ijarah

78
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata ( S.I ) Dalam Ilmu Syari’ah Disusun Oleh: MISBAH ABIDIN 2104083/042311083 FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

description

multijasa

Transcript of ijarah

Page 1: ijarah

ANALISIS HUKUM ISLAM

TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH

DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS)

MITRA HARMONI SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata ( S.I )

Dalam Ilmu Syari’ah

Disusun Oleh:

MISBAH ABIDIN

2104083/042311083

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: ijarah
Page 3: ijarah
Page 4: ijarah

KATA PENGANTAR

��� ا ا���� ا�����

Segala puji hanya bagi Allah, al-Rahman dan al-Rahim. Shalawat dan

salam selalu Penulis sanjungkan pada beliau Nabi Allah, Muhammad Saw, beserta

segenap keluarganya dan para sahabatnya hingga akhir nanti.

Dalam penyelesaian skripsi yang berjudul “Analisis Hukum Islam Terhadap

Pembiayaan Multi Jasa Dengan Akad Ijarah di Bank Pembiayaan Rakyat

Syari'ah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang” ini, tentulah tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak. Karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. Muhibin, M.A selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang

2. Dr. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Semarang

3. Moh.Arifin,S.Ag.M.Hum selaku Ketua Jurusan Muamalah atas kebijakan

yang dikeluarkan, khususnya yang berkaitan dengan kelancaran penulisan

skripsi ini.

4. Drs.Moh.Solek,MA, atas semua bimbingan dan pengarahannya dalam

penulisan skripsi ini.

5. Para Pejabat di Fakultas Syari’ah dan segenap Bapak dan Ibu Dosen di

lingkungan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang atas jasa-

jasanya.

6. Untuk Ayah dan Ibu dan keluarga tercinta yang selalu memberi do’a dan

dukungan, baik moral maupun materiil dengan tulus dan ikhlas.

7. Untuk kakak Nurdiana Sari,S.Pd.I. (thank’s very much for you), Ade’

Dofir Habibi, Ade’ Farid Ahksani Taqwim,

Penulis ucapkan banyak terima kasih. Dan penulis sadar tidak mampu

membalas setimpal dengan apa yang telah mereka berikan kepada penulis,

hanya do’aku kepada-Nya semoga diberikan balasan dengan balasan yang

lebih baik dari apa yang telah mereka berikan kepada penulis.

Page 5: ijarah

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna baik dari segi bahasa, isi maupun analisanya, sehingga kritik dan

saran yang kontruktif sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Amin.

Semarang, 14 Juni 2011

Penulis

Misbah Abidin

NIM: 042311083

Page 6: ijarah

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,

penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak

berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain

atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun

pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi

yang terdapat dalam referensi yang dijadikan

bahan rujukan.

Semarang, 14 Juni 2011

Deklarator,

Misbah Abidin

NIM: 042311083

Page 7: ijarah

MOTTO

¨β Î) yì tΒ Î�ô£ ãèø9$# #Z� ô£ ç„ ∩∉∪

Artinya: Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

(QS.Al-Insyirah : 6)

Page 8: ijarah

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang tuaku tercinta, Bapak

Mohammad Jaelani, Ibu Khoirunnisa kakakku Nurdiana Sari,Spd. Adikku

M.Dhofir Habibi dan Farid Akhsani Taqwim dan seluruh keluarga besar

yang tercinta yang dengan setia mendoakan dan banyak hal sehingga

skripsi ini bisa selesai. Semoga Allah senantiasa melindungi dan

memberikan rahmat-Nya kepada mereka.

Semua kawan-kawan KAMAPALA Semarang, kawan-kawan King’s

Community, sahabat-sahabat dan relasi kerja juga semua pihak yang

terkait yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Terimakasih buat do’a dan dukungannya.

Page 9: ijarah

ABSTRAK

Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang

merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana umat melalui produk-

produknya dan senantiasa berupaya semaksimal mungkin menerapkan prinsip-

prinsip syari’ah sebagai landasannya, diantaranya adalah pembiayaan multijasa

dengan akad ijarah

Produk yang ditawarkan oleh PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) Mitra Harmoni Semarang adalah pembiayaan multijasa dengan akad

ijarah, yaitu sebuah produk pembiayaan yang pembayarannya dengan sistem

cicilan. Dalam operasionalnya tidak menutup kemungkinan adanya permasalahan

yang terjadi. Oleh karena itu, perlu dibahas bagaimana pelaksanaan atau praktek

pembiayaan multijasa dengan akad ijarah, dan bagaimana tinjauan hukum islam

terhadap praktek tersebut di BPRS Mitra Harmoni Semarang.

Penulis melakukan penelitian yang didasarkan pada penelitian lapangan

yang kemudian diuraikan dalam skripsi ini. Adapun dalam pengumpulan data,

penulis menggunakan metode observasi, wawancara, serta dokumentasi. Setelah

data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisis data kemudian

mengambil kesimpulan dari data yang terkumpul, yaitu dengan menggunakan

metode deskriptif analisis.

Pembiayaan multi jasa dengan akad ijarah yang diterapkan di BPRS Mitra

Harmoni Semarang yaitu untuk talangan biaya jasa pendidikan, biaya jasa

Kesehatan dan biaya renofasi rumah. Pembiayaan ijarah yang telah dipraktekkan

oleh Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang bila

ditinjau dari konsep fiqh ternyata sudah sah dan sesuai, hal ini dapat dilihat dari

akad pembiayaan yang dipraktekkan sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan

syara’, dan dengan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu antara

bank dengan nasabah.

Page 10: ijarah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iii

KATA PENGANTAR ………………………………………………… iv

HALAMAN DEKLARASI …………………………………………………. v

HALAMAN MOTTO ………...……………………………………………… vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………… vii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………... viii

BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………….1

A. Latar Belakang …………………………………………….1

B. Rumusan Masalah …………………………………….6

C. Tujuan Penelitian …………………………………….6

D. Telaah Pustaka …………………………………………….7

E. Metode Penelitian ………………………………….…8

F. Sistematika Penulisan ………………………………….. 10

BAB II : IJARAH DALAM HUKUM ISLAM

A. Pengertian Ijarah dan Dasar Hukumnya ……………………13

B. Dasar Hukum Ijarah………...……………………………….15

C. Rukun dan Syarat-syarat Ijarah ……………………………19

D. Pendapat Ulama Tentang Ijarah……………………………..22

E. Konsep Akad Ijarah dalam Bank Syariah……………...……25

Page 11: ijarah

BAB III : PRAKTEK AKAD IJARAH MULTI JASA DI BPRS MITRA

HARMONI SEMARANG

A. Sekilas Tentang BPRS Mitra Harmoni Semarang …...……28

B. Manajemen BPRS Mitra Harmoni Semarang…….……….31

C. Produk-produk BPRS Mitra Harmoni Semarang….………35

D. Praktek akad ijarah multi jasa di BPRS Mitra Harmoni

Semarang…………………….…………………………….39

BAB IV : ANALISIS

A. Analisis Terhadap pembiayaan praktek akad ijarah multi jasa

di BPRS Mitra Harmoni Semarang……...…………………48

B. Analisis Hukum Islam Terhadap praktek akad ijarah multi

jasa di BPRS Mitra Harmoni Semarang……………………54

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………63

B. Saran-saran ……………………………………………63

C. Penutup ……………………………………………………64

Page 12: ijarah

1

BAB I

ANALISIS HUKUM ISLAM

TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH

DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS)

MITRA HARMONI SEMARANG

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, manusia adalah makhluk

yang senantiasa bergantung dan terikat serta saling membutuhkan kepada

yang lain. Secara naluriah, manusia saling tolong menolong demi

tercapainya sebuah cita-cita yang diharapkan bersama. Namun banyak

juga diantara manusia yang saling membantu dalam hal keburukan atau

kemaksiatan. Karena hal itu, maka Allah memberikan batasan-batasan

dalam hal apa sikap saling membantu itu harus diterapkan dalam

memenuhi kebutuhan hidup diantara mereka.

Hubungan individu dengan lainnya, seperti pembahasan masalah

hak dan kewajiban, harta, jual beli, kerja sama dalam berbagai bidang,

pinjam meminjam, sewa menyewa, penggunaan jasa dan kegiatan-kegiatan

lainnya yang sangat diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari,

diatur dalam fiqih muamalah.1

Selain itu, diturunkannya al-Qur’an sebagai petunjuk umat manusia

dapat dijadikan pegangan untuk mengajarkan kepada kita bahwa hidup

1 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), Jakarta : PT.

Grafindo Persada, 2003, hlm. 1

Page 13: ijarah

2

menyendiri yang permanen bagi satu makhluk, tidak tepat dalam ajaran

Islam. Hidup sendiri dan mandiri dalam ketunggalan yang mutlak, dan

dalam keesaan yang tidak mengenal ketergantungan apapun hanyalah sifat

bagi Allah semata. Dari titik tolak yang demikian itu manusia didasarkan

untuk mengenal akan hakekat kehidupan dan lingkungan hidupnya. Manusia

yang mencapai kesadaran untuk batin yang tinggi memandang alam semesta

di sekitarnya sebagai suatu kesatuan, dimana kehadiran antara yang satu

dengan yang lainnya saling terkait dan saling tergantung.2

Allah dengan menurunkan wahyu-Nya sebagai petunjuk yang ada

dalam Al-Qur’an menjelaskan sikap saling membantu itu harus diterapkan

dalam memenuhi kebutuhan hidup diantara mereka, sesuai firman Allah

SWT:

...��� � ������ �� ���� ������� � ������ ��� ��� ����...

)�����:�(

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran (Q.S. al-Maidah:2)3

Salah satu bentuk tolong-menolong yang dimaksud tersebut dalam

hukum Islam adalah Ijarah. Tujuan utama ijarah yaitu saling membantu dan

saling mencukupi terhadap apa yang mereka butuhkan, dimana dalam ijarah

pihak penyewa butuh terhadap pemilikan manfaat atas barang sedangkan

2 K.H. Ali Yafie, Menggagas Fiqih Sosial: Dari Soal Lingkungan Hidup, Asuransi Hingga

Ukhuwah, Bandung, Mizan, 1995, hlm 193-194

3 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, Semarang, PT. Karya Toha

Putra,1996, hlm. 85

Page 14: ijarah

3

pihak yang menyewakan membutuhkan harga atau pembayaran atas

pemberian manfaat suatu barang, bukan barangnya tetapi manfaatnya.

Ijarah adalah suatu bentuk aktifitas antara dua pihak yang berakad

guna meringankan salah satu pihak atau saling meringankan dan merupakan

bentuk tolong-menolong yang diajarkan agama. Ijarah pada prakteknya

adalah melakukan akad untuk mengambil manfaat sesuatu yang diterima

dari orang lain dengan jalan membayar sesuatu dengan perjanjian yang telah

ditentukan dengan syarat-syarat yang sesuai dengan ketentuan syar’i.4

Bentuk muamalah ijarah ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan

manusia dan syari’at Islam membenarkan. Seseorang kadang dapat

memenuhi salah satu kebutuhan hidupnya tanpa melalui proses pembelian,

karena jumlah uang yang terbatas cukup dengan cara sewa menyewa saja.

Maka disamping muamalah jual-beli muamalah ijarah mempunyai peranan

yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, kesulitan akan timbul

seandainya sewa menyewa tidak dibenarkan dalam Islam.5

Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam aktifitas

ijarah, yaitu:

1. Para pihak yang menyelenggarakan akad haruslah berbuat atas kemauan

sendiri dengan kerelaan. Dalam konteks ini, tidaklah boleh dilakukan

akad ijarah oleh salah satu pihak atau kedua-duanya atas dasar

4 DR. H. Moh. Rifai, Konsep Perbankan Syari’ah, Semarang, CV. Wicaksana, 2002, hlm

77 5 DR.H. Hamzah Ya’qub, Kode Etik Dagang Menurut Islam, CV. Diponegoro, Bandung,

1992, Cet.II, hlm 320.

Page 15: ijarah

4

keterpaksaan, baik itu datangnya dari pihak-pihak yang berakad atau dari

pihak lain.

2. Didalam melakukan akad tidak boleh ada unsur penipuan, baik yang

datang dari muajjir ataupun dari mustajir. Dalam kerangka ini, kedua

belah pihak yang melakukan akad ijarah dituntut memiliki pengetahuan

yang memadai akan obyek yang mereka jadikan sasaran dalam berijarah

sehingga antara keduanya tidak merasa dirugikan atau tidak

mendatangkan perselisihan di kemudian hari.

3. Sesuatu yang diakadkan haruslah sesuatu yang sesuai dengan realitas,

bukan sesuatu yang tidak berwujud. Dengan sifat yang seperti ini, maka

obyek yang menjadi sasaran transaksi dapat diserahterimakan, berikut

segala manfaatnya.

4. Manfaat dari sesuatu yang menjadi obyek transaksi ijarah haruslah

berupa sesuatu yang mubah, bukan sesuatu yang haram. Ini berarti

bahwa agama tidak membenarkan terjadinya sewa-menyewa atau

perburuhan terhadap sesuatu perbuatan yang dilarang agama, seperti

tidak boleh menyewakan rumah untuk perbuatan maksiat, baik

kemaksiatan itu datang dari pihak penyewa atau yang menyewakan.

Demikian pula tidak dibenarkan menerima upah atau memberi upah oleh

sesuatu perbuatan yang dilarang agama.

