Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

36
 1 PELANGGARAN DILAPANGAN Arifin Ahmad, Bari Dahwan, Taat, Zaenal Mufti  Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Uni versitas Sains Al Qur¶an Wonosobo A. Pendahuluan Jasa konstruksi merupakan salah satu problematika dalam perkembangan hukum di Indonesia yang menuntut keteraturan hukum dikarenakan kompleksitas  persoalannya. Persoalan-persoalan yang kompleks tersebut menyangkut peranan  berbagai subjek hukum dalam proses pelaksanaan jasa konstruksi. Kecenderungan untuk melakukan penyimpangan di dalam persoalan jasa konstruksi atau pada  proyek-proyek pengadaan barang dan jasa di Indonesia menjadi sesuatu yang patut dicermati. Selain itu, pengenaan hukum yang tepat dalam penyelesaian sengketa  jasa konstruksi menjadi titik tolak utama bagaimana penyidik, jaksa penuntut umum, dan hakim di Indonesia menerapkan ketentuan-ketentuan hukum yang  berkaitan dengan masalah jasa konstruksi. Permasalahan dalam jasa konstruksi bukan hanya pada saat pelaksanaannya saja, namun juga pada pra pelaksanaan yang meliputi pembebasan tanah, perizinan, lingkungan masyarakat dan lain-lain. Permasalahan yang terjadi tersebut s ering kali memicu terjadinya pelanggaran. B. Pembahasan 1. Bentuk pelanggaran yang terjadi 1.1. Pelanggaran IMB Bisa dikatakan pelanggaran IMB di Indonesia cukup membuat kepala kita bergedek dan membuat kita merenung. Inikah hukum dan aturan di negeri kita tercinta ini?. Masyarakat umum bila mengetahui hal ini, sebagian serentak menutup mata. Seakan tak tahu apa-apa. Sedangkan yang merasa dirugikan, tidak jelas nasib mereka akan bergulir kemana. Menurut Widiyo, pelanggaran IMB tidak sekadar merugikan negara dalam hal pengurangan pajak atau retribusi. Akan tetapi,  pembangunan yang tidak sesuai IMB memicu perusakan tata ruang.

Transcript of Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

Page 1: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 1/36

1

PELANGGARAN DILAPANGANArifin Ahmad, Bari Dahwan, Taat, Zaenal Mufti

 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Sains Al Qur¶an Wonosobo

A.  Pendahuluan 

Jasa konstruksi merupakan salah satu problematika dalam perkembangan

hukum di Indonesia yang menuntut keteraturan hukum dikarenakan kompleksitas

  persoalannya. Persoalan-persoalan yang kompleks tersebut menyangkut peranan

 berbagai subjek hukum dalam proses pelaksanaan jasa konstruksi. Kecenderungan

untuk melakukan penyimpangan di dalam persoalan jasa konstruksi atau pada

 proyek-proyek pengadaan barang dan jasa di Indonesia menjadi sesuatu yang patut

dicermati. Selain itu, pengenaan hukum yang tepat dalam penyelesaian sengketa

  jasa konstruksi menjadi titik tolak utama bagaimana penyidik, jaksa penuntut

umum, dan hakim di Indonesia menerapkan ketentuan-ketentuan hukum yang

 berkaitan dengan masalah jasa konstruksi.

Permasalahan dalam jasa konstruksi bukan hanya pada saat pelaksanaannya

saja, namun juga pada pra pelaksanaan yang meliputi pembebasan tanah, perizinan,

lingkungan masyarakat dan lain-lain. Permasalahan yang terjadi tersebut sering kali

memicu terjadinya pelanggaran.

B.  Pembahasan

1.  Bentuk pelanggaran yang terjadi

1.1.  Pelanggaran IMB

Bisa dikatakan pelanggaran IMB di Indonesia cukup membuat

kepala kita bergedek dan membuat kita merenung. Inikah hukum dan

aturan di negeri kita tercinta ini?. Masyarakat umum bila mengetahui hal

ini, sebagian serentak menutup mata. Seakan tak tahu apa-apa.

Sedangkan yang merasa dirugikan, tidak jelas nasib mereka akan bergulir 

kemana.

Menurut Widiyo, pelanggaran IMB tidak sekadar merugikan

negara dalam hal pengurangan pajak atau retribusi. Akan tetapi,

  pembangunan yang tidak sesuai IMB memicu perusakan tata ruang.

Page 2: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 2/36

Sebuah rumah tinggal yang tiba-tiba di renovasi menjadi rumah toko,

misalnya, selain melanggar IMB, kemungkinan juga melanggar 

 peruntukan kawasan.

Secara kasat mata terlihat bahwa fungsi bangunan sebagai tempat

tinggal yang berubah menjadi bangunan lain tanpa izin, apalagi berubah

fungsi, akan mengubah aktivitas di dalamnya. Dipastikan akan ada

  perubahan eksploitasi air, penutupan lahan untuk perluasan bangunan,

atau penggunaan badan jalan untuk tempat parkir. Baik tata sosial

masyarakat maupun tata ruang fisik kota pun bisa rusak.

Banyak kasus yang berhubungan dengan pelanggaran pembuatan

IMB maupun pelaksanaannya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa

faktor yaitu:1.1.1. Faktor Peraturan Perundang-undangan : Lemahnya Aspek 

Sosiologis dalam Peraturan Daerah Tentang IMB

Peraturan Daerah tentang IMB sebagai suatu bentuk 

 peraturan hukum tertulis, dibuat untuk menegakkan perilaku dalam

mendirikan bangunan hanya dapat berfungsi secara efektif apabila

memenuhi tiga syarat yang menurut Satjipto Rahardjo (2000) 

adalah :

a.  Syarat filosofis, yaitu bahwa hukum dapat memberikan

keadilan bagi masyarakat yang dijadikan sasarannya. Tidak 

  boleh suatu hukum menimbulkan diskriminasi terhadap

 beberapa individu atau kelompok masyarakat tertentu.

 b.  Syarat yuridis lebih menekankan pada segi kepastian

hukumnya. Kepastian hukum merupakan suatu ukuran/derajat

yang menentukan ketegasan atau kejelasan dari suatu

ketentuan hukum tentang hak dan kewajiban orang/badan

hukum (subyek hukum) dalam kehidupan masyarakat, tentang

apa-apa tindakan yang dapat dilakukan oleh aparat penegak 

hukum terhadap perbuatan yang melawan hukum dan terhadap

  pelakunya, dan lain-lain. Adanya kepastian hukum tersebut

dapat diukur dari ada atau tidaknya peraturan hukum itu

Page 3: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 3/36

sendiri serta sinkronisasi dengan peraturan hukum yang ada di

atasnya.

c.  Syarat sosiologis, yaitu bahwa suatu hukum dapat berfungsi

apabila norma-norma yang masih bersifat abstrak seperti yang

termuat dalam pasal-pasalnya diimplementasikan oleh para

  pelaksananya baik masyarakat maupun aparat penegak 

hukumnya.

Dalam kaitannya dengan permasalahan pada tidak 

efektifnya Peraturan Daerah dalam mendisiplinkan masyarakat

untuk memohonkan ijin sebelum membangun bangunan, ketiga

syarat tersebut belum terpenuhi seluruhnya, khususnya dalam hal

ini syarat sosiologis.Dalam hal syarat sosiologis, Peraturan Daerah yang

  berkaitan dengan IMB ternyata belum dapat diimplementasikan

dengan baik oleh aparat pelaksananya dan masyarakat itu sendiri.

Penyebab utamanya adalah belum tersosialisasinya perda IMB

tersebut kepada masyarakat dengan jelas dan tegas, hal ini

menyebabkan keragu-raguan masyarakat yang mengajukan IMB

  baik berkaitan perlu atau tidaknya serta berkaitan biaya dan

 prosedur.

1.1.2. Faktor Aparat : Petugas Pelayanan IMB dan Satpol PP sebagai

Lembaga Penegakan Hukum Perda IMB Belum Berfungsi secara

Optimal

Lembaga penegakan hukum ( Legal Structure) merupakan

salah satu unsur yang cukup penting terlaksananya upaya

 penegakan hukum. Lembaga penegakan hukum tidak hanya berupa

lembaga peradilan (kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan) tetapi

  juga lembaga non peradilan, tidak juga hanya lembaga penegakan

hukum yang represif saja tetapi juga preventif, dan tidak juga

hanya lembaga penerapan sanksi tetapi juga lembaga pengawasan.

Ketiga lembaga tersebut harus menjalankan fungsinya

masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 4: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 4/36

Apabila ketiga tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan

  baik/sesuai peraturan perundang-undanagan maka upaya

  penegakan hukum terhadap Perda IMB tidak akan berhasil

optimal. Dengan kata lain, fungsi lembaga penegak hukum yang

lemah menyebabkan proses implementasi Pemberian IMB menjadi

terganjal. Lemahnya fungsi lembaga penegak hukum Perda

disebabkan oleh beberapa faktor, khususnya faktor aparatnya atau

faktor sarana dan prasarana penunjang berfungsinya lembaga

 penegak hukum.

a.  Faktor aparat penegak hukum

Faktor aparat penegak hukum sangat penting

 peranannya karena merekalah yang ditugaskan oleh peraturan perundang-undangan untuk melakukan tindakan terhadap para

  pelanggaran perda IMB. Aparat penegak hukum yang tidak 

  profesional menyebabkan penegakan hukum tidak mencapai

sasaran. Hal ini dapat diuraikan menurut fungsi lembaga

masing-masing.

y  Satpol PP sebagai aparat penerap sanksi yang kurang

  profesional menjadi kendala berfungsinya lembaga

  penerap sanksi dalam mendukung terwujudnya

implementasi pemberian IMB.

