II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun...

16
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika Menurut Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian Pertanian (2010), Kopi Arabika adalah spesies asli yang berasal dari Ethiopia. Kopi Arabika tumbuh di Afrika Barat, India Barat, Brazil, dan Jawa. Kopi Arabika merupakan tanaman perdu tahunan yang memiliki akar tunggang, tingginya antara 7-12 m dan mempunyai cabang. Percabangan sekunder sangat aktif bahkan pada cabang primer di atas permukaan tanah membentuk kipas berjuntai menyentuh tanah. Panjang cabang primer rata-rata mencapai 123 cm sedangkan ruas cabangnya pendek-pendek. Batang tanaman Kopi Arabika berkayu, keras, dan tegak dengan warna putih keabu-abuan. Beberapa sifat penting Kopi Arabika antara lain. 1. Syarat tumbuh Kopi Arabika pada daerah yang ketinggiannya antara 700-1700 m dpl dan suhu 16-20°C. Daerah yang iklimnya kering atau bulan kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang sesekali mendapat hujan kiriman. 2. Umumnya peka terhadap serangan penyakit HV, terutama bila ditanam di dataran rendah atau kurang dari 500 m dpl. 3. Rata-rata produksi sedang (4,5-5 kuintal kopi beras/ha/th), tetapi mempunyai harga dan kualitas yang relatif lebih tinggi dari kopi lainnya. Produksi Kopi Arabika bisa mencapai 15-20 kuintal/ha/th apabila dikelola secara intensif. 4. Umumnya berbuah sekali dalam setahun. Beberapa varietas kopi yang termasuk Kopi Arabika dan banyak diusahakan di Indonesia antara lain Abesinia, Pasumah, Marago Type, dan Congensis.

Transcript of II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun...

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang ... dari bahan yang ... citarasa dan senyawa penyegar mudah

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika

Menurut Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian Pertanian (2010),

Kopi Arabika adalah spesies asli yang berasal dari Ethiopia. Kopi Arabika tumbuh

di Afrika Barat, India Barat, Brazil, dan Jawa. Kopi Arabika merupakan tanaman

perdu tahunan yang memiliki akar tunggang, tingginya antara 7-12 m dan

mempunyai cabang. Percabangan sekunder sangat aktif bahkan pada cabang

primer di atas permukaan tanah membentuk kipas berjuntai menyentuh tanah.

Panjang cabang primer rata-rata mencapai 123 cm sedangkan ruas cabangnya

pendek-pendek. Batang tanaman Kopi Arabika berkayu, keras, dan tegak dengan

warna putih keabu-abuan. Beberapa sifat penting Kopi Arabika antara lain.

1. Syarat tumbuh Kopi Arabika pada daerah yang ketinggiannya antara

700-1700 m dpl dan suhu 16-20°C. Daerah yang iklimnya kering atau bulan

kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang sesekali mendapat

hujan kiriman.

2. Umumnya peka terhadap serangan penyakit HV, terutama bila ditanam di

dataran rendah atau kurang dari 500 m dpl.

3. Rata-rata produksi sedang (4,5-5 kuintal kopi beras/ha/th), tetapi mempunyai

harga dan kualitas yang relatif lebih tinggi dari kopi lainnya. Produksi Kopi

Arabika bisa mencapai 15-20 kuintal/ha/th apabila dikelola secara intensif.

4. Umumnya berbuah sekali dalam setahun.

Beberapa varietas kopi yang termasuk Kopi Arabika dan banyak

diusahakan di Indonesia antara lain Abesinia, Pasumah, Marago Type,

dan Congensis.

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang ... dari bahan yang ... citarasa dan senyawa penyegar mudah

10

2.2 Budidaya Kopi Arabika

Menurut Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian Pertanian (2010),

adapun langkah-langkah dalam budidaya Kopi Arabika, antara lain.

