I. Pendahuluan - tinosebayang.files.wordpress.com · Upaya Indonesia dalam mecapai kepentingan...

13
1 I. Pendahuluan Pada tahun 2007 menjadi awal kesepakatan bagi negara-negara anggota ASEAN untuk melakukan percepatan proses integrasi yang lebih dalam (deepening). Integrasi yang ingin dicapai ASEAN ditargetkan akan terealisasikan pada tahun 2015, yang disebut sebagai ASEAN community. Rencana atas realisasi ASEAN community dideklarasikan dalam bentuk ASEAN Charter. ASEAN Charter fokus kepada tiga pilar besar yang dianggap vital bagi komunitas ASEAN, yakni ASEAN Political-Security Community (APSC), ASEAN Economic Community (AEC), serta ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC). 1 Ketiga pilar besar tersebut menjadi sektor yang dianggap oleh ASEAN dapat menstimulus percepatan proses integrasi ASEAN 2015. Demi mempercepat proses integrasi ASEAN Community, berdasarkan ketiga pilar tersebut terdapat cetak biru (Blueprint) yang mendukung masing-masing pilar. 2 Salah satu pilar ekonomi yang menjadi peluang bagi Indonesia adalah terkait Open Sky Policy yang akan dibentuk oleh ASEAN pada 2015. Open Sky policy merupakan blueprint yang mengatur sektor transportasi udara sebagai sarana pendukung atas mobilisasi masyarakat ASEAN. Maritime and air transport, Adopt the general principles and framework for an ASEAN Single Shipping Market and develop and implement the ASEAN Single Aviation Market Implement the ASEAN Open Sky Policy (Roadmap for Integration of the Air Travel Sector); and Implement the ASEAN Single Aviation Market.” 3 Blueprint AEC yang mengatur sektor penerbangan sebagai salah satu tujuan mencapai ASEAN Community 2015 menjadi potensi bagi Indonesia. Tujuan ASEAN melalui liberalisasi penerbangan merupakan strategi mobilisasi masyarakat ASEAN, yang juga dapat menjadi keuntungan Indonesia. Dampak apabila Indonesia mendukung realisasi liberalisasi penerbangan di negara-negara ASEAN akan mempermudah masuknya investasi serta turis asing yang menjadi sumber pasar bagi Indonesia. 1 Dokumen ASEAN Charter 2007, sumber : http://www.asean.org/archive/publications/ASEAN-Charter.pdf diakses pada tanggal 10 Juni 2014, pukul : 13: 34 WIB. 2 Ibid. Chapter 1 no. 13 3 Dokumen Blueprint AEC hal. 21, sumber : http://www.asean.org/archive/5187-10.pdf diakses pada tanggal 10 Juni 2014, pukul : 14 : 05 WIB.

Transcript of I. Pendahuluan - tinosebayang.files.wordpress.com · Upaya Indonesia dalam mecapai kepentingan...

Page 1: I. Pendahuluan - tinosebayang.files.wordpress.com · Upaya Indonesia dalam mecapai kepentingan nasional di sektor penerbangan ... policy di ASEAN maka dalam tulisan ini akan digambarkan

1

I. Pendahuluan

Pada tahun 2007 menjadi awal kesepakatan bagi negara-negara anggota ASEAN

untuk melakukan percepatan proses integrasi yang lebih dalam (deepening). Integrasi yang

ingin dicapai ASEAN ditargetkan akan terealisasikan pada tahun 2015, yang disebut sebagai

ASEAN community. Rencana atas realisasi ASEAN community dideklarasikan dalam bentuk

ASEAN Charter. ASEAN Charter fokus kepada tiga pilar besar yang dianggap vital bagi

komunitas ASEAN, yakni ASEAN Political-Security Community (APSC), ASEAN

Economic Community (AEC), serta ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC).1

Ketiga pilar besar tersebut menjadi sektor yang dianggap oleh ASEAN dapat

menstimulus percepatan proses integrasi ASEAN 2015. Demi mempercepat proses integrasi

ASEAN Community, berdasarkan ketiga pilar tersebut terdapat cetak biru (Blueprint) yang

mendukung masing-masing pilar.2 Salah satu pilar ekonomi yang menjadi peluang bagi

Indonesia adalah terkait Open Sky Policy yang akan dibentuk oleh ASEAN pada 2015. Open

Sky policy merupakan blueprint yang mengatur sektor transportasi udara sebagai sarana

pendukung atas mobilisasi masyarakat ASEAN.

