Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan
-
Upload
herawati-budiman -
Category
Documents
-
view
255 -
download
0
Transcript of Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 1/36
1
PELANGGARAN DILAPANGANArifin Ahmad, Bari Dahwan, Taat, Zaenal Mufti
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Sains Al Qur¶an Wonosobo
A. Pendahuluan
Jasa konstruksi merupakan salah satu problematika dalam perkembangan
hukum di Indonesia yang menuntut keteraturan hukum dikarenakan kompleksitas
persoalannya. Persoalan-persoalan yang kompleks tersebut menyangkut peranan
berbagai subjek hukum dalam proses pelaksanaan jasa konstruksi. Kecenderungan
untuk melakukan penyimpangan di dalam persoalan jasa konstruksi atau pada
proyek-proyek pengadaan barang dan jasa di Indonesia menjadi sesuatu yang patut
dicermati. Selain itu, pengenaan hukum yang tepat dalam penyelesaian sengketa
jasa konstruksi menjadi titik tolak utama bagaimana penyidik, jaksa penuntut
umum, dan hakim di Indonesia menerapkan ketentuan-ketentuan hukum yang
berkaitan dengan masalah jasa konstruksi.
Permasalahan dalam jasa konstruksi bukan hanya pada saat pelaksanaannya
saja, namun juga pada pra pelaksanaan yang meliputi pembebasan tanah, perizinan,
lingkungan masyarakat dan lain-lain. Permasalahan yang terjadi tersebut sering kali
memicu terjadinya pelanggaran.
B. Pembahasan
1. Bentuk pelanggaran yang terjadi
1.1. Pelanggaran IMB
Bisa dikatakan pelanggaran IMB di Indonesia cukup membuat
kepala kita bergedek dan membuat kita merenung. Inikah hukum dan
aturan di negeri kita tercinta ini?. Masyarakat umum bila mengetahui hal
ini, sebagian serentak menutup mata. Seakan tak tahu apa-apa.
Sedangkan yang merasa dirugikan, tidak jelas nasib mereka akan bergulir
kemana.
Menurut Widiyo, pelanggaran IMB tidak sekadar merugikan
negara dalam hal pengurangan pajak atau retribusi. Akan tetapi,
pembangunan yang tidak sesuai IMB memicu perusakan tata ruang.
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 2/36
2
Sebuah rumah tinggal yang tiba-tiba di renovasi menjadi rumah toko,
misalnya, selain melanggar IMB, kemungkinan juga melanggar
peruntukan kawasan.
Secara kasat mata terlihat bahwa fungsi bangunan sebagai tempat
tinggal yang berubah menjadi bangunan lain tanpa izin, apalagi berubah
fungsi, akan mengubah aktivitas di dalamnya. Dipastikan akan ada
perubahan eksploitasi air, penutupan lahan untuk perluasan bangunan,
atau penggunaan badan jalan untuk tempat parkir. Baik tata sosial
masyarakat maupun tata ruang fisik kota pun bisa rusak.
Banyak kasus yang berhubungan dengan pelanggaran pembuatan
IMB maupun pelaksanaannya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa
faktor yaitu:1.1.1. Faktor Peraturan Perundang-undangan : Lemahnya Aspek
Sosiologis dalam Peraturan Daerah Tentang IMB
Peraturan Daerah tentang IMB sebagai suatu bentuk
peraturan hukum tertulis, dibuat untuk menegakkan perilaku dalam
mendirikan bangunan hanya dapat berfungsi secara efektif apabila
memenuhi tiga syarat yang menurut Satjipto Rahardjo (2000)
adalah :
a. Syarat filosofis, yaitu bahwa hukum dapat memberikan
keadilan bagi masyarakat yang dijadikan sasarannya. Tidak
boleh suatu hukum menimbulkan diskriminasi terhadap
beberapa individu atau kelompok masyarakat tertentu.
b. Syarat yuridis lebih menekankan pada segi kepastian
hukumnya. Kepastian hukum merupakan suatu ukuran/derajat
yang menentukan ketegasan atau kejelasan dari suatu
ketentuan hukum tentang hak dan kewajiban orang/badan
hukum (subyek hukum) dalam kehidupan masyarakat, tentang
apa-apa tindakan yang dapat dilakukan oleh aparat penegak
hukum terhadap perbuatan yang melawan hukum dan terhadap
pelakunya, dan lain-lain. Adanya kepastian hukum tersebut
dapat diukur dari ada atau tidaknya peraturan hukum itu
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 3/36
3
sendiri serta sinkronisasi dengan peraturan hukum yang ada di
atasnya.
c. Syarat sosiologis, yaitu bahwa suatu hukum dapat berfungsi
apabila norma-norma yang masih bersifat abstrak seperti yang
termuat dalam pasal-pasalnya diimplementasikan oleh para
pelaksananya baik masyarakat maupun aparat penegak
hukumnya.
Dalam kaitannya dengan permasalahan pada tidak
efektifnya Peraturan Daerah dalam mendisiplinkan masyarakat
untuk memohonkan ijin sebelum membangun bangunan, ketiga
syarat tersebut belum terpenuhi seluruhnya, khususnya dalam hal
ini syarat sosiologis.Dalam hal syarat sosiologis, Peraturan Daerah yang
berkaitan dengan IMB ternyata belum dapat diimplementasikan
dengan baik oleh aparat pelaksananya dan masyarakat itu sendiri.
Penyebab utamanya adalah belum tersosialisasinya perda IMB
tersebut kepada masyarakat dengan jelas dan tegas, hal ini
menyebabkan keragu-raguan masyarakat yang mengajukan IMB
baik berkaitan perlu atau tidaknya serta berkaitan biaya dan
prosedur.
1.1.2. Faktor Aparat : Petugas Pelayanan IMB dan Satpol PP sebagai
Lembaga Penegakan Hukum Perda IMB Belum Berfungsi secara
Optimal
Lembaga penegakan hukum ( Legal Structure) merupakan
salah satu unsur yang cukup penting terlaksananya upaya
penegakan hukum. Lembaga penegakan hukum tidak hanya berupa
lembaga peradilan (kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan) tetapi
juga lembaga non peradilan, tidak juga hanya lembaga penegakan
hukum yang represif saja tetapi juga preventif, dan tidak juga
hanya lembaga penerapan sanksi tetapi juga lembaga pengawasan.
Ketiga lembaga tersebut harus menjalankan fungsinya
masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 4/36
4
Apabila ketiga tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan
baik/sesuai peraturan perundang-undanagan maka upaya
penegakan hukum terhadap Perda IMB tidak akan berhasil
optimal. Dengan kata lain, fungsi lembaga penegak hukum yang
lemah menyebabkan proses implementasi Pemberian IMB menjadi
terganjal. Lemahnya fungsi lembaga penegak hukum Perda
disebabkan oleh beberapa faktor, khususnya faktor aparatnya atau
faktor sarana dan prasarana penunjang berfungsinya lembaga
penegak hukum.
a. Faktor aparat penegak hukum
Faktor aparat penegak hukum sangat penting
peranannya karena merekalah yang ditugaskan oleh peraturan perundang-undangan untuk melakukan tindakan terhadap para
pelanggaran perda IMB. Aparat penegak hukum yang tidak
profesional menyebabkan penegakan hukum tidak mencapai
sasaran. Hal ini dapat diuraikan menurut fungsi lembaga
masing-masing.
y Satpol PP sebagai aparat penerap sanksi yang kurang
profesional menjadi kendala berfungsinya lembaga
penerap sanksi dalam mendukung terwujudnya
implementasi pemberian IMB.
Beberapa tindakan yang kurang mencerminkan
kurangnya profesionaslisme aparat penerap sanksi antara
lain :
Kelambanan dalam penjatuhan sanksi.
Kelambanan dalam penjatuhan sanksi
mengakibatkan efektifitas sanksi menjadi lemah.
Selain itu juga dapat berakibat masyarakat menjadi
tidak percaya sehingga wibawa perda IMB maupun
Pemerintah Kabupaten sebagai penegaknya
mengalami kemerosotan. Beberapa indikator yang
menunjukkan kelambanan lembaga penerap sanksi
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 5/36
5
dalam menjatuhkan hukuman disiplin kepada para
Pelanggar Perda dapat dilihat dari maraknya kasus
pelanggaran yang tidak ditindak.
Penjatuhan sanksi yang tidak setimpal.
Sebagaimana diketahui bahwa terhadap setiap
bentuk pelanggaran akan dikenakan sanksi oleh
Pemerintah daerah sebagai pejabat yang berwenang
menghukum agar menjadi jera. Dalam hal ini bila
perlu digunakan teori penghukuman secara absolut
yaitu membuat jera pelaku.
Dalam rangka menegakkan Perda IMB maka
ketentuan itu sendiri harus benar-benar dapat
dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh
Pemerintah daerah selaku pejabat yang berwenang.
