repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar...

100
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut (World health organisation) WHO angka kematian ibu (AKI) di negara-negara Asia tenggara seperti malaysia (40/100.000 kelahiran hidup), Brunei darussalam (23/100.000 KH), Vietnam (54/100.000 KH) serta singapore (10/100.000 KH) dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi yaitu (126/100.000 kelahiran hidup)(WHO, 2015) Masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia mendatang.Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), serta lambatnya penurunan angka kematian ibu, menunjukkan bahwa pelayanan Kesehatan Ibu dan anak (KIA) sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanan (Sarwono, 2005).

Transcript of repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar...

Page 1: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut (World health organisation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

negara-negara Asia tenggara seperti malaysia (40/100.000 kelahiran hidup),

Brunei darussalam (23/100.000 KH), Vietnam (54/100.000 KH) serta singapore

(10/100.000 KH) dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara, angka

kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi yaitu (126/100.000 kelahiran

hidup)(WHO, 2015)

Masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perlu mendapat

prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia

mendatang.Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), serta lambatnya penurunan

angka kematian ibu, menunjukkan bahwa pelayanan Kesehatan Ibu dan anak

(KIA) sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun

kualitas pelayanan (Sarwono, 2005).

Laporan dari daerah yang diterima Kemenkes RI menunjukkan bahwa

jumlah ibu yang meninggal karena kehamilan dan persalinan sebanyak 5019

orang. Sedangkan jumlah bayi yang meninggal di Indonesia berdasarkan estimasi

SDKI mencapai 160.68 anak. Hal ini belummencapai target Millenium

Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu AKI sebesar 100 per 100.000

KH dan AKB sebesar 9,1 per 1.000 KH, sehingga masih memerlukan kerja keras

dari semua komponen untuk mencapai target tersebut.(SDKI, 2012)

Provinsi Aceh mencatat Jumlah Kematian Ibu yang dilaporkan adalah 163

orang dari perhitungan angka kematian ibu (AKI) tahun 2012 sebesar

Page 2: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

2

158/100.000 LH. Jumlah kematian ibu paling banyak yaitu antara 12s/d20

kematian Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan akibat kekurangan

energi, hipertensi dalam kehamilan dan infeksi. (Profil Kesehatan Aceh, 2012)

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat mencatat bahwa kasus Bumil

Kekurangan energi kronik (KEK) untuk tahun 2015 terdapat 168 kasus dari 13

Puskesmas, salah satu Puskesmas yang memiliki kasus terbanyak ada di wilayah

kerja Puskesmas Meureubo yaitu 36 kasus, dan paling sedikit ada diwilayah kerja

puskesmas Kuta Padang Layung yaitu 1 kasus. (Laporan Dinkes Kabupaten Aceh

Barat, 2015)

Puskesmas Meureubo merupakan pusat kesehatan masyarakat yang ada

wilayah meureubo. Puskesmas Meureubo pada tahun 2015 mencatat adanya 252

ibu hamil dan 36 diantaranya mengalami kasus KEK. pada tahun 2016 terhitung

dari Januari sampai Agustus mencatat adanya 160 ibu hamil dan 28 orang

diantaranya mengalami KEK (Profil Puskesmas Meureubo, 2016)

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan ibu hamil dan WUS

(Wanita Usia Subur) yang kurang gizi diakibatkan oleh kekurangan asupan energi

dan protein yang berlangsung terus-menerus yang dapat mengakibatkan timbulnya

gangguan penyakit tertentu. Penderita KEK mempunyai resiko untuk melahirkan

bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Dengan ditandai berat badan kurang dari

40 kg atau tampak kurus dan dengan LILA-nya kurang dari 23,5 cm(Depkes,

2008)

Menurut survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada10 orang bumil,

didapatkan bahwa 8 orang ibu hamil dengan jarak kelahiran terlalu dekat dan 7

ibu hamil yang tidak melakukan ANC minimal 4 kali dalam masa kehamilan.

Page 3: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

3

Inilah yang menjadi perhatian peneliti untuk memilih judul “Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian KEK pada Bumil di Wilayah Kerja Puskesmas

Meureubo.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah “Apakah Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2016”.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat tahun 2016

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui Distribusi Frekuensi hubungan Paritas dengan kejadian

Kekurangan Energi Kronik(KEK) Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun

2016

1.3.2.2 Untuk mengetahui Distribusi Frekuensi hubungan Jarak kelahiran dengan

kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2016

Page 4: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

4

1.3.2.3 Untuk mengetahui Distribusi Frekuensi hubungan Pengetahuan dengan

kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2016

1.3.2.4 Untuk mengetahui Distribusi Frekuensi hubungan Peran NAKES dengan

kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2016

1.3.2.5 Untuk mengetahui Distribusi Frekuensi hubungan Penyakit infeksi dengan

kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2016

1.3.2.6 Untuk mengetahui Distribusi Frekuensi hubungan Pemeriksaan Antenatal

Care (ANC ) dengan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu

Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2016

1.4 Hipotesis Penelitian(Ha)

1. Hα: Ada hubungan paritas dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat

2. Hα: Ada hubungan jarak kelahiran dengan kejadian KEK pada ibu hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh

Barat

Page 5: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

5

3. Hα: Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh

Barat

4. Hα: Ada hubungan peran NAKES dengan kejadian KEK pada ibu hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh

Barat

5. Hα: Ada hubungan penyakit infeksi dengan kejadian KEK pada ibu hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh

Barat

6. Hα: Ada hubungan pemeriksaan ANC dengan kejadian KEK pada ibu hamil

di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten

Aceh Barat

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat teoritis

Menambah khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya

Ilmu Kesehatan Masyarakat, serta memberi informasi tentang tingginya kasus

KEK terhadap peningkatan kesehatan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas

Meureubokecamatan meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2016

1.5.2 Manfaat praktis

1. Bagi Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi tambahan pengetahuan bagi

masyarakat terutama mengenai kasus KEKterutama bagi ibu hamil

2. Bagi Petugas Kesehatan

Page 6: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

6

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi tambahan informasi bagi petugas

kesehatan mengenai pengetahuan masyarakat terhadap kasus Bumil KEK dan

memberi wawasan bagi instansi terkait.

Page 7: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gizi dan Kehamilan

2.1.1. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Kehamilan adalah suatu keadaan yang istimewa bagi seorang wanita

sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang

mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat membantu

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu. Pada waktu terjadi

kehamilan akan terjadi banyak perubahan baik perubahan fisik, sosial,

maupun mental. Walaupun demikian para calon ibu harus tetap berada di dalam

keadaan sehat optimal karena disini seorang ibu tidak hidup dengan sendiri tetapi

dia hidup bersama dengan janin yang dikandung. (Sukarni, 2013)

Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas SDM.

Pemenuhan asupan gizi bagi ibu hamil dipengaruhi oleh banyak faktor.

Faktor yang mempengaruhi asupan gizi ibu hamil antara lain Pengetahuan dan

Pola makan. Masih banyak ibu hamil dengan tingkat pengetahuan rendah dan pola

makan tentang gizi seimbang selama masa kehamilan, bahkan masih banyak ibu

hamil yang mempunyai pendapat yang salah tentang jumlah asupan gizi yang

diperoleh. Walker 2012 (dalam juspen simarmata 2014)

Page 8: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

8

Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu yang

tidak hamil, karena ada janin yang tumbuh dirahimnya. Kebutuhan makanan

dilihat bukan hanya dalam porsi tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi

yang terkandung dalam makanan yang disalurkan melalui plasenta. Untuk itu ibu

hamil harus mendapatkan gizi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi

janinnya. Maka bagi ibu hamil, kualitas maupun jumlah makanan yang

biasanya cukup untuk kesehatannya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan

energi agar pertumbuhan janin berjalan dengan baik. Selama hamil, ibu akan

mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya agar siap membesarkan janin yang

dikandungnya, memudahkan kelahiran,dan untuk memproduksi ASI bagi bayi

yang akan dilahirkan ( Francin, 2005)

Kebutuhan gizi pada masa kehamilan berbeda dengan masa sebelum

hamil, peningkatan kebutuhan gizi hamil sebesar 15%, karena

dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta, air

ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil

dipergunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40%, sedangkan yang 60% untuk

memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai

dengan kebutuhan maka kemungkinan terjadi gangguan dalam kehamilan, baik

terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya.Ambarwati 2012 (dalam juspen

simarmata 2014)

Kebutuhan energi pada trisemester I meningkat secara minimal. Kemudian

sepanjang trisemeseter II dan III kebutuhan energy terus meningkat sampai akhir

kehamilan.energi tambahan selama trisemester II diperlukan untuk pemekaran

jaringan ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan

Page 9: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

9

payudara, serta penumpukan lemak. Selama trisemester III energy tambahan

digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta (Zulhaida, 2003)

Gizi ibu pada waktu hamil sangat penting untuk pertumbuhan janin yang

dikandungnya. Angka kejadian BBLR lebih tinggi di negara-negara yang sedang

berkembang daripada negara- negara yang sudah maju. Hal ini disebabkan

oleh keadaan sosial ekonomi yang rendah mempengaruhi diet ibu (Soetjiningsih,

2009)

Oleh karena itu, para calon ibu harus memiliki gizi yang cukup sebelum

hamil dan lebih lagi ketika hamil. Ibu yang hamil harus memiliki zat gizi

yang cukup karena gizi yang didapat akan digunakan untuk dirinya sendiri dan

juga janinnya. Seorang ibu yang tidak memiliki ataupun kekurangan gizi selama

masa kehamilan maka bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi.

Apabila hal ini berlangsung terus-menerus dan tidak segera diatasi maka bayi

akan lahir dengan berat rendah (dibawah 2500 gram), sedangkan untuk ibu yang

kekurangan gizi, maka selama ia menyusui ASI yang dihasilkan sedikit (Sukarni,

2013).

2.1.2. Makanan yang Baik dan Sehat Bagi Ibu Hamil

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu

kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan

energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan

janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan

metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan

saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Sukarni, 2013).Gizi

Page 10: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

10

ibu hamil yang baik selama proses kehamilan, harus mengalami kenaikan berat

badan sebanyak 10-12 kg (Pujdiadi, 2001).

Makanan ibu hamil harus sesuai dengan kebutuhan yaitu makanan yang

seimbang dengan perkembangan masa kehamilan. Ibu hamil sebaiknya

menerapkan menu empat sehat lima sempurna. Triwulan I, pertumbuhan janin

masih lambat sehingga kebutuhan gizi untuk pertumbuhan janin belum begitu

besar, tetapi pada masa ini sering terjadi masalah-masalah “ngidam” dan muntah,

karena itu kebutuhan gizi harus diperhatikan. Triwulan II dan III, pada masa ini

pertumbuhan janin berlangsung lebih cepat dan perlu diperhatikan kebutuhan

gizinya. Kebutuhan kalori ibu hamil ditambah 300 kalori sehingga menjadi

sekitar 2500 Kkal. Ambarwati 2012 (dalam juspen simarmata, 2014)

Tabel 2.1.