Beberapa tindakan yang kurang mencerminkan

kurangnya profesionaslisme aparat penerap sanksi antara

lain :

  Kelambanan dalam penjatuhan sanksi.

Kelambanan dalam penjatuhan sanksi

mengakibatkan efektifitas sanksi menjadi lemah.

Selain itu juga dapat berakibat masyarakat menjadi

tidak percaya sehingga wibawa perda IMB maupun

Pemerintah Kabupaten sebagai penegaknya

mengalami kemerosotan. Beberapa indikator yang

menunjukkan kelambanan lembaga penerap sanksi

Page 5: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 5/36

dalam menjatuhkan hukuman disiplin kepada para

Pelanggar Perda dapat dilihat dari maraknya kasus

 pelanggaran yang tidak ditindak.

 Penjatuhan sanksi yang tidak setimpal.

Sebagaimana diketahui bahwa terhadap setiap

  bentuk pelanggaran akan dikenakan sanksi oleh

Pemerintah daerah sebagai pejabat yang berwenang

menghukum agar menjadi jera. Dalam hal ini bila

  perlu digunakan teori penghukuman secara absolut

yaitu membuat jera pelaku.

Dalam rangka menegakkan Perda IMB maka

ketentuan itu sendiri harus benar-benar dapat

dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh

Pemerintah daerah selaku pejabat yang berwenang.

Tidak melaksanakan ketentuan itu, sama halnya

dengan tidak berbuat apa-apa terhadap pelanggaran

yang telah terjadi, sama pula artinya telah

membiarkan berlangsungnya pelanggaran .

Membiarkan berlangsungnya pelanggaran

adalah juga tidak berdisiplin. Hal ini menjadi faktor 

  penyebab menurunnya disiplin masyarakat dalam

memohon ijin IMB.

y  Lembaga pengawasan, aparat pengawas yang kurang

 profesional menjadi kendala berfungsinya lembaga

Penegak Hukum Perda dalam mendukung

terwujudnya Implementasi Pemberian IMB guna

kesejahteraan masyarakat. Padahal Semua pihak dewasa

ini bertekad untuk menyempurnakan dan lebih

mendayagunakan aparatur pemerintah dan aparatur 

  pembangunan guna menciptakan aparatur yang bersih,

  berwibawa, dan berkemampuan ³  good governance.

Semua pihak juga bertekad untuk lebih meningkatkan

Page 6: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 6/36

secara lebih terpadu pengawasan dan langkah-langkah

  penindakannya. Hal ini mengandung pengertian bahwa

masih terdapat aparatur yang kurang berwibawa, dan

kurang berkemampuan serta belum terpadunya

  pengawasan serta belum nyatanya langkah-langkah

 penindakannya. Setiap pimpinan semua satuan organisasi

 pemerintah, merupakan aparatur negara, abdi negara yang

 bertindak sebagai aparatur fungsional pengawasan, sedang

di lain pihak (selebihnya) terdapat Pegawai Negeri Sipil,

aparatur negara, abdi negara sebagai kelompok aparat

yang diawasi. Meskipun demikian pada hakikatnya semua

Pegawai Negeri Sipil merupakan pengawas, paling tidak kepada dirinya sendiri, yang harus mampu mengendalikan

diri, mengawasi diri ke arah pelaksanaan peraturan

  perundang-undangan umumnya dan peraturan daerah

tentang IMB pada Khususnya. Sebagai aparat fungsional

  pengawasan, sebagai atasan yang masing-masing

mempunyai bawahan, maka pertama-tama harus

memahami Perda yang akan ditegakkan. Sebagai atasan

langsung harus mengetahui hal-hal apa yang menurut

  peraturan perundang-undangan di larang dan hal apa saja

yang wajib dilakukan.

Dalam rangka melaksanakan pengawasan, aparat

atasan harus berpedoman pada ketentuan hukum yang

  berlaku, yaitu Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan. Selama ini

upaya pengawasan terhadap tingkat kedisiplinan Pegawai

  Negeri Sipil masih lemah. Adapun faktor penyebabnya

antara lain adalah masih kurangnya peraturan perundang-

undangan yang menyangkut pengawasan terhadap disiplin

Pegawai Negeri Sipil. Di samping itu disebabkan juga

karena pemahaman akan isi materi peraturan Perda yang

Page 7: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 7/36

ditegakkan juga masih kurang. Adapun yang disebutkan

tadi baru salah satu bentuk pengawasan yaitu pengawasan

fungsional. Lemahnya pengawasan juga disebabkan

karena selama ini fungsi pengawasan melekat belum

dipergunakan secara optimal oleh atasan untuk 

mengetahui sejauh mana tingkat kinerja bawahannya.

Ketidakprofesionalan aparat penegak Perda IMB

seperti diuraikan di atas tidak terlepas dari berbagai faktor-

faktor yang mempengaruhinya. Seperti yang dinyatakan

oleh Soerjono Soekanto bahwa ³dalam menjalankan

  peranannya, aparat penegak hukum terlibat dalam suatu

 proses diskresi oleh karena dia harus menyerasikan antara penerapan hukum secara konsekuen dengan faktor-faktor 

manusiawi´ yang meliputi (tiga), yakni : raw input , yaitu

latar belakang keluarga dan pendidikan; intrumental 

input , yang merupakan pengaruh lembaga di mana dia

  bekerja; serta environmental input , yakni pengaruh

masyarakat luas.

Pengaruh yang tidak serasi dari ketiga faktor 

tersebut akan mengakibatkan terjadinya frustasi, konflik,

dan kekhawatiran-kekhawatiran dalam berperan (role

  performance atau role playing ). Keadaan ini akan

mengakibatkan penggunaan defense mechanisme yang

dapat berakibat negatif. Penggunaan defense mechanisme 

dalam proses diskresi kemungkinan besar akan

mengakibatkan terjadinya hambatan terhadap penegakan

hukum yang fungsional.

Sebagai suatu unsur yang sangat menentukan

upaya penegakan hukum Perda, setiap aparat Pemerintah

daerah Khususnya Satpol PP dituntut mampu menjalankan

tugasnya secara profesional. Sehingga tugasnya untuk 

Page 8: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 8/36

8

menegakkan hukum perda IMB dapat berjalan secara

lancar dan upaya penegakan hukum menjadi lebih efektif.

  Pengaruh latar belakang keluarga dan pendidikan.

Kesadaran untuk profesional dalam setiaptindakan hanya dapat terwujud melalui suatu

  pembinaan sejak dini yang dimulai dari keluarga.

Begitu juga kesadaran hukum dari aparat juga akan

dipengaruhi oleh proses pembinaan dikeluarganya.

Seorang aparat penegak hukum yang kurang

mendapatkan pembinaan keluarga cenderung akan

melakukan tindakan-tindak pelanggaran dalam

 pelaksanaan tugasnya.

Latar belakang keluarga aparat penegak 

hukum Perda yang sering dirundung konflik juga akan

membawa pengaruh yang cukup signifikan bagi pola-

  pola perilaku atau tindakan-tindakan aparat.

Kecenderungan sikap yang ditimbulkan adalah sikap

emosional dan cenderung mengambil jalan-jalan

kekerasan/sewenang-wenang yang jelas merupakan

suatu pelanggaran.

Seperti halnya pengaruh latar belakang

keluarga, kesadaran profesionalitas dalam bekerja

  juga akan sangat dipengaruhi oleh tingkat

 pendidikan. Seorang yang pendidikannya tinggi pada

umumnya lebih bersikap hati-hati, teliti, cermat, dan

cepat dalam mengambil keputusan. Tingkat

  pendidikan yang rendah atau mungkin lingkungan

  pendidikan yang kurang memenuhi standar kualitas

akan menimbulkan dampak pada perilaku

kedisiplinan seseorang. Begitu pula aparat penegak 

hukum, mereka yang pada umumnya berpendidikan

tinggi lebih cenderung mengambil keputusan dan

Page 9: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 9/36

9

tindakan-tindakan yang begitu hati-hati, teliti, dan

cermat. Kondisi pendidikan di Indonesia yang masih

  berorientasi pada pencapaian prestasi secara formal

(nilai) bukan materiil juga sangat berpengaruh pada

tingkat profesionalitas seseorang, karena pada orang

yang hanya mengejar nilai formal saja dengan

menggunakan cara-cara yang negatif (menyontek dan

sebagainya) umumnya lebih menonjolkan sikap ingin

dipuji ³exhibitionist  hal ini tentu sangat berpengaruh

 pada saat orang itu bekerja, dia akan berusaha untuk 

menonjolkan sisi-sisi positif terutama jika berhadapan

dengan pimpinan.

y  Pengaruh lembaga di mana aparat penegak hukum bekerja

Sebagaimana diketahui lembaga di Indonesia saat

ini telah dikotori dengan berbagai perilaku yang sangat

  bertentangan dengan nilai-nilai hukum universal yang

dianut oleh masyarakat, seperti korupsi, kolusi, nepotisme,

 penyalahgunaan wewenang dan sebagainya. Dan di antara

lembaga-lembaga tersebut yang disinyalir menjadi

sarangnya adalah aparat. Kondisi demikian telah

mengakar bahkan seolah-olah menjadi budaya yang

sistematik. Dengan demikian wajar apabila sebagian besar 

aparat Pemerintah Daerah, termasuk aparat yang

 berwenang memberikan ijin IMB, juga terkena imbasnya.

