I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor...

23
Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK dan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006 Bappenas I. PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Masalah korupsi di Indonesia telah menjadi gejala yang sangat mengkhawatirkan dan telah semakin meluas serta merambah pada lembaga pemerintahan baik di Pusat dan Daerah, lembaga Perwakilan Rakyat (Legislatif) dan lembaga peradilan (Yudikatif). Dengan semakin meluasnya praktik korupsi tersebut, maka tidaklah mengherankan apabila pelaksanaan pembangunan di Indonesia mengalami hambatan yang tidak kecil dalam upaya mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagaimana tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945. Kekurangberhasilan Pemerintah dalam memberantas korupsi memberikan implikasi ketidakpercayaan masyarakat, ketidakpatuhan masyarakat terhadap hukum, dan bertambahnya jumlah angka kemiskinan absolut. Apabila kondisi tersebut tidak dilakukan upaya perbaikan yang berarti maka dapat diprediksi seperti apa mental dan kepribadian bangsa Indonesia di masa mendatang. Dalam perkembangannya, praktik korupsi telah lebih sistematis dan meluas sehingga telah dianggap sebagai pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan hak-hak ekonomi masyarakat luas. Untuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary crime), sehingga upaya pemberantasannya tidak lagi dapat dilakukan secara biasa, tetapi dituntut dengan cara-cara yang luar biasa. Dampak yang ditimbulkan oleh korupsi tidak hanya menyangkut kerugian perekonomian negara, tetapi jauh lebih besar lagi. Korupsi juga menghambat pembangunan berkelanjutan, meningkatkan angka kemiskinan absolut, mendelegitimasi kepatuhan pada hukum dan pemerintahan, bahkan telah menghancurkan social dan human capital yang ada. 1

Transcript of I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor...

Page 1: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

I. PENDAHULUAN

I. 1. LATAR BELAKANG

Masalah korupsi di Indonesia telah menjadi gejala yang sangat mengkhawatirkan dan telah semakin meluas serta merambah pada lembaga pemerintahan baik di Pusat dan Daerah, lembaga Perwakilan Rakyat (Legislatif) dan lembaga peradilan (Yudikatif). Dengan semakin meluasnya praktik korupsi tersebut, maka tidaklah mengherankan apabila pelaksanaan pembangunan di Indonesia mengalami hambatan yang tidak kecil dalam upaya mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagaimana tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945. Kekurangberhasilan Pemerintah dalam memberantas korupsi memberikan implikasi ketidakpercayaan masyarakat, ketidakpatuhan masyarakat terhadap hukum, dan bertambahnya jumlah angka kemiskinan absolut. Apabila kondisi tersebut tidak dilakukan upaya perbaikan yang berarti maka dapat diprediksi seperti apa mental dan kepribadian bangsa Indonesia di masa mendatang.

Dalam perkembangannya, praktik korupsi telah lebih sistematis dan meluas sehingga telah dianggap sebagai pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan hak-hak ekonomi masyarakat luas. Untuk itu korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary crime), sehingga upaya pemberantasannya tidak lagi dapat dilakukan secara biasa, tetapi dituntut dengan cara-cara yang luar biasa. Dampak yang ditimbulkan oleh korupsi tidak hanya menyangkut kerugian perekonomian negara, tetapi jauh lebih besar lagi. Korupsi juga menghambat pembangunan berkelanjutan, meningkatkan angka kemiskinan absolut, mendelegitimasi kepatuhan pada hukum dan pemerintahan, bahkan telah menghancurkan social dan human capital yang ada.

Untuk menanggulangi berbagai dampak negatif tersebut dan mempercepat pemberantasan korupsi, Presiden RI telah mengeluarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Inpres tersebut berisi instruksi umum kepada seluruh jajaran pemerintahan dan instruksi khusus kepada instansi tertentu untuk melaksanakan tugas-tugas tambahan tertentu. Inpres tersebut kemudian diejawantahkan dalam Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi 2004-2009 sebagai Living Document yang disusun oleh 92 instansi Pemerintah, LSM dan Perguruan Tinggi.

Lingkungan kondusif dengan visi dan komitmen Pemerintah, pengadaan sumber daya yang memadai dengan penerapan strategi, perencanaan dan pendekatan yang terdiri dari tindakan Pencegahan dan tindakan Penindakan, serta peran aktif dari masyarakat, Monitoring dan Evaluasi dari Pelaksanaan Rencana

1

Page 2: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi 2004-2009 sangat dibutuhkan demi tercapainya Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi 2004-2009.

