ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap...

122

Transcript of ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap...

Page 1: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang
Page 2: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

ii

S K R I P S I

EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN PERSONAL TERHADAP PERKEMBANGAN KECAKAPAN EMOSIONAL

ANAK LUAR BIASA DI SLB-C SANG TIMUR CILEDUG TANGERANG

Oleh:

Jonathan Lie

NIM: 051124040

Telah disetujui oleh:

Pembimbing F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd. Tanggal 4 Juni 2009

Page 3: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

iii

S K R I P S I

EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN PERSONAL

TERHADAP PERKEMBANGAN KECAKAPAN EMOSIONAL ANAK LUAR BIASA DI SLB-C SANG TIMUR

CILEDUG TANGERANG

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Jonathan Lie

NIM: 051124040

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal 27 Juni 2009

dan dinyatakan memenuhi syarat

SUSUNAN PANITIA PENGUJI

Nama Tanda tangan

Ketua : Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J. ......................

Sekretaris : F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd. ......................

Anggota : 1. F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd. ......................

2. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum ......................

3. Dra. J. Sri Murtini, M.Si. ......................

Yogyakarta, 27 Juni 2009

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D

Page 4: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

iv

Karya tulis ini kupersembahkan kepada :

Adik-adikku yang “spesial” dimanapun kalian berada.

Semua orang tua yang dianugerahi hadiah terindah ini.

Semua insan yang mempunyai rasa peduli

terhadap anak-anak berkebutuhan khusus di bumi tercinta ini..

Page 5: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

v

MOTTO

Apa yang berasal dari hati pasti menyentuh hati

Page 6: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 4 Juni 2009

Penulis,

Jonathan Lie

Page 7: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Jonathan Lie Nomor Mahasiswa : 051124040 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN PERSONAL TERHADAP PERKEMBANGAN KECAKAPAN EMOSIONAL ANAK LUAR BIASA DI SLB-C SANG TIMUR TANGERANG. Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal 4 Juni 2009 Yang menyatakan (Jonathan Lie)

Page 8: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

viii

ABSTRAK

Judul skripsi EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN PERSONAL TERHADAP PERKEMBANGAN KECAKAPAN EMOSIONAL ANAK LUAR BIASA DI SLB-C SANG TIMUR CILEDUG TANGERANG dipilih berdasarkan kerinduan penulis sebagai calon katekis/pendamping dalam pelayanan pastoral untuk membantu pemenuhan kebutuhan iman dan perkembangan kepribadian bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Di Indonesia pendampingan bagi anak-anak berkebutuhan khusus masih terhitung jarang sedangkan jumlah anak-anak berkebutuhan khusus semakin hari semakin bertambah jumlahnya.

Menanggapi situasi tersebut, penulis mengangkat topik pendampingan personal sebagai sebuah alternatif dalam pelayanan pastoral bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Pendampingan personal adalah salah satu alternatif dalam pelayanan pastoral terhadap anak luar biasa, terutama dalam membantu perkembangan kecakapan emosional. Pendampingan personal dalam konteks ini adalah penyertaan dekat-dekat yang bisa di kontrol dengan penglihatan dan tangan. Dengan demikian dapat diketahui sejauhmana efektivitas pendampingan personal ini terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa. Tujuan pendampingan personal yang dilaksanakan oleh SLB-C Sang Timur adalah mengangkat harkat dan martabat anak luar biasa sehingga keberadaan mereka diakui di masyarakat. Pelaksanaan pendampingan ini dengan menggunakan metode gabungan dan metode individual. Metode gabungan yaitu anak-anak dikelompokkan sesuai dengan tingkat retardasi mental mereka, sedangkan metode individual adalah anak didampingan sesuai dengan kebiasaan masing-masing dari pengaruh tingkat retardasinya.

Karya tulis ini disusun menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yaitu menggambarkan dan menganalisa data yang diperoleh baik melalui hasil pengamatan maupun wawancara kemudian membandingkan dengan kejadian-kejadian di lapangan. Fokus penelitian ini terletak pada pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional siswa-siswi SD, SLTP dan SLTA SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang. Dengan demikian dapat diketahui efektivitas dari pendampingan personal tersebut dalam membantu perkembangan kecakapan anak luar biasa. Pendampingan personal yang dilaksanakan di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang membawa dampak positif karena anak-anak mengalami perkembangan. Hal ini tampak ekspresi keceriaan, rasa nyaman dan percaya diri anak-anak. Selain itu Anak-anak luar biasa ini dibantu dari keadaan awal mereka yang tidak bisa mengurus diri sendiri menjadi bisa mengurus diri sendiri, seperti; mandi, ke WC dan berpakaian sendiri, makan tanpa harus disuap, serta bisa bertanya dan minta bantuan ketika mereka membutuhkannya. Dengan demikian, pendampingan personal ini dapat menjadi salah satu alternatif dalam pelayanan pastoral terhadap anak-anak luar biasa. Cara ini diharapkan bermanfaat bagi orang tua yang memiliki anak luar biasa maupun para guru atau tenaga pelayanan yang bergerak dalam bidang pelayanan ini.

Page 9: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

ix

ABSTRACT

The title EFFECTIVENESS OF PERSONAL GUIDANCE TOWARDS THE DEVELOPMENT OF EMOTIONAL QUOTIENT OF CHILDREN WITH SPECIAL NEEDS IN SLB-C SANG TIMUR CILEDUG TANGERANG was chosen based upon the dream of the researcher as the guide/catechist candidate in pastoral care to facilitate the fulfillment of spiritual needs and personality development of children with special needs. As the number of guidance to the children with special needs is still small in Indonesia, whereas the number of the children themselves is growing in time. Responding to such situation, the researcher raise up the topic of personal guidance as an alternative in the pastoral care towards children with special needs. Personal guidance is an alternative in pastoral service to children with special needs, especially their emotional quotient. Personal guidance to this context is closely participation which can control with hand and sight. Thus can be find out the effectiveness of the personal guidance to the emotional development of children with special needs. The aim of the personal guidance held by SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang is to put the existence of the children with special needs into society acknowledgement. The implementation of the personal guidance uses two methods, which is composite method and individual method. In composite method children were grouped according to the mental retardation level, and individual method children were grouped according to their uniqueness from their mental retardation level. This script written with research of qualitative method through phenomenology approach, such as describing and analyzing all the data from the observation and interview, then comparing to the reality of the school. The research concern to the personal guidance toward emotional development of children with special needs in SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang. The subject are students from elementary level until senior high. Thus can be find the effectiveness from the personal guidance toward emotional development of children with special needs. The personal guidance in SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang brought about positive impact, since the children developed themselves day by day. This can be seen from their expression of happiness, comfort, and confidence. Other than that, these children are facilitated to live independently and socialize like common people. They are facilitated from their initial condition, dependence towards others to being independent, in terms of taking a bath, going to WC, and put their own clothes, eat by themselves, as well as being able to ask for help when they need it. Thus, the personal guidance can be an alternative in pastoral care toward to the children with special needs. This way of pastoral care hope can be useful for parents who have children with special needs or teachers and volunteers whose participate in this kind of ministry.

Page 10: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

x

KATA PENGANTAR

Dengan penuh kerendahan hati, penulis menghaturkan segala puji,

hormat, serta syukur yang tiada henti-hentinya kepada Allah Bapa, Putra, Roh

Kudus dan Bunda Maria karena rahmat dan kasih-Nya telah memampukan penulis

untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul: EFEKTIVITAS

PENDAMPINGAN PERSONAL TERHADAP

PERKEMBANGAN KECAKAPAN EMOSIONAL ANAK LUAR

BIASA DI SLB-C SANG TIMUR TANGERANG.

Melalui hasil refleksi atas studi kateketik yang penulis jalani empat tahun

ini terutama refleksi atas panggilan penulis sebagai calon katekis, penulis

mencoba menggagas tema skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan

kerinduan penulis untuk membuka cakrawala berpikir, mengasah dimensi hati dan

pengetahuan sekaligus memberi sumbangan pemikiran bagi seluruh

guru/pendamping anak luar biasa dimanapun mereka berada supaya mengetahui

dan memiliki pemahaman tentang pendampingan personal, terutama pengetahuan

dan pemahaman untuk membantu anak luar biasa untuk bisa hidup mandiri dan

berinteraksi dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Empat tahun sudah penulis bergulat dan berproses dalam kampus IPPAK

yang sangat penulis cintai ini.tentunya bukan waktu yang singkat. Tak terbilang

ilmu yang penulis peroleh, tak terbilang cinta dan perhatian yang penulis alami

dan terima baik selama studi maupun saat penyusunan skripsi ini. Penulis

Page 11: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

xi

memahami skripsi ini sebagai puncak akhir studi yang penulis jalani selama empat

tahun di kampus IPPAK, sekaligus menjadi awal yang baru bagi penulis untuk

meraih mimpi dan masa depan dalam proses kehidupan selanjutnya. Pada

kesempatan ini, izinkan penulis dengan setulus hati mengucapkan limpah terima

kasih kepada:

1. Bapak F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd., selaku dosen pembimbing utama

sekaligus dosen pembimbing akademik yang senantiasa memberikan

perhatian, waktu, semangat, motivasi, sumbangan pemikiran dengan penuh

kesabaran kepada penulis selama menempuh studi di IPPAK. Terima kasih

untuk masukan dan kritiknya sehingga penulis diteguhkan dari awal hingga

akhir penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum selaku dosen penguji skripsi

kedua yang telah memberikan dukungan bagi penulis selama skripsi maupun

proses studi yang penulis jalani di kampus ini. Terima kasih untuk segalanya.

3. Ibu Dra. J. Sri Murtini, M.Si. dosen penguji skripsi ketiga yang selalu

memberi dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih Ibu Murti atas senyum Ibu yang meringankan langkahku.

4. Segenap staf dosen, sekretariat, perpustakaan dan karyawan Prodi IPPAK-

USD yang telah begitu banyak melimpahi penulis dengan ilmu, perhatian,

dukungan, yang selalu menguatkan penulis menjalani proses studi di IPPAK.

5. Sahabat-sahabat angkatan 2005/2006, terima kasih atas warna-warni indah

yang kalian berikan dalam hidup penulis. Sampai jumpa di lain kesempatan.

Page 12: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

xii

6. Keluarga besar SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang yang telah berkenan

memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengalami pengalaman yang

sungguh berharga dalam diskusi, cengkerama serta canda dan tawa bersama

para guru, staf dan khususnya adik-adikku yang sangat spesial. Senyum

kalian adalah tenagaku untuk terus melangkah. Terima kasih!

7. Untuk Mama Lie Piang Kit yang selalu menaruh kepercayaan besar di

manapun penulis berada, Sin mung to to Ma!. Hans Caspers (Groningen, NL),

Dank u well for your support. Ik Hou Van Je Liefste. Ivan Valencic (Slovenia),

you are the best I have ever had. Thank you for everything. All the best!

8. Saudara-saudari Komunitas Hati Kudus Yesus dan Hati Suci Maria (SS.CC)

Indonesia, yang pernah berjuang bersama dari tahun 2002 sampai tahun 2008,

terima kasih atas warna yang telah kalian berikan pada hidup penulis.

Penulis sungguh menyadari bahwa penulis memiliki keterbatasan dalam

pengetahuan, pengalaman, serta pemahaman yang menyebabkan penyusunan

skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran

dan kritik dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi dapat

memberikan inspirasi dan pengetahuan baru bagi segenap pendamping dan juga

adik-adikku terkasih yang sangat spesial di SLB-C Sang Timur Ciledug

Tangerang.

Yogyakarta, 4 Juni 2009

Penulis

Jonathan Lie

Page 13: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii

ABSTRAK .................................................................................................... viii

ABSTRACT.................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI................................................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xix

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah.......................................................................... 11

C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 12

D. Rumusan Masalah ............................................................................. 12

E. Tujuan Penulisan............................................................................... 12

F. Manfaat Penulisan............................................................................. 13

G. Metode Penulisan.............................................................................. 14

H. Sistematika Penulisan ....................................................................... 14

Page 14: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

xiv

BAB II. KAJIAN PUSTAKA....................................................................... 16

A. Pendampingan Personal .................................................................... 16

1. Paham Pendampingan Dalam Bimbingan dan Konseling .......... 16

2. Pendampingan Personal Sebagai Bentuk dari

Pelayanan Pastoral ...................................................................... 19

a. Pengertian Pastoral................................................................. 19

b. Tujuan pastoral....................................................................... 21

c. Ciri-ciri Pelayanan pastoral.................................................... 23

3. Pelayanan Pendampingan di Institusi Pendidikan....................... 26

a. Landasan Pedagogis ............................................................... 26

b. Fungsi-fungsi Dalam Pendampingan ..................................... 28

c. Pola-pola Dasar Pelaksanaan Pendampingan......................... 33

d. Langkah-langkah Dasar Pelaksanaan Pendampingan............ 35

B. Kecakapan Emosional....................................................................... 36

1. Pengertian Emosi ........................................................................ 36

2. Fungsi Emosi............................................................................... 39

3. Kecakapan Emosional................................................................. 40

4. Faktor-faktor Kecakapan Emosional........................................... 43

a. Mengenali Emosi ................................................................... 44

b. Mengelola Emosi ................................................................... 44

c. Memotivasi Diri Sendiri......................................................... 44

d. Mengenali Emosi Orang Lain ................................................ 45

e. Membina Hubungan............................................................... 45

Page 15: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

xv

5. Pengaruh Kecakapan Emosional................................................. 46

C. Anak Luar Biasa................................................................................ 49

1. Konsep Kata Luar Biasa ............................................................. 49

2. Pengertian Anak Luar Biasa........................................................ 50

3. Klasifikasi Anak Luar Biasa ....................................................... 51

a. Anak Tuna Rungu .................................................................. 51

b. Anak Tuna Netra .................................................................... 52

c. Anak Tuna Grahita................................................................. 52

d. Anak Tuna Daksa................................................................... 55

e. Anak Tuna Laras .................................................................... 56

4. Faktor Penyebab Anak Luar Biasa.............................................. 56

a. Faktor Eksogen ...................................................................... 56

b. Faktor Endogen ...................................................................... 56

5. Karakteristik Anak Luar Biasa.................................................... 57

a. Karakteristik Anak Luar Biasa Ditinjau dari Kepribadian..... 57

b. Karakteristik Anak Luar Biasa Ditinjau dari Tingkah Laku.. 58

6. Dasar Penyelenggaraan Pendidikan Luar Biasa.......................... 59

a. Landasan Filosofis ................................................................. 59

b. Landasan Yuridis ................................................................... 59

c. Landasan Psikologis dan Pedagogis....................................... 60

d. Landasan Sosial Ekonomi ...................................................... 60

7. Tujuan Pendidikan Luar Biasa .................................................... 61

8. Bentuk Penyelenggaraan Pendidikan Luar Biasa ....................... 62

Page 16: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

xvi

a. Sekolah Khusus...................................................................... 62

b. Pendidikan di Asrama dan Panti Rehabilitasi ........................ 64

c. Kelas Khusus.......................................................................... 64

d. Integrasi.................................................................................. 64

D. Perkembangan Anak Luar Biasa....................................................... 65

1. Perkembangan Fisik .................................................................... 65

2. Perkembangan Intelegensi .......................................................... 66

3. Perkembangan Emosional........................................................... 66

E. Efektivitas ......................................................................................... 66

F. Kerangka Pikir ................................................................................. 68

G. Fokus ................................................................................................ 69

H. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 69

BAB III. METODOLOGI, HASIL DAN PEMBAHASAN

PENELITIAN ................................................................................ 70

A. Metodologi Penelitian ....................................................................... 70

1. Pendekatan Penelitian ................................................................. 70

2. Pemilihan Setting ........................................................................ 70

3. Subjek Penelitian......................................................................... 71

4. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 71

5. Tahap Pemeriksaan Keabsahan Data .......................................... 71

6. Teknik Analisa Data.................................................................... 72

B. Hasil Penelitian ................................................................................. 73

1. Temuan Umum ........................................................................... 73

Page 17: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

xvii

a. Latar Belakang SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ...... 73

b. Tujuan Pendidikan di SLB-C Sang Timur

Ciledug Tangerang................................................................ 75

c. Tujuan Bidang Kurikulum di SLB-C Sang Timur

Ciledug Tangerang................................................................ 75

d. Tujuan Bidang Kesiswaan di SLB-C Sang

Timur Tangerang................................................................... 76

e. Metode yang digunakan di SLB-C Sang Timur

Ciledug Tangerang................................................................ 76

f. Kegiatan-kegiatan di SLB-C Sang Timur

Ciledug Tangerang................................................................ 77

g. Tabel Fasilitas-fasilitas di SLB-C Sang Timur

Ciledug Tangerang................................................................ 80

2. Temuan Khusus........................................................................... 83

a. Tabel Tujuan, Indikator dan Kriteria SLB-C Sang Timur

Ciledug Tangerang................................................................ 83

b. Hasil SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ...................... 84

c. Tabel Tujuan dan Kriteria Pendampingan Personal.............. 86

C. Pembahasan Data Penelitian ............................................................. 87

1. Tujuan, indikator, kriteria dan hasil pendampingan personal

di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang....................................87

2. Tabel efektivitas pendampingan personal di SLB-C

Sang Timur Ciledug Tangerang....................................................93

Page 18: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

xviii

D. Keterbatasan Penelitian.................................................................... 93

E. Refleksi Kateketis.............................................................................. 94

BAB IV. PENUTUP ..................................................................................... 96

A. KESIMPULAN................................................................................. 96

1. Tujuan SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ............................ 97

2. Realitas kehidupan siswa-siswi di SLB-C Sang Timur ................. 97

3. Pendampingan Personal ................................................................. 97

4. Efektivitas Pendampingan Personal............................................... 98

5. Faktor-faktor Pendukung Pendampingan Personal........................ 98

6. Faktor-faktor Penghambat Efektivitas Pendampingan Personal......99

B. SARAN ............................................................................................. 99

1. Kepada Yayasan SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang............ 100

2. Bagi para guru SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang................ 100

3. Bagi orangtua siswa-siswi SLB-C Sang Timur ............................ 100

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 101

LAMPIRAN.................................................................................................. 103

Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin melaksanakan Penelitian (i)

Lampiran 2 : Panduan Pertanyaan Wawancara (ii)

Lampiran 3 : Deskripsi Hasil Wawancara (iii-v)

Lampiran 4 : Persetujuan Hasil Wawancara dari para Responden (vi)

Lampiran 5 : Struktur Organisasi SLB-C Sang Timur (vii)

Lampiran 6 : Tata Tertib Guru SLB-C Sang Timur (viii-xvii)

Lampiran 7 : Jadwal Mata Pelajaran SLB-C SangTimur (xviii)

Page 19: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

xix

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Baru dan Kitab Suci Perjanjian Lama terjemahan Lembaga

Alkitab Indonesia, Jakarta 2006.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

G.S : Gaudium et Spes : Konstitusi Pastoral tentang Gereja di dunia

KHK : Kitab Hukum Kanonik

C. Singkatan Lain

CP : Celeberal Palcy

E.Q : Emotional Quotient

Gbr : Gambar

I.Q : Intelligent Quotient

SD : Sekolah Dasar

SLB-C : Sekolah Luar Biasa untuk anak Tunagrahita

SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

TK : Tingkat Kanak-Kanak

WC : Water Closet

Page 20: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

“Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta”, ungkapan ini

mau menegaskan bahwa untuk mampu mengasihi orang lain harus terlebih dahulu

mengenal orang-orang tersebut. Kemudian, barulah orang memiliki rasa

mencintai. Mengenal bisa dalam arti mengetahui akan latar belakang seseorang,

karakter dan sifat-sifatnya serta pergulatan hidup mereka sehari-hari. Mengenal

terlebih dahulu merupakan faktor yang sangat ditekankan dalam membantu

seseorang untuk melewati proses tertentu dalam hidup ini. Kegiatan

pendampingan ini merupakan pelayanan yang diselenggarakan oleh manusia dan

untuk manusia dengan berdasarkan hakikat keberadaan manusia tersebut. Artinya

bahwa pelayanan tersebut diselenggarakan oleh manusia dengan segenap derajat

dan martabat serta keunikan masing-masing. Pelayanan ini diselenggarakan demi

tujuan-tujuan yang agung, mulia dan positif bagi kehidupan manusia dalam

menuju manusia seutuhnya, baik manusia sebagai individu maupun kelompok.

Syarat untuk mengenal dalam pendampingan meliputi mendengar secara empatik

dan reflektif. Hal ini berlaku untuk semua kalangan manusia, baik dari segi usia,

profesi, tingkat intelektual maupun budaya. Berita mengenai pendampingan sering

kali muncul di media massa di Indonesia, baik media cetak maupun elektronik

pada saat ini. Berita mengenai pendampingan ini mulai mendapat perhatian yang

Page 21: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

2

serius daripada sebelumnya. Hal ini dikarenakan kebutuhan manusia yang terus

berkembang dan semakin kompleks.

“Penyakit tidak mendengar, penyakit tidak memperhatikan, menjadikan

saya susah” (Sheakespeare ; Henry IV). Sepenggal kalimat yang terdapat dalam

novel karya Sheakspeare yang berjudul Henry IV ini ingin mengungkapkan dasar

dari proses pendampingan itu sendiri, yaitu mendengar secara empatik dan

reflektif. Pada umumnya yang ada dalam benak para pendamping hanyalah

pendampingan kepada orang-orang normal. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya

jika yang didampingi tersebut adalah mereka yang memiliki kebutuhan khusus

yaitu mereka yang dikenal dengan sebutan anak-anak luar biasa. Dalam proses

pendampingan terhadap anak-anak luar biasa ini, mengenal dan mengetahui

terlebih dahulu keadaan dan latar belakang anak tersebut juga sangat ditekankan.