Pengaruh lembaga yang membawa dampak negatif 

 pada sikap aparat pemerintah daerah juga bisa diakibatkan

dari :

  Kurangnya pelayanan terhadap tuntutan hak-hak 

Pegawai Negeri Sipil terutama mengenai gaji yang

layak.

Dengan gaji dan tunjangan yang tidak 

seimbang dengan beban tugas Pegawai Negeri Sipil

Page 10: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 10/36

10 

karena disamping itu juga mereka mempunyai tugas-

tugas lain seperti pada umumnya yang dilakukan oleh

Pegawai Negeri Sipil. Hal ini akan mendorong

mereka melakukan praktek-praktek yang tidak disiplin

seperti dengan melakukan pungutan liar dalam

 permohonan IMB.

  Pengelolaan manajemen administrasi di lingkungan

lembaga yang bersangkutan juga sangat berpengaruh

 pada kinerja setiap petugas.

  Pengaruh masyarakat luas pada umumnya dan

masyarakat Pegawai Negeri Sipil pada khususnya.

Masih adanya keengganan dari masyarakat

luas yang enggan atau tidak berani memberikan

laporan atau keterangan tentang adanya indikasi

  penyimpangan (misalnya Pungli) seorang atau

  beberapa oknum Pegawai Negeri Sipil akan

mengakibatkan pelaksanaan Implementasi Pemberian

IMB menjadi terhambat.

Begitu pula di lingkungan Pegawai Negeri

Sipil masih terdapat kecenderungan untuk tidak 

melaporkan kepada pihak yang berwenang tentang

adanya tindakan penyimpangan prosedur yang

dilakukan oleh teman sejawatnya karena oknum

Pegawai Negeri Sipil yang akan dilaporkan tersebut

  pangkatnya lebih tinggi atau telah

mengancam/menerornya. Selain dari faktor-faktor 

mentalitas /profesionalisme aparat di atas yang lebih

kualitatif, faktor ketersediaan Sumber daya manusia,

khususnya yang mengerti dan memahami hakekat

dan prosedur pemberian ijin IMB juga masih sangat

terbatas (faktor kuantitatif aparat penegak hukum) 

Page 11: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 11/36

11

sehingga banyak Permohonan IMB yang tidak dapat

ditangani dengan cepat dan tepat.

 b.  Faktor sarana dan prasarana penunjang

Agar fungsi Pemerintah Daerah dapat lebih optimal

dalam memberikan pelayanan IMB maka berbagai macam

sarana dan prasarana penunjangnya harus tersedia dengan baik 

dan layak, khususnya sarana dan prasarana administratif 

seperti buku Panduan, komputer, dan lain-lain masih terbatas.

Sehingga dalam melakukan suatu pelayanan sering mengalami

hambatan.

y  Tidak efektifnya sanksi bagi masyarakat yang melanggar 

Perda IMB

Ada kalangan-kalangan tertentu yang berpendapat

 bahwa salah satu upaya penting untuk mengusahakan agar 

hukum itu efektif (jadi mempunyai dampak hukum

 positif ), adalah dengan menetapkan sanksi. Sanksi tersebut

sebenarnya merupakan suatu rangsangan untuk berbuat

atau tidak berbuat. Kadang-kadang sanksi dirumuskan

sebagai suatu persetujuan atau penolakan terhadap pola

  perilaku tertentu dalam masyarakat. Dengan demikian

maka terdapat sanksi yang negatif dan sanksi yang positif.

Secara sempit sanksi negatif berarti suatu hukuman,

sedangkan sanksi yang positif merupakan imbalan

(sebagai akibat kepatuhan hukum tertentu). Di dalam

kenyataannya tidaklah terlalu mudah untuk menetapkan

  bahwa hukum tertentu pasti akan efektif apabila disertai

dengan sanksi-sanksi (baik yang positif maupun yang

negatif ). Akan tetapi faktor utama yang perlu diperhatikan

untuk menentukan apakah sanksi tersebut berperan di

dalam mengefektifkan hukum adalah masalah

Page 12: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 12/36

12 

karakteristik dari sanksi itu sendiri. Bagaimanakah sanksi

itu : apakah sanksinya berupa sanksi berat atau ringan-

ringan saja. Hal yang berkaitan erat dengan itu ialah

  persepsi warga masyarakat di dalam menanggung resiko,

terutama kalau melanggar suatu peraturan yang disertai

dengan suatu sanksi yang negatif. Kalau seseorang warga

masyarakat berani menanggung risiko, walaupun sifatnya

spekulatif maka akan dapat diduga bahwa sanksi yang

negatif tersebut sangat terbatas akibat-akibatnya. Masalah

tersebut berhubungan erat dengan jangka waktu penerapan

sanksi negatif tersebut. Kalau sanksi tersebut segera

dijatuhkan maka ada kemungkinan bahwa akibatnya akan  jauh lebih efektif dari pada apabila pelaksanaannya

ditunda.

Kelambanan dalam menerapkan sanksi negatif 

terhadap perilaku tertentu merupakan salah satu faktor 

yang menyebabkan sanksi menjadi tidak efektif. Artinya,

warga masyarakat seolah-olah tidak mempercayainya lagi,

sehingga wibawa hukum dan penegakannya akan

mengalami kemerosotan.

Efektifitas sanksi juga tergantung pada

karakteristik orang-orang yang terkena oleh sanksi

tersebut. Hal itu antara lain menyangkut jumlah orang

yang terkena, di mana semakin sedikit orang yang terkena

semakin tinggi juga efektifitasnya. Selain dari itu, maka

hal itu juga tergantung pada kepribadian masing-masing.

Ada manusia tertentu semata-mata untuk memuaskan

 perasaan saja. Agaknya sulit sekali mempengaruhi tingkah

lakunya dengan sanksi-sanksi, yang pada umumnya akan

dapat membatasi perilaku orang yang lebih banyak 

mempergunakan pikirannya.

Page 13: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 13/36

13 

Dalam kaitannya dengan upaya menciptakan

efektifitas implementasi Pemberian IMB, Perda IMB telah

mengatur beberapa tingkat dan jenis sanksi. Apabila

dilihat dari sifatnya sanksi-sanksi yang diatur dalam perda

IMB adalah sanksi-sanksi yang negatif berupa ³Denda´

  Namun dari segi efektifitasnya ternyata sanksi-sanksi

tersebut belum membuat jera para pelaku pelanggar 

disiplin atau dengan kata lain sanksi berupa denda belum

efektif. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu :

  Penerapan sanksi berupa denda terhadap pelaku

  pelanggaran Perda IMB cenderung lamban dan

kurang tegas.

Kelambanan dalam penjatuhan denda

mengakibatkan efektifitas sanksi menjadi lemah.

Selain itu juga dapat berakibat masyarakat menjadi

tidak percaya sehingga wibawa hukum maupun

  penegaknya mengalami kemerosotan yang dapat

memunculkan kecenderungan masyarakat untuk 

melakukan berbagai bentuk pelanggaran Perda IMB

untuk mencoba apakah denda tersebut benar 

dikenakan atau malah lepas.

Beberapa indikator yang menunjukkan

kelambanan dalam menjatuhkan pengenaan denda

kepada masyarakat yang melakukan pelanggaran

Perda IMB dapat dilihat dari maraknya kasus

  pelanggaran membangun bangunan tanpa memiliki

IMB oleh masyarakat. Dan pelanggaran tersebut tidak 

segera dikenakan denda namun justru yang

mengajukan ijin tetapi terlambat malah dikenai denda

dengan segera.

  Penjatuhan denda yang tidak setimpal.

Page 14: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 14/36

14 

Sebagaimana diketahui bahwa terhadap setiap

 bentuk pelanggaran akan dikenakan hukuman disiplin

oleh pemerintah.

Dalam rangka menegakkan disiplin

masyarakat maka ketentuan itu sendiri harus benar-

  benar dapat dilaksanakan secara sungguh-sungguh

oleh pemerintah yang berwenang. Tidak 

melaksanakan ketentuan itu, sama halnya dengan

tidak berbuat apa-apa terhadap pelanggaran yang telah

terjadi, sama pula halnya telah membiarkan

 berlangsungnya pelanggaran perda IMB.

Membiarkan berlangsungnya pelanggaranadalah juga tidak berdisiplin. Hal ini menjadi faktor 

  penyebab menurunnya disiplin masyarakat dalam

mengajukan permohonan IMB. Penegakan peraturan

dengan demikian menjadi kewajiban Pemda melalui

Satuan Polisi Pamong prajanya,. Bukan kekerasan

yang diutamakan, tetapi ketegasannya, dan sikapnya

yang pertama-tama dan yang paling utama sebagai

  pelaku dalam penegakan Perda. Ada kalanya Pemda

merasa ³kasihan´ menindak masyarakat. Bahkan ada

yang takut kepada masyarakat dianggap tidak populis

sebab takut berdampak politis.