Tidak melaksanakan ketentuan itu, sama halnya
dengan tidak berbuat apa-apa terhadap pelanggaran
yang telah terjadi, sama pula artinya telah
membiarkan berlangsungnya pelanggaran .
Membiarkan berlangsungnya pelanggaran
adalah juga tidak berdisiplin. Hal ini menjadi faktor
penyebab menurunnya disiplin masyarakat dalam
memohon ijin IMB.
y Lembaga pengawasan, aparat pengawas yang kurang
profesional menjadi kendala berfungsinya lembaga
Penegak Hukum Perda dalam mendukung
terwujudnya Implementasi Pemberian IMB guna
kesejahteraan masyarakat. Padahal Semua pihak dewasa
ini bertekad untuk menyempurnakan dan lebih
mendayagunakan aparatur pemerintah dan aparatur
pembangunan guna menciptakan aparatur yang bersih,
berwibawa, dan berkemampuan ³ good governance.
Semua pihak juga bertekad untuk lebih meningkatkan
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 6/36
6
secara lebih terpadu pengawasan dan langkah-langkah
penindakannya. Hal ini mengandung pengertian bahwa
masih terdapat aparatur yang kurang berwibawa, dan
kurang berkemampuan serta belum terpadunya
pengawasan serta belum nyatanya langkah-langkah
penindakannya. Setiap pimpinan semua satuan organisasi
pemerintah, merupakan aparatur negara, abdi negara yang
bertindak sebagai aparatur fungsional pengawasan, sedang
di lain pihak (selebihnya) terdapat Pegawai Negeri Sipil,
aparatur negara, abdi negara sebagai kelompok aparat
yang diawasi. Meskipun demikian pada hakikatnya semua
Pegawai Negeri Sipil merupakan pengawas, paling tidak kepada dirinya sendiri, yang harus mampu mengendalikan
diri, mengawasi diri ke arah pelaksanaan peraturan
perundang-undangan umumnya dan peraturan daerah
tentang IMB pada Khususnya. Sebagai aparat fungsional
pengawasan, sebagai atasan yang masing-masing
mempunyai bawahan, maka pertama-tama harus
memahami Perda yang akan ditegakkan. Sebagai atasan
langsung harus mengetahui hal-hal apa yang menurut
peraturan perundang-undangan di larang dan hal apa saja
yang wajib dilakukan.
Dalam rangka melaksanakan pengawasan, aparat
atasan harus berpedoman pada ketentuan hukum yang
berlaku, yaitu Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan. Selama ini
upaya pengawasan terhadap tingkat kedisiplinan Pegawai
Negeri Sipil masih lemah. Adapun faktor penyebabnya
antara lain adalah masih kurangnya peraturan perundang-
undangan yang menyangkut pengawasan terhadap disiplin
Pegawai Negeri Sipil. Di samping itu disebabkan juga
karena pemahaman akan isi materi peraturan Perda yang
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 7/36
7
ditegakkan juga masih kurang. Adapun yang disebutkan
tadi baru salah satu bentuk pengawasan yaitu pengawasan
fungsional. Lemahnya pengawasan juga disebabkan
karena selama ini fungsi pengawasan melekat belum
dipergunakan secara optimal oleh atasan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat kinerja bawahannya.
Ketidakprofesionalan aparat penegak Perda IMB
seperti diuraikan di atas tidak terlepas dari berbagai faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Seperti yang dinyatakan
oleh Soerjono Soekanto bahwa ³dalam menjalankan
peranannya, aparat penegak hukum terlibat dalam suatu
proses diskresi oleh karena dia harus menyerasikan antara penerapan hukum secara konsekuen dengan faktor-faktor
manusiawi´ yang meliputi (tiga), yakni : raw input , yaitu
latar belakang keluarga dan pendidikan; intrumental
input , yang merupakan pengaruh lembaga di mana dia
bekerja; serta environmental input , yakni pengaruh
masyarakat luas.
Pengaruh yang tidak serasi dari ketiga faktor
tersebut akan mengakibatkan terjadinya frustasi, konflik,
dan kekhawatiran-kekhawatiran dalam berperan (role
performance atau role playing ). Keadaan ini akan
mengakibatkan penggunaan defense mechanisme yang
dapat berakibat negatif. Penggunaan defense mechanisme
dalam proses diskresi kemungkinan besar akan
mengakibatkan terjadinya hambatan terhadap penegakan
hukum yang fungsional.
Sebagai suatu unsur yang sangat menentukan
upaya penegakan hukum Perda, setiap aparat Pemerintah
daerah Khususnya Satpol PP dituntut mampu menjalankan
tugasnya secara profesional. Sehingga tugasnya untuk
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 8/36
8
menegakkan hukum perda IMB dapat berjalan secara
lancar dan upaya penegakan hukum menjadi lebih efektif.
Pengaruh latar belakang keluarga dan pendidikan.
Kesadaran untuk profesional dalam setiaptindakan hanya dapat terwujud melalui suatu
pembinaan sejak dini yang dimulai dari keluarga.
Begitu juga kesadaran hukum dari aparat juga akan
dipengaruhi oleh proses pembinaan dikeluarganya.
Seorang aparat penegak hukum yang kurang
mendapatkan pembinaan keluarga cenderung akan
melakukan tindakan-tindak pelanggaran dalam
pelaksanaan tugasnya.
Latar belakang keluarga aparat penegak
hukum Perda yang sering dirundung konflik juga akan
membawa pengaruh yang cukup signifikan bagi pola-
pola perilaku atau tindakan-tindakan aparat.
Kecenderungan sikap yang ditimbulkan adalah sikap
emosional dan cenderung mengambil jalan-jalan
kekerasan/sewenang-wenang yang jelas merupakan
suatu pelanggaran.
Seperti halnya pengaruh latar belakang
keluarga, kesadaran profesionalitas dalam bekerja
juga akan sangat dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan. Seorang yang pendidikannya tinggi pada
umumnya lebih bersikap hati-hati, teliti, cermat, dan
cepat dalam mengambil keputusan. Tingkat
pendidikan yang rendah atau mungkin lingkungan
pendidikan yang kurang memenuhi standar kualitas
akan menimbulkan dampak pada perilaku
kedisiplinan seseorang. Begitu pula aparat penegak
hukum, mereka yang pada umumnya berpendidikan
tinggi lebih cenderung mengambil keputusan dan
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 9/36
9
tindakan-tindakan yang begitu hati-hati, teliti, dan
cermat. Kondisi pendidikan di Indonesia yang masih
berorientasi pada pencapaian prestasi secara formal
(nilai) bukan materiil juga sangat berpengaruh pada
tingkat profesionalitas seseorang, karena pada orang
yang hanya mengejar nilai formal saja dengan
menggunakan cara-cara yang negatif (menyontek dan
sebagainya) umumnya lebih menonjolkan sikap ingin
dipuji ³exhibitionist hal ini tentu sangat berpengaruh
pada saat orang itu bekerja, dia akan berusaha untuk
menonjolkan sisi-sisi positif terutama jika berhadapan
dengan pimpinan.
y Pengaruh lembaga di mana aparat penegak hukum bekerja
Sebagaimana diketahui lembaga di Indonesia saat
ini telah dikotori dengan berbagai perilaku yang sangat
bertentangan dengan nilai-nilai hukum universal yang
dianut oleh masyarakat, seperti korupsi, kolusi, nepotisme,
penyalahgunaan wewenang dan sebagainya. Dan di antara
lembaga-lembaga tersebut yang disinyalir menjadi
sarangnya adalah aparat. Kondisi demikian telah
mengakar bahkan seolah-olah menjadi budaya yang
sistematik. Dengan demikian wajar apabila sebagian besar
aparat Pemerintah Daerah, termasuk aparat yang
berwenang memberikan ijin IMB, juga terkena imbasnya.
Pengaruh lembaga yang membawa dampak negatif
pada sikap aparat pemerintah daerah juga bisa diakibatkan
dari :
Kurangnya pelayanan terhadap tuntutan hak-hak
Pegawai Negeri Sipil terutama mengenai gaji yang
layak.
Dengan gaji dan tunjangan yang tidak
seimbang dengan beban tugas Pegawai Negeri Sipil
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 10/36
10
karena disamping itu juga mereka mempunyai tugas-
tugas lain seperti pada umumnya yang dilakukan oleh
Pegawai Negeri Sipil. Hal ini akan mendorong
mereka melakukan praktek-praktek yang tidak disiplin
seperti dengan melakukan pungutan liar dalam
permohonan IMB.
Pengelolaan manajemen administrasi di lingkungan
lembaga yang bersangkutan juga sangat berpengaruh
pada kinerja setiap petugas.
