Identifikasi polutan gas
-
Upload
agus-aktawan -
Category
Education
-
view
1.820 -
download
6
Transcript of Identifikasi polutan gas
MAKALAH IDENTIFIKASI LIMBAH GAS DAN
DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN
Tugas mata kuliah Identifikasi Potensi Limbah dan Analisis Resiko
Pencemaran Lingkungan
Dosen pengampu : Ir. Supranto, M.Sc., Ph.D.
Disusun oleh :
Agus Aktawan (11/322281/PTK/07449)
MAGISTER TEKNIK SISTEM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Identifikasi Potensi Limbah dan Analisis Resiko
Pencemaran Lingkungan. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk
menambah wawasan tentang masalah pencemaran udara dan dampak yang
ditimbulkannya terhadap lingkungan dan kesehatan serta penanggulangan tentang
mengatasi dampak pencemaran udara tersebut
Dalam makalah ini kami akan memaparkan secara khusus tentang
pengertian pencemaraan udara sendiri, penyebabnya, dampaknya dan cara
penanggulangannya . Dalam makalah ini kami membuat dengan bahasa yang jelas
dan semoga para pembaca dapat mengerti dan memahami.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Tetapi kami sangat mengharapkan agar pembaca dapat mengerti
dan menambah wawasan untuk mengetahui tentang pencemaran udara dan cara
penanggulangan dampaknya .
Yogyakarta, 12 Desember 2012
penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...1
BAB 1…………………………………………………………………………….3
BAB 2…………………………………………………………………………….6
BAB 3…………………………………………………………………………….12
BAB 4…………………………………………………………………………….14
BAB 5………………………………………………………………………….....19
KESIMPULAN…………………………………………………………………..24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………25
2
BAB 1
DEFINISI POLUSI UDARA
Banyak kota–kota di dunia dilanda oleh permasalahan lingkungan, paling
tidak adalah semakin memburuknya kualitas udara. Terpapar oleh polusi udara
saat ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota
seluruh dunia. Informasi yang ada menunjukkan bahwa pedoman kualitas udara
dari WHO secara teratur telah disebar diberbagai kota, bahkan di beberapa tempat
Tersebar luas. Angka yang didapat dari kota-kota yang sedang berkembang dan
umumnya banyak di antara mereka tidak ada ukuran pengontrol polusi,
kemungkinan akan terjadi pencemaran bagi buruh, dan kualitas hidup sebagian
besar penduduk kota akan semakin memburuk. Walaupun beberapa kemajuan
telah dicapai dalam pengendalian polusi udara di negara-negara Industri lebih dari
dua dekade terakhir ini, kualitas udara terutama sekali dikota-kota besar negara
sedang berkembang lebih buruk.
Sejak tahun 1974, World Health Organization (WHO) telah bekerja sama
dengan Global Environment Monitoring System (GEMS) bagian udara yang
mengoperasikan jaringan pengontrol udara diperkotaan. GEMS menjalankan
jaringannya ke seluruh dunia untuk mengontrol kualitas udara dan air, dibantu
oleh WHO dan United Nation Environment Programme (UNEP). Baru-baru ini
komisi kesehatan dan lingkungan WHO yang telah merampungkan tugasnya,
mengidentifikasi polusi udara diperkotaan sebagai masalah pokok kesehatan
lingkungan yang patut mendapatkan prioritas utama untuk diatasi.
Pusat koordinasi untuk GEMS didirikan di bawah UNEP pada tahun 1975.
Berdasarkan data–data dari GEMS bagian udara dan informasi tambahan, WHO
dan UNEP menerbitkan dua cara penilaian kualitas udara perkotaan di seluruh
dunia tahun 1980 yaitu : Polusi Udara Perkotaan tahun 1973-1980 pada 1984 dan
penilaian kualitas udara tahun 1989. Artikel ini berisikan kutipan – kutipan
terbaru dari laporan–laporan GEMS udara ; poluisi udara di kota-kota
metropolitan di dunia yang diterbitkan atas nama WHO dan UNEP oleh penerbit
Blackwell tahun 1992. (http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-yusniwarti.pdf)
3
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan bumi.
Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Komponen yang
konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk H2O dan karbondioksida
(CO2). Jumlah uap air yang berada di udara bervariasi tergantung cuaca dan suhu.
(Fardiaz,Srikandi,1992:91)
Polusi atau pencemar merupakan masuknya makhluk hidup, zat, energi,
atau komponen lain ke dalam lingkungan yang menyebabkan berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam. Polusi dapat juga diartikan
sebagai masuknya bahan pencemar (Polutan) sebagai akibat dari kegiatan manusia
atau proses alam yang ditemukan di tempat, saat, dan jumlah yang tidak
selayaknya.
Pencemaran udara merupakan kehadiran satu atau lebih substansi fisik,
kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan, dan makhluk hidup lainnya, mengganggu estetika dan
kenyamanan dalam kegiatan beraktifitas manusia, serta dalam kondisi tertentu
dapat merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-
sumber alami maupun dari kegiatan manusia seperti kegiatan aktivitas pabrik dan
industri–industri besar. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara,
panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global. Definisi lain menyebutkan bahwa polusi udara adalah
penambahan komponen di udara atau pula suatu bahan kimia yang kehadirannya
dalam jumlah tertentu dapat membahayakan organisme suara.
Sumber polusi udara dibedakan menjadi dua yakni yang tergolong
pencemaran primer dan pencemaran sekunder. Pencemar udara dibedakan
menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer
adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran
udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer
karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemaran primer merupakan
Polutan yang bentuk dan komposisinya sama dengan ketika dipancarkan, lazim
disebut sebagai pencemar primer, antara lain CO, CO2, hidrokarbon, SO, Nitrogen
4
Oksida, Ozon serta berbagai partikel. Pencemar sekunder adalah substansi
pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Pencemar sekunder dapat dijelaskan pula sebagai berbagai bahan pencemar
kadangkala bereaksi satu sama lain menghasilkan jenis pencemar baru, yang
justru lebih membahayakan kehidupan. Reaksi ini dapat terjadi secara otomatis
ataupun dengan cara bantuan katalisator, seperti sinar matahari. Pembentukan
ozon (O3) dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara
sekunder. Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi
udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global yang
mempengaruhi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara)
5
BAB 2
JENIS – JENIS PENCEMAR UDARA
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan
pencemar sekunder.
1. Zat pencemar primer,
yaitu zat kimia yang langsung mengontaminasi udara dalam konsentrasi
yang membahayakan. Zat tersebut berasal dari komponen udara alamiah
seperti karbon dioksida (CO2), yang meningkat di atas konsentrasi normal,
atau sesuatu yang tidak biasanya ditemukan dalam udara, misalnya timbal.
2. Zat pencemar sekunder,
yaitu zat kimia berbahaya yang terbentuk di atmosfer melalui reaksi kimia
antar komponen-komponen udara.
Sumber bahan pencemar primer dapat dibagi lagi menjadi dua golongan
besar :
1. Sumber alamiah
Beberapa kegiatan alam yang bisa menyebabkan pencemaran udara adalah
kegiatan gunung berapi, kebakaran hutan, kegiatan mikroorganisme, dan
lain-lain. Bahan pencemar yang dihasilkan umumnya adalah asap, gas-gas,
dan debu.
Gambar 1.0 Gunung berapi meletus
6
2. Sumber buatan manusia (Anthropogenik)
Kegiatan manusia yang menghasilkan bahan-bahan pencemar bermacam-
macam antara lain adalah kegiatan-kegiatan berikut :
a. Pembakaran
Seperti pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan rumah tangga,
industri, kendaraan bermotor, dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar
yang dihasilkan antara lain asap, debu, grit (pasir halus), dan gas (CO
dan NO).
Gambar 1.1 Pembakaran Hutan
b. Proses peleburan
Seperti proses peleburan baja, pembuatan soda, semen, keramik, aspal.
Sedangkan bahan pencemar yang dihasilkannya antara lain adalah debu,
uap dan gas-gas.
c. Pertambangan dan penggalian
Seperti tambang mineral dan logam. Bahan pencemar yang dihasilkan
terutama adalah debu.
Gambar 1.2 Lahan Pertambangan
7
d. Proses pengolahan dan pemanasan
Seperti pada proses pengolahan makanan, daging, ikan, dan
penyamakan. Bahan pencemar yang dihasilkan terutama asap, debu,
dan bau.
e. Pembuangan limbah, baik limbah industri maupun limbah rumah
tangga.
Pencemarannya terutama adalah dari instalasi pengolahan air
buangannya. Sedangkan bahan pencemarnya yang teruatam adalah gas
H2S yang menimbulkan bau busuk.
(Prabu : 2008 )
Secara umum definisi udara tercemar adalah perbedaan komposisi udara
aktual dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual tidak
mendukung kehidupan manusia. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat
berbentuk gas dan partikel. Dalam bentuk gas dapat dibedakan menjadi:
Golongan belerang (sulfur dioksida, hidrogen sulfida, sulfat aerosol).
Golongan nitrogen (nitrogen oksida, nitrogen monoksida, amoniak, dan
nitrogen dioksida).
Golongan karbon (karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon).
Golongan gas yang berbahaya (benzene, vinyl klorida, air raksa uap).
Sedangkan jenis pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah.
Bahan organik yang terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan,
benzene.
Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.
8
Sementara itu, jenis pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya
dibedakan menjadi dua, yaitu:
Pencemaran udara bebas meliputi secara alamiah (letusan gunung berapi,
pembusukan, dan lain-lain) dan bersumber kegiatan manusia, misalnya
berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan bermotor.
Pencemaran udara ruangan meliputi dari asap rokok, bau tidak sedap di
ruangan.
Zat Pencemar Udara
Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan
teknologi serta lalu lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi.
Udara di daerah industri kotor terkena bermacam-macam pencemar. Dari
beberapa macam komponen pencemar udara, maka yang paling banyak
berpengaruh dalam pencemaran udara adalah komponen-komponen berikut ini :
1. Karbon monoksida (CO) 4. Hidrokarbon
2. Nitrogen oksida (NOx) 5. Partikulat
3. Belerang oksida (SOx)
1. Emisi Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna,
tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu
dibawa -129oC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil
dengan udara, berupa gas buangan.
Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas
CO sehingga kadar CO dalam udara relatif tinggi dibandingkan dengan
daerah pedesaan. Selain itu dari gas CO dapat pula terbentuk dari proses
industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya
relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan
lain-lain. Secara umum terbentuk gas CO adalah melalui proses berikut ini :
9
a. Pembakaran bahan bakar fosil.
b. Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbondioksida (CO2) dengan
karbon C yang menghasilkan gas CO.
c. Pada suhu tinggi, CO2 dapat terurai kembali menjadi CO dan
oksigen.
2. Nitrogen Oksida (NOx)
Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx karena oksida nitrogen
mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NOx.
Sifat gas NO2 adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak berwarna
dan tidak berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam
menyengat hidung. Kadar NOx di udara daerah perkotaan yang berpenduduk
padat akan lebih tinggi dari daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit.
Sampai tahun 1999 NOx yang berasal dari alat transportasi laut di
Jepang menyumbangkan 38% dari total emisi NOx (25.000 ton/tahun). NOx
terbentuk atas tiga fungsi yaitu Suhu (T), Waktu Reaksi (t), dan konsentrasi
Oksigen (O2), NOx = f (T, t, O2).
3. Belerang Oksida (SOx)
Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas
SO2 dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau
tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif.
Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada di udara untuk membentuk
asam sulfat atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi
(memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses
perkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya. Konsentrasi gas SO2 di udara
akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium baunya) manakala
konsentrasinya berkisar antara 0,3 – 1 ppm.
10
4. Emisi HidroCarbon (HC)
Pada mesin, emisi Hidrokarbon (HC) terbentuk dari bermacam-
macam sumber. Tidak terbakarnya bahan bakar secara sempurna, tidak
terbakarnya minyak pelumas silinder adalah salah satu penyebab munculnya
emisi HC. Emisi HC pada bahan bakar HFO yang biasa digunakan pada
mesin-mesin diesel besar akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan mesin
diesel yang berbahan bakar Diesel Oil (DO). Emisi HC ini berbentuk gas
methan (CH4). Jenis emisi ini dapat menyebabkan leukemia dan kanker.
5. Partikulat
Partikel adalah pencemar udara yang berada bersama-sama dengan
bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni
atau sempit sebagai bahan pencemar udara yang berbentuk padatan. Namun
dalam pengertian yang lebih luas, dalam kaitan dengan masalah pencemaran
lingkungan, pencemar partikel dapat meliputi berbagai macam bentuk, mulai
dari bentuk yang sederhana sampai dengan bentuk yang rumit atau kompleks
yang kesemuanya merupakan bentuk pencemaran udara. Sumber pencemaran
partikel dapat berasal dari peristiwa alami dan juga dapat berasal dari ulah
manusia dalam rangka mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Pencemaran partikel yang berasal dari alam contohnya adalah :
a. Debu tanah / pasir halus yang terbang terbawa oleh angin kencang.
b. Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar ke udara akibatletusan
gunung berapi.
c. Semburan uap air panas di sekitar daerah sumber panas bumi di
daerah pegunungan.