Pengenaan hukuman denda haruslah benar 

atau setimpal dengan bentuk pelanggarannya, agar 

supaya dirasakan adil dan dirasakan sebagai bentuk 

  pembinaan dan mendidik. Maklum setiap manusia

mempunyai kelemahan, kekurangan, kekhilafan

sebagai bagian yang negatif di dalam dirinya. Dengan

  pernyataan hukuman yang setimpal akan

menghilangkan kesan semena-mena, sewenang-

wenang dan sesuai dengan tujuan diadakannya

Page 15: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 15/36

15 

 pengenaan denda kepada masyarakat Pelanggar Perda

IMB akan terasa ³mendidik´ bila tepat dan cepat

dijatuhkan dan tepat hukumannya.

Penjatuhan sanksi yang tidak setimpal juga

dapat membuat masyarakat pelaku pelanggaran Perda

IMB menjadi tidak merasa jera. Kondisi demikian

 juga akan mendorong munculnya pelanggar-pelanggar 

  baru karena mereka menganggap hukuman sanksi

yang dikenakan masih belum seberapa misalnya

dengan nilai keuntungan yang mereka dapatkan.

Selain itu, dengan denda yang tidak setimpal akan

menimbulkan ketidakpuasan bagi pihak yang merasadirugikan.

c.  Kurangnya taraf kesadaran dan kepatuhan hukum masyarakat

 berkaitan dengan Kesadaran mengajukan permohonan IMB

y  Kurangnya taraf kesadaran hukum masyarakat berkaitan

dengan kesadaran mengajukan permohonan IMB

Kesadaran hukum adalah kesadaran atau nilai-nilai

yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum yang

ada atau hukum yang diharapkan ada. Kesadaran hukum

merupakan wadah jalinan nilai hukum yang mengendap

dalam sanubari manusia. Kesadaran hukum sebagai suatu

wadah nilai mempunyai hubungan yang erat dengan

 perikelakukan manusia oleh karena :

  Manusia selalu berinteraksi dengan sesamanya.

Pengalaman berinteraksi tersebut menghasilkan.

  Sistem nilai, yaitu konsepsi abstrak mengenai apa

yang buruk dan apa yang baik (wadahnya adalah

antara lain kesadaran hukum).

Sistem nilai berpengaruh pada pola pikir 

manusia yang kemudian menentukan sikap manusia

Page 16: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 16/36

16 

yakni kecenderungan untuk berbuat atau tidak berbuat

terhadap sesama, benda atau keadaan tertentu.

Sikap ini kemudian menghasilkan

  perikelakuan yang kemudian menjadi pola

  perikelakuan yang apabila diabstraksikan menjadi

norma atau kaidah yang merupakan patokan tentang

  perikelakukan yang pantas. Norma kemudian

mengatur interaksi antar manusia.Taraf kesadaran

hukum dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu

  Pengetahuan tentang hukum.

  Pemahaman tentang hukum.

  Sikap terhadap hukum.

  Perilaku hukum.

Pengetahuan tentang hukum diartikan sebagai

keadaan di dalam pikiran seseorang mengenai hukum-

hukum tertentu. Orang yang hanya mengetahui hukum,

taraf kesadaran hukumnya paling rendah. Sedangkan

orang yang sudah memahami hukum taraf kesadarannya

lebih tinggi dibandingkan dengan yang disebutkan

 pertama. Dan begitu seterusnya.

Sebab-sebab taraf kesadaran hukum masyarakat

rendah dapat dikembalikan pada faktor-faktor sebagai

 berikut:

  Taraf sinkronisasi yang rendah dari peraturan

  perundang-undangan seperti berupa Perda IMB

mengatur tentang sanksi hukum yang pasti.

  Mentalitas yang kurang baik dari masyarakat oleh

karena sikap tindaknya yang impulsif dan emosional

yang didasarkan pada didasarkan pada kekayaan

materiil, kekuasaan, kedudukan, ketenaran.

  Fasilitas pendukung proses hukum yang relatif tidak 

memadai; seperti kurangnya kuatnya sanksi Perda

Page 17: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 17/36

17 

IMB yang dikenakan, belum dioptimalkannya

 peralatan teknologi informasi dan komunikasi seperti

komputer, internet, dan intranet untuk memudahkan

 pengelolaan administrasi Pemberian Ijin IMB.

  Membudayanya   shame culture dan bukan  gult 

culture.

  Kecenderungan untuk senantiasa melaksanakan

 beleid.

  Lebih mementingkan kelaziman dari pada kebenaran.

y  Taraf Kepatuhan Hukum Masyarakat

Kepatuhan hukum merupakan suatu bentuk 

  perilaku hukum hasil manifestasi kesadaran hukum.

Adapun taraf kepatuhan hukum adalah relatif, karena

seorang patuh bisa disebabkan karena:

  Rasa takut pada sanksi negatif sebagai akibat

melanggar hukum.

  Ada keinginan kuat untuk memelihara hubungan baik 

dengan lingkungan.

  Ada keinginan kuat untuk memelihara hubungan baik 

dengan penguasa.

  Sesuai dengan nilai-nilai yang dianut.

  Sebagian besar dari kepentingan-kepentingan di jamin

dan dilindungi oleh hukum.

1.2. Pelanggaran dalam kontrak konstruksi

Kontrak adalah µkesepakatan' antara µdua pihak'. Kesepakatan

dapat diartikan bahwa kedua belah pihak telah mengetahui dan paham

akan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak, terlepas dari syarat-

syarat kontrak yang dibuat. Masalah jasa konstruksi di Indonesia diatur 

dalam UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, dimana jasa

konstruksi diberikan arti adalah layanan jasa konsultansi perencanaan

 pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan

Page 18: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 18/36

18

layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi (Pasal 1 angka

1). Kemudian yang dimaksud dengan pekerjaan konstruksi adalah

keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau

  pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural,

sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta

kelengkapannya. untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain

(Pasal 1 angka 2). Sementara secara khusus, terdapat Keputusan Presiden

  No. 80 Tahun 2003 yang mengatur tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang mengatur mengenai pengadaan

 barang/jasa di lingkungan pemerintah, dan Peraturan Pemerintah No. 20 

Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Di dalam undang-undang tersebut pula, diatur mengenai kontrak kerja konstruksi, sebagai landasan adanya hubungan antar subyek hukum

 pelaku jasa konstruksi atau pengadaan barang/jasa. Letak keterhubungan

tersebut ada pada konsep perjanjian antar subyek hukum dalam proyek 

  jasa konstruksi, pelaksanaan, dan pengawasan. Kontrak kerja konstruksi

diartikan sebagai keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum

antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan

konstruksi (Pasal 1 angka 5). Sementara di dalam Pasal 1 angka 15,

Keppres 80 Tahun 2003, Kontrak adalah perikatan antara pengguna

  barang/jasa dengan penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan pengadaan

 barang/jasa.

Sengketa konstruksi dapat timbul antara lain karena klaim yang

tidak dilayani misalnya keterlambatan pembayaran, keterlambatan

  penyelesaian pekerjaan, perbedaan penafsiran dokumen kontrak, ketidak 

mampuan baik teknis maupun manajerial dari para pihak. Selain itu

sengketa konstruksi dapat pula terjadi apabila pengguna jasa ternyata tidak 

melaksanakan tugas-tugas pengelolaan dengan baik dan mungkin tidak 

memiliki dukungan dana yang cukup. Dengan singkat dapat dikatakan

 bahwa sengketa konstruksi timbul karena salah satu pihak telah melakukan

tindakan cidera (wanprestasi atau default ).

Page 19: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 19/36

19

Sengketa jasa konstruksi terdiri dari 3 (tiga) bagian : (1) sengketa

 precontractual  yaitu sengketa yang terjadi sebelum adanya kesepakatan

kontraktual, dan dalam tahap proses tawar menawar; (2) sengketa

contractual  yaitu sengketa yang terjadi pada saat berlangsungnya

 pekerjaan pelaksanaan konstruksi; dan (3) sengketa pascacontractual yaitu

sengketa yang terjadi setelah bangunan beroperasi atau dimanfaatkan

selama 10 (sepuluh) tahun. Sengketa contractual  terjadi pada saat

  pekerjaan pelaksanaan sedang berlangsung. Artinya tahapan kontraktual

sudah selesai, disepakati, ditandatangani, dan dilaksanakan di lapangan.

Sengketa terjadi manakala apa yang tertera dalam kontrak tidak sesuai

dengan apa yang dilaksanakan di lapangan. Dalam istilah umum sering

orang mengatakan bahwa pelaksanaan proyek di lapangan tidak sesuaidengan bestek, baik bertek tertulis (kontrak kerja) dan atau bestek gambar 

(lampiran-lampiran kontrak ), ditambah perintah-perintah direksi/pengawas

 proyek (manakala bestek tertulis dan bestek gambar masih ada yang belum

lengkap).

Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 mengatur mengenai sanksi

 pidana bagi pelaku jasa konstruksi, khususnya Pasal 41 dan Pasal 43 ayat

(1), (2), dan (3). Tujuan undang-undang ini adalah untuk melindungi

masyarakat yang menderita sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan

konstruksi sedemikian rupa. Pada pinsipnya barang siapa yang

merencanakan, melaksanakan maupun mengawasi pekerjaan konstruksi

yang tidak memenuhi persyaratan keteknikan dan mengakibatkan

kegagalan pekerjaan konstruksi (pada saat berlangsungnya pekerjaan

konstruksi) atau kegagalan bangunan (setelah bangunan beroperasi), maka

akan dikenai sanksi pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau

dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh persen) dari nilai kontrak.

Selain sanksi pidana, para profesional (tenaga ahli) teknik juga akan

dikenai sanksi administrasi sebagaimana yang diatur Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor  28 Tahun 2000 Pasal 31, 32, dan 33  juncto PP Nomor  30 

Tahun 2000 Pasal 6 ayat (4). Sanksi pidana dirasakan perlu mengingat

  bahwa sanksi lain seperti sanksi administrasi bagi pelanggaran norma-

Page 20: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 20/36

20 

norma hukum Tata Negara dan Tata Usaha Negara, dan sanksi perdata

  bagi pelanggaran norma-norma hukum perdata belum mencukupi untuk 

mencapai alternatif penyelesaian sengketa jasa konstruksi tujuan hukum,

yaitu rasa keadilan.

1.3. Pelanggaran Ketenagakerjaan

Dalam bidang ketenagakerjaan, pelanggaran bisa terjadi dalam

 bentuk:

1.3.1. Pelanggaran hak normatif buruh oleh pengusaha yang meliputi hak 

ekonomis, hak medis, hak politik, dan hak sosiologis.Contoh Pelanggarannya:

a.  Hak ekonomis: Pelaku usaha tidak memberikan upah yang,

THR, dan THT sesuai ketentuan yang berlaku.

 b.  Hak medis: Pelaku usaha mengabaikan keselamatan dan

kesehatan kerja, melanggar hak melahirkan, hak istirahat, hak 

 jaminan pemeliharaan kerja, dan sebagainya.

c.  Hak politik: Pelaku usaha merampas hak karyawan untuk 

membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja, mogok, dan

hak untuk mendapat perlakuan non diskriminatif.

d.  Hak sosial: Pelaku usaha mempersulit karyawan untuk 

mendapatkan hak cuti, kawin, libur resmi, dan sebagainya.

1.3.2. Pemutusan Hubungan Kerja.

Penyimpangan yang terjadi biasanya dalam bentuk:

a.  Alasan PHK tidak jelas. Mestinya, menurut undang-undang

ketenagakerjaan, PHK bisa dilakukan diantaranya apabila:

y  karyawan melakukan kesalahan berat seperti penggelapan,

  penipuan, pencurian, mabuk-mabukan, tindakan asusila,

mengancam, memprovokasi, terancam hukuman pidana 5 

tahun atau lebih (Pasal 158 UU No. 23 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan).

Page 21: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 21/36

21

y    perusahaan mengalami perubahan status, penggabungan,

  peleburan, perubahan kepemilikan dimana pekerja tidak 

 bersedia melanjutkan hubungan kerja, perusahaan tutup dua

tahun terus menerus, atau pailit (Pasal 163

, 164

, 165

UU No. 23 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan).

 b.  Mekanisme PHK tidak benar. Undang-undang mengatur bahwa

PHK dianggap sah apabila sebelumnya telah dilakukan

  perundingan dan sudah mendapatkan penetapan dari lembaga

  penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan disetujui

kedua belah pihak.

c.  Kompensasi yang diberikan pada karyawan tidak ¶ fair ¶. Agar 

tercapai keputusan yang adil seperti yang diatur dalam undang-

undang ketenagakerjaan, uang pesangon, uang penghargaan, dan

uang pengganti harus dihitung secara rasional. Biasanya yang

diterima karyawan terlalu kecil. Bahkan dalam kasus tertentu

 banyak PHK yang tidak disertai dengan kompensasi apa pun.

Sebagaimana diatur dalam UUK pelanggaran atas hak-hak buruh

dibagi dalam 2 kategori tindak pidana, yaitu :

1.3.3. Tindak Pidana Kejahatan, terdiri dari :

a.  Pelanggaran atas Pasal 74 UUK (larangan mempekerjakan anak-

anak pada pekerjaan terburuk ).

 b.  Pelanggaran atas Pasal 167 ayat (5) UUK (buruh yang di PHK 

karena pensiun tetapi pengusaha tidak mau membayar 

 pesangonnya 2 x ketentuan Pasal 156 UUK.

c.  Pelanggaran atas Pasal 42 ayat (1) dan ayat (2) (larangan pekerja

asing tanpa ijin dan perorangan yang mempekerjakan pekerja

asing).

d.  Pelanggaran Pasal 68 (larangan mempekerjakan anak ).

e.  Pelanggaran Pasal 69 ayat (2) (mempekerjakan anak tanpa ijin

orang tuanya).

f.  Pelanggaran Pasal 80 (jaminan kesempatan beribadah yang

cukup).

Page 22: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 22/36

22 

g.  Pelanggaran Pasal 82 (cuti karena melahirkan dan keguguran).

h.  Pelanggaran Pasal 90 ayat (1) (pembayaran upah di bawah Upah

Minimum).

i.  Pelanggaran Pasal 143 (menghalang-halangi kebebasan buruh

untuk berserikat).

 j.  Pelanggaran Pasal 160 ayat (4) dan ayat (7) (mempekerjakan

  buruh yang tidak bersalah dalam 6 bulan sebelum perkara

  pidana diadili dan kewajiban pengusaha membayar uang

 penghargaan masa kerja bagi buruh yang di PHK karena diadili

dalam perkara pidana).

k.  Tindak pidana kejahatan atas pelanggaran hak-hak buruh juga

diatur pada UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan SosialTenaga Kerja.

l.  Tindak pidana kejahatan atas pelanggaran UU No. 21 tahun

2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.

Segala perbuatan pengusaha yang melanggar ketentuan-

ketentuan tersebut di atas diancam dengan hukum pidana (penjara) 

  bervariasi sekurangnya satu (1) tahun dan paling lama lima (lima) 

tahun. Juga ada ancaman denda sekurang-kurangnya 100 juta rupiah

dan 500 juta rupiah

1.3.4. Tindak Pidana Pelanggaran, terdiri dari :

a.  Pelanggaran Pasal 35 ayat (2) UUK (kewajiban pelaksana

  penempatan tenaga kerja memberi perlindungan sejak 

rekruitment sampai penempatan tenaga kerja).

 b.  Pelanggaran Pasal 35 ayat (3) UUK (perlindungan oleh pemberi

kerja atas kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan mental dan

fisik ).

c.  Pelanggaran Pasal 93 ayat (2) UUK (pembayaran upah karena

sakit/karena tugas negara/pengusaha tdk mau mempekerjakan

 buruh sesuai perjanjian/hak istirahat buruh/tugas melaksanakan

fungsi serikat).

d.  Pelanggaran Pasal 137 UUK (hak mogok ).

Page 23: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 23/36

23 

e.  Pelanggaran Pasal 138 ayat (1) UUK (menghalangi maksud

serikat buruh untuk mogok kerja).

f.  Pelanggaran Pasal 37 ayat (2) UUK (lembaga penempatan

tenaga kerja tanpa ijin tertulis dari Menteri/pejabat yg ditunjuk ).

g.  Pelanggaran Pasal 44 ayat (1) UUK (pemberi tenaga kerja asing

wajib mentaati standar dan kompetensi yang berlaku).

h.  Pelanggaran Pasal 45 ayat (1) UUK (tenaga kerja WNI sebagai

 pendamping tenaga kerja asing).

i.  Pelanggaran Pasal 67 ayat (1) UUK (pembayaran pesangon bagi

 buruh yang pensiun).

 j.  Pelanggaran Pasal 71 ayat (2) UUK (syarat-syarat

mempekerjakan anak ).k.  Pelanggaran Pasal 76 UUK (perlindungan bagi buruh

 perempuan).

l.  Pelanggaran Pasal 78 ayat (2) UUK (wajib bayar upah pada jam

kerja lembur ).

m.  Pelanggaran Pasal 79 ayat (1) dan ayat (2) UUK (waktu istirahat

 bagi buruh).

n.  Pelanggaran Pasal 85 ayat (3) UUK (pembayaran upah lembur 

 pada hari libur resmi).

o.  Pelanggaran Pasal 144 UUK (mengganti buruh yang mogok 

dengan buruh yang baru).

 p.  Pelanggaran atas Pasal 14 ayat (2) UUK (perijinan bagi lembaga

 pelatihan kerja swasta).

q.  Pelanggaran Pasal 38 ayat (2) UUK (biaya penempatan tenaga

kerja oleh swasta).

r.  Pelanggaran Pasal 63 ayat (1) UUK (PKWT secara lisan,

 pengusaha wajib membuat surat pengangkatan).

s.  Pelanggaran atas Pasal 78 ayat (1) UUK (syarat-syarat

mempekerjakan buruh di luar jam kerja).

t.  Pelanggaran Pasal 108 ayat (1) UUK (wajib membuat peraturan

 perusahaan dengan 10 orang buruh).

