digunakan untuk proses renovasi ruang rapat dan

    gudang penyimpanan sekaligus penyesuaian perjalanan dinas menjadi kegiatan baru.

    2. Revisi II tanggal 28 Juni 2019 dengan anggaran yang tercantum dalam DIPA tetap

    sebesar Rp.28.640.631.000,- yaitu Biro Keuangan dan BMN melakukan penyesuaian

    Halaman III DIPA agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku

    3. Revisi III tanggal 27 Agustus 2019 dengan anggaran yang tercantum dalam DIPA tetap

    sebesar Rp.28.640.631.000,- yaitu pergeseran alokasi belanja modal antar komponen

    yang digunakan untuk penambahan pada kegiatan renovasi ruang rapat dan gudang

    penyimpanan.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 28

    4. Revisi IV tanggal 30 Oktober 2019 dengan anggaran yang tercantum dalam DIPA

    menjadi sebesar Rp.31.140.631.000,- yaitu Biro Keuangan dan BMN mendapatkan

    tambahan anggaran sebesar Rp.2.500.000.000,- dari dana insentif kemenkes yang

    dipergunakan untuk percepatan penyelesaian proses hibah/dropping BMN Dekon TP

    dan Katalog Sektoral Kemenkes

    Adapun optmalisasi dan efisiensi anggaran seperti tergambar dalam tabel berikut :

    NO KODE/OUTPUT PAGU REALISASI SISA DANA % BLOKIR%

    (-BLOKIR)

    1 2035.951 (Layanan Sarana dan Prasarana) 2,506,329,000 1,948,820,889 557,508,111 77.76 - 77.76

    2 2035.955 (Layanan manajemen keuangan) 8,916,682,000 8,436,536,025 480,145,975 94.62 318,374,000 98.12

    3 2035.956 (Layanan manajemen BMN) 10,749,641,000 9,899,722,096 849,918,904 92.09 620,640,000 97.74

    4 2035.970 (Layanan Dukungan Manajemen Satker) 3,230,547,000 3,224,846,852 5,700,148 99.82 - 99.82

    5 2035.994 (Layanan perkantoran) 5,737,432,000 4,501,928,720 1,235,503,280 78.47 1,228,600,000 99.85

    TOTAL 31,140,631,000 28,011,854,582 3,128,776,418 89.95 2,167,614,000 96.68

    Tabel 11. Alokasi dan Realisasi Anggaran Tahun 2019

    3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana Berdasarkan Neraca Barang Milik Negara (BMN) Tahun Anggaran 2019, tampak bahwa

    sumber daya sarana dan prasarana di Biro Keuangan dan BMN adalah sebagai berikut :

    AKUN NERACA SALDO PER 31 DESEMBER 2019

    Barang Konsumsi 605.515.550

    Tanah 14.694.375.000

    Peralatan dan Mesin 2.409.691.695

    Gedung dan Bangunan 4.069.288.601

    Jalan, Irigasi dan Jaringan 5.011.578.000

    Aset Tetap dalam Renovasi 0

    Aset Tetap Lainnya 213.525.000

    Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (427.730.366)

    Aset Tak Berwujud 606.567.500

    Akumulasi Amortisasi (9.641.535.374)

    Aset Lain-lain 0

    Akumulasi Penyusutan atas Aset Lainnya (2.103.274.905)

    BMN Ekstrakomptabel 11.640.561

    Akumulasi Penyusutan Ekstrakomptabel (0)

    TOTAL ASET 27.610.541.346

    Tabel 12. Barang Milik Negara yang menjadi Aset Biro Keuangan dan BMN

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 29

    D. ANALISA ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA

    % Alokasi Realisasi % Blokir%

    (-Blokir)

    1Layanan Sarana dan Prasarana

    Internal

    Tersedianya Layanan Sarana dan

    Prasaran Internal Satker- 1 Layanan 1

    Bulan

    Layanan100% 2,506,329 1,948,821 77.76% 0 77.76%

    2 Layanan Manajemen Keuangan

    Persentase satker yang menyampaikan

    laporan keuangan tepat waktu dan

    berkualitas sesuai dengan SAP untuk

    mempertahankan WTP (100%)

    100% 1 Layanan 1 Layanan 100% 8,916,682 8,436,536 94.62% 318,374 98.12%

    Persentase nilai aset tetap yang telah

    mendapatkan Penetapan Status

    Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan

    (100%)