5. Pemberian upah atau imbalan dalam ijarah haruslah berupa sesuatu yang

bernilai, baik berupa uang atau jasa, yang tidak bertentangan dengan

kebiasaan yang berlaku. Dalam bentuk ini imbalan ijarah bisa saja

Page 16: ijarah

5

berupa benda material untuk sewa rumah atau gaji seseorang ataupun

berupa jasa pemeliharaan dan perawatan sesuatu sebagai ganti sewa atau

upah, asalkan dilakukan atas kerelaan dan kejujuran.6

Dengan demikian mekanisme operasional diharapkan lebih

mengedepankan keadilan serta kemaslahatan dan membuang jauh-jauh

unsur-unsur yang dilarang oleh syara’ yang cenderung merugikan salah satu

pihak sehingga benar-benar berjalan sesuai dengan tujuan pokok

bermuamalah.

Dalam Perbankan Syari’ah ijarah adalah akad pemindahan hak guna

atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri.7

Ada tiga jenis ijarah dalam sistem Bank Syariah pertama, ijarah

mutlaqah atau leasing adalah proses sewa menyewa yang biasa kita temui

dalam perekonomian sehari-hari. Kedua Bai at-Takjiri adalah suatu kontrak

sewa yang diakhiri dengan penjualan. Dalam kontrak ini pembayaran sewa

telah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga sebagian padanya

merupakan pembelian terhadap barang secara berangsur. Ketiga

Musyarakah Mutanaqisah adalah kombinasi antara musyarakah dan ijarah

(perkongsian dengan sewa). Dalam kontrak ini kedua belah pihak yang

berkongsi menyertakan modalnya masing-masing.8

6 Drs. Helmi Karim, M.A.,Fiqh Muamalah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, Cet.II,

Ed.I, 1997, hlm 35-36 7Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syari'ah dari Teori ke Praktek, Jakarta : Gema Insani

Press, 2003, hlm.117 8 Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syari’ah, Yogyakarta : UII Press,

2001, hlm. 35

Page 17: ijarah

6

Sebagai salah satu Perbankan syari’ah, Bank Pembiayaan Rakyat

Syari'ah (BPRS) "Mitra Harmoni Semarang" merupakan Lembaga

Keuangan yang menghimpun dana umat melalui produk-produknya. Salah

satu produk yang ditawarkannya adalah pembiayaan multi jasa dengan akad

ijarah. Praktek Ijarah terhadap pembiayaan multi jasa ini merupakan

fenomena baru sehingga menarik untuk dikaji. Untuk itu, penulis bermaksud

mengadakan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul : “Analisis

Hukum Islam Terhadap Pembiayaan Multi Jasa dengan Akad Ijarah di

Bank Pembiayaan Rakyat Syari'ah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang.”

B. PERUMUSAN MASALAH

Berpijak dari latar belakang tersebut di atas, maka ada beberapa

permasalahan yang akan penulis kaji dan teliti dalam penelitian ini. Adapun

yang menjadi topik permasalahannya adalah sebagai berikut:

Bagaimana pelaksanaan pembiayaan multi jasa dengan Akad ljarah yang

diterapkan di Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) “Mitra Harmoni

Semarang”?

Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan pembiayaan multi

jasa dengan Akad ljarah di Bank Pembiayaan Rakyat Syari'ah (BPRS)

“Mitra Harmoni Semarang”?

Page 18: ijarah

7

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain :

Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembiayaan multi jasa dengan

Akad ljarah yang diterapkan di Bank Pembiayaan Rakyat Syari'ah (BPRS)

“Mitra Harmoni Semarang”.

Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan

pembiayaan multi jasa dengan Akad ljarah di Bank Pembiayaan Rakyat

Syari'ah (BPRS) “Mitra Harmoni Semarang”.

Untuk memperkenalkan produk-produk Bank Pembiayaan Rakyat Syari'ah

(BPRS) “Mitra Harmoni Semarang” kepada masyarakat.

D. TELAAH PUSTAKA

Telaah pustaka yang penulis sajikan sesuai dengan pokok

permasalahan penelitian ini. Studi ini dilakukan dalam rangka menemukan

kesimpulan relevansi hasil penelitian maupun buku-buku yang sesuai

dengan tujuan penelitian. Hal tersebut tercermin dalam hasil karya-karya.

baik yang berasal dan hasil penelitian maupun buku-buku yang relevan

dengan permasalahan penelitian ini antara lain :

Pembahasan tentang ijarah juga telah dikaji oleh Ani Arifah (2003)

dalam skripsinya yang berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli di Baituttamwil “Tamzis” Wonosobo.

Dalam skripsinya hanya membahas tentang perjanjian sewa menyewa yang

diakhiri dengan penjualan.

Page 19: ijarah

8

Dari penelitian di atas, belum membahas secara rinci tentang sewa

jasa seperti pembiayaan sewa jasa yang ada di BPRS Mitra Harmoni

Semarang. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk mengadakan suatu

penelitian mengenai sewa menyewa (ijarah).

E. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, untuk itu sumber

data yang akan dikumpulkan terdiri dari sumber data primer dan sumber

data sekunder.

a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung oleh penulis dari obyek

penelitian. Yaitu data-data tentang pelaksanaan pembiayaan multi jasa

dengan Akad ljarah di BPRS “Mitra Harmoni Semarang”.

b. Data Sekunder

Data-data yang mendukung pembahasan skripsi. untuk itu

beberapa sumber buku atau data yang akan membantu mengkaji secara

kritis diantaranya buku-buku yang ada kaitannya dengan tema skripsi

yaitu tentang Ijarah.

2. Metode Pengumpulan Data.

Karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan, maka metode

pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

Page 20: ijarah

9

a. Observasi yaitu pengamatan langsung, hal ini dapat dilakukan dengan

tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.9 Ini berkaitan tentang

pelaksanaan pembiayaan multi jasa dengan Akad ljarah di Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah "Mitra Harmoni Semarang”, metode mi

dijadikan sebagai tahapan pertama yang digunakan untuk memperoleh

data-data tentang keadaan dan kondisi tempat penelitian.

b. Wawancara (Interview), yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan

pertanyaan-pertanyaan kepada para responden.10

Metode ini digunakan

untuk memperoleh data tentang pembiayaan multi jasa dengan Akad

ljarah di Bank Pembiayaan Rakyat Syari'ah “Mitra Harmoni

Semarang”. Hal ini akan penulis lakukan dengan cara mengadakan

pertanyaan yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Dalam metode ini

penulis melakukan wawancara kepada :

1) Bapak M. Ari Prabowo, SH, selaku direksi BPRS Mitra Harmoni

Semarang, karena beliau tidak ada waktu maka diwakilkan oleh

saudari Marlinda Septi P,Amd selaku teller.

2) Ibu Astrina Supriyanti,Amd selaku Personalia.

3) Beberapa nasabah BPRS Mitra Harmoni Semarang yang

dipandang memahami tentang akad Ijarah.

9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Jakarta : PT.

Rineka Cipta, 1998, hlm. 146 10 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta,

1991, hlm.. 39

Page 21: ijarah

10

c. Metode Dokumentasi.

Metode dokumentasi ialah sebuah cara untuk pengumpulan

data dengan mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, hasil

rapat, agenda dan sebagainya.11

Metode ini digunakan untuk

mengumpulkan bahan-bahan dan pendapat-pendapat untuk menjadikan

landasan teori yakni dengan menganalisis dari literatur-literatur yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian.

3. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisis

data mengambil kesimpulan dan data yang terkumpul. Kesemuanya adalah

untuk menyimpulkan data secara teratur dan rapi. Dalam Pengolahan data

ini penulis menggunakan metode Deskriptif Kualitatif yaitu metode yang

digunakan terhadap suatu data yang telah dikumpulkan, kemudian

diklasifikasikan, disusun, dijelaskan yakni digambarkan dengan kata-kata

atau kalimat yang digunakan untuk memperoleh kesimpulan.12

Upaya analisis data ini juga dilakukan dengan cara membandingkan

antara fakta yang dihasilkan dari penelitian di lapangan (BPRS “Mitra

Harmoni Semarang” ) dengan teori yang berupa konsep hukum Islam yang

ada.

11 Sulisty Basuki, Pengantar Dokumentasi Ilmiah, Jakarta, Kesaint Balanc, 1989, hlm 1

12 Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm. 245

Page 22: ijarah

11

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Sesuai dengan pedoman penulisan skripsi, maka penulis akan

membagi skripsi ini dalam lima bab. Yang mana antara bab satu dengan

bab yang lain disusun secara sistematis dan logis. Dalam setiap bab terdiri

dari sub-sub pembahasan, untuk lebih jelasnya sistem penulisan skripsi

tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab pertama ini menguraikan tentang latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian skripsi, telaah pustaka,

metode penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : IJARAH DALAM HUKUM ISLAM

Dalam bab ini penulis akan menguraikan landasan teori yang

merupakan pijakan dalam penulisan skripsi ini yang meliputi

pengertian ijarah, landasan syari’at., rukun dan syarat ijarah,

serta dijelaskan pula konsep ijarah dalam perbankan syari’ah.

BAB III : PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN

AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT

SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG

Pada bab ini, akan memaparkan sekaligus menguraikan mengenai

hasil penelitian lapangan yang berisikan sekilas tentang BPRS

"Mitra Harmoni Semarang", produk-produk yang ada di BPRS

Page 23: ijarah

12

"Mitra Harmoni Semarang", serta pelaksanaan pembiayaan multi

jasa dengan Akad ljarah di BPRS "Mitra Harmoni Semarang".

BAB IV : ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN

MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK

PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA

HARMONI SEMARANG

Pada bab IV ini, penulis akan membahas serta

menganalisis pelaksanaan pembiayaan multi jasa dengan Akad

ljarah yang diterapkan oleh Bank Pembiyaan Syari’ah (BPRS)

“Mitra Harmoni Semarang” dan analisis hukum Islam terhadap

pembiayaan multi jasa dengan Akad ljarah di BPRS Mitra

Harmoni Semarang.

BABV : PENUTUP

Pada bab V ini, merupakan bab terakhir dalam penyusunan

skripsi yang berisi tentang kesimpulan dari semua isi skripsi.

Page 24: ijarah

13

BAB II

TINJAUAN UMUM IJARAH

1. Pengertian Ijaroh

Ijarah berasal dari bahasa arab," ج� , اج� ا���را��, “ yang bisa berarti

Oleh sebab itu ats Tsawab (pahala) dinamai al ajru .(ganti) “ ا� �ض “

(upah)13

. Ijaroh adalah suatu transaksi sewa menyewa antara pihak penyewa

dengan yang mempersewakan sesuatu harta atau barang untuk mengambil

manfaatnya dengan harga tertentu dan dalam waktu tertentu. 14

Sedangkan menurut istilah/ terminologi, beberapa ulama mendefinisikan

Ijaroh, sebagai berikut:

a. Menurut Sayyid Sabiq, dalam fiqhhussunnah mendifinisikan ijarah

adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan

penggantian.15

b. Imam Taqiyyuddin mendefinisikan Ijarah sebagai berikut:

م���دة م���م ا����ل وا������� ١٦���ض م���م ا�ی!�ر ��� ��� مArtinya: Ijarah adalah suatu perjanjian untuk mengambil suatu barang

dengan tujuan yang diketahui dengan penggantian, dan dibolehkan

sebab ada penggantian yang jelas.

13 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), Yogyakarta : UII

Press, 2004, hlm. 108. 14 Zainudin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika, 2006,

hlm.150 15 Ibid, hlm.15 16 Imam Taqiyuddin, Kifayah al-Akhyar Fi hal Goyatul ikhthisor, Semarang, Maktabah

wa Mathoba’ah, Toha Putrat.th, hlm, 309

Page 25: ijarah

14

c. Syech al-Imam Abi Yahya Zakaria al-Anshori dalam kitab Fath Al-

Wahab. Memberikan definisikan Ijarah adalah:

�� ���� � ��� ����� ���� ����� � � ١٧

Artinya: Ijarah adalah memiliki atau mengambil manfaat suatu barang

dengan pengambil atau imbalan dengan syarat-syarat yang sudah

ditentukan.

Dari beberapa pengertian yang diberikan oleh para Ulama tersebut

dapat ditarik pengertian bahwa Ijarah adalah suatu jenis perikatan atau

perjanjian yang bertujuan mengambil manfaat suatu benda yang diterima

dari orang lain dengan jalan membayar upah sesuai dengan perjanjian dan

kerelaan kedua belah pihak dengan rukun dan syarat yang telah ditentukan18

.

Dengan demikian ijarah itu adalah suatu bentuk muamalah yang

melibatkan dua buah pihak, yaitu penyewa sebagai orang yang memberikan

barang yang dapat dimanfaatkan kepada si penyewa untuk diambil

manfaatnya dengan penggantian atau tukaran yang telah ditentukan oleh

syara’ tanpa diakhiri dengan kepemilikan. Dalam istilah hukum Islam, orang

yang menyewakan disebut Mu’ajjir, sedang orang yang menyewa disebut

Musta’jir dan sesuatu yang diakadkan untuk diambil manfaatnya disebut

Ma’jur, sedangkan jasa yang diberikan sebagai imbalan manfaat disebut

Ajran atau Ujrah (upah).19

17 Abi Yahya Zakariya, Fath al-Wahab, Juz I, Semarang, Maktabah Wa Maktabah, Toha

Putra, t.th, 246 18 Drs. Sudarsono, S.H., Pokok-Pokok Hukum Islam, Jakarta, PT. Rineka Cipta , Cet.I,

1992, hlm 422 19 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 3, Bandung, PT.Al Ma’arif, 1987, hlm.7

Page 26: ijarah

15

Pada garis besarnya ijarah itu terdiri atas:20

a. Ijarah ‘Ayyan, yaitu pemberian imbalan karena mengambil

manfaat dari suatu benda. Seperti; rumah, pakaian, dan lain-lain.

b. Ijarah ‘Amal, yaitu pemberian imbalan atas suatu pekerjaan atau

keahlian yang dilakukan seseorang. Seperti; seorang pelayan,

pekerja, notaris.

