iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas...

118
i

Transcript of iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas...

Page 1: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

i

Page 2: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah

memberikan nikmat kesehatan, kekuatan dan rahmat-Nya, sehingga peneliti

mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat waktu dengan judul: “Efektivitas

Keteladanan Guru pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Membentuk Karakter

Peserta Didik di kelas X SMK Gotong Royong Kota Gorontalo”. Shalawat dan

salam kepada Nabi Muhammad SAW, panutan seluruh umat manusia setiap

perjalanan hidup beliau mengajarkan kepada umatnya akan pentingnya sebuah

perjuangan, menjadi salah satu motivasi peneliti dalam menyelesaikan penelitian

skripsi ini.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) dapat berhasil, semua ini juga berkat doa dan motivasi

dari kedua orang tua tercinta, bapak Muslim Saidi dan Ibu Masna Nur, dan keluarga,

yang senantiasa memberikan dukungan baik materil maupun non materil dalam

usaha peneliti menyusun skripsi ini. Demikian juga, penyusunan skripsi ini tidak

lepas dari bimbingan dari berbagai pihak yang kompeten, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Untuk semua itu peneliti memberikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Dr. Lahaji Haedar, M.Ag., selaku Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo. 2. Dr. Sofyan Ap. Kau, M.Ag., Dr. Ahamad Faisal, M.Ag., Dr. Mujahid

Damopolii, M.Pd., selaku Warek I, Warek II, dan Warek III, IAIN Sultan Amai Gorontalo.

3. Dr. H. Lukman Arsyad, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Page 3: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

iii

4. Dr. H. Muh. Hasbi, M.Pd., Dr. Hj. Lamsike Pateda, M.Pd., Dr. H. Arten H. Mobonggi, M.Pd., selaku Wadek I, Wadek II, dan Wadek III, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Sultan Amai Gorontalo.

5. Dr. H. Razak H. Umar, M.Pd., dan Dr. Hj. Munirah, M.Pd., selaku Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Sultan Amai Gorontalo.

6. Dr. H.Zainul Romis Koesry dan Drs. Kasidi, M.Pd., selaku pembimbing I dan pembimbing II dalam menyusun skripsi ini, yang dengan sabar dan tekun memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti untuk merampungkan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen di jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti selama kuliah di jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Sultan Amai Gorontalo.

8. Seluruh staf administrasi dari jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) hingga staf bagian akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) yang telah memberikan pelayanan yang baik selama studi.

9. Kepala perpustakaan dan staf perpustakaan IAIN Sultan Amai Gorontalo, yang telah memberikan pelayanan dalam pencarian bahan untuk penyusunan skripsi ini.

10. Juga bapak Kepala Sekolah SMK Gotong Royong Kota Gorontalo beserta seluruh Dewan Guru dan peserta didik yang telah membantu dan mengizinkan peneliti melakukan penelitian.

11. Tak lupa pula kepada teman-teman seperjuangan dan khususnya teman-teman PAI.C angkatan 2015 yang telah mendukung dalam penyusunan skripsi ini baik secara materil maupun non materil.

12. Dr. Hamid Pongoliu, M.H.I selaku Pembina LDK-MPM, Teman-teman Aktivis lembaga Dakwah Kampus LDK-MPM yang selalu menjadi obor penerang selama peneliti melakukan studi di kampus IAIN sultan Amai Gorontalo ini.

13. Tak lupa juga teman-teman SEMA institut periode 2018 dan juga teman Teman DEMA-institut 2019 yang juga banyak berbagi tentang hakikat nya menjadi Mahasiswa.

14. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Jurusan PAI periode 2016 15. Kanda Yunda Dinda yang juga banyak memberikan dukungan Doa untuk

selesainya penyusunan Skripsi ini. 16. Orang tua saya di tanah rantau gorontalo, yang telah banyak memberikan

bantuan selama study di gorontalo, terima kasih atas kesabaran kalian. 17. Murobbi dan Murobbiyah yang sudah membimbing saya juga mendukung

untuk penyelesaian Skripsi ini. 18. Dan juga kepada sahabat Saya Ismit Suma, sahabat suka dan duka, perantau

dari tanah subur luwuk Banggai tahun sejak tahun 2015. Menjadi pembuka jalan bagi teman-teman yang ada diluwuk banggai untuk menimbah Ilmu di tanah kampus peradaban islam IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Page 4: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

iv

19. Teman-teman Puskomda Go-Sulut partner Dakwa yang juga memberikan doa dan dukungan kepada penulis untuk terus berjuang dalam penyelesaian skripsi ini.

20. Juga semua teman-teman yang tak sempat peneliti sebut satu persatu, terima kasih. Syukran Jazakallah Semoga bantuan dari semua pihak dalam penyusunan

skripsi ini akan beroleh balasan dari Allah SWT dan bernilai ibadah disisiNya,

karena hanya Allah SWTyang mampu membalas kebaikan. Karena sebaik-baik

balasan hanya yang datang dari Allah SWT.

Gorontalo, 15 juli 2019

Musdar Saidi

Nim.151012121

Page 5: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

v

ABSTRAK

Musdar saidi, Nim : 151 012 121, 2019. Efektifitas Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik Di SMK Gotong Royong Kota Gorontalo. Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo. Pembimbing I : Drs. Zainul Romiz Koesry. M.SI. Pembimbing II : Drs. Kasidi, M.Pd

Kata kunci : Efektifitas Keteladanan, membentuk karakter, Peserta didik.

Penelitian ini adalah tentang Efektifitas Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik Di Sekolah Menengah Kejuruan Gotong Royong Kota Gorontalo. Berdasarkan Sub penelitian tersebut. Maka penulis Tertarik untuk melakukan pengkajian masalah ini secara mendetail dengan rumusan masalah. (1) Bagaimana Efektivitas Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik di Sekolah Menengah Kejuruan Gotong Royong Kota Gorontalo. (2) Apa Faktor Kendala dan Solusi Dalam Pembentukan Karakter Di Sekolah Menengah Kejuruan Gotong Royong Kota Gorontalo. Adapun jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi langsung, wawancara mendalam serta studi dokumentasi, yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Guru pendidikan Agama Islam, Kepala Sekolah, Wakasek Kesiswaan, Guru dan peserta Didik Kelas X. Dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan cara mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi.

Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa keteladanan sangat efektif untuk memberikan pengajaran kepada orang lain pada umumnya dan terkhusus dalam dunia pendidikan sekolah, sebagaimana yang peneliti temukan dilapangan dengan membiasakan keteladanan nilai-nilai yang mulia pada peserta didik, mereka akan meneladani apa yang diteladankan, oleh Guru Pendidikan Agama Islam Peserta Didik yang ada di kelas X SMK Gotong Royong kota Gorontalo mengalami perubahan baik bersikap maupun bertindak, mereka peserta didik lebih memperhatikan sopan santun kepada guru.

Menjadi seorang pendidik merupakan tanggung jawab besar untuk mengemban amanah undang-undang terlebih orang tua, dimana pendidik merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam belajarnya setiap individu peserta didik, olehnya pendidikan harus benar-benar memiliki kematangan intelektualitas serta kepribadian yang mulia, yang dengannya akan mampu memberikan keteladanannya kepada peserta didiknya. lebih disiplin, serta mampu bekerja sama diantara mereka dalam melaksanakan kewajiban belajarnya dilingkungan sekolah.

Page 6: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak pertama kali Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi

Muhammad SAW, melalui Malaikat Jibril A.S . Konsep yang di ajarkan al-Quran

pertama kali ialah konsep yang sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Hal ini

dibuktikan dengan ayat yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT.

Yakni Quran Surah Al- Alaq ayat 1 – 5. Yang berisi tentang perintah untuk

membaca, namun tidak hanya sekedar membaca, akan tetapi melainkan mengambil

pelajaran dari setiap hal yang dibaca. Berikut QS. Al-alaq ayat 1-5 .

)2) خلق ا ال نسان من علق(1اقرا با سم ربك الذئ خلق (

)5) علم ا ال نسا لم یعلم(4) الذئ علم بالقلم(3اقر ا وربك ا آلكرم(

Terjemahnya:

(1) Bacalah dengan menyebut nama(Tuhanmu) yang menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (3) Bacalah dan tuhan mulah yang mulia. (4) Yang mengajarkan manusia dengan pena. (5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.1

Begitupun juga dalam QS. Al-fatihah ayat 2 – 3 juga dijelaskan bahwa

Allah SWT senantiasa menunjukan kasih sayangya kepada manusia bahwa dialah

(Allah) rabbil “alamiin, yaitu Pemelihara, Pembina, Penuntun, Pembimbing,

Pengembang dan seterusnya terdapat sekalian alam. Mengingat term at-tarbiyah

berakar dari tiga kata yakni, pertama, berasal dari kata rabba yarbu, yang artinya

bertambah dan tumbuh. Kedua, berasal dari kata rabiya yarbi. Yang artinya tumbuh

1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya

Page 7: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

2

dan berkembang. Ketiga, berasal dari kata rabba yarubu, yang artinya,

memperbaiki, membimbing, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara.2

Dalam Ayat tersebut menunjukan adanya unsur pendidikan “ Tarbiyah ”, kata yang

paling dekat maknanya dengan pendidikan dalam bahasa Indonesia.

Dengan demikian kata tersebut berarti pendidikan, yaitu bahwa Allah SWT

telah mendidik Manusia, baik secara langsung, sebagaimana Tuhan

memperkenalkan semua nama – nama benda yang ada di Surga kepada Nabi Adam

As3. Oleh karenanya Pendidikan telah mempunyai landasan yang kokoh yaitu

kepercayaan dan keyakinan akan kebesaran Allah SWT atau yang biasa disebut

dengan Tauhid. Untuk menjalankan proses Edukasi belajar mengajar, serta proses

membentuk pribadi peserta didik yang berlangsung dalam lembaga pendidikan.

Mengajar bukanlah sesuatu hal yang mudah, melainkan suatu pekerjaan

yang cukup rumit, dan membutuhkan tanggung jawab penuh dari pendidik. Seorang

pendidik harus menyadari eksistensinya sebagai seorang pendidik, yang mana

dalam hal ini pendidik adalah seorang manusia yang digugu dan ditiru. Gerak gerik

seorang pendidik akan langsung menjadi contoh kepada Peserta Didiknya,

sehinggah ketika seorang pendidik menampilkan suatu perbuatan baik maka peserta

didikpun akan mencontohnya, begitupun sebaliknya. Sehingga itu pendidik sudah

seharusnya menampilkan perbuatan yang baik didepan Peserta didiknya.

Mengingat pentingnya keteladanan seorang Pendidik dalam pembentukan Karakter

para Peserta Didiknya.

2 Prof. Dr. H. Ramayulis,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hal 33 3 Mukani, Dinamika Pendidikan Islam, (Jombang, 2015). h. 21.

Page 8: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

3

Pentingnya keteladanan seorang guru dalam memberikan pengajaran serta

nilai-nilai kehidupan untuk mengenalkan para peserta didik pada tuhannya serta diri

sendiri dan lingkungannya, sehingga kelak mereka akan bisa menyesuaikan diri

dimana saja mereka berada, karena salah satu hal yang penting untuk peserta didik

adalah dimilikinya karater yang mulia.

Maka dunia pendidikanlah tempat seseorang itu belajar dan memahami

kehidupannya bagaimana dia bisa bertindak yaitu lewat pengajaran dan keteladanan

para pendidik di setiap lembaga pendidikan, karena lembaga pendidikan adalah

tempat menghasilkan manusia-manusia yang tidak hanya punya pengetahuan

intelektual dan berwawasan yang luas melainkan juga menghasilkan manusia yang

mampu mempraktikan pengetahuan tentang teori perilaku karakter yang mulia.

Karena karakter mulia yang dimiliki oleh peserta didik merupakan investasi untuk

mewujudkan cita-cita suatu bangsa yang sejahtera.

Akan tetapi apa yang menjadi pengetahuan kita selama ini, sangat berbeda

dengan yang terjadi pada bangsa kita dewasa ini, yang terkenal mayoritas Islam

Agamanya, akan tetapi nilai-nilai agama islam masih sangat kurang diterapkan oleh

penganutnya, kemerosotan akhlak yang menggerogoti banyak elemen yang ada

dinegara kita, banyak kita jumpai disekitar kita terjadi banyak penyimpangan dalam

berbagai bidang kehidupan, mulai dari pemerkosaan, pembunuhan, korupsi,

narkoba dan sebagainya.

Menurunnya kualitas moral dalam kehidupan manusia Indonesia dewasa

ini, terutama dikalangan peserta didik, sebagaimana sering kita temukan

dilapangan para peserta didik yang buruk akhlaknya, maka sekolah dengan

Page 9: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

4

perangkat pendidik didalamnya penting untuk memainkan peran dan tanggung

jawabnya untuk menanamkan serta mengembangkan nilai-nilai yang baik dan

membantu para peserta didik membentuk dan membangun karakter, etika, akhlak,

dan moral mereka dengan nilai-nilai keteladanan yang diberikan oleh seorang

pendidik.

Pendidik harus menyadari bahwa pekerjaannya mempunyai tiga fungsi

utama, yaitu (1) menumbuhkan kreativitas, (2) menanamkan nilai, dan (3)

mengembangkan kemampuan produktif. Fungsi tersebut menunjukkan bahwa

perilaku pendidik dalam mengajar bukanlah perilaku yang bebas, melainkan

perilaku yang diatur dan dikendalikan oleh norma-norma pendidikan yang berciri

khas Agama Islam.4

Yang juga sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Pasal 3 dalam UU tersebut

menyatakan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dalam membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi Peserta Didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan mejadi warga Negara yang Demokratis dan bertanggung jawab.5

Juga Firman Allah SWT, rumusan tujuan pendidikan Islam yang

mengarahkan pada tujuan penyempurnaan Akhlak (istilah dalam Islam) manusia

atau membentuk Karakter yang mulia, sebagaimana yang diteladankan oleh

4Marno dan M. Idris, Strategi & Metode Pengajaran, hal. 50. 5 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3

Page 10: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

5

manusia terbaik sepanjang masa yakni Nabi Allah, Muhammad SAW. Hal ini bisa

kita jumpai dalam Firman Allah SWT dan Hadits Nabi Muhammad SAW yang

secara langsung memujinya dalam Al-quran Surah Al-Qalam, ayat 4 yang

berbunyi:

و انك لعلى خلق عظیم

Terjemahnya:

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.6

Hal ini yang menjadi harapan oleh masyarakat kita, baik masyarakat

sekolah, bahkan masyrakat luas yang mengharapakan seluruh generasi mudanya

menjadi manusia-manusia yang mempunyai kemuliaan karakter. Yang mampu

membawa manfaat bagi dirinya dan lingkungannya serta kemajuan bangsa kita

kedepannya.

Namun hari ini begitu banyak terjadi dikalangan para pelajar yang jauh dari

nilai – nilai pendidikan itu sendiri. Mengingat krisis akhlak yang menimpa banyak

kalangan pelajar terlihat dengan adanya keluhan orang tua, ahli didik dan orang-

orang yang berkecimpung dalam bidang agama dan sosial, juga berita yang hampir

setiap harinya bertebaran di media sosial internet, Televisi dan lain-lain, berkenaan

dengan ulah para pelajar yang sukar dikendalikan, nakal, keras kepala, sering

membuat keonaran, tawuran, mabuk-mabukan, pesta obat-obatan terlarang, dan

bahkan sudah melakukan pembajakan, pemerkosaan, pembunuhan dan perilaku

kriminal lainnya.7.

6 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya. 7 Abuddin Nata, Menejemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di

Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 195.

Page 11: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

6

Menghadapi keadaan yang demikian, mengarahkan kegiatan pendidikan

untuk membina serta membentuk karakter . Al-Imam Al-Ghazali mengatakan

bahwa dalam kemahiran ilmu pengetahuan Islam merupakan kewajiban setiap

orang yang beriman, beliau juga mengatakan bahwa tujuan peserta didik dalam

mempelajari segala ilmu pengetahuan masa sekarang, adalah kesempurnaan dan

keutamaan jiwanya.

Pendapat Al-Imam Al-Ghazali itu didukung oleh M. Athiyah Al-Abrasyi

yang dikutip oleh Zainudin:

Pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam (pendidikan yang dikembangkan kaum muslimin), dan Islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak jiwa pendidikan Islam. Mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan.8

Dari pernyataan di atas, jelaslah bahwa Al-Imam Al-Ghazali menghendaki

keluhuran rohani, keutamaan jiwa, kemuliaan akhlak dan kepribadian yang kuat,

yang merupakan tujuan utama dari pendidikan bagi kalangan manusia muslim,

karena karakter yang mulia dari seorang individu adalah aspek fundamental dalam

kehidupan seseorang, masyarakat maupun suatu negara.

Upaya membentuk karakter kepada peserta didik yang dilakukan

memberikan bimbingan, pengawasan dan pengajaran karakter pada peserta didik

sangat diharuskan untuk segera diimplementasikan, agar cepat memberikan efek

pada peserta didik akan pentingnya menjadi manusia yang berkarakter mulia.

Dengan demikian peserta didik akan paham dan mengerti bahwa perbuatan yang

baiklah yang harus mereka kerjakan.

8 Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, (Jakarta: BIna Aksara, 1991), h.

44.

Page 12: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

7

karena Karakter adalah yang membedakan manusia dengan binatang.

Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah “ Membinatang” orang-orang

yang berkarakter kuat baik secara individual maupun sosial ialah mereka yang

memiliki Akhlak,(bahasa Agama) moral, dan budi pekerti yang baik. Mengingat

begitu pentingnya karakter, maka institusi pendidikan memiliki tanggung jawab

untuk menanamkannya melalui proses pembelajaran.9

Untuk itu berdasarkan dari uraian diatas penulis ingin melakukan penelitian

disebuah lembaga pendidikan di Gorontalo, di salah satu Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) yang ada dikota Gorontalo. Karena mengingat Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) pada umumnya dikenal dengan salah sekolah yang

sering terjadi tawuran antar sekolah bahkan tak jarang dengan para petugas Negara

sekalipun, terkenal dengan peserta didiknya yang banyak melakukan pelanggaran-

pelanggaran, mulai dari ketidak displinannya, suka membantah guru dikelas, keluar

masuk kelas/sekolah tanpa izin, bahkan suka mengkonsumsi alkohol sudah menjadi

hal biasa, yang hampir setiap pekan dimunculkan di TV, radio dan lain-lain terkait

pelanggaran-pelanggaran dari para pelajar di tingkat sekolah menengah

kejuruan/sederajat.

Maka Peneliti terdorong untuk melakukan penelitian ditingkat SMK Di kota

gorontalo, salah satu SMK yang peneliti maksudkan adalah SMK Gotong Royong,

yang dulunya dikenal dengan SMK Pertanian. Dalam penelitian ini peneliti ingin

melihat bagaimana efektifitas keteladanan seorang pendidik dalam membentuk

karakter peserta didiknya dan faktor-faktor kendala serta solusi dalam pembentukan

9 Dr. Zubaedi, M.Ag, M.Pd, Desain Pendidikan Karakter, (Bengkulu, Maret: 2011), h 1

Page 13: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

8

karakter. Dengan judul penelitian “ Efektifitas Keteladanan Guru Pendidikan

Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik ( Studi kasus di

kelas X SMK Gotong royong Kota Gorontalo ).

B. Rumusan Masalah

Berpijak dari latar belakang masalah diatas penulis dapat merumuskan

permasalahan yang akan dikaji dalam skripsi ini, yakni :

1. Bagaimana Efektifitas Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam

dalam membentuk karakter peserta didik di kelas X SMK Gotong

Royong Kota Gorontalo ?

2. Apa saja faktor – faktor kendala dan solusi dalam membentuk karakter

peserta didik di kelas X SMK Gotong royong Kota Gorontalo ?

C. Tujuan dan kegunaan penelitian

1. Tujuan

a. Untuk mengkaji dan mengungkap efektifitas keteladanan guru

dalam membentuk karakter peserta didik

b. Untuk mengetahui faktor - faktor kendala dan solusi apa saja dalam

membentuk karakter peserta didik

2. Kegunaan

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui, menambah kajian

keilmuan para akademisi, pendidikan serta dapat dijadikan masukan

bagi para Guru untuk meningkatkan pengetahuan, khsusnya

Keteladanan yang baik, kepada peserta didik.

