identitas nasional

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identitas nasional secara terminologis adalah suatu cirri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,sifat,cirri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagai mana di jelaskan di atas maka identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa ataulebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa. Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya,sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional. Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan tujuan dapat memmbantu mengatasi masalah tentang identitas nasional dan dapat di terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah : 1.2.1 Apa Pengertian Identitas Nasional?

description

kewarganegaraan

Transcript of identitas nasional

Page 1: identitas nasional

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Identitas nasional secara terminologis adalah suatu cirri yang dimiliki oleh suatu

bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang

lain.Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa didunia ini akan memiliki

identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,sifat,cirri-ciri serta karakter dari bangsa

tersebut.Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagai mana di jelaskan di atas

maka identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa

ataulebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa.

Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai

persamaan nasib dalam proses sejarahnya,sehingga mempunyai persamaan watak atau

karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu

sebagai suatu kesatuan nasional.

Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan tujuan

dapat memmbantu mengatasi masalah tentang identitas nasional dan dapat di terapkan dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1.2.1 Apa Pengertian Identitas Nasional?

1.2.2 Apa Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional?

1.2.3 Apa Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional?

1.2.4 Apa Karakteristik Identitas Nasional?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1.3.1 Mengetahui Pengertian Identitas Nasional?

1.3.2 Mengetahui Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional?

1.3.3 Mengetahui Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional?

Page 2: identitas nasional

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Pengertian Identitas Nasional

Istilah “ Identitas Nasional “ secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh

suatu bangsa secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan

pengertian ini maka setiap detik bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri

sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut terbentuk secara

histories. Maka pada hakikatnya “ Identitas Nasional” suatu bangsa tidak dapat dipisahkan

dengan jati diri suatu bangsa atau lebih popular disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.

Istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitasi dari

faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkahlaku individu. Oleh

karena itu, menurut Ismaun (1981: 6 ) Kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan

tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain.

Berdasarkan uraian diatas , maka pengertian kepribadian sebagai suatu identitas

nasional suatu bangsa, adalah keseluruhan atau totalitas dari kepribadian individu-individu

sebagai unsur yang membentuk bangsa tersebut.oleh karena itu pengertian identitas nasional

suatu bangsa tidak dapt dipisahkan dengan pengertian “ peoples character “, “ National

character”, atau “ National Identity “. Oleh karena itu, identitas nasional suatu bangsa

termasuk identitas nasional Indonesiajuga harus dipahami dalam konteks dinamis.

Bagi bangsa Indonesia dimensi dinamis identitas nasional bangsa Indonesia belum

menunjukkan perkembangan kearah sifat kreatif serta dinamis. Setelah bangsa Indonesia

mengalami kemerdekaan 17 Agustus 1945, berbagai perkembangan ke arah kehidupan

kebangsaan dan kenegaraan mengalami kemerosotan dari segi identitas nasional.

Setelah dekrit presiden 5 Juli 1959 bangsa Indonesia kembali ke UUD 1945. Pada saat

itu dikenal periode orde lama dengan penekanan kepada kepemimpinan yang sifatnya

sentralistik. Berkembangnya partai komunis pada periode ini dipandang sebagai keagalan

pemerintah untuk mempertahankan Pancasila ideologi dan dasar negara kesatuan Republik

Indonesia yang berakibat jatuhnya kekuasaan orde lama.

Kekeliruan orde baru pada akhirnya mengakibatkan terjadinya krisis diberbagai

bidang kehidupan. Sudah banyak memang yang dilakukan pemerintah negara Indonesia

Page 3: identitas nasional

dalam melakukan reformasi, baik dibidang politik, hukum, ekonomi, militer, pendidikan serta

bidang-bidang lainnya. Namun demikian, sebagai bangsa yang kuat dari seluruh elemen

masyarakat.

2.2 Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

Identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-sendiri,

yang sangat ditentukan oleh berbagai faktor. Sedikitnya ada 2 faktor yang mendukung

kelahiran identitas suatu bangsa, yaitu faktor objektif dan subjektif. Bagi bangsa Indonesia

faktor objektif mendukung kelahiran identitas nasional meliputi faktor geografis-ekologis dan

demokratis. Sedangkan faktor subjektif adalah faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan

yang dimiliki bangsa Indonesia.

Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The power

of Identity ( Suryo, 2002) mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu

bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor pnting, yaitu faktor primer, faktor

pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan

keberanekaan, dan hal inilah yang dikenal dengan bhineka tunggal ika. Faktor kedua,

meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan

pembangunan lainnya dalam kehidupan negara.

Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya

birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Fakta keempat, meliputi penindasan,

dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat.

Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas

nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia pada

dasarnya melekat erat dengn perjuangan bangsa Indonesia.

Oleh karena itu pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat unsur-unsur

sosial, agama, ekonomi, budaya, geografis yang berkaitan dan terbentuk melalui suattu proses

yang cukup panjang ( Kaelan dan Zubaidi, 2007 : 50-51 )

Page 4: identitas nasional

2.3 Unsur-unsur Pembentuk Indentitas Nasional

a) Sejarah

Sebelum menjadi Negara yang modern Indonesia pernah mengalami masa kejayaan

yang gemilang pada masa kerajaan Majapahit dan sriwijaya. Pada dua kerajaan tersebut telah

membekas pada semangat perjuangan bangsa Indonesia pada abat-abat berikutnya.

b) Kebudayaan

Aspek kebuayaan yang menjadi unsur pembentuk indentitas nasional meliputi: akal

budi, peradaban, dan pengetahuan. Misalnya sikap ramah dan santun bangsa Indonesia.

c) Suku Bangsa

Kemajemukan merupakan indentitas lain bangsa Indonesia. tradisi bangsa Indonesia

untuk hidup bersama dalam kemajemukan yang bersfat alamiah tersebut, tradisi bangsa

Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan merupakan hal lain yang harus

dikembangkan dan di budayakan.

d) Agama

Keanekaragaman agama merupakan indentitas lain dari kemajemukan dengan kata

lain, agama dan keyakinan Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi Negara, tetapi juga

merupakan suatu Rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang harus tetap dipelihara dan disyukuri

bangsa Indonesia. Menyukuri nikmat kemajemukan pemberian Allah dapat dilakukan

dengan, salah satunya, sikap dan tindakan untuk tidak memaksakan keyakinan dan tradisi

suatu agama, baik mayoritas maupun minoritas, atau kelompok lainnya.

e) Bahasa

Bahasa adalah salah satu atribut indentitas nasional Indonesia. Sekalipun Indonesia

memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia (bahasa yang digunakan bangsa

melayu) sebagai bahasa penghubung (lingua franca) peristiwa sumpah pemuda tahun 1982,

yang menyatakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.

f) Kasta dan Kelas

Kasta adalah pembagian social atas dasar agama. Dalam agama hindu para

penganutnya dikelompokkan kedalam beberapa kasta.kasta yang tertinggi adalah kasta

Page 5: identitas nasional

Brahmana (kelompok rohaniaan) dan kasta yang terendah adalah kasta Sudra (orang biasa

atau masyarakat biasa). Kasta yang rendah tidak bisa kawin dengan kasta yang lebih tingi

dan begitu juga sebaliknya. Kelas menurut Weber ialah suatu kelompok orang-orang dalam

situasi kelas yang sama, yaitu kesempatan untuk memperoleh barang-barang dan untuk dapat

menentukan sendiri keadaan kehidupan ekstern dan nasib pribadi. Kekuasaan dan milik

merupakan komponen-komponen terpenting: berkat kekuasaan, mka milik mengakibatkan

monopolisasi dan kesempatan-kesempatan.

2.4 Karakteristik Identitas Nasional

Pada hakikatnya Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang

tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation ( bangsa ) dengan

ciri-ciri khas tertentu yang membuat bangsa bersangkutan berbeda dengan bangsa lain.

Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa Identitas Nasional Indonesia adalah Pancasila

yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan berbangsa dan bernegara

dalam arti luas.

Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai identitas nasional tadi

bukanlah barang jadi yang sudah selesai “mandheg” dalam kebekuan normatif dan dogmatis,

melainkan sesuatu yang “ terbuka”-cenderung terus-menerus bersemi sejalan dengan hasrat

menuju kemajuan yang dicita-citakan bangsa Indonesia.

Perkembangan Iptek dan arus globalisasi yang membuat masyarakat Indonesia harus

berhadapan dengan kebudayaan berbagai bangsa di dunia, sudah sepantasnya menyadarkan

kita semua, bahwa pelestarian berbagai bangsa di dunia, sudah sepantasnya menyadarkan kita

semua, bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan identitas kita semua.

Dalam upaya pengembangan identitas nasional, pelestarian budaya tidak berarti menutup diri

terhadap segala bentuk pengaruh kebudayaan bangsa Indonesia.