(Sumber: Anonim.2006)
11
BAB 3
PARAMETER POLUSI UDARA
Di bawah ini merupakan jenis parameter pencemar udara didasarkan pada
baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999
dan pengaruh zat tersebut terhadap makhluk hidup apabila keberadaan zat tersebut
di lingkungan telah melebihi ambang batas, yakni meliputi:
Sulfur dioksida (SO2)
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua
komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2)
dan Sulfur trioksida (SO3), yang keduanya disebut sulfur oksida (SOx).
Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem
pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan
terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa
individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap
pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan
penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan
kadiovaskular.
Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak
berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak
seperti senyawa lain, CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya
karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu
haemoglobin.
Nitrogen dioksida (NO2)
NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih
tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan
90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru
(edema pulmonari). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100%
12
kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau
kurang. Percobaan dengan pemakaian NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10
menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.
Ozon (O3)
Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah
fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam
jumlah kecil tetapi lapisan ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari
radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk di udara pada ketinggian 30 km
dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara
perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen, tergantung
dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon.
Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di daerah panjang
gelombang 240-320 nm.
Hidro karbon (HC)
Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan
akan membentuk ikatan baru yang disebut polycyclic aromatic hidrocarbon
(PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Bila
PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang
terbentuknya sel-sel kanker.
Khlorin (Cl2)
Gas Khlorin (Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat
menyengat. Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas
hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas
beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1. Selain bau yang menyengat
gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata, saluran pernafasan. Apabila
gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion
hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif
13
dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Gas khlorin juga dapat mengalami
proses oksidasi dan membebaskan oksigen.
Partikulat Debu (TSP)
Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan
partikulat udara yang dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan
mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat
yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih
besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan
iritasi. (http://www.defra.gov.uk/News/2008/080124a.html)
14
BAB 4
DAMPAK PENCEMARAN UDARA
Secara umum dampak pencemaran udara ialah sebagai berikut, dampak
pencemaran udara :
Penipisan Ozon
Pemanasan Global ( Global Warming )
Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
Terganggunya fungsi reproduksi
Stres dan penurunan tingkat produktivitas
Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak
Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.
( Susi Efrianti : 2012 )
a. Dampak Kesehatan
Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan
meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara
telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar kini kering dan kotor. Hal
ini bila tidak segera ditanggulangi, perubahan tersebut dapat membahayakan
kesehatan manusia, kehidupan hewan serta tumbuhan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 mengenai
Pengendalian Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara
adalah masuknya atau dimaksukannya zat, energi dan/atau komponen lain ke
dalam udara ambient oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambient turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambient tidak memenuhi
fungsinya.
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh
melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh
bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di
saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas
dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem
peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
15
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi
saluran pernapasan atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan
pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan
karsinogenik.
b. Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi
dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis,
nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman
dapat menghambat proses fotosintesis.
Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan
meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara
telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar kini kering dan kotor. Hal
ini bila tidak segera ditanggulangi, perubahan tersebut dapat membahayakan
kesehatan manusia, kehidupan hewan serta tumbuhan
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing
di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari
keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah
tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat
mengganggu kehidupan manusia. Bila keadaan seperti itu terjadi maka udara
dikatakan telah tercemar. (Putra : 2009 )
c. Dampak Pertambangan Batu bara
Pertambangan batubara menimbulkan kerusakan lingkungan baik aspek
iklim mikro setempat dan tanah. Kerusakan klimatis terjadi akibat hilangnya
vegetasi sehingga menghilangkan fungsi hutan sebagai pengatur tata air,
pengendalian erosi, banjir, penyerap karbon, pemasok oksigen, pengatur suhu.
Lahan bekas tambang batubara juga mengalami kerusakan. Kerapatan tanah
makin tinggi, porositas tanah menurun dan drainase tanah, pH turun, kesediaan
unsur hara makro turun dan kelarutan mikro meningkat baik dan mengandung
16
sulfat. Lahan seperti ini tidak bisa ditanami. Bila tergenang air hujan berubah
menjadi rawa-rawa.
d. Hujan Asam
pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar
udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan
menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
Mempengaruhi kualitas air permukaan.
Merusak tanaman.
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan.
Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan.
e. Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon,
dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang
dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan
troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global. Dampak dari pemanasan
global adalah:
Pencairan es di kutub
Perubahan iklim regional dan global
Perubahan siklus hidup flora dan fauna
f. Kerusakan lapisan ozon
Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah
fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam
jumlah kecil tetapi lapisan lain dengan bahan pencemar udara Ozon sangat
berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk di
udara pada ketinggian 30 km dimana radiasi UV matahari dengan panjang
gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom
oksigen tergantung dari jumlah molekul O2, atom-atom oksigen secara cepat
membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di daerah
17
panjang gelombang 240-320 nm. Absorpsi radiasi elektromagnetik oleh ozon di
daerah ultraviolet dan inframerah digunakan dalam metode-metode analitik.
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan
pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari
matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara
alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
(http://wahyu09industri.blog.mercubuana.ac.id/files/2011/01/Polusi-Udara.pdf)
18
BAB 5
PENANGGULANGAN DAMPAK PENCEMARAN UDARA
Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan
beberapa usaha antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan
bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula
agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna, selain itu
pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk
melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-paru kota), dan
tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan
reboisasi/penanaman kembali pohon-pohon pengganti, yang penting adalah untuk
membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara
mekanik.
Berikut di bawah ini merupakan sebagian upaya yang dapat dilakukan oleh
masyarakat global utuk mengurangi polusi udara yang terjadi di ingkungan kita,
antara lain:
1. Mengurangi jumlah mobil lalu lalang. Misalnya dengan jalan kaki, naik
sepeda, kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi bersama
teman-teman (car pooling).
2. Selalu merawat mobil dengan seksama agar tidak boros bahan bakar dan
asapnya tidak mengotori udara.
3. Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non-CFC dan hemat energi.
4. Mematuhi batas kecepatan dan jangan membawa beban terlalu berat di
mobil agar pemakaian bensin lebih efektif.
5. Meminimalkan penggunaan bahan kimia.
6. Memilih produk yang ramah lingkungan. Misalnya parfum non-CFC.
7. Memakai plastik berulang kali. Sampah plastik sulit diurai dan kalau
dibakar menimbulkan zat beracun.
8. Tidak merokok.
9. Memilah antara sampah basah dan sampah kering dan menyediakan
tempat untuk keduanya.
19
20
KESIMPULAN
Udara adalah komponen yang sangat penting bagi kehidupan makhluk
hidup, terutama manusia. Namun, seiring laju globalisasi semakin sulit
mendapatkan udara sehat dari alam bebas terutama di kota-kota besar. Dan
sebagian besar masalah pencemaran udara disebabkan oleh kendaran-kendaraan
yang ada di kota-kota besar umumnya dan semua kendaraan itu mengandung
banyak Karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2),
CFC, Karbon dioksida (CO2), Ozon (O3), Benda Partikulat (PM), Timah (Pb),
HydroCarbon (HC).
Kita harus lebih sadar untuk menjaga kelestarian masa depan dunia ini
karena generasi kita akan hidup di dunia ini seperti kita. Dengan melakukan
beberapa usaha antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan
bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula
agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna, selain itu
pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk
melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-paru kota), dan
tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan
reboisasi/penanaman kembali pohon-pohon pengganti yang penting adalah untuk
membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara
mekanik.
Dampak Polusi Udara bagi kesehatan yang paling umum dijumpai adalah
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis,
dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai
toksik dan karsinogenik.
Dampak terhadap tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran
udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain
klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan
tanaman dapat menghambat proses fotosintesis, merusak estetika, mengganggu
kenyamanan, merusak gedung, kantor, dan perumahan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Pencemaran Udara pada Lingkungan Hidup Sekitar Kita - Gas
Beracun CO, CO2, NO, NO2, SO dan SO yang Merusak Kesehatan
Manusia http://www.walhi.or.id/ Diakses tanggal 19 Februari 2008
Efrianti,Susi . 2012. Lingkungan Hidup. http://uwityangyoyo.wordpress.com/ diakses
tanggal 20/02/2012
http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/12/pencemaran-udara/diakses tanggal
20/02/2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara
http://www.kpbb.org/download.html
http://www.defra.gov.uk/News/2008/080124a.html
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-yusniwarti.pdf
http://putracenter.net/2009/01/07/pencemaran-udara-dampak-dan-solusinya/
http://wahyu09industri.blog.mercubuana.ac.id/files/2011/01/Polusi-Udara.pdf
23