III Nemathelminthes [Lap. TAKSONOMI HEWAN]

18
LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN “NEMATHELMINTHES” Oleh: Oleh: Nama : Dian Octarina NIM : 08081004023 Asisten : Arif Al-ghifari Kelompok : III (Tiga) LABORATORIUM ZOOLOGI JURUSAN BIOLOGI

description

Laporan Praktikum Taksonomi Hewan berjudul Nematelminthes... Praktikum Matakuliah wajib di semester 4... semoga bermanfaat....untuk gambar hasil tidak bisa ditampilkan karena gambar dibuat manual dgn tangan sehingga tidak tampil pada file...untuk pertanyaan bisa tulis pada kolom komentar (contact number by request)semoga bermanfaat.... terimakasih ^_^ salam Dian Octarina, S.Si

Transcript of III Nemathelminthes [Lap. TAKSONOMI HEWAN]

Page 1: III Nemathelminthes [Lap. TAKSONOMI HEWAN]

LAPORAN PRAKTIKUM

TAKSONOMI HEWAN

“NEMATHELMINTHES”

Oleh:

Oleh:

Nama : Dian Octarina

NIM : 08081004023

Asisten : Arif Al-ghifari

Kelompok : III (Tiga)

LABORATORIUM ZOOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2010

Page 2: III Nemathelminthes [Lap. TAKSONOMI HEWAN]

ABSTRAK

Praktikum yang berjudul “Nemathelminthes” bertujuan untuk mengamati dan mengenal morfologi beberapa spesies anggota filum Nemathelminthes. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 17 Maret 2010, pukul 08.00-10.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Alat yang digunakan adalah baki bedah, kaca pembesar, dan pinset. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu Ascaris lumbricoides. Adapun hasil yang didapat yaitu gambar morfologi dari Ascaris lumbricoides. Adapun hasil yang didapat yaitu gambar morfologi dari Ascaris lumbricoides. Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini yaitu Ascaris lumbricoides bersifat parasit di dalam usus manusia, bagian mulut Ascaris lumbricoides terletak di ujung anterior, meruncing dan dilengkapi dengan 3 vivir.

Page 3: III Nemathelminthes [Lap. TAKSONOMI HEWAN]

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema = benang, helminthes =

cacing) disebut sebagai cacing gilig karan tubuhnya berbentuk bulat panjang atau

seperti benang.Berbeda dengan Platyhelminthes yang belum memiliki rongga tubuh,

Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh

sejati.Oleh karena memiliki rongga tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai

hewan Pseudoselomata (Anonima, 2010).

Selama lebih dari satu abad, nama Nemathelminthes digunakan untuk

berbagai kombinasi dari "pseudocoelomate" kelompok. Sering, Gastrotricha,

Nematoda, Nematomorpha, Rotifera, Acanthocephala, Kinorhyncha, yang baru

ditemukan Loricifera dan - dengan pemesanan - yang Priapulida dilibatkan dalam

perkumpulan ini. Nemathelminthes dengan Gastrotricha, Nematoda, Nematomorpha,

Kinorhyncha, Loricifera dan Priapulida) merupakan monophylum berlapis kutikula

dengan epicuticle dan basal lapisan, terminal anterior mulut terbuka, silinder,

mengisap otot faring. Rotifera dan Acanthocephala bukan milik monophylum ini.

Diubah spermatozoa (internal fertilisasi) adalah kelompok lain nemathelminths yang

disebut Cycloneuralia. Nematoidea dicirikan oleh sebuah ventral dan dorsal epidermis

tali, masing-masing dengan tali saraf. Kloaka pada kedua jenis kelamin, hilangnya

otot-otot tubuh melingkar, hilangnya protonephridia. Untuk Nematoda epidermis

lateral tali dengan sensillae dan amphids. Pori genital betina dalam posisi tengah-

ventral dan jantan dengan cuticular spicules. Saat ini, hipótesis terbaik

Nemathelminthes yakni kelompok lain dari Spiralia "spiral cleavage". Dalam

Gastroneuralia sistem saraf ventral dengan longitudinal, tali dan terpusat ventrolateral

terletak serebral anterior kompleks (Anonimb, 2010).

Page 4: III Nemathelminthes [Lap. TAKSONOMI HEWAN]

Nemathelminthes memiliki tubuh berbantuk bulat panjang atau cylindris, atau

filiform, dengan ujungnya bulat atau berbentuk conus; bilateral symmetris, tidak

bersegmen-segmen. Rongga badan sudah ada, tetapi belum merupakan rongga yang

sebenarnya atau celom, yang dibatasi oleh mesoderm, sehingga disebut pseudocela.