Page 24: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 24/36

24 

u.  Pelanggaran Pasal 111 ayat (3) UUK (masa berlaku Peraturan 2 

tahun dan wajib diperbaharui).

v.  Pelanggaran Pasal 114 UUK (peraturan perusahaan wajib

dijelaskan kepada buruh dan perubahannya).

w.  Pelanggaran Pasal 148 UUK (syarat-syarat lock out  ).

x.  Pelanggaran di bidang ketenagakerjaan juga diatur pada UU No.

3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

y.  Pelanggaran UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat

Pekerja/Serikat Buruh.

Segala perbuatan pengusaha yang melanggar pasal-pasal

tersebut diatas diancam dengan ancaman hukuman kurungan

sekurang-kurangnya 1 bulan dan paling lama 4 bulan. Juga diancamdengan hukuman denda sekurang-kurangnya 10 juta rupiah dan

sebanyak-banyaknya 100 juta rupiah.

1.4. Pelanggaran penyusunan AMDAL

Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) di Indonesia

diberlakukan berdasar PP 51 tahun 1993 (sebelumnya PP 29 tahun

1986) sebagai realisasi pelaksanaan UU no. 4 tahun 1982 tentang

Lingkungan Hidup yang saat ini telah direvisi menjadi UU no. 23 

tahun 1997. AMDAL merupakan instrumen pengelolaan lingkungan yang

diharapkan dapat mencegah kerusakan lingkungan dan menjamin

upaya-upaya konservasi. Hasil studi AMDAL merupakan bagian

 penting dari perencanaan pembangunan proyek itu sendiri.

Sebagai instrumen pengelolaan lingkungan yang bersifat

  preventif, AMDAL harus dibuat pada tahap paling dini dalam

  perencanaan kegiatan pembangunan. Dengan kata lain, proses

  penyusunan dan pengesahan AMDAL harus merupakan 10 bagian

dari proses perijinan satu proyek. Dengan cara ini proyek-proyek 

dapat disaring seberapa jauh dampaknya terhadap lingkungan. Di sisi

lain studi AMDAL juga dapat memberi masukan bagi upaya -upaya untuk 

meningkatkan dampak positif dari proyek tersebut.

Page 25: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 25/36

25 

Secara teknis instansi yang bertanggung jawab dalam

merumuskan dan memantau penyusunan AMDAL di Indonesia adalah

BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan). Sebagaimana

diatur dalam PP 51 tahun 1993, kewenangan ini juga dilimpahkan

  pada instansi -instansi sektoral serta BAPEDALDA Tingkat I. Dengan

kata lain BAPEDAL Pusat hanya menangani studi-studi AMDAL yang

dianggap mempunyai implikasi secara nasional. Pada tahun 1999

diterbitkan lagi penyempurnaan ini adalah untuk memberikan

kewenangan proses evaluasi AMDAL pada daerah. Materi baru dalam PP

ini adalah diberikannya kemungkinan partisipasi masyarakat di dalam

 proses penyusunan AMDAL.

Penerapan AMDAL di Indonesia tidak semudah di negara  barat, karena kondisi masyarakat yang berbeda, yang tidak dapat

sepenuhnya memberi dukungan terhadapa tindakan pemerintah.

Walaupun banyak isu lingkungan dalam agenda sosial, tetapi isu

tersebut masih dianggap kurang penting. Masyarakat juga cenderung

lebih mempertahankan hidup dengan menggantungkan pada sum

  berdaya alam daripada melakukan tindakan untuk melindungi

kehidupan liar, spesies langka dan keanekaragaman hayati. Agenda

sosial untuk perlindungan lingkungan tersebut juga lemah dan

mempunyai sedikit kesempatan untuk diangkat menjadi agenda

 politik.

Kemiskinan, buta huruf, kurangnya informasi, sangat

  berkuasanya elit politik dan ekonomi, rezim politik yang terlalu

mengontrol dan otoriter, merupakan faktor adanya situasi tersebut.

1.5. Pelanggaran Pertanahan

Tanah sebagai hak dasar setiap orang, keberadannya dijamin dalam

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945, yang berbunyi:

³Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat´.

Page 26: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 26/36

26 

Penegasan lebih lanjut tentang hal itu diwujudkan dengan terbitnya

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan  I nternational 

Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights (Kovenan

Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya). Sesuai

dengan sifatnya yang multidimensi dan sarat dengan persoalan keadilan,

 permasalahan tentang dan sekitar tanah seakan tidak pernah surut. Seiring

dengan hal itu, gagasan atau pemikiran tentang pertanahan juga terus

  berkembang sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat sebagai

dampak dari perkembangan di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya.

Tanah merupakan salah satu sumber utama bagi kelangsungan

hidup dan penghidupan bangsa dalam mencapai sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat yang terbagi secara adil dan merata, maka tanahadalah untuk diusahakan atau digunakan bagi pemenuhan kebutuhan yang

nyata. Sehubungan dengan itu, penyediaan, peruntukan, penguasaan,

  penggunaan dan pemeliharaannya perlu diatur agar terjamin kepastian

hukum dalam penguasaan dan pemanfaatannya serta sekaligus

terselenggara perlindungan hukum bagi rakyat banyak, terutama golongan

  petani, dengan tetap mempertahankan kelestarian kemampuannya dalam

mendukung kegiatan pembangunan yang berkelanjutan.

Di samping itu tanah merupakan sumber daya yang penting bagi

masyarakat, baik sebagai media tumbuh tanaman, maupun sebagai ruang

(space) atau wadah tempat melakukan berbagai kegiatan. Tanah juga

merupakan salah satu faktor produksi yang sangat vital bagi kehidupan

manusia dan pembangunan suatu bangsa. Tanah dalam masa

  pembangunan bertambah penting artinya, karena adanya peningkatan

volume pembangunan dalam bidang-bidang pertanian, industri modern,

 perumahan, kelestarian lingkungan hidup, pengamanan sumber kekayaan

alam, kesejahteraan sosial dan lain-lain. Hal ini semakin komplek bila

dikaitkan dengan pertambahan penduduk yang memerlukan areal yang

luas, otomatis mengakibatkan mengecilnya atau berkurangnya persediaan

tanah.

Page 27: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 27/36

27 

Indonesia telah memiliki ketentuan khusus yang mengatur tentang

  pertanahan yaitu dalam Undang-undang No.5 Tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang biasa disebut UUPA, yang

mulai berlaku sejak tanggal 24 September 1960.

Pada awal berlakunya UUPA sudah mulai terasa adanya gejala

ketimpangan pemilikan dan penguasaan tanah. Perbandingan antara

ketersediaan tanah sebagai sumber daya alam yang langka di satu sisi, dan

 pertambahan jumlah penduduk dengan berbagai pemenuhan kebutuhannya

akan tanah di sisi lain, tidak mudah dicari titik temunya. Dengan perkataan

lain, akses untuk memperoleh dan memanfaatkan tanah untuk memenuhi

kebutuhan dasar manusia itu belum dapat dinikmati oleh setiap orang

disebabkan antara lain karena perbedaan dalam akses modal dan akses politik.

Dalam usianya yang mencapai 50 tahun, ada lima masalah di

 bidang pertanahan yang sering mencuat ke permukaan, yaitu fungsi sosial

tanah (Pasal 6), batas maksimum pemilikan tanah (Pasal 7), pemilikan

tanah Absentee/guntai (Pasal 10), monopoli pemilikan tanah (Pasal 13),

dan penetapan ganti rugi tanah untuk kepentingan umum (Pasal 18).

Kelima hal ini baik secara langsung maupun tidak memicu munculnya

  berbagai bentuk konflik pertanahan, yang tidak mudah diselesaikan.

Masalah menjadi semakin rumit, karena gencarnya aktivitas

  pembangunan menyebabkan terlupakannya unsur keadilan di bidang

 pertanahan.

Penerapan Pasal 6 UUPA tentang fungsi sosial tanah, misalnya,

masih sering bias dalam praktek di lapangan. UU No 5/1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) yang diterbitkan dalam

rangka mewujudkan amanat Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945, merupakan

kenyataan hukum dalam menjelaskan tujuan dari tanah sebagai  social 

asset  dan capital asset . Sebagai undang-undang nasional pertama yang

dihasilkan 15 (lima belas) tahun setelah kemerdekaan RI, ketentuan yang

termuat dalam pasal-pasal UUPA merupakan perwujudan dari sila-sila

Pancasila.

Page 28: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 28/36

28

Dalam perjalanan waktu terjadi pergeseran kebijakan pertanahan

dari yang semula berciri populis, kemudian sekarang berkembang ke arah

  pada kebijakan yang cenderung pro-kapital yang terjadi karena pilihan

orientasi kebijakan ekonomi; yang pada suatu saat lebih cenderung

menekankan pada pemerataan dan kemudian bergeser ke arah

 pertumbuhan ekonomi, terutama sejak tahun 1970-an.

Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana sebenarnya makna

³untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat´ yang menjadi landasan

UUPA itu dipahami dan diterjemahkan secara benar dalam berbagai

kebijakan yang mendukung atau relevan dengan bidang pertanahan.

Tampaknya pilihan tepat adalah melakukan refleksi terhadap hal-hal yang

mendasar daripada sekedar mendata kekurangan peraturan pelaksanaanUUPA yang memang dianggap penting. Tetapi lebih dari itu diperlukan

  pemikiran yang tidak berhenti pada kuantitas peraturan yang masih

diperlukan, namun terlebih pada kualitas kebijakan yang dihasilkan.

2.  Contoh-Contoh pelanggaran di Lapangan

2.1. Kasus IMB

KABANJAHE ± Meski terdapat bangunan yang berdiri tanpa Izin

Mendirikan Bangunan (IMB) didaerahnya, namun Pemerintah Kabupaten

(Pemkab) Karo mengakui belum pernah sekalipun membongkar bangunan

ilegal.

³Jadi bangunan tanpa IMB tidak pernah ada yang dibongkar 

Pemkab Karo hingga saat ini,´ ujar Asisten I Pemkab Karo, TM Tarigan,

saat menerima unjuk rasa puluhan massa LSM LIRA di Kantor Bupati

Karo.

Dikatakannya malam ini, apabila bangunan tanpa IMB sedang

dalam tahap proses pembangunan, pihaknya hanya menghimbau agar 

  pemilik bangunan untuk membuat IMB-nya. ³Tidak ada sanksi dalam

Peraturan Pemerintah (PP) yang berupa pembongkaran bangunan yang

sudah jadi, walaupun tanpa IMB,´ tukas tarigan.

Page 29: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 29/36

29

  Namun, jawaban terakhir Tarigan tersebut sontak saja langsung

disanggah Sekretaris LIRA Karo, Julianus Sembiring. Menurut Julianus,

IMB bukan diatur dalam PP melainkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 

Tahun 2006.

TM Tarigan pun mengakui kesalahannya, namun bersikukuh

  bahwa di Perda Nomor 7 itupun tidak ada sanksi yang berupa

 pembongkaran bagi yang tidak memiliki IMB.

Akhirnya atas unjuk rasa itu disepakati, Bupati Karo akan

mengintruksikan Sat Pol PP untuk menindak tegas bangunan yang

  bermasalah di TSR yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pemkab Karo juga akan menyurati Kapolres Tanah Karo dan dinas terkait

lainnya agar menindak tegas pelanggaran-pelanggaran hukum yangdilakukan oleh PT MIL.

Serangkaian dengan aksi demo ini, puluhan massa LIRA juga

sempat menghempang akses masuk ke kawasan Taman Simalem Resort

(TSR ) yang dikelola PT Merek Indah Lestari (MIL) di wilayah Kecamatan

Merek Kabupaten Karo.

Pantauan Waspada Online, massa menutupi jalan masuk ke lokasi

TSR dengan membentangkan spanduk yang bertuliskan ³Pembangunan

Taman Simalem Resort Tanpa IMB, Bongkar, Stop, Hentikan Bangunan

dan Aktivitas Taman Simalem Resort (TSR )´ serta meletakkan ranting

 pohon di pintu gerbang.

2.2. Kasus kontrak konstruksi

Akibat adanya kelemahan awal yang mendasar dan strategis dari

 proses pembangunan RSUD Salatiga, (baca Perlu Pihak  I ndependen yang 

 Menguasai Persoalan ; SM -17/12), tidak mendapatkan fungsi Konsultan

Manajemen Konstruksi, sehingga ada pelanggaran dari

Kepmenkimpraswil No 332/2002 halaman 26 nomor  5 dan halaman 48

dictum f.

Peran konsultan perencana terlalu dominan, karena fungsi

 pengguna barang/jasa dan panitia pengadaan, serta tim teknis tidak dapat

Page 30: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 30/36

30 

dilengkapi konsultan manajemen konstruksi. Padahal kita tahu konsultan

manajemen konstruksi tugas pokoknya adalah koordinasi, pemantauan,

dan pengendalian. Ini jelas merupakan kelemahan kedua dari kasus

tersebut.

Pada ikhwal sisi kepentingan yang lebih besar konsultan perencana

harus menjunjung tinggi prinsip etika (terutama kode etik Arsitek/IAI).

Seharusnya konsultan perencana memberikan sisi the best advice kepada

  pemilik, serta tidak berdasarkan pada azas asal dapat pekerjaan. Ini

merupakan kelemahan ketiga.

Dari sisi kultural, mengapa kondisi ini bisa berlangsung lama atau

sengaja dibiarkan? Hal itu tanggung jawab pengguna barang/jasa sebagai

  pembina. Jika demikian, bisa jadi konsultan perencana jarang sekalimelaksanakan tugasnya dalam pengawasan berkala di lapangan.

Kesimpulannya, telah terjadi kesalahan sistem dan desain awal

  pelaksanaan proyek RSUD Salatiga. Jadi, kelemahan keempat dalam

lingkup kasus ini. Bisa jadi masih ada kelemahan lain, misalnya pada

  pengadaan, proses pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dari

konsultan perencana sebagai Engineer Estimate (EE) dan lain sebagainya.

Ada informasi, proses pengadaan jasa pemborongan untuk tiap

  bagian pekerjaan telah dilaksanakan dengan proses pelelangan umum.

Hanya yang menjadi pertanyaan, apakah proses ini benar atau tidak sesuai

Keppres No 80/2003. Dari tata cara perhitungan, telah disampaikan

konsultan tentang bill of quantity (BQ) dalam item dan volume kepada

 peserta lelang.

Pemborong tinggal mengisi harga satuan. Hal itu sebenarnya

keliru, karena untuk memudahkan evaluasi penawaran bagi panitia,

konsultan cukup memberikan item pekerjaannya yang akan meniadakan

kemungkinan kolusi/arisan dari pemborong.

Dari sisi paket pekerjaan, seharusnya sudah dikelompokkan

menjadi paket pekerjaan konstruksi, yaitu untuk fisik bangunan (gedung,

 pagar ) dan paket pekerjaan non konstruksi, yaitu untuk mekanikal,

elektrikal, dan teknik lingkungan (daya listrik, AC, lift, panel, kabel utama,

Page 31: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 31/36

31

trafo, taman). Apakah ini sesuai dengan Keppres No 80/2003 dan UU No

9/1995? Jika tidak, maka indikasi KKN tidak terbantahkan.

Dari sisi konsultan perencana, harus terjadi seleksi konsultan pada

setiap tahapan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Pertanyaannya,

siapa nanti yang bertanggung jawab? Tidak usah khawatir, karena

keseluruhannya akan di bawah kendali konsultan manajemen konstruksi.

Hal inilah yang benar secara ilmu pengetahuan dan teknologi, serta etika

keprofesian arsitektur yang oleh pemerintah kemudian diadopsi dalam

Kepmenkimpraswil Tahun 1997 dan 2002. Hal tersebut telah diakui

internasional dengan diberlakukannya ke dalam pelaksanaan proyek-

  proyek Hibah Pinjaman Luar Negeri (HPLN) di Indonesia dan telah

dituangkan dalam Keppres No 80/2003.Dalam kasus ini, konsultan perencana sepertinya tidak profesional,

dan tidak menjunjung tinggi etika profesi yang harus dikomunikasikan

kepada pengguna barang/jasa secara berkesinambungan. Kelemahan

mendasar dan sistemik tanpa ada kendali terstruktur berakibat secara cepat

menjadi the rolling of snowball .

Perlu Dicek 

Dari berbagai kelemahan dan sistem yang salah itu mengakibatkan

konsultan pengawas dan pemborong menjadi korban. Padahal pemborong

  bangunan yang telah bekerja dan bertanggung jawab secara kontraktual

hingga pelaksanaan selesai serta telah melakukan penyerahan kedua

kalinya. Para korban harus dipenuhi haknya, karena telah memenuhi

kewajibannya secara kontraktual sesuai dengan Kepmenkimpraswil No

332/2002.

Dalam kasus ini, validitas kontrak para pemborong per bagian

  pekerjaan mestinya dicek, apakah sudah memenuhi persyaratan seperti

yang tertera dalam Keppres No 80/2003. Kita perlu curiga, karena

 permasalahan proyek telah terjadi sejak awal. Struktur kontrak terdiri atas

surat kontrak dan lampiran-lampirannya harus benar dari berbagai sisi,

Page 32: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 32/36

32 

karena merupakan landasan kerja sama pelaksanaan pekerjaan yang

memiliki ikatan hukum tetap dan berlaku selamanya.

Karena itulah, perlu adanya cek silang untuk membuat kesimpulan

secaracomprehensive planning dan total design. Akumulasi masalah yang

  beruntun dalam tahun jamak adalah suatu hal yang memiliki tingkat

kesulitan tinggi, karena span of controle dari pengguna barang/jasa

menjadi bertumpuk vertikal dan horizontal yang harus mampu diselesaikan

secara simultan dalam tingkat kebijakan dan strategi, serta tingkat teknis

operasional

Sementara dari sisi organisasi, yang harus diperhatikan terlebih

dulu adalah struktur organisasi proyek pengadaan jasa konsultansi dan

  pemborongan. Apakah hal-hal tersebut sudah sesuai dengan Keppres No.80/2003? Apabila telah sesuai, maka penyelidikan dapat dilangsungkan

 pada substansinya.

Sebaliknya jika tidak sesuai, maka harus cepat identifikasi kearah

konversi/persesuaian dengan mengacu TAP MPR-RI No III/2000 tentang

Sumber Hukum. Jadi tidak bisa ditafsirkan seenaknya, menurut versi

masing-masing, karena menyangkut bobot tugas pokok dan fungsi.

