Ibadah Kurban Panduan Praktisfkh.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Buku-saku-k...5 Panduan...
Transcript of Ibadah Kurban Panduan Praktisfkh.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Buku-saku-k...5 Panduan...
Panduan PraktisIbadah Kurban
Dr. Drh. Ridi ArifPanitia Kurban FKH IPB
Oleh:
*Diterbitkan oleh: Sekretariat Panitia Kurban FKH IPB 2019
KurbanPA
N
D E M I
C V
-I D
O
19
Buku Saku
Catatan tambahan “Kurban dalam situasi Covid-19”
*Materi tambahan
Tips dan Trik terkait Kurban
E D I S I
DAFTAR ISI
Dasar Hukum Ibadah Kurban 1
Kr iter ia Hewan Kurban 2 Penampungan dan Pemeliharaan Hewan Sementara 4
Menyembelih Hewan 5
Sarana Penyembelihan 7 Cara Merubuhkan Hewan 8
Cara Penyembelihan 9 Pemeriksaan Kematian Hewan 10
Alur Penanganan Daging dan Jeroan Alur Penanganan Daging dan Jero 11
Kebersihan Petugas 12 Proses Penanganan Setelah Hewan Mati 13
Penyakit-Penyakit Hewan Kurban 15
Antraks 16 ORF (Cacar) ORF (Cacar) 18
Tuberkulosis 20 Scabies (kudis) 22
Salmonelosis 23
Catatan tambahan “Kurban dalam situasi Covid-19” 24 Tips dan Trik terkait Kurban 26
Pengantar Singkat
Buku saku ini merupakan ringkasan dari materi
yang disosialisasikan oleh panitia Kurban FKH IPB
setiap tahunnya guna membantu dinas atau pihak
terkait dalam memberikan edukasi kepada
masyarakat terkait penyelenggaraan Kurban yang
thoyib, aman, dan sehat. Susunan buku saku ini
dibuat dalam bentuk poin-poin dan bahasa yang
ringkas agar mudah untuk dipahami.
Pada tahun 2020 ini, terdapat tambahan materi
terkait penyelenggaraan Kurban dalam situasi
pandemi COVID-19. Poin utamanya adalah
penyelenggaraan Kurban perlu dilakukan dengan
memerhatikan protokol kesehatan berdasarkan Surat
Edaran DIRJEN Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Secara lebih rinci dijelaskan pada bab Catatan
tambahan “Kurban dalam situasi Covid-19” di buku
saku ini.
Terima kasih diucapkan kepada narasumber,
pakar, dan seluruh pihak yang terlibat dalam
penyusunan buku saku ini. Semoga buku ini dapat
memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat
Indonesia.
Bogor, 25 Juli 2020
Ridi Arif
1
Panduan praktis ibadah kurban
Dasar Hukum Ibadah Kurban
Al-Quran
Surah Al-Kautsar: 2
“Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan
sembelihlah hewan qurban.”
Surah Al-An‟am: 162
“Katakanlah: „Sesungguhnya shalatku,
sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Rabb semesta alam‟.”
Hadist
“Rasulullah berqurban dengan dua ekor kambing
putih kehitaman yang bertanduk. Beliau sembelih
sendiri dengan tangannya. Beliau membaca
basmalah, bertakbir, dan meletakkan kakinya di
sisi leher kambing tersebut.” (HR. Al-Bukhari no.
5554 dan Muslim no. 1966)
2
Panitia Kurban FKH IPB
Kriteria Hewan Kurban
Jenis : Unta, sapi, kambing,domba
Usia : a. Unta = telah berusia lima tahun
b. Sapi = telah berusia dua tahun
c. Kambing = telah berusia setahun
d. Domba = telah berusia enam bulan
Kondisi tubuh tidak cacat, yaitu tidak:
a. Buta sebelah yang jelas/tampak
b. Sakit yang jelas
c. Pincang yang jelas
d. Sangat kurus
Kepemilikan: milik orang yang berkurban
Waktu Penyembelihan:
Sesuai syariat, jika disembelih sebelum atau
sesudah waktu tersebut, maka sembelihan
kurbannya tidak sah.
Waktu penyembelihan adalah di rentang 4 hari
yaitu Hari idul adha (10 Dzulhidjah) dan 3 hari
setelahnya (Hari Tasyrik: 11,12,13 Dzulhidjah)
3
Panduan praktis ibadah kurban
4
Panitia Kurban FKH IPB
Penampungan dan Pemeliharaan Hewan Sementara
Hewan diistirahatkan 1-2 hari sebelum
disembelih
Kandang /tempat penampungan dijaga
kebersihannya
Diberi makan dan minum yang cukup
Tidak diberi makan pada 6 atau 12 jam sebelum
dipotong namun tetap diberi minum
Hewan diperiksa kesehatannya sebelum dipotong
Hewan tidak tersiksa dan tidak terganggu
Hewan sakit dipisahkan dari hewan sehat
5
Panduan praktis ibadah kurban
Menyembelih Hewan
Jenis penyembelihan :
Nahr (untuk unta)
• Menyembelih di pangkal leher
• Unta berdiri dengan tiga kaki, sedangkan satu
kaki kiri depan diikat (Tafsir Ibn Katsir untuk
ayat ini)
• Unta dengan posisi kaki kiri depan diikat dan
berdiri dengan tiga kaki sisanya (HR. Abu
Dawud)
Dzabh (untuk kambing, sapi, ayam, dll)
• Menyembelih di dekat ujung leher seperti
yang kita kenal
Syarat penyembelih hewan kurban
• Beragama Islam
• Berbadan dan berjiwa sehat
• Taat menjalankan ibadah wajib
• Akil baligh
• Memiliki pengetahuan dan keterampilan
penyembelihan hewan sesuai dengan syariat
Islam
Adab penyembelihan
• Pemilik kurban sendiri yang menyembelih
• Pisau setajam mungkin
• Tidak mengasah pisau di hadapan hewan
• Menghadapkan leher hewan ke arah kiblat
6
Panitia Kurban FKH IPB
• Membaringkan di lambung kiri
• Menginjakkan kaki ke leher hewan (gentle)
• Membaca “Bismillah-Allahu Akbar” dan
“hadza minka wa laka ’anni atau ’an fulan
(disebutkan nama shohibul kurban).
Kemudian berdoa, “Allahumma taqabbal
minni atau min fulan (disebutkan nama
shohibul kurban)”.
• Disembelih dengan cepat (memutuskan
tenggorokan, kerongkongan, dan pembuluh
darah)
• Kaki kanan dibiarkan bergerak, tidak diikat
• Tidak mematahkan leher, tidak memutuskan
kepala saat darah masih mengalir
• Pengulitan dan pemisahan tubuh hewan
dilakukan setelah hewan mati sempurna
Nahr
Dzabh
7
Panduan praktis ibadah kurban
Sarana Penyembelihan
Peneduh atau atap
Lubang penampungan darah, ukuran:
o Lebar 0,5 m, panjang 0,5 m, kedalaman 0,5 m
untuk setiap 10 ekor kambing atau domba
o Lebar 0,5 m, panjang, 0,5 m, kedalaman 1,0 m
untuk setiap 10 ekor sapi atau kerbau
Balok kayu untuk alas leher (7 cm x 15 cm x 75 cm)
Tali tambang untuk pengikat (diameter 2 cm)
Pisau stainless steel tajam, ujung pisau
melengkung ke atas dengan panjang:
o Minimal 30 cm (sapi)
o Minimal 20 cm (kambing/domba)
Asahan pisau
Air bersih
Sabun
Kertas putih HVS untuk uji ketajaman pisau
Cradle
8
Panitia Kurban FKH IPB
Cara Merubuhkan Hewan
Memperlakukan hewan dengan baik merupakan
tuntunan syariat
Merubuhkan hewan harus dilakukan dengan baik
Hewan yang dirubuhkan dengan baik akan
menghasilkan kualitas daging yang berkualitas
Salah satu teknik perubuhan yang tidak melukai
hewan, mudah, dan aman adalah teknik Burley
9
Panduan praktis ibadah kurban
Cara Penyembelihan
Membaca “Bismillah Allahu Akbar”
Penyembelihan harus dilakukan dengan cepat
dengan pisau yang tajam
Leher hewan dan orang yang menyembelih
menghadap kiblat
Saluran yang harus terpotong: Tenggorokan,
Kerongkongan, Pembuluh darah (arteri dan vena)
Darah dibiarkan keluar sampai hewan mati
sempurna
10
Panitia Kurban FKH IPB
Pemeriksaan Kematian Hewan
Darah dibiarkan keluar sampai tidak mancur lagi
(tidak lagi deras dan tidak berdenyut)
Selama darah mancur, tidak boleh ada perlakuan
apapun (memisahkan kepala, kaki,atau menyiram
sayatan dengan air)
Kematian hewan dipastikan dengan menguji
hilangnya refleks kornea, caranya:
Dekatkan jari ke depan mata hewan yang
disembelih
Refleks kornea dinyatakan hilang jika mata
tidak berkedip lagi
Setelah refleks kornea hilang hewan dapat
ditangani/diproses lebih lanjut
Penggantungan Pengulitan
Pengeluaran
Jeroan
Uji refleks
kornea
11
Panduan praktis ibadah kurban
Alur Penanganan Daging dan Jeroan
Sarana:
Tempat pengulitan hewan dan penanganan
daging (terlindung dari panas dan hujan)
Alat penyangga khusus/cradle (tempat menguliti
sapi atau kerbau)
Tempat menggantung hewan untuk memudahkan
pengulitan dan pengeluaran jeroan (kambing dan
domba)
Alat pemotong karkas (kampak, gergaji)
Pisau stainless, asahan, talenan,terpal untuk alas
Air bersih
Meja/tempat beralas untuk memotong daging
Baskom atau wadah lain untuk menampung
daging dan jeroan yang telah dipotong (terpisah)
Kemasan (plastik gula) untuk mengemas daging
dan jeroan (terpisah)
Kantong plastik untuk wadah daging/jeroan yang
telah dikemas untuk dibagikan
Tempat penanganan daging Tempat penanganan jeroan
12
Panitia Kurban FKH IPB
Kebersihan Petugas
Tangan harus bersih dan dijaga kebersihannya
Tangan orang yang menangani daging tidak
menyentuh bahan-bahan kotor, tidak memegang
rambut, tidak memasukkan tangan ke dalam
hidung atau telinga, dan menjaga selalu
kebersihan tangan
Tidak menggunakan perhiasan di tangan (cincin,
gelang, jam tangan)
Hindari bersin dan batuk langsung ke arah daging
Tidak melap/membersihkan kotoron pada
pakaian yang digunakan
Tidak meludah pada atau disekitar daging
Tidak merokok pada saat menangani daging
Selalu membersihkan tangan dengan air bersih
dan sabun setelah menggunakan toilet
Petugas selalu menjaga kebersihan
13
Panduan praktis ibadah kurban
Proses Penanganan Setelah Hewan Mati
Hewan yang telah disembelih dan dipastikan telah
mati dikuliti dan dikeluarkan jeroannya
Hindari karkas/daging menyentuh lantai selama dan
setelah pengulitan :
Sapi/kerbau dikuliti di atas cradle
Domba/kambing digantung dengan posisi kaki
belakang dikaitkan di bagian atas
Karkas/daging yang telah dipisahkan segera dibawa
ke tempat yang bersih (tempat penanganan
daging). Tempat pengulitan dan penanganan
daging harus terpisah
Tempat pencucian dan penanganan jeroan terpisah
dengan tempat penanganan daging
Daging dihindarkan terkena isi jeroan, isi empedu,
kotoran, tanah, atau benda kotor lainnya
Usahakan daging tidak dihinggapi lalat, tetapi
jangan gunakan insektisida (obat nyamuk) pada
saat menangani daging
Daging yang telah dikemas dan siap dibagikan
dimasukkan ke dalam kantong plastik (sebaiknya
yang tidak transparan/tembus cahaya)
Pembagian daging segera dilakukan (tidak lebih
dari 4 jam pada suhu ruang: 25 - 30ºC)
Jika dibagikan lebih dari 4 jam, daging dan jeroan
disimpan pada lemari pendingin (dibawah 4ºC)
atau dibekukan
14
Panitia Kurban FKH IPB
Pengulitan pada sapi dan kambing
Penger jaan daging
Pengemasan
dan distr ibusi
15
Panduan praktis ibadah kurban
Metaserkaria ada di rumput atau hijauan
Penyakit-Penyakit Hewan Kurban
Cacing Hati Disebabkan oleh infeksi cacing Fasciola gigantica
Dapat ditemukan pada sapi, kambing, atau domba
Cacing dapat ditemukan pada saluran empedu hati
Bagian hati yang rusak (mengeras) harus diafkir/dibuang sedangkan bagian yang masih bagus
dapat dikonsumsi
Manusia dapat tertular namun bukan karena memakan
cacing yang ada di hati. Infeksi cacing hati terjadi melalui termakannya metaserkaria
Hati yang terinfeksi Fasciola gigantica
Cacing
Fasciola gigantica
Infeksi pada sapi dan manusia terjadi karena memakan
metaserkaria cacing F. gigantica yang ada di hijauan/tanaman
(rumput atau lalapan)
Siklus hidup F. gigantica
16
Panitia Kurban FKH IPB
Antraks Disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis
Sporanya dapat bertahan puluhan tahun
dilingkungan
Bentuk infeksi pada hewan:
o Perakut/sangat cepat (kematian mendadak,
gemetar, sesak napas, amruk, kejang
preakut (sangat cepat):
o Bentuk akut (demam tinggi, pingsan,
gemetar, sesak, aborsi, keluar darah dari
mulut hidung, anus)
Penularan ke manusia:
o Memakan daging yang mengandung spora B.
anthracis
o Menghirup spora B. anthracis
o Kontak spora dengan kulit yang luka
o Penularan melalui lalat (vektro mekanik)
Gejala pada manusia:
o Bentuk kulit (kemerahan pada kulit,
kemudian bagian tengah menjadi merah tua
sampai hitam dikelilingi kebengkakan. Bagian
ini akan mengeras dan meletus membentuk
kawah berwarna hitam.
17
Panduan praktis ibadah kurban
Pemeriksaan hewan kurban oleh Dokter Hewan atau tenaga pemeriksa kesehatan hewan perlu dilakukan untuk menjamin
hewan kurban sehat dan aman bagi masyarakat
Infeksi pada kulit manusia: radang memerah, berbentuk kawah, dan menghitam
Bakteri
Bacillus anthracis
Infeksi menyebabkan: pendarahan
pada lubang kumlah dan kematian
18
Panitia Kurban FKH IPB
ORF (Cacar) Terdapat bintik seperti cacar dan lepuhan disekitar
mulut, moncong, hidung, kelopak mata, telinga,
dan kadang-kadang pada daerah sekitar kaki dan
perineal (sekitar kelamin)
Disebabkan oleh virus ORF
Lebih sering terjadi pada anak domba/kambing
Hewan tidak mau makan
Penularan ke manusia
o Kontak lansung dengan hewan terinfeksi
o Kontak dengan produk ternak (rambut)
o Kontak dengan peralatan
Gejala pada manusia:
o Luka pada kulit
o Terbentuknya luka berbentuk lepuhan kecil,
keras, berwarna merah kebiruan
o Lepuh pada kulit berkembang lebih besar,
berkerak, dan mudah berdarah
o Kadang disertai demam
Pencegahan:
o Hewan sakit dipisahkan dari hewan sehat
o Kandang dan peralatan dibersihkan dengan
deterjen atau disinfektan
o Cuci tangan dengan sabun
Pengobatan
o Pemberian suplemen untuk daya tahan
o Terapi bedah oleh Dokter Hewan
o Pemberian antibiotik di bawah pengawasan
Dokter Hewan
19
Panduan praktis ibadah kurban
Virus ORF
Luka sariawan pada area bibir dan hidung
Infeksi pada kulit manusia: lepuh, memerah, mudah berdarah
Pemeriksaan dan pengobatan oleh Dokter
Hewan
20
Panitia Kurban FKH IPB
Tuberkulosis Disebabkan oleh Mycobacterium bovis
Hewan yang terserang Sapi dan kerbau
Bisa menular ke manusia
Sumber infeksi air, tanah, atau daging yang
tercemar
Gejala klinis pada hewan
o Biasanya kronis
o Gangguan pernapasan o Batuk sering terjadi pada pagi hari
o Demam
o Kurus
Penularan ke Manusia
o Melalui udara seperti batuk dan debu yang
tercemar
o Mengonsumsi susu yang tidak dimasak atau
dipasteurisasi
o Penularan melalui luka pada kulit
Gejala klinis pada manusia
o Batuk lebih dari 3 minggu disertai dahak
berdarah
o Tidak nafsu makan dan kurus
o Sering demam pada malam hari dan disertai
keringat dingin, mudah lelah dan merasa
kedinginan.
o Sesak napas dan nyeri pada dada
21
Panduan praktis ibadah kurban
Hewan yang menderita tuberkolosis: Sangat kur us dan lemas
Par u-paru yang terinfeksi tuberculosis harus diafkir kar ena
mengandung bakter i dan dapat menular ke manusia
22
Panitia Kurban FKH IPB
Scabies (kudis) Disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei
Menimbulkan rasa gatal
Rambu rontok, botak, kulit berkerak dan
menebal
Menular ke manusia dengan cara kontak langsung
Kerontokan rambut,
kebotakan, kegatalan, dan penebalan pada kulit
Infeksi pada manusia:
Rasa gatal, kemerahan,
peradangan lokal
23
Panduan praktis ibadah kurban
Salmonelosis (Penyakit Zoonotik dari Daging Kurban) Infeksi bakteri Salmonella spp.
Gejala klinik:
o Demam tifoid (Salmonella typhi)
o Demam paratifoid (Salmonella paratyphi A,
B, C)
o Gastroenteritis (Salmonella spp. yang lainnya
dengan gejala keracunan makanan umum)
Faktor risiko salmonelosis:
o Suhu pemanasan tidak sempurna
o Pendinginan lambat
o Pemanasan ulang tidak sempurna
o Waktu masak-santap terlalu lama (tersimpan
pada suhu 4-60 oC)
Bakter i
Salmonella s p.
Pengolahan daging yang
higienis mencegah
salmonellosis
Gejala infeksi: Sakit per ut,
demam, mual
24
Panitia Kurban FKH IPB
Catatan tambahan “Kurban dalam situasi Covid-19”
Pelaksanaan Kurban 1441 H (2020 M) dalam situasi
Covid-19 dapat mengikuti petunjuk Surat Edaran No:
0008/SE/PK.320/F/06/2020 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Kurban dalam Situasi COVID-19. Secara
teknis, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mengikuti petunjuk tersebut maka disarankan:
1. Orang yang datang ke lokasi pemotongan hewan
adalah panitia.
2. Jaga jarak minimal 1 m. Atur kepadatan dengan
membatasi jumlah panitia.
3. Setiap panitia dipastikan kesehatannya sebelum
pelaksanaan kurban.
4. Jika jumlah hewan kurban banyak, disarankan
pemotongan dilakukan bertahap (dibuat jadwal
pemotongan di rentang Hari Tasyrik)
5. Distribusi daging diantarkan oleh panitia ke
rumah mustahik.
6. Setiap orang menggunakan alat pelindung diri
(minimal masker) sejak dari rumah.
7. Menyediakan tempat cuci tangan dan setiap
orang cuci tangan dengan sabun/hand sanitizer
sesering mungkin.
25
Panduan praktis ibadah kurban
8. Hindari jabat tangan, berkerumun, dan
memerhatikan etika batuk/bersin/meludah.
9. Selesai pelaksanaan kurban, setiap orang segera
mandi dan ganti pakaian sebelum kontak dengan
keluarga/orang lain saat tiba di rumah.
10. Panitia kurban terus melakukan edukasi
mengenai petunjuk pelaksanaan kurban dalam
situasi COVID-19.
FAKTA
“HEWAN KURBAN BUKAN SUMBER PENULARAN
UNTUK PANDEMI COVID-19”
“PANDEMI COVID-19 TERJADI MELALUI PENULARAN
DARI ORANG KE ORANG”
SEHINGGA WAJIB BAGI SETIAP ORANG
MENERAPKAN PROTOKOL KESEHATAN UNTUK
MENCEGAH PENYEBARAN COVID-19
26
Panitia Kurban FKH IPB
Tips dan Trik terkait Kurban
Saat pemilihan dan penampungan hewan kurban 1. Pilihlah hewan kurban yang dilengkapi Surat
Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
2. Pilihlah hewan kurban yang karakternya tidak
terlalu galak.
3. Puasakan hewan kurban sejak sore hari sebelum
besok paginya dipotong (minum tetap diberikan).
4. Jangan campurkan hewan kurban besar dengan
hewan kecil (kelompokkan sesuai jenisnya; sapi
dengan sapi dan kambing dengan kambing).
5. Untuk membangunkan sapi dapat dilakukan
dengan mencipratkan air, tidak dengan menusuk
atau menekuk ujung ekornya.
6. Tidak sering-sering melintas/lalu-la lang di antara
hewan kurban.
Saat merubuhkan hewan kurban
7. Tidak mengerumuni hewan.
8. Jika memungkinkan gunakan teknik rope atau
barley untuk merubuhkan sapi/kerbau sehingga
lebih mudah terbaring di sebelah kiri.
9. Setelah hewan rubuh dan diikuat tidak perlu
menyiramnya dengan air sebelum disembelih.
10. Setelah hewan rubuh segerakan proses
pemotongan.
27
Panduan praktis ibadah kurban
Saat penyembelihan
11. Titik pemotongan berjarak sekitar 3 jari dari
pangkal leher untuk domba kambing dan sekitar
1 telapak tangan untuk sapi atau kerbau.
12. Jika memungkinkan gunakan teknik tarik, jika
ingin menggunakan teknik dorong maka bilah
pisau dapat dibantu tekan/dorong dengan tangan
kiri sehingga lebih kuat.
13. Pastikan ada 2 pancaran darah pada bekas
pemotongan.
14. Jika pancaran darah mampat maka dikoreksi
dengan memotong sedikit pembuluh darahnya
sehingga darah kembali memancar.
15. Pertahankan dan jaga agar bekas luka tidak
saling menempel.
16. Tidak boleh menyemprot bekas luka dengan air.
17. Tidak dibolehkan melepaskan kepala dari tubuh
sebelum hewan benar-benar mati.
18. Hewan telah mati jika tidak berkedip saat
disentuh matanya.
Saat penanganan karkas, pengemasan, dan pembagian
19. Jangan sampai hewan yang telah disembelih
menumpuk karena antri.
20. Karkas yang digantung dan kering dapat
dibiarkan sementara untuk menyempurnakan
rigor mortis sehingga kualitas daging lebih
bagus (lalat tidak akan datang karena otot
terbungkus fascia yang mengering).
28
Panitia Kurban FKH IPB
21. Jalur penanganan karkas dan jeroan dibedakan,
orang yang menangani juga dibedakan.
22. Untuk mengurangi bau, lemak jeroan/organ
(omentum) dipisahkan saat membersihkan
jeroan.
23. Gunakan plastic food grade untuk wadah
daging. Daging dan jeroan dipisahkan.
24. Pemotongan dilakukan pagi dan maksimal
menjelang dzuhur sudah selesai dibagikan.
25. Daging kurban dibagikan dengan cara
diantarkan oleh panitia ke mustahik.
*catatan
PADA SETIAP AKTIVITAS SELALU TERAPKAN PROTOKOL KESEHATAN