“Maritime and air transport, Adopt the general principles and framework

for an ASEAN Single Shipping Market and develop and implement the ASEAN

Single Aviation Market … Implement the ASEAN Open Sky Policy (Roadmap for

Integration of the Air Travel Sector); and Implement the ASEAN Single Aviation

Market.”3

Blueprint AEC yang mengatur sektor penerbangan sebagai salah satu tujuan mencapai

ASEAN Community 2015 menjadi potensi bagi Indonesia. Tujuan ASEAN melalui

liberalisasi penerbangan merupakan strategi mobilisasi masyarakat ASEAN, yang juga dapat

menjadi keuntungan Indonesia. Dampak apabila Indonesia mendukung realisasi liberalisasi

penerbangan di negara-negara ASEAN akan mempermudah masuknya investasi serta turis

asing yang menjadi sumber pasar bagi Indonesia.

1 Dokumen ASEAN Charter 2007, sumber : http://www.asean.org/archive/publications/ASEAN-Charter.pdf

diakses pada tanggal 10 Juni 2014, pukul : 13: 34 WIB. 2 Ibid. Chapter 1 no. 13 3 Dokumen Blueprint AEC hal. 21, sumber : http://www.asean.org/archive/5187-10.pdf diakses pada tanggal 10

Juni 2014, pukul : 14 : 05 WIB.

Page 2: I. Pendahuluan - tinosebayang.files.wordpress.com · Upaya Indonesia dalam mecapai kepentingan nasional di sektor penerbangan ... policy di ASEAN maka dalam tulisan ini akan digambarkan

2

Liberalisasi penerbangan di ASEAN juga dapat dijadikan sebagai stimulus bagi

persaingan yang akan timbul di setiap maskapai domestik masing-masing negara anggota.

Persaingan yang timbul dari dampak kebijakan ASEAN melalui single aviation akan

menguntung Indonesia secara domestik, dengan dampak yang menguntungkan beberapa

sektor vital Indonesia.4 Berdasarkan blueprint terkait liberalisasi penerbangan, maka dalam

tulisan ini akan menganalisis Mengapa kebijakan Open Sky Policy ASEAN menjadi hal

yang berpotensi bagi Indonesia?

II. Kerangka Teori

Proses liberalisasi dapat menjadi stimulus bagi interaksi ekonomi yang kompetitif dan

efektif serta efisien, karena pada dasarnya bahwa asumsi makhluk individu tidak ingin

mengalami konflik, ingin bekerjasama, serta berpikir rasional. Esensi liberalisme dalam

perspektif ekonomi politik internasional juga berbicara tentang pasar bebas, meningkatkan

aspek persaingan, serta proses demokrasi sebagai alat dalam interaksi pasar.5 Dalam hal ini,

liberalisasi penerbangan berdasarkan asumsi yang ditawarkan oleh Robert Gilpin dapat

berfungsi sebagai stimulus interaksi pasar demi mencapai kemakmuran berdasrkan

persaingan yang terjadi.

Perspektif liberal digunakan dalam fenomena open sky policy dapat juga dilihat dari

aspek campur tangan negara. Upaya Indonesia dalam sebuah institusi regional menjadi aktor

utama dalam memainkan peranannya untuk memperjuangkan kepentingan nasional. Untuk

melihat peran negara sebagai aktor internasional yang memperjuangkan kepentingan

nasionalnya dalam sistem perdagangan bebas pernah dijelaskan oleh John Williamson, di

mana negara ikut bagian sebagai aktor regulator dalam mekanisme perdagangan bebas.6

Upaya Indonesia dalam mecapai kepentingan nasional di sektor penerbangan

komersial seperti yang terdapat di blueprint AEC, Indonesia dalam hal ini memiliki peluang

untuk memperoleh keuntungan ekonomi atas poin liberalisasi sektor penerbangan.

Kepentingan nasional pada dasarnya adalah tanggung jawab negara untuk memcapai

kemakmuran rakyat, upaya tersebut dapat dilakukan melalui kerjasama bilateral, regional

4 Peter Forsyth, John King, Cherry Rodolfo dan Keith Trace. 2008. Preparing ASEAN for Open Sky : ‘AADCP

Regional Economic Policy Support Facility. Monash International Pty Ltd. 5 Robert, Gilpin. 1987. ‘Three Ideologies of Political Economy’ : The Political Economy of International

Relations. Princeton : Princeton University Press. Hal. 65. 6 John Williamson. 2004. A History of Washington Consensus : “From Washington Consensus Towards a New

Global Governance. Barcelona : Foundation CIDOB. Hal. 1-14.

Page 3: I. Pendahuluan - tinosebayang.files.wordpress.com · Upaya Indonesia dalam mecapai kepentingan nasional di sektor penerbangan ... policy di ASEAN maka dalam tulisan ini akan digambarkan

3

bahkan global. Sehingga upaya Indonesia dalam mendukung realisasi Open Sky Policy

ASEAN merupakan sebuah tanggung negara dalam hal mencapai kemakmuran rakyat

Indonesia.7

Kepentingan nasional menjadi tugas dan tanggung jawab negara untuk diperjuangkan

demi kemakmuran rakyat. Namun seperti yang dikatakan oleh James N. Rosenau bahwa,

kepentingan nasional merupakan refleksi dari kepentingan vital negara yang terdiri dari

tingkat demografi dan letak geografis sebagai aset negara dalam menentukan kepentingan

nasional. Dengan kata lain bahwa, kepentingan nasional yang diperjuangkan dalam sistem

ekonomi internasional merupakan hasil dari pertimbangan kekuatan domestik yang tercakup

dalam aspek demografi, geografi serta ideologi.8

Secara khusus, keuntungan yang akan dihasilkan dari kebijakan liberalisasi

penerbangan di ASEAN akan berdampak kepada arus investasi asing di Indonesia. Pada

dasarnya bahwa negara berkembang membutuhkan modal asing sebagai penopang

pembangunan ekonomi domestik. Salah satu keuntungan tersebut menjadi potensi bagi

investasi asing di Indonesia, karena seperti yang dijelaskan oleh W.W Rostow bahwa negara

membutuhkan modal asing sebagai stimulus pembangunan ekonomi domestik akan

mendukung kemakmuran rakyat. Maka dari itu, efek dari liberalisasi penerbangan yang dapat

dirasakan oleh Indonesia juga berdampak kepada arus investasi asing.9

Firms

Households

Wages, Profits,

Rents

Consumption

Expenditure

Outflow

Inflow

Inflow

Outflow

Investment

Savings

7 Robert Gilpin. 2001. Global Political Economy : “Understanding The International Economic Order. New

Jersey : Princeton. Hal. 17. 8 Zainuddin Djafar dan Robby Aulia Fadila. 2013. Menuju Peran Strategis Indonesia di Lingkungan Regional

dan Global : Politik Luar Negeri Indonesia di Bawah Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Bandung : PT.

Dunia Pustaka Jaya. Hal. 40. 9 W. W Rostow. 1959. The Stages of Economic Growth : The Economy History Review. New Series Vol. 12 No.

1. Economy History Society. Hal 1-16.

Page 4: I. Pendahuluan - tinosebayang.files.wordpress.com · Upaya Indonesia dalam mecapai kepentingan nasional di sektor penerbangan ... policy di ASEAN maka dalam tulisan ini akan digambarkan

4

III. Model Analisis

Menganalisis kepentingan dan kemampuan Indonesia untuk menghadapai open sky

policy di ASEAN maka dalam tulisan ini akan digambarkan model analisis antara keterkaitan

kedunya. Kepentingan nasional yang ingin dicapai Indonesia pada dasarnya harus

mempertimbangkan kempuan serta kesiapaan domestik yang ada.

Bedasarkan model analisis di atas, maka alur berpikir dari kerangka tulisan penelitian

ini adalah diawali dari kemampuan dan potensi Indonesia untuk mendukung realisasi

mekanisme Open Sky Policy. Realisasi tersebut merupakan dukungan atas sektor yang

dianggap prioritas bagi kemampuan Indonesia untuk mencapai kepentingan nasional.

Kepentingan nasional Indonesia yang ingin diperoleh dari kebijakan liberalisasi ekonomi

tersebut dapat berdampak kepada mobilisasi investor asing untuk menamkan modal di

Indonesia, serta meingkatkan kunjungan wisata asing karena efesiensi dari liberalisasi

penerbangan komersil yang memadai.

KEPENTINGAN NASIONAL

Mobilisasi Arus Modal Asing (Free Flow of Capital and Investment)

Kunjungan Wisatawan Asing

OPEN SKY POLICY ASEAN

Liberalisasi Sektor Penerbangan Sektor yang Berpotensi Bagi Indonesia

KEMAMPUAN INDONESIA DI SEKTOR PENERBANGAN

Prestasi Jasa Penerbangan Internasional Geografi dan Demografi

Page 5: I. Pendahuluan - tinosebayang.files.wordpress.com · Upaya Indonesia dalam mecapai kepentingan nasional di sektor penerbangan ... policy di ASEAN maka dalam tulisan ini akan digambarkan

5

IV. Kemampuan dan Kesiapan Indonesia dalam Realisasi Open Sky Policy 2015

Indonesia merupakan negara terluas di wilayah Asia Tenggara, serta memiliki tingkat

demografi yang paling tinggi diantara negara anggota ASEAN. Jumlah penduduk yang

tercatat hingga tahun 2010 mencapai 237,6 juta jiwa.10 Selain dari pada aspek demografi,

Indonesia juga memiliki potensi letak geografis yang diapit oleh dua benua dan dua

samudera. Potensi mendasar tersebut merupakan sumber kekuatan negara dalam konteks

domestik, dan merupakan aset negara yang tidak dapat diubah.