Pengaruh masyarakat luas pada umumnya dan
masyarakat Pegawai Negeri Sipil pada khususnya.
Masih adanya keengganan dari masyarakat
luas yang enggan atau tidak berani memberikan
laporan atau keterangan tentang adanya indikasi
penyimpangan (misalnya Pungli) seorang atau
beberapa oknum Pegawai Negeri Sipil akan
mengakibatkan pelaksanaan Implementasi Pemberian
IMB menjadi terhambat.
Begitu pula di lingkungan Pegawai Negeri
Sipil masih terdapat kecenderungan untuk tidak
melaporkan kepada pihak yang berwenang tentang
adanya tindakan penyimpangan prosedur yang
dilakukan oleh teman sejawatnya karena oknum
Pegawai Negeri Sipil yang akan dilaporkan tersebut
pangkatnya lebih tinggi atau telah
mengancam/menerornya. Selain dari faktor-faktor
mentalitas /profesionalisme aparat di atas yang lebih
kualitatif, faktor ketersediaan Sumber daya manusia,
khususnya yang mengerti dan memahami hakekat
dan prosedur pemberian ijin IMB juga masih sangat
terbatas (faktor kuantitatif aparat penegak hukum)
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 11/36
11
sehingga banyak Permohonan IMB yang tidak dapat
ditangani dengan cepat dan tepat.
b. Faktor sarana dan prasarana penunjang
Agar fungsi Pemerintah Daerah dapat lebih optimal
dalam memberikan pelayanan IMB maka berbagai macam
sarana dan prasarana penunjangnya harus tersedia dengan baik
dan layak, khususnya sarana dan prasarana administratif
seperti buku Panduan, komputer, dan lain-lain masih terbatas.
Sehingga dalam melakukan suatu pelayanan sering mengalami
hambatan.
y Tidak efektifnya sanksi bagi masyarakat yang melanggar
Perda IMB
Ada kalangan-kalangan tertentu yang berpendapat
bahwa salah satu upaya penting untuk mengusahakan agar
hukum itu efektif (jadi mempunyai dampak hukum
positif ), adalah dengan menetapkan sanksi. Sanksi tersebut
sebenarnya merupakan suatu rangsangan untuk berbuat
atau tidak berbuat. Kadang-kadang sanksi dirumuskan
sebagai suatu persetujuan atau penolakan terhadap pola
perilaku tertentu dalam masyarakat. Dengan demikian
maka terdapat sanksi yang negatif dan sanksi yang positif.
Secara sempit sanksi negatif berarti suatu hukuman,
sedangkan sanksi yang positif merupakan imbalan
(sebagai akibat kepatuhan hukum tertentu). Di dalam
kenyataannya tidaklah terlalu mudah untuk menetapkan
bahwa hukum tertentu pasti akan efektif apabila disertai
dengan sanksi-sanksi (baik yang positif maupun yang
negatif ). Akan tetapi faktor utama yang perlu diperhatikan
untuk menentukan apakah sanksi tersebut berperan di
dalam mengefektifkan hukum adalah masalah
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 12/36
12
karakteristik dari sanksi itu sendiri. Bagaimanakah sanksi
itu : apakah sanksinya berupa sanksi berat atau ringan-
ringan saja. Hal yang berkaitan erat dengan itu ialah
persepsi warga masyarakat di dalam menanggung resiko,
terutama kalau melanggar suatu peraturan yang disertai
dengan suatu sanksi yang negatif. Kalau seseorang warga
masyarakat berani menanggung risiko, walaupun sifatnya
spekulatif maka akan dapat diduga bahwa sanksi yang
negatif tersebut sangat terbatas akibat-akibatnya. Masalah
tersebut berhubungan erat dengan jangka waktu penerapan
sanksi negatif tersebut. Kalau sanksi tersebut segera
dijatuhkan maka ada kemungkinan bahwa akibatnya akan jauh lebih efektif dari pada apabila pelaksanaannya
ditunda.
Kelambanan dalam menerapkan sanksi negatif
terhadap perilaku tertentu merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan sanksi menjadi tidak efektif. Artinya,
warga masyarakat seolah-olah tidak mempercayainya lagi,
sehingga wibawa hukum dan penegakannya akan
mengalami kemerosotan.
Efektifitas sanksi juga tergantung pada
karakteristik orang-orang yang terkena oleh sanksi
tersebut. Hal itu antara lain menyangkut jumlah orang
yang terkena, di mana semakin sedikit orang yang terkena
semakin tinggi juga efektifitasnya. Selain dari itu, maka
hal itu juga tergantung pada kepribadian masing-masing.
Ada manusia tertentu semata-mata untuk memuaskan
perasaan saja. Agaknya sulit sekali mempengaruhi tingkah
lakunya dengan sanksi-sanksi, yang pada umumnya akan
dapat membatasi perilaku orang yang lebih banyak
mempergunakan pikirannya.
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 13/36
13
Dalam kaitannya dengan upaya menciptakan
efektifitas implementasi Pemberian IMB, Perda IMB telah
mengatur beberapa tingkat dan jenis sanksi. Apabila
dilihat dari sifatnya sanksi-sanksi yang diatur dalam perda
IMB adalah sanksi-sanksi yang negatif berupa ³Denda´
Namun dari segi efektifitasnya ternyata sanksi-sanksi
tersebut belum membuat jera para pelaku pelanggar
disiplin atau dengan kata lain sanksi berupa denda belum
efektif. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu :
Penerapan sanksi berupa denda terhadap pelaku
pelanggaran Perda IMB cenderung lamban dan
kurang tegas.
Kelambanan dalam penjatuhan denda
mengakibatkan efektifitas sanksi menjadi lemah.
Selain itu juga dapat berakibat masyarakat menjadi
tidak percaya sehingga wibawa hukum maupun
penegaknya mengalami kemerosotan yang dapat
memunculkan kecenderungan masyarakat untuk
melakukan berbagai bentuk pelanggaran Perda IMB
untuk mencoba apakah denda tersebut benar
dikenakan atau malah lepas.
Beberapa indikator yang menunjukkan
kelambanan dalam menjatuhkan pengenaan denda
kepada masyarakat yang melakukan pelanggaran
Perda IMB dapat dilihat dari maraknya kasus
pelanggaran membangun bangunan tanpa memiliki
IMB oleh masyarakat. Dan pelanggaran tersebut tidak
segera dikenakan denda namun justru yang
mengajukan ijin tetapi terlambat malah dikenai denda
dengan segera.
Penjatuhan denda yang tidak setimpal.
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 14/36
14
Sebagaimana diketahui bahwa terhadap setiap
bentuk pelanggaran akan dikenakan hukuman disiplin
oleh pemerintah.
Dalam rangka menegakkan disiplin
masyarakat maka ketentuan itu sendiri harus benar-
benar dapat dilaksanakan secara sungguh-sungguh
oleh pemerintah yang berwenang. Tidak
melaksanakan ketentuan itu, sama halnya dengan
tidak berbuat apa-apa terhadap pelanggaran yang telah
terjadi, sama pula halnya telah membiarkan
berlangsungnya pelanggaran perda IMB.
Membiarkan berlangsungnya pelanggaranadalah juga tidak berdisiplin. Hal ini menjadi faktor
penyebab menurunnya disiplin masyarakat dalam
mengajukan permohonan IMB. Penegakan peraturan
dengan demikian menjadi kewajiban Pemda melalui
Satuan Polisi Pamong prajanya,. Bukan kekerasan
yang diutamakan, tetapi ketegasannya, dan sikapnya
yang pertama-tama dan yang paling utama sebagai
pelaku dalam penegakan Perda. Ada kalanya Pemda
merasa ³kasihan´ menindak masyarakat. Bahkan ada
yang takut kepada masyarakat dianggap tidak populis
sebab takut berdampak politis.
Pengenaan hukuman denda haruslah benar
atau setimpal dengan bentuk pelanggarannya, agar
supaya dirasakan adil dan dirasakan sebagai bentuk
pembinaan dan mendidik. Maklum setiap manusia
mempunyai kelemahan, kekurangan, kekhilafan
sebagai bagian yang negatif di dalam dirinya. Dengan
pernyataan hukuman yang setimpal akan
menghilangkan kesan semena-mena, sewenang-
wenang dan sesuai dengan tujuan diadakannya
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 15/36
15
pengenaan denda kepada masyarakat Pelanggar Perda
IMB akan terasa ³mendidik´ bila tepat dan cepat
dijatuhkan dan tepat hukumannya.
Penjatuhan sanksi yang tidak setimpal juga
dapat membuat masyarakat pelaku pelanggaran Perda
IMB menjadi tidak merasa jera. Kondisi demikian
juga akan mendorong munculnya pelanggar-pelanggar
baru karena mereka menganggap hukuman sanksi
yang dikenakan masih belum seberapa misalnya
dengan nilai keuntungan yang mereka dapatkan.