    107%

    Persentase pengadaan menggunakan e-

    procurement (100%) 96%

    4 Dukungan Manajemen SatkerTersedianya Dukungan Layanan

    Manajemen Satker- 1 Layanan 1 Layanan 100% 3,230,547 3,224,847 99.82% 0 99.82%

    5 Layanan Perkantoran

    Tersedianya Layanan Operasional

    Perkantoran dan Pemeliharaan

    Perkantoran

    - 12Bulan

    Layanan12

    Bulan

    Layanan100% 5,737,432 4,501,929 78.47% 1,228,600 99.85%

    31,140,631 28,011,855 89.95% 2,167,614 96.68%Total Pagu

    1 Layanan Layanan1 100%3 Layanan Manajemen BMN

    NO KEGIATAN

    RENSTRA

    TARGET REALISASI

    10,749,641

    output 2019

    Target Capaian

    620,640 97.74%

    RKAKL

    Anggaran 2019 (Ribuan Rupiah)

    9,899,722 92.09%

    Tabel 13. Sandingan Target Dan Capaian Indikator Kinerja

    Biro Keuangan Dan BMN Tahun 2019

    Dari tabel di atas terlihat semua kegiatan cukup efektif dalam hal pencapaian hasil dan

    serapan. Dari total anggaran sebesar Rp.31.140.631.000,- terealisasi sebesar

    Rp.28.011.855.000,- (89,95%). Rendahnya realisasi tersebut disebabkan masih ada

    anggaran yang diblokir sebesar Rp.2.167.614.000,- atau ±7% dari total anggaran, yang

    didalamnya terdapat persiapan biaya operasional untuk satker UKPBJ (1,2 M) yang apabila

    satker tersebut belum terbentuk maka anggarannya tidak dapat dicairkan dan sisa blokir

    lainnya adalah efisiensi perjadin (939 Juta), walaupun anggaran yang terserap hanya

    89,95% namun seluruh target outputnya tercapai. Selain itu dengan anggaran yang tersedia

    membuat para stakeholder pengelola anggaran di Biro Keuangan dan BMN

    mengoptimalkan penyerapan anggaran tersebut ke kegiatan-kegiatan prioritas yang

    mendukung peningkatan indikator kinerja satker. Pada tahun-tahun mendatang perlu adanya

    evaluasi efektifitas perencanaan anggaran tiap-tiap program yang mendukung indikator

    kinerja sehingga penggunaan anggaran dan kualitas pencapaian kinerja lebih meningkat.

    Dapat disimpulkan bahwa penggunaan anggaran tahun 2019 berjalan dengan efektif

    untuk mendukung pencapaian kinerja, terbukti dengan capaian kinerja dapat memenuhi/

    melebihi target dengan penggunaan dana/anggaran yang ada.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 30

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

    A. KESIMPULAN

    Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Keuangan dan BMN Tahun 2019

    merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, kebijakan,

    program dan kegiatan Biro Keuangan dan BMN kepada pimpinan (Sekretaris Jenderal) dan

    seluruh stakeholders yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan

    pembangunan kesehatan khususnya di bidang Keuangan dan BMN.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja Biro Keuangan dan BMN cukup baik

    dan efektif walaupun tidak semua indikator mencapai target, namun terdapat capaian indikator

    melampaui target yang ditetapkan di TA 2019. Adapun hal-hal yang mendukung dan upaya

    Biro Keuangan dan BMN dalam pencapaian target adalah:

    1. Pelaksanaan proses likuidasi aset di lingkungan Kementerian Kesehatan dengan

    mengoptimalkan dasar hukum yaitu Surat Edaran Sekretariat Jenderal Nomor

    HK.03.03/II/345/2016 tanggal 18 Februari 2016 tentang Pelaksanaan Likuidasi di

    lingkungan Kementerian Kesehatan;

    2. Sosialisasi kebijakan-kebijakan terkait tata laksana keuangan, perbendaharaan dan

    penyusunan laporan keuangan baik BLU maupun Non BLU yang berkesinambungan;

    3. Koordinasi dengan unit organisasi yang memiliki kewenangan untuk

    menyelenggarakan pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM bidang

    pengelolaan keuangan dan anggaran;

    4. Memberikan reward kepada satker untuk kategori satker dengan pengelolaan anggaran

    terbaik di lingkungan Kementerian Kesehatan;

    5. Sosialisasi intensif beberapa peraturan terkait pengelolaan BMN kepada satker di

    lingkungan Kementerian Kesehatan baik tentang pelimpahan wewenang pengguna

    barang, inventarisasi BMN ataupun RKBMN. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

    HK.02.02/MENKES/558/2016 tentang Pelimpahan sebagian wewenang Menteri

    Kesehatan selaku Pengguna Barang dalam Pengelolaan Barang Milik Negara di

    lingkungan Kementerian Kesehatan;