Dengan menggarisbawahi pentingnya pelaksanaan RAN-PK 2004-2009, selain mekanisme internal yang dikonsep secara matang, diperlukan pula sebuah konsultasi publik dalam bentuk forum terbuka, dimana para pelaksana RAN-PK dapat berdialog langsung dengan penerima manfaat yaitu masyarakat.

Bappenas selama tahun 2005 telah melaksanakan kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK 2004-2009 di enam propinsi, yakni Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan dan Jawa Timur. Sedangkan untuk tahun 2006, Bappenas telah melaksanakan kegiatan konsultasi dan kampanye publik RAN-PK di beberapa Provinsi, antara lain: Provinsi Bali (19-20 Juni), Nanggroe Aceh Darussalam (18-19 September), Kepulauan Bangka Belitung (21-22 September), Jawa Tengah (11-12 Oktober), Papua (17-18 Oktober), Sulawesi Tenggara (7-8 November), dan DI Yogyakarta (15-16 November). Kegiatan konsultasi dan kampanye publik RAN-PK dimaksudkan untuk mendapatkan masukan-masukan lokal mengenai penyempurnaan pelayanan publik dan pemberantasan korupsi di bidang pelayanan publik yang tertuang dalam dokumen RAN-PK 2004-2009. Sedangkan secara khusus, pelaksanaan kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui kesiapan instansi pelaksana RAN-PK menyusun rencana tindak yang lebih rinci dan konkrit dari isu/kegiatan yang telah disepakati dalam Matriks RAN-PK 2004-2009

Untuk tahun 2006 ini, Bappenas hendak membawa implementasi RAN-PK 2004-2009 ke tahap lebih lanjut, yaitu, penerapan program-program pemberantasan korupsi yang telah disepakati dalam RAN-PK melalui suatu Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK) di masing-masing daerah pilot.

Berdasarkan pemikiran tersebut maka pelaksanaan kegiatan konsultasi dan kampanye publik RAN-PK tahun 2006 akan dilaksanakan dengan menggunakan 2 (dua) metode yaitu, Seminar Publik dan Focus Group Discussion (FGD) yang masing-masing diharapkan dapat menjaring masukan publik yang komprehensif bagi penyempurnaan dokumen RAN-PK 2004-2009 dan mempercepat penyusunan RAD-PK serta Rencana Aksi (Action Plan) di masing-masing departemen atau instansi daerah pilot.

I.2. TUJUANPenyelenggaraan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK 2004-2009 di

Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari dua kegiatan pokok yaitu Seminar Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK 2004-2009 dan Focus Group Discussion (FGD) dimana masing masing kegiatan bertujuan :

1. Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK yang bertujuan untuk:

2

Page 3: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

Memberikan media kepada departemen/instansi pelaksana RAN-PK untuk menjelaskan dan memberikan klarifikasi tentang program-program departemen/instansi mereka dalam rangka pelaksanaan RAN-PK;

Mendapatkan masukan dan tanggapan dari berbagai pihak dalam rangka implementasi RAN-PK di departemen/instansi terkait;

Merumuskan prioritas-prioritas kegiatan yang perlu segera dilaksanakan;

Merumuskan pelibatan masyarakat dan sektor swasta dalam implementasi RAN-PK.

2. Sedangkan tujuan diselenggarakannya FGD adalah memberikan asistensi pusat kepada departemen atau instansi pelaksana RAD-PK di daerah dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan RAD-PK di daerah.

I.3. RUANG LINGKUP

Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK 2004-2009 di Provinsi Kepulauan Riau mencakup kegiatan seminar dan FGD yang dilakukan selama 2 (dua) hari.

I.4. INDIKATOR KEBERHASILAN

Indikator keberhasilan dari Konsultasi dan Kampanye Publik ini, yaitu:

1. Adanya pemahaman peserta terhadap RAN-PK dan adanya input bagi perbaikan substansi RAN-PK.

2. Adanya input dari publik tentang isu-isu prioritas untuk perumusan rancangan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau.

3. Tersusunnya rancangan RAD-PK yang kemudian akan diakomodasikan ke dalam kebijakan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007.

I.5. PESERTA I.5.1. Seminar RAN-PK

Peserta kegiatan seminar Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK terdiri dari berbagai unsur, antara lain: Bappenas, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), BPN Pusat, BKPM, Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa

3

Page 4: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

Publik, Ditlantas POLRI, Bappeda dan Bawasda Provinsi Kepulauan Riau, Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, Pengadilan Tinggi Agama, Pengadilan Tata Usaha Negara, Bappeda dan Bawasda Kabupaten, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Media Lokal dan dinas/instansi terkait lainnya di Provinsi Kepulauan Riau.

