IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA SMA KELAS XI … · mengerjakan soal quisioner, ... diperoleh...
Transcript of IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA SMA KELAS XI … · mengerjakan soal quisioner, ... diperoleh...
i
IDENTIFIKASI PROSES KOGNITIF SISWA SMA KELAS XI DALAM
METODE DEMONSTRASI TENTANG HUKUM ARCHIMEDES.
STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
Hana Viviana Dewi
NIM : 131424023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
―Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau
muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu,
dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam
kesucianmu‖
(1 Timotius 4: 12)
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Bapak Sarjono dan Ibu Minten
Keluarga besar di Demangan, Demak Ijo, Karangnongko, Klaten
Keluarga besar Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Dewi, H.V. 2017. Identifikasi Proses Kognitif Siswa SMA Kelas XI
Dalam Metode Demonstrasi Tentang Hukum Archimedes. Studi
Kasus di SMA Negeri 1 Prambanan. Program Studi Pendidikan
Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan proses
kognitif siswa SMA dalam metode demonstrasi untuk memahami materi
Archimedes dan mendeskripsikan proses penerapan metode demonstrasi
saat mengidentifikasi proses kognitif siswa. Pada penelitian ini memiliki
lima responden yang dijadikan subyek penelitian. Responden yang
digunakan adalah siswa SMA kelas XI IPA 2 di SMA N 1 Prambanan.
Penelitian dilakukan selama 4 JP (jam pelajaran) dengan rincian 2 JP
waktu siswa mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi dan
mengerjakan soal quisioner, sedangkan 2 JP lainnya untuk wawancara
setiap responden.Penelitian ini merupakan model pembelajaran berbasis
masalah. Masalah muncul ketika peneliti melakukan demonstrasi dan
siswa diminta menjawab soal berkaitan dengan demonstrasi tersebut. Data
diperoleh dari jawaban observasi, quisioner, dan wawancara.
Hasil dari penelitian ini (1) teridentifikasi responden memiliki
kemampuan responden masih dalam tingkat LOTS (low order thinking
skill) meliputi mengingat dan memahami, sedangkan HOTS (high order
thinking skill) yang meliputi mengaplikasikan dan menganalisis (2)
teridentifikasi proses kognitif dalam metode demonstrasi terjadi ketika
peneliti melakukan demonstrasi serta saat mengerjakan soal kuesioner.
Kata kunci : Proses kognitif, Demonstrasi, Taxonomi Bloom hasil revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Dewi, H.V. 2017. Identification of Cognitive Process of High School
Students of Class XI In Demonstration Methods About Law
Archimedes. Case Study at SMA Negeri 1 Prambanan. Physics
Education Study Program. Department of Mathematics and Sciences
Education. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata
Dharma University of Yogyakarta.
This study aims to describe the cognitive process of high school
students in demonstration methods in understanding Archimedes material
and describe the process of applying demonstration methods in identifying
students' cognitive processes. In this study has five respondents who were
subjected to research. Respondents used were high school students of class
XI IPA 2 in SMA N 1 Prambanan. The study was conducted for 4 hours of
lesson with 2 hours of lesson details as the students followed the lesson
with the demonstration method and did the quisioner question, while the
other 2 hours of lesson for each interview.This research was a problem-
based learning model. Problems arise when researchers conduct
demonstrations and students were asked to answer questions related to the
demonstration. Data were obtained from observation, quisioner, and
interview answers.
The results of this study (1) identified respondents have the ability
of respondents are still in the level of LOTS (low order thinking skills)
include remembering and understanding, while HOTS (high order thinking
skill) which includes applying and analyzing (2) identified cognitive
processes in the demonstration method occurs When researchers conduct
demonstrations and while working on quisionary questions.
Keywords: cognitive process, demonstration, Taxonomy Bloom revision
result
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Dengan berkat Tuhan yang selalu berlimpah, peneliti bisa
menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi dengan judul : ― Sebuah Studi
Kasus: Identifikasi Proses Kognitif Siswa SMA Kelas XI dalam Metode
Demostrasi Pada Materi Archimedes di SMA N 1 Prambanan‖ sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, peneliti diberi dukungan,
bantuan, serta bimbingan dengan pihak luar. Maka dari itu peneliti
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Sarjono dan Ibu Minten yang selalu memberikan
semangat kepada peneliti
2. Ibu Eni, selaku guru fisika kelas XI SMA Negeri 1 Prambanan
yang memberi bantuan serta kesempatan untuk melakukan
penelitian di SMA N 1 Prambanan
3. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku dekan dan dosen pembimbing
yang telah membimbing sebelum pelaksanaan penelitian
hingga dalam penyusunan laporan
4. Bapak Drs. Domi Severinus M.Si selaku dosen program studi
pendidikan fisika Universitas Sanata Dharma yang telah
membantu dalam memvalidasi instrumen penelitian
5. Siswa – siswi kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Prambanan yang
sudah bersedia membantu dalam pelaksanaan penelitian serta
bersedia menjadi subyek penelitian
6. Seluruh karyawan sekretariat JPMIPA yang sudah membantu
dalam administrasi surat perijinan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIK ............................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
C. Batasan Masalah .......................................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8
BAB IILANDASAN TEORI ................................................................................ 10
A. Belajar ........................................................................................................ 10
B. Tingkat berpikir menurut Taxonomi Bloom .............................................. 13
C. High Order Thinking Skill (HOTS) ........................................................... 18
D. Konflik Kognitif ......................................................................................... 21
E. Metode Desmonstrasi ................................................................................. 23
F. Materi Archimedes ..................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 31
B. Bentuk Penelitian ......................................................................................... 34
C. Subyek Penelitian ........................................................................................ 36
D. Desain Penelitian ......................................................................................... 36
E. Waktu dan Tempat ....................................................................................... 40
F. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 40
G. Metode Analisis Data .................................................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 47
A. Hasil Penelitian………………………………………………..………….47
B. Pembahasan .............................................................................................. 142
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 149
A. Kesimpulan .............................................................................................. 149
B. Saran ........................................................................................................ 150
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Dimensi Proses Kognitif………………………………..……………... 13
Tabel 2. Pertanyaan Quisioner…………………….……………………………. 37
Tabel 3. Sistem Koding…………………………………………………………. 43
Tabel 4. Nilai Rapot Siswa……………………………………………………… 46
Tabel 5. Pelaksanaan Tindakan…………………………………………………. 47
Tabel 6. Hasil Quisioner Responden A…………………………………………. 52
Tabel 7. Kategori Proses Kognitif Responden A……………………………….. 57
Tabel 8. Kategori Proses Kognitif Responden B……………………………..… 74
Tabel 9. Kategori Proses Kognitif Responden C……………………………….. 89
Tabel 10. Kategori Proses Kognitif Responden D…………………………….. 106
Tabel 11. Kategori Proses Kognitif Responden E…………………………….. 117
Tabel 12. Ringkasan proses kognitif responden ….………...………………… 129
Tabel 13. Resume proses kognitif responden …….…………………………... 136
Tabel 14. Resume prosedur metode demonstrasi…………………………...…. 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Fluida...………………………………………………………. 29
Gambar 2. Hasil quisioner mengerjakan soal responden A…………….... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. LKS dalam demonstrasi…………………………………..…… 156
Lampiran 2. Transkrip jawaban quisioner responden A……………………… 157
Lampiran 3. Transkrip jawaban qusioner responden B……………………… 161
Lampiran 4. Transkrip jawaban qusioner responden C………………………. 165
Lampiran 5. Transkrip jawaban qusioner responden D………………………. 169
Lampiran 6. Transkrip jawaban qusioner responden E………………………. 173
Lampiran 7. Transkrip wawancara responden A…………………………….. 178
Lampiran 8. Transkrip wawancara responden B…………………………….. 180
Lampiran 9. Transkrip wawancara responden C…………………………….. 184
Lampiran 10. Transkrip wawancara responden D…………………………… 187
Lampiran 11. Transkrip wawancara responden E……………………………. 189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia kembali menempati posisi terendah (urutan 64 dari 65
negara) dalam PISA survei tahun 2012. Ada beberapa hal yang
menyebabkan Indonesia menempati posisi terendah yaitu faktor guru,
siswa dan lingkungan. Situasi pendidikan yang menjadi fokus utama
pengkajian landasan psikologi proses pendidikan, berintikan interaksi
antara pendidik (guru) dengan peserta didik (siswa) untuk meningkatkan
kemampuan para peserta didik, dengan dukungan sarana dan fasilitas
tertentu yang berlangsung dalam suatu lingkungan tertentu. Guru adalah
seseorang yang telah mempersiapkan diri dan menjalankan tugas sebagai
pendidik, pembimbing, pengajar dan pelatih siswa. Guru sebagai orang
pertama yang terlibat langsung dalam interaksi pendidikan dengan siswa,
menduduki tempat selanjutnya dalam interaksi ini. Siswa adalah anak atau
remaja yang sedang belajar, sedang mengikuti dan menyesuaikan diri
dengan segala aktivitas dan tuntutan yang dibuat oleh guru. Interaksi
pendidikan mempunyai suatu ciri dan fungsi khusus, yaitu bersifat dan
berfungsi membantu perkembangan siswa ( Syaodih, Nana. 2009: hlm
29).
Pada umumnya guru yang dianggap maha tahu sehingga guru yang
mentransfer ilmu kepada siswa. Siswa seperti bak penampungan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menerima ilmu (air) yang diberikan oleh guru. Guru yang otoriter,
menganggap bahwa dia yang tahu segalanya sehingga siswa hanya
menerima materi saja. Metode ceramah pun sering digunakan sehingga
siswa seperti yang hanya menerima materi dan percaya dengan apa yang
disampaikan guru di kelas. Metode ceramah ini merupakan paradigma
lama dalam metode pembelajaran jika diterapkan pada era digital seperti
sekarang. Hanya mendengarkan maka siswa mungkin hanya tahu dan
mengingat saja. Bagaimana kemampuan berpikir siswa bisa berkembang
jika pada era sekarang masih menggunakan metode pengajaran pada
paradigma lama. Selain itu, budaya menghafal juga masih dimiliki siswa.
Jika siswa belajar dengan cara meghafal maka materi yang diterima hanya
mereka terima secara teori saja. Mereka hanya ingat saat ujian dan setelah
beda kelas atau setelah ujian materi tersebut dilupakan. Maka budaya
menghafal jika tetap dilakukan tidak dapat mengembangkan proses
berpikir siswa. Ada beberapa tingkatan proses kognitif menurut taxonomi
bloom yaitu mengetahui, mengingat, mengevaluasi, mengaplikasikan,
menganalisis dan menciptakan. Untuk sampai pada tingkat
mengaplikasikan dan menciptakan tidak hanya sekedar teori saja namun
perlu adanya aktivitas atau kegiatan dalam pembelajaran. Fisika
merupakan mata pelajaran yang lebih banyak memerlukan pemahaman.
Kegiatan pembelajaran di sekolah menengah dapat dijadikan sebagai
modal penguasaan ilmu dan teknologi pada pendidikan selannjutnya
(Maulana, 2010). Pembelajaran yang baik harus mampu mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kemampuan berpikir analitis dengan menggunakan bebrbagai peristiwa
dan penyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kunatitiatif, serta
dapat mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap percaya diri
siswa (Hamalik, 2004:171). Tidak harus melakukan percobaan setiap
pertemuan namun bisa dengan aktivitas yang nyata atau bisa
dibuktikan/ditunjukkan secara langsung melalui demonstrasi dengan alat
peraga. Hal ini menuntut guru untuk lebih kreatif dan perlunya persiapan
sebelum pengajaran. Maka untuk memperbaiki sistem pendidikan di
Indonesia tidak hanya pada siswa dan sarana namun juga para pendidik.
Disini pendidik bukanlah penumpang yang tunduk dengan kemauan siswa
dan mengikuti keinginan siswa dalam belajar. Namun, guru bisa
mengelola dan mengendalikan siswa agar bisa belajar dengan baik dan
sesuai dengan model pempelajaran yang diinginkan guru. Pendidik yang
professional dan berkualitas sangat penting dan dibutuhkan dalam
menciptakan pendidikan yang berkualitas juga. Perilaku atau kegiatan
individu seringkali dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu kegiatan
kognitif, afektif dan psikomotor. Kegiatan kognitif berkenaan dengan
penggunaan pikiran atau rasio di dalam mengenal, memahami dan
memecahkan masalah—masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.
Kegiatan afektif berkenaan dengan penghayatan perasaan, sikap, moral,
dan nilai-nilai, sedang kegiatan psikomotor menyangkut aktivitas-aktivitas
yang mengandung gerakan-gerakan motorik. Pendidikan adalah yang
dicapai, bukan yang diberi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tujuan belajar merupakan menambah wawasan siswa yang bisa
diterapkan atau digunakan dalam mempermudah kehidupan mereka. Maka
siswa perlu tahu untuk apa mereka belajar dan bagaimana jika
diaplikasikan dalam kehidupan. Dalam hal tersebut maka siswa harus
memiliki sifat kritis dan aktif. Berpikir kritis, adalah berpikir beralasan,
mencerminkan, bertanggungjawab, kemampuan berpikir, yang difokuskan
pada pengambilan keputusan terhadap apa yang diyakini atau yang harus
dilakukan. Berpikir kritis adalah berpikir mengajukan pertanyaan yang
sesuai, mengumpulkan informasi yang relevan, mengurutkan informasi
secara efisien dan kreatif, menalar secara logis, hingga sempat pada
kesimpulan yang reliabel dan terpercaya. Bagaimana siswa berpikir dalam
menerima materi pelajaran ? Berkenaan dengan teori belajar sosialnya
Bandura menyatakan: ―Manusia adalah organisme yang mempunyai
kemampuan berpikir, ia dapat mengarahkan diri, dapat menghayati
keadaan orang lain, dapat menggunakan simbol-simbol dan dapat
mengatur dirinya sendiri.‖ Ini merupakan pandangan baru dalam aliran
Behaviorisme, yang semula sangat bersifat mekanistis dan hanya
mengakui kekuatan lingkungan. Dalam kemampuan berpikir siswa juga
dibedakan menjadi dua kategori yaitu high order thinking skill dan low
order thinking skill. High order thinking skill (HOTS) merupakan
kemampuan tingkat tinggi siswa. Jika menggunakan tingkatan pada
taksonomi Bloom tingkat HOTS dari mengaplikasikan, mengevaluasi,
menganalisa dan menciptakan, sedangkan low order thingking skill
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
(LOTS) dari tingkat mengetahui, mengingat dan mengaplikasikan. HOTS
mempunyai tiga aspek yaitu transfer, berpikir kritis dan problem solving.
Tiga aspek tersebut saling berkaitan agar bisa meningkatkan pendidikan di
Indonesia. Dalam pembelajaran kita tidak mengetahui secara langsung
bagaimana proses kognitif siswa, namun kita tahu tanda siswa itu berpikir.
Contohnya saat siswa bertanya, berpendapat dan mengkritik sesuatu. Maka
siswa berpikir kristis perlu dikembangkan untuk memperbaiki cara belajar
siswa yang masih menghafal.
Teori kognitif gestalt-field dari Max Wertheimer, teori ini
menekannkan perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati yang bersifat
molar (keseluruhan) atau keterpaduan dari bagian-bagian. Teori kognitif
ini lebih menekankan pada aspek mental, bukan aspek perilaku. Hasil
belajar yang diutamakan adalah mengetahui sesuatu sebanyak mungkin
melalui aktivitas mental atau kegiatan berpikir, sedangkan respon
merupakan indikator yang menunjukkan sedang terjadi aktivitas mental
pada individu yang sedang belajar (Rusman, 2010: hlm 387). Dalam buku
yang berjudul psikologi pengajaran fungsi kognitif dalam siswa
mencakup: taraf intelegensi dan daya kreativitas; bakat khusus; organisasi
kognitif; taraf kemampuan berbahasa; daya fantasi; gaya belajar; teknik-
teknik studi (Winkel, 2004:hlm 154). Proses belajar dengan teori kognitif
adalah bentuk-bentuk aktivitas mental untuk memahami dan
menginterpretasikan suatu pengetahuan serta mengorganisasikannya
dengan struktur pengetahuan yang sudah ada. Proses belajar berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
kognitif merupakan salah satu cara yang bisa mengembangkan daya
berpikir siswa dengan membuat hipotesis dari suatu maasalah dan secara
sistematis. Proses PBM (Pembelajaran Berbasis Masalah) dan latihan
melibatkan penggunaan otak atau pikiran untuk melakukan hubungan
melalui refleksi, artikulasi, dan belajar melihat perbedaan pandangan.
Maka pembelajaran berbasis masalah merupakan media yang membantu
siswa menemukan solusi dan memecahkan masalah sehingga proses PBM
menjadi lebih bermakna. Dari media tersebut siswa diharapkan bisa
memberi kesimpulan serta menunjukkan manfaat dari proses PBM
tersebut. Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi
siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk
di dalamnya belajar bagaimana belajar. Dalam buku yang sama, Moffit
(Depdiknas, 2002:12) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis
masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar
tentang berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.
Metode demonstrasi dilakukan oleh guru di kelas untuk
memperagakan atau memberikan contoh kepada siswa agar lebih jelas
dalam menerima materi. Metode ini membutuhkan kreatifitas guru dalam
memdemonstrasikan materi yang disampaikan. Dalam demonstrasi juga
perlu diperhatikan kesesuaian terhadap materi agar tidak terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
miskonsepsi. Dalam hal ini tujuan demonstrasi untuk memperjelas bukan
menambah kebingungan siswa. Metode demonstrasi diharapkan juga bisa
menarik minat siswa untuk lebih giat belajar, serta mendalami materi dan
bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini akan membahas tentang proses kognitif siswa dengan
menggunakan metode demonstrasi. Proses kognitif yang dimaksud
merupakan tingkat siswa berpikir menurut Taxonomi Bloom. Dengan
demikian peneliti bisa mengelompokkan dan mendeskripsikan yang
termasuk high order thinking skill dan low order thinking skill. Penelitian
ini diharapkan bisa membantu siswa untuk lebih mengembangkan berpikir
tingkat tinggi dan memahami konsep secara mendalam. Maka metode
demonstrasi ini akan menstimulus siswa untuk berpikir dan memecahkan
masalah dari demonstrasi yang dilakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses kognitif siswa SMA kelas XI dalam metode
demonstrasi untuk memahami materi Archimedes ?
2. Bagaimana penerapan metode demonstrasi dalam mengidentifikasi
proses kognitif siswa ?
C. Batasan Masalah
1. Responden penelitian berjumlah lima orang siswa kelas XI
2. Materi yang digunakan adalah archimedes
3. Bentuk soal merupakan menggunakan quisioner esai
4. Metode yang digunakan adalah demonstrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
5. Bentuk penelitian ini merupakan studi kasus dengan jenis penelitian
yang digunakan kualitatif
D. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan proses kognitif siswa SMA dalam metode
demonstrasi untuk memahami materi hukum Archimedes.
2. Mendeskripsikan proses penerapan metode demonstrasi saat
mengidentifikasi proses kognitif siswa.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
a. Guru dapat mengembangkan cara pengajaran agar bisa
meningkatkan daya berpikir siswa.
b. Sebagai model alternatif dalam meningkatkan pemahaman konsep
siswa.
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan evaluasi guru untuk
menggunakan metode demonstrasi dalam mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi.
d. Guru dapat mengetahui proses kognitif siswa dengan
menggunakan metode demosntrasi dengan metode pembelajaran
berbasis masalah.
2. Bagi siswa
a. Siswa bisa mengetahui tahapan berpikir yang muncul selama
proses demonstrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Siswa dapat mengembangkan tingkat berpikir serta dengan
pendekatan konflik kognitif bisa meningkatkan pemahaman
konsep.
3. Bagi peneliti, pengalaman baru dan bisa mengetahui hasil proses
berpikir siswa. Selain itu bisa mengetahui proses berpikir siswa
melalui metode demonstrasi dengan pendekatan konflik kognitif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar
Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan
dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri sesorang yang sedang
belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan
mengamati orang itu (Winkel, W.S. 2004).
Tipe belajar dalam buku The Conditions of Learning (1970) Gagne
dalam buku metodologi pengajaran (Hamdayama, Jumanta. 2016),
yaitu:
a. Belajar tanda-tanda atau signal learning
Belajar tanda merupakan tanda belajar paling sederhana,
setahap lebih tinggi dari perbuatan refleks. Individu belajar
mengenal dan member respon kepada tanda-tanda seperti: melirik
kepada orang lewat, memalingkan muka dari cahaya yang
menyorot, memusatkan pendengaran kepada suara yang dating,
memusatkan perhatian kepada bau makanan, dsb.
b. Belajar perangsang-jawaban atau stimulus respons learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Setahap lebih tinggi dari belajar tanda-tanda. Belajar ini
merupakan upaya untuk membentuk hubungan antara
perangsang dengan jawaban, umpamanya: berhenti pada waktu
lampu merah, masuk kelas apabila bel masuk berbunyi,
menjawab pertanyaan yang diberikan guru dsb.
c. Belajar perbuatan atau chaining
Individu belajar melakukan suatu retetan kegiatan yang
membentuk satu kesatuan. Mandi merupakan suatu rantai kegiatan
dari mula membuka baju sampai mengeringkannya dengan handuk
dan berpakaian kembali. Kalau seorang ibu memerintahkan
anaknya untuk mandi, anak itu mengerti bahwa ia harus melakukan
serentetan kegiatan seperti di atas. Demikian juga dengan belajar,
mencuci pakaian, belanja, dsb.
d. Hubungan verbal atau verbal association
Kalau dalam rantai kegiatan, hubungan itu berbentuk
perilaku maka dalam hubungan verbal ini berbentuk hubungan
bahasa. Yang paling sederhana dari hubungan verbal adalah
hubungan antara benda dengan namanya, hubungan antara subyek
dengan sifatnya. Yang lebih tinggi adalah hubungan antara konsep
dengan konsep, konsep dengan perilaku atau nilai dsb.
e. Belajar membedakan atau discrimination learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Individu belajar melihat perbedaan dan juga persamaan suatu
benda dengan yang lainnya. Atas dasar persamaan dan
perbendaan itu individu bisa mengadakan pengelompokan.
Membedakan di sini bukan hanya objek-objek konkrit tetapi
juga hal-hal yang bersifat abstrak.
f. Belajar konsep atau concept learning
Tipe belajar ini menyangkut pemahaman dan penggunaan
konsep-konsep, seperti konsep: warna merah atau putih, sifat
jujur atau culas, kondisi aman, bahagia dsb.
g. Belajar aturan-aturan atau rule learning
Individu belajar aturan-aturan yang ada di masyarakat, di
sekolah, di rumah atau pun aturan dalam perdagangan,
pemerintah bahkan ilmu pengetahuan. Aturan yang ada di
rumah atau sekolah umpamanya berkenaan dengan disiplin,
aturan di pemerintah berkenaan dengan undang-undang sedang
aturan dalam ilmu berkenaan dengan dalil-dalil atau aksioma.
h. Belajar pemecahan masalah atau problem solving learning
Dalam kegiatan belajar ini individu dihadapkan kepada
masalah-masalah yang harus dipecahkan, baik masallah yang
bersifat praktis dalam kehidupan maupun teoritis dalam suatu
bidang ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
B. Tingkat berpikir menurut Taxonomi Bloom
Benyamin Bloom (1956) adalah seorang ahli pendidikan yang
terkenal sebagai bapak pencetus konsep taksonomi belajar. Taksonomi
belajar adalah pengelompokan tujuan belajar berdasarkan domain atau
kawasan belajar.