Selain itu, dengan denda yang tidak setimpal akan
menimbulkan ketidakpuasan bagi pihak yang merasadirugikan.
c. Kurangnya taraf kesadaran dan kepatuhan hukum masyarakat
berkaitan dengan Kesadaran mengajukan permohonan IMB
y Kurangnya taraf kesadaran hukum masyarakat berkaitan
dengan kesadaran mengajukan permohonan IMB
Kesadaran hukum adalah kesadaran atau nilai-nilai
yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum yang
ada atau hukum yang diharapkan ada. Kesadaran hukum
merupakan wadah jalinan nilai hukum yang mengendap
dalam sanubari manusia. Kesadaran hukum sebagai suatu
wadah nilai mempunyai hubungan yang erat dengan
perikelakukan manusia oleh karena :
Manusia selalu berinteraksi dengan sesamanya.
Pengalaman berinteraksi tersebut menghasilkan.
Sistem nilai, yaitu konsepsi abstrak mengenai apa
yang buruk dan apa yang baik (wadahnya adalah
antara lain kesadaran hukum).
Sistem nilai berpengaruh pada pola pikir
manusia yang kemudian menentukan sikap manusia
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 16/36
16
yakni kecenderungan untuk berbuat atau tidak berbuat
terhadap sesama, benda atau keadaan tertentu.
Sikap ini kemudian menghasilkan
perikelakuan yang kemudian menjadi pola
perikelakuan yang apabila diabstraksikan menjadi
norma atau kaidah yang merupakan patokan tentang
perikelakukan yang pantas. Norma kemudian
mengatur interaksi antar manusia.Taraf kesadaran
hukum dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu
Pengetahuan tentang hukum.
Pemahaman tentang hukum.
Sikap terhadap hukum.
Perilaku hukum.
Pengetahuan tentang hukum diartikan sebagai
keadaan di dalam pikiran seseorang mengenai hukum-
hukum tertentu. Orang yang hanya mengetahui hukum,
taraf kesadaran hukumnya paling rendah. Sedangkan
orang yang sudah memahami hukum taraf kesadarannya
lebih tinggi dibandingkan dengan yang disebutkan
pertama. Dan begitu seterusnya.
Sebab-sebab taraf kesadaran hukum masyarakat
rendah dapat dikembalikan pada faktor-faktor sebagai
berikut:
Taraf sinkronisasi yang rendah dari peraturan
perundang-undangan seperti berupa Perda IMB
mengatur tentang sanksi hukum yang pasti.
Mentalitas yang kurang baik dari masyarakat oleh
karena sikap tindaknya yang impulsif dan emosional
yang didasarkan pada didasarkan pada kekayaan
materiil, kekuasaan, kedudukan, ketenaran.
Fasilitas pendukung proses hukum yang relatif tidak
memadai; seperti kurangnya kuatnya sanksi Perda
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 17/36
17
IMB yang dikenakan, belum dioptimalkannya
peralatan teknologi informasi dan komunikasi seperti
komputer, internet, dan intranet untuk memudahkan
pengelolaan administrasi Pemberian Ijin IMB.
Membudayanya shame culture dan bukan gult
culture.
Kecenderungan untuk senantiasa melaksanakan
beleid.
Lebih mementingkan kelaziman dari pada kebenaran.
y Taraf Kepatuhan Hukum Masyarakat
Kepatuhan hukum merupakan suatu bentuk
perilaku hukum hasil manifestasi kesadaran hukum.
Adapun taraf kepatuhan hukum adalah relatif, karena
seorang patuh bisa disebabkan karena:
Rasa takut pada sanksi negatif sebagai akibat
melanggar hukum.
Ada keinginan kuat untuk memelihara hubungan baik
dengan lingkungan.
Ada keinginan kuat untuk memelihara hubungan baik
dengan penguasa.
Sesuai dengan nilai-nilai yang dianut.
Sebagian besar dari kepentingan-kepentingan di jamin
dan dilindungi oleh hukum.
1.2. Pelanggaran dalam kontrak konstruksi
Kontrak adalah µkesepakatan' antara µdua pihak'. Kesepakatan
dapat diartikan bahwa kedua belah pihak telah mengetahui dan paham
akan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak, terlepas dari syarat-
syarat kontrak yang dibuat. Masalah jasa konstruksi di Indonesia diatur
dalam UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, dimana jasa
konstruksi diberikan arti adalah layanan jasa konsultansi perencanaan
pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 18/36
18
layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi (Pasal 1 angka
1). Kemudian yang dimaksud dengan pekerjaan konstruksi adalah
keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau
pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural,
sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya. untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain
(Pasal 1 angka 2). Sementara secara khusus, terdapat Keputusan Presiden
No. 80 Tahun 2003 yang mengatur tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang mengatur mengenai pengadaan
barang/jasa di lingkungan pemerintah, dan Peraturan Pemerintah No. 20
Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Di dalam undang-undang tersebut pula, diatur mengenai kontrak kerja konstruksi, sebagai landasan adanya hubungan antar subyek hukum
pelaku jasa konstruksi atau pengadaan barang/jasa. Letak keterhubungan
tersebut ada pada konsep perjanjian antar subyek hukum dalam proyek
jasa konstruksi, pelaksanaan, dan pengawasan. Kontrak kerja konstruksi
diartikan sebagai keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum
antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi (Pasal 1 angka 5). Sementara di dalam Pasal 1 angka 15,
Keppres 80 Tahun 2003, Kontrak adalah perikatan antara pengguna
barang/jasa dengan penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa.
Sengketa konstruksi dapat timbul antara lain karena klaim yang
tidak dilayani misalnya keterlambatan pembayaran, keterlambatan
penyelesaian pekerjaan, perbedaan penafsiran dokumen kontrak, ketidak
mampuan baik teknis maupun manajerial dari para pihak. Selain itu
sengketa konstruksi dapat pula terjadi apabila pengguna jasa ternyata tidak
melaksanakan tugas-tugas pengelolaan dengan baik dan mungkin tidak
memiliki dukungan dana yang cukup. Dengan singkat dapat dikatakan
bahwa sengketa konstruksi timbul karena salah satu pihak telah melakukan
tindakan cidera (wanprestasi atau default ).
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 19/36
19
Sengketa jasa konstruksi terdiri dari 3 (tiga) bagian : (1) sengketa
precontractual yaitu sengketa yang terjadi sebelum adanya kesepakatan
kontraktual, dan dalam tahap proses tawar menawar; (2) sengketa
contractual yaitu sengketa yang terjadi pada saat berlangsungnya
pekerjaan pelaksanaan konstruksi; dan (3) sengketa pascacontractual yaitu
sengketa yang terjadi setelah bangunan beroperasi atau dimanfaatkan
selama 10 (sepuluh) tahun. Sengketa contractual terjadi pada saat
pekerjaan pelaksanaan sedang berlangsung. Artinya tahapan kontraktual
sudah selesai, disepakati, ditandatangani, dan dilaksanakan di lapangan.
Sengketa terjadi manakala apa yang tertera dalam kontrak tidak sesuai
dengan apa yang dilaksanakan di lapangan. Dalam istilah umum sering
orang mengatakan bahwa pelaksanaan proyek di lapangan tidak sesuaidengan bestek, baik bertek tertulis (kontrak kerja) dan atau bestek gambar
(lampiran-lampiran kontrak ), ditambah perintah-perintah direksi/pengawas
proyek (manakala bestek tertulis dan bestek gambar masih ada yang belum
lengkap).
Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 mengatur mengenai sanksi
pidana bagi pelaku jasa konstruksi, khususnya Pasal 41 dan Pasal 43 ayat
(1), (2), dan (3). Tujuan undang-undang ini adalah untuk melindungi
masyarakat yang menderita sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi sedemikian rupa. Pada pinsipnya barang siapa yang
merencanakan, melaksanakan maupun mengawasi pekerjaan konstruksi
yang tidak memenuhi persyaratan keteknikan dan mengakibatkan
kegagalan pekerjaan konstruksi (pada saat berlangsungnya pekerjaan
konstruksi) atau kegagalan bangunan (setelah bangunan beroperasi), maka
akan dikenai sanksi pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau
dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh persen) dari nilai kontrak.
Selain sanksi pidana, para profesional (tenaga ahli) teknik juga akan
dikenai sanksi administrasi sebagaimana yang diatur Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 28 Tahun 2000 Pasal 31, 32, dan 33 juncto PP Nomor 30
Tahun 2000 Pasal 6 ayat (4). Sanksi pidana dirasakan perlu mengingat
bahwa sanksi lain seperti sanksi administrasi bagi pelanggaran norma-
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 20/36
20
norma hukum Tata Negara dan Tata Usaha Negara, dan sanksi perdata
bagi pelanggaran norma-norma hukum perdata belum mencukupi untuk
mencapai alternatif penyelesaian sengketa jasa konstruksi tujuan hukum,
yaitu rasa keadilan.
1.3. Pelanggaran Ketenagakerjaan
Dalam bidang ketenagakerjaan, pelanggaran bisa terjadi dalam
bentuk:
1.3.1. Pelanggaran hak normatif buruh oleh pengusaha yang meliputi hak
ekonomis, hak medis, hak politik, dan hak sosiologis.Contoh Pelanggarannya:
a. Hak ekonomis: Pelaku usaha tidak memberikan upah yang,
THR, dan THT sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Hak medis: Pelaku usaha mengabaikan keselamatan dan
kesehatan kerja, melanggar hak melahirkan, hak istirahat, hak
jaminan pemeliharaan kerja, dan sebagainya.
c. Hak politik: Pelaku usaha merampas hak karyawan untuk
membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja, mogok, dan
hak untuk mendapat perlakuan non diskriminatif.
d. Hak sosial: Pelaku usaha mempersulit karyawan untuk
mendapatkan hak cuti, kawin, libur resmi, dan sebagainya.
1.3.2. Pemutusan Hubungan Kerja.
Penyimpangan yang terjadi biasanya dalam bentuk:
a. Alasan PHK tidak jelas. Mestinya, menurut undang-undang
ketenagakerjaan, PHK bisa dilakukan diantaranya apabila:
y karyawan melakukan kesalahan berat seperti penggelapan,
penipuan, pencurian, mabuk-mabukan, tindakan asusila,
mengancam, memprovokasi, terancam hukuman pidana 5
tahun atau lebih (Pasal 158 UU No. 23 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan).
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 21/36
21
y perusahaan mengalami perubahan status, penggabungan,
peleburan, perubahan kepemilikan dimana pekerja tidak
bersedia melanjutkan hubungan kerja, perusahaan tutup dua
tahun terus menerus, atau pailit (Pasal 163
, 164
, 165
UU No. 23 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan).
b. Mekanisme PHK tidak benar. Undang-undang mengatur bahwa
PHK dianggap sah apabila sebelumnya telah dilakukan
perundingan dan sudah mendapatkan penetapan dari lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan disetujui
kedua belah pihak.
c. Kompensasi yang diberikan pada karyawan tidak ¶ fair ¶. Agar
tercapai keputusan yang adil seperti yang diatur dalam undang-
undang ketenagakerjaan, uang pesangon, uang penghargaan, dan
uang pengganti harus dihitung secara rasional. Biasanya yang
diterima karyawan terlalu kecil. Bahkan dalam kasus tertentu
banyak PHK yang tidak disertai dengan kompensasi apa pun.
Sebagaimana diatur dalam UUK pelanggaran atas hak-hak buruh
dibagi dalam 2 kategori tindak pidana, yaitu :
1.3.3. Tindak Pidana Kejahatan, terdiri dari :
a. Pelanggaran atas Pasal 74 UUK (larangan mempekerjakan anak-
anak pada pekerjaan terburuk ).
b. Pelanggaran atas Pasal 167 ayat (5) UUK (buruh yang di PHK
karena pensiun tetapi pengusaha tidak mau membayar
pesangonnya 2 x ketentuan Pasal 156 UUK.
c. Pelanggaran atas Pasal 42 ayat (1) dan ayat (2) (larangan pekerja
asing tanpa ijin dan perorangan yang mempekerjakan pekerja
asing).
d. Pelanggaran Pasal 68 (larangan mempekerjakan anak ).
e. Pelanggaran Pasal 69 ayat (2) (mempekerjakan anak tanpa ijin
orang tuanya).
f. Pelanggaran Pasal 80 (jaminan kesempatan beribadah yang
cukup).
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 22/36
22
g. Pelanggaran Pasal 82 (cuti karena melahirkan dan keguguran).
h. Pelanggaran Pasal 90 ayat (1) (pembayaran upah di bawah Upah
Minimum).
i. Pelanggaran Pasal 143 (menghalang-halangi kebebasan buruh
untuk berserikat).
j. Pelanggaran Pasal 160 ayat (4) dan ayat (7) (mempekerjakan
buruh yang tidak bersalah dalam 6 bulan sebelum perkara
pidana diadili dan kewajiban pengusaha membayar uang
penghargaan masa kerja bagi buruh yang di PHK karena diadili
dalam perkara pidana).
k. Tindak pidana kejahatan atas pelanggaran hak-hak buruh juga
diatur pada UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan SosialTenaga Kerja.
l. Tindak pidana kejahatan atas pelanggaran UU No. 21 tahun
2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
Segala perbuatan pengusaha yang melanggar ketentuan-
ketentuan tersebut di atas diancam dengan hukum pidana (penjara)
bervariasi sekurangnya satu (1) tahun dan paling lama lima (lima)
tahun. Juga ada ancaman denda sekurang-kurangnya 100 juta rupiah
dan 500 juta rupiah
1.3.4. Tindak Pidana Pelanggaran, terdiri dari :
a. Pelanggaran Pasal 35 ayat (2) UUK (kewajiban pelaksana
penempatan tenaga kerja memberi perlindungan sejak
rekruitment sampai penempatan tenaga kerja).
b. Pelanggaran Pasal 35 ayat (3) UUK (perlindungan oleh pemberi
kerja atas kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan mental dan
fisik ).
c. Pelanggaran Pasal 93 ayat (2) UUK (pembayaran upah karena
sakit/karena tugas negara/pengusaha tdk mau mempekerjakan
buruh sesuai perjanjian/hak istirahat buruh/tugas melaksanakan
fungsi serikat).
d. Pelanggaran Pasal 137 UUK (hak mogok ).
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 23/36
23
e. Pelanggaran Pasal 138 ayat (1) UUK (menghalangi maksud
serikat buruh untuk mogok kerja).
f. Pelanggaran Pasal 37 ayat (2) UUK (lembaga penempatan
tenaga kerja tanpa ijin tertulis dari Menteri/pejabat yg ditunjuk ).
g. Pelanggaran Pasal 44 ayat (1) UUK (pemberi tenaga kerja asing
wajib mentaati standar dan kompetensi yang berlaku).
h. Pelanggaran Pasal 45 ayat (1) UUK (tenaga kerja WNI sebagai
pendamping tenaga kerja asing).
i. Pelanggaran Pasal 67 ayat (1) UUK (pembayaran pesangon bagi
buruh yang pensiun).
j. Pelanggaran Pasal 71 ayat (2) UUK (syarat-syarat
mempekerjakan anak ).k. Pelanggaran Pasal 76 UUK (perlindungan bagi buruh
perempuan).
l. Pelanggaran Pasal 78 ayat (2) UUK (wajib bayar upah pada jam
kerja lembur ).
m. Pelanggaran Pasal 79 ayat (1) dan ayat (2) UUK (waktu istirahat
bagi buruh).
n. Pelanggaran Pasal 85 ayat (3) UUK (pembayaran upah lembur
pada hari libur resmi).
o. Pelanggaran Pasal 144 UUK (mengganti buruh yang mogok
dengan buruh yang baru).
p. Pelanggaran atas Pasal 14 ayat (2) UUK (perijinan bagi lembaga
pelatihan kerja swasta).
q. Pelanggaran Pasal 38 ayat (2) UUK (biaya penempatan tenaga
kerja oleh swasta).
r. Pelanggaran Pasal 63 ayat (1) UUK (PKWT secara lisan,
pengusaha wajib membuat surat pengangkatan).
s. Pelanggaran atas Pasal 78 ayat (1) UUK (syarat-syarat
mempekerjakan buruh di luar jam kerja).
t. Pelanggaran Pasal 108 ayat (1) UUK (wajib membuat peraturan
perusahaan dengan 10 orang buruh).
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 24/36
24
u. Pelanggaran Pasal 111 ayat (3) UUK (masa berlaku Peraturan 2
tahun dan wajib diperbaharui).
v. Pelanggaran Pasal 114 UUK (peraturan perusahaan wajib
dijelaskan kepada buruh dan perubahannya).
w. Pelanggaran Pasal 148 UUK (syarat-syarat lock out ).
x. Pelanggaran di bidang ketenagakerjaan juga diatur pada UU No.
3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
y. Pelanggaran UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat
Pekerja/Serikat Buruh.
Segala perbuatan pengusaha yang melanggar pasal-pasal
tersebut diatas diancam dengan ancaman hukuman kurungan
sekurang-kurangnya 1 bulan dan paling lama 4 bulan. Juga diancamdengan hukuman denda sekurang-kurangnya 10 juta rupiah dan
sebanyak-banyaknya 100 juta rupiah.
1.4. Pelanggaran penyusunan AMDAL
Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) di Indonesia
diberlakukan berdasar PP 51 tahun 1993 (sebelumnya PP 29 tahun
1986) sebagai realisasi pelaksanaan UU no. 4 tahun 1982 tentang
Lingkungan Hidup yang saat ini telah direvisi menjadi UU no. 23
tahun 1997. AMDAL merupakan instrumen pengelolaan lingkungan yang
diharapkan dapat mencegah kerusakan lingkungan dan menjamin
upaya-upaya konservasi. Hasil studi AMDAL merupakan bagian
penting dari perencanaan pembangunan proyek itu sendiri.
Sebagai instrumen pengelolaan lingkungan yang bersifat
preventif, AMDAL harus dibuat pada tahap paling dini dalam
perencanaan kegiatan pembangunan. Dengan kata lain, proses
penyusunan dan pengesahan AMDAL harus merupakan 10 bagian
dari proses perijinan satu proyek. Dengan cara ini proyek-proyek
dapat disaring seberapa jauh dampaknya terhadap lingkungan. Di sisi
lain studi AMDAL juga dapat memberi masukan bagi upaya -upaya untuk
meningkatkan dampak positif dari proyek tersebut.
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 25/36
25
Secara teknis instansi yang bertanggung jawab dalam
merumuskan dan memantau penyusunan AMDAL di Indonesia adalah
BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan). Sebagaimana
diatur dalam PP 51 tahun 1993, kewenangan ini juga dilimpahkan
pada instansi -instansi sektoral serta BAPEDALDA Tingkat I. Dengan
kata lain BAPEDAL Pusat hanya menangani studi-studi AMDAL yang
dianggap mempunyai implikasi secara nasional. Pada tahun 1999
diterbitkan lagi penyempurnaan ini adalah untuk memberikan
kewenangan proses evaluasi AMDAL pada daerah. Materi baru dalam PP
ini adalah diberikannya kemungkinan partisipasi masyarakat di dalam
proses penyusunan AMDAL.
Penerapan AMDAL di Indonesia tidak semudah di negara barat, karena kondisi masyarakat yang berbeda, yang tidak dapat
sepenuhnya memberi dukungan terhadapa tindakan pemerintah.
Walaupun banyak isu lingkungan dalam agenda sosial, tetapi isu
tersebut masih dianggap kurang penting. Masyarakat juga cenderung
lebih mempertahankan hidup dengan menggantungkan pada sum
berdaya alam daripada melakukan tindakan untuk melindungi
kehidupan liar, spesies langka dan keanekaragaman hayati. Agenda
sosial untuk perlindungan lingkungan tersebut juga lemah dan
mempunyai sedikit kesempatan untuk diangkat menjadi agenda
politik.
Kemiskinan, buta huruf, kurangnya informasi, sangat
berkuasanya elit politik dan ekonomi, rezim politik yang terlalu
mengontrol dan otoriter, merupakan faktor adanya situasi tersebut.
1.5. Pelanggaran Pertanahan
Tanah sebagai hak dasar setiap orang, keberadannya dijamin dalam
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945, yang berbunyi:
³Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat´.
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 26/36
26
Penegasan lebih lanjut tentang hal itu diwujudkan dengan terbitnya
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan I nternational
Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights (Kovenan
Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya). Sesuai
dengan sifatnya yang multidimensi dan sarat dengan persoalan keadilan,
permasalahan tentang dan sekitar tanah seakan tidak pernah surut. Seiring
dengan hal itu, gagasan atau pemikiran tentang pertanahan juga terus
berkembang sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat sebagai
dampak dari perkembangan di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya.
Tanah merupakan salah satu sumber utama bagi kelangsungan
hidup dan penghidupan bangsa dalam mencapai sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat yang terbagi secara adil dan merata, maka tanahadalah untuk diusahakan atau digunakan bagi pemenuhan kebutuhan yang
nyata. Sehubungan dengan itu, penyediaan, peruntukan, penguasaan,
penggunaan dan pemeliharaannya perlu diatur agar terjamin kepastian
hukum dalam penguasaan dan pemanfaatannya serta sekaligus
terselenggara perlindungan hukum bagi rakyat banyak, terutama golongan
petani, dengan tetap mempertahankan kelestarian kemampuannya dalam
mendukung kegiatan pembangunan yang berkelanjutan.
Di samping itu tanah merupakan sumber daya yang penting bagi
masyarakat, baik sebagai media tumbuh tanaman, maupun sebagai ruang
(space) atau wadah tempat melakukan berbagai kegiatan. Tanah juga
merupakan salah satu faktor produksi yang sangat vital bagi kehidupan
manusia dan pembangunan suatu bangsa. Tanah dalam masa
pembangunan bertambah penting artinya, karena adanya peningkatan
volume pembangunan dalam bidang-bidang pertanian, industri modern,
perumahan, kelestarian lingkungan hidup, pengamanan sumber kekayaan
alam, kesejahteraan sosial dan lain-lain. Hal ini semakin komplek bila
dikaitkan dengan pertambahan penduduk yang memerlukan areal yang
luas, otomatis mengakibatkan mengecilnya atau berkurangnya persediaan
tanah.
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 27/36
27
Indonesia telah memiliki ketentuan khusus yang mengatur tentang
pertanahan yaitu dalam Undang-undang No.5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang biasa disebut UUPA, yang
mulai berlaku sejak tanggal 24 September 1960.
Pada awal berlakunya UUPA sudah mulai terasa adanya gejala
ketimpangan pemilikan dan penguasaan tanah. Perbandingan antara
ketersediaan tanah sebagai sumber daya alam yang langka di satu sisi, dan
pertambahan jumlah penduduk dengan berbagai pemenuhan kebutuhannya
akan tanah di sisi lain, tidak mudah dicari titik temunya. Dengan perkataan
lain, akses untuk memperoleh dan memanfaatkan tanah untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia itu belum dapat dinikmati oleh setiap orang
disebabkan antara lain karena perbedaan dalam akses modal dan akses politik.
Dalam usianya yang mencapai 50 tahun, ada lima masalah di
bidang pertanahan yang sering mencuat ke permukaan, yaitu fungsi sosial
tanah (Pasal 6), batas maksimum pemilikan tanah (Pasal 7), pemilikan
tanah Absentee/guntai (Pasal 10), monopoli pemilikan tanah (Pasal 13),
dan penetapan ganti rugi tanah untuk kepentingan umum (Pasal 18).
Kelima hal ini baik secara langsung maupun tidak memicu munculnya
berbagai bentuk konflik pertanahan, yang tidak mudah diselesaikan.
Masalah menjadi semakin rumit, karena gencarnya aktivitas
pembangunan menyebabkan terlupakannya unsur keadilan di bidang
pertanahan.
Penerapan Pasal 6 UUPA tentang fungsi sosial tanah, misalnya,
masih sering bias dalam praktek di lapangan. UU No 5/1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) yang diterbitkan dalam
rangka mewujudkan amanat Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945, merupakan
kenyataan hukum dalam menjelaskan tujuan dari tanah sebagai social
asset dan capital asset . Sebagai undang-undang nasional pertama yang
dihasilkan 15 (lima belas) tahun setelah kemerdekaan RI, ketentuan yang
termuat dalam pasal-pasal UUPA merupakan perwujudan dari sila-sila
Pancasila.
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 28/36
28
Dalam perjalanan waktu terjadi pergeseran kebijakan pertanahan
dari yang semula berciri populis, kemudian sekarang berkembang ke arah
pada kebijakan yang cenderung pro-kapital yang terjadi karena pilihan
orientasi kebijakan ekonomi; yang pada suatu saat lebih cenderung
menekankan pada pemerataan dan kemudian bergeser ke arah
pertumbuhan ekonomi, terutama sejak tahun 1970-an.
Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana sebenarnya makna
³untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat´ yang menjadi landasan
UUPA itu dipahami dan diterjemahkan secara benar dalam berbagai
kebijakan yang mendukung atau relevan dengan bidang pertanahan.
Tampaknya pilihan tepat adalah melakukan refleksi terhadap hal-hal yang
mendasar daripada sekedar mendata kekurangan peraturan pelaksanaanUUPA yang memang dianggap penting. Tetapi lebih dari itu diperlukan
pemikiran yang tidak berhenti pada kuantitas peraturan yang masih
diperlukan, namun terlebih pada kualitas kebijakan yang dihasilkan.
2. Contoh-Contoh pelanggaran di Lapangan
2.1. Kasus IMB
KABANJAHE ± Meski terdapat bangunan yang berdiri tanpa Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) didaerahnya, namun Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Karo mengakui belum pernah sekalipun membongkar bangunan
ilegal.
³Jadi bangunan tanpa IMB tidak pernah ada yang dibongkar
Pemkab Karo hingga saat ini,´ ujar Asisten I Pemkab Karo, TM Tarigan,
saat menerima unjuk rasa puluhan massa LSM LIRA di Kantor Bupati
Karo.
Dikatakannya malam ini, apabila bangunan tanpa IMB sedang
dalam tahap proses pembangunan, pihaknya hanya menghimbau agar
pemilik bangunan untuk membuat IMB-nya. ³Tidak ada sanksi dalam
Peraturan Pemerintah (PP) yang berupa pembongkaran bangunan yang
sudah jadi, walaupun tanpa IMB,´ tukas tarigan.
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 29/36
29
Namun, jawaban terakhir Tarigan tersebut sontak saja langsung
disanggah Sekretaris LIRA Karo, Julianus Sembiring. Menurut Julianus,
IMB bukan diatur dalam PP melainkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7
Tahun 2006.
TM Tarigan pun mengakui kesalahannya, namun bersikukuh
bahwa di Perda Nomor 7 itupun tidak ada sanksi yang berupa
pembongkaran bagi yang tidak memiliki IMB.
Akhirnya atas unjuk rasa itu disepakati, Bupati Karo akan
mengintruksikan Sat Pol PP untuk menindak tegas bangunan yang
bermasalah di TSR yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pemkab Karo juga akan menyurati Kapolres Tanah Karo dan dinas terkait
lainnya agar menindak tegas pelanggaran-pelanggaran hukum yangdilakukan oleh PT MIL.
Serangkaian dengan aksi demo ini, puluhan massa LIRA juga
sempat menghempang akses masuk ke kawasan Taman Simalem Resort
(TSR ) yang dikelola PT Merek Indah Lestari (MIL) di wilayah Kecamatan
Merek Kabupaten Karo.
Pantauan Waspada Online, massa menutupi jalan masuk ke lokasi
TSR dengan membentangkan spanduk yang bertuliskan ³Pembangunan
Taman Simalem Resort Tanpa IMB, Bongkar, Stop, Hentikan Bangunan
dan Aktivitas Taman Simalem Resort (TSR )´ serta meletakkan ranting
pohon di pintu gerbang.
2.2. Kasus kontrak konstruksi
Akibat adanya kelemahan awal yang mendasar dan strategis dari
proses pembangunan RSUD Salatiga, (baca Perlu Pihak I ndependen yang
Menguasai Persoalan ; SM -17/12), tidak mendapatkan fungsi Konsultan
Manajemen Konstruksi, sehingga ada pelanggaran dari
Kepmenkimpraswil No 332/2002 halaman 26 nomor 5 dan halaman 48
dictum f.
Peran konsultan perencana terlalu dominan, karena fungsi
pengguna barang/jasa dan panitia pengadaan, serta tim teknis tidak dapat
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 30/36
30
dilengkapi konsultan manajemen konstruksi. Padahal kita tahu konsultan
manajemen konstruksi tugas pokoknya adalah koordinasi, pemantauan,
dan pengendalian. Ini jelas merupakan kelemahan kedua dari kasus
tersebut.
Pada ikhwal sisi kepentingan yang lebih besar konsultan perencana
harus menjunjung tinggi prinsip etika (terutama kode etik Arsitek/IAI).
Seharusnya konsultan perencana memberikan sisi the best advice kepada
pemilik, serta tidak berdasarkan pada azas asal dapat pekerjaan. Ini
merupakan kelemahan ketiga.
Dari sisi kultural, mengapa kondisi ini bisa berlangsung lama atau
sengaja dibiarkan? Hal itu tanggung jawab pengguna barang/jasa sebagai
pembina. Jika demikian, bisa jadi konsultan perencana jarang sekalimelaksanakan tugasnya dalam pengawasan berkala di lapangan.
Kesimpulannya, telah terjadi kesalahan sistem dan desain awal
pelaksanaan proyek RSUD Salatiga. Jadi, kelemahan keempat dalam
lingkup kasus ini. Bisa jadi masih ada kelemahan lain, misalnya pada
pengadaan, proses pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dari
konsultan perencana sebagai Engineer Estimate (EE) dan lain sebagainya.
Ada informasi, proses pengadaan jasa pemborongan untuk tiap
bagian pekerjaan telah dilaksanakan dengan proses pelelangan umum.
Hanya yang menjadi pertanyaan, apakah proses ini benar atau tidak sesuai
Keppres No 80/2003. Dari tata cara perhitungan, telah disampaikan
konsultan tentang bill of quantity (BQ) dalam item dan volume kepada
peserta lelang.
Pemborong tinggal mengisi harga satuan. Hal itu sebenarnya
keliru, karena untuk memudahkan evaluasi penawaran bagi panitia,
konsultan cukup memberikan item pekerjaannya yang akan meniadakan
kemungkinan kolusi/arisan dari pemborong.
Dari sisi paket pekerjaan, seharusnya sudah dikelompokkan
menjadi paket pekerjaan konstruksi, yaitu untuk fisik bangunan (gedung,
pagar ) dan paket pekerjaan non konstruksi, yaitu untuk mekanikal,
elektrikal, dan teknik lingkungan (daya listrik, AC, lift, panel, kabel utama,
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 31/36
31
trafo, taman). Apakah ini sesuai dengan Keppres No 80/2003 dan UU No
9/1995? Jika tidak, maka indikasi KKN tidak terbantahkan.
Dari sisi konsultan perencana, harus terjadi seleksi konsultan pada
setiap tahapan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Pertanyaannya,
siapa nanti yang bertanggung jawab? Tidak usah khawatir, karena
keseluruhannya akan di bawah kendali konsultan manajemen konstruksi.
Hal inilah yang benar secara ilmu pengetahuan dan teknologi, serta etika
keprofesian arsitektur yang oleh pemerintah kemudian diadopsi dalam
Kepmenkimpraswil Tahun 1997 dan 2002. Hal tersebut telah diakui
internasional dengan diberlakukannya ke dalam pelaksanaan proyek-
proyek Hibah Pinjaman Luar Negeri (HPLN) di Indonesia dan telah
dituangkan dalam Keppres No 80/2003.Dalam kasus ini, konsultan perencana sepertinya tidak profesional,
dan tidak menjunjung tinggi etika profesi yang harus dikomunikasikan
kepada pengguna barang/jasa secara berkesinambungan. Kelemahan
mendasar dan sistemik tanpa ada kendali terstruktur berakibat secara cepat
menjadi the rolling of snowball .
Perlu Dicek
Dari berbagai kelemahan dan sistem yang salah itu mengakibatkan
konsultan pengawas dan pemborong menjadi korban. Padahal pemborong
bangunan yang telah bekerja dan bertanggung jawab secara kontraktual
hingga pelaksanaan selesai serta telah melakukan penyerahan kedua
kalinya. Para korban harus dipenuhi haknya, karena telah memenuhi
kewajibannya secara kontraktual sesuai dengan Kepmenkimpraswil No
332/2002.
Dalam kasus ini, validitas kontrak para pemborong per bagian
pekerjaan mestinya dicek, apakah sudah memenuhi persyaratan seperti
yang tertera dalam Keppres No 80/2003. Kita perlu curiga, karena
permasalahan proyek telah terjadi sejak awal. Struktur kontrak terdiri atas
surat kontrak dan lampiran-lampirannya harus benar dari berbagai sisi,
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 32/36
32
karena merupakan landasan kerja sama pelaksanaan pekerjaan yang
memiliki ikatan hukum tetap dan berlaku selamanya.
Karena itulah, perlu adanya cek silang untuk membuat kesimpulan
secaracomprehensive planning dan total design. Akumulasi masalah yang
beruntun dalam tahun jamak adalah suatu hal yang memiliki tingkat
kesulitan tinggi, karena span of controle dari pengguna barang/jasa
menjadi bertumpuk vertikal dan horizontal yang harus mampu diselesaikan
secara simultan dalam tingkat kebijakan dan strategi, serta tingkat teknis
operasional
Sementara dari sisi organisasi, yang harus diperhatikan terlebih
dulu adalah struktur organisasi proyek pengadaan jasa konsultansi dan
pemborongan. Apakah hal-hal tersebut sudah sesuai dengan Keppres No.80/2003? Apabila telah sesuai, maka penyelidikan dapat dilangsungkan
pada substansinya.
Sebaliknya jika tidak sesuai, maka harus cepat identifikasi kearah
konversi/persesuaian dengan mengacu TAP MPR-RI No III/2000 tentang
Sumber Hukum. Jadi tidak bisa ditafsirkan seenaknya, menurut versi
masing-masing, karena menyangkut bobot tugas pokok dan fungsi.
(Suara Merdeka, 18 Januari 2008)
2.3. Kasus Perebutan Tanah
Perebutan tanah antara dua keluarga di Gowa, Sulawesi. Keluarga
Ani tidak terima pembongkaran lahan tersebut karena mereka yakin itu
tanah mereka. Namun menurut keluarga Daeng, mereka telah
memenagkan tanah tersebut dalam perseteruan di pengadilan, dan mereka
pun telah menjual tanah itu kepada seorang pengusaha, Jufri Daeng Siala.