Apabila dilihat dari segi pekerjaan yang harus dilakukan maka ajiir

dapat dibagi menjadi:

a. Ajiir Khas, yaitu pihak yang harus melaksanakan pekerjaan dan sifat

pekerjaan ditentukan dalam hal yang khusus dan dalam waktu yang

tertentu pada ajiir khas tidak diperbolehkan bekerja pada pihak lain

dalam waktu tertentu selama terikat dalam pekerjaannya.

b. Ajiir Musytarak, yaitu pihak yang harus melakukan pekerjaan yang

sifat pekerjaannya umum dan tidak terbatas pada hal-hal (pekerjaan)

tertentu yang bersifat khusus.21

2. Dasar Hukum Ijarah

Sewa-menyewa dalam hukum Islam diperbolehkan, setiap manusia

berhak melakukannya dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang telah

diatur dalam syari’at Islam. Firman Allah yang dijadikan dalil hukum sewa-

menyewa diantaranya:

20 Drs. Sudarsono, S.H., Op.cit, hlm 426 21 Sudarsono, Op.cit.,hlm 427-428

Page 27: ijarah

16

a. Al-Qur’an

Firman Allah Surat al-Baqarah:233:

…3 ÷β Î)uρ öΝ ›?Šu‘ r& β r& (# þθãèÅÊ ÷�tIó¡ n@ ö/ä. y‰≈s9÷ρ r& Ÿξsù yy$uΖ ã_ ö/ä3ø‹ n= tæ # sŒÎ) Ν çF ôϑ ¯= y™ !$Β Λä ø‹ s?#u

Å∃ρ á� ÷èpRùQ $$Î/ 3 (#θà) ¨? $#uρ ©!$# (#þθßϑ n= ôã$# uρ ¨β r& ©!$# $ oÿÏ3 tβθè= uΚ ÷ès? ×��ÅÁt/ ∩⊄⊂⊂∪

Artinya: “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka

tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran

menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah

bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan”.22

Surat Al-Kahfi ayat 77

$s) n= sÜΡ $$ sù #L ym !#sŒÎ) !$u‹s? r& Ÿ≅÷δr& >π tƒö!s% !$yϑ yèôÜ tGó™ $# $yγ n= ÷δr& (#öθt/r'sù β r& $yϑ èδθà$ Íh‹ŸÒ ãƒ

#y‰y uθsù $pκ& Ïù #Y‘#y‰ É` ߉ƒÌ!ムβr& �Ù s)Ζtƒ … çµ tΒ$s% r'sù ( tΑ$s% öθs9 |M ø⁄Ï© |Nõ‹ y‚−Gs9 ϵ ø‹n=tã

#\!ô_r& ∩∠∠∪

Artinya: ”Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai

kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk

negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian

keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh,

Maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau,

niscaya kamu mengambil upah untuk itu".

Firman Allah surat az-Zukhruf: 32:

óΟ èδr& tβθßϑ Å¡ø) tƒ |MuΗ÷qu‘ y7 În/u‘ 4 ßøt wΥ $ oΨôϑ |¡ s% Ν æηuΖ ÷3 t/ öΝ åκ tJt±ŠÏèΒ ’Îû Íο 4θuŠ ysø9$# $ u‹÷Ρ ‘‰9$# 4 $ uΖ÷è sùu‘ uρ öΝ åκ|Õ÷èt/ s− öθsù <Ù ÷èt/ ;M≈y_u‘ yŠ x‹Ï‚−G u‹Ïj9 Ν åκ ÝÕ÷èt/ $ VÒ÷èt/ $ wƒÌ!÷‚ß™ 3 àMuΗ÷qu‘ uρ

y7 În/u‘ ×� ö�yz $£ϑ ÏiΒ tβθãè yϑ øg s† ∩⊂⊄∪

22 Ibid, hlm 29

Page 28: ijarah

17

Artinya: “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami

telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam

kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagaian mereka

atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka

dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu

lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”23

b. Hadits

1). Imam Bukhori meriwayatkan dalam hadis dari Aisyah RA.

Menyebutkan:

�� ����� ����� ����: � � �� !� � �� ����" #��� $� �: ���� �%� &�� �� !�'(���� ��'� � ��) �� ��� ��' ���% *��+ ��,', #�(� ���� �-�� .�'���� ��/ ��0 '�� 1&0 !��( ��� ���� �- 2�" 1&0. ).��� 5��)�(�٢٤(

Artinya: “Rasulullah SAW dan Abu Bakar menyewa seseorang penunjuk

jalan yang ahli dari bani Dail yang memeluk Agama kafir Quraisy,

kedua beliau membayarnya dengan kendaraannya kepada orang

tersebut, dan menjanjikannya digua Tsur sesudah tiga malam

dengan kendaraan keduanya”.

2). Hadits riwayat Imam Bukhori:

�� ��� 6��� ����� #�� �� 7��(� ����" #��� $� � !�+: !�+ �� �(�� : �0&0 ��� $��") $�� ����8(� !�� ���� �� $0 �'/ !��� 9�� ��- !%�, #��0 !��� ��� � ����� �,� �, #�� $(� #��� .���)..���

5��)�(�٢٥(

Artinya: “Tiga golongan yang aku memusuhinya besuk dihari kiamat, yaitu

orang yang memberikan kepadaku kemudian menarik kembali,

orang yang menjual orang yang merdeka kemudian makan

harganya, dan orang yang memperkerjakan orang lain dan telah

23 Departemen Agama, Op.cit., hlm 392 24 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Koleksi Hadis Hadis Hukum, Semarang,

Pustaka Rizki Putra, hlm. 199 25 Ibnu Rusyd, Bidayah al-Mujtahid Wa Nihayatul Muqtasid, Juz 5, Libanon, Darul

Kitab Ilmiyah, Beirut, t.th, hlm 125

Page 29: ijarah

18

selesai pekerjaannya tetapi tidak memberikan upahnya”. (HR.

Bukhori).

3. Hadits riwayat Ibnu Majah

!�+ $� � #��� �� 7�" 7��(� �� ��� ��� ��:#+�� :�� �� !�+ .��� ����� �����

Artinya: “Dari Ibnu Umar Bahwa Rasulullah bersabda, “Berilah

upah pekerja sebelum keringatnya kering” (HR.Ibnu Majah).26

c. Landasan Ijma’

Mengenai disyari’atkannya ijarah, semua Ulama bersepakat, tidak ada

seorang ulama pun yang membantah kesepakatan ijma’ ini, sekalipun ada

beberapa orang diantara mereka yang berbeda pendapat, akan tetapi hal itu

tidak dianggap.27

Pakar-pakar keilmuan dan cendekiawan sepanjang sejarah di seluruh

negeri telah sepakat akan legitimasi ijarah.28

Dari beberapa nash yang ada,

kiranya dapat dipahami bahwa ijarah itu disyari'atkan dalam Islam, karena

pada dasarnya manusia senantiasa terbentur pada keterbatasan dan

kekurangan. Oleh karena itu, manusia antara yang satu dengan yang lain

selalu terikat dan saling membutuhkan. Ijarah (sewa menyewa) merupakan

salah satu aplikasi keterbatasan yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan

bermasyarakat. Bila dilihat uraian diatas, rasanya mustahil manusia bisa

berkecukupan hidup tanpa berijarah dengan manusia. Oleh karena itu boleh

dikatakan bahwa pada dasarnya ijarah itu adalah salah satu bentuk aktivitas

26 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah, dari Teori ke Praktek, Jakarta, Gema

Insani, 2001,hlm.108. 27 Sayyid Sabiq, Op.cit., hlm 12 28 Muhamad, op. cit., hlm. 35.

Page 30: ijarah

19

antara dua pihak atau saling meringankan, serta termasuk salah satu bentuk

tolong menolong yang diajarkan agama.

Ijarah merupakan salah satu jalan untuk memenuhi hajat manusia.

Oleh sebab itu para ulama menilai bahwa Ijarah itu merupkan suatu hal

yang diperbolehkan.

3. Syarat dan Rukun Ijarah

Ijarah atau sewa menyewa dalam Islam dianggap sah apabila

memenuhi rukun dan syaratnya. Menurut ulama Mazhab Hanafiyah,

bahwa rukun ijarah hanya satu, yaitu ijab dan qabul saja (ungkapan

menyerahkan dan persetujuan sewa menyewa).29

Adapun syarat sahnya Ijarah adalah sebagai berikut:

a. Kerelaan dua pihak yang melakukan akad

Saling merelakan antara pihak yang berakad ini berdasarkan

firman Allah: surat an-Nisa:29:

$ yγ •ƒr'≈tƒ š Ï% ©! $# (#θãΨtΒ#u Ÿω (#þθè= à2 ù' s? Ν ä3 s9≡uθøΒ r& Μ à6oΨ÷3 t/ È≅ÏÜ≈t6ø9$$ Î/ HωÎ) β r&

šχθä3s? ¸ο t!≈pgÏB tã <Ú#t!s? öΝ ä3ΖÏiΒ 4 Ÿωuρ (# þθè=çF ø) s? öΝ ä3 |¡ à$Ρ r& 4 ¨β Î) ©!$# tβ%x. öΝ ä3 Î/

$ VϑŠÏmu‘ ∩⊄∪

29 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 227

Page 31: ijarah

20

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan bathil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama

suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh

dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu”. 30

b. Mengetahui manfaat dengan sempurna barang yang di akadkan,

sehingga mencegah terjadinya perselisihan.

Manfaat, Jenis dan sifat barang yang diakadkan harus jelas.

Syarat tersebut dimaksudkan untuk menolak terjadinya perselisihan

dan pertengkaran. Seperti halnya tidak boleh menyewa barang dengan

manfaat yang tidak jelas yang dinilai secara kira kira, sebab

dikhawatirkan barang tersebut tidak mempunyai faedah. 31

c. Hendaklah barang yang menjadi objek transaksi dapat dimanfaatkan

kegunaannya menurut kriteria, realita dan syara’

Maksud dari syarat ini adalah, kegunaan barang yang

disewakan itu harus jelas dan dapat dimanfaatkan oleh pihak penyewa

sesuai dengan kegunaannya menurut realita, kriteria dan syara’.

Apabila barang itu tidak dapat dipergunakan sebagaimana yang

diperjanjikan, maka perjanjian sewa menyewa itu dapat dibatalkan.32

30 Departemen Agama, Op.cit., hlm 65 31 Syeikh Ali Ahmad Al-Jurjawi, Tarjamah Falsafah dan Hikmah Hukum Islam,

Semarang, Asy Syifa’,1992.hlm.397. 32 Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta : Sinar Grafika, 2004, hlm. 146.

Page 32: ijarah

21

Jumhur Ulama fiqh berpendapat bahwa Ijarah adalah menjual manfaat

dan yang boleh disewakan adalah manfaatnya bukan bendanya. Oleh

karena itu, mereka melarang menyewakan pohon untuk diambil

buahnya, domba untuk diperah susunya, sumur untuk diambil airnya

dan lain lain, karena semua itu bukan manfaatnya, melainkan

barangnya. 33

d. Dapat diserahkannya sesuatu yang disewakan berikut kegunaannya

(manfaatnya).

Maksudnya adalah, tidak sah menyewakan kendaraan yang

masih belum dibeli, atau menyewakan hewan yang terlepas dari

pemiliknya, lahan tandus untuk pertanian dan lain sebagainya yang

tidak sesuai dengan persetujuan (akad) antara kedua belah pihak.

Barang yang akan disewakan harus jelas dan dapat langsung

diserahkan kepada pihak penyewa sekaligus dapat diambil

kegunaannya.

e. Bahwa manfaat, adalah hal yang mubah, bukan yang diharamkan34

Kemanfaatan yang dimaksud mubah dan tidak diharamkan

adalah kemanfaatan yang tidak ada larangan dalam syara’,

kemanfaatan itu tidak sah apabila menyewakan tenaga (orang) dalam

hal kemaksiatan, karena maksiat wajib ditinggalkan.

Sedangkan Rukun ijarah terdiri dari:

33 Rahman Syafei, Fiqh Muamalah, Bandung, Pustaka Setia,2000,hlm.122. 34 Sayid Sabiq, Op.Cit hal.13

Page 33: ijarah

22

- Sighat ijarah, yakni ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua

belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam

bentuk lain.

Sewa-menyewa itu terjadi dan sah apabila ada ijab dan qabul, baik

dalam bentuk perkataan atau dalam bentuk pernyataan lainnya yang

menunjukkan adanya persetujuan antara kedua belah pihak dalam

melakukan sewa-menyewa.35

Shighat ijab dan qabul adalah suatu

ungkapan antara dua orang yang menyewakan suatu barang atau

benda.