1. Kawasan Kognitif
Perilaku yang merupakan proses berpikir atau perilaku yang
termasuk hasil kerja otak. Beberapa contoh berikut termasuk
kawasan kognitif diantaranya menyebutkan, menguraikan,
menggambarkan, menjabarkan, dan menjelaskan. Beberapa
kemampuan kognitif tersebut, dapat disebutkan antara lain :
a.Pengetahuan tentang suatu materi yang telah dipelajari
b.Pemahaman mengenai makna materi
c.Aplikasi atau penerapan
2. Dimensi Proses Kognitif
Menurut Anderson, Lorin W, dan Krathwohl, David.R ( 2010)
hasil revisi taxonomi bloom membagi menjadi beberapa dimensi
sebagai berikut :
Tabel 1. Dimensi Proses Kognitif
Kategori dan
Proses Kognitif
Nama-nama Lain Definisi dan Contoh
1. Mengingat – mengambil pengetahuan dari memori jangka
panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Kategori dan
Proses Kognitif
Nama-nama Lain Definisi dan Contoh
1.1 Mengenali
1.2 Mengingat
kembali
Mengidentifikasikan
Mengambil
Menempatkan
pengetahuan dalam
memori jangka panjang
yang sesuai dengan
pengetahuan tersebut
(misalnya, mengenali
tanggal terjadinya
peristiwa-peristiwa
penting dalam sejarah
Indonesia)
Mengambil pengetahuan
yang relevan dari memori
jangka panjang (misalnya,
mengingat kembali
tanggal peristiwa-
peristiwa penting dalam
sejarah Indonesia)
2. Memahami – Mengkonstruksi akna dari materi pembelajaran,
termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru
2.1 Menafsirkan
2.2 Mencontohkan
2.3 Mengklasifikasi-
kan
2.4 Merangkum
Mengklarifikasi,
memparafrasakan,
mempresentasi,
menerjemahkan
Mengilustrasikan,
memberi contoh
Mengategorikan,
mengelompokan
Mengabstrak,
menggeneralisasi
Mengubah satu bentuk
gambaran (misalnya
angka) jadi bentuk lain
(misalnya, kata-kata)
(Misalnya,
memparafrasekan ucapan
dan dokumen penting)
Menemukan contoh atau
ilustrasi tentang konsep
atau prinsip (misalnya,
memberi contoh tentang
aliran-aliran seni lukis)
Menentukan sesuatu
dalam satu kategori
(misalnya, mengklarifikasi
kelainan-kelaian mental
yang telah diteliti atau
dijelaskan)
Mengabstraksikan tema
umum untuk poin (-poin)
pokok. (misalnya, menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kategori dan
Proses Kognitif
Nama-nama Lain Definisi dan Contoh
2.5 Menyimpulkan
2.6 Membandingkan
2.7 Menjelaskan
Menyarikkan,
mengekstrapolasi,
menginterpolasi,
memprediksi
Mengontraskan,
Memetakan,
mencocokan
Membuat model
ringkasan pendek tentang
peristiwa-peristiwa yang
ditayangkan di televisi)
Membuat kesimpulan
yang logis dari informasi
yang diterima (misalnya,
dalam belajar bahasa
asing, menyimpulkan tata
bahasa berdasarkan
contoh-contohnya)
Menentukan hubungan
antara dua ide, dua objek,
dan semacamnya
(misalnya,
membandingkan
peristiwa-peristiwa
sejarah dengan keadaan
sekarang)
Membuat model sebab-
akibat dalam sebuah
sistem (misalnya,
menjelaskan sebab-sebab
terjadinya peristiwa-
peristiwa penting pada
abad ke 18 di Indonesia)
3. Mengaplikasikan – menerapkan atau menggunakan suatu
prosedur dalam keadaan tertentu
3.1 Mengeksekusi
3.2 Mengimplement
-asikan
Melaksanakan
Menggunakan
Menerapkan suatu
prosedur pada tugas yang
familier (misalnya,
membagi satu bilangan
dengan bilangan lain,
kedua bilangan ini terdiri
dari beberapa digit)
Menerapkan suatu
prosedur pada tugas yang
tidak familier (misalnya,
menggunakan hukum
Newton kedua pada
konteks yang tepat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Kategori dan
Proses Kognitif
Nama-nama Lain Definisi dan Contoh
4. Menganalisis- Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian
itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan
struktur atau tujuan
4.1 Membedakan
4.2 Mengorganisasik
-an
4.3 Mengantribusika
-n
Menyendirikan,
memilah,
memfokuskan,
memilih
Menemukan
koherensi,
memadukan,
membuat garis
besar,
mendeskripsikan
peran,
menstrukturkan
Mendekonstruksi
Membedakan bagian
materi pelajaran yang
relevan dari yang tidak
relevan, bagian yang
penting dari yang tidak
penting (membedakan
antara bilangan yang
relevan dan bilangan yang
tidak relevan dalam soal
cerita matematika)
Menentukan bagaimana
elemen-elemen bekerja
atau berfungsi dalam
sebuah struktur (misalnya,
menyusun bukti-bukti
dalam cerita sejarah jadi
bukti-bukti yang
mendukung dan
menentang suatu
penjelasan historis)
Menentukan sudut
pandang, bisa, nilai, atau
maksud di balik materi
pelajaran (misalnya,
menunjukkan sudut
pandang penulis suatu esai
sesuai dengan pandangan
politik si penulis)
5. Mengevaluasi- mengambil keputusan berdasarkan criteria
dan/atau standar
5.1 Memeriksa
Mengoordinasi,
mendeteksi,
memonitor, menguji
Menemukan inkonsistensi
atau kesalahan dalam
suatu proses atau produk;
menentukan apakah suatu
proses atau produk
memiliki konsistensi
internal; menemukan
efektivitas suatu prosedur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Kategori dan
Proses Kognitif
Nama-nama Lain Definisi dan Contoh
5.2 Mengkritik
Menilai
yang sedang dipraktikan
(misalnya, memeriksa
apakah kesimpulan-
kesimpulan seorang
ilmuwan sesuai dengan
data-data aman atau tidak
Menemukan inkonsistensi
antara suatu produk dan
kriteria eksternal;
menemukan apakah suatu
produk memiliki
konsistensi eksternal;
menemukan ketetapan
suatu prosedur untuk
menyelesaikan masalah
(misalnya, menentukan
satu metode terbaik dari
dua metode untuk
menyelesaikan suatu
masalah)
6. Mencipta- memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu
yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang
orisinal
6.1 Merumuskan
6.2 Merencanakan
6.3 Memproduksi
Membuat hipotesis
Mendesain
Mengkonstruksi
Membuat hipotesis-
hipotesis berdasarkan
kriteria (misalnya,
membuat hipotesis tentang
sebab-sebab terjadinya
suatu fenomena)
Merencanakan prosedur
untuk menyelesaikan
suatu tugas (misalnya,
merencanakan proposal
penelitian tentang topik
sejarah tertentu)
Menciptakan suatu produk
(misalnya, membuat
habitat untuk spesies
tertentu demi suatu
tujuan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
C. High Order Thinking Skill (HOTS)
Higher Order Thinking Skill sebagai keterampilan berpikir yang
terjadi ketika seseorang mengambil informasi baru dan informasi yang
sudah tersimpan dalam ingatannya, selanjutnya menghubungkan informasi
tersebut dan menyampaikannya untuk mencapai tujuan atau jawaban yang
dibutuhkan (Lewis & Smith, 1993).
Menurut Susan (2010) high order thinking skill terdiri dari tiga
bagian yaitu :
1. Transfer
Two of the most important educational goals are to promote
retention and to promote transfer (which, when it occurs,
indicates meaningful learning) . . . retention requires that
students remember what they have learned, whereas transfer
requires students not only to remember but also to make sense
of and be able to use what they have learned (Anderson &
Krathwohl, 2001, p. 63).
2. Berpikir kritis
Critical thinking is reasonable, reflective thinking that is
focused on deciding what to believe or do (Norris & Ennis,
1989, p. 3).
3. Problem solving
A student incurs a problem when the student wants to reach a
specific outcome or goal but does not automatically recognize
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
the proper path or solution to use to reach it. The problem to
solve is how to reach the desired goal. Because a student
cannot automatically recognize the proper way to reach the
desired goal, she must use one or more higher-order thinking
processes. These thinking processes are called problem solving
(Nitko & Brookhart, 2007, p. 215).
Comprehension and application form linkages to higher
order skills; here, the learner uses meaningful information such as
abstractions, formulas, equations, or algorithms in new
applications in new situations. Higher order skills include
analysis, synthesis, and evaluation and require mastery of previous
levels, such as applying routine rules to familiar or novel problems
(McDavitt, 1993).
Dari kategori proses kogitif menurut taxonomi bloom yang termasuk high
order thinking skill (HOTS) yaitu :
1. Menerapkan
Di level ini pemikiran kognitif tingkat yang lebih rendah mulai
transisi ke pemikiran kognitif tingkat yang lebih tinggi.
2. Menganalisis
Kemampuan untuk memecahkan masalah suatu kesatuan menjadi
bagian-bagian dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut
dihubungkan satu dengan yang lain atau bagian tersebut dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
keseluruhan. Analisis menekankan pada kemampuan merinci
sesuatu unsur pokok menjadi bagian-bagian dan melihat hubungan
anatra bagian tersebut. Kategori analisi terdari kemampuan
membedakan , mengorganisasi, memberi simbol, membedakan,
mengorganisasikan, mengantribusikan.
3. Mengevaluasi
Didefinisikan sebagai kemampuan melakukan judgement
berdasarkan kriteria dan standar tertentu. Kriteria yang sering
digunakan adalah menentukan kualitas, efektivitas, efisiensi dan
konsistensi, sedangkan standar yang digunakan dalam menentukan
kualitas maupun kuantitas. Kategori menilai terdiri dari
memeriksa, mengkritik, dan memeriksa.
4. Membuat
Di sini diartikan sebagai meletakkan beberapa elemen dalam satu
kesatuan yang menyeluruh sehingga terbentuklah dalam satu
bentuk yang koheren atau fungsional. Siswa diartikan mampu
mencipta jika dapat membuat produk baru dengan merombak
beberapa elemen atau bagian ke dalam bentuk atau struktur yang
belum pernah diterangkan oleh guru sebelumnya. Proses mencipta
umumnya berhubungan dengan pengalaman belajar siswa yang
sebelumnya. Proses mencipta dapat dipecah menjadi tiga fase
yaitu masalah diberikan, dimana siswa mencoba untuk memahami
soal, dan mengeluarkan solusi yang mungkin. Perencanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penyelesaian di mana siswa memeriksa kemungkinan dan
memikirkan rancangan yang dilaksanakan, dan pelaksanaan
penyelesaian, di mana siswa berhasil melaksanakan rencana.
D. Konflik Kognitif
Pendekatan konflik kognitif diartikan sebagai seperangkat
kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk
mengkomunikasikan dua atau lebih rangsangan berupa sesuatu
yang berlawanan atau berbeda kepada peserta didik, agar terjadi
proses internal yang intensif dalam rangka mencapai keseimbangan
ilmu pengetahuan yang lebih tinggi, dengan melakukan
reorganisasi pengetahuan yang telah tersimpan dalam struktur
kognitifnya dan adaptasi berupa proses asimilasi dan akomodasi
(Sugiyanta, 2008). Lebih lanjut Suparno (2007) menjelaskan
tentang asimilasi dan akomodasi yaitu dua tahap yang dilakukan
dalam proses belajar untuk perubahan konsep. Tahap pertama
adalah asimilasi dan tahap kedua adalah akomodasi. Dengan
asimilasi siswa menggunakan konsep-konsep yang telah mereka
punya untuk berhadapan dengan fenomena baru. Dengan
akomodasi siswa mengubah konsepnya yang tidak cocok lagi
dengan fenomena baru yang mereka hadapi. Pendekatan konflik
kognitif dikembangkan dari pandangan piaget bahwa siswa secara
aktif melakukan reorganisasi pengetahuan yang telah tersimpan
dalam struktur kognitifnya dengan melakukan adaptasi berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
proses asimilasi dan akomodasi. Menurut Berg (1991) bahwa
asimilasi adalah salah satu proses dimana informasi yang masuk ke
otak disesuaikan sampai cocok dengan struktur otak itu sendiri.
Sedangkan akomodasi adalah proses perubahan struktur otak
karena hasil pengamtan atau informasi baru. Hal ini sejalan dengan
teori belajar bermakna terjadi bila pelajar mencoba mengubah
fenomena baru kedalam struktur pengetahuan mereka. Ini terjadi
melalui belajar konsep, dan perubahan konsep yang ada akan
mengakibatkan pertumbuhan dan perubahan struktur konsep yang
telah dipunyai siswa.
Menurut Lee dan Kwon dalam Maulana (2009) proses
konflik kognitif meliputi tiga tahapan yaitu pendahuluan
(preliminary) yaitu dilakukan dengan penyajian konflik kognitif,
konflik (conflict) yaitu penciptaan konflik dengan bantuan kegiatan
demonstrasi atau eksperimen yang melibatkan proses asimilasi dan
akomodasi, penyelesaian (resolution) yaitu kegiatan diskusi dan
menyimpulkan hasil diskusi. Strategi konflik kognitif merupakan
strategi pengubahan konseptual yang memungkinkan dapat
menggoyahkan stabilitas miskonsepsi-miskonsepsi siswa untuk
menuju konsep ilmiah. Konsepsi ilmiah akan bermuara pada
prestasi belajar. Strategi konflik kognitif dapat dilakukan dengan
memberikan contoh-contoh tandingan (counter example), analoogi,
demonstrasi dan eksperimen (Dreyfus dalam Mariawan, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Ada beberapa kelebihan dari pendekatan konflik kognitif,
diantaranya adalah dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi
siswa dalam mempelajari konsep-konsep fisika, melatih siswa
berpikir kritis dan kreatif, serta meningkatkan aktivitas belajar
siswa.
Menurut Maulana, P. (2004) Berikut adalah salah satu
langkah-langkah yang ditempuh guru dalam penyajian program
pembelajaran dengan strategi konflik kognitif :
1. Guru menyajikan fenomena fisika yang sering dialami siswa
dan menarik siswa melalui kegiatan demonstrasi guru.
2. Guru meminta agar siswa dapat memberikan jawaban atas
suatu fenomena untuk menggali konsep (yang mungkin
miskonsepsi) siswa.
3. Selanjutnya guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
diskusi dan memberi kesempatan siswa untuk melaksanakan
eksperimen dan mendiskusikan hasil eksperimen.
4. Berdasarkan diskusi dan hasiil eksperimen guru membimbing
siswa untuk menarik suatu kesimpulan dan memperbaiki
miskonsepsi.
E. Metode Desmonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi
atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode
demonstrasi prooses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih
berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan
baik (Djamarah B. Syaiful dan Aswan Z. 2010. hlm:90).
Menurut Sumaji metode pembelajaran demonstrasi memiliki fungsi
sebagai berikut :
1. Untuk memecahkan suatu masalah
2. Untuk menjelaskan dengan analisis
3. Untuk membuktikan dengan kebenaran dan menguji kembali
4. Untuk menyediakan penerapan
5. Untuk menilai pencapaian siswa
6. Untuk menciptakan suatu masalah
7. Untuk memperlihatkan metode dan teknik
Menurut Zainal Aqid (2013) model pembelajaran ini khusus materi
yang memerlukan peragaan atau percobaan misalnya Gussen. Berikut
adalah langkah-langkahnya:
a. Guru menyampaikan TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus)
b. Guru menyajikan gambaran sekolas materi yang akan
disampaikan.
c. Siapkan bahan atau alat yang diperlukan.
d. Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan
sesuai skenario yang telah disiapkan.
e. Seluruh siswa memerhatikan demonstrasi dan menganalisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
f. Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan
juga pengalaman siswa didemonstrasikan.
g. Guru membuat kesimpulan
Menurut Zainal Aqib (2013) pelaksanaan dan batas-batas metode
demonstrasi dapat dilaksanakan jika terjadi sebagai berikut :
a. Manakala kegiatan pembelajaran bersifat formal, magang, atau
latihan kerja.
b. Jika materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak, petunjuk
sederhana untuk melakukan keterampilan dengan
menggunakan bahas asing, dan prosedur melaksanakan suatu
kegiatan.
c. Manakala guru, pelatih, instruktur bermaksud
menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang panjang, baik
yang menyangkut pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar
teorinya.
d. Pengajar bermaksud menunjukan suatu standar penampilan.
e. Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan/praktik
yang dilaksanakan.
f. Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan jika
dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengar ceramah atau
membaca di dalam buku, karena siswa memperoleh gambaran
yang jelas dari hasil pengamatannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
g. Jika beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada
siswa dapat dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi atau
eksperimen.
h. Jika siswa turut aktif bereksperimen, maka ia memperoleh
pengalaman-pengalaman praktik untuk mengembangkan
kecakapan dan memperoleh pengakuan dan pengharapan dari
lingkungan sosial.
Batas-batas metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Demonstrasi merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang
didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh
siswa.
b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan
sebuah aktivitas dimana para siswa sendiri dapat ikut
bereksperimen menjadikan aktivitas itu pengalaman pribadi.
c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelompok.
d. Kadang-kadang, bila suatu alat dibawa ke dalam kelas
kemudian didemonstrasikan, terjadi proses yang berlainan
dengan proses dalam situasi nyata.
e. Manakala setiap orang diibta mendemonstrasikan dapat
menyita waktu yang banyak, dan membosankan bagi peserta
yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Guru sebagai demonstrator
Melalui perananya sebagai demonstrator, lecturer, atau
pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi
pelajaran yang akan diajaarkannya, serta senantiasa
mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya
dalam hal ilmu yang dimilikinya karena akan sangat menentukan
hasil belajar yang dicapai oleh siswa (Jumanta, 2016).
Menarik perhatian siswa, membuat siswa lebih mudah
memahami konsep-konsep yang diajarkan, dan menghidupkan
suasana kelas dapat melalui bantuan demonstrasi oleh guru. Bila
guru menguasai tata cara demonstrasi dan cekatan di dalam
memperagakan atau terampil dalam menggunakan alat, dapat
membantu siswa cepat menyerap materi ajar. Selain itu, guru dapat
melibatkan siswa didalam melakukan demonstrasi. Guru dapat
memilih strategi demonstrasi yang coocok dengan karakter siswa
dan kondisi kelas. Kegiatan demonstrasi dapat dilengkapi dengan
latihan tentang konsep-konsep dan aplikasinya diharapkan
memberikan hasil yang lebih baik, ada tindak lanjut dari
demonstrasi yang dilakukan ( Jumanta, 2016).
F. Materi Archimedes
1. Hukum Archimedes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Jika neraca pegas digunakan untuk mengukur berat suatu
benda, mula-mula di udara, kemudian ketika benda tercelup
sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu zat cair, maka berat benda
di udara lebih besar daripada berat benda di dalam zat cair. Selisih
ini disebabkan oleh adanya gaya apung (disebut juga gaya ke atas
atau gaya Archimedes) yang dikerjakan zat cair daripada benda
Gaya apung = berat di udara – berat dalam zat cair
Tentang gaya apung ini, Hukum Archimedes menyatakan :
suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya di dalam zat
cair akan mengalami gaya apung yang besarnya sama dengan berat
zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut (Marthen, kanginan,
2006).
Gaya apung = berat zat cair yang dipindahkan oleh benda
2. Mengapung, Tenggelam, dan Melayang
a. Syarat benda mengapung dalam zat cair adalah :
1. Gaya apung sama dengan berat benda
2. Massa jenis rata-rata benda lebih kecil daripada massa
jenis zat cair.
b. Syarat benda tenggelam dalam zat cair adalah gaya apung
lebih kecil daripada berat benda atau massa jenis rata-rata
benda lebih besar daripada massa jenis zat cair.
c. Syarat benda melayang dalam zat cair adalah :
1. Gaya apung sama dengan berat benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2. Massa jenis rata-rata beda sama dengan massa jenis zat
cair
3. Gaya apung
Gaya apung terjadi karena tekanan pada fluida bertambah
terhadap kedalaman. Dengan demikian tekanan ke atas pada
permukaan bawah benda yang dibenamkan lebih besar dari tekanan
ke bawah benda pada permukaan atasnya. Untuk melihat efek ini,
perhatikan sebuah silinder dengan ketinggian h yang diujung atas
dan bawahnya memiliki luas A dan terbenam seluruhnya dalam
fluida dengan massa jenis 𝜌𝑓 , seperti ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar 1.1 Fluida
Fluida memberikan tekanan 𝑃1= 𝜌𝑔 di permukaan atas
silinder. Gaya yang disebabkan oleh tekanan di bagian atas silinder
ini F1 = P1 A = 𝜌𝑔, dan menuju ke bawah. Dengan cara yang
sama, fluida memberikan gaya ke atas pada bagian bawah silinder
yang sma dengan F2 = P2 A = 𝜌𝑔. Gaya total yang disebabkan
tekanan fluida, yang merupakan gaya apung, bekerja ke atas
dengan besar :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Fa = F1-F2
= 𝜌𝑔𝐴 2 − 1
= 𝜌𝑔𝐴
= 𝜌𝑔𝑉
Di mana V = Ah merupakan volume silinder. Karena 𝜌f adalah
massa jenis fluida, hasil kali 𝜌𝑔𝑉= mg merupakan berat fluida
yang mempunyai volume yang sama dengan volume silinder.
Dengan demikian, gaya apung, pada siliinder sama dengan berat
fluida yang dipindahkan oleh silinder. Hasil ini valid, tidak peduli
bagaimanapun bentuk benda. Hal ini merupakan penemuan
Archimedes (287-212 SM), dan disebut sebagai prinsip
Archimedes : gaya apung yang bekerja pada benda yang
dimasukkan dalam fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkannya (Giancoli, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif. Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma,
strategi, dan implementasi model secara kualitatif. Meskipun demikian,
berbagai bentuk penelitian yang diorientasikan pada mmetodologi
kualitatif memiliki beberapa kesamaan. Secara umum dalam penelitian
kualitatif terdapat hal-hal berikut :
1. Data disikapi sebagai data verbal atau sebagai sesuatu yang dapat
ditransposisikan sebagai data verbal.
2. Diorientasikan pada pemahaman makna baik itu merujuk pada cirri,
hubungan sistematika, konsepsi, nilai, kaidah, dan abstraksi
formulasi pemahaman.
3. Mengutamakan hubungan secara langsung antara peneliti dengan
hal yang diteliti.
4. Mengutamakan peran peneliti sebagai instrumen kunci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Menurut Bogdan dan Biklen (1982, 27-30) mengajukan lima cirri
penelitian kualitatif, sedangkan Lincoln dan Guba (1985, 39-44)
mengupas sepuluh ciri penelitian kualitatif :
1. Latar Alamiah
Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah
atau pada konteks dari suatu keutuhan (entity).
2. Manusia sebagai alat (Human instrument)
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan
orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Dengan
menggunakan bantuan instrumen dan data yang mendukung
lainnya, seperti wawancara, pengamatan, ceck list dan lain-lain.
Hal tersebut sebaikan sudah disipakan terlebih dahulu sebelum
penerjunan dan bertemu dengan informan.
3. Metode kualitatif
Metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan ganda. Selain itu, metode ini menyajikan secara
langsung hakikat hubungan antar peneliti dan informan. Metode ini
lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan setting
penelitian, dan mampu melakukan penajaman terhadap pola-pola
nilai yang dihadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
4. Analisis data secara induktif
Penelitian kualitatif mengutamakan analisis data secara
induktif, dari lapangan tertentu yang bersifat khusus, untuk ditarik
suatu proposisi atau teori yang dapat digeneralisasikan secara luas.
5. Teori dari dasar
Penelitian kualitatif lebih menghendaki penyusunan teori
substantif yang berasal dari data. Hal tersebut disebabkan, pertama
tidak ada teori a priori yang dapat mencakupi kenyataan-kenyataan
ganda yang mungkin dihadapi, kedua, penelitian ini mempercayai
apa yang dilihat sehingga ia berusaha untuk sejauh mungkin
menjadi netral; ketiga, teori dari pemahaman yang mendasar
daapat merespon nilai-nilai kontekstual.
6. Deskriptif
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode
kualitaif. Selain itu, semua yang dikumpulakn berkemungkinan
menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.
7. Lebih mementingkan proses daripada hasil
8. Adanya ―batas‖ yang ditentukan oleh ―fokus‖
9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
B. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini merupakan studi kasus.
1. Pengertian studi kasus
Pendapat para ahli bahwa penelitian studi kasus adalah penelitian
terhadap suatu obyek yang disebut sebagai kasus. Namun ada pendapat
lain, penelitian studi kasus adalah sebuah metode penelitian yang
dibutuhkan untuk menenliti atau mengungkapkan secara utuh dan
menyeluruh terhadap kasus. Menurut Stake (2005: 443)
mengemukakan case study is not a methodological choice but a choice
of what to be studied.