Bahkan para pendamping diharapkan harus memiliki kepekaan yang satu ini,

karena anak-anak luar biasa yang mengalami keterbelakangan mental

membutuhkan perhatian lebih khusus dibandingkan dengan anak-anak “normal”

pada umumnya.

Keterbelakangan mental dalam bahasa asingnya disebut mental

retardation (perkembangan mental yang lambat) bukanlah suatu penyakit yang

dialami oleh seseorang. Tetapi keterbelakangan mental ini lebih merupakan suatu

kondisi keterbatasan intelektual yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk

mengatasi atau menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.

Pada tahun 1992, perubahan dalam memandang keterbelakangan mental terlihat

lebih nyata. Seseorang baru dapat dikatakan memiliki keterbelakangan mental,

Page 22: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

3

selain IQ di bawah 75 juga kalau mereka mengalami hambatan sedikitnya dalam

dua dari sepuluh area kemampuan adaptif. Perkumpulan cacat mental Amerika

(AAMR=American Association on Mental Retardation) merumuskan kemampuan

adaptif tersebut antara lain: komunikasi, bantu diri, kerumahtanggaan, sosialisasi,

fungsi komunitas, pengarahan diri, kesehatan, keamanan, fungsi akademis, waktu

luang dan kegiatan kejuruan. Rumusan tersebut tentu saja semakin memperkuat

kenyataan bahwa seorang anak yang meskipun memiliki IQ di bawah 75 namun

dapat berfungsi baik di lingkungannya karena ada segi EQ yang mengimbangi

kemampuan adaptif anak tersebut, maka hal ini sangatlah berbeda dengan

predikatnya sebagai keterbelakangan mental.

Biasanya keterbelakangan mental ini muncul sejak lahir atau sejak masih

kanak-kanak. Itu sebabnya keterbelakangan mental digolongkan ke dalam

gangguan perkembangan. Hal ini hanya meliputi usia kanak-kanak yang masih di

bawah usia 18 tahun. Jadi orang dewasa yang mengalami cedera pada otaknya

akibat kecelakaan atau mengalami penyakit seperti Alzhemeimer yang dialami

mantan presiden Ronald Reagan, tidak dapat dikategorikan keterbelakangan

mental meskipun memiliki ciri yang sama, yakni menurunnya fungsi kognitif,

yang sering diartikan sebagai kemampuan berpikir seseorang. Oleh sebab itu

tanggungjawab orang tua bukan saja melahirkan, membesarkan dan memenuhi

semua kebutuhan anaknya tetapi juga berperan aktif dalam mendidik dan

mengarahkan anak-anak agar mampu menghadapi dan memecahkan segala

macam persoalan hidup sehari-hari. Tugas ini akan terasa semakin berat bila anak

yang dilahirkan mengalami keluarbiasaan atau kecacatan yang disebabkan oleh

Page 23: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

4

fisik maupun mental. Anak luar biasa mengalami kesulitan dalam kemampuan

kognitif yang erat kaitannya dengan proses berpikir seperti bahasa, belajar dan

ingatan serta kemampuan motorik, namun juga kemampuan yang erat kaitannya

dengan kemampuan emosi dan sosial, seperti mengontrol diri, menahan rasa

marah, memecahkan masalah-masalah sosial dan keterbatasan interpersonal

lainnya. Pada dasarnya anak luar biasa sama seperti anak normal. Mereka

melewati tahap perkembangan yang hampir sama dengan anak normal,

membutuhkan afeksi yang sama seperti anak normal, tumbuh dan berkembangan

seperti anak pada umumnya. Mereka juga memiliki kapasitas untuk belajar,

sekalipun dengan kualitas dan tempo yang berbeda. Perbedaannya, mereka lebih

lambat dan sering kali menemui kesulitan ketika mempelajari atau menguasai

suatu keterampilan dasar tertentu.

Namun perlu diketahui bahwa tingkat kecakapan emosional anak luar

biasa tidak sepenuhnya menyatakan bahwa anak tersebut tidak mampu berbuat

apa-apa lagi, selain mengharapkan bantuan dari orang sekitarnya dan

mengekspresikan emosi mereka secara tidak beraturan. Sejauh ada pendampingan

personal dan intensif maka anak luar biasa dapat tumbuh normal selayaknya

seperti anak “normal” lainnya. Dengan demikian anak dapat menyesuaikan diri

dalam menghadapi tuntunan hidup sehari-hari, misalnya dapat mengurus diri

sendiri mulai dari mandi, berpakaian, makan, minum, berpergian, berbelanja, dan

bahkan berinteraksi dengan orang lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut orangtua perlu sedapat mungkin

mengusahakan agar anak yang mengalami keluarbiasaan mendapat kesempatan

Page 24: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

5

untuk dididik di bangku sekolah agar dapat mengembangkan potensi yang ada

pada mereka khususnya dalam aspek sosialisasi yaitu kecerdasan emosional.

Perkembangan potensi ini bisa meliputi antara lain; perkembangan sikap,

pengetahuan dan keterampilan-keterampilan seperti yang tertuang dalam

kurikulum pendidikan luar biasa yang menjelaskan bahwa pendidikan luar biasa

bertujuan membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik atau mental

serta kelainan perilaku agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan

keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan

hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta

dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan

lanjutan. Meskipun sekolah menjamin terbentuk suatu individu sesuai dengan

yang diharapkan, namun perlu diakui bahwa bagi kasus anak luar biasa ini

membutuhkan pendampingan khusus yang intensif, dengan demikian seorang

individu dapat berkembang lebih optimal dan anak dapat belajar dalam banyak

aspek baik dari segi individual mapun sosial budaya yang menjadi bekal masa

depannya.

Perhatian pemerintah dalam bidang pendidikan tidak hanya bagi orang

normal saja tetapi juga bagi anak-anak yang mengalami keluarbiasaan sebagai

manifestasi dari UUD 1945 pasal 31 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara

berhak mendapat pengajaran”. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya

sekolah-sekolah luar biasa, bantuan sarana dan prasarana bagi pendidikan anak

luar biasa serta dibukanya jurusan-jurusan Pendidikan Luar Biasa di perbagai

Perguruan Tinggi. Tidak hanya itu, perhatian dunia pada saat ini sangat intensif

Page 25: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

6

dalam melindungi anak-anak yang mengalami keterbelakangan mental atau

mereka yang mempunyai kebutuhan khusus. Dalam artikel ke 23 dari dokumen

PBB tentang perlindungan terhadap hak-hak anak sedunia menyatakan sebagai

berikut: “anak-anak yang memiliki keterbelakangan harus mendapat perhatian

secara khusus dan dukungan sehingga mereka dapat hidup layak dan menjadi

manusia yang seutuhnya merdeka” (Universal Declaration of Human Rights,

1948-1998)

Perlu ditekankan lagi bahwa keberhasilan anak luar biasa di sekolah tidak

hanya ditentukan oleh guru yang profesional dengan peralatan yang canggih tetapi

lebih dari itu sejauh mana peranan pendamping dalam memberikan pendampingan

personal secara intensif guna memperkembangan kepribadian dan potensi-potensi

yang ada dalam diri anak. Namun pada kenyataannya banyak pendamping yang

belum begitu memahami dan mengerti bahwa pendamping personal sangat

membawa pengaruh positif bagi perkembangan kecakapan emosional anak luar

biasa. Penulis mengamati bahwa pendampingan yang diberikan kepada anak yang

memiliki kebutuhan khusus masih belum begitu maksimal. Hal ini bisa

disebabkan oleh faktor-faktor intern maupun ekstern. Faktor intern berasal dari

keadaan anak itu sendiri yaitu; tingkat kecacatan mental yang dialami anak

tersebut mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap materi-materi yang diberikan

oleh pendamping. Sering kali anak-anak luar biasa membutuhkan waktu yang

cukup lama untuk bisa menyerap satu materi saja. Hal ini terjadi di SLB-C Sang

Timur bahwa banyak anak luar biasa hanya menghabiskan waktu satu semester

untuk mempelajari materi Speech Terapy, yaitu salah satu materi yang ada dalam

Page 26: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

7

kurikulum SLB-C. Padahal dalam satu semester terdapat lebih dari satu materi

yang harus dipelajari. Disamping itu suasana hati anak luar biasa yang

dipengaruhi oleh suasana kelas dan lingkungan sekolah juga mempengaruhi

perkembangan kepribadian anak-anak luar biasa ini. Sebagai contoh di SLB-C

Sang Timur Ciledug Tangerang ini, bahwa banyak anak luar biasa yang sudah

lulus tetapi masih ingin kembali untuk bersekolah di tempat yang sama. Hal ini

menunjukkan bahwa anak-anak mempunyai ikatan batin yang sulit untuk bisa

dilepaskan begitu saja. Karena suasana mereka betah dan merasa at home.

Sedangkan untuk faktor eksternnya bisa dari kualitas para pendamping, pola

pendampingan, sarana dan prasarana, suasana lingkungan sekolah serta kurikulum

yang dipakai oleh sekolah tersebut. Tentunya semua faktor ini saling mendukung

di dalam proses pembelajaran. Kualitas para pendamping untuk sekolah luar biasa

pada umumnya adalah sarjana pendidikan untuk disiplin ilmu mengenai anak-

anak yang mempunyai kebutuhan khusus. Namun kualitas ini tidaklah

menentukan seseorang mampu menangani segala yang terjadi di lapangan tanpa

dukungan dari faktor-faktor yang disebutkan tersebut. Seorang pendamping untuk

anak-anak luar biasa ini haruslah memiliki rasa cinta terhadap anak-anak luar

biasa ini. Kesabaran serta pengertian dari pendamping merupakan modal untuk

menumbuhkan rasa cinta tersebut terhadap mereka yang spesial ini.

Penulis pernah menjadi tenaga volunteer di L’Arche Community yang

melayani anak-anak disabilities ketika masih tinggal di Manila, Filipina pada

tahun 2005 yang lalu. Dari pengalaman tersebut penulis banyak belajar mengenai

pola pendampingan yang diterapkan oleh L’Arche Community. Salah satunya

Page 27: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

8

adalah mengembangkan relasi dengan rasa saling memiliki yaitu menumbuhkan

afeksi anak-anak bahwa mereka berharga dan dikasihi oleh para pendamping.

Memang hal ini tidaklah mudah, karena yang didampingi adalah anak-anak luar

biasa yang jelas berbeda dengan anak-anak “normal” lainnya. Proses

pendampingan dalam institusi ini lebih memperhatikan keadaan dari tingkat

kecacatan atau kebutuhan anak dibandingkan dengan penerapan kurikulum yang

ada. Akan tetapi hal ini tidak berarti meninggalkan kurikulum sama sekali. Penulis

juga pernah menjalani masa live-in selama 2 bulan penuh di institusi anak luar

biasa yang lain di Pampangga, Filipina pada tahun yang sama juga. Di institusi

yang satu ini, penulis menemukan bahwa metode pendampingan lebih banyak

mengikuti kurikulum dan agak kurang memperhatikan secara ekstra terhadap

keadaan atau tingkat kecacatan anak. Sehingga keadaan anak-anak yang ada

dalam institusi tersebut tidak banyak mengalami perkembangan. Dari dua

pengalaman tersebut penulis mendapat gambaran tentang pola pendampingan

yang mesti diterapkan pada anak-anak luar biasa serta sarana dan prasana yang

mendukung kelancaran pendampingan tersebut. Sehingga kurikulum yang

diterapkan bisa berjalan lancar dan perkembangan keadaan anak-anak luar biasa

juga semakin baik.

Untuk itu dalam karya tulis ini penulis tergerak hendak mengkaji lebih

dalam dan ingin mencari tahu sejauh mana keterlibatan para pendampingan dalam

memberikan pendampingan personal kepada anak luar biasa serta apa

pergaruhnya terhadap perkembangan kecakapan emosional bagi anak luar biasa.

Page 28: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

9

Maka penulis mengangkat judul: “EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN

PERSONAL TERHADAP PERKEMBANGAN KECAKAPAN EMOSIONAL

ANAK LUAR BIASA DI SLB-C SANG TIMUR CILEDUG TANGERANG”.

SLB-C Sang Timur, Ciledug Tangerang ini didirikan oleh Kongregasi Suster Sang

Timur pada tahun 1992 dengan visi utama yaitu membantu anak didik supaya

mampu hidup mandiri dalam masyarakat dan membantu menumbuhkembangkan

potensi diri anak didik sehingga mereka mampu menyumbangkan sesuatu yang

berguna bagi dirinya dan masyarakat. SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ini

memiliki tiga tingkat pendidikan yaitu; Sekolah Tingkat Kanak-kanak, Sekolah

Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Seiring dengan perkembangan

kebutuhan para siswa luar biasa ini, maka Yayasan Sang Timur kemudian

mendirikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas pada tahun 2007 dengan visi dan misi

yang sama. Sampai saat ini jumlah siswa secara keseluruhan ada 120 anak.

Walaupun sekolah ini adalah sekolah untuk anak-anak yang mempunyai

kebutuhan khusus, tetapi yayasan Sang Timur ini hanya menerima mereka yang

mengalami keterbelakangan mental saja seperti autisme, celeberal palsy, down

syndrome. Artinya SLB-C Sang Timur tidak menerima siswa yang memiliki cacat

ganda yaitu mental dan fisik. Hal ini ditetapkan dengan alasan bahwa jika

menerima siswa yang memiliki cacat ganda maka membutuhkan tenaga yang

ekstra. Selain itu, yayasan ini hanya ingin memfokuskan kepada mereka yang

mengalami keterbelakangan mental saja sehingga penanganannya lebih terarah.

Page 29: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

10

SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang memiliki kurikulum pendidikan

untuk sekolah luar biasa sesuai dengan Sisdiknas, namun tetap memperhatikan

keadaan siswa masing-masing. Proses belajar mengajar berlangsung dari pukul

07.00 sampai dengan 13.00 WIB dari hari Senin sampai hari Sabtu. Untuk tenaga

pendidik yang ada di SLB-C Sang Timur ini rata-rata berpendidikan Sarjana

Pendidikan dan pada umumnya mereka ada tenaga pendidik perempuan. Hal ini

menunjukkan bahwa kurang adanya minat dari kaum tenaga pendidik laki-laki

dalam dunia pendidikan anak luar biasa. Persoalan ini tidak hanya dialami oleh

SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang, namun hampir seluruh SLB yang ada di

Indonesia dan negara lain juga mengalami hal yang serupa. Persoalan ini sudah

berlangsung sejak lama. Maka banyak institusi dan sekolah untuk mereka yang

memiliki kebutuhan khusus sering kali mengharapkan adanya perkembangan

tenaga pendidikan laki-laki. Dengan demikian perkembangan emosional anak-

anak luar biasa bisa seimbang. Memiliki gambaran seorang figur ibu dan ayah.

Hal ini diperkuat dengan sering kali penulis berdiskusi dan mendengar

pengalaman para guru dan tenaga sukarelawan dalam bidang pendampingan anak

luar biasa, baik di negara Indonesia sendiri maupun di negara lain. Maka dari itu

penulis dengan yakin dan pasti untuk tetap akan menekuni bidang pendidikan

anak luar biasa ini dan berharap mampu menyumbangkan sesuatu yang berguna

bagi mereka yang sangat spesial ini. Tuhan Yang Maha Esa menciptakan semua

manusia sesuai dengan citra-Nya sendiri maka dari itu setiap manusia disebut

saudara dengan derajat dan martabat yang sama walaupun masing-masing pribadi

memiliki keunikan tersendiri.

Page 30: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

11

Dengan menempuh pendidikan di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang

ini, anak-anak mendapat perhatian dari segi fisik maupun mental. Dengan latar

belakang pendidikan tenaga pendidikan yang mendukung pemenuhan kebutuhan

dari anak-anak yang spesial ini. Pendamping menyadari bahwa anak-anak spesial

ini tidak bisa sembuh sepenuhnya seperti anak normal lainnya. Namun perlu

diketahui bahwa apa yang telah dan akan diberikan oleh para pendamping kepada

mereka dalam bentuk pendampingan adalah sesuatu yang nyata dan berguna bagi

kehidupan mereka setiap hari.

B. Identifikasi Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pendampingan personal dan sejauh manakah

pendampingan personal mempengaruhi perkembangan kecakapan emosional

anak luar biasa di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang?

2. Sejauh mana para pendamping melaksanakan pendampingan personal untuk

membantu perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di SLB-C Sang

Timur Ciledug Tangerang?

3. Bagaimana kualitas para pendamping mempengaruhi perkembangan kecakapan

emosional anak luar biasa di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang?

4. Mengapa anak luar biasa betah sekolah di SLB-C Sang Timur Ciledug

Tangerang?

5. Sejauh mana kurikulum di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ini dapat

membantu perkembangan kecakapan emosional anak-anak luar biasa?

6. Bagaimana perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa selama

Page 31: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

12

menempuh pendidikan di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang?

7. Metode dan sarana apa sajakah yang dipakai oleh SLB-C Sang Timur Ciledug

Tangerang ini dalam mendampingi anak-anak luar biasa?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat bahwa fokus dunia anak luar biasa begitu luas, maka sesuai

dengan judul penelitian ini, penulis membatasi permasalahan dan memberi

perhatian pada efektivitas pendampingan personal dalam memperkembangan

kecakapan emosional anak luar biasa di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang.

D. Rumusan Masalah

1. Apa tujuan pendampingan personal dalam memperkembangkan kecakapan

emosional anak luar biasa?

2. Apakah yang dimaksud dengan kecakapan emosional?

3. Apakah efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan

emosional

4. Faktor-faktor manakah yang mendukung/penghambat efektivitas pendampingan

personal tersebut?

E. Tujuan Penulisan

Penelitian adalah usaha untuk mencari kebenaran suatu masalah maka

bertolak dari rumusan masalah tersebut, tujuan dari penulisan ini adalah sebagai

berikut:

Page 32: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

13

1. Apakah pendampingan personal dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif

dalam membantu perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa?

2. Seberapa efektif pendampingan personal dalam memperkembangkan

kecakapan emosional anak luar biasa di SLB-C Sang Timur Ciledug

Tangerang?

3. Mendeskripsikan faktor-faktor manakah yang mendukung efektivitas

pendampingan personal?

F. Manfaat Penulisan

1. Bagi Peneliti

Dengan memahami efektivitas pendampingan personal bagi anak luar biasa di

SLB-C Sang Timur, penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan

keterampilan penulis.

2. Bagi SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung setiap tenaga pendamping

yang ada di SLB-C Sang Timur dalam mendampingi anak luar biasa selama

proses belajar mengajar, sehingga pendampingan personal ini bermanfaat bagi

kedua belah pihak.

3. Bagi para pendamping dan orang tua anak luar biasa

Sekirannya hasil penelitian ini bermanfaat bagi para pendamping anak luar

biasa juga orang tua yang memiliki anak luar biasa yang masih mengalami

kesulitan dalam mendampingi anak luar biasa.

4. Bagi anak luar biasa di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang

Page 33: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

14

Melalui pendampingan personal ini, anak luar biasa di SLB-C Sang Timur

Ciledug Tangerang semakin mampu mengenal diri dalam kehidupan sehari

hari, khusunya dalam mengekspresikan kecakapan emosional mereka dengan

baik.

G. Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan metode deskriptif

analitis yaitu metode yang menggambarkan dan menganalisa data yang diperoleh

baik melalui hasil pengamatan penulis maupun hasil dialog atau wawancara

dengan berbagai macam sumber sehubungan dengan perkembangan kecakapan

emosional anak luar biasa. Pendekatan deskriptif ini dilakukan dengan penelitian

di lapangan.

H. Sistematika Penulisan

Judul skripsi yang dipilih ini adalah: ““Efektifitas Pendampingan Personal

Terhadap Perkembangan Kecakapan Emosional Bagi Anak Luar Biasa di SLB-C

Sang Timur Ciledug Tangerang”

Bab I berisikan pendahuluan yang meliputi: latar belakang penulisan,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,

mafaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II akan dibahas tentang hubungan pendampingan personal dalam

memperkembangkan kecakapan emosional anak luar biasa yang diuraikan dalam

empat bagian. Pada bagian A menguraikan tentang pendampingan personal dalam

Page 34: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

15

paham bimbingan dan konseling dan paham katekese sebagai wujud dari

pelayanan pastoral. Bagian B dibahas tentang pengertian kecakapan emosional

pada umumnya, pengaruhnya kecakapan emosional, bagaimana terjadinya

kecakapan emosional dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta upaya-upaya

yang dilakukan dalam layanan pendampingan personal untuk membantu

perkembangan kecakapan emosional. Pada bagian C dibahas tentang anak luar

biasa dan dasar penyelenggaraan pendidikan luar biasa serta klasifikasi anak luar

biasa. Bagian D akan membahas tentang perkembangan anak luar biasa dari segi

fisik, intelegensi dan emosional. Pada bagian E dibahas tentang efektivitas, F

membahas kerangka pikir, G membahas fokus dan H berupa pertanyaan-

pertanyaan penelitian.