Page 14: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

9

b. Bagi seorang guru yakni dapat membantu guru untuk menanamkan

nilai nilai pendidikan karakter peserta didik di SMK Gotong Royong

kota Gorontalo, umumnya untuk seluruh lembaga pendidikan.

c. Untuk memberikan informasi kepada staf para guru tentang

pentingnya Keteladanan dalam membantu proses belajar mengajar,

khususnya di SMK Gotong Royong kota Gorontalo

D. Pengertian Judul dan definisi Operasianal

a. Pengertian Judul

1. Pengertian Efektivitas keteladanan guru Pendidikan Agama Islam

Efektifitas berasal dari kata efektif. Efektif yang berarti ada efeknya

(akibatnya, pengaruhnya, kesannya) membawa hasil atau berhasil guna

(tentang usaha atau tindakan).10Efektivitas bisa diartikan sama dengan

keefektivan,yaitu hal berkesan atau berpengaruh, jika dikaitkan dengan

usaha atau tindakan berarti keberhasilan.11

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas adalah suatu

tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok yang mempunyai

tujuan untuk bisa terwujudkan sesuai dengan harapan.

2. Keteladanan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal

yang dapat ditiru atau dicontoh12. Jadi keteladanan adalah hal-hal

yang dapat ditiru ataupun dicontoh. SedangkanGuru adalah pendidik

10 Heppy El Rias,kamus Ilmiah Populer (Yogyakarta:Pustaka pelajar:2012) hal 162 11 J.s. Badudu & Sutan Muhammad Zain, Kamus umum Bahasa Indonesia

Kontemporer,(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan:1994) hal 371. 12Suharso dan Ana Retroningsih.kamus Besar Bahasa Indonesia (semarang:Widya

Karya,2011) hal 544

Page 15: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

10

di lembaga pendidikan persekolahan, mulai dari TK, SD, SMP, SMA

(sederajat) bahkan sampai dosen-dosen di perguruan tinggi.13

Guru(khusus guru agama islam) mempunyai tugas dan tanggung

jawab ganda yaitu selain mengajar dan mentransfer pengetahuan

agama islam kepada murid, ia juga bertanggung jawab untuk

membina dan mengarahkan kepribadian anak agar menjadi anak yang

bertaqwa, saleh dan berkepribadian luhur dan sopan santun. Jadi tugas

guru pendidikan agama islam dalam kamus besar bahasa indonesia

kontemporer yaitu orang yang pekerjaannya mengajar dan mengasuh

bidang Agama Islam.

Jadi Seorang guru pendidikan agama islam adalah seorang yang mempunyai

peran memberikan contoh yang baik kepada peserta didik, agar menjadikan mereka

pribadi-pribadi yang teguh dan berperilaku mulia.

3. Karakter

Istilah yang dalam bahasa Inggris character, berasal dari istilah Yunani,

character dari kata charassein yang berarti membuat tajam atau

membuat dalam. Karakter juga dapat berarti mengukir.

Sifat utama ukiran adalah melekat kuat diatas benda yang

diukir.14sehingganya betapa pentingnya membentuk karakter itu

kepada setiap manusia khususnya para peserta didik yang memang

13 Ramayulis Ilmu Pendidikan Islam, hal. 107. 14 Syamsul Kurniawan,M.S.I, Pendidikan Karakter, Konsepsi dan Implementasinya Secara

Terpadu Dilingkungan Keluarga, Sekolah,Perguruan Tinggi Dan Masyarakat.(Yokyakarta : 2013) hal, 28

Page 16: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

11

wajib untuk mendapatkan perhatian khusus dari setiap pendidik untuk

lebih menekankan proses pembelajaran lebih kepada penerapan dari

teori mengenai nilai-nilai karakter yang mulia.

b. Devinisi Operasional

Terkait dengan pengertian beberapa istilah judul diatas,

maka yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah Efektivitas

seorang guru dalam memberikan keteladanan yang baik kepada

peserta didik, untuk menjadikan mereka manusia-manusia yang

mempunyai karakter mulia, sebagaimana yang diharapkan.

E. Kajian Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, sebelumnya peneliti menelaah beberapa

hasil skripsi yang berkaitan dengan apa yang peneliti akan paparkan dalam skripsi

ini nantinya. Adapun skripsi yang telah ada sebelumnya memberikan gambaran

tentang sasaran yang akan peneliti sajikan dalam skripsi ini dengan melihat posisi

skripsi yang telah ada yang nantinya dapat menghindarkan kesamaan dari skripsi

yang telah ada sebelumnya.

Sehubungan dengan ini ada Beberapa skripsi yang tidak langsung berkaitan

dengan pembahasan skripsi ini:

1. Skripsi saudari Nurmin Junus Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo tahun 2017.

Dengan judul, Implementasi Kegiatan Pramuka Dalam Membentuk

Pendidikan Karakter Disiplin Peserta didik di Mi Al-Huda Kota Gorontalo.

Skripsi saudari Nurmin Junus ini membahas tentang Bagaimana

Page 17: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

12

Implementasi hasil kegiatan pramuka dalam membentuk karakter disiplin

peserta didik, dalam hal ini saudari Nurmin Junus Menyoroti Kegiatan

Pramuka sebagai Sarana dalam pembentukan karakter peserta didik.

2. Skripsi saudari Nangsih Karim Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo tahun 2017.

Dengan judul, Strategi Guru Dalam Mengembangkan Pendidikan Karakter

Peserta Didik Di Madrasah Nurul Bahri, Kec. Kabila Bone. Kab. Bone

bolango.

Dalam pembahasan skripsi ini Peneliti menilai bahwa Peneliti skripsi ini atau

saudari Nangsih Karim, Ingin melihat Strategi guru dalam membentuk karakter.

Apakah strategi yang dilakukan berdampak kepada karakter ataupun tidak.

3. Skripsi saudari Ana Sulistiya Siddik Pakaya Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo

tahun 2016. Dengan judul, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah

Dalam Pembentukan Karakter Peserta didik Di SDN 5 Tilongkabila Kab.

Bone Bolango. Dalam skripsi ini saudari Ana Sulistiya Siddik Pakaya ingin

melihat bagaimana kerja sama antara pemerintah, guru, peserta didik, wali

murid dan masyarakat dalam memberikan pemikiran-pemikiran serta solusi

untuk memecahkan masalah-masalah yang bertujuan untuk mencapai tujuan

pendidikan termasuk dalam pembentukan karakter.

Mencermati ketiga pembahsan skripsi di atas, maka terlihat jelas perbedaan

skripsi yang ditulis oleh Saudari Nurmin Junus, Nangsih Karim Dan Ana

Sulistiya Siddik Pakaya Dan persamaan dari ketiga skripsi tersebut mempunyai

Page 18: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

13

tujuan yang sama yakni bagaimana sekolah dan perangkatnya dalam

membentuk Karakter peserta didiknya.

Meskipun sudah banyak skripsi yang membahas tentang pembentukan

karakter, namun terdapat penelitian yang akan peneliti lakukan, yaitu peneliti

dalam hal ini akan membahas tentang keteladanan seorang guru dalam

membentuk karakter. Yakni dengan judul : Efektivitas Keteladanan Guru PAI

Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik Di kelas X SMK Gotong

Royong Kota Gorontalo.

Page 19: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

14

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat keteladanan Guru PAI

1. Pengertian Keteladanan Guru PAI

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, bahwa “ Keteladanan”

dasar katanya yakni “Teladan” yakni (perbuatan atau barang dan sebagainya) yang

patut ditiru dan dicontoh15, oleh sebabnya “ keteladanan ” merupakan hal-hal yang

patut di tiru dan dicontoh dari seseorang. Sedangkan dalam bahasa arab berasal dari

kata “uswah” dan “Qudwah” kata “uswah”adalah termasuk huruf hamzah, as-sin

dan al-waw. Secara etimologis setiap kata bahasa arab yang terbentuk dari ketiga

huruf tersebut memiliki persamaan arti yaitu: “pengobatan dan perbaikan”.16

Keteladan (uswah) adalah metode pendidikan yang diterapkan dengan memberikan

contoh-contoh (teladan) yang baik berupa perilaku nyata khususnya ibadah dan

akhlak.

Dalam Al-Quran teladan sama dengan Uswah yang kemudian dilekatkan

dengan kata hasanah, sehingga menjadi padanan kata uswatun hasanah yang berarti

keteladanan yang baik. Dalam Al-Quran kata uswatun hasanah dilekatkan kepada

Rosulullah SAW juga dilekatkan pada Nabi Ibrahim AS.17

Jadi keteladanan adalah berbagai hal yang dapat di ikuti, dicontoh oleh

seseorang dari orang lain, baik dalam bentuk perbuatan, ataupun pada ucapannya.

15 Departemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa indonesia,( Jakarta, Balai

Pustaka), hal. 102. 16 Armai Arief, pengantar ilmu dan metodologi pendidikan islam, (Jakarta pers: 2002), hal

117 17 Abudinnata ,Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:PT Logos Wacana Ilmu 2001) hal 95

Page 20: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

15

Yang kemudian akan dipraktikannya dalam kehidupan sehari-harinya, olehnya

dalam dunia pendidikan seorang guru punya peran besar untuk memberikan contoh

yang baik kepada peserta didik, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan,

karena anak didik akan mencontoh apa yang di tampilkan dihadapan mereka, untuk

itu seorang guru (terlebih guru PAI) dituntut untuk memberikan cerminan yang baik

kepada peserta didiknya, agar kelak menjadikan mereka menjadi pribadi-pribadi

yang berakhlak mulia, sebagaimana yang diharapkan oleh seluruh orang tua

dirumah dan guru yang berada disekolah.

Sedangkan istilah Guru PAI adalah, seorang Pendidik yang mempunyai

latar belakang pendidikan Agama Islam. Guru memegang peranan strategis

terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan

kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan.18 Dalam UU Negara Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa:

“ Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,mengajar, membimbing,(taklim) mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.” Juga Menurut Novan Ardi Wijayani bahwa seorang guru agama Islam

mempunyai kewajiban untuk mendidik kepada anak didiknya dengan tujuan

memberikan pelajaran nilai-nilai agama Islam sehingga nilai-nilai tersebut dapat

tertanam pada diri peserta didik dengan dicerminkan melalui kepribadian dan

tingkah laku sehari-sehari dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat.19

18 Udin Syaefudin Sa’ud,Pengembangan profesi guru. (Bandung, 2008). hal. 32. 19 Novan Ardy Wijayani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman Dan Taqwa.

Yogjakarta Teras.: 2012) hal, 101

Page 21: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

16

Pada dasarnya perubahan perubahan perilaku yang dapat ditunjukan oleh

peserta didik harus dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman

yang dimiliki oleh seorang guru. Atau dengan perkataan lain, guru mempunyai

pengaruh terhadap perubahan perilaku peserta didik.Untuk itulah guru harus dapat

menjadi contoh suri teladan bagi peserta didik, karena pada dasarnya guru adalah

representasi dari sekelompok orang pada suatu komunitas atau masyarakat yang

diharapkan dapat menjadi teladan, yang dapat digugu dan ditiru.

Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tugas, peran

dan tanggung jawab guru begitu banyak yang harus diemban karena

dipundaknyalah semua dibebankan tugas mulia baik sebagai pendidik, pengajar,

agen pembaharuan, pembangunan masyarakat, pembimbing, administator kelas,

demonstrator, mediator, fasilitator, eavaluator, guru sebagai pribadi, dan guru

sebagai psikolog dan sebagainya.20 Sehingga keteladanan guru sangatlah penting

untuk memberikan efek perubahan kepada peserta didiknya.

2. Dasar dan Prinsip – Prinsip Keteladanan

a. Dasar Keteladanan

Dalam kitab suci Al-Quran kata keteladanan di sebutkan dengan kata uswah

yang kemudian diberi sifat dibelakangnya yakni Hasanah yang berarti baik,

sehingga menjadi ungkapan Uswatun Hasanah yang artinya Teladan yang

Baik21.Hal ini menunjukan bahwa Keteladanan mempunyai tempat sandaran yang

kokoh, yang memberitahukan kepada manusia agar menjadi pribadi yang

20Muh. Arif, Pedoman dan acuan guru . (jl. Sultan amai no. 1 kel. Pone kec. Limboto Barat

Kab. Gorontalo ) hal. 7 – 9. 21 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan, hal. 95.

Page 22: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

17

berakhlak mulia, sebagaimana yang di teladankan oleh Rosulullah Saw, dan

meneladankannya kepada orang lain. Untuk terciptanya suatu peradaban manusia

yang mengedepankan tindakan-tindakan yang memanusiakan manusia.

b. Prinsip- prinsip Keteladanan

Keteladanan adalah Peniruan tentang suatu aspek yang dihubungkan dengan

aspek lainnya. Sehubungan itu dalam pelaksanaan keteladanan harus diperhatikan

prinsip-prinsip antara lain sebagai berikut :

1. Sejak dini sedini mungkin

Pendidikan agama dan keteladanan dalam keluarga harus

diterapkan sejak dini dengan melihat kebiasaan. Kebiasaan yang

dilakukan oleh orang tua akan mudah tertanam dalam jiwa anak

dan akan lebih muda ditiru, anak pun akan meneladaninya hingga

ia dewasa nanti.

2. Kesinambungan

Keteladanan tidak hanya dilakukan dalam waktu satu hari

atau satu minggu lalu selesai(ditentukan oleh hitungan waktu),

tetapi harus dilakukan secara terus menerus mulai sejak kecil

hingga anak dewasa bahkan sampai meninggal dunia. Apabila

hal itu tidak dilakukan secara kontinuitas akan menimbulkan

keraguan dalam jiwa anak.

3. Konsisten

Dalam memberikan keteladanan kepada anak haruslah

seimbang antara ucapan dengan perbuatan baik hari ini, hari esok

Page 23: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

18

bahkan seterusnya. Misalnya orang tua mengajarkan tentang

kejujuran suatu ketika mendengar ibunya berdusta kepada

ayahnya atau sebaliknya, atau salah satu berdusta kepada

ayahnya atau sebaliknya, atau salah satu berdusta kepada orang

lain sekali saja maka itu cukup untuk menyumbangkan nilai-nilai

kejujuran.

4. Ihklas

Pendidikan orang tua yang ikhlas hendaklah berniat semata-

mata hanya kepada allah SWT dalam seluruh pekerjaan edukatif

nya, baik berupa perintah, nasehat, larangan, pengawasan atau

hukuman yang dilakukan. Keikhlasan dan kejujuran dalam

pekerjaan merupakan jalan terbaik kearah kesuksesan didalam

tugas dan keberhasilan anak-anaknya.22

Dan dalam perkembangan waktu yang sejalan saat ini orang tua yang tidak

dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya. Karena itu mereka

melimpahkan pendidikannya kepada orang lain, namun pada dasarnya pelimpahan

tersebut tidak akan dapat mengurangi tanggung jawab orang tua. Mereka akan tetap

memegang tanggung jawab yang awal dan yang terakhir dalam pendidikan sang

anak yakni mempersiapkan agar sang anak beriman kepada Allah dan mempunyai

akhlak yang mulia. Menuntunya untuk mencapai kematangan dalam berfikir dan

keseimbangan psikis, serta mengarahkan anak agar selalu membekali diri dengan

ilmu dan keterampilan yang bermanfaat.

22 Ibid, hal. 95.

Page 24: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

19

Orang yang memiliki amanat orang tua untuk mendidik anak itu disebut

sebagai guru. Namun tentunya guru bukan hanya menerima amanat dari orang tua

untuk anaknya, melainkan dari setiap orang yang memerlukan bantuan untuk

mendidiknya sebagai pemegang amanat , guru bertanggungjawab atas amanat yang

diserahkan kepadanya.

Jadi, predikat guru yang melekat pada seseorang didasarkan atas amanat

yang diserahkan orang lain kepadanya, tanpa amanat itu, seorang tidak akan disebut

guru. Dengan kata lainnya, keberadaan seorang guru tergantung pada amanat orang

lain.23

3. Karakteristik Guru Teladan

Seorang Guru teladan harus memiliki karakteristik akida,akhlak serta

perilaku sebagai berikut:24

1. Niatkan ibadah kepada Allah SWT. dengan mengajarkan ilmu. Guru

juga harus memiliki tujuan untuk menyebarkan ilmu dan menghidupkan

akhlak mulia. Di samping itu, guru juga mengharapkan kebaikan yang

berkesinambungan untuk umat ini dengan banyaknya ulama’.

2. Seorang guru tak mengandalkan semata kemampuannya serta usaha

guru belaka dalam belajar mengajar. namun Guru harus berdoa dan

meminta taufik dan hidayah serta pertolongan dari Allah SWT. untuk

pelaksanaan tugas. Karena Allah SWT. adalah sebaik-baiknya penolong

dan pemberi hidayah.

3. Pada saat memberikan pengajaran, guru harus menjaga akhlak beretika

yang baik. serta Jangan cepat marah dan juga harus bisa mengendalikan

emosi ketika marah.

23Ibid, hal. 12. 24 Marno dan M. Idris,Strategi dan Metode Pengajaran,Ar-ruzz Media, Jokjakarta, 2008,

hlm. 29-30

Page 25: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

20

4. Guru harus berwibawa, tenang, khusyu serta, rendah diri dan

menunjukkan keuletan agar peserta didik tidak merasa malas atau bosan

dalam belajar dikelas.

5. Guru harus menjadi teladan kepada peserta didik di dalam seluruh

perkataan, perbuatan serta perilaku. Guru haruslah selalu jujur, adil,

berucap yang baik, dan memberikan nasihat juga arahan kepadapeserat

didiknya. serta guru harus komitmen dengan apa yang di perbuat dan

apa yang diucapkan.

6. Guru harus menjaga harga diri. hindari mengulurkan tangan meminta

bantuan kepada orang lain dalam menyelesaikan urusan-urusan pribadi

karena itu akan menghadirkan kehinaan. Merendahkan diri lewat

meminta-minta akan melemahkan ilmu pengetahuan dan bisa

merendahkan derajat yang di miliki oleh seorang guru.

7. Guru harus bisa bersahabat, menjadi mitra belajar disamping menghibur

para peserta didiknya, menyayangi peserta didik seperti anaknya sendiri,

juga adil, bisa memahami apa yang menjadi kebutuhan setiap peserta

didik dan serta berusaha memberikan yang terbaik bagi peserta

didiknya, dan juga membantu peserta didik menuju kedewasaan.

Dan dapat dipahami bahwa profesi keguruan merupakan profesi yang paling

mulia dan agung dibandingkan dengan profesi lain.25berkaitan dengan tugas dan

tanggung jawab seorang guru, diataranya adalah :

1. Guru ialah orang tua didepan murid

Seorang guru akan berhasil melaksanakan tugasnya apabila

mempunyai rasa tanggungjawab dan kasih sayang terhadap muridnya

sebagaimana orang tua terhadap anaknya sendiri.

2. Guru sebagai pewaris ilmu Nabi

25Dr. Abidin Ibn Rusn, Pemikiran Al-Ghazali tentang pendidikan. cet 1, hal. 64.

Page 26: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

21

Seorang guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan, baik ilmu dunia

maupun ilmu akhirat. Harus mengarah kepada tujuan hidup muridnya yaitu

mencapai hidup bahagia dunia dan akhirat.

3. Guru sebagai penunjuk jalan dan pembimbing keagamaan murid

Berdasarkan keikhlasan dan kasih sayangnya, guru selanjutnya

berperan sebagai penunjuk jalan bagi murid dalam mempelajari dan

mengkaji pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu.

4. Guru sebagai sentral figur bagi murid

Kepada setiap guru agar senantiasa menjadi teladan dan pusat

perhatian bagi muridnya. Ia harus mempunyai karisma yang tinggi.26

Juga terdapat empat hal yang berkenaan dengan guru yaitu :

1. Seorang guru harus mempunyai kecerdasan intelektual yang tinggi

sehingga mampu menangkap pesan-pesan ajaran, hikmah dan segala

petunjuk dan rahmat dari segala ciptaan tuhan , serta memiliki potensi

batiniah yang kuat sehinggah dia dapat mengarahkan hasil kerja dari

kecerdasan untuk diabdikan kepada tuhan.