Keluarga Ani akhirnya berhenti merusuh di lahan tersebut setelah
pengusaha dan para pekerjanya datang serta memberi penjelasan. Mereka
pulang walaupun sebetulnya belum puas dengan keterangan dan hasil
pengadilan tersebut.
Hal ini menunjukkan pada kita, betapa permasalahan tentang
pertanahan masih sering terjadi dantidak sedikit dari kasus-kasus tersebut
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 33/36
33
yang mengakibatkan perseteruan antar warga. Hal ini terjadi karena kurang
jelas dan berfungsinya hukum di negara kita.
2.4. Kasus Ketenagakerjaan
[JAKARTA] Pemerintah bertindak tegas terhadap perusahaan-
perusahaan yang melakukan pelanggaran norma ketenagakerjaan dan tidak
memperhatikan hubungan industrial yang baik dengan pekerjanya.
Setidaknya, sebanyak 96 kasus pelanggaran norma ketenagakerjaan
telah melalui proses BAP (berita acara pemeriksaan) di kepolisian untuk
segera diajukan ke pengadilan.
Demikian dikatakan Dirjen Pembinaan dan Pengawasan
Ketenagakerjaan Depnakertrans, I Gusti Made Arka, di kantornya, akhir pekan lalu.
Menurut Arka, proses BAP merupakan bukti tindakan tegas
pelanggaran norma ketenagakerjaan oleh perusahaan-perusahaan di
Indonesia.
Selama ini, kata Arka, terdapat banyak norma ketenagakerjaan
yang dilanggar pengusaha. Di antaranya adalah kasus pelaksanaan jaminan
sosial, norma waktu kerja dan norma upah, mempekerjakan anak,
mengabaikan hak perempuan, norma perjanjian kerja bersama dan norma
kebebasan berserikat.
"Saya tidak tahu kenapa pengusaha masih saja melanggar norma
dasar ketenagakerjaan itu, padahal semua ketentuan itu sudah dijelaskan
dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan," katanya.
Arka juga memastikan, pada tahun 2010 ada penegakan hukum
pada seluruh pelanggar norma ketenagakerjaan sebagai satu upaya
pemerintah dalam memberikan perlindungan dasar kepada pekerja.
"Ada sejumlah contoh mengenai tindakan penegak-an hukum yang
saat ini tengah dilakukan, seperti kasus dua pengusaha di Deli Serdang
yang tidak membayar upah pekerja dan menghalang-halangi pekerja
berserikat," katanya.
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 34/36
34
Dua pengusaha, yaitu JI (30), Direktur PT Starindo Prima dan Z
(48), Direktur PT Sahabat Kayu Indah dihadapkan ke meja hijau oleh
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Deli Serdang bersama Kejaksaan Negeri Deli Serdang.
Tidak Bayar
Kedua pengusaha yang bergerak di industri perkayuan di Sumatera
Utara itu dijerat Pasal 93 Ayat 2 huruf d UU No.13/2003 tentang
Ketenagakerjaan dan Pasal 143 Ayat 2 KUHP (kitab undang-undang
hukum pidana). Dakwaannya tidak membayar upah dan menghalang-
halangi buruh untuk berserikat serta tidak membayar upah buruh ketika
buruhnya tidak bekerja karena mengikuti pilkada, dan melakukan PHK sepihak
"Sebenarnya, kedua pe-ngusaha tersebut tidak sampai dihadapkan
ke meja hijau jika sejak awal memenuhi tuntutan buruh dan anjuran
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang," ungkapnya.
Arka menambahkan, penegakan norma ketenagakerjaan
sebenarnya bukan menjadi tugas negara semata, melainkan sebagai bagian
dari tugas dinas ketenagakerjaan di daerah dan tugas utama dari tenaga
pengawas yang ada.
Namun, lanjutnya, saat ini hanya ada sekitar 1.300 orang tenaga
pengawas untuk sedikitnya 200.000 perusahaan, sehingga yang terjadi
adalah ketidakseimbangan antara tenaga pengawas dan jumlah perusahaan
di Indonesia.
"Bahkan, ada di satu kabupaten hanya memiliki empat tenaga
pengawas, karena banyak penyidik pegawai negeri sipil yang ada
dipindahtugaskan ke bidang pekerjaan, selain ketenagakerjaan," kata Arka.
[E-8]
2.5. Kasus AMDAL
Sebanyak 575 dari 719 perusahaan modal asing (PMA) dan
perusahaan modal dalam negeri (PMDN) di Pulau Batam tak mengantungi
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 35/36
35
analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL) seperti yang digariskan.
Dari 274 industri penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),
hanya 54 perusahaan yang melakukan pengelolaan pembu angan
limbahnya secara baik. Sisanya membuang limbahnya ke laut lepas
atau dialirkan ke sejumlah dam penghasil air bersih. "Tragisnya,
jumlah limbah B3 yang dihasilkan oleh 274 perusahaan industri di Pulau
Batam yang mencapai tiga juta ton per tahun selama ini tak terkontrol.
Salah satu industri berat dan terbesar di Pulau Batam penghasil
limbah B3 yang tak punya pengolahan limbah adalah Mc Dermot,"
ungkap Kepala Bagian Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Daerah (BAPEDALDA) Kota Batam Zulfakkar di Batam, Senin (17/3).
Menurut Zulfakkar, dari 24 kawasan industri, hanya empat yang memilikiAMDAL dan hanya satu yang memiliki unit pengolahan limbah
(UPL) secara terpadu, yaitu kawasan industri Muka Kuning,
Batamindo Investment Cakrawala (BIC). Selain BIC, yang memiliki
AMDAL adalah Panbil Industrial Estate, Semblong Citra Nusa, dan
Kawasan Industri Kabil. "Semua terjadi karena pembangunan di Pulau
Batam yang dikelola Otorita Batam (OB) selama 32 tahun, tak pernah
mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial kemasyarakatan.
Seolah-olah, investasi dan pertumbuhan ekonomi menjadi tujuan
segalanya. Sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), maka pengelolaan sebuah kawasan industri tanpa
mengindahkan aspek lingkungan, jelas melanggar hukum. "Semenjak
Pemerintah Kota (Pemkot) Batam dan BAPEDALDA terbentuk tahun
2000, barulah diketahui bahwa Pulau Batam yang kita bangga-
banggakan itu, kondisi lingkungan dan alamnya sudah rusak parah.
(Kompas, 18 Maret 2003)
5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 36/36
36
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Lathif Manjorang, 2011, Bangunan tanpa IMB tak dibongkar,
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=16
8966:bangunan-tanpa-imb-tak-dibongkar&catid=15:sumut&Itemid=28(Accessed: 1 April 2011)
Arsitektur Dwijendra, 2009, Pelanggaran IMB,
http://arsitekturdwijendra.blogspot.com/2009/07/pelanggaran-imb.html
(Accessed : 1 April 2011)
Eddy Hermanto , 2008, Validitas Kontrak Pekerjaan Perlu Dicek,
http://www.suaramerdeka.com/harian/0801/18/kot33.htm (Accessed: 17 Mei
2011) Gindo Nadapdap, 2010, Tindak Pidana Ketenagakerjaan,
http://www.kpsmedan.org/index.php?option=com_content&view=article&id=17
4&Itemid=58 (Accessed : 4 April 2011)
Mirza Zulfi, 2010, Kontrak Konstruksi-Haruskah Adil, http://ukurbahan-
qs.blogspot.com/2010/09/kontrak-konstruksi-haruskah-adil.html (Accessed : 28Maret 2011).
Mahasiswa MIH-UKSW Kelas Hukum Jasa Konstruksi, 2010, Tipikorisasi Kontrak
Kerja Konstruksi, setyopamungkas.files.wordpress.com/.../makalah-
tipikorisasi-kontrak-kerja-konstruksi_fix.doc (Accessed : 28 Maret 2011).
Nurul Ummah, 2010, Reformasi Kebijakan Pertanahan,
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=1&ved=0CBUQFjAA&url
=http%3A%2F%2Fwww.nurulummah.com%2Fartikel%2FHukum%2FREFOR
MASI_KKEBIJAKAN_PERTANAHAN.doc&ei=FWiZTZWcJcq4rAe33q39Cw&usg=AFQjCNFzu1ixeJifOquj1vJusD2LmKpcgg (Accessed : 4 April 2011)
Redaksi Pagi Trans 7 (5 April 2011, 6:40) Suroso Supriyono, 2008, Perlindungan Tenaga Kerja,
http://bisnisberetika.blogspot.com/ (Accessed : 17 Juni 2011)