Makanan Ibu Hamil Per Hari

Nama Bahan Berat (gram) Ukuran Rumah Tangga1 2 3

Beras Daging Tempe Sayuran Buah Susu Gula Minyak Selingan

300757530020020010252X

4 gelas nasi3 potong sedang3 potong kecil3 gelas2 potong1 gelas1 sendok makan5 sendok makan

Nilai giziKalori : 2500 Lemak: 82Protein : 85 H.A : 414

Sumber: makanan ibu hamil

Page 11: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

11

2.1.3 Bahaya kekurangan gizi saat hamil

Masa hamil adalah masa dimana seorang wanita memerlukan

berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak dari pada yang diperlukan dalam

keadaan biasa. disamping untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya sendiri,

berbagai zat gizi itu juga diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan

janin yang ada dalam kandungan. Apabila kebutuhan gizi itu tidak dipenuhi

maka akan terjadi berbagai gangguan baik pada ibunya sendiri maupun pada

janinnya (Sjahmien Moehji, 2003).

Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi,

khususnya gizi kurang seperti kurang energi kronis (KEK) dan anemia gizi

sehingga mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan berat badan lahir

kurang (BBLR). (Muliarini, 2010)

2.1.4 Status gizi ibu hamil

Pertumbuhan janin sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil sebelum

kehamilan. Jika calon ibu memiliki asupan gizi yang cukup dan seimbang, maka

akan melahirkan anak dengan yang sehat . Pada umumnya, ibu hamil dengan

kondisi kesehatan yang baik, dengan system reproduksi yang normal, tidak sering

menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra-hamil maupun pada

saat hamil, akan menghasilkan bayi yang lebih besar dan lebih sehat daripada ibu-

ibu yang kondisinya tidak seperti itu. Kurang gizi yang kronis pada masa anak-

anak dengan/tanpa sakit yang berulang, akan menyebabkan bentuk tubuh

“stunting/kuntet” pada masa dewasa. Ibu-ibu yang kondisinya seperti ini sering

melahirkan bayi BBLR, kematian yang tinggi, lebih-lebih bila ibu tadi juga

menderita anemia. (Soetjiningsih, 2009)

Page 12: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

12

2.2. Konsep KEK ( Kekurangan energi kronik)

2.2.1. Pengertian

KEK adalah keadaan akibat kekurangan energi atau ketidakseimbangan

asupan energy untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang berlangsung dalam waktu

yang lama (Supariasa, 2002)

Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu menderita

kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) sehingga menimbulkan

gangguan kesehatan pada ibu hamil. KEK terjadi pada wanita usia subur (WUS)

dan ibu hamil. Faktor penyebab KEK pada ibu hamil sangat kompleks

diantaranya; ketidakseimbangan asupan zat gizi, penyakit infeksi, dan perdarahan.

KEK pada ibu hamil juga berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah

(BBLR) (Zulhaida, 2003)

2.2.2. Indikator KEK

Bumil KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran LILA <23, 5 cm.

Bumil KEK merupakan factor resiko terjadinya BBLR. Pengukuran Lingkar

lengan atas dilakukan dengan mennggunakan pita LILA. Jumlah bumil KEK

dihitung setiap bulan untuk intervensi, sedangkan prevalensi dihitung setiap

tahun.

Cara menghitung :

Prevalensi Bumil KEK =

∑ BUMIL DENGAN LILA<23,5 CM

∑ BUMIL YANG ADA DI WILAYAH KERJA×100 %

Bumil KEK dianggap sebagai masalah kesehatan bila prevalensi ≥ 10 %

(Depkes, 2008)

Page 13: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

13

2.2.3. Penentuan status KEK pada bumil

Penentuan status KEK pada WUS adalah dengan menggunakan

lingkar lengan atas atau disebut LILA. Menurut Depkes RI, pengukuran LILA

pada kelompok WUS adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat

dilaksanakan oleh masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok umur yang

beresiko KEK. WUS yang beresiko KEK di Indonesia jika hasil pengukuran

LILA kurang dari atau sama dengan 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA,

apabila hasil pengukuran lebih dari 23,5 cm maka tidak beresiko menderita KEK

(Supariasa, 2002)

2.2.4. Pengukuran Status Gizi

Penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Penilaian secara tidak langsung ada dua yaitu survei konsumsi makanan

dan statistik vital. Penilaian status gizi secara langsung ada empat penilaian

yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. (Pudjiadi, 2001).

Untuk mengetahui status gizi ibu hamil digunakan pengukuran secara

langsung dengan menggunakan penilaian antropometri yaitu:

1. Tinggi Badan

Pada Ibu hamil Pengukuran status gizi dengan tinggi badan tidak dapat

dilakukan karena biasanya tinggi badan pada wanita hamil sudah tidak dapat

bertambah lagi. Tinggi badan pada wanita hamil dapat digunakan sebagai

pengukur status gizi sebelum terjadi kehamilan. Tinggi badan ibu hamil

minimal 145 cm yang dapat dijadikan sebagai salah satu syarat status gizi ibu

hamil yang baik

Page 14: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

14

2. Berat Badan

Metode pemantauan status gizi yang umum dipakai ialah mencatat

pertambahan berat badan secara teratur selama kehamilan dan

membandingkannya dengan berat badan saat sebelum hamil, bila

informasi tersebut tersedia.

Status gizi ibu hamil yang baik selama proses kehamilan, harus

mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. yaitu pada trimester

pertama kenaikanya kurang dari 1 kg, sedangkan pada trimester kedua kurang

lebih 3 kg, dan pada trimester ketiga kurang lebih mencapai 6 kg.

Kenaikan berat badan ibu hamil tergantung pada keadaan sosial ekonomi

keluarga, dalam hal ini tingkat kecukupan makanan pada ibu hamil Karena

makanan merupakan sumber gizi yang utama yang dibutuhkan oleh tubuh (Ibu

Hamil).

2.3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK

2.3.1. Paritas

Paritas adalah berapa kali seorang ibu telah melahirkan. Dalam hal ini ibu

dikatakan terlalu banyak melahirkan adalah lebih dari 3 kali. Manfaat

riwayat obstetrik ialah membantu menentukan besaran kebutuhan akan zat

gizi karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh

(Arisman, 2004).

2.3.2. Jarak kelahiran

Jarak kelahiran adalah tiap berapa tahun seorang ibu melahirkan. Ibu

dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun. Penelitian

Page 15: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

15

menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara

kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas

hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan

jarak kelahiran dibawah dua tahun. Siswanto Aguswilopo 2004 (dalam halym

surasih 2005)

Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas

janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak

memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu

memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan

anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah

gizi bagi ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung. Yayuk Farida Baliwati

2004 (dalam halym surasih 2005)

2.3.3. Pengetahuan

Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh

pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek-praktek pengetahuan

tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu

rumah tangga sering kali mempunyai asosiasi yang positif dengan

pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa studi

menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka

pengetahuan nutrisi dan praktik nutrisi bertambah baik. Usaha-usaha untuk

memilih makanan yang bernilai nutrisi makin meningkat, ibu-ibu rumah tangga

yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih

bergizi dari pada yang kurang bergizi. (Mulyono Joyomartono, 2004)

Page 16: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

16

2.3.4. Peran NAKES

Pentingnya peran tenaga kesehatan yaitu bidan, kader posyandu untuk

melakukan pemeriksaan kehamilan yang beresiko tinggi, melakukan vaksinasi,

serta memberikan pelayanan imunisasi pada ibu hamil. Petugas kesehatan yang

memberikan informasi, anjuran, dukungan dan selalu berinteraksi dengan ibu

hamil sehingga mampu menganjurkan makanan seperti apa yang baik dikonsumsi

bumil. (Manuaba, 2000)

2.3.5. Penyakit infeksi

Penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula terjadinya kurang

gizi sebagai akibat menurunya nafsu makan, adanya gangguan penyerapan

dalam saluran pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat gizi oleh adanya

penyakit. Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi kurang merupakan

hubungan timbal balik, yaitu hubungan sebab akibat. Penyakit infeksi dapat

memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang jelek dapat mempermudah

infeksi. Penyakit yang umumnya terkait dengan masalah gizi antara lain diare,

tuberculosis, campak dan batuk rejan (Supariasa, 2002).

Hampir semua penyakit infeksi yang berat yang diderita pada waktu hamil

dapat mengakibatkan keguguran, lahir mati, atau Berat Badan Lahir Rendah

(Soetjiningsih, 2009).

2.3.6. Pemeriksaan ANC (antenatal care)

Untuk memantau status gizi ibu hamil, seorang ibu harus melakukan

kunjungan ketenaga kesehatan. Karena pemeriksaan kenaikan berat badan perlu

dilakukan denagn teliti, jangan sampai wanita hamil menjadi terlalu gemuk

Page 17: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

17

untuk menghindarkan kesulitan waktu melahirkan kelak. Dan bahkan jangan

sampai terlalu kurus karena dapat membahayakan keselamatan dirinya dan

janin yang dikandungnya.( Sjahmien Moehji, 2003)

Adapun pemeriksaan sedikitnya dilakukan 4 kali yaitu:

1) Pada trimester I dilakukan 1 kali

2) Pada trimester II dilakukan 1 kali

3) Pada trimester III dilakukan 2 kali

2.4. Upaya mencegah kejadian KEK

2.4.1 Kunjungan ANC

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu

menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya

kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2000). Ketika seorang ibu telah

hamil maka ibu hamil ini harus datang atau didatangi untuk dicatat dan dipantau

serta diperiksa selama masa kehamilannya selesai, sebagai individu yang beresiko,

dan melakukan intervensi segera, itu sedikit inti dari pencatatan kohor,

penjelasanya adalah:

1. Jika sang ibu hamil datang-didatangi pada smester pertama kehamilan maka ia

diperiksa dan dicatat pada kolom smester pertama dan selanjutnya disarankan

(diupayakan) datang-didatangi untuk diperiksa dan dicatat pada smester-

smester berikutnya. Inilah yang diharapkan sesuai dengan standar cakupan

pelayanan minimal K1 dan K4

2. Jika ibu hamil tersebut untuk pertama kalinya datang-didatangi pada smester

kedua kehamilan (tidak datang-didatangi pada smester pertama) tetap

Page 18: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

18

diperiksa dan dicatat pada kolom smester kedua buku register kohor, dan

selanjutnya tetap disarankan (diupayakan) datang-didatangi untuk diperiksa

dan dicatat pada smester-smester berikutnya. Inilah yang tidak diharapkan

karena telah lalai atau mangkir tidak masuk dalam standar cakupan pelayanan

minimal K1 maupun K4.