    6. Sosialisasi kepada satker di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam percepatan

    proses revaluasi aset BMN

    7. Pelatihan dan sertifikasi PBJ yang secara simultan dilaksanakan setiap tahunnya untuk

    meningkatkan kualitas SDM pelaksana PBJ

    8. Dilaksanakannya workshop monitoring dan evaluasi pengadaan barang dan jasa

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 31

    9. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pra DIPA 2020, e katalog dan lelang cepat

    Namun demikian masih ada permasalahan yang terjadi yaitu :

    1. Indikator Pertama

    a. Kurangnya kualitas SDM dalam bidang akuntansi

    b. Sistem aplikasi yang sering berubah dan perubahan sangat dekat waktunya dengan

    jadwal rekon.

    c. Adanya rotasi pengelola keuangan yang terlalu sering di beberapa satuan kerja

    d. Kesalahan Penggunaan akun dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran

    2. Indikator Kedua

    a. Pendelegasian wewenang yang memungkinkan Satker melakukan Penetapan Status

    Penggunaan di KPKNL Setempat.

    b. Petugas SIMAK BMN baru dan belum berpengalaman sehingga terhambat dan atau

    salah kewenangan pengajuan usulan PSP

    c. Data dukung yang tidak lengkap

    d. Anggaran untuk monitoring terhadap Satker yang capaian PSP nya rendah sangat

    terbatas sehingga tidak semua Satker terpapar regulasi-regulasi baru mengenai PSP

    3. Indikator Ketiga

    a. Perencanaan dan pelaksanaan PBJ Pra DIPA masih belum optimal

    b. Pembaharuan aplikasi RUP oleh LKPP yang menghambat pengisian RUP oleh

    satker pada Triwulan I tahun 2019

    c. Terlambatnya pelaksanaan PBJ yang disebabkan oleh terlambatnya penyiapan

    dokumen PBJ dan kualitas dokumen PBJ

    d. Pembahasan e catalogue bidang kesehatan di LKPP memakan waktu yang cukup

    lama dikarenakan LKPP memerlukan bantuan teknis dari kementerian terkait

    e. Tidak semua satker memiliki anggaran belanja modal

    B. TINDAK LANJUT

    Tindak lanjut yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu:

    1. Indikator Pertama

    a. Memaksimalkan ketersediaan anggaran pada DIPA Biro Keuangan dan BMN untuk

    kegiatan peningkatan kemampuan penyusun Laporan Keuangan

    b. Pelaksanaan review Laporan Keuangan mulai dari level satker sampai dengan

    Kementerian pada setiap periode pelaporan keuangan

    c. Penyusunan dan sosialisasi Pedoman Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja 2019

    Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 32

    d. Rapat koordinasi dengan APIP, DAPK Kementerian Keuangan setiap triwulan

    2. Indikator Kedua

    a. Melakukan pertemuan tingkat satker dan sosialisasi regulasi-regulasi serta kebijakan

    menyangkut proses usulan PSP

    b. Melakukan pendampingan kepada satker yang tingkat capaian realisasi PSP nya

    masih rendah

    c. Membuat aplikasi yang berisi template PSP sehingga memudahkan Petugas SIMAK

    untuk mengusulkan PSP serta mengurangi tingkat kesalahan usulan PSP

    3. Indikator Ketiga

    a. Berkoordinasi dengan LKPP untuk mengurangi updating aplikasi SIRUP di awal

    tahun anggaran;

    b. Membuat surat edaran dan koordinasi mengenai pengadaan barang/jasa melalui

    proses lelang Pra DIPA kepada seluruh satuan kerja dan Unit Organisasi di

    lingkungan Kemenkes;

    c. Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ (KPA, PPK, PP

    dan Pokja ULP) di lingkungan Kemenkes untuk mengurangi lelang ulang dan proses

    gagal lelang.

  • 0. COVER LAKIP 2019.pdf (p.1)1. KATA PENGANTAR.pdf (p.2)2. IKHTISAR EKSEKUTIF-2019.pdf (p.3-5)3. DAFTAR ISI-2019.pdf (p.6-10)4. BAB 1_LAK_2019.pdf (p.11-14)5. BAB II_LAK_2019.pdf (p.15-19)6. BAB III_LAK_2019.pdf (p.20-39)7. BAB IV_LAK_2019.pdf (p.40-42)8. RKT 2019.pdf (p.43)9. Perjanjian Kinerja Tahun 2019.pdf (p.44-54)