III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/8399/3/BAB III.pdfdesain...

18
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kota Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2017. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Petanian, Universitas Brawijaya, Malang. 3.2 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan dalam suatu penelitian yang tersusun secara berurutan dan sistematis. Diagram alir prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. 3.2.1 Survei Pendahuluan dan Studi Literatur Kegiatan survei pendahuluan merupakan kegiatan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di masyarakat. Pada tahap ini dapat diketahui permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian. Survei pendahuluan dilakukan dengan melakukan pengamatan pada perilaku pembelian penduduk Kota Malang terhadap Teh Botol Sosro. Studi literatur dilakukan berdasarkan survei pendahuluan untuk mendapatkan informasi tambahan dan landasan teori yang digunakan sebagai pendukung penelitian. Studi literatur dilakukan dengan mencari atau mengumpulkan bahan-bahan yang berhubungan dengan teh, kemasan, partial least square, keputusan pembelian dan loyalitas konsumen pada buku, jurnal, e-book, skripsi dan beberapa penelitian terkait yang sudah dilakukan. 3.2.2 Perumusan Masalah Merupakan langkah awal dalam penelitian, dimana pada tahap ini dilakukan dengan mengamati kondisi lapang mengenai apa yang terjadi saat ini, kemudian dilanjutkan dengan memahami permasalahan yang terjadi. Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan pada survei pendahuluan dapat dirumuskan permasalahan yang terkait dengan perilaku

Transcript of III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitianrepository.ub.ac.id/8399/3/BAB III.pdfdesain...

23

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kota Malang. Penelitian

dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2017. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Petanian, Universitas Brawijaya, Malang.

3.2 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan dalam suatu penelitian yang tersusun secara berurutan dan sistematis. Diagram alir prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

3.2.1 Survei Pendahuluan dan Studi Literatur Kegiatan survei pendahuluan merupakan kegiatan untuk

mengetahui permasalahan yang terjadi di masyarakat. Pada tahap ini dapat diketahui permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian. Survei pendahuluan dilakukan dengan melakukan pengamatan pada perilaku pembelian penduduk Kota Malang terhadap Teh Botol Sosro. Studi literatur dilakukan berdasarkan survei pendahuluan untuk mendapatkan informasi tambahan dan landasan teori yang digunakan sebagai pendukung penelitian. Studi literatur dilakukan dengan mencari atau mengumpulkan bahan-bahan yang berhubungan dengan teh, kemasan, partial least square, keputusan pembelian dan loyalitas konsumen pada buku, jurnal, e-book, skripsi dan beberapa penelitian terkait yang sudah dilakukan.

3.2.2 Perumusan Masalah Merupakan langkah awal dalam penelitian, dimana pada

tahap ini dilakukan dengan mengamati kondisi lapang mengenai apa yang terjadi saat ini, kemudian dilanjutkan dengan memahami permasalahan yang terjadi. Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan pada survei pendahuluan dapat dirumuskan permasalahan yang terkait dengan perilaku

24

konsumen dalam membeli minuman teh dalam kemasan. Permasalahan pada penelitian ini yaitu ingin megetahui pengaruh desain kemasan terhadap keputusan pembelian dan keterkaitan keputusan pembelian dengan loyalitas konsumen.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

25

3.2.3 Identifikasi Metode dan Variabel Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah partial least square (PLS). Pemilihan metode ini karena PLS merupakan metode yang powerfull, tidak sensitif terhadap variabel kolinier, menerima sejumlah besar variabel, mempunyai tingkat prediksi yang tinggi dan dapat digunakan dalam jumlah sampel yang rendah antara 20-100 (Varmuza, 2008). Variabel yang digunakan yaitu; variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (X) yang digunakan yaitu daya tarik visual (X1), dan daya tarik fungsional (X2). Variabel terikat (Y) yang digunakan yaitu keputusan pembelian (Y1), kepuasan konsumen (Y2) dan loyalitas konsumen (Y3). Identifikasi masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 3.1. 3.2.4 Penentuan Populasi dan Sampel

Menurut Riduwan (2009) populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Menurut Mudrajad (2003) populasi sebagai kelompok elemen yang lengkap dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi obyek penelitian. Pada penelitian ini, populasi yang digunakan sebagai obyek penelitian atau responden adalah konsumen teh siap minum di Kota Malang. Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih melalui cara tertentu yang mewakili karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap mewakili populasi (Arifin, 2008).