2. Seorang guru harus dapat mempergunakan kemampuan intelektual dan

emosional spritualnya untuk memberikan peringatan kepada manusia

lainnya, sehingga manusia-manusia tersebut dapat beribadah kepada

allah SWT.

3. Seorang guru dapat membersihkan diri orang lain dari segala perbuatan

dan akhlak yang tercela.

26Ibid, hal. 64

Page 27: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

22

4. Seorang guru harus berfungsi sebagai pemelihara, pembina, pengarah,

pembimbing, dan keterampilan kepada orang-orang yang

memerlukannya.27

4. Model-model Keteladanan Guru

Menurut Ibnu Jama’ah, yang dikutip oleh Abd Al-Amir Syams Ad-Din,

etika pendidik terbagi atas tiga macam, yaitu sebagai berikut28 :

1. Etika yang terkait dengan dirinya sendiri, yait:

a) Memiliki sifat-sifat keagamaan yang baik, misalnya patuh dan tunduk

terhadap hukum Allah SWT. dalam bentuk ucapan dan tindakan, baik

yang wajib maupun yang sunnah; senantiasa terus membaca Al-qur’an,

ber dzikir kepada-Nya baik dengan hati maupun lisan .

b) Memiliki sifat-sifat akhlak yang mulia seperti memperbagus diri dengan

memelihara diri, fokus, rendah hati, menerima apa adanya, zuhud, dan

memiliki daya dan hasrat yang kuat.

2. Etika terhadap peserta didik, yaitu :

a) Sifat-sifat sopan dan santun , yang terkait dengan sifat mulia seperti

diatas.

b) Sifat-sifat memudahkan, menyenangkan, dan menyelamatkan.

3.Etika dalam proses belajar mengajar, yaitu :

a) Sifat-sifat memudahkan, menyenangkan, dan menyelamatkan.

27Abuddin Nata, perspektif islam tentang pola hubungan guru murid, ( Jakarta: PT Grafindo

persada, mei 2001), Cet, 1, hal. 47 28 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Amzah, Jakarta, 2010, hlm. 98

Page 28: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

23

d) Sifat-sifat seni, yaitu seni mengajar yang menyenangkan sehingga peserta

didik tidak merasa bosan berada didalam kelas.

5. Pentingnya Keteladanan Guru

Keteladanan merupakan sebuah keniscayaan dalam perkembangan

hidup manusia, lebih-lebih jika berbicara tentang dunia pendidikan. Orang yang

ingkar terhadap keteladanan berati dia meneladani setan. Orang yang menganut

keteladanan tentu akan paham bahwa keteladanan utama ada pada sosok nabi

Muhammad SAW sebagai teladan Kemanusiaan. Meneladani Nabi merupakan

satu-satunya jalan yang menghantarkan seorang pendidik pada jalur pencerahan.29

Hasan Syarqawi menegaskan bahwa peran Nabi sebagai teladan merupakan

peran utama. Setelah itu, kita boleh melaksanakan peran sekolah dan guru. Guru

pun harus paham bahwa teladan utama baginya adalah Nabi Muhammad SAW.

Setelah itu guru bisa berperan mengajar, membimbing, mengarahkan sebagaimana

Nabi terdahulu membimbing sahabat-sahabatnya. Keteladanan dianggap sebagai

salah satu metode pendidikan yang paling mengahsilkan mutu. Keteladanan adalah

sarana yang paling mendekatkan seseorang pada keberhasilanya.30

Hal ini dikarenakan keteladanan merupakan praktis yang dapat

menumbuhkan konsistensi pada jiwa manusia untuk menjauh dari penyimpangan

dan selalu berpegang dengan amal dan ucapan yang baik.

29 Hasan Syarqawi, Nahwa Tarbiyah Islamiyah, (Alexandrea: Muasasah sabab Al- Jamiah

2003), hal. 183. 30 Muhammad Qutub, Manahij Al- Tarbiyah Al- Islamiyah, hal. 180.

Page 29: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

24

Sebagaimana tujuan pendidikan yang tergambarkan dari tujuan pendidikan

Nasional yang tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SIKDIKNAS

bahwa :

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam islam tujuan pendidikan secara normatif meliputi 3 aspek kehidupan

yang harus dibina dan dikembangkan, pertama, dimensi spritual yaitu iman, taqwa

dan akhlak (dalam bahasa agama) mulia (yang tercermin dalam ibadah dan

muamalah) dimensi spritual ini tersimpul dalam suatu kata yaitu akhlak (dalam

bahasa agama). Akhlak merupakan alat kontrol psikis dan sosial bagi individu dan

masyarakat. Tanpa akhlak manusia akan berada dalam kumpulan hewan dan

binatang yang tidak memiliki nilai dalam kehidupannya dan rasulullah SAW

merupakan sumber setiap orang untuk meneladani akhlaknya.

Kedua, dimensi budaya, yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri,

tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dimensi ini secara universal

menitik beratkan pada pembentukan kepribadian muslim sebagai individu yang

diarahkan kepada peningkatan dan pengembangan faktor dasar (bawaan) dan faktor

ajar(lingkungan) dengan berpedoman kepada nilai-nilai keislaman.

Ketiga, Dimensi kecerdasan yang membawa kepada kemajuan, yaitu

cerdas, kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja, profesional, inovatif, dan produktif.

Page 30: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

25

Dimensi kecerdasan dalam pandangan psikologi merupakan sebuah proses yang

mencakup tiga proses yaitu analisis, kreatifitas, dan praktis.31

Dengan pengertian dan tujuan pendidikan tersebut, sekiranya dapat

dipahami bahwa pendidikan adalah sebagai wujud transformasi ilmu tidak hanya

sekedar pengetahuan tetapi juga nilai. Nilai dari teori yang disampaikan untuk

diterapkan dalam kehidupan nyata.

6. Kepribadian dan Kriteria Guru Pendidikan Agama Islam

Menjadi seorang pendidik bukan hanya sebagai mentransfer pengetahuan

akan tetapi juga meupakan pembimbing bagi peserta didiknya. Seorang pendidik

dalam mendidik dan membimbing para peserta didik tidak hanya dengan teori yang

disampaikan melainkan juga lewat kepribadiannya atau keteladanannya. Yang

dengan itulah yang akan menentukan sejauh mana ia akan menjadi pendidik dan

pembimbing yang baik bagi peserta didiknya.

Pendidik juga merupakan spirirual father atau bapak rohani bagi seorang

peserta didik. pendidiklah yang memberikan kemaantapan jiwa dengan ilmu,

pendidikan akhlak dan mengarahkannya, serta membimbing maka menghormati

guru berarti mengajarkan anak didik kita, menghargai guru berarti penghargaan

terhadap peserta didik kita, dengan guru inilah peserta didik hidup dan

berkembang.32

Dari uraian di atas dapat di ketahui Bahwa kepriadian guru agama yang akan

hadir dalam tingkah lakunya meliputi cara bagaimana ia berbuat, berpikir, bersikap,

31 Said Agil Husain Al-Anwar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’an Dalam Sistem Pendidikan

Islam, (Jakarta: ciputat Press, 2005), hal. 7-10. 32 moh. Athiyah al-abrasyi, Dasar-Darar Pokok Pendidhkan Islam, Jakarta: Bulan-bintang. 191, hal 136

Page 31: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

26

bergaul, berpakaian dan dalam menghadapi suatu persoalan. Misalnya ketika

mengajar didalam kelas juga dalam lingkungan sekolah.

Menurut M. Arifin, guru agama islam aalah orang yang membimbing,

mengarahkan dan membina peserta didik menjadi manusia yang matang dalam

sikap dan kepribadiannya sehingga tergambarlah dalam tingkah lakunya nilai-nilai

agama Islam.

Muhammad Athiyah al-Abrasyi, juga sebagaimana dikutip oleh Samsul

Nizar33,memberikan batasan-batasan mengenai karakteristik guru agama Islam,

yaitu:

a. Memiliki sifat zuhud, yaitu mencari keridaan Allah

b. Bersih fisik dan jiwanya

c. Ikhlas dan tidak riya dalam melaksanakan tugasnya

d. Rersifat pemaaf, sahar, dan sanggun menahan amurah, terbuka, dan

menjaga kehormatan

e. Mencintai peserta didik

f. Menetahui karakter peserta didik

g. menguasai pelajaran yang diberikannya dengan profesional

h.Mampu menggunakan metode mengajar secara bervariasi

i. mampu mengelola kelas

Kepribadian seorang pendidik akan mampu menentukan bagi keberkesanan

serta keberhasilannya seseorang pendidik dalam melaksnakan tugasnya.

Kepribadian pendidik, terlebih guru pendidikan agama Islam. tidak hanya menjadi

33 Samsul Nizar. Filsafat Pendidiban Islam (Jakarta: Cinutat Press, 2002), hal 45-16

Page 32: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

27

dasar bagi guru untuk berperilaku, tetapi juga akan menjadi model keteladanan bagi

para siswanya dalam perkembangannya. Oleh karennya, kepribadian seorang guru

perlu dibina dan dikembangkan dengan sebaik- baiknya.

Guru-guru terlebih guru pendidikan agama islam, diharapkan mampu

menunjukkan kualitas ciri-ciri kepribadian yang baik, seperti jujur, terbuka

penyayang, penolong penyabar, kreatif, mandiri dan sebagainya.34

Sebagaimana teladan seluruh umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.

Menjadi guru pendidikan agama islam sudah sewajarnya apabila keguruan dalam

sosok Rosulullah SAW direalisasikan dalam praktik pengajaran disalam linkungan

sekolah.

7 . Syarat-syarat Menjadi Guru

Dalam suatu Lembaga pendidikan formal guru merupakan salah satu faktor

pendidikan yang sangat memiliki peranan penting dalam menentukan segala

aktivitas proses pembelajaran.

Guru merupakan pelaksana dilapangan diamana peserta didik menjadi obyek

pokok dalam satuan pendidikan, Guru lah yang selalu bergaul/berkomunikasi

secara langsung dengan peserta didik .sehingga untuk menjadi seorang guru harus

memiliki persyaratan.

Sebagaimana yang tercantum dalam pasal 42 UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni: a) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional; b) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi; c) Ketentuan mengenai kualifikasi pendidikan

34 Thohirin, Paikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Isiam, (Jakarta: Raja Grafindo Persads. 2005) hal 170

Page 33: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

28

sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.35

Menurut Daryanto menjadi seorang Guru atau pengajar sebagai jabatan

profesional sangat memerlukan keahlian khusus karena sebagai suatu profesi harus

memiliki syarat selain ijazah. Adapun syarat-syaratguru PAI meliputi:

a) Persyaratan psikis

Yaitu sehat rohani, artinya tidak memiliki kelainan jiwa(schizophreen

manisch depressif), tidak gila (hyperfantasi) dan tidak suka mencuri

(kleptomani).

b) Persyaratan Mental

Yaitu memiliki sifat mental yang baik (hal-hal yangberkaitan dengan

watak dan batin dan tidak bersifat fisik atau tenaga) terhadap profesi

pendidikan, mencintai dan mengabdi serta memiliki dedikasi yang

tinggi pada tugas dan jabatannya.

c) Persyaratan Moral

Yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki sikap susila yang

tinggi hal ini sangat erat kaitannya dengan nilainilai yang berlaku di

masyarakat terutama tentang sikap, perbuatan dan sebagainya.

d) Persyaratan Intelektual

Yaitu memiliki pengetahuan dan ketrampilan tinggi yang diperoleh dari

lembaga pendidikan dan memberi bekal guna menunaikan tugas dan

kewajibannya sebagai pengajar.36

35 UU tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2003), hal.

28. 36 Daryanto dan Muljo Rahardjo. Model Pembelajaran Inovatif. (Yogjakarta:2012

Page 34: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

29

Dengan demikian bahwa sifat dan sikap seseorang guru yang baik

adalah menjadikan dirinya sebagai suri teladan bagi peserta didiknya dalam

membentuk manusia yang berjiwa tauhid, kreatif, beramal saleh, dan

berkarakter.

8. Kompetensi Guru

Guru merupakan seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan atau

kecerdasan tertentu kepada seseorang atau sekelompok individu. Olehnya untuk

menjadi seorang guru sudah seharusnya mempunyai keahlian khusus yang melekat

pada dirinya.

Seorang guru harus secara professional dalam mengemban tugasnya, karena

tugas amanah guru disekolah tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan

atau mengajar, namun juga melatih serta membentuk karakter setiap peserta didik.

Untuk itu dalam melaksanakan amanah nya tersebut guru harus mempunyai

kompetensi khusus sebagai modal yang paling mendasar dalam mengemban tugas

dan kewajibannya. Kompetensi yang dimaksud adalah :

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi utama yang harus ada pada guru agar pembelajaran, pengajaran

yang dilakukan efektif dan berjalan dinamis adalah kompetensi pedagogik. Guru

harus benar-benar belajar maksimal untuk menguasai hal ini, secara teori maupun

praktik. karena Dari sinilah, perubahan dan kemajuan akan terjadi dengan pesat

serta produktif. Kompetensi pedagodik ini dalam standar nasional pendidikan,

terdapat pada penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (a) adalah kemampuan mengelola

Gava Media), hal 172

Page 35: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

30

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.37

2. Kompetensi Kepribadian

Seorang guru dinilai tidak hanya pada aspek keilmuannya semata, akan tetapi

juga dari aspek kepribadian. Mampukah menarik ketertarikan peserta didik dan

memunculkan tampilan optimis dalam menghadapi dan menyelesaikan problem

kehidupan, atau jangan hanya kepribadian yang menjadi tak peduli, tidak optimis,

dan malah pesimis.

Dari sinilah pentingnya kompetensi kepribadian bagi seorang guru untuk

menjadikan pembelajaran berjalan dengan baik. Kompetensi kepribadian ini

merupakan kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru yang melekat

betul. sehingga nilai-nilai luhur sudah harus terpancar dalam perilaku keseharian.

Guru bukan hanya seorang pengajar, pelatih dan pembimbing, namun juga

sebagai cermin tempat mencontoh para peserta didik. Karena pada Hakikatnya

pendidik adalah yang digugu dan ditiru.

Olenya kompetensi kepribadian guru ini sangat penting dan besar pengaruhnya

terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik.

37 Jamal Ma’mur Asmani,7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional, Jogjakarta, 2009, Power Books, hlm. 59)

Page 36: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

31

Kompetensi kebribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting

dalam membentuk kepribadian anak, guna dalam menyiapkan sumber daya

manusia (SDM) serta mensejahterakan masyarakat untuk kemajuan suatu bangsa

dan Negara.38

3. Kompetensi Sosial

Kompetens sosial merupkan cara bagaimana guru mampu berkomunikasi dan

bergaul dengan peserta didik, serta masyarakat pada umumnya. Pada kompetensi

sosial terkait dalam kegiatan belajar ini berkaitan sangat erat dengan kemampuan

seorang guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat yang ada di sekitar sekolah

serta masyarakat tempat guru tinggal.

Karena misi yang di emban oleh setiap guru adalah misi kemanusiaan. Guru

harus benar-benar mempunyai kompetensi sosial karena guru adalah pencerah

zaman. Hal ini menjelaskan kepada kita bahwa kompetensi sosial guru merupakan

kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan

dari masyarakat itu sendiri serta mampu mengembangkan tugasnya sebagai anggota

masyarakat dan warga negara.39

4. Kompetensi Profesional

38E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,

2009, hlm. 117 39 Asmani, Op. Cit, hlm. 141

Page 37: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

32

Kompetensi professional merupakan kemampuan seorang guru dalam

menguasai materi pembelajaran dengan luas dan mendalam baik mencakup

penguasaan materi dari kurikulum mata pelajaran yang ada di sekolah dan juga

substansi dari keilmuan secara filosofis.

Kompetensi ini juga biasa disebut dengan penguasaan terhadap sumber bahan

ajar atau bidang studi keahliannya. Menurut Endang Komara, yang dikutip oleh

Jamal Ma’mur Asmani, kompetensi professional adalah kemampuan yang

berhubunagan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini sangat

penting sebab, langsung berkaitan dengan kinerja yang akan ditampilkan.40

Dengan keempat kompetensi ini, diharapkan guru menjadi model teladan yang

inspiratif bagi peserta didik dalam membaca dan memaknai nilai kehidupan ini.

Guru diharapkan mampu membangkitkan semangat belajar setiap peserta didiknya,

mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan tidak membosankan,

memberi motivasi besar untuk peserta didik mengembangkan kreativitas dan

produktivitasnya, serta mengaktualisasi secara optimal dalam persaingan

intelektual mereka dalam dunia global.

B. Pembentukan Karakter

Pembentukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu

proses perbuatan. Pembentukan adalah proses, cara, atau perbuatan membentuk

sesuatu. Dalam hal ini bisa di artikan pula membimbing, mengarahkan, dan

mendidik sebagai proses, cara, ataupun perbuatan yang dilakukan dengan cara

membimbing, mengarahkan, dan mendidik.

40 Ibid, hlm.157-158

Page 38: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

33

Sedangkan Karakter merupakan hal yang sangat penting dan mendasar. Karakter

menjadi hal yang membedakan manusia dengan mahkluk yang lain. Manusia yang

tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang. Sehinggah penguatan

pendidikan karakter dalam konteks sekarang menjadi sangat relevan untuk

mengatasi krisis moral, 41

hal ini yang sedang banyak terjadi di sekitar kita. Baik itu dilingkungan sekolah,

keluarga dan masyarakat. oleh sebabnya pendidikan dilingkungan sekolah jangan

hanya mempertajam Intelektual saja, melainkan ada hal lain yang lebih vital untuk

dipersiapkan, yaitu membentuk karakter para peserta didik mengarah kehal-hal

positif, agar menjadikan mereka manusia yang benar-benar memiliki nilai-nilai

kemanusian, bukan seperti manusia yang disebutkan oleh Syamsul

Kurniawan,M.S.I, di atas.

1. Pengertian Karakter

Dalam Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter adalah

sifat-sifat kejiawaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang

dari yang lain.42 Namun karakter berbeda dengan kepribadian, karena

pengertian kepribadian dibebaskan dari nilai.

Meskipun demikian baik kepribadian maupun karakter berwujud tingkah

laku yang ditunjukan kelingkungan sosial.

41Syamsul Kurniawan,M.S.I, Pendidikan Karakter, Konsepsi dan Implementasinya Secara Terpadu Dilingkungan Keluarga, Sekolah,Perguruan Tinggi Dan Masyarakat.(Yokyakarta : 2013) hal, 7 42 Departemen Pendidikan Nasional, kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2011), hal. 623

Page 39: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

34

Karakter juga menurut pusat bahasa Depdiknas Adalah Bawaan hati,

jiwa, kepribadian, akhlak mulia, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,

temperamen, watak. Adapun berkarakter adalah berkepribadian,

berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Individu yang berkarakter

baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal hal yang

terbaik terhadap Tuhan yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan,

bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan

mengoptimalkan potensi(pengetahuan) dirinya dan disertai dengan

kesadaran, emosi dan motivasinya.43 Inilah karakter, jika dia benar-benar

tertanam dalam jiwa seseorang individu maka damailah suatu bangsa pada

umumnya.

Sementara itu, istilah yang dalam bahasa Inggris character, berasal

dari istilah Yunani, character dari kata charassein yang berarti membuat

tajam atau membuat dalam. Karakter juga dapat berarti mengukir. Sifat

utama ukiran adalah melekat kuat diatas benda yang diukir.44 Dari sanalah

yang kemudian berkembang devinisi karakter yang diartikan sebagai tanda

khusus atau pola perilaku.