Dalam bab III ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menguraikan

tentang metodologi penelitian yakni pendekatan penelitian, pemilihan setting,

subjek penelitian, teknik pengumpulan data, tahap pemeriksaan keabsahan data

dan teknik analisa data. Pada bagian keduanya berupa hasil penelitian dan pada

bagian ketiga membahas tentang pembahasan hasil penelitian.

Pada bab IV merupakan bagian penutup, penulis memberikan kesimpulan

dansaran dari seluruh hasil yang telah penulis sajikan dari bagian pendahuluan,

BAB I – BAB III sekaligus membantu siapa saja yang mau mendalami pengaruh

pendampingan personal dalam memperkembangkan kecakapan emosional anak

luar biasa sehingga tulisan ini pun bisa sebagai acuan baik untuk pelayanan

dimasa mendatang.

Page 35: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini, akan dibahas tentang hubungan pendampingan personal

dalam memperkembangkan kecakapan emosional anak luar biasa yang diuraikan

dalam empat bagian. Pada bagian A diuraikan tentang pendampingan personal

dalam paham bimbingan dan konseling dan pendampingan personal sebagai

bentuk dari pelayanan pastoral serta pelayanan pendampingan di institusi

pendidikan. Pada bagian B dibahas tentang pengertian emosi pada umumnya,

pengertian kecakapan emosional serta pengaruhnya, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Pada bagian C dibahas tentang anak luar biasa pada umumnya

dan pendidikan luar biasa di Indonesia. Bagian D akan membahas tentang

perkembangan anak luar biasa dari segi fisik, intelegensi dan emosional. Pada

bagian E dibahas tentang efektivitas dan pada bagian F berupa pertanyaan-

pertanyaan penelitian.

A. Pendampingan Personal

1. Paham Pendampingan dalam Bimbingan dan Konseling

Pendampingan personal berarti penyertaan dekat-dekat. Pendampingan

personal sama dengan Personal Guidence dalam bahasa Inggris atau dapat

diartikan sebagai bimbingan. Bimbingan merupakan bagian dari proses

pendidikan yang teratur dan sistematis guna membantu pertumbuhan anak muda

atas kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri sehingga

Page 36: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

17

dapat memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan

berarti bagi masyarakat, (Prof. Dr. H. Prayitno: Dasar-dasar Bimbingan dan

Konseling). Dalam rumusan tentang bimbingan dari Lefever ini, dapat

dikemukakan unsur-unsur pokok dalam bimbingan sebagai berikut:

a. Pelayanan bimbingan merupakan suatu proses. Ini berarti bahwa pelayanan

bimbingan bukan sesuatu yang sekali jadi, melainkan melalui liku-liku sesuai

dengan dinamika yang terjadi dalam pelayanan ini.

b. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan. “Bantuan” di sini tidak

diartikan sebagai bantuan materiil (seperti uang, hadiah, sumbangan dan lain-

lain), melainkan bantuan yang bersifat menunjang bagi pengembangan pribadi

bagi individu yang dibimbing.

c. Bantuan ini diberikan kepada individu, baik perseorangan maupun kelompok.

Sasaran pelayanan bimbingan adalah orang yang diberi bantuan, baik secara

individual maupun secara kelompok.

d. Pemecahan masalah dalam bimbingan dilakukan oleh dan atas kekuatan klien

sendiri. Dalam kaitan ini, tujuan bimbingan adalah memperkembangkan

kemampuan klien (orang yang dibimbing) untuk dapat mengatasi masalah-

masalah yang dihadapinya, dan akhirnya dapat mencapai kemandirian.

e. Bimbingan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai bahan, interaksi,

nasihat, ataupun gagasan, serta alat-alat tertentu baik yang berasal dari klien

sendiri, konselor maupun dari lingkungan. Bahan-bahan yang berasal dari

klien sendiri dapat berupa masalah-masalah yang sedang dihadapi, data

tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya, serta sumber-

Page 37: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

18

sumber yang dimilikinya. Sedangkan bahan-bahan yang berasal dari

lingkungannya dapat berupa informasi tentang pendidikan, jabatan, keadaan

sosial, budaya dan latar belakang kehidupan keluarga. Interaksi dimaksudkan

suasana hubungan antara orang yang satu dengan yang lain. Dalam interaksi

ini dapat berkembang dan dipetik hal-hal yang menguntungkan bagi individu

yang dibimbing. Hal ini bisa berupa nasihat-nasihat dari pembimbing ataupun

alat-alat berupa sarana penunjang yang lebih memperlancar atau mempercepat

proses pencapaian suatu tujuan.

f. Bimbingan tidak hanya diberikan untuk kelompok-kelompok umur tertentu

saja, tetapi meliputi semua usia, mulai dari anak-anak, remaja sampai usia

dewasa. Dengan demikian bimbingan dapat diberikan di semua lingkungan

kehidupan, di dalam keluarga, di sekolah dan di luar sekolah.

g. Bimbingan diberikan oleh orang-orang yang ahli, yaitu orang-orang yang

memiliki kepribadian yang terpilih dan telah memperoleh pendidikan serta

latihan yang memadai dalam bidang bimbingan dan konseling.

h. Bimbingan dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Dalam

kaitan ini, upaya bimbingan, baik bentuk, isi maupun tujuan serta aspek-aspek

yang berlaku, bahkan justru menunjang kemampuan klien untuk dapat

mengikuti norma-norma tersebut. Norma-norma tersebut berupa berbagai

aturan, nilai dan ketentuan yang bersumber dari agama, adat, hukum, ilmu dan

kebiasaan yang diberlakukan dan berlaku di masyarakat.

Berdasarkan butir-butir pokok tersebut maka yang dimaksud dengan

bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli

Page 38: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

19

kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun

dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya

sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang

ada, dan dapat dikembangkan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

2. Pendampingan Personal Sebagai Bentuk dari Pelayanan Pastoral

Pendampingan personal merupakan perwujudan dari pelayanan pastoral

atau yang biasa kita kenal dengan istilah Pastoral Care. Pendampingan personal

ini merupakan salah satu bentuk dari pelayanan pastoral. Pelayanan pastoral

adalah pelayanan untuk membantu seseorang dalam melewati suatu proses

tertentu dalam menghadapi segala persoalan dalam hidup ini. Dengan demikian

dasar dari pelayanan pastoral ini adalah keteladanan Yesus sendiri sebagai

Sahabat Sejati yang selalu mendampingi dan mendukung sahabat-sahabat-Nya

dengan kasih yang setia.

a. Pengertian Pastoral

Kata pastoral memiliki banyak pengertian, kata pastoral berasal dari kata

“pastor” (Latin) yang artinya gembala. Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, para

nabi, raja bahkan Tuhan sendiri disebut gembala. Dalam Kitab Suci Perjanjian

Baru, dalam Injil Yohanes 21:15; Yesus menyebut diriNya “Gembala Yang

Baik”. Para pemimpin umat juga disebut sebagai gembala (Kis.20:28; Ef.4:11).

KHK No. 579, mengatakan bahwa pastor adalah gembala sebenarnya, yang

menjalankan tugas mengajar, menguduskan dan memimpin umat yang

Page 39: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

20

dipercayakan padanya. Pastoral berarti semua yang berhubungan dengan tugas

pastoral atau sering dikaitkan dengan pengembangan iman umat.

Tugas pengembalaan ini adalah pemanfaatan hubungan antara seseorang

dan orang lain di dalam pelayanan. Hubungan itu dapat berupa hubungan satu

orang tertentu dengan satu orang lainnya atau dalam suatu kelompok kecil.

Hubungan itu memungkinkan timbulnya kekuatan dan pertumbuhan yang

menyembuhkan, baik dalam diri orang-orang yang dilayani tersebut maupun di

dalam relasi-relasi mereka. Pelayanan pastoral ini adalah suatu pelayanan yang

luas cakupannya, diantaranya mencakup pelayanan saling menyembuhkan dan

menumbuhkan di dalam suatu jemaat dan komunitasnya sepanjang perjalanan

hidup mereka.

Dapat dikatakan Tuhan Yesus sendiri adalah subjek dari pelayanan

pastoral. Dengan demikian, model sikap pastoral bersumber pada Yesus sendiri.

Setiap orang yang melaksanakan pastoral harus sadar bahwa yang mengutus

adalah Yesus, bukan diri sendiri, minat atau sekedar mengisi waktu luang. Gereja

semakin menyadari tugas perutusan tersebut karena: “Kegembiraan dan harapan,

duka dan kecemasan manusia dewasa ini, terutama yang miskin dan terlantar

adalah kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan murid-murid Kristus pula

(G.S.1)

Karya pastoral dimengerti sebagai tindakan Gereja sebagai keseluruhan

umat Allah dalam rangka melaksanakan tugas perutusan serta panggilanNya.

Dalam praksis gereja, hal ini bukan hanya karya pastoral atau hirarki saja.

Page 40: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

21

Melainkan juga menekankan keterlibatan seluruh umat beriman dalam

melaksanakan tugas perutusan serta panggilan gereja (Adisusanto, 2000;13).

b. Tujuan Pastoral

“Aku datang agar mereka mendapatkan hidup dalam segala

kelimpahannya” (Yoh.10:10). Tujuan pastoral tidak boleh menyimpang dari

tujuan kedatangan Yesus, karena tujuan kedatangan Kristus sebagai Sang

Gembala merupakan dasar dari pelayanan pastoral dan sekaligus menjadi tujuan

utama pastoral ini.

Pelayanan pastoral ini bersifat universal, artinya bahwa pelayanan ini

terbuka untuk semua tanpa ada batas-batas yang mengekang. Maka dari itu

pelayanan pastoral tidak boleh berpuas diri dengan kehidupan seperlunya, baik

dalam kehidupan Kristiani mapun masyarakat pada umumnya, karena lebih dari

itu bahwa kedatangan Yesus telah menyediakan segala sesuatu untuk disalurkan

kepada orang-orang yang membutuhkan sehingga tujuan pastoral untuk

membimbing manusia menuju kehidupan seutuhnya tercapai. “Seutuhnya” ini

menyangkut pandangan yang tidak membatasi, melainkan luas dan melihat

manusia seperti yang dikonsepkan Tuhan. Tujuan pastoral adalah membawa

“kabar baik”, karena Yesus sendiri bersabda; bahwa Ia diurapi oleh Allah dengan

Roh Kudus untuk menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang miskin

(Luk.4;18). Pelayanan pastoral juga disebut sebagai salah satu perwujudan

kedatangan Kerajaan Allah. Pelayanan pastoral merupakan tanda kasih sayang

Allah bagi manusia, yang dengan kehadiran Allah sendiri di dunia ini melalui

perjuangan dan kerja keras (Iman Katolik, 1996;456).

Page 41: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

22

Dengan kata lain bahwa pelayanan pastoral ini adalah tugas mengabdi dan

melayani rencana Allah untuk menyelamatkan segenap umat manusia secara

integral dalam diri Yesus Kristus dengan perantaraan Roh Kudus. Rencana Allah

ini adalah pembebasan dan perkembangan umat manusia secara utuh sehingga

Kerajaan Allah dialami oleh segenap umat manusia. Dalam tujuan pastoral ini

menghadirkan Kerajaan Allah timbul dari keyakinan gereja bahwa dirinya

memperoleh warisan “misteri” yang diwahyukan oleh Allah dalam Kristus dan

tugas perutusan untuk menyinari, membimbing, menyuburkan dan mendorong

segenap umat manusia menjadi wahana perwujudan Kerajaan Allah (Adisusanto,

2000:16)

Kerinduan untuk menghadirkan Kerajaan Allah tersebut terungkap dan

terlaksana dalam lima fungsi gereja. Lima fungsi gereja adalah sebagai berikut:

Pertama : Koinonia yang berarti persekutuan, seperti yang dituliskan dalam jemaat

perdana di Yerusalem, bahwa mereka adalah “sehati sejiwa”. Membangun jemaat

lewat persekutuan iman, harapan dan kasih. Kedua : Kerygma yang berarti

pewartaan. Tujuan pastoral adalah membantu umat untuk tumbuh dan

berkembang dalam komunitas iman. Selain itu untuk menunjukkan makna hidup

yang lebih mendalam. Dengan demikian persekutuan yang dihimpun oleh Sabda

Allah ini hidup dalam perwartaan terang Sabda Allah. Ketiga : Liturgia yang

berarti bahwa iman tidak hanya diwartakan, tetapi diungkapkan dan dirayakan

dalam liturgi. Keempat : Diakonia yang berarti pelayanan, merupakan ciri yang

paling menonjol dalam kehidupan Kristus. Sebagai pelayan yang melayani

manusia seutuhnya. Sedangkan fungsi yang kelima adalah Matyria yang berarti

Page 42: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

23

kesaksian. Menjadi saksi Kristus yang hidup merupakan tugas dan tanggungjawab

dalam menyampaikan kabar gembira. Dengan demikian kehadiran Tuhan Allah

semakin tampak jelas dalam hidup setiap orang, agar dunia percaya bahwa Yesus

diutus oleh BapaNya.

Pelayanan pastoral pada masa kini, kiranya dapat menjawab serta

menghadapi tantangan-tantangan jaman dengan semangat jiwa kristiani.

Pelayanan pastoral juga berusaha agara manusia di abad modern ini tetap

mendengarkan suara Allah dalam diri Yesus Kristus lewat saksi-saksiNya dalam

pelayanan terhadap segenap umat manusia.

c. Ciri-Ciri Pelayanan Pastoral

1) Disiplin Pelayanan Jasmaniah

Kasih, sebagaimana yang sering kali diperdengungkan akhir-akhir ini,

adalah kasih yang diungkapkan melalui tubuh. Tubuh adalah mediator kasih. Kita

menerima kasih melalui suara, ekspresi wajah dan mata, kehangatan tubuh sesama

dan kesejukan sentuhan. Sumber kasih ini adalah salah satu aspek pelayanan

pastoral yang dapat menolong sekaligus dapat sangat merusak, karena tubuh

mempunyai kekuatan untuk menghormati, membebaskan, mempesona dan

menjadi mulia, maupun sebaliknya, kekuatan untuk menghina, menindas,

menggoda dan menjadi jahat. Sering kali hal-hal jasmaniah dipandang

bertentangan dengan hal-hal rohaniah. Hal ini berkaitan dengan seksualitas.

Dalam pelayanan pastoral, pengetahuan jasmaniah memiliki definisi bahwa semua

indera penerima yang jasmaniah dibutuhkan untuk menerima dan mengartikan

Page 43: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

24

setiap informasi yang kita butuhkan untuk menerima dan mengartikan setiap

informasi yang kita dapat sepanjang hidup ini.

Kehadiran fisik dan kontak fisik adalah mediator-mediator dasar dari

pelayanan kasih. Oleh karena itu, mereka yang takut pada “bahaya-bahaya” yang

berkaitan dengan “tubuh”, seperti misalnya rangsangan seksual, akan mengalami

kesulitan dalam berperan serta di dalam pelayanan ini. Mereka tak dapat memakai

bahasa tubuh dengan benar kecuali bila mereka berani menghadapi ketakutan-

ketakutan terhadap kedekatan tubuh. Pada intinya kontak fisik ini adalah

hubungan keterlibatan yang memang terdapat dalam pelayanan pastoral. Sebab

pelayanan pastoral merupakan usaha untuk mendamaikan kasih dengan cara-cara

membangun kesejahteraan diri dan orang lain.

Penulis pernah menjalani program live-in ketika masih tinggal di Filipina.

Dalam institusi penampungan anak yang mempunyai kebutuhan khusus tersebut,

pelayanan pastoral yang berhubungan dengan kontak fisik seperti; membantu anak

mandi, berpakaian, menghantar ke kamar kecil, hanya dilakukan oleh tenaga

pendampingan sesuai dengan jenis kelamin. Untuk anak laki-laki dilayani oleh

tenaga pendamping laki-laki, dan begitu sebaliknya, untuk anak perempuan

dilayani oleh tenaga pendamping perempuan. Namun untuk kegiatan-kegiatan

yang tidak sampai kontak fisik pada bagian-bagian tubuh vital anak, tentu saja

didampingi secara universal.

2) Menceritakan dan Mendengarkan Kisah-Kisah

Ciri utama kedua dari pelayanan pastoral ini ialah kesediaan untuk

“membuang-buang waktu” dengan meninggalkan jalan-jalan pintas teoritis. Hal

Page 44: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

25

inilah, diatas segalanya, tenaga pendamping dilatih untuk semaksimal mungkin

terlibat dengan individu yang didampingi. Untuk keperluan ini lalu dikembangkan

suatu pendekatan yang didasarkan pada case histories (pencatatan kasus), catatan-

catatan yang telah distandarkan, penjadwalan waktu secara ketat, dan sistem

perjumpaan. Jelaslah bahwa pendekatan terstruktur ini juga menguntungkan bagi

setiap individu, bukan bagi masyarakat saja, karena pendekatan seperti ini

membantu dalam memfokuskan perjumpaan itu pada permasalahan individu yang

didampingi dan mencegah ketergantungan secara berlebihan pada pertolongan

profesional. Struktur memacu kuantitas maupun kualitas dari pelayanan yang

diberikan.

Kesediaan untuk memasuki realitas dunia orang lain (baik untuk jangka

pendek maupun jangka panjang sesuai dengan kebutuhannya) dan dengan metode-

metode yang memadai untuk menangani hal-hal yang menyakitkan maupun yang

menyembuhkan yang terdapat di dalam dunia tersebut. Di sinilah “kisah” lebih

daripada “teori” harus menjadi mode baik dalam rangka memahami

permasalahannya mapun dalam menawarkan pendampingan.

Pelayanan pastoral memang mempunyai kesederhanaan sehingga orang

lain dimungkinkan untuk menceritakan kisah-kisahnya. Walaupun begitu,

pelayanan pastoral ini juga menuntut disiplin. Hal ini bisa diketahui bahwa

pelayanan pastoral sering kali membosankan karena terus mendengarkan kisah-

kisah yang tak berkesudahan, namun tenaga pendamping harus tetap berpartisipasi

menjadi pendengar ke dalam kisah itu. Tanggapan kita dapat membantu individu

yang didampingi ke arah rekonsiliasi atau pemahaman yang lebih baik. Pelayanan

Page 45: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

26

pastoral ini membuat tenaga pendamping untuk mendengarkan secara aktif dan

kreatif huruf-huruf mati di dalam kisah seseorang dapat diubah menjadi drama

yang hidup, dimana harapan dapat ditemukan, mungkin di dalam kisah-kisah

selanjutnya.

3) Hasrat akan Kebenaran

Ciri yang ketiga dalam pelayanan pastoral adalah hasrat akan kebenaran.

Hal ini secara alamiah bertalian dengan komitmennya pada keberadaannya yang

berani menempuh resiko dan dengan komitmennya untuk mendengarkan kisah.

Pelayanan pastoral ini memiliki orientasi ke masa depan yang tidak berhenti pada

apa yang ada, tetapi juga mencari apa yang akan terjadi, akhir dari suatu kisah

yang pada akhirnya mengungkapkan cinta yang mencari kebenaran dalam

pelayanan pastoral ini.

3. Pelayanan Pendampingan di Institusi Pendidikan

Berdasarkan buku karangan Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc. Ed. dan Drs.

Erman Amti yang berjudul “Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling”, penulis

mengemukakan dasar-dasar dari pelayanan pendampingan di institusi pendidikan

sebagai berikut;

a. Landasan Pedagogis

Setiap masyarakat, tanpa terkecuali, senantiasa menyelenggarakan

pendidikan dengan berbagai cara dan sarana untuk menjamin kelangsungan hidup

mereka. Boleh dikatakan bahwa pendidikan itu merupakan salah satu lembaga

sosial yang universal dan berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial. Dengan

Page 46: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

27

reproduksi sosial itulah nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial yang melandasi

kehidupan masyrakat itu diwujudkan dan dibina ketangguhannya. Karena itu

berbagai cara dilakukan masyarakat untuk mendidik anggotanya, seperti

menceritakan dongeng-dongeng mitos, menanamkan etika sosial dengan

memberitahu, menegur dan keteladanan; melalui permainan, terutama yang

memperkenalkan peran-peran sosial, serta kegiatan-kegiatan dengan teman sebaya

lainnya.

Pelayanan pendampingan atau bimbingan ini berfokus pada manusia

adalah merupakan pelayanan dari manusia, oleh manusia dan untuk manusia.

Manusia yang dimaksudkan disini adalah manusia yang berkembang, yang terus

menerus berusaha mewujudkan manusia yang seutuhnya. Wahana paling utama

untuk terjadinya proses dan tercapainya tujuan perkembangan itu tidak lain adalah

pendidikan. Dalam konteks pendampingan, pendidikan merupakan upaya

memanusiakan manusia. Tanpa pendidikan seorang manusia yang lahir tidak akan

mampu memperkembangkan dimensi keindividualannya, kesosialannya,

kesusilaannya, dan keberagamaannya. Ia akan menjadi “manusia alam”, bukan

manusia budaya yang hidup bersama dengan manusia-manusia lainnya dalam

tatanan budaya tertentu.