Peserta Seminar RAN-PK Provinsi Kepulauan RiauHari Pertama, Rabu, 29 November 2006

NO. NAMA INSTANSI/LEMBAGA1 Sugianto LPM-KEPRI2 Anton Hattawijaya Advokasi Kebijakan Publik3 Hasriawadi Gema PLB4 M. Azhar LSM FPL&PHL5 Hajarullah Aswan Bintan Corruption Watch (BCW)6 Pattimuro Pemda Bintan7 Karsidi A BEM STT Ibnu Sina8 Zaki Setiawan HMI Kom Ibnu Sina9 Jeffry Dejong AMAK

10 Thomas A.E. LSM GEBUKI11 Makhrum Mukhni LSM Kepri Judicial Watch12 Sardison Bappeda Provinsi Kepulauan Riau13 Budiman Panjaitan DPP-LSM-Banper14 Ramli Samad Dishub Provinsi Riau15 Mus LSM CNN16 A.N.Afendi LP2ES17 Monsel Hutagaul BPN Kepri18 Suryadi P5P2m19 Jhonner Sirait TOPPAN-RI20 Raisra TOPPAN-RI21 Anton M. TOPPAN-RI22 Mulkan LSM Hangtuah23 Ilyas Daud LSM BANPER24 Hariyono Mulyono Networking25 M. Paisal AMAK26 Asrom Lubis LSM GARANG27 Erison Visi Anak Nusantara28 Ahmaruddin Bawasda Bintan

4

Page 5: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

29 Zunaidi Bawasda Bintan30 Jhoni Rusli MAPAN31 Misra TOPPAN-RI32 Widya Herlambang KEPRI CENTER33 Jhonnar Sirait TOPPAN-RI34 Antonius B.S. TOPPAN-RI35 Susanti DPU-Tamben Prov36 Riva Bawasda Prov.37 Rendra Topan Bawasko Batam38 Yeudi Bappedako Batam39 Yunelihas Basri Bawasda Prov Kepri40 HM. Naska.PI Ketua PA TPI/BATAM41 Amalla Rainita Solidaritas Masyarakat Anti Korupsi42 Brando Ahmadi P. DPP LSM-SOMASI Kepri43 Bintang S. Korem44 Nazirwan BCW45 Badris Gifari BCC46 Agus Rahardjo Bappenas47 T.H. Azhari Abbas MUI48 Andi Gunawan Kepri Center49 Harry Thomason SPNB50 Seviyandi P. Bawasda51 Rina S. Bawasda52 Edison Kepri Pos53 Anwaru Suara Masa54 Bismar Silalahi GAMIK55 Aris Budi S. Wartawan HR56 Hadi Prihadi Surya Pagi/Sinar Pagi57 Arifin MARITIM58 Mustafa TAJAM59 Suryadi BCC60 Budi Harto AMAK61 Ir.Joko E. Gunawan Forum Akademisi62 Faber Siregar LSM-AMPERA63 Irwansyah Pers/TAJAM64 Mus LSM CNN65 Imron LSM AMAK66 Maria Tobing Forum Perempuan67 Tamen S. Lembaga Komid68 Ahadi R. Hutasoit Forum Rakyat Marginal69 M.Azhar BP7KR70 Hanafi LSM Formen

5

Page 6: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

71 Efriansyah GIMAK72 Didik KPK73 Rudi Harian Tribun Batam74 Dedi Suwadya Sijori Mandiri75   Batam Pos76 Praya Arie I. SKEPO77 Agus Safa Bisnis Indonesia78 Iwan Pers 79 Haris Harapan Rakyat80 John Gringo Sinaga Batak Post81 M. Faisal Ola AMAK82 Machrum Kepri Corruption Watch83 Rahman KADINDA Prov. Kepri84 Boy Hassan SOMASI85 Bahtiar Batam Televisi86 A. Izhar Bawasko Batam87 Pattimura Bupati Kabupaten Bintan88 Widodo Eko KAPOLDA Provinsi Kepri89 Nuraudin Bappeda90 Andi Gunawan Bawasda91 Ismanullah Dinas Pekerjaan Umum Prov. Kepri92 Jon Arizal Dinas Perindagkop Prov. Kepri93 Bintaro Satpol PP94 A. Samad  95 Bambang S. Pertanahan Batam96 Ahmad Hussein BKPM97 Idham BPN Pusat98 Bambang BPN

I.5.2. Focus Group Discussion (FGD)

Peserta kegiatan FGD terdiri dari unsur pemerintah pusat dan daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), swasta serta Tokoh Masyarakat, antara lain: Bappenas, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pertanahan Nasional (BPN), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bappeda, Bawasda, LSM, Akademisi, serta departemen/instansi terkait daerah.