Hal yang sama juga diuraikan Lorens Bagus yang mendefinisikan

karakter sebagai nama dari jumlah seluruh ciri pribadi yang mencakup

perilaku, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, kemampuan,

kecendurungan, potensi, nilai-nilai,dan pola-pola pemikiran, atau

43 Prof. H. Pupuh Fathurrohman, Dr. AA suryana, MM Dan Fenny Fatriany,SH., M. Hum,

Pengembangan Pendidikan Karakter, (Bandung: April 2003), hal. 17 44 Syamsul Kurniawan,M.S.I, Op cit, hal, 28

Page 40: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

35

menurutnya suatu kerangka kepribadian yang relatif mapan yang

memungkikan ciri-ciri semacam ini mewujudkan dirinya.45

Karakter seseorang terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan, sikap

yang diambil dalam menanggapi keadaan, dan kata-kata yang diucapkan

kepada orang lain. Karater ini pada akhirnya menjadi sesuatu yang

menempel pada seseorang dan sering orang yang bersangkutan tidak

menyadari karakternya. Orang lain biasanya lebih mudah untuk menilai

karakter seseorang.46

Senada dengan hal ini, menurut Bije Widjajanto, kebiasaan seseorang

terbentuk dari tindakan yang di lakukan setiap hari. Tindakan-tindakan

tersebut pada awalnya disadari dan disengaja, tetapi karena begitu seringnya

tindakan yang sama dilakukan maka pada akhirnya sering kali kebiasaan

tersebut mejadi refleks yang tidak disadari oleh yang bersangkutan dan dari

keinginan yang terus menerus itu akhirnya apa yang diinginkan tersebut

akan dilakukan.47

Sedangkan Karakteristik adalah realisasi perkembangan positif

sebagai individu (intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku),

individu yang berkarakter baik dan unggul adalah individu yang selalu

melakukan yang terbaik bagi dirinya dan lingkungannya serta membawa

kemuliaan bagi dirinya sendiri. Karakter tidak datang tiba-tiba dengan

45Ibid, hal 28 46 Syamsul Kurniawan,M.S.I,Op cit, hal, 29 47 Lihat Bije Widjajanto, Dapatkah Karakter Seseorang Berubah, ?? “ www.

Bijewi.blogspot.com di akses tanggal 7 Februari 2018, pukul 17.40

Page 41: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

36

sendirinya, melainkan dibentuk, ditumbuhkembangkan, serta dibangun

secara sadar matang dari adanya motivasi yang tinggi dari dalam diri.48

Sebagaimana istilah karakter dalam terminologi Islam lebih dikenal

dengan akhlak, untuk itu, struktur akhlak (karakter Islami) harus

bersendikan pada nilai-nilai kemanusian dan berlandaskan pada ilmu

pengetahuan, pembentukan karakter perlu diawali dengan ( pengetahuan)

teori. Pengetahuan tersebut bisa bersumber pengetahuan Agama, sosial dan

budaya.49

Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa karakter

identik dengan akhlak, sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku

manusia yang Universal meliputi seluruh aktivitas manusia dalam

berhubungan denga Tuhannya, dirinya, dengan sesama manusia maupun

dengan lingkungannya, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,

perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma Agama, hukum, tata

krama, budaya dan adat istiadat.50

Jadi karakter peserta didik merupakan suatu hal yang berkualitas jika

dia benar-benar mempunyai sifat rasa yang baik menurut Aturan yang

berlaku, baik itu aturan Agama, pancasila, budaya dan tujuan dari lembaga

pendidikan. Yang dapat dijadikan sebagai hasil dari pengalaman belajar

peserta didik.

Syaiful Sagala. 2013. Etika & Moralitas Pendidikan Peluang dan Tantangan. Jakarta:

Kencana, h. 290-291 Prof. H. Pupuh Fathurrohman, Dr. AA suryana, MM Dan Fenny Fatriany,SH., M.

Hum,Opcit, hal, 18 50 Ibid,hal 18

Page 42: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

37

Dengan demikian jika dikaitkan dalam dunia pendidikan, bisa di

ketahui bahwa pendidikan karakter adalah segala upaya yang dilakukan

guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu

membentuk watak peserta didik, hal ini mencakup keteladaan bagaimana

perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana

guru bertoleransi dan berbagai hal yang terkait lainnya.

Jadi pendidikan karakter dalam kaitannya merupakan suatu hal yang

sangat urgen dalam menciptakan individu-individu yang mampu membawa

bangsa ini terus maju dan dalam hal ini seorang Pendidik juga merupakan

figur yang menjadi penting untuk menjadikan Peserta Didiknya menjadi

manusia yang Berbudi Pekerti yang mulia.

Baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat bahkan dunia

sekalipun. Untuk itu pentingnya seorang Pendidik memberikan suri

tauladan yang baik kepada Peserta Didiknya. Agar kelak mejadikannya

manusia yang bisa berguna bagi agama, bangsa dan negara.

Sehingga dari penjelasan tersebut dapat dipahami, bahwa untuk

mempengaruhi karakter seorang peserta didik yakni mencakup keteladanan guru

dalam bersikap, cara guru berbicara, cara guru bertindak dikelas dan hal-hal yang

erat kaitannya dengan keteladanan, oleh sebabnya untuk menghasilkan sumber

daya manusia yang baik diperlukanlah seorang guru yang mampu menjaga dirinya,

berkarakter positif . karena dalam membentuk karakter seorang peserta didik

bukanlah perkara muda melainkan adalah sebuah tanggung jawab besar terlebih di

era modern saat ini.

Page 43: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

38

2. Dasar Pembentukan Karakter

Dasar Pendidikan Karakter sangat identik dengan ajaran setiap Agama

dan Budaya Bangsa. Adapun yang menjadi landasan hukum pembinaan

karakter adalah :

a. Undang-undang Dasar 1945

b. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

c. Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kepeserta

didikan

d. Permendiknas No.22 Tahun 2006 Tentang Standar isi

e. Permendikna No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi

f. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

g. Renstra Kemendiknas Tahun 2010-2014

Namun bagi umat islam, sumber pendidikan karakter menurut Visi

Islam adalah sebagai berikut:

a. Kitab Suci Al-Quran

Bagi umat Islam Kitab suci Al-quran merupkan falsafah hidup Muslim,

yang berisi tentang ajaran Islam yang universal baik dalam bidang akida,

syariah, ibadah, akhlak (bahasa dalam islam), maupun muamalah.

b. Sunnah (Hadits) Rasulullah SAW

Bagi umat Islam Nabi Muhammad SAW. Merupakan Rasul Allah yang

terakhir yang segala berasal dari beliau harus dijadikan panutan. Hal ini

Page 44: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

39

dikarenakan Nabi Muhammad SAW. Senantiasa dibimbing oleh Allah

SWT.

Inilah dua kitab Dalam keyakinan kita sebagai seorang Muslim, yang harus

benar-benar tertanam dalam jiwa kita, dan patut kita untuk mengambil pelajaran

dari kedua kitab ini. Karena hanya dengan mengamalkan dua isi kitab ini, maka kita

tidak akan tersesat dalam menjadi hidup

3. Tujuan Pembentukan Karakter

Pendidikan sebagai salah satu aktivitas setiap manusia tentunya

mengharuskan akan adanya tujuan yang dicapai dari pelaksanaan proses

pendidikan itu sendiri . Sebagaiman Allah SWT menciptakan Setiap makhluknya

dimuka bumi ini, tentulah punya maksud dan tujuan tertentu. Sebagaimana Allah

SWt menciptakan Manusia yakni hanya untuk menyempurnakan ibadah kepada

Allah SWT semata.

Sehingga Islam melarang setiap pengikutnya melaksanakan sesuatu hal

yang tanpa adanya kejelasan tujuan ataupun melakukan sesuatu perbuatan dengan

sia-sia. Karena setiap perbuatan seseorang hamba harus memiliki tujuan, yang

dengannya tujuan itu akan terlaksana.

Begitupun dalam kaitannya dengan pembentukan karakter peserta didik

yang menjadi tujuan dari setiap lembaga pendidikan, lewat pembinaan pendidikan

karakter dan bangsa yang menurut menurut Hasan memiliki lima tujuan: Pertama,

mengembangkan potensi kalbu atau afektif peserta didik sebagai manusia dan

warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa. Kedua, mengembangkan

perilaku dan kebiasaan peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan kebaikan

Page 45: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

40

universal dan budaya bangsa yang religius. Ketiga, menanamkan jiwa

kepemimpinan dan tanggung jawab kepada bangsa. Kempat, kreatif, berwawasan

kebangsaan. Kelima, mengembangkan lingkungan sekolah yang aman, jujur, penuh

kreativitas dan tanggung jawab kepada bangsa.51

Berdasarkan beberapa uraian di atas, penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa tujuan pendidikan karakter tidak akan keluar dari tujuan pendidikan secara

umum. Bahkan dari tujuan pendidikan secara umum telah mencangkup pendidikan

karakter itu sendiri.

Sehingganya pendidikan karakter haruslah memiliki tujuan yang lebih

spesifik lagi, yakni, harus menjadikan nilai-nilai kebaikan sebagai sesuatu yang

harus melekat pada setiap pihak yang ikut terlibat dalam proses kependidikan,

dimulai dari pendidik, peserta didik, tenaga kependidikan, birokrasi lembaga

pendidikan, dan lingkungan masyarakat umumnya.

Pada hakikatnya Tujuan pendidikan karakter intinya bertujuan membentuk

anak bangsa yang berakhlak mulia, bermartabat, tangguh, berjiwa patriotik,

kompetitif, outputnya pada ilmu pengetahuan dan kemampuan mengontrol

teknologi sesuai dengan hakikat nilai-nilai karakter itu sendiri serta mempunya

iman dan takwa kepada Allah SWT serta landasan Negara kita Pancasila.

51 Hasan, Said Hamid, et.el, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa,

(Jakarta: Kentrian Pendidikan Nasional Badan Penulisan dan Pusat Pengembangan Kurikulum, 2010), hal 8

Page 46: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

41

4. Komponen-Komponen Pembentuk Karakter

Thomas Lickona menyatakan bahwa karakter terbentuk dari tiga macam

bagian yang saling berkaitan, yaitu:

1) Pengetahuan Moral (Moral Knowing)

Ada banyak ragam pengetahuan moral yang dapat seseorang bisa

manfaatkan ketika berhadapan dengan tantangan-tantangan moral

dalam hidup. Enam pengetahuan moral berikut diharapkan dapat

menjadi tujuan pendidikan karakter, penjelasannya adalah sebagai

berikut:

a) Kesadaran Moral

Kegagalan moral yang sering terjadi pada diri manusia dalam semua

tingkatan usia adalah kebutaan terhadap moral, ini kondisi di mana

orang tak mampu melihat bahwa situasi yang sedang ia

hadapi melibatkan masalah moral dan membutuhkan pertimbangan

yang lebih jauh. Atau dengan kata lain, kesadaran moral berarti

seseorang menyadari ada hukum moral yang akan mengatur

kehidupannya.

b) Mengetahui Nilai-nilai Moral

Nilai moral seperti menghormati kehidupan dan kemerdekaan,

bertanggung jawab terhadap orang lain, kejujuran, keadilan, toleransi,

sopan santun, disiplin diri, integritas, belas kasih, kedermawanan, dan

keberanian adalah faktor penentu dalam membentuk pribadi yang baik.

Page 47: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

42

c) Pengambilan Prespektif

Pengambilan prespektif adalah kemampuan untuk mengambil sudut

pandang orang lain, mampu melihat dari sudut pandang orang lain, serta

membayangkan bagaimana mereka akan berpikir, dan merasa.

d) Penalaran Moral

Penalaran moral ialah mampu memahami makna sebagai orang yang

bermoral dan mengapa seseorang harus bermoral.

e) Membuat Keputusan

Mampu memikirkan langkah apa yang mungkin akan diambil oleh

seseorang yang sedang menghadapi persoalan, moral disebut sebagai

keterampilan pengambilan keputusan yang sangat reflektif.

f) Memahami Diri Sendiri

Memahami diri sendiri merupakan pengetahuan dari moral yang

paling sulit untuk dikuasai, akan tetapi penting bagi pengembangan

karakternya. Dan untuk menjadi orang yang bermoral diperlukan

kamampuan untuk mengulas perilaku dirinya sendiri dan

mengevaluasinya secara kritis.

2) Perasaan Moral (Moral Feeling)

Adalah pengetahuan mengenai hal yang besar tidak menjamin

seseorang akan bertindak benar. Seseorang bisa saja sangat pandai

menentukan mana yang benar atau salah dan tetap memilih yang salah.

Untuk itu, selain pengetahuan moral, diperlukan juga perasaan moral.

Beberapa aspek moral emosional yaitu:

Page 48: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

43

a) Hati Nurani

Hati nurani memiliki dua sisi, yaitu sisi kognitif dan sisi emosional.

Sisi kognitif akan menuntun seseorang dalam menentukan yang

benar,dan salah sedangkan sisi emosional menjadikan seseorang

merasakan berkewajiban untuk melakukan hal yang benar.

b) Penghargaan Diri

Pada suatu kondisi jika seseorang menghargai dirinya sendiri, maka

pastinya ia akan menghormati dirinya sendiri. Maka dengan demikian,

sangat kecil kemungkinan bagi seseorang tersebut untuk mengganggu

kondisi membiarkan orang lain merusaknya.

c) Empati

Empati merupakan kemampuan mengenali atau merasakan suatu

kondisi yang sedang dialami oleh orang lain. Empati merupakan sisi

emosional orang lain dari pengambilan pemahamannya.

d) Mencintai Kebaikan

Jika seseorang mencintai kebaikan, maka mereka akan selalu senang

melakukan kebaikan itu. sebab Cinta akan melahirkan hasrat yang besar,

dan bukan hanya kewajiban.

e) Kontrol Diri

Emosi merupakan saat dimana seseorang dihanyutkan akalnya.

Olehnya mengapa kontrol akan diri merupakan pekerti moral yang

terpenting.

Page 49: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

44

f) Kerendahan Hati

Kerendahan hati adalah bagian dari pemahaman seseorang pada

dirinya. Suatu bentuk keterbukaan yang murni terhadap suatu kebenaran

sekaligus kehendak untuk melakukan sesuatu demi memperbaiki

kegagalannya.

3) Tindakan Moral (Moral Acting)

Tindakan moral merupakan produk dari dua bagian karakter yang

lainnya. Jika seseorang memiliki kualitas dari moral intelektual dan

emosional, mereka dapat memiliki kemungkinan membuat tindakan

yang menurut pengetahuan serta perasaan mereka adalah tindakan yang

benar. Namun dipihak lain terkadang seseorang itu bisa berada pada

yang mana mereka mengatahui apa yang harus mereka lakukan, bisa

merasa harus melakukannya, akan tetapi masih belum bisa mengartikan

perasaan dan pikiran tersebut dalam tindakan.

Dan agar dapat memahami sepenuhnya semua itu yang

menggerakkan seseorang sehingga dapat melaksanakan tindakan yang

bermoral itu, seseorang perlu melihat lebih jauh lagi dalam tiga aspek

karakter yaitu:

a) Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan untuk mengubah pertimbangan-

pertimbangan dan perasaan moral itu ke tindakan moral yang efektif.

Untuk dapat menyelesaikan konflik secara adil.

Page 50: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

45

b) Kehendak

Pada situasi-situasi moral tertentu, membuat pilihan moral

biasanya merupakan hal yang cukup sulit. Kehendak menjadi

kebutuhan untuk menahan ajakan, bertahan dari tekanan lingkungan

teman, dan melawan arus negatif. Karena Kehendak ialah inti

keberanian moral.

c) Kebiasaan

Di banyak kondisi, kebiasaan menjadi faktor pembentuk

perilaku moral. William Bennet berkata bahwa orang-orang yang

memiliki karakter positif bertindak sungguh-sungguh, loyal, berani,

berbudi serta adil tanpa banyak tergoda oleh hal-hal sebaliknya.

Mereka melakukan hal yang benar karena kebiasaan.52

5. Proses Pembentukkan Karakter

Secara teori proses pembentukkan karakter anak harus dimulai sedini mungkin

bahkan sejak anak itu dilahirkan. Karena berbagai pengalaman yang dilalu oleh anak

semenjak perkembangan pertamanya mempunyai pengaruh yang besar. Barbagai

pengalaman ini pengaruh dalam mewujudkan apa apa yang dinamakan dengan karakter diri

secara utuh.53

Oleh karena nya, jika sejak kecil seorang anak sudah dibiasakan untuk mengenal

karakter positif. Maka perlahan ia akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, percaya

diri dan empati. Sehingga anak akan merasa kehilangan jika dia tidak melakukan kebiasaan

52 Thomas Lickona, Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik, penerjemah: Lita S, (Bandung: Nusa Media, 2013), hal. 72-87

Arismantoro, Tinjauan Berbagai Aspek Character Building Bagaimana Mendidik Anak Berkarakter (Yogyakrta: Tiara Wacana, 2008.) h. 124

Page 51: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

46

baiknya tersebut. Itulah sebabnya dalam tahap pembentukkan karakter sangat diperlukan

perhatian yang lebih pada pendidikan.

Adapun dalam proses pembentukkan karakter tidak terjadi dengan sendirinya,

melainkan disebabkan dari lingkungan sekitarnya. sebagaimana Mulyasa54 mengemukakan

yakni pendidikan karakter memiliki makna yang lebih tinggi dari pendidikan moral itu

sendiri, karena pendidikan karakter tidak hanya sekedar membahas sesuatu yang berkaitan

dengan masalah benar dan salah,

Akan Tetapi bagaimana menampakkan kebiasaannya mengenai hal-hal yang baik

dalam kehidupannya, sehingga ia akan memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi,

juga kepedulian untuk menerapkan kebijakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian uraian diatas, karakter merupakan sifat ataupun watak yang

terlebi dahulu hadir dalam diri setiap anak, bahkan sudah menjadi sifat bawaannya dalam

merespon suatu kondisi yang berada disekitar lingkungan hidupnya, sehingga pendidikan

karakter sangat berperan penting.

Dalam dunia Islam, pendidikan karakter secara teori sebenarnya sudah lebih dulu

hadir sejak lama diturunkan ke dunia, berjalan dengan di utus-Nya Nabi Muhammad Saw,

yang tujuannya untuk memperbaiki serta menyempurnakan akhlak (dalam bahasa agama)

setiap manusia.

Dalam Islam sendiri mengajarkan tidak hanya menekan pada aspek keimanan,

ibadadah, dan mua’malah, tetapi juga mengajarkan kepada kita manusia tentang budi

pekerti yang baik atau akhlak dalam bahasa agama Islam.

54 E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) h. 3

Page 52: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

47

Juga sebagaimana Menurut Anis Matta55 ada beberapa kaidah pembentukkan

karakter sebagai berikut :

1. Kaidah kebertahapan. Artinya proses perubahan, perbaikan dan

pengembangan harus dilakukan secara bertahap, seorang anak dalam hal ini

tidak bisa dituntut untuk berubah sesuai yang diinginkan secara tiba-tiba dan

instan. Namun ada tahapan-tahapan yang harus dilalui dengan sabar dan tidak

terburu-buru. Adapun oreintasi pada tahap ini terletak pada proses dan bukan

pada hasil.

2. Kaidah kesinambungan. Artinya perlu adanya latihan yang dilakukan secara

terus-menerus.

3. Kaidah momentum. Artinya mempergunakan berbagai momentum peristiwa

untuk fungsi pendidikan dan latihan.

4. Kaidah motivasi Intrinsik. Artinya karakter anak akan terbentuk secara dan

sempurna jika didorong oleh keinginan sendiri bukan paksaan dari orang lain.

Kaidah pembimbing. Artinya perlunya bantuan orang lain untuk mencapai

hasil yang lebih baik daripada dilakukan seorang diri.

Artinya berdasarkan uraian diatas, dapat di tarik simpulan bahwa salah

satu pendukung pembentukkan yaitu kaidah karakter itu sendiri, untuk

menginginkan sesuatu karakter yang baik maka kita harus mempunyai aturannya

ataupun pedoman sehingga perkembangannya juga menjadi teratur.

