IAN SYAR Wa Rida Persepsi

download IAN SYAR Wa Rida Persepsi

of 27

Transcript of IAN SYAR Wa Rida Persepsi

STUDI TERHADAP ANAK DIBAWAH

2423

DRAF SKRIPSI

Nama : Wa Raida Co

N I M : 090303007Jurusan: Dakwah Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas: Dakwah dan Ushuluddin

Judul Skripsi :Persepsi Masyarakat Desa Waiheru terhadap Acara Golden Ways di Metro TV

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal pokok yang dilakukan manusia dalam keseharian, untuk mengetahui dan mengungkap berbagai gejala sosial dalam suatu interaksi sosial. Salah satu saluran yang digunakan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya, yaitu menggunakan media massa seperti televisi. Televisi sebagai ruang publik yang menyoroti dan menyikapi berbagai stimuli disajikan melalui berbagai program berita (news), program pendidikan dan hiburan, seperti info-tainment yang dikemas dalam bentuk berita. Hal tersebut dimungkinkan karena televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang dapat sekaligus menggabungkan penayangan yang bersifat informatif, hiburan maupun pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Skomis diacu dalam Syahputra, jika dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, suratkabar, majalah dan buku), maka televisi mempunyai sifat istimewa yang dapat menggabungkan tayangan informatif, hiburan maupun pendidikan.

Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, teknologi komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi komunikasi memudah-kan setiap orang untuk mengakses segala bentuk informasi dan hiburan. Hal ini dapat diperoleh melalui media massa seperti media cetak maupun media elektronik yang sangat digemari oleh masyarakat yaitu televisi.

Saat ini perkembangan dunia komunikasi terutama industri pertelevisian di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat terlihat dari banyaknya stasiun televisi baru yang bermunculan. Berbagai televisi saling bersaing satu sama lain untuk menarik minat dari target audiencenya dan mempertahankan penonton setia dengan menawarkan berbagai tayangan yang menarik dan kreatif yang dikemas dengan sedemikian rupa sesuai dengan target audience dari masing-masing televisi tersebut.

Dengan semakin banyaknya televisi yang hadir di Indonesia, semakin banyak pula ragam tayangan yang disajikan. Setiap televisi menciptakan tayangan-tayangan yang menarik baik berupa informasi berita, hiburan, acara musik, olahraga, dan lain sebagainya. Televisi sebagai media sarana hiburan ternyata juga dapat membawa pada hal-hal yang negatif dari acara yang ditayangkan. Hal ini biasanya membawa dampak pada pola perilaku dan kebiasaan penontonnya. Sebagai contoh acara sinetron yang menayangkan adegan kekerasan mudah dicontoh baik oleh orang dewasa maupun anak kecil dengan mudah meniru apa yang disajikan oleh tayangan tersebut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dari berbagai pihak karena tayangan televisi sekarang mulai menjadi hal negatif dari membuat orang malas bekerja sampai mencontoh tayangan yang negatif.

Namun di sisi lain ada tayangan televisi yang membawa pengaruh yang positif bagi penontonnya salah satunya yaitu program acara Mario Teguh Golden Ways yang ditayangkan di Metro TV. Target program acara ini yaitu orang dewasa khusus-nya para pekerja dengan tema yang menarik setiap episodenya. Acara ini dibawakan oleh seorang motivator handal yaitu Mario Teguh. Ia dapat memotivasi penontonnya melalui kata-kata, kalimat, dan quotes yang ia sampaikan.

Alasan penulis memilih program acara ini sebagai topik skripsi karena penulis melihat bahwa acara tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam diri penontonnya, khususnya pekerja untuk memotivasi mereka dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam bekerja. Acara ini selain dapat memberikan perubahan pada pola pikir dan perilaku penontonnya juga dapat mempengaruhi sisi psikologis dari penontonnya. Banyak nilai-nilai moral yang ditanamkan dalam program acara ini. Pemilihan topik yang disampaikan benar-benar selektif dan penting untuk dibahas. Mario Teguh sebagai host dan motivator dalam acara ini mampu memposisikan dirinya sebagai seorang motivator yang dapat dipercaya oleh penontonnya sebagai pemberi inspirasi dan motivasi yang handal dan dapat dipercaya. Acara Golden Ways memang diyakini dapat memotivasi setiap penontonnya sehingga hampir semua orang dengan menyaksi-kan acara ini memperoleh hasil positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan terutama dalam meningkatkan motivasi dalam bekerja melalui penanaman nilai-nilai moral yang disampaikan. Acara ini juga memiliki banyak unsur edukatif yang disampaikan disetiap episodenya dan juga memiliki unsur pesan yang bersifat moral dan memotivasi.

