ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33865/1... · PKn...
Transcript of ii - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33865/1... · PKn...
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Hubungan Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Pada Mata Pelajaran
PKn Dengan Karakter Siswa Kelas VI Di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe
Pamulang disusun oleh Aprilliyani, NIM. 1112018300052, Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 27 Desember 2016
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Dr. Khalimi. M.Ag
NIP. 196505151994931006
iii
iv
v
ABSTRAK
Aprilliyani “Hubungan Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Pada Mata Pelajaran
Pkn Terhadap Karakter Siswa Kelas VI Di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe
Pamulang”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru MI/SD UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Latar belakang penelitian ini adalah karena terjadinya kerapuhan karakter
yang cukup parah yang salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya
pengembangan karakter di lembaga pendidikan. Pendidikan di Indonesia saat ini
hanya terfokus pada otak kiri (hard skill) saja dan kurang memperhatikan
perkembangan otak kanan (soft skill). Kemudian semakin meningkatnya karakter
bangsa Indonesia yang tidak baik terutama karakter para pelajar yang tidak
mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai yang
sangat penting karena mengandung nilai-nilai luhur bangsa ini dan sangat relevan
untuk dijadikan dasar dalam pembentukan karakter bangsa. Dengan demikian
peneliti melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan yang signifikan antara pemahaman nilai-nilai Pancasila terhadap
karakter siswa.
Teknik penelitian yang digunakan pada peneliti ini adalah menggunakan
metode Kuantitatif, penelitian dilakukan di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe
Pamulang. Sampel peneliti berjumlah 36 Siswa. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah berupa Tes, Angket, Observasi, dan Wawancara. Teknik
analisis data menggunakan Korelasi Product Moment Hasil perhitungan dengan
hasil Koefisien Korelasi yang ditandai dengan nilai r sebesar 0,71 yang berarti
menandakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pemahaman nilai-nilai
Pancasila dengan karakter siswa SD Dharma Karya UT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penelitian ini adanya Hubungan
yang signifikan antara pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan karakter siswa SD
Dharma Karya UT.
Kata Kunci : Pemahaman Nilai-nilai Pancasila, Karakter
vi
ABSTRACT
Aprilliyani “The relation of the understanding of Pancasila Values on Civic
Subject toward The Student's Character on the 6th
grade at SD Dharma Karya UT
Pondok Cabe Pamulang”
The background of this research is caused by the fragility of the characters
are severe enough and one of that caused is by the non optimal the character
development in educational institutions. Education in Indonesia is currently
focused only on the left brain (hard skills) and less attention on the right brain
(soft skills). Then, the increasing of the Indonesian nation's character that is not
good, especially the character of the students who do not reflect the values of
Pancasila. Pancasila values is a very important value, because it contains the
noble values of this nation and particularly relevant to used as a base for the
formation of national character. Thus, the researcher conducted a study with the
aim to determine whether there is a significant relationship between the
understanding of Pancasila Values toward the student's character.
A research technique that is used in this research is using quantitative
methods, the research is conducted at SD Dharma Karya UT Pondok Cabe
Pamulang. The sample of this research is 36 students. The research instrument
that is used consist of a test, questionnaire, observation, and interviews.
Technique of data analysis is using Product Moment correlation. The results of
correlation coefficients marked with the r value of 0.71, it means there is a
significant relationship between the understanding of Pancasila values toward the
student's character.
The result of this study showed the existence of a significant relationship
between the understanding of Pancasila Values toward the student's character.
Keywords: Understanding the values of Pancasila, Characters
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tidak ada ungkapan yang Maha dahsyat, yang lebih indah,
untuk diungkapkan selain rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah
SWT, sang pemilik taqdir. Yang memberikan nikmat dan hidayahNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sholawat salam selalu tercurahkan kepada junjungan mulia Nabi
Muhammad SAW. Seorang revolusioner, sang pemimpin, sang pencerah bagi
umat Islam.
Banyak tantangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penulisan
skripsi ini, namun berkat kesungguhan hati kerja keras, dorongan dan juga
bantuan berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Hambatan dan kesulitan tersebut ada yang tidak berguna (sia-sia), penulis akui
semua itu menjadi pelajaran yang berharga.
Selanjutnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan
pengetahuan penulis sangat terbatas, namun dengan adanya bimbingan dan arahan
serta motivasi dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelasaikan
skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih sedakam-
dalamnya kepada pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini, kepada
semia yang tercinta dan tersayang :
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Prof. Dr. Ahmad
Thib Raya, MA., yang selalu menginspirasi seluruh mahasiswa Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)..
2. Dr. Khalimi, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah dan dosen pembimbing akademik yang selalu membimbing,
memotivasi dan memfasilitasi seluruh mahasiswa PGMI untuk dapat
menyelesaikan tugas akhir.
viii
3. Bapak Takiddin. M.Pd sebagai dosen Pembimbing akademik yang dengan
kerja kerasnya dan sukarela membimbing penulis selama penulisan
berlangsung.
4. Almarhumah Dra. Djunaidatul Munawwaroh. M.Ag yang telah menemani
perjuangan penulis, walau hanya selama setengah perjuangan.
5. Seluruh jajaran dosen pengajar di Jurusan PGMI, terutama para dosen
yang selama ini berbagi ilmu dan pengalaman serta memberikan teladan
bagi pada mahasiswa PGMI angkatan 2012
6. Kepala Sekolah SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang Bapak
Warjoko M.M beserta guru dan jajarannya yang telah memberikan izin
untuk penelitian yang telah dilaksanakan.
7. Guru Kelas VI-2 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang Ibu Dra.
Endah Sumarni yang selalu membantu peneliti selama penelitian.
8. Skaha 26 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang yang telah
bekerjasama untuk membantu penulis dalam penelitian.
9. Yang teristimewa untuk ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu
memberikan cinta kasih, do’a, semangat serta restu kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Kakak tersayang Sehu Ali Akbar S.Kom yang selalu mendoakan dan
memberi dukungan skripsi ini.
11. Saudara-saudaraku yang selalu mendoakan dan memberi dukungan skripsi
ini.
12. Teristimewa pula untuk yang tersayang Keluarga dan Sahabat “Aku rindu”
yang selalu memberikan cinta, doa, dukungan dan pengorbanannya untuk
membantu penulis dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas
pertemanan yang berdampak energi positif, sehingga penulis selalu
semangat dalam kuliah sehingga sampaiseperti sekarang ini. Semoga
pertemanan kita selalu terjaga sampai tua nanti. Amin.
13. Untuk sahabat-sahabat dan teman-teman seperjuangan PGMI 2012, dan
seluruh teman-teman yang telah membantu dan terlibat dalam penulisan
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH .......................................................... i
SURAT PENGESAHAN PEMBIMBIMBING SKRIPSI ......................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
SURST KETERANGAN .............................................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 8
D. Perumusan Masalah ................................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................. 11
A. Deskripsi Teori .......................................................................................... 11
1. Nilai-nilai Pancasila ............................................................................ 11
2. Mata Pelajaran PKn Berbasis Nilai ................................................... 21
3. Karakter ............................................................................................... 24
B. Penelitian yang Relevan ........................................................................... 43
C. Kerangka Berfikir...................................................................................... 45
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN` .................................................. 47
A. Tempat dan Waktu penelitian .................................................................. 47
B. Metode Penelitian ..................................................................................... 48
xi
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 48
D. Tehnik Pengumpulan Data ....................................................................... 49
E. Instrumen Penelitian.................................................................................. 50
F. Tehnik Analisis Data ................................................................................ 57
G. Hipotesis Statistik .................................................................................... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 63
A. Deskripsi Data .......................................................................................... 63
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ........................ 79
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 69
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 87
A. Kesimpulan .............................................................................................. 87
B. Saran ......................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 88
LAMPIRAN .................................................................................................... 92
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar .................................. 7
\Tabel 2.1 Deskripsi Indikator Karakter .......................................................... 38
Tabel 3.1 Waktu dan Kegiatan Penelitian ...................................................... 47
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Objektif Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila .....
........................................................................................................ 50
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Karakter Siswa kelas VI SD Dharma Karya UT
........................................................................................................ 51
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Observasi ........................................................... 52
Tabel 3.5 Interprestasi Nilai r ......................................................................... 60
Tabel 4.1 Nilai Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila ......................................... 64
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila ................. 65
Tabel 4.2 Distribusi Kategorisasi Variabel Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila
........................................................................................................ 67
Tabel 4.3 Skor Angket Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT ...... 68
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya
UT ................................................................................................... 69
Tabel 4.5 Distribusi Kategorisasi Variabel Karakter Siswa .......................... 71
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 80
Tabel 4.7 Hasil Analisis Varians (ANAVA) .................................................. 81
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir ............................................................... 46
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila
........................................................................................................ 65
Gambar 4.2 Piechart Variabel Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila ..................... 67
Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Karakter Siswa ............................ 70
Gambar 4.4 Piechart Variabel Karakter Siswa ................................................... 71
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tes Uji Coba Instrumen Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila ........... 93
Lampiran 2 Kunci Jawaban Tes Uji Coba ......................................................... 98
Lampiran 3 Uji Validitas, Realibilitas, dam Taraf Sukar Tes ............................ 99
Lampiran 4 Daya Beda Tes ............................................................................... 102
Lampiran 5 Angket Uji Coba Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT
........................................................................................................ 105
Lampiran 6 Kunci Jawaban Angket Uji Coba .................................................. 108
Lampiran 7 Uji Validitas dan Realibilitas Angket ............................................. 109
Lampiran 8 Soal Tes Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila .................................. 111
Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal Tes Penelitian ............................................... 116
Lampiran 10 Soal Angket Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT ...
........................................................................................................ 117
Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Angket ....................................................... 120
Lampiran 12 Lembar Observasi Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya
UT ............................................................................................... 121
Lampiran 13 Hasil Observasi Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya
UT ............................................................................................... 122
Lampiran 14 Daftar Wawancara Kepala Sekolah SD Dharma Karya UT ........ 124
Lampiran 15 Daftar Wawancara Wali Kelas VI-2 SD Dharma Karya UT .....
........................................................................................................ 127
Lampiran 16 Daftar Wawancara Siswa Kela VI-2 SD Dharma Karya UT .....
........................................................................................................ 132
Lampiran 17 Uji Normalitas Tes Pemahaman Nilaai-Nilai Pancasila ............... 135
Lampiran 18 Uji Normalitas Angket Karakter Siswa SD Dharma Karya UT ... 138
xv
Lampiran 19 Uji Liniearitas .............................................................................. 140
Lampiran 20 Uji Hipotesis ................................................................................. 142
Lampiran 21 Dokumentasi ................................................................................. 143
Lampiran 22 Uji Referensi ................................................................................. 146
Lampiran 24 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 150
Lampiran 25 Profil Penulis ................................................................................ 151
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai arti penting dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses
pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh
menjadi manusia yang mandiri, bertanggungjawab, kreatif, berilmu, sehat, dan
berakhlak mulia baik dilihat dari aspek jasmani maupun rohani. Hal ini sejalan
dengan Undang undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Undang-undang tersebut membuktikan pendidikan harus dibarengi
dengan penanaman nilai-nilai karakter, seperti yang dipaparkan oleh Bapak Ki
Hajar Dewantara:
Pendidikan merupakan daya upaya umtuk memajukan pertumbuhan
budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran dan tubuh anak.
Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar pendidikan mampu
memajukan kesempurnaan hidup anak sebagai peserta didik. Hakikat,
fungsi, dan tujuan pendidikan nasional tersebut meyiratkan bahwa
melalui pendidikan hendak diwujudkan peserta didik yang secara utuh
memiliki berbagai kecerdasan, baik kecerdasan spiritual, emosional,
sosial, intelektual maupun kecerdasan kinestetika.2
Paparan di atas menunujukan bahwa tujuan pendidikan harus bersifat
holistik atau menyeluruh untuk membentuk manusia yang berkarakter dengan
mengembangkan aspek fisik, emosi, sosial, kreativitas, spiritual dan
1 Syafaruddin, Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Medan: Perdana Publishing,
2012), h. 184. 2 Ibid, h. 184-185.
2
intelektual secara optimal sehingga siswa mampu bersaing, beretika, bermoral,
sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Karakter merupakan
komponen utama dalam pendidikan dasar, untuk itulah pendidikan karakter
perlu dikembangkan karena pada dasarnya pendidikan karakter bukan hanya
sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu
pendidikan karakter merupakan usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang
baik (habituation) sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang
mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan
biasa melakukannya (psikomotorik). Dengan kata lain, pendidikan karakter
yang baik tidak hanya melibatkan aspek pengetahuan yang baik (moral
knowing), akan tetapi juga merasakan dengan baik atau loving good (moral
feeling) dan perilaku yang baik (moral action).3
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata
kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola
diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan
hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh
soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan
lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill.4 Pendidikan
di Indonesia saat ini hanya terfokus pada otak kiri (hard skill) saja dan kurang
memperhatikan perkembangan otak kanan (soft skill). Banyak anggapan
bahwa orang yang memiliki kecerdasan otak, memiliki gelar tinggi akan
menjadi orang sukses di dunia pekerjaan. Kenyataanya korupsi yang banyak
terjadi di Indonesia dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kecerdasan
otak dan gelar yang tinggi. Hasil survei menunjukkan bahwa bangsa Indonesia
masih menempati negara terkorup di dunia, di samping Cina, Mexico, dan
3 Kemendinas, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta: Badan Litbang
Kementrian Pendidikan Nasional, 2010), h. 6. 4 Samsul Hidayat, Pentingnya Pendidikan Karakter di Era Modern, 2016, h. 1
(http://bkddiklat.ntbprov.go.id).
3
India.5 Korupsi merupakan gejala paling nyata dari gagalnya pembangunan
karakter bangsa yang membuat rakyat tetap miskin sehingga membuat negara
Indonesia tertinggal dengan negara lainnya yang membuat generasi kita
menganggur, kurang pendidikan, dan sebagainya.
Selain itu budaya kekerasan juga masih sering terjadi di lingkungan
pendidikan. Guru masih sering melakukan kekerasan fisik, juga banyak
kekerasan psikologis dan emosional. Hal ini juga terjadi dikalangan remaja,
terutama dikalangan pelajar yang sedang menempuh dunia pendidikan dengan
mereka mudah terprovokasi dan sikap emosional yang tidak terkendali
sehingga berujung pada perkelahian, tawuran, dan kekerasan antar pelajar,
ditambah lagi dengan penggunaan obat-obat terlarang, dan diperparah dengan
adanya penyimpangan sosial yang mereka lakukan dalam bentuk pergaulan
bebas. Pelajar saat ini juga terkesan kurang hormat kepada orang tuanya, guru
dan tokoh-tokoh masyarakat yang ada. Ditambah lagi contek masal ketika UN
bahkan contekan itu diberikan oleh pihak sekolah secara langsung.
Semua perilaku negatif di atas, jelas menunjukkan kerapuhan karakter
yang cukup parah yang salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya
pengembangan karakter di lembaga pendidikan di samping karena kondisi
lingkungan yang tidak mendukung. Persoalan tersebut tidak akan berkurang
jika tidak segera memulai pendidikan karakter dalam konteks pendidikan.
Melalui pendidikan diharapkan terjadi transformasi yang dapat
menumbuh kembangkan karakter positif. Bila berbicara tentang pendidikan
yang langsung teringat adalah sekolah. Sekolah merupakan sebuah lembaga
sosial yang dipilih oleh pemerintah untuk pembinaan warga masyarakat untuk
membentuk karakter bangsa. Tugas sekolah tidak hanya mengajar, tetapi juga
mendidik sehingga siswa tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja
tetapi juga memiliki karakter yang baik sehingga dapat membentuk siswanya
menjadi manusia yang cerdas, terampil dan berakhlak mulia sesuai aturan
yang berlaku. Dalam riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda :
5 M. Karman, “Pendidikan Karakter : Sebuah Tawaran Model Pendidikan Holistik-
Integralistik”, dalam Jejen Musfah, Pendidikan Holistik, (Tangerang: Faza Media, 2011), h. 124.
4
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang
paling baik akhlaknya . . .”6
Untuk itulah pendidikan karakter seharusnya membawa siswa ke
pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan
akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata, karena itulah semua mata pelajaran
yang dipelajari oleh siswa di sekolah harus bermuatan pendidikan karakter
yang bisa membawanya menjadi manusia yang berkarakter.
Nilai yang bisa dijadikan dasar dalam pendidikan karakter adalah nilai-
nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai yang sangat penting
karena mengandung nilai-nilai luhur bangsa ini dan sangat relevan untuk
dijadikan dasar dalam pembentukan karakter bangsa. Pancasila memuat nilai
karakter yang baik dan bisa dijadikan rujukan untuk pembentukan karakter
siswa. Para pendiri bangsa ini merumuskan Pancasila dengan memasukkan
unsur-unsur nilai yang lengkap didalamnya. Diantaranya adalah nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan (demokrasi) dan Keadilan.
Dari kelima sila Pancasila, dalam masing-masing sila terdapat nilai karakter
yang saling melengkapi antara nilai yang satu dengan nilai yang lain seperti
nilai religius, toleransi, demokrasi, peduli sosial, cinta tanah air, semangat
kebangsaan, dan jujur. Oleh karena itu, nilai Pancasila tersebut relevan jika
dijadikan acuan membentuk karakter yang ideal.
SD Dharma Karya UT merupakan salah satu sekolah yang menerapkan
pendidikan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila di atas. Seperti
yang peneliti amati ketika melaksanakan kegiatan PPKT (Praktek Profesional
Keguruan Terpadu) nilai religius yang terdapat pada sila pertama terlihat
ketika siswa berdoa sebelum dan sesudah belajar kemudian kegiatan solat
Dzuhur berjamaah dan kegiatan ibadah pada jam 12.00 siang. Mereka
mengikut kegiatan itu dengan khidmat, meskipun ada wanita yang sedang
6 Muthofa Al-Adawy, Buku dari Fiqih Akhlak, Terj. dari Fiqh al-Akhlaq wa al-Mu’amalat
baina al-Mu’minim oleh Salim Bazemool dan Taufik Damas, (Jakarta: Qisthi Press, 2005), h. 5
. . .
5
berhalangan atau guru agama (katolik,kristen, hindu, budha) tidak masuk
mereka tetap berada di dalam kelas agar tidak mengganggu temannya yang
sedang solat dan ibadah. Hal ini menunjukkan adanya sikap toleransi di antara
mereka.
Jiwa kemanusiaan yang dimiliki siswa SD Dharma Karya UT sudah
cukup baik hal ini terlihat ketika mereka saling membantu temannya yang
kesulitan seperti memberikan temannya makanan ketika temannya tidak
membawa uang. Selain itu mereka juga menunjukkan nilai persatuan dengan
berteman dengan siapa saja tanpa memandang agama, suku, dan budaya.
Kemudian pemilihan ketua kelas dengan cara voting dan menjalankan
kegiatan piket merupakan bukti pengamalan nilai demokrasi. Terakhir nilai
keadilan, peneliti melihat bahwa siswa SD Dharma Karya UT berani berkata
jujur meskipun ia akan dimarahi gurunya dan mereka terbiasa mengerjakan
ulangan sendiri tanpa menyontek dengan temannya.
Sikap tersebut menunjukan bahwa siswa SD Dharma Karya UT
mempunyai karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang cukup baik
meskipun terdapat beberapa siswa yang menunujukkan karakter yang kurang
mencerminkan nilai-nilai Pancasila tetapi itu sangat sedikit. Namun jika
dibiarkan tentu saja siswa yng belum memiliki karakter yang cukup baik akan
menimbulkan efek yang negatif bagi siswa yang lain. Karena tentu saja
kegiatan belajar mereka di sekolah akan terganggu. Selain itu bisa saja dengan
berjalannya waktu siswa yang mempunyai karakter yang belum ideal ini akan
mempengaruhi siswa lain untuk mengikuti jejaknya. Berdasarkan keterangan
Kepala Sekolah SD Dharma Karya UT Pondok Cabe untuk menangani siswa
yang menunujukkan karakter yang kurang mencerminkan nilai-nilai Pancasila
dilakukan dengan memberikan nasihat, pengarahan serta bimbingan serta terus
memberikan contoh dan pembiasaan karakter yang baik kepada anak tersebut.
Salah satu cara pembiasaan dalam pembentukan pendidikan karakter
dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila., penanaman nilai-nilai
Pancasila sudah diterapkan sejak kelas 1 baik berupa contoh sikap yang
mencerminkan nilai-nilai Pancasila, nasihat guru kepada murid, menanamkan
6
sikap disiplin kepada siswa, serta melalui materi pelajaran yang diajarkan
seperti pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.7
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara
Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.8
Adapun tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan berdasarkan
Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Kurikulum Nasional
adalah untuk menjadikan peserta didik memiliki kemampuan9 :
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
serta anti korupsi.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
Dengan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di atas, selayaknya
pembelajaran tentang Pancasila dalam Pendidikan Kewarganegaraan dapat
membekali siswa dengan pengetahruan, keterampilan intelektual dan
pengalaman. Materi Pancasila yang merupakan salah satu ruang lingkup mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pembahasannya meliputi kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara proses perumusan
Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-sehari, dan Pancasila sebagai ideologi terbuka.10
Pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila merupakan hal yang harus
dilakukan untuk membentuk karakter siswa yang sesuai dengan nilai–nilai
7 Warjoko, Kepala Sekolah SD Darma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 1 April 2016.
8 Dasim Budimansyah dan Karim Suryadi, PKn dan Masyarakat Multikultural, (Bandung:
UPI, 2008), h. 14-15. 9 Moh. Murtado, Pembelajaran PKn MI, (Surabaya, LAPIS-PGMI, 2009), h. 1.8-1.9.
10 Ibid, h. 1.10.
7
Pancasila. Pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila bukanlah sekedar tahu
terhadap nilai-nilai tersebut, namun harus benar-benar memahami nilai-nilai
tersebut. Selain pemahaman nilai-nilai Pancasila, pengamalan nilai-nilai
Pancasila seperti yang tertuang dalam butir pengamalan akan membentuk
karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Siswa kelas VI SD Dharma Karya UT menerima pembelajaran
mengenai Pancasila pada awal semester satu dengan judul materi “Nilai-nilai
Juang dalam perumusan Pancasila”. Dengan tingkat pemahaman nilai-nilai
yang baik maka hal tersebut akan menjadi modal untuk pembentukan karakter
siswa. Berikut ini adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar materi
Pancasila:
Tabel 1.1 : Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
Menghargai nilai-
nilai juang dalam
proses perumusan
Pancasila sebagai
dasar negara
Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses
perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
Menceritakan secara singkat nilai kebersamaan dalam
proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara
Meneladani nilai-nilai juang para tokoh yang berperan
dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara dalam kehidupan sehari-hari
Dalam kegiatan pembelajaran pada materi tersebut siswa mempelajari
tentang isi dari Pancasila dan siswa harus memahami nilai-nilai yang
terkandung dalam setiap butir Pancasila tersebut. Hal tersebut tentu akan
menambah pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila. Dengan tingkat
pemahaman yang baik terhadap nilai-nilai Pancasila akan memudahkan siswa
dalam pengimplementasian agar membentuk karakter yang baik. Namun tidak
bisa dipungkiri bahwa materi nilai-nilai Pancasila ini tidak mutlak membuat
8
pemahaman nilai-nilai Pancasila siswa akan meningkat, karena penyerapan
siswa terhadap nilai-nilai Pancasila berbeda-beda berdasarkan beberapa faktor.
Oleh karena itu, dengan adanya materi mengenai nilai-nilai Pancasila
diharapkan siswa mempunyai karakter yang baik karena untuk membangun
bangsa yang baik perlu adanya fondasi nilai dan Pancasila yang mempunyai
nilai yang sangat lengkap untuk dijadikan fondasi tersebut. Namun
pengimplementasian itu juga perlu pembiasaan karena karakter membutuhkan
proses sehingga membutuhkan waktu untuk menghasilkan karater yang baik.
Hal inilah yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian tentang
hubungan pemahaman nilai-nilai pancasila pada mata pelajaran PKn terhadap
karakter siswa kelas VI di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidesntifikasikan ke
dalam beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah satunya disebabkan oleh
tidak optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan
2. Materi nilai-nilai Pancasila tidak mutlak membuat pemahaman nilai-nilai
Pancasila siswa akan meningkat
3. Terdapat beberapa siswa SD Dharma Karya UT yang belum memiliki
karakter yang baik.
C. Pembatasan Masalah
Pada dasarnya permasalahan antara pemahaman nilai-nilai Pancasila
dalam mata pelajaran PKn dan karakter siswa begitu kompleks, maka peneliti
membatasi penelitian ini pada pokok pernyataan berikut :
1. Pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam mata pelajaran PKn pada penelitian
dan penulisan ini adalah pemahaman nilai pada tiap butir Pancasila yaitu
nilai ketuhanan pada sila pertama, nilai kemanusiaan pada sila kedua, nilai
persatuan pada sila ketiga, nilai kerakyataan pada sila keempat, dan nilai
keadilan pada sila kelima.