Dalam teorinya Pembentukkan karakter diklasifikasikan dalam 5 tahapan yang

berurutan dan sesuai usia:

55 Muhammad Anis Matta, Membentuk Karakter Islami (Jakarta: Al-I’tishom Cahaya

Umat 2003) h. 67-80

Page 53: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

48

1. Tahap pertama adalah membentuk adab,sopan dan santun antara usia 5-6

tahun.

2. Tahap kedua adalah melatih tanggung jawab diri anak, antara usia 7-8 tahun.

3. Tahap ketiga adalah membentuk sikap kepedulian kepada dirinya atau orang

lain, antara usia 9-10 tahun.

4. Tahap keempat adalah membentuk kemandirian dirinya, antara usia 11-12

tahun.

5. Tahap kelima adalah penanaman pentingnya bermasyrakat atau bersosialisasi,

nularkan karakter baik kepada orang lain usia 13 tahun keatas.56

6. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan

yang menjadi nilai dasar karakter bangsa, kebajikan yang menjadi atribut suatu

karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu, pendidikan karakter pada

dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau

ideologi bangsa, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam pendidikan

nasional.

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di indonesia di

identifikasikan berasal dari empat sumber, pertama agama, masyarakat indonesia

merupakan masyarakat beragama, oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat,

dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaan.

Kedua, Pancasila, Negara kesatuan Rebuplik Indonesia ditegakkan atas

prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut pancasila.

56 Jamal Ma’mur Asman, Buku Banduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah

(Yogyakarta: Diva Press, 2011.) h. 89-94

Page 54: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

49

Pancasila terdapat pada pembukaan UUD 1995 yang dijabarkan lebih lanjut

kedalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945.

Ketiga, budaya. Sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang

hidup bermasyarakat yang tidak didasari nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat

tersebut. Nilai budaya ini jadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu

konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat tersebut.

Keempat, tujuan pendidikan nasioanal. Undang-undang Rebuplik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU

Sikdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yang harus dalam

digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan Indonesia. Pasal 3 UU

Sikdiknas menyebutkan:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta perbedaan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tujuan pendidikan nasional sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki

setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan

diberbagai satuan pendidikan diberbagai jenjang dan jalur.57

Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut, terindikasi sejumlah nilai -nilai

karakter, sebagai berikut58:

57 Dr. Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter”Konsep dan Aplikasinya dalam lembaga

pendidikan, (Bengkulu : 2011), hal. 72-76 58 Said Hamid Hasan dkk,Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter, dalam

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakte”Konsep dan Aplikasinya dalam lembaga pendidikan, (Bengkulu : 2011), hal.74-75

Page 55: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

50

1. religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lainnya. Dan

hidup rukun dengan pemeluk agama yang lain.

2. Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.

3. Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,

etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang bereda dengan dirinya.

4. Disiplin, tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

5. Kerja keras, perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas.

6. Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk melakukan sesuatu yang

menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis, cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak

dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa ingin tau, sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya.

10. Semangat kebangsaan, cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

Page 56: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

51

11. Cinta tanah Air, cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan

kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12. Menghargai prestasi, sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta

menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/komunikatif, tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

14. Cinta Damai, sikap perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain

merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar Membaca, kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan, sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan berupaya memperbaiki.

17. Peduli sosial, sikap dan tindakan yang ingin selalu memberi bantuan pada

orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung Jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas

kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat,

lingkungan, Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Page 57: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah pengetahuan berbagai metode yang digunakan

dalam peneletian. Metode penelitian pada dasarnya merupakan suatu metode ilmiah

yang diartikan sebagai suatu cara yang dirancang serta diarahkan guna

memecahkan suatu masalah yang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah,

sistematis dan logis dengan menempuh suatu langkah-langkah tertentu.59

Pada pembahasan ini diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan metode

penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam rangka pelaksanaan penelitian.

Langkah ini sangat terkait dengan proses ilmiah, karena hal ini mengacu pada

penelitian yang ilmiah. Adapun langkah-langkah metode penelitian yang digunakan

akan sebagai berikut60 :

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

Penelitian ini digolongkan sebagai jenis penelitian lapangan dan termasuk dalam

penelitian murni atau pure research . Maksudnya penelitian ini dilakukan dengan

terjun langsung kelapangan, seperti dilakukan dilingkungan masyarakat, lembaga-

lembaga dan organisasi kemasyarakatan, lembaga pendidikan baik formal maupun

non formal. 61 Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan di SMK Gotong

Royong Kota Gorontalo.

49Nazar Bakri,Praktis dan Metodologi Penelitian,.. cet ke. 1, hal. 3.

60 Ibid, hal. 1. 61 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta, PT Rineke Cipta, 2010), hal.

5

Page 58: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

53

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

psikologi pendidikan dan Pendekatan Dari segi Agama. Untuk melihat tingkah laku

dari para peserta didik pada kesehariannya dalam lingkungan sekolah. Kemudian

pendekatan dari segi agama, yakni dimana manusia menurut sifat hakikinya adalah

mahluk beragama (homo religius) yaitu mahluk yang mempunyai fitrah untuk

memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama,

B. Kehadiran Peneliti

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah manusia. Untuk memperoleh data

sebanyak mungkin dan mendalam, peneliti langsung hadir ditempat penelitian yang

berada di SMK Gotong Royong Kota Gorontalo .

Kemudian dalam melakukan sebuah penelitian, sudah hal yang wajar

peneliti harus hadir dalam proses penelitian tersebut, karena peneliti merupakan

subyek utama dalam sebuah penelitian. Sehingga maksud kehadiran peneliti

menjadi faktor utama, karena penelitilah yang berperan aktif dalam penelitian

tersebut.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMK Gotong Royong Kota Gorontalo, Sekolah yang

dulunya dikenal dengan SMK pertanian, beralamat di kelurahan hulawa,kecamatan

kota tengah, kabupaten Gorontalo. Tempat penelitian ini didasarkan oleh

pertimbangan jarak lokasi penelitian dengan tempat tinggal peneliti relatif tidak

jauh.

Menghemat biaya dan peneliti mengenal beberapa guru yang ada disekolah

SMK Gotong Royong ini, sehingga memudahkan peneliti mengumpulkan data.

Page 59: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

54

D. Sumber Data

Yang Dimaksud dengan sumber suatu data disini adalah, Subyek dan Objek

darimana data diperoleh.62yaitu dari SMK Gotong Royong Kota Gorontalo, ialah :

1. Data Primer: yaitu data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara

langsung dengan yang menjadi Objek penelitian yang berpedoman pada

instrumen pertanyaan yang telah disiapkan.

2. Data Sekunder : yaitu data yang berbentuk dokumen-dokumen, jurnal-

jurnal dan sebagainya yang dapat menunjang penelitian.

E. Subjek dan Objek Penelitian

1. Kepala sekolah SMK Gotong Royong Kota Gorontalo. Dalam hal ini

kepala sekolah dijadikan sumber untuk mengambil informasi mengenai

perjalanan dan perkembangan di SMK Gotong Royong Kota Gorontalo.

Baik dalam Hal kurikulum, pengawasan, dan keadaan murid-murid

yang berada di lingkungan sekolah.

2. Guru Pendidikan Agama Islam di SMK Gotong Royong Kota

Gorontalo. Yakni dalam hal ini guru sebagai sumber untuk mengetahui

keadaan yang ada dan sering terjadi pada saat pembelajaran

berlangsung. Serta guru inilah yang menjadi contoh bagi murid-

muridnya selama berada dilingkungan sekolah. Untuk itulah guru

(khusus Guru PAI) menjadi sumber informasi yang mendetail mengenai

keadaan murid-murid di SMK Gotong Royong Kota Gorontalo

62 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi. Cet

VIII (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1999), h. 102.

Page 60: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

55

3. Staf dewan guru juga menjadi sumber infomasi untuk mendapatkan

data-data yang diperlukan mengenai proses keteladanan guru PAI dalam

membentuk karakter peserta didik.

4. Peserta didik SMK Gotong Royong Kota Gorontalo. Peserta didik

sebagai subjek yang akan diamati dalam proses penteladanan

dilingkungan sekolah.

F. Tehnik Pengumpulan Data

1. Library research yaitu suatu cara pengumpulan yang membaca dan

memahami secara langsung buku-buku atau teks yang berkaitan dengan

permasalahan penelitian dengan menggunakan tehnik:

a. Kutipan langsung yaitu dimana penulis membaca literatur kemudian

mengutip dari teks tersebut tanpa mengubah teks aslinya.

b. Kutipan tidak langsung yaitu, penulis membaca berbagai literatur

yang dinilai berkaitan dan menunjang denga permasalahan yang

dibahas dalam penelitian. Kenudian menarik iktisar dari hasil bacaan

dengan merubah kalimat aslinya.

2. File research yaitu suatu cara pengumpulan data dimana penulis

langsung meneliti kesubjek dan objek penelitian untuk memperoleh data

dengan menggunakan beberapa tehnik di antaranya:

a. Interviuw, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya

langsung kepada responden.63wawancara dilakukan dengan

mendalam kepada responden yaitu guru dan peserta didik di SMK

63 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, hal.192

Page 61: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

56

Pertanian Kota Gorontalo. Dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan terstuktur.

b. Observasi, yaitu suatu pengamatan yang khusus dan pencatatan

yang sistematis ditujukan pada satu atau beberapa fase masalah

dalam rangka penelitian.64observasi dalam penelitian ini dilakukan

kelas X SMK Gotong Royong kota gorontalo. Observasi yang

dilakukan untuk memperoleh data tentang efektivitas keteladanan

seorang guru kepada murid-murid dilingkungan sekolah SMK

Gotong Royong Kota Gorontalo, serta metode penunjang yang

dilakukan oleh guru dalam usaha membentuk karakter peserta didik,

serta kondisi sekolahnya.

c. Dokumentasi

Tehnik dokumentasi ialah cara mengumpulkan data melalui

peninggalan seperti Arsip-arsip juga termasuk buku-buku yang

mengandung teori, dalil dalil , hukum-hukum dan lain sebagainya

yang ada hubungannya denga masalah penelitian.65

Adapun hal-hal yang ingin didapatkan dari metode

dokumentasi ini yakni, profil sekolah, struktur organisasi (baik

ekstra maupun intra), struktur komite sekolah, visi dan misi sekolah,

sarana prasarana sekolah, keadaan dan jumlah peserta didik(islam

64 Ibid hal. 87. 65 S. Margono,Metodologi penelitian Pendidikan, (Bandung PT Remaja Rosdakarya,

2010), hal, 38.

Page 62: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

57

maupun non islam), guru, karyawan, dan jadwal pembelajaran juga

kegiatan sekolah.

G. Tehnik Analisis Data

Data yang bersifat kualitatif yang dimaksud adalah menghubungkan

antara kerangka teori dengan kenyataan yang ada. Kenyataan tersebut dapat

dipahami melalui bermacam-macam kegiatan yang ada hubungannya

dengan keteladanan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam proses

pembiasaan keteladanan pada peserta didiknya.

Analisis data yang dilakukan menggunakan analisis data kualitatif model

alir (flow model) yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu kegiatan proses pemilihan,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan pengabstrakan dan

transformasi data mentah yang didapat dari catatan-catatan tertulis di

lapangan. Reduksi data dimulai pada awal kegiatan penelitian sampai

diajukan selama kegiatan pengumpulan data dilaksanakan. Peneliti harus

membuat ringkasan, menelusuri tema, membuat gugus-gugus dan

menulis memo.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan proses penyusunan informasi secara

sistematis dalam rangka memperoleh kesimpulan sebagai temuan

penelitian. Di dalam penelitian ini data yang didapat berupa kalimat,

kata-kata yang berhubungan dengan fokus penelitian, sehingga sajian

Page 63: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

58

data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis

yang memberikan kemungkinan untuk ditarik kesimpulan.

3. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan

Pada saat kegiatan analisis data yang berlangsung secara terus-

menerus selesai dikerjakan, baik yang berlangsung di lapangan maupun

setelah selesai di lapangan, langkah selanjutnya adalah melakukan

penarikan kesimpulan. Untuk mengarah pada hasil kesimpulan ini

tentunya berdasarkan dari hasil analisis data, baik yang berasal dari

catatan lapangan observasi maupun dokumentasi.66

H. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data merupakan teknik yang digunakan agar

kualitatif dapat dipertanggungjawabkan secara penelitian ilmiah.

Penggunaan cara trianggulasi adalah teknik yang pemeriksaan keabsahan

temuannya yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan

pengecekan atau pembanding data tersebut. trianggulasi data dibedakan menjadi 4

macam yakni :

a. Trianggulasi sumber

b. Trianggulasi metode

c. Trianggulasi peneliti

d. Trianggulasi teori67

66 Miles dan M.B. Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi

Rohidi, (Jakarta: UI Press, 1992), hal. 18 67Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya 1994),

hal. 178.

Page 64: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

59

Adapun bentuk trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari, trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. pada trianggulasi sumber

pengecekan data dilakukan dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan

data hasil wawancara. Sedangkan trianggulasi metode ditempuh dengan cara

mengecek kebenaran data yang diperoleh melalui tehnik pengumpulan data yang

lainnya, ataupun membandingkan perspektif seseorang dengan orang lain.

Page 65: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

60

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran umum Lokasi penelitian

1. Sejarah berdirinya Sekolah Menengah Kejuruan Gotong Royong Kota

Gorontalo

SMK Gotong Royong Telaga, berdiri tahun 1989, dibawah binaan Yayasan

Pusat pengkajian dan Pengembangan Masyarakat Gotong Royong (YP3MGR)

dengan kuasa pengelolaan ; Lembaga Konsultasi pembinaan Pertanian (LKPP).

Awal berdiri Lembaga Pendidikan berbasis Agrokompleks ini bernama

Sekolah teknologi Menengah Peternakan Perikanan (STMPP) yang kemudian

berubah diawal tahun 1990 dengan nama SMTP (sekolah Menengah Teknologi

Pertanian) Gotong Royong Telaga. awal berdiri, LKPP memberikan mandat kepada

Ir. Nelson Pomalingo sebagai Kepala Sekolah Pertama (Sekarang-

Prof.Dr.Ir.H.Nelson Pomalingo,M.Pd-Rektor UNG).

Tahun 1990, Nelson Pomalingo melanjutkan studi Pasca Sarjana, sehingga

pada tahun itu LKPP mengambil alih kepemimpinan dengan menunjuk Ir.Syafri

Rahman sebagai kepala Sekolah ke-2. tahun 1995 seiring dengan tuntutan

kurikulum, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengintruksikan bahwa

seluruh sekolah berbasis Kejuruan diseragamkan dalam numenklatur sehingga

dulunya SMTP, secara otomatis berubah nama menjadi SMK Gotong Royong

Telaga, tetapi nama ini kurang populer sehingga dalam membagun opini, pihak

manajemen memasarkan dengan nama SMK Pertanian Gorontalo. secara perlahan

nama resmi ini mulai terterima ditengah masyarakat.

Page 66: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

61

1. Visi

Lembaga yang menghasilkan tamatan yang berkarakter, kompetitif,

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta peduli terhadap

lingkungan.

2. Misi

Untuk mencapai visi di atas SMK Gotong Royong Telaga Gorontalo

mengemban misi sebagai berikut :

1. Membekali peserta didik dengan sikap yang bermartabat, berkarakter

yang berakar pada nilai - nilai budaya bangsa serta bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

2. Melaksanakan kegiatan keagaman sesuai agama yang dianut dan

menimbulkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

3. Menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif secara intensif

kepada seluruh warga sekolah.

4. Meningkatkan hubungan sekolah dengan Dunia Industri, lembaga

sertifikasi yang telah memiliki reputasi Nasional dan Internasional.

5. Menghasilkan tamatan yang profesional dan berdaya saing dibidang

akademik maupun non akademik..

6. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001;2008 Panduan IWA 2 :

2007, dengan memberikan pelayanan prima kepada pelanggan ( seluruh

warga sekolah

Menciptakan lingkungan yang BERASRI ( Bersih, Elok, Rapi, Aman,

Sehat, Rindang dan Indah ).

Page 67: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

62

3. Tujuan Sekolah

Dalam pengembangan sekolah, SMK Gotong Royong Telaga Gorontalo

menetapkan tujuan yang ingin dicapai yaitu :

a. Meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat SDM warga sekolah

yang beriman , bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas,

mandiri dan berwawasan kebangsaan guna membangun dirinya dan

masyarakat sekelilingnya.

b. Mendidik peserta didik, baik peserta didik reguler maupun non reguler

untuk menghasilkan tamatan yang berkualitas sebagai tenaga terampil

tingkat menengah yang memiliki berbagai kompetensi kejuruan sesuai

dengan program keahliannya, agar mampu mengembangkan potensi

dirinya dan mampu bersaing sesuai dengan tuntutan kehidupan local,

nacional dan global.

c. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalm

berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan

sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

d. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri

maupun melalui jenjang yang lebih tinggi.

e. Melaksanakan diklat bisnis manajemen berorientasi pada pencapaian

estándar kompetensi nasional secara optimal yang berwawasan

internasional.

Page 68: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

63

f. Menyelenggararakan, mengembangkan, mengintensifkan hubungan

kemitraan sekolah dengan dunia usaha dan dunia industria dalam rangka

melaksanakan program Praktik Kerja Industri (Prakerin) serta u ntuk

kepentingan dalam memenuhi permintaan dan penawaran tamatan

sebagai tenaga kerja melalui program Bursa Kerja Khusus (BKK)

g. Mengembangkan profesionalisme tenaga kependidikan yang mencukupi

secara kuantitas maupun secara kualitas.

h. Menyediakan sarana prasarana pendidikan yang memadai sehingga dapat

mendukung proses pencapaian kompetensi peserta didik.

i. Mengembangkan kerja sama yang sinergis dengan dunia usaha, dunia

industria dan asosiasi profesi dalam penyelenggaan proses diklat,

sertifikasi dan pemasaran tamatan.

j. Menyelenggarakan kegiatan sekolah berdasarkan prinsip – prinsip

manajemen ISO 9001 – 2008 dan Panduan IWA. 2 2007.

k. Mengevaluasi, menganalisa dan mengembangkan manejemen sekolah

setiap sub sistem sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar

mendapatkan kepercayaan dan dukungan masyarakat.

l. Menyelenggarakan pelatihan bagi masyarakat luas khususnya di bidang

Budidaya Tanaman, Agribisnis Perikanan Air Tawar dan Budidaya

Ternak dengan tidak melupakan kepedulian terhadap lingkungan.

4. Profil Sekolah Menengah Kejuruan Gotong Royong Kota

Gorontalo

Page 69: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

64

Tabel 1.