Tingkat demografi yang tinggi menjadi potensi besar bagi stimulus interaksi ekonomi

dalam sistem perdagangan bebas. Jumlah penduduk yang besar akan memberikan dinamika

perdagangan negara yang signifikan akibat dari tingkat konsumsi yang tinggi. Namun di sisi

lain, penelitian ini akan lebih melihat bagaimana perusahaan penerbangan domestik menjadi

potensi bagi persaingan dalam Open Sky Policy. Di mana perusahaan yang menjadi salah

contoh bagi potensi penerbangan Indonesia adalah PT. Garuda Indonesia.

Kemampuan maskapai nasional Indonesia yang menjadi satu-satunya perusahaan

milik negara akan menjadi ukuran bagi potensi kebijakan liberalisasi sektor penerbangan

Indonesia. PT. Garuda Indonesia merupakan maskapai nasional Indonesia yang menjadi

anggota dari Sky Team, di mana hal tersebut menjadi prestasi tersendiri bagi Indonesia dalam

sektor jasa penerbangan internasional. Sky Team merupakan sebuah kelompok perusahaan

maskapai penerbangan yang memobilisasi jasa penerbangan di 1064 destinasi penerbangan.11

Garuda Indonesia bergabung menjadi anggota Sky Team sejak Maret 2014, di mana

Indonesia menjadi anggota ke-20 serta maskapai kedua di Asia Tenggara yang masuk sebagai

Sky Team. Kriteria yang dikeluarkan oleh Sky Team menjadi anggota kelompok perusahaan

maskapai penerbangan internasional merupakan kerja keras yang dilakukan oleh Garuda

Indonesia. Di mana Sky Team beranggapan bahwa, Indonesia telah mengimplementasikan

platform teknologi informasi penerbangan yang baru telah mendapatkan sertifikat standar

keselamatan terbang internasional IOSA (International Operation Safety Audit).12

10 Sumber : http://demografi.bps.go.id/proyeksi/index.php/jumlah-dan-laju-pertumbuhan-penduduk diakses pada

11 Juni 2014, pukul : 17:41 WIB. 11 Sumber : https://www.skyteam.com/About-us/Our-members/ diakses pada 11 Juni 2014, pukul 18 : 07 WIB. 12 Sumber : http://indo-aviation.com/2013/06/04/garuda-resmi-menjadi-anggota-skyteam-pada-maret-2014/

diakses pada 11 Juni 2014 pukul 20 : 31 WIB.

Page 6: I. Pendahuluan - tinosebayang.files.wordpress.com · Upaya Indonesia dalam mecapai kepentingan nasional di sektor penerbangan ... policy di ASEAN maka dalam tulisan ini akan digambarkan

6

Sertifikasi keamanan yang diperoleh Garuda Indonesia dari IOSA merupakan sebuah

prestasi, di mana keselamatan penerbangan Garuda Indonesia menjadi sebuah titik awal atas

perbaikan sektor penerbangan Indonesia. Di tambah lagi dengan keanggotaan Garuda

Indonesia di Sky Team akan berdampak kepada stimulus pembangunan sektor jasa

penerbangan di ASEAN. Indonesia melalui Sky Team dipercaya sebagai pusat gerbang

penerbangan di kawasan Asia Tenggara.13

Selain dari pada kesiapan maskapai domestik atas prestasi dan standar pelayanan

terbang perusahaan Indonesia, terdapat juga potensi Indonesia yang dinilai siap menghadapi

kebijakan liberalisasi sektor penerbangan di ASEAN melalui infrastruktur pembangunan

bandara. Secara keseluruhan, Indonesia memiliki bandara sejumlah 237 bandara yang

terbentang di seluruh wilayah Indonesia. Namun tidak seluruh bandara di Indonesia telah

terdaftar di IATA (International Air Transport Association).14

Dengan kapasitas jumlah bandara yang besar membuktikan bahwa infrastruktur

penerbangan Indonesia menjadi potensial. Dari keseluruhan bandara tersebut, Indonesia

melakukan bentuk proteksi negara dengan hanya membatasi 5 bandara yang dibuka untuk

masuk kepada liberalisasi penerbangan ASEAN (Open Sky Policy). Bentuk proteksi negara

yang diterapkan melalui pembatasan jumlah bandara yang dibuka menghadapi Open Sky

