Identitas Nasional

13
MAKALAH KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL STUDI KASUS NEGARA TETANGGA KLAIM PULAU INDONESIA Disusun Oleh : MUKHAMAD MARDIANSYAH (43116110091) UNIVERSITAS MERCU BUANA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen

Transcript of Identitas Nasional

Page 1: Identitas Nasional

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

IDENTITAS NASIONAL

STUDI KASUS

NEGARA TETANGGA KLAIM PULAU INDONESIA

Disusun Oleh :

MUKHAMAD MARDIANSYAH

(43116110091)

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen

Page 2: Identitas Nasional

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat

dan karunia-Nya yang telah memberikan kita kesehatan, kemurahan, serta kekuatan lahir

maupun batin dan karena ridha-Nya pula saya dapat membuat makalah dengan Tema Identitas

Nasional dan studi kasus mengenai “Negara Tetangga Klaim Pulau Indonesia”.

Makalah ini saya tulis berdasarkan hasil observasi dan pembelajaran selama kurang lebih

2 minggu dengan rujukan dari media massa (online) melalui search engine berupa Google,

Wikipedia, dan Bing.

Saya menyadari sepenuhnya hasil studi kasus saya masih belum sempurna. Oleh karena

itu, dengan segala kerendahan hati saya sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk membantu saya dalam langkah perbaikan untuk masa yang akan

datang.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang

membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang

berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Akhir kata, semoga apa yang saya tuliskan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan perkembangan kasus yang terjadi.

Jakarta, Oktober 2016

Penulis

Page 3: Identitas Nasional

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

1.3 Manfaat dan Tujuan ............................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 5

2.1 Pemberdayaan Identitas Nasional ........................................................................ 5

2.2 Faktor Penyebab Negara Tetangga Klaim Pulau Indonesia ...................................... 7

2.3 Upaya Bangsa dalam Mempertahankan NKRI ................................................. 8

2.4 Kasus Sengketa Pulau .................................................................................. 10

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 12

3.2 Kritik dan Saran ............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 13

Page 4: Identitas Nasional

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apabila negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia maka

bangsa lebih menunjuk pada persekutuan hidup manusia itu sendiri. Demikian pula orang-

orang yang telah bernegara yang pada mulanya berasal dari banyak bangsa dapat

menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa. Baik bangsa maupun negara memiliki ciri khas

yang membedakan negara tersebut dengan negara lain di dunia. Ciri khas sebuah bangsa

merupakan identitas dari bangsa yang bersangkutan.

Dari 17.506 pulau tersebut terdapat Pulau-pulau terluar yang menjadi batas langsung

Indonesia dengan negara tetangga. untuk menetapkan batas wilayah dengan negara

tetangga, terdapat 183 titik dasar yang terletak di 92 pulau terluar, sisanya ada di tanjung

tanjung terluar dan di wilayah pantai. Dari 92 pulau terluar ini ada 12 pulau yang harus

mendapatkan perhatian serius. Dalam makalah ini saya sebagai penulis ingin membahas

masalah “Negara Tetangga Klaim Pulau Indonesia”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah :

a. Bagaimana pemberdayaan identitas nasional nasional Indonesia?

b. Mengapa negera tetangga mengklaim pulau Indonesia?

c. Apa hal yang perlu dilakukan untuk mempertahankan wilayah Indonesia?

d. Apa saja kasus sengketa pulau Indonesia dan Negara Tetangga?

1.3 Manfaat dan Tujuan

Manfaat dan tujuan penulisan makalah ini adalah :

a. Mengetahui pemberdayaan identitas nasional.

b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi klaim Negara Tetangga.

c. Mengetahui upaya bangsa Indonesia untuk mempertahankan wilayah Indonesia.

Page 5: Identitas Nasional

5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemberdayaan Identitas Nasional

Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber- yang menjadi

kata “berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya

artinya memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau

mempunyai daya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia

merupakan terjemahan dari empowerment dalam bahasa inggris. Terdapat beberapa

masalah yang mempengaruhi pemberdayaan identitas nasional sebagai berikut :

A. Tantangan Globalisasi

Bersifat centrifugal bersumber pada faktor Eksternal dan Internal, yaitu :

1. Eksternal

Berkembangnya proses globalisasi yang melahirkan neolibralisme dan

kapitalisme. Hal ini dimulai berbagai kesepakatan melalui konfrensi internasional

seperti WTO, APEC, AFTA dan bentuk kesepakatan lain yang berhubungan

dengan perekonomian, sosial dan politik yang dapat menindas masyarakat lemah

baik dari segi ekonomi, sosial, politik.

2. Internal

Terjadinya KKN kebebasan demokrasi tidak ditunjang oleh infra struktur

mental yang kondusif.Sehingga mamsing masing menterjemahkan dan

mengaplikasikan demokrasi sesuai dengan kepentingan.

B. Keterkaitan Globalisasi terhadap Pemberdayaan Identitas Nasional

Kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.

Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja

(working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang

memandangnya sebagai suatu proses sosial atau proses alamiah yang akan membawa

seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,

Page 6: Identitas Nasional

6

Era Globalisasi merupakan era yang penuh dengan kemajuan dan persaingan.

Sedangkan identitas nasional sebuah bangsa merupakan hal yang sangat diperlukan

untuk memperkenalkan sebuah negara. Dengan adanya Globalisasi, identitas sebuah

bangsa dapat mudah dikenal di dunia internasional atau juga identitas tersebut mudah

tenggelam karena terpengaruh oleh bangsa lain.

Letak Negara Indonesia yang sangat setrategis merupakan hal yang sangat

mempengaruhi identitas bangsa Indonesia. Globalisasi yang terus berkembang pesat

membuat nilai– nilai budaya bangsa Indonesia mulai terkikis oleh budaya – budaya

barat yang kurang sesuai dengan budaya asli bangsa Indonesia seperti halnya budaya

berpakaian. Kebaya dan batik yang merupakan salah satu identitas bangsa.

C. Pancasila Sebagai Pemberdaya Identitas Nasional

Suatu bangsa harus memiliki identitas nasional dalam pergaulan internasional.

Tanpa national identity, maka bangsa tersebut akan terombang-ambing mengikuti

kemana angin membawa. Bangsa Indonesia dihadapkan pada pentingnya

menghidupkan kembali identitas nasional secara nyata dan kooperatif. Identitas

nasional Indonesia terdiri dari empat elemen yang biasa disebut sebagai konsensus

nasional. Konsensus dimaksud adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.

Revitalisasi Pancasila harus dikembalikan pada eksistensi Pancasila sebagai

ideologi bangsa dan negara. Karena ideologi adalah believe system, pedoman hidup

dan rumusan cita-cita atau nilai-nilai, Pancasila tidak perlu direduksi menjadi slogan

sehingga seolah tampak nyata dan personalistik.

Untuk merevitalisasi, maka Pancasila perlu diajarkan dalam kaitannya dengan

evaluasi atas kebijakan publik sebagai dasar negara. Pancasila dapat dihidupkan

kembali sebagai nilai-nilai dasar yang memberi orientasi dalam pembuatan kebijakan

publik. Pancasila adalah solusi alternatif bagi terwujudnya Negara Kesatuan

Indonesia, yang telah teruji semenjak masa kemerdekaan sampai dengan masa

reformasi. Meskipun dalam perjalanannya banyak menempuh banyak cobaan. Karena

itu, Pancasila harus dilihat sebagai ideologi, sebagai cita-cita. Maka secara otomatis

akan tertanam pengertian di alam bawah sadar bangsa, pencapaian cita- cita, seperti

kehidupan rakyat yang adil dan makmur.

Page 7: Identitas Nasional

7

2.2 Faktor Penyebab Negara Tetangga Klaim Pulau Indonesia

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan sering terjadinya pengakuan pulau yang

dilakukan Negara tetangga terhadap Indonesia, seperti :

A. Pengawasan

Kurangnya pengawasan Indonesia terhadap wilayah sendiri merupakan salah satu

faktor terjadinya pengakuan pulau yang berada di wilayah territorial. Mengawasi

sebuah negara maritim yang memiliki ribuan pulau bukanlah perihal yang mudah.

Pemerintah perlu meningkatkan lagi tingkat pengawasan wilayah Indonesia.Tak hanya

itu, masyarakat pun hendaknya juga berperan aktif dalam pengawasan.

B. Masyarakat

Masyarakat perbatasan adalah masyarakat yang sering dilema,mau tak mau

sistem mereka terpengaruh oleh negara lain yang berbatasan dengan mereka.Faktor

ekonomi menjadi faktor dominan penyebab terjadinya dilema masyarakat.Malaysia

mengangkat WNI yang tinggal di perbatasan menjadi tentara Malaysia.Bayangkan

saja,hal seperti itu lah pemicu konflik masalah wilayah,karna masyarakat sendiri yang

lebih berpihak pada negara lain.Masyarakat sepenuhnya tak bisa juga dipersalahkan

mengenai hal tersebut,pemerintah harus memperhatikan mereka.

C. Kebijakan Pemerintahan Daerah Perbatasan

Pemerintah daerah yang kurang tanggap terhadap wilayahnya, terutama pada

bagian perbatasan dapat memicu terjadinya sengketa pulau di wilayah territorial.