6

Page 7: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

Peserta FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan RiauHari Kedua, Kamis, 30 November 2006

NO NAMA INSTANSI

1 Sugianto LPM-KEPRI

2 Anton Hattawijaya Advokasi Kebijakan Publik

3 Hasriawadi Gema PLB

4 Hajarullah Aswan Bintan Corruption Watch (BCW)

5 Zaki Setiawan HMI Kom Ibnu Sina

6 Jeffry Dejong AMAK

7 Thomas A.E. LSM GEBUKI

8 Sardison Bappeda Provinsi Kepulauan Riau

9 A.N.Afendi LP2ES

10 Mulkan LSM Hangtuah

11 Ilyas Daud LSM BANPER

12 Hariyono Mulyono Networking

13 Asrom Lubis LSM GARANG

14 Zunaidi Bawasda Bintan

15 Jhoni Rusli MAPAN

16 Misra TOPPAN-RI

17 Widya Herlambang KEPRI CENTER

18 Jhonnar Sirait TOPPAN-RI

19 Antonius B.S. TOPPAN-RI

20 Riva Bawasda Prov. Kepri

7

Page 8: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

21 Rendra Topan Bawasda Kota Batam

22 Yendi Bappeda Kota Batam

23 Brando Ahmadi P. DPP LSM-SOMASI Kepri

24 Nazirwan BCW

25 Badris Gifari BCC

26 T.H. Azhari Abbas MUI

27 Harry Thomason SPNB

28 Seviyandi Bahar Bawasda

29 Edison Kepri Pos

30 Anwaru Suara Masa

31 Bismar Silalahi GAMIK

32 Budi Harto AMAK

II. PELAKSANAAN KEGIATAN KONSULTASI DAN KAMPANYE PUBLIK RAN-PK 2004-2009 DAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

8

Page 9: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

PENYUSUNAN RAD-PK PROVINSI KEPULAUAN RIAU DAN PEMETAAN PERMASALAHAN PELAYANAN PUBLIK

Pelaksanaan kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK dan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau yang diselenggarakan oleh Bappenas ini merupakan suatu kesinambungan dari Preliminary FGD yang dilaksanakan di Bogor pada tanggal 10-11 November 2006 lalu. Pada saat penyelenggaraan Preliminary FGD RAN-PK di Bogor tersebut Bappenas bersama dengan Kepala Bappeda dan Kepala Bawasda Provinsi Kepulauan Riau dan perwakilan LSM Kepulauan Riau telah memetakan permasalahan pelayanan publik rawan korupsi yang terjadi di Provinsi Kepulauan Riau. Di forum yang sama para perwakilan daerah, baik dari unsur Bappeda, Bawasda maupun LSM, telah memberikan komitmen untuk menindaklanjuti penanggulangan permasalahan-permasalahan tersebut dengan membentuk suatu Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi di daerah mereka masing-masing sekaligus sebagai tindak lanjut pelaksanaan amanat yang terkandung dalam dokumen RAN-PK 2004-2009.

Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK 2004-2009 yang diselenggarakan di Provinsi Kepulauan Riau terbagi atas dua kegiatan utama, Seminar dan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau. Seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan selama 2 (dua) hari berturut-turut.

Kegiatan Seminar yang diselenggarakan pada tanggal 29 November 2006 ditujukan untuk mengkonfirmasi sekaligus mengklarifikasi isu-isu pelayanan publik rawan korupsi di Provinsi Kepulauan Riau, yaitu mengenai pengadaan barang dan jasa serta pelayanan di bidang samsat yang sebelumnya telah dipetakan oleh Kepala Bappeda dan Kepala Bawasda Provinsi Kepulauan Riau serta perwakilan dari LSM dalam Preliminary FGD RAN-PK di Bogor.

Kegiatan seminar ini juga merupakan media sosialisasi RAN-PK kepada pihak-pihak pemerintah daerah maupun masyarakat sipil yang belum begitu memahami konsep RAN-PK. Sedangkan pelaksanaan FGD penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau pada hari kedua merupakan pencerminan tindak lanjut komitmen pemerintah daerah dan masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau untuk melaksanakan RAN-PK di Provinsi Kepulauan Riau dan mengakomodasi langkah-langkah perbaikan untuk menanggulangi berbagai permasalahan pelayanan publik rawan korupsi di Provinsi Kepulauan Riau sesuai dengan permasalahan yang telah dipetakan sebelumnya dalam Preliminary FGD di Bogor dan klarifikasi yang diperoleh dalam Seminar Publik sebelumnya.