Sebagai komitmen konstitusional yang dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam

pembukaan, khususnya dalam pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu : “

kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat

Indonesia.

Kesadaran pentingnya mengembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa dengan

keterbukaan menerima kebudayaan asing yang bernilai positif semakin tegas diamanatkan

dalam pasal 32 UUD 1945 yang diamandemen :

Page 6: identitas nasional

1. Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia menjamin

kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya

2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional

2.5 Pengertian Nasionalisme

Nasionalisme adalah suatu situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total

diabdikan kepada negara dan bangsa atas nama sebuah bangsa. Munculnya nasionalisme

terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari

cengkraman kolonial.

Nasionalisme dapat diwujudkan dalam sebuah identitas politik/kepentingan bersama

dalam bentuk sebuah wadah yang disebut bangsa (nation) dengan demikian bangsa (nation)

merupakan suatu badan (wadah) yang didalamnya terhimpun orang-orang yang memiliki

persamaan keyakinan dan persamaan lain yang mereka miliki seperti : ras, etnis, agama,

bahasa dan budaya. Dari unsur persamaan tersebut semuanya dapat dijadikan sebagai

identitas politik bersama untuk menentukan tujuan bersama.

Tujuan ini direalisasikan dalam bentuk sebuah entitas organisasi politik yang

dibangun berdasarkan geopolitik yang terdiri atas : populasi, geografis, dan pemerintahan

yang permanen yang disebut negara (state). Menurut Dean A. Mix dan Sandra M. Hawley,

nation-state merupakan sebuah bangsa yang memiliki bangunan politik seperti ketentuan-

ketentuan perbatasan teritorial pemerintah sah, pengakuan bangsa lain dan sebagainya.

Menurut Koerniatmante Soetoprawiro secara hukum peraturan tentang kewarganegaraan

merupakan suatu konsekuensi langsung dari perkembangan nasionalisme.

2.6 Latar Belakang Lahirnya Nasionalisme Indonesia

Tumbuhnya paham nasionalisme bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari situasi

politik pada abad ke 20. Pada masa itu semangat menentang kolonialisme Belanda mulai

muncul di kalangan pribumi. Ada 3 pemikiran besar tentang watak nasionalisme Indonesia

yang terjadi pada masa sebelum kemerdekaan yakni paham ke Islaman, marxisme dan

nasionalisme Indonsia.

Para analis nasionalis beranggapan bahwa Islam memegang peranan penting dalam

pembentukan nasionalisme sebagaimana di Indonesia. Menurut seorang pengamat

nasionalisme George Mc. Turman Kahin, bahwa Islam bukan saja merupakan mata rantai

Page 7: identitas nasional

yang mengikat tali persatuan melainkan juga merupakan simbol persamaan nasib menetang

penjajahan asing dan penindasan yang berasal dari agama lain.

Ikatan universal Islam pada masa perjuangan pertama kali di Indonesia dalam aksi

kolektif di pelopori oleh gerakan politik yang dilakukan oleh Syarikat Islam yang berdiri

pada awalnya bernama Syarikat Dagang Islam dibawah kepemimpinan

H.O.S.Tjokoroaminoto, H.Agus Salim dan Abdoel Moeis telah menjadi organisasi politik

pemula yang menjalankan program politik nasional dengan mendapat dukungan dari semua

lapisan masyarakat.

2.7 Faktor-Faktor Nasionalisme Indonesia

2.7.1 Faktor dari dalam (internal)

- Kenangan kejayaan masa lampau

Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum

masuk dan berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia,

Mesir, dan Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan

berdaulat. Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari

penjajahan.

Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan

akan kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit,

mereka mampu menguasai daerah seluruh Nusantara, sedangkan masa Sriwijaya mampu

berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.

- Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa

penjajahan

Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika

mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang

imperialisme barat.

- Munculnya golongan cendekiawan

Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik

hasil dari pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak

Page 8: identitas nasional

dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya

berjuang untuk melawan penjajahan.

- Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan

kebudayaan

Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi

masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi

manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.

Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi

asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan

kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.

Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan

mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing

di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta

menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.

2.7.2 Faktor dari luar (eksternal)

Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)

Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara

a. Pergerakan Kebangsaan India

b. Gerakan Kebangsaan Filipina

c. Gerakan Nasionalis Rakyat Cina

d. Pergerakan Turki Muda (1908)

e. Pergerakan Nasionalisme Mesir

Munculnya Paham-paham baru

Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme,

sosialisme, demokrasi dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham

yang serupa di Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan

ideologi-ideologi (paham) pada organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia.