Lembaga Regional Intiatives for Governance, Human Rights and Social Justice

(Rights) ASEAN mencatat saat ini terdapat sekitar 1.000 pulau di Kepulauan Riau

yang belum memiliki nama. Kebanyakan pulau itu tak bertuan dan dinilai berpotensi

menimbulkan konflik teritori antara Indonesia, Singapura dan Malaysia.

D. Perjanjian Batas Wilayah yang Kurang Jelas

Perjanjian batas wilayah yang kurang jelas antara negara-negara yang berbatasan

langsung dengan pulau di wilayah territorial Indonesia juga menjadi penunjang utama

dari tindakan saling pengakuan pulau di wilyah territorial, terutama yang kaya akan

sumber daya alam.

Page 8: Identitas Nasional

8

2.3 Upaya Bangsa dalam Mempertahankan NKRI

Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan

sikap-sikap sebagai berikut :

A. Cinta Tanah Air

Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah

air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain :

1. Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar maupun

dari dalam negeri.

2. Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.

3. Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan

kesejahteraan rakyat.

B. Membina Persatuan dan Kesatuan

Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik

di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang

menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain :

1. Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.

2. Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.

3. Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.

4. Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain,

5. Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

6. Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah

marah atau menyimpan dendam.

C. Rela Berkorban

Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan

keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain. Partisipasi dalam

menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut :

1. Partisipasi tenaga

2. Partisipasi pikiran

Page 9: Identitas Nasional

9

D. Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI

Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan,

teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek

kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat

nasional. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal

mungkin dan ditangkap secara tepat, diperlukan perencanaan yang matang diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan

kemampuannya.

2. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai

sektor kehidupan.

3. Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri /

regional.

E. Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan NKRI

Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :

1. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh

kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

2. Menciptakan ketahanan nasional , artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,

kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.

3. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang

ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah

kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.

4. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa,

bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam

bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.

5. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat

mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik

alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat.

6. Menaati peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan

bernegara. Tujuan dari peraturan yang diterapkan agar bangsa Indonesia menjadi

lebih baik dan hal ini berlaku untuk seluruh Warga Negara Indonesia

Page 10: Identitas Nasional

10

2.4 Kasus Sengketa Pulau

Indonesia memang terkenal sebagai Negara kepulauan yang kaya. Posisi yang diapit

oleh dua benua dan dua samudera juga membuat Negara Indonesia disebut-sebut memiliki

posisi yang sangat strategis. Sejauh ini, setidaknya Indonesia telah terlibat beberapa kali

sengeketa wilayah kekuasaan dengan beberapa Negara tetangga. Perebutan kepemilikkan

terhadap pulau adalah salah satu sengketa yang paling sering terjadi dan berbuntut

panjang.

Berikut adalah 3 pulau yang sempat membuat Indonesia terlibat sengeketa dengan

negera tetangga. Pulau-pulau ini ada yang masih dapat dipertahankan namun ada juga

yang telah lepas dari tangan.

A. Pulau Sipadan dan Ligitan

Pulau Sipadan dan Ligitan terletak di Selat Malaka yang diapit oleh Negara

Indonesia dan Malaysia. Pulau Sipadan memiliki luas sekitar 50.000 m2, sementara

Pulau Ligitan memiliki luas 18.000 m2.

Konflik perebutan terjadi pada tahun 1967 ketika diselenggarakannya sebuah

pertemuan teknis hukum laut antar kedua Negara, dimana diketahui bahwa masing-

masing Negara memasukkan kedua pulau ini ke dalam Peta Negaranya. Pada saat itu

disepakatilah kalau kedua pulau ini berada dalam status quo.

Namun rupanya terjadi perbedaan presepsi antara kedua Negara tentang status

quo ini. Pemerintah Indonesia saat itu berpikir status quo berarti kedua pulau tersebut

tidak boleh ditempati atau diduduki, namun pemerintah Malaysia malah membangun

resort dan penginapan lainnya di tempat tersebut. Dua tahun setelahnya pemerintah

Malaysia secara sepihak memasukkan kedua pulau ini ke dalam negaranya.

Pada awalnya pihak Indonesia melaporkan masalah sengeketa ini di tingkat

Dewan Tinggi ASEAN, namun kedua Negara akhirnya sepakat untuk membawanya

ke Mahkamah Internasional. Setelah melakukan persidangan selama bertahun-tahun,

pada akhirnya di tahun 17 Desember 2002 pihak Mahkamah Internasional resmi

mengambil keputusan dengan hasil Pulau Sipadan dan Lingitan adalah milik Negara

Malaysia. Keputusan ini diambil setelah Malaysia memenangkan 16 suara dari 17

Hakim yang hadir, dimana Indonesia hanya mendapat 1 suara saja.