2. Karakteristik penelitian studi kasus
Penelitian studi kasus tepat digunakan pada penelitian yang
bertujuan menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa terhadap
sesuatu yang diteliti. Kasus yang dipilih dalam penelitian studi kasus
harus dapat menunjukan terjadinya perubahan atau perbedaan yang
diakibatkn oleh adanya perilaku terhadap konteks yang diteliti.
Menurut mereka, penelitian studi kasus pada awalnya bertujuan untuk
mengambil lesson learned yang terdapat dibalik perubahan yang ada,
tetapi penelitian studi kasus yang ternyata mampu menunjukan adanya
perbedaan yang dapat mematahkan teori-teori yang telah mapan, atau
mengahsilkan teori dan kebenaran yang baru. Berdasarkan sifat
kasusnya yang kontemporer, disimpulkan bahwa penelitian studi kasus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
cenderung bersifat memperbaiki atau memperbaharui teori (Gunawan,
Imam. 2014. Hlm113).
3. Kelebihan dan kekurangan studi kasus
a. Kelebihan :
i. Mampu mengungkapkan hal-hal yang spesifik, unik,
dan hal-hal yang amat mendetail
ii. Tidak hanya sekedar memberikan laporan factual,
tetapi juga memberi nuansa, suasana kebatinan dan
pikiran-pikiran yang berkembang
iii. Fleksibilitas tinggi
iv. Mempelajari subyek secara mendalam dan
menyeluruh
b. Kekurangan :
i. Sifatnya unik dan kualitatif tidak dapat diukur
dengan parameter yang digunakan dalam penelitian
kualitatif, yang bertujuan untuk mencari generalisasi.
ii. Bukan untuk menguji hipotesis, melainkan hasil
studi kasus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat
diuji melalui penelitian lebih lanjut
iii. Terlalu subyektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
C. Subyek Penelitian
Responden merupakan siswa SMA kelas XI dibuat kelas khusus
yang terdiri dari 16 siswa dan akan diambil lima siswa dengan jawaban
quisioner mendekati benar.
D. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan penelitian yang bersifat kualitatif
deskriptif. Format deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan pada
penelitian dalam bentuk studi kasus. Format deskriptif kualitatif studi
kasus tidak memiliki ciri seperti air (menyebar di permukaan), tetapi
memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena. Dari ciri
yang demikian memungkinkan studi ini dapat amat mendalam dan
demikian bahwa kedalaman data yang menjadi pertimbangan dalam
penelitian ini. Pada ciri yang lain, deskriptif kualitatif studi kasus
merupakan penelitian eksplorasi dan memainkan peranan yang amat
penting dalam menciptakan hipotesis atau pemahaman orang tentang
berbagai variabel sosial (Burhan, 68). Penelitian yang digunakan studi
kasus dengan instrument penelitian berupa quisioner dan wawancara.
Quisioner digunakan untuk mengarahkan siswa dalam proses berpikir
sedangkan wawancara untuk memperdalam pernyataan siswa dan
mengetahui lebih dalam proses kognitif. Data akan diperoleh dari
observasi partisipasi, jawaban dari quisioner dan wawancara mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 2. Pertanyaan quisioner
Kategori dan proses
kognitif
Pertanyaan No
1. Mengambil memori jangka panjang
1.1 Mengenali
1.2 Mengingat kembali
- Peristiwa apa yang terjadi ?
- Materi apa yang berkaitan dengan
demonstrasi tersebut?
-Persamaan apa yang anda ketahui
berkaitan dengan demonstrasi tersebut
?
-Hukum apa yang berkaitan dengan
demonstrasi tersebut ?
- Ada berapa jenis keadaan benda jika
dimasukkan ke dalam cairan dalam
wadah ?
1. a
b
c
d
e
2. Memahami – Mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran,
termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru
2.1 Menafsirkan
2.2 Mencontohkan
2.3 Mengklarifikasi
2.4 Merangkum
2.5 Menyimpulkan
2.6 Membandingkan
- Apakah air tumpah saat es mencair ?
Berikan alasan !
- Apakah berat es sama saat mencair ?
-Berikan contoh lain yang memiki
konsep sama dengan media
demonstrasi !
-Berikan contoh penerapan konsep
tersebut dalam kehidupan sehari-hari !
- Apakah dalam demonstrasi hasilnya
sesuai dengan pemikiran anda ?
Jelaskan !
- Apakah dalam demonstrasi hasilnya
sesuai dengan teori yang pernah anda
ketahui ?Jelaskan !
-Rangkumlah secara singkat proses
yang terjadi pada sistem demonstrasi !
-Tuliskan kesimpulan peristiwa
demonstrasi tersebut !
- Kira-kira apa yang terjadi jika dalam
gelas dimasukan batangan besi dengan
air tepat berada di permukaan mulut
2.a
b
c
d
e
f
g
h
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Kategori dan proses
kognitif
Pertanyaan No
2.7 Menjelaskan
gelas?
- Jika dalam gelas dimasukan benda
yang berbeda apakah hasilnya akan
sama ?
- Jelaskan penyebab peristiwa yang
didemonstrasikan ?
j
k
3. Mengaplikasikan – menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
dalam keadaan tertentu
3.1 Mengeksekusi
3.2 Mengimplementasik
an
-Buktikan hasil pemikiran anda
dengan menunjukan kepada peneliiti !
-Soal
Sebuah benda ditimbang di udara
beratnya 35 N, saat ditimbang di
dalam air berat benda menjadi 28 N.
Jika 𝜌air = 1000 kg/m3,
maka gaya ke
atas yang dialami benda tersebut
adalah…….
-Berikan contoh penggunaan konsep
gaya angkat ke atas dalam kehidupan
sehari-hari !
3.a
b
c
4. Menganalisis- Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu
dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan
struktur atau tujuan
4.1 Membedakan
4.2 Mengorganisasikan
4.3 Mengantribusikan
-Apakah gaya angkat dan gaya apung
itu sama ? jelaskan !
-Bagaimana hubungan antara berat
benda dengan gaya apung ?
-Apakah massa jenis benda dan massa
jenis zat cair mempengaruhi gaya
apung ?
Apa yang akan terjadi jika zat cair
diganti dengan minyak ? Berikan
alasan!
4.a
b
c
d
5. Mengevaluasi- mengambil keputusan berdasarkan criteria dan/atau
standar
5.1 Memeriksa
-Apa yang akan kamu lakukan untuk
membuktikan bahwa gaya apung
dipengaruhi oleh massa jenis benda,
massa jenis zat cair dan berat benda ?
5.a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Kategori dan proses
kognitif
Pertanyaan No
5.2 Mengkritik
-Apa pendapat anda tentang peristiwa
tadi ?
-Adakah masukan agar konsep bisa
diterapkan untuk mempermudah
kehidupan manusia ?
b
c
6. Mencipta- memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu
yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang
orisinal
6.1 Merumuskan
6.2 Merencanakan
6.3 Memproduksi
-Tuliskan hipotesa untuk melakukan
demonstrasi yang akan anda lakukan
dengan konsep yang sama !
-Apakah ada rencana untuk
mengadakan penelitian tentang topik
yang sama atau melanjutkannya ?
-Bagaimana rencana atau langkah
yang anda lakukan untuk membuat
demonstrasi ?
Lakukan eksperimen anda dengan alat
yang ada !
6.a
b
c
d
Langkah-langkah penelitian yang dilaksanakan ialah sebagai
berikut :
1. Peneliti menginformasikan adanya penelitian pada sekolah dan
siswa yang dijadikan subjek penelitian
2. Peneliti membuat janji kepada siswa untuk mulai pertemuan
3. Peneliti mempersiapkan angket untuk instrumen wawancara
4. Peneliti melaksanakan penelitian dengan memulai demonstrasi
terlebih dahulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
5. Peneliti memberikan lembar kuesioner dan siswa diharapkan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah ada dengan
jawaban pribadi dan pemikiran masing-masing. Dalam
menjawab angket tidak ada batas waktu. Jika siswa sudah
merasa puas dengan jawaban mereka maka langsung
dikumpulkan
6. Peneliti mewawancarai siswa satu persatu dengan panduan
angket dan jawaban siswa untuk memperdalam proses berpikir
mereka
7. Peneliti boleh mempersilahkan siswa untuk mencoba dengan
benda yang lain
E. Waktu dan Tempat
Pada 16 Mei 2017, Penelitian diadakan di SMA N 1 Prambanan.
Pengambilan dataobeservasi, quisioner,dan wawancara dilakukan selama
satu hari selama 4 JP (Jam Pelajaran).
F. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi nonpartisipan
Peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas subyek yang diteliti
namun hanya sebagai pengamat independen. Peneliti hanya mengamati
siswa ketika memperhatikan waktu demonstrasi serta ketika
mengerjakan soal quisioner. Maka pengumpulan data dengan observasi
nonpartisipan ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai di balik
perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.
2. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk menuntun siswa dalam menuliskan hasil
pemikiran mereka setelah mengamati demonstrasi dari peneliti.
Pemberian Kuesioner diberikan setelah peneliti melakukan
demonstrasi. Hal tersebut dilakukan agar dalam pengkodingan lebih
mudah dan lebih pasti dalam mengelompokkan dalam proses
wawancara. quisioner tidak membatasi proses berpikir siswa namun
lebih mengarahkan pemikiran siswa untuk mencapai pada tingkatan
sesuai denga taxonomi Bloom.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperdalam dan meyakinkan pendapat
siswa dan jawaban siswa dalam menjawab pertanyaan yang sudah ada
dalam angket. Tipe wawancara yang digunakan adalah wawancara
terstruktur yang digunakan karena informasi yang akan diperlukan
peneliti sudah pasti. Proses wawancara terstruktur dilakukan dengan
menggunakan instrument pedoman wawancara tertulis yang berisi
pertanyaan yang akan diajukan kepada responden. Pada proses
wawancara juga memastikan apakah siswa benar-benar paham dan
sesuai dengan pemikirannya masing-masing. Wawancara dilakukan
satu-satu setiap responden oleh peneliti. Namun untuk demonstrasi
dilakukan bersamaan dengan semua responden. Hal yang perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
diperhatikan ketika wawancara adalah memberikan rasa aman kepada
siswa sehingga mereka mampu mengungkapkan informasi yang
dibutuhkan oleh guru secara nyaman tanpa terpaksa.
4. Metode dokumentasi
Metode ini sangat penting untuk menunjang kelengkapan data karena
kita bisa membuka kembali dan meneliti kembali dari rekaman yang
kita miliki, bisa berupa audio atau video. Selain menjadi bukti, kita
bisa tahu kembali hal yang terjadi selama pengambilan data baik dari
sikap sampel ataupun dari jawaban sampel. Maka bisa memperkuat
dalam pembahasan penelitian.
G. Metode Analisis Data
Analisis yang digunakan bersifat kualitatif. Cara menganalisi data
dengan analisis data kualitatif Miles dan Huberman yang menjelaskan
analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara siklus, dimulai
dari tahap satu sampai tiga, kemudian kembali ke tahap satu. Secara garis
besar, Miles dan Huberman membagi analisis data dalam penelitian
kualitatif ke dalam tiga tahap, yaitu kodifikasi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan (Afrizal. 2015, hlm:178).
Dalam pengkodean digunakan pengkodean selektif yaitu proses
menyeleksi kateori lain, secara sistematis menghubungkannya dengan
kategori yang lain, memvalidasi hubungan tersebut, dan mengisi kategori
yang memerlukan perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. Dalam hal
ini peneliti menggunakan acuan sesuai dengan kategori taxonomi Bloom :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dari hasil mengerjakan soal dari quisioner akan dikelompokkan
berdasarkan koding yang sudah peneliti buat :
1. Koding
Tabel 3. Sistem koding
Kategori dan proses
kognitif
Indikator Kode
1. Mengambil memori dari jangka panjang
1.1 Mengenali
1.2 Mengingat kembali
-Menyebutkan peristiwa yang
terjadi saat demonstrasi yaitu
peristiwa mengapung
-Menyebutkan materi ― Fluida
statis‖
-Menyebutkan persamaan gaya
apung yaitu Fa=F di udara-F di air
-Menyebutkan hukum yang
berkaitan dengan demonstrasi
yang dilakukan yaitu Hukum
Archimedes
-Menyebutkan posisi benda
mengapung, tenggelam, melayang
A.1
A.2
A.3
A.4
A.5
2. Memahami – Mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran,
termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru
2.1 Menafsirkan
2.2 Mencontohkan
2.3 Mengklarifikasi
-Memberikan alasan apakah air
dalam gelas tumpah atau tidak
-Menjelaskan berat es akan tetap
sama
-Memberikan contoh lain yang
memiliki konsep sama dengan
media demonstrasi misalnya kapal
-Memberikan contoh penerapan
yang sama dalam kehidupan
sehari-hari seperti peristiwa
demonstrasi
-Menjelaskan hasil demonstrasi
dengan pemikiran awal
-Menjelaskan hasil demonstrasi
B.1
B.2
B.3
B.4
B.5
B.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Kategori dan proses
kognitif
Indikator Kode
2.4 Merangkum
2.5 Menyimpulkan
2.6 Membandingkan
2.7 Menjelaskan
dengan teori yang pernah
diketahui
-Menjelaskan kembali proses
demonstrasi dari awal sampai
akhir
-Membuat kesimpulan dengan
peristiwa demonstrasi sesuai
dengan kenyataan
-Membandingkan peristiwa
demonstrasi dengan peristiwa
yang lain dalam kehidupan sehari-
hari
- Menjelaskan perbedaan dengan
peristiwa demonstrasi lainnya
dengan benda yang berbeda
- Menjelaskan penyebab peristiwa
yang didemonstrasikan
B.7
B.8
B.9
B.10
B.11
3. Mengaplikasikan – menerapkan atau menggunakan suatu
prosedur dalam keadaan tertentu
3.1 Mengeksekusi
3.2 Mengimplementasik
-an
-Membuktikan dengan
menjelaskan konsep dasar dari
demontrasi yang dilakukan
- Menerapkan hukum Archimedes
dengan tepat (dapat mengerjakan
soal dengan jawaban 35 – 28 = 7
N)
-Menunjukan penerapa konsep
gaya angkat ke atas dalam
kehidupan sehari-hari
C.1
C.2
C.3
4. Menganalisis- Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian
itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan
struktur atau tujuan
4.1 Membedakan
4.2 Mengorganisasikan
- Membedakan antara gaya apung
dengan gaya angkat mekanika
-Menjelaskan hubungan antara
berat benda dengan gaya angkat
ke atas
D.1
D.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Kategori dan proses
kognitif
Indikator Kode
4.3 Mengantribusikan
-Menjelaskan pengaruh massa
jenis terhadap gaya angkat ke atas
-Membuat hipotesa (hasil
sementara) jika zat cair (air)
diubah dengan zat yang lain
D.3
D.4
5. Mengevaluasi- mengambil keputusan berdasarkan criteria
dan/atau standard
5.1 Memeriksa
5.2 Mengkritik
-Menyebutkan hal-hal yang
mempengaruhi gaya angkat ke
atas
- Dapat berpendapat tentang
demonstrasi yang sudah dilakukan
-Memberikan saran dalam
mengembangkan konsep
Archimedes
E.1
E.2
E.3
6. Mencipta- memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu
yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang
orisinal
6.1 Merumuskan
6.2 Merencanakan
6.3 Memproduksi
- Membuat hipotesa sesuai dengan
pemikiran dalam peristiwa
demonstrasi
-Mempunyai rencana untuk
mengadakan penelitian tentang
topik yang sama atau
melanjutkannya
-Menyebutkan rencana atau
langkah dalam penelitian yang
akan dilakukan
-Membuat eksperimen
F.1
F.2
F.3
F.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Hasil nilai rapot pelajaran fisika kelas XI semester I
Tabel 4. Nilai rapot siswa
No. Sampel Penilaian
Kognitif
1. A 86
2. B 77
3. C 77
4. D 81
5. E 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
4.1 Deskripsi responden penelitian
Penelitian ini mengambil responden dari siswa kelas XI IPA 2 di
SMA N 1 Prambanan. Responden berjumlah lima siswa dari kelas XI
IPA 2. Pada awalnya ada 16 siswa yang mengikuti kegiatan
demonstrasi. Dalam penentuan responden, peneliti melihat dari sikap
yang ditunjukan ketika responden mengikuti pembelajaran dengan
metode demonstrasi tersebut dan melihat jawaban siswa dari quisioner.
Peneliti menggunakan natural setting yaitu situasi dan kondisi yang
terjadi merupakan alami dari siswa sendiri tanpa ada pengaruh lain dan
tidak dibuat-buat. Responden yang digunakan haruslah dengan suka
rela untuk melanjutkan ke tahap wawancara. Sehingga memang tidak
ada unsur paksaan karena akan mempengaruhi jawaban siswa dan
pemikiran siswa.
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan
Tabel 5. Pelaksanaan tindakan
NO Tanggal Kegiatan
1. 1 April 2017 Mempersiapkan Instrumen penelitian
yaitu quisioner
2. 28 April 2017 Memvalidasi instrument
3. 13 Mei 2017 Menyerahkan surat permohonan ijin
penelitian, bertemu dengan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
NO Tanggal Kegiatan
pelajaran yang mengampu kelas XI,
dan mengatur jadwal untuk memulai
pengambilan data
4. 16 Mei 2017
Pelaksaan pengambilan data yang
dilakukan selama 4 JP di kelas XI IPA
2
5. 8 Juni 2017
Meminta surat keteran sudah
melakukan penelitian serta pamitan
dengan guru pengampu serta guru
lainnya
Pada awal pertemuan, peneliti memperkenalkan diri terlebih dulu
di depan kelas. Selanjutnya guru fisika mempersilahkan peneliti
mengambil alih waktu yang disediakan untuk mengajak 16 siswa tersebut
ke laboratorium fisika. Peneliti membagikan kuesioner dan lembar jawab
untuk siswa. Setelah itu peneliti mempersiapkan media demonstrasi.
Sebelum dimulai, siswa diberi penjelasan agar mengerjakan kuesioner
sesuai dengan pemikirannya sendiri dan dilarang bertanya ataupun
menyontek. Setelah siswa sudah paham dengan peraturan dan sudah siap
untuk memulai mengerjakan maka peneliti memulai demonstrasi.
Demonstrasi dilakukan uuntuk memberikan masalah kepada siswa dan
siswa diharapkan bisa menganalisis serta mendalami materi Archimedes.
Ketika peneliti sudah selesai mendemonstrasikan, siswa mulai
mengerjakan soal dan terlihat dari sikap siswa yang sedang berpikir dan
seperti membayangkan sesuatu. Siswa diberi waktu 2 jam untuk menjawab
kuesioner. Peneliti mengamati setiap siswa dan menentukan kandidat
untuk menjadi responden. Selain itu peneliti berkeliling mendekati siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dan melihat jawaban siswa. Dipertengahan waktu ada siswa yang sudah
menyerah namun ada juga siswa yang masih berusaha berpikir. Untuk itu
peneliti juga melakukan observasi sikap siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan metode demonstrasi. Dalam observasi ini, peneliti
bisa memilih terlebih dahulu responden yang sesuai dengan kriteria dan
akan dilihat hasil jawabannya. Selain itu, observasi ini bisa membantu
memperkuat dalam menganalisis data. Setelah waktu selesai, siswa
kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran selanjutnya. Setelah istirahat,
peneliti memilih 5 siswa yan dijadikan responden tetap dan sudah sesuai
dengan kriteria yang diinginkan.
Dalam proses wawancara, peneliti mengkonfirmasi lagi jawaban
siswa untuk mengetahui tingkat berpikir siswa. Siswa dalam mengikuti
wawancara tidak membaca jawabannya namun langsung secara lisan.
Wawancara juga dilakukan untuk memastikan jawaban responden sesuai
dan ada dasarnya atau hanya sekedar menebak-nebak saja. Kegiatan ini
berlangsung 2 jam sampai siswa akan pulang sekolah.
4.3 Deskripsi penerapan metode demonstrasi
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode demonstrasi yang
harus dipersiapkan adalah alat dan bahan yang digunakan. Dalam hal ini
peneliti membutuhkan gelas, air, dan es batu. Maka peneliti
mempersiapkan terlebih dahulu alat dan bahan tersebut dari rumah.
Selanjutnya instrumen yang akan digunakan untuk menganalisa atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
mengetahui dari proses kognitifnya. Hal ini dipersiapkan sebelum peneliti
memberikan surat permohonan ijin di sekolah karena instrumen tersebut
divalidasi terlebih dahulu.
Penerapan metode demonstrasi dalam penelitian ini. Pertama, peneliti
mengajak responden untuk memperhatikan apa yang peneliti lakukan.
Kedua, peneliti memberikan masalah dari demonstrasi yang dilakukan.
Ketiga, responden menjawab kuesioner yang telah disiapkan. Sesuai
dengan teori bab II bahwa demonstrasi selain untuk memperjelas dalam
menjelaskan materi bisa digunakan untuk menciptakan suatu masalah agar
siswa memiliki rasa keingintahuan mempelajari materi tersebut dan
diharapkan menambah pemahaman siswa.
4.4 Deskripsi hasil penelitian
Pada hasil penelitian ini diperoleh dari jawaban instrumen berupa
quisioner dan wawancara yang sudah dilakukan. Ada lima data yang akan
ditunjukkan pada bagian ini.
4.4.1 Hasil observasi
1. Responden A
Pada saat mengikuti proses pembelajaran, reponden tersebut terlihat serius
dan bersungguh-sungguh dalam menjawab pertanyaan pada kuesioner dari
awal pelaksanaan sampai akhir. Responden hanya membayangkan dan
mencoba berpikir untuk menjawab. Responden lebih banyak diam dan
membaca pertanyaan quisioner berulang kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2. Responden B
Pada awal proses pembelajaran responden berdiskusi sebentar dengan
teman sebangkunya, namun setelah waktu mengerjakan kuesioner
responden diam dan mengerjakan sendiri. Siswa terlihat berpikir keras, hal
tersebut ditandai dengan mulut siswa yang bergerak seperti berbicara
sendiri sambil melihat ke atas langit-langit.
3. Responden C
Responden terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran karena
membantu dalam persiapan demonstrasi. Responden juga menaati aturan
yang sudah ditetapkan walaupun ada beberapa teman yang bertanya dan
berusaha membuka buku. Dari awal sampai akhir pembelajaran responden
terlihat berusaha menjawab hingga nomer soal terakhir, hal tesebut terlihat
responden membolak-balik kertas kuesioner
4. Responden D
Pada awal pembelajaran responden terlihat cuek dan terkesan hanya
sebagai formalitas saja mengikuti pembelajaran ini. Namun setelah
peneliti bilang di depan kelas agar siswa bisa mengerjakan sebaik-baiknya
karena untuk mengukur tingkat pemikiran siswa, responden lebih serius
dalam mengerjakan soal pada kuesioner dan mengumpulkan lembar jawab
sampai waktu habis. Hal tersebut terlihat responden ingin mencoba lagi
dan tetap berusaha menjawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
5. Responden E
Hampir sama dengan sampel D. Responden pada awalnya kurang antusias
namun setelah peneliti mengajak siswa mengerjakan dengan sungguh-
sungguh responden langsung serius dan tetap fokus dalam mengerjakan
soal. Ketika peneliti berputar dan mendekati responden, responden malu
dan langsung menutup jawabannya sambil berkata ―bentar mba belum
selesai masih berpikir‖.
Tabel 6. Hasil jawaban quisioner responden A
Kategori dan
proses kognitif
Pertanyaan Jawaban
responden
1. Mengambil memori dari jangka panjang
1.1 Mengenali
1.2 Mengingat kembali
-Peristiwa apa yang terjadi ?
-Materi apa yang berkaitan
dengan demonstrasi ?
-Persamaan apa yang anda
ketahui berkaitan dengan
demonstrasi tersebut ?
-Hukum apa yang berkaitan
dengan demonstrasi tersebut ?