Page 9: identitas nasional

2.8 Perkembangan Nasionalisme di Indonesia

Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan

pembentukan identitas nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk

menyebut negara kita ini. Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas

nasional, lambang perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang

mampu mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan

penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan Indonesia bukan

atas nama daerah lagi. Istilah Indonesia mulai digunakan sejak :

J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan

nusantara dalam tulisannya pada tahun 1850.

Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut

penduduk nusantara dengan Indonesia.

Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional.

Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang

awalnya bernama Indische Vereninging menjadi Perhimpunan Indonesia.

Nama majalah Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka

Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Melalui

Sumpah Pemuda kata Indonesia dijadikan sebagai identitas kebangsaan yang diakui

oleh setiap suku bangsa, organisasi-organisasi pergerakan yang ada di Indonesia

maupun yang di luar wilayah Indonesia.

Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17

Agustus 1945.

2.9 Karakteristik nasionalisme Indonesia

Paham Nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut

kemedekaan dari cengkraman kolonial . Semangat Nasionnalisme dipakai sebagai metode

perlawanan, sebagaimana yang disampaikan oleh Larry Diamond dan Marc F Platner bahwa

para penganut nasionalisme dunia ketiga secara khas menggunakan pretorika anti

kolonialisme dan anti imperialisme .

Dengan demikian , bangsa merupakan suatu wadah yang didalamnya terhimpun

orang-orang yang mempunyai persamaan keyakinan yang mereka miliki . unsur persamaan

itu dijadikan identitas politik berdasarkan geopolitik dan pemerintahan permanen (negara).

Page 10: identitas nasional

Negara merupakan bangsa yang memiliki bangunan politik . Menurut penganutnya paham

nasionalisme yang disampaikan oleh Soekarno bukanlah nasionalisme yang berwatak sempit

(chauvinisme) melainkan bersifat toleran dan tidak memaksa.

2.10 Penyimpangan Identitas Nasional

Geografis :

1. Kurangnya kekuatan maritime yang memadai.

2. Pertahanan laut dan udara masih belum di kembangkan dengan optimal. Akibatnya

wilayah yang jauh di pinggir perbatasan merasa di perhatikan dan dijaga dari

kemungkinan datangnya ancaman luar

3. Kebanyakan daerah perbatasan mengalami kelambanan dalam pembangunan

infrakstruktural transportasi dan komunikasi sehingga mereka kurang berinteraksi

dengan wilayah lin di tanah air,bahkan mereka lebih dekat dengan negara tetangga.

4. Kondisi geografis yang senjang juga terlihat mencolok antara wilayah pedesaan dengan

wilayah perkotaan. Warga pedesaan merasa tertinggal dan tidak di perhatikan di

bandingkan dengan warga di perkotaan. Muncul berbagai masalah social akibat

ketimpangan pembangunan anatar daerah, dan proses urbanisasi yang tak berencana.

Demografis :

Terjadinya kesenjangan antara generasi tua dengan generasi muda dalam memandang

persoalan bangsa dan menghadapi tantangan hidup.

Social dan Budaya :

1. Perasaan senasib-sepenanggungan semakin mencair

2. Kristalisasi nilai kebangsaan mengalami keretakan di sana-sini

3. Banyaknya pejabat yang menuntut hak-hak istimewa bagi kepentingan pribadinya,

meskipun hak-hak dasar rakyat pada umumnya belum terpenuhi. Sikap itu pada

gilirannya membuahkan tragedi pemerintahan yang lamban di tengah desakan

kepentingan umum akibat bencana yang terjadi dimana-mana dan kondisi social ekonomi

yang diterpa krisis dari waktu ke waktu

4. Lemahnya kemampuan bangsa dalam mengelola keragaman

Gejala tersebut dapat di lihat dari menguatnya orientasi dalam kelompok, etnik, dan

agama yang berpotensi menimbulkan konflik social dan bahkan disintegrasi bangsa. Masalah

ini juga semakin serius akibat dari makin terbatasnya ruang public yang dapat diakses dan

Page 11: identitas nasional

dikelola bersama masyarakat yang multikultur untuk penyaluran aspirasi. Dewasa ini muncul

kecenderungan pengalihan ruang publik ke ruang privat karena desakan ekonomi.