Dalam hal ini pendidikan merupakan upaya untuk membudayakan

manusia muda. Upaya pembudayaan ini meliputi garis besarnya penyiapan

manusia muda menguasai alam lingkungannya, memahami dan melaksanakan

nilai-nilai dan norma yang berlaku, melakukan peranan yang sesuai serta

menyelenggarakan kehidupan yang layak. Untuk tugas-tugas masa depan mereka

Page 47: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

28

itu, melalui proses pendidikan manusia muda memperkembangkan diri dan

sekaligus mempersiapkan diri sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka

serta sarana dan prasarana yang tersedia. Pendidikan ini merupakan upaya

berkelanjutan. Apabila suatu kegiatan atau program pendidikan selesai, individu

tidak hanya berhenti di sana. Ia maju terus dengan kegiatan dan program

pendidikan lainnya. Ibarat bola salju yang menggelinding, makin jauh

menggelinding makin besar. Proses pendidikan yang berhasil setiap kali

memperkaya peserta didik dan makin memantapkan pribadi peserta didik menuju

manusia seutuhnya. Demikian pula kegiatan pendampingan. Hasil pelayanan

pendampingan tidak hanya berhenti sampai pada pencapaian hasil itu saja,

melainkan terus digelindingkan untuk mencapai hasil-hasil berikutnya.

b. Fungsi-Fungsi dalam Pendampingan

Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai

pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing pelayanan itu berguna

dan memberikan manfaat untuk memperlancar dan memberikan dampak positif

terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan itu. Tentunya pelayanan

pendampingan ini diberikan sesuai dengan latar belakang dan kondisi peserta

didik dengan melihat segala potensi yang ada dalam diri mereka. Dengan

demikian, manfaat, kegunaan, keuntungan dan jasa yang diperoleh dari pelayanan

pendampingan ini bisa dilihat dari hasil terlaksananya fungsi pelayanan

pendampingan tersebut. Fungsi pelayanan pendampingan dapat diketahui dengan

melihat kegunaan, manfaat, ataupun keuntungan yang diberikan oleh pelayanan

pendampingan. Suatu pelayanan pendampingan dapat dikatakan tidak berfungsi

Page 48: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

29

apabila ia tidak memperlihatkan kegunaan ataupun tidak memberikan manfaat

atau keuntungan tertentu.

Fungsi pelayanan pendampingan dapat ditinjau dari kegunaan atau

manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa saja yang diperoleh melalui

pelayanan pendampingan tersebut, yaitu;

1) Fungsi Pemahaman

Dalam fungsi pemahaman lebih mengajak peserta didik yang didampingi

yaitu bagaimana pemahaman tentang diri mereka sendiri beserta permasalahan

yang ada oleh peserta didik sendiri dan oleh para pendamping/pihak-pihak yang

membantu peserta didik, serta pemahaman tentang lingkungan peserta didik itu

sendiri. Pemahaman tentang peserta didik merupakan titik tolak upaya pemberian

pelayanan pendampingan terhadap peserta didik. Sebelum tenaga pendamping

memberikan pelayanan pendampingan, maka mereka perlu terlebih dahulu

memahami peserta didik/individu yang akan dibantu. Pemahaman tersebut tidak

hanya sekedar mengenal diri individu tersebut, melainkan lebih jauh lagi, yaitu

pemahaman yang menyangkut latar belakang pribadi individu, kekuatan dan

kelemahannya, serta kondisi lingkungannya.

Dalam konteks pendampingan terhadap anak luar biasa, maka materi

pemahaman dalam pelayanan pendampingan ini meliputi; identitas anak luar biasa

(nama, jenis kelamin, status dalam keluarga, tingkat ekonomi keluarga dan

keadaan tempat tinggal), tingkat kecacatan mental anak tersebut,

kemampuan/level intelegensi (bakat, minat dan hobi), kecenderungan sikap dan

kebiasaan anak tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Daftar tersebut dapat

Page 49: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

30

diperpanjang dan dirinci lebih jauh sampai dengan peristiwa-peristiwa khusus

yang dialami masing-masing anak luar biasa. Perluasan, spesifikasi ini

dikembangkan sesuai dengan tujuan pelayanan pendampingan dalam pemahaman

terhadap diri anak masing-masing.

2) Fungsi Pencegahan

Ada suatu slogan yang berkembangan dalam bidang kesehatan, yaitu

“mencegah lebih baik daripada mengobati”. Slogan ini relevan dalam pelayanan

pendampingan yang sangat mendambakan sebaiknya individu tidak mengalami

suatu masalah. Apabila individu tidak mengalami masalah, maka besarlah

kemungkinan bahwa ia akan dapat melaksanakan proses perkembangannya

dengan baik, dan kegiatan kehidupannya pun dapat terlaksana tanpa hambatan

yang berarti. Pada gilirannya, prestasi yang hendak dicapainya pun semakin

meningkat.

Dalam dunia kesehatan mental “pencegahan” didefinisikan sebagai upaya

mempegaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana lingkungan yang dapat

menimbulkan kesulitan atau kerugian sebelum kesulitan atau kerugian itu benar-

benar terjadi. Upaya pencegahan dengan menekankan penilaian positif terhadap

diri sendiri (self-esteem) dari masing-masing individu yang meliputi; menghindari

timbulnya atau meningkatnya kondisi bermasalah pada peserta didik, usaha

menurunkan faktor-faktor pendukung stres dan meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah terhadap diri sendiri dan kelompok. Dengan demikian

motivasi dan nilai-nilai positif yang ditanamkan selama proses pendampingan

tetap terjaga kelangsungannya dalam diri individu.

Page 50: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

31

3) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang

ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil

perkembangan yang telah dicapai selama ini. Tingkat intelegensi dan emosi, bakat

yang ada, minat-minat yang menonjol untuk hal-hal yang positif dan produktif,

sikap dan kebiasaan yang telah terbina dalam bertindak dan bertingkah laku

sehari-hari, hubungan sosial yang baik, dan berbagai aspek positif lainnya dari

individu perlu dipertahankan dan dipelihara. Bukan itu saja. Lingkungan yang

baik pun (lingkungan fisik, sosial dan budaya) harus dipelihara dan sebesar-

besarnya dimanfaatkan untuk kepentingan individu dan orang lain.

Dalam pelayanan pendampingan, fungsi pemeliharaan dan pengembangan

dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, permainan, dan program. Misalnya di

sekolah, bentuk dan ukuran meja/kursi murid disesuaikan dengan ukuran tubuh

dan sikap tubuh yang diharapkan (tegap dan gagah). Ventilasi, suhu, bentuk dan

susunan ruang kelas diusahakan agar mereka yang berada di ruangan itu merasa

nyaman, betah dapat melakukan kegiatan dengan tenang dan sepenuh

kemampuan. Aturan disiplin dibuat sedemikian rupa sehingga di satu sisi tidak

kaku atau membosankan dan di sisi lain tidak menciptakan suasana keributan dan

kesimpangsiuran. Tempat membuang air dan membersihkan diri tersedia

secukupnya agar kesehatan dan kebersihan tetap terjaga. Kegiatan kelompok

belajar dijaga kelangsungannya dan dikembangkan sebagai salah satu arah

kegiatan belajar para siswa di luar kelas.

Page 51: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

32

Chris D. Kehas dalam karangannya yang berjudul Education and Personal

Developtment (seperti dikutip oleh Winkel: 1991) menegaskan, bahwa dalam

merumuskan tujuan pendidikan sekolah memang diberikan tekanan pada

perkembangan kepribadian peserta didik, tetapi dalam praktek di lapangan hanya

aspek perkembangan intelektuallah yang diperhatikan. Tenaga-tenaga pendidikan,

terutama tenaga-tenaga pengajar, mengutamakan kemajuan peserta didik dalam

bidang belajar akademik; aspek-aspek perkembangan yang lain, seperti

perkembangan emosional dan perkembangan sosial. Menurut pendapat Kehas,

pendidikan sekolah biasanya dianggap sama dengan mengajar, sehingga fokus

perhatian terletak pada proses belajar-mengajar dan pada hubungan guru dan

siswa. Dengan demikian, tenaga-tenaga pendampingan hanyalah berfungsi dalam

rangka meningkatkan efektivitas proses belajar-mengajar di kelas. Selanjutnya

Kehas memperjuangkan supaya pendidikan sekolah dipandang sebagai usaha

mendampingi siswa dalam belajar. Belajar tidak hanya mencakup belajar di

bidang akademik saja, tetapi juga belajar tentang diri sendiri dan lingkungan

hidup. Dengan kata lain, belajar tidak hanya menyangkut perkembangan

intelektual, tetapi juga aspek perkembangan yang lain.

Contoh-contoh di atas baru menyebut beberapa dan secara garis besar

berkenaan dengan kehidupan siswa di sekolah. Tugas-tugas dan kegiatan

pemeliharaan dan pengembangan individu manusia dengan segala aspek

kemanusiaannya tidak dapat terpisah dari kedua fungsi sebelumnya. Ketiga fungsi

ini secara berkelanjutan dalam proses pelayanan pendampingan. Dengan demikian

Page 52: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

33

pemeliharaan dan pengembangan segenap potensi individu terjaga dalam menuju

manusia yang seutuhnya.

c. Pola-Pola Dasar Pelaksanaan Pendampingan

Pola dasar pelaksanaan pendampingan disini ialah suatu asas pokok yang

mengatur penyebaran pelayanan pendampingan di sekolah, dengan

mempertimbangkan kegiatan-kegiatan pendampingan apa yang akan diadakan dan

kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan oleh siapa serta diberikan kepada siapa.

Menurut hasil analisis Edward C. Glanz (seperti dikutip oleh Winkel.1991) ada

empat pola dasar sebagai berikut:

1) Pola Generalis

Pola generalis berasaskan keyakinan, bahwa corak pendidikan dalam suatu

institusi pendidikan berpengaruh terhadap kualitas serta kuantitas usaha belajar

siswa, dan bahwa seluruh staf pendidik dapat menyumbang pada perkembangan

kepribadian masing-masing siswa. Oleh karena itu pendampingan ini tersebar luas

dan melibatkan banyak tenaga kependidikan. Dalam pola generalis,

pendampingan secara kelompok menjadi bentuk pelayanan utama, pelayanan

secara individual dipandang sebagai kelengkapan pada pendampingan kelompok.

Ruang lingkup pelayanan pendampingan ini mencakup presensi siswa, pelayanan

kesehatan dan pengajaran remedial. Pola generalis ini menekankan pada

perkembangan optimal masing-masing siswa.

2) Pola Spesialis

Pola spesialis ini berasakan keyakinan, bahwa pelayanan pendampingan di

institusi pendidikan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli, yang masing-masing

Page 53: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

34

mempunyai keahlian khusus dalam pelayanan pendampingan ini., seperti testing

psikologis. Pola dasar ini kerap membawa akibat, bahwa pelayanan

pendampingan secara individual diutamakan, meskipun pelayanan secara

kelompok tidak seluruhnya diabaikan.

3) Pola Kurikuler

Pola kurikuler berasaskan keyakinan, bahwa kegiatan pendampingan di

institusi pendidikan sebaiknya dimasukkan dalam kurikulum pengajaran bentuk

pelajaran khusus, dalam rangka suatu kursus pendampingan. Materi kursus

pendampingan ini biasanya meliputi topik-topik sebagai berikut; konsep diri,

perbedaan-perbedaan individual, motivasi dan belajar, faktor-faktor sosial dan

kultural dalam perkembangan kepribadian, minat, bakat serta intelegensi.

Pola dasar ini membangun hubungan yang lebih erat antara siswa dan

tenaga pengajar, karena tenaga-tenaga pengajar langsung terlibat dalam seluk-

beluk pengajaran. Di samping itu, siswa menghubungkan perkembangan

kepribadiannya dengan pertambahan pemahaman serta pengetahuan di bidang

studi akademik. Selain itu, pelaksanaan pola dasar ini disesuaikan dengan kondisi

dan situasi siswa yang didampingi.

4) Pola Relasi-Relasi Manusiawi serta Kesehatan Mental

Pola relasi-relasi manusiawi dan kesehatan mental berasaskan keyakinan,

bahwa orang akan hidup lebih bahagia bila dapat menjaga kesehatan mentalnya

dan membina hubungan baik dengan orang lain. Pola dasar ini membantu

meningkatkan taraf kesehatan mental peserta didik yang dilakukan dengan cara

mendalami pemahaman diri, cara berpikir dan berperasaan secara dewasa, serta

Page 54: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

35

liku-liku pergaulan dengan orang lain. Disamping itu, pola dasar ini membantu

peningkatan kerja sama antara peserta didik sendiri dan dengan tenaga

pendamping. Dengan demikian, sasaran utama tercapai, yaitu meningkatkan taraf

integrasi dalam kepribadian serta kesehatan mental peserta didik, dan

mempertinggi kualitas hubungan manusiawi dengan sesama.

d. Langkah-Langkah Dasar Pelaksanaan Pendampingan

1) Mengamati

Pendamping mengamati melalui indera (melihat, mendengar),

mengumpulkan informasi dari cerita / kejadian-kejadian yang dialami oleh

individu yang didampingi. Informasi ini bersifat deskripsi semata.

2) Menginterpretasi / menganalisis

Setelah pendamping mendeskripsikan informasi yang bersangkutan.

Kemudian menentukan maknanya dengan cara menginterpretasikan masalah yang

ada pada individu. Cara menginterpretasikan informasi yang berhasil

dikumpulkan bergantung pada tiga hal, yaitu; informasi itu sendiri, dugaan

tentang hal-hal yang menyebabkan dan sudut pandang atau asumsi terhadap apa

yang individu tersebut butuhkan dan tidak butuhkan. Sudut pandang atau asumsi

tersebut harus benar-benar dikritisi. Kemudian pendamping memberitahu kepada

individu mengenai makna masalahnya, ataupun memberikan tambahan

pemahaman / insight melalui keterangan atau penjelasan.

3) Memahami / menghayati perasaan

Selayaknya seorang pendamping, haruslah juga memahami dengan

segenap rasa sebagai mahkluk sosial yang memiliki rasa peduli terhadap

Page 55: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

36

sesamanya. Dengan demikian, pendamping juga mengalami perasaan tertentu

sebagai reaksi spontan atas hasil dari interpretasi tersebut.

4) Menanggapi (tanggapan evaluatif-penilaian)

Nasihat dan penilaian mengkomunikasikan sikap evaluatif, korektif,

sugestif maupun moralitas. Secara tersirat pendamping ingin menyatakan apa

yang seharusnya atau sebaiknya dilakukan oleh individu untuk memecahkan

masalahnya. Nasihat yang diberikan pada saat yang tepat dan bersifat relevan

memang sangat membantu, namun terkadang nasihat dan penilaian juga akan

menciptakan penghalang untuk menolong orang lain dan justru membangun

persahabatan yang intim.

5) Meneguhkan / memberi dukungan

Tanggapan lebih bersifat memberikan dukungan menunjukkan bahwa

individu bersangkutan ingin menyakinkan kembali, menunjukkan rasa simpati,

atau ingin meringankan beban perasaan individu. Namun dukungan yang

diberikan ini tidak boleh tergesa-gesa supaya individu tidak merasa diremehkan.

B. Kecakapan Emosional

1. Pengertian Emosi

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak

menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan

hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2007 : 411) emosi merujuk

pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis

dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah

Page 56: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

37

dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan

dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong

perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi

sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi,

emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena

emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga

dapat mengganggu perilaku intensional manusia.

Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain

Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci),

Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan).

Sedangkan JB. Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear

(ketakutan), Rage (kemarahan), Love (cinta). Daniel Goleman (2007 : 411)

mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua

tokoh di atas, yaitu;

a. Amarah : Beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati.

b. Kesedihan : Pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri,

putus asa.

c. Rasa takut : Cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali,

waspada, tidak tenang, ngeri.

d. Kenikmatan : Bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur,

bangga.

e. Cinta : Penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati,

rasa dekat, bakti, hormat, kemesraan, kasih.

f. Terkejut : Terkesiap, terkejut.

Page 57: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

38

g. Jengkel : Hina, jijik, muak, mual, tidak suka.

h. Malu : Malu hati, kesal.

Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut

Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam

emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku

terhadap stimulus yang ada. Dalam the Nicomachea Ethics pembahasan

Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar,

tantangannya adalah menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan.

Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan memiliki kebijaksanaan; nafsu

membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita. Tetapi, nafsu dapat

dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut

Aristoteles, masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan mengenai

keselarasan antara emosi dan cara mengekspresikan (Goleman, 2007 : xvi).

Menurut Mayer (Goleman, 2007 : 65) orang cenderung menganut gaya-

gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri,

tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka

penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan

hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang dijalani menjadi sia-sia.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat penulis dapat menyimpulkan bahwa

emosi adalah suatu perasaan (afeksi) yang mendorong individu untuk merespon

atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari

luar dirinya.

Page 58: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

39

2. Fungsi Emosi

Uraian mengenai definisi emosi di atas tersebut, sedikit memberi

keterangan apa itu emosi dan bagaimana emosi itu bisa terjadi. Emosi tidaklah

selalu mendorong manusia untuk bertindak yang negatif. Emosi, jika mampu

dikendalikan akan mengarahkan setiap individu untuk melakukan tindakan yang

sangat bermanfaat, bahkan, tidak jarang berupa tindakan heroik.

Sebagai pemahaman akan maksud dan potensi emosi, tindakan

kepahlawanan tersebut mempertegas peran cinta tanpa pamrih yang lahir dari

emosi masing-masing individu dalam kehidupan ini. Emosi yang dirasakan dalam

hidup ini menyiratkan akan perasaan manusia yang terdalam, nafsu, dan hasrat

kita, merupakan pedoman penting, dan bahwa spesies manusia berutang sama

banyak pada kekuatan emosi karena dengan adanya emosilah manusia dapat

menunjukkan keberadaannya dalam masalah-masalah manusiawi. Kekuatan emosi

ini luar biasa, mampu mendorong manusia yang lain untuk menyelamatkan

manusia lain yang membutuhkan. Hal ini mengalahkan hasrat untuk menolong

diri sendiri. Bila ditinjau dari aspek nalar, pengorbanan diri semacam itu tidak

rasional; bila ditinjau dari aspek perasaan, tindakan tersebut merupakan satu-

satunya pilihan.

Keunggulan perasaan dibandingkan nalar pada saat-saat kritis semacam

itu, bila disimpulkan bahwa emosilah yang menjadi titik pusat jiwa manusia.

Emosi ini menuntun manusia menghadapi saat-saat kritis dan tugas-tugas yang

terlampau riskan bila diserahkan kepada otak, bahaya, kehilangan yang

menyedihkan, bertahan mencapai tujuan kendati dilanda kekecewaan. Setiap

Page 59: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

40

emosi menawarkan pola persiapan tindakan tersendiri; masing-masing menuntun

manusia ke arah yang telah terbukti berjalan baik ketika menangani tantangan

yang datang berulang-ulang dalam hidup manusia. Sering kali disalah

mengertikan mengenai emosi dalam kehidupan manusia. Sebagaimana diketahui

dari pengalaman, apabila masalahnya menyangkut pengambilan keputusan dan

tindakan, aspek perasaan sama pentingnya dan sering kali lebih penting daripada

nalar. Manusia sudah terlampau lama menekankan pentingnya nilai dan makna

rasional murni yang menjadi tolok ukur tingkat intelektual dalam kehidupan

manusia. Bagaimanapun, kecerdasan tidaklah berarti apa-apa bila emosi yang

berkuasa.

3. Kecakapan Emosional

Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990

oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari

University of New Hampshire (seperti di kutip oleh Daniel Goleman: 2007) untuk

menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi

keberhasilan. Kualitas-kualitas ini antara lain adalah empati, mengungkapkan dan

memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan

menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah antarpribadi,

ketekunan, kesetiakawanan, keramahan, dan adanya sikap hormat.

Kecerdasan emosional merupakan dasar dari semua tindakan dan perilaku

hasil ekspresi dari emosi tersebut. Tindakan dan perilaku inilah disebut dengan

Page 60: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

41

kecakapan emosional. Kecakapan emosional ini meliputi aspek perkembangan

pribadi peranannya individu dalam lingkungan sosial. Berdasarkan kecakapan

emosional dari individu tersebutlah, tingkat perkembangan kecerdasan emosional

diukur, sejauh mana individu bersangkutan memaknai proses pelatihan dalam

memperkembangkan dan mengarahkan emosinya dengan cara yang baik.

Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang

sering disebut EQ (seperti di kutip Daniel Goleman : 2007) sebagai :

“Himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.”

Kecakapan emosional adalah bentuk dari kecerdasan emosional ini sangat

dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap

saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak

sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecakapan emosional. Keterampilan

EQ bukanlah lawan keterampilan IQ atau keterampilan kognitif, namun keduanya

berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia

nyata. Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan.

Sebuah model pelopor lain tentang kecakapan emosional diajukan oleh

Bar-On pada tahun 1992 seorang ahli psikologi Israel (seperti di kutip oleh Daniel

Goleman: 2007), yang mendefinisikan kecakapan emosional sebagai serangkaian

kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang

untuk berhasil dalam mengatasi tututan dan tekanan lingkungan.

Page 61: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

42

Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind (Goleman, 2007 :

50-53) mengatakan bahwa bukan hanya satu jenis kecakapan yang monolitik yang

penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum

kecakapan yang lebar dengan tujuh varietas utama yaitu linguistik,

matematika/logika, spasial, kinestetik, musik, interpersonal dan intrapersonal.

Kecakapan ini dinamakan oleh Gardner sebagai kecakapan pribadi yang oleh

Daniel Goleman disebut sebagai kecakapan emosional.

Menurut Gardner, kecakapan pribadi terdiri dari :”kecakapan antar pribadi

yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, apa yang memotivasi mereka,

bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerja bahu membahu dengan kecakapan.