Penulis melihat Mario Teguh sebagai sosok yang mampu membawakan setiap tema acara dengan baik dan dengan keahliannya dalam mengolah kata sehingga menarik bagi penontonnya. Ia merupakan seorang komunikator yang dapat membawa perubahan besar diberbagai aspek kehidupan. Program acara Mario Teguh Golden Ways merupakan salah satu program acara televisi yang bersifat informatif dan edukatif. Program acara ini dibuat untuk memotivasi penontonnya melalui kata-kata yang disampaikan oleh sang motivator Mario Teguh.

Yang menarik dari acara Mario Teguh Golden Ways yaitu penyampaian bahasanya yang menarik dan mudah dimengerti oleh penontonnya, sehingga isi pesan moral, edukatif, dan pengetahuannya dapat diserap. Banyak pesan nilai moral dan makna tersirat yang dapat diambil dari program acara tersebut. Mario Teguh memiliki kata kunci yang selalu ia gunakan dalam setiap penampilannya dalam acara Mario Teguh Golden Ways yaitu Super. Semakin hari tayangan ini semakin diminati oleh masyarakat, hal itu dapat dilihat dari jumlah penonton yang menonton langsung di studio Metro TV. Selain banyaknya jumlah penonton yang semakin hari semakin memadati studio Metro TV, jumlah penggemar dari Mario Teguh pun luar biasa di dunia maya. Dalam akun facebooknya, Mario Teguh memiliki lebih dari 3,5 juta penggemar serta tidak kurang dari lima ribu komentar-komentar positif setiap harinya dicantumkan di setiap kata-kata bijaksana yang selalu diperbaharui di halaman akunnya.

Berangkat dari pemikiran dan fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk menuangkannya dalam rencana penulisan skripsi berjudul Persepsi Masyarakat Desa Waiheru terhadap Acara Golden Ways di Metro TV.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah Berdasarkan pokok pikiran di atas, maka permasalahan pokok yang diajukan adalah bagaimanakah persepsi masyarakat desa Waiheru terhadap acara Golden Ways di Metro TV ?2. Batasan Masalah

Untuk menghindari adanya perluasan dalam pembahasan nanti serta lebih mengena pada substansi permasalahan, maka dalam penulisan ini penulis membatasi masalah hanya pada persepsi masyarakat desaWaiheru yang tergolong sering menyaksikan acara Golden Ways di Metro TV.

C. Pengertian Judul dan Defenisi Operaisonal

Di bawah ini akan diuraikan pengertian kata yang terdapat dalam draf skripsi yang dianggap kurang jelas sehingga akan lebih mempermudah pemahaman dan dapat memberikan gambaran tentang yang akan diuraikan pada pembahasan berikutnya : Persepsi menurut Desiderato adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah pemberian makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli).

Golden Ways merupakan salah satu program acara ini yang ditayangkan Metro TV dimana acara yang bertujuan memberikan motivasi kepada penontonnya dengan target penonton yaitu orang dewasa khususnya para pekerja dengan tema yang menarik setiap episodenya. Acara ini dibawakan oleh seorang motivator handal yaitu Mario Teguh. Ia dapat memotivasi penontonnya melalui kata-kata, kalimat, dan quotes yang ia sampaikan.

Metro TV adalah sebuah stasiun televisi swasta Indonesia yang didirikan oleh PT Media Televisi Indonesia yang resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta. D.Tinjauan Pustaka

1. Konsep Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Menurut beberapa ahli, seperti yang diungkapkan oleh Desiderato yang dikutip oleh Rachmat menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Selain itu, persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi yang melibatkan sensasi, atensi, ekspetasi, motivasi, dan memori. Ditambahkan Rachmat bahwa persepsi ialah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).Secara etimologi, persepsi atau dalam Bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin perceptio; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil. Persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Sedangkan menurut DeVito, persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita.

Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Hal ini tampak jelas pada defenisi John R. Wenburg dan Willian W. Wilmot: persepsi dapat didefenisikan sebagai cara organisme memberi makna atau defenisi Rudolph F. Verderber: Persepsi adalah proses menafsirkan informasi inderawi.

Salah satu pandangan yang dianut secara luas menyatakan bahwa psikologi sebagai telaah ilmiah, berhubungan dengan unsur dan proses yang merupakan perantara ransangan diluar organisme dengan tanggapan fisik organisme yang dapat diamati terhadap ransangan. Menurut rumusan ini, yang dikenal dengan teori ransangan-tanggapan (stimulus-respons/SR), persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah ransangan diterapkan kepada manusia. Subproses psikologis adalah pengenalan, perasaan, dan penalaran.

Hal ini sejalan dengan pendapat Woodworth dan Marquis, 1957 dalam Walgito (199), mengatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Namun proses tersebut tidak berhenti disitu saja, pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf, dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi. Proses penginderaan terjadi setiap saat, yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya..Stimulus yang mengenai individu itu kemudian diorganisasikan, diinterpretasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang diinderanya itu. Proses inilah yang dimaksud dengan persepsi. Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera (Drever dalam Sasanti, 2003). Di samping itu menurut Moskowitz dan Orgel (1969), persepsi itu merupakan proses yang intergrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan proses peng-organisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Karena merupakan aktivitas yang intergrated, maka seluruh pribadi, suluruh apa yang ada dalam diri individu ikut aktif berperan dalam persepsi itu. Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan (Davidoff, 1981)..Jadi dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi, stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang ber-sangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang disebut persepsi diri (self-perception). Persepsi merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut perperan dalam persepsi tersebut. Berdasarkan atas hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi itu memang bersifat individual (Davidoff, 1981).William James menyatakan persepsi terbentuk atas dasar data-data yang diperoleh dari lingkungan yang diserap indera kita, serta sebagian lainnya diperoleh dari pengolahan ingatan (memory) kita (diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki).

Terkait tujuan penelitian ini, maka dalam penelitian ini variabel persepsi masyarakat meliputi : 1) Pengenalan, yakni pengenalan masyarakat terhadap acara Golden Ways yang disiarkan di Metro TV; 2) Penalaran, yakni proses berfikir oleh masyarakat yang menuju pada penarikan kesimpulan; 3) Perasaan, yakni pengakuan diri terhadap kesamaan rasa; 4) Tanggapan, yakni pandangan yang diberikan oleh masyarakat terhadap acara reality show Golden Ways

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi seseorang juga sangat ditentukan oleh dua faktor utama yaitu fungsional dan struktural.1) Faktor fungsional atau faktor yang bersifat personal

Yang termasuk faktor ini antara lain kebutuhan individu, pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif. Misalnya bila orang menonton televisi untuk mencari informasi dan orang menonton televisi untuk mencari hiburan duduk di depan televisi, yang pertama akan menonton program berita dan program seni budaya, yang kedua akan menonton program sinetron atau info-tainment. Kebutuhan bilogis menyebabkan persepsi yang berbeda.

2) Faktor struktural atau faktor dari luar individu

Yang termasuk faktor ini yaitu lingkungan keluarga, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Misalnya, jika si A, yang senang talkshow, ketika menonton program talkshow, ditemukan isi beritanya membicarakan kisah sukses seorang tokoh, si A akan menganggap talkshow merupakan program yang unik dan bergengsi, walaupun isi beritanya hanya membicarakan kisah sukses seorang tokoh. Tetapi, jika si B, yang kontra terhadap talkshow, ketika menonton program talkshow, program TV yang unik dan bergengsi, ditemukan isi beritanya membicarakan kisah sukses seorang tokoh, si B akan segera memberi komentar, program talkshow tidak unik dan tak bergengsi, apalagi isi beritanya hanya membicarakan kisah sukses seorang tokoh. Karena si B berteman baik dengan si A maka bisa tentu si B akan berpengaruh menjadi suka dengan talkshow karena pengaruh si A, begitu juga sebaliknya. Tentunya persepsi tidak muncul dengan sendirinya melainkan karena ada faktor-faktor tersebut. Sehingga akan muncul sebuah keputusan mengenai sesuatu objek. Melalui pemberian nilai terhadap objek tersebut.c. Relevansi Persepsi dengan Pemanfaatan Media MassaDalam globalisasi media massa dan informasi, dunia menyaksikan peranan telekomunikasi serta media elektronik yang luar biasa. Media massa merupakan alat komunikasi yang ditujukan pada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima serentak dan sesaat. Jenis-jenis media massa yaitu Pers (surat kabar), Radio, internet televisi dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan media komunikasi massa adalah setiap alat yang dipergunakan mengadakan pengumuman, atau menyebarkan sesuatu penerangan/propaganda kepada umum. Alat komunikasi yang tertua adalah bahasa, kemudian kemajuan teknik akhirnya berhasil menyebarkan bahasa itu secara luas, melalui alat-alat komunikasi massa seperti pers, radio, televisi dan sebagainya.Komunikasi massa media televisi ialah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana yaitu televisi. Media televisi adalah hasil karya peradapan nilai-nilai budaya modern manusia dalam kehidupan yang semakin kompleks dan majemuk. Menurut Skornis dalam bukunya Television and Society; An Incuest and Agenda(1965), dibandingkan dengan media massa yang lainnya (radio, surat kabar, buku, majalah dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupa-kan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat politis, bisa pula informatif, hiburan dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana tertentu, yaitu para pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikannya. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Televisi adalah media elektronik yang sangat cepat dalam menyajikan berita dan informasi terkini dan televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan medium yang paling kuat pengaruhnya, dalam membentuk sikap dan kepribadian baru masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Kultur baru yang dibawa oleh televisi dengan sendirinya mulai bertumbuh pula di masyarakat.Sebagian orang menyatakan bahwa terpaan media lebih merupakan kegiatan yang kebetulan dan amat dipengaruhi faktor eksternal. Lingkungan eksternal amat memain-kan peranan yang amat penting dalam menentukan terpaan media. Kita dapat menonton televisi bila siaran dapat diterima pada pesawat televisi kita. Walaupun demikian, ini tidak berarti bahwa faktor-faktor personal tidak mem-pengaruhi penggunaan media. Kita cenderung untuk menyukai media tertentu atau acara tertentu dari berbagai komunikasi massa yang ada. Dalam hal ini kita menggunakan media massa dalam motif. Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa. Kebutuhan ini dapat dipuaskan oleh sumber lain selain media massa. Kita ingin mencari kesenangan, media massa dapat memberikan hiburan. Kita mengalami goncangan batin, media massa memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan. Kita kesepian, dan media massa berfungsi sbagai sahabat. Tentu saja hiburan, ketenangan, dan persahabatan dapat diperoleh dari sumber lain seperti kawan, hobi atau tempat ibadah.Nordenstreng menyebutkan bahwa motif dasar untuk menggunakan media adalah kebutuhan akan kontak sosial. Menurut Wilbur Scramm menyebutkan empat fungsi media massa dalam memenuhi kebututuhan, yaitu surveillance (pengawasan lingkungan), correlation (hubungan sosial), hiburan dan transmisi kultural.

Citra terbentuk berdasarkan informasi yang diterima. Media massa bekerja untuk menyampaikan informasi. Bagi khalayak, informasi itu dapat membentuk, mempertahankan, dan mendefinisikan citra. Media massa datang menyampaikan informasi tentang lingkungan sosial para selebritis yang kurang pas dengan tatanan moral dan budaya; televisi menjadi jendela kecil untuk menyaksikan berbagai peristiwa yang jauh dari jangkauan alat indera kita. Realitas yang ditampilkan media adalah relitas yang sudah diseleksi, yaitu realitas tangan kedua (second hand reality). Televisi memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan dan mengesamping-kan tokoh yang lain. Sehingga kita tidak dapat, dan tidak sempat mengecek peristiwa-peristiwa yang disajikan media, kita cenderung memperoleh informasi itu semata-mata berdasarkan pada apa yang dilaporkan media massa. Akhirnya kita membentuk citra tentang lingkungan sosial kita berdasarkan realitas kedua yang ditampilkan media massa. Karena televisi menyajikan adegan kekerasan, sebagian penonton televisi mempersepsi lebih banyak orang yang berbuat jahat, lebih merasa bahwa berjalan sendirian berbahaya, dan lebih berpikir bahwa orang hanya memikirkan dirinya sendiri.2. Khalayak Siaran Televisi

Khalayak massa adalah suatu fenomena dalam media khususnya pada abad ke-19. Orang-orang beramai-ramai membaca atau menonton produk yang sama. Televisi memiliki banyak khalayak untuk program acara yang berbeda-beda. Orang-orang yang sama tidak akan konsisten menonton pro4gram yang sama. Dilain pihak, terdapat pula tipe-tipe khalayak yang serupa untuk program acara tertentu.

Khalayak tersebut bersifat spesifik dan saling melengkapi : (1) khalayak yang didefiniskan menurut majalah, rekaman, film tertentu yang akan mereka konsumsi; (2) terdapat khalayak spesifik untuk suatu tipe produk tertentu seperti majalah komputer, musik jazz modern dan lain-lain; (3) khalayak yang dispesifikasikan menurut profil/karakteristik mereka, berdasarkan faktor-faktor seperti usia, kelas, jenis kelamin, tingkat pendapatan, gaya hidup dan seterusnya (Burton, 2008).

Selain karakteristik khalayak, terdapat pula istilah media exposure, yaitu usaha untuk mencari data-data khalayak tentang penggunaan media, baik jenis media, frekuensi maupun durasi. Disamping itu terdapat juga istilah audience rating yang digunakan untuk mengetahui persepsi khalayak terhadap media, jenis informasi, format acara, dan komunikator yang menjadi favorit khalayak.

Menurut Caldwell dalam Shanti (2008), khalayak dibedakan ke dalam empat stage, antara lain seperti : the elite stage, the mass stage, the specialized stage, dan the interactive stage. The elite audience stage merupakan khalayak yang berada pada skala relatif kecil dan merefleksikan segmentasi dalam komunitas. The mass audience stage merupakan khalayak yang berada hampir di seluruh populasi khalayak dengan berbagai segmentasi, sementara The specialized audience stage adalah khalayak yang tersegmentasi dari suatu khalayak yang memiliki minat yang sama. Adapun The interactive audience stage merupakan individu yang selektif terhadap jenis acara apa yang ditontonnya.

Secara garis besar ada dua tipe khalayak massa, yaitu general public audience dan specialized audience. General public audience merupakan khalayak yang sangat luas, heterogen dan anonim. Sedangkan specialized audience dibentuk dari beberapa macam kepentingan bersama anggota-anggotanya sehingga lebih homogennya. Pada prinsipnya, ada 3 (tiga) sub kelompok dasar khalayak, yaitu the illiterate, the pragmatis, dan the intellectual. The illiterate merupakan kelompok khalayak yang lebih tertarik pada media audio visual dengan orientasi pada pesan superficial dan full action program, mereka kurang berorientasi pada ide. The pragmatis mencakup khalayak yang senang melibatkan diri pada masyarakat, memiliki mobilitas cukup tinggi, berpendidikan menengah atas, berpendapatan cukup dan bergaya hidup modern. Sementara The intellectual merupakan segmen terkecil dari khalayak massa (Sari, 1993)

Dengan demikian terdapat khalayak yang sangat spesifik untuk program- program tertentu bagi kaum wanita dan sebaliknya. Mungkin pula terdapat khalayak yang dideskripsikan untuk materi media yang dianggap menarik perhatian kaum wanita secara umum atau pria secara umum pula.

Blumer dalam Sari (1993), menegaskan 4 (empat) komponen sosiologis yang dapat dipertimbangkan sebagai profil/ identitas khalayak massa, yaitu berasal dari berbagai strata sosial (usia, tingkat pendidikan, jabatan, pendapatan, dan gaya idup), kelompok anonim yang terdiri dari individu-individu yang tidak saling mengenal, karena secara fisik terpisah maka hanya ada sedikit kemungkinan untuk berinteraksi, serta tidak terorganisasi sehingga mungkin untuk digerakkan demi kepentingan tertentu.

3. Talkshow Golden Ways di Metro TV.

Dewasa ini hampir semua kalangan masyarakat sudah mengenal program acara talkshow. Bagi sebagian orang talkshow merupakan program berbincang- bincang secara langsung yang diselingi dengan musik. Di Indonesia sendiri sudah banyak sekali tayangan yang berformat talkshow. Salah satunya adalah Mario Teguh The Golden Ways.

Sejak 1950-an penonton televisi di Amerika Serikat telah menikmati hiburan yang ditawarkan talkshow. Program hiburan televisi ini memiliki komponen dasar yaitu studio televisi, host (pemandu acara) dan wawancara. Bernard M. Timberg dalam bukunya Television Talk A History of The Televise Talkshow meng-ungkapkan program talkshow televisi memiliki prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Prinsip pertama, acara tersebut dibawakan oleh seorang host (dibantu sebuah tim yang bertanggung jawab atas materi, pengarahan dan bentuk acara yang akan ditampilkan). Dari sudut pemasaran, host dipandang sebagai sebuah label trademark yang mempunyai nilai jual. Prinsip kedua, mengandung percakapan berisi pesan atau message. Prinsip ketiga, adalah talkshow merupakan suatu produk atau komoditi yang berkompeten dengan produk lain. Yang keempat, talkshow merupakan kegiatan industri yang terpadu dengan melibatkan berbagai profesi mulai dari produser acara, penulis naskah, pengarah acara, penata rias dan rambut, dan bagian marketing.

Talkshow merupakan suatu sajian perbincangan yang cukup menarik yang biasanya mengangkat isu-isu yang tengah hangat di masyarakat. Tema yang diangkat juga bermacam-macam. Mulai dari persoalan budaya, ekonomi, polotik, sampai olahraga. Banyak orang berasumsi bahwa program talkshow adalah program berbincang-bincang dan lebih fokus pada wawancara, hal itu dikuatkan dengan pendapat dari Pane berikut : Talkshow adalah suatu acara perbincangan yang dapat dilihat melalui siaran televisi. Wawancara tetap menjadi sentral dalam talkshow dengan segala tipenya. Acara ini biasanya diproduksi oleh sekelompok pekerja khusus. Para pengisi acara didaftar atau dicatat terlebih dahulu, kemudian para anggota staf melakukan riset dengan hati-hati terhadap latar belakang tamu mereka dan melengkapi foto-foto atau film atau apa saja yang perlu diperagakan dalam acara ini. Sementara music director mempersiapkan musik pengiring. Akhirnya produser acara yang selalu bergerak cepat, dengan tenang dan hangat mempertunjukkan talkshow yang menjadi tanggung jawabnya untuk menghibur dan menyenangkan hati para penonton televisi.

Berdasarkan kedua pendapat diatas, jika dikaitkan dengan tayangan Mario Teguh, The Golden Ways dapat dikatakan bahwa tayangan tersebut termasuk kedalam format talkshow. Banyak masyarakat yang mulai menggemari tayangan format talkshow karena merupakan tayangan yang langsung dan penonton dapat berinteraksi langsung dengan pembicara dan langsung memberikan komentarnya.

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam pada responden yang telah ditentukan sebelumnya. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Bogdan dan Taylor dalam Moleong, mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dan wawancara adalah metode yang digunakan peneliti untuk memahami konstruk-konstruk yang digunakan orang-orang yang diwawancarai sebagai dasar untuk pendapat dan keyakinan mereka mengenai situasi, isu, atau produk tertentu.

Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah survey, dimana penelitian survey menurut Sugiono adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, digunakan teknik pengamatan secara langsung semua objek yang ada hubungannya dengan objek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan carta :

a. Observasi, digunakan untuk mengamati keadaan dan perilaku objek yang diteliti di wilayah desa Waiheru.

b. Teknik wawancara (interview) digunakan untuk memperoleh keterangan karakteristik dan persepsi masyarakat desa Waiheru terhadap tayangan acara Golden Ways di Metro TV.

3. Metode Analisa Data

Analisis mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam penelitian. Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data.

Tahap analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui empat tahap sebagaimana versi Miles dan Huberman yaitu:

a. Pengumpulan data, yaitu mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan yang dilakukan terhadap berbagai jenis dan bentuk data yang ada dilapangan dengan menggunakan berbagai metode.

b. Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyeder-hanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data akan dilakukan terus-menerus selama penelitian berlangsung. Dalam proses redukasi data yang akan dilakukan peneliti berusaha melakukan pilihan-pilihan terhadap data yang hendak dikode, mana yang dibuang dan mana yang merupakan kebutuhan analisis. Menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan meng-organisasikan data. Dengan cara demikian harapannya kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. c. Sajian Data, yaitu menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dalam pengambilan tindakan. d. Penarikan kesimpulan/verifikasi data, yaitu langkah terakhir dari analisa data. Dalam penarikan simpulan ini didasarkan pada reduksi data dan sajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian.

Keempat tahapan di atas merupakan satu kesatuan pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Hal ini digambarkan melalui bagan sebagai berikut :

Gambar 1.

Analisis data versi Miles dan Huberman

G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimakah persepsi masyarakat desa Waiheru terhadap acara Golden Ways di Metro TV ?

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca umumnya sebagai literatur yang mampu memperluas wawasan mengenai persepsi pembaca terhadap tayangan program acara Golden Ways di Metro TV.

Penelitian ini diharapkan akan mempermudah MetroTV khususnya program Golden Ways dalam menyusun program siaran yang lebih baik bagi pemirsanya. Dengan penelitian ini pula, program Golden Ways Metro TV dapat menempatkan masyarakat tidak hanya sebagai objek siaran tetapi juga sebagai subjek yang berpengaruh terhadap kinerja sebuah televisi dan dapat dimanfaatkan untuk pengembangannya di masa yang akan datang.

Penelitian ini diharapkan pula bermanfaat bagi program Golden Ways sebagai masukan untuk mengetahui seberapa besar manfaat program tersebut bagi masyarakat pada umumnya.

H.Garis-Garis Besar Isi Skripsi

Dalam pembahasan skripsi ini terdapat beberapa bab yang diantara bab satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Diantara keterkaitannya ini merupakan uraian gambaran keseluruhan dari isi skripsi ini.

Bab pertama merupakan bab pendahuluan dari penulisan skripsi ini, yang membuat latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, hipotesis, pengertian judul, kemudian tinjauan pustaka, metode penelitian, dilanjutkan dengan tujuan dan kegunaan penelitian serta memuat garis-garis besar skripsi.

Pada bab kedua membahas tentang deskripsi lokasi penelitian yang mencakup letak geografis, keadaan demografi dan keadaan sosial ekonomi masyarakat desa Waiheru.

Pada bab ketiga penulis membahas tentang gambaran umum tayangan acara Golden Ways di Metro TV, meliputi gambaran acara Golden Ways dan karakteristik pemirsa acara Golden Ways di Metro TV

Selanjutnya pada bab keempat, merupakan bab analisa persepsi masyarakat desa Waiheru terhadap acara Golden Ways di Metro TV.

Terakhir pada Bab V yang merupakan Bab Penutup berisi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

Andry, 2010, Televisi. http//id.wikipedia.org/wiki/. Diakses pada tanggal 12 Pebruari 2014

Bartol, Pengertian Persepsi, http://teori-psikologi.blogspot.com/2014/02 /pengertian-persepsi.html. Diakses pada tanggal 12 Pebruari 2014

Budyatna, Peranan Fungsi Media Massa, http://davidsanjana.wordepres.com/2014/ 02/21/ peran_fungsi_media_massa, Diakses pada tanggal 12 Pebruari 2014.

Creswell, John. W., Qualitative Inquiry and Research Design : Choosing Among Five Traditions (USA : Sage Publication Inc., 1988)

Devito, Joseph A., Komunikasi antar Manusia (Jakarta : Profesional Books, Jakarta, 1997).

http://netapane.blogspot.com/2008/12/ talkshow-televisi.html

http://www.gumilarcenter.com/makalah/menyikapi%20tayangan%20di%20televisi.pdy.html. Diakses pada tanggal 20 Pebruari 2014

Kuswandi, Wawan, Komunikasi Masa; Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta : Rineka Cipta, 1996)Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif (Jakarta : UI-Press, 1992)Moleong, L.J., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007).

Mulyana, Dedy dan Solatun, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung, Rosda, 2005).

Rachmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005)

Rachmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1985).

Rukminto, Isbandi, Psikologi Pekerjaan Sosial, dan Ilmu Kesejahteraan Sosial, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1994)Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, (Bandung : CV. Alfabeta, 2000)Suminto, Aqib, Problematika Dakwah, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984)Syahputra, I., Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri Televisi (Yogyakarta: Pilar Media, 2006)

Walgito, Bimo, Psikologi Sosial, (Yogyakarta : CV. Andi, 1999)Wibowo, Fred , Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, (Jakarta : PT. Gramedia Wida Sarana, 1997)Lampiran 1DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARAPERSEPSI MASYARAKAT DESA WAIHERU TERHADAP ACARA GOLDEN WAYS DI METRO TV

1. Pernahkan Anda menonton Acara Golden Ways di Metro TV ?2. Seberapa sering anda menonton Acara Golden Ways di Metro TV ?3. Seperti apa penilaian anda mengenai Acara Golden Ways di Metro TV, baik dari segi penampilan, gaya bahasa dari pembawa/pemandu acara maupun presenternya (Mario Teguh) ?4. Pernahkan anda menonton program tayangan Acara Golden Ways di Metro TV yang berhubungan dengan permasalahan hidup anda ?

5. Bagaimana tanggapan anda tentang program tersebut ?

6. Apakah menurut anda Acara Golden Ways di Metro TV dapat menjadi media untuk mempengaruhi hidup pemirsanya ke arah yang lebih baik ?7. Apakah saudara puas dengan tayangan Acara Golden Ways di Metro TV?8. Bagaimana pendapat anda mengenai hubungan Acara Golden Ways di Metro TV yang anda tonton dengan proses pengembangan diri anda di masyarakat ?9. Apa saran anda untuk peningkatan kualitas penayangn program Acara Golden Ways di Metro TV?

PERSEPSI MASYARAKAT DESA WAIHERU TERHADAP ACARA GOLDEN WAYS DI METRO TV

DRAF SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (S.Hi) pada Fakultas Dakwah dan Ushuluddin

Jurusan Dakwah Komunikasi Penyiaran Islam

Oleh :

WA RAIDA CO

NIM : 090303007FAKULTAS SYARIAH

INSTITU AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

A M B O N

2014PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulisan skripsi Saudari Wa Eaida Co, NIM. 090303007, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi Draf Skripsi yang bersangkutan dengan judul : Persepsi Masyarakat Desa Waiheru terhadap Acara Golden Ways di Metro TV, memandang bahwa Draf skripsi ini telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat diajukan ke Seminar Draf.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk diproses selanjutnya.

Ambon, 5 Maret 2014

Pembimbing I,

YE HUSEN ASSAGAF, M.Fil.I

NIP. 19700223 200003 1 002Pembimbing II,

DR. SYARIFUDDIN, M.Sos.I

NIP. 150 419611

KOMPOSISI BAB

BAB I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Dan Batasan Masalah

C. Pengertian Judul

D. Tinjauan Pustaka

E. Metode Penelitian

F. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

G. Garis-Garis Besar Isi SkripsiBAB II . DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Letak Geografis Lokasi Penelitian

B. Keadaan Demografis Lokasi Penelitian

C. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Waiheru

BAB III GAMBARAN TENTANG ACARA GOLDEN WAYS DI METRO TV

A. Gambaran Acara Golden Ways di Metro TV

B. Karakteristik Pemirsa Acara Golden Ways di Metro TV

BAB IV.ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT DESA WAIHERU TERHADAP ACARA GOLDEN WAYS DI METRO TV

BAB V.PENUTUP

A. KesimpulanB. Saran

I. Syahputra, Jurnalistik Infotainment, Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri Televisi (Yogyakarta : Pilar Media, 2006), h.27

Jalaluddin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1985), h.126

Jalaluddin Rachmat, Psikologi Komunikasi (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), h.51

Jalaluddin Rachmat, Ibid., h.51

Joseph, A. Devito, Komunikasi antar Manusia (Jakarta : Profesional Books, Jakarta, 1997), h.75.

Dedy Mulyana dan Solatun, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung, Rosda, 2005), h.167

Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta : CV. Andi, 1999), h.53

Bartol, Pengertian Persepsi, HYPERLINK "http://teori-psikologi.blogspot.com/2014/02 /pengertian-persepsi.html" http://teori-psikologi.blogspot.com/2014/02 /pengertian-persepsi.html.

Bimo Walgito, Op.cit h.54

Bimo Walgito, Ibid, h. 54

Bimo Walgito, Loc.cit. h.54

Isbandi Rukminto, Psikologi Pekerjaan Sosial, dan Ilmu Kesejahteraan Sosial, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1994). h. 105

Bartol, Op.cit.

Bartol, loc.cit

Budyatna, Peranan Fungsi Media Massa, HYPERLINK "http://Davidsanjana.wordepres.com/2014/02/21/ peran_fungsi_media_massa" http://Davidsanjana.wordepres.com/2014/02/21/ peran_fungsi_media_massa, Diakses pada tanggal 12 Pebruari 2014.

Aqib Suminto, Problematika Dakwah, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), h. 53.

Aqib Suminto, Ibid, h.54

Wawan Kuswandi, Komunikasi Masa; Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta : Rineka Cipta, 1996), h.6

Wawan Kuswandi, Ibid, h.101

Wawan Kuswandi, Ibid, h.8

Andry, 2010, Televisi.http//id.wikipedia.org/wiki/. Diakses pada tanggal 12 Pebruari 2014

Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, (Jakarta : PT. Gramedia Wida Sarana, 1997), h.1

Jalaluddin Rachmat, Op.cit., h. 206

Jalaluddin Rachmat, Ibid., h. 208

Ibid.

Ibid.

HYPERLINK "http://www.gumilarcenter.com/makalah/menyikapi%20tayangan%20di%20televisi.pdy.html" http://www.gumilarcenter.com/makalah/menyikapi%20tayangan%20di%20televisi.pdy.html. Diakses pada tanggal 20 Pebruari 2014

http://netapane.blogspot.com/2008/12/talkshow-televisi.html. Diakses tanggal 20 Pebruari 2014

John. W. Creswell, Qualitative Inquiry and Research Design : Choosing Among Five Traditions (USA : Sage Publication Inc., 1988), h.15

Moleong, L.J., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.18

Sugiono, 2000. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, (Bandung : CV. Alfabeta, 2000)

Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h.103

Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif (Jakarta : UI-Press, 1992), h.15