-Ada berapa jenis keadaan
benda jika dimasukkan ke
dalam cairan dalam wadah ?
Gaya Apung
Fluida Dinamis
Hukum Archimedes
Mengapung,
tenggelam, melayang
2. Memahami – Mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa
yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru
2.1 Menafsirkan
2.2 Mencontohkan
- Kenapa air tidak tumpah saat
es mencair ?
-Apakah berat es sama saat
mencair ?
-Berikan contoh lain yang
memiki konsep sama dengan
media demonstrasi !
Tidak, karena es yang
mencair akan
mengembun pada
permukaan gelas.
Sehingga volume air
dalam gelas akan tetap
sama.
Sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2.3 Mengklarifikasi
2.4 Merangkum
2.5 Menyimpulkan
2.6 Membandingkan
2.7 Menjelaskan
-Berikan contoh penerapan
konsep tersebut dalam
kehidupan sehari-hari !
-Apakah dalam demonstrasi
hasilnya sesuai dengan
pemikiran anda ? Jelaskan !
-Apakah dalam demonstrasi
hasilnya sesuai dengan teori
yang pernah anda ketahui
?Jelaskan !
-Rangkumlah secara singkat
proses yang terjadi pada sistem
demonstrasi !
-Tuliskan kesimpulan
peristiwa demonstrasi!
-Kira-kira apa yang terjadi jika
dalam gelas dimasukan
batangan besi ?
-Jika dalam gelas dimasukan
benda yang berbeda apakah
hasilnya akan sama ?
- Jelaskan penyebab peristiwa
yang didemonstrasikan !
Ya, karena apabila es
dimasukkan ke dalam
gelas kemudian
dituangkan air maka
volume dalam gelas
akan tetap sama
Ya, teori tentang fluida
Es yang dimasukkan
kedalam air akan
mengembun, sehingga
air yang ada di dalam
gelas akan tetap
Kedua benda yang
dimasukkan kedalam
gelas memiliki tekanan
yang sama
Akan tumpah
Tidak
3. Mengaplikasikan – menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam
keadaan tertentu
3.1 Mengeksekusi
3.2 Mengimplementa-
sikan
-Buktikan hasil pemikiran anda
dengan menunjukan kepada
penelliti !
-Soal
Sebuah benda ditimbang di
udara beratnya 35 N, saat
ditimbang di dalam air berat
benda menjadi 28 N. Jika ρair =
Menunjukkan
Fa = W udara – W
dalam air
= 35-28
= 7 N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
1000 kg/m3,
maka gaya ke atas
yang dialami benda tersebut
adalah…….
-Berikan contoh penggunaan
konsep gaya angkat dalam
kehiidupan sehari-hari !
Mengikat kayu dengan
tali pada batu didasar
gelas yang berisi air
4. Menganalisis- Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan
menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu dan hubungan antara
bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan
4.1 Membedakan
4.2 Mengorganisasika-n
4.3 Mengantribusikan
-Apakah gaya angkat dan gaya
apung itu sama ? jelaskan!
-Bagaimana hubungan antara
berat benda dengan gaya
angkat?
-Apakah massa jenis benda
dan zat cair mempengaruhi
gaya angkat ?
-Apa yang akan terjadi jika zat
cair diganti dengan minyak ?
berikan alasan !
Berbeda, karena gaya
apung terjadi karena
perbedaan tekanan
dalam air
Semakin berat
bendanya, gaya yang
diperlukan semakin
besar
Ya
Air tidak akan
menyatu dengan
minyak
5. Mengevaluasi- mengambil keputusan berdasarkan criteria dan/atau standar
5.1 Memeriksa
5.2 Mengkritik
-Apa yang akan kamu lakukan
untuk membuktikan bahwa
gaya angkat dipengaruhi oleh
massa jenis benda, massa jenis
zat cair dan berat benda ?
-Apa pendapat anda tentang
peristiwa tadi ?
-Adakah masukan agar konsep
bisa diterapkan untuk
mempermudah kehidupan
manusia ?
Melakukan percobaan
Massa jenis benda dan
berat benda akan
mempengaruhi tekanan
dan volume zat cair
6. Mencipta- memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru
dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4.4.3 Dari hasil transkrip wawancara
Contoh hasil transkrip hasil wawancara responden A data lengkap
dilampirkan
4.5 Analisis data proses kognitif
Dari data yang telah didapat maka bisa dilakukan pengkodingan
sesuai dengan kategori proses kognitif dari taxonomi Bloom. Tujuan
pemberian kuesioner essay untuk membantu siswa dalam proses
kognitifnya dan mempermudah dalam proses pengkodingan. Sedangkan
data wawancara digunakan untuk menyakinkan kembali dari data
quisioner dan menanyakan kembali jika ada soal yang belum dijawab.
Data wawancara membantu dalam memperkuat jawaban responden
sehingga peneliti tidak ragu dalam melakukan pengkodingan.
6.1 Merumuskan
6.2 Merencanakan
6.3 Memproduksi
-Tuliskan hipotesa untuk
melakukan demonstrasi yang
akan anda lakukan dengan
konsep yang sama!
-Apakah ada rencana untuk
mengadakan penelitian tentang
topik yang sama atau
melanjutkannya ?
-Bagaimana rencana atau
langkah yang anda lakukan
untuk membuat demonstrasi ?
-Membuat Eksperimen
Memasukkan es ke
dalam gelas kemudian
dituangkan air, tidak
akan membuat air yang
ada dalam gelas
tumpah
Ada
Memasukkan kayu
ringan kedalam gelas
yang berisi air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Selain dari data quisioner dan wawancara, peneliti menggunakan
data hasil observasi. Observasi yang dilakukan dari awal peneliti masuk
kelas sampai siswa mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi.
Data observasi digunakan untuk melihat penerapan metode
demonstrasidalam mengindentifikasi proses kognitif siswa. Peneliti bisa
mengetahui sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode
demonstrasi.
Responden dapat dikatakan memiliki High Order Thinking Skill
(HOTS) jika sudah mencapai tahap mengaplikasikan sampai tahap
mencipta dalam tingkat taxonomi Bloom. Di bawah tahap tersebut maka
responden memiliki Low Order Thinking Skill (LOTS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
4.5.1 Tabel 7. Kategori proses kognitif responden A
Proses kognitif siswa dalam metode demosntrasi dari hasil quisioner dan wawancara
Responden : A
Peneliti : P
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
Soal
1.a Peristiwa apa yang
terjadi ?
A menjawab ―Gaya
apung‖
1.b Materi apa yang
berkaitan dengan
demonstrasi tersebut ?
A menjawab ―Fliuda
dinamis‖
1.c Persamaan apa
yang anda ketahui
P : ―Tadi waktu mba
melakukan
demonstrasi
menurutmu peristiwa
apa yang terjadi ?‖
A :―Peristiwa gaya
apung‖
P: ― Terus materi yang
berkaitan dengan
demonstrasi tadi
tentang apa dek ?‖
A:―Fluida statis mba‖
P:‖ Gimana
persamaannya ?‖
-Responden dapat
menyebutkan
peristiwa yang
terjadi saat
demosntrasi
-Responden dapat
menyebutkan materi
yang pernah didapat
di sekolah berkaitan
tentang fluida
-Responden dapat
menyebutkan
-Menyebutkan
peristiwa yang terjadi
saat demonstrasi yaitu
Peristiwa mengapung
- Menyebutkan materi
Fluida statis
-Menyebutkan
persamaan gaya apung
yaitu Fa = Wdiudara -
1.1 Mengenali
1.1Mengenali
1.2 Mengingat
kembali
1.Mengingat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
berkaitab dengan
demosntrasi tersebut ?
A tidak mejawab
1.d Hukum apa yang
berkaitan dengan
demonstrasi tersebut ?
A menjawab ―Hukum
Archimedes‖
1.e Ada berapa jenis
keadaan benda jika
dimasukkan ke dalam
cairan dalam wadah ?
A menjawab
―Mengapung,
tenggelam, dan
melayang‖
A : ― Lupa mba‖
P: ― Coba kalau Fa itu
apa dek ?‖
A: gaya apung mba
P:‖ Nah,
persamaannya
bagaimana ?‖
A: ― oh. Fa = F
diudara- F diair‖
P:‖Hukum apa yang
mempelajari gaya
apung ?‖
A:‖ Hukum
Archimedes mba ―
P:‖Ada berapa
keadaan/posisi benda
jika diletakkan dalam
wadah yang berisi air
?‖
A :―Ada tiga
(mengapung,
melayang, dan
tenggelam)
persamaan yang
berkaitan dengan
demonstrasi
-Responden dapat
mengingat hukum
Archimedes
-Responden dapat
menyebutkan tiga
posisi benda di
dalam air
Wdalam air
- Menyebutkan hukum
berkaitan dengan
demonstrasi yang
dilakukan yaitu
Hukum Archimedes
-Menyebutkan posisi
benda mengapung,
tenggelam, melayang
1.2 Mengingat
kembali
1.2 Mengingat
kembali
2.a Apakah air tidak
tumpah saat es
P:‖ Menurutmu air
yang diisi es dalam
- Responden dapat
menjelaskan kenapa
-Dapat memberikan
alasan air dalam gelas
2.1Menafsirkan
2.Memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
mencair ?
A menjawab ―tidak,
karena es yang
mencair akan
mengembun pada
permukaan gelas.
Sehingga volume air
dalam gelas akan
tetap sama.‖
2.b Apakah berat es
sama saat mencair ?
A menjawab ―sama‖
2.d Berikanlah contoh
penerapan konsep
tersebut dalam
kehidupan sehari-hari
A tidak menjawab
2.e Apakah dalam
demonstrasi hasilnya
sesuai dengan
pemikiran anda ?
jelaskan ! A
menjawab ―Ya,
gelas tadi kalau
mencair esnya akan
tumpah gak ?‖
A: ―tidak mba, karena
es yang mencair akan
berubah zat menjadi
embun dan volume air
dalam gelas akan
tetap sama‖
Dijelaskan pada
wawancara berikutnya
P:‖Contoh penerapan
hukum archimedes
dalam kehidupan
sehari-hari apa dek ?‖
A:‖ kapal selam,
kapal ―
air tidak tumpah
-Responden dapat
menafsirkan
persamaan
-Responden dapat
memberikan contoh
penerapan yang
sama seperti
peristiwa
demonstrasi
-Responden dapat
menjelaskan kenapa
air tidak tumpah
sesuai dengan
pemikirannya
tumpah atau tidak
- Menjawab berat es
akan tetap sama
- Memberikan contoh
lain yang memiliki
konsep yang sama
dengan media
demonstrasi misalnya
kapal
- Menjelaskan hasil
demonstrasi dengan
pemikiran awal
2.1Menafsirkan
2.2
Mencontohkan
2.3Mengklarifik
asi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
karena apabila es
dimasukkan ke dalam
gelas kemudian
dituangkan air maka
volume dalam gelas
akan tetap sama‖
2.g Rangkumlah
secara singkat proses
yang terjadi pada
demonstrasi ?
A menjawab ―Es yang
dimasukan kedalam
air akan mengembun,
sehingga air yang ada
didalam gelas akan
tetap‖
2.h Tuliskan
kesimpulan peristiwa
demonstrasi tersebut!
A menjawab ― kedua
benda yang
dimasukkan kedalam
gelas memiliki
tekanan yang sama‖
P:‖Cobalah kamu
rangkum langkah
demonstrasi tadi‖
A:‖ Es diamsukka ke
dalam gelas dan diisi
hingga mulut gelas,
namun hasilnya akan
tidak tumpah karena
air akan mengembun
saja dan volumenya
tetap‖
-Responden dapat
menjelaskan dan
menggambarkan
peristiwa
demonstrasi
-Responden dapat
menyimpulkan tanpa
ada wawancara
- Menjelaskan kembali
proses demonstrasi
dari awal sampai akhir
-Membuat kesimpulan
dari peristiwa
demonstrasi
2.4 Merangkum
2.5
Menyimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
2.i Kira-kira apa yang
terjadi jika dalam
gelas dimasukan
batangan besi dengan
air tepat berada di
permukaan mulut
gelas? A menjawab
―akan tumpah‖
2.k Jelaskan penyebab
peristiwa yang
didemonstrasikan ? A
tidak menjawab
P:‖Jika benda tadi aku
ganti batang besi yang
lumayan berat apakah
airnya tumpah ?‖
A:‖Jika dimasukkan
ke dalam gelas kalau
ada penambahan
massa maka akan
tumpah, tekanan
dalam gelas sama.‖
-Responden dapat
membandingkan
peristiwa
demonstrasi dengan
peristiwa yang lain
dalam kehidupan
sehari-hari
-Responden tidak
menjelaskan
-Membandingkan
peristiwa demonstrasi
dengan peristiwa yang
lain
-Menjelaskan
perbedaan dengan
pperistiwa
demonstrasi lainnya
dengan benda yang
berbeda
2.6
Membandingka
n
2.7
Menjelaskan
3.a Buktikan hasil
pemikiran anda
dengan menjelaskan
kepada peneliti !
A tidak menjawab
P:‖ Coba buktikan
hasil pemikiran kamu
!‖
A:‖Misalkan batang
besi dimasukan
kedalam wadah
dengan air sampai
pada mulut gelas,
maka akan tumpah
karena ada
- Responden dapat
menjelaskan kembali
dengan konsep yang
sama namun
peristiwa yang
berbeda
-Membuktikan dengan
menjelaskan konsep
dasar dari demonstrasi
yang dilakukan
3.1Mengekseku
si
3.Mengaplikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
3.b Sebuah benda
ditimbang diudara
beratnya 35 N, saat
ditimbang didalam air
verat benda menjadi
28 N. Jika ro = 1000
kg/m3
maka gaya ke
atas yag dialami
benda tersebut
adalah…
A menjawab ―F atas=
W diudara – W dalam
air
Fatas = 35-28 = 7 N
pertambahan massa.‖
-Responden dapat
menerapkan gaya
apung tanpa ada
wawancara
-Menerapkan Hukum
Archimedes dengan
mengerjakan soal Fa =
W di udara – W dalam air
Fa = 35-28 = 7 N
3.2
Mengimplemen
tasikan
4.a Apakah gaya
angkat dan gaya
apung itu sama ?
A menjawab
―Berbeda, karena
gaya apung terjadi
karena perbedaan
tekanan dalam air‖
4.b Bagaimana
hubungan antara berat
P:‖ Apakah gaya
angkat dan gaya
apung sama ?‖
A:‖ tidak, gaya apung
itu karena perbedaan
tekanan dan
dipengaruhi dengan
berat‖
-Responden dapat
membedakan antara
gaya angkat dan
gaya apung
- Responden dapat
menentukan bagian
- Membedakan antara
gaya angkat dengan
gaya mekanika
-Menjelaskan
hubuungan antara
4.1
Membedakan
4.2
Mengorganisasi
4.Menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
benda dengan gaya
apung ?
A menjawab ―
Semakin berat
bendanya, gaya yang
diperlukan semakin
besar‖
4.c Apakah massa
jenis bendan zat cair
memperngaruhi gaya
apung ?
A menjawab ― Ya‖
4.d Apa yang akan
terjadi jika zat cair
P:‖ Apakah massa
jenis benda
memperngaruhi ?‖
A:‖Iya mba. Massa
jenis benda yang
besar akan membuat
benda tenggelam‖
P:‖ Kalau cairan tadi
diganti minyak kira-
kira apa yang terjadi
?‖
A:‖air dan minyak
tidak akan menyatu
mba. Akan berpisah
dengan minyak
diatas.‖
sesuai dengan fungsi
persamaan
- Responden dapat
mengungkapkan
sudut pandang hal-
hal yang berkaitan
dengan gaya apung
- Responden dapat
menjelaskan sesuatu
berat benda dengan
gaya apung
-Menjelaskan
pengaruh massa jenis
terhadap gaya apung
-Membuat hipotesa
(hasil sementara) jika
kan
4.3
Mengantribusik
an
4.3
Mengantribusik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
diganti dengan
minyak ? Berikan
alasan ! A menjawab
―Air tidak akan
menyatu dengan
minyak‖
yang akan terjadi zat cair (air) diubah
dengan zat yang lain
an
5.a Apa yang akan
kamu lakukan untuk
membuktikan bahwa
gaya apung
mempengaruhi oleh
massa jenis benda,
massa jenis zat cair
dan berat benda ?
A menjawab ―
Melakukan
percobaan‖
5.b apa pendapat anda
tentang peristiwa tadi
?
A menjawab ― Massa
jenis benda dan berrat
benda akan
mempengaruhi
P:‖Apa yang kamu
lakukan untuk
membuktikan jika
massa jenis benda,zat
cair dan berat benda
saling memperngaruhi
?‖
A:‖Dengan
percobaan. Saya akan
membuat eksperimen
minyak dengan
bendannya es batu
tadi.
-Responden dapat
memeriksa
-Responden tidak
dapat mengkritik
karena hal tersebut
merupakan sebuah
kesimpulan
- Menyebutkan hal-hal
yang mempengaruhi
gaya apung
-Berpendapat tentang
demonstrasi yang
sudah dilakukan
5.1 Memeriksa
5.2Mengkritik
5.Mengevaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
tekanan dan volume
zat cair‖
6.a Tuliskan hipotesa
untuk melakukan
demonstrasi yang
akan anda lakukan
dengan konsep yang
sama ! A menjawab
―Memsaukkan es ke
dalam gelas kemudian
dituangkan air, tidak
akan membuat air
yang ada dalam gelas
tumpah‖
6.b Apakah ada
rencana untuk
mengadakan
penelitian tentang
topic yang sama atau
melanjutkannya ? A
menjawab ― ada‖
6.c Bagaimana
rencana atau langkah
yang anda lakukan
untuk membuat
-Responden belum
dapat merumuskan
kaitan dengan
persamaan
-Responden
memiliki pemikiran
untuk
mengembangkan
dengan konsep yang
sama dengan
demonstrasi
-Rencana responden
sangat sederhana
dan ada kaitannya
dengan gaya apung
-Membuat hipotesa
sesuai dengan
pemikiran dalam
peristiwa demonstrasi
- Merencanakan untuk
mengadakan
penelitian tentang
topik yang sama atau
melanjutkannya
-
-Menyebutkan rencana
atau langkah dalam
penelitian yang akan
dilakukan
6.1
Merumuskan
6.2Merencanak
an
6.2
Merencanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
demonstrasi ? A
menjawab
―Memasukkan kayu
ringan kedalam gelas
yang berisi air‖
6.d Lakukan
eksperimen anda
dengan alat yang ada !
-Responden tidak
membuat
eksperimen
-Membuat eksperimen
6.3
Memproduksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Dari hasil analisis responden A teridentifikasi proses kognitif yang
terjadi yang termasuk HOTS yaitu mengeksekusi dan
mengimplementasikan yang tercakup dalam mengaplikasikan.
Membedakan, mengorganisasikan dan mengantribusikan yang tercakup
pada menganalisis. Selanjutnya mengkritik yang tercakup pada
mengevaluasi. Maka responden A memiliki kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Dari hasil analisis, LOTS juga teridentifikasi meliputi mengenali
dan mengingat kembali yang tercakup pada mengingat. Menafsirkan,
mencontohkan, mengklarifikasi, merangkum,dan membandingkan yang
tercakup pada memahami.
Responden mengetahui bahwa peristiwa yang terjadi merupakan
peristiwa gaya apung hal tersebut dapat terlihat dari jawaban quisioner.
Dalam tahap mengingat, responden A masih mengingat materi
Archimedes yang pernah responden terima di sekolah. Walaupun pada
nomer 1.b responden lupa antara materi fluida dinamis atau statis. Namun
setelah wawancara responden menyadari bahwa demonstrasi merupakan
bagian dari fluida statis. Cara peneliti untuk memberitahu namun tidak
secara langsung yaitu dengan cara bertanya kembali tentang pengertian
dinamis itu sendiri. Setelah responden menyadari bahwa dinamis itu
bergerak maka secara otomatis responden mengubah jawabannya yaitu
fluida statis. Wawancara sebagai berikut :
P:‖Terus materi yang berkaitan dengan demonstrasi
tadi tentang apa dek ?‖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
A:‖Tentang fluida dinamis
P:‖Yakin fluida dinamis. Pengertian dinamis itu apa ?‖
A:‖Dinamis itu tidak tetap mba‖
P:‖Nah kalau tidak tetap itu bergerak gak ?‖
A:‖Bergerak mba‖
P:‖Jadi fluida statis atau dinamis?‖
A:‖Statis mba ―
Pada kode soal no 1.c responden tidak menjawab tentang
persamaan yang berkaitan dengan peristiwa tersebut namun dalam
wawancara ketika peneliti memberikan sedikit pencerahan tentang gaya
apung, melalui pertanyaan :
P : ‗kamu tau Fa ?‖
A: ―Tau mba, Fa itu gaya angkat‖
P : ―Jadi persamaannya‖
A : ―Fa = W di udara – W di air”
Responden menjawab dari masalah dalam demonstrasi yang
diperagakan di depan lab bahwa air dalam gelas tidak tumpah. Dengan
alasan es mencair akan mengembun pada permukaan gelas, sehingga
volume air dalam gelas akan tetap sama. Jawaban siswa benar, namun di
luar topik bahasan. Karena dalam demonstrasi yang dilakukan hanya
membahas dan menganalisa Hukum Archimedes bukan peristiwa
pengembunan maka peneliti tetap membatasi dalam proses wawancara.
Selanjutnya pada kode soal 2.b responden menjawab bahwa berat es sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dengan volume es maka hal tersebut membuat air tidak tumpah disambung
penjelasan dari wawancara sebagai berikut :
P:‖Berarti volume es dan berat es yang mencair nanti
akan tetap ?‖
A:‖Iya mba‖
Jawaban tersebut menunjukan responden dapat menafsirkan dari
alat peraga untuk diparafrasekan dengan kata-kata. Dalam quisioner
informan tidak memberikan contoh penerapan dalam kehidupan sehari-
hari namun dalam wawancara peneliti mencoba untuk memperkuat
pemahaman responden dengan memberikan pertanyaan tentang posisi
benda jika dimasukan ke dalam wadah yang berisi zat cair. Maka dari
jawaban itu siswa bisa membayangkan penerapan dari konsep tersebut
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kapal selam.
Ketika mengklarifikasi materi dengan pemikiran responden terlihat
pada hasil quisioner soal 2.e sebagai berikut :
2.e Apakah dalam demonstrasi hasilnya sesuai dengan pemikiran
anda ? jelaskan ! Jawaban responden : Ya, Karena apabila es dimasukkan
ke dalam gelas kemudian dituangkan air maka volume dalam gelas akan
tetap sama.
Proses kognitif merangkum dapat teridentiifikasi melalui jawaban
dari quisioner dan dilengkapi dari wawancara sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Hasil quisioner soal nomer 2.g jawaban responden : Es yang
dimasukkan kedalam air akan mengembun, sehingga air yang ada di
dalam gelas akan tetap
Hasil wawancara :
P:‖Coba kamu rangkum langkah demonstrasi tadi‖
A:‖Es dimasukkan ke dalam gelas dan diisi air hingga
mulut gelas, namun hasil nyaakan tidak tumpah
karena air akan mengembun saja dan volume akan tetap‖.
Ketika pada soal quisioner no 2.i percobaan dengan benda yang
berbeda maka responden dapat membandingkan hasil dari peristiwa yang
akan terjadi hal tersebut terlihat dari hasil wawancara :
P:‖Jika benda tadi aku ganti batang besi yang
lumayan berat, apakah airnya tumpah ?‖
A:‖Jika dimasukkan ke dalam gelas kalau ada
penambahan massa maka akan tumpah, tekanan
dalam gelas sama‖.
Selanjutnya untuk menjelaskan penyebab peristiwa, responden
menjawab ketika wawancara bahwa massa jenis, volume benda
mempengaruhi. Dalam mengeksekusi dengan mengerjakan soal siswa bisa
menjawab dengan benar dan memberikan contoh gaya apung juga sudah
benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 2. Hasil quisioner mengerjakan soal responden A
Dalam membedakan antara gaya angkat dengan gaya apung dapat dilihat
dari hasil wawancara :
P:‖Apakah gaya angkat dan gaya apung sama ?‖
A:‖tidak, gaya apung itu karena perbedaan
tekanan dan dipengaruhi dengan berat‖
P:‖OK, kalauu gaya angkat ?‖
A:‖Gaya yang digunakan untuk mengangkat‖
Responden mengetahui perbedaan antara gaya angkat dengan gaya apung.