Policy adalah sebuah strategi antisipasi yang dilakukan Indonesia untuk membatasi arus

liberalisasi penerbangan yang sewaktu-waktu dapat mempengaruhi persaingan maskapai

domestik.15

Berdasarkan tingkat kepadatan penumpang yang disiapkan oleh Indonesia dalam

menghadapi Open Sky Policy dapat terlihat dari 4 data bandara internasional yang tercatat

oleh Badan Pusat Statitik Indonesia. Interaksi jalur penerbangan yang terlihat dari 4 bandara

berikut memperlihatkan bahwa cukup besar potensi yang dimiliki oleh Indonesia dalam

menghadapi kebijakan Open Sky Policy 2015.

13 Sumber : http://www.iata.org/publications/airlines-international/december-2011/Pages/ceo-garuda.aspx

diakses pada tanggal 12 Juni 2014, pukul 15 :16 WIB. 14 Sumber : http://www.dephub.go.id/read/berita/direktorat-jenderal-perhubungan-udara/lima-tahun-ke-depan-

indonesia-miliki-299-bandara-61024/61024 diakses pada 12 Juni 2014, pukul : 17 : 53 WIB. 15 Sumber : http://indo-aviation.com/2013/11/09/hadapi-asean-open-sky-minimal-lima-bandara-perlu-dibuka-

indonesia/ diakses pada tanggal 12 Juni 2014, pukul : 19 : 13 WIB.

Page 7: I. Pendahuluan - tinosebayang.files.wordpress.com · Upaya Indonesia dalam mecapai kepentingan nasional di sektor penerbangan ... policy di ASEAN maka dalam tulisan ini akan digambarkan

7

Tabel Jumlah Penumpang Penerbangan Internasional (orang)16

Tahun Polonia Soekarno Hatta Juanda Ngurah Rai

2014

Januari 60902 511279 76063 344598

Februari 71807 457363 66733 316680

Maret 67347 582058 72501 314088

April 73025 474420 68315 308091

2013

Januari 67563 458226 75029 265246

Februari 61777 483528 59691 239309

Maret 69891 598888 61132 250043

April 64599 525330 60353 260652

Mei 60808 558900 64384 276720

Juni 87583 608045 71637 295499

Juli 72508 497118 55163 316461

Agustus 81706 563870 92622 337142

September 77862 511109 84801 324999

Oktober 77901 482701 76940 313639

November 71795 482789 74757 288504

Desember 70537 601073 92658 299970

Kecenderungan yang dapat dianalisis dari data di atas bahwa selama kurun waktu 2

tahun, jumlah penumpang penerbangan internasional memperlihatkan penigkatan yang

signifikan. Kesiapan Indonesia untuk menghadapi kebijakan Open Sky Policy ASEAN mulai

dibenahi dengan membangun beberapa bandara bertaraf internasional. Secara umum dapat

terlihat bahwa potensi Indonesia dalam menghadapi Open Sky Policy dapat dinilai dari

kesiapan infrastruktur dan pelayanan maskapai penerbangan Indonesia.

Selain dari pada itu, luas geografis dan tingkat demografi yang tinggi dapat dijadikan

sebagai potensi bagi Indonesia dalam dinamika liberalisasi penrbangan ASEAN. Intensitas

dari interaksi melalui sektor perbangan dapat didominasi oleh pasar yang ada di Indonesia,

sehingga keuntungan ekonomi melalui perusahaan-perushaan maskapai domestik dapat

meningkat dari hasil liberalisasi penerbangan di ASEAN.

16 Sumber : http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=17&notab=9 diakses pada

tanggal 12 Juni 2014, pukul 16 : 23 WIB.

Page 8: I. Pendahuluan - tinosebayang.files.wordpress.com · Upaya Indonesia dalam mecapai kepentingan nasional di sektor penerbangan ... policy di ASEAN maka dalam tulisan ini akan digambarkan

8

V. Kepentingan Indonesia Mendukung Open Sky Policy 2015

Berdasarkan potensi yang dijelaskan di atas maka dapat dianalisis kepentingan yang

menjadi keuntungan Indonesia dengan mendukung realisasi kebijakan Open Sky Policy

ASEAN 2015. Berdasarkan potensi yang ada, dapat dikatakan bahwa Indonesia termasuk

siap dalam menghadapi kebijakan Open Sky Policy ASEAN, namun pada bagian ini akan

lebih menjelaskan bagaimana keuntungan yang diperoleh Indonesia dengan mendukung

kebijakan tersebut.