Kurangnya kemampuan bangsa dalam mengelola kekayaan budaya yang kasat mata

(tangible) dan yang yang tidak kasat mata (intangible). Dalam era otonomi daerah,

pengelolaan kekayaan budaya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Kualitas

pengelolaan yang rendah tidak hanya disebabkan oleh kapasitas fiskal, namun juga

pemahaman, apresiasi, kesadaran, dan komitmen pemerintah daerah terhadap kekayaan

budaya.

Pengelolaan kekayaan budaya ini juga masih belum sepenuhnya menerapkan prinsip

tata pemerintahan yang baik (good governance). Sementara itu, apresiasi dan kecintaan

masyarakat terhadap budaya dan produk dalam negeri masih rendah, antara lain karena

keterbatasan informasi.

Terjadinya krisis jati diri (identitas) nasional. Nilai – nilai solidaritas sosial,

kekeluargaan, dan keramahtamahan sosial yang pernah di anggap sebagai kekuatan

pemersatu dan ciri khas bangsa indonesia, makin pudar bersamaan dengan menguatnya nilai

– nilai materialisme.

Demikian pula kebanggaan atas jati diri bangsa seperti penggunaan bahasa indonesia

secara baik dan benar, semakin terkikis oleh nilai – nilai yang dianggap lebih superior.

Identitas nasional meluntur oleh cepatnya penyerapan budaya global yang negatif, serta tidak

mampunya bangsa indonesia mengadopsi budaya global yang lebih relevan bagi upaya

pembangunan bangsa dan karakter bangsa (nation and character building).

- Keterkaitan Globalisasi terhadap Identitas Nasional

Era Globalisasi merupakan era yang penuh dengan kemajuan dan persaingan,

sedangkan Identitas Nasional sebuah bangsa merupakan hal yang sangat diperlukan untuk

memperkenalkan sebuah bangsa atau Negara dimata dunia. Dengan adanya Globalisasi,

identitas sebuah bangsa dan Negara dapat mudah dikenalkan dimata internasional atau juga

identitas tersebut mudah tenggelam karena terpengaruh oleh bangsa dan Negara lain.

Perlu kita sadari, bangsa Indonesia yang kita cintai ini sedang mengalami krisis

identitas nasional yang sangat membahayakan bagi nilai – nilai dasar Identitas bangsa

Indonesia itu sendiri. Letak Negara Indonesia yang sangat setrategis merupakan hal yang

Page 12: identitas nasional

sangat mempengaruhi terjaga atau tidak kelangsungan Identitas bangsa Indonesia. Globalisasi

yang terus berkembang pesat membuat nilai– nilai budaya bangsa Indonesia mulai terkikis

oleh budaya – budaya barat yang kurang sesuai dengan budaya asli bangsa Indonesia seperti

halnya budaya berpakaian. Kebaya dan batik yang merupakan salah satu identitas bangsa

Indonesia yang berupa pakaian, kini mulai hilang dari kehidupan bangsa Indonesia

karena tergantikan oleh pakaian yang bersifat kebarat – baratan. Tidak hanya itu saja,

masyarakat Indonesia yang dulunya terkenal sebagai orang – orang yang ramah, kini mulai

terpengaruh terhadap era globalisai yang memiliki sifat “persaingan” yang sangat tinggi yang

menyebabkan kesenjangan sosial di masyarakt semakin meningkat.

- Keterkaitan Integrasi Nasional Indonesia dan Identitas Nasional

Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional.

Untuk mewujudkannya, diperlukan keadilan dalam kebijakan yang diterapkan oleh

pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, dan sebagainya.

Sebenarnya, upaya mcmbangun keadilan, kesatuan, dan persatuan bangsa merupakan bagian

dari upaya membangun dan membina stabilitas politik.

Di samping itu, upaya lainnya dapat dilakukan, seperti banyaknya keterlibatan

pemerintah dalam mcncntukan komposisi dan rnckanisme parlemen. Dengan demikian,

upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu terus dilakukan agar terwujud

integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi

nasional ini perlu karena pada hakikatnya integrasi nasional menunjukkan kckuatan persatuan

dan kesaluan bangsa yang diinginkan.

Pada akhirnya, persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih menjamin

terwujudnya negara yang makmur, aman. dan tentram. Konflik yang terjadi di Aceh, Ambon,

Kalimantan Barat, dan Papua merupakan cermin belum terwujudnya integrasi nasional yang

diharapkan. Adapun keterkaitan integrasi nasional dengan Identitas Nasional adalah bahwa

adanya integrasi nasional dapat menguatkan akar dari Identitas Nasional yang sedang

dibangun.