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2008). Pengambilan sampel akan dilakukan dengan mendatangi langsung responden, dimana responden tersebut sudah pernah mengkonsumsi atau membeli

26

Teh Botol Sosro kemasan pouch di Malang. Menurut Ferdinand (2006) penentuan sampel yang representatif tergantung pada jumlah indikator dikali 5 hingga 10. Rumus yang digunakan sebagai berikut : Ukuran sampel (n) = ∑ Indikator x 5 (min) hingga 10 (mak) (1)

Penelitian ini menggunakan penduduk Kota Malang sebagai populasinya. Responden yang digunakan adalah penduduk Kota Malang yang pernah mengkonsumsi Teh Botol Sosro kemasan pouch. Responden yang digunakan dalam penelitian memiliki rentang usia 17-60 tahun. Penentuan rentang usia dikarenakan pada usia 17-60 tahun termasuk usia produktif sehingga mampu memberikan penilaian terhadap kuesioner dengan baik. Pengambilan jumlah sampel diharapkan dapat mewakili target pasar pada konsumen yang mengkonsumsi Teh Botol Sosro kemasan pouch. Jumlah indikator pada penelitian ini adalah sebanyak 22 sehingga dengan menggunakan rumus (1) maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini dapat ditentukan sebagai berikut :

Ukuran sampel (n) = 24 x 6 = 144

Merujuk pada pendapat Hair et al (2006), ukuran sampel dalam penelitian harus memiliki jumlah sampel minimum lima kali jumlah pertanyaan yang dianalisis. Oleh karena itu, jumlah responden yang diambil yaitu sebanyak 144 responden yang sudah melebihi jumlah minimum responden.

27

28

3.2.5 Penyusunan Kuesioner Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang

disebarkan kepada konsumen teh siap minum. Terdapat tiga bagian pada kuesioner yang digunakan dalam penelitian yaitu :

1. Bagian pendahuluan yang digunakan untuk memberikan tujuan dibuat dan disebarnya kuesioner oleh penulis.

2. Bagian identitas responden yang bertujuan untuk mengetahui data diri responden dan mampu mengkualifikasi responden sebagai sampel yang benar sesuai dengan data yang dibutuhkan peneliti.

3. Bagian pertanyaan utama yang menyangkut tentang penilaian konsumen terhadap kemasan pouch pada produk Teh Botol Sosro. Kuesioner dalam penelitian ini diukur menggunakan skala

likert dengan 5 pilihan jawaban. Penilaian pada skala likert ini 1 sampai 5 untuk setiap pertanyaan, dengan angka terendah menggambarkan jawaban negatif (-) sedangkan angka tertinggi menggambarkan jawaban positif (+). Skala likert ini digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang (Sugiyono, 2011). Nilai skala likert dipilih 1 sampai 5 karena responden akan lebih mudah untuk menjawab dan dapat mereprentasikan jawaban responden dibandingkan dengan nilai yang lebih kecil, serta skala likert dengan jumlah titik 5 mempunyai indeks reliabilitas, validitas dan kekuatan diskriminasi yang baik. Menurut Preston (2000) jumlah titik 2,3 dan 4 menghasilkan indeks reliabilitas, validitas dan kekuatan diskriminasi yang buruk. Hasil ini berbeda nyata dibandingkan jumlah titik 5,6 dan 7 yang mempunyai indeks reliabilitas, validitas dan kekuatan diskriminasi yang baik. Ukuran stabilitas (test-retest validitas) menunjukkan jumlah titik 2,3 dan 4 mempunyai stabilitas paling buruk dan semakin bagus saat jumlah titik meningkat namun ukuran stabilitas cenderung menurun pada jawaban responden dengan jumlah titik 10. Penilaian dengan menggunakan skala likert dapat dilihat pada Tabel 3.2

29

Tabel 3.2 Nilai Skor Berdasarkan Skala Likert

Pernyataaan Skor

Sangat Setuju 5 Setuju 4 Ragu-ragu 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Hermawan (2005)

3.2.6 Penyusunan Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah : 1. Kuesioner

Kuesioner adalah sebuah alat pengumpulan data yang nantinya data tersebut akan diolah untuk menghasilkan informasi tertentu. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon terhadap daftar pertanyaan tersebut. Instrument lembar daftar pertanyaan dapat berupa angket, checklist, ataupun skala (Umar, 2003). Kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1. 2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung (Kuswanto, 2012). Wawancara dilakukan dengan responden yang pernah mengkonsumsi Teh Botol Sosro kemasan pouch. 3. Studi Literatur

Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Tujuannya adalah untuk memperkuat permasalahan serta sebagai dasar teori dalam melakukan studi. Studi Literatur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya (Hamdi, 2014).

30

3.2.7 Pengembangan Model Struktural PLS juga digunakan untuk mengukur hubungan setiap indikator dengan konstruknya. Tujuan dari metode PLS adalah mengestimasi dan menganalisis variabel terikat dari variabel-variabel bebas (Indahwati, 2014). Metode ini digunakan untuk menguji model dan hubungan antar variabel yang kompleks sekaligus memproyeksikan hubungan antara variabel-variabel pengamatan. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan software WarpPLS 5.0.