Pada proses kognitif mengorganisasikan terlihat pada soal
No 4.b Bagaimana hubungan antara berat benda dengan gaya apung ?
Responden menjawab “Semakin berat bendanya, gaya yang
diperlukan semakin besar”
Sebagaimana pengertian mengorganisasikan yaitu menentukan
bagaimana elemen-elemen bekerja atau berfungsi dalam sebuah
struktur.Hubungan antara berat benda dengan gaya apung mempengaruhi
seperti pada persamaan Fa = ∆W.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Proses mengantribusikan teridentifikasi melalui soal no 4.d Apa
yang akan terjadi jika zat cair diganti dengan minyak ? berikan alasan!
Jawaban responden : Air tidak akan menyatu dengan minyak
Ketika zat cair (air) dibuah menggunakan minyak, responden
menjawab bahwa hal tersebut menyebabkan air dari es batu dengan
minyak tidak menyatu. Dari pernyataan tersebut peneliti kembali bertanya
―posisi zat cair yang diatas itu apa ― dan responden menjawab ―yang
diatas adalah minyak karena massa jenisnya lebih kecil dari air‖. Hal
tersebut merupakan pandangan dari responden ketika cairan tersebut
diubah dari percobaan awal. Dari pernyataan tersebut peneliti
mengembangkan pertanyaan sehingga responden menjawab bahwa massa
jenis benda dan berat benda akan mempengaruhi tekanan dan volume zat
cair.
Responden berpendapat bahwa ―Massa jenis benda dan berat
benda akan mempengaruhi tekanan dan volume zat cair‖ hal tersebut
mencakup pada proses kognitif mengantribusi. Dan untuk melakukan
percobaan responden tertarik mencoba minyak dengan es tadi. Dengan
langkah-langkahnya mencari referensi dari berbagai sumber terlebih
dahulu. Hal tersebut benar sesuai dengan persamaan gaya angkat ke atas
(gaya apung) dan tekanan hidrostatis. Selain itu tumbuh rasa
keingintahuan yang lebih dalam mengembangkan konsep gaya apung
dengan zat cair yang lain. Selain dari hasil penelitian yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dilakukan, sebagai referensi lain nilai rapor responden A mata pelajaran
fisika kelas XI semester I pada bidang kognitif mendapatkan nilai 86. Dari
hasil nilai rapor tersebut responden memiliki kemampuan kognitif yang
baik. Sesuai dengan hasil penelitian juga bahwa responden A memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hasil tesebut dapat teridentifikasi
melalui hasil pengerjaan dari soal quisioner dan hasil wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
4.5.2 Tabel 8. Kategori proses kognitif responden B
Proses kognitif siswa dalam metode demosntrasi dari hasil quisioner dan wawancara
Responden : B
Peneliti : P
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
Soal
1.a Peristiwa apa yang
terjadi ?
B menjawab ―Air
yang diberi es dalam
gelas yang sampai
berada di mulut gelas‖
1.b Materi apa yang
berkaitan dengan
demonstrasi tersebut ?
B menjawab ―Fliuda
dinamis‖
P : ―Peristiwa
waktu mba
demonstrasi tadi
menurutmu
peristiwa tentang
apa ?‖
B:―Kalau menurut
saya dalam
peristiwa fisika itu
di dalam bab fluida
dinamis‖
P: ―Bedanya fluida
dinamis dan statis
itu apa ?‖
B:―Seingat saya
kalau dinamis itu
- Responden tidak
dapat menyebutkan
peristiwa yang
terjadi saat
demonstrasi
-Responden tidak
dapat menyebutkan
materi yang pernah
didapat di sekolah
berkaitan tentang
fluida, namun
responden masih
-Menyebutkan
peristiwa yang terjadi
saat demonstrasi yaitu
Peristiwa mengapung
- Menyebutkan materi
Fluida statis
1.1 Mengenali
1.1Mengenali
1.Mengingat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
1.c Persamaan apa
yang anda ketahui
berkaitan dengan
demonstrasi tersebut ?
B tidak menjawab
1.d Hukum apa yang
berkaitan dengan
entah bergerak atau
masih dalam
keadaan diam atau
apa gitu mba. Tapi
kayanya dalam
keadaan diam‖.
P:‖Kalau statis ?‖
B:‖ Bergerak atau
aliran gitu
P:‖Enggak kebalik
?‖
B:‖ Kebalik
kayanya mba, oh
iya statis yang gak
bergerak. Yang
bergerak itu
dinamis, dynamo
nah itu yang
bergerak
P:‖ Jadi sekarang
peristiwa tadi
termasuk fluida apa
?‖
B:‖ masih dinamis
mba‖
mengingat tentang
hukum Archimedes
dan tiga posisi
benda jika
dimasukkan
kedalam wadah
yang berisi air
-Responden tidak
mengingat
persamaan gaya
apung
-Responden
mengetahui hukum
-Menyebutkan
persamaan gaya apung
yaitu Fa = Wdi udara -
Wdalam air
1.2Mengingat
kembali
1.2Mengingat
kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
demonstrasi tersebut ?
B menjawab ―Hukum
Archimedes‖
1.e Ada berapa jenis
keadaan benda jika
dimasukkan ke dalam
cairan dalam wadah ?
B menjawab ― Cair,
padat, mengembun‖
P: ― Terus
hukumnya tentang
demonstrasi tadi
apa ?
B:‖Hukum
Archimedes‖
P:‖ kan tadi esnya
tadi gimana ?
melayang,
tenggelam atau
gimana ?‖
B:‖Oh itu, terapung
P:‖Berarti ada tiga
posisi to apa aja ?
B:‖ Tenggelam,
melayang, dan
terapung‖
Archimedes
-Jawaban
responden pada
quisioner bisa
dibenarkan pada
wawancara
- Menyebutkan hukum
berkaitan dengan
demonstrasi yang
dilakukan yaitu
Hukum Archimedes
-Menyebutkan posisi
benda mengapung,
tenggelam, melayang
1.2 Mengingat
kembali
2.a Kenapa air tidak
tumpah saat es
mencair ? B
menjawab, karena es
batu mencair dan
P:‖Tadi waktu
demonstrasi
pemikiran awalmu
airnya tumpah gak
?‖
-Responden belum
dapat menjelaskan
sesuai dengan
konsep Archimedes
ataupun gaya
-Dapat memberikan
alasan air dalam gelas
tumpah atau tidak
2.1 Menafsirkan
2.Memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
mengembun dan
menjadi tetesan air di
dinding gelas
2.d Berikan contoh
penerapan konsep
tersebut dalam
kehidupan sehari-hari
! B tidak menjawab
2.e Apakah dalam
demonstrasi hasilnya
sesuai dengan
pemikiran anda ?
jelaskan ! B menjawab
― Iya, karena praktek
untuk saat ini sama
B:‖ Gak tumpah,
karena es batunya
itu mencairnya gak
langsung tumpah
yang luber tapi
tumpangnya itu
langsung
mengembun gitu lo
mba. Airnya
menempel pada
dinding gelasnya
gitu‖
P:‖ Contoh dalam
kehidupan sehari-
hari ?‖
B:‖ Jembatan
apung, kapal, balon
udara ―
apung. Responden
memberi alasan
sesuai dengan apa
yang dilihat.
-Responden dapat
menyebutkan
contoh penerapan
konsep Archimedes
-Responden tidak
dapat
mengklarifikasi
karena belum
dijelaskan alasan
dengan jelas
-Responden dapat
merangkum dengan
- Memberikan contoh
lain yang memiliki
konsep yang sama
dengan media
demonstrasi misalnya
kapal
- Menjelaskan hasil
demonstrasi dengan
pemikiran awal
- Menjelaskan kembali
proses demonstrasi
2.2 Mencontohkan
2.3 Mengklarifikasi
2.4 Merangkum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
dengan alur logika
saya‖
2.g Rangkumlah
secara singkatproses
yang terjadi pada
system demonstrasi !
B menjawab ―Ada
gelas yang diberi es
batu dan diberi air
sampai mulut gelas
dan terjadi reaksi‖
P:‖Terus sekarang
coba kamu
rangkum !‖
B:‖ Tadi mbaknya
menyiapkan sebuah
gelas terus airnya
dituangkan sampai
mulut gelas setelah
mbake memberi es
batu. Nah lalu
mbak bertanya
―airnya tumpah apa
enggak ?‖ nah saya
langsung jawab
enggak, karena
secara logika saya.
Es batu bukan
melelehpun sampai
mulut gelas tidak
tumpah karena itu
dalam keadaan
mengembun tdak
mengubah volume
dan massa
baik dari
demonstrasi yang
dilakukan hingga
alasan dan jawaban
peristiwa tersebut
bisa terjadi
-Responden tidak
dapat
menyimpulkan
dari awal sampai akhir
-Membuat kesimpulan
dari peristiwa
demonstrasi
2.5 Menyimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
2.h Tuliskan
kesimpulan peristiwa
demonstrasi tersbeut !
B menjawab
―Praktikum tersebut
obyek yang sedang
dilakukan merupakan
peristiwa terjadinya
pelajaran fisika yang
membahas tentang
fluida dinamis‖
2.i Kira-kira apa yang
terjadi jika dalam
gelas dimasukkan
batang besi dengan air
tepat berada di
permukaan mulut
gelas ? B menjawab
―Tumpah‖
2.k Jelaskan penyebab
peristiwa yang
didemonstrasikan !
B menjawab
jenisnya‖
sesuai dengan
konsep gaya apung
dari peristiwa
demosntrasi yang
sudah dilakukan
- Responden dapat
membandingkan
jika demonstrasi
dilakukan dengan
benda yang
berbeda, namun
kurang dengan
penjelasan
-Penjelasan
responden kurang
sesuai dengan
konsep gaya apung
dan hukum
Archimedes
-Membandingkan
peristiwa demonstrasi
dengan peristiwa yang
lain
-Menjelaskan
perbedaan dengan
pperistiwa
demonstrasi lainnya
dengan benda yang
berbeda
2.6 Membandingkan
2.7 Menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
―Peristiwa
pengembunan yang
dilakukan es dan
menyebabkan tidak
terjadinya tumpah
diluar gelas ―
3.a Buktikan hasil
pemikiran anda
dengan menunjukan
kepada peneliti !
B menjawab ―saat air
yang tingginya/diisi
sampai mulut gelas
dan diberi es. Kenapa
tidak tumpah karena,
es batu mengalami
reaksi
meleleh/mengembun
tetapi hasil dari
pengembunan itu tidak
tumpah tetapi menjadi
butiran-butiran air di
luar/di dinding gelas
3.b Sebuah benda
ditimbang di udarat
beratnya 35 N, saat
P:‖ Coba buktikan
hasil pemikiran
kamu !‖
A:‖Misalkan batang
besi dimasukan
kedalam wadah
dengan air sampai
pada mulut gelas,
maka akan tumpah
karena ada
pertambahan
massa.‖
-Responden tidak
dapat memberika
bukti secara
real/nyata
-Responden tidak
dapat
mengimplementasi
-Membuktikan dengan
menjelaskan konsep
dasar dari demonstrasi
yang dilakukan
-Menerapkan Hukum
Archimedes dengan
mengerjakan soal Fa =
3.1Mengeksekusi
3.2
Mengimplementasika
n
3.Mengaplikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
ditimbang di dalam air
beratnya benda
menjadi 28 N. jika
𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1000 kg/m3.
Maka gaya ke atas
yang dialami benda
tersebut adalah…
B menjawab ― 𝜌. 𝑔.
= 1000.10.h
= 10000h
kan sesuai dengan
persamaan
W di udara – W dalam air
Fa = 35-28 = 7 N
4.a Apakah gaya
angkat dan gaya apung
itu sama ? jelaskan ! B
menjawab ― Beda,
kalau gaya angkat itu
gaya untuk membuat
perpindahan tempat
dan berhubungan
antara berat benda dan
gaya benda dan
gravitasi yang ada.
Kalau gaya apung itu
hampir sama tetapi
apung lebih
mendominan ke berat
benda dan berat benda
di air‖
P:‖Nah sekarang
gaya angkat sama
dengan gaya apung
gak dek ?‖
B:‖Beda. Massa
jenis air lebih besar
dari massa jenis
benda.Gaya angkat
posisi benda itu
dalam proses
tenggelam,
melayang atau
mengapung.
P:‖Jadi gaya angkat
dan gaya appung
beda ?‖
B:‖Iya‖
-Responden dapat
membedakan
anatara gaya angkat
dengan gaya apung
- Membedakan antara
gaya angkat dengan
gaya mekanika
4.1 Membedakan
4.Menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
4.b Bagaimana
hubungan antara berat
benda dengan gaya
apung ? B menjawab
―keduanya saling
berhubungan‖
4.d Apa yang akan
terjadi jika zat cair
diganti dengan minyak
? B menjawab
―Berbeda, setiap zat
mempunyai
karakteristik tersendiri
sekali minyak itu pun‖
-Responden dapat
mengorganisasikan
atau mengetahui
keterkaitan dengan
komponen lain
namun tidak
dilengkapi dengan
alasan‖
-Responden
mengetahui ada
perbedaan dari
setiap zat namun
jawabnnya
menunjukan
tentang hukum
Archimdes
-Menjelaskan
hubuungan antara
berat benda dengan
gaya apung
- Membuat hipotesa
(hasil sementara) jika
zat cair (air) diubah
dengan zat yang lain
4.2Mengorganisasika
n
4.3Mengantribusikan
5.a Apa yang anda
lakukan untuk
membuktikan bahwa
gaya angkat
dipengaruhi oleh
massa jenis benda,
massa jenis zat cair,
dan berat benda ? B
menjawab ―Memberi
contoh/konsep sebuah
-Jawaban
responden tidak
menjawab
pertanyaan
- Menyebutkan hal-hal
yang mempengaruhi
gaya apung
5.1 Memeriksa
5.Mengevaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
jempatan apung untuk
membantu metode
saya‖
5.b Apa pendapat anda
tentang peristiwa tadi
?
B menjawab ―
Peristiwa tersebut
berhubungan dengan
konsep fluida di
fisika‖
-Responden tidak
dapat mengkritik
dengan baik
-Berpendapat tentang
demonstrasi yang
sudah dilakukan
5.2Mengkritik
6.a Tuliskan hipotesa
untuk melakukan
demonstrasi yang akan
anda lakukan dengan
konsep yang sama !
6.b Apakah ada
rencana untuk
mengadakan
penelitian tentang
topic yang sama atau
melanjutkannya ?
B menjawab ―iya ada‖
6.c Bagaimana
-Responden tidak
menjawab
-Responden ada
kemauan
-Responden belum
- Membuat hipotesa
sesuai dengan
pemikiran dalam
peristiwa demonstrasi
- Merencanakan untuk
mengadakan
penelitian tentang
topik yang sama atau
melanjutkannya
-
-Menyebutkan rencana
6.1 Merumuskan
6.2 Merencanakan
6.2 Merencanakan
6.Mencipta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
rencana atau langkah
yang anda lakukan
untuk membuat
demonstrasi ?
B
menjawab‖Mempersia
pkan bahan-bahan
yang diperlukan dan
membawa buku-buku
atau bahan yang
mendukung praktikum
6.e Lakukan
eksperimen anda
dengan alat yang ada !
dapat menjelaskan
dengan baik
rencana secara
kongkrit
-Responden belum
melakukan
eksperimen
atau langkah dalam
penelitian yang akan
dilakukan
-Membuat eksperimen
6.3 Memproduksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Dari hasil analisis teridentifikasi dari HOTS responden B dapat
membedakan yang termasuk dalam menganalisa. Selain itu, LOTS juga
dapat teridentifikasi meliputi mengingat kembali yang tercakup pada
mengingat. Mencontohkan dan merangkum tercakup pada memahami.
Responden B menjawab peristiwa pada demonstrasi yaitu ―air
yang diberi es dalam gelas sampai berada di mulut gelas‖. Dari jawaban
tersebut benar namun informan tidak melihat lebih dalam peristiwa yang
terjadi di dalam gelas, informan menjawab apa yang dia lihat. Pemikiran
informan masih gambaran secara umum belum masuk ke dalam topik
bahasan yang dimaksud. Selanjutnya informan menjawab materi yang
terkait yaitu fluida dinamis, setelah dikonfirmasi kembali dalam
wawancara informan tetap mempertahankan jawabannya.
Pada proses mengingat kembali tampak pada jawaban quisioner
soal no 1.d hukum apa yang berkaitan dengan demonstrasi tersebut ?
Responden menjawab ―Hukum Archimedes‖
Selain itu proses mengingat kembali juga teridentifikasi dari hasil
wawancara :
P:‖Kalau benda dimasukkan kedalam wadah yang
berisi air bagaimana keadaan atau posisi. Nah itu
posisinyya apa aja ?
B:‖Posisi bendanya kan ? masih dalam keadaan padat
gitu mba ? padat terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
P:‖Kok padat ? keadaan atau posisi kok ?‖
B:‖Maksudnya gimana to mba ?‖
P:‖Kan tadi esnya gimana ?‖ melayang, tenggelam,
atau?
B:‖ Oh itu, terapung‖
P:‖Berarti ada tiga posisi to ? apa aja ?‖
B:‖ Tenggelam, melayang, dan teapung‖
Namun untuk jawaban selanjutnya responden mengetahui bahwa
membahas materi tentang Archimedes. Walaupun jawaban sudah benar
namun pada soal no 1.e informan menjawab ―cair, padat, dan
mengembun‖. Jawaban tersebut jauh dari ekpektasi peneliti namun ketika
wawancara responden mengetahui maksud dari pertanyaan dalam
quisioner dengan menjawab, tenggelam, melayang, dan mengapung.
Responden menjawab masalah dari demonstrasi yaitu ―tidak
tumpah, karena es batu mencair dan mengembun dan menjadi tetesan-
tetesan air di dinding gelas‖. Jawaban tersebut benar namun kurang
sesuai dengan topik Archimedes. Menurut responden berat es tidak sama
dengan volume es yang mencair karena info responden berpikir tetang
satuannya.
Dalam wawancara respondenn bisa menyebutkan contoh penerapan dari
konsep gaya apung tersebut dapat teridentifikasi dari hasil wawancara :
P:‖Contoh dalam kehidupan sehari-hari ?‖
B:‖ Oh. Jembatan apung, kapal selam, balon udara‖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Responden paham dan dapat merangkum kembali peristiwa demonstrasi
yang dilakukan. Dalam merangkum juga teridentifikasi dari proses
wawancara :
P:‖Terus sekarang coba kamu rangkum‖
B:‖ Tadi mbaknya menyiapkan sebuah gelas terus
airnya dituangkan sampai mulut gelas setelah
mbake memberi es batu. Nah lalu mbakbertanya
―airnya tumpah apa enggak ?‖ nah saya langsung
jawab enggak, karena secara logika saya.
Es batu bukan melelehpun sampai mulut gelas
tidak tumpah karena itu dalam keadaan
mengembun tdak mengubah volume dan massa jenisnya‖.
Namun dalam mengerjakan soal mengeksekui responden kurang
tepat dalam penggunaan rumus untuk menjawab soal berkaitan dengan
gaya apung. Responden menggunakan persamaan F atas= 𝜌 .g. h. memang
persamaan tersebut ada kaitannya maka dalam wawancara informan tahu
bahwa Fa = Wdiudara -Wdalam air. Dengan membahas massa jenis dan volume
benda terlebih dahulu sehingga responden baru ingat dan sadar bahwa ada
persamaan sesuai di atas.
Selain proses yang terjakup pada LOTS, ada satu proses yang
termasuk HOTS yaitu membedakan yang termasuk pada proses
menganalisa. Proses tersebut teridentfikasi dari hasil quisioner pada soal
no 4.a Perbedaan antara gaya angkat dengan gaya apung responden
menjelaskan ―bahwa gaya angkat itu gaya untuk membuat perpindahan
tempat dengan berhubungan antara berat benda dan gaya benda dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
gravitasi yang ada, kalau gaya apung itu hampir sama tetapi apung lebih
mendominan ke berat benda dan berat benda cair”. Maka berat dengan
gaya angkat ke atas saling berhubungan. Responden pun juga sadar
bahwa massa jenis mempengaruhi sehingga jika zat cairnya diubah maka
hasilnya juga berbeda. Hal tersebut dijelaskan dari wawancara responden
menjelaskan bahwa posisi benda dipengaruhi oleh massa jenis dan berat
benda.
Karena proses kognitif dimulai pada tingkat rendah responden juga
ada satu proses yang termasuk proses kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Pada tingkat selanjutnya responden mengetahui dan dapat mengeksekusi
dengan memberikan contoh yang benar. Hal tersebut bisa jadi karena
pengalaman responden sehingga diulang kembali. Hal tersebut
ditunjukkan saat wawancara. Responden berkata bahwa ―Dari referensi
yang pernah dibaca, semua benda memiliki karaktersitik masing -
masing‖. Pernyataan tersebut digunakan juga dalam memberikan alasan
pada proses kognitif LOTS. Dalam hal ini untuk mengetahui kemampuan
berpikir tingkat tinggi tidak ada pengulangan karena pengulangan
termasuk pada tingkat mengingat yang termasuk LOTS.
Sebagai referensi tambahan dilihat dari nilai akademik di sekolah
pada mata pelajaran fisika kelas XI semester I, responden B dalam bidang
kognitif mendapat nilai 77. Hal tersebut juga dapat ditunjukkan dari
penelitian ini melalui proses mencontohkan. Responden sangat tertarik
untuk berpikir dalam penerapan alat dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
4.5.3 Tabel 9. Kategori proses kognitif responden C
Proses kognitif siswa dalam metode demosntrasi dari hasil quisioner dan wawancara
Responden : C
Peneliti : P
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
Soal
1.a Peristiwa apa
yang terjadi ?
C menjawab
―Gaya apung,
hukum
Archimedes‖
1.b Materi apa
yang berkaitan
dengan
demonstrasi
tersebut ?
C menjawab
P : ―Waktu mba
demonstrasi tadi
menurutmu
peristiwa tentang
apa ?‖ C:―Tentang
es yang ditaruh di
gelas dan dikasih
air sampai mulut
gelas‖
P:‖Terus ?‖
C:‖ Mengapung‖
P: ―Terus materi
yang berkaitan
tentang peristiwa
itu tentang apa ?‖
C :―Fluida
dinamis‖
- Responden dapat
menyebutkan
peristiwa yang terjadi
saat demosntrasi
-Responden tidak
dapat menyebutkan
materi yang pernah
didapat di sekolah
berkaitan tentang
fluida
- Menyebutkan
peristiwa yang terjadi
saat demonstrasi yaitu
Peristiwa mengapung
- Menyebutkan materi
Fluida statis
1.1 Mengenali
1.2 Mengingat
kembali
1.Mengingat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
―Fliuda dinamis‖
1.c Persamaan
apa yang anda
ketahui berkaitan
dengan
demonstrasi
tersebut ? C
menjawab
―Persamaan gaya
apung‖
1.d Hukum apa
yang berkaitan
dengan
demonstrasi
P:‖Oh fluida
dinamis, kalau
fluida statis yang
kaya gimana ?‖
C:‖kalau yang
statis itu kaya Hk.
Bernaolli yang
bergerak‖
P:‖Berarti dinamis
yang diam, statis
yang bergerak.