1. Identitas Sekolah

1 Nama Sekolah : SMKS GOTONG ROYONG TELAGA

2 NPSN : 40501577

3 Jenjang Pendidikan : SMK

4 Status Sekolah : Swasta 5 Alamat Sekolah : RAMBUTAN RT / RW : 2 / 3 Kode Pos : 96139 Kelurahan : Hulawa Kecamatan : Kec. Telaga Kabupaten/Kota : Kab. Gorontalo Provinsi : Prov. Gorontalo Negara : Indonesia

6 Posisi Geografis : 0,572 Lintang

123,0434 Bujur 3.Data Pelengkap

7 SK Pendirian Sekolah : 1037/1168/4/1991

8 Tanggal SK Pendirian : 2036-02-07

9 Status Kepemilikan : Yayasan

10 SK Izin Operasional : -

11 Tgl SK Izin Operasional : 2015-12-14

12 Nomor Rekening : 049.02.11.000028-1

13 Nama Bank : Bank SULUTGO

14 Cabang KCP/Unit : Capem Telaga

Page 70: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

65

15 Rekening Atas Nama :

SMK Gotong Royong Gorontalo /Nurdin Tahir, S.Pd

16 MBS : Tidak

17 Luas Tanah Milik (m2) : 3894

5. Fasilitas Sekolah Menengah kejuruan gotong royong kota

gorontalo

Selama melakukan penelitian, peneliti mengamati sarana prasarana sekolah

atau disebut fasilitas dalam keadaan baik. berikut daftar fasilitas dan jumlah yang

ada di SMK gotong royong kota gorontalo:

Tabel 2. Fasilitas SMK Gotong Royong

No Jenis Sarana Prasarana

Jumlah Sarana Prasarana

menurut kondisi (Unit)

Baik Rusak ringan

1 Ruang Kepala Sekolah 1

2 Kursi Guru & Tenaga Kependidikan

47 10

3 Meja Guru & Tenaga Kependidikan

47 10

4 Perpustakaan 1

5 WC Guru 2

6 WC Peserta didik 4

7 Musholla

1

8 Lemari Arsip 6

9 Laboratorium 5

Page 71: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

66

10 Pengeras suara 1

11 Meja peserta didik 310

12 Kursi peserta didik 310

6. Keadaan Peserta Didik

Peserta didik merupakan salah satu komponen yang paling penting setelah

pendidik. Yang mana Peserta didik juga merupakan sebagai objek dalam suatu

proses memanusiakan manusia atau kita kenal dengan proses pembelajaran yang

sesuai dengan kurikulum yang telah diatur oleh pihak pendidikan. Untuk jumlah

keseluruhan peserta didik di SMK Gotong Royong kota Gorontalo adalah sebagai

berikut dalam rincian tabel:

tabel 3.

a. Jumlah peserta didik berdasarkan jenis kelamin

Laki-laki Perempuan Total

156 145 301

Tabel 4.

b. Jumlah peserta didik berdasarkan umur

Usia L P Total < 6 tahun 0 0 0 6 - 12 tahun 0 0 0

Page 72: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

67

13 - 15 tahun 18 31 49 16 - 20 tahun 138 114 252 > 20 tahun 0 0 0 Total 156 145 301

Tabel 5.

c. Jumlah umur berdasarkan Agama

Agama L P Total Islam 155 144 299 Kristen 1 1 2 Katholik 0 0 0 Hindu 0 0 0 Budha 0 0 0 Konghucu 0 0 0 Lainnya 0 0 0 Total 156 145 301

Tabel 6.

a. Jumlah peserta didik berdasarkan penghasilan

Penghasilan L P Total Tidak di isi 24 23 47 Kurang dari Rp. 500,000 47 59 106

Page 73: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

68

Rp. 500,000 - Rp. 999,999 65 52 117 Rp. 1,000,000 - Rp. 1,999,999 11 9 20 Rp. 2,000,000 - Rp. 4,999,999 9 2 11 Rp. 5,000,000 - Rp. 20,000,000 0 0 0 Lebih dari Rp. 20,000,000 0 0 0 Total 156 145 301

Tabel 7.

b. Jumlah peserta didik berdasarkan tingkatan

Tingkat Pendidikan L P Total

Tingkat 12 53 45 98 Tingkat 11 70 53 123 Tingkat 10 33 47 80 Total 156 145 301

c. Keadaan Pendidik dan Tenaga Pendidik

Keadaan Pendidik dan tenaga pendidik di SMK Gotong Royong Kota

Gorontalo, berjumlah 47 orang sebagaimana tabel berikut :

Tabel 8.

Data jumlah pendidik dan Tenaga Pendidik Di SMK Gotong

Royong Kota Gorontalo

No Nama JK Jenis PTK

Page 74: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

69

Status Kepegawaian

1 Abdulazis Karim Labanga, S.Ag, M.Si L PNS Guru Mapel

2 Arianto Tamrin Kadir, S.P L PNS Guru Mapel 3 Cicin A. Yunus, S.P P GTY/PTY Guru Mapel 4 Desri Husain,S.Pt P GTY/PTY Guru Mapel 5 Dian Arini Lapai, S.pd P GTY/PTY Guru Mapel 6 Ditapradita J. Lamady, S.Pd P GTY/PTY Guru BK 7 Doly Dama, S.Pd P PNS Guru Mapel 8 Elvin Beu,S.Pi P PNS Guru Mapel 9 Fanki Ahmad,S.Pt L GTY/PTY Guru Mapel 10 Hamsir, S.pd L GTY/PTY Guru Mapel

11 Hartati Jusuf P GTY/PTY

Tenaga Administrasi Sekolah

12 Hasnah Lihawa, S.Pd P GTY/PTY Guru Mapel 13 Hasnawati B. Dai, S.Pd, M.Si P PNS Guru Mapel 14 Ilyas Musa Toluhula L PNS Guru Mapel

15 Joice Argendari Toana P Honor Daerah TK.I Provinsi

Tenaga Perpustakaan

16 Juheria, S.Pd, M.Pd P PNS Guru Mapel 17 Laila Mohamad, S.Pd P PNS Guru Mapel

18 Linawati Djou, S.E P Tenaga Honor Sekolah

Tenaga Administrasi Sekolah

19 Marzuki H. Ismail, S.Pd L PNS Guru Mapel 20 Muhaiminun Moh. Saleh, P PNS Guru Mapel

21 Netty Herawaty Suleman, S.Pd P PNS Guru Mapel

22 Nian Didipu, S.Pd P GTY/PTY Guru Mapel 23 Nur Adelina V. Gobel, S.P P GTY/PTY Guru Mapel

24 Nur Syamsu Lamato, S.Pd L Honor Daerah TK.I Provinsi Guru Mapel

25 Nurdin Tahir, S.Pd L PNS Kepala Sekolah

26 Nurlena Moh. Hakim, S.Pd P PNS Guru Mapel

27 Prawitno Daud, S.P L Guru Honor Sekolah Guru Mapel

Page 75: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

70

28 Rabida Nasaru P PNS Guru Mapel 29 Rahmawaty Usman, S.Ag P PNS Guru Mapel 30 Ramdhan Umar, S. Pd L GTY/PTY Guru Mapel 31 Ramli Poloso, S.Fil, I, M.Pd,i L GTY/PTY Guru Mapel 32 Rasid Latif, S.P L GTY/PTY Guru Mapel 33 Rivon H. Robot, S.Pt L GTY/PTY Guru Mapel 34 Rizal H. Rauf, S.Pi L GTY/PTY Guru Mapel 35 Rofit Topetau, S.Pd L GTY/PTY Guru Mapel 36 Rostinah Haruna, P PNS Guru Mapel

37 Sartje Tune Sumar, A. Md. S.Pd, M. Pd P PNS Guru Mapel

38 Suharti Kango P PNS Guru Mapel 39 Sulianti Kasim, B.A P PNS Guru Mapel 40 Suwandi Hulawa, S.Pi L PNS Guru Mapel 41 Trien Hairina Abas,S. Pd P PNS Guru Mapel 42 Wahyuni N. Hammzah, S.Pd P PNS Guru Mapel 43 Warman Yusup, S. Pi L GTY/PTY Guru Mapel 44 Yulista Lahay, A.Md. Pi P GTY/PTY Guru Mapel

45 Yusnah Akase, S.E L Tenaga Honor Sekolah

Tenaga Administrasi Sekolah

46 Yusran Kisman Abdul, S.Pd L Guru Honor Sekolah Guru Mapel

47 Yusuf H. Patuhu, S.Pd L GTY/PTY Guru Mapel

Dari uraian diatas bisa dilihat bahwa tenaga Pendidik di SMK gotong

royong ini didominasi oleh pendidik yang sudah PNS (pegawai negeri sipil) hal ini

menandakan bahwa tenaga pendidik di sekolah ini telah memilik kualitas yang lebih

baik.

Serta juga terkait dengan guru-guru non PNS lewat observasi yang peneliti

temukan juga rata-rata sudah sarjana bahkan ada yang sudah pada taraf Magister

salah satu di antaranya guru pendidikan agama Islam, bapak Ramli Poloso, M.Pd.I.

Page 76: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

71

Tentunya ini menjadi nilai tambah terhadap kualitas pendidikan nya baik

dari sudut intelektualitas maupun cara bertindak setiap pendidik untuk melakukan

pembinaan kepada peserta didik.

Tak hanya itu, disekolah SMK gotong royong ini juga terdapat dua orang

tenaga pendidik yang terkafer oleh honor daerah, yang mana tentunya mereka telah

mengikuti seleksi baik dari kapasitas keilmuan terlebih kepribadian untuk bisa

menjadi tenaga pendidik.

Page 77: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

72

Struktur organisasi SMK Gotong Royong Kota Gorontalo Tahun 2018/2019

Kepala Sekolah

Hi. Nurdin Tahir, S.Pd

Wakasek Kepeserta didikan

Drs. Abdul Azis K. Labanga,

Kordinator BK

Maruwiyah Zakariah, S.Pd

Pembina Osis

Nurlena M

Hakim, S.Pd

Pembina

Kesenian

Ramdan Umar

S.Pd

Pembina

Pramuka Putri

Ha. Sartje T.

Umar, M.Pd

Pembina Pramuka

Putra

Suwandi Hulawa,

S.Pi

Warga Sekolah

Page 78: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

73

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Efektifitas keteladanan Guru PAI dalam membentuk karakter peserta

didik

Untuk mewujudkan kualitas pendidikan yang baik disekolah tentunya

membutuhkan keterlibatan seluruh komponen terkait, yang juga didukung oleh

pihak sekolah meliputi muatan isi kurikulum, proses pembelajaran, proses

keteladanan dan penilaian, kualitas hubungan warga sekolah, pemberdayaan sarana

dan prasarana, serta semangat kerja seluruh pihak sekolah.

Maka tugas sebagai seorang Guru ialah tidak hanya mentransfer pengetahuan

akan tetapi juga harus memberikan keteladanan yang baik bagi Peserta Didiknya,

baik dalam hal berucap maupun dalam bertindaknya. Keteladanan menjadi penting

untuk dimiliki oleh setiap Guru dalam mengarahkan peserta didiknya dalam rangka

membentuk karakter.

Berkaitan dengan hal ini peneliti mencoba bertanya kepada informan

tentang keteladanan guru, yang pertama kepada kepala sekolah bapak

Nurdin Tahir, S.Pd. ia berkomentar bahwa:

Keteladanan adalah, pribadi seseorang yang baik, yang harus dicontohi. Apalagi terhadap kita sebagai Guru pastilah akan menjadi contoh bagi peserta didik siwa kami, terlebih untuk Guru PAI (katanya) sudah pasti memberikan keteladanan kepada peserta didik. baik sikap religius nya. keteladanan religiusitas lewat kegiatan keagamaan yang di biasakan oleh Guru Agama (PAI) diantaranya, sholat Dhuha dan zhuhur serta perbuatan yang berkaitan dengan pembinaan karakter peserta didik. ini yang selalu dicontohkan pada peserta didik disekolah ini. 68

68Hi.Nurdin Tahir, S.Pd, Kepala Sekolah,Wawancara 24 Juni 2019

Page 79: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

74

Selanjutnya pertanyaan yang sama juga peneliti coba tanyakan pada Guru

Mate-matika yang sekaligus pembina rohis Ibu Mardiana Putri, S.Pd mengatakan

bahwa:

Keteladanan itu merupakan hal hal yang dicontohkan oleh seseorang

dan untuk di contoh oleh orang lain, sehingga guru yang menjadi contoh

harus benar-benar memahami nilai-nilai dari keteladanan itu sendiri.

Karena peserta didik akan mencontoh apa yang di sampaikan oleh

Guru, baik secara lisan maupun perbuatannya. Guru guru Disini

mengajarkan datang tepat waktu, bertutur kata yang baik, menyayangi

peserta didik, tegas kepada diri sendiri dan juga menjaga kebersihan.69

Masih berkaitan dengan keteladanan guru, peneliti melanjutkan wawancara

ke informan selanjutnya, yaitu Guru Pendidikan Agama Islam kelas X bapak Ramli

Poloso, M.Pd.i beliau berkomentar bahwa:

Guru adalah teladan yg akan diteladani maka apapun yang akan

dicontohkan kepada peserta didik haruslah dimulai dari Guru, karena

sebagaimana Firman Allah SWT dalam Q.S As-Shaf: 3 yang artinya,

Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang

tidak kamu kerjakan. keteladanan yang dibiasakan diantaranya dalam

hal perbuatan, yakni kedisiplinan, tidak pernah merokok diruang kelas,

dalam berpakaian, ini diharapkan akan memberikan efek yang positif

pada peserta didik. Dan dalam bersikap guru tak pernah memarahi

69 Mardiana Putri, S.Pd, Guru Mate-matika, Wawancara 26 Juni 2019

Page 80: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

75

peserta didik ketika dalam kelas,dan selalu berusaha membuat mereka

nyaman dengan pelajaran PAI70

Hasil wawancara dari informan di atas juga sejalan dengan yang

disampaikan oleh Waka Kepeserta didikan berkaitan dengan keteladanan Guru

disekolah yaitu:

Dalam memberikan keteladanan pada peserta didik, kami pun melakukan diantaranya, kami selalu rutin melakukan pembinaan lewat upacara, hal ini di nilai adalah bentuk penghormatan terhadap pejuang, sholat dhuha,dzuhur,rohis, dan kultum setiap hari sabtu, yang difasilitasi oleh guru Agama Islam, ini diharapkan dapat memberikan keteladan pada peserta didik-peserta didik.71

Berdasarkan uraian hasil wawancara dengan beberapa informan, selaku

tenaga pendidik yang dalam keseharian nya terlibat langsung dengan peserta didik,

kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan peserta didik yang ada

dikelas X SMK Gotong Royong berkenaan keteladanan guru disekolah

sebelumnya. Mereka menyampaikan bahwa:

Guru-guru disekolah ini selalu memberikan baik,disiplin, datang kesekolah, pak Ramli selaku guru Agama kami selalu hadir tepat waktu, dia selalu mengajarkan kami membaca Iqro dan al-Quran, dan juga kegiatan keagamaan yang sering kami ikuti seperti Mabit, BTQ, dan ada kultum. Beliau tak pernah marah. Walaupun tetap masih ada teman-teman yang bandel.72

Berdasarkan uraian diatas, yang disampaikan oleh informan dapat di tarik

point penting bahwa menjadi seorang guru harus lebih dulu membentuk

kepribadian yang mulia, karena menjadi guru tak cukup hanya dengan mempunyai

kematangan intelektual saja, akan tetapi harus dipadukan dengan kematangan

70 Ramli Poloso, M.Pd, Guru Pendidikan Agama Islam Wawancara 28 Juni 2019 71 Drs. Abdul Azis K. Labanga, Wawancara 22 Juni 2019 72 Peserta Didik kelas X , wawancara 25 Juni 2019

Page 81: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

76

kapasitas kepribadian atau karakter mulia, yang dengan nya akan menjadi modal

yang sangat besar untuk memberikan pengajaran,juga membentuk karakter peserta

didik, lewat proses keteladanan yang harus dilakukan secara terus menerus oleh

guru. Sebagaimana hasil wawancara bersama kepala sekolah juag selaku tenaga

pendidik. Bahwa peserta didik akan mencontoh hal apa saja yang di contokan oleh

para tenaga pendidik.

Demikian juga dalam memberikan keteladanan kepada peserta didik

terdapat guru PAI tentulah setiap guru mempunyai cara sendiri yang tak lain dengan

apa yang menjadi bagian dari proses pengajaran, hal ini sebagaimana yang

disampaikan oleh guru PAI, yakni dalam memberikan contoh kepada mereka, agar

lebih muda yaitu :

keteladanan yang diberikan ke mereka, dalam bersikap Guru tak pernah

marah kepada peserta didik, walaupun memang rasa untuk marah itu

ada, tetapi selaku guru PAI meredam semua itu, dan dalam hal

perbuatan guru PAI tak pernah merokok dalam lingkungan sekolah,

juga dalam berpakaian selalu mengikuti aturan.

Lebih lanjut guru PAI menambahkan bahwa:

Dalam proses pembelajaran sendiri, guru PAI mendesaian agar peserta

didik nyaman, hal ini membuat mereka seakan merasa rugi jika tak

masuk dalam mata pelajaran PAI, walau memang tidak semua peserta

didik seperti itu, akan tetapi keteladanan itu sudah terdapat peserta didik

yang sudah lebih baik dari sebelumnya. Dalam hal sholat, kedisiplinan

Page 82: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

77

serta kesadaran individu untuk tidak berbuat gaduh pada peserta didik

yang lain.73

Masih sama halnya dengan yang disampaikan oleh Guru PAI, selanjutnya

pertanyaan yang sama penulis konfirmasikan kepada bapak kepala sekolah, yang

juga selaku informan yang dalam hal ini mengevaluasi seluruh kinerja dari tenaga

pendidik, dalam hal ini penelitian terkait pandangan beliau selaku kepala sekolah

terhadap proses kemajuan sekolah, khususnya dalam proses pengajaran tentunya

tidak hanya hasil dari transfer pengetahuan namun juga terkait proses keteladanan

yang diberikan oleh guru itu sendiri.

Terlebih lagi dengan adanya keteladanan Guru PAI, yakni bagaimana

keteladanan yang diberikan, beliau mengatakan bahwa:

Seluruh Gurukususnya juga Guru PAI terus mengupayakan keteladanan pada peserta didik, dan hal ini sudah berjalan, hal ini diharapkan Peserta Didik bisa mencontohnya, diantaranya program menunggu Peserta didik setiap paginya, 5 S (senyum,sapa,sopan,santun,dan salam) Juga Guru PAI membiasakan sholat dzuhur, sholat Dhuha hal inipun hasilnya sudah ada sebagian peserta didik yang mencontoh dan mematuhi apa yang menjadi kebutuhannya sebagai peserta didik, juga peserta didik yang tanpa disuruh lagi dalam melaksanakan sholat, bahkan kedisiplinan disekolah ini sudah membaik, ucap kepala sekolah.74

Berkaitan dengan penyataan pak kepala sekolah di atas juga sama halnya

dengan yang disampaikan oleh pak wakasek Kepeserta didikan yang juga selaku

orang tua yang banyak dekat dengan peserta didik disekolah menyampaikan bahwa:

73 Ramli Poloso,Guru Pendidikan Agama Islam, wawancara 28 Juni 2019 74 Drs. Nurdin Tahir, Kepala sekolah, Wawancara 24 Juni 2019

Page 83: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

78

Adanya keteladanan yang di arahkan oleh para Guru disekolah, sudah

memperlihatkan hasilnya atau efek dari keteladanan tadi, bahwa setiap

hari Peserta didik datang ke sekolah dengan memberi salam kepada

Guru yang mereka temui disekolah, juga dalam hal sholat mereka sudah

ada beberapa yang sadar sendiri tanpa harus diperintah lagi, walau

memang masih ada juga peserta didik yang belum menyadari akan hal

ini. 75

Dari beberapa uraian di atas peneliti mendapatkan bahwa guru PAI

mempunyai beban yang mulia dari pada pimpinan sekolah untuk terus memberikan

pengajaran serta bimbingan kepada peserta didik dengan mensuport apa yang

menjadi sarana dalam proses pembentukan karakter. Sama halnya dengan apa yang

disampaikan oleh guru matematika di SMK ini, berkaitan dengan pemberian

keteladanan oleh guru kepada peserta didik bahwa:

Guru-guru di sekolah ini sangat mendukung setiap program keagamaan yang berhubungan dengan pembentukan karater peserta didik,kami melakukan persahabatan diantara mereka yang dengan hal ini akan menarik sifat keterbukaan mereka kepada guru-guru. Dalam mewujudkan hal ini kami dan juga guru PAI sering kali mengadakan agenda bersama dalam menanamkan karakter religius lewat program MABIT (malam bina iman dan takwa) walau pun memang tidak semua peserta didik ikut dalam kegiatan ini.76

Hal inipun mendapatkan respon yang baik dari para peserta didik, sesuai

dengan sifat dari seorang remaja itu sendiri mereka senang jika guru itu mendukung

serta melibatkan pmereka peserta didik dalam agenda-agenda yang dilakukan

secara bersama.