Tractus digestivus sudah lengkap dan terdiri atas : mulut, esophagus, intestinum, dan

anus. Sudah terpisahnya systema digestorium dari systema cardiovasculare. Systema

respiratorium tidak ada, organa excretoria hanya terdiri atas canalis atau sel-sel

granduler. Ada yang bersifat parasit dan ada juga yang hidup bebas. Sistem saraf

nemathelminthes sudah lebih berkembang, dan kebanyakan bersifat gonochoristis

(Radiopoetro, 1996).

Ukuran tubuh Nemathelminthes umunya mikroskopis, meskipun ada yang

panjang nya sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada individu

jantan.Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang

meruncing. Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan

tumbuhan. Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah

organik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan

darah dari tubuh inangnya. Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar

perairan tawar atau laut.Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya

(Anonima, 2010).

1.2. Tujuan Praktikum

Praktikum kali ini bertujuan untuk mengamati dan mengenal ciri morfologi

beberapa spesies anggota filum Nemathelminthes.

Page 5: III Nemathelminthes [Lap. TAKSONOMI HEWAN]

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Nemathelminthes atau cacing gilik/gilig adalah hewan yang memiliki tubuh simetris

bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tidak ada sistem peredaran darah.

Cacing ini tidak memiliki segmen tubuh dan anggota tubuh. Dinding tubuh mengandung

otot longitudinal, tidak memiliki sistem peredaran darah, dan system respirasi. Saraf

mengelilingi esophagus dan bercabang-cabang. Dari cabang-cabang tersebut enam cabang

ke depan dan enam cabang ke belakang. Cacing ini dapat membedakan antara hewan jantan

dan hewan betina. Reproduksi cacing terjadi secara seksual dan aseksual. Secara seksual

terjadi melalui pelemburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Cacing yang

tergolong cacing ini dalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang

(Ancylostoma duodenale), dan Wuchereria branchoft (Anonimc, 2010).

Ciri-ciri umum Nemathelminthes antara lain : tubuhnya bulat panjang silindris,

simetri bilateral, triploblastik dengan rongga badan semu (pseudosela) tidak bersegmen,

bersifat gonochoris, sudah dapat dibedakan antara jantan dengan betina, tidak memiliki

sistem peredaran darah, sistem pencernaan makanan sudah lengkap, diawali dengan mulut

dan diakhiri dengan anus, sistem ekskresi berupa saluran atau sel-sel glanduler, respirasi

secara difusi melalui permukaan tubuh, sistem saraf berupa ganglion serebral

(dua kelompok sel-sel saraf dengan komisura) dan berkas saraf longitudinal (trunkus

nervous) (Dwisang, 2008).

Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri.

Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di inang daripada yang hidup bebas.

Kutikula berfungsi untuk melindungi diri dari enzim pencernaan inang. Nemathelminthes

memiliki sistem percenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut

terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa

Nemathelminthes memiliki kait pada mulutnya. Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh

darah. Makanan diedarkan keseluruh tubuh melalui cairan pada pseudoselom.

Nemathelminthes tidak memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi

Page 6: III Nemathelminthes [Lap. TAKSONOMI HEWAN]

melalui permukaan tubuh.Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu

berbeda (Anonima, 2010).

Filum Nemathelminthes terdiri atas 2 kelas, yaitu : Nematoda dan Nematomorpha

(Gordiacea). Pada kelas Nematoda, kutikulanya polos atau bercincin-cincin, kebanyakan

mempunyai bulu-bulu kaku, tidak bersilia. Cuticula adalah merupakan modifikasi

epidermis ke arah superficial. Di bawah epidermis terdapat lapisan otot yang hanya terdiri

atas serabut-serabut longitudinal saja. Lumen phariynx dalam penampang melintangnya

berbentuk triradial. Organa excretoria tidak tersusun atas protonephridia, tetapi terdiri atas

1 atau 2 sel glanduler atau canalis excretorius atau keduanya. Kebanyakan bersifat

gonochoristis. Gonade tunggal atau sepasang berbentuk tubuler, saluran kelamin jantan

bermuara pada intestium, sedang saluran kelamin betina mempunyai lubang muara keluar

sendiri (Radiopoetro, 1996).

Reproduksi nematoda umumnya adalah secara seksual. Jenis kelamin umumnya

terpisah pada sebagian besar spesies, dan betina umumnya berukuran lebih besar

dibandingkan dengan jantan. Fertilisasi terjadi secara internal, dan seekor betina dapat

meletakkan 100.000 atau lebih telur yang terbuahi per hari. Zigot sebagian besar spesies

adalah sel resisten yang mampu bertahan hidup pada lingkungan yang tidak bersahabat

(Campbell, 2003).

