ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC...

14
BAB II PEMBAHASAN DETERMINAN SOSIAL BERKAITAN DENGAN KESEHATAN A. Determinan sosial berkaitan dengan kesehatan Dalam bahasa Inggris, kata health mempunyai dua pengertian dalam bahasa Indonesia yaitu sehat atau kesehatan. Sehat menjelaskan kondisi atau keadaan dari subjek, misalnya anak sehat, ibu sehat, dan orang sehat. Sedangkan kesehatan menjelaskan tentang sifat dari subjek, misalnya kesehatan manusia, kesehatan masyarakat, dan kesehatan individu. Sehat dalam pengertian keadaan atau kondisi mempunyai batasan yang berbeda-beda. Secara awam, sehat diartikan keadaan seseorang yang dalam kondisi tidak sakit, tidak ada keluhan, dapat menjalankan kesehatan sehari-hari, dan sebagainya. Menurut batasan ilmiah, sehat atau kesehatan telah dirumuskan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, ”keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, serta produktif secara ekonomi dan sosial. Hal ini berarti, kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi. Banyak sekali hal-hal yang mempengaruhi kesehatan kita, yang mungkin tidak kita sadari bahwa hal-hal yang berada di sekitar kita adalah faktor-faktor utama yang mempengaruhi kesehatan.

description

ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2

Transcript of ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC...

Page 1: ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC

BAB II

PEMBAHASAN

DETERMINAN SOSIAL BERKAITAN DENGAN KESEHATAN

A. Determinan sosial berkaitan dengan kesehatan

Dalam bahasa Inggris, kata health mempunyai dua pengertian dalam bahasa Indonesia yaitu

sehat atau kesehatan. Sehat menjelaskan kondisi atau keadaan dari subjek, misalnya anak sehat,

ibu sehat, dan orang sehat. Sedangkan kesehatan menjelaskan tentang sifat dari subjek,

misalnya kesehatan manusia, kesehatan masyarakat, dan kesehatan individu. Sehat dalam

pengertian keadaan atau kondisi mempunyai batasan yang berbeda-beda. Secara awam, sehat

diartikan keadaan seseorang yang dalam kondisi tidak sakit, tidak ada keluhan, dapat

menjalankan kesehatan sehari-hari, dan sebagainya. Menurut batasan ilmiah, sehat atau

kesehatan telah dirumuskan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, ”keadaan

sempurna baik fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, serta

produktif secara ekonomi dan sosial. Hal ini berarti, kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari

aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti

mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi.

Banyak sekali hal-hal yang mempengaruhi kesehatan kita, yang mungkin tidak kita sadari

bahwa hal-hal yang berada di sekitar kita adalah faktor-faktor utama yang mempengaruhi

kesehatan. Kesehatan adalah hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal (fisik dan psikis)

maupun faktor eksternal (sosial, budaya, lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan). Faktor-

faktor tersebut saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar masalah kesehatan itu

sendiri.

B. Teori Henrik L. Blum

Menurut Henrik L. Blum (1974) seperti dikutip Azwar (1983), terdapat empat faktor yang

memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan yaitu faktor perilaku, faktor lingkungan, faktor

pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan yang saling mempengaruhi.

Page 2: ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC

1. Faktor perilaku masyarakat (Life Style)

Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan penting untuk

mewujudkan masyarakat yang sehat.Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih dan sehat harus

dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga kesehatannya.Diperlukan suatu

program untuk menggerakan masyarakat menuju sehat. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah

orang yang memiliki kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham akan nilai

kesehatan masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat akan menghasilkan

budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.

Beberapa kegiatan yang mungkin kita lakukan seperti berolah raga, tidur yang cukup, tidak

merokok, dan tidak minum minuman beralkohol. Apabila kita mengembangkan kebiasaan yang

bagus dari sejak awal, hal tersebut berpengaruh positif terhadap kesehatan tubuh.Sekali-kali

atau dalam batas-batas tertentu untuk waktu yang lebih lalma, kita bebas melakukan kebiasaan-

kebiasaan harian. Namun, bagaimanapun juga sikap yang tidak berlebihan merupakan suatu

keharusan agar benar-benar sehat.Tubuh kita memerlukan tidur yang cukup, olah raga, dan

rutinitas yang sehat dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan kesejahteraannya.

Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan penting untuk

mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih dan sehat harus

dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga kesehatannya. Diperlukan suatu

program untuk menggerakan masyarakat menuju satu misi Indonesia Sehat 2010. Sebagai

tenaga motorik tersebut adalah orang yang memiliki kompetensi dalam menggerakan

masyarakat dan paham akan nilai kesehatan masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup

bersih dan sehat akan menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.

Pembuatan peraturan tentang berperilaku sehat juga harus dibarengi dengan pembinaan

untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat. Sebab, apabila upaya dengan menjatuhkan

sanksi hanya bersifat jangka pendek. Pembinaan dapat dimulai dari lingkungan keluarga,

sekolah, dan masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat sebagai role model harus diajak turut serta

dalam menyukseskan program-program kesehatan.

2. Faktor lingkungan

Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik.Lingkungan yang

memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit.Hal ini jelas

membahayakan kesehatan masyarakat kita.Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat

Page 3: ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC

dikelola dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga

lingkungan menjadi tanggung jawab semua pihak, untuk itulah perlu kesadaran dari semua

pihak.

Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai mahluk sosial

kita membutuhkan bantuan orang lain sehingga interaksi individu satu dengan yang lainnya

harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah

kejiwaan.

Puskesmas sendiri memiliki program kesehatan lingkungan dimana berperan besar dalam

mengukur, mengawasi, dan menjaga kesehatan lingkungan masyarakat. namun dilematisnya di

puskesmas jumlah tenaga kesehatan lingkungan sangat terbatas padahal banyak penyakit yang

berasal dari lingkungan kita seperti diare, demam berdarah, malaria, TBC, cacar dan sebagainya.

3. Pelayanan kesehatan

Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat.Pelayanan

kesehatan yang berkualitas sangat dibutuhkan. Masyarakat membutuhkan posyandu,

puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam mendapatkan

pengobatan dan perawatan kesehatan terutama untuk pelayanan kesehatan dasar yang

memang banyak dibutuhkan masyarakat. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang

kesehatan juga harus ditingkatkan.

Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar

peranannyasebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang membutuhkan edukasi dan

perawatan primer. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai manager yang memiliki

kompetensi di bidang manajemen kesehatan dibutuhkan dalam menyusun program-program

kesehatan. Utamanya program-program pencegahan penyakit yang bersifat preventif sehingga

masyarakat tidaka banyak yang jatuh sakit. Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat

dicegah seperti diare, demam berdarah, malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang

saat ini seperti jantung koroner, stroke, diabetes mellitus asalkan masyarakat paham dan

melakukan nasehat dalam menjaga kondisi lingkungan dan kesehatannya.

4. Faktor keturunan yang saling mempengaruhi (genetik)

Nasib suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya. Oleh sebab itu kita harus

terus meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu berkompetisi dan memiliki

kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.

Page 4: ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC

Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa inilah

perkembangan otak anak yang menjadi aset kita dimasa mendatang. Namun masih banyak saja

anak Indonesia yang status gizinya kurang bahkan buruk padahal potensi alam Indonesia cukup

mendukung. Oleh sebab itulah program penanggulangan kekurangan gizi dan peningkatan status

gizi masyarakat masih tetap diperlukan seperti program posyandu yang biasanya dilaksanakan di

tingkat RT/RW. Dengan berjalannya program ini maka akan terdeteksi secara dini status gizi

masyarakat dan cepat dapat tertangani

Ilustrasi konsep Blum

Semua negara di dunia menggunakan konsep Blum dalam menjaga kesehatan warga

negaranya. Untuk negara maju saat ini sudah fokus pada peningkatan kualitas sumber daya

manusia. Sehingga asupan makanan anak-anak mereka begitu dijaga dari segi gizi sehingga akan

melahirkan keturunan yang berbobot. Kondisi yang berseberangan dialami Indonesia sebagai

negara agraris, segala regulasi pemerintah tentang kesehatan malah fokus pada penanggulangan

kekurangan gizi masyarakatnya.Bahkan dilematisnya, banyak masyarakat kota yang mengalami

kekurangan gizi padahal dari hasil penelitian membuktikan wilayah Indonesia potensial sebagai

lahan pangan dan perternakan karena wilayahnya yang luas dengan topografi yang mendukung.