Keseluruhan bagian kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK Provinsi Kepulauan Riau berlangsung secara dinamis, peserta banyak memberi masukan bagi pelaksanaan RAN-PK maupun substansi yang akan disertakan dalam RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan diskusi yang berlangsung dalam setiap bagian kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK di

9

Page 10: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

Kepulauan Riau, dapat dilihat bahwa isu pelayanan publik yang tersinyalir rawan korupsi lebih terfokus pada isu pengadaan barang dan jasa. Hal ini menjadi pusat diskusi yang akan dibahas dalam penjabaran kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK di Provinsi Kepulauan Riau di bagian selanjutnya.

II.1. Hari Pertama: Rabu, 29 November 2006 (Seminar RAN-PK 2004-2009)Kegiatan hari pertama Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK di Provinsi

Kepulauan Riau adalah penyelenggaraan Seminar RAN-PK. Peserta pada hari pertama ini berasal dari muspida Provinsi Kepulauan Riau, Dinas terkait di Provinsi Kepulauan Riau yang datang dari seluruh kabupaten dan kota di Kepulauan Riau. Peserta lainnya berasal dari kalangan LSM, sektor swasta dan akademisi.

Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 WIB dan diawali dengan sambutan oleh Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Bappenas. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa dokumen RAN-PK merupakan hasil yang disusun bersama-sama instansi pemerintah, LSM dan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Bappenas. Ditandaskan pula bahwa RAN PK akan ditindaklanjuti dengan RAD PK di daerah. Hal lainnya yang disampaikan adalah mengenai strategi pencegahan yang lebih ditekankan pada masalah pelayanan publik, sehingga konsultasi publik ke berbagai provinsi selalu menyertakan instansi terkait dengan pelayanan publik seperti BKPM (masalah penanaman modal, investasi dan izin usaha), Ditjen Pajak, BPN (masalah pertanahan), POLRI (masalah pelayanan samsat) dan Pusat pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Publik (masalah procurement). Selain itu beliau juga menginformasikan bahwa Indonesia telah meratifikasi Konvensi PBB anti korupsi tahun 2003 (UNCAC) yang memberikan konsekuensi dimana Indonesia harus melaksanakan isi konvensi tersebut, antara lain menyesuaikan isi konvensi dengan peraturan perundang-undangan Indonesia. Untuk itu diharapkan RAN-PK dan RAD-PK dapat memberikan informasi mengenai strategi dari Propinsi Kepulauan Riau mengenai pemberantasan korupsi.

Sambutan selanjutnya yaitu dari Gubernur Provinsi Kepulauan Riau yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Bappeda Provinsi Kepulauan Riau. Dalam sambutannya disampaikan bahwa pelaksanaan pemberantasan korupsi bukanlah hal yang mudah, diperlukan transparansi dan perbaikan manajemen pemerintahan. Lebih lanjut dijelaskan, Kepulauan Riau telah berusaha mewujudkan good governance, seperti melakukan pengawasan, transparansi manajemen keuangan, dan berbagai hal lainnya yang mengarahkan agar pegawai tidak permisif terhadap praktek korupsi. Selain itu fungsi lembaga pengawasan diperkuat, dengan melibatkan masyarakat dalam pengawasan terhadap pelaksanaan pemerintahan. Sambutan dari Kepala Bappeda ini sekaligus membuka secara resmi acara konsultasi dan kampanye publik RAN-PK 2004-2009 serta FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau.

10

Page 11: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

Setelah dibuka secara resmi acara dilanjutkan dengan paparan Bappenas, yang dalam hal ini disampaikan oleh Direktur Hukum dan Hak Asasi Manusia. Beliau menjelaskan lebih detail mengenai RAN-PK dan keterkaitannya dengan RAD-PK. Beliau juga menjelaskan bahwa penyusunan RAN PK yang dikoordinasi oleh Bappenas, ditekankan dari sisi pelayanan publik, antara lain mengenai procurement, penyempurnaan sistem keuangan, peningkatan kinerja pelayanan publik dan peningkatan kinerja aparat pelayanan publik, dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam rangka peningkatan pelayanan publik serta peningkatan transparansi pelayanan publik. Terkait dengan masalah penindakan, ditekankan pada sektor yang menerima anggaran pemerintah yang paling besar (pendidikan, agama, dll). Peningkatan kapasitas SDM juga merupakan hal yang penting. Terkait dengan masalah anggaran pelaksanaan, sebaiknya diintegrasikan kedalam rencana kerja instansi maupun pemerintah daerah. Langkah-langkah yang tangible diharapkan dapat dituangkan ke RAD sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat.

Acara dilanjutkan dengan paparan yang disampaikan oleh perwakilan dari KPK. Beliau memaparkan mengenai kondisi umum Indonesia saat ini dan gambaran umum pemberantasan korupsi di Indonesia. Berbagai langkah yang telah dilakukan oleh KPK, dan best practice penerapan good governance di beberapa daerah turut juga dipaparkan.