9
2. Karakter siswa pada penelitian dan penulisan ini adalah : Karakter siswa
dalam kehidupan sehari-hari di sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai
pancasila di antaranya nilai religius, toleransi, demokrasi, peduli sosial,
cinta tanah air, semangat kebangsaan, dan jujur.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penetian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila pada mata
pelajaran PKn kelas 6 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang ?
2. Bagaimana karakter siswa kelas 6 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe
Pamulang ?
3. Apakah ada hubungan antara pemahaman siswa terhadap nilai-nilai
Pancasila pada mata pelajaran PKn dengan karakter siswa kelas 6 SD
Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila pada
mata pelajaran PKn kelas 6 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang.
2. Untuk mengetahui karakter siswa kelas 6 SD Dharma Karya UT Pondok
Cabe Pamulang
3. Untuk mengetahui hubungan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai
Pancasila pada mata pelajaran PKn dengan karakter siswa kelas 6 SD
Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik
secara teoritis maupun secara praktis, manfaat tersebut antara lain :
1. Secara Teoritik
10
a. Untuk memperkaya dunia pendidikan dan menjadi pijakan bagi
penelitian-penelitian lebih lanjut.
b. Ditemukannya model pendidikan nilai karakter secara praktis melalui
proses pembinaan di Sekolah.
2. Secara Praktis
a. Memberikan informasi tentang hubungan pemahaman nilai-nilai
Pancasila dengan karakter siswa.
b. Bagi penulis sendiri, sebagai latihan pengembangan ilmu pengetahuan
dan menambah wawasan untuk mendalami karakter siswa sebagai
pendidik dan pengajar.
c. Bagi sekolah, diharapkan dapat mempengaruhi sekolah dalam
mengambil kebijakan guna menanmkan nilai-nilai karakter kepada siswa
agar siswa dan seluruh warga sekolah berkarakter.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
1. Nilai-nilai Pancasila
Secara estimologi Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta (India)
yang mengandung dua macam arti yaitu Pancasyila, panca artinya lima
dan syila dengan huruf i yang dibaca pendek yang artinya dasar, batu sendi
atau alas sehingga pancasyila memiliki arti lima dasar. Sedangkan syiila
dengan huruf ii yang dibaca panjang artinya peraturan tingkah laku yang
penting sehingga pancasyiila memiliki arti lima aturan tingkah laku.1
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan
suatu nilai yang menjadi satu kesatuan dengan sila-sila pancasila tersebut.
Nilai-nilai pancasila merupakan nilai-nilai yang digali, tumbuh dan
berkembang dari budaya bangsa Indonesia yang telah berakar dari
keyakinan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu nilai-nilai pancasila
menjadi ideologi yang tidak diciptakan oleh negara melainkan digali dari
harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat Indonesia sendiri. 2
Nilai berasal dari bahasa latin “vale’re” yang artinya berguna,
mampu akan, berdaya, berlaku sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu
yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan
seseorang atau sekelompok orang.3 Sedangkan dalam dalam bahasa
Inggris nilai disebut “value”yang termasuk salah satu cabang padang
bidang kajian filsafat yaitu filsafat nilai (Axiology, Theory of Value).
Filsafat diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai dan dipakai untuk
1Pandji Setijo, Pendidikan Pancasila: Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa, (Jakarta:
Grasindo, 2010), h. 7-8. 2 Dadang Sundawa, dkk, Contextual Teaching and Learning Pendidikan Kewarganegaraan
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4, (Jakarta: Depdiknas,
2008), h. 23. 3 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Karakter, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012 ), h. 56.
12
menunjuk kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” (Worth) atau
“kebaikan” (goodness), dan kata kerja yang artinya suatu tindakan
kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian.4 Djahiri juga
mengartikan nilai sebagai harga, makna, isi, dan pesan, semangat, atau
jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori sehingga
bermakna secara fungsional.5 Sehingga dapat di simpulkan nilai adalah
harga atau kuallitas dari sesuatu sehingga sesuatu itu dapat menjadi
semacam objek untuk kepentingan tertentu.
Untuk mengetahui hakikat nilai-nilai Pancasila perlu diketahui
makna dan arti dari setiap sila Pancasila secara hakiki. Dalam setiap sila
terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara suatu kesatuan yang
sistematis. Oleh karena itu, meskipun dalam uraian berikut ini menjelaskan
nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila, namun kesemuannya itu
tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan sila-sila lainnya. Adapun
nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila adalah sebagai berikut6 :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan berasal dari kata Tuhan ialah pencipta segala yang
ada dan semua makhluk. Yang Maha Esa atau Yang Maha Tunggal,
tiada sekutu, esa dalam zatnya, esa dalam sifatnya, esa dalam
perbuatannya. Jadi, Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung
pengertian dan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang
menciptakan semesta beserta isinya.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ditegaskan
meskipun bukan negara agama, juga bukan negara sekuler. Bukan
negara agama adalah negara beragama karena tidak menerapkan
hukum agama tertentusebagai hukum positif. Bukan pula negara
sekuler yang memisahkan urusan negara dan urusan agama,
sedangkan sebagai negara beragama dimaksud bahwa NKRI perlu
4 Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma, 2014), cet. 10, h.80.
5 Junaedi, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Pertama, (Surabaya: LAPIS-PGMI,
2009), h. 2-1 6 Kaelan, Op.cit, h.72
13
hukum positif yang disepakati oleh seluruh bangsa, termasuk seluruh
penyelenggaraan negara (MPR, DPR, pemerintah) yang agamanya
beraneka ragam dan negara wajib melindungi segenap agama yang
diakui keberadaannya serta negara tidak dibenarkan mencampuri
urusan akidah agama apapun.7
Dalam sila pertama terkandung nilai ketuhanan, makna nilai
tersebut antara lain 8:
1) Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai
pencipta segala sesuatu dengan segala sifat-sifatnya yang sempurna
dan suci, seperti Maha Pengasih, Maha Adil, Maha Kuasa, Maha
Bijaksana dan sebagainya.
2) Kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-
masing, tanpa ada paksaan bagi para pemeluk agama dan
kepercayaan.
Dengan demikian NKRI yang Berketuhanan Yang Maha Esa
adalah bukan negara agama, dalam arti negara yang berdasarkan pada
salah satu ajaran agama tertentu, meskipun agama terbesar sekalipun
dengan cara memaksakan kepada semua warga Negara untuk
menjalankan agama tertentu dalam kehidupan kenegaraan.9
Implementasi dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa antara lain:10
1) Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
2) Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga
terbina kerukunan hidup.
7 Pandji Setijo, Pendidikan Pancasila: Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa, (Jakarta:
Grasindo, 2010), h. 10-11. 8 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Pendidikan Pancasila, (Jakarta: Grasindo, 2002), h.
202. 9 Kaelan, Op.cit, h.73.
10 C.S.T. Kansil, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, (Jakarta: Pradnya Paramita,
1992), cet. 14, h.152.
14
3) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya.
4) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang
lain.
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab secara sistematis
didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa serta
mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya. Kemanusiaan berasal
dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang memiliki potensi
pikir,rasa,karsa, dan cipta karena berpotensi menduduki (memiliki)
martabat yang tinggi. Dengan akal budinya menusia berkebudayaan
dan dengan budi naruninya manusia menyadari nilai-nilai dan norma-
norma.
Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan
didasarkan atas norma-norma yang objektif, tidak subjektif apalagi
sewenang-wenang dan otoriter. Beradab berasal dari kata adab,
memiliki arti budaya yang telah berabad-abad dalam kehidupan
manusia. Jadi, beradab berarti kebudayaan yang lama berabad-abad,
bertatakesopanan, berkesusilaan (bermoral) adalah kesadaran sikap
dan perbuataan manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan
kebudayaan umumnya, baik terhadap diri pribadi, sesama manusia,
terhadap alam, dan sang pencipta.11
Kemanusian yang adil dan
beradab mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah
laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia
dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada
umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia
maupun terhadap lingkungannya. 12
Selain disebutkan di atas, NKRI merupakan negara yang
menjujunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM), negara memiliki
11
Pandji Setijo, Op.cit 12
Kaelan, Op.cit, cet. 10, h. 73.
15
hukum yang adil dan negara berbudaya yang beradab.Negara ingin
menerapkan hukum secara adil berdasarkan sepremasi huku serta
ingin mengusahakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Di
samping itu, mengembangkan budaya Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) berdasarkan adab cipta, karsa, rasa, dan karya
yang berguna bagi nusa dan bangsa tanpa melahirkan primordial
dalam budaya.13
Uraian di atas menunjukkan bahwa sila Kemanusiaan yang adil
dan beradab mengandung nilai kemanusiaan yang mempunyai makna:
1) Pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia dengan segala
hak dan kewajiban asasinya.
2) Perilaku adil terhadap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam
sekitar dan Tuhan.
3) Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki
daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan.14
Implementasi dari sila Kemanusiaan yang adil dan beradab :
1) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia.
2) Saling mencintai sesama manusia.
3) Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4) Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7) Berani membela kebenaran dan keadilan.
8) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan
bekerja sama dengan bangsa lain.15
13
Pandji Setijo, Loc.cit. 14
M. Iqbal Hasan, Op.cit, h. 202. 15
C.S.T. Kansil, op.cit, h.152-153.
16
c. Sila Persatuan Indonesia
Sila Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila
Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila Kemanusiaan yang adil dan
beradab. Demikian pula sila Persatuan Indonesia mendasari dan
menjiwai sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan
dalam permusyawaratan/perwakilan dan sila Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. 16
Persatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh tidak
terpecah-belah, mengandung bersatunya bermacam corak yang
beraneka ragam yang bersifat kedaerahan yang menjadi satu kebulatan
secara nasional dan persatuan segenap unsur NKRI dalam
mewujudkan secara nyata Bhineka Tunggal Ika yang meliputi
wilayah, sumber daya alam, dan sumber daya manusia dalam kesatuan
yang utuh. Selain itu, persatuan bangsa yang berbudaya bebas dalam
wadah negara RI yang merdeka dan berdaulat, menuju terbentuknya
suatu masyarakat madani. 17
Jadi makna Persatuan Indonesia adalah sifat dan keadaan
Negara Indonesia yang harus sesuai dengan hakikat satu yang beratri
mutlak tidak dapat dibagi, sehingga bangsa dan Negara Indonesia
yang menempati suatu wilayah tertentu merupakan suatu Negara yang
berdiri sendiri memiliki sifat dan keadaannya sendiri yang terpisah
dari Negara lain di dunia ini. Sehingga Negara Indonesia merupakan
suatu diri pribadi yang memiliki ciri khas, sifat, dan karakter sendiri
yang berarti memiliki suatu kesatuan dan tidak terbagi-bagi.18
Dapat disimpulkan bahwa sila persatuan Indonesia mengandung
nilai persatuan bangsa. Nilai ini mengandung makna, antara lain19
:
1) Pengakuan terhadap kebhinekaan tunggal ika, unsur-unsur bangsa
Indonesia, seperti suku, agama, bahasa, dan adat istiadat,
16
Kaelan, op.cit, h.74. 17
Pandji Setijo, Op.cit, h.20-21. 18
Kaelan, Filsafat Pancasila, Op.cit, h. 180. 19
M. Iqbal Hasan, Loc.cit.
17
2) Pengakuan terhadap persatuan bangsan dan wilayah Indonesia
serta wajib membela dan menjunjungnya (Patriotisme),
3) Cinta dan bangga akan bangsa dan negara Indonesia
(Nasionalisme).
Implementasi dari sila Persatuan Indonesia antara lain :20
1) Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan,
2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara,
3) Cinta tanah air dan bangsa,
4) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia,
5) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bagsa yang
ber-Bhineka Tunggal Ika,
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
didasari oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil
dan beradab serta Persatuan Indonesia, dan mendasari serta menjiwai
sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 21
Kerakyatan berasal dari kata rakyat, yang berarti sekelompok
yang berdiam dalam satu wilayah tertentu. Kerakyatan berarti bahwa
kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, disebut pula kedaulatan
rakyat (rakyat yang berdaulat/berkuasa) atau demokrasi (rakyat yang
memerintah).
Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran/ratio yang
sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan
bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur,
bertanggung jawab serta didorong oleh itikad baik sesuai dengan hati
nurani.
20
C.S.T. Kansil, op.cit, h.153. 21
Kaelan, Op.cit, h. 75.
18
Permusyawaratan artinya susatu tata cara khas kepribadian
Indonesia untuk merumuskan atau memutuskan sesuatu hal
berdasarkan kehendak rakyat hingga tercapai keputusan yang
berdasarkan kkebulatan pendapat/mufakat.
Perwakilan artinya suatu sistem dalam arti tata cara (prosedur)
mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam
kehidupan bernegara, antara lain dilakukan dengan melalui badn-
badan perwakilan. Rakyat dalam NKRI menjalankan keputusannya
dengan jalan musyawarah yang dipimpin oleh pikiran yang sehat serta
penuh tanggung jawab dari para pemimpin yang profesional, baik
kepada Tuhan YME, maupun kepada rakyat yang diwakilinya.22
Rakyat merupakan subjek pendukung Negara karena Negara adalah
dari, oleh, dan untuk rakyat , oleh karena itu rakyat merupakassn asal
mula kekuasaan Negara sehingga dalam sila Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawatan/perwakilan terkandung nilai demokrasi yang secara
mutlak harus dilaksanakan dalam hidup Negara.23
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sila keempat dari
sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung nilai kerakyatan yang
mempunyai makna sebagai berikut :24
1) Negara adalah untuk kepentingan rakyat,
2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat,
3) Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama,
4) Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi
akal sehat,
22
Pandji Setijo, Op.cit, h.21. 23
Kaelan, Op.cit, h. 76. 24
M. Iqbal Hasan, Op,cit, h. 203.
19
5) Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh
wakil-wakil rakyat.
Implementasi dari sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan antara lain :25
1) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat,
2) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain,
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama,
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan,
5) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah,
6) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur,
7) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan
keadilan.
e. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia merupakan
suatu kesatuan dengan sila-sila yang lain. Oleh karena itu sila kelima
ini merupakan pengkhususan sila-sila yang mendahuluinnya. Selain
itu sila kelima didasari dan dijiwai sila-sila yang mendahuluinnya,
yaitu sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawatan/perwakilan. 26
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat
dalam segenap bidang kehidupan, baik material, maupun spiritual.
Seluruh rakyat Indonesia artinya setiap orang yang menjadi rakyat
25
C.S.T. Kansil, op.cit, h.153-154. 26
Kaelan, Filsafat Pancasila, (Yogyakarta : Paradigma, 2002), h. 218
20
Indonesia, baik yang berdiam di wilayah RI sebagai warga NKRI,
maupun WNI yang berada di luar negeri. Jadi, keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia mengandung arti bahwa setiap bangsa
Indonesia mendapat perlakuan yang adil dan seimbang dalam bidang
hukum, politik, sosial, ekonnomi, dan kebudayaan.27
Sila kelima ini mengadung nilai keadilan sosial yang
mengandung makna:28
1) Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan, terutama di
bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya,
2) Perwujudan keadilan sosial meliputi seluruh rakyat Indonesia,
3) Keseimbangan antara hak dan kewajiban,
4) Menghormati hak milik orang lain,
5) Cita-cita masyarakat adil dan makmur yang merata material dan
spiritual bagi seluruh rakyat Indonesia,
6) Cinta akan kemajuan dan pembangunan.
Implementasi sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia:29
1) Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-
royongan,
2) Bersikap adil,
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban,
4) Menghormati hak-hak orang lain,
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain,
6) Menjahi sikap pemerasan terhadap orang lain,
7) Tidak bersikap boros.
Dapat disimpukan bahwa dengan kelima sila dari Pancasila secara
bulat dan untuh memilki makna bahwa di dalam setiap sila terkandung
27
Pandji Setijo, Op.cit, h. 21-22. 28
M. Iqbal Hasan, Op,cit, h. 203. 29
C.S.T. Kansil, Op.cit, h.154.
21
atau berisi sila-sila lainnya. Sila yang berada di nomor atas menjadi dasar
sila berikutnya dan sila yang berikutnya menjadi acuan dari sila-sila yang
sebelumnya. Kemudian nilai-nilai yang terkandung dalam sila satu sampai
dengan lima merupakan cita-cita, harapan,dan dambaan bangsa Indonesia
yang akan diwujudkan dalam kehidupannya yang menjadi dasar atau
acuan.
2. Mata Pelajaran PKn Berbasis Nilai
Mata Pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan
Pancasila dan UUD 1945 yang diatur dalam UU No 2 tahun 1949, UU No.
62 tahun 1958, UU No 12 tahun 2006 tentang status warganegara. Dalam
pandangan Zamroni, pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan
demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga msyarakat berpikir
kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran
kepada masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.
Berbeda dengan Zamroni, Somantri meyatakan bahwa pendidikan
kewarganegaraan ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut30
:
a. Merupakan kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah
b. Meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang dapat
menumbuhkan hidup dan perilaku yang lebih baik dalam masyarakat
demokratis
c. Menyangkut pengalaman, kepentingan masyarakat, pribadi, dan
syarat-syarat objektif untuk hidup bernegara.
Lebih lanjut tujuan pembelajaran PKn berdasarkan Permendiknas
No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Kurikulum Nasional adalah untuk
menjadikan peserta didik memiliki kemampuan31
:
30
Moh. Murtado, Pembelajaran PKn MI, (Surabaya, LAPIS-PGMI, 2009), h. 1.7-1.8. 31
Ibid, h. 1.8-1.9.
22
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti
korupsi.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
Adapun ruang lingkup materi pembelajaran PKn meliputi :
a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indoesia,
sumpah pemuda, keutuhan negara keatauan Republik Indonesia,
partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap negara
kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan bangsa
dan negara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan
peradilan internasional.
c. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional
hak asasi manusia, pemajuan, penghormatan dan perlindungan hak
asasi manusia.
d. Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga mayarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,
persamaan kedudukan warga negara.
23
e. Konstitusi negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, hubungan dasar negara dengan kostitusi.
f. Kekuasaan dan politik meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintah daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan
sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
Pancasila sebagai ideologi terbuka.
h. Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkunganya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak gl obalisasi, hubungan
internasional dan organisasi intenasional, dan mengevaluasi
globalisasi.32
Berdasarkan ruang lingkup materi pembelajaran PKn MI di atas
dapat dikemukakan bahwa pembelajaran PKn MI salah satunya berkaitan
dengan nilai dengan tujuan membentuk warga Negara yang baik sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Aspek nilai yang terkandung dalam dalam
materi pembelajaran PKn MI misalnya nilai persaatuan, tenggang rasa,
saling menghargai suku bangsa, rela berkorban, tanggung jawab, bela
bangsa, cinta tanah air, kerjasama, gotong royong dan sebagainya.
Nilai-nilai tersebut akan senantiasa berkembang baik kualitas
maupun kuantitasnya, contoh nilai gotongroyong. Jika perbuatan gotong
royong dimaknai sebagai nilai, akan lebih bermakna jika nilai gotong
royong tersebut telah menjadi pola piker, pola sikap, dan pola tindak
seseorang secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh
karena itu, nilai gotongroyong seperti yang dicontohkan tadi adalah
perilaku yang menunjukkan adanya rasa saling membantu sesama dalam
melakukan sesuatu yang bias dikerjakan secara bersama-sama sebagai
32
Ibid, h.5-13.
24
perwujudan dari rasa solidaritas yag memiliki makna kebersamaan dalam
kegiatan bergotong royong.33
3. Karakter
a. Pengertian dan Unsur-unsur Karakter
Kata karakter diambil dalam bahasa Inggris character, yang
juga dalam bahasa Yunani character. Pada awalnya, kata character
digunakan untuk menandai hal yang mengesankan dari koin atau
keping uang, namun belakangan ini secara umum istilah character
digunakan untuk mengartikan hal yang berbeda antara satu hal dan
yang lainnya, dan akhirnya juga digunakan untuk menyebutkan
kesamaan kualitas pada tiap orang yang membedakannya dengan
kualitas lain.34
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakter merupakan
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain. Scerenco mendefinisikan karakter sebagai
atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri
etis, dan kompleksitas mental dari sesorang, suatu kelompok atau
bangsa.35
Menurut F.W Foerster karakter merupakan sesuatu yang
mengualifikasi pribadi seseorang, yang memberikan kesatuan dan
kekuatan atas keputusan yang diambilnya. Oleh karena itu karakter
seperti menjadi identitas yang mengalami pengalaman kontinegn yang
selalu berubah dan dari kematengan karakter inilah kualitas pribadi
seseorang dapat diukur.36
F.R. Paulhan menganggap karakter sebagai apa yang membuat
pribadi seseorang itu menjadi dirinya sendiri dan bukan yang lain.
33
Ibid, h. 2-9. 34
Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik & Praktik, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011), h.162. 35
Muchlas Samana dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 42. 36
Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. (
Jakarta: PT. Grasindo, 2014), h.42.
25
Spranger mendefinisikan karakter sebagai perilaku tipikal berbeda yang
diyakini oleh pribadi yang berhadapan dengan nilai-nilai estetis,
ekonomis, politis, sosial, dan religius. Sedangkan menurut Doni
Koesoema A. karakter merupakan sebuah kondisi dinamis struktur
antropologis individu, yang tidak mau sekedar berhenti atas dterminasi
kodratinya melainkan juga sebuah usaha hidup untuk menjadi semakin
integral mengatasi determinasi alam dalam dirinya demi proses
penyempurnaan dirinya terus-menerus.37
Menurut Simon Philps, karakter adalah kumpulan tata nilai
yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan
perilaku yang ditampilkan.38
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa karakter merupakan ciri khas sesorang yang membuat dirinya
menjadi dirinya sendiri sehingga membedakan seseorang tersebut
dengan orang lain.
Karakter yang baik (good character) terdiri atas proses-proses
yang meliputi, tahu mana yang baik (knowing the good), keinginan
melakukan yang baik (desiring the good), dan melakukan yang baik
(doing the good). 39
Lickona menekankan pentingnya 3 komponen karakter yang baik,
yaitu :40
1) Moral Knowing, terdapat enam hal yang menjadi tujuan dari
diajarkannya moral knowing yaitu : moral awereness, knowing
moral values, perspective taking, moral reasoning, decision
making, self knowledge.
2) Moral Feeling, terdapat 6 hal yang merupakan aspek dari emosi
yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi
37
Ibid, h.103-104. 38
Fatchul Mu’in, op.cit, h. 160. 39
Muchlas Samana dan Hariyanto, op.cit , h.49-50. 40
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Bandung:
PT. Imtima, 2007), cet 2, h. 244.
26
manusia berkarakter yaitu : conseience, self esteem, empathy,
loving the good, self control, humility.
3) Moral Action, perbuatan/tindakan moral ini merupakan hasil dari
dua komponen karakter lainnya.
Sedangkan Fatchul Mu’in mengungkapkan beberapa unsur yang
dapat membentuk karakter manusia:
1) Sikap
Harrel mendefinisikan sikap sebagai cara berpikir atau
merassakan dalam kaitannya dengan sejumlah persoalan. Sikap
merupakan cerminan hidup. Dengan mempelajari sikap, akan
membantu kita dalam memahami proses kesadaran yang
menetukan tindakan nyata dan tindakan yang mungkin dilakukan
individu dalam kehidupan sosialnya. Oskamp mengemukakan
bahwa sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor
genetik dan fisiologis, pengalaman, pengaruh orang tua, pengaruh
teman sebaya, dan media massa.41
2) Emosi
Emosi diadopsi dari bahasa latin emovere (e yang berarti
luar dan movere artinya bergerak) . sedangkan, dalam bahasa
Perancis adalah emouvoir yang artinya kegembiraan. sehingga
dapat disumpulkan emosi adalah gejala dinamis dalam situasi yang
dirasakan manusia, yang disertai dengan efeknya paa kesadaran,
perilaku, dan juga merupakan proses fisiologis.42
3) Kepercayaan
Kepercayaan merupakan komponen kognitif manusia dari
faktor sosiopsikologis. Kepercayaan dapat memperkukuh
eksistensi diri dan memperkukuh hubungan dengan orang lain.
Hal-hal yang dapat membentuk kepercayaan antara lain
pengetahuan, karena apa yang kita ketahui membuat kita
41
Fatchul Mu’in, op.cit, h. 168-171. 42
ibid, h.171.