Yakin ?‖
C:‖Yakin mba‖
P:‖ Hukum apa
yang berkaitan ?‖
C:‖Hukum
Archimedes‖
-Responden
mengetahui
persamaan yang
sesuai dengan
demonstrasi tersebut
-Responden
mengetahui hukum
yang berkaitan
dengan gaya apung
-Menyebutkan
persamaan gaya apung
yaitu Fa = Wdi udara -
Wdalam air
- Menyebutkan hukum
berkaitan dengan
demonstrasi yang
1.2 Mengingat
kembali
1.2 Mengingat
kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
tersebbut ? C
menjawab
―Hukum
Archimedes‖
1.e Ada berapa
jenis keadaan
benda jika
dimasukkan ke
dalam cairan
dalam wadah ? C
menjawab
―Mengapung,
menggantung,
tenggelam‖
-Responden dapat
menyebutkan tiga
posisi benda di dalam
air
dilakukan yaitu Hukum
Archimedes
-Menyebutkan posisi
benda mengapung,
tenggelam, melayang
1.2 Mengingat
kembali
2.a Kenapa air
tidak tumpah saat
es mencair ? C
menjawab ―tidak
,karena es akan
mengembun dan
keadaan air akan
sama saat diisi
dalam keadaan
esnya masih
utuh‖
P:‖Nah tadi kan
sebelum kamu
tahu hasil akhirnya
kira-kira airnya
tumpah gak ?‖
C:‖Kan kalau es
sebesar apapun
kalau wadahnya
besar saat diisi
sampai mulut gelas
saat mencair gak
Responden dapat
memberikan alasan
air tidak tumpah
-Dapat memberikan
alasan air dalam gelas
tumpah atau tidak
2.1 Menafsirkan
2.Memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
2.b Apakah berat
es sama saat
mencair ?
C menjawab
―Sama‖
2.d Berikan
contoh penerapan
konsep tersebut
dalam kehidupan
sehari-hari ! C
menjawab
―membuat es teh‖
2.e Apakah dalam
demonstrasi
hasilnya sesuai
dengan pemikiran
anda ? jelaskan !
C menjawab ―
Sesuai, karena es
akan tumpah. Kan
gak ada
penambahan
volume juga jadi
Cuma mengembun
aja‖
-Responden
menjawab dengan
benar
-Responden dapat
memberikan contoh,
namun contoh
tersebut hampir
dengan metode
demonstrasi
-Responden dapat
mengklarifikasi
antara pendapat
dengan teori gaya
apung
- Dapat menjelaskan
berat es akan tetap
sama
- Memberikan contoh
lain yang memiliki
konsep yang sama
dengan media
demonstrasi misalnya
kapal
- Menjelaskan hasil
demonstrasi dengan
pemikiran awal
2.1 Menafsirkan
2.2 Mencontohkan
2.3 Mengklarifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
itu adalah air,air
campur es es akan
meleleh
membentuk air
yang volumenya
akan tetap saat
diisi air digelas
dalam keadaan es
utuh‖
2.g Rangkumlah
secara singkat
proses yang
terjadi pada
system
demonstrasi !
C menjawab
―Gelas yang diisi
air dan
didalamnya ada
es diisi dengan
penuh sampai
mulut tapi air
tersebut tidak
akan tumpah
karena es
mengembun‖
P:‖Coba kamu
rangkumin‖
C:‖Pertama satu
gelas dikasih es
lalu dikasih air
sampai mulut
gelas. Nah
hasilnya es hanya
mengembun tidak
ada perubahan
volume‖
-Responden dapat
merangkum dengan
baik
- Menjelaskan kembali
proses demonstrasi dari
awal sampai akhir
2.4 Merangkum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
2.h Tuliskan
kesimpulan
peristiwa
demonstrasi
tersbeut !
C menjawab
―Kesimpulannya
es di dalam gelas
yang berisi air
meski penuh
sampai mulut
gelas tidak akan
tumpah‖
2.i Kira-kira apa
yang terjadi jika
dalam gelas
dimasukkan
batang besi
dengan air tepat
berada di
permukaan mulut
gelas ? C
menjawab
―Tekanan dan
volume tetap
sama, karena besi
P:‖Sekarang kalau
bendanya diganti
besi bagaimana ?‖
C:‖Nah kalau
besikan benda mati
jadi volumenya
kalau dimasukin
ke dalam wadah isi
air maka
volumenya tetap
gak berubah. Jadi
kalau besinya
diambil airnya
-Responden tidak
dapat menyimpulkan
dengan baik karena
tidak membahas
tentang konsep
-Responden
memahami konsep
bahwa volume tetap
- Membuat kesimpulan
dari peristiwa
demonstrasi
-Membandingkan
peristiwa demonstrasi
dengan peristiwa yang
lain
2.5 Menyimpulkan
2.6
Membandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
tidak dapat
mencair‖
2.k Jelaskan
penyebab
peristiwa yang
didemonstrasikan
!
C menjawab ― Es
akan mengembun
meski dalam air ―
akan turun‖
-Penjelasan
responden tidak
sesuai dengan topic
bahasan
-Menjelaskan
perbedaan dengan
pperistiwa demonstrasi
lainnya dengan benda
yang berbeda
2.7 Menjelaskan
3.a Buktikan hasil
pemikiran anda
dengan
menunjukan
kepada peneliti !
C tidak menjawab
3.b Sebuah benda
ditimbang di
udarat beratnya
35 N, saat
ditimbang di
dalam air
beratnya benda
menjadi 28 N.
-Responden tidak
dapat memberika
bukti secara
real/nyata Responden
tidak dapat
mewujudkan
-Responden dapat
mengimplementasika
n dari konsep dengan
simbol
-Membuktikan dengan
menjelaskan konsep
dasar dari demonstrasi
yang dilakukan
-Menerapkan Hukum
Archimedes dengan
mengerjakan soal Fa =
W di udara – W dalam air
Fa = 35-28 = 7 N
3.1Mengeksekusi
3.2
Mengimplementasi
kan
3.Mengaplikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
jika 𝜌 𝑎𝑖𝑟 = 1000
kg/m3. Maka gaya
ke atas yang
dialami benda
tersebut adalah…
C menjawab 35-
28=7 N
4.a Apakah gaya
angkat dan gaya
apung itu sama ?
jelaskan ! C
menjawab
―Tidak, karena
gaya angkat
seperti katrol
yang menimba air
di sumur. Gaya
apung seperti es
yang ditaruh di
air‖
4.b Bagaimana
hubungan antara
berat benda
dengan gaya
apung ? C
menjawab
P:‖Gaya apung
sama gaya angkat
beda gak ?‖
C:‖ Beda no,
karena gaya angkat
kaya nimba air
pakai katrol tadi
kan ditarik nanti
naik ke atas. Gaya
apung ya gaya
yang mengapung
dipermukaan air‖
Responden dapat
membedakan gaya
angkat dengan gaya
apung
- Responden dapat
menjelaskan
hubungan antara
berat dengan
gaya apung
- Membedakan antara
gaya angkat dengan
gaya mekanika
-Menjelaskan
hubuungan antara berat
benda dengan gaya
apung
4.1 Membedakan
4.2
Mengorganisasikan
4.Menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
―Semakin berat
bendanya, gaya
angkat yang
diperlukan
semakin besar‖
4.d Apa yang
akan terjadi jika
zat cair diganti
dengan minyak ?
C menjawab
―TIdak menyatu‖
P:‖Kalau tak ganti
oli tumpah gak ?‖
C:‖Enggak
tumpah, tetap
sama tapi berpisah
airnya diatas
olinya dibawah‖
-Responden dapat
memprediksi jika
benda diubah
- Membuat hipotesa
(hasil sementara) jika
zat cair (air) diubah
dengan zat yang lain
4.3
Mengantribusikan
5.a Apa yang
anda lakukan
untuk
membuktikan
bahwa gaya
angkat
dipengaruhi oleh
massa jenis
benda, massa
jenis zat cair, dan
berat benda ? C
menjawab
―Melakukan
percobaan‖
Responden kurang
menjelaskan
bagaimana cara
membuktikan
- Menyebutkan hal-hal
yang mempengaruhi
gaya apung
5.1 Memeriksa
5.Mengevaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
5.b Apa pendapat
anda tentang
peristiwa tadi ?
C menjawab
―Massa benda dan
berat benda
mempengaruhi
tekanan dan
volume‖
-Responden dapat
berpendapat tentang
peristiwa yang sudah
diamati
- Berpendapat tentang
demonstrasi yang
sudah dilakukan
5.2Mengkritik
6.a Tuliskan
hipotesa untuk
melakukan
demonstrasi yang
akan anda
lakukan dengan
konsep yang sama
! C menjawab
―air tidak akan
tumpah‖
6.b Apakah ada
rencana untuk
mengadakan
penelitian tentang
topic yang sama
atau
melanjutkannya ?
Responden menulis
hipotesa seperti hasil
demonstrasi yang
dilakukan
-Responden memiliki
niat untuk melakukan
percobaan
- Membuat hipotesa
sesuai dengan
pemikiran dalam
peristiwa demonstrasi
- Merencanakan untuk
mengadakan penelitian
tentang topik yang
sama atau
melanjutkannya
-
6.1 Merumuskan
6.2 Merencanakan
6. Mencipta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
C menjawab
―Ada‖
6.c Bagaimana
rencana atau
langkah yang
anda lakukan
untuk membuat
demonstrasi ?
C menjawab‖
Memasukkan
sehelai daun
kedalam wadah
yang beirsi air‖
6.e Lakukan
eksperimen anda
dengan alat yang
ada !
-Responden mulai
membayangkan
percobaan yang akan
dilakukan
-Responden belum
dapat mengasilkan
karya nyata
- Menyebutkan rencana
atau langkah dalam
penelitian yang akan
dilakukan
- Membuat eksperimen
6.2 Merencanakan
6.3 Memproduksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Proses kognitif dalam metode demonstrasi teridentifikasi HOTS
meliputi mengimplementasikan yang termasuk dalam mengaplikasi. Selain
itu membedakan, mengorganisaikan, dan mengantribusikan yang termasuk
menganalisis. Serta mengkritik yang termasuk pada mengevaluasi. Namun
proses kognitif LOTS juga teridentifikasi meliputi mengenali dan
mengingat kembali yang termasuk mengingat. Serta menafsirkan,
mengklarfikasi, merangkum, dan membandingkan yang termasuk
memahami.
Responden C mengetahui bahwa peristiwa yang terjadi yaitu
peristiwa gaya apung. Hal tersebutdapat terlihat pada hasil quisioner soal
no 1.a Peristiwa apa yang terjadi ?
Responden menjawab ―gaya apung, hukum Archimedes‖
Maka dapat teridenitifikasi pada tahap mengenali yang tercakup pada
proses kognitif megingat. Namun responden menjawab materi tersebut
dalam fluida dinamis. Setelah di konfirmasi lagi responden menyadari
bahwa fluida dinamis itu contohnya bernaoulli sehingga jawaban
responden menjawab tetap fluida dinamis. Hal tersebut ditunjukkan dari
hasil wawancara :
P: ―Terus materi yang berkaitan tentang peristiwa itu
tentang apa?‖
C :―Fluida dinamis‖
P:‖Oh fluida dinamis, kalau fluida statis yang kaya
gimana ?‖ C:‖kalau yang statis itu kaya Hk. Bernaoulli
yang bergerak‖ P:‖Berarti dinamis yang diam,
statis yang bergerak. Yakin ?‖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
C:‖Yakin mba‖
Pada tahap ini terjadi responden belum bisa membedakan antara statis dan
dinamis. Peneliti sudah membantu untuk mengingatkan kembali namun
responden tetap pada pemikiran awal.
Walaupun begitu responden dapat mengingat kembali materi fluida statis
yang ditunjukkan pada soal quisioner no 1.c Persamaan apa yang berkaitan
dengan demonstrasi tersebut?‖
Responden menjawab ―persamaan gaya apung‖
Selain itu soal no 1.d dan 1.e
Soal 1.d Hukum apa yang berkaitan dengan demonstrasi tersebut ?
Responden menjawab ― Hukum Archimedes‖
Soal 1.e Ada berapa jenis keadaan benda jika dimasukkan ke dalam cairan
dalam wadah ?
Responden menjawab ―Mengapung,menggantung,tenggelam‖
Pada tahap memahami proses kognitif yang muncul adalah menafsirkan,
mengklarifikasi, merangkum dan membandingkan. Pada proses
menafsirkan dapat teridentifikasi dari hasil quisioner pada soal no 2.a
Kenapa air tidak tumpah saat es mencair?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Responden menjawab ―tidak ,karena es akan mengembun dan
keadaan air akan sama saat diisi dalam keadaan esnya masih
utuh”
Selanjutnya ketika responden mengklarifikasi jawaban responden pada
soal quisioner no 2.f Apakah dalam demonstrasi hasilnya sesuai dengan
teori yang pernah anda ketahui ? jelaskan!
Responden menjawab ―Sesuai, karena es itu adalah air,air campur
es, es akan meleleh membentuk air yang volumenya akan tetap
saat diisi air digelas dalam keadaan es utuh‖
Pada proses kognitif lainnya yaitu merangkum dapat ditunjukkan
soal quisioner no 2.g Rangkumlah secara singkat proses yang terjadi pada
system demonstrasi !
Responden menjawab ―Gelas yang diisi air dan didalamnya ada
es diisi dengan penuh sampai mulut tapi air tersebut tidak akan
tumpah karena es mengembun‖
Diperkuat pada hasil wawancara :
P:‖Coba kamu rangkumin‖
C:‖Pertama satu gelas dikasih es lalu dikasih air
sampai mulut gelas. Nah hasilnya es hanya mengembun
tidak ada perubahan volume‖
Proses kognitif membandingkan teridentifikasi pada jawaban responden
soal quisioner no 2.i Kira-kira apa yang terjadi jika dalam gelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
dimasukkan batang besi dengan air tepat berada di permukaan mulut gelas
?
Responden menjawab ―Tekanan dan volume tetap sama, karena besi
tidak dapat mencair‖
Dalam hasil wawancara juga dapat diidentifikasi termasuk proses kognitif
membandingkan
P:‖Sekarang kalau bendanya tak ganti besi ―
C:‖Nah kalau besikan benda mati jadi volumenya kalau
dimasukin ke dalam wadah isi air maka volumenya tetap
gak berubah. Jadi kalau besinya diambil airnya akan turun‖
Selain dari proses kogniti yang termasuk LOTS. Responden juga
mengalami beberapa proses yang termasuk HOTS yang meliputi
mengimplementasikan tercakup pada tahap mengaplikasikan. Proses
tersebut dapat diidentifikasi dari hasil jawaban siswa mengerjakan soal
pada quisioner no 3.b
Soal
Sebuah benda ditimbang di udarat beratnya 35 N, saat ditimbang di dalam
air beratnya benda menjadi 28 N. jika 𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1000 kg/m3. Maka gaya ke
atas yang dialami benda tersebut adalah
Responden menjawab : ―35 - 28 =7 N‖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Selanjutnya pada proses kognitif tahap menganalisis ada proses kognitif
membedakan ditunjukkan pada hasil quisioner soal no 4.a Apakah gaya
angkat dan gaya apung itu sama ? jelaskan !
Responden menjawab ―Tidak, karena gaya angkat seperti katrol
yang menimba air di sumur. Gaya apung seperti es yang ditaruh di
air‖
Selanjutnya proses mengorganisasikan muncul pada hasil quisioner dari
soal no 4.b Bagaimana hubungan antara berat benda denga gaya angkat ?
Responden menjawab ― semakin berat bendanya, gaya angkat yang
diperlukan semakin besar‖
Pada proses mengantribusikan ditunjukkan pada hasil wawancara :
P:‖Kalau tak gantii oli tumpah gak ?‖
C:‖Enggak tumpah, tetap sama tapi berpisah airnya
di bawah olinya di atas‖
Responden C bisa dikatakan memiliki kemampuan berpikir tingkat
tinggi karena ada beberapa tahap proses kognitif yang termasuk
kemampuan beprikir tingkat tinggi. Responden bisa mengorganisasikan
serta mengeksekusi dengan menjawab soal dengan benar dan mengetahui
bahwa massa jenis, berat benda mempengaruhi namun dalam pemberian
contoh materi gaya apung kurang relevan karena contoh yang diberikan
menimba air di sumur. Nilai rapor di sekolah mata pelajaran fisika kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
XI semester I pada bidang kognitif mendapatkan 77. Responden ada
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Maka responden bisa mengembangkan
proses kognitif tersebut jika terus didampingi. Responden antusias dalam
mengikuti pembelajaran berbasis masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
4.5.4 Tabel 10. Kategori proses kognitif responden D
Proses kognitif siswa dalam metode demosntrasi dari hasil quisioner dan wawancara
Responden : D
Peneliti : P
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
Soal
1.a Peristiwa apa
yang terjadi ?
D menjawab
―Mencair (proses
mencairnya benda
padat menjadi cair)‖
1.b Materi apa yang
berkaitan dengan
demonstrasi tersebut
?
D menjawab ―Fliuda
statis dan hidrostatis‖
P : ―Waktu mba
demonstrasi tadi
peristiwa tentang
apa?‖
D:―Tentang es yang
mencair‖
P: ―Selain itu yang
ada kaitannya
tentang fiika,
tentang materi apa
?‖
D:‖ Tekanan
hidrostatis‖
- Responden dapat
menyebutkan
peristiwa walaupun
kurang tepat untuk
menjelaskan tentang
hukum Archimedes
yang terjadi saat
demosntrasi
-Respoden dapat
menyebutkan materi
yang pernah didapat
di sekolah berkaitan
tentang fluida
-Menyebutkan
peristiwa yang
terjadi saat
demonstrasi yaitu
Peristiwa
mengapung
-Menyebutkan
materi Fluida statis
1.1 Mengenali
1.1Mengenali
1.Mengingat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
1..c Persamaan apa
yang anda ketahui
berkaitan dengan
demonstrasi tersebut
? D menjawab ― P =
𝜌. 𝑔. ―
1.d Hukum apa yang
berkaitan dengan
demonstrasi tersebut
?‖
D menjawab
―Hukum
Archimedes‖
1.e Ada berapa jenis
keadaan benda jika
dimasukkan ke dalam
cairan dalam wadah ?
D menjawab
―Mengapung,
tenggalam,
melayang‖
P:‖Yakin?‖
D:‖Fluida statis‖
-Responden dapat
mengingat persamaan
tekanan hidrostatis
-Responden
mengetahui hukum
yang sesuai dengan
demonstrasi yang
dilakukan peneliti
-Responden dapat
mengingat tiga posisi
benda
-Menyebutkan
persamaan gaya
apung yaitu Fa = Wdi
udara -Wdalam air
-Menyebutkan
hukum berkaitan
dengan demonstrasi
yang dilakukan yaitu
Hukum Archimedes
-Menyebutkan posisi
benda mengapung,
tenggelam,
melayang
1.2 Mengingat
kembali
1.2 Mengingat
kembali
1.2 Mengingat
kembali
2.a Kenapa air tidak -Responden dapat -Dapat memberikan 2.Memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
tumpah saat es
mencair ? D
menjawab ―karena
saat es mencair akan
terjadi embun di luar
gelas‖
2.b Apakah berat es
sama saat mencair ?
D menjawab ― Ya,
karena tidak ada
penambahan dari
benda lain‖
2.d Berikan contoh
penerapan konsep
tersebut dalam
kehidupan sehari-hari
! D menjawab ― Besi
yang dipanaskan,
gula yang
dipanaskan‖
2.e Apakah dalam
demonstrasi hasilnya
sesuai dengan
pemikiran anda ?
P:‖Coba sebutin
contoh‖
D:‖Kapal selam‖
menjawab namun
alasannya kurang
sesuai kondep
Archimedes
-Responden dapat
menjelaskan karena
tidak ada
penambahan massa
maka massa akan
tetap sama
-Responden dalam
memberikan contoh
kurang sesuai.
Namun setelah
diwawancara lebih
sesuai
-Responden tidak
mengklarifikasi
alasan air dalam
gelas tumpah atau
tidak
- Dapat menjelaskan
berat es akan tetap
sama
-Memberikan contoh
lain yang memiliki
konsep yang sama
dengan media
demonstrasi
misalnya kapal
-Menjelaskan hasil
demonstrasi dengan
pemikiran awal
2.1 Menafsirkan
2.1 Menafsirkan
2.2 Mencontohkan
2.3
Mengklarifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
jelaskan ! D
menjawab ― Ya‖
2.g Rangkumlah
secara singkat proses
yang terjadi pada
system demonstrasi !
D menjawab
―Peristiwa/berubahny
a benda padat
menjadi cair‖
2.h Tuliskan
kesimpulan peristiwa
demonstrasi tersebut !
D menjawab
―Peristiwa mencair‖
2.i Kira-kira apa yang
terjadi jika dalam
gelas dimasukkan
batang besi dengan
air tepat berada di
permukaan mulut
gelas ? D menjawab
―Permukaan besi
-Responden tidak
bisa merangkum
peristiwa secara
kongkrit
-Responden kurang
menjelaskan
kesimpulan untuk
keterkaitan setiap
simbol. Misalnya
berat, massa jenis,dll
-Responden dapat
menyebutkan
kemungkinan, namun
kurang sesuai dengan
konsep gaya apung
-Menjelaskan
kembali proses
demonstrasi dari
awal sampai akhir
-Membuat
kesimpulan dari
peristiwa
demonstrasi
-Membandingkan
peristiwa
demonstrasi dengan
peristiwa yang lain
2.4 Merangkum
2.5 Menyimpulkan
2.6
Membandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
akan terdapat
gelembung‖
2.k Jelaskan
penyebab peristiwa
yang
didemonstrasikan !
D menjawab
―Disebabkan karena
perbedaan suhu―
-Penjelasan
responden tidak
sesuai dengan topic
bahasan
-Menjelaskan
perbedaan dengan
pperistiwa
demonstrasi lainnya
dengan benda yang
berbeda
2.7 Menjelaskan
3.a Buktikan hasil
pemikiran anda
dengan menunjukan
kepada peneliti ! D
menjawab
―Ph=𝜌. 𝑔. ―
3.b Sebuah benda
ditimbang di udarat
beratnya 35 N, saat
ditimbang di dalam
air beratnya benda
menjadi 28 N. jika
Ph=𝜌. 𝑔. ―= 1000
kg/m3. Maka gaya ke
atas yang dialami
benda tersebut
- Jawaban responden
kurang sesuai dengan
perintah di soal
-Responden tidak
dapat
mengimplementasika
n dari persamaan
-Membuktikan
dengan menjelaskan
konsep dasar dari
demonstrasi yang
dilakukan
-Menerapkan
Hukum Archimedes
dengan mengerjakan
soal Fa = W di udara –
W dalam air
Fa = 35-28 = 7 N
3.1Mengeksekusi
3.2
Mengimplementasi
kan
3.Mengaplikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
adalah…D menjawab
―Ph= 𝜌. 𝑔. “ 1000=6.10.h
h=1000/60
4.a Apakah gaya
angkat dan gaya
apung itu sama ?
jelaskan ! D
menjawab ― Berbeda‖
4.b Bagaimana
hubungan antara
berat benda dengan
gaya apung ? D
menjawab
―Hubunganya jika
kita akan
memindahkan benda
maka kita
memerlukan gaya
angkat‖
4.d Apa yang akan
terjadi jika zat cair
diganti dengan
minyak ? D
menjawab ― Maka
-Responden tidak
dapat menjelaskan
dan member alasan
dari perbedaan yang
ada
-Responden tidak
dapat
mengorganisasikan
pertanyaan dengan
topik gaya apung
-Responden kurang
memperjelas jawaban
dalam mengantribusi
-Membedakan antara
gaya angkat dengan
gaya mekanika
-Menjelaskan
hubuungan antara
berat benda dengan
gaya apung
- Membuat hipotesa
(hasil sementara)
jika zat cair (air)
diubah dengan zat
yang lain
4.1 Membedakan
4.2
Mengorganisasika
n
4.3
Mengantribusikan
4.Menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
hasilnya akan
berbeda‖
5.a Apa yang anda
lakukan untuk
membuktikan bahwa
gaya angkat
dipengaruhi oleh
massa jenis benda,
massa jenis zat cair,
dan berat benda ? D
menjawab ― Saya
akan melakukan
praktikum untuk
membuktikannya‖
5.b Apa pendapat
anda tentang
peristiwa tadi ?