Tujuan yang menjadi dasar atas blueprint terkait liberalisasi sektor penerbangan di

ASEAN, maka pada intinya bahwa tujuan tersebut adalah sebagai stimulus terhadap

percepatan integrasi masyrakat ASEAN 2015. Tetapi, untuk melihat keuntungan yang

diperoleh dari Indonesia atas tujuan tersebut dapat dijadikan sebagai perjuangan pencapaian

kepentingan nasional Indonesia.17 Seperti yang dijelaskan pada bagian model analisis di atas

bahwa, kepentingan nasional Indonesia yang dapat diperoleh dari kebijakan tersebut

berdampak kepada dua sektor besar.

Free flow of capital and investment

Arus modal asing dan investasi merupakan dua bagian dari beberapa blueprint AEC

yang juga menjadi tujuan percepatan masyarakat ASEAN 2015. Kedua sektor tersebut

merupakan hal yang menjadi kepentingan Indonesia dari hasil realisasi Open Sky Policy.18

Mobilisasi transportasi udara menjadi potensi bagi kegiatan bisnis dan modal bagi perusahaan

asing dalam melakukan investasi di Indonesia. Karena seperti yang dijelaskan oleh Susan

Strange bahwa, peran dan kemunculan dari pihak swasta asing tidak dapat dihindari dalam

dinamika ekonomi politik internasional.19

Masuknya modal dan investasi asing ke Indonesia merupakan hasil dari tingkat

efesien dan efektifitas kegiatan ekonomi yang didukung oleh kebijakan Open Sky Policy

tersebut (Robert Gilpin : 1987). Apabila tingkat interaksi swasta dapat didukung dengan

kebijakan tersebut maka membuka peluang yang besar bagi pembangunan ekonomi domestik

Indonesia. Karena masuknya modal asing menjadi aspek pendukung bagi proses tahap

17 Robert Gilpin. 2001. Global Political Economy : “Understanding The International Economic Order. New

Jersey : Princeton. Hal. 17. 18 Dokumen Blueprint AEC hal.12-17, sumber : http://www.asean.org/archive/5187-10.pdf diakses pada tanggal

10 Juni 2014, pukul : 14 : 05 WIB. 19 19 Strange, Susan. 1992. States, Firms and Diplomacy. International Affairs. Vol. 68, No. 1. Pp. 1-15.

Page 9: I. Pendahuluan - tinosebayang.files.wordpress.com · Upaya Indonesia dalam mecapai kepentingan nasional di sektor penerbangan ... policy di ASEAN maka dalam tulisan ini akan digambarkan

9

pembangunan ekonomi sebuah negara. Potensi yang tercatat pada tahun 2013, investasi

langsung di Indonesia (Foreign Direct Invesment) mencapai Rp. 390.3 triliun. Potensi

tersebut menigkat dari tahun 2012 sebesar 24,6% .20

Grafik Neraca FDI (Foreign Direct Investment) di Indonesia21

Arus investasi asing yang dinamis dan berpeluang bagi pembangunan ekonomi

Indonesia secara domestik akan semakin dimobilisasi oleh liberalisasi penerbangan di

ASEAN. Realisasi kebijakan penerbangan regional diharapkan dapat menstimulus arus

investasi di Indonesia, mengingat bahwa Indonesia dijadikan gerbang penerbangan bagi Asia

Tenggara oleh IOSA.22

Mobilisasi wisatawan asing di Indonesia

Selain aspek investasi dan modal asing yang menjadi potensi keuntungan bagi

Indonesia, terdapat hal yang menjadi kepentingan Indonesia lainnya yaitu melalui sektor

pariwisata. Di mana wisatawan asing akan termobilisasi dengan kemudahan sektor jasa

penerbangan yang mudah dan efektif. Sektor jasa menjadi pendukung bagi kemudahan

wisatawan dalam melakukan kunjungan ke Indonesia, serta mengingat bahwa sektor

pariwisata menjadi aspek yang vital bagi PDB (Product Domestic Bruto) Indonesia.

20 Sumber : http://www.bkpm.go.id/contents/news_detail/130701/realisasi-penanaman-modal-pmdn--pma-

triwulan-i-tahun-2013#.U5rySfmSxVk Diakses pada tanggal 12 Juni 2014, pukul : 20 : 13 WIB. 21 Sumber : http://www4.bkpm.go.id/contents/p16/statistics/17#.U5ryTvmSxVk di akses pada tanggal 12 Juni

2014, pukul : 20 : 25 WIB. 22 Sumber : http://indo-aviation.com/2013/06/04/garuda-resmi-menjadi-anggota-skyteam-pada-maret-2014/

diakses pada 11 Juni 2014 pukul 20 : 31 WIB.