3. Jika ibu hamil tersebut untuk pertama kalinya datang-didatangi pada smester

ke tiga kehamilan (tidak datang-didatangi pada smester pertama dan kedua)

tetap diperiksa dan dicatat pada kolom smester ketiga buku register kohor, dan

selanjutnya tetap disarankan (diupayakan) datang-didatangi untuk diperiksa

dan dicatat pada saat mendekati persalinan sebagai pemeriksaan yang terakhir

kalinya.  Ini juga tidak masuk dalam standar cakupan pelayanan minimal K1

dan K4.( Arali, 2008)

Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah  7T pelayanan yang mencakup

minimal :

1. Timbang badan dan ukur tinggi badan,

2. Tekanan darah diukur

3. Tetanus Toxoid yaitu Skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian

Tetanus Toxoid),

4. Tinggi fundus uteri diukur

5. Tablet besi ( diberikan 90 tablet selama kehamilan),

6. Temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling),

7. Test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau berdasarkan

indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC).

Page 19: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

19

2.4.2 Konsumsi Tablet Besi (Fe)

Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan

kebutuhan Fe atau zat besi. Jumlah Fe yang diperlukan ibu untuk mencegah

anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan,

seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang dari 1.000 mg. Berdasarkan

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1998, seorang ibu hamil perlu

tambahan zat gizi rata-rata 20 mg per hari. Sedangkan kebutuhan sebelum

hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg per hari (umur 20-45 tahun)

(Zulhaida Lubis, 2003). Dengan demikian pada ibu hamil di Indonesia

diharuskan konsumsi tablet tambah darah sedikitnya 90 tablet selama

kehamilan tersebut.

Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir

kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi

untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir.

Adapun cara memberikan tablet tambah darah:

1. Tablet tambah darah diberikan pada ibu hamil 6 bulan keatas.

2. Jumlah tablet tambah darah yang diberikan adalah satu tablet setiap hari

sampai ibu melahirkan. Jadi setiap hari selama 3 bulan, ibu diwajibkan

menelan satu tablet sesudah makan ditambah 1 tablet vitamin C. Dainur

dalam halym surasih 2005)

Page 20: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

20

2.4.3 Status Gizi Sebelum Hamil

Untuk mencegah risiko KEK pada ibu hamil sebelum hamil wanita

usia subur (WUS) sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan

LILA kurang dari 23,5 cm. apabila LILA ibu sebelum hamil kurang dari

23,5 cm sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak berisiko melahirkan

BBLR.

Pemantauan kesehatan dan status gizi pada wanita usia subur merupakan

pendekatan yang potensial dalam kaitanya dengan upaya peningkatan

kesehatan ibu dan anak. Kondisi WUS yang sehat dan berstatus gizi baik akan

menghasilkan bayi dengan kualitas yang baik dan akan mempunyai risiko yang

kecil terhadap timbulnya penyakit selama kehamilan dan melahirkan. Adapun

cara melihat status gizi WUS yang baik dengan melihat Indek Massa Tubuh-nya

Adapun rumus untuk menentukan IMT adalah

IMT = Be r at b a d a n ( kg)

(Tinggi badan )2(m)

Page 21: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

21

2.5. Teori anderson

Menurut Anderson (1974) seperti yang dikutip Murniati (2007)

mengembangkan sistem kesehatan berupa model kepercayaan kesehatan (health

belief model) yang didasarkan teori lapangan (field theory) dari lewin (1994).

Dalam model Anderson ini, terdapat 3 (tiga) kategori utama dalam pelayanan

kesehatan yaitu:

1. Komponen predisposisi, menggambarkan kecenderungan individu yang

berbeda-beda dalam menggunakan pelayanan kesehatan seseorang.

Komponen terdiri dari:

Faktor-faktor demografi (umur, jenis kelamin, status perkawinan, besar

keluarga, dan lain-lain)

Faktor struktural sosial (suku bangsa, pendidikan, pekerjaan)

Faktor kenyakinan/kepercayaan (pengetahuan, sikap persepsi)

2. Komponen enabling (pemungkin/pendorong), menunjukkan kemampuan

individual untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Didalam komponen ini

termasuk faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencarian:

Sumber keluarga (pendapatan/penghasilan, kemampuan membayar

pelayanan, keikutsertaan dalam asuransi, informasi pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan)

Sumber daya masyarakat (suatu pelayanan, lokasi/jarak transportasi dan

yang dibutuhkan)

3. Komponen need (kebutuhan), merupakan faktor yang mendasari dan

merupakan stimulus langsung bagi individu untuk menggunakan pelayanan

Page 22: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

22

kesehatan apabila faktor-faktor predisposisi dan enabling itu ada. Termasuk

komponen kebutuhan ini adalah hal-hal yang dirasakan/persepsikan (seperti

kondisi kesehatan, gejala sakit, ketidakmampuan bekerja) dan hal-hal yang dinilai

(tingkat beratnya penyakit dan gejala penyakit menurun diagnosis klinis dari

dokter)

Menurut penelitian Soetjiningsih (2009) menyatakan Faktor yang yang

mempengaruhi status gizi pada ibu hamil adalah jumlah makanan, beban kerja,

pelayanan kesehatan, jarak kelahiran, paritas, konsumsi kafein, dan konsumsi

tablet zat besi. KEK terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil. Faktor

penyebab KEK pada ibu hamil sangat kompleks diantaranya, ketidak seimbangan

asupan zat gizi, penyakit infeksi, dan perdarahan (FKM.UI, 2007)

Page 23: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

23

2.6 Kerangka Teori

Adapun kerangka teori yang peneliti gunakan yaitu mengacu pada teori

modifikasi (Anderson 1974) dan (Soetjiningsih, 2009) faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian KEK diantaranya adalah faktor predisposisi

(Umur, paritas, jarak kelahiran, pengetahuan, sikap, pendidikan)faktor enabling

(pendapatan, keterjangkauan, penyakit infeksi, pantang makan) dan faktor need

(pemeriksaan ANC, Peran NAKES, dan konsumsi Fe)

KEK PADA IBU HAMIL

Komponen predisposisi

UmurPengetahuanParitasJarak kelahiranSikappendidikan

Komponen enabling

Peran tenaga kesehatan Pendapatan Keterjangkauanpenyakit infeksi pantang makan

Komponen need

Pemeriksaan ANCKonsumsi Fe

Page 24: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

24

Gambar 2.1 Kerangka Teori

2.7 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini dibuat berdasarkan tujuan penelitian yaitu

mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kekurangan energi

kronik pada ibu hamil.

Berdasarkan landasan teori yang diuraikan pada tinjauan teoritis maka

kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 2.2

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Jarak kelahiran

Pengetahuan

Peran tenaga kesehatan

Penyakit infeksi

Pemeriksaan ANC

Paritas

KEK PADA IBU HAMIL

Page 25: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan rancangan penelitian

Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian kuantitatif yang

bersifat analitik dengan desain penelitian Cross sectional untuk mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Kekurangan Energi Kronik

(KEK) Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan

Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2016 (Notoadmojo, 2010).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten

Aceh Barat. Pelaksanaan pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada

pada tanggal 5 September – 3 oktober 2016

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi yang ditentukan sebagai subjek penelitian adalah

semua ibu hamil yang adadi Wilayah Kerja Puskesmas Meurebo Kabupaten Aceh

Barat berjumlah 160orang pada tahun 2016

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2010).

Page 26: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

26

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin

(Notoatmodjo, 2010), sebagai berikut:

Rumus :

n ¿N

1+N (d2)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,1)

Berdasarkan rumus diatas maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini

adalah :

n =160

1+160(0,1)²

n = 160

1+160 (0,01 )

n = 160

1+2,60

n = 1603,60

n = 44,44. Jadi jumlah keseluruhan yang diambil sampel sebanyak 44

responden.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

proportional stratified sampling adalah pengambilan sampel dilakukan

Page 27: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

27

berdasarkan pertimbangan antara jumlah anggota populasi berdasarkan masing-

masing strata / kelas (Notoatmodjo, 2010)

ni = ¿N

xn

Keterangan :

ni : Jumlah sampel menurut lokasi

n : Jumlah sampel dalam keseluruhan

Ni : Jumlah populasi menurut lokasi

N : Jumlah populasi keseluruhan

Table 3.1 Distribusi Jumlah Populasi Dan Sampel Berdasarkan Desa Diwilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat

No Gampong Jumlah Populasi Jumlah sampel

1 Langung 16/160*44 4

2 Ujong drien 8/160*44 2

3 Mesjid tuha 6/160*44 1

4 Meureubo 18/160*44 5

5 Pasi Aceh baroh 10/160*44 3

6 Peunaga baro 11/160*44 3

7 Peunaga cut ujong 14/160*44 4

9 Paya peunaga 16/160*44 4

10 Ranto panyang timur 8/160*44 2

11 Ranto panyang barat 5/160*44 1

12 Ujong tanoh darat 11/160*44 3

13 Peunaga rayeuk 10/160*44 3

14 Gunong kleng 10/160*44 3

15 Ujong tanjong 9/160*44 3

16 Ranup dong 10/160*44 3Total 160 44

Page 28: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

28

Pengambilan sampel di wilayah kerja puskesmas meureubo ini terdiri 28

desa dan tepilih 16 desa saja yang berkasus KEK.

Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka

sebelum dilakukan pengambilan sampel maka peneliti perlu menentukan kriteria

inklusi maupun kriteria eksklusi.

Kriteria Inklusi :

1. Ibu hamil yang tinggal di wilayah Kerja Puskesmas Meureubo

2. Ibu hamil yang usia kehamilan 1-36 minggu.

3. Sehat Jasmani dan Rohani.

4. Mau diwawancarai.

5. Bukan kehamilan pertama

Kriteria Eksklusi :

1. Ibu hamil yang bukan tinggal di wilayah Kerja Puskesmas Meureubo

2. Ibu hamil yang usia kehamilan lebih dari 36 minggu atau melahirkan

3. Ibu hamil yang tidak sehat jasmani dan rohani

4. Tidak bersedia diwawancarai

5. Ibu dengan Kehamilan pertama

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data langsung yang didapatkan

dari wawancara dengan menggunakan kuesioner pada responden yang berisikan

pertanyaan yang berkaitan tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian kekurangan energi kronik pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas

meureubo kabupaten aceh barat

Page 29: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

29

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder dilaporkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat

dan Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat dan

berbagai literatur atau buku-buku yang berkaitan dengan kejadian KEK.