27
menentukan pilihan karena kita percaya apa yang kita ambil
berdasarkan apa yang kita ketahui.kemudian kepercayaan juga
dapat dibentuk oleh kebutuhan atau kepentinan serta sikap
keterbukaan.43
4) Kebiasaan dan Kemauan
Kebiasan adalah aspek perilaku manusia yang menetap,
berlangsung secaara otomatis dan tidak direncanakan. Sedangkan
kemauan merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan.44
5) Konsepsi Diri
Hal penting lainnya yang berkaitan dengan pembangunan
karakter adalah konsepsi diri. Proses konsepsi diri merupakan
proses totalitas, baik sadar maupun tidak sadar, tentang bagaimana
karakter dan diri kita dibentuk.45
b. Nilai-nilai Karakter
Nilai pembentuk karakter yang merupakan hasil kajian empirik
Pusat Kurikulum merupakan nilai-nilai yang bersumber dari agama,
Pancasila, Budaya, dan tujuan pendidikan yaitu:46
1) Religius
Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain. Berikut adalah indikator dari karakter religius menurut
Muhammad Yaumi:
a) Kepatuhan dalam menjalankan ajaran agama.
b) Mengakui keberagaman agama dan kepercayaan tanpa harus
memaksa peganut yang berbeda untuk mengikuti agama atau
kepercayaan yang kita anut.
c) Kerukunan hidup antara penganut agama.47
43
ibid, h.176. 44
ibid, h. 178. 45
ibid, h.179. 46
ibid, h. 52.
28
2) Jujur
Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Kejujuran hanya bisa
ditandai dengan kriteria yang ditunjukan yang dapat diamati
melalui perbuatan yang dihasilkan. Adapun pikiran, perasaaan, dan
kesadaran hanya dapat dirasakan oleh yang berbuat dan disaksikan
oleh Tuhannya. Menurut Muhammad Yaumi peserta didik yang
jujur dapat dilihat dari indikator berikut:
a) Mengatakan sesuatu yang benar walaupun itu pahit.
b) Menghindari perbuatan menipu, menyontek, plagiat, atau
mencuri.
c) Memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu yang benar.
d) Dapat dipercaya.
e) Menjaga reputasi dan martabat yang baik dan terpuji.48
3) Toleransi
Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang
lain yang berbeda dari dirinya. Sikap toleran terhadap perbedaan
merupakan keharusan untuk membangun suatu kesatuan yang utuh.
Berikut adalah indikator untuk mengukur dan menilai sikap
toleransi menurut Muhammad Yaumi:
a) Terbuka dalam mempelajari tentang keyakinan dan
pandangann orang lain.
b) Menunjukkan sikap positif untuk menerima sesuatu yang baru.
c) Mengakomodasi adanya keberagaman suku, ras, agama, dan
lain-lain.
47
Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, & Implementasinya,
(Jakarta: Prenadamedia group, 2014), h. 85-86. 48
Ibid, h. 87-89.
29
d) Berpartisipasi dalam bebagai kegiatan dan mendengarkan
pandangan orang lain dengan penuh hormat.
e) Menunjukkan keinginan kuat untuk mempelajari sesuatu dari
orang lain.49
4) Disiplin
Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Orang yang
disiplin dapat membuat aturan sendiri dan menerapkannya dalam
aktivitas sehari-hari untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Dalam ruang lingkup sekolah, disiplin dapat dibangun dan
dikembangkan melalui aktivitas seperti mengikuti upacara bendera,
berpakaian seragam, melakukan tugas kebersihan, mengumpulkan
tugas tepat waktu , datang ke sekolah lebih awal dari jam pelajaran,
mengerjakan tugas terstruktur walaupun tidak diperiksa atau belum
sampai batas waktu yang ditentukan. Semua kegiatan itu dilakukan
atas dasar kesadaraann mendalam dan dorongan kuat yang lahir
dari dalam. Menurut Muhammad Yaumi ada beberapa ciri yang
melambangkan karakter disiplin adalah:
a) Menetapkan tujuan dan melakukan apa yang perlu diperlukan
untuk memerolehnya.
b) Mengontrol diri sehingga dorongan tidak memengaruhi
keseluruhan tujuan.
c) Menggambarkan apa yang akan terjadi jika telah mencapai
tujuan.
d) Menghindari orang-orang yang mungkin mengalihkan
perhatian-perhatian dari apa yang ingin dicapai.
e) Menentukan rutinitas yang dapat membantu mengontrol
perilaku.
49
Ibid, h. 90-92.
30
5) Kerja Keras
Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi bebagai hambatan belajar dan
tugas, serta menyelesaikann tugas dengan sebaik-baiknya.dalam
hal ini kerja keras berhubungan dengan peserta didik dalam
memperoleh dan mengkonstruksi ilmu pengetahuna, sikap, dan
keterampilan. Adapun indikator dari karakter kerja keras menurut
Muhammad Yaumi adalah:
a) Selalu mencari jenis pekerjaan yang disenangi, kemudian
melakukannya tanpa disuruh atau dikontrol oleh orang lain.
b) Menghargai hadiah yang diperoleh dari hasil kerja keraasnya.
c) Tidak terlalu maniak bekerja, hanya menjadi rutinitas dan
kebiasaan, tetapi mengharigai waktu untuk sesuatu yang lain
dalam hidup.
d) Senang bekerja hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat.
e) Menghindari pekerjaan yang tidak menarik dan tidak
bermanfaat bagi banyak orang.
6) Kreatif
Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Tidak semua orang dapat menjadi kreatif, memiliki ide dan
pandangan baru, berjiwa inovatif dan visioner, tetapi hanya orang-
orang tertentu yang terlahir dari lingkungan dan keadaan yang
membuatnya harus kreatif dan inovatif. Menurut Muhammad
Yaumi untuk mengukur dan mengembangkan pribadi kreatif pada
anak-anak diamati dengan karakteristik di bawah ini :
a) Berani mencoba sesuatu yang sama sekali baru.
b) Bernalar tentang sesuatu dari berbagai perspektif, melihat dari
berbagai arah.
c) Membayangkan sesuatu yang terjadi jika sesuatu berlawanan
dengan apa yang menurut Anda terjadi.
31
d) Jangan terlalu khawatir tentang apakah orang-orang akan
menyetujui apa yang Anda buat.
e) Berbuat hal-hal yang mengungkapkan perasaaan atau gagasan.
f) Memberikan tantanngan kepada orang lan untuk berpikir secara
berbeda tentang sesuatu.
7) Mandiri
Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah
bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Kemandirian berkembang melalui proses belajar yang dilakukan
secara bertaha dan berulang-ulang mulai dari tahap perkembangan
kapasitas sampai tahap perkembangan kemandirian yang
sempurna. Berikut adalah karakteristik kemandirian yang
dijabarkan dalam empat tahap menurut Muhammad Yaumi:
a) Mencari orang lain (orang tua, ahli, guru, dan teman sejawat)
untuk meminta bantuan menyelesaikan tugas tertentu.
b) Melakukan sendiri melallui arahan dan nasihat dari orang lain.
c) Melakukan latihan sendiri secara berulang-ulang melalui
prosedur dan langkah-langkah penyelesaian.
d) Mengembangkan dan menciptakan cara lain untuk
menyelesaikan tugas dengan baik.
8) Demokratis
Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak
yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Mengembangkan karakter peserta didik merupakan sarana untuk
membangun tradisi demokratis di lingkungan sekolah, sehingga
peserta didik dapat menerapkan sikap, pandangan, dan perilaku
demokratis di lingkungan keluarga, masyarakat, dan di tempat
umum. Adapun indikator karakter demokratis yang harus dimiliki
peserta didik dalam pergaulan sehari-hari menurut Muhammad
Yaumi dapat diuraikan di bawah ini:
a) Berpikir positif dalam setiap pergaulan dengan teman sejawat.
32
b) Menunjukkan sikap hormat dan menghargai setiap perbedaan
pendapat.
c) Tidaak memonopoli setiap kesempatan berbicara dan
mengeluarkan pendapat.
d) Menyimak dan mendengarkan setiap pandangan walaupun
berbeda dengan persepsi pribadi.
e) Meminimalisasi terjadinya interupsi dan tidak memotong
pembicaraaan kecuali dengan cara yang santun.
f) Menghindari perlakuan yang bernada perlecehan dan
merendahkan termasuk kepada peserta didik lain yang memiliki
cacat fisik dan mental.
9) Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Menurut
Muhammad Yaumi orang yang mempunyai rasa ingin tahu
terhadap sesuatu pasti melakukan beberapa hal sebagai berikut:
a) Mengajukan pertanyaan.
b) Selalu timbul rasa penasaran.
c) Menggali, menjejaki, dan menyelidiki.
d) Tertarik pada berbagai hal yang belum ditemukan jawabannya
e) Mengintai, mengintip, dan membongkar berbagai hal yang
masih kabur.
10) Semangat Kebangsaan
Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya. Peserta didik harus
diarahkan untuk memiliki semangat kebangsaan agar dapat
mencintai negaranya sehingga dapat mengabdi kepada bangsa dan
negara selain mengabdi kepada agama yang dianut. Menurut
Muhammad Yaumi untuk mengembangkan karakter semangat
33
kebangsaan, peserta didik diharapkan mampu melakukan perkara
sebagai berikut:
a) Berpikir tentang kepentingan umum melebihi kepentingan diri
secara individu.
b) Pertimbankan apakah aturan dan nilai saat ini adil bagi seluruh
kelompok suku, agama, ras, dan agama dalam suatu Negara.
c) Bekerja secara aktif untuk memperbaiki kondisi komunitas.
d) Mendengarkan keluhan orang lain untuk memahami kebutuhan
komunitas yang lebih besar.
11) Cinta Tanah Air
Cinta Tanah Air adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan kepedulian dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsa. Karakter cinta tanah air harus ditanamkan sejak
dini kepada peserta didik sehingga mereka bias memiliki rasa cinta
yang begitu besar kepada negara dengan mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut:
a) Menggali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia untuk menjadi
modal dasar dalam pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya.
b) Menunjukkan rasa cinta kepada budaya, suku, agama, dan
bahasa Indonesia.
c) Memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
perjuangan para pendahulu (pendiri) bangsa dengan
menghargai dan mengamalkan hasil karya dan jerih payanh
yang ditinggalkan.
d) Memiliki kepedulian terhadap pertumbuhan ekonomi,
kebersihan lingkungan, dan pemeliharaan terhadap flora dan
fauna.
34
e) Berpartisipasi aktif untuk memberikan suara dan memilih
pemimpin bangsa yang mampu membawa kemajuan bagi
bangsa dan negara Indonesia.
12) Menghargai Prestasi
Menghargai Prestasi adalah sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain. Kebanggaan yang paling indah ketika kita mendapatkan
prestasi yang terbaik dalam kehidupan. Tetapi kebanggaan itu tidak
harus menjadikan sombong dan angkuh terhadap prestasi yang
diraih. Untuk itulah perlunya menghargai prestasi yang ditorehkan
orang lain. Adapun indikator yang dapat dijadikan indikator yang
dapat dijadikan dasar dalam mengukur penghargaan terhadap
prestasi:
a) Menggantungkan cita-cita setinggi mungkin.
b) Membuat perencanaan untuk mengejar cita-cita yang
diinginkan.
c) Bekerja keras untuk meraih prestasi yang membanggakan.
d) Mensyukuri prestasi yang diraih dengan memberi kontribusi
untuk kemaslahatan bangsa, negara, dan agama.
e) Memberikan apresiasi terhadap prestasi yang dicapai orang
lain.
13) Bersahabat/Komunikatif
Bersahabat/Komunikatif adalah tindakan yang
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama
dengan orang lain. Karakter ini merupakan karakter yang
mengantarkan seseorang untuk membangun hubungan baik di
antara sesama tana memandang latar belakang suku, ras, agama,
asal daerah, atau latar belakang lain yang bersifat primordial.
Peserta didik yang memiliki karakter ini mempunyai karakteristik :
a) Senang belajar bersama dengan orang lain.
35
b) Semakin banyak berinteraksi dengan orang lain, semakin
merasa berbahagia dan termotivasi untuk belajar.
c) Menunjukkan perkembangan yang luar biasa ketiaka belajar
melalui pendekatan kooperatif dan kolaboratif.
d) Berorganisasi merupakan cara terbaik untuk mengaktualisai
diri.
e) Melibatkan diri dalam berbagai aktivitas yang melibatkan
orang lain.
f) Memiliki kepedulian dalam berbagai persoalan dan isu-isu
sosial.
14) Cinta Damai
Cinta Damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya. Peserta didik yang memiliki karakter cinta damai memiliki
karakteristik:
a) Memiliki pandangan positif tentang diri sendiri dan orang lain.
b) Mengungkapkan kata-kata menyejukkan yang membuat orang
lain merasa nyaman dan tenang.
c) Mengontrol dan untuk tidak melakukan tindakan provokatif,
menghasut, atau yang memicu terjadinya konflik secara
terbuka.
d) Menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan berprinsip
“kebersamaan adalah kekuatan” atau prinsip saling membantu,
saling menghargai dalam urusan kebaikan.
e) Menghindari cemoohan , caci maki, ejekan, dan bahkan
merendahkan pihak lain walaupun terdapat sesuatu tindakan
orang lain yang tidak disetujui.
15) Gemar Membaca
Gemar Membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu
untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya. Seiring dengan kemajuan teknologi digitilasasi membuat
36
minat baca anak menjadi sangat rendah. Oleh karena itu, pendidik
diharapkan mampu membangkitkan gairah dan minat baca peserta
didik dengan cara:
a) Memilih topic bacaan yang menarik minat peserta didik.
b) Memberi tugas membaca dan menulis dengan memperhatikan
durasi waktu, banyaknya tgas dari pendidik yang lain, dan
jumlah mata pelajaran dengan tugas yang berbeda-beda.
c) Bagi guru yang belum mengetahui bagaimana membaca teks,
hendaknya mempersiapkan gambar atau buku audio yang dapat
didengar dan dipahami oleh peserta didik.
d) Memberikan umpan balik terhadap hasil bacaan dan tulisan
yang dilakukan oleh peserta didik.
16) Peduli Lingkungan
Peduli Lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam sekitarnya, dan
mengembangkan upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi. Berikut adalah hal-hal yang harus melibatkan peserta
didik untuk membentuk karakter peduli lingkungan :
a) Memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan,
b) Memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai
pengelolaan lingkungan hidup.
c) Memelopori pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan
memperbaiki ekosistem yang terlanjur mengalami pencemaran.
d) Memberikan solusi cerdik untuk mengembangkan lingkungan
yang nyaman, bersih, indah, dan rapi.
e) Menjaga dan menginformasikan perlunya melestarikan
lingkungan sekolah dengan memanfaatkan flora dan fauna
secara sederhana.
37
17) Peduli Sosial
Peduli Sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan. Peserta didik yang mempunyai karakter peduli
sosial mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a) Menunjukkan keprihatinan yang mendalam keoada orang yang
mengalami penderitaan.
b) Tidak memberikan sikap dan perilaku yang kasar dan kejam
kepada setiap orang.
c) Dapat merasakan doa yang orang lain rasakan dan memberikan
respons positif terhadap perasaan itu.
d) Menunjukkan pengorbanan kenyamanan diri demi kebaikan
orang lain.
e) Memberikan kenyamanan kepada orang yang
membutuhkannya.
f) Menunjukkan sikap dan perilaku peduli terhadap kepentingan
umum di atas dari kepentingan pribadi dan golongan.
18) Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,sosial,
dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang
memiliki tanggung jawab dapat menunjukkan karakter sebagai
berikut:
a) Selalu mencari tugas dan pekerjaan apa yang harus segera
diselesaikan.
b) Menyelesaikan tugas tanpa diminta atau disuruh untuk
mengerjakannya.
c) Memahami dan menerima konsekuensi dari setiap tindakan
yang dilakukan.
d) Berpikir sebelum berbuat.
38
e) Melakukan pekerjaan sebaik mungkin dengan hasil yang
maksimal.
f) Membersihkan atau membereskan segala sesuatu yang
digunakan seteleh menggunakan sekalipun tidak ada orang
yang melihatnya.
g) Selalu berusaha berbuat sebaik mungkin.
h) Terus berbuat dan tidak berhenti sebelum menyelesaikannya.
i) Ikhlas berbuat karena alas an pengabdian kepada Tuhan Yang
Maha Esa.50
Supinah dan Ismu Tri Parmi mendeskripsikan indikator nilai karakter di
atas untuk tingkatan SD:51
Tabel 2.1
Deskripsi Indikator Karakter
Nilai Indikator kelas 3-4 Indikator kelas 4-6
Religius
1. Mengenal dan mensyukuri diri
sebagai makhluk ciptaan
Tuhan.
2. Mengagumi kebesaran Tuhan
karena ia telah dilahirkan ke
dunia
3. Mengagumi kekuasaan Tuhan
maha pencipta alam seisinya
1. Mengagumi dan mensyukuri diri
sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
2. Bersyukur kepada Tuhan karena
mempunyai keluarga yang
menyenangkan
3. Merasakan kekuasaan Tuhan
dengan segala ciptaannya yang ada
di dunia
Jujur
1. Tidak meniru jawaban teman
ketika ulangan/mengerjakan
tugas
2. Menjawab pertanyaan guru
berdasarkan sesuatu yang
diketahuinya.
3. Mau bercerita tentang
kesulitan dirinya dalam
berteman.
4. Menceritakan suatu kejadian
sesuai dengan yang diketa-
huinya.
1. Tidak meniru pekerjaan teman
ketika mengerjakan tugas di rumah
2. Menjawab pertanyaan guru
berdasarkan sesuatu yang
diketahuinya.
3. Mau bercerita tentang kesulitan
dirinya dalam berteman.
4. Menceritakan suatu kejadian sesuai
dengan yang diketahunya
5. Mau menyatakan tentang keti-dak
nyamanan suasana belajar di kelas.
50
Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter, (Bandung: Pustaka
Setia), h. 111-112. 51
Supinah dan Ismu Tri Parmi, Modul Matematika SD Program Bermutu: Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran MAtematika di SD, (Yogyakarta::
Kemendiknas, 2011), h. 24-29.
39
5. Mau menyatakan tentang
ketidak nyamanan suasana
belajar di kelas.
Toleransi
1. Tidak mengganggu teman
yang berlainan agama dalam
beribadah
2. Mau bertegur sapa dengan
teman yang berbeda pendapat
3. Membantu teman yang
mengalami kesulitan
walaupun berbeda dalam
agama, suku, dan etnis
4. Menerima pendapat teman
yang berbeda dari oendapat
dirinya
1. Menjaga hak teman yang berbeda
agama untuk melaksanakan ajaran
agamanya
2. Menghargai pendapat yang berbeda
sebagai suatu yang alami dan insani
3. Bekerjasama dengan teman yang
berbeda agama, suku dan etnis
dalam kegiatan di kelas maupun di
sekolah
4. Bersahabat dengan teman yang
berbeda pendapat
Disiplin
1. Datang ke sekolah dan masuk
kelas tepat pada waktunya
2. Melaksanakan tugas-tugas
kelas yang menjadi tanggung
jawabnya
3. Duduk pada tempat yang
sudah ditetapkan
4. Berpakaian rapi
5. Mematuhi aturan permainan
1. Menyelesaikan tugas tepat pada
waktunya
2. Saling menjaga antar teman agar
semua tugas-tugas kelas terlaksana
dengan baik
3. Slalu mengajak teman menjaga
ketertiban kelas
4. Berpakaian sopan dan rapi
5. Mematuhi aturan sekolah
Kerja keras
1. Mengerjakan semua tugas
kelas dengan sungguh-
sungguh
2. Mencari informasi dari
sumber di luar buku pelajaran
3. Menyelesaikan PR pada
waktunya
4. Menggunakan sebagaian
waktu di kelas untuk belajar
5. Mencatat dengan sungguh-
sungguh sesuatu yang
ditugaskan guru
1. Mengerjakan tugas kelas dengan
\teliti dan rapi
2. Mencari informasi dari sumber di
luar sekolah
3. Mengerjakan tugas-tugas dari guru
pada waktunya
4. Fokus pada tugas-tugas yang
diberikan guru di kelas
5. Mencatat dengan sungguh-sungguh
sesuatu yang dibaca, diamati dan
didengar untuk kegiatan kelas
Kreatif
1. Membuat suatu karya dari
bahan yang tersedia di kelas.
2. Mengusulkan suatu kegiatan
baru di kelas.
3. Menyatakan perasaannya
dalam gambar, seni, bentuk-
bentuk komunikasi lisan dan
tulis
4. Melakukan tindakan-tindakan
untuk membuat kelas menjadi
1. Membuat berbagai kalimat baru
dari sebuah kata.
2. Bertanya tentang sesuatu yang
berkenaan dengan pelajaran tetapi
di luar cakupan materi pelajaran.
3. Membuat karya tulis tentang hal
baru tapi terkait dengan materi
pelajaran.
4. Melakukan penghijauan atau
penyegaran halaman sekolah.
40
sesuatu yang nyaman.
Mandiri
1. Melakukan sendiri tugas kelas
yang menjadi tanggung
jawabnya.
2. Mengerjakan PR sendiri
1. Mencari sumber untuk
menyelesaikan tugas sekolah tanpa
bantuan pustakawan sekolah
2. Mengerjakan PR sendiri, tidak
mencontoh
Demokratis
1. Menerima ketua kelas terpilih
berdasarkan suara terbanyak.
2. Memberikan suara dalam
pemi-lihan di kelas dan di
sekolah.
3. Mengemukakan pikiran
tentang teman-teman sekelas.
4. Ikut membantu melaksanakan
program ketua kelas.
5. Menerima arahan dari ketua
kelas, ketua kelompok belajar,
ketua OSIS dan lain-lain.
1. Membiasakan diri bermusyawarah
dengan teman-teman.
2. Menerima kekalahan dalam
pemilihan dengan ikhlas.
3. Mengemukakan pendapat ten-tang
teman yang jadi pemim-pinnya.
4. Memberi kesempatan kepada
teman yang menjadi pemimpin-nya
untuk bekerja.
5. Melaksanakan kegiatan yang
dirancang oleh teman yang menjadi
pemimpinnya
Rasa Ingin
Tahu
1. Bertanya kepada guru dan
teman tentang materi pelajaran
2. Bertanya kepada seseorang
ten-tang gejala alam yang
sedang terjadi.
3. Bertanya kepada guru tentang
sesuatu yang didengar dari
radio atau televisi.
4. Bertanya tentang berbagai
peristiwa yang dibaca dari
media cetak
1. Bertanya atau membaca sumber di
luar buku teks tentang materi yang
terkait dengan pelajaran
2. Membaca atau mendiskusikan
gejala alam yang baru terjadi.
3. Bertanya tentang beberapa
peristiwa alam, sosial, budaya,
ekonomi, politik, dan teknologi
yang baru didengar.
4. Bertanya sesuatu yang terkait
dengan materi pelajaran tetapi di
luar yang dibahas di kelas
Semangat
Kebangsa-
an
1. Turut serta dalam upacara
peri-ngatan hari-hari besar
nasional
2. Menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan
benar
3. Menyanyikan lagu Indonesia
Raya dan lagu-lagu wajib
4. Mengagumi banyaknya
keraga-man bahasa di
Indonesia
5. Mengakui persamaan hak dan
kewajiban antara dirinya dan
teman sebangsa dari berbagai
suku, etnis dan budaya
6. Membaca buku-buku
1. Turut serta dalam panitia peri-
ngatan hari-hari besar nasional
2. Menggunakan bahasa Indonesia
ketika berbicara didepan kelas
3. Menyanyikan lagu-lagu perju-
angan
4. Menerima berbagai ragam upacara
adat di Indonesia
5. Bekerjasama dengan teman lain
yang berbeda suku, etnis dan
budaya berdasarkan persamaan hak
dan kewajiban
6. Menyadari bahwa setiap perju-
angan mempertahankan kemer-
dekaan dilakukan bersama oleh
berbagai suku di Indonesia.
41
mengenai suku bangsa dan
etnis yang berjuang bersama
dalam mempertahankan
kemerdekaan
Cinta
Tanah Air
1. Mengagumi keunggulan geo-
grafis dan kesuburan tanah
wilayah Indonesia
2. Menyenangi keragaman budaya
dan seni di Indonesia.
3. Menyenangi keragaman suku
bangsa dan bahasa daerah yang
dimiliki Indonesia.
4. Mengagumi keragaman hasil
pertanian, perikanan, flora dan
fauna Indonesia.
5. Mengagumi kekayaan hutan
Indonesia.
6. Mengagumi laut serta perannya
dalam kehidupan bangsa
Indonesia.
1. Mengagumi posisi geografis
wilayah Indonesia dalam perhu-
bungan laut dan udara dengan
Negara lain
2. Mengagumi kekayaan budaya dan
seni di Indonesia
3. Mengagumi keragaman suku, etnis,
bahasa sebagai keunggulan yang
hadir di wilayah negara Indonesia
4. Mengagumi sumbangan produk
pertanian, perikanan, flora, fauna
Indonesia bagi dunia
5. Mengagumi peran hutan Indo-nesia
bagi bangsa-bangsa lain
6. Mengagumi peran laut dan hasil
laut Indonesia bagi bangsa-bangsa
lain di dunia
Menghar-
gai Prestasi
1. Mengerjakan tugas baru
dengan sebaik-baiknya
2. Berlatih keras untuk
berprestasi dalam berbagai
bidang kegiatan di sekolah
3. Menghargai sesuatu yang
sudah dilakukan oleh guru,
orangtua, dan TU
4. Menceritakan prestasi yang
telah dicapai kepada orangtua
5. Menghargai hasil kerja
pemimpin di masyarakat
sekitarnya
6. Menghargai tradisi dan hasil
karya masyarakat di sekitarnya
1. Rajin belajar agar berprestasi tinggi
2. Berlatih keras untuk jadi pemenang
dalam berbagai kegiatan di sekolah
dan di luar sekolah
3. Menghargai kerja keras guru,
kepala sekolah dan bagiaan tata
usaha/personalia
4. Menghargai upaya orangtua untuk
mengembangkan potensi dirinya di
sekolah
5. Menghargai hasil kerja pemim-pin
yang telah mensejahterakan
masyarakat dan bangsa.