1. Merancangan Model Struktural (Inner Model) Inner Model atau Model Struktural dapat dilihat pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 Model Struktural (Inner Model)

31

2. Merancangan Model Pengukuran (Outer Model)

Gambar 3.3 Model Reflektif (Outer Model) Variabel X1 dan

Indikatornya

Gambar 3.4 Model Reflektif (Outer Model) Variabel X2 dan

Indikatornya

32

Gambar 3.5 Model Reflektif (Outer Model) Variabel Y1 dan

Indikatornya

Gambar 3.6 Model Reflektif (Outer Model) Variabel Y2 dan

Indikatornya

Gambar 3.7 Model Reflektif (Outer Model) Variabel Y3 dan

Indikatornya

33

3. Mengonstruksian Diagram Jalur (Path Diagram) Diagram jalur yang digunakan pada penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Konstruksi Diagram

34

Berdasarkan diagram jalur maka didapatkan hipotesis pernyataan sebagai berikut : H1 : Daya tarik visual (X1) kemasan berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian (Y1) H2 : Daya tarik fungsional (X2) kemasan berpengaruh

positif terhadap keputusan pembelian (Y1) H3 : Daya tarik visual (X1) kemasan secara langsung

berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen (Y2)

H4 : Daya tarik fungsional (X2) kemasan secara langsung berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen (Y2)

H5 : Daya tarik visual (X1) kemasan secara langsung berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen (Y3)

H6 : Daya tarik fungsional (X2) kemasan secara langsung berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen (Y3)

H7 :Keputusan pembelian (Y1) berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen (Y2)

H8 :Kepuasan konsumen (Y2) berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen (Y3)

H9 :Daya tarik visual kemasan (X1) secara tidak langsung berpegaruh positif terhadap kepuasan konsumen (Y2) melalui keputusan pembelian sebagai variable mediasi

H10 :Daya tarik fungsional kemasan (X2) secara tidak langsung berpegaruh positif terhadap kepuasan konsumen (Y2) melalui keputusan pembelian sebagai variabel mediasi

H11 :Daya tarik visual (X1) kemasan secara tidak langsung berpegaruh positif terhadap loyalitas konsumen (Y3) melalui kepuasan konsumen sebagai variabel mediasi

H12 :Daya tarik fungsional (X2) kemasan secara tidak langsung berpegaruh positif terhadap loyalitas konsumen (Y3) melalui kepuasan konsumen sebagai variable mediasi

H13 :Keputusan pembelian (Y1) secara tidak langsung

35

berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen (Y3) melalui kepuasan konsumen sebagai variable mediasi 3.2.8 Pengujian Model

Uji instrumen penelitian yang dilakukan adalah : 1. Uji Validitas

Validitas adalah pernyataan sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur (Santoso, 2007). Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut valid, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara nilai tiap-tiap item pertanyaan dengan nilai total kuesioner tersebut. Instrument yang valid berarti instrument mampu mengukur tentang apa yang diukur (Sanusi, 2005). Untuk mengetahui tingkat validitas digunakan rumus korelasi (Ghozali, 2008) :

r = 𝑛(𝛴𝑋𝑌)−(𝛴𝑋𝛴𝑌)

√[𝑛𝛴𝑋2][𝑛𝛴𝑌2−(𝛴𝑌)2] (2)

Keterangan: r = koefisien korelasi ΣX = jumlah skor item ΣY = jumlah skor total item n = jumlah responden Suatu variabel dinyatakan valid jika koefisien korelasi r

hitung > r tabel. Apabila nilai indikator memiliki pearson correlation lebih dari 0,199 menunjukan bahwa jawaban dari seluruh pertanyaan pada kuesioner tersebut valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kehandalan konstruk pertanyaan atau pernyataan yang dibuat sekaligus mengukur konsistensi responden dalam menjawab (Gumilar, 2007). Instrument yang memenuhi persyaratan reliabilitas berarti instrument menghasilkan ukuran yang konsisten walaupun instrument tersebut digunakan untuk mengukur

36

berkali-kali (Sanusi, 2005). Data yang reliabel akan memberikan hasil yang sama atau tidak jauh berbeda apabila dianalisa berulang kali. Cronbach Alpha dianggap reliabel jika menunjukan angka ≥ 0,6. Pada teknik Cronbach Alpha, kriteria yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas adalah nilai Cronbach Alpha yang berkisar antara 0-1. Semakin mendekati angka 1 suatu data dianggap semakin reliabel. Untuk menguji digunakan cronbach alpha dengan rumus (Sugiyono, 2006) :

r= [𝑘

(𝑘−1)] [1 −

𝛴𝜎𝑏2

𝜎12 ] (3)

Keterangan: r = reliabilitas instrumen

Σ𝜎𝑏2 = jumlah varians butir

k = banyaknya butir pertanyaan σ1

2 = varians total Uji instrument pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 20. 3.2.9 Teknis Analisis Data 3.2.9.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik responden serta nilai skor rata-rata jawaban responden untuk masing-masing item pertanyaan. Analisis ini dilakukan dengan mendeskripsikan data berdasarkan kecenderungan dan tanggapan responden terhadap item pertanyaan yang berkaitan dengan variabel penelitian.