1. Persemaian

Benih yang digunakan harus dipilih dari buah kopi yang baik dan masak

dari bahan yang dikehendaki. Biji diperoleh setelah benih kulit, dan daging buah

dipisahkan dan lendir dibersihkan dengan abu, setelah itu benih diangin-anginkan

selama kurang lebih dua sampai tiga hari. Benih yang tersedia kemudian

disemaikan pada media yang sudah disiapkan. Tanaman persemaian harus dipacu

kira-kira 30 cm dan bersih dari sisa-sisa akar dan batu-batu lain. Bagian atas

bedengan diberi lapisan pasir tepat kira-kira 5 cm. Bedengan harus diberi naungan

dan setiap hari harus disiram dengan air yang cukup, tetapi tidak tergenang. Benih

dipindahkan ke tempat persemaian lapangan setelah berusia tiga bulan.

2. Penanaman

Persiapan lahan dilakukan dengan pembersihan semak, membongkar

tunggul atau akar pohon yang ada, kemudian diberakan dan dilakukan pengajiran.

Pengajiran adalah cara untuk mengatur jarak tanam agar rapi, lurus, dan teratur

dengan menggunakan ajir (bilahan bambu atau tongkat dari kayu). Jarak tanam

berbentuk segi empat 2,5 x 2,5 m, pagar 1,5 x 2,5 m, untuk tumpang sari 2 x 4 m.

Lubang tanam dibuat tiga bulan sebelum ditanam dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm

dan tanah galian dicampur dengan pupuk kandang ke dalam lubang setelah

2-4 minggu. Bibit kopi harus berumur 4-5 bulan, tinggi minimal 20 cm, jumlah

minimal tiga pasang.

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang ... dari bahan yang ... citarasa dan senyawa penyegar mudah

11

Penanaman Kopi Arabika memerlukan pohon pelindung yang hendaknya

sudah ditanam 1-2 tahun. Biasanya jenis pohon yang ditanam seperti lamtoro,

dadap, dan sengon. Pohon pelindung selain berguna untuk melindungi tanaman

kopi, juga berguna untuk memperpanjang umur produksi, menghindari penyakit,

mengurangi biaya penyiangan, dan dapat menurunkan suhu air dan tanah pada

musim panas.

3. Pemeliharaan

Penyulaman dilakukan pada bibit yang sudah mati untuk menjamin jumlah

tegakan tanaman. Penyiangan dilakukan empat kali dalam sebulan pada tanaman

muda sedangkan untuk tanaman dewasa dua kali dalam sebulan yang bertujuan

meratakan unsur hara dan air. Pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu

awal musim hujan dan akhir musim hujan.

4. Panen

Ukuran kematangan buah kopi ditandai oleh perubahan kulit buah telah

merah. Warna tersebut akan berubah menjadi kehitam-hitaman setelah masa

masak penuh terlampaui (over ripe). Sistem petik merah akan menghasilkan kopi

pasar bermutu tinggi dengan rendemen yang tinggi sekitar 20-22%. Tanaman

Kopi Arabika sudah mulai berproduksi pada umur 2,5-3 tahun. Buah kopi yang

bisa dipetik pada panen pertama hanya sedikit. Jumlah tersebut semakin

meningkat dari tahun ke tahun dan mencapai puncaknya setelah berumur

7-9 tahun. Tanaman Kopi Arabika mampu berproduksi rata-rata 5-7

kuintal/ha/tahun pada saat umur tersebut.

5. Pascapanen (pengolahan hasil)

Ada dua cara pengolahan buah Kopi Arabika, antara lain.