Table 3.2 Definisi operasional

No Variabel Independen

Defenisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala Ukur

1 Paritas Jumlah anak yang pernah dilahirkan dalam keadaan hidup

Wawancara Kuesioner 1.Baik 2. Kurang Baik

Ordinal

2 Jarak kelahiran

Tiap berapa tahun seorang ibu melahirkan bayi

Wawancara Kuesioner 1.Baik 2.Kurang baik

Ordinal

3 Pengetahuan Pemahaman tentang gizi saat hamil

Wawancara Kuesioner 1. Baik 2. Kurang baik

Ordinal

4 Peran NAKES

Dukungan bidan/tenaga kesehatan untuk memantau ibu hamil

Wawancara Kuesioner 1. Baik 2. Kurang

baik

Ordinal

5 Penyakit infeksi

Penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit

Wawancara Kuesioner1. Ada2. Tidak ada

Ordinal

6 Pemeriksaan ANC

Pemeriksaan kesehatan mental dan kondisi fisik ibu hamil

Buku KIA Lembar observasi

1.Ada 2.Tidak ada

Ordinal

Page 30: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

30

Variabel Dependen

Defenisi Cara ukur Alat ukur

Hasil ukur Skala Ukur

7 KEK keadaan dimana wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun

Check list Pita LILA

1.KEK 2. Tidak KEK

Ordinal

3.5 Aspek Pengukuran

3.5.1 Paritas

1. Baik jika responden melahirkan ≤ 3 kali

2. Kurang baik jika responden melahirkan > 3 kali (Arisman, 2004)

3.5.2 Jarak kelahiran

1. Baik jika jarak kelahiran responden > 2 tahun

2. Kurang baik jika jarak kelahiran responden ≤ 2 tahun (Siswanto

aguswilopo, 2004)

3.5.3 Pengetahuan

1. Baik jika responden mendapat skor > 3 dari total skor

2. Kurang baik jika responden mendapat skor ≤ 3dari total skor

3.5.4 Peran NAKES

1. Baik jika responden mendapat skor > 3 dari total skor

2. Kurang baik jika responden mendapat skor ≤ 3 dari total skor

3.5.5 Penyakit infeksi

1. Ada jika responden mendapat skor > 2 dari total skor

2. Tidak ada jika responden mendapat skor ≤ 2 dari total skor

3.5.6 Pemeriksaan ANC

Page 31: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

31

1. Ada jika responden mendapat skor > 2 dari total skor

2. Tidak ada jika responden mendapat skor ≤ 2 dari total skor

3.5.7 KEK

1. KEK jika ukuran lingkar lengan atas (LILA) ≤ 23,5 cm

2. Tidak KEK jika ukuran lingkar lengan atas (LILA) responden > 23,5 cm

3.6 Metode Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut :

3.6.1 Editing

Dilakukan untuk memeriksa ulang kelengkapan jawaban pada setiap

lembar kuesoiner yang telah diisi oleh responden.

3.6.2 Coding

Coding adalah pemberian kode untuk setiap jawaban pada setiap

pertanyaan sesuai dengan petunjuk koding. Pengkodean merupakan kegiatan

merubah data berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk bilangan. Setelah data

kuesioner masuk maka diberikan kode pada kolom di setiap item agar lebih

memudahkan dalam pengolahan data.

3.6.3 Scoring (Penetapan Skor)

Setelah data terkumpul dan kelengkapannya diperiksa kemudian dilakukan

tabulasi data dan diberi skor sesuai dengan kategori dari data serta jumlah item

pertanyaan dari setiap variabel

3.6.4 Entri Data

Proses memasukan data, setelah pemberian kode dan skor lalu data

dimasukkan kedalam program komputer (Software Analisis) yang sesuai untuk

kemudian diolah oleh peneliti.

Page 32: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

32

3.6.5 Cleaning Data

Kegiatan pengecekan kembali terhadap data yang telah dipindahkan ke

dalam tabel dan ditabulasi. Data diperiksa kembali untuk memastikan bahwa data

bersih dari kekeliruan.

3.7 Teknik Analisa Data

3.7.1 Analisa Univariat

Analisa Univariat merupakan analisa yang digunakan untuk menjelaskan

karakteristik masing-masing variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini

analisa univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan angka atau

nilai karakteristik responden berdasarkan paritas, jarak kelahiran , pengetahuan,

pran NAKES, Penyakit infeksi, pemeriksaan ANC.

3.7.2 Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi. Analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat

(Chi-square), karena semua data diukur dalam skala katagorik (melihat hubungan

antara variabel katagorik dengan variabel katagorik). Jika ada sel yang

mempunyai nilai harapan lebih kecil dari (kurang dari 5) lebih dari 20 % dari

jumlah keseluruhan sel, maka uji yang digunakan ”Fisher’s Exact Test”.

Prinsip dasar uji kai kuadrat adalah membandingkan frekuensi yang terjadi

(observed) dengan frekuensi harapan (expected). Uji statistik Chi-square juga

untuk melihat suatu hubungan (jika ada) antara dua variabel sehingga diperoleh

nilai χ2 dan kemaknaan statistik (nilai p value atau nilai χ2 hitung).

Page 33: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

33

Rumus: χ2=∑ (O−E )2

E

df = (k-1) (b-1)α = 0,05

Keterangan:

O = Frekuensi Observed

E = frekuensi Expected

df = degree of Freedom (derajat kebebasan)

k = Kolom

b = Baris

Uji ini dipergunakan untuk membandingkan hasil perhitungan statistik χ2

yang didapat dengan ”critical value” yang ditemukan pada tabel Chi-square.

critical value tersebut tergantung pada yang dipilih (dalam penelitian ini α = 0,05)

dan df nilai χ2 tersebut akan bermakna jika nilai χ2 yang diperoleh dari hasil

perhitungan melebihi nilai critical value dan nilai p value yang diperoleh lebih

kecil dari 0,05 (Hastono, 2007).

Sedangkan ketentuan syarat Uji statistik Chi-square adalah sebagai

berikut:

1. Jika tabel silang yang digunakan 2x2, maka nilai yang dipakai adalah

Contiunity Corection.

2. Jika tabel silang yang digunakan lebih dari tabel 2x2, maka nilai yang dipakai

adalah Pearsion Chi-square.

3. Jika pada tabel 2x2, nilai cell tabel di bawah 1 atau di bawah 5 melebihi 20%,

maka nilai yang dipakai adalah Exact Tes.

Page 34: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

34

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas bertujuan untuk mengukur apakah suatu instrumen layak atau

tidaknya untuk diujikan. Sedangkan reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan

sejauh mana instrumen dapat dipercaya atau diandalkan. Uji validitas dan

realibilitas ini dilakukan pada 30 orang responden.

Table 3.3 Distribusi Validitas Berdasarkan Pertanyaan Variabel Pengetahuan

No Pertanyaan Nilai r

hitungValiditas

1. Apakah porsi makanan sehari-hari ibu 2 kali lebih banyak dari ibu yang tidak hamil

.532 Valid

2. Apakah manfaat makanan bernutrisi bagi ibu hamil yaitu untuk Pertumbuhan janin

.335 Valid

3. Apakah manfaat tablet zat besi Fe untuk mencegah anemia

.431 Valid

4. Menurut ibu, makanan yang mengandung protein (nabati dan hewani) adalah tempe dan ikan

-.018 Tidak valid

5. Menurut ibu, apakah mengkonsumsi sumber protein (hewani) harus setiap hari

.044 Tidak valid

6. apakah ibu tahu pentingnya minum susu saat hamil

.346 Valid

7. Apakah Ibu tahu pentingnya mengkonsumsi buah dan sayuran

.383 Valid

8. Menurut ibu, fungsi dari Karbohidrat adalah Sebagai sumber zat tenaga

-.176 Tidak valid

9. Menurut ibu, makanan yang mengandung vitamin dan mineral yaitu wortel dan bayam

-.093 Tidak valid

10.

Apakah ibu tahu apa itu KEK .324 Valid

Terlihat dari 10 pertanyaan, ada 4 pertanyaan P4 (r=-

0,018), P5 (r=0,044), P8(r=-0,176), P9(r= -0,093), yang nilainya

lebih rendah dari r tabel (r=0,297). Sehingga pertanyaan P4, P5,

Page 35: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

35

P8, P9 tidak valid, sedangkan untuk pertanyaan P1, P2, P3, P6,

P7, P10 dinyatakan valid.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.503 10

Table 3.4 Distribusi Validitas Berdasarkan Pertanyaan Variabel Peran Tenaga Kesehatan