Seringkali dalam analisis kesehatan, pemerintah kurang mempertimbangkan pendapat ahli

kesehatan masyarakat (public health) sehingga kebijakan yang dibuat hanya dari sudut pandang

kejadian sehat-sakit.

Perilaku adalah resultan antar stimulus (faktor eksternal) dengan respon (faktor

internal)dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Perilaku seseorang atau subjek

dipengaruhi atau ditentukan oelah faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek. Faktor

yang menentukan atau membentuk perilaku ini disebut determinan. Dalam bidang perilaku

kesehatan ada tiga teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian kesehatan.

1. Teori Lawrence Green

Ada dua determinan masalah kesehatan yaitu faktor perilaku (behavioral factor) dan

faktor nonperilaku (non-behavioral factor). Faktor-faktor tersebut ditentukan oleh tiga

faktor utama.

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yaitu faktor-faktor yang

mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antgara lain

pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nila-nilai, dan tradisi. Misalnya,

seorang ibu mau membawa anaknya ke posyandu karena tahu bahwa di posyandu

Page 5: ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC

akan dilakukan penimbangan anak untuk mengetahui pertumbuhannya. Anaknya

akan memperoleh imunisasai untuk pencegahan penyakit, dan sebagainya. Tanpa

adanya pengetahuan-pengetahuan ini, ibu tersebut mungkin tidak akan membawa

anaknya ke posyandu.

b. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors) yaitu faktor-faktor yang memungkinkan

atau yang memfasilitasi perilaku serta tindakan. Yang dimaksud dengan faktor

pemungkin dalah saran dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku

kesehatan, misalnya puskesmas, posyandu, rumah sakit, tempat pembuangan air,

tempat pembuangan sampah, tempat olahraga, makanan bergizi, uang dan

sebagainya. Misalnya, sebuah keluarga yang sudah tahu masalah kesehatan,

mengupayakan keluarganya untuk menggunakan iar bersih, buang air besar di WC,

makan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Tetapi apabila keluarga tersebut

tidak mampu untuk mengadakan fasilitas itu semua maka dengan terpaksa buang

air besar di kali atau kebun, menggunakan air kali untuk keperluan sehari-hari,

makan seadany, dan sebagainya.

c. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors) yaitu faktor-faktor yang mendorong

atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu

dan mampu untuk berperlaku sehat, tetapi tidak melakukannya, seorang ibu hamil

tahu manfaat periksa hamil, dan di dekat rumahnya ada polindes, dekat dengan

bidan, tetapi dia tidak mau melakukan periksa hamil karena ibu lurah dan ibu-ibu

tokoh lain tidak pernah periksa hamil namun anaknya tetap sehat. Hal ini berarti,

bahwa untuk berperilaku sehhat memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat.

2. Teori Snehandu B. Karr

Mengidentisikasi adanya lima determinan perilaku yaitu :

a. Adanya niat (intention) seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek atau

stimulus di luar dirinya. Misalnya orang mau membuat jamban/WC keluarga di

rumahnya apabila dia mempunyai niat untuk itu.

b. Adanya dukungan dari masyarakat sekitar (social support). Di dalam kehidupan

seseorang di masyarakat, perilaku orang tersebut cenderung memerlukan legitimasi

dari masyarakat sekitarnya. Apabila perilaku tersebut bertentangan atau tidak

memperoleh dukungan dari masyarakat, maka dia akan merasa kurang atau tidak

nyaman. Demikian pula untuk berperilaku sehat, orang memerlukan dukungan dari

Page 6: ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC

masyarakat sekitarnya, minimal tidak mendapat gunjingan atau bahan pembicaraan

masyarakat.

c. Terjangkaunya informasi yaitu tersedianya informasi-informasi terkait dengan

tindakan yang akan diambil seseorang. Misalnya, sebuah keluarga mau ikut

program keluarga berencana, apabila keluarga ini memperoleh penjelasan yang

lengkap tentang keluarga berencana yaitu tujuan ber KB, bagaimana cara ber KB

(alat-alat kontrasepsi yang tersedia), efek samping dari KB yang digunakan, dan

sebagainya.

d. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan. Di Indonesia,

terutama ibu-ibu, kebebasan pribadinya masih terbatas, terutama di pedesaan.