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang ... dari bahan yang ... citarasa dan senyawa penyegar mudah

12

a. Pengolahan kering (dry process)

Pengolahan kering biasanya dilakukan pada buah kopi yang belum masak

(masih hijau) dan kelewat masak, serta buah kopi yang cacat lainnya. Buah kopi

disortasi dengan cara memisahkan buah kopi yang masak dari buah yang belum

masak dan kelewat masak, buah cacat dan kotoran lainnya. Buah kopi dijemur

selama 10-15 hari hingga kadar air kurang dari 13% setelah disortasi, setelah

proses penjemuran buah kopi dikupas dengan mesin pengupas (huller).

b. Pengolahan basah (wet process)

Buah kopi yang baik dan masak dipisahkan dari buah busuk, mentah, dan

kotoran lainnya. Buah kopi dimasukkan ke dalam bak sortasi buah yang berisi air.

Air yang digunakan adalah air yang bersih dan bebas dari kotoran yang dapat

mencemari biji kopi. Buah yang mengapung (terserang bubuk buah) dipisahkan

dari buah yang tenggelam dan selanjutnya diolah terpisah. Buah kopi dikupas

dengan mesin pengupas (pulper) tipe silinder setelah proses sortasi, kemudian biji

kopi difermentasi. Tahap fermentasi hanya dilakukan untuk pengolahan Kopi

Arabika. Tujuan proses ini adalah untuk menghilangkan lapisan lendir yang

tersisa di permukaan kulit tanduk biji kopi setelah proses pengupasan. Tujuan lain

proses fermentasi ini adalah untuk mengurangi rasa pahit dan mendorong

terbentuknya kesan mild pada citarasa seduhannya.

Prinsip fermentasi adalah pernguraian senyawa-senyawa yang terkandung

di dalam lapisan lendir oleh mikroba alami dan dibantu dengan oksigen dari

udara. Proses fermentasi dapat dilakukan secara basah (merendam biji kopi di

dalam genangan air) dan secara kering tanpa rendaman air. Cara sederhana untuk

fermentasi kering adalah dengan menyimpan biji kopi HS basah dalam karung

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang ... dari bahan yang ... citarasa dan senyawa penyegar mudah

13

plastik yang bersih atau dapat juga dilakukan dengan menumpuk biji kopi HS

basah di dalam bak semen dan kemudian ditutup dengan karung goni, dan

dilakukan pembalikan minimal satu kali sehari. Akhir fermentasi ditandai dengan

mengelupasnya lapisan lendir yang menyelimuti kulit tanduk. Waktu fermentasi

biji Kopi Arabika berkisar 12-36 jam.

Biji kopi dicuci untuk menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang

masih menempel dikulit tanduk setelah proses fermentasi. Proses pencucian ini

dapat dilakukan secara manual maupun dengan bantuan mesin. Kopi gabah (kopi

HS) yang telah dicuci ditiriskan selama beberapa jam. Proses selanjutnya adalah

pengeringan. Kopi HS harus dijemur sampai kadar air 30%, selanjutnya dapat

dikeringkan dengan mesin pada suhu maksimum 45oC atau dijemur terus hingga

kering. Penjemuran dilakukan dengan menggunakan alas yang bersih.

Pengeringan ini dilakukan sampai kadar air kopi lebih rendah dari 12%.

c. Penggerbusan (Hulling)

Buah kopi kering digiling dengan mesin huller untuk mendapatkan biji

kopi Ose (kopi beras) atau dapat juga dilakukan dengan cara ditumbuk.

Penggerbusan dilakukan terhadap kopi HS yang cukup kering.

d. Penyimpanan

i. Biji kopi HS atau kopi beras dapat disimpan setelah cukup kering, dengan

kadar air 12%.

ii. Biji kopi harus dikemas dan disimpan dengan bahan kemas dari ruang

simpan yang tidak lembab, aerasi baik, bersih, dan bebas dari bahan yang

berbau asing dan hama gudang.

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang ... dari bahan yang ... citarasa dan senyawa penyegar mudah

14

iii. Penyimpanan kopi bisa secara curah atau dalam karung. Penyusunan

karung dalam gudang menggunakan palet (landasan kayu) dengan jarak

dari lantai 10 cm, 60 cm dari dinding, dan 60 cm antartumpukan.