D menjawab ― Tidak
tau‖
Responden akan
membuktikan denga
praktikum
-Responden tidak
mempunyai pendapat
- Menyebutkan hal-
hal yang
mempengaruhi gaya
apung
-Berpendapat
tentang demonstrasi
yang sudah
dilakukan
5.1 Memeriksa
5.2Mengkritik
5.Mengevaluasi
6.a Tuliskan hipotesa
untuk melakukan
demonstrasi yang
akan anda lakukan
dengan konsep yang
sama ! D tidak
menjawab
-Responden tidak
dapat merumuskan
- Membuat hipotesa
sesuai dengan
pemikiran dalam
peristiwa
demonstrasi
6.1 Merumuskan
6. Mencipta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
6.b Apakah ada
rencana untuk
mengadakan
penelitian tentang
topic yang sama atau
melanjutkannya ?
D tidak menjawab
6.c Bagaimana
rencana atau langkah
yang anda lakukan
untuk membuat
demonstrasi ?
D tidak menjawab
6.e Lakukan
eksperimen anda
dengan alat yang ada
!
-Responden tidak
punya rencana
-Responden tidak
memiliki rencana
untuk melakukan
percobaan lain
-Responden
melakuakn
ekperimen
-Merencanakan
untuk mengadakan
penelitian tentang
topik yang sama atau
melanjutkannya
-
-Menyebutkan
rencana atau langkah
dalam penelitian
yang akan dilakukan
-Membuat
eksperimen
6.2 Merencanakan
6.2 Merencanakan
6.3 Memproduksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Dari hasil analisis yang sudah dilakukan dapat teridentifikasi
proses kognitif yang muncul pada responden D. Mengenali dan mengingat
kembali yang tercakup pada mengingat. Selain itu, menafsirkan yang
termasuk dalam memahami. Responden D hanya mengalami proses
kognitif LOTS. Hal tersebut terjadi ketika dari hasil quisioner dan
wawancara tidak ada kemampuan untuk sampai pada kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Responden D memang seperti kurang ada motivasi untuk
memperdalam ilmu atau fenomena yang telah diamati. Hal ini terlihat dari
hasil wawancara yang 5 kali responden ini menjawab tidak tau ketika
pertanyaan ditujukan untuk memperdalam proses berpikir serta bagaimana
siswa mengetahui konsep Archimedes.
Pada tahap mengenali dan memahami responden bisa menjawab
dengan jawaban yang benar. Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui hasil
soal no 1.b quisioner ―Materi apa yang berkaitan dengan demonstrasi ?‖
Responden menjawab ―Fluida statis dan hidrostatis‖
Selanjutnya untuk mengningat kembali pada soal 1.d ―Hukum apa
yang berkaitan dengan demonstrasi tersebut ―
Responden menjawab ―Hukum Archimedes‖
Pada soal 1.e juga menunjukan proses mengingat kembali ―Ada berapa
jenis keadaan benda jika dimasukkan ke dalam cairan dalam wadah ?‖
Responden menjawab ―Mengapung, mengapung dan tenggelam‖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Responden memberi alasan kenapa airnya tidak tumpah karena
adanya peristiwa mengembun serta ada perubahan wujud dari pamda ke
cair. Selain itu pada bagian pertanyaan ― jika benda diganti batang besi
kira-kira apa yang terjadi ?‖responden menjawab ―permukaan besi akan
terdapat gelembung‖. Dari jawaban responden yang masih melihat
peristiwa secara umum dari quisioner peneliti mencoba mengarahkan dan
memfokuskan pada materi Archimedes namun responden belum
memahami secara mendalam tentang massa jenis, gaya apung, serta
volume benda. Dari pernyataan berikut maka bisa dikatakan bahwa proses
berpikir siswa tersebut LOTS karena hanya sampai pada tahap memahami.
Jika akan diubah atau dikembangkan lagi agar informan bisa HOTS maka
perlu didampingi lebih dalam dahulu mengenai keterangan massa jenis,
gaya apung, dan pengaruh volume.
Namun dalam proses kognitif memcontohkan responden dapat
menjawab dengan benar pada hasil wawancara :
P:‖Coba sebutin contoh‖
D:‖Kapal selam‖
Namun dalam akademik di sekolah nilai rapot responden D mata
pelajaran fisika semester 1 kelas XI pada bidang kognitif mendapatkan 81.
Dalam hal ini dilihat dari nilai rapor dengan hasil penelitian yang sudah
dilakukan minat sangat mempengaruhi hasil. Selain itu juga, pandangan
siswa dari penelitian ini serta hasil ujian sekolah memiliki beban yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
berbeda karena penelitian ini tidak berpengaruh dengan nilai dalam rapor
sehingga kurang motivasi dalam mengerjakan soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
4.5.5 Tabel 11. Kategori proses kognitif responden E
Proses kognitif siswa dalam metode demosntrasi dari hasil quisioner dan wawancara
Responden : E
Peneliti : P
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
Soal
1.a Peristiwa apa
yang terjadi ?
E menjawab
―Peristiwa yang
terjadi ialah proses
mencairnya benda
padat menjadi cair‖
1.b Materi apa yang
berkaitan dengan
demonstrasi tersebut
?
P: ―Waktu mba
demonstrasi tadi kira-
kira peristiwa apa
yang terjadi?‖
E:‖Fluida statis‖
- Responden dapat
menyebutkan
peristiwa yang terjadi
saat demosntrasi
- Responden dapat
menyebutkan materi
yang pernah didapat di
sekolah berkaitan
-Menyebutkan peristiwa
yang terjadi saat
demonstrasi yaitu
Peristiwa mengapung
-Menyebutkan materi
Fluida statis
1.1 Mengenali
1.1 Mengenali
1.Mengingat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
E menjawab
―Fliuda statis dan
hidrostatis‖
1.c Persamaan apa
yang anda ketahui
berkaitan dengan
demonstrasi tersebut
? E menjawab‖
Ph=𝜌. 𝑔. ―‖
1.d Hukum apa
yang berkaitan
dengan demonstrasi
tersebut ? E
menjawab ―Hukum
Archimedes‖
1.e Ada berapa
jenis keadaan benda
jika dimasukkan ke
dalam cairan dalam
wadah ?
E menjawab
‖Mengapung,
melayang,
tenggelam―
tentang fluida
- Responden tidak
mengingat persamaan
gaya apung
- Responden dapat
mengingat kembali
hukum yang berkaitan
dengan materi fluida
statis
-Responden
mengingat posisi
benda jika diletakkan
dalam wadah
-Menyebutkan
persamaan gaya apung
yaitu Fa = Wdi udara -
Wdalam air
-Menyebutkan hukum
berkaitan dengan
demonstrasi yang
dilakukan yaitu Hukum
Archimedes
-Menyebutkan posisi
benda mengapung,
tenggelam, melayang
1.2 Mengingat
kembali
1.2 Mengingat
kembali
1.2 Mengingat
kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
2.a Kenapa air tidak
tumpah saat es
mencair ? E
menjawab ‖ Tidak,
karena volume air
sama saja dan hanya
ada embun dibagian
luar gelas
2.b Apakah berat es
sama saat mencair ?
E menjawab ―Ya,
karena tidak ada
pencampuran atau
penambahan dari
benda lain‖
2.d Berikan contoh
penerapan konsep
tersebut dalam
kehidupan sehari-
hari ! E menjawab ―
Benda padat
berubah menjadi
cair‖
P:‖Mba tadi
melakukan
demonstrasi
menurutmu airnya
tadi tumpah gak ?‖
E:‖ Enggak, kan
volumenya tetap
sama‖
P:‖Terus contoh
demonstrasi tadi apa
dalam kehidupan
sehari-hari ?
E:‖ hmm contohnya‖
P:‖ Tadi yang
mempengaruhi apa
aja ?‖
E:‖Volume, berat‖
P:‖ terus ?‖
-Responden dapat
menafsirkan
- Responden paham
karena es yang
mencair dan yang
belum memiliki massa
yang sama
- Responden dapat
memberikan contoh
setelah diingatkan
dengan konsep
-Memberikan alasan air
dalam gelas tumpah atau
tidak
-Menjelaskan berat es
akan tetap sama
-Memberikan contoh
lain yang memiliki
konsep yang sama
dengan media
demonstrasi misalnya
kapal
2.1 Menafsirkan
2.1 Menafsirkan
2.2 Mencontohkan
2.Memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
2.e Apakah dalam
demonstrasi
hasilnya sesuai
dengan pemikiran
anda ? jelaskan ! E
menjawab Belum
tau, karena belum
mencoba‖
2.g Rangkumlah
secara singkat
proses yang terjadi
pada system
demonstrasi !
E menjawab
―Proses yang terjadi
pada demonstrasi
tersebut adalah
proses perubahan
berat benda ketika
sudah cair‖
2.h Tuliskan
kesimpulan
peristiwa
demonstrasi tersbeut
!
E:‖Kaya kapal selam
gitu mba‖
- Responden belum
paham dengan
pertanyaan disoal
- Responden tidak
konsisten dengan
jawaban sebelumnya
- Responden dapat
menyimpulkan, namun
tidak disertai peristiwa
demonstrasi
- Menjelaskan hasil
demonstrasi dengan
pemikiran awal
- Menjelaskan kembali
proses demonstrasi dari
awal sampai akhir
- Membuat kesimpulan
dari peristiwa
demonstrasi
2.3
Mengklarifikasi
2.4 Merangkum
2.5 Menyimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
E menjawab ― Jika
benda air didalam
gelas dan dikasih es
yang belum cair
maka volume sama
dengan esnya‖
2.i Kira-kira apa
yang terjadi jika
dalam gelas
dimasukkan batang
besi dengan air tepat
berada di
permukaan mulut
gelas ? E menjawab
― Maka air akan
tumpah‖
2.k Jelaskan
penyebab peristiwa
yang
didemonstrasikan !
E menjawab ―
Disebabkan karena
perbedaan suhu―
-Responden dapat
membandingkan
dengan benda yang
berbeda
-Responden tidak
dapat menjelaskan
sesuai dengan topik
-Membandingkan
peristiwa demonstrasi
dengan peristiwa yang
lain
-Menjelaskan perbedaan
dengan pperistiwa
demonstrasi lainnya
dengan benda yang
berbeda
2.6
Membandingkan
2.7 Menjelaskan
3.a Buktikan hasil
pemikiran anda
Responden tidak dapat
membuktikan
-Membuktikan dengan
menjelaskan konsep
3.1Mengeksekusi
3.Mengaplikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
dengan menunjukan
kepada peneliti !
E tidak menjawab
3.b Sebuah benda
ditimbang di udarat
beratnya 35 N, saat
ditimbang di dalam
air beratnya benda
menjadi 28 N. jika
Ph=𝜌. 𝑔. = 1000
kg/m3. Maka gaya
ke atas yang dialami
benda tersebut
adalah…
E menjawab
―Ph=𝜌. 𝑔. ―
1000 =6.10 .h
h= 1000/60
- Responden tidak
dapat
mengimplementasikan
sesuai dengan soal
dasar dari demonstrasi
yang dilakukan
-Menerapkan Hukum
Archimedes dengan
mengerjakan soal Fa =
W di udara – W dalam air
Fa = 35-28 = 7 N
3.2
Mengimplementasi
kan
4.a Apakah gaya
angkat dan gaya
apung itu sama ?
jelaskan ! E
menjawab
―Berbeda, karena
gaya angkat berbeda
dengan gaya apung‖
- Responden tidak
dapat membedakan
dengan penjelasan
- Membedakan antara
gaya angkat dengan
gaya mekanika
4.1 Membedakan
4.Menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
4.b Bagaimana
hubungan antara
berat benda dengan
gaya apung ? E
menjawab ― Jika
berat benda semakin
besar maka gaya
angkat juga semakin
besar‖
4.d Apa yang akan
terjadi jika zat cair
diganti dengan
minyak ? E
menjawab ― Maka
hasilnya akan
berbeda ‖
- Responden dapat
mengorganisasikan,
mengetahui hubungan
antara berat dengan
gaya apung
- Responden tidak
dapat mengantribusi
dengan mengganti zat
cair
-Menjelaskan
hubuungan antara berat
benda dengan gaya
apung
-Membuat hipotesa
(hasil sementara) jika
zat cair (air) diubah
dengan zat yang lain
4.2
Mengorganisasika
n
4.3
Mengantribusikan
5.a Apa yang anda
lakukan untuk
membuktikan
bahwa gaya angkat
dipengaruhi oleh
massa jenis benda,
massa jenis zat cair,
dan berat benda ? E
menjawab ― Maka
- Responden belum
melakukan praktikum
- Menyebutkan hal-hal
yang mempengaruhi
gaya apung
5.1 Memeriksa
5.Mengevaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
akan saya lakukan
praktikum untuk
membuktikan‖
5.b Apa pendapat
anda tentang
peristiwa tadi ?
E menjawab
―Pendapat saya
tentang peristiwa
tadi ialah sama
dengan demonstrasi
yang pertama‖
- Responden tidak
mempunyai pendapat
- Berpendapat tentang
demonstrasi yang sudah
dilakukan
5.2Mengkritik
6.a Tuliskan
hipotesa untuk
melakukan
demonstrasi yang
akan anda lakukan
dengan konsep yang
sama !
E tidak menjawab
6.b Apakah ada
rencana untuk
mengadakan
penelitian tentang
topic yang sama
- Responden tidak
dapat merumuskan
- Responden tidak
punya rencana
- Membuat hipotesa
sesuai dengan pemikiran
dalam peristiwa
demonstrasi
- Merencanakan untuk
mengadakan penelitian
tentang topik yang sama
atau melanjutkannya
-
6.1 Merumuskan
6.2 Merencanakan
6. Mencipta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Hasil Kuesioner Wawancara Keterangan Indikator Proses Kognitif Kategori kognitif
atau
melanjutkannya ?
E tidak menjawab
6.c Bagaimana
rencana atau
langkah yang anda
lakukan untuk
membuat
demonstrasi ?
E tidak menjawab
6.e Lakukan
eksperimen anda
dengan alat yang
ada !
- Responden tidak
mengetahui langkah
- Responden tidak
dapat membuat karya
- Menyebutkan rencana
atau langkah dalam
penelitian yang akan
dilakukan
- Membuat eksperimen
6.2 Merencanakan
6.3 Memproduksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Dari hasil analisis responden E dapat teridentifikasi proses kognitif
dalam metode demonstrasi meliputi mengenali dan mengingat kembali
yang tercakup pada mengingat. Selanjutnya menafsirkan, mencontohkan
dan membandingkan yang tercakup pada memahami. Serta
mengorganisasikan yang tercakup pada menganalisis.
Pada tahap mengenali dan memahami responden bisa menjawab
dengan jawaban yang benar. Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui hasil
soal no 1.b quisioner ―Materi apa yang berkaitan dengan demonstrasi ?‖
Responden menjawab ―Materi yang berkaitan dengan ini fluida
statis dan hidrostatis‖
Selanjutnya untuk mengningat kembali pada soal 1.d ―Hukum apa yang
berkaitan dengan demonstrasi tersebut ―
Responden menjawab ―Hukum Archimedes‖
Pada soal 1.e juga menunjukan proses mengingat kembali ―Ada berapa
jenis keadaan benda jika dimasukkan ke dalam cairan dalam wadah ?‖
Responden menjawab “Mengapung, mengapung dan tenggelam‖
Selanjutnya pada tahap memahami teridentifikasi beberapa proses kognitif
yaitu menafsirkan, mencontohkan, dan membandingkan
Pada proses menafsirkan dapat ditunjukkan pada soal quuisioner
no 2.a Kenapa air tidak tumpah saat es mencair ?‖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Responden menjawab ―Tidak, karena volume air sama saja dan
hanya ada embun dibagian luar gelas‖
Diperkuat pada hasil wawancara :
P:‖Mba tadi melakukan demonstrasi menurutmu airnya
tadi tumpah gak ?‖
E:‖ Enggak, kan volumenya air tetap sama‖
Selanjutnya pada tahap mencontohkan terlihat pada hasi wawancara
sebagai berikut :
P:‖Terus contoh demonstrasi tadi apa dalam kehidupan
sehari-hari ?
E:‖ hmm contohnya‖
P:‖ Tadi yang mempengaruhi apa aja ?‖
E:‖Volume, berat‖
P:‖ terus ?‖
E:‖Kaya kapal selam gitu mba‖
Selanjutnya pada tahap membandingkan teridentifikasi dari hasil
wawancara :
P:‖Sekarang kalau bendanya tak ganti batu, tumpah gak ?‖
E:‖Tergantung volume dan beratnya mba‖
P:‖ Kalau lebih besar ?‖
E:‖Tumpah mba, karena ada tekanan diairnya‖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Pada proses mengorganisasikan dapat terlihat pada hasil quisioner soal no
4.b bagaimana hubungan antara berat benda dengan gaya apung ?‖
Responden menjawab ―Jika berat benda semakin besar maka gaya
apun juga semakin besar‖
Responden E menjawab peristiwa yang terjadi ialah proses
mencairnya benda padat menjadi cair. Hal tersebut benar karena responden
menjawab sesuai dengan yang dia lihat tapi jika dikaitkan dengan materi
yang sedang dibahas hal tersebut menyimpang. Maka saat wawancara
peneliti mengarahkan agar responden tau bahwa materi yang sedang
dibicarakan adalah Archimedes dengan cara menanyakan coba perhatikan
keadaan es batunya bukan peristiwa yang lain. Responden menjawab
peristiwa mengapungnya es batu. Maka dari situ responden bisa
melanjutkan ketahap berikutnya. Ada yang menarik untuk dibahas ketika
responden memberikan contoh penerapan konsep yang sama dengan
demonstrasi dalam kehidupan sehari-hari yaitu gula yang dipanaskan. Hal
tersebut sangat jauh beda sengan topik bahasan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pemikiran siswa jika tidak kita dibatasi akan menyebar dan
menggeneralisasi untuk semua topik. Maka peneliti memfokuskan saja
topik yang sedang dibahas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Tabel 12. Ringkasan proses kognitif responden
Responden Proses Kognitif Deskripsi
A
1. LOTS juga teridentifikasi meliputi
mengenali dan mengingat kembali yang
tercakup pada mengingat. Menafsirkan,
mencontohkan, mengklarifikasi,
merangkum, dan membandingkan yang
tercakup pada memahami
Low Ordes Thinking Skill (LOTS)
1. Mengingat
a.Mengenali teridentifiikasi saat responden
menyebutkan peristiwa gaya apung dan fluida statis.
b. Mengingat kembali teridentifikasi saat responden
mengingat Persamaan gaya apung, Hukum
Archimedes, dan tiga posisi benda dalam air‖.
2. Memahami
a. Menafsirkan teridentifikasi saat responden
memberikan alasan air tidak tumpah karena es yang
mencair akan mengembun sehingga volume air
dalam gelas akan tentap sama.
b. Mencontohkan teridentifikasi saat responden
memberi contoh kapal selam.
c. Mengklarifikasikan teridentifikasi saat responden
bisa mengklasifikasikan pendapat dengan diamati
seperti jawaban responden ―ya sesuai pemikiran
saya‖
d.Merangkum teridentifikasi saat responden bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Responden Proses Kognitif Deskripsi
2. HOTS yaitu mengeksekusi dan
mengimplementasikan yang tercakup
dalam mengaplikasikan. Membedakan,
mengorganisasikan dan
mengantribusikan yang tercakup pada
menganalisis. Maka responden A
memiliki kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
menjelaskan kembali proses dan hasil yang sudah
diamati, seperti jawaban responden ―Es dimasukkan
ke dalam gelas dan diisi hingga mulut gelas, namun
hasilnya akan tidak tumpah karena air akan
mengembun saja dan volumenya tetap‖
e. Membandingkan teridentifikasi saat responden
hasil yang terjadi jika benda yang dimasukkan
berbeda misalnya batang besi. Maka jawaban
responden ―Jika dimasukkan ke dalam gelas kalau
ada penambahan massa maka akan tumpah‖
-High Order Thinking Skill (HOTS)
1. Mengaplikasikan
a. Mengeksekusi teridentifikasi saat responden bisa
membuktikan dari hasil pemikiran dikaitkan dengan
prinsip hukum Archimedes. Seperti jawaban
responden ―Misalnya batang besi dimasukkan ke
dalam wadah dengan air sampai mulut, maka akan
tumpah karena ada pertambahan massa‖
b. Mengimplementasikan teridentifikasi dari hasil
pekerjaan siswa
Gambar 2. Hasil kerja responden A
2.Menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Responden Proses Kognitif Deskripsi
a. Membedakan teridentifikasi saat responden dapat
membedakan antara gaya angkat dan gaya apung.
Misalnya jawaban responden ―Gaya apung ituu
karena perbedaan tekanan dan dipengaruhi dengan
berat‖
b. Mengorganisasikan teridentifikasi saat responden
A menjawab ―Semakin berat bendanya, gaya yang
diperluukan semakin besar‖.
c.Mengantribusikan teridentifikasi saat responden A
menjawab ―Air tidak akan menyatu dengan minyak,
dengan posisi minyak di atas‖
B
1.LOTS juga dapat teridientifikasi
meliputi mengingat kembali yang
tercakup pada mengingat. Mencontohkan
dan merangkum tercakup pada
memahami.
Low Order Thinking Skill (LOTS)
1. Mengingat
a.Mengingat kembali teridentifikasi saat responden B
menjawab ― Hukum Archimedes dan tiga posisi
benda ketika didalam air)
2. Memahami
a.Mencontohkan teridentifikasi saat reponden
menjawab ―Jembatan apung, Balon udara‖
b Merangkum teridentifikasi saat responden B
menjawab‖Tadi mbanya menyiapkan sebuah gelas
terus airnya dituangkan sampai muluut gelas, setelah
itu mbak member es batu. Hasilnya tidak tumpah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Responden Proses Kognitif Deskripsi
2.HOTS responden B dapat membedakan
yang termasuk dalam menganalisa.
karena itu dalam keadaan mengembun tidak merubah
volume dan massanya‖
-High Order Thingking Skill (HOTS)
Menganalisis:
Membedakan teridentifikasi saat responden B bisa
membedakan antara gaya angkat dengan gaya apung
dengan menjawab ―Kalau gaya angkat itu gaya untuk
membuat perpindahan dan berhubungan antara berat
benda dan gaya benda dabn gravitasi. Gaya apung
hampir sama tapi apung dominan ke berat benda dan
berat benda di air
C
1.LOTS teridentifikasi meliputi
mengenali dan mengingat kembali yang
termasuk mengingat. Serta menafsirkan,
mengklarfikasi, merangkum, dan
membandingkan yang termasuk
memahami.
Low Order Thinking Skill (LOTS)
1. Mengingat
a. Mengenali teridentifikasi saat responden C
menjawab ―gaya apung hukum Archimedes‖
b.Mengingat kembali teridentifikasi saat respponden
C menyebutkan ―Persamaan gaya apung, Hukum
Archimedes, dan tiga posisi benda ―Mengapung,
Menggantung, Tenggelam‖
2. Memahami
a. Menafsirkan teridentifikasi saat responden C
memberikan alasan ―Tidak, karena akan mengembun
dan keadaan air akan sama‖
b. Mengklarifikasikan teridentifikasi saat responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Responden Proses Kognitif Deskripsi
2.HOTS meliputi mengimplementasikan
yang termasuk dalam mengaplikasi.
Selain itu membedakan,
mengorganisasikan, dan
mengantribusikan yang termasuk
menganalisis..