(Suara Merdeka, 18 Januari 2008) 

2.3. Kasus Perebutan Tanah

Perebutan tanah antara dua keluarga di Gowa, Sulawesi. Keluarga

Ani tidak terima pembongkaran lahan tersebut karena mereka yakin itu

tanah mereka. Namun menurut keluarga Daeng, mereka telah

memenagkan tanah tersebut dalam perseteruan di pengadilan, dan mereka

 pun telah menjual tanah itu kepada seorang pengusaha, Jufri Daeng Siala.

Keluarga Ani akhirnya berhenti merusuh di lahan tersebut setelah

  pengusaha dan para pekerjanya datang serta memberi penjelasan. Mereka

  pulang walaupun sebetulnya belum puas dengan keterangan dan hasil

 pengadilan tersebut.

Hal ini menunjukkan pada kita, betapa permasalahan tentang

 pertanahan masih sering terjadi dantidak sedikit dari kasus-kasus tersebut

Page 33: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 33/36

33 

yang mengakibatkan perseteruan antar warga. Hal ini terjadi karena kurang

 jelas dan berfungsinya hukum di negara kita.

2.4. Kasus Ketenagakerjaan

[JAKARTA] Pemerintah bertindak tegas terhadap perusahaan-

 perusahaan yang melakukan pelanggaran norma ketenagakerjaan dan tidak 

memperhatikan hubungan industrial yang baik dengan pekerjanya.

Setidaknya, sebanyak 96 kasus pelanggaran norma ketenagakerjaan

telah melalui proses BAP (berita acara pemeriksaan) di kepolisian untuk 

segera diajukan ke pengadilan.

Demikian dikatakan Dirjen Pembinaan dan Pengawasan

Ketenagakerjaan Depnakertrans, I Gusti Made Arka, di kantornya, akhir  pekan lalu.

Menurut Arka, proses BAP merupakan bukti tindakan tegas

  pelanggaran norma ketenagakerjaan oleh perusahaan-perusahaan di

Indonesia.

Selama ini, kata Arka, terdapat banyak norma ketenagakerjaan

yang dilanggar pengusaha. Di antaranya adalah kasus pelaksanaan jaminan

sosial, norma waktu kerja dan norma upah, mempekerjakan anak,

mengabaikan hak perempuan, norma perjanjian kerja bersama dan norma

kebebasan berserikat.

"Saya tidak tahu kenapa pengusaha masih saja melanggar norma

dasar ketenagakerjaan itu, padahal semua ketentuan itu sudah dijelaskan

dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan," katanya.

Arka juga memastikan, pada tahun 2010 ada penegakan hukum

  pada seluruh pelanggar norma ketenagakerjaan sebagai satu upaya

 pemerintah dalam memberikan perlindungan dasar kepada pekerja.

"Ada sejumlah contoh mengenai tindakan penegak-an hukum yang

saat ini tengah dilakukan, seperti kasus dua pengusaha di Deli Serdang

yang tidak membayar upah pekerja dan menghalang-halangi pekerja

 berserikat," katanya.

Page 34: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 34/36

34 

Dua pengusaha, yaitu JI (30), Direktur PT Starindo Prima dan Z

(48), Direktur PT Sahabat Kayu Indah dihadapkan ke meja hijau oleh

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Deli Serdang bersama Kejaksaan Negeri Deli Serdang.

Tidak Bayar 

Kedua pengusaha yang bergerak di industri perkayuan di Sumatera

Utara itu dijerat Pasal 93 Ayat 2 huruf d UU No.13/2003 tentang

Ketenagakerjaan dan Pasal 143 Ayat 2 KUHP (kitab undang-undang

hukum pidana). Dakwaannya tidak membayar upah dan menghalang-

halangi buruh untuk berserikat serta tidak membayar upah buruh ketika

  buruhnya tidak bekerja karena mengikuti pilkada, dan melakukan PHK sepihak 

"Sebenarnya, kedua pe-ngusaha tersebut tidak sampai dihadapkan

ke meja hijau jika sejak awal memenuhi tuntutan buruh dan anjuran

Pemerintah Kabupaten Deli Serdang," ungkapnya.

Arka menambahkan, penegakan norma ketenagakerjaan

sebenarnya bukan menjadi tugas negara semata, melainkan sebagai bagian

dari tugas dinas ketenagakerjaan di daerah dan tugas utama dari tenaga

 pengawas yang ada.

  Namun, lanjutnya, saat ini hanya ada sekitar 1.300 orang tenaga

  pengawas untuk sedikitnya 200.000 perusahaan, sehingga yang terjadi

adalah ketidakseimbangan antara tenaga pengawas dan jumlah perusahaan

di Indonesia.

"Bahkan, ada di satu kabupaten hanya memiliki empat tenaga

  pengawas, karena banyak penyidik pegawai negeri sipil yang ada

dipindahtugaskan ke bidang pekerjaan, selain ketenagakerjaan," kata Arka.

[E-8]

2.5. Kasus AMDAL

Sebanyak  575 dari 719 perusahaan modal asing (PMA) dan

 perusahaan modal dalam negeri (PMDN) di Pulau Batam tak mengantungi

Page 35: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 35/36

35 

analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL) seperti yang digariskan.

Dari 274 industri penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),

hanya 54 perusahaan yang melakukan pengelolaan pembu angan

limbahnya secara baik. Sisanya membuang limbahnya ke laut lepas

atau dialirkan ke sejumlah dam penghasil air bersih. "Tragisnya,

  jumlah limbah B3 yang dihasilkan oleh 274 perusahaan industri di Pulau

Batam yang mencapai tiga juta ton per tahun selama ini tak terkontrol.

Salah satu industri berat dan terbesar di Pulau Batam penghasil

limbah B3 yang tak punya pengolahan limbah adalah Mc Dermot,"

ungkap Kepala Bagian Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

Daerah (BAPEDALDA) Kota Batam Zulfakkar di Batam, Senin (17/3).

Menurut Zulfakkar, dari 24 kawasan industri, hanya empat yang memilikiAMDAL dan hanya satu yang memiliki unit pengolahan limbah

(UPL) secara terpadu, yaitu kawasan industri Muka Kuning,

Batamindo Investment Cakrawala (BIC). Selain BIC, yang memiliki

AMDAL adalah Panbil Industrial Estate, Semblong Citra Nusa, dan

Kawasan Industri Kabil. "Semua terjadi karena pembangunan di Pulau

Batam yang dikelola Otorita Batam (OB) selama 32 tahun, tak pernah

mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial kemasyarakatan.

Seolah-olah, investasi dan pertumbuhan ekonomi menjadi tujuan

segalanya. Sesuai Undang-Undang Nomor  23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Peraturan Pemerintah Nomor  27 

Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL), maka pengelolaan sebuah kawasan industri tanpa

mengindahkan aspek lingkungan, jelas melanggar hukum. "Semenjak 

Pemerintah Kota (Pemkot) Batam dan BAPEDALDA terbentuk tahun

2000, barulah diketahui bahwa Pulau Batam yang kita bangga-

  banggakan itu, kondisi lingkungan dan alamnya sudah rusak parah.

(Kompas, 18 Maret 2003) 

Page 36: Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan

5/13/2018 Ifa Edit Lagi25pelanggaran Dilapangan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ifa-edit-lagi25pelanggaran-dilapangan 36/36

36 

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Lathif Manjorang, 2011, Bangunan tanpa IMB tak dibongkar,

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=16

8966:bangunan-tanpa-imb-tak-dibongkar&catid=15:sumut&Itemid=28(Accessed: 1 April 2011) 

Arsitektur Dwijendra,  2009, Pelanggaran IMB,

http://arsitekturdwijendra.blogspot.com/2009/07/pelanggaran-imb.html

(Accessed : 1 April 2011) 

Eddy Hermanto , 2008, Validitas Kontrak Pekerjaan Perlu Dicek,

http://www.suaramerdeka.com/harian/0801/18/kot33.htm (Accessed: 17 Mei

2011) Gindo Nadapdap, 2010, Tindak Pidana Ketenagakerjaan,

http://www.kpsmedan.org/index.php?option=com_content&view=article&id=17

4&Itemid=58 (Accessed : 4 April 2011) 

Mirza Zulfi, 2010, Kontrak Konstruksi-Haruskah Adil, http://ukurbahan-

qs.blogspot.com/2010/09/kontrak-konstruksi-haruskah-adil.html (Accessed : 28Maret 2011).

Mahasiswa MIH-UKSW Kelas Hukum Jasa Konstruksi, 2010, Tipikorisasi Kontrak 

Kerja Konstruksi, setyopamungkas.files.wordpress.com/.../makalah-

tipikorisasi-kontrak-kerja-konstruksi_fix.doc (Accessed : 28 Maret 2011).

  Nurul Ummah, 2010, Reformasi Kebijakan Pertanahan,

http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=1&ved=0CBUQFjAA&url

=http%3A%2F%2Fwww.nurulummah.com%2Fartikel%2FHukum%2FREFOR 

MASI_KKEBIJAKAN_PERTANAHAN.doc&ei=FWiZTZWcJcq4rAe33q39Cw&usg=AFQjCNFzu1ixeJifOquj1vJusD2LmKpcgg (Accessed : 4 April 2011) 

Redaksi Pagi Trans 7 (5 April 2011, 6:40) Suroso Supriyono, 2008, Perlindungan Tenaga Kerja,

http://bisnisberetika.blogspot.com/ (Accessed : 17 Juni 2011)