Penyusunan karung dengan sistem kunci lima dengan tinggi tumpukan

kurang dari 20 karung.

iv. Selama penyimpanan dilakukan pengawasan mutu biji kopi secara

periodik (setiap bulan) meliputi kadar air, serangan hama, dan jamur.

Penyimpanan sebaiknya tidak lebih dari tiga bulan.

6. Proses pengolahan kopi bubuk

Kopi yang akan diolah menjadi bubuk kopi biasanya masih dalam bentuk

kopi Ose. Kopi Ose diolah menjadi kopi bubuk untuk menghasilkan nilai tambah.

Berikut ini proses pengolahan yang dilakukan (Puslitkoka Jember, 2013).

a. Penyangraian

Kunci dari proses produksi kopi bubuk adalah penyangraian. Proses

sangrai diawali dengan penguapan air dan diikuti dengan reaksi pirolisis. Secara

kimiawi, proses ini ditandai dengan evolusi gas CO2 dalam jumlah banyak dari

ruang sangrai. Secara fisik, reaksi pirolisis ditandai dengan perubahan warna biji

kopi yang semula kehijauan menjadi kecoklatan. Kisaran suhu sangrai yang

umum adalah 195-205oC. Waktu penyangraian bervariasi mulai dari 7-30 menit

tergantung pada suhu dan tingkat sangrai yang diinginkan. Kisaran suhu sangrai

adalah sebagai berikut.

i. Suhu 190-195oC untuk tingkat sangrai ringan (warna coklat muda)

ii. Suhu 200-205oC untuk tingkat sangrai medium (warna coklat agak gelap)

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang ... dari bahan yang ... citarasa dan senyawa penyegar mudah

15

iii. Suhu > 205oC untuk tingkat sangrai gelap (warna coklat tua cenderung

agak hitam)

b. Penghalusan biji kopi sangrai

Biji kopi sangrai dihaluskan dengan alat penghalus (grinder) sampai

diperoleh butiran kopi bubuk dengan kehalusan tertentu. Butiran kopi bubuk

mempunyai luas permukaan yang sangat besar sehingga senyawa pembentuk

citarasa dan senyawa penyegar mudah larut saat diseduh ke dalam air panas.

c. Pengemasan

Kopi bubuk dikemas dalam kemasan alumunium foil atau pembungkus

dari plastik dan di-press panas. Kesegaran, aroma, dan citarasa kopi bubuk akan

terjaga dengan baik pada kemasan vakum, supaya kandungan oksigen di dalam

kemasan minimal.

2.3 Konsep Nilai Tambah

Menurut Hayami et. al (1987 dalam Kementrian Keuangan RI, 2012)

menyatakan nilai tambah (value added) adalah pertambahan nilai suatu komoditi

karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam

suatu produksi. Definisi lain nilai tambah menurut Hayami et.al (1987 dalam

Maimun, 2009) adalah selisih antara komoditi yang mendapat perlakuan pada

tahap tertentu dan nilai korbanan yang digunakan selama proses berlangsung.

Sumber-sumber dari nilai tambah tersebut adalah dari pemanfaatan faktor-faktor

seperti tenaga kerja, modal, sumberdaya manusia, dan manajemen.

Metode Hayami merupakan salah satu metode analisis nilai tambah yang

sering dipakai. Hayami menerapkan analisis nilai tambah pada subsistem

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang ... dari bahan yang ... citarasa dan senyawa penyegar mudah

16

pengolahan (produksi sekunder). Produksi sekunder merupakan kegiatan produksi

yang mengubah bentuk produk primer.

Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai tambah adalah penyusutan,

yaitu biaya penggantian untuk keausan dan kelapukan modal dalam produksi. Ada

dua konsep nilai tambah berdasarkan penyusutan yaitu nilai tambah netto dan

nilai tambah brutto. Nilai tambah netto adalah nilai yang memperhitungkan

penyusutan yang terjadi, sedangkan nilai tambah brutto adalah nilai yang tidak

memperhatikan penyusutan (Sicat dan Arndt, 1991 dalam Nur, 2013).

Ada dua cara untuk menghitung nilai tambah, yaitu nilai tambah untuk

pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi

nilai tambah dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu faktor teknis dan faktor pasar.

Faktor teknis yang berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah bahan baku

yang digunakan, dan tenaga kerja. Faktor pasar yang berpengaruh adalah harga

output, upah tenaga kerja, harga bahan baku, dan harga input lain. Menurut

Hayami et.al (1987 dalam Pertiwi, 2013) dalam analisis nilai tambah terdapat tiga

komponen pendukung, yaitu faktor konversi yang menunjukkan banyaknya output

yang dihasilkan dari satu satuan input, faktor koefisien tenaga kerja yang

menunjukkan banyaknya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah

satu satuan input, dan nilai yang menunjukkan nilai output yang dihasilkan dari

satu satuan input.

Distribusi nilai tambah berhubungan dengan teknologi yang diterapkan

dalam proses pengolahan, kualitas tenaga kerja berupa keahlian dan ketrampilan,

serta kualitas bahan baku. Penerapan teknologi cenderung padat karya maka

proporsi bagian tenaga kerja yang diberikan lebih besar dari proporsi bagian

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang ... dari bahan yang ... citarasa dan senyawa penyegar mudah

17

keuntungan bagi perusahaan, sedangkan apabila diterapkan teknologi padat modal

maka besarnya proporsi bagian manajemen lebih besar dari proporsi bagian

tenaga kerja.

2.4 Analisis Finansial

Gittinger (1986 dalam Nisa, 2014) menyatakan aspek finansial merupakan

proyeksi anggaran dan pengeluaran pada masa yang akan datang pada setiap

tahunnya. Analisis aspek finansial proyek membahas analisis biaya manfaat

proyek, serta kriteria kelayakan investasi.

2.4.1 Analisis biaya dan manfaat

Menurut Ichsan dkk, (2000) biaya didefinisikan sebagai manfaat (benefit)

yang dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan jasa, sedangkan manfaat

(benefit) adalah hasil yang diharapkan dari suatu investasi. Biaya yang diperlukan

untuk suatu bisnis antara lain.

a. Biaya modal, yaitu dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka

panjang, seperti tanah, bangunan, alat dan mesin, dan lain-lain.

b. Biaya operasional, yaitu dana yang dikeluarkan untuk menutupi kebutuhan

yang diperlukan pada saat bisnis mulai dilaksanakan. Contoh biaya ini adalah

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya perlengkapan.

c. Biaya lain-lain, seperti pajak, bunga pinjaman, dan asuransi.

2.4.2 Kriteria kelayakan investasi

Kriteria investasi adalah alat ukur yang menentukan apakah suatu proyek

layak atau tidak layak untuk dilaksanakan. Kriteria investasi dapat dibedakan atas

dua kategori, diantaranya.

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang ... dari bahan yang ... citarasa dan senyawa penyegar mudah

18

1. Undiscounted criteria adalah kriteria investasi yang tidak memperhitungkan

suku bunga yang berlaku. Kriteria investasi ini mempergunakan analisis PBP

yang digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi dapat kembali

dengan adanya keuntungan yang dihasilkan oleh usaha dengan satuan waktu.

Kelemahan metode ini adalah sulitnya menentukan periode pengembalian

maksimum sebagai angka pembanding. Metode ini mengabaikan nilai waktu

uang dan aliran kas setelah periode pengembalian.