75 Drs. Abdul Azis K. Labanga, Wawancara 22 Juni 2019 76 Mardiana Putri, S.pd guru matematika, Wawancara 26 Juni 2019

Page 84: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

79

Dipastikan mereka semangat, mengingat di usia mereka yang masih remaja

adalah awal proses mereka untuk mencoba banyak hal, sehingganya kesempatan ini

yang harus dimanfaatkan oleh guru khususnya guru PAI untuk mengarahkan rasa

ingin mencoba para peserta didik itu kepada hal-hal yang positif, sebagaimana yang

disampaikan oleh peserta didik kelas sepuluh di SMK gotong royong berkaitan

dengan pemberian keteladanan guru PAI, bahwa:

Guru pendidikan agama islam disekolah kami selalu memberikan kami keteladanan, kami selalu di nasehati untuk disiplin, jujur dan aktif ketika menerima pelajaran dari guru-guru dikelas,juga kami sering di arahkan untuk mengadakan kegiatan keagamaan.77

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menarik beberapa hal penting

bahwa, menjadi seorang guru haruslah benar-benar siap secara

intelektual,moral,mental dan psikis semua untuk mewujudkan apa yang menjadi

tujuan dari pendidikan itu sendiri.78 Yakni memanusiakan manusia, olehnya guru

yang baik adalah yang menjadikan dirinya sebagai suri teladan bagi peserta

didiknya dalam membentuk manusia yang berjiwa tauhid, kreatif,beramal shaleh

dan berkarakter, yang dengan nya akan mampu membawa dirinya dan bangsa

indonesia menjadi kuat secara moral maupun moril.

Adapun terkait dengan karakter peserta didik, peneliti juga menggali dari

informan yang pertama yaitu bapak kepala sekolah, beliaupun memberi komentar

bahwa:

Karakter ialah cara berfikir, cara berperilaku seseorang yang itu berbeda setiap mereka, dan itu merupakan ciri khas seorang individu. Baik berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat bahkan negara sekalipun.

77 Peserta Didik kelas X, wawancara, 25 juni 2019 78 Daryanto dan muljo raharjo, model pembelajaran inovatif. Yogyakarta:2012 hal 172

Page 85: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

80

Peneliti melanjutkan kepada Guru Pendidikan Matematika Ibu Mardiana

Putri, S.Pd yg juga sekaligus Pembina Rohis di SMK Gotong Royong mengenai

Karakter peserta didik itu sendiri, beliau mengatakan pendapat juga bahwa:

karakter adalah perilaku peserta didik yang tertanam dan terlihat pada cara ia berkomunikasi ataupun berperilaku, yang hal ini tentunya berbeda dimasing-masing peserta didik.79

Masih berkaitan dengan hal di atas, selaku guru PAI tentunya benar-benar

harus memahami apa yang di maksudkan dengan karakter terlebih dalam hal

pembentukan karakter peserta didik, sudah tentu seorang Guru PAI sangatlah

memperhatikannya, hal ini sesuai dengan hasil wawancara bahwa:

karakter merupakan, bentuk perilaku seseorang yang tercermin dalam

kesehariannya dan terwujud dalam emosionalnya dan spritualnya. Baik

itu dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat. Karakter ini

menjadi penting untuk dimiliki setiap individu peserta didik untuk

membantu diri mereka menjadi bagian dari masyarakat yang seutuhnya

kelak.80

Dari uraian para di informan di atas peneliti melihat adanya kesamaan

paham berkaitan dengan karakter peserta didik itu sendiri, setiap peserta didik

memiliki karakter yang berbeda-beda yang dibawa dari lingkungan tempat ia

tinggal. Karakter seseorang terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan seseorang,

sikap yang di ambil dalam menanggapi keadaan. Karakter ini akan menjadi sesuatu

79 Mardiana Putri, S.pd Pembina Rohis, Wawancara 26 Juni 2019 80 Ramli Poloso, M.Pd.i Guru Pendidikan Agama Islam, Wawancara 28 Juni 2019

Page 86: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

81

yang menempel pada setiap orang, dan sering yang bersangkutan tidak menyadari

karakternya, dan orang lain yang biasanya lebih mudah menilai karakter

seseorang.81

Sejalan dengan hal diatas Peneliti pun Kemudian melanjutkan kembali

wawancara kepada informan yakni guru PAI yang kaitannya tentang pembentukan

karakter peserta didik itu sendiri, pada Peserta didiknya yang ada dikelas X dan

pada umumnya peserta didik yang ada di SMK Gotong Royong tersebut, bapak

Ramli Poloso M.Pd.i juga mengatakan bahwa

Dalam upaya pembentukan karakter di sekolah ini,guru PAI

mengupayakannya lewat kegiatan keagamaan yang di biasakan Sholat

Dzuhur berjamaah, sholat Dhuha, Bimbingan Iqro dan Al-quran, ada

Kultum singkat dan juga ada Rohis. Yang dengan hal demikian

mengajarkan mereka untuk membiasakan diri mendekat pada hal-hal

yang positif.82

Mengenai upaya dari pihak sekolah dalam membentuk karakter peserta

didik itu sendiri, yang hal ini juga merupakan bagian dari tanggung jawab sekolah

dalam mengembangkan nilai-nilai karakter setiap individu peserta didik, karena

setiap mereka peserta didik membawa karakter yang berbeda dari lingkungan nya

masing-masing, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitar mereka

tinggal.

81 Syamsul Kurniawan, M.S.I pendidikan karakter, konsepsi dan implementasinya secara terpadu dilingkungan keluarga sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat, (Yogyakarta:2013) 29 82 Ramli Poloso,Guru Pendidikan Agama Islam, wawancara 28 Juni 2019

Page 87: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

82

Karena lingkungan juga punya peran terhadap terbentuknya karakter setiap

individu. Olehnya guru harus ekstra dalam melaksanakan tanggung jawabnya,

Sejalan dengan itu wawancara yang peneliti lakukan dengan Wakasek Kepeserta

didikan bapak Drs. Abdul azis K. Labanga, M.S.I beliau pun menjelaskan:

Pembentukan karakter peserta didik, bidang kepeserta didikan kami melakukan pembinaan yang dibantu oleh guru PAI dengan adanya program gerakan menunggu peserta didik, dimana setiap peserta didik yang datang kesekolah menyalami setiap guru yang ia temukan, baik ketika dikelas maupun diruangan dewan guru bahkan. Hal ini pun sudah memperlihatkan hasilnya, walau memang belum semua peserta didik83

Peneliti pun melanjutkan pertanyaan tentang efektivitas dari pemberian

keteladanan oleh Guru Pendidikan Agama Islam itu sendiri dalam pembentukan

karakter, dalam hal ini bapak Nurdin Tahir, S.Pd selaku kepala sekolah memberikan

komentar bahwa:

Terkait pemberian keteladanan ini yang dibiasakan oleh Guru PAI

khusunya, terhadap karakter peserta didik perubahan dalam bersikap

lebih disiplin, hormat kepada guru-guru, juga kebisaan mengaji diantara

mereka. Sudah ada kesadaran pribadi diantara mereka yang dengan itu

membantu para Guru untuk terus memberikan Contoh teladan.

Bahkan beberapa tahun terakhir di Sekolah ini tidak pernah lagi terjadi

aksi tawuran antara sekolah, bahkan untuk perkelahian sesama peserta

didikpun sudah jarang terjadi dilingkungan sekolah kami.84

83 Drs. Abdul Azis K. Labanga, M.S.I, Waka KePeserta Didikan, Wawancara 22 Juni 2019 84 Hi. Nurdin Tahir, Kepala Sekolah, Wawancara 24 Juni 2019

Page 88: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

83

Hal ini juga peneliti temukan lewat observasi kepada peserta didik-peserta

didik kelas X yang peneliti temukan, terkait dengan keteladanan yang diberikan

oleh guru PAI, diantaranya menyampaikan bahwa:

Semua Guru disekolah baik, tidak ada yang jahat, hanya saja peserta

didik yang terlalu berlebihan, karena sikap Guru Tergantung sikap

mereka peserta didik.85

Juga yang di sampaikan oleh peserta didik kelas X ATPH, bahwa

diantara guru-guru itu kami seperi bersahabat peserta didik yang lain

juga ketika peneliti observasi sama hal demikian.

Terlihat saat jam istrahat itu tak jarang mereka untuk datang keruang Guru-

guru untuk sekedar menyapa, bertanya kabar, terlebih dengan Guru PAI mereka

begitu terlihat bersahabat, karena tak hanya dikelas berjumpa dengan Pak Ramli

Poloso, namun ketika di Mushollah mereka peserta didik bertemu kembali.86

Penulis menayakan hal terkait efektivitas keteladanan Guru dalam

membentuk karakter. Bapak Ramli Poloso,M.Pd.i menanggapi bahwa:

Efek keteladanan yang diberikan memang sudah ada efeknya,

diantaranya yaitu keberhasilan mereka datang tepat kesekolah, hormat

kepada guru, berkurangnya peserta didik yang bolos, sopan dalam

berkomunikasi, perlahan mulai terlihat perubahan kearah yang lebih

baik. untuk dikelas X itu sendiri. Dalam memberikan teladan terbaik

kepada mereka menjadi hal yang efektif untuk mereka contoh. Walau

85 Peserta Didik, kelas X APT observasi, 20 juni 2019 ) 86 Peserta Didik Kelas X ATPH, Observasi, 19 Juni 2019

Page 89: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

84

hal ini tidak semuda membalikan telapak tangan. Namun ini adalah

sebuah tanggung jawab yang sangat berat dari orang tua mereka,

berharap kepada guru disekolah untuk menjadikan anak mereka

menjadi lebih baik.87

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa proses pemberian keteladanan guru pendidikan Agama Islam

mengalami keberhasilan dalam membentuk karakter peserta didik yang ada di SMK

Gotong Royong Kota gorontalo. Keteladanan yang diterapkan oleh guru PAI efektif

untuk membentuk karakter peserta didik, walaupun memang tidak semua peserta

didik berubah menjadi lebih baik dari efek keteladanan itu, akan tetapi hasil dari

keteladanan itu makin banyak peserta didik yang sudah semakin baik.

Adapun karakter yang berhasil terbentuk dari keteladanan Guru

sebagaimana uraian di atas serta pengamatan yang dianalisis penulis dapat

interpretasikan adalah sebagai berikut:

a. Religius

Adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang di anutnya. Hal ini sesuai dengan apa yang diberikan oleh

guru PAI yang ada di SMK gotong royong, bahwa nilai keagamaan yang

di terapkan disekolah lewat pembiasaan Guru Pai yaitu berupa, sholat

dhuha, sholat dzuhur berjamaah, BTQ (belajar mengaji), Kultum.

Melalui pembinaan dengan kegiatan ini dapat membentuk karakter

87 Ramli Poloso, M.Pd.i Guru Pendidikan Agama Islam, Wawancara 28 Juni 2019

Page 90: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

85

religius peserta didik, yang sudah dilaksanakan di SMK gotong royong

ini.

1. Sholat dhuha

Sholat dhuha adalah salah satu sholat sunnah yang Tak pernah di

lewatkan oleh Nabi SAW setiap Harinya pada pagi hari.

Dalam pelaksanaan sholat dhuha di SMK gotong royong ini,

dilaksanakan pada hari selasa pagi, dilakukan secara berjamaah.

hal ini untuk mengenalkan kepada peserta didik salah satu sunnah

Nabi Muhammad SAW. dan ini dirutinkan setiap pekannya. juga

Nilai yang ingin diharapkan dibentuk pada peserta didik adalah

rasa Ke Ingin Tahuan nya peserta didik.

2. Sholat Dzuhur

Sholat Dzuhur merupakan kewajiban bagi setiap hamba Allah

SWT disetiap harinya, selama ia hidup di atas bumi nya Allah

SWT. hal ini pun yang di laksanakan di SMK gotong Royong ini,

dalam pelaksanaannya di lakukan di mushollah sekolah yang

terletak di sebelah ruang guru PAI, serta yang menjadi imam

sholat Dzuhur adalah guru PAI juga biasanya pak Kepala Sekolah.

Setiap dzuhur para peserta didik langsung di arahkan untuk ke

mushollah juga ada peserta didik yang mengambil bagian untuk

adzan dan yang lain bersiap-siap berwudhu.

Page 91: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

86

Adapun nilai dari karakter yang dicapai adalah tanggung jawab

terhadap dirinya kepada Tuhan yang maha esa.

3. BIQ (bimbingan Iqro Al-Quran)

Adapun Waktu pelaksanaan BIQ jadwal nya yaitu pada hari rabu,

akan tetapi pelaksanaannya bersifat kondisional, atau dilakukan di

sela-sela selesai Guru PAI mengajar di kelas. Sama hal nya dengan

kegiatan BIQ ini, nilai yang dicapai adalah rasa keingin tahuan

lebih mendalam dari sesuatu yang sedang dipelajari.

4. Kultum

Kultum ini di bimbing oleh Guru PAI untuk melatih kecakapan

peserta didik dalam bercerita didepan umum, juga mental para

peserta didik. Kultum ini di laksanakan pada hari sabtu sebelum

sholat dzuhur dimulai. Hal ini menjadi icon di antara beberapa

kegiatan yang di laksanakan oleh guru PAI, melalui kegiatan

Kultum ini banyak nilai karakter yang terbentuk, diantaranya

adalah,menghargai prestasi,komunikati,serta kerja keras.

b. Keteladanan 5S

5S ini adalah salah satu di antara beberapa contoh yang dilaksanakan

disekolah menengah Kejuruan Gotong royong ini, 5S

(senyum,sapa,sopan,santun dan salam). Hal ini terlaksanakan pada pagi

hari ketika masuk sekolah, guru-guru harus saling memberikan

senyuman,sapaan, juga sopan, santun serta salam setiap kali bertemu

dilingkungan sekolah, tak hanya kepada sesama guru, akan tetapi juga

Page 92: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

87

kepada peserta didik yang ada disekolah. Bentuk keteladanan ini

menjadikan peserta didik mencontohnya, setiap bertemu dengan guru

peserta didik langsung melaksanakan 5S tadi. Adapun nilai yang

berhasil dicapai oleh peserta didik adalah, bersahabat,peduli sosial dan

juga cinta damai.

c. Upacara bendera

Upacara bendera disekolah SMK Gotong Royong ini dilaksanakan

setiap hari senin, adapun proses pembinaan karakter yang di bentuk

dalam pelaksanaan upacara rutin ini ialah, bentuk penghormatan peserta

didik terhadap perjuangan para pejuang bangsa indonesia.

Melalui pembinaan karakter ini, nilai karakter yang terbentuk adalah

cinta tanah air,semangat kebangsaan, serta disiplin. Disiplin disini

adalah datang tepat waktu untuk mengikuti Upacara bendera.

d. Menahan Amarah

Dalam keseharian guru PAI disekolah maupun dalam ruangan kelas

beliau tak pernah memarahi peserta didiknya, walau terdapat hal-hal

yang dilakukan peserta didik sudah kelewatan batas, akan tetapi guru

PAI hanya terus menasehati peserta didiknya, perbuatan Guru PAI ini

pun membentuk karakter peserta didik yaitu mempunyai rasa

persahabatan, dan Cinta Damai, yaitu tindakan yang memperlihatkan

rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain,

sehingg orang lain merasa senang dengan kehadirannya. Juga di sekolah

pun hampir tidak terjadi lagi perkelahian di antara peserta didik-peserta

Page 93: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

88

didiknya. Di SMK gotong royong ini pun tidak terlihat genk-genk yang

biasanya disekolah.

e. Berpakaian sopan

Guru PAI dalam kesehariannya selalu menggunakan pakaian yang

sopan, “semua seragam Dinas sekolah saya berlengan panjang dan tidak

sempit di badan” hal ini pun yang ditiru oleh peserta didik-siswi saya,

meraka disekolah tak lagi menggunakan seragam yang sempit untuk

baju dan celananya.

f. Tidak merokok

Rokok adalah produk yang membahayakan dan menimbulkan

ketergantungan pada penggunanya. Didalam sekolah pun demikian

terdapat peraturan untuk peserta didik agar tidak merokok.

Guru PAI di SMK ini adalah salah satu guru yang tidak merokok baik

diluar sekolah maupun di dalam sekolah. Lewat keteladanan ini pula

peserta didik di SMK gotong royong ini tidak pernah ditemukan peserta

didik membawa atau merokok di dalam lingkungan sekolah. Namun, di

luar itu pihak sekolah tidak bisa memastikan. Nilai yang terbentuk dari

keteladanan ini adalah peduli sosial, yaitu sikap dan tindakan yang ingin

selalu memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat.

Adapun uraian diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keteladanan

yang dibiasakan oleh Guru Pendidikan Agama Islam mampu memberikan

Page 94: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

89

perubahan bagi peserta didik untuk membentuk karakter mereka menjadi

lebih baik dalam bersikap, maupun bertindak. Karena Sikap dan perbuatan peserta

didik di lingkungan sekolah tidak lepas dari keteladanan Guru itu sendiri, karena

yang dilakukan peserta didik akan kembali kepada apa yang diteladankan oleh

Guru. untuk itulah Guru harus terlebih dahulu membentuk kemuliaan pribadi pada

dirinya sendiri, karena pada pandangan peserta didik segala perbuatan yang

dilakukan oleh guru pasti adalah baik, karena tidak mungkin seorang Guru akan

berbuat sesuatu yang tidak baik.

Keteladanan mampu untuk memberikan pengajaran kepada orang lain pada

umumnya dan terkhusus dalam dunia pendidikan sekolah, sebagaimana yang

peneliti temukan dilapangan bahwa dengan membiasakan keteladanan dengan

nilai-nilai yang mulia pada peserta didik, maka mereka akan mampu merubah

secara perlahan perilaku mereka yang tadinya berada pada taraf kenalakan “remaja”

menjadi sadar akan posisinya sebagai seorang pelajar yang juga menjadi bagian dari

masyarakat, sehingga kebaikan karakter diri pribadi akan menjadi bekal yang

sangat berharga untuk bergelut dalam dunia kemasyarakatan.

2. Faktor – faktor Kendala dan Solusi Dalam Pembentukan Karakter

Proses pembentukan karakter peserta didik memang bukanlah hal yang

mudah dan terjadi begitu saja, akan tetapi melewati proses yang panjang oleh

banyak pihak, baik orang tua dirumah terlebih para Guru disekolah. Untuk itu

dalam hal pembentukan karakter di sekolah Menegah Kejuruan Gotong Royong

Kota Gorontalo ini, terdapat adanya beberapa Faktor yang menjadi kendala oleh

Guru pendidikan Agama Islam Khususnya.

Page 95: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

90

Faktor kendala dalam pembentukan karakter peserta didik depengaruhi

berbagai faktor diantaranya faktor keluarga, dari teman bermain, lingkungan

masyarakat, juga adanya perkembangan teknologi yang banyak menjadi kendala.

Juga lingkungan yang rusak menjadi kendala dalam pembentukan karakter

peserta didik, peserta didik yang sudah terpengaruh pada lingkungan yang rusak

akan sulit untuk dibentuk karakternya maka dari itu harus ada usaha dari keluarga

dan pendidikan untuk membentuk karakter peserta didik menjadi lebih baik lagi.

Hal ini sebagaimana yang di sampaikan oleh bapak kepala sekolah ketika

ditemui diruangannya, memberi tanggapan bahwa:

Dalam melaksanakan suatu program itu pasti ada hambatan, karena

yang kita hadapi ini adalah individu yang berbeda, dan dia merupakan

bagian dari masyarakat dimana ia tinggal. yang tentunya ini juga

pengaruhnya dari orang tuanya, yang memiliki kemampuan yang

berbeda baik dari segi pendidikannya dan lain-lain, seperti :

1. Adanya pengaruh teknologi yang tak terkontrol

2. Teman yang ada disekitar tempat tinggal

3. Juga biasanya masyarakat yang kurang peduli dengan pentingnya

pembinaan karakter

Dari hasil wawancara dengan kepala Sekolah peneliti melanjutkan kembali

wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam bapak Ramli Poloso, M.Pd.i

berkaitan dengan pertanyaan yang sama yaitu faktor kendala dalam pembentukan

karakter peserta didik disekolah, beliau menyampaikan Bahwa:

Page 96: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

91

Faktor – faktor yang menjadi kendala dalam pembentukan karakter

dikelas X yaitu,

1. Pada awal-awal banyak peserta didik yang belum bisa membaca Al-

quran saat masuk di sekolah ini, ataupun warisan dari sekolah

mereka yang sebelumnya, sehingga dengan ini mengakibatkan saya

harus mengulang lagi dari awal untuk pembiasaan membaca Al-

Quran, ini yang menjadi faktor utama.