Page 10: I. Pendahuluan - tinosebayang.files.wordpress.com · Upaya Indonesia dalam mecapai kepentingan nasional di sektor penerbangan ... policy di ASEAN maka dalam tulisan ini akan digambarkan

10

Tabel Jumlah Wisatawan ke ASEAN tahun 1997-201023

Tahun Jumlah (juta orang)

1997 31

1998 30

1999 34

2000 39

2001 42

2002 44

2003 38

2004 49

2005 53

2006 56

2007 62

2008 65

2009 65

2010 73

Berdasarkan kapasitas kunjungan wisatawan asing di negara-negara ASEAN akan

menjadi hal yang vital bagi pendapatan di setiap negara ASEAN. Khususnya Indonesia,

sebagai negara keempat setelah Malaysia, Thailand dan Singapura.24 Berdasarkan data yang

tercatat oleh Indonesia bahwa share yang diberikan dari sektor pariwisata memberikan angka

yang cukup signifikan. Namun mengingat kapasitas Indonesia dibandingkan dengan beberapa

negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia dan Singapura, maka Indonesia diharapkan dapat

mengejar kesenjangan yang terdapat di antara keempat negara tersebut.

Tabel 2 Pertumbuhan PDB Pariwisata dan Kontribusi terhadap PDB25

No. Uraian 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

1. Pertumbuhan

Ekonomi (%)

PDB Nasional 3.64 4.50 4.78 5.03 5.69 5.50 6.28 6.06 4.37

PDB Pariwisata 5.63 5.28 4.95 6.72 6.03 5.88 6.74 6.31 8.18

Hotel 7.39 4.83 6.24 7.93 6.23 5.18 5.37 4.07 3.20

Restoran 5.20 4.87 4.38 6.08 5.88 5.75 7.08 6.58 9.34

Rekreasi dan Hiburan 5.12 8.76 6.13 8.34 6.52 7.95 7.26 8.70 9.96

23 www.ASEANsec.org diakses 21 Oktober 2012 24 ASEAN Anual Report 2010-2011, ASEAN Secretariat, 2011, hal. 40. 25 Sumber: Rencana Strategis Kemenbudpar dalam tulisan Suska dan Yuventus Effendi. MEMANFAATKAN

KERJASAMA PARIWISATA ASEAN UNTUK MENDORONG INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA.

Page 11: I. Pendahuluan - tinosebayang.files.wordpress.com · Upaya Indonesia dalam mecapai kepentingan nasional di sektor penerbangan ... policy di ASEAN maka dalam tulisan ini akan digambarkan

11

2. Kontribusi PDB

Pariwisata Terhadap

PDB Nasional (%)

PDB Pariwisata 2.98 4.13 4.04 3.86 3.67 3.55 3.42 3.09 3.25

Hotel 0.60 0.57 0.56 0.55 0.51 0.48 0.44 3.08 0.38

Restoran 2.05 3.22 3.14 2.98 2.84 2.77 2.69 2.45 2.59

Rekreasi dan Hiburan 0.33 0.34 0.34 0.33 0.32 0.30 0.29 0.27 028

Menurut data di atas, share PDB Indonesia terhadap produksi domestik hanya sebesar

4.13%. Potensi sebesar itu merupakan hal yang harus dibenahi, dan pembenahan yang harus

dievaluasi adalah dari aspek infratruktur dan layanan jasa yang baik. Maka dengan

liberalisasi penerbangan ASEAN, sektor pariwisata yang cenderung kecil diharapkan dapat

distimulasi demi pencapaian keuntungan yang lebih besar.

VI. Kesimpulan

Berdasarkan potensi maskapai nasional Indonesia yang menjadi satu-satunya

maskapai berpotensi bagi gerbang penerbangan regional ASEAN, serta kapasitas luas

wilayah dan tingkat demografi, maka potensi tersebut menjadikan Indonesia akan siap

menghadapi kebijakan Open Sky Policy. Dari potensi tersebut, kepentingan Indonesia yang

akan berdampak kepada sektor modal asing dan investasi menjadi kuntungan yang akan

mampu membangun ekonomi domestik Indonesia.

Selain dari pada itu, mobilisasi dari sektor jasa penerbangan maka akan berdampak

juga kepada sektor pariwisata yang menjadi sektor potensial bagi negara Indonesia. Pada

dasarnya bahwa, kepentingan blueprint AEC merupakan strategi percepatan proses integrasi

ASEAN. Namun Indonesia sebagai aktor internasional yang bertanggung jawab atas

perjuangan kepentingan nasional dan kemakmuran rakyat, maka pada fenomena ini

kepentingan Indonesia melalui kebijakan Open Sky Policy menjadi langkah awal bagi

pembangunan ekonomi domestik.

Page 12: I. Pendahuluan - tinosebayang.files.wordpress.com · Upaya Indonesia dalam mecapai kepentingan nasional di sektor penerbangan ... policy di ASEAN maka dalam tulisan ini akan digambarkan

12

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

John Williamson. 2004. A History of Washington Consensus : “From Washington Consensus

Towards a New Global Governance. Barcelona : Foundation CIDOB.

Peter Forsyth, John King, Cherry Rodolfo dan Keith Trace. 2008. Preparing ASEAN for

Open Sky : ‘AADCP Regional Economic Policy Support Facility. Monash

International Pty Ltd.

Rencana Strategis Kemenbudpar dalam tulisan Suska dan Yuventus Effendi.

MEMANFAATKAN KERJASAMA PARIWISATA ASEAN UNTUK

MENDORONG INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA.

Robert, Gilpin. 1987. ‘Three Ideologies of Political Economy’ : The Political Economy of

International Relations. Princeton : Princeton University Press.

Robert Gilpin. 2001. Global Political Economy : “Understanding The International

Economic Order. New Jersey : Princeton.

Strange, Susan. 1992. States, Firms and Diplomacy. International Affairs. Vol. 68, No. 1.

W. W Rostow. 1959. The Stages of Economic Growth : The Economy History Review. New

Series Vol. 12 No. 1. Economy History Society.

Zainuddin Djafar dan Robby Aulia Fadila. 2013. Menuju Peran Strategis Indonesia di

Lingkungan Regional dan Global : Politik Luar Negeri Indonesia di Bawah

Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Bandung : PT. Dunia Pustaka Jaya.

Website dan Dokumen :

http://demografi.bps.go.id/proyeksi/index.php/jumlah-dan-laju-pertumbuhan-penduduk

diakses pada 11 Juni 2014, pukul : 17:41 WIB.

https://www.skyteam.com/About-us/Our-members/ diakses pada 11 Juni 2014, pukul 18 : 07

WIB.

http://indo-aviation.com/2013/06/04/garuda-resmi-menjadi-anggota-skyteam-pada-maret-

2014/ diakses pada 11 Juni 2014 pukul 20 : 31 WIB.

Page 13: I. Pendahuluan - tinosebayang.files.wordpress.com · Upaya Indonesia dalam mecapai kepentingan nasional di sektor penerbangan ... policy di ASEAN maka dalam tulisan ini akan digambarkan

13

http://www.iata.org/publications/airlines-international/december-2011/Pages/ceo-garuda.aspx

diakses pada tanggal 12 Juni 2014, pukul 15 :16 WIB.

http://www.dephub.go.id/read/berita/direktorat-jenderal-perhubungan-udara/lima-tahun-ke-

depan-indonesia-miliki-299-bandara-61024/61024 diakses pada 12 Juni 2014, pukul :

17 : 53 WIB.

http://indo-aviation.com/2013/11/09/hadapi-asean-open-sky-minimal-lima-bandara-perlu-

dibuka-indonesia/ diakses pada tanggal 12 Juni 2014, pukul : 19 : 13 WIB.

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=17&notab=9 diakses

pada tanggal 12 Juni 2014, pukul 16 : 23 WIB.

Dokumen Blueprint AEC hal.12-17, sumber : http://www.asean.org/archive/5187-10.pdf

diakses pada tanggal 10 Juni 2014, pukul : 14 : 05 WIB.

http://www.bkpm.go.id/contents/news_detail/130701/realisasi-penanaman-modal-pmdn--

pma-triwulan-i-tahun-2013#.U5rySfmSxVk Diakses pada tanggal 12 Juni 2014, pukul

: 20 : 13 WIB.

http://www4.bkpm.go.id/contents/p16/statistics/17#.U5ryTvmSxVk di akses pada tanggal 12

Juni 2014, pukul : 20 : 25 WIB.

http://indo-aviation.com/2013/06/04/garuda-resmi-menjadi-anggota-skyteam-pada-maret-

2014/ diakses pada 11 Juni 2014 pukul 20 : 31 WIB.

www.ASEANsec.org diakses 21 Oktober 2012

ASEAN Anual Report 2010-2011, ASEAN Secretariat, 2011, hal. 40.

Dokumen ASEAN Charter 2007,sumber

:http://www.asean.org/archive/publications/ASEAN-Charter.pdf diakses pada tanggal

10 Juni 2014, pukul : 13: 34 WIB.

Dokumen Blueprint AEC hal. 21, sumber : http://www.asean.org/archive/5187-10.pdf

diakses pada tanggal 10 Juni 2014, pukul : 14 : 05 WIB.