No Pertanyaan Nilai r hitung Validitas

1. Apakah bidan memberikan dukungan dan konseling kesiapan kehamilan saat ibu ke posyandu maupun di puskesmas

.374 Valid

2. Apakah bidan memberikan informasi tentang pemenuhan gizi saat hamil

.509 Valid

3. Apakah pelayanan yang diberikan oleh NAKES sudah maksimal

-.234 Tidak valid

4. Apakah bidan menimbang berat badan ibu

.110 Tidak valid

5. Apakah petugas kesehatan memberikan rujukan disaat ibu mengalami msalah kesehatan

.110 Tidak valid

6. Apakah petugas kesehatan mengontrol gizi kehamilan ibu

.423 Valid

7. Apakah bidan menimbang berat badan ibu saat hamil

.113 Tidak valid

8. Apakah bidanmemberikan penjelasan tentang pentingnya mengukur LILA ibu secara rutin

.370 Valid

9. Apakah bidan memberikan informasi dan memeriksakan standar 7 T pada ibu hamil

.596 Valid

10. Apakah petugas atau bidan memberikan daftar makanan yang yang bergizi saat hamil

.542 Valid

Terlihat dari 10 pertanyaan, ada 4 pertanyaan P3 (r=-

0,234), P4 (r=-0,110), P5 (r=0,110), P7 (r=0,113), yang nilainya

lebih rendah dari r tabel (r=0,297). Sehingga pertanyaan P3, P4,

Page 36: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

36

P5, P7 tidak valid, sedangkan untuk pertanyaan P1, P2, P6, P8,

P9, P10 dinyatakan valid

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.606 10

Table 3.5 Distribusi Validitas Berdasarkan Pertanyaan Variabel Penyakit Infeksi

No Pertanyaan Nilai r hitung

Validitas

1. Dalam 3 bulan terakhir ini, apakah ibu pernah menderita TBC

.578 Valid

2. Dalam 3 bulan terakhir ini, apakah ibu pernah menderita kecacingan

.720 Valid

3. Dalam 3 bulan terakhir ini, apakah ibu pernah menderita Malaria

-.090 Tidak valid

4. Dalam 3 bulan terakhir ini, apakah ibu pernah menderita diare

.000 Tidak valid

5. Dalam 3 bulan terakhir ini, apakah ibu pernah menderita Hipertensi

.784 Valid

6. Dalam 3 bulan terakhir ini, apakah ibu pernah menderita ISPA

.000 Tidak valid

Terlihat dari 6 pertanyaan, ada 3 pertanyaan P3 (r=-0, 090),

P4 (r=0, 000), P6 (r=0,000)yang nilainya lebih rendah dari r tabel

(r=0,297). Sehingga pertanyaan P3, P4, P6 tidak valid,

sedangkan untuk pertanyaan P1, P2, P5, dinyatakan valid

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.613 6

Page 37: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

37

Table 3.6 Distribusi Validitas Berdasarkan Pertanyaan Variabel Pemeriksaan ANC

N

oPertanyaan Nilai r hitung

Validitas

1. Ibu Melakukan Kunjungan K1 .298 Valid

2. Ibu Melakukan Kunjungan K2 .406 Valid

3. Ibu Melakukan Kunjungan K3 .454 valid

4 Ibu Melakukan Kunjungan K4 .551 Valid

Terlihat dari 4 pertanyaan yaitu P1 (r=0,298), P2 (r=0,406),

P3 (r=0,454) dan P4 (r=0,551)yang nilainya lebih tinggi dari r tabel

(r=0,27). Sehingga pertanyaan P1, P2, P3, dan P4 dinyatakan

valid.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,623 4

Page 38: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

4.1.1. Keadaan Geografis Lokasi Penelitian

UPTD Puskesmas Meureubo merupakan puskesmas yang berada di wilayah

Kecamatan Muereubo. Berdiri pada tahun 1992 terletak di sebelah Barat Kota

Kota Kabupaten Muelaboh kurang lebih berjarak 3,5 km tepatnya berada di

Gampong Meureubo. Luas wilayah 112,87 km2 dengan persentase luas Kecamatan

terhadap Kabupaten adalah 3,85% jumlah wilayah kerjanya meliputi 28 Gampong

dengan dua kemukiman yaitu kemukiman Meureubo dengan kemukiman Ranto

Panjang dari 28 desa 20 desa kategori desa biasa dan 8 desa masuk dalam kategori

desa sangat terpencil , 2 gampong yaitu Peunaga Baro dan pasir putih merupakan

gampong Persiapan untuk defenitif dengan batasannnya :

Sebelah Utara : Kecamatan Pante Ceureumen

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sebelah Barat : Kecamatan Johan pahlawan

Sebelah Timur : Kabupaten Nagan Raya

4.1.2. Keadaan Demografis

Jumlah penduduk yang besar merupakan modal pembangunan, dan juga

merupakan beban dalam pembangunan, karenanya pembangunan diarahkan

Page 39: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

39

kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Puskesmas Meureubo di

harapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu di wilayah kerja

sebanyak 28.711 jiwa terdiri atas 14760 laki-laki dan 13951 perempuan dengan

jumlah rumah tangga 6629 rumah tangga dan rata-rata jiwa perumah tangga.

Adapun berdasarkan tingkat sosial ekonomi penduduk di Puskesmas

Meureubo sebagian besar berada dikelompok menengah kebawah. Mata

pencaharian sebagian besar adalah petani dan nelayan dan penyerapan tenaga

kerja juga bertambah dengan dibuka areal pertambangan batubara di Kecamatan

Muereubo.

Page 40: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

40

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Responden

1. Usia Kehamilan

Hasil perhitungan frekuensi dan persentase berdasarkan Usia Kehamilan

dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut dibawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan usia kehamilan Dengan kejadian KEK pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

No Usia Kehamilan (f) (%)1 2 Bulan 1 2.32 3 Bulan 3 6.83 4 Bulan 3 6.84 5 Bulan 3 6.85 6 Bulan 12 27.36 7 Bulan 4 9.17 8 Bulan 13 29.58 9 Bulan 5 11.4

Total 44 100.0Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.1 dari 44 responden ibu hamil yang usia kehamilanya

2 bulan sebanyak 1 responden (2,3%), dan ibu hamil yang usia kehamilanya 8

bulan sebanyak 13 responden (29.5%)

Page 41: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

41

4.2.2 Analisa Univariat

1. Pengetahuan Responden Terhadap Kejadian KEK

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pengetahuan Dengan kejadian KEK pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

No Pengetahuan Ya Tidak1 Apakah porsi makanan sehari-hari

ibu 2 kali lebih banyak dari ibu yang tidak hamil

31(70,5%)

13(29,5%)

2. Apakah manfaat makanan bernutrisi bagi ibu hamil yaitu untuk Pertumbuhan janin

32(73,7%)

12(27,3%)

3 Apakah manfaat tablet zat besi Fe untuk mencegah anemia

26(59,1%)

18(40,9%)

4 Apakah ibu tahu pentingnya minum susu saat hamil

22(50%)

22(50%)

5 Apakah Ibu tahu pentingnya mengkonsumsi buah dan sayuran

25(56,8%)

19(43,2%)

6 Apakah ibu tahu apa itu KEK 8(18,2%)

36(81,8%)

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat mayoritas jawaban ya responden tertinggi

pada pertanyaan Apakah manfaat makanan bernutrisi bagi ibu hamil yaitu untuk

pertumbuhan janin sebanyak 73,7 % dan untuk jawaban ya responden yang

terendah pada pertanyaan Apakah ibu tahu apa itu KEK sebanyak 18,2 %

responden yang tidak mengetahui pengertian KEK. Berdasarkan hasil penelitian

dari jawaban kuesioner tersebut didapatkan bahwa rendahnya pengetahuan

masyarakat tentang KEK sehingga menyebabkan kurangnya kesadaran untuk

mencegahterjadinya permasalahan KEK pada ibu hamil.

Page 42: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

42

2. Peran tenaga kesehatan Responden Terhadap Kejadian KEK

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan peran tenaga kesehatan Dengan kejadian KEK pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

No Peran tenaga kesehatan Ya Tidak

1 Apakah bidan memberikan dukungan dan konseling kesiapan kehamilan saat ibu ke posyandu maupun di puskesmas

35 (79,5%)

9(20,5%)

2. Apakah bidan memberikan informasi tentang pemenuhan gizi saat hamil

28(63,6%)

16(36,4%)

3 Apakah petugas kesehatan mengontrol gizi kehamilan ibu

19(43,2%)

25(56,8%)

4 Apakah bidanmemberikan penjelasan tentang pentingnya mengukur LILA ibu secara rutin

23(52,3%)

21(47,7%)

5 Apakah bidan memberikan informasi dan memeriksakan standar 7 T pada ibu hamil

18 (40,9%)

26(59,1%)

6 Apakah petugas bidan memberikan daftar makanan yang bergizi saat hamil

15(34,1%)

29(65,9%)

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat mayoritas jawaban ya responden tertinggi

pada pertanyaanApakah bidan memberikan dukungan dan konseling kesiapan

kehamilan saat ibu ke posyandu maupun di puskesmas sebanyak 79,5 % dan

untuk jawaban ya responden yang terendah pada pertanyaanApakah petugas

bidan memberikan daftar makanan yang bergizi saat hamil sebanyak 34,1%

responden yang tidak mendapatkan pelayanan tenaga kesehatan. Berdasarkan

hasil penelitian dari jawaban kuesioner tersebut didapatkan bahwa masih

Page 43: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

43

minimnya peran tenaga kesehatan dalam upaya memberikan edukasi pada ibu

hamil tentang daftar makanan yang harus diperhatikan oleh ibu hamil.

3. Penyakit infeksi Responden Terhadap Kejadian KEK

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan penyakit infeksi Dengan kejadian KEK pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

No Penyakit infeksi Ya Tidak1 Dalam 3 bulan terakhir apakah ibu

menderita TBC3

(6,8%)41

(93,2%)2. Dalam 3 bulan terakhir apakah ibu

menderita Kecacingan3

(6,8%)41

(93,2%)3. Dalam 3 bulan terakhir apakah ibu

menderita Campak3

(6,8%)41

(93,2%)

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat mayoritas jawaban tidak responden

tertinggi pada ketiga pertanyaan yaitu Dalam 3 bulan terakhir apakah ibu

menderita TBC, Dalam 3 bulan terakhir apakah ibu menderita Kecacingan,

Dalam 3 bulan terakhir apakah ibu menderita campak sebanyak 93,2 %.

Berdasarkan hasil penelitian dari jawaban kuesioner tersebut didapatkan bahwa

hanya sebagian kecil ibu hamil yang menderita penyakit infeksi.

4. Pemeriksaan ANC Responden Terhadap Kejadian KEK

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pemeriksaan ANC Dengan kejadian KEK pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

No Pemeriksaan ANC Ya Tidak1 Apakah Ibu melakukanKunjungan K1 31

(70,5%)13

(29,5%)2. Apakah Ibu melakukan Kunjungan K2 20

(45,5%)24

(54,5%)

Page 44: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

44

3 Apakah Ibu melakukan Kunjungan K3 8 (18,2%)

36(81,8%)

4 Apakah Ibu melakukan Kunjungan K4 4 (9,1%)

40(90,9%)

Berdasarkan tabel 4.5 terlihat mayoritas jawaban ya responden tertinggi

pada Apakah Ibu melakukan Kunjungan K1 sebanyak 70,5 % dan untuk

jawaban ya responden yang terendah pada Apakah Ibu melakukan Kunjungan

K4 sebanyak 9,1 % responden yang tidak melakukan kunjungan ANC.

Berdasarkan hasil penelitian dari jawaban kuesioner tersebut didapatkan bahwa

masih kurangnya kesadaran ibu dalam melakukan pemeriksaan ANC di

puskesmas, praktek, maupun posyandu.

4. KEK Pada Ibu Hamil

Hasil perhitungan frekuensi dan persentase dari variabel dependent (KEK

pada ibu hamil) dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Responden Berdasarkan KEK Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat

No KEK pada ibu hamil (f) (%)1 KEK 28 63.62 Tidak KEK 16 36.4

Total 44 100.0Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.6 Dari 44 responden ibu hamil yang KEK sebanyak 28

responden (63,6%), dan ibu hamil yang Tidak KEK sebanyak 16 responden

(36,4%).

Page 45: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

45

5. Paritas

Hasil perhitungan frekuensi dan persentase dari variabel dependent

(paritas pada ibu hamil) dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kategori Responden Berdasarkan paritas Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat

No Paritas (f) (%)1 Baik 29 65,92 Kurang baik 15 34,1

Total 44 100.0Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.7 Dari 44 responden ibu hamil dengan paritas Baik

sebanyak 29 responden (65,9 %), dan ibu hamil dengan paritas kurang baik

sebanyak 15 responden (34,1%).

6. Jarak kelahiran

Hasil perhitungan frekuensi dan persentase dari variabel dependent

(paritas pada ibu hamil) dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kategori Responden Berdasarkan jarak kelahiran Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat

No Jarak kelahiran (f) (%)1 Baik 15 34,12 Kurang baik 29 65,9

Total 44 100Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016

Page 46: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

46

Berdasarkan tabel 4.8 Dari 44 responden ibu hamil dengan jarak kelahiran

baik sebanyak 15 responden (34,1 %), dan ibu hamil dengan jarak kelahiran

kurang baik sebanyak 29 responden (65,9 %).