Nematoda tubuhnya berbentuk bulat panjang atau silindris, dan dalam penampang

melintangnya berbentuk circuler. Ada 2 tipe umum bentuk badan, yaitu : fusiform, dan

filiform. Type fusiform, ialah berbentuk bulat panjang, bagian tengahnya merupakan bagian

yang terlebar dan runcing kea rah ujung-ujungnya. Ujung posterior umumnya lebih pipih

dan lebih runcing daripada ujung anterior, dan pada Rhabditis filoformis tubuh sangat

langsing. Type filiform adalah berbentuk seperti benang, dan diameter penampang

melintang pada seluruh bagian tubuh adalah sama tidak memipih kea rah ujung-ujungnya.

Nematode tipe filiform adalah lebih sedikir daripada tipe fusiform dan terutama meliputi

anggota-anggota Mermithidae, Filarioidae, dan genus Capillaria. Variasi-variasi bentuk

lain ialah pendek, gemuk, pyriform atau oval. Contohnya cacing-cacing betina yang

bersifat parasit dari genus Heterodera, dan ada juga tipe trichurin ialah suatu bentuk yang

Page 7: III Nemathelminthes [Lap. TAKSONOMI HEWAN]

bagian anteriornya filiform, sedangkan bagian posteriornya fusiform

(Radiopoetro, 1996).

Dalam klasifikasi modern, hewan-hewan rotifer dikelompokkan sebagai kelas

Rotifera dalam filum Aschelminthes. Di dalam kelas tersebut dapat dibedakan tiga bangsa,

yaitu genus Seisonacea, Bdelloidea, da Monogononta. Genus Seisonacea memiliki bentuk

yang sangat memanjang, dengan leher panjang antara corona dan batang tubuh, ukuran

hewan jantan sama besar dengan yang betina. Gonad berpasangan, ovarium tidak memiliki

vitelaria. Genus Bdelloidea, Corona biasanya mempunyai cakram berbentuk roda (trochal

disc), jenis jantan tidak dikenal, betina mempunyai dua ovarium dengan vitelaria.

Contohnya Rotaria. Pada Genus Monogononta betina mempunyai satu ovarium, hewan

jantan biasanya berukuran lebih kecil daripada yang betina. Contohnya Brachionus,

Keratella, Filinia, Polyarthra (Oemarjati, 1990).

Rotifera (sekitar 1800 spesies) adalah hewan yang sangat kecil yang terdapat paling

banyak di air tawar, meskipun beberapa diantaranya hidup di lauta tau di dalam tanah

lembap. Ukurannya berkisar dari sekitar 0,5 sampai 2,0 mm, lebih kecil dari banyak

protista, namun demikian rotifer adalah hewan multiseluler dan memiliki sistem organ

khusus, termasuk saluran pencernaan sempurna (suatu saluran pencernaan dengan mulut

dan anus yang terpisah). Organ internal terletak di dalam pseudoselom. Cairan dalam

pseudoselom berfungsi sebagai kerangka hidrostatik dan sebagai médium untuk tranfor

internal nutrien dan buangan pada hewan yang sangat kecil tersebut. Pergerakan tubuh

rotifer menyebarkan cairan di dalam pseudoselom, sehingga rongga tubuh dan cairannya

berfungsi sebagai sistem sirkulasi (Campbell, 2003).

Rotifera dan Nematoda yang dimiliki sebuah pseudocoelom. Rotifera yang kecil

dan meskipun mereka merupakan multisellular, bahkan mungkin lebih kecil dari beberapa

besarnya amoeba. Rotifera disebut sebagai ( "roda pembawa") berasal mengandung silia

(korona) yang mengelilingi mulut mereka. Rotifera sangat menarik dalam hal embryologis

karena semua yang dewasa memiliki jumlah sel tetap, yang dihasilkan dari sejumlah kontak

sel zigotnya. Mereka juga menunjukkan banyak jenis partenogenesis yang belum dibuahi,

tapi bersifat diploid, telur rountinely menghasilkan generasi muda baru. Dalam beberapa

kasus hanya mengandung populasi betina. Kelompok lain yang memproduksi telur haploid

Page 8: III Nemathelminthes [Lap. TAKSONOMI HEWAN]

parthenogenetik berkembang menjadi jantan yang haploid, satu contoh situasi di semut dan

lebah. Ketika sperma dan telur bersatu untuk membentuk zigot, telur yang telah dibuahi

biasanya tebal-shelled dan sangat tahan terhadap kondisi lingkungan yang merugikan atau

ekstrim (Fried, 1990).

Beberapa spesies hanya terdiri atas betina yang menghasilkan lebih banyak betina

lagid ari telur yang tidak dibuahi, suatu jenis reproduksi yang disebut partogenesis. Spesies

menghasilkan dua jenis telur yang berkembang dengan cara partenogénesis, satu jenis

membentuk betina dan jenis lainnya berkembang menjadi jantan yang berdegenerasi yang

bahkan tidak dapat mencari makanannya sendiri. Jantan bertahan hidup cukup lama untuk

menghasilkan sperma yang membuahi telur, dan membentuk zigot resisten yang dapat

bertahan hidup ketika kolam mengering. Ketika kondisi menjadi baik lagi, zigot tersebut

mengakhiri masa dormansinya dan berkembang menjadi suatu generasi betina baru yang

kemudian bereproduksi melalui parthenogenesis sampai kondisi menjadi tidak

menguntungkan lagi (Campbell, 2003).

Page 9: III Nemathelminthes [Lap. TAKSONOMI HEWAN]

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 17 Maret 2010, pukul

08.00-10.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah baki bedah, kaca pembesar, dan pinset.

Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu Ascaris lumbricoides

3.3. Cara Kerja

Diambil Nemathelminthes yang akan diamati, diletakkan di baki bedah. Di

amati secara seksama, dibedakan bagian-bagian tubuhnya secara morfologi, lalu

digambarkan hasilnya dan diberi keterangan. Dibuat deskripsi dan dibuat klasifikasi

spesiesnya.

Page 10: III Nemathelminthes [Lap. TAKSONOMI HEWAN]

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapat hasil sebagai berikut:

Ascaris lumbricoides

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Nemathelminthes

Clasiss : Secernestea

Ordo : Ascroidea

Family : Ascridae

Genus : Ascaris

Spesies : Ascaris lumbricoides

Keterangan

1. Triradiate pharynx

2. Garis lateral

3. Intestine

4. Vagina

5. Three lips

6. Excretory pore

7. Oviduct

8. Uterus

9. Ovary

Deskripsi :

Ascaris lumbricoides termasuk ke dalam kelas Secernestea yang hidup di rongga

usus halus manusia. Ascaris lumbricoides mendiami usus manusia dengan bersifat parasit,

Page 11: III Nemathelminthes [Lap. TAKSONOMI HEWAN]

di mana mereka menyerap makanan dan berkembang biak. Hal ini sesuai dengan pendapat

Levine, (1995) bahwa Ascaris lumbricoides berukuran 10-30 cm untuk cacing jantan dan

22-35 cm untuk cacing betina. Satu cacing betina Ascaris lumbricoides dapat berkembang

biak dengan menghasilkan 200.000 telur setiap harinya. Telur cacing ini dapat termakan

oleh manusia melalui makanan yang terkontaminasi. Telur ini akan menetas di usus,

kemudian berkembang biak jadi larva menembus dinding usus, lalu masuk ke dalam paru-

paru. Setelah dewasa Ascaris lumbricoides akan mendiami usus manusia dan menyerap

makanan disana, disamping tubuh dan berkembang biak yang menyebabkan manusia

kurang gizi.

Page 12: III Nemathelminthes [Lap. TAKSONOMI HEWAN]

BAB V

KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ascaris lumbricoides berkembang biak secara seksual

2. Tubuh cacing Ascaris lumbricoides betina relatif lebih kurus, sedangkan cacing jantan

memiliki ujung posterior yang melengkung

3. Mulut Ascaris lumbricoides terletak di ujung anterior, meruncing dan dilengkapi

dengan 3 bibir

4. Ascaris lumbricoides berukuran 10-30 cm untuk cacing jantan dan 22-35 cm untuk

cacing betina

5. Ascaris lumbricoides hidup dan berkembang biak di dalam usus manusia dengan

bersifat parasit

6. Ascaris lumbricoides merupakan cacing yang menyebabkan seseorang menderita

kurang gizi

Page 13: III Nemathelminthes [Lap. TAKSONOMI HEWAN]

DAFTAR PUSTAKA

Anonima 2010. Nemathelminthes. Http://gurungeblog.wordpress.com/mengenal-phylum-nemathel minthes. Diakses tanggal 15 Maret 2010 jam 20:08 WIB

Anonimb 2010. Nemathelminthes. http://www.gwdg.de/~clembur/verh-dt.htm. Diakses tanggal 15 Maret 2010 jam 20:12 WIB

Anonimc 2010. Nemathelminthes. Http://www.lihatkita.co.cc/2010/01/filum-nemathelminthes.html. Diakses tanggal 15 Maret 2010 jam 21:02 WIB

Campbell, N A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta. Erlangga : v + 404 hlm.

Dwisang, L E. 2008. Inti sati Biologi. Tangerang. Scientific Prees : 568 hlm.

Fried, HG. 1990. Biology The Study of Living Organism. Mc Graw Hill. New York : v + 444 hlm.

Levine, N D. 1995. Veterinary Protozoology. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Oemarjati, B S. 1990. Taksonomi Avertebrata. Jakarta. UI-Prees : vii + 177 hlm.

Radiopoetro. 1996. Zoologi. Jakarta. Erlangga: v + 618 hlm.