6. Menghargai hasil temuan manusia
dalam bidang Iptek, sosial, seni dan
budaya
Bersaha-
bat dan
Konukatif
1. Bekerjasama dalam kelompok
di kelas
2. Bergaul dengan teman sekelas
ketika istirahat
3. Bergaul dengan teman lain di
luar kelasnya
4. Berbicara dengan guru, kepala
sekolah dan pegawai/tata
usaha /personalia
1. Memberikan pendapat dalam kerja
kelompok di kelas
2. Aktif dalam kegiatan sosial dan
budaya di kelas
3. Aktif dalam kegiatan organi-sasi
sekolah, sosial, seni, dan budaya
sekolah.
4. Berbicara dengan guru, kepala
sekolah dan pegawai lainnya.
42
Cinta
Damai
1. Tidak menggunakan kekuatan
fisik dalam berselisih dengan
teman
2. Berbicara dengan kata-kata
yang tidak mengundang
amarah teman
3. Tidak mengambil barang
teman.
4. Mengucapkan salam atau
selamat ketika bertemu teman
untuk pertama kalinya
1. Mendamaikan teman yang se-dang
berselisih dengan teman
2. Menggunakan kata-kata yang
menyejukkan emosi teman yang
sedang marah
3. Ikut menjaga keamanan barang di
kelas
4. Menjaga keselamatan teman di
kelas dari perbuatan jahil yang
merusak
Gemar
Membaca
1. Menbaca buku atau tulisan
yang diwajibkan guru.
2. Membaca buku-buku cerita
yang ada di perpustakaan
sekolah
3. Membaca koran atau majalah
dinding
4. Membaca buku yang ada di
rumah tentang flora, fauna dan
alam
1. Membaca buku dan tulisan yang
terkait dengan mata pelajaran
2. Mencari bahan bacaan dari
perpustakaan daerah
3. Membaca buku novel atau cerita
pendek
4. Membaca buku atau tulisan ten-
tang alam, sosial, budaya, seni
dan teknologi
Peduli
Sosial
1. Membagi makanan dengan
teman
2. Berterimakasih kepada
petugas kebersihan sekolah
3. Meminjamkan alat kepada
teman yang tidak membawa
atau tidak punya
4. Mengumpulkan uang dan
barang untuk korban bencana
alam
1. Mengunjungi rumah yatim, orang
jompo.
2. Menghormati petugas-petugas
sekolah.
3. Membantu teman yang sedang
memerlukan bantuan
4. Menyumbang darah untuk Palang
Merah Indonesia
Peduli
Lingkung-
an
1. Buang air besar dan air kecil
pada tempatnya.
2. Membuang sampah pada
tempatnya.
3. Membersihkan halaman
sekolah.
4. Tidak memetik bunga di
halaman sekolah.
5. Tidak menginjak rumput di
taman sekolah.
6. Menjaga kebersihan rumah.
1. Membersihkan tempat mandi,
tempat buang air dan lain-lain.
2. Membersihkan tempat sampah.
3. Membersihkan lingkungan sekolah.
4. Memperindah kelas dan sekolah.
5. Ikut memelihara taman dan
tanaman di halaman sekolah
6. Ikut dalam kegiatan menjaga
kebersihan lingkungan.
Meskipun telah dirumuskan 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun
satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya untuk
43
melanjutkan nilai-nilai prakondisi yang telah dikembangkan. Pemilihan nilai-
nilai tersebut beranjak dari kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-
masing, yang dilakukan melalui analisis konteks, sehingga dalam
implementasinya dimungkinkan terdapat perbedaan jenis nilai karakter yang
dikembangkan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya atau daerah yang
satu dengan lainnya. Implementasi nilai-nilai karakter yang akan
dikembangkan dapat dimulai dari nilai-nilai yang esensial, sederhana, dan
mudah dilaksanakan, seperti: bersih, rapi, nyaman, disiplin, sopan dan santun.52
Nilai-nilai tersebut juga perlu ditanamkan sejak dini dan didukung oleh semua
pihak yang terllibat demi efektifitas kelancaran proses pendidikan karakter.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dapat memperluas pandangan dan pengetahuan
bagi peneliti juga dapat menghindari pengulangan dari penelitian-penelitian
yang telah dilakukan oleh orang lain atau untuk menjaga originalitas penelitian.
Penelitian yang berhubungan dengan penelitian tentang Hubungan Pemahaman
Nilai-Nilai Pancasila Pada Mata Pelajaran Pkn Terhadap Karakter Siswa Kelas
VI Di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang, berdasarkan referensi
yang ada penelitian ini belum pernah diteliti orang lain dan menurut
sepengetahuan peneliti yang relevan dengan penelitian ini.
1. Penelitian Ratih Purwanti pada tahun 2015 yang berjudul “Hubungan Antara
Prestasi Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Dengan Sikap
Solidaritas Sosial Pada Siswa MTs Negeri 02 Semarang Tahun Pelajaran
2014/2015”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar PPKn
siswa MTs Negeri 02 Semarang adalah 76,53 yang termasuk dalam kategori baik.
Rata-rata sikap solidaritas sosial siswa adalah 110,86 yang termasuk dalam
kategori cukup baik. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai nilai r sebesar 0,226
dengan taraf kepercayaan 95% r tabel 0,148, maka r hitung (0,226) > r tabel
(0,148), jadi Ha diterima artinya terdapat hubungan antara prestasi belajar PPKn
dengan sikap solidaritas sosial pada siswa.
52
Kemendinas, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta: Badan Litbang
Kementrian Pendidikan Nasional, 2010), h. 9.
44
2. Penelitian Elpa Redah pada tahu2013 yang berjudul “Hubungan Antara
Hasil Belajar PKn Dengan Perilaku Santun Terhadap Guru Pada Siswa
Kelas V dan VI SDN 118 Bengkulu Selatan”. Hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hasil belajar PKn dengan
perilaku santun terhadap guru pada siswa kelas V dan VI SDN 118
Bengkulu Selatan. Diperoleh rhitungsebesar 0,922 lebih besar dari rtabel =
0,312, n = 40 dan perilaku santun siswa memberikan sumbangan sebesar
85% terhadap hasil belajar PKn. Diketahui bahwa nilairhitung ≥ rtabel,
maka hipotesis yang diajukan peneliti diterima dengan signifikan (α)=5%
thitung≥ttabel (14,717≥2,021) menujukan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan.
Ada beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian peneliti
dengan Ratih Purwanti dan Elpa Redah. Persamaannya adalah variabel yang
kami bahas sama-sama mengenai nilai-nilai karakter pada siswa peserta didik.
Kemudian objek penelitian kami sama-sama dalam lingkup pelajaran PKn.
Persamaan lainnya antara penelitian peneliti dengan Ratih Purwanti dan Elpa
Redah adalah tujuan penelitian kami sama-sama mencari hubungan atau
korelasi dari variable yang kami teliti. Perbedaanya adalah ruang lingkup
pelajaran PKn yang diambil peneliti adalah materi Pancasila yang merupakan
dasar negara Indonesia dan membahas tentang pemahaman siswa terhadap
nilai-nilai Pancasila pada siswa kelas VI sedangkan Ratih Purwanti membahas
tentang hasil belajar PKn pada 1 semester dan Elpa Redah membahas tentang
Prestasi Belajar selain itu pengambilan data yang dilakukan Ratih Purwanti dan
Elpa Redah menggunakan dokumentasi dan angket sedangkan peneliti
menggunakan tes, angket, observasi, dan wawancara.
C. Kerangka Berpikir
Karakter merupakan ciri khas sesorang yang membuat dirinya menjadi
dirinya sendiri sehingga membedakan seseorang tersebut dengan orang lain.
Apabila karakter seseorang baik maka orang itu akan di nilai baik. Sekolah
adalah salah satu lingkungan pembentukan karakter melalui mata pelajaran
45
yang diajarkan. Salah satu Mata pelajaran yang paling erat dengan karakter
adalah PKn karena mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara
Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.
Pancasila berada dalam ruang lingkup mata pelajaran PKn tersebut .
Melalui mata pelajaran PKn tersebut siswa dapat memahami nilai-nilai
Pancasila. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia yang
digunakan sebagai landasan atau dasar dari segala perbuatan manusia dalam
kehidupan sehari-hari dan bernegara sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya, seperti nilai ketuhanan, nilai kemanusian, nilai persatuan, nilai
kerakyatan / demokrasi, dan nilai keadilan. Adapun hubungan antar karakter
dengan nilai-nilai tersebut karena nilai-nilai tersebut yang menjadi acuan
untuk membentuk karakter bangsa Indonesia terutama anak-anak. Dengan
memahami nilai-nilai Pancasila tersebut peserta didik mempunyai acuan untuk
melakukan hal sesuai dengan nilai-nilai tersebut sehingga mereka dapat
membentuk karakter yang baik karena untuk membentuk karkater yang baik
seseorang harus memahami sesuatu yang baik sebelum ia melakukan hal yang
baik tersebut.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Berfikir
Pendidikan
Kewarganegaraan
Pancasila
Nilai-nilai Pancasila
Ruang Lingkup
Mengandung
Pemahaman Nilai-nilai
Pancasila
Adakah hubungan pemahaman nilai-
nilai Pancaila dengan dengan
karakter siswa
Pembelajaran
Warganegara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi
warganegara Indonesia yang cerdas,
terampil dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945
Tujuan
46
D. Hipotesis
Berdasarkan masalah dan landasan teori yang ada maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara pemahaman nilai-nilai
pancasila pada mata pelajaran PKn terhadap karakter siswa kelas VI di
SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang.
Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara pemahaman nilai-nilai
pancasila pada mata pelajaran PKn terhadap karakter siswa kelas VI di
SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas VI SD Dharma Karya UT Jl. Pala Raya
No. 3 Pondok Cabe Udik, Pamulang. Tangerang Selatan . Adapun waktu
penemuan masalah adalah sejak tanggal ditetapkannya Praktek Profesi
Keguruan Terpadu (PPKT) yaitu tanggal 20 Agustus 2015 sampai dengan
bulan Desember, dan waktu pelaksanaan penelitian dimulai dadari bulan
Januari 2016 . Untuk lebih jelasnya jadwl penelitian dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 3.1
Waktu dan Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Bulan
I II III IV V VI VII VIII IX X XI
1 Penyusunan Proposal
2 Seminar Proposal
3 Revisi Proposal
4 Pembuatan Bab 1,2 dan 3
Skripsi
5 Pembuatan Instrumen
Penelitian
6 Uji Coba Instrumen
7 Pelaksanaan Penelitian
8 Analisis Data
9 Penyempurnaan Laporan
48
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian kuantitatif karena
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengelolaan
stastistik, struktur, dan percobaan terkontrol1Sedangkan metode yang
digunakan adalah metode korelasional, yaitu penelitian yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih,
tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang
memang sudah ada.2
Adapun alasan peneliti menggunakan penelitian korelasional karena
sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan antara dua
variabel, yaitu antara pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan karakter siswa.
Jadi metode penelitian yang cocok untuk digunakan dalam penelitian ini adalah
model penelitian korelasional.
C. Populasi dan Sampel
Sugiyono menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
dari obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.3
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Dharma Karya UT
kelas VI semester genap yang terdiri dari 4 rombel (rombongan belajar) yang
terdiri dari 1 kelas bilingual (kelas unggulan) dan 3 kelas biasa sedangkan
sampel menurut Sugiyono adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.4 Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Random Sampling namun berdasarkan kelas dengan cara
mengundi. Berhubung 1 dari 4 kelas tersebut adalah kelas unggulan, maka
1Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakaya, 2012), Cet. 8, h. 53. 2 Suhasimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), cet. 14, h. 4. 3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 10, h. 117. 4 Sugiyono,Op.cit, h. 118.
49
peneliti merandom 3 kelas yang siswanya tergolong biasa-biasa saja dan
terpilih keelas 6-2 yang menjadi sampel peneliti dalam penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk dapat memperoleh data-data dalam penelitian ini, penulis
menempuh teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.5 Tes
ini bertujuan untuk mengukur variabel pemahaman siswa terhadap nilai-
nilai Pancasila.
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya dan sangat efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan
dari responden. Kuesioner dapat berupa pertanyaan pertanyaan/pernyataan
tertutup atau terbuka.6 Pada penelitian ini angket yang digunakan adalah
angket tertutup agar membantu responden untuk menjawab dengan cepat.
Kuesioner atau angket dalam penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
3. Observasi
Observasi menurut Sutrisno Hadi dalam buku metode penelitian
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi dalam penelitian ini
bertujuan memperkuat penelitian tentang karakter yang dimilik oleh siswa
SD Dharma Karya UT.
5 Suhasimi Arikunto, Op.cit, h.193.
6 Sugiyono, Op.cit, h. 199.
50
4. Wawancara
Wawancara ini digunakan untuk mengetahui informasi yang
berkaitan dengan karakter siswa SD Dharma Karya UT. serta untuk
mempertajam atau memperjelas hasil angket.
E. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Soal tes
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
objektif dengan macam tes betul salah dengan pemberian skor tiap
butir soal yaitu 1 jika jawaban benar ddan 0 jika jawaban salah.
Berikut adalah kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur pemahaman
siswa terhadap nilai-nilai Pancasila
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Soal Tes Objektif
Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila
Variabel Indikator No. Instrumen
Pemahaman
Nilai-nilai
Pancasila
1. Menyebutkan isi Pancasila 1*,2,5,6*,10
2. Menyebutkan nilai-nilai tiap butir
Pancasila 3.4.7.11.14
3. Menyebutkan makna nilai-nilai tiap
butir Pancasila 8,9,12,16,19*
4. Mencontohkan perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai tiap butir Pancasila 13.15.17.21.22*
5. Mencontohkan perilaku yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai tiap butir
Pancasila 18.20.23.24.25
*Tidak valid
51
b. Kuesioner (angket) dalam bentuk skala Sikap
Kuesioner atau angket ini menggunakan Skala Likert dimana
responden sudah disediakan jawaban alternatifnya, yaitu:
1 = Tidak Pernah
2 = Kadang-kadang
3 = Sering
4 = Selalu
Seluruh bobot nilai di atas berlaku untuk pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat positif, sedangkan pertanyaan-pertanyaan
yang bersifat negatif bobot nilai di atas menjadi kebalikannya. Berikut
adalah kisi-kisi instrumen Kuesioner (angket) untuk mengukur
Karakter Siswa:
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Angket
Karakter Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT
Karakter Indikator No Instrumen
Religius 1. Mengagumi dan mensyukuri diri
sebagai makhluk ciptaan Tuhan. 4,9,15
Toleransi
1. Menghargai pendapat yang berbeda
2. Bekerjasama dengan teman yang
berbeda agama, suku dan etnis dalam
kegiatan di kelas maupun di sekolah
2,5,6,10
Demokrasi
1. Membiasakan diri bermusyawarah
dengan teman-teman.
2. Menerima kekalahan dalam pemilihan
dengan ikhlas.
3. Melaksanakan kegiatan yang dirancang
oleh teman yang menjadi pemimpinnya
7,13,16,21
Peduli
Sosial
1. Menghormati petugas-petugas sekolah.
2. Membantu teman yang sedang 1, 12,24*
52
memerlukan bantuan
Cinta Tanah
air
1. Mengagumi kekayaan budaya dan seni
di Indonesia
2. Mengagumi keragaman suku, etnis,
bahasa sebagai keunggulan yang hadir
di wilayah negara Indonesia
11,19*,23
Semangat
Kebangsaan
1. Menggunakan bahasa Indonesia ketika
berbicara didepan kelas
2. Menyanyikan lagu-lagu perjuangan
3,17,20,22
Jujur
1. Mengatakan sesuatu yang benar
walaupun itu pahit
2. Menghindari perbuatan menipu,
menyontek, plagiat, atau mencuri
8,14,18,25
*Tidak valid
c. Lembar Observasi
Lembar obseravasi diisi oleh observer yang mengamati karakter
siswa. Lembar observasi disusun oleh peniliti untuk mendeskripsikan
atau menggambarkan aktivitas siswa. Berikut adalah kisi-kisi lembar
observasi karakter siswa SD Dharma Karya UT Pondok Cabe
Pamulang :
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Lembar Observasi
Karakter Indikator
Religius 1. Mengagumi dan mensyukuri diri sebagai
makhluk ciptaan Tuhan.
Toleransi 1. Menghargai pendapat yang berbeda
2. Bekerjasama dengan teman yang berbeda
agama, suku dan etnis dalam kegiatan di kelas
maupun di sekolah
53
Peduli Sosial 1. Menghormati petugas-petugas sekolah.
2. Membantu teman yang sedang memerlukan
bantuan
Semangat
Kebangsaan
1. Menggunakan bahasa Indonesia ketika
berbicara didepan kelas
2. Menyanyikan lagu-lagu perjuangan
Cinta Tanah
air
1. Mengagumi kekayaan budaya dan seni di
Indonesia
2. Mengagumi keragaman suku, etnis, bahasa
sebagai keunggulan yang hadir di wilayah
negara Indonesia
Demokrasi 1. Membiasakan diri bermusyawarah dengan
teman-teman.
2. Menerima kekalahan dalam pemilihan dengan
ikhlas.
3. Melaksanakan kegiatan yang dirancang oleh
teman yang menjadi pemimpinnya
Jujur 1. Mengatakan sesuatu yang benar walaupun itu
pahit
2. Menghindari perbuatan menipu, menyontek,
plagiat, atau mencuri
*Tidak valid
d. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara merupakan pedoman yang digunakan selama
proses wawancara yang berisi sejumlah daftar pertanyaan-pertanyaan
yang sudah tersusun secara sistematis, terutama yang berkaitan dengan
karakter siswa.
54
2. Uji Instrumen
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau keshaihan sesuatu instrumen.7 Instrumen
dikatakan valid berarti menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengukur validitas tes
pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam bentuk soal objektif berupa
pilihan ganda, maka rumus yang digunakan adalah Korelasi
Pointbiserial sedangkan untuk mengukur validitas angket karakter
siswa menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan
menggunakan software excel.
Rumus Korelasi Pointbiserial :8
Rbis =
√
Keterangan :
Rbis : Koefisien korelasi poinbiserial
Mp : Mean skor dari tes yang dijawab itrm yang dicari korelasinya
dengan tes
Mt : Mean skor total
SDt : Standar Deviasi dari skor total
P : Proporsi tes yang dijawab benar
Q : Proporsi tes yang dijawab salah
Rumus Korelasi Product Moment
rxy =
√[ ][ ]
Keterangan :
rxy : Angka Indeks korelasi “r” product moment
7 Suharsimi Arikunto, Op.cit, h. 211.
8 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakrata: Rieneka Cipta, 2013), Cet. 12, h.
180.
55
: Jumlah skor dalam sebaran X
2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
: Jumlah skor dalam sebaran Y
2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
: Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
N : Jumlah sampel
b. Realibilitas
Realibilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi.
Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan andal jika ia dapat dipercaya,
konsisten, atau stabil dan produktif. Jadi, yang dipentingkan di sini
ialah ketelitiannya. Sejauh mana tes atau alat tersebut dapat dipercaya
kebenarannya. 9 Uji realibilitas yang digunakan untuk mengukur
pemahaman nilai-nilai Pancasila menggunakan rumus K-R 20 dan
untuk mengukur karakter siswa yang menggunakan kuesioner atau
angket digunakan rumus alpha cronbach dengan menggunakan
software excel.
Rumus K-R 20 :
rii
{
}
Keterangan :
k = Jumlah item dalam instrument
M = Cacah butir
Si2
= Varians skor total
St2
= Varians skor total responden
Rumus alpha cronbach :
ri = (
) (
)
Keterangan :
k = banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
9 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Rosdakarya, 2012),
cet.17, h.139.
56
= Jumlah varian butir
St2
= Varians total
c. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran dikatakan tinggi apabila banyak subjek peserta tes
yang dapat menjawab dengan benar dan taraf kesukaran dikatakan
rendah apabila jumlah subjek peserta tes yang menjawab tes hanya
sedikit. Untuk menetukan derajat kesukaran digunakan rumus :
p =
Keterangan :
P = Taraf kesukaran
B = Subjek yang menjawab betul
J
= Banyaknya subjek yang mengikuti tes
d. Daya Beda
Daya beda digunakan untuk memisahkan antara subjek yang
pandai dengan subjek yang kurang pandai. Rumus yang digunakan untuk
menghitung daya beda tersebut adalah :
D =
-
Keterangan :
D = Daya pembeda butir
BA = Banyaknya subjek kelompok atas yang menjawab betul
JA
= Banyaknya subjek kelompok atas
BB = Banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab betul
JB
= Banyaknya subjek kelompok bawah
F. Teknik Analisis Data
Dalam pembahasan ini yang dimaksud dengan teknik analisis data adalah
langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis untuk memperoleh hasil akhir
57
dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam analisis
data ini adalah :
1. Tahap pengolahan data
Kegiatan yang peneliti lakukan saat pengolahan data yaitu :
a. Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh
para pengumpul data untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan
yang ada di dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai
sejauh mungkin. Editing ini bertujuan untuk merapikan data agar bersih
dan rapi sehingga dapat mengadakan pengolahan lebih lanjut.
b. Koding, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden
ke dalam kategori-kategori dengan cara memberi tanda/kode berbentuk
angka pada masing-masing jawaban.
c. Tabulasi, yaitu menyusun data kedalam bentuk tabel.
2. Analisis Data
Setelah data yang dikumpulkan telah diedit, dikoding dan telah
diikhtisiarkan dalam tabel, maka langkah selanjutnya adalah analisis
terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh.Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah trknik analisis deskriptif dan teknik analisis
korelasi.
a. Teknik analisis deskriptif
Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan
setiap variable yang diteliti secara terpisah dengan cara membuat tabel
distribusi, frekuensi, grafik, ukuran pemusatan (mean,median, modus)
dari masing-masing variable tersebut kemudian mengkategorikan
setiap variable dalam 3 kategori dengan aturan :10
Rendah = Nilai minimum ≤ x < ᶇ - ỡ
Sedang = ᶇ - ỡ ≤ x < ᶇ + ỡ
Tinggi = ᶇ + ỡ ≤ x < Nilai maximum
10
Sartika Putri Wardana, Hubungan Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling dengan
Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Siswa KElasXI SMA Negeri 3 kota Tangerang Selatan),
Skripsi, UIN 2010, h. 46
58
b. Teknik Analisis Korelasi
Teknik analisis korelasi digunakan untuk menjawab rumusan
masalah yakni menjawab rumusan masalah yakni mengetahui
hubungan antara pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan karakter
siswa SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang. Adapun
langkah-langkah teknik analisis korelasi adalah sebagai berikut :
1) Uji Prasyarat Analisis
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah
sampel diambil dari distribusi normal atau tidak. Uji normalitas
ini menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov dengan menggunakan
software Microsoft excel.
b) Uji Linieritas
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah
variable bebas dengan variable terikat terdapat hubungan yang
linear atau tidak. Pengujian linear menggunakan rumus dengan
langkah-langkah berikut :
a = ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑
b = ∑ ∑
∑ ∑
JK (T) = ∑
JK (a) = ∑
JK (
= b (∑
∑ ∑
)
JK (s) = JK (T) - JK (a) - JK
Keterangan :
JK : Jumlah kuadrat JK (T) : Jumlah kuadrat total
JK (a) : Jumlah kuadrat koefisien JK(b/a) : Jumlah kuadrat
59
regresi
JK (s) : Jumlah kuadrat siswa JK(TC) : Jumlah kuadrat tuna
cocok.
2) Pengujian Hipotesis
Setelah uji prasyarat telah dipenuhi maka dapat dilakukan
pengujian hippotesis yang telah diajukan. Untuk membuktikan
hipotesis yang telah dikemukakan maka diperlukan adanya
pengolahan data selama penelitian, dalam penelitian ini digunakan
teknik analisis korelasi Product Moment, secara operasilonal,
analisis data tersebut dilakukan melalui tahap :
a) Adapun rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Product
Moment :
rxy =
√[ ][ ]
Keterangan :
X : Variabel pemahaman siswa terhadap nilai-nilai
Pancasila
Y : Variabel karakter siswa
rxy : Angka Indeks korelasi “r” Product Moment
N : Jumlah responden
: Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
: Jumlah seluruh skor X
: Jumlah seluruh skor Y
b) Memberikan interprestasi terhadap angka indeks korelasi “r”
Product Moment.
60
(1) Interprestasi kasar atau sederhana, yaitu dengan
mencocokkan perhitungan dengan angka indeks korelasi
“r” Product Moment, seperti dibawah ini:11
Table 3.5
Interprestasi Nilai r
Besarnya “r”
Product Moment
(rxy)
Interprestasi
0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi, akan tetapi
korelasi itu diabaikan (dianggap tidak
ada korelasi antara variabel X dan
variabel Y)
0,20 – 0,40 Antar variabel X dan vareabel Y
terdapat korelasi, yang lemah atau
rendah
0,40 - 0,70 Antara variabel X dan variabel Y
tedapat korelasi, yang sedang atau
cukup
0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi, yang kuat atau tinggi
0,90 –1,00 Antar variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi, yang sangat kuat atau
tinggi
11
Anas Sudjiono, PengantarStatistikPendidikan, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2004),
Cet. Ke-25, h. 192-193.
61
(2) Interprestasi menggunakan table nilai “r” Product Moment
(rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db)
atau degrees of freedom (df) yang rumusnya adalah:
df = N-nr12
keterangan :
df = Degress of freedom
N = Number of Cases
Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan.
Untuk mencari kontribusi variabel X terhadap
variabel Y penulis menggunakan rumus sebagai berikut :
KD = X 100%
Keterangan:
KD = Kontribusi Variabel X terhadap Y
R = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
G. Hipotesis Statistik
Ho : p = 0
Ha : p 0
Keterangan :
P : Koefisien Korelasi ( Populasi ) untuk mengetahui seberapa kuat hubungan
antara variabel.
Adapun hipotesis statistik yang akan diuji dalam rangka pengambilan
keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
12
Ibid, h. 194.
62
H0 : P = 0; Artinya, pemahaman nilai-nilai pancasila pada mata pelajaran PKn
tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap karakter siswa
kelas VI di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang.
Ha : P ≠ 0; Artinya pemahaman nilai-nilai pancasila pada mata pelajaran PKn
mempunyai hubungan yang signifikan terhadap karakter siswa kelas VI
di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Pamulang.
1
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di SD Dharma Karya UT khusus pada siswa
kelas VI. Data hasil penelitian ini meliputi dua variable, satu variable bebas
yaitu pemahaman nilai-nilai Pancasila (variabel X) dan satu variable terikat
yaitu karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila (variabel Y).
Variabel X adalah hasil kuantifikasi terhadap jawaban responden dari tes
pemahaman nilai-nilai Pancasila yang diberikan kepada siswa kelas VI-2 SD
Dharma Karya UT. Sedangkan data variable Y adalah data skor yang diperoleh
dari hasil angket karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Selanjutnya data dari dua variable tersebut akan dideskripsikan dalam bentuk
nilai mean, median, modus, dan standar deviasi serta distribusi frekuensi.
1. Deskripsi hasil tes pemahaman nilai-nilai Pancasila (variable X)
Tes pemahaman nilai-nilai Pancasila dibuat menjadi 25 pertanyaan.
Hasil dari analisis dan uji coba instrument tersebut diperoleh 21 item
pertanyaan yang valid dan realibilitasnya 0,7. Tes yang telah valid tersebut
disebarkan pada sampel penelitian yaitu kelas VI-2 SD Dharma Karya UT
yang berjumlah 36 orang.
Pemahaman nilai-nilai Pancasila siswa kelas VI-2 SD Dharma
Karya UT dapat dilihat gambarannya pada hasil tes yang didapat. Untuk
skor yang diperoleh masing-masing responden bervariasi. Skor tes
pemahaman nilai-nilai Pancasila dari masing-masing reponden dapat
dilihat pada table di bawah ini :
64
Tabel 4.1
Nilai Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila
Siswa Nilai Siswa Nilai
S1 86 S19 71
S2 62 S20 100
S3 95 S21 100
S4 76 S22 95
S5 67 S23 90
S6 67 S24 81
S7 86 S25 86
S8 86 S26 86
S9 57 S27 90
S10 90 S28 95
S11 95 S29 81
S12 62 S30 76
S13 81 S31 81
S14 86 S32 95
S15 71 S33 95
S16 90 S34 81
S17 86 S35 76
S18 81 S36 90
Berdasarkaan hasil perhitungan skor hasil tes pemahaman nilai-
nilai Pancasila diperoleh skor terendah yang dicapai responden adalah 57
dan skor tertinggi 100, dengan rentangan skor 43.
Analisis karakteristik data pemahaman nilai-nilai Pancasila
meliputi mean, median, modus, dan standar deviasi. Hasil perhitungan
analisis data pemahaman nilai-nilai Pancasila diperoleh skor rata-rata
(mean) sebesar 83, median sebesar 86 , dan modus sebesar 86 yang
muncul sebanyak 7 kali. Besar standar deviasi diperoleh sebesar 10,9.
Untuk mendapatkan kelas interval, terlebih dahulu dicari interval ® yang
diperoleh dari perhitungan R = data maks-data min yaitu 100-57 hasilnya
adalah 43. Untuk menghitung banyaknya kelas dapat diperoleh dengan
rumus K = 1 + 3,3 log N (36) hasilnya 6,135 dapat dibulatkan menjadi 6.
Keputusan interval kelas diperoleh dengan rumus I = R/K hasilnya adalah
7,17 dibulatkan menjadi 7.
65
0
2
4
6
8
10
12
14
52-58 59-65 66-72 73-79 80-86 87-93 94-100
1 2 4 3
13
5
8
Secara rinci sebaran skor untuk pemahaman nilai-nilai Pancasila
dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogram dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila
Kelas
Interval Frekuensi
Nilai
tengah
Frekuensi
relatif (%)
52-58 1 55 2.8 %
59-65 2 62 5.6 %
66-72 4 69 11.1 %
73-79 3 76 8.3 %
80-86 13 83 36.1 %
87-93 5 90 13.9 %
94-100 8 97 22.2 %
Dari hasil distribusi frekuensi variable Pemahaman nilai-nilai
Pancasila di atas, dapat digambarkan dalam histogram di bawah ini :
Gambar 4.1
Histogram Distribusi Frekuensi
Pemahaman Nilai-nilai Pancasila
Dari tabel dan grafik tersebut terlihat bahwa nilai yang terbanyak
adalah pada interval 80-86 dengan frekuensi 13 (22,2%) dan nilai
terendah terdapat pada interval 52-58 dengan frekuensi 1 (28 %) .
66
Selanjutnya variabel pemahaman nilai-nilai Pancasila
dikategorikan dalam 3 kategori dengan aturan :
ᶇ (mean teoritis) =
=
=
= 78.5
ỡ (satuan standar deviasi) =
=
=
= 10.75
Rendah = Nilai minimum ≤ x < ᶇ - ỡ
= 57 ≤ x < 78.5 -10,75
= 57 ≤ x < 67.75 dibulatkan menjadi 68
Sedang = ᶇ - ỡ ≤ x < ᶇ + ỡ
= 78.5 -10,75≤ x < 78.5 +10,75
= 67.75 ≤ x < 89,25 dibulatkan menjadi 68 ≤ x < 89
Tinggi = ᶇ + ỡ ≤ x < Nilai maximum
= 78.5 +10,75≤ x < 100
= 89.25 ≤ x < 100 dibulatkan menjadi 89 ≤ x < 100
Berdasarkan data kecendrungan yang telah dihitung, maka dapat dibuat
distribusi frekuensi kecendrungan sebagai berikut
67
Tabel 4.3
Distribusi Kategorisasi Variabel Pemahaman Nilai-nilai Pancasila
No Skor Frekuensi Persentase % Kategori
1 89 < X ≤ 100 13 36,1 Tinggi
2 68 < X ≤ 89 18 50 Sedang
3 57 ≤ x < 68 5 13,9 Kurang
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam pie-chart
berikut ini :
Gambar 4.2
Piechart Variabel Pemahaman Nilai-nilai Pancasila
Tabel dan piechart di atas, menunjukkan bahwa siswa siswi SD
Dharma Karya UT memiliki pemahaman nilai-nilai Pancasila yang
dihitung dari sejumlah sampel 36 siswa, siswa yang memiliki tingkat
pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam kategori tinggi sebanyak 13 siswa
(36.1%), kategori sedang sebanyak 18 siswa (50%), kategori kurang
sebanyak 5 siswa (13.9%). Jadi dapat disimpulkan bahwa, kecenderungan
variabel Pemahaman Nilai-nilai Pancasila siswa berada pada kategori
sedang yaitu sebanyak 18 siswa (50%) dari jumlah sampel yang berjumlah
36 siswa.
Tinggi 36%
Sedang 50%
Rendah 14%
68
2. Deskripsi hasil angket karakter siswa (variable Y)
Data-data karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
diperoleh dari pernyataan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
yang menggunakan model skala Likert dengan 25 pertanyaan, masing-
masing butir pernyataan disediakan alternative jawaban yaitu Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Hasil dari analisis dan uji coba instrument tersebut diperoleh 21 item
pertanyaan yang valid dan realibilitasnya 1,04.
Skor angket karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
dari masing-masing responden dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah
ini :
Tabel 4.3
Skor Angket Karakter Siswa Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT
Siswa Nilai Siswa Nilai
S1 87 S19 76
S2 84 S20 92
S3 80 S21 87
S4 72 S22 88
S5 68 S23 85
S6 72 S24 79
S7 88 S25 82
S8 72 S26 80
S9 83 S27 90
S10 86 S28 87
S11 84 S29 89
S12 72 S30 82
S13 72 S31 79
S14 82 S32 89
S15 78 S33 88
S16 87 S34 75
S17 80 S35 79
S18 82 S36 83
Hasil skor karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
yang berjumlah 23 butir pernyataan setelah diolah, karakter siswa
69
terendah yang dicapai responden sebesar 68 dan skor tertinggi sebesar 92,
dengan rentangan skor 24.
Analisis karakteristik data karakter siswa yang sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila. Hasil perhitungan analisis data karakter siswa yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 81,6 ,
median sebesar 81,5 , dan modus sebesar 72 yang muncul sebanyak 5 kali.
Besar standar deviasi diperoleh sebesar 6,2. Untuk mendapatkan kelas
interval, terlebih dahulu dicari interval yang diperoleh dari perhitungan R
= data maks-data min yaitu 92-68 hasilnya adalah 24. Untuk menghitung
banyaknya kelas dapat diperoleh dengan rumus K = 1 + 3,3 log N (36)
hasilnya 6,135 dapat dibulatkan menjadi 6. Keputusan interval kelas
diperoleh dengan rumus I = R/K hasilnya adalah 4.
Secara rinci sebaran skor untuk pemahaman nilai-nilai Pancasila
dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogram dapat dilihat pada tabeldi
bawah ini :
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi
Karakter Siswa Siswa Kelas VI SD Dharma Karya UT
Dari hasil distribusi frekuensi variable Pemahaman nilai-nilai
Pancasila di atas, dapat digambarkan dalam histogram di bawah ini :
kelas interval Frekuensi Nilai tengah Frekuensi relatif (%)
65-68 1 66.5 2.8
69-72 5 70.5 13.9
73-76 2 74.5 5.6
77-80 7 78.5 19.4
81-84 8 82.5 22.2
85-88 9 86.5 25.0
89-92 4 90.5 11.1
70
Gambar 4.3
Histogram Distribusi Frekuensi
Karakter Siswa
Dari tabel dan grafik tersebut terlihat bahwa nilai yang terbanyak
adalah pada interval 85-88 dengan frekuensi 9 (25%) dan nilai terendah
terdapat pada interval 65-68 dengan frekuensi 1 (2,8 %) .
Selanjutnya variable karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila dikategorikan dalam 3 kate\gori dengan aturan :
ᶇ (mean teoritis) =
=
=
= 80
ỡ (satuan standar deviasi) =
=
=
= 3,5
Rendah = Nilai minimum ≤ x < ᶇ - ỡ
= 68 ≤ x < 80-3,5
0
2
4
6
8
10
65-68 69-72 73-76 77-80 81-84 85-88 89-92
1
5
2
7 8
9
4
71
= 68 ≤ x < 76,5
Sedang = ᶇ - ỡ ≤ x < ᶇ + ỡ
= 80-3,5≤ x < 80+3,5
= 76,5≤ x < 83,5
Tinggi = ᶇ + ỡ ≤ x < Nilai maximum
= 80+3,5≤ x < 92
= 83,5 ≤ x < 92
Berdasarkan data kecendrungan yang telah dihitung, maka dapat
dibuat distribusi frekuensi kecendrungan sebagai berikut
Tabel 4.5
Distribusi Kategorisasi Variabel Karakter Siswa
No Skor Frekuensi Persentase % Kategori
1 83,5 ≤ x < 92 15 42 Tinggi
2 76,5≤ x < 83,5 13 36 Sedang
3 68 ≤ x < 76,5 8 22 Kurang
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam e-chart berikut
ini :
Gambar 4.4
Piechart Variabel Karakter Siswa
Tabel dan piechart di atas, menunjukkan bahwa siswa siswi SD
Dharma Karya UT memiliki karakter yang dihitung dari sejumlah sampel
Tinggi 42%
Sedang 36%
Kurang 22%
72
36 siswa, siswa yang memiliki karakter dalam kategori tinggi sebanyak
sebanyak 15 siswa (42%), kategori sedang sebanyak 13 siswa (36%),
kategori kurang sebanyak 8 siswa (22%). Jadi dapat disimpulkan bahwa,
kecenderungan variabel Karkater siswa berada pada kategori tinggi yaitu
sebanyak 15 siswa (42%) dari jumlah sampel yang berjumlah 36 siswa.
3. Deskripsi hasil Wawancara
a. Wawancara dengan Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah
SD Dharma Karya UT mengatakan bahwa mayoritas karakter siswa
siswi SD Dharma Karya UT sudah cukup baik, terutama untuk kelas 6
karena mereka sudah menjalani program sekolah yang membentuk
karakter selama 6 tahun meskipun masih ada yang kurang namun itu
sangat sedikit. Hal tersebut bisa diatasi dengan memberikan nasihat
pengarahan, bimbingan serta terus memberikan contoh dan
pembiasaan karakter yang baik kepada anak tersebut.
Adapun penerapan pendidikan karakter dengan terlaksanannya
program-program yang membentuk karakter peserta didik misalnya
GDS (Gerakan Disiplin Siswa) yang akan membentuk karakter disiplin
siswa, Laskar Hijau yang akan membentuk karakter peduli lingkungan,
kegiatan sholat dhuha, berdoa sesudah dan sebelum belajar, ditambah
lagi ruang agama yang selalu digunakan saat pelajaran agama dan
waktu sholat dzuhur sehingga menggambarkan karakter religius,
kemudian kegiatan upacara, pramuka, kegiatan Ekstrakulikuler.
Namun sebelum menerapkan pendidikan karakter ke peserta didik
seharusnya setiap guru harus memiliki karakter yang baik terlebih
dahulu, agar peserta didik dapat meniru karakter tersebut. Selain itu
penerapan karakter kepada peserta didik juga dapat melalui mata
pelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan karakter salah satunya
adalah mata pelajaran PKn, Agama, IPA, PLBJ, dan lain-lain.
Hubungan penanaman karakter siswa dengan mata pelajaran
PKn karena mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai
73
ciri dalam pembentukan karakter karena banyak karakter” yang
diajarkan pada mata pelajaran tersebut sepeti religi, cinta tanah air,
semangat kebangsaan dan lain sebagainya. Penanaman nilai karakter
pada mata pelajaran PKn dilakukan dengan memberikan pemahaman
serta pengalaman langsung tentang nilai-nilai karakter seperti
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab,
kemudian memberikan keteladan dengan perilaku yang berkarakter,
membiasakan siswa untuk mencerminkan nilai-nilai karakter yang
baik, dan sesekali memberikan penghargaan bagi siswa yang
berkarakter baik seperti memberi pujian dan memberikan peringatan
bagi siswa yang perilakunya tidak mencerminkan karakter yang baik.
Salah satu ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan adalah Pancasila sehingga diharapkan siswa dapat
memperoleh pengetahuan tentang Pancasila dan nilai-nilai yang ada di
dalamnya sehingga mereka dapat mengimplementasikannya dengan
baik. Selain itu penanaman nilai-nilai Pancasila sudah diterapkan di
Sekolah ini sejak kelas 1 baik berupa contoh sikap yang
mencerminkan nilai-nilai Pancasila, nasihat guru kepada murid,
menanamkan sikap disiplin kepada siswa.1.
b. Wawancara dengan Guru Kelas VI-2
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Guru kelas VI-2
SD Dharma Karya UT mengatakan bahwa karakter siswa/siswi kelas
VI-2 sudah semakin baik dibandingkan saat awal masuk tahun ajaran
baru mereka sudah lebih baik. Hal itu terjadi karena beliau selalu
menanamkan nilai – nilai karakter secara berkelanjutan dengan cara
mengajak siswa untuk jujur, religius, tanggung jawab, sopan, santun,
toleransi dan lain -lain dalam setiap kali pertemuan mata pelajaran
yang diampu, mulai dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran. Beliau juga memberikan motivasi kepada siswa agar
1Warjoko, Kepala Sekolah SD Darma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 1 April 2016
74
berkarakter, maksudnya agar siswa mau melakukan tindakan yang
baik-baik, jadi siswa tidak hanya tau tapi juga mau melakukan hal
tersebut. Strategi yang digunakan dalam menanamkan nilai -nilai
karakter yaitu misalnya dengan memberikan contoh dalam perilaku,
misalanya contoh-contoh yang baik yang harus dilakukan bagi yang
tidak baik ya jangan dilakukan, dengan menciptakan suasana belajar
yang aktif, kondusif, dan kontekstual atau nyata dalam masyarakat
misalnya dengan mendiskusikan masalah-masalah yang ada dalam
masyarakat.
Upaya lain yang dilakukan adalah dengan memberikan
teladan, dan memberi contoh tentang apa yang diucapkan.. Berusaha
membuat kelas aman, nyaman dan menyenangkan dengan
menggunakan media yang tersedia dan metode pembelajran yang
tepat. Menambah wawasan siswa dengan menyuruh siswa mencari
info/berita dimedia massa seperti televisi, koran, dan internet tentang
masalah -masalah yang berkembang dalam masyarakat untuk
pembelajaran karakter siswa.
Setiap pembelajaran selalu diawali dengan berdoa dan ditutup
dengan berdoa dengan harapan ilmu yang didapat bisa bermanfaat dan
berguna bagi siswa, yang mimpin berdoa siswa dengan sistem acak
tapi biasanya pengurus kelas yang memimpin, suasana berdoa
tenang.Untuk menambah karakter religius siswa siswi beliau
mengajak siswa untuk beribadah sesuai dengan agamanya, contohnya
ketika jam 12 siang siswa muslim diarahkan untuk sholat berjamaah
dimasjid dan siswa yang berragama lain diarahkan untuk memasuki
ruang ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Sedangkan
untuk siswa perempuan muslim yang sedang berhalang diarahkan
agar berada di dalam kelas dan tidak berisik.
Untuk melatih sikap jujur dimulai dari hal kecil seperti ketika
mereka mengerjakan latihan, mereka tidak diperbolehkan untuk
mencontek ataupun melihat buku. Hal ini dilakukan agar mereka
75
terbiasa ketika ujian, mereka tidak bergantung pada contekan.
Sedangakan untuk melatih toleransi caranya yaitu dengan
memberikan himbauan atau pengetahuan pada siswa bahwa Indonesia
itu terdiri dari beraneka ragam suku,budaya, dan agama, seperti
sekolah ini yang terdiri dari beraneka ragam suku,budaya, dan agama
sehingga mereka harus memiliki sikap toleransi. Cara lainnya dengan
mereka berdiskusi, kerja kelompok, toleransi beragama dan berteman,
tidak menyinggung orang lain.. Kemudian semangat kebangsaan dan
cinta tanah air yang merupakan ciri mata pelajaran PKn, cara
melatihnya dengan mengajak siswa untuk ikut upacara bendera setiap
hari senin, upacara-upacara hari nasional atau yang memperingati
pahlawan-pahlawan, selaian itu saya juga mengajak siswa untuk
memajang gambar-gambar pahlawan, pancasila, dan presidan wakil
presiden di dinding kelas, dan berpartisipasi sesuai kemampuan kita
misalnya siswa tugasnya belajar, selain itu dalam materi pelajaran
sendiri ada proklamasi, dan norma -norma.
Rasa demokrasi ditunjukkan dengan memberikan motivasi
kepada siswa untuk percaya diri untuk mengemukakan pendapat,
mengeluarkan apa yang dalam hati atau unek-unek dengan
memberikan penghargaan kepada siswa yang berani berbicara,
membuat suasana belajar yang menyenangkan, menciptakan
kedekatan antara saya dengan siswa, jadi ketika saya dekat dengan
siswa maka siswa akan cenderung berani. Selain itu ada beliau juga
mengajak siswa untuk Melakukan musyawarah dengan mengajak
siswa berdiskusi, kerja kelompok misalnya dulu saat pemilihan ketua
kelas maka diadakan musyawarah, saya juga sering memberikan
contoh bermusyawarah misalnya saya bermusyawarah dengan siswa
untuk menentukan waktu ulangan.
Rasa peduli sosial juga diajarkan dengan dengan
mengumpulkan iuran DANSOS (dana sosia) setiap hari selasa yang
digunakan untuk menjenguk teman yang sakit atau mengalami
76
musibah sekaligus melatih sikap peduli sosial siswa. Selain itu juga
memberikan arahan kepada siswa untuk selalu menolong orang yang
sedang kesusahan. Nilai –nilai karakter diatas selalu diingatkan dan
dihimbaukan kepada siswa agar diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari hal tersebut dilakukan disetiap pembelajaran dan biasanya di
akhir pembelajaran, dengan memberikan himbauan, motivasi dan
contoh, jangan sampai guru menyuruh tapi malah tidak melakukan,
guru digugu dan ditiru.2
c. Wawancara dengan siswa/I kelas 6-II
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa siswa, mereka
selalu diberikan nilai-nilai karakter atau nilai-nilai kebaikan di setiap
pembelajaran. Sebelum dan sesudah belajar mereka berdoa dengan
tenang meskipun ada beberapa siswa bercanda namun hal itu jarang
sekali terjadi. Untuk menunjukkan nilai kejujuran mereka tidak boleh
mencontek ketika mengerjakan latihan atau ulangan kemudian jika
mereka menemukan uang langsung melaporkan ke Guru serta
mengaku salah jika berbuat mereka berbuat salah.
Nilai toleransi ditunjukkan dengan menjaga kerukunan antar
teman, dan menghormati orang lain, tidak boleh mengejek satu sama
lain meskipun berbeda agama ataupun suku. Nilai semangat
kebangsaan dan cinta tanah air ditunjukkan dengan cara mengikuti
upacara dengan tertib, tdak bercanda ataupun mengobrol, mengenal
dan memiliki semangat kepahlawanan, bangga dengan kekayaan
Indonesia dengan menjaga dan melestarikan kekayaan tersebut.
Mereka juga memiliki sikap hormat kepada guru dengan cara
mengucapkan salam ketika bertemu, bersikap sopan seperti tidak
memotong pembicaraan guru, dll. Selain itu mereka juga
menghormati petugas-petugas sekolah dengan bersikap ramah kepada
petugas sekolah seperti berkata permisi saat OB sedang mengepel,
2 Endah Suwarni, Wali Kelas VI SD Dharma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 4 April
2016
77
berterima kasih saat satpam menolong kita menyebrang jalan. Guru
selalu memberikan motivasi kepada mereka agar mereka akan
mengemukakan pendapat saat diskusi dan tanya jawab. Mereka
melakukan musyawarah baik di sekolah ataupun saat di rumah,
musayawarah dalam pemiihan ketua kelas dalam bermain. Lalu
apabila ada teman atau orang yang mengalami mereka menolongnya.3
4. Deskripsi hasil observasi karakter siswa
Secara umum, internalisasi karakter dilakukan secara optimal.
Setiap hari ada program-program yang dijalankan sekolah untuk
membentuk karakter siswa menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan hasil
observasi peneliti ada beberapa nilai-nilai karakter yang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT:
1. Religius
Religius merupakan nilai karakter yang hubungannya dengan
Tuhan. Dalam hal ini siswa diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-
nilai ketuhanan atau ajaran agama. Nilai religius yang terlihat pada
siswa kelas VI SD Dharma Karya UT dengan melaksanakan Sholat
Dhuha setiap pagi, berdoa sebelum dan sesudah belajar, sholat dzuhur
berjamaah dan ibadah untuk agama lain pada pukul 12.00.
Mendengarkan tausiyah pada hari jumat pagi.
2. Toleransi
Toleransi merupakan sikap menghargai perbedaan. Toleransi
terhadap perbedaan merupakan keharusan untuk membangun suatu
kesatuan yang utuh. SD Dharma Karya UT aalah sekolah umum yang
terdiri dari 5 agama dimana siswanya harus memiliki sikap toleransi
agar terjadinya kerukunan. Toleransi pada siswa kelas VI SD Dharma
Karya UT terlihat ketika belajar berkelompok mereka mau bekerjasama
dengan teman yang berbeda agama, suku dan etnis kemudian mereka
juga saling menghargai pendapat satu sama lain.
3 Siswa SD Dharma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 4 April 2016
78
3. Peduli Sosial
Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan mayarakat yang membutuhkan.
Sebagai makhluk sosial kita harus mempunyai sikap peduli sosial.
Karakter peduli sosial pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT dapat
terlihat dengan cara menghormati petugas-petugas sekolah dengan cara
memberi senyum, menyapa, dan salam. Selain itu karakter peduli sosial
terlihat ketika membantu teman yang sedang memerlukan bantuan.
4. Semangat Kebangsaan
Siswa yang memiliki semangat kebangsaan mampu
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri
dan kelompoknya. Semangat kebangsaan yang terlihat pada siswa kelas
VI SD Dharma Karya UT adalah pembiasaan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar ketika berbicara didepan kelas ataupun
berbicara bersama temannya serta semangat ketika menyanyikan lagu-
lagu perjuangan ketika upacara ataupun dikelas. Meskipun ada
beberapa anak yang menggunakan bahasa daerah atau bahasa rumah.
5. Cinta Tanah Air
Karakter cinta tanah air harus ditanamkan sejak dini kepada
peserta didik agar mereka bisa memiliki rasa cinta yang begitu besar
kepada negara. Bentuk rasa cinta tanah air diperlihatkan siswa kelas VI
SD Dharma Karya UT ketika mereka mengikuti kegiatan upacara
bendera pada hari senin ditsmbah lagi ketika memperingati Hari Kartini
pada tanggal 21 April mereka mengenakan pakaian batik yang
merupakan ciri khas Indonesia dan berpartisipasi dalam kegiatan lomba
nasi tumpeng. Hal tersebut merupakan salah satu cara menanamkan
karakter cinta tanah air kepada peserta didik.
6. Demokratis
Karakter demokratis dapat dilihat ketika pemungutan suara saat
pemilihan ketua kelas, membiasakan diri bermusyawarah dengan
teman-teman kemudian menerima kekalahan dalam pemilihan dengan
79
ikhlas dan melaksanakan kegiatan yang dirancang oleh teman yang
menjadi pemimpinnya. Hal tersebut biasa dilakukan terutama ketika
pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup karena pada saat pelajaran
tersebut seluruh siswa kelas VI yang terdiri dari 4 robel bergabung
menjadi satu. Setiap kegiatan mereka selalu bermusyawarah mulai dari
pembuatan tata tertib, piket, serta hukuman yang akan dilaksanakan bila
melanggar tata tertib tersebut.
7. Jujur
Jujur merupakan hal penting dalam kehidupan manusia.
Kejujuran benih yang dapat menumbuhkan kepercayaan. Oleh karena
itu, SD Dharma Karya UT sangat memperhatikan masalah kejujuran.
Kejujuran yang terlihat pada siswa kelas VI SD Dharma Karya UT
antara lain dengan berkata sesuatu yang benar meskipun akan dimarahi
oleh guru, kemudian tidak mencontek ketika ulangan bahkan ketika
latihanpun siswa kelas VI SD Dharma Karya UT tidak dibolehkan
untuk mencontek mereka dibiasakan untuk mengerjakan soal secara
mandiri. Kemudian jika mereka menemukan uang milik orang lain
mereka memberikannya ke guru piket.
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian, maka terlebih
dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data. Pada penelitian ini uji
prasyarat yang akan dilakukan adalah uji Normalitas dan Uji Linearitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi
berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui nilai distribui normal
atau tidak dihitung dengan menggunakan Uji Liliefors pada taraf
signifikan 5% atau pada α=0,05, dengagn pengolahan menggunakan
bantuan komputer program microsoft excel, hasilnya adalah sebagai
berikut :
80
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas
Variablel Jumlah
Sampel Tmaks
L
(NilaiKritis)
Kesimpulan
Pemahaman Nilai-nilai
Pancasila
36 -0,020 0,148 Terima Hi
Karakter Siswa 36 0,045 0,148 Terima Hi
Berdasarkan hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh data penelitian
memiliki nilai T maks< 0,148, maka semua variable berdistribusi normal maka
analisis dapat dilanjutkan.
2. Uji Linieritas
Bentuk hubungan antara pemahaman siswa terhadap nilai-nilai
Pancaila dengan karakter siswa dirumuskan dalam persamaan regresi
sederhana. Hasil perhitungan diperoleh bentuk persamaan regresi
sederhananya yaitu Ỳ =
Setelah memperoleh bentuk persamaan regresi dilanjutkan
pengujian linearitas regresi.pengujian linearitas bentuk regresi dihitung
dengan menggunakan analisis Varians (ANAVA) regresi linear sederhana.
Untuk kerperluan pengujian diajukan hipotesis sebagai berikut :
Ho : Bentuk regresi linear
Hi : Bentuk regresi tidak linear
Hasil perhitungan dalam ANAVA untuk mengetahui kelinearitas
model regresi sederhana dapat diihat pada tabel di bawah ini
81
Tabel 4.7
Hasil Analisis Varians (ANAVA)
Sumber Dk JK RJK F
Variansi
Total 36 241126
Regresi (a) 1 239780.5
21.10103
Regresi (b/a) 1 515.22 515.224652
Sisa 36-2 = 34 830.18 24.41704154
Tuna Cocok 10-2=8 249.13 31.14128287 1.393468
Galat 36-10 = 26 581.05 22.34804421
Dari tabel tersebut, Fhitung yang diperoleh yaitu 1,39 sedangkan
Ftabel padda taraf signifikan α = 0,05 dengan derajat kebebasan dk = (k-
1)(N-k) diperoleh sebesar 2,32. Hal ini menunjukkan bahwa F bhitung
lebih kecil dibandingkan dengan Ftabel (1,39 < 2,32), dengan demikian Ho
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk hubungan antara pemahaman
siswa terhadap nilai-nilai Pancaila dengan karakter siswa adalah linear.
3. Pengujian Hipotesis Data
. Setelah pengujian persyaratan analisis yang telah dilakukan
menunjukkan suatu hasil yang memungkinkan untuk dilanjutkan pada
pengujian hipotesis. Dengan adanya uji hipotesis ini maka akan terlihat
apakah terdapat hubungan antara pemahaman siswa terhadap nilai-nilai
Pancaila dengan karakter siswa kelas VI Sd Dharma Karya UT. Pengujian
hipotesis yang digunakan yaitu dengan teknik korelasi menggunakan
rumus Korelasi Product Moment menggunakan bantuan komputer
program Microsoft Excel. Hasil perhitungan koefisien korelasi product
moment didapat rxy hitung sebesar 0,71 dan rxy tabel pada N = 36 dan taraf
signifikasi α = 0,05 diperoleh sebesar 0,33. Koefisien korelasi yang
diperoleh kemudian diuji keberartiannya melalui Uji-t. berdasarkan hasil
pengujian diperoleh thitung sebesar 4,61 sedangkan ttabel dengan derajat
82
kebebasan (dk) = N-2 dan α = 0,05 yaitu 2,03, hal ini menunjukkan bahwa
thitung lebih besar dibandingkan dengan ttabel (thitung = 4,61 > ttabel = 2,03).
Dengan demikian hasil pengujian terhadap koefisien korelasi yang
dihasilkan dari perhitungan dapat dismpulkan bahwa rxy = 0,71 adalah
signifikan dan mempunyai hubungan yang kuat.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis uji korelasi product moment pada penelitian ini
menunjukkaan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
pemahaman nilai-nilai Pancasila dengan karakter siswa kelas VI di SD Dharma
Karya UT Pondok Cabe Pamulang. Hal ini ditunjukkan oleh rxy hitung sebesar
0,71 lebih besar dari rxy tabel 0,33. Besarnya hubungan antara pemahaman
nilai-nilai Pancasila dengan karakter siswa adalah sebesar 0,71 atau 71%,
dimana hubungan kedua variable kuat.
Berdasarkan uji korelasi antara variabel pemahaman nilai-nilai
Pancasila dengan variabel karakter siswa kelas VI SD Dharma Karya UT,
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan. Oleh karena itu
pemahaman nilai-nilai Pancasila merupakan sesuatu yang sangat penting
diajarkan kepada siswa karena hal tersebut mempunyai pengaruh terhadap
karakter yang dimiliki oleh siswa tersebut. Sehingga untuk membentuk
karakter siswa maka dapat dilakukan dengan penanaman nilai-nilai Pancasila
terhadap siswa. Dengan penanaman nilai-nilai Pancasila yang baik maka
diharapkan hal tersebut akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap nilai-
nilai Pancasila. Sehingga nantinya mempunyai fondasi nilai yang dapat
dijadikan dasar untuk pembentukkan karakter.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SD Dharma
Karya UT penanaman nilai-nilai Pancasila sudah dilaksanakan sejak kelas 1
SD baik berupa contoh sikap yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, nasihat
guru kepada murid, menanamkan sikap disiplin kepada siswa, serta melalui
materi pelajaran yang diajarkan seperti pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraann. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peranan penting
83
dalam membentuk karakter siswa karena tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
adalah untuk membentuk warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang
cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancaila dan UUD
1945. Selain itu Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
mengkaji dasar negara kita yaitu Pancasila. Oleh karena itu penanaman nilai-
nilai Pancasila dapat dilakukaan melalui Pendidikan Kewarganegaraan, baik
melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan maupun
mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap pembelajaran. Sebenarnya
pengintegrasian nilai-nilai Pancasila tidak hanya bisa dilaksanakan pada
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, namun bisa juga diintegrasikan
dalam setiap mata pelajaran. Karena nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila merupakan nilai-nilai kebaikan yang sangat relevan untuk
diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran. Para pakar pendidikan
berpendapat bahwa perlunya kesimbangan antara dimensi kognitif dan afektif
dalam proses pendidikan. Artinya untuk membentuk manusia seutuhnya tidak
cukup dengan hanya mengembangkan kecerdasaan berpikir atau IQ anak
melalui ilmu pengetahuan, tetapi juga harus dibarengi dengan pengembangan
perilaku dan sikap yang mencerminkan pengetahuan serta pemahaman dari
apa yang telah ia pelajari
Melalui pembiasaan dan mata pelajaran tersebut secara tidak langsung
akan menambah pemahaman siswa tentang nilai-nilai Pancasila. Dengan
pemahaman nilai-nilai Pancasila yang baik maka hal tersebut akan menjadi
modal berharga bagi siswa untuk membentuk karakter mereka. Nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila apabila diimplementasi dengan benar maka
akan berdampak positif tehadap karakter yang dimiliki.
Data yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari 36
siswa mayoritas siswa mempunyai pemahaman nilai-nilai Pancasila yang
cukup. Sementara itu karakter siswa kelas VI SD Dharma Karya UT dari 36
siswa mayoritasnya mempunyai karakter yang baik. Hal ini serupa dengan
yang disampaikan oleh Kepala Sekolah SD Dharma Karya UT yang
84
mengatakan bahwa karakter peserta didik SD Dharma Karya UT sudah baik
karena adanya program-program yang membentuk karakter siswa. Hal ini
dapat dilihat dari Angket tentang karakter siswa, kategori siswa yang memiliki
karakter baik sebanyak sebanyak 15 siswa (42%), kategori cukup sebanyak
13 siswa (36%), kategori kurang sebanyak 8 siswa (22%).
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa
mayoritas karakter siswa kelas VI SD Dharma Karya UT Pondok Cabe
Pamulang tergolong baik dengan jumlah siswa sebanyak 15 siswa. Hal
tersebut terlihat ketika peneliti melakukan observasi, sebagian besar anak
sudah memiliki karakter yang cukup baik. Tentu ini merupakan hal yang
positif karena karakter yang baik akan berdampak pada sikap dan perilaku
siswa tersebut. Sedangkan untuk siswa yang tergolong dalam kategori cukup
perlu ditingkatkan pembiasaan karakter yang baik agar karakter tersbut bisa
berubah menjadi lebih baik lagi. Namun ada beberapa yang perlu menjadi
perhatian sebanyak 8 siswa yang mempunyi karakter dibawah cukup. Tentu
hal ini merupakan permasalahan tersendiri, karena karakter akan nampak pada
sikap dan perilakunya juga belum baik. Tentu saja ini menjadi permasalahan
yang harus ditangani. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah
SD Dharma Karya UT untuk menangani hal tersebut dengan memberikan
nasihat pengarahan, bimbingan serta terus memberikan contoh & pembiasaan
karakter yang baik kepada anak tersebut. Karena apabila kondisi tersebut
dibiarkan maka karakter yang belum ideal tersebut akan menjadi bom waktu
yang bisa mengganggu jalannya pembelajaran di SD Dharma Karya UT.
Karakter yang baik merupakan sesuatu yang wajib dimiliki oleh siswa,
karena karakter akan menentukan perilaku yang ditampilkan oleh siswa
tersebut. Sebagai generasi penerus bangsa dimasa depan tentu siswa harus
mempunyai karakter yang baik sebagai bekal membangun kehidupan
berbangsa dan bernegara karena sebenarnya karakter itu bisa dibentuk dan
dikembangkan. Salah satunya melalui jalur pendidikan. Oleh karena itu
Pendidikan Kewarganegaraan memegang pernan untuk membentuk karkter
siswa yakni karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena sesuai
85
dengan tujuan Pendidikan yaitu untuk pembentukan warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Selain itu salah satu ruang
lingkup Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pancasila.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai unsur-unsur
yang lengkap dalam membangun sebuah bangsa kuat. Dari lima sila yang
terdapat dalam Pancasila mempunyai nilai sendiri-sendiri yang satu sama lain
mempunyai hubungan yang bersinergi dalam membangun bangsa ini. Hal itu
yang melatarbelakangi Pancasila dijadikan acuan dalam pendidikan karakter,
namun juga didukung oleh unsur-unsur lainnya.
Setiap orang diharapkan mempunyai karakter yang baik. Dengan
mempunyai karakter yang baik maka orang tersebut akan mempunyai
perilaku yang baik. Melalui materi Pancasila dalah pembelajaran Pendidikan
kewarganegaraan maka hal ini akan meningkatkan pemahamaan nilai-nilai
Pancasila siswa. Dengan pemahaman nilai-nilai Pancasila yang baik maka
siswa diharapkan akan mempunyai karakter yang baik juga dan sesuai dengan
karakter Pancasila.
Hal ini sejalan dengan penelitian Elpa Redah yang menunjukkan
adanya hubungan perilaku santun siswa terhadap guru dengan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran PKn pada siswa kelas V dan VI SDN 118 Bengkulu
Selatan. Jika siswa mempunyai perilaku santun yang tinggi maka hasil belajar
siswa akan tinggi, atau sebaliknya jika perilaku santun siswa kurang maka
nilainya akan rendah. Jadi perilaku santun terhadap guru mempunyai pengaruh
yang sangat kuat. Sama halnya dengan penelitian Ratih Purwanti yang
menunjukkan bahwa adanya hubungan antara prestasi belajar PPKn dengan
sikap solidaritas sosial siswa MTs Negeri 02 Semarang tahun ajaran
2014/2015 artinya jika prestasi belajar PPKn baik maka sikap solidaritas sosial
siswa juga baik.terhadap hasil belajar PKn siswa
Oleh karena itu pemahaman nilai-nilai Pancasila sangat penting karena
akan berpengaruh terhadap karakter yang dimiliki oleh siswa. Pendidikan
86
karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara
sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama,
hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan data penelitian maka peneliti
memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemahaman siswa kelas VI SD Dharma Karya UT Pondok Cabe
Pamulang terhadap nilai-nilai Pancasila menunjukkan bahwa dari 36
siswa, siswa yang memiliki tingkat pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam
kategori tinggi sebanyak sebanyak 13 siswa (36.1%), kategori sedang
sebanyak 18 siswa (50%), kategori kurang sebanyak 5 siswa (13.9%).
Sementara itu karakter siswa kelas VI SD Dharma Karya UT Pondok
Cabe Pamulang dari 36 siswa, siswa yang memiliki karakter dalam
kategori tinggi sebanyak sebanyak 15 siswa (42%), kategori sedang
sebanyak 13 siswa (36%), kategori kurang sebanyak 8 siswa (22%).
2. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel pemahaman nilai-
nilai pancasila dengan karakter siswa kelas VI SD Dharma Karya UT
Pondok Cabe Pamulang dengan nilai r hitung sebesar 0,71.
B. Saran
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Siswa
Dengan adanya materi mengenai Pancasila diharapkan siswa untuk
lebih aktif mempelajari dan memahami nilai-nilai Pancasila. Selain
melalui pembelajaran yang ada di kelas siswa juga harus lebih aktif
memahami Pancasila secara mandiri melalui kegiatan di luar
pembelajaran. Selain meningkatkan pemahaman tentu juga harus diikuti
oleh pengamalan terhadap nilai-nilai tersebut. Hal ini diharapkan bisa
meningkatkan karakter siswa untuk menjadi lebih baik, yakni yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Bagi siswa yang masih memiliki karakter
88
belum baik agar meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila
dan menginternalisasikan nilai-nilai tersebut dalam diri.
2. Bagi Orang Tua
Orang tua juga mempunyai peran yang vital dalam pembentukan
karakter siswa, oleh karena itu orang tua harus lebih aktif membimbing
siswa agar karakter siswa lebih baik. Beberapa siswa mempunyai
karakter yang masih belum ideal, oleh karena itu orang tua diharapkan
lebih memperhatikan siswa agar bisa mengontrol perkembangan karakter
siswa.
3. Bagi Sekolah
Sekolah merupakan tempat utama dalam meningkatkan
pemahaman nilai-nilai Pancasila siswa. Selain itu sekolah mempunyai
tanggung jawab untuk membentuk karakter siswa untuk menjadi lebih
baik. Oleh karena itu sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan
perkembangan karakter siswa agar perkembangannya bisa terkontrol
dengan baik. Nilai-nilai Pancasila bisa dijadikan alternatif untuk
membentuk karakter siswa. Masih terdapat beberapa siswa SD Dharma
Karya UT Pondok Cabe Pamulang yang mempunyai karakter belum baik.
Oleh karena itu sekolah harus berusaha meningkatkan karakter siswa
melalui jalur pembelajaran maupun diluar pembelajaran. Nilai-nilai
Pancasila juga harus diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran.
89
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-Karakter. Jakarta: Rajawali Pers
Al-Adawy, Muthofa. 2005. Buku dari Fiqih Akhlak. Terj. dari Fiqh al-Akhlaq wa
al-Mu’amalat baina al-Mu’minim oleh Salim Bazemool dan Taufik
Damas. Jakarta: Qisthi Press
Arikunto, Suhasimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta
Budimansyah, Dasim dan Karim Suryadi.2008. PKn dan Masyarakat
Multikultural. Bandung : UPI Press
Endah Suwarni, Wali Kelas VI-2 SD Darma Karya UT, Wawancara, Tangerang,
1 April 2016
Hidayat, Syamsul. 2016. Pentingnya Pendidikan Karakter di Era Modern.
(http://bkddiklat.ntbprov.go.id)
Iqbal Hasan, M. 2002. Pokok-Pokok Materi Pendidikan Pancasila. Jakarta :
Grasindo
Junaedi, dkk. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Pertama. Surabaya:
LAPIS-PGMI
Kaelan. 2002. Filsafat Pancasila. Yogyakarta : Paradigma
Kaelan.2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma
Kansil, C.S.T. 1992. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta :
Pradnya Paramita
Kemendinas. 2010. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Badan
Litbang Kementrian Pendidikan Nasional
Kemendinas. 2010. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Badan
Litbang Kementrian Pendidikan Nasional
Koesoema A , Doni. 2014. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di
Zaman Global. Jakarta:PT. Grasindo
Mortadho Amin,Moh, dkk. 2009. Pembelajaran PKn MI Edisi Pertama,
Surabaya: LAPIS-PGMI
90
Mu’in, Fatchul. 2011. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik & Praktik,
Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
Murtado, Moh. 2009. Pembelajaran PKn MI. Surabaya, LAPIS-PGMI
Musfah, Jejen. 2011. Pendidikan Holistik.Tangerang : Faza Media
Purwanto,Ngalim. 2012. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Rosdakarya
Salahudin , Anas dan Irwanto Alkrienciehie. Pendidikan Karakter. Bandung:
Pustaka Setia
Samana , Muchlas dan Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter,
Bandung : Remaja Rosdakarya
Sartika Putri Wardana,Hubungan Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling
dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Siswa KElasXI SMA Negeri 3
kota Tangerang Selatan), S-I, Skripsi, UIN 2010.h. 46
Setijo, Pandji. 2010. Pendidikan Pancasila : Perspektif Sejarah Perjuangan
Bangsa. Jakarta : Grasindo
Siswa SD Dharma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 4 April 2016
Sudjiono, 2004. Anas..Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja
GrafindoPersada
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan R&D, Bandung: Alfabeta
Sundawa, Dadang. 2008. Contextual Teaching and Learning Pendidikan
Kewarganegaraan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
Kelas VIII Edisi . Jakarta : Depdiknas
Supinah dan Ismu Tri Parmi. 2011.Modul Matematika SD Program Bermutu :
Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui
Pembelajaran Matematika di SD. Yogyakarta: Kemendiknas.
Syafaruddin.2012. Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Medan : Perdana
Publishing
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2012 .Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakaya
91
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Bandung : PT. Imtima
Warjoko, Kepala Sekolah SD Darma Karya UT, Wawancara, Tangerang, 1 April
2016
Yaumi, Muhammad. 2014. Pendidikan Karakter : Landasan, Pilar, &
Implementasinya. Jakarta : Prenadamedia group
93
Tes Uji Coba Instrumen Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila
Nama :
Nomor :
Kelas :
A. Petunjuk cara Pengisian :
1. Isilah identitas anda terlebih dahulu
2. Bacalah pertanyaan dan pilihlah salah satu jawaban yang paling anda
anggap benar dengan cara memberikan tanda silang (X) sesuai debgan
pilihan jawaban
3. Selamat mengerjakan
B. Butir-butir soal
1. Ketuhanan Yang Maha Esa merupaksn bunyi sila ke …
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
2. Bunyi dari sila ke- 4 adalah ….
a. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaaratan perwakilan
b. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
c. Ketuhanan Yang Maha Esa
d. Persatuan Indonesia
3. Nilai kerayataan terdapat pada sila ke …
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
4. Nilai yang terdapat pada sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah ….
a. Nilai Kemanusiaan b. Nilai Keadilan
c. Nilai Demokratis d. Nilai Religius
5. Bunyi dari sila ke-2 adalah ….
a. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaaratan perwakilan
94
b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
c. Ketuhanan Yang Maha Esa
d. Persatuan Indonesia
6. Persatuan Indonesia adalah bunyi dari sila ke-….
a. 4 b. 3 c. 2 d. 1
7. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai ….
a. Nilai Kemanusiaan b. Nilai Persatuan c. Nilai Demokratis d. Nilai
Keadilan
8. Makna dari nilai Kerakyatan adalah ….
a. Cinta dan bangga akan bangsa dan negara Indonesia
b. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan, terutama di bidang
politik, ekonomi, sosial dan budaya
c. Negara adalah untuk kepentingan rakyat
d. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya
cipta, rasa, karsa, dan keyakinan
9. Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala
sesuatu dengan segala sifat-sifatnya yang sempurna dan suci merupakan makna
dari nilai Pancasila pada sila …
a. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaaratan perwakilan
b. Persatuan Indonesia
c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
d. Ketuhanan Yang Maha Esa
10. Bunyi sila terakhir pada Pancasila adalah ….
a. Kemanusiaan yang adil dan beradab
b. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
c. Ketuhanan Yang Maha Esa
d. Persatuan Indonesia
11. Nilai Persatuan terdapat pada sila ke ….
a. 2 b. 3 c. 4 d. 5
95
12. Makna dari nilai yang terkandung pada sila Kemanusiaan yang adil dan
beradab adalah ….
a. Negara adalah untuk kepentingan rakyat
b. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya
cipta, rasa, karsa, dan keyakinan
c. Kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing, tanpa
ada paksaan bagi para pemeluk agama dan kepercayaan
d. Cinta dan bangga akan bangsa dan negara Indonesia
13. Tidak semena-mena terhadap orang lain merupakan contoh dari penerapan sila
.....
a. Ketuhanan yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
14. Nilai Keadilan terdapat pada sila ….
a.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaaratan perwakilan
b. Persatuan Indonesia
c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
d. Ketuhanan Yang Maha Esa
15. Berikut ini yang merupakan perwujudan dari sila pertama Pancasila adalah ?
a. Mengikuti upacara bendera
b. Melakukan kegiatan gotong royong
c. Memaksa teman untuk memeluk agama tertentu
d. Melakukan ibadah sesuai dengan agama yang dipeluk
16. Makna dari nilai yang terkandung pada sila Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia adalah ….
a. Kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing, tanpa
ada paksaan bagi para pemeluk agama dan kepercayaan
b. Negara adalah untuk kepentingan rakyat
96
c. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan, terutama di bidang
politik, ekonomi, sosial dan budaya
d. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya
cipta, rasa, karsa, dan keyakinan
17. Selalu bermusyawarah dalam mengambil keputusan merupakan contoh dari
penerapan sila ….
a. Kemanusiaan yang adil dan beradab
b. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaaratan perwakilan
c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
d. Persatuan Indonesia
18. Kekerasan yang terjadi pada anak merupakan perbuatan yang tidak sesuai
dengan nilai ….
a. Nilai Persatuan c. Nilai Kemanusiaan
b. Nilai Keadilan d. Nilai Religius
19. Cinta dan bangga akan bangsa dan negara adalah makna dari nilai ….
a. Nilai Persatuan c. Nilai Kemanusiaan
b. Nilai Keadilan d. Nilai Religius
20. Sikap yang bertentangan dengan sila pertama adalah ….
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing
b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya
d. Memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
21. Sebagai bangsa Indonesia kita harus selalu cinta terhadap tanah air kita. Hal ini
sesuai dengan sila ….
a. Persatuan Indonesia
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
97
c. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaaratan perwakilan
d. Ketuhanan Yang Maha Esa
22. Berikut ini yang merupakan contoh perwujudan dari Pancasila ke lima dalam
lingkungan masyarakat …
a. Mengikuti musyawarah desa
b. Mengikuti kegiatan kerja bakti
c. Bermain bersama yang kaya
d. Mengikuti lomba hari kemerdekaan
23. Sikap yang bertentangan dengan sila ke 5 adalah ….
a. Tidak menerima hasil musyawarah dan tidak menjalankan hasil dari
keputusan yang telah ditetapkan
b. Cinta dan bangga terhadap negara Indonesia
c. Tidak adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban
d. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama
24. Tidak menerima hasil musyawarah dan tidak menjalankan hasil dari keputusan
yang telah ditetapkan merupakan hal yang bertentangan dengan nilai Pancasila,
khususnya sila ke ….
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
25. Pada saat ini sering terjadi tawuran antar pelajar di berbagai daerah di
Indonesia. Hal ini bertentangan dengan nilai Pancasila, khususnya sila .....
a. Kemanusiaan yang adil dan beradab
b. Ketuhanan Yang Maha Esa
c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
d. Persatuan Indonesia
98
Kunci Jawaban Tes Uji Coba
1. A
2. A
3. D
4. D
5. B
6. B
7. A
8. C
9. D
10. B
11. B
12. B
13. B
14. C
15. D
16. C
17. B
18. C
19. A
20. D
21. A
22. B
23. C
24. D
25. D
99
Uji Validitas, Realibilitas, dan Taraf Sukar Tes
Nama Siswa
Soal Y ∑Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
s1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 18 324
s2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 625
s3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 19 361
s4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 625
s5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 576
s6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 21 441
s7 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 16 256
s8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22 484
s9 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 15 225
s10 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400
s11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23 529
s12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 20 400
s13 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 19 361
s14 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22 484
s15 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 484
s16 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 441
s17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22 484
s18 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 20 400
s19 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 21 441
s20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23 529
s21 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22 484
100
s22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 625
s23 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 20 400
s24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 20 400
s25 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 22 484
s26 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 15 225
s27 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 20 400
s28 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 19 361
s29 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 13 169
s30 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 17 289
s31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 625
s32 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 13 169
s33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 21 441
s34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 576
s35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 21 441
s36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 625
x 36 33 33 29 33 36 23 17 34 30 34 31 26 35 32 28 33 33 31 20 29 35 18 30 21
∑x
p
1.00
0.92
0.92
0.81
0.92
1.00
0.64
0.47
0.94
0.83
0.94
0.86
0.72
0.97
0.89
0.78
0.92
0.92
0.86 0.56
0.81
0.97 0.50
0.83
0.58
q
0.00
0.08
0.08
0.19
0.08
0.00
0.36
0.53
0.06
0.17
0.06
0.14
0.28
0.03
0.11
0.22
0.08
0.08
0.14 0.44
0.19
0.03 0.50
0.17
0.42
x1
20.56
21.09
20.97
21.21
20.94
20.56
21.43
22.18
20.88
21.13
20.91
21.10
21.23
20.77
21.13
21.36
20.88
21.00
20.65 21.7
5 21.1
4 20.54
22.11
21.20
21.67
xt
20.56
20.56
20.56
20.56
20.56
20.56
20.56
20.56
20.56
20.56
20.56
20.56
20.56
20.56
20.56
20.56
20.56
20.56
20.56 20.5
6 20.5
6 20.56
20.56
20.56
20.56
st
3.22
3.22
3.22
3.22
3.22
3.22
3.22
3.22
3.22
3.22
3.22
3.22
3.22
3.22
3.22
3.22
3.22
3.22
3.22 3.22
3.22
3.22 3.22
3.22
3.22
r-pbi 0 0.5 0.4 0.4 0.4 0 0.3 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.3 0.4 0.5 0.4 0.3 0.4 0.07 0.4 0.3 0 0.4 0.4 0.4
101
5 3 1 0 6 8 2 0 6 2 4 0 0 7 3 6 1 7 8 5 1
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33 0.33
0.33
0.33 0.33
0.33
0.33
Validitas INVALID
VALID
VALID
VALID
VALID
INVALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
INVALID
VALID
VALID
INVALID
VALID
VALID
VALID
VAR T 10
PQ 0 0.1 0.1 0.2 0.1 0 0.2 0.2 0.1 0.1 0.1 0.1 0.2 0 0.1 0.2 0.1 0.1 0.1 0.2 0.2 0 0.3 0.1 0.2
ΣPQ 3.1
KR 20 0.7
TARAF SUKAR
mudah
mudah
mudah
mudah
mudah
Mudah
sedang
sedang
mudah
mudah
mudah
mudah
mudah
mudah
mudah
mudah
mudah
mudah
mudah
sedang
mudah
mudah
sedang
mudah
sedang
102
Daya Beda Tes
Kelas atas
Nama Soal Y
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
s2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
s4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
s22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
s31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
s36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
s5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24
s34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24
s11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23
s20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23
s8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22
s14 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22
s15 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22
s17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22
s21 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22
s25 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 22
s6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 21
s16 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
s19 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 21
bA 18 18 18 17 18 18 14 11 18 17 18 18 15 18 18 17 18 18 15 14 17 18 13 17 13
jA 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
103
Kelas bawah
Nama Siswa
Soal Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
s33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 21
s35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 21
s10 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
s12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 20
s18 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 20
s23 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 20
s24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 20
s27 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 20
s3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 19
s13 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 19
s28 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 19
s1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 18
s30 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 17
s7 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 16
s9 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 15
s26 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 15
s29 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 13
s32 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 13
Bb 18 15 15 12 15 18 9 6 16 13 16 13 11 17 14 11 15 15 16 6 12 17 5 13 8
Jb 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
104
Contoh perhitungan daya beda
Soal no 1 : D =
-
=
-
= 1 – 1
= 0
Hasil perhitungan daya beda :
Soal Daya Beda Soal Daya Beda
1 Jelek 14 Jelek
2 Cukup 15 Cukup
3 Cukup 16 Cukup
4 Cukup 17 Cukup
5 Cukup 18 Cukup
6 Jelek 19 Jelek
7 Cukup 20 Bik
8 Cukup 21 Cukup
9 Jelek 22 Jelek
10 Cukup 23 Baik
11 Jelek 24 Cukup
12 Cukup 25 Cukup
13 Cukup
105
Angket Uji Coba Instrumen Karakter Siswa
Kelas VI SD Dharma Karya UT
Nama :
Kelas :
Nomor :
A. Petunjuk cara Pengisian :
Isilah identitas anda terlebih dahulu
Bacalah pertanyaan dan pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai
dengan anda dengan cara memberikan tanda checklist () pada kolam
yang telah disediakan
8Keterangan
1 = Tidak Pernah
2 = Kadang-kadang
3 = Sering
4 = Selalu
Selamat mengerjakan
No Pernyataan 1 2 3 4
1
Saya tidak suka apabila teman saya meminjam
barang milik saya
2 Saya tidak membedakan status dan agama dalam
berteman
3 Saya menggunakan bahasa tidak baku ketika
berbica di depan kelas
106
4 Saya berdoa sebelum belajar
5 Saya tidak ingin satu kelompok dengan yang
berbeda agama, suku, dan budaya
6 Pendapat saya adalah pendapat yang paling benar
7 Saya tidak mengerjakan piket
8 Jika saya tidak tahu jawaban saat ulangan saya
akan melihat jawaban teman saya
9 Saya tidak pernah berdoa setelah selesai belajar
10 Saya mendengarkan pendapat teman saya
11 Mendengarkan musik daerah membuat saya
ngantuk
12 Apabila ada teman yang kesulitan dalam belajar
saya akan membantunya
13 Saya selalu mengerjakan piket sesuai dengan
jadwal
14 Saya akan berkata dan bertindak secara benar
meskipun teman-teman saya menjauhi saya
15 Saya beribadah tepat pada waktunya
16 Saya bangga negara Indonesia yang kaya dengan
suku, etnis, dan bahasanya
17 Saya menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan
khidmat ketika upacara hari senin
18 Saya berbohong agar tidak dimarahi oleh guru
107
19 Jika ada masalah di kelas diselesaikan dengan cara
musyawarah
20
Saya menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar ketika melakukan presentasi di depan
kelas.
21
Ketika saya kalah dalam pemilihan ketua kelas,
saya akan memberikan ucapan selamat kepada
ketua kelas terpilih
22 Saya menyanyikan lagu nasional dengan main-
main saat upacara hari senin
23 Saya lebih suka menonton film luar negeri
dibandingkan pertunjukan wayang kulit
24 Saya menghormati petugas-petugas sekolah
25 Saya tidak puas dengan nilai hasil dari mencontek
108
Kunci Jawaban Angket Uji Coba
1) 4 3 2 1
2) 1 2 3 4
3) 4 3 2 1
4) 1 2 3 4
5) 4 3 2 1
6) 4 3 2 1
7) 4 3 2 1
8) 4 3 2 1
9) 4 3 2 1
10) 1 2 3 4
11) 4 3 2 1
12) 1 2 3 4
13) 1 2 3 4
14) 1 2 3 4
15) 1 2 3 4
16) 1 2 3 4
17) 1 2 3 4
18) 4 3 2 1
19) 1 2 3 4
20) 1 2 3 4
21) 1 2 3 4
22) 4 3 2 1
23) 4 3 2 1
24) 1 2 3 4
25) 1 2 3 4
109
Uji Validitas dan Realibilitas Angket
nama Soal Jumlah
Jumlah
siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Kuadrat
s1 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 2 4 3 4 3 3 4 1 4 4 85 7225
s2 3 4 3 4 4 2 3 1 1 4 3 3 3 2 4 1 4 2 4 2 1 4 1 4 2 69 4761
s3 3 4 4 4 4 3 2 4 3 2 3 3 4 3 3 2 2 2 4 3 4 3 1 4 4 78 6084
s4 3 3 1 4 1 3 2 4 3 3 3 2 4 2 4 2 4 4 4 2 2 2 3 4 4 73 5329
s5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 81 6561
s6 4 1 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 2 2 4 4 4 1 81 6561
s7 1 2 2 1 3 1 2 3 2 3 1 2 2 1 3 1 3 2 4 2 1 2 1 3 2 50 2500
s8 3 2 4 1 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 4 2 3 4 4 4 4 3 1 4 4 73 5329
s9 3 2 3 2 3 3 3 2 3 1 2 1 2 1 1 3 1 2 1 1 1 3 2 4 1 51 2601
s10 3 1 4 1 4 3 3 4 3 1 4 1 2 1 1 3 1 2 1 1 1 4 2 4 1 56 3136
s11 3 2 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 4 2 4 4 3 2 4 70 4900
s12 3 4 4 2 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 1 3 4 4 3 4 4 3 3 4 80 6400
s13 2 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 1 83 6889
s14 3 1 3 4 4 3 3 4 3 2 3 2 2 2 3 3 2 4 4 2 4 4 3 2 1 71 5041
s15 3 4 4 2 4 1 4 4 4 4 3 2 4 1 4 1 4 4 4 4 1 3 3 4 1 77 5929
s16 4 4 3 4 4 3 2 4 2 3 4 2 3 2 3 2 3 4 4 2 2 4 4 3 4 79 6241
s17 3 1 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 69 4761
s18 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 2 4 2 1 3 1 2 2 3 1 3 4 72 5184
s19 3 1 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 2 1 2 4 3 3 4 2 1 3 2 2 3 69 4761
s20 3 1 3 4 4 3 3 4 3 2 4 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 3 4 1 73 5329
s21 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 89 7921
110
s22 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 1 83 6889
s23 3 4 4 3 4 3 2 4 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 4 4 81 6561
s24 4 2 4 1 4 3 3 3 3 1 3 4 3 4 4 2 4 3 4 3 4 3 1 4 4 78 6084
s25 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 2 3 1 2 3 2 4 4 3 1 3 4 77 5929
s26 2 4 3 3 4 3 3 3 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 4 3 1 3 1 4 2 63 3969
s27 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 1 2 4 4 2 1 2 4 4 2 2 4 3 2 4 77 5929
s28 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 2 2 4 4 3 4 4 3 3 1 79 6241
s29 1 2 2 1 3 1 2 3 2 3 1 2 3 1 3 1 3 2 4 2 1 2 2 3 2 52 2704
s30 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 2 2 2 2 3 3 4 4 2 2 4 4 4 1 77 5929
s31 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 1 4 4 3 4 4 86 7396
s32 3 2 2 4 3 3 2 3 4 3 2 2 3 1 3 1 3 2 4 2 1 3 1 3 2 62 3844
s33 3 2 3 3 4 1 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 1 59 3481
s34 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 92 8464
s35 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 86 7396
s36 2 3 3 4 2 3 4 3 4 2 3 4 3 1 3 4 3 2 4 2 2 2 3 3 3 72 5184
36 104 107 121 119 133 102 104 127 110 103 108 85 98 81 106 79 102 114 131 95 98 122 83 124 97
R-HIT 0.480 0.562 0.506 0.549 0.366 0.474 0.407 0.603 0.462 0.505 0.488 0.347 0.365 0.749 0.503 0.167 0.381 0.717 0.417 0.522 0.691 0.464 0.353 0.244 0.418 R-KRITIS 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339
STATUS Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid
k 25
Var T 109.2121914
Var B 0.4 1.4 0.6 1.2 0.4 0.6 0.3 0.5 0.9 1 0.7 0.5 0.7 1 0.8 0.7 0.8 0.7 0.8 0.8 1.6 0.5 0.9 0.5 1.7 Σ VAR BUTIR 19.89429012
Alpha C 0.8519
111
SOAL TES PEMAHAMAN NILAI-NILAI PANCASILA
Nama :
Nomor :
Kelas :
A. Petunjuk cara Pengisian :
1. Isilah identitas anda terlebih dahulu
2. Bacalah pertanyaan dan pilihlah salah satu jawaban yang paling anda
anggap benar dengan cara memberikan tanda silang (X) sesuai dengan
pilihan jawaban
3. Selamat mengerjakan
B. Butir-butir soal
1. Bunyi dari sila ke- 4 adalah ….
a. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaaratan perwakilan
b. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
c. Ketuhanan Yang Maha Esa
d. Persatuan Indonesia
2. Nilai kerayataan terdapat pada sila ke …
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
3. Nilai yang terdapat pada sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah ….
a. Nilai Kemanusiaan c. Nilai Demokratis
b. Nilai Keadilan d. Nilai Religius
4. Bunyi dari sila ke-2 adalah ….
a. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaaratan perwakilan
b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
c. Ketuhanan Yang Maha Esa
d. Persatuan Indonesia
112
5. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai ….
a. Nilai Kemanusiaan c. Nilai Demokratis
b. Nilai Persatuan d. Nilai Keadilan
6. Makna dari nilai Kerakyatan adalah ….
a. Cinta dan bangga akan bangsa dan negara Indonesia
b. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan, terutama di bidang
politik, ekonomi, sosial dan budaya
c. Negara adalah untuk kepentingan rakyat
d. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya
cipta, rasa, karsa, dan keyakinan
7. Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala
sesuatu dengan segala sifat-sifatnya yang sempurna dan suci merupakan makna
dari nilai Pancasila pada sila …
a. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaaratan perwakilan
b. Persatuan Indonesia
c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
d. Ketuhanan Yang Maha Esa
8. Bunyi sila terakhir pada Pancasila adalah ….
a. Kemanusiaan yang adil dan beradab
b. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
c. Ketuhanan Yang Maha Esa
d. Persatuan Indonesia
9. Nilai Persatuan terdapat pada sila ke ….
a. 2 b. 3 c. 4 d. 5
10. Makna dari nilai yang terkandung pada sila Kemanusiaan yang adil dan
beradab adalah ….
a. Negara adalah untuk kepentingan rakyat
b. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya
cipta, rasa, karsa, dan keyakinan
113
c. Kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing, tanpa
ada paksaan bagi para pemeluk agama dan kepercayaan
d. Cinta dan bangga akan bangsa dan negara Indonesia
11. Tidak semena-mena terhadap orang lain merupakan contoh dari penerapan sila
.....
a. Ketuhanan yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
12. Nilai Keadilan terdapat pada sila ….
a. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaaratan perwakilan
b. Persatuan Indonesia
c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
d. Ketuhanan Yang Maha Esa
13. Berikut ini yang merupakan perwujudan dari sila pertama Pancasila adalah ?
a. Mengikuti upacara bendera
b. Melakukan kegiatan gotong royong
c. Memaksa teman untuk memeluk agama tertentu
d. Melakukan ibadah sesuai dengan agama yang dipeluk
14. Makna dari nilai yang terkandung pada sila Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia adalah ….
a. Kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing, tanpa
ada paksaan bagi para pemeluk agama dan kepercayaan
b. Negara adalah untuk kepentingan rakyat
c. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan, terutama di bidang
politik, ekonomi, sosial dan budaya
d. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya
cipta, rasa, karsa, dan keyakinan
15. Selalu bermusyawarah dalam mengambil keputusan merupakan contoh dari
penerapan sila ….
114
a. Kemanusiaan yang adil dan beradab
b. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaaratan perwakilan
c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
d. Persatuan Indonesia
16. Kekerasan yang terjadi pada anak merupakan perbuatan yang tidak sesuai
dengan nilai ….
a. Nilai Persatuan c. Nilai Kemanusiaan
b. Nilai Keadilan d. Nilai Religius
17. Sikap yang bertentangan dengan sila pertama adalah ….
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing
b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya
d. Memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
18. Sebagai bangsa Indonesia kita harus selalu cinta terhadap tanah air kita. Hal ini
sesuai dengan sila ….
a. Persatuan Indonesia
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaaratan perwakilan
d. Ketuhanan Yang Maha Esa
19. Sikap yang bertentangan dengan sila ke 5 adalah ….
a. Tidak menerima hasil musyawarah dan tidak menjalankan hasil dari
keputusan yang telah ditetapkan
b. Cinta dan bangga terhadap negara Indonesia
c. Tidak adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban
d. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama
115
20. Tidak menerima hasil musyawarah dan tidak menjalankan hasil dari keputusan
yang telah ditetapkan merupakan hal yang bertentangan dengan nilai Pancasila,
khususnya sila ke ….
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
21. Pada saat ini sering terjadi tawuran antar pelajar di berbagai daerah di
Indonesia. Hal ini bertentangan dengan nilai Pancasila, khususnya sila .....
a. Kemanusiaan yang adil dan beradab
b. Ketuhanan Yang Maha Esa
c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
d. Persatuan Indonesia
116
Kunci Jawaban Soal Tes Penelitian
1. A
2. D
3. D
4. B
5. A
6. C
7. D
8. B
9. B
10. B
11. D
12. C
13. D
14. C
15. B
16. C
17. D
18. A
19. C
20. D
21. D
117
SOAL ANGKET KARKATER SISWA
KELAS VI SD DHARMA KARYA UT
Nama :
Kelas :
Nomor :
A. Petunjuk cara Pengisian :
Isilah identitas anda terlebih dahulu
Bacalah pertanyaan dan pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai
dengan anda dengan cara memberikan tanda checklist () pada kolam
yang telah disediakan
Keterangan
1 = Tidak Pernah
2 = Kadang-kadang
3 = Sering
4 = Selalu
Selamat mengerjakan
No Pernyataan 1 2 3 4
1 Saya tidak suka apabila teman saya
meminjam barang milik saya
2 Saya tidak membedakan status dan agama
dalam berteman
3 Saya menggunakan bahasa tidak baku ketika
berbica di depan kelas
4 Saya berdoa sebelum belajar
5 Saya tidak ingin satu kelompok dengan yang
berbeda agama, suku, dan budaya
118
6 Pendapat saya adalah pendapat yang paling
benar
7 Saya tidak mengerjakan piket
8 Jika saya tidak tahu jawaban saat ulangan
saya akan melihat jawaban teman saya
9 Saya tidak pernah berdoa setelah selesai
belajar
10 Saya mendengarkan pendapat teman saya
11 Mendengarkan musik daerah membuat saya
ngantuk
12 Apabila ada teman yang kesulitan dalam
belajar saya akan membantunya
13 Saya selalu mengerjakan piket sesuai dengan
jadwal
14 Saya akan berkata dan bertindak secara benar
meskipun teman-teman saya menjauhi saya
15 Saya beribadah tepat pada waktunya
16 Saya menyanyikan lagu Indonesia Raya
dengan khidmat ketika upacara hari senin
17 Saya berbohong agar tidak dimarahi oleh guru
18
Jika ada masalah di kelas diselesaikan dengan
cara musyawarah
19
Saya menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar ketika melakukan presentasi di
depan kelas.
20
Ketika saya kalah dalam pemilihan ketua
kelas, saya akan memberikan ucapan selamat
kepada ketua kelas terpilih
21 Saya menyanyikan lagu nasional dengan
119
main-main saat upacara hari senin
22 Saya lebih suka menonton film luar negeri
dibandingkan pertunjukan wayang kulit
23 Saya tidak puas dengan nilai hasil dari
mencontek
120
Kunci Jawaban Soal Angket
1) 4 3 2 1
2) 1 2 3 4
3) 4 3 2 1
4) 1 2 3 4
5) 4 3 2 1
6) 4 3 2 1
7) 4 3 2 1
8) 4 3 2 1
9) 4 3 2 1
10) 1 2 3 4
11) 4 3 2 1
12) 1 2 3 4
13) 1 2 3 4
14) 1 2 3 4
15) 1 2 3 4
16) 1 2 3 4
17) 4 3 2 1
18) 1 2 3 4
19) 1 2 3 4
20) 1 2 3 4
21) 4 3 2 1
22) 4 3 2 1
23) 1 2 3 4
121
Lembar Obseravasi
Karakter Siswa kelas VI Sd Dharma Karya UT
Karakter Indikator Skor
Religius 1. Mengagumi dan mensyukuri diri sebagai makhluk ciptaan
Tuhan.
Toleransi 1. Menghargai pendapat yang berbeda
2. Bekerjasama dengan teman yang berbeda agama, suku
dan etnis dalam kegiatan di kelas maupun di sekolah
Peduli Sosial 1. Menghormati petugas-petugas sekolah.
2. Membantu teman yang sedang memerlukan bantuan
Semangat
Kebangsaan
1. Menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara didepan
kelas
2. Menyanyikan lagu-lagu perjuangan
Cinta Tanah
air
1. Mengagumi kekayaan budaya dan seni di Indonesia
2. Mengagumi keragaman suku, etnis, bahasa sebagai
keunggulan yang hadir di wilayah negara Indonesia
Demokrasi 1. Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman.
2. Menerima kekalahan dalam pemilihan dengan ikhlas.
3. Melaksanakan kegiatan yang dirancang oleh teman yang
menjadi pemimpinnya
Jujur 1. Mengatakan sesuatu yang benar walaupun itu pahit
2. Menghindari perbuatan menipu, menyontek, plagiat, atau
mencuri
122
Hasil Obseravasi
Karakter Siswa kelas VI SD Dharma Karya UT
No Nama
Siswa
Reli
gius Toleransi
Peduli
Sosial
Semangat
Kebangsa
an
Cinta
Tanah
Air
Demokrasi Jujur
1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 1 2
1 s1 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4
2 s2 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 4 3 4 4
3 s3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3
4 s4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3
5 s5 4 2 4 3 2 3 4 2 3 2 2 3 4 3
6 s6 3 3 3 3 3 2 4 3 2 4 3 3 3 4
7 s7 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4
8 s8 3 3 4 3 3 3 3 5 3 3 2 4 3 4
9 s9 3 3 2 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3
10 s10 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
11 s11 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4
12 s12 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2 4 2 3
13 s13 3 3 3 3 4 2 4 4 2 3 3 2 3 3
14 s14 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4
15 s15 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4
16 s16 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4
17 s17 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 2 4 3
18 s18 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 3
19 s19 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3
20 s20 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4
21 s21 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4
22 s22 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3
23 s23 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3
24 s24 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3
124
DAFTAR WAWANCARA
DENGAN KEPALA SEKOLAH SD DHARMA KARYA UT
TENTANG KARAKTER SISWA KELAS VI SD DHARMA
KARYA UT
Pewawancara : Aprilliyani
Responden : Bapak Drs. Warjoko, MM
Jabatan : Kepala Sekolah
Tempat : SD Dharma Karya UT
Hari/Tanggal : Jumat, 1 April 2016
Waktu : 08.00 s.d. selesai
1. Bagaimana karakter siswa siswi SD Dharma Karya UT ?
Jawab : Mayoritas karakter siswa siswi SD Dharma Karya UT sudah cukup
baik, terutama untuk kelas 6 karena mereka sudah menjalani program
sekolah yang membentuk karakter selama 6 tahun meskipun masih ada
yang kurang namun itu sangat sedikit.