Ijab adalah permulaan penjelasan yang keluar dari seseorang yang

berakad yang menggambarkan kemauannya dalam mengadakan akad,

siapa saja yang memulai. Sedangkan qabul adalah jawaban (pihak)

yang lain sesudah adanya ijab, dan untuk menerangkan

persetujuannnya.36

- Aqid, yaitu pihak yang melakukan akad yakni pihak yang

menyewa/pengguna jasa (musta’jir) dan pihak yang

menyewakan/pemberi jasa (mu’ajjir).

- Ma’qud alaih/Obyek akad ijarah, yakni :

1. Manfaat barang dan sewa, atau

2. Manfaat jasa dan upah37

35 TM. Hasbi-Ash-Shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, Jakarta: Bulan Bintang, 1984,

hlm 35 36 Prof. TM. Hasbi Ash-Shiddiqy, Pengantar Fiqh Muamalah, Semarang, PT Pustaka

Rizki Putra, 2001, hlm 27 37 Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan

Ijarah.

Page 34: ijarah

23

4. Pendapat Ulama tentang Ijaroh

Hukum ijaroh telah disepakati oleh para ulama seluruhnya dengan

landasan “Mempersewakan barang, dibenarkan syara’”, terkecuali ibnu

‘Ulayyah. Beliau tidak membolehkan Ijaroh dengan alasan:

“Akad ijaroh (sewa menyewa harus dikerjakan oleh kedua belah pihak.

Tak boleh salah seorangnya sesudah akad yang shahih itu membatalkan,

walaupun karena uzur melainkan kalau terdapat sesuatu yang

memasakhkan akad, seperti cacat pada benda yang disewa itu”.

Demikian juga pendapat Imam Malik dan Ahmad yang tidak

membolehkan Ijaroh dengan alasan bahwa sewa-menyewa tersebut tidak

bisa batal, kecuali dengan hal-hal yang membatalkan akad-akad yang

tetap, seperti akadnya cacat atau hilangnya tempat mengambil manfaat itu.

Para ulama yang lain yang tidak menyepakati ijaroh adalah Abu Bakar al

Asham, Ismail Ibn Aliah, Hasan Al Bashri, Al Qasyani, Nahrawi, dan Ibn

Kaisan yang beralasan bahwa Ijarah adalah jual beli kemanfaatan, yang

tidak dapat dipegang (tidak ada). Sesuatu yang tidak dapat dikategorikan

jual beli.38

Abu Hanifah beserta ashabnya berpendapat bahwa “ Boleh

dibatalkan penyewaan karena sesuatu peristiwa yang terjadi walaupun dari

pihak yang menyewa, umpamanya ia menyewa suatu kedai untuk

38 Rachmat Syafei, Ibid. hlm.123.

Page 35: ijarah

24

berniaga, kemudian kedai itu terbakar, atau dicuri, atau dirampas, atau

jatuh bangkrut, maka bolehlah ia membatalkan penyewaan. 39

Ijarah menjadi fasakh (batal) dengan hal, sebagai berikut:

1. Terjadi aib pada barang sewaan yang kejadiannya di tangan penyewa

atau terlihat aib lama padanya.

2. Rusaknya barang yang disewakan, seperti rumah dan binatang yang

menjadi ‘ain

3. Rusaknya barang yang diupahkan (Ma’jur ‘alaih), seperti baju yang

diupahkan untuk dijahitkan, karena akad tidak mungkin terpenuhi

sesudah rusaknya (barang)

4. Terpenuhinya manfaat yang diakadkan, atau selesainya pekerjaan, atau

berakhirnya masa, kecuali jika terdapat uzur yang mencegah fasakh.

Seperti jika masa Ijarah tanah pertanian telah berakhir sebelum

tanaman dipanen, maka ia tetap berada di tangan penyewa sampai

masa selesai diketam, sekalipun terjadi pemaksaan, hal ini

dimaksudkan untuk mencegah terjadinya bahaya (kerugian) pada pihak

penyewa, yaitu dengan mencabut tanaman sebelum waktunya.

5. Penganut-penganut mazhab Hanafi berkata, boleh memfasakh Ijarah,

kecuali adanya uzur sekalipun dari salah satu pihak. Seperti seseorang

yang menyewa toko untuk berdagang, kemudian hartanya terbakar,

39 TM.Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum Hukum Fiqh Islam Tinjauan Antar Mazhab,

Semarang, Pustaka Rizki Putra, 2001,hlm.428.

Page 36: ijarah

25

atau dicuri, atau dirampas atau bangkrut maka ia berhak memfasakh

Ijarah.40

Jika masa atau waktu yang telah habis sebagaimana yang

diperjanjikan sebelumnya, maka jika telah habis tempo, akad sewa-

menyewa itu menjadi berakhir, kecuali jika terdapat udzur yang mencegah

fasakh itu. Seperti contoh Ijarah pertanian jika panen sudah tiba namun

telah berakhir maka tetap berada di tangan penyewa sampai masa panen

selesai, sekalipun terjadi pemaksaan. Hal ini dimaksudkan untuk

mencegah terjadinya bahaya (kerusakan) pada pihak penyewa yaitu orang

mencabut tanaman sebelum waktunya.41

Penganut mazhab Hambali berkata:”manakala Ijarah telah

berakhir, penyewa harus mengangkat tangannya dan tidak ada kepastian

mengembalikan untuk menyerah-terimakannya, seperti barang titipan,

karena ini merupakan akad yang tidak menuntut jaminan sehingga tidak

mesti mengembalikan atau menyerah-terimakannya. Mereka

berkata:”setelah berakhirnya masa maka ia adalah amanat yang apabila

terjadi kerusakan tanpa diniat, tidak kewajiban untuk menanggungnya”.42

5. Konsep Ijarah pada Bank Syari’ah

Mayoritas produk pembiayaan Bank Syari’ah saat ini masih

terfokus pada produk-produk murabahah (prinsip jual beli). Pembiayaan

murabahah sebenarnya memiliki kesamaan dengan pembiayaan

40 Sayyid Sabiq, Op.Cit. hlm.29 41 Ibid, hlm 34 42 Ibid.

Page 37: ijarah

26

ijarah.vYang membedakan keduanya hanyalah obyek transaksi yang

diperjualbelikan tersebut. Dalam pembiayaan murabahah yang menjadi

obyek transaksi adalah barang. Sedangkan dalam pembiayaan ijarah

obyek transaksinya adalah jasa.

Dalam konteks perbankan Islam, Ijarah adalah suatu lease

contract di bawah mana suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan

peralatan (equipment), sebuah bangunan atau barang-barang seperti mesin-

mesin, pesawat terbang, dan lainnya kepada salah satu nasabahnya

berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan secara pasti

sebelumnya (fixed charge).43

Ijarah serupa dengan kegiatan leasing dalam sistem keuangan

tradisional. Dalam transaksi Ijarah, bank menyewakan suatu asset yang

telah dibeli untuk nasabahnya dalam jangka waktu tertentu dan jumlah

sewa yang telah disepakati bersama pada awal transaksi Ijarah tersebut.

Pada akhir perjanjian Ijarah tersebut, barang yang disewa itu kembali

kepada bank. Setelah barang yang disewakan itu kembali, bank dapat

menyewakan kembali kepada orang lain.

Namun selain barang Ijarah yang telah selesai masanya

dikembalikan kepada bank, ada salah satu perjanjian Ijarah yang disebut

termed lease –purchase contract (Ijarah wa iqtina), yakni suatu perjanjian

leasing yang diselesaikan dengan cara pengalihan kepemilikan asset itu

kepada nasabah. Ijarah ini merupakan konsep hire purchase, yang oleh

43 Sutan Remy Sjahdeini,Perbankan Islam dan Keduduknnya dalam Tata Hukum

Perbankkan di Indonesia, Jakarta, Grafiti, hlm.70

Page 38: ijarah

27

lembaga-lembaga keuangan Islam disebut lease purchase financing, Ijarah

wa iqtina adalah suatu gabungan dari kegiatan leasing atas barang-barang

bergerak (Movable)dan barang-barang tidak bergerak (immovable) dengan

memberikan kepada penyewa suatu pilihan atau opsi untuk pada akhirnya

membeli barang yang disewa.44

Ijarah wa iqtina kurang mendapat dukungan dari para ahli

hukum muslim, alasannya karena adanya resiko yang tidak diinginkan,

penentuan keuntungan di muka dan adanya agunan yang menempatkan

bank tidak menanggung resiko dianggap bertentangan dengan semangat

Islam, karena Islam menentukan bahwa antara pemodal dan pengusaha

yang memperoleh fasilitas pembiayaan harus berbagi resiko. Selain itu,

penetapan di muka besarnya premium berdasarkan pengalaman

sebelumnya sebagai kompensasi pembayaran tertunda bertentangan

dengan asas-asas keuangan Islam.45

44 Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit.hlm.71 45 Elias G, Kazarian dalam Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit.hlm.73.

Page 39: ijarah

28

BAB III

PRAKTEK PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK

PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI’AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG

A. SEKILAS TENTANG PT BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI’AH

(BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG.

1. Sejarah Berdirinya PT Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Mitra

Harmoni Semarang.

PT Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang

dengan NPWP NPWP NO. 02.775.270.8-518.000 yang beralamat di Jalan

Majapahit No.170 B, Gayamsari, Semarang. Adapun keterangan yang lebih

jelas dapat dilihat dibawah ini.

a. Pemegang Saham

• PT.SENTRA MODAL HARMONI 99,75% Jakarta.

• Ir.TEGUH P. SLAMET 0,25% Jakarta.

b. PERIJINAN.

- Perijinan Pusat.

• Kementrian Hukum Dan HAM Akta pendirian No.20 tanggal 10

februari 2009 dibuat oleh pejabat Notaris Aswendi Kamuli SH di

Jakarta dan disahkan KENENTRIAN HUKUM dan HAM.

• BANK INDONESIA.

• Ijin Prinsip :No.11/325/DPBs Tanggal 24 Februari 2009.

• Ijin Usaha :No.12/44/SK.GBI/DpG/2010 Tanggal 07 juni 2010.

Page 40: ijarah

29

- Perijinann Kantor Pajak dan PEMKOT.

• NPWP NO. 02.775.270.8-518.000

• TDP NO.11.01.1.65.06954.

• Ijin gangguan NO.517/495/2009. 46

2. Visi dan Misi PT Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Mitra Harmoni

Semarang.

a. Visi :

Adapun Visi dari PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Mitra Harmoni

Semarang adalah: Menjadi perusahaan jasa keuangan perbankan syari’ah

yang sehat,kuat, besar dan amanah sesuai dengan prinsip syari’ah.

b. Misi :

• Memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah sebagai wujud

partisipasi dalam membangun ekonomi umat dengan mengedepankan

prinsip keadilan,keterbukaan dan universal.

• Memberika jasa keuangan dengan sepenuh hati.

• Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inofasi dan kreatifitas

yang berkelanjutan sejalan dengan kebutuhan umat.

• Mengembangkan sumber daya insani yang berkualitas dan profesional.

46 Dokumen Resmi Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang.

Page 41: ijarah

30

3. Perkembangan PT Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Mitra Harmoni

Semarang.

a. Tabungan

Jumlah nasabah tabungan dari tahun 2010- Mei 2011 berjumlah

225 Nasabah. Hal ini dianggap cukup signifikan karena PT Bank

Perkreditan Rakyat Syari’ah Mitra Harmoni Semarang baru berdiri sejak

tanggal 10 Februari 2010.

Adapun kepercayaan nasabah tabungan disebabkan oleh :

1) Pelayanan yang baik.

2) Adanya kemudahan syarat-syarat dalam menabung.

3) Adanya fasilitas antar jemput atau sering disebut fasilitas Bank

Keliling.

4) Kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya pada PT BPRS

Mitra Harmoni Semarang.

5) Return bagi hasil yang cukup tinggi.

b. Pembiayaan

Jumlah nasabah pembiayaan tahun 2010-Mei 2011 berjumlah 240

Nasabah. Kepercayaan nasabah terhadap pembiayaan disebabkan oleh :

1) Adanya pelayanan yang baik.

2) Adanya kelonggaran dalam pelunasan pembiayaan.

Page 42: ijarah

31

3) Kelonggaran dalam pelunasan pembiayaan dilakukan dengan

memberikan jangka waktu yang lebih lama dari jadwal yang telah

disepakati dalam perjanjian atau akad pembiayaan..

4) Adanya kebijakan prosedur pembiayaan yang efektif.

5) Keadaan ekonomi atau dunia usaha yang semakin membaik. 47

c. Deposito

Sampai saat ini belum ada Deposito di PT Bank Pembiayaan Syariah

Mitra Harmoni Semarang.

B. MANAGEMEN PT BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI’AH (BPRS)

MITRA HARMONI SEMARANG.

Kegiatan PT BPRS Mitra Harmoni Semarang meliputi :

1. Menghimpun dana dari masyarakat.

2. Menyalurkan pembiayaan.

3. Menerima dana dan menyalurkan dana zakat, infaq, shodaqoh.

4. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh Bank Pembiayaan Rakyat

Syari’ah sepanjang disetujui oleh Dewan Pengawas Syariah. 48

Adapun struktur organisasi pada PT BPRS Mitra harmoni Semarang telah

menunjukkan garis wewenang dan garis tanggung jawab secara sederhana, fleksibel

dan tegas sehingga mencerminkan pemisahan fungsi dengan jelas. Susunan struktur

organisasi dapat dilihat pada skema dibawah ini.