- Pancasila Sebagai Pemberdayaan Identitas Nasional

Suatu bangsa harus memiliki identitas nasional dalam pergaulan internasional. Tanpa

national identity, maka bangsa tersebut akan terombang-ambing mengikuti ke mana angin

Page 13: identitas nasional

membawa. Dalam ulang tahunnya yang ke-62, bangsa Indonesia dihadapkan pada pentingnya

menghidupkan kembali identitas nasional secara nyata dan operatif.

Identitas nasional kita terdiri dari empat elemen yang biasa disebut sebagai konsensus

nasional. Konsensus dimaksud adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.

Revitalisasi Pancasila harus dikembalikan pada eksistensi Pancasila sebagai ideologi

bangsa dan negara. Karena ideologi adalah belief system, pedoman hidup dan rumusan cita-

cita atau nilai-nilai (Sergent, 1981), Pancasila tidak perlu direduksi menjadi slogan sehingga

seolah tampak nyata dan personalistik. Slogan seperti “Membela Pancasila Sampai Mati”

atau “Dengan

Pancasila Kita Tegakkan Keadilan” menjadikan Pancasila seolah dikepung ancaman

dramatis atau lebih buruk lagi, hanya dianggap sebatas instrument tujuan. Akibatnya,

kekecewaan bisa mudah mencuat jika slogan-slogan itu tidak menjadi pantulan realitas

kehidupan masyarakat.

Karena itu, Pancasila harus dilihat sebagai ideologi, sebagai cita-cita. Maka secara

otomatis akan tertanam pengertian di alam bawah sadar rakyat, pencapaian cita- cita, seperti

kehidupan rakyat yang adil dan makmur, misalnya, harus dilakukan bertahap. Dengan

demikian, kita lebih leluasa untuk merencanakan aneka tindakan guna mencapai cita-cita itu.

Selain perlunya penegasan bahwa Pancasila adalah cita-cita, hal penting lain yang

dilakukan untuk merevitalisasi Pancasila dalam tataran ide adalah mencari maskot. Meski

dalam hal ini ada pandangan berbeda karena dengan memeras Pancasila berarti menggali

kubur Pancasila itu sendiri, namun dari sisi strategi kebudayaan adalah tidak salah jika kita

mengikuti alur pikir

Soekarno, jika perlu Pancasila diperas menjadi ekasila, Gotong Royong. Mungkin

inilah maskot yang harus dijadikan dasar strategi kebudayaan guna penerapan Pancasila.

Pendeknya, ketika orang enggan menyebut dan membicarakan Pancasila, Gotong Royong

dapat dijadikan maskot dalam rangka revitalisasi Pancasila.

Mencari maskot. Meski dalam hal ini ada pandangan berbeda karena dengan memeras

Pancasila berarti menggali kubur Pancasila itu sendiri, namun dari sisi strategi kebudayaan

adalah tidak salah jika kita mengikuti alur pikir Soekarno, jika perlu Pancasila diperas

Page 14: identitas nasional

menjadi ekasila, Gotong Royong. Mungkin inilah maskot yang harus dijadikan dasar strategi

kebudayaan guna penerapan Pancasila. Pendeknya, ketika orang enggan menyebut dan

membicarakan Pancasila, Gotong Royong dapat dijadikan maskot dalam rangka revitalisasi

Pancasila.

Page 15: identitas nasional

BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan

berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation ( bangsa ) dengan ciri-ciri khas

tertentu yang membuat bangsa bersangkutan berbeda dengan bangsa lain. Dengan perkataan

lain dapat dikatakan bahwa Identitas Nasional Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya

tercermin dalam berbagai penataan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas.

Paham Nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut

kemedekaan dari cengkraman colonial dan Negara merupakan bangsa yang memiliki

bangunan politik . Menurut penganutnya paham nasionalisme bukanlah nasionalisme yang

berwatak sempit (chauvinisme) melainkan bersifat toleran dan tidak memaksa

3.2 Saran

1. Diharapkan mahasiswa atau masyarakat lebih memahami apa itu identitas nasional dan

identitas nasional Indonesia dalam diri generasi penerus bangsa

2. Diharapkan informasi ini dapat tersebar luas ke masyarakat agar mengetahui pentingnya

memehami identitas nasional dan identitas nasional Indonesia sebagai tonggak kemajuan

Negara

3. Agar ditindaklanjuti oleh pihak lain atau teman-teman dan kalangan yang peduli terhadap

identitas dan nasionalisme Indonesia.