3.2.9.2 Analisis Inferensial Analisis inferensial digunakan untuk menjawab hipotesis

dalam penelitian ini, maka dilakukan analisis data dengan menggunakan metode Partial Least Square (PLS). Metode ini digunakan untuk menguji model dan hubungan antar variabel yang kompleks sekaligus memproyeksikan hubungan antara variabel-variabel pengamatan. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan software WarpPLS 5.0.

37

1. Evaluasi Goodness of Fit Evaluasi Goodness of Fit dilakukan untuk untuk menguji kesesuaian model. Evaluasi dilakukan terhadap model pengukuran refleksif (Outer Model) dan model pengukuran struktural (Inner Model).

A. Evaluasi Model Pengukuran Refleksif (Outer Model) Model refleksif bertujuan untuk mengetahui atau mengukur skor yang dinilai berdasarkan korelasi yang dihitung dengan : a. Convergent validity, digunakan untuk mengetahui

validitas setiap indikator yang digunakan dalam penelitian. Nilai pada convergent validity yang rendah menunjukan bahwa indikatornya tidak cukup baik untuk mewakili variabel. Nilai loading faktor indikator yang dianggap baik minimal 0,5 untuk indikator antara 3-7.

b. Discriminant validity, digunakan pada indikator yang berifat refleksif didasarkan pada nilai cross loading indikator dengan nilai variabel latennya harus lebih besar dibandingkan korelasi terhadap variabel laten yang lain. Variabel dianggap sudah menjadi pembanding yang baik untuk model apabila nilai validitas diskriminannya lebih dari 0,5.

c. Composite reliability, digunakan untuk menunjukan tingkat konsistensi alat pengukur dapat dipercaya untuk diandalkan. Instrumen penelitian bersifat konsisten apabila nilai composite reliability lebih besar atau sama dengan 0,7. Composite reliability merupakan uji reliabilitas dalam PLS dimana menunjukan akurasi, konsistensi dari ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran.

B. Evaluasi Model Pengukuran Struktural (Inner Model) Evaluasi Goodness of Fit pada Inner Model diukur menggunakan R-Square atau koefisien determinasi dari variabel laten dependen dengan interpretasi yang sama

38

dengan regresi. Menurut Chin (1998), nilai R-Square sebesar 0,67 (kuat), 0,33 (moderat) dan 0,19 (lemah). R-Square yang didapat merupakan nilai sebuah model konstruk yang harus diukur lagi menggunakan Q-Square predictive relevance. Bertujuan untuk mengukur seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Menurut Chin (1998) apabila nilai Q-Square predictive relevance yang didapatkan 0.02 (kecil), 0.15 (sedang), dan 0.35 (besar). Q-Square predictive relevance dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Q2 = 1 – (1 – R1

2) (1 – R22) (1 - R3

2) (4)

2. Pengujian Hipotesis Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang harus dibuktikan kebenarannya. Suatu hipotesis harus dapat diuji secara kuantitatif. Hasil pengujian hipotesis dilihat dari nilai path coefficients dan P values. Hipotesis dapat dikatakan signifikan apabila memenuhi syarat dari nilai P values yakni, ≤ 0.01 menunjukkan highly significant, ≤ 0.05 significant dan ≤ 0.10 weakly significant. Sedangkan nilai path coefficient digunakan untuk menunjukkan arah dari pengaruh antar variabel, dimana variabel tersebut akan bersifat memperkuat apabila nilai path coefficients bernilai positif dan sebaliknya akan bersifat memperlemah apabila nilai path coefficients bernilai negatif. 3.2.10 Hasil Pembahasan

Data yang telah terkumpul kemudian diolah menggunakan metode Partial Least Square. Hasil pengolahan data kemudian diinterpretasikan kedalam pembahasan. Hasil yang akan dibahas adalah mengenai aspek dalam kemasan yang berpengaruh dalam penilaian konsumen, serta keputusan pembelian dan loyalitas konsumen terhadap produk teh dalam kemasan siap minum Teh Botol Sosro kemasan pouch. Hal ini berguna untuk mengetahui bagaimana penilaian konsumen terhadap produk dengan kemasan yang baru.

39

3.2.11 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan saran merupakan bagian akhir dari sebuah laporan penelitian. Kesimpulan akan menjawab mengenai rumusan masalah dan tujuan penelitian. Saran merupakan bagian yang diberikan untuk mengembangkan kemasan yang lebih baik sesuai dengan keinginan konsumen dari hasil penelitian.

40