2. Bagaimana cara menerapkan pendidikan karakter di SD Dharma Karya UT ?
Jawab : Setiap guru harus memiliki karakter yang baik pula, karena sebelum
kita menerapkan pendidikan karakter kepada peserta didik kita harus
terlebih dahulu memiliki karakter yang agar peserta didik dapat
meniru karakter tersebut. Kemudian melalui mata pelajaran yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter ada juga program-program
yang membentuk karakter peserta didik misalnya GDS (gerakan
Disiplin Siswa) yang akan membentuk karakter disiplin siswa, Laskar
Hijau yang akan membentuk karakter peduli lingkungan, kegiatan
sholat dhuha, berdoa sesudah dan sebelum belajar, ditambah lagi
ruang agama yang selalu digunakan saat pelajaran agama dan waktu
125
sholat dzuhur sehingga menggambarkan karakter religius, kegiatan
upacara, pramuka, , kegiatan Ektrakulikuler
3. Bagaimana cara menangani anak yang mempunyai karakter yang tidak baik ?
Jawab : Dengan memberikan nasihat, pengarahan serta bimbingan serta terus
memberikan contoh & pembiasaan karakter yang baik kepada anak
tersebut.
4. Bagaimana hubungan penanaman karakter kepada siswa dengan bidang studi
Pendidikan Kewarganegaraan ?
Jawab : Setiap mata pelajaran selalu kami hubungkan dengan penanaman nilai
karakter. Namun pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memang
memunyai ciri dalam pembentukan karakter karena banyak karakter”
yang diajarkan pada mata pelajaran tersebut sepeti cinta tanah air,
semangat kebangsaan dan lain sebagainya. Penanaman nilai karakter
pada mata pelajaran PKn dilakukan dengan memberikan pemahaman
tentang nilai-nilai karakter serta memberikan pengalaman tentang
nilai-nilai nilai karakter seperti mengemukakan pendapat seccara
bebas dan bertanggung jawab, kemudian memberikan keteladan
dengan perilaku yang berkarakter, membiasakan siswa untuk
mencerminkan nilai-nilai karakter yang baik, dan sesekali
memberikan penghargaan bagi siswa yang berkarakter baik seperti
memberi pujian dan memberikan peringatan bagi siswa yang
perilakunya tidak mencerminkan karakter yang baik.
5. Bagaimana cara pengimplementasian nilai-nilai Pancasila di SD Dharma
Karya UT ?
Jawab : Salah satunya melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaan
karena salah satu ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan adalah Pancasila sehingga diharapkan siswa dapat
memperoleh pengetahuan tentang Pancasila dan nilai-nilai yang ada
126
di dalamnya sehingga mereka dapat mengimplementasikannya
dengan baik. Selain itu penanaman nilai-nilai Pancasila sudah
diterapkan di Sekolah ini sejak kelas 1 baik berupa contoh sikap yang
mencerminkan nilai-nilai Pancasila, nasihat guru kepada murid,
menanamkan sikap disiplin kepada siswa
127
DAFTAR WAWANCARA
DENGAN WALI KELAS SD DHARMA KARYA UT
TENTANG KARAKTER SISWA KELAS VI SD DHARMA
KARYA UT
Pewawancara : Aprilliyani
Responden : Ibu Dra. Endah Suwarni
Jabatan : Wali Kelas VI-2
Tempat : SD Dharma Karya UT
Hari/Tanggal : Jumat, 1 April 2016
Waktu : 09.30 s.d. selesai
1. Bagaimana karakter siswa/siswi kelas VI SD Dharma Karya UT ?
Jawab: Alhamdulillah karakter siswa/siswi kelas VI-2 sudah semakin baik
dibangkan saat awal masuk tahun ajaran baru mereka sudah lebih
baik.
2. Apakah Bapak/Ibu guru menanamkan nilai-nilai karakter secara
berkelanjutan? Bagaimanakah hal tersebut dilakukan?
Jawab: Iya, Saya menanamkan nilai karakter secara berkelanjutan ,hal
tersebut saya lakukan dengan cara mengajaak siswa untuk selalu
jujur, religius, tanggung jawab, sopan, santun, toleransi dan lain -
lain dalam setiap kali pertemuan mata pelajaran yang saya ampu,
mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Kalau
ada yang bisa saya sisipi nilai -nilai karakter ya saya sisipi, tapi ada
juga dalam materi pembelajaran tersebut sudah mengandung nilai-
nilai kebaikan.
3. Apakah Bapak/Ibu guru memberikan motivasi kepada siswa agar
berkarakter? Bagaimanakah hal tersebut dilakukan?
Jawab: Iya saya memberikan motivasi kepada siswa agar berkarakter,
maksudnya agar siswa mau melakukan tindakan yang baik-baik,
128
jadi siswa tidak hanya tau tapi juga mau melakukan hal tersebut.
Hal tersebut saya lakukan dengan memberi contoh-contoh nilai-
nilai moral yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
4. Apakah strategi yang Bapak/Ibu guru gunakan dalam penanaman nilai-
nilai karakter?
Jawab: strategi yang saya gunakan dalam menanamkan nilai -nilai karakter
yaitu misalnya dengan memberikan contoh dalam perilaku,
misalanya contoh -contoh yang baik yang harus dilakukan bagi
yang tidak baik ya jangan dilakukan, dengan menciptakan suasana
belajar yang aktif, kondusif, dan kontekstual atau nyata dalam
masyarakat misalnya dengan mendiskusikan masalah-masalah
yang ada dalam masyarakat.
5. Upaya apakah yang Ibu lakukan sehingga penanaman nilai-nilai karakter
melalui mata pelajaran PKn mendapatkan hasil yang maksimal?
Jawab: Memberikan teladan, dan memberi contoh tentang apa yang saya
ucapkan. Saya juga akan selalu belajar sebagai pertanggungan
jawab saya sebagai guru yang tersertifikasi. Berusaha membuat
kelas aman, nyaman dan menyenangkan dengan menggunakan
media yang tersedia dan metode pembelajran yang tepat.
Menambah wawasan siswa dengan menyuruh siswa mencari
info/berita dimedia massa seperti televisi, koran, dan internet
tentang masalah -masalah yang berkembang dalam masyarakat
untuk pembelajaran karakter siswa.
6. Apakah sebelum pembelajaran dimulai di awali dengan berdoa dan di
akhir pembelajaran ditutup dengan doa? Bagaimana suasana kelas saat
berdoa?
Jawab: Setiap pembelajaran selalu diawali dengan berdoa dan ditutup
dengan berdoa dengan harapan ilmu yang didapat bisa bermanfaat
dan berguna bagi siswa, yang mimpin berdoa ya siswa dengan
sistem acak tapi biasanya pengurus kelas yang memimpin, suasana
berdoa tenang.
129
7. Bagiamanakah Bapak/Ibu guru mengajak siswa untuk taat dan rajin
beribadah?
Jawab: saya mengajak siswa untuk beribadah sesuai dengan agamanya,
contohnya ketika jam 12 siang siswa muslim diarahkan untuk
sholat berjamaah dimasjid dan siswa yang berragama lain
diarahkan untuk memasuki ruang ibadah sesuai dengan agamanya
masing-masing. Sedang untuk siswa perempuan muslim yang
sedang berhalang diarahkan agar berada di dalam kelas dan tidak
berisik.
8. Bagaimankah Bapak/Ibu guru dalam mengajak siswa untuk berperilaku
dan bersikap jujur?
Jawab: saya mulai dari hal kecil seperti ketika mereka mengerjakan
latihan, mereka tidak diperbolehkan untuk mencontek ataupun
melihat buku. Hal ini dilakukan agar mereka terbiasa ketika ujian,
mereka tidak bergantung pada contekan,
9. Bagaimanakah Bapak/Ibu guru mengajak siswa untuk berperilaku dan
bersikap toleransi?
Jawab: caranya yaitu dengan memberikan himabuan atau pengetahuan
pada Indonesia itu terdiri dari beraneka ragam suku,budaya, dan
agama, seperti sekolah ini yang terdiri dari beraneka ragam
suku,budaya, dan agama sehingga mereka harus memiliki sikap
toleransi. Cara lainnya dengan mereka diskusi, kerja kelompok,
toleransi beragama dan berteman, tidak menyinggung orang lain.
10. Bagaimanakah Bapak/Ibu guru menanamkan nilai semangat kebangsaan
dan cinta tanah air kepada siswa?
Jawab: semangat kebangsaan dan cinta tanah air merupakan ciri mata
pelajaran PKn, cara saya menanamkan nilai semangat kebangsaan
dan cinta tah air kepada siswa yaitu dengan mengajak siswa untuk
ikut upacara bendera setiap hari senin, upacara-upacara hari
nasional atau yang memperingati pahlawan-pahlawan, selaian itu
saya juga mengajak siswa untuk memajang gambar-gambar
130
pahlawan, pancasila, dan presidan wakil presiden di dinding kelas,
dan berpartisipasi sesuai kemampuan kita misalnya siswa tugasnya
belajar, selain itu dalam materi pelajaran sendiri ada proklamasi,
dan norma -norma.
11. Bagaiamanakah Bapak/Ibu guru mengajak siswa untuk berani
mengemukakan pendapat?
Jawab: Saya memberikan motivasi kepada siswa untuk percaya diri bahwa
apa yang dalam hati atau unek-unek itu harus serta memberikan
penghargaan kepada siswa yang berani berbicara, membuat
suasana belajar yang menyenangkan, menciptakan kedekatan
antara saya dengan siswa, jadi ketika saya dekat dengan siswa
maka siswa akan cenderung berani.
12. Bagaimanakah Bapak/Ibu guru mengajak siswa untuk bermusyawarah dan
mufakat?
Jawab: saya mengajak siswa untuk musyawarah dan mufakat dengan
mengajak siswa berdiskusi, kerja kelompok misalnya dulu saat
pemilihan ketua kelas maka diadakan musyawarah, saya juga
sering memberikan contoh bermusyawarah misalnya saya
bermusyawarah dengan siswa untuk menentukan waktu ulangan.
13. Bagaimanakah Bapak/Ibu guru menanamkan kebebasan berpendapat
kepada siswa?
Jawab: Saya menanamkan kebebasan berpendapat dengan cara
memberikan semacam keleluasaan mempersilahkan apa yang
kurang sependapat atau kurang berkenan dihati siswa maka harus
dikeluarkan tapi harus sesuai dengan nilai-nilai atau aturan-aturan
yang berlaku. Misalnya kalau mau berpendapat tunjuk jari dulu dan
mulai berpendapat ketika sudah diberi kesempatan untuk berbicara,
dan tidak berebut.
14. Bagiamanakah Bapak/Ibu guru mengajak siswa untuk peduli sosial?
Jawab: Setiap hari selasa ada iuran DANSOS (dana sosial) yang
digunakan untuk menjenguk teman yang sakit atau mengalami
131
musibah sekaligus melatih sikap peduli sosial siswa. Selain itu juga
memberikan arahan kepada siswa untuk selalu menolong orang
yang sedang kesusahan.
15. Apakah Bapak/Ibu guru mengingatkan dan menghimbau nilai-nilai
karakter yang diperoleh siswa untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari?
Jawab: iya saya mengingatkan dan menghimbau siswa agar karakter
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari hal tersebut saya lakukan
disetiap pembelajaran dan biasanya di akhir pembelajaran, dengan
memberikan himbauan, motivasi dan contoh, jangan sampai guru
menyuruh tapi malah tidak melakukan, guru digugu lan ditiru hal
tersebut yang saya pegang.
132
DAFTAR WAWANCARA
DENGAN SISWA KELAS VI-2 SD DHARMA KARYA UT
TENTANG KARAKTER SISWA KELAS VI SD DHARMA
KARYA UT
Pewawancara : Aprilliyani
Responden : Siswa Kelass VI
Tempat : SD Dharma Karya UT
Hari/Tanggal : Senin, 4 April 2016
Waktu : 10.00 s.d. selesai
1. Apakah materi pembelajaran yang diberikan oleh Bapak/Ibu guru berisi nilai-
nilai karakter?
Siswa 1 : iya selalu berisi nilai-nilai kebaikan
Siswa 2 : tentu saja
Siswa 3 : Iya
2. Apakah sebelum dan sesudah pembelajaran kalian berdoa? Siapakah yang
memimpin berdoa? Bagaimana suasana kelas saat berdoa?
Siswa 1: Iya , ketua kelas, tenang tapi kadang ada beberapa yang bercanda
Siswa 2 : Iya, Ketua kelas, suasananya hening karna tidak ada yang bermain
saat berdoa tapi kadang” ada beberapa yng bercanda
Siswa 3 : Iya ketua kelas, kadang tenang kadang ada yang bercanda
3. Bagaimanakah cara kalian menunjukkan nilai kejujuran pada saat
pembelajaran?
Siswa 1 : Iya, ketika mengerjakan latihan kami tidak boleh mencontek
Siswa2 :Ketika mengerjakan latihan atau ulangan kami tidak boleh
mencontek, jika menemukan uang langsung melaporkan ke Ibu
Guru
133
Siswa 3 : Berceramah tentang nilai kejujuran
4. Bagaimanakah cara kalian menujukkan nilai toleransi ?
Siswa 1 : Dengan menjaga kerukunan antar teman, dan menghormati orang
lain
Siswa 2 : Mengajak kami untuk selalu menjaga kerukunan, menghormati
orang lain, tidak boleh mengejek satu sama lain.
Siswa 3 : Beceramah untuk selalu rukun dengan teman
5. Bagaimanakah cara kalian menunjukkan nilai semangat kebangsaan dan cinta
tanah air?
Siswa 1 : Dengan cara ikut upacara, mengenal dan memiliki semangat
kepahlawanan, menjaga dan melestarikan budaya bangsa
Siswa 2: Mengikuti upacara dengan tertib, bangga dengan budaya Indonesia
dan menggunakan produk dalam negeri
Siswa 3 ; Bangga dan bersemangat karena kita berkebangsaan indonesia
6. Apakah kalian selalu menghormati Bapak/Ibu guru? dengan cara apa?
Siswa 1 : Kami hormat kepada siapa saja apalagi kepada guru, salim ketika
bertemu
Siswa 2 : Iya karena saat berrtemu kami mengucapkan salam, berkata sopan,
dll.
Siswa 3 : Iya dengan tidak memotong pembicaraan guru
7. Apakah kalian selalu menghormati petugas-petugas sekolah ? dengan cara apa?
Siswa 1 : Iya, dengan bersikap ramah kepada petugas sekolah
Siswa 2 : Iya, berkata permisi saat OB sedang mengepel, berterima kasih saat
satpam menolong kita menyebrang jalan
Siswa 3 : Iya dengan bersikap sopan dan membantu membersihkan kelas
dengan cara piket untuk meringkan beban mereka
134
8. Bagaimanakah Bapak/Ibu guru menanamkan keberanian untuk
mengemukakan pendapat kepada kalian?
Siswa 1: Ibu guru memberikan motivasi kepada kita agar kita mau
mengemukakan pendapat saat diskusi dan tanya jawab.
Siswa 2 : Dengan memberikan motivasi dengan berkata ”tidak apa-apa salah
asalakan sudah mengemukakan pendapat itu, belum tentu saja orang
lain berani”
Siswa 3 : Memberikan ceramah
9. Apakah kalian sering melakukan musyawarah dan mufakat dalam mengambil
keputusan? Jelaskan contoh konkritnya!
Siswa 1: ya kami sering musyawarah baik di sekolah ataupun saat di rumah,
musayawarah dalam pemiihan ketua kelas dalam bermain kami juga
sering musyawarah
Siswa 2 : Musayawarah dalam pemiihan ketua kelas, pengambilan keputusan
Siswa 3 : Ya berrmusyawarah ketika pemilihan ketua dan wakil ketua keals
10. Apakah yang kalian lakukan ketika ada teman yang sedang mengalami
musibah?
Siswa 1 : Menolongnya
Siswa 2 : Menolong semampu kita dan terus menyemangatinnya
Siswa 3 : Membantunya
135
Uji Normalitas Tes Pemahaman Nilai-nilai Pancasila
NO X F P = F/n ∑ P FX Z ɸ T = ɸ - ∑P
1 57 1 0.028 0.028 57 -2.40 0.0082 -0.020
2 62 2 0.056 0.083 124 -1.94 0.0261 -0.057
3 67 2 0.056 0.139 134 -1.48 0.0749 -0.064
4 71 2 0.056 0.194 142 -1.08 0.1401 -0.054
5 76 3 0.083 0.278 228 -0.65 0.2578 -0.020
6 81 6 0.167 0.444 486 -0.20 0.4207 -0.024
7 86 7 0.194 0.639 602 0.26 0.6028 -0.036
8 90 5 0.139 0.778 450 0.63 0.7357 -0.042
9 95 6 0.167 0.944 570 1.09 0.8621 -0.082
10 100 2 0.056 1.000 200 1.55 0.9394 -0.061
∑
FX=2993
Ẋ = ∑
∑ s = √
∑
{
∑
}
Z =
=
= √
{
}
= 83,13 = √ –
= √
= 10,9
Dari tabel terlihat harga Tmaks= -0,020
T = ɸ - ∑ , T memiliki harga mutlak.
Kriteria pengujian :
Taraf signifikan 0,05 pada tabel nilai uji lillyfors T (ɸ)(36) = √ = 6
Tabel lillyfors : 0,88,
T tabel =
= 0,148
Tolak H0 jika T > 0,148 dan terima Ho dierima jika T ≤ 0,148
Keputusan : pada taraf signifikan 0,05, Ho ditolak maka populasi berdistribusi
normal.
136
Uji Normalitas Angket Karakter Siswa SD Dharma Karya UT
NO Y F P = F/n ∑ P ∑ FY Z ɸ T = ɸ - ∑P
1 68 1 0.028 0.028 68 -2.258 0.0122 -0.016
2 72 5 0.139 0.167 360 -1.613 0.0537 -0.113
3 75 1 0.028 0.194 75 -1.129 0.1314 -0.063
4 76 1 0.028 0.222 76 -0.968 0.1685 -0.054
5 78 1 0.028 0.250 78 -0.645 0.2611 0.011
6 79 3 0.083 0.333 237 -0.484 0.3156 -0.018
7 80 3 0.083 0.417 240 -0.323 0.3745 -0.042
8 82 4 0.111 0.528 328 0.000 0.5 -0.028
9 83 2 0.056 0.583 166 0.161 0.5635 -0.020
10 84 2 0.056 0.639 168 0.323 0.6255 -0.013
11 85 1 0.028 0.667 85 0.484 0.6844 0.018
12 86 1 0.028 0.694 86 0.645 0.739 0.045
13 87 4 0.111 0.806 348 0.806 0.7881 -0.017
14 88 3 0.083 0.889 264 0.968 0.8315 -0.057
15 89 2 0.056 0.93944 178 1.129 0.8686 -0.076
16 90 1 0.028 0.972 90 1.290 0.9015 -0.071
17 92 1 0.028 1.000 92 1.613 0.9463 -0.054
∑ 1394 36 2939
Ẋ = ∑
∑ s = √
∑
{
∑
}
Z =
=
= √
{
}
= 81,63 = √ –
= √
= 6,2
Dari tabel terlihat harga Tmaks= 0,045
T = ɸ - ∑ , T memiliki harga mutlak.
Kriteria pengujian :
Taraf signifikan 0,05 pada tabel nilai uji lillyfors T (ɸ)(36) = √ = 6
Tabel lillyfors : 0,886, T tabel =
= 0,148
137
Tolak H0 jika T > 0,148 dan terima Ho dierima jika T ≤ 0,148
Keputusan : pada taraf signifikan 0,05, Ho ditolak maka populasi berdistribusi
normal.
138
Uji Liniearitas Penelitian
Pemahaman Nilai-nilai Pancasila dengan Karakter siswa kelas VI SD
Dharma Karya UT
siswa x y x2 y2 xy
s1 86 87 7347 7561 7453
s2 62 84 3832 7005 5181
s3 95 80 9070 6470 7660
s4 76 72 5805 5147 5466
s5 67 67 4444 4542 4493
s6 67 72 4444 5147 4783
s7 86 88 7347 7752 7547
s8 86 72 7347 5147 6149
s9 57 83 3265 6824 4720
s10 90 86 8186 7374 7769
s11 95 84 9070 7005 7971
s12 62 72 3832 5147 4441
s13 81 72 6553 5147 5807
s14 86 82 7347 6646 6988
s15 71 78 5102 6125 5590
s16 90 87 8186 7561 7867
s17 86 80 7347 6470 6894
s18 81 82 6553 6646 6599
s19 71 76 5102 5789 5435
s20 100 92 10000 8536 9239
s21 100 87 10000 7561 8696
s22 95 88 9070 7752 8385
s23 90 84 8186 7005 7572
s24 81 79 6553 6296 6423
s25 86 82 7347 6646 6988
s26 86 80 7347 6470 6894
s27 90 90 8186 8139 8163
s28 95 87 9070 7561 8282
s29 81 89 6553 7944 7215
s30 76 82 5805 6646 6211
s31 81 79 6553 6296 6423
s32 95 89 9070 7944 8489
s33 95 88 9070 7752 8385
s34 81 75 6553 5625 6071
s35 76 79 5805 6296 6046
139
s36 90 83 8186 6824 7474
e 2995 2936 253537 240795 245771
140
Perhitungan Uji Liniearitas Penelitian
Pemahaman Nilai-nilai Pancasila dengan Karakter siswa kelas VI SD
Dharma Karya UT
a = ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑
=
=
=
= 52,914
b = ∑ ∑
∑ ∑
=
=
=
= 0,345
JK (T) = ∑ = 241.126
JK (a) = ∑
=
= 239.780,54
JK (
= b (∑
∑ ∑
)
= 0,345 {245.942 -
}
= 0,345 (245.942 – 24448,33)
= 0,345 (1493,7)
=515,2
141
JK (s) = JK (T) - JK (a) - JK
= 241.126 - 239.780,54 - 515,2
= 830,18
142
Uji Hipotesis
Pemahaman Nilai-nilai Pancasila dengan Karakter siswa kelas VI SD
Dharma Karya UT
Setelah keseluruhan data dihitung maka dapat diketahui N= 36, ∑ X = 2.995, ∑
Y= 2.936, ∑X2 =
253.537, ∑ Y2= 240.795, ∑ XY = 245.771, maka dapat di cari
indeks korelasina dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut :
rxy =
√[ ][ ]
=
√[( ) ][( ) ]
=
√[ ][ ]
=
√
=
√
=
= 0,71
Dengan memberikan tabel “r” product moment ternyata df sebesar
34 sehingga diperoleh rtebel
padda taraf signifikan 5 % adalah 0,33. Dengan
demikian hasil yang diperoleh adalah rhitung
≥rtebel
(rhitung
0,71 ≥ rtebel
5%=0,33) yang artinya rhitung
lebih besar dari rtebel
.. Dengan demikian hasil
pengujian terhadap koefisien korelasi yang dihasilkan dari perhitungan dapat
dismpulkan bahwa rxy = 0,71 adalah signifikan dan mempunyai hubungan yang
kuat.
146
149
151
PROFIL PENULIS
Aprilliyani. Penulis lahir di Tangerang tanggal 6 April
1994. Putri kedua dari 2 bersaudara. Penulis sekarang
bertempa ttinggal di KAV DKI Blok 55 no 31 RT 03 RW
010, Meruya Utara, Kembangan Jakarta Barat. Pada tahun
1999-2005 penulis mengenyam pendidikan sekolah dasar
di SDI Al Ihsan Jakarta Barat. Penulis melanjutkan
pendidikan di SMPI Al Ihsan pada tahun 2005-2008 .
Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMKN
13 Jakarta Barat Jurusan Pemasaran pada tahun 2008-2011
.Pada tahun 2012 penulis rnelanjutkan studi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dengan memilih Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan mengambil program
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah PGMI. Penulis
merasakan perubahan yang besar saat menjalani pendidikan di PGML .Pengalaman yang didapat
membuat penulis menjadi sosok yang lebih berguna bagi orang lain. Penulis mengikuti kegiatan
ekstra kampus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dimana ihnu dan kehidupan
dirasakan sangat berkaitan dan harus menjadi pribadi yang sadar dalam melihat kesenjangan. Di
PGMI, penulis mendapatkan siraman ilmu dari dosen yang begitu sarat akan nasihat, itu
membuat penulis menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, penulis juga mendapatkan teman-
teman terbaik yang setiap harinya memberikan energi positif untuk diri sendiri maupun orang lain.