2. Masih ada beberapa peserta didik yang terlambat untuk masuk

sekolah, sehingganya untuk program yang dilaksanakan pagi hari,

peserta didik yang terlambat otomatis akan ketinggalan.

3. Juga karena kita berada dilingkungan perkotaan maka pengaruh dari

teman-teman diluar lingkungan sekolah menjadi kendala untuk kami

pihak sekolah.

4. Juga faktor lain yang ini berasal dari kekurangan kami juga pihak

sekolah, yaitu masih belum mempunyai mushollah permanen untuk

kami melaksanakan program-program pembinaan karakter,

mushollah yang saat ini hanyalah ruang kelas yang tiap-tiap saat

digunakan.88

Adapun terkait solusi tentulah setiap Guru dan sekolah bervariasi, dalam

menghadapi terkait problem, ataupun faktor-faktor yang menjadi kendala dalam

88 Ramli Poloso, M.Pd.i Guru Pendidikan Agama Islam, Wawancara, 28 Juni 2019

Page 97: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

92

meraih suatu tujuan. Akan tetapi solusi terkait kendala di atas yang disampaikan

oleh Bapak Ramli poloso, M.Pd.i yaitu :

Adanya teguran yang diberikan hingga tiga kali kepada setiap peserta didik yang masih melanggar aturan baik dalam hal berucap maupun berperilaku, jika sudah tiga kali mendapatkan teguran maka Peserta didik tersebut akan di berikan penanganan oleh BK (bimbingan konseling) akan tetapi jika sudah di tangani oleh BK dan ternyata belum juga bersikap baik maka pihak sekolah akan langsung melaporkan hal itu ke pihak orang tua

Juga pak kepala sekolah menyampaikan bahwa solusi yang kami lakukan

terhadap kendala tersebut adalah :

1. Membangun kemitraan antara guru dan orang tua, dengan sedari awal

kami menyampaikan akan adanya program-program pembinaan karakter

disekolah untuk peserta didik, olehnya dengan harapan orang tua dapat

mengontrol agar program ini tetap berjalan ketika Peserta didik berada

dirumah

2. Juga kami melakukan kontroling kepada setiap Guru yang ada disekolah.89

Dari beberapa uraian diatas bahwa faktor yang menjadi kendala dari pihak

sekolah untuk membentuk karakter peserta didik bermacam-macam, mulai dari

faktor:

1. Orang tua

Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya disekolah,

apakah anak nya berhasil di didik ataw tidak, yang ia ketahui bahwa

anak nya terus sekolah. Padahal orang tua pun penting untuk mengontrol

89 Nurdin Tahir, S.Pd, Kepala Sekolah, Wawancara, 24 Juni 2019

Page 98: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

93

anaknya saat di rumah, apakah yang di dapatkan anakna disekolah telah

benar-benar di laksanakan ataukah tidak. Ini yang menjadi kendala bagi

guru disekolah. Misalnya untuk jadwal kesekolah seharusnya orang tua

mengontrol itu agar anak tidak terlambat datang kesekolah, orang tua

tidak hanya sekedar memberikan uang jajan untuk anak. Mengingat

guru mengajarkan peserta didik disekolah hanya beberapa jam, berbeda

dengan orang tua.

2. Lingkungan

Lingkungan juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kendala

dalam proses pembentukan karakter, karena lingkungan mampu

mempengaruhi kebiasaan seseorang. Seorang anak akan mencontoh apa

yang sering dilihatnya di lingkungan sekitarnya, untuk itu lagi-lagi

orang tua menjadi kontrol pengendali.

3. Teknologi

Teknologi yang semakin berkembang pesat ini juga menjadi tantangan

besar bagi para guru disekolah, pasalnya hadirnya teknologi ini

membuat peserta didik meninggalkan literasi nya, mereka lebih fokus

pada gadget yang mereka miliki, lewat teknologi ini juga dengan mudah

peserta didik meng Akses konten-konten yang negatif. Mereka akan

menemukan idola-idola baru lewat hand pone mereka sehingga ini

perlahan bisa berimbas, pada mereka peserta didik akan meninggalkan

figur guru disekolah.

Page 99: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

94

Adapun solusi untuk mengantisipasi hal demikian yang menjadi kendala

bagi guru dalam proses pembentukan karakter peserta didik disekolah adalah:

1. kerjasama yang baik oleh pihak sekolah

hal ini dimaksudkan adanya terus evaluasi dari seluruh pihak tenaga

pendidik terhadap perkembangan kapasitas baik para tenaga pendidik,

maupun sarana prasarana sekolah, untuk memberikan kenyamanan bagi

peserta didik saat berada disekolah. Baik penyediaan mushollah

permanen untuk pusat penanaman nilai-nilai religiusitas para peserta

didik, karena dengan ini kelak akan menjadi kan mereka kokoh terhadap

perkembangan teknologi seta pengaruh dari lingkungan.

2. Kemitraan guru dan orang tua dirumah

Hal ini dimaksudkan agar apa yang menjadi usaha oleh Guru

disekolah bisa diperhatikan oleh orang tua dalam hal kontroling

kesehariannya, mengingat sehebabat apapun usaha yang dilakukan

sekolah untuk membentuk karakter (positif) pada peserta Didik jika tak

mendapat perhatian oleh orang tua dirumah, maka apa yang diharapkan

akan menjadi wacana semata.

Page 100: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat

dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Menjadi seorang Guru Pendidikan Agama Islam hendaknya harus terlebih

dahulu menjadikan dirinya pribadi yang mulia. Karena ia akan menjadi

sosok yang Gugu dan Ditiru, Sehingga Keteladanan Guru menjadi sangat

efektif dalam pembentukan karakter peserta didik.

Karakter setiap individu Peserta Didik itu berbeda-beda tentunya,

ada perilakunya yang baik dan ada perilakunya yang masih kurang baik,

akan tetapi masih lebih banyak peserta didik yang sudah menampilakan

perilaku yang baik, seperti sudah memiliki hubungan persahabatan dengan

Guru rasa kesadaran akan kewajibannya sebagai seorang Muslim untuk

beribadah, jujur, disiplin, suka menasihati sesama mereka, patuh

melaksanakan tugas-tugas dan menghormati guru.

2. Faktor kendala dalam pembentukan karakter peserta didik yaitu berasal dari

dari keluarga yang masih kurang memperhatikan sikap dan perilaku

anaknya dalam bergaul, serta lingkungan di masyarakat juga menjadi salah

satu faktor kendala yang di alami banyak sekolah. Dan terlebih lagi dengan

hadirnya teknologi yang semakin canggih, misalnya game on line yang

banyak membuat masyarakat sekolah lalai dalam belajar, ditambah

kurangnya perhatian dari pemerintah dalam hal ini.

Page 101: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

96

Sehingga kerja sama antara orang tua dan pendidik menjadi hal yang

penting untuk terus di pertahankan, guna menjaga pola pembinaan yang

telah di lakukan oleh pendidik disekolah, sehingga hal demikian terus

dipantau ketika peserta didik berada dalam lingkungan keluarga maupun

masyarakat.

B. Saran

Setelah uraian pembahasan sebelumnya diatas, maka dapat peneliti

memberikan saran.

1. Sosok guru PAI benar-benar memberikan keteladanannya pada peserta

didik, mulai dari bersikap sampai pada pola tindakannya, semua ini

tentunya tak lepas dari dukungan moral maupun moril dari pihak tenaga

pendidik yang lain,sehingganya untuk lebih mendorong hal ini terus

berjalan tentunya setiap sarana prasarana di maksimalkan. Terlebih

mushallah yang menjadi titik pusat pelaksanaan kegiatan keagamaan

oleh guru PAI, Inilah yang harus dimaksimalkan sekolah SMK ini.

2. Yang menjadi faktor kendala dalam pembentukan karakter peserta didik

pada umumnya dipengaruhi oleh lingkungan tempat dia bergaul, baik

lingkungan keluarga maupun masyarakat, hal ini tentunya menjadi

perhatian dari orang tua untuk mengontrol mereka anak-anaknya.

Untuk itu kemitraan orang tua dan pihak sekolah haruslah berjalan

seiring untuk sama-sama memaksimalkan apa yang menjadi kekurangan

dalam proses pembentukan karakter peserta didik, orang tua sebagai

Page 102: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

97

tempat pertama dalam pembentukan karakter haruslah menyadari usaha

dari pihak sekolah untuk kebaikan setiap individu peserta didik.

Page 103: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

98

DAFTAR PUSTAKA

Arief Armai, pengantar ilmu dan metodologi pendidikan islam,(Jakarta pers:

2002)

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi.

Cet VIII (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1999)

Ardy Wijayani Novan, Pendidikan Karakter Berbasis Iman Dan Taqwa

Yogjakarta Teras.: 2012)

Arif Muhammad, Pedoman dan acuan guru . (jl. Sultan amai no. 1 kel. Pone kec.

Limboto Barat Kab. Gorontalo )

Daryanto dan Rahardjo Muljo. Model Pembelajaran Inovatif. (Yogjakarta:2012

Gava Media)

Husain Al-Anwar Said Agil, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’an Dalam Sistem

Pendidikan Islam, (Jakarta: ciputat Press, 2005)

Hariyanto dan Muchlas Samani, M.S.I, Pendidikan Karakter, Konsep dan Model,

(surabaya, September 2012)

Irwanto Alkrienciehie dan Anas Salahudin, Pendidikan Karakter Berbasis Agama

dan Budaya Bangsa, (Bandung : Pustaka Setia 2013)

Mukani, Dinamika Pendidikan Islam, (Jombang, 2015).

Marimba Ahmad D Dalam Syamsul Kurniawan,M.S.I, Pendidikan Karakter,

Konsepsi dan Implementasinya Secara Terpadu Dilingkungan Keluarga,

Sekolah,Perguruan Tinggi Dan Masyarakat.(Yokyakarta : 2013)

M.B. Huberman dan Miles, Analisis Data Kualitatif, Terjemahan oleh Tjetjep

Rohendi Rohidi, (Jakarta: UI Press, 1992)

Page 104: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

99

Moleong Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya

1994)

Nata Abuddin, Menejemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di

Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2003).

Nata Abudin ,Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:PT Logos Wacana Ilmu 2001)

Nata Abuddin, perspektif islam tentang pola hubungan guru murid, ( Jakarta: PT

Grafindo persada, mei 2001), Cet, 1

Nazar Bakri,Praktis dan Metodologi Penelitian,.. cet ke. 1

Rusn Abidin Ibn, Pemikiran Al-Ghazali tentang pendidikan. cet 1

Ramayulis,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002)

Said Hamid, Hasan , et.el, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa, (Jakarta: Kentrian Pendidikan Nasional Badan Penulisan dan Pusat

Pengembangan Kurikulum, 2010).

S.Margono,Metodologi penelitian Pendidikan, (Bandung PT Remaja Rosdakarya,

2010)

Syamsul Kurniawan,M.S.I, Pendidikan Karakter, Konsepsi dan Implementasinya

Secara Terpadu Dilingkungan Keluarga, Sekolah,Perguruan Tinggi Dan

Masyarakat.(Yokyakarta : 2013)

Syamsul Kurniawan Dan Moh. Haitami Salim, Studi Ilmu Pendidikan Islam,

(Yokyakarta: Aruzz Media 2012)

Syaefudin Sa’ud Udin,Pengembangan profesi guru. (Bandung, 2008).

Syarqawi Hasan, Nahwa Tarbiyah Islamiyah, (Alexandrea: Muasasah sabab Al-

Jamiah 2003)

Page 105: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

100

Said Hamid Hasan dkk,Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter, dalam

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakte”Konsep dan Aplikasinya dalam

lembaga pendidikan, (Bengkulu : 2011)

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta, PT Rineke Cipta, 2010)

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Bengkulu, Maret: 2011),

Pupuh Fathurrohman, Dr. AA suryana, MM Dan Fenny Fatriany,SH., M. Hum,

Pengembangan Pendidikan Karakter, (Bandung: April 2003)

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter”Konsep dan Aplikasinya dalam lembaga

pendidikan, (Bengkulu : 2011)

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya.

Departemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa indonesia,( Jakarta,

Balai Pustaka)

Departemen Pendidikan Nasional, kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2011)

Lihat Bije Widjajanto, Dapatkah Karakter Seseorang Berubah, ? “ www.

Bijewi.blogspot.com di akses tanggal 7 Februari 2018, pukul 17.40

Heppy El Rias,kamus Ilmiah Populer (Yogyakarta:Pustaka pelajar:2012)

J.s. Badudu & Sutan Muhammad Zain, Kamus umum Bahasa Indonesia

Kontemporer,(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan:1994)

Suharso dan Ana Retroningsih.kamus Besar Bahasa Indonesia (semarang:Widya

Karya,2011) hal 544

Page 106: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

101

UU tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2003).

Page 107: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

102

Lampiran-lampiran

Instrumen penelitian Judul skripsi: efektifitas keteladanan guru PAI dalam membentuk karakter peserta didik

Rumusan masalah : 1. Bagaimana efektivitas keteladanan guru pai dalam membentuk karakter

peserta didik ? 2. Apa saja faktor kendala dan solusi apa saja yang digunakan dalam

membentuk karakter peserta didik ? A. Wawancara bersama guru PAI :

1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang karakter? 2. Apa upaya bapak/ibu dalam membentuk karakter peserta didik? 3. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang keteladanan ? 4. Keteladanan seperti apa yang bapak terapkan kepada peserta didik selama

ini ? 5. Bentuk keteladanan seperti apa yang bapak terapkan di SMK Gotong

Royong kota gorontalo ? 6. Apa yang menjadi landasan sehingga keteladanan ini penting sebagai

upaya di dalam pembentukan karakter peserta didik ? 7. Apa yang melatarbelakangi sehingga penting penerapan keteladanan itu

kepada peserta didik ? 8. Bagaimana sikap dan tindakan peserta didik setelah keteladanan itu ? 9. Adakah strategi bapak dalam membentuk karakter ? bagaimana ? 10. Sejauh mana hasil yang diperoleh dari strategi dan keteladanan yang bapak

gunakan ? 11. Apa tujuan yang ingin dicapai dari hasil pemberian keteladanan ? 12. Problem apa yang bapak/ibu dapatkan dalam pembentukan karakter

peserta didik? 13. Apa saja faktor penghambat yang di alami oleh pak dalam pembentukan

karakter ? 14. Bagaimana solusi dalam menghadapi problem dalam membentuk karakter

peserta didik?

Page 108: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

103

B. Wawancara kepala sekolah :

1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang karakter? 2. Apa upaya bapak/ibu dalam membentuk karakter peserta didik? 3. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang keteladanan ? 4. Keteladanan seperti apa yang dicontohkan oleh guru pai ? 5. Bentuk keteladanan apa yang diterapkan oleh guru Pendidikan agama

islam di Smk gotong royong kota gorontalo ? 6. Sejauh mana pengembangan karakter peserta didik dengan pemberian

keteladanan dari guru pendidikan agama islam ? 7. Bagaimana respon /tanggapan guru terhadap guru pendidikan agama islam

? 8. Contoh keteladanan apa yang bisa di ambil oleh peserta didik ataupun

kepada seluruh pihak sekolah ? 9. Karakter-karakter seperti apa saja yang saja yang dimiliki guru pendidikan

agama islam ? 10. Bagaimana hubungan guru pendidikan agama islam terhadap peserta didik

ataupun kepada seluruh pihak sekolah ? 11. Contoh keteladanan seperti apa yang paling menonjol dari guru

pendidikan agama islam ? 12. Bagaiamana cara berpakaian guru pendidikan agama islam ? 13. Bagaimana penguasaan ilmu dibidangnya ? 14. Bagaimana cara ia bertutur kata dengan pihak sekolah ? 15. Bagaimana tingkat kedisiplinannya selama ini di sekolah ? 16. Seberapa pentingkah keteladanan dari seorang guru pendidikan agama

islam dalam pembentukan karakter siswa ? 17. Apakah ada program tambahan dari sekolah yang mendukung

pembentukan karakter siswa pak ? 18. Apa sudah ada terlihat efek dari keteladanan yang diberikan oleh guru pai

pada keseharian siswa ? 19. Apa saja faktor penghambat yang di alami oleh guru pendidikan agama

islam dalam pembentukan karakter ? 20. Apakah ada solusi dalam mendukung pembentukan karakter siswa ? solusi

seperti apa yang diberikan sekolah ?

Page 109: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

104

C. Wawancara bersama siswa kelas x

1. Adakah kegiatan religius yang telah dilakukan sekolah agar dapat mengembangkan karakter anda? Kegiatan apa sajakah itu?

2. Apakah dengan mengikuti kegiatan tersebut anda memperoleh hasil yang positif?

3. Apakah anda selalu datang ke sekolah tepat waktu? Jam berapa anda biasanya sudah berada di sekolah?

4. Apakah anda selalu mengikuti tata tertib yang diberikan sekolah? 5. Pernahkah anda melakukan pelanggaran di sekolah? Jika pernah, apa yang

anda langgar? 6. Apa hukuman yang diberikan sekolah kepada siswa yang melanggar

peraturan? 7. Apakah anda seseorang yang kreatif? Pernahkah anda berkreasi di

lingkungan kelas? 8. Pernahkah anda memberikan kontribusi (berupa kreativitas) kepada

sekolah? Jika pernah, kontribusi apa yang anda berikan kepada sekolah?

9. Apakah anda pernah mendapatkan penghargaan dari hasil kreativitas anda? Jika pernah, penghargaan seperti apa yang anda dapatkan?

10. Pernahkan anda melakukan tindakan kekerasan terhadap teman anda? 11. Bagaimana pandangan anda terhadap guru-guru di sekolah? Apakah

bersahabat atau sebaliknya acuh tak acuh atau tidak peduli? 12. Apakah anda pernah berkata tidak jujur terhadap guru? Dalam hal apa? 13. Pernahkah anda berkata tidak jujur pula terhadap teman?

Page 110: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

105

Page 111: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

106

Instrumen Wawancara Waka Kesiswaan Nama: 1. Menurut bapak/ibu bagaimanakah pendidikan karakter berbasis PAI terhadap siswa di SMK ini?

2. Bagaimana peran anda selaku waka kesiswaan dalam membentuk karakter siswa?

3. Apa saja kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini yang menunjang pendidikan karakter siswa?

4. Sarana dan prasarana apa saja yang difasilitasi untuk menunjang karakter siswa?

5. Bagaimana cara yang dilakukan untuk menerapkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran?

6. Nilai-nilai apa saja yang ditanamkan dalam pendidikan karakter dan bagaimana implementasinya?

7. Apa dampak dari adanya kegiatan ekstrakurikuler yang menunjang program pembentukan karakter?

Page 112: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

107

Instrumen Wawancara Pembina Rohis Nama: 1. Menurut bapak/ibu bagaimanakah pendidikan karakter berbasis PAI terhadap siswa di SMK ini?

2. Bagaimana peran anda selaku Pembina Rohis dalam membentuk karakter siswa khusunya dalam Pendidikan Agama Islam?

3. Apa saja kegiatan keagamaan di sekolah ini yang menunjang pendidikan karakter siswa?

4. Sarana dan prasarana apa saja yang difasilitasi untuk menunjang karakter siswa?

5. Bagaimana cara/strategi yang dilakukan untuk menerapkan pendidikan karakter dalam kegiatan keagamaan di sekolah?

6. Nilai-nilai apa saja yang ditanamkan dalam kegiatan keagamaan di sekolah dan bagaimana implementasinya?

7. Apa dampak atau hasil dari adanya kegiatan keagamaan yang menunjang program pembentukan karakter?

Page 113: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

108

Foto foto penelitian 1. Gerbang SMK Gotong Royong

2. Kepala sekolah

Page 114: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

109

3. Wakasek kesiswaan

4. Guru Pendidikan Agama Islam

Page 115: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

110

5. Staf Dewan Guru SMK Gotong Royong

6. Siswa Kelas X SMK Gotong Royong

Page 116: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

111

Page 117: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

112

Page 118: iipai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Musdar... · Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, pemilik alam semesta yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan

113