Sedangkan kecakapan intra pribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi

terarah ke dalam diri. Kemampuan tersebut adalah kemampuan membentuk suatu

model diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri serta kemampuan untuk

menggunakan modal tadi sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara efektif.”

(Goleman, 2007 : 52).

Dalam rumusan lain, Gardner menyatakan bahwa inti kecakapan antar

pribadi itu mencakup kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan

tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain. Dalam kecerdasan

antar pribadi yang merupakan kunci menuju pengetahuan diri, ia mencantumkan

akses menuju perasaan-perasaan diri seseorang dan kemampuan untuk

membedakan perasaan-perasaan tersebut serta memanfaatkannya untuk menuntun

tingkah laku.

Page 62: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

43

Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner tersebut, Salovey

memilih kecakapan interpersonal dan kecakapan intrapersonal untuk dijadikan

sebagai dasar untuk mengungkap kecakapan emosional pada diri individu.

Menurutnya kecakapan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali

emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain

(empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang

lain.

Menurut Goleman, kecakapan emosional adalah kemampuan seseorang

mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life

with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the

appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran

diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecakapan emosional adalah

kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi

diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina

hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

4. Faktor Kecakapan Emosional

Sesuai dengan kutipan dari Goleman dari Salovey (2007:58-59)

menempatkan menempatkan kecakapan pribadi Gardner dalam definisi dasar

tentang kecakapan emosional yang dicetuskannya dan memperluas kemampuan

tersebut menjadi lima kemampuan utama, yaitu :

Page 63: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

44

a. Mengenali Emosi Diri

Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk

mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan

dasar dari kecakapan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri

sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut

Mayer (Goleman, 2007) kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati

maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi

mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang

belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat

penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.

b. Mengelola Emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani

perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai

keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap

terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang

meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita.

Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan

kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang

ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang

menekan.

c. Memotivasi Diri Sendiri

Page 64: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

45

Presatasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu,

yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan

mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif,

yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.

d. Mengenali Emosi Orang Lain

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut

Goleman (2007 :57) kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau

peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki

kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang

tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia

lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang

lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.

Robert Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang yang

mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuiakan diri

secara emosional, lebih populer, lebih mudah bergaul, dan lebih peka (Goleman,

2007 : 136). Nowicki, ahli psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak

mampu membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus menerus

merasa frustasi (Goleman, 2007 : 172). Seseorang yang mampu membaca emosi

orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu terbuka

pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka

orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.

e. Membina Hubungan

Page 65: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

46

Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang

menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi (Goleman,

2007 : 59). Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar

dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa

yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.

Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses

dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu

berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini populer dalam

lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan karena kemampuannya

berkomunikasi (Goleman, 2007 :59). Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai

orang lain dapat dijadikan petunjuk positif bagaimana siswa mampu membina

hubungan dengan orang lain. Sejauhmana kepribadian siswa berkembang dilihat

dari banyaknya hubungan interpersonal yang dilakukannya.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis mengambil komponen-komponen utama

dan prinsip-prinsip dasar dari kecakapan emosional sebagai faktor untuk

mengembangkan instrumen kecakapan emosional.

5. Pengaruh Kecakapan Emosional

Anak-anak yang masih kecil pada dasarnya mempunyai sifat percaya diri

yang alami, bahkan ketika menghadapi sesuatu yang mustahil dan kegagalan

berulang kali. Sebagai penemu pertama eksperimen menara, Deborah Stipek

menulis, "Hingga usia enam atau tujuh tahun, anak-anak menaruh harapan yang

Page 66: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

47

tinggi untuk berhasil meskipun kinerja pada usaha-usaha yang dilakukannya

hampir selalu buruk. Mereka hampir selalu mempunyai harapan dapat menaikkan

pelat sampai ke puncak, bahkan meskipun mereka hampir tidak mengangkat pelat

itu dari tempat asalnya tanpa menjatuhkan bola pada empat usaha pertama."

Kecakapan emosional/EQ, bukan didasarkan pada kepintaran seorang

anak, melainkan pada sesuatu yang dahulu disebut karakteristik pribadi atau

"karakter". Penelitian-penelitian sekarang menemukan bahwa keterampilan

emosional ini mungkin bahkan lebih penting bagi keberhasilan hidup ketimbang

kemampuan intelektual. Dengan kata lain, memiliki EQ tinggi mungkin lebih

penting dalam pencapaian keberhasilan ketimbang IQ tinggi yang diukur

berdasarkan uji standar terhadap kecerdasan kognitif verbal dan nonverbal.

Daniel Goleman lewat Emotional Intelligence, memperluas konsep EQ ini

dan menyeruak menyadarkan masyarakat, dijadikan judul utama pada sampul

majalah Time dan dijadikan pokok pembicaraan dari kelas-kelas hingga ruang-

ruang rapat. Peran nyata dan pentingnya EQ bahkan telah sampai ke Gedung

Putih. "Tahukah kalian bahwa sekarang ada buku yang istimewa?" kata mantan

Presiden Clinton kepada para wartawan di Tattered Cover Bookstore di Denver,

Colorado, mengenai buku Daniel Goleman yang berjudul Emotional Intelligence.

Sangat tertariknya banyak orang kepada konsep kecakapan emosional

memang dimulai dari perannya dalam membesarkan dan mendidik anak-anak,

tetapi selanjutnya orang menyadari pentingnya konsep ini baik di lapangan kerja

maupun di hampir semua tempat lain yang mengharuskan manusia saling

berhubungan. Penelitian-penelitian telah menunjukkan bahwa keterampilan EQ

Page 67: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

48

yang sama untuk membuat siswa menjadi bersemangat tinggi dalam belajar, atau

untuk disukai oleh teman-temannya di arena bermain, juga akan membantunya

dua puluh tahun kemudian ketika sudah masuk ke dunia kerja atau ketika sudah

berkeluarga.

Walaupun kecakapan emosional belum lama menjadi istilah populer

seperti sekarang, penelitian tentang bidang ini tidak baru. Selama lima puluh

tahun terakhir, sudah ribuan penelitian yang mempelajari perkembangan

keterampilan EQ pada anak-anak. Sayangnya, hanya sedikit di antara temuan-

temuan ini yang memperoleh jalan untuk diterapkan dalam praktek, terutama

karena skisma antara dunia akademik yang terpaku pada paradigma-paradigma

statistik yang terencana dengan cermat oleh para guru dan profesional bidang

kesehatan mental. Sekolah-sekolah sebagai informasi praktis tentang efektivitas

pengajaran kecakapan emosional. Walaupun ada kontroversi di antara para

pendidik mengenai faedah mengangkat masalah kesehatan mental ke dalam

pendidikan umum, namun selama dua puluh tahun terakhir, berbagai usaha telah

dikembangkan untuk pengajaran keterampilan emosional ini. Legitimasi

pengajaran keterampilan ini di sekolah-sekolah dapat dirunut balik ke sebuah

undang-undang yang disahkan Kongres, Public Law 94- 142, Education for All

Handicapped Children's Act (undang-undang pendidikan bagi anak-anak cacat).

Undang-undang yang merupakan terobosan besar ini menyatakan bahwa semua

anak mempunyai hak atas pendidikan umum tanpa memandang ketidakmampuan

atau kecacatan mereka, dan semua masalah yang merintangi kemampuan belajar

anak harus diatasi oleh sistem sekolah.

Page 68: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

49

Psikolog sekolah dan guru-guru sekolah luar biasa yang berusaha

menerapkan undang-undang ini merupakan sebagian dari profesional-profesional

pertama yang mencoba menghubungkan apa yang sekarang disebut EQ dengan

prestasi akademik dan keberhasilan sekolah. Berkat upaya mereka, sekarang kita

dapat menyaksikan bermacam-macam teknik dan beragam program yang dikem-

bangkan untuk anak-anak dengan kebutuhan-kebutuhan khusus, dan

menerapkannya pada anak-anak di rumah.

C. Anak Luar Biasa

1. Konsep Kata Luar Biasa

Dalam masyarakat umum kata “luar biasa” seringkali dipakai untuk

menerangkan sesuatu yang hebat dan yang patut dikagumi, misalnya

memenangkan suatu perlombaan, juara kelas dan lain-lain. Karena itu kata luar

biasa jarang dipakai untuk menerangkan sesuatu yang berhubungan dengan

kekurangan. Misalnya miskin, cacat, bodoh dan sebagainya.

Dalam ilmu pendidikan (khususnya pendidikan luar biasa), kata luar biasa

digunakan untuk menerangkan hal-hal yang hebat juga hal-hal yang kurang.

Dalam konteks pendidikan luar biasa kata luar biasa menerangkan kecerdasan

yang menyimpang ke bawah bila dibandingkan dengan kecerdasan normal.

Page 69: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

50

2. Pengertian Anak Luar Biasa

Pada dasarnya setiap individu mempunyai karakter dan kepribadian yang

berbeda. Perbedaan yang terjadi terkadang hanya sebagian kecilnya saja namun

juga tidak hanya sebagian kecilnya saja yang mengalami perbedaan yang

menyolok. Keadaan yang demikian ini menimbulkan istilah anak luar biasa yaitu

anak yang pertumbuhannya dan perkembangannya menyimpang dari

pertumbuhan dan perkembangan anak normal. Penyimpangan tersebut meliputi

pertumbuhan fisik, mental, sosial, emosi dan juga intelegensinya.

Istilah lain untuk menyebut anak luar biasa, antara lain adalah abnormal.

Kata abnormal berarti keluar atau menyimpang dari ukuran anak pada umumnya.

Untuk mengetahui seseorang itu menyimpang atau tidak, kita perlu mengetahui

ciri-cirinya, baik secara fisik maupun mental. Sebab seseorang yang abnormal

dalam satu segi, belum tentu abnormal pula dalam segi yang lain. Sebagai contoh,

anak yang berkelainan dalam fisik, belum tentu berkelainan dalam mentalnya.

Banyak pengertian anak luar biasa yang telah dirumuskan oleh para ahli,

salah satu diantaranya :

Menurut Sri Moerdani dan J. Sambira (1989:1) menyatakan:

Anak luar biasa adalah anak yang mengalami penyimpangan kelainan atau ketunaan dalam segi fisik, mental dan sosial atau gabungan dari hal-hal tersebut sedemikian rupa sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus, yang disesuaikan dengan penyimpangan, kelainan atau ketunaan mereka

Dari pengertian anak luar biasa yang dikemukakan tesebut, penulis dapat

menyimpulkan bahwa anak luar biasa adalah anak yang dalam proses

pertumbuhan dan perkembangannya mengalami penyimpangan bila dibandingkan

Page 70: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

51

dengan anak normal yang sebaya, baik dalam fisik, emosi, sosial dan mentalnya,

sehingga memerlukan pelayanan pendidikan yang khusus untuk memperoleh

pertumbuhan dan perkembangan yang seoptimal mungkin.

3. Klasifikasi Anak Luar Biasa

Anak luar biasa dibedakan menjadi beberapa jenis yang sesuai dengan

kelainnya, yakni : Kelainan pendengaran, kelainan penglihatan, kelainan

kecerdasan, pertumbuhan fisik, sosial dan emosi.

a. Anak Tuna Rungu

Tuna rungu berasal dari kata “Tuna” dan “Rungu”. Tuna berarti

penyimpangan atau kelainan, dan rungu berarti kemampuan mendengar. Anak

dikatakan kelainan pendengaran apabila anak itu tidak mampu mendengar suara.

Ada orang yang tidak mampu mendengar suara, tetapi bisa diajak bicara, yaitu

menggunakan bahasa bibir yang disertai dengan ekspresi wajah. Ada orang yang

tidak bisa mendengar dengan suara biasa dan hanya bisa mendengar dengan suara

keras. Dan ada orang yang tidak bisa mendengar suara sama sekali, yaitu disebut

“Tuli”.

Ketunaruguan terjadi apabila udara tidak dapt diterima atau diteruskan ke

otak, karena terjadinya kerusakan pada saluran pendengaran, salah satu definisi

dikemukakan oleh Sri Moerdani dan J. Sambira. (1990)

Secara medis, ketunaruguan berarti kehilangan atau kekurangan kemampuan mendengar yang disebabkan karena hambatan dalam perkembangan, sehingga bimbingan dan pendidikan khusus.

Tuna rungu atau kelainan pendengaran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

Page 71: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

52

1) Tuli; yaitu mereka yang kehilangan kemampuan dengar 90 dB atau lebih

2) Kurang dengar; yaitu mereka yang kehilangan kemampuan dengar kurang

dari 90 dB.

b. Anak Tuna Netra

Istilah una netra dari kata “Tuna” dan “Netra”. Tuna berarti penyimpangan

atau kelainan dan “Netra” berarti kemampuan melihat. Jadi, anak tuna netra dapat

diartikan sebagai anak yang mempunyai kelainan atau penyimpangan pada daya

penglihatan. Anak dikatakan tuna netra apabila kehilangan daya penglihatan

sedemikian rupa, sehingga tidak dapat memanfaatkan pengajaran anak awas.

Orang dikatakan buta apabila tidak dapat menangkap cahaya sama sekali. Seperti

yang dikemukakan oleh Slamet Riyadi (1977:19) bahwa:

“Anak yang tidak dapat melihat dapat disebut “buta”. Sedangkan yang masih dapat melihat tetapi penglihatannya samar-samar atau kabur, dikatakan anak yang tidak awas, tetapi tidak buta”.

Ada dua macam klasifikasi tuna netra, yaitu buta total (Total Blind) dan kurang

lihat (Low Vision). Sedangkan alat yang dipakai untuk mengukur daya

penglihatan adalah Kartu Snellen.

c. Anak Tuna Grahita

Istilah tuna grahita berasal dari kata “Tuna” dan “Grahita”. Tuna berarti

kelainan atau penyimpangan. Grahita berarti mental atau intelegensi. Anak tuna

grahita adalah anak yang perkembangan mental atau kecerdasannya serta adaptasi

tingkah lakunya sedemikian terbelakang, sehingga mereka memerlukan pelayanan

pendidikan yang khusus, agar potensi yang dimiliki anak dapat dikembangkan

sesuai dengan situasi anak.

Page 72: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

53

Secara umum, perkembangan mental anak tuna grahita lebih rendah dari

anak normal. Kapasitas intelektual (IQ) anak normal rata-rata berkisar antara 90-

110. Anak dapat digolongkan luar biasa, jika IQ nya dibawah dari 90. Orang-

orang yang terbelakang mental adalah mereka yang tidak dapat menolong dirinya

sendiri, karena keterbelakangan mental (Sri Murdani, 1990:42).

Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa anak tuna grahita

adalah anak yang mengalami kelainan dalam hal perkembangan dan memiliki

kadar kecerdasan yang rendah sehingga mengakibatkan terbatasnya

perkembangan kemampuan sehingga mereka tidak dapat mengikuti pelajaran di

sekolah umum, maka dari itu untuk mengembangkan kemampuannya sangat

memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus.

Adapun klasifikasi anak tuna grahita dengan meninjau beberapa sudut

pandang:

1) Klasifikasi menurut kecacatan (Degree of Defect)

a) Idiot : Seorang yang memiliki derajat kecerdasan paling rendah 0-25,

sehingga tidak dapat mengurus diri sendiri (mampu rawat).

b) Embisil : Seorang yang memiliki derajat kecerdasan antara 25-50 dengan

latihan dapat mengurus diri sendiri (mampu latih).

c) Debil / moron : Seorang yang memiliki derajat kecerdasan antara 50-70,

disamping dapat dilatih mengurus diri sendiri juga mampu didik.

d) Borderline Child : Seorang yang memiliki derajat kecerdasan antara 70-80,

mampu didik dan dapat mengikuti pendidikan di sekolah umum.

2) Klasifikasi menurut penyebab (Etiologi)

Page 73: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

54

a) Kecacatan mental karena faktor keturunan yaitu: faktor penyebab kelainan baik

yang bersifat organis maupun sensorik serta genetik yang diturunkan oleh

generasi sebelumnya.

b) Kecacatan mental karena gangguan fisik yaitu: pada waktu ibu mengandung

terserang penyakit yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan, misalnya:

campak, virus, polio, dan lain-lain.

c) Kecacatan mental karena kerusakan otak yaitu: pada saat ibu hamil sering

mengkonsumsi obat-obatan yang kurang baik bagi bayi dalam kandungan.

3) Klasifikasi menurut tipe-tipe klinis

a) Crefinisme : anak kerdil, kondisi dimana perkembangan fisik terhambat

disebabkan tidak adanya perkembangan tyroid.

b) Mongolisme / Down Syndrome : bentuk keterbelakangan mental yang disertai

ciri fisik yang mirip bangsa mongol.

c) Hydrocephalus : kepala yang berisi / kepala busung, hal ini berkenaan dengan

banyaknya cairan di dalam otak sehingga tengkorak kepala menjadi besar.

d) Macrocephalus : bentuk kepala yang sangat besar dibandingkan dengan badan

anak.

e) Microcephalus : bentuk kepala sangat kecil bila dibandingkan dengan ukuran

badannya.

4) Klasifikasi menurut tujuan pendidikan

a) The feoble kinded children, yaitu : kelompok anak-anak yang disebut

uniducable sehingga memerlukan perawatan terus menerus.

b) The mentally handicapped children, yaitu : kelompok anak-anak yang memiliki

Page 74: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

55

kemampuan mengikuti program pelayanan pendidikan khusus yang juga

disebut presendifecble kinded

c) The slow learn, yaitu : kelompok anak-anak dengan kemampuan akademiknya

sedikit tertinggal dan perlu bimbingan khusus.

d. Anak Tuna Daksa

Istilah tuna daksa berasal dari kata “Tuna” dan “Daksa”. Tuna artinya

kelainan atau penyimpangan sedangkan daksa berarti jasmani atau fisik. Jadi, tuna

daksa berarti kelainan tubuh atau cacat pada tubuh. Cacat tubuh ada yang berat

dan ada yang ringan. Bentuknya pun beraneka macam. Ada yang tidak

mempunyai kaki sebelah atau dua-duanya, ada yang tidak mempunya tangan satu

atau dua-duanya. Ada yang anggota tubuhnya lengkap, tetapi layu sebagian atau

dua-duanya dan sebagainya.

Menurut Sri Moerdani dan J. Sambira(1990:20) bahwa anak tuna daksa

dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :

1) Polio

Polio adalah suatu kecacatan yang ditandai dengan kelumpuhan yang sifatnya

layu atau lemas dan dapat menyerang secara sistematis (aimetris)

2) Celebral Palcy (CP)

Celebral Palcy adalah kekakuan atau kelayuan yang disebabkan oleh kelainan

otak, sehingga penderitanya mengalami keterbatasan dalam berpikir atau

bergerak

3) Cacat Tubuh lainnya

Yaitu semua kelainan tubuh yang bukan termasuk polio atau CP

Page 75: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

56

e. Anak Tuna Laras

Istilah lain sering dijumpai adalah anak tuna sosial, anak nakal, anak

sukar, anak berkelainan tingkah laku dan sebagainya. Tuna sosial dikenakan pada

mereka oleh salah satu sebab melakukan pelanggaran sosial terhadap peraturan

atau hukum yang tertulis maupun tidak tertulis, seperti : adat istiadat,

kepercayaan, undang-undang dan sebagainya, yang berlaku di lingkungan sosial.

4. Faktor Penyebab Anak Luar Biasa

Ada beberapa faktor yang mengakibatkan anak menjadi luar biasa,

diantaranya :

a. Faktor penyebab yang datangnya dari luar diri anak (eksogen)

Kelainan atau penyimpangan yang diakibatkan oleh kecelakaan, penyakit dan

kekacauan. Sri Moerdani dan J. Sambira M. (1989:223-224), menyatakan

bahwa : “kecelakaan dapat menyebabkan anak menjadi luar biasa”

Keluarbiasaan anak dapat terjadi ketika anak belum lahir (Pranatal), pada

saat lahir (Natal) dan sesudah lahir (Post Natal). Contoh : Kecelakaan yang

menimpah anak ketika belum lahir, misalnya : Waktu ibu hamil terjatuh, kena

tabrak, salah mengkonsumsi obat, alkohol dan keracunan. Sedangkan pada saat

lahir, misalnya penyempitan jalannya kelahiran sehingga menggunakan tang / di

kop, bayi sebelum waktunya (prematur). Ketika sudah lahir, misalnya geger otak,

patah tulang. Selain itu juga dapat disebabkan oleh penyakit, misalnya : Cacar,

typus, rubella yang menyerang ibu waktu hamil.

b. Faktor yang berasal dari diri anak (endogen)

Page 76: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

57

Faktor endogen yaitu penyimpangan yang berasal dari dalam diri anak.

Penyimpangan ini bisa terjadi pada saat anak masih dalam kandungan. Misalnya

hereditas, yaitu kelainan atau penyimpangan yang diwariskan oleh orang tua.

5. Karateristik Anak Luar Biasa

Karakteristik identik dengan istilah ciri-ciri khusus, terutama yang dimiliki

oleh anak luar biasa. Berikut ini karakteristik anak luar biasa dipandang dari tiga

sudut:

a. Karakteristik anak luar biasa ditinjau dari kepribadian.