C ― Ya sesuai, karena es itu adalah air. Maka saat es
meleleh volumenya akan tetap saat diisi air di gelas
dalam keadaan es utuh‖
c. Merangkum teidentifikasi saat responden C
merangkum ―Pertama satu gelas diisi es lalu dikasih
air sampai mulut gelas. Nah hasilnya es hanya
mengembun tidak ada perubahan volume‖
d. Membandingkan teridentifikasi saat responden C
menjawab ―Nah kalau besi kan benda mati jadi
volumenya kalau dimasukin ke dalam wadah isi air
maka volumenya tetap. Jadi kalau besinya diambil,
airnya akan turun.‖
-High Order Thinking Skill (HOTS)
1.Mengaplikasi
a.Mengimplementasikan teridentifikasi saat
responden C menjawab ― 35-28 = 7 N‖
2.Menganalisis
a. Membedakan teridentifikasi saat responden C bisa
membedakan antara gaya apung dan angkat terlihat
dari jawaban ―beda, gaya angkat contohnya menimba
air kalau gaya apung ya gaya yang mengapung
dipermukaan air.‖
b. Mengorganisasikan teridentifikasi saat responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Responden Proses Kognitif Deskripsi
C menjawab ―Semakin berat bendanya, gaya angkat
yang diperlukan semakin besar.‖
c. Mengantribusikan teridentifikasi saat responden C
menjawab ―Enggk tumpah, tetap sama tapi berpisah
airnya di bawah olinya di atas.‖
D
Responden D hanya mengalami proses
kognitif LOTSmeliputi mengenali dan
mengingat kembali yang tercakup pada
mengingat. Selain itu, menafsirkan yang
termasuk dalam memahami
-Low Order Thinkong Skill (LOTS)
1.Mengingat
a. Mengenali teridentifikasi saat responden D
menyebutkan materi fluida statis
b. Mengingat kembali teridentfikasi saat responden D
menjawab ―Hukum archimedes dan tiga posisi benda
(Mengapung,tenggelam, melayang).‖
2. Memahami
a. Menafsirkan teidentifikasi saat responden D
menjawab ―Ya, karena tidak ada penambahan dari
benda lain‖
E
1.LOTS yang teridentifikasi mengenali
dan mengingat kembali yang tercakup
pada mengingat. Selanjutnya
menafsirkan, mencontohkan yang
tercakup pada memahami.
-Low Order Thinking Skill (LOTS)
1. Mengingat
a. Mengenali teridentifikasi saat responden E
menyebutkan materi fluida statis
b. Mengingat kembali teridentifikasi saat responden
E menjawab ―Hukum Archimedes dan tiga posisi
(Mengapung, melayang, tenggelam)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Responden Proses Kognitif Deskripsi
2.HOTS yang dapat teridentifikasi
mengorganisasikan yang tercakup pada
menganalisis.
2. Memahami
a. Menafsirkan teidentifikasi saat responden E
menjawab ―Tidak, karena volume air sama saja dan
hanya ada embun dibagian luar gelas‖
b. Mencontohkan teridentifikasi saat responden E
memberikan contoh kapal selam
-High Order Thinking Skill (HOTS)
1. Menganalisis
a. Mengorganisasikan teridentifikasi saat responden
E menjawab ― Jika berat benda semakin besar maka
gaya angkat juga semakin besar.‖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Tabel 13. Resume proses kognitif responden
Kategori kognitif Proses Kognitif Responden
A B C D E
1. Mengingat
1. Mengenali √ -
√ √ √
2.Mengingat kembali √ √ √ √ √
2. Memahami
1.Menafsirkan √ -
√ √ √
2.Mencontohkan √ √ - -
√
3.Mengklarifikasikan √ - √ - -
4.Merangkum √ √ √ - -
5.Menyimpulkan - - - - -
6.Membandingkan √ -
√ - -
7.Menjelaskan - - - - -
3.Mengaplikasikan
1.Mengeksekusi √ - - - -
2.Mengimplementasikan √ -
√ - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Kategori kognitif Proses Kognitif Responden
A B C D E
4.Menganalisis
1.Membedakan √ √ √ - -
2.Mengorganisasikan √
- √
- √
3.Mengantribusikan √ -
√ - -
5.Mengevaluasi 1.Memeriksa - - - - -
2.Mengkritik - - - - -
6.Mencipta
1.Merumuskan - - - - -
2.Merencanakan - - - - -
3.Memproduki - - - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Implikasi dari hasil penelitian proses kognitif siswa yang muncul :
1. Anak memiliki proses berpikir secara acak, tidak berurutan dari setiap
proses kognitif menurut taxonomi Bloom.
Misalnya :
Responden B dalam Low Order Thinking Skill (LOTS) pada kategori
kognitif memahami mengalami proses kognitif mencontohkan dan
merangkum, namun responden juga bisa pada High Order Thinking Skill
(HOTS) pada kategori menganalisis pada proses kognitif membedakan.
2. Anak belajar dari pengalaman, hal tersebut dapat terlihat bahwa semua
responden A,B,C,D, dan E pada kategori kognitif mengingat semua bisa
dapat menjawab pada proses kognitif mengingat kembali.
3. Responden tidak dapat mengembangkan proses kognitifnya jika tidak ada
motivasi dalam mengerjakan soal dan keingintahuan yang lebih dalam
belajar. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil jawaban responden D serta
sikap yang ditunjukkan selama mengikuti pembelajaran. Sehingga
responden D masih dikategorikan pada Low Order Thinking Skill (LOTS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Tabel 14. Resume prosedur metode demonstrasi
Responden Tahap Prosedur Proses Kognitif
Pembukaan
1.Peneliti mempersiapkan alat dan
bahan
2.Meminta perhatian kepada responden
untuk memperhatikan
A,B,C,D,E Inti
1.Peneliti mengambil gelas
2.Peneliti memasukan es batu ke dalam
gelas
3.Peneliti menuangkan air sampai pada
mulut gelas
4.Memberi pertanyaan kepada
responden ―Jika esnya mencair, air
dalam gelas tumpah atau tidak ?‖
1.Mengingat
-Mengenali :
a.Responden A menjawab materi fluida dinamis
b.Responden A,C,D dan E mengetahui peristiwa
apa yang terjadi
-Mengingat kembali:
Responden A,B,C,D,E dapat mengingat kembali
materi di sekolah dengan menjawab persamaan
gaya apung, hukum Archimedes, dan tiga posisi
benda
(mengapung, melayang, dan tenggelam)
A,B,C,E Penutup
1.Peneliti menaruh alat peraga di atas
meja
2.Peneliti mempersilahkan responden
mengerjakan soal quisioner
2. Memahami
-Menafsirkan :
Responden A,C,E dapat menafsirkan dengan
menjawab bahwa air tidak tumpah karena tidak
ada pertambahan massa.
Sedangkan responden B dan D tidak dapat
menjawab dengan baik karena fokus pada
peristiwa mengembun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Responden Tahap Prosedur Proses Kognitif
-Mengklarifikasikan :
Responden A dan C dapat menjawab hasil
demonstrasi sesuai dengan pemikiran responden.
-Merangkum :
Responden A,B,C dapat merangkum dari proses
hingga hasil akhir.
-Membandingkan :
Responden A,C,E dapat membandingkan hasil
jika menggunakan benda lain
3.Mengaplikasikan
-Mengeksekusi :
Responden A dapat mengekskusi dengan
menjawab sesuai pandangannya
-Mengimplementasikan :
Responden A dan C dapat mengerjakan soal
4.Menganalisis
-Membedakan :
Responden A,B,C dapat membedakan antara
gaya angka dan gaya apung
-Mengorganisasikan :
Responden A,C,E dapat mengetahui hasil jika
diubah dengan zat cair yang lain
-Mengantribusikan:
Responden A dan C dapat menyebutkan gaya
apung dipengaruhi juga dengan massa jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Implikasi dari penerapan proses demonstrasi :
1. Metode yang bisa mengembangkan proses berpikir siswa. Hal tersebut
dapat ditunjukan dari hasil penelitian bahwa dari demonstrasi yang
dilakukan proses kognitif yang muncul tidak hanya pada satu kategori
kognitif tetapi bermacam-macam.
2. Metode yang mampu digunakan untuk memperdalam konsep khususnya
pelajaran fisika. Dengan pendekatan konflik kognitif dapat memicu
kemampuan berpikir kritis siswa sehingga dapat memperdalam konsep.
Misalnya dari penelitian ini dari pertanyaan ―Apakah air tidak tumpah ?‖
responden A,C, dan E dapat menjelaskan penyebab dan hubungannya
dengan volume air.
3. Dalam menerapkan metode juga perlu interaksi dan pendekatan kepada
siswa. Dari metode demonstasi yang dilakukan responden A, B, dan E
tidak bisa memberikan contoh namun setelah proses wawancara responden
dapat menyebutkan. Selain itu interaksi juga dapat mengurangi
miskonsepsi siswa. Seperti pada responden A yang awalnya menjawab
demonstrasi berkaitan dengan materi fluida dinamis namun setelah
dikonformasi dan diberi beberapa pertanyaan lain saat wawancara
responden dapat menjawab dengan benar.
4.5 Keterbatasan
Pada penelitian ini memiliki keterbatasan dalam :
1. Waktu pelaksanaan penelitian hanya 4 JP dalam satu hari
sehingga kurang interaksi dan pendekatan kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
2. Responden yang digunakan sebagai subyek penelitian terbatas
hanya lima responden.
B. Pembahasan
Proses kognitif siswa tidak bisa kita ketahui secara langsung dan
kasat mata. Maka perlu adanya instrumen seperti soal quisioner
sebagai alat yang digunakan untuk membantu peneliti untuk
membahas dan mengungkapkan serta mengidentifikasi proses kognitif
siswa.
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi proses kognitif
yang muncul dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.
Proses kognitif dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu Low Order
Thinking Skill (LOTS) dan High Order Thinking Skill (HOTS).
Tingkat berpikir menurut Taxonomi Bloom pada kemampuan LOTS
yaitu mengingat, memahami, serta menerapkan. Selanjutnya untuk
kategori HOTS yaitu menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, serta
mencipta. Dari hasil penelitian terdapat empat responden yang
memiliki kemampuan berpikir sampai pada tahap HOTS dan satu
responden yang hanya sampai pada tahap LOTS.
Perilaku kognitif dalam tingkat yang lebih tinggi atau tertinggi
adalah berpikir (Surya, 2013). Berpikir melibatkan kegiatan
memanipulasi dan mentransformasi informasi dalam memori. Kita
berpikir untuk membentuk konsep, menalar, berpikir secara kritis,
membuat keputusan, berpikir secara kreatif, dan memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
(Santrock, 2009). Maka dalam proses kognitif siswa diharapkan
melakukan kegiatan berpikir tidak terbatas dan sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
Misalnya dari penelitian ini dari soal quisioner 1.a pada proses
mengenali yang tercakup pada mengingat ―Peristiwa apa yang terjadi
?‖. Responden A dan responden C menjawab peristiwa gaya apung,
namun responden B, C dan E menjawab peristiwa mencairnya es..
Dalam proses wawancara yang pada awalnya hanya mengklarifikasi
jawaban siswa namun mampu membantu siswa dalam berpikir dan
membenarkan jawaban yang salah. Maka pada penelitian ini
wawancara sangat membantu untuk mengklarifikasi jawaban siswa
ataupun mengarahkan siswa kepada jawaban yang benar. Misalnya
yang terjadi pada responden A. Responden lupa tentang perbedaan
fluida statis dan dinamis, tapi dari proses wawancara responden bisa
menjawab dengan benar bahwa peristiwa demonstrasi merupakan
peristiwa yang terjadi sesuai pada materi fluida statis.Hal tersebut
sama terjadi pada responden B dan C namun responden tetap
menjawab dengan fluida dinamis. Peneliti sudah mengarahkan
responden dengan bertanya pengertian dinamis dan statis serta contoh
yang ada pada materi tersebut namun responden tetap pada jawaban
awal mereka. Walaupun begitu responden mengetahui bahwa hal
tersebut berkaitan dengan Hukum Archimedes. Dalam hasil ini terjadi
proses pembelajaran diluar metode demonstrasi yang terjadi ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
proses wawancara. Maka dalam penerapan metode demonstrasi lebih
baik jika terjadi interaksi antara siswa dengan guru. Proses berikut
termasuk Low Order Thingking Skill (LOTS) karena responden hanya
mengingat kembali materi yang sudah diterima di sekolah.
Proses berpikir tidak berurutan ditunjukkan dari Tabel 14. Resume
proses kognitif responden. Pada urutan proses kognitif menurut
taxonomi Bloom pada kategori memahami dimulai dari menafsirkan,
mencontohkan, mengklarifikasi, mreangkum, menyimpulkan,
membandingkan, dan menjelaskan. Dari tabel tersebut menunjukan
misalnya responden C dapat merangkum namun tidak dapat
menyimpulkan tetapi responden C dapat membandingkan. Hal tersebut
bisa terjadi ditunjukan dari kemampuan responden yang memang
belum bisa menyimpulkan setelah diidentifikasi dari jawaban siswa
dari soal quisioner serta wawancara. Proses berpikir yang tidak
berurutan juga dapat ditunjukkan ketika siswa dapat mencapai proses
berpikir yang lebih tinggi walaupun belum mencapai pada tahap
berpikir sebelumnya. Hasil tersebut sama dengan penelitian yang
sudah dilakukan sebelumnya oleh Timotius Vivid. 2012 dengan judul
skripsi ―Identifikasi proses kognitif siswa dalam menyelesaikan soal
fisika tentang perubahan wujud (sebuah studi kasus)”. Dari hasil
penelitian tersebut terlihat bahwa dari empat responden proses kognitif
yang teridentifikasi tidak berurutan sesuai dengan model Minnesota.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Kalau dalam penelitian ini proses kognitif responden tidak berurutan
sesuai tingkat taxonomi Bloom.
Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa proses kognitif bisa
diawali dari pengalaman dan pemikiran responden. Dapat ditunjukkan
dari hasil penelitian bahwa semua responden melakukan proses
kognitif mengingat kembali yang tercakup pada kategori mengingat.
Hal tersebut menunjukan bahwa ada teori atau pemahaman siswa dari
sebuah peristiwa yang pernah dialami, dilihat atau dirasakan. Pada
teori belajar konstruktivistik, belajar merupakan proses pembentukan
pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh siswa. Ia harus
aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan
memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari, tetapi yang
paling menentukan terwujudnya gejala belajar dari dalam diri siswa
sendiri ( Jumanta, 2016).
Dari hasil penelitian ini juga ditemukan terjadi miskonsepsi siswa.
Seperti yang terjadi pada responden B yang menjawab bahwa materi
demonstrasi tersebut merupakan fluida dinamis, walaupun dalam
pertanyaan sebelumnya responden menjawab bahwa hukum yang
berkaitan adalah hukum Archimedes. Dalam proses mengklarifikasi
jawaban responden B tetap menjawab fluida dinamis. Selain itu,
responden C yang menyebutkan bahwa volume es akan tetap sama.
Hal tersebut juga terjadi pada responden D yang menyebutkan alasan
air tidak tumpah karena ada peristiwa mengembun. Yang sebenarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
terjadi adalah saat es membeku volume es membesar, sehingga ketika
es mencair mengisi ruang dalam gelas maka tidak tumpah. Peristiwa
mengembun tidak mempengaruhi apakan air tumpah atau tidak. Maka
dalam pembelajaran konflik kognitif sangat rentan dengan miskonsepsi
siswa. Seperti pada strategi konflik kognitif menuntut kemampuan
berpikir lebih pada saat proses pemberian konflik dalam rangka
mengubah miskonsepsi yang dimiliki. Seperti yang diungkapkan oleh
Parwati, (1998), Mengungkapkan beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penerapan strategi konflik kognitif yaitu: 1) bagaimana profil
pengetahuan awal siswa, 2) dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai
memperkuat stabilitas miskonsepsi siswa, dan 3) harus mampu
menggoyahkan stabilitas miskonsepsi siswa.
Jika metode demonstrasi diterapkan pada kurikulum 2013 yang
mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri maka perlu ada sebuah
pendampingan dan interaksi antara guru dengan siswa. Dari hasil
penelitian ini saat peneliti menerapkan metode demonstrasi sedangkan
siswa hanya diberikan soal quisioner dan dibiarkan begitu saja, terlihat
bahwa jawaban siswa ada yang tidak sesuai atau siswa mengalami
miskonsepsi. Ditunjukan dari responden C dan D, kedua responden
tersebut yakin dengan jawaban mereka yang menganggap bahwa
peritiwa yang terjadi merupakan materi fluida dinamis. Kedua
responden beranggapan bahwa yang bergerak adalah airnya sehingga
membentuk embun. Sedangkan embun terjadi karena ada perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
suhu. Maka dari itu perlu bimbingan serta interaksi dalam penerapan
metode. Namun walaupun begitu bisa menimbulkan kemampuan
berpikir kritis siswa serta penyelesaian masalah. Perlu juga proses
mengingat materi yang sudah pernah didapat digunakan sebagai
referensi berpikir. Bahwa sesungguhnya belajar dari pengalaman dan
dimaknai oleh diri sendiri akan membuat pembelajaran bemakna.
Semua responden belum dapat mencapai kategori
mengevaluasi dan mencipta. Dalam berpikir juga membutuhkan proses
yang tidak instan atau dalam waktu yang cepat maka diperlukan
pendekatan yang lebih dengan siswa agar mengetahui sebenarnya
kemampuan kognitif siswa tersebut. Responden belum dapat
memeriksa dan mengkritik, ketika memeriksa responden harus
mengetahui komponen atau unsur yang mempengaruhi sebuah
peristiwa bisa ditunjukkan dari sebuah persamaan atau dari dampak
unsur tersebut. Semua responden hanya menjawab semua saling
terkait dan belum memberikan alasan serta penjelasan yang lebih
terperinci. Selanjutnya dalam mengkritik, responden belum
menunjukan pemikiran secara kritis yang berkaitan dengan peritiwa
yang terjadi.
Dilihat dari hasil pembelajaran di sekolah responden A, D, dan
E memiliki nilai kognitif diatas 8. Namun pada responden B dan C
hanya mendapat nilai 77. Dari hasil penelitian yang memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan responden A, B, C dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
E maka metode demonstrasi dengan pembelajaran berbasis masalah
bisa digunakan untuk kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Selain
itu, motivasi siswa mempengaruhi hasil kerja responden.
Pada tahun 1953, David C.M. McClelland dan teman-temannya
menerbitkan buku yang berjudul The AchievementMotive. Menurut
buku ini, ada beberapa orang yang berambisi dan bekerja keras untuk
mecapai sukses. Beberapa orang ahli menginterpretasikan bahwa
ambisi dalam situasi yang wajar dapat dihubungkan dengan bertujuan
mencapai prestasi. Sebaliknya, ada juga beberapa orang yang tidak
berambisi untuk mencapai sukses dan bekerja semampunya. Sebagai
mana siswa yang mulai belajar di kelas, mereka membawa sikap dan
kebutuhan-kebutuuhan. Keduanya, sikap dan kebutuhan
mempengaruhi motivasi dan partisipasi di dalamya. (Esti, Sri.W.D.
2006) Dalam hal ini maka bisa dikatakan saat mengikuti penelitian ini
responden D kurang motivasi belajar karena hasil penelitian tidak
mempengaruhi prestasi akademik di sekolah dan sikap responden
terlihat ketika observasi di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian ini proses kognitif yang teridentifikasi dalam
metode demonstrasi yaitu LOTS meliputi mengenali dan
mengingat kembali yang tercakup dalam mengingat, serta
menafsirkan, mencontohkan, mengklarifikasi, merangkum,
membandingkan yang tercakup dalam kategori kognitif
memahami. Sedangkan proses kognitif yang belum terjadi yaitu
menyimpulkan dan menjelaskan. Selain itu, kategori HOTS juga
dapat teridentifikasi yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan
yang tercakup dalam mengaplikasikan. Membedakan,
mengorganisasikan, dan mengantribusikan yang tercakup dalam
menganalisis. Proses kognitif yang belum terjadi yaitu memeriksa
dan mengkritik yang tercakup dalam mengevaluasi serta
merumuskan, merencanakan, dan memproduksi yang tercakup
dalam mencipta.
2. Proses kognitif terjadi dalam penerapan metode demonstrasi.
Proses kognitif teridentifikasi ketika peneliti melakukan
demonstrasi dan saat responden mengerjakan soal quisioner. Hal
tersebut juga perlu adanya pendampingan serta interaksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
B. Saran
Saran yang dapat diberikan peneliti dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi guru, dalam menggunakan demonstrasi perlu ada interaksi serta
pendampingan agar siswa tidak mengalami miskonsepsi. Selain itu
menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan proses berpikir
siswa melalui pendekatan konflik kognitif.
2. Bagi pembaca yang ingin mengembangkan penelitian ini atau
melakukan penelitian lebih lanjut :
a. Diharapkan bisa bertemu lebih lama dengan responden untuk
mengenal dan bisa melakukan wawancara yang lebih mendalam.
Dalam pengambilan data tidak hanya 4 JP (jam pelajaran).
b. Dalam mempersiapkan dan menyediakan alat serta bahan lebih
diperhatikan agar siswa bisa mencoba dan membuktikan konsep
atau dasar pemikirannya secara langsung.
c. Dalam proses wawancara lebih baik direkam video untuk
mengingat kembali serta membantu dalam analisa jika ada sesuatu
hal yang mempengaruhi proses kognitif siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lorin W, dan Krathwohl, David.R. 2010. Kerangka Landasan
Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (Eds.). (2001). A taxonomy for
learning, teaching, and assessing: A revision of Bloom’s Taxonomy of
Educational Objectives (Complete ed.). New York: Longman
Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung
Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu.
Ed.1,Cet.2. Jakarta: Rajawali Pers.
Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Basrowi, Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta.
Berg, L., Bruce, 2009, Qualitative Research Methods for the Social
Sciences, Boston, Allyn&Bacon.
Bloom, Benjamin S. Taxonomy of Educational Objectives (1956).
Published by Allyn and Bacon, Boston, MA. Copyright © 1984 by
Pearson Education
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Boeree, George. 2010. Metode Pembelajaran & Pengajaran: Kritik dan
Sugesti terhadap Dunia Pendidikan, Pembelajaran, dan Kecerdasan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Brookhart, Susan.M. 2010. How to assess high order thinking skills in
your classroom. Alexandria: ASCD
Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kualitatiif. Aktualisasi
Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta:Rahawali
Press.
Denzin, N. K., & Lincoln. Y. S. (Eds.). 1998. Handbook of Qualitative
Research. London: Sage Publications.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Gramedia.
Esri, Sri., W.D. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.
Gunawan, Imam. 2014. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan
Praktik;Editor: Suryani. Ed.1,Cet.2. Jakarta: Bumi Aksara.
Giancoli, D.C. 2001. FISIKA. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Hamdayama, Jumanta. 2016. METODOLOGI PENGAJARAN. Ed,
Suryani. Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Kartono, K. 1980. Pengantar Metodologi Research Sosial. Bandung:
Penerbit Alumni.
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Lincoln, Y. S., & Guba, G.W. 1985. Naturalistic Inquiry. London :Sage
Publications.
Maulana, P. 2004. Usaha Mengurangi Terjadinya Miskonsepsi Fisika
Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Konflik Kognitif. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia 6(2010) hlm.98.103, Juli 2010
McDavitt, D. S. (1993). Teaching for understanding: Attaining higher
order learning and increased achievement through experiential
instruction. (ERIC Document Reproduction Service No. ED 374 093)
Miles, M.B., dan Huberman, A. M. Tanpa tahun. Analisis Data Kualitatif
Buku Sumber tentang Moteode-Metode Baru. Terjemahan oleh Tjetjep
Rohendi Rohidi. 1992. Jakarta:UI Press.
Nitko, A. J., & Brookhart, S. M. (2007). Educational assessment of
students(5th ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson Education
Norris, S. P., & Ennis, R. H. (1989). Evaluating critical thinking. Pacific
Grove, CA: Critical Thinking Press & Software
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Nur, M. 2002. Buku Panduan Keterampilan Proses dan Hakikat Sains.
Surabaya: University Press
Parwati, N. N. 1998. Pembelajaran persamaan linear satu variabel dengan
implementasi strategi konflik kognitif pada siswa kelas I SLTP
laboratorium stkip singaraja. Tesis IKIP Malang.
Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers. PT. Rajagrafindo Persada
Santrock, John.W. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba
Humanika.
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik &
Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Syah. Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Ed : Anang Solihin Wardan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syaodih, Nana. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandnung:
Remaja Rosdakatya.
Timotius Vivid Nugroho. 2016. Identifikasi Proses Kognitif Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Fisika tentang Perubahan Wujud (Sebuah Studi
Kasus). Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidika
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Winkel. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
-2005. Model-model Pengajaran Dalam Pembelajaran Sains. Jakarta.
Depdikbud. Dirjendikdasmen Direktorat PLP.
(http://www.cala.fsu.edu/files/higher_order_thinking_skills.pdf ) diakses
tanggal 15 Maret 2017 pukul 13.00 WIB
http://www.indonesiapisacenter.com/2013/12/hasil-pisa-2012.html
diakses tanggal 20 Februari 2017 pukul 16.00 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI