IDENTIFIKASI KERUSAKAN JALAN BETON ... - …journal.unisla.ac.id/pdf/111122016/8.pdf · J u r n a l...
Transcript of IDENTIFIKASI KERUSAKAN JALAN BETON ... - …journal.unisla.ac.id/pdf/111122016/8.pdf · J u r n a l...
J u r n a l C I V I L L a V o l 1 N o 2 S e p t e m b e r 2 0 1 6 ISSN No. 2503 - 2399
IDENTIFIKASI KERUSAKAN JALAN BETON DITINJAU DARI
JENIS KERUSAKANNYA
IDENTIFICATION OF CONCRETE ROAD DAMAGE SEEN FROM
THE DAMAGE TYPE
Prima Eko Agustyawan1, Sugeng Dwi Hartantyo
2
1Program Studi teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan, email : [email protected] 2Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan, email : [email protected]
ABSTRAK
Kerusakan jalan menggambarkan kondisi struktural dan fungsional jalan sudah tidak mampu
memberikan pelayanan yang optimal. Pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun,
Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan dijumpai banyak kerusakan yang hingga saat ini belum dilakukan
evaluasi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi faktor-faktor yang
menyebabkan kerusakan jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi,
Kabupaten Lamongan, serta memberikan solusi atas masalah yang dialami jalan tersebut. Penelitian ini
menggunakan metode perhitungan yang mengacu pada ketentuan Bina Marga.Dari penelitian yang
dilakukan, diperoleh hasil nilai kerusakan jalan (Nr) sebesar 83, hal ini menunjukkan jalan mengalami
kerusakan yang cukup parah dan harus segera dilakukan perbaikan. Faktor yang menyebabkan kerusakan
jalan tersebut adalah tanah yang tidak stabil, kurang baiknya proses pembangunan seperti tidak adanya proses
perbaikan tanah, serta kurangnya perawatan dan pemeliharaan jalan. Dan untuk mengatasi masalah tanah
yang menjadi penyebab kerusakan jalan tersebut maka perlu dibangunnya dinding penahan tanah untuk
membuat tanah menjadi stabil, dan perlu juga adanya proses perbaikan tanah sebelum pembangunan jalan
berlangsung.
Kata kunci : kerusakan jalan, perkerasan rigid, nilai kerusakan jalan (Nr).
ABSTRACT
Damage to road describes the structural and functional condition of the road that is no longer able to
provide optimal service. On the connecting road between Jl. Jaksa Agung Suprapto with Balun Village, Turi
District, Lamongan Regency there are a lot of damage that has not been evaluated yet. The purposes of this
study are to evaluate and identify the factors that cause damage to connecting road between Jl. Jaksa Agung
Suprapto with Balun Village, Turi District, Lamongan Regency, and provide solutions on the problems
experienced by the road. This study uses the calculation method which refers to the provisions of Bina
Marga. From thr research conducted, the result show that score of damage to the road (Nr) is 83, it shows the
road suffered from severe damage and repairs must be done immediately. Some of the factors that caused
damage to the road are unstable ground, the lack of good development process, such as the absence of soil
improvement process, as well as the lack of care and maintenance of road. To overcome the soil problem that
causes damage to the road, it is necessary to build a retaining wall to make the the soil becomes stable, and
the soil also needs improvement process before the construction takes place.
Keywords : Damage Road, Rigid Pavement, Road Damage Score (Nr).
J u r n a l C I V I L L a V o l 1 N o 2 S e p t e m b e r 2 0 1 6 ISSN No. 2503 - 2399
I. PENDAHULUAN
Jalan merupakan infrastruktur yang
menghubungkan satu daerah dengandaerah lain yang
sangat penting dalam sistem pelayanan masyarakat.
Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima
beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan di
bawahnya kemudian diteruskan ke tanah dasar.
Berdasarkan bahan pengikatnya, lapisan perkerasan
jalan dibagi menjadi dua kategori yaitu lapisan
perkerasan lentur dan lapisan perkerasan kaku.
Perkerasan lentur (flexible pavement) adalah
perkerasan jalan yang menggunakan aspal sebagai
bahan pengikat material pasir dan split. Perkerasan
kaku adalah perkerasan jalan yang menggunakan
bahan pengikat dari beton sebagai struktur utama dan
lapis aus permukaan, yang kemudian dikenal dengan
perkerasan kaku beton semen (rigid pavement).
Kombinasi antara dua jenis perkerasan ini disebut
perkerasan komposit (composite pavement) dimana
sebagai lapis bawah digunakan struktur beton
sedangkan sebagai lapis permukaandigunakan aspal.
Pada ruas jalan penghubung Jl. Jaksa Agung
Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi,
Kabupaten Lamongan menggunakan perkerasan kaku
(rigid pavement). Perkerasan beton semen
mempunyai beberapa keunggulan antara lain, cocok
untuk lalu lintas berat, lebih tahan terhadap cuaca
panas, dan tahan terhadap pengaruh air. Akan tetapi
perkerasan kaku juga memiliki beberapa kekurangan,
diantaranya pada masa pelaksanaan, karena setelah
pengecoran diperlukan waktu sekitar 28 hari untuk
mencapai kekuatan rencana sebelum dibuka untuk
lalu lintas. Hal ini dapat menggangu kelancaran lalu
lintas terutama pada jalan dengan lalu lintas padat.
Biaya konstruksi jalan beton sedikit lebih mahal
dibandingkan pada perkerasan lentur. Beton yang
dipakai pada jalan ini berasal dari perusahaan beton
siap pakai (ready mix) karena hasil yang diperoleh
cukup baik dan mampu melayani volume lalu lintas
yang besar dan berat.
Seiring berjalannya waktu, kondisi jalan
tersebut tidak seperti saat semula dibangun. Jalan
mulai mengalami kerusakan, terlihat dari munculnya
beberapa retakan di jalan tersebut baik yang masih
kecil atau bahkan sudah parah.Kerusakan tersebut
bisa diakibatkan beberapa sebab atau faktor,
diantaranya kekuatan (mutu) dan tebal beton kurang,
material bahan yang kurang baik, beban kendaraan
yang berlebihan (overload), kehilangan dukungan
tanah dasar yang diakibatkan oleh pemompaan
(plumping), tegangan tekuk yang berlebihan akibat
perubahan temperatur, tidak sempurnanya transfer
beban pada sambungan-sambunngan, buruknya
sambungan, dan kondisi tanah yang labil atau mudah
berubah. Hal ini sudah pasti akan mengganggu
kenyamanan pengguna jalan dalam berkendara, juga
mengurangi keindahan permukaan jalan.
Oleh karena itu penelitian ini perlu
dilakukan untuk mengetahui faktor apa yang
mempengaruhi kerusakan di jalan penghubung Jl.
Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun,
Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, agar bisa
dilakukan penanganan pada jalan tersebut sehingga
bisa nyaman seperti sedia kala.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor apa yang
mempengaruhi rusaknya Jalan Penghubung Jl.
Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun,
Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan ditinjau
dari jenis kerusakannya.
2. Untuk memberikan solusi kerusakan jalan dilihat
dari jenis kerusakannya.
II. METODE PENELITIAN
Pada metode penelitian terdapat beberapa
langkah yang harus dilakukan agar mendapatkan
hasil penelitian yang meliputi studi pendahuluan
untuk mengetahui karakteristik jalan, dilanjutkan
dengan survey ke lokasi penelitian. Langkah
selanjutnya adalah pengumpulan data primer maupun
sekunder yang diperlukan untuk mengidentifikasi
permasalahan, meliputi pengenalan masalah yang
akan dibahas lalu dilanjutkan dengan analisa
pambahasan.
Diagram Alir Penelitian
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
J u r n a l C I V I L L a V o l 1 N o 2 S e p t e m b e r 2 0 1 6 ISSN No. 2503 - 2399
III. PEMBAHASAN
Daerah Penelitian
Jalan yang menjadi obyek penelitian dalam
penelitian ini adalah jalan penghubung Jl. Jaksa
Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan
Turi, Kabupaten Lamongan.
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Kondisi Jalan
Sebagai dasar penelitian dan evaluasi jalan
penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa
Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, maka
dilakukan pengamatan atau observasi tentang kondisi
jalan di daerah tersebut. Berdasarkan hasil
pengamatan di lapangan, data yang diperoleh antara
lain :
a) Secara Visual
Secara visual kondisi jalan penghubung Jl.
Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun,
Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan tampak
terjadi kerusakan yang sangat parah. Selain retak di
sepanjang jalan, juga terlihat bebrapa jenis kerusakan
lainnya, seperti lubang, gompal, beda ketinggian
antar retakan, dan lain-lain.
Dari hasil observasi di lapangan, diperoleh
hasil beberapa jenis kerusakan diantaranya retak,
mulai dari yang kecil hingga yang parah mencapai
25 cm. Jenis kerusakan lainnya adalah penurunan
atau patahan, yaitu beda elevasi pelat beton pada
retakan yang mencapai 7 cm.
b) Kondisi Fisik Jalan
Setelah diamati di lapangan, secara umum
kondisi fisik pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung
Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi,
Kabupaten Lamongan kurang memadahi bila ditinjau
dari kondisi kelayakannya. Banyak bagian jalan yang
ambles dan berlubang, baik yang masih ringan
hingga yang sudah parah dan sangat berbahaya bagi
para pengguna jalan karena bisa mengakibatkan
kecelakaan.
Selain itu kondisi permukaan jalan yang
tidak rata dan juga terjadi banyak kerusakan tersebut
membuat jalan ini sebenarnya sudah tidak layak
untuk digunakan dan harus dilakukan perbaikan.
c) Kondisi tanah
Secara teknis, tanah yang terdapat pada area
jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan
Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan
merupakan tanah persawahan atau tanah tambak yang
pada umumnya sangat labil. Tanah jenis ini
umumnya merupakan tanah lempung yang memiliki
permeabilitas yang tinggi pada musim hujan dan akan
sangat kering dan keras pada saat musim kemarau.
Hal ini akan sangat berdampak pada konstruksi
perkerasan jalan di daerah tersebut.
d) Kondisi Lalu Lintas
Kondisi lalu lintas pada jalan penghubung Jl. Jaksa
Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan
Turi, Kabupaten Lamongan tidak begitu berat dan
padat. Kendaraan yang melewati jalan tersebut juga
relatif kendaraan kecil, seperti motor, mobil pribadi,
dan kendaraan tak bermotor. Hanya sesekali truck
pengangkut bahan material. Hal tersebut tentu saja
sangat kecil pengaruhnya terhadap kerusakan jalan
penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa
Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan.
Kerusakan Jalan yang Terjadi
Dari hasil pengamatan atau observasi di
lapangan dapat diperoleh beberapa jenis kerusakan
yang terjadi di jalan penghubung Jl. Jaksa Agung
Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi,
Kabupaten Lamongan, antara lain :
1. Retak Memanjang
Retak memanjang yaitu retak individual atau
tidak saling berhubungan satu sama lain yang
memanjang di sepanjang perkerasan beton. Pada
jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan
Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan
terjadi keretakan di sepanjang jalan yang tentu saja
sangat mengganggu para pengguna jalan.
Kerusakan jenis ini disebabkan oleh :
Beda penurunan pada tanah dasar.
Tidak adanya sambungan atau sekat tiap
ruas pelat beton.
Pelat beton kurang tebal.
Gambar 3. Retak Memanjang
J u r n a l C I V I L L a V o l 1 N o 2 S e p t e m b e r 2 0 1 6 ISSN No. 2503 - 2399
2. Retak Melintang
Retak melintang yaitu retak individual atau tidak
saling berhubungan satu sama lain yang melintang
pada perkerasan beton. Pada jalan penghubung Jl.
Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun,
Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan pelat beton
dibangun tidak begitu tebal dan tanpa menggunakan
tulangan. Hal ini yang menjadi penyebab terjadinya
retak pada ruas jalan tersebut.
Kerusakan jenis ini disebabkan oleh :
Penyusutan beton selama masa perawatan
dan pelat beton terlalu panjang.
Adanya rocking (gerakan vertikal pada
retakan oleh beban lalu lintas).
Pelat beton kurang tebal.
Pelat beton dibangun tanpa adanya
sambungan.
Gambar 4. Retak Melintang
3. Retak Sudut
Retak sudut yaitu retakan atau pecahan yang
terjadi pada sudut plat beton dengan bentuk pecahan
segitiga. Kerusakan jenis ini juga terjadi pada jalan
penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa
Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan.
Kerusakan jenis ini disebabkan :
Kurangnya daya dukung tanah dasar yang
diakibatkan oleh pemompaan.
Pelat beton kurang tebal.
Gambar 5. Retak Sudut
4. Polished Aggregate (Agregat Licin)
Selain retak, Jenis kerusakan yang terjadi pada
jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan
Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan
salah satunya adalah agregat licin (polished
aggregate).
Agregat licin yaitu tergosoknya partikel agregat
di permukaan perkerasan, sehingga permukaannya
licin karena aus.
Kerusakan jenis ini disebabkan :
Kualitas agregat campuran beton tidak
bagus, sehingga oleh beban lalu lintas
permukaan perkerasan menjadi aus dan licin
terutama saat basah atau hujan.
Kualitas mortar pada permukaan tidak baik.
Pengecoran beton kurang baik sehingga
mengakibatkan naiknya air semen ke
permukaan.
Gambar 6. Agregat Licin
5. Punch-out (Remek)
Dari hasil pengamatan di lapangan, jenis
kerusakan lain yang terjadi pada jalan penghubung Jl.
Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun,
Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan adalah
punch-out atau remek.
Punch-out yaitu kerusakan lokal pada perkerasan
beton yang pecah menjadi beberapa bagian yang
relatif kecil.
Masalah yang terjadi akibat punch-out adalah
pelat beton yang remek bisa termasuki air sehingga
terjadi erosi pada base / subbase dan bisa
menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
Kerusakan jenis ini disebabkan :
Pelat perkerasan beton yang terlalu tipis.
Pengecoran beton yang kurang baik.
Tidak adanya tulangan pada pelat beton.
J u r n a l C I V I L L a V o l 1 N o 2 S e p t e m b e r 2 0 1 6 ISSN No. 2503 - 2399
Gambar 7. Remek
6. Penurunan atau Patahan
Penurunan atau patahan juga merupakan salah
satu kerusakan yang terjadi di jalan penghubung Jl.
Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun,
Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan. Penurunan
atau patahan yaitu beda elevasi pelat beton yang
terjadi pada sambungan atau retakan. Dari hasil
pengamatan di lapangan, penurunan atau patahan
yang terjadi bisa dibilang lumayan parah yaitu antara
5 sampai 8 cm, bahkan ada beberapa patahan yang
mencapai 11 cm.
Kerusakan jenis ini disebabkan :
Beban kejut lalu lintas yang bergerak di atas
retakan.
Dukungan tanah dasar kurang baik.
Pelat bertekuk atau bergelombang akibat
perubahan temperatur atau beda
kelembaban.
Hilangnya butiran halus material lapis
pondasi akibat pemompaan.
Perubahan volume tanah dasar.
Gambar 8. Penurunan atau Patahan
7. Gompal (Spoiling)
Pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto
dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten
Lamongan juga terlihat kerusakan berupa gompal
(spoiling). Gompal yaitu pecah pada perkerasan
beton yang terjadi pada bagian pinggir perkerasan.
Kerusakan jenis ini disebabkan oleh :
Akibat dari penutupan retakan yanng buruk,
sehingga memungkinkan material keras
masuk ke dalam lubang sambungan atau
retakan.
Akibat panas yang menyebabkan pelat beton
memuai. Pemuaian ini memecahkan beton
pada retakan yang terisi oleh material keras.
Gambar 9. Gompal
8. Lubang (Pothole)
Dari hasil pengamatan di lapangan diperoleh lagi
jenis kerusakan lain yang terjadi pada jalan
penghubung Jl. Agung Suprapto dengan Desa Balun,
Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, yaitu lubang
pada perkerasan beton (pothole). Selain sangat
mengganggu pengendara jalan karena bisa
mengakibatkan kecelakaan, lubang pada perkerasan
beton juga bisa mengakibatkan infiltrasi air ke dalam
perkerasan sehingga bisa menyebabkan erosi pada
base / subbase.
Kerusakan jenis ini disebabkan oleh :
Gompal yang dibiarkan dan tidak segera
diperbaiki.
Retakan atau kerusakan lain yang tidak
segera ditutup atau diperbaiki.
J u r n a l C I V I L L a V o l 1 N o 2 S e p t e m b e r 2 0 1 6 ISSN No. 2503 - 2399
Gambar 10. Lubang
9. Pinggir Turun
Kerusakan lain yang terjadi pada jalan
penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa
Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan yaitu
pinggir turun, berupa bagian bahu jalan yang turun
relatif terhadap perkerasan. Hal ini adalah akibat
penurunan bahu jalan terhadap permukaan
perkerasan, atau akibat erosi bahu jalan.
Kerusakan jenis ini disebabkan oleh :
Akibat beda penurunan antara bahu jalan
dan permukaan perkerasan.
Erosi bahu jalan.
Tebal rencana bahu jalan yang kurang tepat.
Pemadatan bahu jalan atau drainase tidak
baik.
Gambar 11. Pinggir Turun
10. Pumping
Kerusakan jenis lain yang terjadi pada jalan
penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa
Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan adalah
pumping atau pemompaan, yaitu peristiwa
terangkatnya campuran air, pasir, lempung di
sepanjang sambungan dan pinggir perkerasan. Faktor
penyebabnya adalah akibat terpompanya material
berbutir halus dari tanah dasar dan/atau lapis pondasi,
ketika retakan atau sambungan tergenang air dan
dilalui kendaraan secara berulang-ulang, sehingga
mengurangi dukungan tanah dasar terhadap pelat
beton.
Kerusakan jenis ini disebabkan oleh :
Retakan yang tidak segera ditutup sehingga
mengakibatkan terpompanya air dan
material berbutir halus dari tana dasar.
Kondisi tanah dasar yang kurang mengalami
pemadatan sehingga mudah terurai dan
terpompa keluar.
Gambar 12. Pumping
Tabel 1. Data Kerusakan Jalan
Jenis
Kerusakan
Luas Kerusakan
Jalan ( M2 )
Luas Jalan
( M2 )
Retak 442.72 2100
Gompal 2.84 2100
Lubang 3.08 2100
Ambles 142.85 2100
Belahan 5.60 2100
Sumber : Survey Lapangan
J u r n a l C I V I L L a V o l 1 N o 2 S e p t e m b e r 2 0 1 6 ISSN No. 2503 - 2399
Nilai Kerusakan Jalan (Nr)
Dari berbagai jenis kerusakan jalan dapat
dicari besar nilai kerusakannya. Nilai kerusakan (Nr)
diperoleh dari jumlah keseluruhan dan nilai
kerusakan per setiap jenis kerusakan (Nq). Penilain
kondisi permukaan pertamakali mencari nilai
prosentase kerusakan (Np). Untuk mencari nilai Np
dengan cara :
Np = (Luas Jalan Rusak / Luas Jalan
Keseluruhan) x 100%
Setelah prosentase nilai didapatkan maka dapat
digolongkan menurut Tabel 2, menurut kategori dan
nilainya.