Paparan oleh Kepala Bappeda Provinsi Kepulauan Riau mengenai RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau melanjutkan rangkaian paparan dalam seminar ini. Hal-hal yang dipaparkan oleh Kepala Bappeda antara lain mengenai hasil identifikasi awal dari RAD PK yang juga sudah merupakan integrasi dari rencana kerja daerah. Lebih jauh beliau menyampaikan mengenai berbagai hambatan dan tantangan dalam pemberantasan korupsi.

Setelah beberapa sambutan dan paparan, acara dilanjutkan dengan diskusi panel. Diskusi kali ini menghadirkan panelis dari BKPM, BPN, Ditlantas POLRI, dan Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Publik. Para panelis memaparkan mengenai berbagai langkah yang telah dilakukan oleh instansi masing-masing. Presentasi secara berturut-turut disampaikan oleh Direktur Pelayanan Aplikasi BKPM, Inspektur Bidang Pertanahan Wilayah III BPN, Wakil Direktur Lalu Lintas POLRI, dan Kepala Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Publik. Setelah panelis menyampaikan paparan, moderator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan, saran maupun tanggapan. Pada sesi I diskusi moderator memberikan kesempatan kepada 3 peserta. Pertanyaan yang diajukan antara lain:

1. Ahadi Hutasoit, Forum Rakyat Marjinal Dan Masyarakat Anti KKN;

Beliau menyampaikan mengenai masalah penegakan hukum di lingkungan samsat masih lemah. Selain itu disampaikan pula banyak kasus korupsi namun sampai sekarang tidak jelas prosesnya (kasus dipending).

11

Page 12: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

2. Jefrey Liong

Pertanyaan yang disampaikan seputar masalah pertanahan, yaitu mengenai kasus tanah di tanjung pinang mengenai peningkatan hak. Beliau juga menambhakan bahwa perbaikan di BPN belum tersosialisasi dengan baik, sehingga masih banyak kasus penyelewengan. Ditandaskan pula mengenai banyaknya sertifikat tanah atas nama keluarga pejabat.

3. Nazirwan, Bintan Corruption Watch

Pertanyaan menyoroti masalah pelayanan izin mengemudi, biaya cek kesehatan, dimana aturannya selalu berubah. Terkait dengan masalah procurement, beliau mengatakan masih banyak panitia yang tidak mengerti aturannya, dan masih banyak permasalahan lainnya.

Setelah berbagai pertanyaan dan masukan, panelis diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan. Diskusi masih berlangsung cukup dinamis. Moderator kembali memberi kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan dan masukan. Pertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga break makan siang.

Berdasarkan diskusi pada sesi pertama, maka didapatkan beberapa permasalahan yang mengemuka yaitu:

1. Bidang Pengadaan Barang dan Jasa

a. Perencanaan pengadaan barang dan jasa yang kurang memperhatikan ketersediaan barang dan jasa di daerah/perencanaan pengadaan barang yang sudah tidak diproduksi lagi di daerah;

b. Tender pengadaan yang tidak disertai dengan konsultan;

c. Tender pengadaan yang sudah langsung ada pemenangnya;

d. Proses pengadaan yang tidak melalui proses desain barang;

e. Minimnya tindak lanjut sanggahan;

f. Pembenahan dan klarifikasi SIUP;

g. Pengumuman pengadaan barang dan jasa di koran yang tidak diikuti dengan pengumuman pemenangnya;

h. Kompetensi panitia;

i. Minimnya pengetahuan tentang aturan pengadaan barang dan jasa

2. Bidang Pertanahan

a. Kasus pemilikan tanah yang penetapannya bukan kepada pemilik tanah yang sah;

12

Page 13: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

b. Pemilikan tanah yang hanya dikuasai surat-suratnya saja tanpa ada penguasaan secara fisik.

3. Bidang SAMSAT

a. Pengaturan mengenai bea cukai kendaraan bermotor;

b. Proses pembuatan SIM;

c. Izin masuk kendaraan bermotor;

Setelah makan siang dan istirahat acara kembali dilanjutkan sekitar pukul 13.00 dengan agenda identifikasi isu rawan korupsi Provinsi Kepulauan Riau yang akan dipandu oleh fasilitator.

Pada tahap awal identifikasi, fasilitator menjelaskan tentang alur diskusi yang akan dilalui peserta dalam rangka penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau. Sebagai masukan kepada peserta, fasilitator menyampaikan hasil FGD yang dilaksanakan pada 10-11 November 2006 di Bogor. FGD ini dihadiri oleh Kepala Bappeda, Kepala Bawasda, dan Perwakilan LSM di Kepulauan Riau. Dalam diskusi ini, mayoritas peserta berasal dari LSM.

Fasilitator menjelaskan bahwa isu yang akan menjadi prioritas harus yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, yang dalam hal ini adalah terkait dengan pelayanan publik. Dalam diskusi ini, Direktur Hukum dan HAM Bappenas juga memberikan penjelasan bahwa nantinya hasil diskusi mengenai konsep RAD ini akan dilaporkan kepada Gubernur dan Bappenas/pemerintah pusat berupaya memantau terus pelaksanaannya di daerah. Fungsi koordinasi tetap pada Bappeda dan pelaksanaannya ada di instansi pelaksana. Diskusi diharapkan dapat menjadi masukan dalam RAD dan dokumen RAD-PK diharapkan menjadi living document sehingga dapat berkembang sesuai dengan kondisi yang ada.

Dijelaskan pula bahwa identifikasi isu rawan korupsi yang akan menjadi prioritas dalam penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau haruslah yang tangible dan feasible. Dari hasil identifikasi yang cukup alot dengan para peserta, diperoleh hasil, yaitu sektor Pendidikan dan Pengadaan barang dan Jasa yang akan menjadi prioritas dalam RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau.

Diskusi akan dilanjutkan esok hari, dan peserta dibagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan isu prioritas yang telah diidentifikasi. Acara hari pertama selesai pada pukul 16.00

II.2. Hari Kedua: Kamis, 30 November 2006 (FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau)

13

Page 14: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

Kegiatan pada hari kedua yaitu FGD penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau. Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan melanjutkan hasil diskusi hari pertama. Peserta telah dibagi ke dalam kelompok berdasarkan pemetaan permasalahan-permasalahan lokal, yaitu masalah pengadaan barang dan jasa serta Sektor Pendidikan. Peserta yang telah dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, berdiskusi di ruang yang berbeda dan tiap-tiap kelompok dipandu oleh seorang fasilitator. Rencananya setelah masing-masing Working Groups berdiskusi, acara akan dilanjutkan dengan rapat pleno yang memaparkan mengenai review dan klarifikasi atas pemetaan permasalahan yang dilakukan pada saat pelaksanaan Seminar Publik. Rapat pleno ini juga membahas mengenai posisi RAD-PK dalam sistem perencanaan pembangunan daerah, dalam pembahasan ini fasilitator dibantu oleh perwakilan dari Bappeda Provinsi Kepulauan Riau. Pada kesempatan ini, peserta telah menyepakati bahwa rancangan RAD-PK yang nantinya akan dihasilkan dari FGD ini akan ditujukan untuk masa implementasi tahun 2007-2009, mengikuti time frame dokumen payungnya yaitu RAN-PK 2004-2009.

Dalam kegiatan FGD pada hari kedua ini, pemetaan permasalahan yang telah dihasilkan dalam Seminar Publik mengalami beberapa penajaman, terutama permasalahan yang menyangkut pengadaan barang dan jasa serta pendidikan. Berikut akan disampaikan penajaman pemetaan permasalahan berkaitan dengan isu pengadaan barang dan jasa serta Pendidikan :

Working Group Bidang Pengadaan Barang dan Jasa Hal-hal yang mengemuka yang diindikasikan rawan korupsi yang muncul

dalam bidang pengadaan barang dan jasa yaitu sebagai berikut:

1. mark up harga;

2. pembeli barang/user tidak tahu spesifikasi harga pasar;

3. rencana kerja barang tidak dimengerti oleh panitia lelang;

4. tidak mengikuti ketentuan procurement;

5. administrasi berkas terlalu banyak harus disediakan peserta padahal disediakan dana untuk perbanyakan fotokopi;

6. pola penunjukan langsung (di bawah 50 juta), (di bawah 100 juta) pemilihan langsung;

7. tidak melaksanakan tender atas anggaran tambahan karena waktu terlalu singkat;

8. peraturan yang diada-adakan oleh panitia;

9. pelaksanaan tidak sesuai jadwal dan tidak sesuai dengan aturan;

10.mutu tidak terjamin karena pekerjaan di sub kontrak;

11.ada anggota dewan yang minta-minta;

14

Page 15: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

12.masalah surat sanggahan yang tidak ada dasar hukumnya;

13. transparansi proses pelelangan.

Working Group Bidang Pendidikan Dalam diskusi kelompok working group bidang pendidikan tercapai

kesepakatan mengenai beberapa sub isu yang dianggap sangat rawan dengan praktek korupsi yang terdiri dari:1. Beasiswa2. Diklat dan kesejahteraan guru3. BOS (Bantuan Operasional Sekolah)4. Fasilitas pendidikan

1. Beasiswa- Tidak transparannya kriteria, sistim penyaluran, sistim pelaporan- Tidak adanya sinkronisasi provinsi dan kabupaten kota

2. Diklat dan kesejahteraan guru- SPJ/SPPD fiktif- Pemotongan insentif

3. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)- Penyaluran dana yang tidak tepat

4. Fasilitas Pendidikan- Terkait dengan masalah pengadaan barang dan jasa

Setelah masing-masing Working Group selesai berdiskusi, kedua Working Group diberi waktu untuk presentasi secara pleno untuk mendapat tanggapan dari Working Group yang lainnya. Selanjutnya fasilitator menjelaskan mengenai tindak lanjut penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau. FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau berakhir pada pukul 15.00 WIB yang langsung dilanjutkan dengan penutupan.

III. HASIL DAN TINDAK LANJUT PENYUSUNAN RAD-PKPROVINSI KEPULAUAN RIAU

15

Page 16: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

UNTUK TAHUN IMPLEMENTASI 2007-2009

III.1. Hasil Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi Provinsi Kepulauan Riau (RAD PK Provinsi Kepulauan Riau) Isu Pengadaan Barang dan Jasa, dan Pendidikan Tahun 2007 (Lampiran I)

III.2. Integrasi RAD PK kedalam Rencana Pembangunan Provinsi Kepulauan RiauPosisi RAD PK di dalam perencanaan pembangunan Provinsi sebenarnya

sudah jelas. Dalam mekanisme perencanaan pembangunan, maka RAD PK sebaiknya masuk menjadi salah satu isu yang harus diangkat dan didiskusikan dalam Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) mulai dari tingkat Pedesaan hingga Provinsi. Integrasi berbagai persoalan untuk RAD PK dalam hasil Musrenbang akan memastikan pengalokasian dana anggaran untuk penyelesaian persoalan di tingkat nasional dan daerah.

Salah satu landasan yang dapat dijadikan dasar hukum dalam penganggaran pelaksanaan RAD-PK terdapat dalam Permendagri nomor 26 tahun 2006 tentang pedoman penyusunan APBD tahun 2007, yaitu: prioritas ke 5: penegakan hukum dan ham, pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi:

“…sasaran prioritas penegakan hukum dan ham, pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi antara lain dapat dicapai pemerintah daerah melalui program dan kegiatan mendukung optimalisasi rencana aksi nasional di bidang pemberantasan korupsi...”

Diharapkan pula penganggaran RAD-PK terintegrasi dalam RKSKPD masing-masing daerah.

III.3. Mekanisme Monitoring dan EvaluasiMonitoring dan evaluasi akan dikoordinasikan oleh Bawasda Provinsi

Kepulauan Riau beserta tim Kormonev Daerah yang melibatkan berbagai pihak, terutama masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam memantau dan evaluasi sangat penting untuk memastikan dan mengukur peningkatan kinerja pelayanan publik.

III.4. Komitmen Tindak Lanjut Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

16

Page 17: I · Web viewPertanyaan, masukan serta keluhan yang paling banyak mengemuka adalah mengenai sektor pengadaan barang dan jasa. Diskusi antara peserta dan para panelis dilanjutkan hingga

Laporan Kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PKdan FGD Penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau

Hotel Novotel, Batam, 29-30 November 2006Bappenas

1. Para peserta menyetujui bahwa untuk sementara penyusunan program ditargetkan dapat mencakup satu tahun masa pelaksanaan dan akan mulai dilaksanakan pada tahun 2007;

2. Para peserta sepakat bahwa rancangan dokumen RAD-PK yang telah berhasil disusun selama kegiatan ini akan lebih dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan dan akan disesuaikan dengan format matriks kegiatan yang ada dalam dokumen RAN-PK;

3. Setelah penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau maka tim penyusun sepakat akan mendiseminasikan informasi mengenai RAD-PK kepada instansi daerah terkait sebelum pelaksanaannya di tahun 2007 melalui mekanisme konsultasi dan kampanye publik ke seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Riau dengan menghadirkan lebih banyak dinas/instansi terkait;

4. Hasil kegiatan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK dan penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau akan diinformasikan kepada Gubernur dan instansi pusat terkait serta kepada Presiden sebagai laporan baik oleh Bappenas maupun unsur Pemda Provinsi Kepulauan Riau, dalam hal ini oleh Bappeda Provinsi Kepulauan Riau. Bappenas, KPK dan seluruh peserta dari berbagai unsur di daerah berharap bahwa penyusunan RAD-PK Provinsi Kepulauan Riau akan mendapat dukungan penuh dari Gubernur dan Presiden untuk pengesahan dan pelaksanaannya.

17