7. Pengetahuan

Hasil perhitungan frekuensi dan persentase dari variabel dependent

(pengetahuan pada ibu hamil) dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Kategori Responden Berdasarkan pengetahuan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat

No Pengetahuan (f) (%)1 Baik 21 47,72 Kurang baik 23 52,3

Total 44 100.0Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.9 Dari 44 responden ibu hamil yang berpengetahuan

baik sebanyak 21 responden (47,7 %). dan ibu hamil yang berpengetahuan

baiksebanyak 23 responden (52,3 %),

8. Peran tenaga kesehatan

Hasil perhitungan frekuensi dan persentase dari variabel dependent (peran

tenaga kesehatan pada ibu hamil) dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kategori Responden Berdasarkan peran tenaga kesehatan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat

No Peran tenaga kesehatan (f) (%)1 Baik 18 40,92 Kurang Baik 26 59,1

Total 44 100.0Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016

Page 47: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

47

Berdasarkan tabel 4.10 Dari 44 responden ibu hamil yang mendapatkan

pelayanan baik dari tenaga kesehatan sebanyak 18 responden (40,9%). dan ibu

hamil yang mendapatkan pelayanan kurang baik dari tenaga kesehatan sebanyak

26 responden (59,1%).

9. Penyakit Infeksi

Hasil perhitungan frekuensi dan persentase dari variabel

dependent(penyakit infeksi pada ibu hamil) dapat dilihat pada tabel berikut

dibawah ini:

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Kategori Responden Berdasarkan penyakit infeksi Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat

No Penyakit infeksi (f) (%)

1 Ada 3 6,8

2 Tidak ada 41 93.2

Total 44 100.0Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.11 Dari 44 responden ibu hamil yang menderita

penyakit infeksi sebanyak 3 responden (6,8%). dan ibu hamil yang tidak

menderita penyakit infeksi sebanyak 41 responden (93,2%),

10. Pemeriksaan ANC

Hasil perhitungan frekuensi dan persentase dari variabel dependent

(pemeriksaan ANC pada ibu hamil) dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Kategori Responden Berdasarkan Pemeriksaan ANC Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat

No Pemeriksaan ANC (f) (%)1 Baik 6 13.6

Page 48: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

48

2 Kurang baik 38 86.4Total 44 100.0

Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.12 Dari 44 responden ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan ANC sebanyak 6 responden (13,6 %). dan ibu hamil yang tidak

melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 38 responden (86,4 %).

4.2.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel independent dan

dependen. Pengujian ini menggunakan uji chi-square. Dimana ada hubungan yang

bermakna secara statistik jika diperoleh nilai P value< 0,05.

1. Hubungan paritas dengan kejadian KEK

Tabel 4.13 Hubungan Faktor Paritas Dengan Kejadian KEK Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Pukesmas Meurebo Kabupaten Aceh Barat

Paritas KEK Total KEK Tidak KEK p(value) OR f % f % f %

Baik 17 58,6 12 41,4 29 100 0,528Kurang Baik 11 73,3 4 26,7 15 100Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa ibu hamil dengan paritas baik

lebih banyak yang menderita KEK yaitu 17 responden (58,6 %) dibandingkan ibu

hamil dengan paritas kurang baik.

Sedangkan ibu hamil dengan paritas kurang baik lebih sedikit yang

menderita tidak KEK yaitu sebanyak 12 responden (41,4 % ) dibandingkan ibu

hamil dengan paritas baik.

Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,528 dan ini lebih

besar dari α = 0,05 (Pvalue= 0,528 > α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat tidak ada

Page 49: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

49

hubungan yang signifikan antara faktor paritas dengan kejadian KEK di

puskesmas meureubo kabupaten aceh barat.

2. Hubungan jarak kelahiran Dengan Kejadian KEK

Tabel 4.14 Hubungan faktor Jarak Kelahiran dengan KEK Pada Ibu Hamil Di Wilayah kerja pukesmas meurebo kabupaten aceh barat

Jarak Kelahiran KEK Total KEK Tidak KEK p (value) OR f % f % f %

Baik 5 53,3 10 66,7 15 100 0,007 7Kurang Baik 23 79,3 6 20,7 29 100Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa ibu hamil dengan jarak kelahiran

Baik lebih banyak yang menderita tidak KEK yaitu 10 responden (66,7 %)

dibandingkan ibu dengan jarak kelahiran kurang baik

Sedangkan ibu hamil dengan jarak kelahiran kurang baik lebih banyak

yang menderita KEK yaitu 23 responden (79,3 %) dibandingkan ibu

dengan jarak kelahiran baik

Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,007 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,007< α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat hubungan

yang signifikan antara faktor jarak kelahiran dengan kejadian KEK di puskesmas

meureubo kabupaten aceh barat.

Berdasarkan hasil OR 7 dapat disimpulkan bahwa responden yang jarak

kelahiran ≤ 2 tahun akan berpeluang sebanyak 7 kali untuk menderita KEK di

bandingkan responden yang jarak kelahiran > 2 tahun

Page 50: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

50

3. Hubungan pengetahuan dengan kejadian KEK

Tabel 4.15 Hubungan Faktor Pengetahuan Dengan Kejadian KEK Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Pukesmas MeureuboKabupaten Aceh Barat

Pengetahuan KEK Total KEK Tidak KEK p (value) ORf % f % f %

Baik 7 33,3 14 66,7 21 100 0,000 21Kurang Baik 21 91,3 2 8,7 23 100Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa ibu hamil dengan pengetahuan

baik lebih banyak yang menderita tidak KEK yaitu sebanyak 14

responden (66,7 %) dibandingkan ibu dengan pengetahuan kurang baik.

Sedangkan ibu hamil dengan pengetahuan kurang baik lebih banyak yang

tmenderita KEK yaitu sebanyak 21 responden (91,3 %) dibandingkan ibu dengan

pengetahuan baik.

Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,000 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,000< α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat hubungan

yang signifikan antara faktor pengetahuan dengan kejadian KEK di puskesmas

meureubo kabupaten aceh barat.

Berdasarkan hasil OR 21 dapat disimpulkan bahwa responden yang

berpengetahuan kurang baik akan berpeluang sebanyak 21 kali untuk menderita

KEK di bandingkan responden yang berpengetahuan baik.

Page 51: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

51

4. Hubungan Peran Tenaga Kesehatan Dengan Kejadian KEK

Tabel 4.16 Hubungan Faktor Peran Tenaga Kesehatan dengan KEK Pada Ibu Hamil Di Wilayah kerja pukesmas meureubo kabupaten aceh barat

Peran NAKES KEK Total KEK Tidak KEK p(value) ORf % f % f %

Baik 6 33,3 12 66,7 18 100 0,002 11Kurang Baik 22 84,6 4 15,4 26 100Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.16 diketahui bahwa ibu hamil yang mendapatkan

peran tenaga kesehatan baik lebih banyak yang menderita tidak

KEK yaitu sebanyak 12 responden (66,7 %) dibandingkan ibu hamil

yang mendapatkan peran tenaga kesehatan kurang baik.

Sedangkan ibu hamil yang mendapatkan peran tenaga

kesehatan kurang baik lebih banyak yang menderita KEK yaitu 22

responden (84,6 %) di bandingkan ibu hamil yang mendapatkan peran

tenaga kesehatan baik.

Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,002 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,002< α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat hubungan

yang signifikan antara faktor peran NAKES dengan kejadian KEK di puskesmas

meureubo kabupaten aceh barat.

Page 52: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

52

Berdasarkan hasil OR 11 dapat disimpulkan bahwa responden yang peran

NAKES kurang baik akan berpeluang sebanyak 11 kali untuk menderita KEK di

bandingkan responden yang peran NAKES dengan baik

5. Hubungan Penyakit Infeksi Dengan Kejadian KEK

Tabel 4.17 Hubungan Faktor Penyakit Infeksi Dengan Kejadian KEK Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Pukesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat

Penyakit Infeksi KEK Total KEK Tidak KEK p(value) OR f % f % f %

Ada 3 100 0 0 3 100 0,290 - Tidak Ada 25 61,0 16 39 41 100Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.17 diketahui bahwa ibu hamil yang mengalami

penyakit infeksi yang menderita KEK yaitu hanya 3 responden (100 %)

dibandingkan ibu hamil yang tidak mengalami penyakit infeksi.

Sedangkan ibu hamil yang tidak mengalami penyakit infeksi lebih

banyak yang menderita KEK sebanyak 25 responden (61,0 % )

dibandingkan ibu hamil yang mengalami penyakit infeksi.

Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,290 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,290 > α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat tidak ada

hubungan yang signifikan antara faktor penyakit infeksi dengan kejadian KEK di

puskesmas meureubo kabupaten aceh barat.

Page 53: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

53

6. Hubungan PemeriksaanANC Dengan Kejadian KEK

Tabel 4.18 Hubungan Faktor Pemeriksaan ANC Dengan Kejadian KEK Pada Ibu Hamil Di WilayahKerja Pukesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat

Pemeriksaan ANC KEK Total KEK Tidak KEK p(value) OR f % f % f %

Ada 0 0 6 100 6 100 0,001 1,9Tidak ada 28 73,7 10 26,3 38 100Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.18 diketahui bahwa ibu hamil yang ada melakukan

pemeriksaan ANC lebih banyak yang menderita tidak KEK sebanyak

0 responden (0%) dibandingkan ibu hamil yamg tidak ada

melakukan pemeriksaan ANC

Sedangkan ibu hamil yang tidak ada melakukan pemeriksaan ANC lebih

banyak yang tidak menderita KEK yaitu sebanyak 28 responden

(73,7%) dibandingkan ibu hamil yang ada melakukan pemerksaan

ANC.

Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,001 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,001< α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat hubungan

Page 54: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

54

yang signifikan antara faktor pemeriksaan ANC dengan kejadian KEK di

puskesmas meureubo kabupaten Aceh barat.

4.3 Pembahasan

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas

Meureubo Kabupaten Aceh Barat.Variabel yang diteliti dalam penelitian ini

adalah variabel dependen yaitu variabel paritas, jarak kelahiran, pengetahuan,

peran tenaga kesehatan, penyakit infeksi, dan pemeriksaan ANC. dengan variabel

Independen yaitu dengan kejadian KEK pada ibu hamil.

4.3.1 Hubungan Faktor Paritas dengan Kejadian KEK

Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,528 dan ini lebih

besar dari α = 0,05 (Pvalue= 0,528 > α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat tidak ada

hubungan yang signifikan antara faktor paritas dengan kejadian KEK di

puskesmas meureubo kabupaten aceh barat.