Tabel 2. Nilai Prosentase Kerusakan Jalan
Prosentase Kategori Nilai
< 5% Sedikit Sekali 2
5% - 20% Sedikit 3
21% - 40% Sedang 5
> 40% Banyak 7
Sumber : Bina Marga
Contoh perhitungan :
Untuk jenis kerusakan retak maka,
Np = ( 442,72 / 2100 ) x 100%
= 21,8 %
Setelah itu dari tabel ketentuan diperoleh bahwa nilai
Np untuk retak adalah 5 (lihat tabel 2).
Setelah Np diperoleh, untuk mencari nilai
kerusakan (Nq) tinggal dikalikan dengan nilai jenis
kerusakan (Nj). Untuk nilai Nj sendiri sudah ada
ketentuan nilainya berdasarkan dengan jenis
kerusakan yang ada, berikut adalah nilai – nilai
tersebut.
Tabel 3. Nilai Jenis Kerusakan (Nj)
No. Jenis Kerusakan Nilai
1 Retak 5
2 Gompal 5.5
3 Lubang 6
4 Ambles 7
5 Belahan 7
Sumber : Bina Marga
Jika nilai Np dan nilai Nj sudah diketahui
maka nilai tersebut dapat digunakan mencari nilai
jumlah kerusakan jalan ( Nq ). Rumus Nq sendiri
adalah :
Nq = Np x Nj
Dimana,
Nq = Nilai Jumlah Kerusakan Jalan
Np = Nilai Prosentase Kerusakan Jalan
Nj = Nilai Jenis Kerusakan Jalan
Untuk Kategori Nilai Nq dapat dilihat pada Tabel 4
di bawah ini.
Tabel 4. Kategori Nilai Jmlah Kerusakan
No. Jenis
Kerusakan
Kategori
Sedikit
Sekali
Sedikit Sedang Banyak
1 Retak 10 15 25 35
2 Gompal 11 16.5 27.5 38.5
3 Lubang 12 18 30 42
4 Ambles 17 21 35 49
5 Belahan 14 21 35 49
Sumber : Bina Marga
Contoh Perhitungan :
Untuk jenis kerusakan retak maka,
Nq = Np x Nj
= 5 x 5
= 25
Nilai – nilai jumlah kerusakan sudah diperolah maka
tinggal dijumlahkan semuanya masing – masing jenis
kerusakan dan dapat di perolah nilai kerusakan (Nr).
Karena rumus mencari nilai Nr sendiri adalah Jumlah
keseluruan Nq. Untuk perhitungan nilai – nilai
tersebut pada ruas jalan yang di teliti dapat dilihat
pada Tabel 5.
No Jenis
Kerusakan
Luas
Kerusakan
(M2)
Luas
Jalan
(M2)
Np
(%) Np Nj Nq Kategori
1 Retak 442.72 2100 21.0
8
5 5 25 Sedang
2 Gompal 2.84 2100 0.14 2 5.
5
11 Sedikit
sekali
3 Lubang 3.08 2100 0.15 2 6 12 Sedikit
sekali
4 Ambles 142.85 2100 6.80 3 7 21 Sedikit
5 Belahan 5.60 2100 0.27 2 7 14 Sedikit
sekali
Nr 83
J u r n a l C I V I L L a V o l 1 N o 2 S e p t e m b e r 2 0 1 6 ISSN No. 2503 - 2399
Tabel 5. Perhitungan Nilai Kerusakan Jalan (Nr)
Sumber : Hasil Analisis Data
Faktor yang Menyebabkan Kerusakan Jalan
Pada umumnya jalan dibangun untuk digunakan
dalam waktu yang cukup lama. Akan tetapi pada
kenyataannya usia jalan tidak sampai pada usia
perencanaan jalan. Hanya dalam waktu beberapa
tahun saja jalan mulai mengalami kerusakan, mulai
dari kerusakan yang ringan hingga kerusakan yang
sudah parah.
Seperti yang terjadi pada jalan penghubung Jl.
Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun,
Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan yanng sudah
mulai mengalami kerusakan di sepanjang jalan.
Terlihat beberapa jenis kerusakan seperti retak,
lubang, gompal, beda elevasi keretakan, dan lain-lain.
Hal ini tentu saja sangat mengganggu kenyamanan
para pengguna jalan dalam berkendara, dan bahkan
bisa menyebabkan kecelakaan.