Page 11: Identitas Nasional

11

B. Pulau Pasir (Ashmore Reef)

Pulau Pasir berada dalam wilayah Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pulau ini terletak berdekatan dengan perbatasan territorial Negara Australia.

Sengketa antara kedua Negara ini bermula di tahun 1974 ketika Ashmore Reef

yang tak lain adalah Pulau Pasir dinyatakan sebagai bagian dari Negara Autralia

berdasarkan MOU pada tahun 1947. Hal ini tentu saja mendatangkan protes dari pihak

Indonesia, karena pulau tersebut adalah wilayah republik Indonesia dimana telah

menjadi tujuan berlayar nelayan tradisional Indonesia secara turun temurun sejak

ratusan tahun yang lalu. Namun pada akhirnya Pulau ini tetap dimasukkan ke dalam

peta Negara Australia dan diakui secara internasional oleh PBB.

Untuk meredam sengketa, akhirnya pada 1982 dibuatlah kesepakatan bahwa

nelayan tradisional Indonesia tetap diperbolehkan untuk melaut di sekitar Ashmore

Reef. Namun, secara bertahap Australia mulai mengingkari kesepakatan ini dengan

terus mengusir atau bahkan menangkap beberapa Nelayan Indonesia yang datang

melaut. Konflik inilah yang masih sering tercetus antara kedua pihak dalam beberapa

kesempatan hingga sekarang.

C. Kepulauan Natuna

Kepulauan Natuna terletak di selat Karimata yang berbatasan langsung dengan

Negara Vietnam dan Kamboja. Kepulauan ini terletak begitu strategis karena berada

di jalur pelayaran Internasional negara-negara Asia Timur seperti Korea, Jepang,

Hongkong, dan Cina.

Ketegangan terhadap kepulauan ini bermula ketika di pertengahan November

tahun 2015 Cina secara sepihak mengklaim bahwa seluruh kepulauan yang terletak di

sekitar Laut Cina Selatan adalah sebagai bagian dari wilayahnya, termasuk kepulauan

Natuna. Hal ini tentu saja langsung memancing reaksi dari beberapa pihak Negara

yang wilayah negaranya ikut diklaim.

Namun untuk meredakan ketegangan, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi

menjelaskan bahwa tidak ada pihak yang bisa mengklaim kepulauan Natuna karena

Natuna sudah terdaftar sebagai wilayah Indoensia ke Persyerikatan Bangsa Bangsa

(PBB).

Page 12: Identitas Nasional

12

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indonesia mempunyai perbatasan darat dengan tiga negara tetangga, yaitu Malaysia,

Papua Nugini dan Timor Leste. Sementara perbatasan laut dengan sepuluh negara

tetangga, diantaranya Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste,

India, Thailand, Australia, dan Palau.

Hal ini tentunya sangat erat kaitannya dengan masalah penegakan kedaulatan dan

hukum di laut maupun di darat dan pengelolaan sumber daya alam serta pengembangan

ekonomi kelautan suatu negara.

Masalah seperti batas kekuasaan adalah sesuatu yang sangat sensitif bagi kedua

Negara yang terlibat. Oleh sebab itu, perhatian khusus perlu diberikan oleh pemerintah

terhadap pulau-pulau kecil yang tersebar di sepanjang negeri agar tidak lagi terjadi

kejadian yang sama di masa yang akan datang.

3.2 Kritik dan Saran

Keberadaan pulau-pulau ini secara geografis sangatlah strategis, karena berdasarkan

pulau inilah batas negara ditentukan. Pulau-pulau ini seharusnya mendapatkan perhatian

dan pengawasan serius agar tidak menimbulkan permasalahan yang dapat mengganggu

keutuhan wilayah Indonesia, khususnya pulau yang terletak di wilayah perbatasan dengan

negara-negara yang tidak/ belum memiliki perjanjian (agreement) dengan Indonesia.

Dengan kekayaan yang di miliki Indonesia, diharapkan bangsa Indonesia khususnya

Dewan Keamanan Negara bisa lebih memperhatikan pulau di wilayah daerah-daerah

territorial. Jangan sampai Indonesia kehilangan pulau kembali, untuk itu bangsa Indonesia

harus siap siaga menjaga wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan baik.

Page 13: Identitas Nasional

13

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/fendi_94/pemberdayaan-identitas-nasional

http://www.academia.edu/9346557/Faktor_Yang_Menyebabkan_Terjadinya_Sengketa_Wila

yah

http://www.pusakaindonesia.org/lima-sikap-dalam-menjaga-keutuhan-nkri

http://sariwaran.com/sengketa-pulau-indonesia/2582