III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitiandigilib.unila.ac.id/20057/3/11. Metodelogi Penelitian...
Transcript of III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitiandigilib.unila.ac.id/20057/3/11. Metodelogi Penelitian...
III. METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Lampung untuk pembuatan Arang Tempurung Kelapa,
dan Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung
untuk pengujian Marshall Test dan Immersion Test.
B. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Yamato, Muffle Furnace FM48
Alat ini digunakan untuk pembuatan arang aktif/karbonisasi tempurung
kelapa dengan suhu 400oC.
2. Satu Set Saringan (Sieve)
Alat ini digunakan untuk memisahkan agregat berdasarkan gradasi
agregat.
26
3. Alat Uji Marshall
Terdiri dari alat pemadat Automatic Marshall Compactor untuk
pemadatan benda uji Marshall dan Automatic Marshall Tester untuk Uji
kinerja Marshall.
4. Alat Bantu
Alat bantu yang digunakan antara lain :
a. Cetakan Marshall
b. Pemanas (Oven)
c. Termometer digital
d. Jangka sorong
e. Timbangan elektronik
f. Sarung tangan
g. Bak perendam, dan lain-lain.
C. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Aspal yang digunakan adalah aspal keras pen 60/70.
2. Filler sebagai bentuk pengganti material filler yang digunakan berupa
Arang Tempurung Kelapa (ATK).
3. Agregat yang digunakan adalah agregat yang berasal dari Tanjungan,
Lampung Selatan.
27
D. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan mulai dari awal sampai akhir
akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan yaitu persiapan pustaka, persiapan bahan dan
juga persipan alat yang digunakan. Persiapan bahan (aspal keras pen
60/70, agregat kasar, agregat halus dan filler) yaitu mendatangkan bahan
dari sumbernya ke Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik
Universitas Lampung dan menyiapkan bahan-bahan tersebut untuk diuji
sebelum digunakan dalam campuran beraspal.
2. Pemeriksaan Bahan
Pemeriksaan material yang digunakan mengikuti prosedur pemeriksan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.
Tabel 3.1 Standar Pengujian Aspal
No Jenis Pengujian Standar Uji
1 Penetrasi SNI 06-2456-1991
2 Titik Lembek SNI 06-2434-1991
3 Daktilitas SNI 06-2432-1991
4 Berat Jenis SNI 06-2441-1991
5 Kehilangan Berat SNI 06-2440-1991 Sumber : Manual Pemeriksaan Bahan Jalan, Dirjen Bina Marga dalam Syahputra, 2008
28
Tabel 3.2 Standar Pemeriksaan Agregat
No Jenis Pengujian Standar Uji
1 Analisa saringan SNI 03-1968-1990
2 Berat jenis dan penyerapan agregat kasar SNI 03-1969-1990
3 Berat jenis dan penyerapan agregat halus SNI 03-1970-1990
4 Los Angeles Test SNI 03-2417-1990 Sumber : Manual Pemeriksaan Bahan Jalan, Dirjen Bina Marga dalam Syahputra, 2008
3. Perencanaan Campuran
Pada penelitian ini gradasi campuran agregat yang digunakan adalah
gradasi campuran XI dari spesifikasi Bina Marga seperti yang tercantum
dalam Tabel 3.3. Perencanaan campuran beraspal tipe XI ini tidak
dilakukan dengan mengambil nilai tengah dari setiap persen berat lolos
saringan, melainkan dengan cara analisa saringan.
Tabel 3.3 Gradasi Rencana Agregat Campuran Beraspal Tipe XI
Saringan
(mm)
Syarat Tipe XI %
Lolos
%
Tertahan Bawah Atas
19,0
12,5
9,5
4,75
2,36
1,18
0,6
0,3
0,075
100
–
74
48
33
–
15
10
4
100
–
92
70
53
–
30
20
9
100
90,68
77,62
51,80
35,80
24,74
18,07
14,43
6,10
0
9,32
13,06
25,82
16,00
11,06
6,67
3,64
8,33
Sumber : Spesifikasi Bina Marga (SNI 03-1937-1989) dalam Putra, 2001
29
4. Pembuatan Benda Uji
a. Benda Uji Marshall
Komposisi campuran benda uji terdiri dari agregat kasar, agregat
halus, aspal dan filler. Bahan pengikat yang digunakan yaitu aspal
keras pen 60/70 dengan variasi pengganti material filler arang
tempurung kelapa 0%, 33,3%, 66,7%, dan 100% dari berat filler.
Benda uji dibuat sebanyak 3 buah pada masing-masing variasi kadar
aspal. Total benda uji Marshall yang dibuat sebanyak 72 buah.