Dalam kehidupan sehari-hari, anak normal anggota tubuhnya komplit

jasmani dan rohaninya baik. Orang normal, biasanya menunjukkan pribadi

sebagai berikut :

1) Memiliki perasaan aman, yaitu mampu mengadakan hubungan dengan

lingkungan secara serasi.

2) Dapat mengadakan penelitian diri yang tepat

3) Memiliki spontanitas dan emosionalitas yang tepat

4) Memiliki pandangan yang luas dan realitas

5) Memiliki kemampuan untuk belajar dari pengalaman hidup

6) Mampu mengadakan orientasi sosial terhadap lingkungannya

7) Ada integrasi dalam pribadinya

Kriteria tersebut merupakan ukuran yang ideal, hal ini berarti bahwa setiap

anak yang normal biasanya menunjukkan sikap seperti itu. Namun, tidak berarti

bahwa anak yang tidak menunjukkan sikap seperti itu, lalu digolongkan anak luar

Page 77: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

58

biasa. Dikatakan anak luar biasa, jika perbuatannya menyimpang jauh dari anak

normal. Sri Moerdani dan J. Sambira (1990) menyatakan :

Pribadi luar biasa realitas jauh dari status sosial. Sering menimbulkan gangguan mental dan emosi, kadang diliputi oleh konflik batin dan jiwanya yang tidak stabil, acuh tak acuh, selalu gelisah, penakut dan sering sakit-sakitan.

b. Karakteristik anak luar biasa ditinjau dari tingkah laku

Biarpun ditentukan batas normal dan luar biasa, pada kenyataannya

memang ada anak yang normal dan anak luar biasa. Tingkah laku normal adalah

sikap hidupnya sesuai dengan pola kehidupan masyarakat setempat, sehingga

anak dengan mudah bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Tetapi bila ada

anak yang tingkah lakunya jelas-jelas menyimpang, maka anak tersebut adalah

anak luar biasa.

c. Karakteristik anak luar biasa dari segi emosi

Emosi sangat erat hubungannya dengan jiwa dan tingkah laku. Sehingga,

untuk mengetahui karakteristik anak luar biasa, perlu diketahui dari tingkah

lakunya. Tingkah laku yang terlihat adalah sebagai berikut :

1) Kurang matang dalam menghadapi tuntutan kehidupan

2) Kurang berani dalam bergaul

3) Emosi tidak stabil

4) Kurang senang untuk bergaul

5) Kurang dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan yang ada dimasyarakat

7) Mudah terpengaruh kedalam tingkah laku yang kurang baik

8) Mudah marah dan cepat tersinggung

Page 78: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

59

6. Dasar Penyelenggaraan Pendidikan Luar Biasa

Dalam usaha merencanakan dan menyelenggarakan pendidikan luar biasa

perlu didasari suatu landasan yang kuat, agar dapat menjamin dan mendukung

kegiatan-kegiatan pendidikan. Yang dimaksud dengan landasan atau dasar

pendidikan anak luar biasa adalah hal-hal yang menjadi dasar dalam

penyelenggaraan pendidikan anak luar biasa. Landasan-landasan tersebut adalah :

a. Landasan Idil Filosofis

Pendidikan di Indonesia berfilsafat Pancasila yang bertitik tolak dari

kodrat hakekat pada umumnya.

b. Landasan Yuridis Formil

1) Undang-Undang Dasar 1945

Didalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alenia ke empat

menyatakan bahwa :

“... ... dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa ... ...”

Selanjutnya pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 menggariskan bahwa :

Pasal 31 ayat (1) : Tiap tiap warga negara berhak mendapat pengajaran Pasal 31 ayat (2) : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu

sistem pengajaran nasional dengan Undang-Undang. Maka dari itu Undang-Undang Dasar 1945 adalah pengakuan terhadap hak

memperoleh pengajaran bagi semua warga negara, termasuk anak luar biasa untuk

memperoleh pendidikan yang sama dengan anak pada umumnya.

2) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

Page 79: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

60

Yang menerangkan dengan langsung tentang pendidikan dan pengajaran

luar biasa sebagai berikut ;

Bab II pasal 3 : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Bab IV pasal 5 ayat (2) :

Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.

Bab V pasal 12 ayat (1b):

Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.

Bab VI pasal 32 ayat (1) :

Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa

c. Landasan Psikologis dan Pedagogis

Pada hakekatnya, semua manusia berbeda satu dengan yang lainnya. Sri

Moerdani dan J. Sambira (1990), mengatakan : “ Setiap anak atau orang yang

memiliki ciri khas tersendiri, baik pertumbuhan fisik maupun perkembangan

mental dan sosialnya”. Antara anak yang normal dan yang luar biasa mempunyai

perbedaan yang menyolok, terutama pada segi psikologis. Oleh karena perbedaan

yang menyolok itulah, maka anak luar biasa mendapat pendidikan yang khusus.

d. Landasan Sosial Ekonomi

Sejalan dengan tujuan pendidikan luar biasa, maka anak luar biasa yang

telah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Luar Biasa, diharapkan dapat

Page 80: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

61

berkembang sesuai dengan kemampuannya. Diharapkan pula anak dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana dia berada. Untuk mencapai tujuan

ini, perlu adanya dukungan dari orang tua dalam bidang ekonomi, agar anak dapat

mandiri.

7. Tujuan Pendidikan Luar Biasa

Tujuan pendidikan untuk anak luar biasa tidak jauh berbeda dengan tujuan

pendidikan untuk anak normal pada umumnya. Karena tujuan pendidikan anak

luar biasa tidak terlepas dari tujuan Pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan luar

biasa adalah agar anak luar biasa memahami kelalaiannya, menyadari bahwa

mereka adalah anggota masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban agar

mereka dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya, sesuai dengan

kemampuan yang ada, serta bersyukur atas keagungan Tuhan yang begitu besar.

Salah satu tujuan utama yang diharapkan dari pendidikan luar biasa

melalui sekolah, yaitu mereka diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan

dan keterampilan seoptimal mungkin sehingga memenuhi hak dan kewajibannya

sebagai anggota masyarakat dan tidak menjadi beban bagi keluarga dan

masyarakat sekita. Sedangkan tujuan khususnya dari pendidikan luar biasa ini,

sebagaimana dikemukakan oleh SA. Bratanata (1976), sebagai berikut :

a. Agar anak berkelainan menjadi warga negara ber-Pancasila dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Agar anak sehat jasmani dan rohani c. Agar anak dapat menerima keadaan dirinya dan berusaha mengembangkan kemampuan yang ada d. Agar anak dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan e. Agar anak dapat menolong dirinya sendiri dan dapat mengembangkan rasa aman dan bahagia kepada lingkungannya f. Agar anak dapat bertumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang bertanggung jawab

Page 81: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

62

Bertitik tolak dari tujuan pendidikan di atas, maka dapat dikatakan bahwa

pendidikan bagi anak luar biasa bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan

tetapi juga untuk memperoleh keterampilan, yang nantinya akan berguna bagi

masa depan anak di masyarakat.

8. Bentuk Penyelenggaraan Pendidikan Luar Biasa

Secara umum, organisasi atau lembaga sekolah pada saat ini memakai

sistem kelas. Anak-anak diklasifikasikan atas dasar usia. Pada pendidikan luar

biasa, terkadang mengalami kesulitan untuk mengklasifikasikan anak luar biasa

dari segi usia, karena anak luar biasa memiliki kecacatan yang berbeda. Dengan

demikian pendidikan untuk anak luar biasa harus dipisahkan dari anak normal

berdasarkan pandangan bahwa adanya kekhwatiran akan keadaan anak luar biasa,

dalam hal pelajaran, pergaulan dan pekerjaan. Adapun pemisahan tersebut

meliputi :

a. Sekolah Khusus

Bentuk ini merupakan bentuk yang sempurna. Anak-anak bukan hanya

dipisahkan dari anak normal saja, melainkan juga dari anak lain yang termasuk

luar biasa. Bahkan diantara anak luar biasa yang sejenis, juga masih bisa

dipisahkan, mana yang pandai dan mana yang lamban.

1) SLB-A (Sekolah Luar Biasa untuk Anak Tuna Netra)

Jenis SLB-A ini diberikan kepada anak atau orang yang mengalami

kelainan dalam penglihatan, karena tidak dapat mengikuti pendidikan biasa. Ciri

Page 82: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

63

dari pendidikan khusus ini adalah “Huruf Braile”. Alat tulis yang digunakan

adalah “Reglete daan pen / stils” dan mesin ketik braile.

2) SLB-B (Sekolah Luar Biasa untuk Anak Tuna Rungu)

Sekolah ini dikhususkan bagi anak yang mengalami kelainan pendengaran

yang sedemikian rupa, sehingga tidak dapat dimasukkan ke sekolah biasa. Ciri-

ciri khusus dari SLB-B adalah “Bahasa Isyarat, lib rading / membaca bibir, mimik

muka dan gerakan tubuh atau lebih dikenal dengan sebutan Sign Language)

3) SLB-C (Sekolah Luar Biasa untuk Anak Tuna Grahita)

Sekolah ini untuk anak yang berkelainan mental, yakni anak yang tingkat

kemampuan atau kecerdasannya dibawah dari anak normal. Jika dibandingkan

dengan sekolah biasa, metode penyampaian materi di SLB-C tidak jauh dengan

sekolah biasa. Hanya waktu dan alat bantu belajar yang sedikit berbeda.

4) SLB-D (Sekolah Luar Biasa untuk Anak Tuna Daksa)

Jenis pendidikan ini ditujukan kepada anak / orang yang menyandang

cacat atau kelainan tubuh. Misalnya : Polio, Celebral Palcy (CP), Hemiplegia dan

sebagainya. Sekolah untuk anak tuna daksa biasanya dilengkapi dengan berbagai

macam alat anggota badan buatan / protese, fisio therapi (pengobatan tanpa bahan

kimia dan bedah) dan peralatan-peralatan, seperti; kursi roda, kruk dan

sebagainya.

5) SLB-E (Sekolah Luar Biasa untuk Anak Tuna Laras)

Sekolah ini untuk anak yang mengalami kelainan tingkah laku dan emosi.

Hal utama yang perlu diperhatikan bagi anak tuna laras adalah bimbingan secara

khusus dari orang yang mengerti masalah-masalahnya.

Page 83: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

64

6) SLB-F (Sekolah Luar Biasa untuk Anak Gifted / Genius)

Sekolah ini diperuntukkan bagi anak yang kemampuannya di atas atau

lebih dari anak normal. Untuk Indonesia, sekolah ini belum begitu banyak.

Sebagai akibatnya, anak gifted atau genius dimasukkan di sekolah biasa, dengan

sistem percepatan “akselerasi” (percepatan)

b. Pendidikan di Asrama dan Panti Rehabilitasi

Pendidikan di asrama merupakan salah satu bagian dari kegiatan asrama,

sedangkan pendidikan panti rehabilitasi bagi mereka yang menjelang dewasa.

Mereka dilatih dalam pekerjaan sederhana sebagai pegangan hidupnya.

c. Kelas Khusus

Kelas khusus terdiri dari satu kelas atau dua kelas, yang berfungsi sebagai

satu sekolah atau kelas khusus. Jika suatu kelas berfungsi sebagai kelas khusus,

ini merupakan salah satu bentuk pelayanan anak luar biasa, dimana kelas khusus

tersebut merupakan bagian dari salah satu sekolah.

d. Integrasi (Terpadu)

Salah satu layanan pendidikan anak luar biasa yang berbentuk integrasi,

disebut “Sekolah Terpadu”. Adapun bentuk terpadu adalah :

1) Integrasi Penuh

Anak luar biasa bisa mengikuti pelajaran secara penuh dengan anak

normal. Integrasi penuh ini berlaku untuk anak luar biasa yang intelegensinya

normal. Misalnya : Anak tuna fisik, kecuali olah raga. Sedangkan bagi tuna netra,

yang perlu mendapat bimbingan khusus adalah membaca “Braile”

2) Integrasi Sebagian

Page 84: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

65

Pada integrasi sebagian, anak luar biasa mengikuti sebagian bidang studi

bersama anak normal, dan sebagian lagi, anak luar biasa terpisah dengan anak

normal dalam hal belajar.

3) Integrasi Lokasi

Integrasi lokasi ini diperuntukkan bagi anak luar biasa yang mempunyai

kelainan berat. Mereka bermain di lapangan atau lokasi yang sama, tetapi kelas /

tempat berlajar berbeda.

D. Perkembangan Anak Luar Biasa

Penulis menfokuskan terhadap anak tunagrahita yang mengalami

hambatan dalam perkembangannya, terutama perkembangan kemampuan

(intelegensi). Sehingga sangat mempengaruhi pada jiwa dan kepribadiannya.

1. Perkembangan Fisik

Dalam segi fisik anak tunagrahita banyak mengalami hambatan, walaupun

ada sebagian yang terganggu dalam keseimbangan yang terjadi di dalam dirinya.

Demikian pula ada sebagian anak tunagrahita yang perkembangan fisiknya

terhambat akibat tekanan-tekanan jiwa yang dideritanya, sebaliknya anak

tunagrahita yang perkembangan fisiknya terhambat akibat tekanan-tekanan jiwa

yang dideritanya. Sebaliknya tunagrahita mengakibatkan hambatan dalam

berbagai perkembangan dalam berbagai proses belajar mengajar yang banyak

memerlukan bantuan

Page 85: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

66

2. Perkembangan Intelegensi

Perkembangan intelegensi sangat dipengaruhi oleh berbagai macam proses

belajar mengajar, sehingga hambatannya sangat besar pada tingkat intelegensinya.

Kerendahan tingkat intelegensi anak tunagrahita berasal dari kemampuan

intelektualnya yang rendah, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor penyebabnya,

maka pemberian bimbingan dan pembinaan yang teratur dan sistematis akan dapat

membantu perkembangan intelegensinya anak tunagrahita.

3. Perkembangan Emosional

Keterbatasan kemampuan dapat juga mengakibatkan kesukaan yang

akhirnya menghambat perkembangan emosional. Emosi ini tidak tersalurkan

sehingga membawa berbagai macam dampak, terjadi reaksi lambat dan sukar

memusatkan perhatian. Selain itu sering kali terjadi emosi yang meledak-ledak

dan terkadang tidak terkendali.

Hal ini tentunya sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak

tunagrahita yang terjadi dalam pergaulan atau perluasan pengalaman pada

umumnya diarahkan pada anak itu sendiri. pertemuan antara faktor-faktor dalam

diri anak tunagrahita sering gagal mengenal pengalaman-pengalaman lampau,

kurang inisiatif dan tidak mampu menciptakan pedoman kata sendiri.

E. Efektivitas

Dalam memaknai efektivitas, setiap orang memberi arti yang berbeda

sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Efektif berarti ada

Page 86: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

67

efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat

membawa hasil. Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang

melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Segala bentuk organisasi dan

institusi menjadi sangat efektif jika setiap orang menyadari dan melaksanakan

tugasnya secara definitif, yang dapat dimengerti, dapat dilaksanakan dan yang

merangsang pengembangan pribadinya. Efektivitas selalu berhubungan dengan

personal / pribadi, karena manusia dapat berfungsi secara baik hanya ketika ia

memiliki hubungan sosial.

Menurut Mulyasa, efektivitas biasanya berkaitan erat dengan

perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang telah disusun

sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan / hasil

yang dicita-citakan (2002:82).

Dari konsep tersebut di atas, penulis mengambil paradigma efektivitas dari

Mulyasa yaitu perbandingan hasil nyata dengan hasil yang dicita-citakan.

Efektivitas pendampingan personal terhadap anak luar biasa berhasil apabila dari

kenyataan situasi anak luar biasa di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang

mengalami perkembangan , yaitu mampu mengenali emosi mereka serta dapat

mengekspresikannya secara benar tanpa merugikan orang yang ada disekitarnya.

Dari uraian tersebut, dapat dijelaskan bahwa efektivitas pendampingan personal

berfokus pada personal / manusia. Pribadi dan situasi personal lebih penting dari

pada benda.

Page 87: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

68

F. Kerangka Pikir

Karya pastoral gereja dimengerti sebagai tindakan gereja yang

menyangkut keseluruhan umat Allah dalam rangka melaksanakan tugas perutusan

serta penggilannya, dimana seluruh umat terlibat untuk mewujudkan Kerajaan

Allah (Adisusanto, 200:14) seperti persaudaraan, kesatuan, pembebasan,

kemerdekaan, perdamaian, keadilan, kebenaran, kebahagiaan dalam layanan

seluruh umat.

Tujuannya tidak lain adalah pembebasan dan perkembangan umat manusia

secara integral. Pastoral gereja ini merupakan janji akan adanya keberhasilan dan

kebahagiaan yang berwujud kehidupan manusia yang bersatu serta didasari

pertobatan, yakni pernyerahan diri secara total kepada Allah.

Secara khusus dalam pendampingan terhadap anak luar biasa dalam

membantu perkembangan kecakapan emosional mereka merupakan tujuan

pastoral dalam mengangkat harkat dan martabat manusia sehingga keberadaan

mereka diakui di masyrakat sebagai citra Allah.

Proses pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan

emosional anak luar biasa ini membutuhkan waktu yang tidak singkat dan

pendampingan secara intensif oleh tenaga pendamping dan juga orang tua.

Pendampingan ini dilaksanakan dengan metode-metode yang ada dan sesuai

dengan kondisi anak, dan didukung oleh materi-materi serta kreativitas dari

pendamping. Dengan demikian, anak-anak dibantu dari keadaan awal yang tidak

bisa apa-apa berkembang menjadi bisa melakukan sesuatu yang berguna bagi

kehidupannya sendiri dan masyarakat.

Page 88: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

69

Metode gabungan dan metode individual merupakan cara dalam

pelaksanaan pendampingan ini. Dengan metode gabungan anak luar biasa

dikelompokkan sesuai dengan tingkat retardasi mental mereka, kemudian dalam

kelompok ini masing-masing anak didampingi sesuai dengan keunikan atau

kekhasan mereka, ini disebut pendampingan dengan metode individual. Metode-

metode pendampingan ini menjadi efektif dan mempunyai dampak positif dalam

mendukung keberhasilan visi dan misi SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang.

G. Fokus

Ada pun fokus penelitian efektivitas pendampingan personal terhadap

anak luar biasa dalam memperkembangan kecakapan emosional di SLB-C Sang

Timur Ciledug Tangerang adalah, hasil nyata di bandingkan dengan hasil yang

dicita-citakan atau tujuan yang direncanakan sesuai dengan tujuan nyata yang

dicapai oleh SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang.

H. Pertanyaan Penelitian

1. Apakah tujuan, indikator, kriteria dan hasil SLB-C Sang Timur Ciledug

Tangerang ?

2. Apakah tujuan, indikator, kriteria dan hasil pendampingan personal?

3. Seberapa efektif pendampingan personal dalam perkembangan

kecakapan emosional di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang?

Page 89: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

70

BAB III

METODOLOGI, HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan

fenomenologi. Penelitian kualitatif dalam sebuah penelitian merupakan penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang atau perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini tidak hanya diarahkan

pada latar belakang dan individu organisasi ke dalam variabel tapi memandangnya

sebagai kesatuan utuh (Muhadjir, 2000: 24-25). Sedangkan pendekatan

fenomenologis berarti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya

terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu (Moleong, 2001:9). Hal terebut

berarti pengalaman manusia diperiksa melalui penjelasan yang terperinci dari

orang yang diselidiki. Pendekatann fenomenologi ini diambil dengan

pertimbangan bahwa peneliti dituntut untuk bersatu dengan subjek penelitian.

Keterlibatan peneliti di lapangan dan penghayatan yang dilakukan merupakan

salah satu ciri pendekatan fenomenologi. Penelitian ini diambil atas dasar

spesifikasi obyek penelitian sekaligus mendalami tentang obyek kajian tersebut.

2. Pemilihan Setting

Pemilihan setting dalam penelitian ini adalah SLB-C Sang Timur Ciledug

Tangerang. SLB-C ini merupakan salah satu sekolah untuk anak-anak

berkebutuhan khusus yang ada di Kabupaten Banten, Tangerang. Sekolah luar

Page 90: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

71

biasa ini didirikan oleh Yayasan Sang Timur yang dikelola oleh para suster Sang

Timur sendiri. Sekolah luar biasa ini terbuka untuk semua kalangan masyarakat

yang memiliki anak yang berkebutuhan khusus.

3. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan 5 orang guru

dan bercengkerama dengan 4 siswa SMA dan 3 siswi. Hal ini memungkinkan

untuk membantu memperlancar pencarian data secara objektif.

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Observasi dilakukan dengan mengamati langsung kegiatan siswa-siswi

ketika sedang dalam proses belajar mengajar dan pada waktu istirahat,

mendokumentasikan kejadian di lapangan berupa foto-foto dengan kamera digital.

Selain itu penulis juga melakukan wawancara disertai dengan pertanyaan

panduan wawancara dilakukan dengan dua cara, yaitu; dengan pembicaraan

informal bersifat institusional dan spontanitas peneliti dan dengan pertanyaan-

pertanyaan yang telah disusun berdasarkan tema.

5. Tahap Pemeriksaan Keabsahan Data (Truthworthiness)

Validitas : membandingkan hasil pengamatan peneliti dengan hasil

wawancara. Ternyata hasil pengamatan dan hasil wawancara sesuai, ini berarti

data dari hasil penelitian valid karena sesuai dengan kenyataan di lapangan (bukti

dapat dilihat pada lampiran hasil wawancara dan data-data yang berupa foto-foto).

Reliabilitas : ditunjukkan dengan jalan mengadakan replikasi studi sebagai

alat. Jika dua atau beberapa kali diadakan pengulangan suatu studi dalam kondisi

Page 91: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

72

yang sama dan hasilnya secara esensial sama, maka dikatakan reliabilitasnya

tercapai ( bukti terlampir pada lembaran hasil wawancara)

Obyektivitas : adalah kesepakatan antar subyek. Disini pemastian bahwa

sesuatu itu obyektif atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang

terhadap pandangan, pendapat dan penemuan seseorang. Jadi, dalam hal ini

obyektivitas-obyektivitasnya suatu hal tergantung hal itu tergantung pada

kesepakatan ini dilakukan dengan 5 orang responden, yaitu; Sr Sylvia, PIJ, Ibu

Albert, Ibu Sari, Ibu Murni dan Ibu Ratri ( bukti persetujuan dapat dilihat pada

lampiran tanda tangan persetujuan dari lima responden tersebut tentang hasil

wawancara terhadap mereka semua).

6. Teknik Analisa Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan

dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan

sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, maka langkah berikutnya ialah

mengadakan reduksi data dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi ini

merupakan rangkuman inti, proses dan penelitian ini.

Adapun langkah-langkah tersebut seperti yang digambarkan pada kerangka

dibawah ini;

Page 92: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

73

Pada tahap reduksi, data-data yang sudah dipilih kemudian dikategorikan

sesuai dengan tema/kategori (display), kemudian peneliti menarik kesimpulan

dengan mendeskripsikan fenomena lapangan yang sesuai atau berhubungan sangat

dekat dengan pandangan subyek penelitian berdasarkan data-data yang ada. Dan

pada tahap terakhir melakukan verifikasi antara data-data yang sudah

dikumpulkan dengan kejadian di lapangan.

B. Hasil Penelitian

Peneliti mulai melakukan observasi di SLB-C Sang Timur Ciledug

Tangerang pada tanggal 27 April 2009 sampai tanggal 2 Mei 2009. Peneliti

mengikuti seluruh rangkaian kegiatan belajar mengajar mulai dari masuk hingga

semua siswa/wi pulang. Dengan demikian observasi dapat dilaksanakan lebih

efektif sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti.

1. Temuan Umum

a. Latar Belakang SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang

Yayasan Karya Sang Timur yang berpusat di Malang adalah suatu yayasan

yang bergerak di bidang pendidikan, pengajaran yang secara khusus

Kesimpulan

Display

Verifikasi

Reduksi

Page 93: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

74

memperhatikan serta mengutamakan mereka yang lemah, miskin, tersisih dari

masyarakat. Juga yang cacat dengan wawasan kebangsaan tanpa membedakan

suku, bangsa, golongan maupun agama. Dengan visi mendidik siswa menjadi

mandiri, terampil, berprestasi, berinteraksi sosial berdasarkan iman dan kasih.

Dasar dari SLB-C Sang Timur ini adalah Pancasila dan UUD 1945 yang dijiwai

dengan semangat iman Kristiani. Misinya SLB-C Sang Timur ini adalah siswa

mampu melaksanakan ajaran agama, mampu mandiri, mampu berkarya, mampu

membaca, menulis dan berhitung, mampu berprestasi dalam bidang non akademik

serta mampu berinteraksi.

Pada tanggal 18 Juli 1992, atas persetujuan Yayasan Karya Sang Timur

Pusat Malang, dimulailah pendirian gedung sekolah dengan peletakan batu

pertama yang dilaksanakan oleg Ny. JB. Sumarlin isteri mantan menteri

Keuangan RI. Adapun lokasi bangunan masih berada di dalam kompleks

Keuangan RI di Jalan Barata Pahala 37 Ciledug 15157 Tangerang. Bersamaan

dengan dimulainya pembangunan gedung sekolah tersebut dan izin operasional

dari Kakanwil Dekdikbud Jawa Barat tertanggal 1 Desember 1992 No.

911/I02?Kep/E/92, maka pada tanggal 20 Juli 1992 secara resmi SLB-C Katolik

Sang Timur dibuka/dimulai dengan menumpang di Sekolah Dasar Katolik Sang

Timur yang kebetulan masih mempunyai 3 ruang kosong dan pada saat itu sudah

ada 5 murid luar biasa, 2 orang suster dan 2 tenaga pengajar.

Seiring dengan berjalannya waktu, SLB-C Sang Timur pun semakin

berkembang mulai dari pembangunan gedung dan jumlah siswa. Sampai saat ini

Page 94: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

75

bangunan terdiri dari 2 lantai dengan 12 ruang kelas dan mampu melayani 120

anak (setiap kelas maksimal 10 anak).

Tabel Jumlah Siswa-siswi SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang

Tingkat Laki-laki Perempuan Total TK 7 4 11 SD 32 36 68

SMP 10 8 18 SMA 7 7 14

Alumni (yang bekerja di Unit Pelatihan Keterampilan)

3 2 5

Murid observasi 2 2 4 TOTAL 61 59 120

b. Tujuan Pendidikan di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang 1) Mengangkat harkat dan martabat anak-anak tunagrahita 2) Menyadari/menerima keadaan dirinya. 3) Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga negara yang baik. 4) Memiliki kehidupan jasmani, rohani, dan mandiri serta dapat bersosialisasi dengan masyarakat pada umumnya 5) Memiliki pengetahuan, keterampilan sederhana dan sikap dasar untuk berkomunikasi, bekerja dan berintegrasi dalam kehiduapan masyarakat serta berkembang sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup. 6) Agar mereka dapat berkembang menjadi manusia seutuhnya, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki keterampilan dan sikap cinta tanah air dan sesama, mampu mandiri membangun dirinya sendiri dan masyarakat pada umumnya.

c. Tujuan Bidang Kurikulum di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang. 1) Mewujudkan kemadirian anak dalam bidang komunikasi, bina diri, sosial- emosional, fungsional dan vokasional sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan keluarganya (bila berkeluarga dalam masyarakat). 2) Melibatkan orangtua / wali murid untuk berpartisipasi dan proaktif dalam mewujudkan keberhasilan tujuan pendidikan sekolah. 3) Menumbuhkan kesadaran masyrakat akan keberadaan anak-anak tunagrahita ringan, sedang dan autisme ringan bahwa anak-anak tersebut mempunyai hak yang sama dengan anak-anak yang lain dalam masyarakat. 4) Menumbuhkan sikap masyarakat untuk menghargai hasil karya dari kemapuan anak anak tunagrahita ringan, sedang, dan autisme ringan tersebut. 5) Menciptakan situasi kegiatan belajar mengajar yang kondusif demi perkembangan anak tunagrahita ringan, sedang dan autisme ringan dengan

Page 95: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

76

terciptanya budaya belajar yang aman, tertib dan disiplin.

d. Tujuan Bidang Kesiswaan di SLB-C Sang Timur Tangerang. 1) Membina anak tunagrahita ringan, sedang dan autisme ringan untuk lebih mengenal kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari. 2) Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif (aman, nyaman dan tertib). 3) Menggali dan mengembangkan potensi anak tunagrahita ringan, sedang dan autisme ringan. 4) Tujuan Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang. 5) Mengembangkan kualitas pendidikan dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berada di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang. 6) Mengembangkan komunitas iman yang dijiwai semangat kasih persaudaraan /kekeluargaan, kegembiraan, kesederhanaan di unit SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang.

e. Metode yang digunakan di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang

Metode yang digunakan adalah metode gabungan dan metode individual.

Artinya anak-anak tetap mengikuti proses belajar mengajar dalam satu kelas

bersama dengan rekan-rekannya, namun guru tetap memperhatikan kekhasan

masing-masing anak. Metode gabungan(Gbr.1a) ini memungkinkan anak bersikap

aktif dan mandiri serta mampu berkomunikasi dengan sesama anak luar biasa

maupun dengan masyarakat pada umumnya. Sedangkan metode individu (Gbr.1b)

dengan maksud bahwa setiap anak mempunyai kekhasannya masing-masing dan

membutuhkan pelayanan secara individu pula untuk perkembangan potensi anak.

Gbr.1a. Metode Individual Gbr.1b. Metode Gabungan

Page 96: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

77

Anak-anak dipisahkan sesuai dengan tingkat retardasi mental dan

hambatan pribadi masing-masing anak dalam belajar, misalnya; anak-anak yang

tidak bisa membaca dan menulis digabungkan menjadi satu kelas, dalam kelas ini

dibagi lagi menurut hambatan dari anak-anak yang tidak bisa membaca dan

menulis ini dalam mengikut porses belajar mengajar. Dari keadaan awal inilah

para guru di SLB-C Sang Timur mendampingi sesuai dengan kebutuhan dan

potensi dalam diri anak. Dengan demikian, guru dapat membantu perkembangan

kepribadian dan mengarahkan potensi-potensi dalam diri anak-anak tersebut.

Alasan metode ini digunakan adalah anak yang memiliki taraf kecerdasan

di bawah rata-rata normal, maka metode gabungan ini yang terdiri dari model drill

(pengucapan kata secara berulang), ceramah, demontrasi, dan lain-lain

memungkinkan anak untuk cepat mengerti.

f. Kegiatan-kegiatan di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang

1) Kegiatan Belajar Mengajar bidang akademik Kegiatan belajar mengajar bidang akademik diberikan sesuai jenjang kelas masing-masing anak. Jenjang pendidikan tersebut mulai dari TKLB (Tingkat Kanak Luar Biasa), observasi, dasar kategori sedang dan ringan, menengah pertama kategori sedang dan ringan serta individual. 2) Kegiatan Rohani Kegiatan rohani ini meliputi: doa pagi yang diadakan hari yang diikuti oleh seluruh siswa/wi dan para suster serta guru. Selain doa pagi ada ibadat anak yang diadakan sebulan sekali bertujuan mengembangkan penghayatan iman dan budi pekerti anak. Dan yang terakhir adalah pelajaran dan penerimaan Sakramen Ekaristi diadakan 2 bulan sekali. 3) Kegiatan Pramuka Kegiatan pramuka diadakan seminggu sekali bertujuan melatih kemandirian dan mengembangkan kreatifitas pengetahuan anak. Kegiatan Persami (Perkemahan Sabtu minggu) atau Perjusa (Perkemahan Jumat Sabtu) adalah kegiatan yang ditunggu para siswa/wi. Kegiatan ini memberi kesempatan untuk belajar mandiri.

Page 97: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

78

4) Kegiatan Kelas Bakat Kegiatan kelas bakat terdiri dari kelas menari, kelas menyanyi, kelas mewarnai/menggambar dan kelas keterampilan bertujuan mengembangkan bakat dan kemampuan dalam diri anak. 5) Kegiatan Hari Anak Kegiatan hari anak dilaksanakan setiap Jumat pertama dalam tiap bulan. Kegiatan hari anak dilaksanakan untuk memberi kesempatan anak bersosialisasi dengan teman yang berbeda kelas didalam satu kegiatan. Semakin banyak teman dan kesempatan bersosialisasi membuat anak untuk belajar lebih mudah beradaptasi.

6) Kegiatan Pengembangan Prestasi Siswa Mengikuti kegiatan-kegiatan seperti lomba menari, lomba kemampuan merawat diri, lomba menggambar/melukis, lomba lari, lomba renang dan lain-lain. Lomba-lomba tersebut dari berbagai tingkatan dari tingkat daerah hingga nasional. 7) Kegiatan Rekreatif Siswa/wi SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang mempunyai program rekreasi bersama di setiap tahunnya. Rekreasi bersama juga mempunyai tujuan belajar dan berkreasi sehingga lebih mengembangkan pengetahuan anak.

8) Kegiatan Fisio Therapy dan Therapy Wicara Kegiatan fisio therapy dan therapy wicara untuk membantu anak-anak yang mempunyai hambatan motorik dan wicara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, dan ada tenaga medis yang bertugas membantu anak-anak dalam hal kesehatan. 9) Kegiatan Pengembangan Kemampuan Keterampilan Siswa Keterampilan adalah bekal hidup bagi siswa/si yang berkebutuhan khusus agar dapat bertahan hidup. Maka keterampilan mendapat porsi yang cukup banyak dijenjang Pendidikan Menengah Pertama. Keterampilan yang diberikan antara lain adalah menjahit(terlampir pada Gbr.2c dan Gbr.2e), membuat pernak-pernik hiasan tangan(Gbr.2f), keterampilan memasak(Gbr.2a), keterampilan jasa mengetik(Gbr.2b) keterampilan teknik menganyam dan menyulam(Gbr.2f) dan keterampilan bercocok tanam(Gbr.2d)

Page 98: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

79

Gbr. 2a.Memasak Gbr. 2b. Mengetik

Gbr. 2c. Menjahit Gbr. 2d. Berkebun

Gbr. 2e. Pola dasar menjahit Gbr. 2f. Menyulam

Page 99: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

80

g. Tabel Fasilitas-fasilitas di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang

No Keterangan Jumlah

1 Ruang kelas siswa 12 2 Ruang kepala sekolah (sekaligus terdapat ruang tamu) 1 3 Ruang administrasi ( Tata Usaha, fotocopy) 1 4 Ruang guru 1 5 Ruang therapy wicara yang memiliki cermin sepanjang dinding 1 6 Ruang pemeriksaan kesehatan siswa/wi lengkap dengan

peralatan 1

7 Ruang praktik menjahit siswa/siswi (lengkap dengan mesin jahit yang memadai dan perlengkapan menjahit)

2

8 Dapur praktik masak siswa/wi (lengkap peralatan dan bahan serta bumbu-bumbu masak)

1

9 Dapur sekolah 1 10 Ruang makan siswa/wi pada waktu istirahat 1 11 Kantin SLB-C Sang timur 1 12 WC (tersedia dengan tempat cuci tangan untuk siswa/siswi) 2 13 WC guru 2 14 Gudang 1 15 Rumah kaca penuh dengan tanaman hiasan perawatan siswa/wi 1 16 Lapangan upacara (sekaligus dijadikan lapangan basket) 1 17 Lapangan main yang terdapat fasilitas ayunan, tangga-

tanggaan (terdapat di samping lapangan upacara) 1

18 Rak kecil untuk tas/barang-barang lain siswa/wi “locker” 3 19 Kapel 1

Gbr.3 Tenaga pendampingan yang bersahabat dengan siswa-siswi

Page 100: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

81

Gbr. 4a. Gedung SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang yang memiliki dua lantai

tampak dari tengah lapangan basket.

Gbr. 4b. Susunan tempat duduk SLTP

Gbr. 4c. Susunan tempat duduk SD

Page 101: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

82

Gbr. 5a. Susunan tempat duduk TK

Gbr. 5b. Lorong lantai atas dan WC

Gbr. 5c. Lorong lantai bawah

Page 102: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

83

Gbr. 6a. Gua Maria tempat berdoa orang tua dan wali murid

Gbr. 6b. Majalah Dinding (MaDing) siswa-siswi SLB-C

2. Temuan Khusus

a. Tabel Tujuan, indikator dan kriteria SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang

Tujuan Indikator Kriteria a.Pendampingan Personal - mandiri

- Mampu melakukan kegiatan hidup sehari hari dengan sendiri, seperti; membersihkan diri sendiri (mandi, cuci tangan dan ke WC), berpakaian, makan serta membeli

Page 103: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

84

- Berinteraksi sosial - Terampil

perlengkapan sederhana di warung dekat rumah. - Berperilaku sopan dan santun ketika beradaptasi dengan masyarakat, misal; menyapa orang yang lebih tua dengan hormat. - Merasa nyaman serta aman ketika berada di lingkungan masyarakat. - Terampil dalam bergaul/berinteraksi dengan sesama di sekolah maupun di masyarakat. - Mampu menghasilkan karya sendiri, seperti; menjahit, memasak, sablon dan juga mengetik.

b. Hasil SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang

“Dulu ketika pertama kali bersekolah di SLB-C Sang Timur ini, Ferdy sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan dan juga teman-teman sekelasnya, namun setelah terus didampingi di sekolah ini, sampai saat ini Ferdy bisa berkomunikasi dengan baik, jarang bertengkar dengan teman-temannya, dan hasil akademisnya meningkat pesat”.

Gbr. 7. Siswa-siswi yang bersahabat satu sama lain

Page 104: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

85

Pernyataan Ibu Murni ini di Cross Check dengan pernyataan Ibu Albert

dan Ibu Sari dan hasilnya sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ibu Murni.

“Pada awalnya anak-anak di sini memang agak susah untuk bisa berkomunikasi dengan guru-gurunya, namun dengan sabar dan tekun dalam pendampingan para guru disini, anak-anak nantinya mampu berkomunikasi, bahkan banyak dari anak-anak yang bertumbuh menjadi sangat mandiri, contohnya si Randy, dulunya dia sama sekali tidak pernah bisa mendengarkan kata-kata guru, apalagi sampai melaksanakan, tapi sekarang dia mau mematuhi ketika guru.”, jelas Ibu Albert. (Gbr. 8b) “Anak-anak kalau sering didampingi dan terus diingatkan, mereka pada akhirnya bisa memahami dan mengerti apa yang harus mereka lakukan”, begitu Ibu Sari menjelaskan.(Gbr.8a)

Gbr. 8a Gbr. 8b

c. Tabel Tujuan dan kriteria Pendampingan Personal

Tujuan Kriteria - Anak menyadari keadaan diri dan mau berusaha untuk berkembang menjadi lebih baik.

- Anak jarang bertengkar dan minta barang teman secara sopan dengan permisi atau bertanya dulu. - Anak duduk dengan diam dan mendengarkan guru. -Mau mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik dan benar. -Anak ketika sedang emosi hanya berupa kata-kata,

Page 105: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

86

dan menjadi reda ketika diberi masukan dari guru. - Anak bisa ke WC sendiri. - Mampu mengoperasikan mesin jahit dan menjahit sendiri.

Gbr. 9. Siswa-siswi mau mendengarkan guru

Gbr. 10a. Hasil-hasil kerajinan tangan siswa-siswi SLB-C Sang Timur

Page 106: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

87

Gbr. 10b. Prestasi-prestasi yang diraih oleh siswa-siswi SLB-C Sang Timur

ciledug Tangerang, baik tingkat daerah maupun nasional.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Tujuan, indikator, kriteria dan hasil pendampingan personal di SLB-C Sang

Timur Ciledug Tangerang.

Tuhan mempercayakan kepada manusia untuk menjadi pemimpin di dunia

ini. Terutama menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri. Hal ini adalah mendasar,

sebab apabila manusia tidak mampu memimpin dirinya sendiri, maka akan hancur

leburlah kehidupan manusia dan akan lenyaplah kemanusiaan manusia itu.

Sebaliknya, kalau manusia mampu memimpin dirinya sendiri, maka berarti

berhasil pula memimpin kehidupan mahkluk-mahkluk lainnya. Tuhan Yang Maha

pemurah memberikan segenap kemampuan/potensial kepada manusia, yaitu

kemampuan yang mengarah pada kemampuan manusia dengan Tuhannya, dengan

Page 107: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

88

sesamanya dan dunianya. Penerapan segenap potensial itu secara langsung

berkaitan dengan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Perwujudan ini

hendaknya seimbang dan lengkap, mencakup wujud ketakwaan manusia kepada

Tuhan dalam hubungan dengan sesamanya di dunia ini. Dengan membangun

relasi dengan orang lain, seseorang akan terus dapat mengaktualisasikan diri,

dengan demikian seseorang dapat berfungsi sepenuhnya.

Pendampingan ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Dalam Kitab Suci

Perjanjian Lama, persahabatan antara Raja Daud dan Yonatan ditumbuhkan dan

dikembangkan karena merasa saling memilik dan membantu, bahkan ketika ayah

Yonatan hendak membunuh, Daud mengungkapkan hal ini kepada Yonatan dan

Yonatan membantu memberi jalan keluar (1Sam.20:1-43). Kehadiran Yonatan

dalam hidup Daud menjadikan Daud tetap hidup.

Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, Yesus bahkan memerlukan kehadiran

teman, sahabat atau orang lain dalam menyelesaikan tugas perutusanNya. (Luk.

6:12-16). Bahkan ketika sedang terbeban berat dalam menghadapi hari-hari akhir

hidupNya, Ia meminta murid-muridNya untuk menemani Dia berdoa di taman

Zaitun. “HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah disini dan

berjaga-jagalah dengan Aku” (Mat.26:38)

Pada dasarnya pendampingan itu bertujuan untuk menggali dan membantu

perkembangan potensi-potensi dalam diri anak. Dengan demikian dapat diarahkan

menuju perkembangan manusia seutuhnya, dengan kemampuan hidup mandiri

dan bersosialisasi dalam masyarakat. Seperti yang tertuang dalam visi dan misi

SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang untuk mengangkat harkat dan martabat

Page 108: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

89

anak berkebutuhan khusus sehingga mereka dapat hidup mandiri dan

bersosialisasi dengan masyarakat berdasarkan iman dan kasih. Anak-anak

didampingi dalam proses pendidikan yang memadukan unsur-unsur pendidikan

formal yang spesifik, informal dan nonformal yang mencakup segi-segi

religiositas, humanitas, sosialitas dan juga intelektualitas.

Dalam melaksanakan misinya membantu anak-anak yang berkebutuhan

khusus, SLB-C Sang Timur berusaha memberikan yang terbaik. Pendampingan

dilakukan dengan cara yang luwes dalam suasana kegembiraan, kesederhanaan

dan persaudaraan yang saling asah, asih, dan asuh, maka bisa dipastikan bahwa

hasilnya adalah perkembangan yang menyenangkan, baik bagi yang didampingi

atau yang mendampingi.

Guru-guru di SLB-C Sang Timur juga sering kali diutus oleh yayasan

untuk mengikut berbagai macam seminar, lokakarya dan kursus yang berkaitan

dengan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus. Kerja sama dengan orang

tua/wali murid juga merupakan salah satu usaha dalam membantu perkembangan

anak berkebutuhan khusus, baik dalam segi iman maupun segi keterampilan.

Selain itu SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang juga menumbuhkan sikap

masyarakat untuk menghargai keberadaan dan kemampuan hasil karya anak

berkebutuhan khusus.

Indikatornya bisa dilihat bahwa Anak-anak luar biasa dididik dan

didampingi dari keadaan awal di mana mereka tidak bisa apa-apa menjadi bisa,

mengerti dan terampil sampai bisa hidup tanpa harus selalu tergantung pada

orang-orang disekitarnya, misalnya; bisa membersihkan dan berpakaian sendiri,

Page 109: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

90

pergi ke WC sendiri, makan tanpa harus disuap, dan juga bisa bertanya jika

mereka memerlukan bantuan. Berperilaku sopan dan santun ketika beradaptasi

dengan masyarakat, misal; menyapa orang-orang sekitar dengan hormat. Merasa

nyaman serta aman ketika berada di lingkungan masyarakat dan terampil dalam

bergaul/berinteraksi dengan sesama di sekolah maupun di masyarakat.

Pencapaian-pencapaian tersebut tentunya tidak dalam waktu singkat dan

tidak semua anak bisa ditargetkan akan berkembang dalam waktu yang

ditentukan. Pendampingan terhadap anak-anak berkebutuhan khusus ini

sepenuhnya tergantung pada diri anak tersebut. Anak harus sering dimotivasi dan

didampingi secara terus menerus, diperhatikan dan tidak boleh dibiarkan sendiri

sehingga perkembangan anak berkebutuhan khusus terus meningkat.

Untuk memperkuat indikator di atas tersebut, peneliti mengutip hasil

wawancara yang merupakan kriteria dari SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang,

yang telah di cross check terhadap tiga responden.

“...,mereka mampu beradaptasi dan bersosialisasi...,” “...,mereka tahu waktu yang baik untuk menyirami tanaman dan cara menyiramnya...,” “...,bisa mandi dan makan sendiri....,” Pengakuan para guru yang mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus

di SLB-C Sang Timur ini bahwa anak-anak terus berkembang dari hari ke hari

dalam proses pendampingi. Dari keadaan awal mereka yang tidak bisa apa-apa

menjadi bisa melakukan sesuatu walaupun hanya berupa hal-hal yang sederhana.

Pencapaian ini tentunya membutuhkan kerja sama antara sesama guru, guru

dengan orang tua/wali murid, dan yang utama adalah guru dengan anak

Page 110: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

91

bimbingannya sendiri. Hasil-hasil dari kriteria di atas tersebut dapat dilihat pada

kutipan hasil wawancara di bawah ini.

“..., anak-anak makan sendiri, juga pergi ke WC sendiri...,” “..., anak-anak menyiram tanaman sendiri...,” “..., menyapa orang-orang disekitarnya dengan sopan dan santun”. Dari penjelasan di atas tersebut, ditemukan bahwa tujuan pendampingan

personal di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang adalah efektif sesuai dengan

kriteria dan hasil yang dicapai. Tentunya pencapaian ini semua karena adanya

dukungan dari berbagai pihak, baik yang berupa materi maupun non materi.

Contohnya adalah kerja sama antara sesama pendamping di SLB-C Sang Timur

Ciledug Tangerang dengan semangat pelayanan mereka, fasilitas-fasilitas dan

kurikulum yang ada serta para staf yang baik secara langsung terlibat maupun

tidak langsung.

Selain faktor-faktor pendukung yang dijelaskan tersebut, terdapat juga

pola-pola pendampingan yang dilakukan oleh pendamping. Tentunya pola-pola

tersebut didasari oleh semangat pelayanan serta ketekunan dari setiap tenaga

pendamping. Pola-pola tersebut antara lain adalah:

Pertama adalah penyertaan dekat yang terus menerus. Anak-anak

berkebutuhan khusus ini hendaknya tidak dibiarkan sendiri, apalagi dalam jarak

yang tidak bisa dikontrol dengan penglihatan. Ketika porses sedang berlangsung,

hendaknya anak-anak tidak duduk terlalu jauh dari tempat duduk guru.

Pola kedua adalah kesabaran dan ketekunan dari pendamping. Jika

pendampingan yang dilakukan dengan terburu-buru, tidak sabar, dan tidak tekun

mencari celah-celah untuk masuk dalam dunia anak yang berkebutuhan khusus

Page 111: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

92

ini, maka tujuan pendampingan untuk menggali dan mengembangkan potensi-

potensi dalam diri anak tidak akan tercapai. Anak berkebutuhan khusus memang

membutuhkan perhatian tambahan jika dibandingkan dengan anak “normal” pada

umumnya. Selain kesabaran, pendamping juga dituntut untuk bisa kreatif dalam

mendampingi. Metode dan program bisa saja tersusun dengan rapi dan bagus,

tetapi jika tidak sesuai dengan keadaan retardasi mental anak, maka pencapaian

tujuan tidak akan mengena sasaran. Pendamping harus jelih mengenal latar

belakang dan kondisi retardasi mental anak. Dengan demikian pendampingan bisa

berjalan sesuai dengan kebutuhan anak yang didampingi.

Ketiga adalah rasa simpati dan empati dari pendamping. Dengan demikian

seorang pendamping bisa mengerti, memahami serta menaruh kepercayaan

kepada anak yang didampingi. Perlu diingat, bahwa anak berkebutuhan khusus

sangat berbeda dengan anak “normal” pada umumnya. Pendamping harus lebih

hati-hati dan ekstra energi dalam mendampingi mereka. Rasa simpati dan empati

ini membuat pendamping “terpanggil” untuk membantu/melayani anak

berkebutuhan khusus ini dalam memperkembangkan segala potensi yang ada pada

diri mereka. Dengan perasaan dan situasi inilah anak-anak merasa nyaman, aman

dan merasa dipercaya oleh pendamping dalam menjalani proses pendampingan.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan, indikator, kriteria dan hasil

pendampingan personal di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang sesuai dengan

hasil/kenyataan yang dialami oleh siswa/wi SLB-C Sang Timur Ciledug

Tangerang. Dengan demikian tujuan, indikator, hasil dan kriteria pendampingan

personal di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang dapat dikatakan efektif karena

Page 112: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

93

tercapai sesuai dengan visi dan misi pendampingan pastoral bagi anak

berkebutuhan khusus.

2. Tabel Efektivitas Pendampingan Personal di SLB-C Sang Timur Ciledug

Tangerang

Indikator Kriteria Hasil Kesimpulan

Hidup mandiri Ada usaha untuk mencoba lagi ketika gagal melakukan sesuatu, ada rasa percaya diri.

Bisa makan, mandi, berpakaian dan ke WC sendiri Anak mampu mengikuti dan mengerjakan pelajaran yang diberikan oleh guru Anak mampu mengontrol dan mengekspresikan emosi mereka dengan tidak merugikan orang-orang disekitarnya.

Anak makan, mandi, berpakaian dan ke WC sendiri Anak mengerjakan tugas yang diberikan guru, misalnya; menghapus papan tulis sesuai dengan jadual, mengerjakan PR dan mengumpulkannya tepat pada waktunya. Tidak lagi memukul orang sekitarnya dan melemparkan barang ketika sedang emosi, dan mau menuruti ketika guru menenangkan.

Pendampingan personal di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang efektif

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti hanya melakukan observasi selama seminggu, mulai dari

mengamati anak-anak datang kesekolah sampai mereka keluar dari lingkungan

Page 113: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

94

sekolah SLB-C Sang Timur ini. Memang waktu seminggu masih kurang untuk

melakukan penelitian kualitatif ini. Namun sejauh ini peneliti sudah berusaha

sebisa mungkin dalam mengumpulkan berbagai dokumen dengan cara wawancara

dengan para guru dan staf, mengabadikan moment-moment dengan kamera,

mengikuti proses belajar mengajar serta berkomunikasi dan bercengkerama

dengan siswa/wi dan selalu mengamati selama mereka berada dalam lingkungan

sekolah ini.

Keterbatasan waktu ini juga membuat penulis kurang membandingkan

pendampingan personal ini dengan ilmu-ilmu lain yang ternyata sangat relevan

pada saat ini. Bagaimanapun juga, keterbatasan waktu di atas tetap menjadi suatu

dukungan dan tantangan bagi penulis untuk sungguh-sungguh dapat

melaksanakan proses pendampingan personal dengan lebih efektif dengan waktu

yang cukup dan kajian ilmu lain yang lebih mendalam, sehingga siswa/wi SLB-C

Sang Timur Ciledug Tangerang mengalami akan kasih Allah yang dicurahkan

melalui pendampingan yang diberikan kepada mereka.

E. Refleksi Kateketis

Manusia terkadang seperti burung yang lupa cara terbang, karena kedua

sayapnya diinjak oleh orang-orang di sekitar. Begitu pun juga dengan anak-anak

atau orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus. Pesimis, putus asa dan tidak

berguna menjadi image yang melekat pada diri mereka. Seandainya sayap-sayap

burung tidak diinjak, pastilah dia mampu terbang jauh. Anak-anak yang memiliki

kebutuhan khusus bukan berarti tidak bisa melakukan sesuatu yang berguna.

Page 114: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

95

Namun jika diberi kepercayaan dan dukungan serta didampingi, maka akan timbul

rasa percaya diri sehingga anak mau berusaha untuk bangkit dari keadaan yang

dianggap tidak berdaya. Dengan pendampingan yang berkelanjutan, anak

mengalami perkembangan dengan segala potensi yang ada dalam dirinya. Salah

satu bentuk pendampingan yang bisa diterapkan adalah pelayanan pastoral.

Sebagai calon pendidik sekaligus katekis, penulis berharap mampu

menerapkan apa yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di bidang

katekese. Menjadi tenaga pelayan pastoral yang membantu seseorang dalam

mengatasi permasalahan dalam hidupnya. Dalam konteks ini, penulis lebih

memberi perhatian kepada anak-anak atau orang-orang dengan kebutuhan khusus.

Membantu mereka dalam memperkembangkan segala potensi yang ada dalam diri

mereka atas dasar semangat kasih. Menjadi rekan yang memiliki telinga untuk

setia mendengarkan dan hati untuk selalu berempati dan bersimpati. Dengan

demikian tugas sebagai pengikut Kristus yang terwujud dalam lima fungsi gereja

terlaksana lewat pelayanan.

Menjadi katekis atau tenaga pelayanan, baik itu dalam lembaga hirarki

gereja maupun di instusi pendidikan berarti menjadi saksi Kristus yang hidup di

tengah-tengah masyarakat. Menjadi tenaga pendamping untuk membantu anak-

anak berkebutuhan khusus untuk terbang dengan sayap-sayap mereka. berekspresi

dan berkreasi bersama-sama dengan saudara dan saudari sekitar. Dengan

demikian mereka menjadi manusia utuh menuju kesatuan hidup sebagai citra

Sang Pencipta Yang Maha Esa.

Page 115: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

96

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya setiap orang tua menginginkan masa depan yang cerah bagi

putra-putrinya. Mereka berharap agar kelak anak mereka menjadi orang yang

sukses, berguna bagi Nusa dan Bangsa. Ini tentu menjadi dambaan setiap insan

manusia, para orang tua yang mencintai putra-putri mereka.

Anak-anak seumpama bunga-bunga indah di taman, masing-masing

mempunyai keelokan tersendiri. Namun, pada kehidupan nyata keadaan ideal

tersebut sering tidak mudah untuk dicapai. Banyak faktor internal dari anak yang

tak jarang membuat orangtua harus mengelus dada karena anak-anak yang

dilahirkan memiliki beragam keunikan tersendiri, baik yang menghambat atau

yang mendukung perkembangan anak tersebut. Misalnya anak yang dilahirkan

dengan rasa ingin tahu yang luar biasa yang sering kali disebut dengan anak

berbakat atau cerdas, maupun anak-anak yang memiliki hambatan dalam

perkembangan fisik dan mentalnya yang kemudian dikenal dengan sebutan anak-

anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus. Dengan demikian anak-anak yang

dilahirkan dengan keadaan tersebut membutuhkan bantuan dari orang-orang

disekitarnya dalam perkembangan kepribadian mereka untuk menjadi manusia

yang utuh, hidup mandiri dan bersosialisasi dalam masyarakat.

Page 116: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

97

Dibawah ini adalah temuan atas permasalahan yang muncul di SLB-C

Sang Timur Ciledug Tangerang:

1. Tujuan Pendidikan SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang

Tujuan utama adalah mengangkat harkat dan martabat anak-anak

tunagrahita, membantu perkembangan kepribadian mereka sehingga anak-anak

mampu hidup mandiri dan mendidik berinteraksi dengan masyarakat pada

umumnya. Program yang ada adalah mengembangkan potensi-potensi yang ada

dalam diri anak-anak, dengan demikian mereka mampu hidup mandiri dan tidak

harus tergantung sepenuhnya kepada orang-orang disekitarnya.

2. Realitas Kehidupan siswa/wi di SLB-C Sang Timur

Jadual proses belajar mengajar mulai dari pukul 07.30 sampai 12.45 WIB.

Segala aktivitas dan program dilakasanakan di dalam lingkungan sekolah.

Hambatan yang terjadi, adakala anak jenuh dan bosan. Untuk mengatasi hal ini

guru mereka yang selalu senantiasa mendampingi memberi mereka istirahat atau

diisi dengan kegiatan yang menyenangkan/refreshing sesuai dengan tingkat

retardasi mental masing-masing anak, misalnya bermain menyusun balok dan

puzzle.

3. Pendampingan Personal

Pendampingan personal di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang

diberikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak. Pendampingan ini

dilaksanakan dengan metode gabungan, yaitu sesuai dengan tingkat retardasi

Page 117: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

98

mental anak dan metode individual sesuai dengan kekhasan anak. Anak-anak

berkebutuhan khusus mengalami banyak perkembangan setelah mengalami proses

pendamping di SLB-C Sang Timur ini (bukti dapat ada pada hasil wawancara dan

dokumen berupa foto-foto).

4. Efektivitas Pendampingan Personal

Pendampingan personal yang dilaksanakan di SLB-C Sang Timur dalam

membantu perkembangan kepribadian siswa/wi, khususnya kecakapan emosional

mereka berdampak positif. Anak-anak mengalami perkembangan dari keadaan

awal mereka yang tidak mau berinteraksi, kalau emosi sering memukul orang

disekitar atau melemparkan barang-barang menjadi mau berinteraksi, dan kalau

sedang emosi, anak mau mendengarkan ketika ditenangkan oleh guru atau mereka

bisa mengekspresikannya dengan tidak memukul dan melemparkan barang-barang

lagi.

Dari responden yang penulis wawancara mengakui bahwa dengan

pendampingan terus menerus, anak-anak selalu mengalami perkembangan ke arah

yang lebih baik. Efektivitas pendmapingan personal ini dapat dilihat hasil

kenyataan di atas dibandingkan dengan yang dicita-citakan oleh SLB-C Sang

Timur Ciledug Tangerang.

5. Faktor-faktor Pendukung Efektivitas Pendampingan Personal.

a. Tenaga pendamping yang berkualitas, memiliki rasa cinta terhadap anak

berkebutuhan khusus, berpengertian, ulet, sabar dan tekun dalam mendampingi.

Page 118: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

99

b. sarana dan prasana yang mendukung proses pendampingan personal (data dapat

di lihat pada hasil temuan penelitian)

c. Program-program dan kurikulum yang membantu perkembangan kepribadian

dan potensi diri anak (data dapat di lihat pada hasil temuan penelitian)

d. kerja sama antar sesama pendamping, dan pendamping dengan orangtua/wali

siswa/wi. Dengan kerja sama antar pendamping dan pendamping dengan

orangtua/wali siswa/wi akan memudah untuk mengetahui kebiasaan dan

kekhasan masing-masing anak. Dengan demikian akan mempermudah proses

pendampingan.

6. Faktor-faktor Penghambat Efektivitas Pendampingan Personal

a. Tingkat retardasi mental anak luar biasa yang sering kali menyebabkan timbul

kebiasaan baru yang sulit dikenal oleh pendamping maupun orang tua.

b. Pengetahuan pendamping mengenai anak luar biasa terbatas sehingga

mempengaruhi pelaksanaan pendampingan berjalan seadanya saja.

c. Orangtua atau wali siswa-siswi yang kurang kerja sama dengan pihak sekolah

dan menyerahkan sepenuhnya pendampingan ini kepada pihak sekolah, dengan

demikian tidak ada pendampingan kelanjutan ketika anak berada di rumah.

B. Saran

Melihat kenyataan-kenyataan di atas dan menyadari hasil yang cukup

efektif dengan mempergunakan proses pendampingan personal dalam membantu

perkembangan kecakapan anak-anak luar biasa, maka penulis mengusulkan:

Page 119: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

100

1. Kepada Yayasan SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang

Agar pendampingan personal menjadi salah satu alternatif sistem

pendidikan luar biasa dan program-program yang sudah direncanakan dapat

mencapai sasaran seperti yang dicita-citakan.

Karena cukup efektif untuk membantu perkembangan kepribadian anak

luar biasa, kiranya SLB-C Sang Timur lebih intensif dalam membangun kerja

sama dengan orangtua/wali murid, dengan demikian perkembangan anak-anak

luar biasa yang sudah tercapai tidak berhenti begitu saja di sekolah, tetapi ada

kelanjutan terus ketika anak tidak berada di lingkungan sekolah.

2. Bagi para guru SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang

Senyum anda semua sudah sangat menyejukkan bagi insan yang

mengalami sentuhan anda. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin

canggih dan secara tidak langsung membawa pengaruh terhadap kebutuhan anak-

anak luar biasa, maka sebisanya para guru/pendamping lebih memperbanyak

pengetahuan saat ini mengenai seluk-beluk anak-anak berkebutuhan khusus.

3. Bagi orangtua siswa/wi SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang

Anak adalah karunia paling indah dari Sang Pencipta. Sebagai orangtua

sudah sepantasnya berbangga dan bersyukur karena telah dipercayakan oleh Sang

Pencipta untuk merawat anak-anak titipan-Nya. Semakin banyak bersyukur,

semakin besar pula cinta yang tumbuh.

Page 120: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

101

DAFTAR PUSTAKA

Adisusanto, F X. SJ. 2000. Katekis Dalam Konteks Pastoral Gereja (Seri Puskat 3). Yogyakarta: Puskat.

Al Tridhonanto.2009. Melejitkan Kecerdasan Emosi Buah Hati. Jakarta: Gramedia.

Baranata. SA. 1976. Tujuan pendidikan Luar Biasa. Bandung: CV Tarsito. Berk, E. Laura. 1997. Child Development. 4th Edition. London Pubrisher. Kehas, Chris. D. 1970. Education and Personal Development . London pubrisher. Clinebell, Howard. 2002. Tipe-Tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral.

Yogyakarta: Kanisius. Colston, Lowell G. 1970. Pastoral Care with Handicapped Persons. Philadelphia:

Fortress Press. Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. 1993. Dokumen Konsili Vatikan

II. (R. Hardowiryono SJ : Penterjemah). Jakarta: Obor. DePorter, Bobbi dkk. 1999. Quantum Teaching. Boston: Allyn and Bacon. Ekman. Paul. 2008. Membaca Emosi Orang. Yogyakarta: Penerbit Think. Goleman, Daniel. 2007. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia. __________________.Working with Emotional Intelligence, London:

Bloomsbury. H. Prayitno dan Erman Amti.1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.

Jakarta: Rineka Cipta. Hurlock, Elizabeth B. 1991. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga Moleong, L. J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Muhadjir, Noeng. H. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake

Sarasin. Mulyasa. E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rodaskarya. Konferensi Wali Gereja Indonesia. 1996. Iman Katolik: Buku Informasi dan

Referensi. Yogyakarta : Kanisius. Lembaga Alkitab Indonesia. 1993. Alkitab Deuterokanonika Perjanjian Lama dan

Perjanjian baru. Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia. OSHO, 2008, Emotional Learning. Yogyakarta: BACA. Pedoman Penulisan Skripsi. 2006. Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan

Pendidikan Agama Katolik. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Roslina Verauli. Reorientasi Pemahaman Terhadap Keterbelakangan Mental.

Artikel. Skinner, B.F. 1965. Science and Human Behavior. New York: The Free Press. Sri Moerdani dan J. Sambira. 1990. Psikologi Anak Luar Biasa. Tim Penyusun. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. 2007. Yogayakarta: Pustaka

Pelajar. Universal Declaration of Human Rights, 1948-1998. Adopted and proclaim by

General Assembly Resolution of United Nation Convention for Rights of the Child.

Page 121: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

102

Winkel, W.S.1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Y. Handojo. 2008. Austisma. Jakarta: Buana Ilmu Populer. Yustinus Semiun, OFM. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius.

Page 122: ii - repository.usd.ac.id · ii s k r i p s i efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di slb-c sang timur ciledug tangerang

103

Lampiran