Seorang istri dalam pengambilan keputusan masih sangat tergantung pada suami.

Misalnya, untuk membawa anaknya yang sakit ke puskesmas harus menunggu

setelah suaminya pulang kerja. Demikian pula, untuk periksa hamil, seorang istri

harus memperoleh persetujuan dari suami, dan kalu suami tidak setuju maka tidak

akan ada pemeriksaan kehamilan.

e. Adanya kondisi atau situasi yang memungkinkan (action situation). Untuk bertindak

apapun memang diperlukan suatu kondisi dan situasi yang tepat. Kondisi dan situasi

mempunyai pengertian yang luas, baik fasilitas yang tersedia serta kempuan yang

ada. Untuk membangun rumah yang sehat misalnya, jelas sangat tergantung pada

kondisi ekonomi dari orang yang bersangkutan. Meskipun faktor yang lain tidak da

masalah, tetapi apabila kondisi dan situasinya tidak mendukung, maka perilaku

tesebut tidak akan terjadi.

3. Teori Perilaku menurut WHO

Ada empat determinan yaitu :

a. Pemikiran dan perasaan (thought and feeling) yang merupakan hasil pemikiran-

pemikran dan perasaan-perasaan seseorang, atau lebih tepat diartikan

pertimbangan-pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulasi, merupakan

modal awal untuk bertindak atau berperilaku. Misalnya, seorang ibu akan

membawa anaknya ke puskesmas untuk memperoleh imunisasi, akan didasarkan

pertimbangan untung rugunya, manfaatnya, dan sumber daya atau uangnya yang

tersedia.

b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercaya (personal

references). Di dalam masyarakat, di mana sikap peternalistik masih kuat maka

Page 7: ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC

perubahan perilaku masyarakat tergantung dari perilaku acuan atau referensi yang

pada umunya dalah para tokoh masyarakat setempat. Misalnya, orang mau

mebangun jamban keluarga kalau para tokoh masyarakatnya sudah lebih dulu

mempunyai jamban keluarga sendiri.

c. Sumber daya (resources) yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya

perilaku seseorang atau masyarakat. Kalau dibandingkan dengan teori Green,

sumber daya ini dalah saba dengan enabling factors (sarana dan prasarana atau

fasilitas). Misalnya, sebuah keluarga akan selalu menyediakan makanan yang

bergizi bagi anak-anaknya apabila mempunyai uang yang cukup untuk memebeli

makanan tersebut, dan orang mau menggosok gigi menggunakan pasta gigi kalau

mampu membeli sikat gigi dan sikat gigi.

d. Sosiobudaya (culture) yangmerupakan faktor eksternal untuk terbentuknya

perilaku seseorang. Sosiobudaya setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap

perilaku seseorang. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku tiap-tiap etnis di Indonesia

yang berbeda-beda, karena memang masing-masing etnis mempunyai budaya yang

berbeda-beda.

Kini makin disadari kesehatan dipengaruhi oleh determinan sosial dan lingkungan, fisik,

dan biologi. Ada sepuluh determinan sosial yang dapat mempengaruhi kesehatan.

1. Kesenjangan sosial

Masyarakat dengan kelas sosial ekonomi lemah, biasanya sangat rentan dan beresiko

terhadap penyakit, serta memiliki harapan hidup yang rendah.

2. Stres

Stres merupaka keadaan psikologis/jiwa yang labil. Kegagalan menanggulangi stres

baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan di lingkungan kerja akan

mempengaruhi kesehatan seseorang.

3. Pengucilan sosial

Kehidupan di pengasingan atau perasaan terkucil akan menghasilkan perasaan tidak

nyaman, tidak berharga, kehilangan harga diri, akan mempengaruhi kesehatan fisik

maupaun mental.

4. Kehidupan dini

Kesehatan masa dewasa ditentukan oleh kondisi kesehatan di awal kehidupan.

Pertumbuhan fisik yang lambat, serta dukungan emosi yang kurang baik pada awal

Page 8: ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC

kehidupan akan memberikan dampak pada kesehatan fisik, mental, dan kemampuan

intelektual masa dewasa.

5. Pekerjaan

Stres di tempat kerja meningkatkan resiko terhadap penyakit dan kematian. Syarat-

syarat kesehatan di tempat kerja akan membantu meningkatkan derajat kesehatan.

6. Pengangguran

Pekerjaan merupakan penopang biaya kehidupan. Jaminan pekerjaan yang mantap

akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bagi diri dan keluarganya.

7. Dukungan sosial

Hubungan sosial termasuk diantaranya adalah persahabatan serta kekerabatan yang

baik dalam keluarga dan juga di tempat kerja.

8. Penyalahgunaan napza

Pemakaian napza merupakan faktor memperburuk kondisi kesehatan, keselamat dan

kesejahteraan. Napza atau pemakaian narkoba, alkohol, dan merokok akan

memberika dampak buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

9. Pangan

Ketersediaan pangan, pendayagunaan penghasilan keluarga untuk pangan, serta cara

makan berpengaruh terhadap kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.

Kekurangan gizi maupun kelebihan gizi berdampak terhadap kesehatan dan penyakit.

10. Transportasi

Transportasi yang sehat, mengurangi waktu berkendara, meningkatkan aktivitas fisik

yang memadai akan baik bagi kebugaran dan kesehatan. Selain itu, mengurangi waktu

berkendara dan jumlah kendaraan akan mengurangi polusi pada manusia.

Disamping determinan-determinan tersebut, masih terdapat faktor lain yang

mempengaruhi atau menentukan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau

masyarakat. Determinan-determinan yang menentukan atau mempengaruhi kesehatan baik

individu, kelompok atau masyarakat ini, dalam Piagam Otawa (Ottawa Charter ) disebut pra

syarat untuk kesehatan (prerequisites for health). Piagam Ottawa, 1986 mengidentifikasikan

pra syarat untuk kesehatan ini dalam 9 faktor, yaitu:

1. Perdamaian atau keamanan ( peace)

2. Tempat tinggal (shelter)

3. Pendidikan (education)

4. Makanan ( food )

Page 9: ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC

5. Pendapatan (income)

6. Ekosistem yang stabil dan seimbang (a stable eco-sistem)

7. Sumber daya yang berkesinambungan (sustainable resources)

8. Keadilan sosial (social justice)

9. Pemerataan (equity)

C. Hubungan dengan klien

Pendidikan pasien merupakan hubungan terapeutik yang harus difokuskan terhadap

kebutuhan spesifik klien. Klien memiliki nilai yang unik, kepercayaan atau agama,

kemampuan kognitif, dan pilahan cara untuk belajar untuk mempengaruhi hasil akhir dari

proses pendidikan pasien. Oleh karena itu, seorang bidan haruslah mengizinkan klien untuk

berbagi atau sharing mengenai apa yang menjadi apa yang menjadi kepercayaannya dan apa

yang menjadi pilihannya. Dengan begitu, bidan akam mengerti lebih baik lagi tentang

keunikan setiap individu dan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh klien pada saat proses

belajar berlangsung. Tenaga kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan

klien/masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan pentingnya peran tenaga kesehatan

masyarakat dalam merubah perilaku masyarakat menuju hidup bersih dan sehat. Program

promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang biasa dikenal PHBS atau promosi higiene

merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit menular melaui pengadopsian

perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Program ini dimulai dengan apa yang diketahui,

diinginkan dan dilakukan masyarakat setempat dan mengembangkan program berdasarkan

informasi tersebut (Curtis V, dkk. 1997; UNICEF, WHO).

Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan

kelompok yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan masyarakat

serta memahami tentang lingkungan dan mampu melaksanakan komunikasi, edukasi dan

menyampaikan informasi secara tepat dan benar yang sekarang disebut dengan promosi

kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat diharapkan mampu mengambil bagian dalam

promosi PHBS sehingga dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup

berdasarkan PHBS. Tenaga kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal yang cukup untuk

dikembangkan dan pada waktunya disumbangkan kepada masyarakat dimana mereka

bekerja.

Page 10: ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC etdoXACk2ikgmDJXNKAC