2. Discounted criteria adalah kriteria investasi yang memperhitungkan suku

bunga yang berlaku. Kriteria investasi ini menggunakan analisis NPV, Net

B/C, IRR, dan analisis sensitivitas.

a. Net B/C

Net B/C merupakan angka perbandingan antara jumlah NPV yang positif

dengan jumlah NPV yang negatif. Perhitungan ini digunakan untuk melihat

berapa kali lipat manfaat yang akan diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Suatu

bisnis dinyatakan layak jika nilai Net B/C lebih besar atau sama dengan satu

(Net B/C ≥ 1). Suatu bisnis dikatakan tidak layak dilaksanakan apabila nilai Net

B/C lebih kecil dari satu (Net B/C < 1), karena manfaat yang akan diperoleh dari

suatu bisnis lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk

pelaksanaan bisnis tersebut.

b. NPV

NPV merupakan suatu ukuran yang menggambarkan kemampuan suatu

bisnis yang nilainya diperoleh dari selisih antara nilai kini (present value) arus

manfaat dengan nilai kini (present value) arus biaya. NPV dari suatu bisnis

merupakan nilai bersih sekarang arus kas tahunan setelah pajak dikurangi dengan

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang ... dari bahan yang ... citarasa dan senyawa penyegar mudah

19

pengeluaran awal. Suatu bisnis dikatakan layak dilaksanakan jika usaha tersebut

memiliki nilai NPV lebih besar dari nol (NPV > 0), dan sebaliknya bila NPV

usaha tersebut kurang dari nol (NPV < 0) maka hasil usaha tersebut tidak dapat

menutupi biaya yang telah dikeluarkan, sehingga usaha tersebut tidak layak

dilaksanakan dan bila nilai NPV suatu usaha tepat sama dengan nol (NPV = 0),

artinya usaha tersebut mengembalikan tepat sebesar biaya investasi. Menurut

Soekartawi (1986 dalam Candraningtyas, 2013), menyebutkan bahwa cara

perhitungan NPV merupakan cara yang praktis untuk menentukan kelayakan

suatu usaha. Cara ini juga memiliki kekurangan, yaitu dibutuhkannya penentuan

suku bunga yang tepat dan benar sebelum menghitung nilai NPV.

c. IRR

Menurut Ichsan dkk, (2000), IRR adalah tingkat bunga (diskonto) yang

akan menyebabkan nilai sekarang bersih sama dengan nol, sebab jika nilai

sekarang bersih sama dengan nol, maka nilai sekarang aliran kas masuk akan

sama dengan nilai sekarang pengeluaran awal investasi. IRR menunjukkan

seberapa besar pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. Suatu

bisnis dikatakan layak jika nilai IRR yang diperoleh bisnis tersebut lebih besar

dari tingkat diskonto, jika nilai IRR yang diperoleh lebih kecil dari tingkat

diskonto, maka bisnis tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Sama halnya

dengan NPV, IRR pun memiliki kelemahan. Kelemahan IRR adalah

pengerjaannya yang paling sulit di antara semua analisis investasi yang ada, akan

tetapi untuk perusahaan menengah ke atas, analisis inilah yang paling banyak

digunakan (Ichsan, dkk 2000).

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang ... dari bahan yang ... citarasa dan senyawa penyegar mudah

20

d. Analisis sensitivitas

Analisis sensitivitas dimaksudkan untuk melihat apa yang akan terjadi

dengan hasil analisis proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar

perhitungan biaya atau manfaat (Pudjosumarto 2002 dalam Sari, 2013).

Perubahan dalam perhitungan biaya atau manfaat seperti perubahan harga input

dan output (perubahan faktor eksternal). Perubahan faktor eksternal tersebut akan

berpengaruh terhadap kriteria kelayakan investasi suatu usaha.

2.5 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini yaitu

penelitian dari Dewi (2015), Rahayuni (2013), dan Nisa (2014). Penelitian yang

dilakukan oleh Dewi (2015) yang berjudul ‘Analisis Finansial dan Nilai Tambah

Pengolahan Kopi Arabika di Koperasi Tani Manik Sedana Kabupaten Bangli’

menjelaskan tentang perhitungan nilai tambah dari kegiatan pengolahan kopi serta

kelayakan usaha pengolahan kopi dilihat dari aspek finansial. Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa pengolahan dari gelondong merah menjadi kopi HS dan

gelondong merah menjadi kopi bubuk menghasilkan nilai tambah sebesar

Rp 1.875,05 dan Rp 6.642,34 per kilogram bahan baku. Berdasarkan kriteria

investasi, pengolahan Kopi Arabika ini layak secara finansial dengan NPV

sebesar Rp 667.757.620,00; IRR sebesar 28,70%; dan Net B/C sebesar 2,00.

Usaha ini akan menjadi tidak layak apabila harga jual kopi HS dan kopi

bubuk menurun.

Penelitian Rahayuni (2013) yang berjudul ‘Analisis Nilai Tambah Usaha

Pengolahan Kopi Arabika di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli’

menjelaskan tentang proses pengolahan kopi dengan sistem olah basah dan olah

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang ... dari bahan yang ... citarasa dan senyawa penyegar mudah

21

kering, nilai tambah dari kegiatan pengolahan kopi serta kendala-kendala yang

dihadapi usaha pengolahan kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata

nilai tambah usaha pengolahan kopi Tri Guna Karya untuk kopi HS

Rp 4.094,09/kg, kopi bean Rp 5.015,73/kg, kopi Ose sebesar Rp 2.529,30/kg.

Pengolahan kopi Sari Mukti menghasilkan nilai tambah untuk kopi HS sebesar

Rp 2.291,95/kg, kopi bean sebesar Rp 3.153,06 /kg dan kopi Ose sebesar

Rp 2.092,87/kg. Serta kendala yang dihadapi dari segi teknis yaitu kurangnya alat,

cuaca yang kurang mendukung dan sulitnya pemasaran.

Penelitian Nisa (2014) yang berjudul ‘Analisis Kelayakan Usaha

Pengolahan Kopi pada Kelompok Usaha Bersama Robusta Akur di Kabupaten

Temanggung’. Penelitian ini menjelaskan tentang kelayakan usaha pengolahan

kopi dilihat dari aspek finansial dan aspek non finansial. Aspek non finansial

terdiri atas aspek pasar, teknis, manajemen, sosial, dan lingkungan. Hasil analisis

menunjukkan bahwa, usaha pengolahan kopi layak dijalankan dengan nilai NPV

yang diperoleh sebesar Rp 43.507.123, IRR sebesar 30,16 persen, Net B/C sebesar

1,50, Gross B/C sebesar 1,04, dan PBP selama 8,81 tahun. Analisis sensitivitas

dengan pendekatan switching value diperoleh batas maksimal penurunan jumlah

produksi sebesar 12,74 persen dan kenaikan biaya biaya bahan baku sebesar 29,45

persen. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha pengolahan kopi

peka terhadap perubahan jumlah produksi namun tidak peka terhadap perubahan

biaya bahan baku.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka penelitian ini memiliki

persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Persamaan dan

perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang ... dari bahan yang ... citarasa dan senyawa penyegar mudah

22

Tabel 2.1

Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Penulis

No. Penelitian Terdahulu Persamaan Perbedaan

1. Dewi (2015) - Komoditi Kopi Arabika

- Metode Hayami untuk analisis nilai tambah

- Krtiteria investasi yang

digunakan (NPV, Net

B/C, dan IRR)

- Melakukan analisis

sensitivitas

- Lokasi penelitian berada

dalam satu kecamatan, namun berbeda pada Unit

Usaha Produktif

pengolahan Kopi Arabika

- Penelitian ini tidak

melakukan analisis kendala

usaha pengolahan kopi.

2. Rahayuni (2013) - Komoditi Kopi Arabika

- Metode Hayami untuk

analisis nilai tambah

- Analisis kendala usaha

pengolahan kopi

- Lokasi penelitian berada

dalam satu kecamatan,

namun berbeda pada Unit

Usaha Produktif

pengolahan Kopi Arabika - Penelitian ini tidak

melakukan analisis kelayak

usaha

3. Nisa (2014) - Kriteria investasi yang

digunakan (NPV, IRR,

Net B/C, dan PBP)

- Melakukan analisis

sensitivitas

- Komoditi yang diteliti yaitu

kopi Robusta

- Lokasi penelitian berada di

Provinsi Jawa Tengah

- Menganalisis kelayakan usaha dari aspek non

finansial

- Tidak melakukan analisis

nilai tambah

- Tidak melakukan analisis

kendala usaha

2.6 Kerangka Pemikiran

Daerah Kintamani merupakan salah satu penghasil Kopi Arabika dengan

luas tanam terluas di Provinsi Bali. Petani kopi di Provinsi Bali tergabung dalam

kelompok atau lembaga tradisional yang disebut dengan subak abian. Subak

Abian Ulian Murni merupakan salah satu subak abian penghasil komoditi Kopi

Arabika. Subak Abian Ulian Murni membentuk Unit Usaha Produktif (UUP) yang

bertujuan melakukan kegiatan pengolahan dan pemasaran Kopi Arabika untuk

meningkatkan pendapatan.

Kegiatan pengolahan kopi pada UUP Ulian Murni semakin berkembang

setelah adanya bantuan berupa sarana dan prasarana pengolahan kopi dari Dinas

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang ... dari bahan yang ... citarasa dan senyawa penyegar mudah

23

Perkebunan Provinsi Bali. Pemerintah Provinsi Bali juga memberikan bantuan

kredit modal kerja untuk membantu UUP dalam membeli bahan baku dari para

petani Kopi Arabika. Sampai saat ini produk yang telah dihasilkan yaitu kopi HS

dan kopi bubuk.

Kegiatan pengolahan kopi di UUP Ulian Murni dari kopi gelondong merah

menjadi kopi HS hingga menjadi kopi bubuk menciptakan nilai tambah pada

produk tersebut. Nilai tambah perlu dihitung untuk mengetahui keuntungan yang

didapatkan dari proses pengolahan kopi sehingga memacu perusahaan untuk terus

melakukan pengembangan terhadap produk yang dijual agar memiliki nilai

tambah guna meningkatkan pendapatan. Nilai tambah dihitung dengan metode

Hayami pada penelitian ini.

Penelitian ini juga melakukan analisis terhadap kelayakan usaha UUP

Ulian Murni yang dilihat dari aspek finansial. Aspek finansial usaha dianalisis

dengan menggunakan kriteria investasi yaitu terdiri dari NPV, IRR, Net B/C,

PBP, dan analisis sensitivitas.

UUP Ulian Murni menghadapi kendala-kendala dalam melakukan usaha

pengolahan kopi. Kendala-kendala usaha tersebut dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian ini kemudian dapat ditarik kesimpulan yang selanjutnya dapat

dijadikan rekomendasi bagi pengelola usaha. Kerangka penelitian ini dapat dilihat

pada Gambar 2.1

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Arabika. TINJAUAN... · kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang ... dari bahan yang ... citarasa dan senyawa penyegar mudah

24

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian Nilai Tambah dan Kelayakan Usaha

Pengolahan Kopi Arabika pada UUP Ulian Murni Kabupaten Bangli

Unit Usaha Produktif (UUP) Ulian

Murni

Usaha Pengolahan Kopi Arabika

Nilai Tambah Akibat

Perubahan Bentuk

Kelayakan Usaha

Kendala-kendala

Usaha

Analisis Metode

Hayami

Analisis

Deskriptif

Hasil dan pembahasan

Rekomendasi

Analisis Kelayakan

Finansial dengan kriteria

investasi:

- Net B/C

- NPV

- IRR

- PBP

- Analisis Sensitivitas