47 Ibid. 48 Dokumen Resmi Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang.

Page 43: ijarah

32

STRUKTUR ORGANISASI PT BPRS MITRA HARMONI SEMARANG

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Dewan Komisaris:

Komisaris Utama : Sugiarto,SE

Komisaris: Aguslim, SE

Direksi

Direktur Utama : M.Ari Prabowo,SH

Direktur: Lili Setiaji, S.Kom

Dewan Pengawas Syariah

Ketua: Drs.H.Suparyo,M.Ag

Anggota: Arwani,SH

Satuan Pengawas Intern

Kabag.Operasional

M.Hasval Firdaus,SE

Kas/teller

Marlinda Septi P, Amd

Tabungan/Deposit

Edwin Giri Dewi,Amd

Layanan Nasabah

Edwin Giri Dewi,Amd

Umum dan personalia

Astriana Supriyanti,Amd

Akuntansi

M.Naufal Firdaus,SE

Satpam

Setyo Adi R

Office boy

Djunaidi

Staff Pendanaan

Heru Ariyanto

Rifqi Lukman H

Staff Pembiayaan

Arnold Maori,Amd

Ratri Dewastu,Amd

Ahmad Abdul M

Administrasi Pembiayaan

Nurul FithriaAsmarani,Amd

Kabag Marketing

Zaenal Arifin,SE

Page 44: ijarah

33

Adapun hal yang selalu junjung tinggi oleh PT Bank Pembiyaan Rakyat

Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang adalah pelaksanaan dari Budaya kerja yang

baik. Adapun budaya kerja yang dilaksanakan oleh BPRS Mitra Harmoni Semarang

adalah “Membangun citra BPR Syari’ah Mitra Harmoni Kota Semarang dengan

mengedepankan nilai nilai individu yang islam, profesonal , Ikhlas bermuamalah dan

berakhlaqul kharimah.

Adapun tiga keutamaan yang harus dijunjung tinggi oleh para karyawan

BPRS Mitra Harmoni Semarang guna membentuk pribadi mulia adalah sebagai berikut:

1. Beriman dan bertaqwa kepada Alloh SWT.

2. Cerdas, jujur, bertanggung jawab ikhlas, bermuamalah dan berakhlaqul karimah.

3. Kreatif, Inovatif dan mampu membangun kerjasama team yang solid dan

professional.

Komitmen yang dijunjung tinggi dalam melayani nasabah yakni menjadikan nasabah

adalah:

• Seseorang yang paling penting di sisi kita.

• Kitalah yang bergantung padanya.

• Untuknyalah kita bekerja.

• Ia bukan orang asing pada bisnis kita

• Ia adalah bagian dari kita.

• Kita tidak melayani karena kemurahan kita.

• Tapi dialah yang memberi kemurahan pada kita.

• Dengan memberi kesempatan kepada kita untuk melayani.

Page 45: ijarah

34

Selain di kota semarang, Jaringan Kantor PT.BPR Nusamba & BPRS Mitra Haroni

Group telah membuka berbagai jaringan Kantor di berbagai daerah di Indonesia,

diantaranya adalah sebagai berikut:

PT.BPR Syariah Mitra Harmoni Group

• PT.BPRS Mitra Harmoni Kota Yogyakarta

• PT.BPRS Mitra Harmoni Kota Semarang

• PT.BPRS Mitra Harmoni Kota Malang

• PT.BPRS Mitra Harmoni Kota Bandung

Jawa barat

• PT. BPR Mitra Harmoni Indramayu

• PT. BPR Nusamba Plered – Purwakarta

• PT. BPR Nusamba Singaparna – Tasikmalaya

• PT. BPR Nusamba Sukaraja – Sukabumi

• PT. BPR Nusamba Tanjungsari – Sumedang

Jawa Tengah & DIY Yogyakarta

• PT. BPR Nusamba Adiwerna – Tegal

• PT. BPR Nusamba Cepiring – Kendal

• PT. BPR Nusamba Ampel – Boyolali

• PT. BPR Nusamba Pecangaan – Jepara

• PT. BPR Nusamba Banguntapaan – Yogyakarta

Jawa Timur

• PT. BPR Nusamba Brondong – Lamongan

• PT. BPR Nusamba Genteng – Banyuwangi

Page 46: ijarah

35

• PT. BPR Nusamba Ngunut – Tulung Agung

• PT. BPR Nusamba Rambipuji – Jember

• PT. BPR Nusamba Wlingi – Blitar

Bali

• PT. BPR Nusamba Kubutambahan – Buleleng

• PT. BPR Nusamba Manggis – Karangasem

• PT. BPR Nusamba Mengwi – Badung

• PT. BPR Nusamba Tegallalang – Gianyar

Nusa Tenggara Barat

• PT. BPR Mitra Harmoni Mataram

C. PRODUK-PRODUK PT BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI’AH (BPRS)

MITRA HARMONI SEMARANG.

PT BPRS Mitra Harmoni menyalurkan pembiayaan untuk berbagai keperluan.

Adapun pembiayaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Harmoni umat multiguna

Paket pembiayaan dengan sistem jual beli dan multijasa yang diberikan kepada

mitra untuk pembelian barang modal keperluan berinvestasi renovasi rumah tinggal

pembelian motor/mobil,biaya sekolah dan kebutuhan lainnya yang halal.

b. Deposito

Page 47: ijarah

36

Produk investasi dana dalam mata uang rupiah berjangka waktu tertentu yang di

kelola dengan prinsip mudharabah (bagi hasil) dan ketentuannya:

• Jangka waktu yang fleksibel antara 1,2,3,6,12 bulan.

• Deposito tidak dapat dicairkan sebelum jatuh tempo.

• Setoran Minimal Rp1.000.000.

• Bagi hasil langsung di pindah bukukan ke rekening tabungan mitra/nasabah.

• Dana aman sesuai penjamin pemerintah (LPS)

• Mendapatkan fasilitas asuransi jiwa (nominal deposito minimal Rp.7.500.000.)

• Mendapat bagi hasil yang kompetitif.

• Dapat dijadikan jaminan pembiayaan.

Nisbah Bagi Hasil:

• Jangka 1 bulan mitra dan bank:37:63.

• Jangka 3 bulan mitra dan bank:42:58.

• Jangka 6 bulan mitra dan bank:47:53.

• Jangka 12 bulan mitra dan bank:53:47.

c. Tabungan Dinar

Adalah simpanan Dana rencana haji dan umroh,dengan prinsip mudharabah yang

bertujuan dalam merencanakan ibadah haji dan umroh.

Adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut:

• Tidak boleh dicairkan kecuali untuk pelunasan biaya penyelenggaraan ibadah

haji (BPIH)

Page 48: ijarah

37

• Setoran awal minimal Rp100.000,-dan setoran berikutnya minimal Rp50.000,-

atau sesuai target mitra.

• Saldo minimal untuk dapat disetorkan ke SISKOHAJ adalah sebesar

Rp5.000.000,-atau sesuai ketentuan dari Kementrian Agama RI.

• Tanpa dikenakan biaya administrasi.

Manfaat dari Produk ini adalah dapat dijadikan sebagai fasilitas untuk

mendapatkan dana talangan haji.

d. Tabungan Harmoni syari’ah.

Simpanan dana mitra dengan prinsip wadi’ah yang dapat dicairkan sewaktu

waktu sesuai dengan kebutuhan mitra.

Karakteristik:

• Dapat dicairkan sewaktu waktu sesuai dengan kebutuhan mitra.

• Setoran awal minimal Rp.10000,-dan setoran berikutnya minimal Rp.10000,-

.saldo minimal saat pencairan dana Rp.10000,-.

• Tidak dikenakan biaya administrasi bulanan dan biaya penutupan rekening

sebesar Rp.5000,-.

Manfaat:

• Dapat dijadikan sebagai jaminan pembiayaan.

• Mendapatkan bonus yang menarik di sesuaikan dengan perkembangan

perusahaan.

e. Tabungan IB Qurban

Page 49: ijarah

38

Simpanan ummat untuk tujuan pembelian hewan Qurban,dimana

penyetoran dapat dilakukan sewaktu waktu dan penarikanya hanya dapat

dilakukan setahun sekali yaitu pada saat menjelang pembelian hewan qurban.

Karakteristik:

• Hanya dapat dicairkan setahun sekali pada saat pembelian hewan Qurban

• Setoran awal minimal Rp.50.000, dan setoran berikutnya sesuai dengan target

keperluan ibada Qurban sesuai yang dikehendaki, dapat dilakukan dengan

system jemput bola

• Saldo mengendap minimal Rp.50.000

• Pembelian hewan Qurban dan penyerahan kepada pihak yang menerima bias

melalui BPRS Mitra Harmoni Semarang

• Tidak dikenakan biaya administrasi dan biaya penutupan rekening sebesar

Rp.5000

• Kehilangan buku tabungan dikenakan penggantian biaya administrasi

• Tabungan dengan saldo dibawah saldo minimal yang ditetapkan selama 6

bulan berturut turut berakibat dtutupnya rekening tabungan oleh Bank dan

saldo yang tersisa diperhitungkan sebagai biaya administrasi.

Manfaat

• Memudahkan niat nasabah untuk ibadah Qurban secara terencana

• Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif.

Page 50: ijarah

39

D. PRAKTEK PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI PT

BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI’AH (BPRS) MITRA HARMONI

SEMARANG.

Pada dasarnya semua pebiayaan prosedurnya sama, yang membedakan adalah

akadnya. Pada pembiayaan multijasa ini menggunakan akad ijarah dikarenakan

produk ini berbasis jasa.49

Pada Praktek Pembiayaan multi jasa dengan akad Ijarah di

PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang ada yang

dinamakan perjanjian Pembiayaan Multijasa antara pihak Bank dan pihak Nasabah.

Dalam perjanjian tersebut terdapat beberapa pasal yang menerangkan bentuk praktek

pembiayaan Multijasa dengan akad Ijarah.

Adapun pasal pasalnya adalah sebagai berikut:

- Pada Pasal I , terdapat definisi dari perjanjian yang dilakukan, adapun definisinya

adalah sebagai berikut:

Dalam perjanjian yang dimaksud dengan:

a. syariah

Adalah Hukum Islam yang bersumber dari Al-Quran dan as-Sunnah

b. Multijasa

Adalah akad pembiayaan transaksi multi jasa dalam jasa keuangan agar

nasabah dapat memperoleh manfaat untuk pelayanan pendidikan,

kesehatan, ketenagakerjaan, dan jasa lainnya.

c. Ajrun atau Ujrah

49 Hasil wawancara dengan Bapak Ari Prabowo,SH selaku Direksi PT Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah Mitra Harmoni Semarang

Page 51: ijarah

40

Adalah jasa barang modal yang harus dibayar oleh nasabah.

d. Pengakuan sewa- piutang sewa

Adalah surat pengakuan nasabah berkewajiban membayar sewa kepada

Bank yang dibuat dan ditandatangani nasabah dan diterima serta diakui

oleh Bank karenanya berlaku dan bernilai sebagai bukti sah tentang

adanya kewajiban pembayaran dari nasabah kepada Bank sebesar jumlah

sewa barang yang terhutang.

e. Jangka waktu jasa Manfaat atas barang modal

Adalah masa berlakunya perjanjian ini sesuai dengan yang ditentukan

dalam pasal 3 perjanjian ini.

- Pasal 2 yang menyangkut Pembiayaan dan Penggunaannya

1. Nasabah dengan ini mengakui dengan sebenarnya dan secara sah

menerima pembiayaan multi jasa dari Bank guna (tujuan) sejumlah

(nominal) ditambah dengan sewa manfaat (ujroh) sebesar (ujroh).

Sehingga jumlah untuk sewa manfaat kepada bank sebesar (total).

2. Dengan transaksi multijasa tersebut nasabah dengan ini menyatakan

secara sah berhutang kepada bank sejumlah (total).

- Pasal 3 yang menyangkut jangka waktu angsuran dan administrasi

1. pembiayaan ini diberikan untuk (jangka waktu) bulan terhitung

semenjak tanggal (tanggal akad) hingga tanggal (jatuh tempo).

2. Nasabah wajib melakukan pembayaran kembali kepada Bank secara

angsuran setiap bulannya sebesar (angsuran) terhitung mulai angsuran

pertama tanggal (tanggal mulai sampai tanggal selesai)

Page 52: ijarah

41

3. Semua pembayaran kembali atau pelunasan pembiayaan berikut

manfaat, oleh nasabah kepada Bank untuk mendebet rekening nasabah

guna pembayaran kembali pembiayaan berikut sewa manfaat.

- Pasal 4 yang menyangkut Biaya biaya dalam perjanjian

Nasabah setuju untuk membayar dimuka (tunai atau melalui rekening

nasabah) kepada Bank seluruh biaya biaya yang timbul karena perjanjian

ini. Adapun biaya tersebut meliputi:

1. Biaya administrasi (sebesar Rp…….)

2. Biaya materai (sebesar Rp…….)

3. Biaya asuransi (sebesar Rp…….)

4. Biaya Notaris (sebesar Rp…….)

- Pasal 5

Semua pembayaran atau pelunasan oleh Nasabah kepada Bank akan

dilaksanakan melalui rekening nasabah yang dibuka oleh dan atas nama

nasabah di Bank. Dan dengan ini nasabah memberi kuasa kepada Bank

untuk medebet rekening nasabah guna pembayaran angsuran Multijasa

dengan akad Ijarah

- Pasal 6 yang menyangkut tentang jaminan

Untuk menjamin pembayaran kembali hutang nasabah kepada Bank,

dengan ini nasabah menyatakan bahwa:

a. nasabah menyerahkan jaminan berupa (jaminan I), (jaminan II)

- Pasal 7 yang menyangkut tentang Peristiwa Cidera Janji

Page 53: ijarah

42

Apabila terjadi hal hal dibawah ini (setiap kejadian demikian, sebelum dan

sesudah ini masing masing secara tersendiri atau secara bersama sama

disebut sebagai “Peristiwa Cidera Janji”)

1. Terlambat membayar angsuran selambat lambatnya satu bulan dari

jadwal yang disepakati

2. Nasabah tidak bisa melunasi kewajibannya setelah tanggal jatuh tempo

hutang.