Tabel 3.4 Jumlah Benda Uji
Filler Benda Uji
ATK Abu
Batu
Mencari Nilai KAO pada Kadar
Aspal Total
Nilai
Stabilitas
Statis pada
Nilai KAO
Total
4,5% 5,0% 5,5% 6,0% 6,5%
0% 100% 3 3 3 3 3 3
72 33,3% 66,7% 3 3 3 3 3 3
66,7% 33,3% 3 3 3 3 3 3
100% 0% 3 3 3 3 3 3
Benda uji berbentuk silinder berdiameter 4 inchi (10,16 cm) dan tinggi
2,5 inchi (6,35 cm). Pencampuran dilakukan secara manual dengan
suhu pencampuran dan pemadatan selalu dikontrol dengan
menggunakan termometer digital. Pemadatan campuran dilakukan
sebanyak 75 kali tumbukan tiap sisi (atas dan bawah) dengan
menggunakan alat Automatic Marshall Compactor. Setelah
30
pemadatan kedua sisi dilaksanakan benda uji dikeluarkan dari cetakan
kemudian direndam pada suhu 60 oC selama 30 menit.
b. Benda Uji Immersion
Benda uji Immersion atau metode uji perendaman pada dasarnya sama
dengan benda uji metode Marshall. Benda uji dibuat sebanyak 3 buah
pada masing-masing variasi kadar aspal. Total benda uji Immersion
yang dibuat sebanyak 12 buah.
5. Tahap Pengujian
a. Pengujian Marshall
Tahap pengujian selanjutnya adalah merendam benda uji Marshall
dalam waterbath selama 30 menit pada suhu 60 oC. Setelah direndam
benda uji Marshall diletakkan pada mesin uji Marshall. Pengujian
Marshall bertujuan untuk menentukan ketahanan (stabilitas) terhadap
kelelehan plastis (flow) yang terjadi pada campuran beraspal, sesuai
dengan prosedur SNI 06-2489-1991. Pada mesin Marshall benda uji
dibebani dengan kecepatan sekitar 50 mm/menit. Beban pada saat
terjadi keruntuhan dibaca pada arloji pengukur. Deformasi yang terjadi
merupakan nilai flow yang dibaca pada flowmeter. Setelah pengujian
31
Marshall selesai, selanjutnya menghitung parameter campuran yaitu
VIM, VMA, VFA, berat volume dan parameter lainnya.
Tabel 3.5 Persyaratan Campuran Lapis Beton Aspal Cara Marshall
Kriteria Campuran Lalu Lintas Berat
2 x 75 tumbukan
Lalu Lintas Menengah
2 x 50 tumbukan
Lalu Lintas Rendah
2 x 35 tumbukan
Min. Mak. Min. Mak. Min. Mak.
Stabilitas (kg) 550 450 350
Kelelehan (mm) 2,0 4,0 2,0 4,5 2,0 5,0
Stabilitas/Kelelehan (kg/mm) 200 350 200 350 200 350
Rongga dalam Campuran (%) 3 5 3 5 3 5
Sumber : Spesifikasi Bina Marga (SNI 03-1737-1989) dalam Putra, 2001
b. Pengujian Immersion
Immersion Test atau metode uji perendaman pada dasarnya sama
dengan metode uji Marshall, yang membedakan adalah pada waktu
perendaman benda uji. Uji perendaman ini ditujukan untuk mengetahui
durabilitas dari suatu campuran beraspal yang dinyatakan sebagai nilai
indeks kekuatan sisa atau ”index retained of stability” (IRS), yang
dirumuskan :
6. Hasil Penelitian di Laboratorium dan Pembahasan
Dari hasil penelitian di laboratorium akan diperoleh nilai stabilitas statis,
dan index durabilitas suatu campuran bergradasi kasar dengan
menggunakan aspal keras pen 60/70 sebagai bahan pengikat dan Arang
Tempurung Kelapa sebagai material pengganti filler.
32
E. Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Pembuatan Arang
Tempurung Kelapa
pada Suhu 400oC
Material Aspal
Persiapan
Pengujian Karakteristik Mutu:
1. Pengujian Arang Tempurung Kelapa (BJ Arang)
2. Pengujian Aspal (Penetrasi, Titik Lembek, Daktilitas, Berat Jenis, Kehilangan Berat)
3. Pengujian Agregat (Analisa Saringan, Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar,
Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus, Los Angeles Test)
Pembuatan Sampel untuk Penentuan Kadar Aspal Optimum dengan Variasi Perlakuan:
1. Kadar Aspal: dengan 5 variasi (4,5%; 5,0%; 5,5%; 6,0%; 6,5%)
2. Kadar Arang Tempurung Kelapa: dengan 4 variasi (0%; 33,3%; 66,7%; 100%)
Menentukan untuk Kadar Aspal Optimum menggunakan Metode Marshall:
1. Pengujian Marshall Test (Stabilitas, VIM, VMA, VFA, Flow, MQ)
2. Perhitungan Kadar Aspal Optimum (KAO)
Pembuatan Benda Uji pada Nilai KAO
Pengujian Benda Uji pada Nilai KAO:
1. Pengujian Marshall Test (Stabilitas, VIM, VMA, VFA, Flow, MQ)
2. Pengujian Immersion Test (Indeks Kekuatan Sisa)
Hasil dan Analisa
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Material Agregat