Kerusakan jalan ini bisa disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain :
a) Tanah yang Labil
Seperti yang telah diamati di lapangan, bahwa
jenis tanah yang berada di daerah jalan penghubung
Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun,
Kecamatan Turi, Kabupaten lamongan adalah tanah
pertambakan yang merupakan tanah liat atau tanah
lempung.
Tanah jenis ini sangat tidak stabil karena akan
sangat lembek apabila musim penghujan dan akan
sangat kering pada saat musim kemarau, yang bisa
mebuat tanah menjadi pecah-pecah.
Dengan kondisi yang seperti ini tentu saja akan
sangat berpengaruh pada base / subbase perkerasan
karena perubahan dari subgrade yang sangat
signifikan. Hal ini berkaitan dengan daya dukung
tanah. Daya dukung tanah pada jalan sangat
dipengaruhi kandungan air yang ada di dalam tanah
tersebut. Jika kandungan air optimum sudah terlewati
maka daya dukung tanah akan menurun. Daya lekat
antar butiran tanah menjadi sangat kecil, bahkan bisa
tidak ada sama sekali.
Pada kondisi ini kemampuan tanah dalam
mendukung memikul beban bisa dikatakan sangat
kecil. Sedangkan kendaraan akan tetap lewat dan
memberikan beban pada struktur perkerasan jalan,
khususnya lapisan permukan. Akibat daya dukung
tanah yang berkurang dan beban kendaraan terus
menekan permukaan jalan maka terjadilah pelepasan
ikatan antar butiran pada tanah dan akan
mengakibatkan permukaan jalan menjadi pecah dan
ambles.
b) Proses Pengerjaan yang Kurang Baik
Kualitas suatu jalan juga sangat dipengaruhi oleh
proses dan cara pengerjaannya. Apabila suatu jalan
dikerjakan dengan cara yang baik dan sesuai dengan
standart yang telah ditentukan, maka kualitas jalan
tersebut juga akan baik. Sedangkan apabila proses
pengerjaan suatu jalan tersebut kurang baik dan tidak
mengikuti standart yang ditentukan, sudah pasti
kualitas jalan tersebut jaga akan kurang baik dan
kurang layak.
Pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto
dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten
Lamongan, salah satu kekurangannya adalah pada
proses pengerjaannya. Dari data yang diperoleh,
proses pengerjaan jalan penghubung Jl. Jaksa Agung
Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi,
Kabupaten Lamongan ini kurang memenuhi standart
dan tata cara pengerjaan perkerasan jalan beton yang
baik dan benar, yaitu :
Tidak adanya perbaikan tanah sebelum proses
pengecoran
Seperti yang telah diketahui tanah yang
berada pada lokasi penelitian adalah tanah
pertambakan yang merupakan jenis tanah liat
atau tanah lempung. Tanah jenis ini sangat
tiadak stabil karena memiliki ciri sangat lembek
apabila musim hujan dan sangat kering apabila
musim kemarau. Tentu saja tanah jenis ini
kurang baik apabila digunakan untuk pondasi
perkerasan jalan. Oleh karena itu perbaikan
tanah sangat dibutuhkan pada daerah penelitian
sebelum dilakaukan pembangunan konstruksi
jalan beton.
Akan tetapi pada proses pembuatan jalan
penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan
Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten
Lamongan ini tanpa dilakukan perbaikan tanah
terlebih dahulu. Hal ini tentu saja akan sangat
berpengaruh pada konstruksi jalan karena tanah
yang digunakan untuk pondasi masih tidak
stabil. Sehingga jalan mengalami kerusakan
yang lebih cepat dari umur rencana.
Tebal perkerasan yang tipis dan tanpa tulangan
Konstruksi perkerasan jalan beton tanpa
tulangan dengan menggunakan tulangan jelas
memiliki kekuatan yang berbeda. Hal ini
disebabkan fungsi tulangan pada perkerasan
jalan beton yang berfungsi sebagai penguat kuat
tarik beton sehingga bisa meminimalisir
keretakan yang terjadi akibat gaya tekan dari
beban roda kendaraan.
Pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung
Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi,
Kabupaten Lamongan, perkerasan jalan dibuat
J u r n a l C I V I L L a V o l 1 N o 2 S e p t e m b e r 2 0 1 6 ISSN No. 2503 - 2399
dengan tebal 12,5 cm, bisa dibilang relatif tipis,
apalagi jalan tersebut dibangun tanpa
menggunakan tulangan. Hal ini tentu saja
membuat jalan lebih mudah rusak dibanding jika
jalan dibangun dengan menggunakan tulangan.
c) Hambatan Samping yang Merupakan Sungai
Salah satu sisi jalan penghubung Jl. Jaksa Agung
Surapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi,
Kabupaten Lamongan merupakan sungai yang pada
musim penghujan arus airnya lumayan deras. Hal ini
bisa menyebabkan tanah pada lereng sungai yang
merupakan hambatan samping dari jalan akan
mengalami erosi akibat terbawa arus air sungai.
Dengan terbawanya tanah oleh arus sungai maka
akan menyebabkan tanah menjadi gerak dan
mengalami longsor. Hal ini dibuktikan dengan
semakin lebarnya sungai setiap tahunnya.
Dengan kondisi yang seperti ini tentu saja
membuat tanah dasar atau subgrade pada jalan
menjadi tidak stabil dan akan memicu terjadinya
keretakan pada lapisan permukaan jalan. Kondisi
yang seperti ini dan terjadi secara terus menerus
setiap tahunnya sudah pasti membuat jalan
mengalami kerusakan yang semakin parah, dan tidak
akan mencapai umur rencana.
d) Kurangnya Perawatan
Untuk memperoleh kualitas yang baik dan agar
dapat mencapai umur rencana, suatu jalan
memerlukan perawatan yang baik pula. Tanpa
pemeliharaan dan perbaikan jalan secara memadai,
baik rutin maupun berkala, akan dapat
mengakibatkan kerusakan yang besar pada jalan,
sehingga jalan akan lebih cepat kehilangan fungsinya.
Pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto
dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten
Lamongan yang dibangun sejak tahun 2005 ini proses
perawatannya bisa dibilang sangat kurang. Dari hasil
wawancara diperoleh data bahwa tidak ada
pemeriksaan rutin terhadap kondisi jalan.
Penanganan terhadap kerusakan pun terkesan
seadanya, misalnya pada jalan yang kondisinya retak
parah, sampai remek, bahkan sampai mengakibatkan
patahan hanya dilakukan pengurukan dengan material
seadanya, dan tidak melakukan penanganan lanjutan.
Hal ini tentu saja akan membuat kerusakan jalan
menjadi semakin parah dan akan semakin
mengganggu kenyamanan para pengguna jalan.
Solusi Untuk Kerusakan Jalan
Seperti yang telah diketahui, terjadi banyak jenis
kerusakan yang terjadi pada jalan penghubung Jl.
Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun,
Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan. Untuk
menanggulangi kerusakan tersebut perlu adanya
solusi yang tepat agar kerusakan tidak semakin parah
dan kondisi jalan bisa lebih baik. Solusi dari
kerusakan tersebut adalah :
1. Retak Memanjang
Untuk jenis kerusakan ini solusinya adalah :
Untuk celah yang kecil (kurang dari 5 mm),
maka dilakukan pengisian celah dengan
pengisi / aspal. Hal ini untuk mencegah
terjadinya infiltrasi air ke dalam perkerasan.
Untuk celah yang lebih lebar (lebih dari 5
mm), maka dilakukan pembangunan
kembali pelat secara lokal.
Penambalan pada pelat beton yang retak.
2. Retak Melintang
Untuk jenis kerusakan ini umumnya solusinya
sama dengan retak memanjang, yaitu :
Untuk celah yang kecil (kurang dari 5 mm),
maka dilakukan pengisian celah dengan
pengisi / aspal. Hal ini untuk mencegah
terjadinya infiltrasi air ke dalam perkerasan.
Untuk celah yang lebih lebar (lebih dari 5
mm), maka dilakukan pembangunan
kembali pelat secara lokal.
Penambalan pada pelat beton yang retak.
3. Retak Sudut
Untuk kerusakan jenis ini juga sama solusinya
seperti retak memanjang dan retak melintang yaitu :
Untuk celah yang kecil (kurang dari 5 mm),
maka dilakukan pengisian celah dengan
pengisi / aspal. Hal ini untuk mencegah
terjadinya infiltrasi air ke dalam perkerasan.
Untuk celah yang lebih lebar (lebih dari 5
mm), maka dilakukan pembangunan
kembali pelat secara lokal.
Penambalan pada pelat beton yang retak.
4. Agregat Licin (Polished Aggregate)
Untuk jenis kerusakan ini solusinya adalah :
Permukaan perkerasan ditutup dengan
material yang tahan aus.
Dibuat alur-alur kecil untuk mengkasarkan
permukaan.
5. Remek
Untuk jenis kerusakan ini solusinya adalah :
Retakan diisi dengan material pengisi.
Penambalan pada pelat beton yang pecah
atau remek.
Perbaikan lokal pada pelat beton.
6. Patahan atau Turunan
Untuk jenis kerusakan ini solusinya adalah :
Mengembalikan pelat ke posisi semula
dengan cara pengisian bagian dasar pelat
beton.
Pada patahan dengan beda elevasi kurang
dari 25 mm, diberikan lapis perata, dan
pengisi retakan
.Pada patahan dengan beda elevasi lebih dari
25 mm, perbaikan dilakukan dengan
J u r n a l C I V I L L a V o l 1 N o 2 S e p t e m b e r 2 0 1 6 ISSN No. 2503 - 2399
menambal, atau mengganjal pelat dengan
pasak yang diikuti dengan lapis tambahan.
7. Gompal
Untuk jenis kerusakan ini solusinya adalah :
Penambalan pada sebagian kedalaman,
untuk kedalaman gompal lebih dari 50 mm.
Pelapisan tambahan tipis, untuk kedalaman
gompal kurang dari 50 mm.
Menambal pelat beton yang mengalami
gompal.
8. Lubang
Untuk jenis kerusakan ini solusinya adalah :
Penambalan pelat beton yang rusak atau
lubang di permukaan.
Penambalan di seluruh kedalaman pelat
beton untuk perbaikan permanen.
9. Pinggir Turun
Untuk jenis kerusakan ini solusinya adalah :
Pada lokasi yang beda tingginya kecil, maka
dilakukan penambalan.
Pada lokasi yang beda tinggnya besar, bahu
jalan harus ditinggikan dengan penambahan
lapisan.
Karena bahu jalan tidak diperkeras, maka
harus dibongkar dan material jelek diganti
dengan material yang bagus dan kemudian
dipadatkan.
10. Pumping atau Pemompaan
Untuk jenis kerusakan ini solusinya adalah :
Menutup retakan yang terjadi.
Menyuntikkan (Grouting) material pengisi
ke dalam rongga di bawah pelat yang retak.
Perlu adanya proses pemadatan yang lebih
pada tanah dasar.
IV. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pengamatan di
lapangan, yaitu jalan penghubung Jl. Jaksa Agung
Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi,
Kabupaten Lamongan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah
Nilai Kerusakan Jalan (Nr) adalah 83, maka jalan
sudah mengalami kerusakan yang lumayan parah
dan harus segera dilakuan perbaiakan.
2. Faktor umum penyebab terjadinya kerusakan
jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto
dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten
Lamongan adalah kondisi tanah yang labil dan
proses pengerjaan yang kurang baik, seperti
tidak adanya proses perbaikan tanah sebelum
proses pengecoran jalan.
Sedangakan untuk faktor penyebab tiap jenis
kerusakan adalah sebagai berikut ; retak
memanjang dan retak melintang disebabkan
karena tidak adanya sambungan pada pelat
beton, retak sudut disebabkan karena kurang
tebalnya pelat beton, agregat licin disebabkan
kualitas agregat campuran beton yang tidak
bagus, remek disebabkan pelat beton yang terlalu
tipis dan tidak adanya tulangan, penurunan atau
patahan disebabkan kurangnya daya dukung
tanah dan berubahnya volume tanah dasar pada
perkerasan beton, lubang disebabkan retak atau
gompal yang tidak segera ditutup sehingga
mengakibatkan menjadi lubang, pumping
disebabkan oleh retakan yang tidak segera
ditutup dan tanah dasar yang kurang mengalami
pemadatan sehingga mudah terurai dan terpompa
keluar permukaan perkerasan beton.
3. Solusi umum untuk mengatasi kerusakan pada
jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto
dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten
Lamongan antara lain ; pembangunan dinding
penahan tanah di sepanjang lereng pada sungai
yang berbatasan langsung dengan konstruksi
jalan, dilakukan perbaikan tanah sebelum proses
pengecoran jalan, memperbaiki metode
pelaksanaan konstruksi jalan beton.
Sedangkan solusi untuk tiap jenis kerusakan
adalah sebagai berikut ; untuk jenis retak yang
meliputi retak mamanjang, retak melintang, dan
retak sudut solusinya yaitu menutup retakan
yang terjadi, untuk agregat licin solusinya
dibuuat alur-alur kecil untuk mengkasarkan
permukaan, untuk remek solusinya retakan diisi
dengan material pengisi, untuk patahan solusinya
menambal atau mengganjal pelat beton, untuk
lubang solusinya dengan melakukan penambalan
pada lubang yang terjadi, untuk pumping
solusinya melakukan penutupan pada retakan
yang terjadi dan menyuntikkan material pengisi
ke dalam rongga di bawah pelat yang retak.
Daftar Pustaka :
Direktorat Jenderal Bina Marga. 1992. Tata Cara
Pemeliharaan Perkerasan Kaku (Rigid
Pavement). Jakarta.
Hardiyatmo,H.C. 2007. Pemeliharaan Jalan Raya.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sukirman, S. 1992. Perkerasan Lentur Jalan Raya.
Bandung: Nova.
https://nanang-supriyadi.blogspot.com/tipe-tipe- kerusakan-kaku.html
J u r n a l C I V I L L a V o l 1 N o 2 S e p t e m b e r 2 0 1 6 ISSN No. 2503 - 2399