3. Nasabah tidak bisa memberikan keterangan yang meyakinkan kepada

Bank atas terjadinya keterlambatan pembayaran tersebut.

- Pasal 8 yang menyangkut tentang hal lain lain

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian pembiayaan ini, akan

diatur dalam surat surat dan atau kertas kertas lain yang merupakan bagian

yang melekat dan dilampirkan serta merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari perjanjian Multijasa ini.

- Pasal 9 yang menyangkut tentang penyelesaian perselisihan

1. Segala perselisihan yang timbul berdasarkan akad ini antara para pihak

berkenan dengan penafsiran dan atau pelaksanaan akad ini, para pihak

sepakat menyelesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat

2. Apabila dalam jangka waktu 30 hari kalender sejak dilakukan secara

musyawarah dan mufakat, sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini

tidak tercapai kesepakatan, para pihak sepakat untuk menyelesaikan

melalui Badan Arbritase Syariah.

- Pasal 10 yang menyangkut tentang Penutup

Page 54: ijarah

43

1. Sebelum surat perjanjian ini ditandantangani oleh nasabah, nasabah

mengetahui dengan sebenarnya dan tidak lain dari yang sebenarnya,

bahwa nasabah telah membaca dengan cermat atau dibacakan

kepadanya seluruh isi perjanjian ini berikut seluruh surat dan dokumen

yang menjadi lampiran surat perjanjian ini, sehingga oleh karena itu

nasabah memahami sepenuhnya segala yangakan menjadi akibat

hokum setelah menandatangani ini.

2. Apabila ada hal hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam

perjanjian ini, maka nasabah dan Bank akan mengaturnya bersama

secara musyawarah untuk mufakat dalam satu addendum.

3. Tiap addendum dalam perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang

tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Pihak pertama dan kedua sepakat dengan ini mengikatkan diri satu terhadap

yang lain, bahwa untuk perjanjian ini dan segala akibatnya memberlakukan syariat

islam dan peraturan perundang undangan lain yang tidak bertentangan dengan

syariah.50

Setelah perjanjian disetujui oleh kedua pihak yakni pihak Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah BPRS Mitra Harmoni Semarang dengan nasabah, maka pihak Bank

akan menyerahkan draf asumsi kepada nasabah. Adapun draf asumsi pembiayaan

tersebut berisi nominal dan jangka waktu yang akan digunakan.

Adapun asumsi angsuran pembiayaan dapat dilihat pad table dibawah ini:

50 Dokumen Resmi PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang

Page 55: ijarah

44

PLAFOND 12 BLN 18 BLN 24 BLN 36 BLN

3.000.000 287.500 204.167 170.000 135.833

4.000.000 383.333 272.222 226.667 181.111

5.000.000 479.167 340.278 283.333 220.389

6.000.000 575.000 408.333 340.000 271.667

7.000.000 670.833 376.389 396.667 316.944

8.000.000 766.667 544.444 453.333 362.222

9.000.000 862.500 612.500 510.000 407.500

10.000.000 958.333 680.556 566.667 452.778

15.000.000 1.437.500 1.020.833 850.000 679.167

20.000.000 1.916.667 1.361.111 1.133.333 905.556

25.000.000 2.395.833 1.701.389 1.416.667 1.131.944

30.000.000 2.875.000 2.041.667 1.700.000 1.358.333

35.000.000 3.354.167 2.381.944 1.983.333 1.584.722

40.000.000 3.833.333 2.722.222 2.666.667 1.811.111

45.000.000 4.312.500 3.062.500 2.550.000 2.037.500

50.000.000 4.791.667 3.402.778 2.833.333 2.263.889

Berikut adalah beberapa nama nasabah yang menggunakan Pembiayaan

multijasa dengan akad Ijarah di PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah(BPRS) Mitra

Harmoni Semarang yang dipilih atas pertimbangan memahami akad ijarah:

1. Agung Sedayu, menggunakan pembiayaan multi jasa untuk pembiayaan renofasi

rumah

Page 56: ijarah

45

2. Rudi Hermawan, menggunakan pembiayaan multi jasa untuk pembiayaan

pendidikan

3. Agus Wimbadi, menggunakan pembiayaan multi jasa untuk pembiayaan renofasi

rumah

4. Suciati, menggunakan untuk pembiayaan kepemilikan kendaraan

5. Devi Ambarwanto, menggunakan untuk pembiayaan renofasi rumah. Dan masih

banyak lagi nasabah lainnya yang menggunakan pembiayaan multi jasa dengan

akad ijarah di BPRS Mitra Harmoni Semarang.

Dari kelima sample nasabah tersebut, penulis berhasil melakukan wawancara

dengan mereka dalam waktu yang berbeda. Dari hasil wawancara tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa nasabah merasa terbantu dengan adanya pembiayaan

multi jasa dengan akad ijarah yang diterapkan oleh BPRS Mitra Harmoni Semarang.

Dengan adanya pembiayaan multi jasa dengan akad ijarah, mereka dapat

memenuhi kebutuhannya dengan mudah. Berbeda dengan bank konvensional yang

menerapkan system kredit, system ijarah lebih mendekati pada bentuk sewa

menyewa. Selain itu juga, system yang diterapkan sesuai dengan syariah islam,

sehingga menghidari dari praktek riba.

Seperti bapak Agung Sedayu misalnya, yang menggunakan pembiayaan multi

jasa dengan akad ijarah di BPRS Mitra Harmoni Semarang untuk memenuhi

pembiayaan renovasi rumahnya. Menurutnya, menggunakan akad ijarah untuk

pengupahan tukang sesuai dengan pemahaman agamanya adalah yang lebih tepat.

Karena sesuai dengan syariat Islam dan hokum Fiqh. Selain itu pula, denggan akad

Page 57: ijarah

46

ijarah, ia dapat menghindarkan diri dari praktek riba seperti yang diterapkan di bank

konvensional lainnya.51

Berbeda dengan bapak Agung Sedayu, bapak Rudi Hermawan yang

menggunakan pembiayaan untuk biaya pendidikan mengatakan bahwa jika seluruh

bank di Indonesia bahkan di dunia menggunakan system pembiayaan dengan berdasar

syariah islam, maka pasti akan terhindar dari krisis. Pembiayaan multi jasa dengan

akad ijarah yang diterapkan oleh BPRS Mitra Harmoni Semarang adalah salah satu

contoh yang dapat ditiru oleh bank-bank lain. Ia beranggapan bahwa pembiayaan

multi jasa dengan akad ijarah adalah yang terbaik dari system kredit ataupun sewa

menyewa. 52

Pernyataan serupa juga dilontarkan oleh nasabah-nasabah yang lain. Menurut

mereka, menggunakan pembiayaan multi jasa dengan akad ijarah di BPRS Mitra

Harmoni Semarang sangat membantu untuk pemenuhan kebutuhan yang sangat

mendesak, tanpa harus dibebani dengan bunga yang besar yang tidak sesuai dengan

Syariah islam. Sementara di BPRS Mitra Harmoni Semarang, mereka dapat memilih

produk-produk yang ditawarkan kepada mereka yang kesemua produknya adalah

berdasar kepada prinsip Syariah.53

Pada dasarnya, kebanyakan para nasabah yang menggunakan jasa pembiayaan

multi jasa dengan akad ijarah di BPRS Mitra Harmoni Semarang belum begitu

mengetahui tentang akad Ijarah, sehingga pihak Bank menjelaskan kepada para

nasabah secara detail sebelum akad dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk

51 Hasil wawancara denggan bapak Agung Sedayu selaku nasabah di BPRS Mitra Harmoni

Semarang 52 Hasil wawancara dengan bapak Rudi Hermawan selaku nasabah di BPRS Mitra Harmoni

Semarang 53 Hasil wawancara denggan para nasabah BPRS Mitra Harmoni Semarang

Page 58: ijarah

47

memberikan pilihan kepada nasabah untuk menggunakan dengan system akad jual

beli atau murobahah atau multi jasa dengan akad ijarah.

Dalam pembiayaan multi jasa dengan akad ijarah yang digunakan untuk

merenofasi rumah, itu bukan digunakan untuk membeli material, akan tetapi,

digunakan untuk membayar tukang. Sedangkan dalam pembiayaan pendidikan,

pembiayaan multi jasa yang diserahkan kepada nasabah itu diharapkan benar benar

digunakan dalam pendidikan, bukan untuk hal hal lainnya.54

54 Hasil wawancara dengan Bp,Ari Prabowo selaku Direksi PT Bank Pembiyaan Rakyat Syariah

(BPRS) Mitra Harmoni Semarang

Page 59: ijarah

48

BAB IV

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PEMBIAYAAN

MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH

DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI’AH (BPRS) MITRA

HARMONI SEMARANG

A. Analisis Terhadap Pembiayaan Multi Jasa Dengan akad Ijarah di Bank

Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang.

Pembiayaan ijarah merupakan perjanjian untuk membiayai kegiatan sewa

menyewa yang dilakukan oleh bank syari’ah atau Lembaga Keuangan Syari’ah.

Prinsip ini digunakan sebagai salah satu dasar dalam penyaluran dananya. Demikian

pula Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang yang

menerapkan prinsip ini kedalam salah satu produk pembiayaannya, yaitu untuk

pembiayaan renovasi rumah, pendidikan, kesehatan dan kepemilikan barang.

Ijarah merupakan akad atau perjanjian untuk kegiatan sewa menyewa,

Prinsip ini digunakan sebagai salah satu dasar dalam penyaluran dana yang

dilaksanakan oleh bank syari’ah atau Lembaga Keuangan Syari’ah.

Mayoritas produk pembiayaan Bank Syari’ah saat ini masih terfokus pada

produk-produk murabahah (prinsip jual beli). Pembiayaan murabahah sebenarnya

memiliki kesamaan dengan pembiayaan ijarah.Yang membedakan keduanya hanyalah

obyek transaksi yang diperjualbelikan tersebut. Dalam pembiayaan murabahah yang

menjadi obyek transaksi adalah barang. Sedangkan dalam pembiayaan ijarah obyek

transaksinya adalah jasa.

Page 60: ijarah

49

Dalam konteks perbankan Islam, Ijarah adalah suatu lease contract di bawah

mana suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan peralatan (equipment), sebuah

bangunan atau barang-barang seperti mesin-mesin, pesawat terbang, dan lainnya

kepada salah satu nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan

secara pasti sebelumnya (fixed charge).55

Pada PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang

pada praktenya, ada tiga pihak yang terlibat dalam proses pembiayaan multi jasa

dengan akad ijarah, yakni bank, orang yang menyewa ( nasabah), dan pihak yang

diberikan upah oleh nasabah dengan pembiayaan dari bank tersebut. Pada Praktek

Pembiayaan multi jasa dengan akad Ijarah di PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) Mitra Harmoni Semarang ada yang dinamakan perjanjian Pembiayaan

Multijasa antara pihak Bank dan pihak Nasabah. Dalam perjanjian tersebut terdapat

beberapa pasal yang menerangkan bentuk praktek pembiayaan Multijasa dengan akad

Ijarah. Adapun pasal pasalnya adalah sebagai berikut:

- Pada Pasal I , terdapat definisi dari perjanjian yang dilakukan, adapun

definisinya adalah sebagai berikut:

Dalam perjanjian yang dimaksud dengan:

b. syariah

Adalah Hukum Islam yang bersumber dari Al-Quran dan as-Sunnah

f. Multijasa

55 Sutan Remy Sjahdeini,Perbankan Islam dan Keduduknnya dalam Tata Hukum Perbankkan di

Indonesia, Jakarta, Grafiti, hlm.70

Page 61: ijarah

50

Adalah akad pembiayaan transaksi multi jasa dalam jasa keuangan agar

nasabah dapat memperoleh manfaat untuk pelayanan pendidikan,

kesehatan, ketenagakerjaan, dan jasa lainnya.

g. Ajrun atau Ujrah

Adalah jasa barang modal yang harus dibayar oleh nasabah.

h. Pengakuan sewa- piutang sewa

Adalah surat pengakuan nasabah berkewajiban membayar sewa kepada

Bank yang dibuat dan ditandatangani nasabah dan diterima serta diakui

oleh Bank karenanya berlaku dan bernilai sebagai bukti sah tentang

adanya kewajiban pembayaran dari nasabah kepada Bank sebesar jumlah

sewa barang yang terhutang.

i. Jangka waktu jasa Manfaat atas barang modal

Adalah masa berlakunya perjanjian ini sesuai dengan yang ditentukan

dalam pasal 3 perjanjian ini.

- Pasal 2 yang menyangkut Pembiayaan dan Penggunaannya

1. Nasabah dengan ini mengakui dengan sebenarnya dan secara sah

menerima pembiayaan multi jasa dari Bank guna (tujuan) sejumlah

(nominal) ditambah dengan sewa manfaat (ujroh) sebesar (ujroh).

Sehingga jumlah untuk sewa manfaat kepada bank sebesar (total).

2. Dengan transaksi multijasa tersebut nasabah dengan ini menyatakan

secara sah berhutang kepada bank sejumlah (total).

- Pasal 3 yang menyangkut jangka waktu angsuran dan administrasi

Page 62: ijarah

51

1. pembiayaan ini diberikan untuk (jangka waktu) bulan terhitung

semenjak tanggal (tanggal akad) hingga tanggal (jatuh tempo).

2. Nasabah wajib melakukan pembayaran kembali kepada Bank secara

angsuran setiap bulannya sebesar (angsuran) terhitung mulai angsuran

pertama tanggal (tanggal mulai sampai tanggal selesai)

3. Semua pembayaran kembali atau pelunasan pembiayaan berikut

manfaat, oleh nasabah kepada Bank untuk mendebet rekening nasabah

guna pembayaran kembali pembiayaan berikut sewa manfaat.

- Pasal 4 yang menyangkut Biaya biaya dalam perjanjian

Nasabah setuju untuk membayar dimuka (tunai atau melalui rekening

nasabah) kepada Bank seluruh biaya biaya yang timbul karena perjanjian

ini. Adapun biaya tersebut meliputi:

1. Biaya administrasi (sebesar Rp…….)

2. Biaya materai (sebesar Rp…….)

3. Biaya asuransi (sebesar Rp…….)

4. Biaya Notaris (sebesar Rp…….)

- Pasal 5

Semua pembayaran atau pelunasan oleh Nasabah kepada Bank akan

dilaksanakan melalui rekening nasabah yang dibuka oleh dan atas nama

nasabah di Bank. Dan dengan ini nasabah memberi kuasa kepada Bank

untuk medebet rekening nasabah guna pembayaran angsuran Multijasa

dengan akad Ijarah

- Pasal 6 yang menyangkut tentang jaminan

Page 63: ijarah

52

Untuk menjamin pembayaran kembali hutang nasabah kepada Bank,

dengan ini nasabah menyatakan bahwa:

b. nasabah menyerahkan jaminan berupa (jaminan I), (jaminan II)

- Pasal 7 yang menyangkut tentang Peristiwa Cidera Janji

Apabila terjadi hal hal dibawah ini (setiap kejadian demikian, sebelum dan

sesudah ini masing masing secara tersendiri atau secara bersama sama

disebut sebagai “Peristiwa Cidera Janji”)

1. Terlambat membayar angsuran selambat lambatnya satu bulan dari

jadwal yang disepakati

2. Nasabah tidak bisa melunasi kewajibannya setelah tanggal jatuh tempo

hutang.

3. Nasabah tidak bisa memberikan keterangan yang meyakinkan kepada

Bank atas terjadinya keterlambatan pembayaran tersebut.

- Pasal 8 yang menyangkut tentang hal lain lain

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian pembiayaan ini, akan

diatur dalam surat surat dan atau kertas kertas lain yang merupakan bagian

yang melekat dan dilampirkan serta merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari perjanjian Multijasa ini.

- Pasal 9 yang menyangkut tentang penyelesaian perselisihan

1. Segala perselisihan yang timbul berdasarkan akad ini antara para pihak

berkenan dengan penafsiran dan atau pelaksanaan akad ini, para pihak

sepakat menyelesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat

Page 64: ijarah

53

2. Apabila dalam jangka waktu 30 hari kalender sejak dilakukan secara

musyawarah dan mufakat, sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini

tidak tercapai kesepakatan, para pihak sepakat untuk menyelesaikan

melalui Badan Arbritase Syariah.

- Pasal 10 yang menyangkut tentang Penutup

4. Sebelum surat perjanjian ini ditandantangani oleh nasabah, nasabah

mengetahui dengan sebenarnya dan tidak lain dari yang sebenarnya,

bahwa nasabah telah membaca dengan cermat atau dibacakan

kepadanya seluruh isi perjanjian ini berikut seluruh surat dan dokumen

yang menjadi lampiran surat perjanjian ini, sehingga oleh karena itu

nasabah memahami sepenuhnya segala yangakan menjadi akibat

hokum setelah menandatangani ini.

5. Apabila ada hal hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam

perjanjian ini, maka nasabah dan Bank akan mengaturnya bersama

secara musyawarah untuk mufakat dalam satu addendum.

6. Tiap addendum dalam perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang

tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Pihak pertama dan kedua sepakat dengan ini mengikatkan diri satu terhadap

yang lain, bahwa untuk perjanjian ini dan segala akibatnya memberlakukan syariat

islam dan peraturan perundang undangan lain yang tidak bertentangan dengan

syariah.56

Setelah perjanjian disetujui oleh kedua pihak yakni pihak Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah BPRS Mitra Harmoni Semarang dengan nasabah, maka pihak Bank

56 Dokumen Resmi PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang

Page 65: ijarah

54

akan menyerahkan draf asumsi kepada nasabah. Adapun draf asumsi pembiayaan

tersebut berisi nominal dan jangka waktu yang akan digunakan.

Adapun praktek pembiayaan dengan akad ijarah di BPRS Mitra Harmoni

Semarang berbeda dengan yang terdapat pada kitab Fiqh. Jika dalam kitab Fiqh

diterangkan bahwa ijarah adalah sewa menyewa barang untuk diambil manfaatnya, di

BPRS Mitra Harmoni Semarang tidak menyewakan barang kepada nasabah, akan

tetapi memberikan dana talangan untuk biaya pendidikan, kesehatan, dan renovasi

rumah.

Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Pembiayaan Multi Jasa Dengan akad Ijarah

di Bank Pembiayaan Rakyat (BPRS) Mitra Harmoni Semarang.

Sebagai Sebuah Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa,khususnya

jasa keuangan PT Bank Pembiayaan Syari’ah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang

dalam mengembangkan usahanya, berkewajiban mengetahui hal-hal yang dapat

mengakibat suatu perjanjian menjadi sah atau tidak (fasid). Hal ini dimaksudkan agar

muamalah berjalan sah dan segala tindakan jauh dari kerusakan yang terjadi dengan

sebab suatu hal yang tidak dibenarkan syara’.

Sewa-menyewa dalam hukum Islam diperbolehkan, setiap manusia berhak

melakukannya dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang telah diatur dalam

syari’at Islam. Hukum ijaroh telah disepakati oleh para ulama seluruhnya dengan

landasan “Mempersewakan barang, dibenarkan syara’”

Adapun Firman Allah yang dijadikan dalil hukum sewa-menyewa diantaranya:

Page 66: ijarah

55

c. Al-Qur’an

Firman Allah Surat al-Baqarah:233:

…3 ÷βÎ) uρ öΝ ›?Šu‘ r& β r& (# þθãèÅÊ ÷�tIó¡ n@ ö/ä. y‰≈s9÷ρ r& Ÿξsù yy$uΖã_ ö/ä3ø‹n=tæ # sŒÎ) Ν çFôϑ ¯=y™ !$Β Λä ø‹s?# u

Å∃ρ á� ÷èpR ùQ $$Î/ 3 (#θà) ¨? $# uρ ©!$# (# þθßϑ n=ôã$# uρ ¨β r& ©!$# $oÿÏ3 tβθè=uΚ ÷ès? ×�� ÅÁt/ ∩⊄⊂⊂∪

Artinya: “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada

dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.

Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa

yang kamu kerjakan”.57

Surat Al-Kahfi ayat 77

$s) n=sÜΡ $$sù #Lym !# sŒÎ) !$u‹s? r& Ÿ≅ ÷δr& >π tƒö!s% !$yϑ yèôÜ tGó™ $# $yγ n=÷δr& (# öθt/r'sù β r& $yϑ èδθà$ Íh‹ ŸÒム# y‰y uθsù $pκ& Ïù

# Y‘# y‰É` ߉ƒÌ!ムβ r& �Ù s)Ζtƒ … çµ tΒ$s%r'sù ( tΑ$ s% öθs9 |M ø⁄Ï© |Nõ‹ y‚−Gs9 ϵ ø‹n=tã # \!ô_r& ∩∠∠∪

Artinya: ”Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada

penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu,

tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian

keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir

roboh, Maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau

kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu".

d. Hadits

1). Imam Bukhori meriwayatkan dalam hadis dari Aisyah RA. Menyebutkan:

�� ����� ����� ����: � � �� !� � �� ����" #��� $� �: ���� �%� &�� �� !�'(���� ��'� � ��) �� ��� ��' ���% *��+ ��,', #�(� ���� �-��

.�'���� ��/ ��0 '�� 1&0 !��( ��� ���� �- 2�" 1&0. ).��� 5��)�(�٥٨(

Artinya: “Rasulullah SAW dan Abu Bakar menyewa seseorang penunjuk jalan yang

ahli dari bani Dail yang memeluk Agama kafir Quraisy, kedua beliau

membayarnya dengan kendaraannya kepada orang tersebut, dan

57 Ibid, hlm 29 58 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Koleksi Hadis Hadis Hukum, Semarang, Pustaka

Rizki Putra, hlm. 199

Page 67: ijarah

56

menjanjikannya digua Tsur sesudah tiga malam dengan kendaraan

keduanya”.

Pakar-pakar keilmuan dan cendekiawan sepanjang sejarah di seluruh

negeri telah sepakat akan legitimasi ijarah.59

Dari beberapa nash yang ada, kiranya

dapat dipahami bahwa ijarah itu disyari'atkan dalam Islam, karena pada dasarnya

manusia senantiasa terbentur pada keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu,

manusia antara yang satu dengan yang lain selalu terikat dan saling membutuhkan.

Ijarah (sewa menyewa) merupakan salah satu aplikasi keterbatasan yang

dibutuhkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu boleh

dikatakan bahwa pada dasarnya ijarah itu adalah salah satu bentuk aktivitas antara

dua pihak atau saling meringankan, serta termasuk salah satu bentuk tolong

menolong yang diajarkan agama.

Ijarah merupakan salah satu jalan untuk memenuhi hajat manusia. Oleh sebab

itu para ulama menilai bahwa Ijarah itu merupkan suatu hal yang diperbolehkan.

Begitu pula di Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Mitra Harmoni

Semarang, mekanisme dana yang digunakan untuk pembiayaan didapatkan dari

menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan pembiayaan, menerima dana dan

menyalurkan dana zakat, infaq, shodaqoh, melakukan kegiatan lain yang lazim

dilakukan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah sepanjang disetujui oleh Dewan

Pengawas Syariah. 60

Melihat prosedur pembiayaan ijarah yang dipraktekkan oleh Bank

Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang diatas, maka kita bisa

59 Muhamad, op. cit., hlm. 35. 60 Dokumen Resmi Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang.

Page 68: ijarah

57

mengetahui secara pasti apakah praktek pembiayaan sudah sesuai dengan fiqh

ataukah belum. Hal ini bisa terlihat dari syarat sahnya Ijarah adalah sebagai berikut:

c. Kerelaan dua pihak yang melakukan akad

Saling merelakan antara pihak yang berakad ini berdasarkan firman

Allah: surat an-Nisa:29:

$yγ •ƒr'≈tƒ šÏ% ©!$# (#θãΨtΒ# u Ÿω (# þθè=à2ù's? Ν ä3s9≡ uθøΒ r& Μ à6oΨ÷3 t/ È≅ ÏÜ≈t6ø9$$Î/ HωÎ) βr& šχθä3s?

¸ο t!≈pg ÏB tã <Ú# t!s? öΝ ä3ΖÏiΒ 4 Ÿωuρ (# þθè=çF ø) s? öΝ ä3|¡ à$Ρ r& 4 ¨β Î) ©!$# tβ%x. öΝ ä3Î/ $VϑŠ Ïmu‘ ∩⊄∪

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.

Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu”. 61

d. Mengetahui manfaat dengan sempurna barang yang di akadkan, sehingga

mencegah terjadinya perselisihan.

Manfaat, Jenis dan sifat barang yang diakadkan harus jelas. Syarat

tersebut dimaksudkan untuk menolak terjadinya perselisihan dan

pertengkaran. Seperti halnya tidak boleh menyewa barang dengan manfaat

yang tidak jelas yang dinilai secara kira kira, sebab dikhawatirkan barang

tersebut tidak mempunyai faedah. 62

61 Departemen Agama, Op.cit., hlm 65 62 Syeikh Ali Ahmad Al-Jurjawi, Tarjamah Falsafah dan Hikmah Hukum Islam, Semarang, Asy

Syifa’,1992.hlm.397.

Page 69: ijarah

58

e. Hendaklah barang yang menjadi objek transaksi dapat dimanfaatkan

kegunaannya menurut kriteria, realita dan syara’

Maksud dari syarat ini adalah, kegunaan barang yang disewakan itu

harus jelas dan dapat dimanfaatkan oleh pihak penyewa sesuai dengan

kegunaannya menurut realita, kriteria dan syara’. Apabila barang itu tidak

dapat dipergunakan sebagaimana yang diperjanjikan, maka perjanjian sewa

menyewa itu dapat dibatalkan.63

Jumhur Ulama fiqh berpendapat bahwa

Ijarah adalah menjual manfaat dan yang boleh disewakan adalah manfaatnya

bukan bendanya. Oleh karena itu, mereka melarang menyewakan pohon untuk

diambil buahnya, domba untuk diperah susunya, sumur untuk diambil airnya

dan lain lain, karena semua itu bukan manfaatnya, melainkan barangnya. 64

f. Dapat diserahkannya sesuatu yang disewakan berikut kegunaannya

(manfaatnya).

Maksudnya adalah, tidak sah menyewakan kendaraan yang masih belum

dibeli, atau menyewakan hewan yang terlepas dari pemiliknya, lahan tandus

untuk pertanian dan lain sebagainya yang tidak sesuai dengan persetujuan

(akad) antara kedua belah pihak. Barang yang akan disewakan harus jelas dan

dapat langsung diserahkan kepada pihak penyewa sekaligus dapat diambil

kegunaannya.

g. Bahwa manfaat, adalah hal yang mubah, bukan yang diharamkan65

Kemanfaatan yang dimaksud mubah dan tidak diharamkan adalah

kemanfaatan yang tidak ada larangan dalam syara’, kemanfaatan itu tidak sah

63 Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta : Sinar Grafika, 2004, hlm. 146. 64 Rahman Syafei, Fiqh Muamalah, Bandung, Pustaka Setia,2000,hlm.122. 65 Sayid Sabiq, Op.Cit hal.13

Page 70: ijarah

59

apabila menyewakan tenaga (orang) dalam hal kemaksiatan, karena maksiat

wajib ditinggalkan.

Sedangkan Rukun ijarah terdiri dari:

- Sighat ijarah, yakni ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua belah

pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk

lain. Sewa-menyewa itu terjadi dan sah apabila ada ijab dan qabul, baik

dalam bentuk perkataan atau dalam bentuk pernyataan lainnya yang

menunjukkan adanya persetujuan antara kedua belah pihak dalam

melakukan sewa-menyewa.66

Shighat ijab dan qabul adalah suatu

ungkapan antara dua orang yang menyewakan suatu barang atau benda.

Ijab adalah permulaan penjelasan yang keluar dari seseorang yang

berakad yang menggambarkan kemauannya dalam mengadakan akad,

siapa saja yang memulai. Sedangkan qabul adalah jawaban (pihak) yang

lain sesudah adanya ijab, dan untuk menerangkan persetujuannnya.67

- Aqid, yaitu pihak yang melakukan akad yakni pihak yang

menyewa/pengguna jasa (musta’jir) dan pihak yang menyewakan/pemberi

jasa (mu’ajjir).

- Ma’qud alaih/Obyek akad ijarah, yakni :

1. Manfaat barang dan sewa, atau

2. Manfaat jasa dan upah68

66 TM. Hasbi-Ash-Shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, Jakarta: Bulan Bintang, 1984, hlm 35 67 Prof. TM. Hasbi Ash-Shiddiqy, Pengantar Fiqh Muamalah, Semarang, PT Pustaka Rizki

Putra, 2001, hlm 27 68 Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.

Page 71: ijarah

60

Dengan melihat mekanisme tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan

ijarah yang dipraktekkan di Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Mitra

Harmoni Semarang ternyata telah memenuhi ketentuan-ketentuan syara’. Dan

menurut hemat penulis pembiayaan yang dipraktekkan oleh BPRS Mitra Harmoni

Semarang ini sah dengan syarat-syaratnya yang telah terpenuhi dengan benar.

Ijarah yang dilakukan PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra

Harmoni Semarang memang tidak sama persis dengan definisi ijarah yang dikenal

dalam kitab fiqh. Dalam kitab fiqh dijelaskan bahwa Ijarah adalah suatu jenis

perikatan atau perjanjian yang bertujuan mengambil manfaat suatu benda yang

diterima dari orang lain dengan jalan membayar upah sesuai dengan perjanjian dan

kerelaan kedua belah pihak dengan rukun dan syarat yang telah ditentukan69

.

Praktek pembiayaan multi jasa dengan akad ijarah yang dilaksanakan di

BPRS Mitra Harmoni Semarang bukanlah menyewakan suatu barang untuk diambil

manfaatnya ataupun mempekerjakan seseorang untuk diberikan upah. Praktek ijarah

yang dilaksanakan oleh BPRS Mitra Harmoni Semarang hanya menyalurkan dana

talangan kepada nasabah yang memerlukan untuk biaya pendidikan, kesehatan dan

renonvasi rumah.

Dalam pembiayaan multi jasa dengan akad ijarah yang digunakan untuk

merenofasi rumah misalnya, dana yang diberikan oleh BPRS Mitra Harmoni

Semarang kepada nasabah itu bukan digunakan untuk membeli material, akan tetapi

digunakan untuk membayar tukang. Sedangkan dalam pembiayaan pendidikan,

69 Drs. Sudarsono, S.H., Pokok-Pokok Hukum Islam, Jakarta, PT. Rineka Cipta , Cet.I, 1992, hlm

422

Page 72: ijarah

61

pembiayaan multi jasa yang diserahkan kepada nasabah itu diharapkan benar benar

digunakan dalam pendidikan, bukan untuk hal hal lainnya.70

Walaupun tidak sama dengan fiqh, menurut hemat penulis, hal ini sah karena

demi kemaslahatan bersama. Selain itu, praktek pembiayaan yang diterapkan oleh BPRS

Mitra Harmoni Semarang telah sesuai dengan Syariah atas dasar fatwa DSN yang

menyatakan bahwa obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa.

Adapun pembiayaan ijarah hampir sama dengan leasing, hanya pada

pembiayaan dengan Ijarah menerapkan prinsip syari’ah. Pembiayaan berdasarkan

prinsip syari’ah berupa penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan antara BPRS dengan nasabah, yang mewajibkan nasabah

mengembalikan uang atau tagihan tersebut dalam jangka waktu tertentu, dengan

imbalan atau ujrah. 71

Pada ijarah, bank hanya wajib menyediakan asset yang disewakan, baik

asset itu miliknya atau bukan miliknya. Yang penting adalah bank mempunyai hak

pemanfaatan atas asset yang kemudian disewakannya. Fatwa DSN tentang ijarah ini

kemudian diadopsi kedalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 59

yang menjelaskan bahwa bank dapat bertindak sebagai pemilik obyek sewa, dan bank

dapat bank dapat bertindak sebagai penyewa yang kemudian menyewakan kembali.

Namun tidak seluruh fatwa DSN diadopsi oleh PSAK 59, misalnya fatwa DSN

mengatur bahwa obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa,

sedangkan dalam PSAK 59 hanya mengkoomodir obyek ijarah yang berupa manfaat

70 Hasil wawancara dengan Bp,Ari Prabowo selaku Direksi PT Bank Pembiyaan Rakyat Syariah

(BPRS) Mitra Harmoni Semarang 71 http:/www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/062006/18/pundi.htm. diakses pada tanggal 3 Juni

2011 pada pukul 08.45 WIB.

Page 73: ijarah

62

dari barang saja.72

Dalam BPRS Mitra Harmoni Semarang, obyek Ijarah Multi Jasa

adalah manfaat dari penggunaan jasa, yakni jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan jasa

renovasi rumah.

72 http://www.ekonomisyariah.org/docs/detail_cara.php?mode=pilih&idKategori=2&idSub=14

diakses pada tanggal 3 Juni 2011 pukul 09.00 WIB.

Page 74: ijarah

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari beberapa uraian yang telah penulis paparkan di depan, maka dapat

disimpulkan hal-hal sebagai jawaban atas rumusan masalah yang diajukan, antara

lain sebagai berikut:

1. Pada Praktek Pembiayaan multi jasa dengan akad Ijarah di PT Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang ada yang

dinamakan perjanjian Pembiayaan Multijasa antara pihak Bank dan pihak

Nasabah. Dalam perjanjian tersebut terdapat beberapa pasal yang

menerangkan bentuk praktek pembiayaan Multijasa dengan akad Ijarah.

Disamping itu, pihak BPRS menganjurkan dana digunakan untuk jasa tenaga

atau pendidikan dan kesehatan bukan untuk membeli material.

2. Pembiayaan ijarah yang telah dipraktekkan oleh Bank Perkreditan Rakyat

Syari’ah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang bila ditinjau dari konsep fiqh

ternyata sudah sah dan sesuai, hal ini dapat dilihat dari akad pembiayaan yang

dipraktekkan sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan syara’, dan dengan

adanya kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu antara bank dengan

nasabah.

B. Saran

1. PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS Mitra Harmoni semarang harus tetap

berkarya dalam membangun perekonomian untuk menopang kehidupan

Page 75: ijarah

64

bermasyarakat dengan cara islam, terutama dalam mengeluarkan produk produk

pembiayaan dengan prinsip syariah agar mampu memberikan kemudahan bagi

kaum muslim.

2. Dari pihak PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS Mitra Harmoni Semarang

diharapkan dapat menerapkan system pembiayaan multi jasa dengan akad ijarah

dengan sebenarnya agar tercapai visi misi yang telah dicantumkan. Selain itu,

diharapkan BPRS Mitra Harmoni Semarang tidak hanya berlebel syariah namun

didalamnya masih menggunakan system konvensional hanya untuk menarik

nasabah.

3. Perlu bantuan dan pengawasan yang lebih intensif agar pembiayaan dengan akad

ijarah dapat saling menguntungkan.

C. Penutup

Dengan memanjatkan rasa syukur yang setinggi-tingginya atas bimbingan dan

kekuatan yang diberikan Allah SWT penulis mengakhiri keseluruhan penulisan

skripsi ini dengan suatu catatan bahwa yang penulis paparkan dan hasilkan

merupakan upaya optimal tetapi masih jauh dari kesempurnaan dan banyak

kesalahan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan demi

perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan selesainya skripsi ini jika

Akhirnya dengan mengucapkan alhamdullilahi robbil al-alamin, penulis mengakhiri

skripsi ini. Dari hati yang paling dalam, penulis akui bahwa tulisan ini masih sangat

sederhana sekali dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis

Page 76: ijarah

65

berharap mendapatkan respon, saran dan kritik dari semua pembaca demi

kesempurnaan tulisan ini.

Kemudian atas saran dan kritik yang diberikan, penulis sampaikan terima

kasih yang sebesar-besarnya, semoga tulisan sederhana ini dapat berguna bagi

penulis khususnya, dan bagi seluruh pembaca pada umumnya. Amin.

Ada suatu kebenaran dalam skripsi ini hanyalah semata-mata merupakan

kebenaran dari Allah SWT. Dan jika terdapat kesalahan adalah akibat dari

kesalahan dan kekurangan penulis semata. Dan penulis sangat berharap semoga

skripsi ini dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis dan menjadi kontribusi

bagi dunia keilmuan. Amin ya Robbal ‘Alamin.

Page 77: ijarah

66

Daftar Pustaka

Ali, Zainudin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika, 2006

Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank Syariah, dari Teori ke Praktek, Jakarta, Gema Insani,

2001.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Jakarta : PT.

Rineka Cipta, 1998.

Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah, Jakarta : Alva Bet, 2003

Azhar Bazir, Ahmad, Ushul Fiqh, Bandung : Mizan, 1994.

Brosur-brosur Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang.

Basuki, Sulisty, Pengantar Dokumentasi Ilmiah, Jakarta, Kesaint Balanc, 1989.

Dokumen Bank Peembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, Bandung, CV.J-AR, 2005

Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.

Hasan, A., Tarjamah Bulughul Maram Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, Bandung : CV. Penerbit

Hasan, M. Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), Jakarta : PT.

Grafindo Persada, 2003.

Hasbi Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad, Koleksi Hadis Hadis Hukum, Semarang,

Pustaka Rizki Putra, 2001.

_________________, Pengantar Fiqh Muamalah, Semarang, PT Pustaka Rizki Putra,

2001.

__________________ Hukum Hukum Fiqh Islam Tinjauan Antar Mazhab, Semarang,

Pustaka Rizki Putra, 2001.

Helmi Karim, M.A.,Fiqh Muamalah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, Cet.II, Ed.I,

1997.

http:/www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/062006/18/pundi.htm.

http://www.ekonomisyariah.org/docs/detail_cara.php?mode=pilih&idKategori=2&idSub

Page 78: ijarah

67

Karim, Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta, IIIT Indonesia,

2003.

Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syari’ah, Yogyakarta : UII Press,

2001.

Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), Yogyakarta : UII Press,

2004.

Rifai , H. Moh, Konsep Perbankan Syari’ah, Semarang, CV. Wicaksana, 2002.

Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah 3, Bandung, PT.Al Ma’arif, 1987

Sjahdeini, Sutan Remy, Perbankan Islam dan Keduduknnya dalam Tata Hukum

Perbankkan di Indonesia, Jakarta, Grafiti, 2003.

Subagyo, P. Joko, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta,

1991.

Shahih Bukhari, Shahih Bukhari, terj. Zainudin Hamidy et.al., Jilid II Jakarta : Wijaya,

1970.

Syafei, Rahman, Fiqh Muamalah, Bandung, Pustaka Setia,2000.

Sudarsono, Drs. S.H., Pokok-Pokok Hukum Islam, Jakarta, PT. Rineka Cipta , Cet.I, 1992

Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta : Sinar Grafika, 2004.

Yafie, Ali, Menggagas Fiqih Sosial: Dari Soal Lingkungan Hidup, Asuransi Hingga

Ukhuwah, Bandung, Mizan, 1995.

Ya’qub, Hamzah, DR.H., Kode Etik Dagang Menurut Islam, CV. Diponegoro, Bandung,

1992, Cet.II.

.