Hasil penelitian ini adalah ha ditolak maka dapat disimpulkan bahwa tidak

ada hubungan paritas dengan kejadian KEK. Hal ini sejalan dengan penelitian Ria

novitasari (2016) penelitiannyayaitu Hubungan paritas dengan kejadian resiko

Page 55: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

55

KEK pada ibu hamildi desa Sukowono kecamatan sukowono kabupaten jember

yang menyatakan bahwa paritas tidak ada hubungan yang signifikan dengan

kejadian KEK dengan nilai signifikan (p) = 0,384 > (0,05).

Peneliti berasumsi bahwa ibu hamil rata-rata melakukan perencanaan

kehamilan dikarenakan ibu yang tidak melakukan merencanakan akan membawa

dampak bagi janin yang dikandung setelah nya jika ibu tidak memperhatikan gizi

saat hamil. Oleh karna itu, ibu hamil benar-benar memperhatikan jumlah paritas

saat merencanakan kehamilan. Namun, fakta yang ditemukan dilapangan ibu

hamil dengan paritas ≤ 3 kali juga mengalami kasus kekurangan energi kronik.

Penelitian ini dilakukan memberikan saran kepada berbagai pihak,

terutama bagi bidan dapat mengaplikasikan perannya sebagai pendidik dalam

memberikan pendidikan pentingnya pertimbangan dalam menentukan jumlah

paritas bagi ibu hamil.

4.3.2 Hubungan Faktor Jarak kelahiran dengan Kejadian KEK

Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,007 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,007 < α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat hubungan

yang signifikan antara faktor jarak kelahiran dengan kejadian KEK di puskesmas

meureubo kabupaten aceh barat.

Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga

berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, karena

jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk

memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. Jarak kehamilan

yang pendek cenderung akan menguras nutrisi ibu dari kehamilan dan hilangnya

darah setelah melahirkan, juga selama laktasi yang dapat mengurangi nutrisi ibu

Page 56: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

56

melalui pemberian Asi. Sehingga ibu hamil ini cenderung menderita status gizi

kurang sampai buruk yang dapat berkorelasi dengan berat lahir bayi, dan sering

melahirkan bayi berat badan lahir rendah (Aminuddin dkk, 2007)

Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan peneliti menemukan bahwa

rata-rata responden jarak kelahiran yang terlalu dekat yaitu ≤ 2 tahun akan

beresiko. Sedangkan responden yang Jarak kelahirannya > 2 tahun maka lebih

mempunyai kesiapan fisik akan nutrisi tubuhnya sehingga terhindar dari kejadian

KEK.

Peneliti berasumsi bahwa ibu hamil dengan jarak kelahiran yang terlalu

dekat akan meberikan dampak psikologis yaitu kesiapan ibu dalam mengurus

anak selanjutnya jika jarak anak pertama dengan anak kedua jarak kelahirannya

sangat dekat. Hal ini memberikan dampak yang kurang baik bagi fisik ibu dalam

memulihkan stamina dari kelahiran anak pertama dan dan megurus anak di

kelahiran kedua. Rata-rata ibu hamil kelelahan dan mengakibatkan tidak

terkendalinya asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu.

Jarak melahirkan yang terlalu dekat < 2 tahun akan menyebabkan kualitas

janin atau anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Jarak

melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan ibu tidak memperoleh

kesempatan untuk merperbaiki tubuhnya sendiri dimana ibu memerlukan energi

yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya (Baliwati,

2004)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sri handayani (2011) dengan

penelitian analisis faktor yang mempengaruhi KEK pada ibu hamil yang

Page 57: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

57

menyatakan bahwa ada hubungan jarak kelahiran dengan kejadian KEK pada ibu

hamil di wilyah kerja wedi klaten dengan uji chi square nilai (p) = 0,047< (0,05).

4.3.3 Hubungan Faktor Pengetahuan dengan Kejadian KEK

Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,000 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,000< α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat hubungan

yang signifikan antara faktor pengetahuan dengan kejadian KEK di puskesmas

meureubo kabupaten aceh barat.

Menurut Wahyuni (2008) pengetahuan gizi merupakan pengetahuan

tentang hubungan konsumsi makanan dengan kesehatan tubuh. Ibu hamil dengan

pengetahuan gizi baik diharapkan dapat memilih asupan makanan yang bernilai

gizi baik dan berimbang bagi dirinya sendiri, janin dan keluarga. Pengetahuan gizi

yang baik dapat membantu seseorang belajar bagaimana menyimpan, mengolah

serta menggunakan bahan makanan yang berkualitas untuk dikonsumsi.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Tanpa pengetahuan seseorang

tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan

terhadap masalahyang dihadapi. Pengetahuan merupakan proses kognitif dari

seseorang atau individu untuk memberikan arti terhadap lingkungan, sehingga

masing-masing individu memberikan arti sendiri-sendiri terhadap stimuli yang

diterima walaupun stimuli itu sama. Apabila perilaku melalui proses yang didasari

pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan

bertahan lama (long lasting) daripada perilaku yang tidak didasarri pengetahuan

(Notoatmodjo, 2012).

Page 58: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

58

Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan peneliti menemukan bahwa

responden yang berpengetahuan kurang baik akan beresiko terkena KEK karena

tidak mengetahui akan pentingnya mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk

proses kehamilan yaitu nutrisi ibu maupun janin yang dikandungnya. Sedangkan

responden yang memiliki pengetahuan baik tidak mengalami KEK karena

responden tersebut mengetahui makanan yang bergizi.

Peneliti berasumsi bahwa ibu hamil dengan pemahaman yang kurang

maka tidak mendapatkan informasi tentang bagaimana menghadapi kehamilan

serta mampu mempraktekkan hal-hal yang penting untuk dilakukan selama ibu

hamil, seperti meminum susu sebagai penambah asupan gizi bagi janin,

mengkonsumsi buah dan sayur, masih tabu akan pengetahuan mengkonsusmi

table zat besi, berdasarkan jawaban kuisoiner penelitian peneliti menemukan

bahwa sebagian besar ibu hamil tidak mengetahui apa itu KEK yaitu 81,8%

mereka masih menganggap Kejadian KEK ini masih asing.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Andriana palimbo

(2014) dengan penelitian hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap

kejadian KEK di wilayah puskesmas pulau telo kuala kapuas yang menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil dengan

kejadian KEK berdasarkan uji chi square (p=0,002<0,05)

4.3.4 Hubungan Faktor Peran tenaga kesehatan dengan Kejadian KEK

Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,002 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,001 < α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat hubungan

yang signifikan antara faktor peran NAKES dengan kejadian KEK di puskesmas

meureubo kabupaten aceh barat.

Page 59: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

59

Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan peneliti menemukan bahwa

responden yang mendapatkan pelayanan dari petugas kesehatan maupun bidan

cenderung tidak menderita KEK. Sedangkan responden yang tidak mendapatkan

pelayanan dari petugas kesehatan lebih berisiko terhadap kejadian KEK.

Peneliti berasumsi bahwa peran tenaga kesehatan masih kurang dalam

melayani permasalahan ibu hamil yang perlu diarahkan dalam mempraktekkan

makanan bergizi apa saja yang harus di konsumsi oleh ibu hamil dan harus di

kontrol lebih rutin ini terlihat dari jawaban kuisioner responden 65,9 % yang

tidak mendapatkan daftar makanan bergizi oleh bidan. pemberian daftar makanan

bergizi saat hamil digunakan ibu hamil agar lebih mudah memahami makanan

apa-apa saja yang harus dikonsumsi oleh ibu hamil serta makanan tambahan apa

saja yang dikonsumsi sebagai penambah asupan gizi untuk meminimalisir

masalah gizi yang dialami oleh ibu hamil. karna penyerapan zat besi dipengaruhi

oleh banyak faktor yaitu makanan yang mengandung protein hewani dan vitamin

C meningkatkan penyerapan, serta tambahan zat besi diperoleh dari makanan.

Dan ini juga dilatarbelakangi oleh kinerja bidan yang lebih

giatmenjelaskan bahwa penting nya timbang berat badan perbulan nya sebagai

upaya mengontrol apakah terjadi penurunan berat badan, pemberian tablet Fe dan

harus diminum sebagai pencegah anemia, mengukur LILA agar jika terdeteksi

KEK maka dapat di tangani, Program bidan di desa/bidan PTT untuk daerah-

daerah pedalaman adalah kunci utama untuk menurunkan angka kelahiran bayi

BBLR dan kejadian KEK pada ibu hamil, dengan didukung oleh dana dari

pemerintah lewat paket pemberian makanan tambahan pada ibu hamil.

Page 60: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

60

Wahyuni (2011) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kepatuhan ibu hamil diantaranya adalah perilaku, petugas

kesehatan khususnya bidan dimana mampu memberikan penyuluhan gizi,

khususnya manfaat tablet zat besi dan kesehatan ibu hamil yang akan berdampak

pada kejadian KEK.

Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian Sri Hadi Sulistiyanigsih

(2016) dengan penelitiannya yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bidan

desa dalam deteksi KEK ibu hamil di kabupaten Pati yang menyatakan bahwa ada

hubungan motivasi kinerja bidan terhadap KEK Pada ibu hamil di mana hasil

chisquare ((p)=0,007<0,05).

Dan juga didukung oleh penelitian Fitrayeni bahwa ada 43,5% Peran bidan

kurang baik saat melakukan kunjungan yang menyebabkan rendahnya

kelengkapan kunjungan ANC ibu hamil.

4.3.5 Hubungan Faktor Penyakit infeksi dengan Kejadian KEK

Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,290 dan ini lebih

besar dari α = 0,05 (Pvalue= 0,290> α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat tidak ada

hubungan yang signifikan antara faktor penyakit infeksi dengan kejadian KEK di

puskesmas meureubo kabupaten aceh barat.

Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan peneliti menemukan bahwa

sebagian responden ibu hamil tidak menderita penyakit infeksi. Ibu hamil yang

terkena penyakit infeksi mempunyai resiko relatif sama untuk terkena KEK

dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak terkena penyakit infeksi. Riwayat

penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula terjadinya kurang gizi sebagai

akibat menurunnya nafsu makan, adanya gangguan penyerapan oleh adanya

Page 61: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

61

Hasil penelitian ini adalah ha ditolak maka dapat disimpulkan bahwa tidak

ada hubungan penyakit infeksi dengan kejadian KEK. Hal ini dikarenakan ibu

hamil selalu memeriksakan keadaan kesehatan mengenai penyakit yang akan

memperburuk kondisi kehamilannya.

Peneliti berasumsi bahwa ibu hamil sudah sangat baik dalam mengontrol

kesehatan kemungkinandapat mencegah dan memberikan tindakan segerauntuk

menaggulangi penyakit yang telah ada sebelum ibu megalami fase kehamilan.

Ibu sudah sangat paham bahwa penyakit sangat lah berdampak terhadap

kehamilan dan beresiko terhadap janin yang di kandungan maupun berdampak

bagi ibu pasca melahirkan. ibu hamil diberikan penanganan yang intensif

mengenai berbagai macam penyakit yang dapat memperburuk kondisi ibu yang

dapat menyebabkan kejadian yang fatal bagi bayi seperti ibu hamil yang

mendapatkan suntikan TORCH untuk mematikan parasit dari kecacingan.

Penyakit infeksi merupakan penyebab langsung ibu menderita KEK. oleh

karna itu, ibu yang hamil sangatlah perlu memperhatikan kehamilan teutama

mencegah penyakit melalui kontrol kesehatan. Penyakit infeksi selama kehamilan

sering ditemui akibat makanan jajanan yang tidak hygiene yang dikonsumsi ibu,

sehingga memungkinkan adanya faktor parasit yang akan tertular melalui

makanan, selain itu faktor ibu hamil yang memang sudah terjangkit penyakit

seperti TBC atu hipertensi sebelum kehamilan dapat memperburuk kondisi ibu

dan janin.

Hal ini sejalan dengan penelitian Siti muliawati (2013) dengan penelitian

yaitu faktor penyebab ibu hamil KEKdi Puskesmas Sambi Kabupaten Sambi

kabupaten Boyolali yang menyatakan bahwa faktor penyebab kekurangan energi

Page 62: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

62

kronis mayoritas tidak memiliki penyakit infeksi dengan jumlah persentase 86,7

% yaitu 26 ibu hamil.

4.3.6 Hubungan Faktor Pemeriksaan ANC dengan Kejadian KEK

Berdasarkan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,001 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,001 < α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat hubungan

yang signifikan antara faktor Pemeriksaan ANC dengan kejadian KEK di

puskesmas meureubo kabupaten aceh barat.

Pada pelayanan ANC ibu diharapkan memeriksakan kehamilan minimal 4

kali yaitu trisemester I , 1 kali.pada trisemester II dan 2 kali pada trisemester ke

III.(Depkes 2009). dan kunjungan yang seharusnya adalah berjumlah 14 kali

kunjungan dengan penjadwalan dari hamil 8minggu sampai 28 minggu setiap 4

minggu antara minggu ke 28 hingga 36 setiap 2 minggu dan antara 36 minggu

sampai 40 minggu setiap 1 minggu (Varney,2007)

Menurut World Health Organization (WHO) Antenatal care untuk

mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga

dapat menurunkan angka kematian ibu danmemantau keadaan janin. Idealnya bila

tiap wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi

kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut

cepat diketahui, dan segera dapat di atasi sebelum berpengaruh tidak baik

terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan Antenatal care.

Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan peneliti menemukan bahwa

responden yang melakukan kunjungan ANC secara lengkap akan lebih sedini

mungkin mendeteksi gejala-gejala yang dapat mengganggu kehamilan diantaranya

timbang berat badan,pemberian tablet Fe, mengukur LILA, dan cakupan standar

Page 63: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

63

7 T yang harus didapatkan oleh ibu hamil. Sedangkan responden yang tidak

melakukan kunjungan ANC secara lengkap akan berpotensi untuk menderita KEK

dan juga dapat memnyebabkan resiko pada janin nya.

Peneliti berasumsi bahwa ibu hamil sangat minim dan hanya sesekali

melakukan kunjugan ANC jika kehamilan nya sudah mengalami kelainan dan

dianggap darurat, bahkan hanya 2 kali saja melakukan kunjungan saat akan

menghadapi proses melahirkan, ibu hamil rata-rata masih menganggap kunjungan

masih belum penting, dan juga didukung oleh faktor kesibukan ibu hamil yang

tidak rutin melakukan kunjungan per tri semester kehamilannya.Dan ini terbukti

dari jawaban kuisioner responden 90,9% yang tidak melakukan kunjungan K4.

Antenatal care adalah upaya untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi

terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu

dan memantau keadaan janin dimana kecil resiko ibu mengalami KEK.debby

triwidyastuti (2011)

Hasil penelitian ini didukung oleh Resky maharani (2013) dengan

penelitian nya yaitu gambaran antenatal care dan status gizi ibu hamil di pesisir

tallo kecamatan tallo kabupaten makassar yang menyatakan ibu yang melakukan

kunjungan ANC kurang dari standar minimal sebanyak 27 (34,1 %) ibu yang

berdampak terhadap status gizi KEK

Page 64: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

64

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

1. Adanya hubungan yang signifikan antara faktor jarak kelahiran dengan

kejadian kekurangan energi kronik.

2. Adanya hubungan yang signifikan antara faktor pengetahuan dengan kejadian

kekurangan energi kronik.

3. Adanya hubungan yang signifikan antara faktor peran tenaga kesehatan dengan

kejadian kekurangan energi kronik.

4. Adanya hubungan yang signifikan antara faktor kunjungan ANC dengan

kejadian kekurangan energi kronik.

5. Tidak adanya hubungan yang signifikan antara faktor paritas dengan kejadian

kekurangan energi kronik.

Page 65: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

65

6. Tidak adanya hubungan yang signifikan antara faktor penyakit infeksi dengan

kejadian kekurangan energi kronik.

5.2 Saran

1. Diharapkan kepada Puskesmas meureubo khususnya bagian KIA (kesehatan

ibu dan anak) agarmemberikan sosialisasi kepada ibu hamil tentang

pentingnya mengetahui makanan yang bergizi bagi ibu dan janin melalui

pemanfaatan buku KIA yang mencantumkan daftar makanan bergizi bagi ibu

hamil, merencanakan kehamilan, meningkatkan peran tenaga kesehatan lebih

efektif mengontrol ulang kunjungan ibu hamil ke bidan atau posyandu

sehingga ibu hamil dapat mengetahui kunjungan ANC yang sangat penting

untuk persiapan ibu hamilsebagai upaya penanggulangan ibu hamil KEK.

2. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Aceh Barat khususnya agar dapat lebih

mensosialisasikan masalah kesehatan kepada masyarakat terkait dengan

kunjungan pemeriksaan kehamilan dan pencegahan terhadap kasus ibu hamil

dengan kekurangan energi kronik dan meningkatkan sosialisisai KEK pada

calon ibu hamil.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan penelitian yang

sama dengan variabel yang lebih luas lagi dan dengan pengolahan data yang

berbeda sehingga menambah wawasan para mahasiswa lainnya tentang

kejadian KEK

Page 66: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

66

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin, Dkk. Studi Kasus Kontrol Anemia Ibu Hamil. Jurnal Medika UNHAS, 2007.

Ambarwati, 2012.Gizi&KesehatanReproduksi. Yogyakarta: CakrawalaIlmu. dalam skripsi juspen simarmata (2014)

Andriana Palimbo, 2014. Jurnal Hubungan Pengetahuan Dan Sikapibu Hamil Terhadap Kejadian Kekurangan Energi Kronik. Vol. 14

Arisman,2004.GiziDalamDaurKehidupan.Jakarta:EGC

Arali, 2008. Cakupan ANC yang salah dan tak terkendali. Polewali mandar Sulbar

Dainur, 1995.KegiatanKIAdiPuskesmas.Jakarta:EGC

Debby, triwidyastuti, 2011.Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil.dalam jurnalLili anggraini lubis, 2015

Depkes RI, 2008. Pedoman Umum Gizi Seimbang(PUGS). Jakarta: departemen kesehatan

Dinkes Aceh Barat, 2015.Laporan kejadian KEK Dinkes Aceh Barat,Aceh. Aceh Barat

Page 67: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

67

Dinkes Provinsi Aceh, 2012. Profil kesehatan Aceh,Aceh, Banda Aceh

Francin, 2005.Gizi Tentang Kesehatan Reproduksi. Jakarta: FKUI

Fitrayeni. 2015. Penyebab Rendahnya Kelengkapan ANC. Volume.10. no. 1

Handayani, sri. 2011. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Wedi Klaten . Volume.1. no.1

Halym Surasih, 2006 faktor-faktor berhubungan dengan keadaan KEK pada ibu hamil.UNNES.skripsi

Hastono, sutanto priyo. 2007. Analisis data kesehatan. Fakultas kesehatan masyarakat. UI

Kurniati, asria.2012.Skripsi pola makan ibu hamil. Jakarta: UIN syarif hidayatullah

Maharani, resky. Gambaran antenatal care dan status gizi ibu hamil di pesisir tallo kecamatan tallo. Volume. 2 no. 3

Manuaba. 2000.Ilmu Kebidanan Dan Keluarga Berencana . Jakarta: EGC

Muliarini,2010.PolaMakan&GayaHidup Sehat SelamaKehamilan.Yogyakarta: Nuha medika

MulyonoJoyomartono, 2004. PengantarAntropologiKesehatan.Semarang: UNNESPre

Murniati. 2007. faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil di kabupaten aceh tenggara , tesis pasca sarjana

Muliawati, sri. 2013. Faktor penyebab ibu hamil KEK di puskesmas sambi kecamtan sambi kabupaten boyolali. Volume. 3. No.3

Novitasari, ria, 2016. Hubungan Paritas Dengan Kejadian Resiko KEK pada ibu hamil. Universitas jember. skripsi

Notoadmodjo.2010. Metodelogi Penelitan Kesehatan. Jakarta:Rineka cipta

------------------.2012. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT.RinekaCipta

Puskesmas Meureubo, 2015. Pencatatan Dan Pelaporan Puskesmas Meureubo kejadian KEK pada ibu hamil

Page 68: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1158/1/BAB I-V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut (World health organis. ation) WHO angka kematian ibu (AKI) di

68

Pudjiadi, 2001. IlmuGiziKlinikpadaAnak.edisi keempat. Jakarta: fakultas kedokteran UI

Riskesdas. 2012. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta

Sarwono, 2005.PengkajianStatusGizi.Jakarta:UI

Sjahmie,Moehji.2003.IlmuGizi2.Jakarta:PapasSinarSinanti

Soetjiningsih, 2009. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC

Sukarni, 2013.Kehamilan, Persalinan, danNifas. Yogyakarta:NuhaMedika

Supariasa, 2002. Penilaian Status Gizi.Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Sulistiyaningsih, sri hadi. 2016. Faktor yang mempengaruhi kinerja bidan dalam deteksi KEK pada ibu hamil.

Siswanto,Aguswilopo. 2004. Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan KB dalamUpayaMenurunkan KematianMaternal.Jakarta:BKKBN

SDKI, 2012. Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta

Walker, 2012. PolaMakan SehatSaat Hamil.Jakarta: BhuanaIlmu Populerdalam skripsi juspen simarmata (2014)

Wahyuni, S. 2008. Hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil.Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. KTI

WHO, 2015. Laporan Kasus AKB (Angka kematian bayi) Dan AKI(angka kematian ibu) di Indonesia

Yayuk Farida Baliwati,2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: PenebarSwadayadalam skripsi halym surasih (2005)

Zulhaida, lubis.2003. Status izi ibu hamil serta pengaruh terhadap bayi yang dilahirkan

Varney, H.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC