Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

download Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

of 74

Transcript of Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    1/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    Disusun dalam rangkaPendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan

    Tahun 2011

    Oleh :

    AMINARNO BUDI PRADANANIP. 195210131976031002

    MARET 2011

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    2/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    No bird soars too highif he soars with his own wings

    William Blake

    Ucapan terima kasih dan penghargaansetinggi-tingginya kepada isterikuJ en g N ie k dan anak-anakku A r d h i dan A n n a serta cucu-cucuku S is s y dan M i m a atas kesabaran, pengertiandan dorongan moral yang diberikansehingga penyusunan diktat sederhanaini dapat terwujud tepat pada

    waktunya.

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    3/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    KATA PENGANTAR

    Segala Puji bagi ALLAH, Tuhan seru sekalian alam bahwa atas rahmat,

    karunia dan bimbingan-NYA, penulis berhasil menyusun diktat sederhana ini tepat

    pada waktunya.

    Diktat sederhana ini dipersiapkan dalam rangka kegiatan Pendidikan dan

    Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan Tahun 2011 berdasarkan permintaan

    Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan

    Geofisika melalui surat nomor DL.105/176/III/DL-2011 tanggal 17 Maret 2011.

    Cakupan navigasi penerbangan meliputi pelayanan lalu lintas penerbangan,

    pelayanan telekomunikasi penerbangan, pelayanan informasi aeronautika,

    pelayanan meterologi penerbangan dan pelayanan informasi pencarian dan

    pertolongan. Namun karena CASR 174 tentang Pelayanan Meteorologi

    Penerbangan belum ada turunannya (juknisnya) dan demikian juga pelayanan

    informasi pencarian dan pertolongan, maka kedua pokok bahasan tersebut tidak

    dimuat di dalam diktat ini (hanya mencantumkan pasal Undang-undang No. 1/2009).

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa diktat ini masih jauh dari sempurnabaik sistematika, tata bahasa, tata letak dan gambarnya serta belum memenuhi

    bobot ilmiah yang memadai, namun demikian sejauh yang dapat penulis jangkau

    semoga diktat ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

    Penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik demi sempurnanya diktat

    ini.

    Tangerang, 20 Maret 2011

    Penulis,

    AMINARNO BUDI PRADANANIP. 195210131976031002

    i

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    4/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Kata Pengantar .....

    Daftar Isi .....

    Daftar Gambar ...

    Daftar Tabel ..........

    i

    ii

    iii

    v

    BAB I PENDAUHULUAN

    1.

    2.

    3.

    Umum

    Organisasi Penerbangan Sipil Internasional ...

    Kewajiban negara angota ICAO ...........................................

    1

    1

    2BAB II NAVIGASI PENERBANGAN

    1.

    2.

    3.

    Pengantar .............................................................................

    Instrument dasar navigasi ....................................................

    Jenis-jenis teknis dan alat bantu navigasi (NAVAID) ...........

    4

    5

    13

    BAB III PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN

    1.

    2.

    3.

    Ruang udara .........................................................................

    Jalur penerbangan ................................................................

    Jenis pelayanan navigasi penerbangan ...............................

    32

    35

    38

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 64

    RIWAYAT HIDUP NARA SUMBER ................................................................. 66

    --- oOo ---

    ii

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    5/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar nomor Halaman

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    13.

    14.

    15.

    16.

    17.18.

    19.

    20.

    21.

    22.

    23.

    24.

    25.

    26.

    27.

    28.

    29.

    30.

    31.

    32.

    Mekanisme kompas magnit (a) dan indikator kompas magnit (b) .......

    Indikator altimeter ................................................................................

    Ketinggian pesawat terbang di atas ketinggian bandar udara (QFE) ..

    Ketinggian pesawat terbang di atas permukaan laut rata-rata (QNH)

    Ketinggian pesawat terbang di atas tekanan standar (QNE) ..............

    Temperature gauge .............................................................................

    Stuktur tabung pitot .............................................................................

    Prinsip kerja indikator kecepatan pesawat terbang ............................

    Gambar 9. Indikator (a) TAS, (b) indikator Mach Number dan (c)

    indikator kecepatan maksimum bagi suatu pesawat terbang ..............

    Teknik bernavigasidead reckoning(DR) ............................................

    Loop antenna ......................................................................................

    Teknik bernavigasi dengan menggunakan NDB .................................

    (a) Lintasan terbang dengan NDB dan (b) indikator magnetik radio ...

    Menentukan posisi dengan menggunakan dua buah NDB .................

    Instrumen indikator VOR dan ILS (cross pointer) ...............................

    Teknik bernavigasi dengan menggunakan VOR .................................

    Lintasan terbang dengan VOR ............................................................Pengukuran jarak menggunakan DME ...............................................

    Penempatan marker beacon .

    Lokasi antenna pemancar localizer ..

    Lokasi antenna pemancarglide path ..................................................

    Hubungan cross pointerdan posisi pesawat terbang .........................

    Gyroscopedan akselerator INS

    Fungsi VOR dan DME .........................................................................

    Stasiun monitor satelit GPS

    Lintasan orbit 24 satelit GPS ...............................................................

    Pengukuran posisi pesawat terbang dengan 3 buah satelit ................

    Sistem navigasi masa depan (en-route) ..............................................

    Sistem navigasi masa depan (approach) .

    Jarak horizontal, vertikal dan miring (slant range) ...............................

    Perhitungan segitiga RNAV .................................................................

    Fungsi way-point adalah untuk titik lapor atau titik belok ....................

    6

    7

    8

    9

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    15

    16

    16

    18

    18

    1919

    20

    22

    22

    23

    24

    25

    26

    26

    27

    27

    28

    29

    29

    30

    iii

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    6/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    Gambar nomor Halaman

    33.34.

    35.

    36.

    37.

    38.

    39.

    40.

    41.

    42.

    43.

    44.

    Jalur penerbangan parallel menggunakan RNAV ...............................Profil jalur terbang vertikal ...................................................................

    FIR Jakarta dan FIR Makassar ...........................................................

    Struktur ruang udara yang dikendalikan (tiga dimensi) .......................

    Profile ruang udara secara keseluruhan .............................................

    Contoh jaringan jalur penerbangan (ATSroute) .................................

    Wilayah jurisdiksiAerodrome Control Tower(TWR) .

    Contoh sirkuit Bandar udara Soekarno-Hatta (TWR)

    Tanggung jawab Approach Control Unit (APP) terhadap pesawat

    terbang yang melakukan pendekatan (approach) ..

    Ruang udara jelajah Jakarta ..

    Contoh pola jaringan AFS tertulis (radioteletype/telex) .......................

    Contoh pola jaringan AFS lisan (direct speech) ..

    3031

    35

    36

    36

    37

    41

    41

    42

    43

    50

    50

    --- oOo ---

    iv

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    7/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    DAFTAR TABEL

    Gambar nomor Halaman

    1. Klasifikasi ruang udara ..........................................................................

    2. Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan .

    3. Contoh indikator lokasi di Indonesia .....................................................

    32

    39

    49

    --- oOo ---

    v

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    8/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    BAB I PENDAHULUAN

    1. Umum

    Kenavigasian udara merupakan istilah yang kurang dikenal di dalam

    penerbangan sipil baik di dalam literatur maupun kegiatan operasional. Istilah yang

    umum digunakan adalah navigasi penerbangan. Menurut definisinya, navigasi

    penerbangan adalah proses mengarahkan gerak pesawat udara dari satu titik ke titik

    yang lain dengan selamat dan lancar untuk menghindari bahaya dan/atau rintangan

    penerbangan (UU No.1/2009). Berbicara mengenai proses gerak maka pembicaraan

    akan bersifat sangat teknis, oleh karenanya di dalam diktat ini penulis di samping

    menyinggung masalah navigasi penerbangan itu sendiri secara selayang pandang,

    juga akan menguraikan aspek-aspek yang terkait dengan navigasi penerbangan

    yaitu pelayanan navigasi penerbangan.

    Pada Bab XII Pasal 261 UU No. 1/2009 tentang Navigasi Penerbangan

    disebutkan bahwa guna mewujudkan penyelenggaraan pelayanan navigasi

    penerbangan yang andal dalam rangka keselamatan penerbangan harus ditetapkan

    tatanan navigasi penerbangan nasional. Di dalam menata navigasi penerbangan,

    Indonesia sebagai anggota Organisasi Penerbangan Sipil Internasional

    (International Civil Aviation Organization / ICAO) wajib mengacu kepada ketentuan

    yang ditetapkan oleh ICAO.

    2. Organisasi Penerbangan Sipil Internasional

    ICAO adalah merupakan salah satu organ Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)

    yang beranggotakan 190 negara. ICAO menerima mandat PBB untuk mengatur

    tatanan penerbangan sipil internasional guna menciptakan penerbangan sipil yang

    aman, teratur berdasarkan kesamaan kesempatan dan dioperasikan secara

    ekonomis.

    Kalau kita menengok sejarah perkembangan penerbangan sipil yang dimulai

    sekitar tahun 1903 ketika Wright bersaudara pertama kali menerbangkan pesawat

    udara berkapasitas satu orang yang terbuat dari campuran logam, kayu dan plastikdi Kitty Hawk, Karolina Utara, Amerika Serikat dimana mereka hanya mampu

    terbang selama 57 detik dengan kecepatan 54 km/jam maka kita akan takjub.

    Mengapa ? Sebab sejak tahun 2005, telah diciptakan pesawat udara berukuran

    raksasa yaitu Airbus 380 di Toulouse, Perancis dengan spesifikasi antara lain : berat

    pesawat terbang mencapai 590.000 kilogram; kecepatan jelajah 1.088 km/jam; lama

    1

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    9/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    terbang 13 jam 50 menit non-stop; ketinggian jelajah 13.100 m (43.000 kaki) dan

    berkapasitas 853 penumpang (konfigurasi kelas ekonomi).

    Ketika pesawat terbang mampu melakukan penerbangan lintas batas negara

    dalam waktu relatif singkat, maka timbul permasalahan yang menyangkut masalahkoordinasi teknis dan hukum, kemajuan teknis dan perkembangan ekonomi yang

    melampaui kemampuan suatu bangsa. Dengan alasan itulah maka ICAO dibentuk

    dengan misi antara lain :

    a. Menciptakan keselamatan dan keteraturan transportasi udara yang meliputi

    tatanan infrastruktur, alat bantu navigasi penerbangan dan sistem pelaporan

    cuaca;

    b. Menetapkan standardisasi prosedur operasional untuk penerbangan

    internasional agar tidak timbul kesalahan akibat kesalahan pahaman ataukurangnya pengalaman; dan

    c. Menetapkan peraturan lalu lintas penerbangan, pemanduan lalu lintas

    penerbangan, sertifikasi, rancangan bandar udara dan lain-lain yang

    berskala internasional.

    3. Kewajiban negara anggota ICAO

    Konvensi Penerbangan Sipil Internasional yang diselenggarakan di Chicago,

    Amerika Serikat pada tahun 1944, memuat beberapa pasal yang terkait dengan

    kewajiban negara anggota antara lain :

    a. Pasal 11 : Pemberlakuan regulasi penerbangan

    b. Pasal 12 : Peraturan lalu lintas penerbangan

    c. Pasal 37 : Penerapan prosedur standar internasional

    d. Pasal 38 : Penyimpangan terhadap prosedur standar internasional

    e. Pasal 90 : Pelaksanaan amandemen Annex

    f. Pasal 92 : Ketaatan terhadap Konvensi

    Dari beberapa pasal tersebut pada intinya adalah bahwa setiap negara anggota

    wajib melaksanakan seluruh prosedur standar internasional yang telah ditetapkan

    oleh ICAO yang dimuat di dalam dokumen ICAO yang bernama Annex. Guna

    membantu negara anggota dalam mengimplementasikan Annex tersebut, ICAO

    menerbitkan dokumen yang berisi penjabaran, penjelasan dan teknis

    2

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    10/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    pelaksanaannya ke dalam dokumen yang bernama Document, Manual, Circulardan

    lain-lain.

    Apabila suatu negara anggota tidak mampu/sanggup melaksanakan prosedur

    standar internasional maka negara tersebut wajib memberitahu ICAO. Oleh ICAOpernyataan ketidak sanggupan tersebut selanjutnya diberitahukan kepada negara

    anggota lainnya yang dimuat di dalam dokumen tersendiri (Doc. 7030).

    --- oOo ---

    3

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    11/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    BAB II NAVIGASI PENERBANGAN

    1. Pengantar

    Istilah navigasi berasal dari bahasa Latin navis yang artinya kapal dan agere

    yang artinya mengarah atau bergerak (direct or move). Navigasi didefinisikan

    sebagai proses mengarahkan gerakan kapal dari satu tempat ke tempat lain. Kapal

    dalam arti luas bisa diartikan benda yang memerlukan pengarahan atau yang bisa

    diarahkan. Tidak seperti kapal laut atau navigasi di laut, navigasi udara terkait

    dengan gerakan pesawat terbang di atas permukaan bumi di dalam atmosfir. Oleh

    karena itu navigasi udara dapat didefinisikan sebagai proses penentuan posisi

    geografis dan mempertahankan gerakan pesawat terbang terhadap permukaanbumi.

    Perbedaan antara navigasi penerbangan dan navigasi kapal laut antara lain :

    a. Memerlukan gerakan kontinyu : sebuah kapal laut atau kendaraan darat

    dapat menangani gerakan yang tidak menentu atau bisa berhenti kapan

    saja dan di mana saja untuk menunggu kondisi yang lebih baik, namun

    tidak demikian dengan pesawat terbang, ia harus senantiasa terbang terus

    menerus apapun yang terjadi;

    b. Bahan bakar terbatas : pesawat terbang hanya bisa tetap berada di ataspermukaan bumi dalam tempo terbatas (selama persediaan bahan bakar

    masih ada);

    c. Kecepatan pesawat terbang sangat tinggi : navigasi bagi pesawat terbang

    yang berkecepatan tinggi memerlukan perencanaan terbang yang lebih

    rumit dan prosedur bernavigasi yang harus dilakukan secara akurat dan

    cepat;

    d. Pengaruh cuaca sangat menentukan :

    1) Jarak pandang (visibility) sangat menentukan apakah benda-benda di

    darat bisa dilihat oleh mata penerbang. Tinggal landas dan pendaratan

    ditentukan oleh besaran jarak pandang;

    2) Angin lebih mudah menggeser posisi pesawat terbang dibandingkan

    dengan kapal laut atau kendaraan darat;

    4

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    12/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    3) Perubahan suhu udara sangat berpengaruh terhadap besaran gaya

    angkat (lift);

    4) Perubahan tekanan atmosfir sangat berpengaruh terhadap ketepatan

    penunjukan ketinggian pesawat terbang.

    Pada awalnya dalam bernavigasi, orang menggunakan bantuan benda langit

    yaitu rasi bintang yang bertebaran di langit. Cara ini disebut dengan istilah astro-

    navigasi. Dewasa ini cara tersebut sudah tidak digunakan lagi. Masalah di dalam

    navigasi penerbangan utamanya adalah menentukan arah penerbangan,

    menentukan posisi dan mengukur jarak dan waktu. Apabila bernavigasi tanpa alat

    bantu (aids) yaitu tanpa memperoleh posisi informasi dari alat khusus yang khusus

    dirancang untuk memberikan informasi posisi, maka cara dasar bernavigasi adalah

    menggunakan cara dead reckoning (DR). Dalam cara ini penentuan posisimenggunakan data arah dan kecepatan pesawat terbang. Posisi mendatang

    diperoleh melalui perhitungan kecepatan kali waktu dihubungkan dengan arah.

    Unsur yang paling penting dalam menentukan posisi DR adalah lamanya terbang

    (elapsed time) arah, jarak dan kecepatan pesawat terbang.

    Dewasa ini seluruh teknik dan fungsi bernavigasi dilakukan dengan alat bantu

    navigasi (navigational aids disingkat NAVAID). Dengan alat bantu navigasi ini

    navigator dan/atau penerbang dapat menentukan posisi lebih akurat dan cepat. Di

    masa mendatang, cara bernavigasi menggunakan satelit secara global yang dikenal

    dengan istilah Sistem Satelit Navigasi Global (Global Navigation Satellite System

    atau GNSS) khususnya GPS (Global Positioning System).

    2. Instrumen dasar navigasi

    Instrumen secara mekanis mengukur berbagai unsur dengan ketepatan yang

    bervariasi, dan oleh karenanya selalu ada perhitungan koreksi atau toleransi

    terhadap angka penunjukan instrumen, kemudian diterjemahkan agar memperoleh

    hasil akhir yang mendekati akurat.

    a. Arah

    Informasi arah diperlukan untuk bernavigasi. Informasi tersebut dapat

    diperoleh dari gaya magnit bumi dengan menggunakan alat kompas. Sistem

    kompas adalah mendeteksi dan mengubah energi dari gaya magnit bumi ke

    indikator. Pada awalnya kompas bekerja secara independen dan tidak

    dipengaruhi sistem kelistrikan pesawat terbang, namun dewasa ini kompas

    5

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    13/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    dihubungkan dengan sistem kelistrikan untuk mengubah penunjukan menjadi

    arah (hidung) pesawat terbang.

    Kompas magnit adalah instrumen yang menunjukkan arah pada bidang

    horisontal mengacu kepada komponen horisontal dari medan magnit bumi.Magnit bumi ini merupakan kombinasi dengan medan magnit lain di sekitar

    kompas. Medan magnit sekunder ini disebabkan oleh adanya benda logam

    yang bermagnit. (lihat kompas magnit pada gambar 1 di bawah ini).

    (a) (b)

    Gambar 1. Mekanisme kompas magnit (a) danindikator kompas magnit (b)

    b. Ketinggian

    Altimetri adalah istilah yang digunakan dalam membahas tentang altimeter

    yaitu alat pengukur ketinggian pesawat terbang (dari kata alto yang artinya

    tinggi dan meter yaitu alat pengukur). Altimeter pada hakikatnya adalah

    barometer tanpa zat cair (aneroid). Perbedaannya adalah terletak pada

    skalanya. Jika barometer skalanya menyatakan angka satuan tekanan dalam

    hPa atau inci maka skala pada altimeter menyatakan angka satuan ketinggian

    dalam kaki (feet).

    Altimeter akan menunjukkan angka yang tepat jika kondisi udara sesuai

    atau sama dengan tekanan atmosfir standar. Altimeter mempunyai skala besar

    mulai dari 0 sampai 9. Altimeter mempunyai tiga buah jarum (mulai dari yang

    paling bawah) masing-masing terpendek dan gemuk yang menyatakan angka

    puluhan ribu, jarum sedang yang menyatakan angka ribuan dan jarum

    terpanjang dan langsing yang menyatakan angka ratusan. Sebagai contoh jika

    jarum terpendek menunjuk ke angka 2, jarum sedang ke angka 4 dan jarum

    6

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    14/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    panjang menunjuk ke angka 5 berarti ketinggian pesawat terbang adalah 20.000

    kaki + 4.000 kaki + 500 kaki = 24.500 kaki atau flight level 245 (istilah flight level

    atau FL adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan ketinggian pesawat

    terbang dari tekanan standar yang besarannya adalah ratusan kaki. Jadimisalnya ketinggian pesawat terbang 15.000 kaki di atas tekanan standar

    dinyatakan sebagai FL 150).

    Di bagian permukaan altimeter

    (biasanya terletak di sebelah kanan

    seperti letak penanggalan pada arloji

    tangan) terdapat jendela kecil di mana

    terdapat 4 angka kecil (menunjuk

    tekanan atmosfir dalam pembulatan

    hectoPascal) yang menunjukkan

    tekanan atmosfir yang dikehendaki.

    Angka ini dapat diputar (disetel)

    menggunakan tombol ulir di bagian

    pojok bawah altimeter (lihat gambar 2

    di sebelah kiri ini).

    Gambar 2. Indikator altimeter

    Bila tombol ulir diputar, angka di jendela kecil akan berubah dan jarum akanberputar pula (seperti halnya arloji tangan). Atau sebaliknya apabila tombol ulir tidak

    disentuh tetapi pesawat terbang bergerak naik (berarti tekanan atmosfir berubah

    menjadi lebih kecil) maka jarum altimeter akan bergerak pula searah jarum jam

    sesuai dengan perubahan ketinggian. Misalnya pesawat terbang sedang parkir di

    bandar udara yang mempunyai tekanan bandar udara (QFE) 1008 hPa, kemudian

    angka di jendela kecil disetel ke angka 1008 maka ketiga jarum akan menunjuk ke

    angka 0 (nol). Jika angka di jendela disetel ke angka tekanan permukaan laut rata-

    rata (QNH) misalnya saja 1011 maka jarum akan bergerak searah dengan jarum jam

    dan akan menunjukkan ketinggian bandar udara di atas permukaan laut rata-rata

    (elevation) yaitu 90 kaki {(1011 1008) hPa X 30 kaki}. Altimeter pada pesawat

    terbang modern atau jenis baru pada umumnya sudah dilengkapi dengan altimeter

    digital (tidak menggunakan jarum penunjuk).

    1) Pernyataan ketinggian pesawat terbang

    7

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    15/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    Ada tiga pernyataan untuk menunjukkan ketinggian pesawat terbang :

    a) Height adalah ketinggian pesawat terbang di atas ketinggian

    tekanan bandar udara. Misalnya tekanan bandar udara (QFE) 1008hPa dan angka di jendela kecil disetel pada angka 1008, maka

    pada saat pesawat terbang masih diparkir di bandar udara maka

    altimeter akan menunjukkan angka 0 (nol) kaki. Jika pesawat

    terbang mengangkasa maka jarum altimeter akan bergerak searah

    dengan jarum jam dan menunjukkan ketinggian pesawat terbang di

    atas bandar udara tersebut. Misalnya saja jarum terpendek

    menunjuk ke angka 1, jarum sedang ke angka 7 dan jarum

    terpanjang ke angka 5 maka pesawat terbang berada pada

    ketinggian 17.500 kaki di atas ketinggian bandar udara (lihat

    gambar 3 di bawah ini).

    Gambar 3. Ketinggian pesawat terbang di atas ketinggian bandar

    udara (QFE)

    b) Altitude adalah ketinggian pesawat terbang di atas permukaan laut

    rata-rata (mean sea level = MSL) . Misalnya tekanan permukaan

    laut rata-rata (QNH) 1011 hPa dan angka di jendela kecil disetel

    1011, maka pada saat pesawat terbang masih diparkir di bandar

    udara maka altimeter akan menunjukkan angka 90 kaki (ketinggian

    bandar udara di atas permukaan laut rata-rata atau elevasi). Jika

    pesawat terbang mengangkasa maka jarum altimeter akan

    bergerak searah dengan jarum jam dan menunjukkan ketinggian

    pesawat terbang di atas permukaan laut rata-rata. Misalnya saja

    jarum terpendek menunjuk ke angka 1, jarum sedang ke angka 8

    dan jarum terpanjang ke angka 4 maka pesawat terbang berada

    pada ketinggian 18.400 kaki di atas permukaan laut rata-rata atau

    18.310 kaki di atas ketinggian bandar udara (lihat gambar 4 di

    halaman 9).

    17.500 KAKI

    8

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    16/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    Gambar 4. Ketinggian pesawat terbang di atas permukaan laut rata-rata (QNH)

    c) Flight level (FL) adalah ketinggian pesawat terbang di atas garis

    imajiner yang bertekanan standar 1013 hPa (QNE). Misalnya

    angka di jendela kecil disetel 1013 maka pada saat pesawat

    terbang masih diparkir di bandar udara maka altimeter akan

    menunjukkan angka 150 kaki (ketinggian pesawat terbang di atas

    garis imajiner yang bertekanan standar). Jika pesawat terbang

    mengangkasa maka jarum altimeter akan bergerak searah dengan

    jarum jam dan menunjukkan ketinggian pesawat terbang di atas

    garis imajiner yang bertekanan standar tersebut. Misalnya saja

    jarum terpendek menunjuk ke angka 2, jarum sedang ke angka 4

    dan jarum terpanjang ke angka 5 maka pesawat berada padaketinggian 24.500 kaki (F245) di atas garis imajiner yang

    bertekanan standar atau 24.440 kaki di atas permukaan laut rata

    atau 24.350 kaki di atas ketinggian bandar udara (lihat gambar 5 di

    bawah ini).

    Gambar 5. Ketinggian pesawat terbang di atas tekanan standar(QNE)

    18.400 KAKI

    90 KAKI

    24.500 KAKI

    QNE =1013

    9

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    17/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    c. Suhu udara

    Data suhu udara diperlukan untuk memperoleh perhitungan kecepatan dan

    ketinggian pesawat terbang. Suhu udara, kecepatan dan ketinggian pesawat terbangadalah tiga unsur yang saling terkait dan awak pesawat terbang dan navigator wajib

    memahami masing-masing unsur agar hasil perhitungannya akurat. Alat pengukur

    suhu di pesawat terbang disebut temperature gauge (lihat gambar 6 di bawah ini).

    Gambar 6.Temperature gauge

    Alat tersebut merupakan unit tunggal dan terdiri dari dua jenis logam yang

    pertama logam anti karat yang mencuat keluar yang diarahkan ke arus udara di luar

    badan pesawat terbang dan kepala (head) yang berisi skala dan jarum penunjuk.

    Unsur sensitif pada alat ini terletak pada ujung logam yang dijulurkan ke luar badan

    pesawat terbang, dibalut dengan logam mengkilat yang dilapisi anti radiasi untuk

    membatasi jumlah panas yang mungkin diserap dari panas yang dipancarkan

    matahari.

    Dinamakan unsur dua logam sebab terdiri dari dua batang logam yang berbeda

    yang disatukan menggunakan las. Apabila kedua unsur tersebut dipanaskan, salah

    satu unsur mengembang lebih cepat dari unsur lainnya yang berbentuk per akan

    berputar. Unsur terakhir ini selanjutnya akan memutar jarum penunjuk. Temperature

    gauge dapat mengukur suhu antara 60 sampai +50 derajat Celsius.

    d. Kecepatan pesawat terbang

    1) Alat pengukur kecepatan pesawat terbang

    Kecepatan pesawat terbang (airspeed) adalah kecepatan aktual

    pesawat terbang terhadap masa udara di sekitarnya. Pengukuran

    kecepatan pesawat terbang secara akurat diperoleh melalui alat yang

    UDARA LUAR

    LAPISAN BADAN PESAWAT TERBANG

    10

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    18/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    disebut sistem statik-pitot. Sistem ini terdri dari (1) tabung yang dipasang

    secara paralel terhadap sumbu longitudinal pesawat terbang di suatu ruang

    yang bebas dari golakan udara yang dihasilkan oleh pesawat terbang dan

    (2) sumber statik yang menghasilkan tekanan udara yang diam/tenang.Tekanan statik diperoleh dari tabung pitot-statik tunggal. Tabung statik-pitot

    biasanya mempunyai lempengbaffleyang berfungsi untuk mengurangi dan

    mencegah adanya air hujan, es dan kotoran masuk ke dalam tabung (lihat

    gambar 7 di bawah ini).

    Gambar 7. Stuktur tabungpitot

    Ada lebih dari satu lobang pengering (drain) di bagian bawah tabung untuk

    membuang uap air. Elemen listrik pemanas yang dipasang dan dikendalikan

    melalui skakelar (switch) di pesawat untuk mencegah pembentukan es di dalam

    tabung. Lobang pengering harus diperiksa secara periodeik untuk menjamin

    agar tabung tidak terganggu. Setiap selesai melakukan penerbangan, lobang

    tabung pitot harus diselubungi untuk mencegah kotoran dan uap air masuk ke

    dalam tabung.

    e. Prinsip kerja indikator kecepatan

    Pusat indikator kecepatan adalah sebuah diafragma yang sensitif terhadap

    perubahan tekanan (lihat gambar 8 di halaman 12). Alat tersebut berada didalam tabung/kotak yang kedap udara dan dihubungkan dengan sumber

    tekanan statis. Perbedaan tekanan yang dihasilkan oleh efek relatif dari terpaan

    udara dan tekanan statis pada diafragma, menyebabkan diafragma

    mengembang atau mengempis. Jika kecepatan pesawat terbang bertambah,

    terpaan udara bertambah menyebabkan diafragma mengembang lebih besar.

    PLATPENCEGAHKOTORAN

    TABUNG PITOT

    TABUNG STATIS

    TEKANAN STATISPEMANAS

    LOBANG STATISLOBANG

    PEMBUANGAN

    TEKANAN BERGERAK

    11

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    19/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    Melalui tangan mekanis, mengembangnya diafragma disajikan dengan

    bertambahnya kecepatan pesawat terbang.

    Gambar 8. Prinsip kerja indikator kecepatan pesawat terbang

    Ada empat jenis kecepatan pesawat terbang di dalam konteks

    pengendalian lalu lintas penerbangan yaitu indicated airspeed (IAS), true

    airspeed (TAS), Mach number (MN) dan ground speed (GS). IAS adalah

    kecepatan pesawat terbang yang belum terkoreksi yang ditunjukkan oleh alat

    indikator kecepatan (kecepatan yang ditunjukkan oleh jarum indikator). Satuan

    ukuran kecepatan pesawat terbang bisa dalam kilometer/jam atau knot (nauticalmile perjam). TASadalah kecepatan aktual pesawat terbang terhadap udara di

    sekitarnya yang sudah dikoreksi oleh kesalahan yang disebabkan oleh

    kepadatan udara. Hubungan antara IAS dan TAS apabila pesawat terbang

    bertahan pada IAS konstan, jika pesawat terbang naik ke atas, TAS akan

    bertambah besar, demikian pula sebaliknya, jika TAS konstan makin ke atas

    IAS makin berkurang.

    Mach number (MN) adalah TAS yang dinyatakan sebagai suatu bagian

    dari kecepatan suara. Mach 1 dipengaruhi oleh suhu udara, makin rendah suhu

    udara, Mach number makin kecil. Di dalam kondisi atmosfir standar

    internasional (international standard atmosphere/ISA), pada ketinggian

    permukaan laut rata-rata (MSL) Mach 1 besarnya sekitar 661 knot TAS, tetapi

    pada ketinggian FL360 berkurang menjadi 572 knot dan tetap pada angka

    tersebut sampai ke ketinggian FL 600 FL 700. Ground speed secara

    sederhana adalah kecepatan aktual di atas permukaan bumi. Kecepatan ini

    sama dengan TAS yang telah dikoreksi oleh angin. Di dalam kabin awak

    DIAFRAGMA YANG BISA

    MENGEMBANG DAN MENGEMPIS

    KE ALTIMETER

    TEKANAN STATIS

    TEKANAN BERGERAK

    12

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    20/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    pesawat udara terdapat tiga indikator kecepatan yaitu TAS, MN dan indikator

    kecepatan maksimum bagi suatu pesawat terbang (lihat gambar 9 di bawah ini).

    (a) (b) (c)

    Gambar 9. Indikator (a) TAS, (b) indikator Mach Number dan

    (c) indikator kecepatan maksimum bagi suatu pesawat terbang

    3. Jenis-jenis teknis dan alat bantu navigasi (NAVAID)

    Di dalam bagian ini akan diuraikan secara singkat mengenai beberapa jenis dan

    teknik bernavigasi yang saat ini masih digunakan (tidak seluruhnya) antara lain DR

    (dead reckoning), NDB (nondirectional beacon), VOR (Very high frequency omni

    radio range), DME (distance measuring equipment) , M B (marker beacon), ILS

    (instrument landing system) dan GPS (global positioning system).

    a. DR (dead reckoning)

    DR adalah teknik bernavigasi yang paling tua dan sederhana dan saat ini

    masih sering digunakan oleh pesawat terbang kecil yang terbang secara visual

    (VFR). Dalam teknik ini penerbang mengandalkan tanda-tanda di darat atau

    permukaan bumi. Sebelum tinggal landas, penerbang menggambarkan jalur

    penerbangan di atas peta dan dengan menggunakan kompas ia menerbangijalur tersebut pada arah yang benar. Dengan mengetahui kecepatan pesawat

    terbang, penerbang akan dapat menghitung kapan ia harus tiba di suatu lokasi

    dengan demikian ia dapat memantau penerbangannya.

    Di dalam teknik ini, angin sangat berpengaruh yang menyebabkan pesawat

    terbang terombang ambing keluar jalur dan kecepatan pesawat terbang naik-

    TRUEAIRSPEED

    2

    3

    4

    5

    60

    100 KNOTS

    .3

    .4

    .5

    .6.7

    .8

    .9

    10. 0

    MACH NUMBER

    l

    2

    34

    5

    6

    100 KNOTS

    20 30 4 0

    .6.6.7.7

    .8.8

    .9.9

    13

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    21/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    turun sehingga dapat membingungkan penerbang. Dengan menghubungkan

    posisi terakhir yang diketahui, arah penerbangan dan kecepatan pesawat

    terbang, penerbang dapat menentukan perkiraan posisi berikutnya. (lihat

    gambar 10 di bawah ini).

    Gambar 10. Teknik bernavigasi dead reckoning(DR)

    b. NDB (non-directional beacon)

    Sistem NDB terdiri dari stasiun radio (NDB) yang bekerja pada frekuensi 200

    530 kHz. Pola radiasi yang dipancarkan adalah ke segala arah ( nondirectional) yang

    memungkinkan diterima oleh stasiun penerima di mana saja di dalam jangkauan

    pancaran gelombang radio. NDB digunakan untuk memandu pesawat terbang

    menuju titik tertentu (homing). Biasanya jangkauan NDB antara 180 360 km,

    namun NDB yang digunakan untuk melayani pesawat terbang jelajah menggunakan

    tenaga yang besar sehingga dapat menjangkau sampai 1800 km. Kebanyakan NDB

    yang digunakan untuk melayani pesawat terbang jelajah beroperasi 24 jam. Lokasi,

    frekuensi, sinyal tanda pengenal (identitas) dan jam operasi NDB tercetak pada

    peta-peta penerbangan dan bisa juga ditemui pada dokumen informasi aeronautika.

    Instrumen di pesawat terbang yang digunakan untuk mencari posisi NDB

    disebut penemu arah otomatis (automatic direction finder disingkat ADF). Alat ini

    menggunakan antenna yang berbentuk cincin bertangkai (loop antenna) yang

    dibungkus kumparan kawat berisolasi dan dipasang sedemikian rupa sehingga bisaberputar pada tangkainya. Dengan putaran antena, maka posisi sinyal maksimum

    yang dipancarkan sumber gelombang dapat diketahui. Kalau antena berputar lagi 90

    derajat, maka sinyal akan lemah atau hilang. Posisi di mana sinyal yang diterima

    sangat lemah atau tidak ada sinyal sama sekali disebut posisi null. Posisi null inilah

    yang digunakan untuk mencari posisi NDB. Sumbu tangkai antena dihubungkan

    DANAU PABRIK

    JALUR PENERBANGAN

    PERKIRAAN JARAK DIHITUNG DARI POSISI TERAKHIR YANG DIKETAHUI

    SECARA BERKALA ARAH DIENTUKAN BERDASARKAN BENDA -BENDA YANG DIKENAL (MISALNYA DANAU, PABRIK DLL.)

    14

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    22/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    dengan jarum penunjuk pada indikator. Arah jarum adalah tegak lurus dengan

    bidang cincin antena (lihat gambar 11 di bawah ini).

    Gambar 11.Loop antenna

    Loop antenna dipasang di dalam wadah yang berbentuk seperti air jatuh (tear

    drop) yang dipasang di atas atau bawah badan pesawat terbang di dekat kabin awak

    pesawat terbang (cockpit). Apabila penerbang menyetel ADF pada frekuensi NDB,

    maka jarum penunjuk pada indikator akan menunjuk ke arah stasiun NDB. Dengan

    mengarahkan hidung pesawat terbang mengikuti arah jarum penunjuk maka

    pesawat terbang akan sampai di atas stasiun pemancar NDB (lihat gambar 12 di

    bawah ini).

    PESAWAT TERBANG MENUJU NDB PESAWAT TERBANG MENINGGALKAN NDB

    Gambar 12. Teknik bernavigasi dengan menggunakan NDB

    Kelemahan teknik bernavigasi menggunakan NDB adalah apabila ada anginkuat dari samping, pesawat terbang tidak dapat bertahan pada jalur penerbangan

    yang ada. Ia bisa melenceng ke kiri atau ke anan tergantung dari mana angin

    berhembus. Namun meskipun melenceng dari jalur tetapi penerbang tetap bisa

    mencapai tujuan sepanjang mengikuti arah jarum RMI (lihat gambar 13(a) di

    halaman 16).

    NDB

    15

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    23/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    Dewasa ini banyak bandar udara yang saling berdekatan yang dilengkapi

    dengan lebih dari satu NDB, maka instrument pesawat terbang juga dilengkapi

    dengan indikator magnetik radio (radio magnetic indicator disingkat RMI) berjarum

    penunjuk ganda (lihat gambar 13(b) di bawah ini).

    (a) (b)

    Gambar 13. (a) Lintasan terbang dengan NDB dan (b) indikator magnetik radio

    Apabila penerbang menyetel indikator magnetik radio tersebut ke dua buah

    NDB, maka jarum penunjuk yang satu menunjuk ke arah NDB yang satu dan jarumlainnya ke NDB lainnya. Dengan menghubungkan kedua arah NDB, maka

    penerbang akan mengetahui lokasi pesawat terbang (lihat gambar 14 di bawah ini)

    Gambar 14. Menentukan posisi dengan menggunakan dua buah NDB

    NDB A NDB B

    JALUR PENERBANGAN

    033

    30

    27

    24

    2118

    15

    12

    9

    6

    3

    JALUR PENERBANGAN

    A

    N

    G

    I

    N

    16

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    24/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    NDB dinamai dengan dua karakter (huruf) yang dipancarkan terus menerus

    menggunakan sandi morse. Hampir seluruh bandar udara sedang dan besar di

    Indonesia dilengkapi dengan NDB yang berfungsi untuk memberikan informasi

    posisi bandar udara (homing facilities) atau alat bantu pendekatan (approach fix)dan beroperasi sesuai dengan jam operasi bandar udara ( operating hours). Di

    samping untuk keperluan memberikan posisi bandar udara, NDB secara

    bersamaan juga digunakan untuk menandai posisi lapor (reporting point) bagi

    pesawat yang terbang lintas atau jelajah (en-route) dan beroperasi selama 24

    jam terus menerus.

    c. VOR (very high frequency omni radio range)

    VOR adalah peralatan navigasi radio yang paling banyak digunakan

    dengan alasan karena frekuensi radionya jauh lebih tinggi dari frekuensi radio

    NDB (lebih akurat dan bebas dari gangguan cuaca). Setiap stasiun VOR

    memancarkan gelombang radio secara terus menerus yang secara teoretis

    tidak terbatas jumlahnya ke segala arah seperti jari-jari sepeda yang disebut

    dengan radial. Meskipun jumlahnya tidak terbatas, namun untuk keperluan

    praktis, radial yang digunakan adalah sebanyak 360. Radial dinamai

    berdasarkan arah ke mana gelombang radio memancar. Jadi misalnya radial 90

    berarti pancaran gelombang radio yang arahnya ke timur.

    Radial VOR dihasilkan dari penghitungan perbedaan fase antara dua sinyal.

    Untuk memudahkan pemahaman sinyal yang dipancarkan kita gambarkansebagai sinar lampu. Lampu pertama berwarna merah dan dapat dilihat dari

    segala penjuru dan lampu satunya menyorotkan sinar berwarna putih ke satu

    arah dan berputar searah jarum jam dengan kecepatan satu kali putaran selama

    360 detik. Setiap kali lampu putih mengarah ke magnit utara, maka lampu

    merah akan menyala selama satu detik. Jadi seandainya kita berdiri di utara

    stasiun VOR, maka kita akan melihat kedua sinar secara bersamaan. Tetapi

    kalau kita berdiri di sebelah timur stasiun VOR, maka pada saat lampu putih

    mengarah ke utara lampu merah akan menyala dan 90 detik kemudian lampu

    putih akan tampak dengan demikian kita berada pada radial 90 (putaran pada

    detik ke-90 setelah lampu merah menyala). Di dalam prakteknya, lampu merah

    dan lampu sorot putih tersebut diganti dengan sinyal gelombang. Dengan

    menghitung antara sinyal pertama dan sinyal kedua akan diketahui pesawat

    terbang berada pada radial berapa.

    Peralatan di pesawat terbang untuk navigasi VOR disebut penunjuk VOR

    (VOR indicator) yang umum disebut sebagai jarum penunjuk silang (cross

    17

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    25/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    pointer). Dengan peralatan ini maka penerbang akan mengetahui apakah ia

    sedang menuju atau meninggalkan stasiun VOR dan apakah ia berada pada

    jalur yang benar atau menyimpang ke kanan/kiri sekian derajat. Apabila jarum

    vertikal berada persis di tengah ia berada pada radial yang benar. Kalau jarumvertikal bergeser ke kiri berarti pesawat terbang berada di sebelah kanan radial

    (lihat gambar 15 di bawah ini).

    Gambar 15. Instrumen indikator VOR dan ILS (cross pointer)

    Kelebihan teknik navigasi dengan VOR di banding NDB, pesawat terbang

    bisa bertahan pada jalur penerbangan meskipun ada angin kuat dari sampingsebab ada indikator yang menunjukkan apakah pesawat keluar jalur dan sejauh

    berapa derajat. Dengan menempatkan jarum vertikal cross pointer maka

    pesawat terbang akan bisa kembali ke jalur penerbangan semula (lihat gambar

    16 di bawah ini dan gambar 17 di halaman 19).

    Gambar 16. Teknik bernavigasi dengan menggunakan VOR

    d. VOR/DME (VORdistance measuring equipment)

    VOR/DME adalah stasiun radio VOR yang dilengkapi dengan alat pengukur

    GLIDE

    SLOPE

    FROM

    COURSE

    3 5 9

    OF

    F

    4545

    45 45

    OFF

    BENDERA TO DAN FROM

    PEMILIH RADIAL (COURSEBEARING SELECTOR/RBS)

    BENDERA OFF MENUNJUKKANILS GLIDE PATH MATI

    BENDERA OFFMENUNJUKKANILS LOCALIZER MATI

    RADIAL YANG DIPILIH

    JARUM VERTIKAL PENUNJUKRADIAL/ILS LOCALIZER

    JARUM HORISONTALPENUNJUK ILS GLIDE PATH

    BENDERA TO = BENDERA FROM =MENUJU VOR MENINGGALKAN VOR

    18

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    26/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    jarak antara pesawat terbang dan stasiun VOR/DME. Jarak tersebut diperoleh

    melalui pengukuran waktu perjalanan gelombang radio yang dipancarkan oleh

    pesawat terbang kemudian di terima dan dipancarkan kembali oleh alat yang

    disebut transponder (transmitter-responder) di stasiun VOR/DME ke pesawatterbang.

    Gambar 17. Lintasan terbang dengan VOR

    Dengan menghitung waktu di bagi kecepatan gelombang radio (300.000

    km/jam) maka akan diperoleh jarak antara pesawat terbang ke stasiun radio

    VOR/DME. DME bekerja pada frekuensi sangat sangat tinggi (ultra high

    frequency atau UHF) yaitu antara 960 1215 mHz. Organisasi Penerbangan

    Sipil Internasional menetapkan toleransi ketepatan penunjukan DME yaitu plus-

    minus setengah mil atau tidak lebih dari 3 % dari jarak antara pesawat terbang

    dan stasiun DME, mana yang lebih besar.

    Jarak maksimum efektif DME adalah sekitar 250 km dari stasiun DME.Angka penujukan jarak dapat dilihat secara langsung oleh penerbang pada

    indikator DME (lihat gambar 18 di bawah ini).

    Gambar 18. Pengukuran jarak menggunakan DME

    DISTANCENAUTICAL MILES

    0 2 0

    JALUR PENERBANGAN

    19

    VOR/DME

    CONTOH : WAKTU ANTARA GELOMBANG RADIODIPANCARKAN DAN DITERIMA KEMBALI OLEHPESAWAT TERBANG ADALAH 134 MIKRO DETIK(I DETIK = 1 JUTA MIKRO DETIK) MAKA JARAKPESAWAT TERBANG KE STASIUN VOR/DME ={(134 X 300.000 : 1.000.000) : 2} = 20 KMINDIKATOR DME

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    27/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    VOR/DME dinamai dengan tiga karakter (huruf) yang dipancarkan terus

    menerus menggunakan sandi morse. Bandar-bandar udara besar di Indonesia

    dilengkapi dengan VORDME yang berfungsi untuk memberikan informasi posisi

    bandar udara (homing facilities) atau alat bantu pendekatan (approach fix) danberoperasi sesuai dengan jam operasi bandar udara (operating hours). Di

    samping untuk keperluan memberikan posisi bandar udara, VOR/DME secara

    bersamaan juga digunakan untuk menandai posisi lapor (reporting point) bagi

    pesawat yang terbang lintas atau jelajah (en-route) dan beroperasi selama 24

    jam terus menerus.

    e. MB (marker beacon)

    MB adalah gelombang yang dipancarkan tegak lurus ke atas yang

    penampangnya berbentuk lonjong tipis atau berbentuk tulang (simbol makanan

    anjing). MB ini fungsinya adalah untuk menandai suatu tempat/titik di sepanjang

    jalur pendekatan (lihat gambar 19 di bawah ini).

    Gambar 19. Penempatanmarker beacon

    MB yang penampangnya lonjong tipis disebut dengan fan marker beacon.

    MB bekerja pada gelombang 75 MHz yang membawa kode morse pada

    gelombang 3 000 MHz. MB terdiri dari tiga jenis (di kebanyakan bandar udara

    biasanya berjumlah dua buah yaitu MM dan IM) di pasang sebagai pelengkap

    pendaratan secara instrumen (ILS) dan masing-masing adalah :

    IM

    MM

    OM

    LANDASAN PACU

    IM : INNER MARKERMM : MIDDLE MARKEROM : OUTER MARKER

    20

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    28/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    1) Outer marker(OM) : ditempatkan pada jarak antara 3 6 NM dari ujung

    landasan (biasanya 3,9 NM) memancarkan dua garis (dashes) perdetik

    pada frekuensi 400 MHz dan apabila pesawat terbang melewati di

    atasnya maka kode morse terdengar dan lampu berwarna biru dicockpitakan menyala berkedip-kedip;

    2) Middle marker(MM) : ditempatkan antara 900 1200 meter dari ujung

    landasan memancarkan satu garis dan satu titik (dots) secara

    bergantian pada frekuensi 1 300 MHz dan apabila pesawat terbang

    melewati di atasnya maka kode morse akan terdengar dan lampu

    berwarna kuning sawo akan menyala bekedip-kedip.

    3) Inner marker (IM) : ditempatkan antara 300 400 meter dari ujung

    landasan memancarkan 6 titik (dots) perdetik pada frekuensi 3 000

    MHz dan apabila pesawat terbang melewati di atasnya maka kode

    morse akan terdengar dan lampu berwarna putih akan menyala

    bekedip-kedip.

    f. ILS (instrument landing system)

    ILS adalah alat bantu pendaratan yang memberikan panduan baik vertikal

    maupun horisontal kepada penerbang sehingga pesawat terbang dapat secara

    presisi mendarat pada titik yang tepat. Alat ini memerlukan penafsiran

    penerbang dan utamanya dirancang untuk dipakai pada kondisi cuaca buruk

    atau malam hari. Sistem ini bekerja terus menerus tanpa bantuan dari petugas

    PLLU. Landasan yang dilengkapi dengan ILS disebut precision approach

    instrument runway.

    Peralatan ILS terdiri dari peralatan di darat dan peralatan di pesawat

    terbang.

    1) Peralatan di darat terdiri dari beberapa komponen antara lain :

    a) Localizer (LLZ) : yaitu alat yang memancarkan sinyal berbentuk

    sorot (beam) yang diperoleh dari dua pancaran gelombang yangsaling tumpang tindih (overlap) sekitar 5 pada frekuensi 150 MHz

    (disebut sektor biru di sebelah kanan) dan 90 MHz (disebut sektor

    kuning di sebelah kiri) dan menjangkau jarak sekitar 25 NM yang

    diarahkan ke sepanjang as landasan ke arah dari mana pesawat

    terbang mendarat. Pemancar diletakkan di perpanjangan as

    21

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    29/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    landasan yang berjarak sekitar 300 meter (1000 kaki) dari ujung

    landasan pacu (lihat gambar 20 di halaman 21). LLZ bekerja pada

    gelombang 108 112 MHz.

    b) Glide path (GP) : yaitu alat yang memancarkan sinyal berbentuk

    sorot (beam) yang diperoleh dari dua pancaran gelombang yang

    saling tumpang tindih (overlap) pada frekuensi 150 MHz dan 90

    MHz yang diarahkan pada kemiringan antara 2.5 sampai 3.5

    (idealnya 3) ke arah dari mana pesawat mendarat dan dapat

    menjangkau sejauh 10 NM. Sorot GP melebar selebar 8 ke kiri

    dan ke kanan perpanjangan as landasan. GP bekerja pada

    gelombang 328,6 MHz 335,4 MHz. Pemancar diletakkan di

    sebelah kiri/kanan as landasan yang berjarak sekitar 120 200

    meter dari as landasan dan sekitar 1200 kaki dari ujung landasan(lihat gambar 21 di bawah ini).

    Gambar 20. Lokasi antenna pemancar localizer

    Gambar 21. Lokasi antenna pemancarglide path

    2) Peralatan di pesawat terbang

    Peralatan di pesawat terbang disebut cross pointer. Disebut demikian

    sebab penampilan instrumennya terdiri dari dua jarum yang bersilang satu

    sama lain dan dapat bergeser ke kiri/kanan atau ke atas/bawah sesuai

    15 M(50 FT)

    3

    PEMANCARGP

    SEKTOR BIRU 150MHz

    SEKTOR KUNING 90MHz

    PEMANCARLLZ

    22

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    30/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    dengan posisi pesawat terbang terhadap beam LLZ atau beam GP. Cross

    pointer dapat pula dipadukan dengan indikator VOR. Cara kerja cross

    pointer adalah apabila jarum vertikal tepat di tengah berarti pesawat

    terbang tepat berada pada beam LLZ. Apabila jarum bergeser ke kiri berartipesawat terbang menyimpang ke kanan, demikian pula sebaliknya. Apabila

    jarum horizontal tepat di tengah berarti pesawat terbang tepat pada beam

    GP. Apabila jarum bergeser ke bawah, berarti pesawat terlalu tinggi,

    demikian pula sebaliknya (lihat gambar 22 di bawah ini).

    Gambar 22. Hubungancross pointerdan posisi pesawat terbang

    Pada cross pointer terdapat dua tanda atau bendera masing-masing untuk

    memberi tahu penerbang apakah LLZ-nya atau GP-nya hidup atau mati. Pada

    instrumen juga ada titik silang (masing masing lima titik ke kiri/kanan dan lima

    titik ke atas/bawah. Untuk titik horisontal menunjukkan penyimpangan pesawat

    terbang dari LLZ sebesar 0,5 setiap titik, sedangkan untuk titik-titik vertikal

    menunjukkan penyimpangan pesawat terbang dari GP sebesar 0,15 setiap titik.

    Kedua jarum akan berada di titik pusat apabila (a) cross pointerdimatikan; (b)tidak ada sinyal dari pemancar LLZ maupun GP dan (c) pesawat terbang tepat

    berada pada jalur pendekatan (LLZ/GP). Bila salah satu dari kedua bendera

    keluar/menyala, itu merupakan indikasi bahwa (a) adanya distorsi terhadap

    pancaran gelombang dari pemancar LLZ/GP; (b) pesawat terbang berada di luar

    jangkauan LLZ/GP; (c) kerusakan pada alat di darat; (d) peralatan di pesawat

    TERLALU TINGGI DANTERLALU KE KANAN

    ANTENA ILSLOCALIZER

    ANTENAGLIDE PATH

    IMMM

    OM

    TERLALU RENDAH DAN

    TERLALU KE KIRI

    PADA JALUR DANKETINGGIAN YANG

    TEPAT

    MARKER BEACON

    23

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    31/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    terbang/di darat dimatikan atau ada gangguan terhadap sumber tenaga dan (e)

    sinyal yang diterima sangat lemah.

    ILS dinamai dengan empat karakter (huruf) yang dipancarkan terus

    menerus menggunakan sandi morse. Bandar-bandar udara besar di Indonesiadilengkapi dengan ILS yang berfungsi untuk memandu pendaratan pesawat

    terbang secara instrumen.

    g. INS (inertial navigation system)

    INS adalah teknik navigasi menggunakan alat yang disebut gyroscope, di

    mana tiga buah akselerator yang dipasang masing-masing diarahkan pada arah

    yang berbeda yaitu depan-belakang, atas-bawah dan kiri-kanan. Alat ini tidak

    memerlukan alat bantu di darat. Prinsip dasar peralatan ini sebenarnya

    sederhana. Kalau kita mengetahui di mana pesawat terbang berangkat dan

    seberapa jauh telah bergerak dan ke arah mana, maka kita akan mengetahui

    posisi saat ini. Gerakan pesawat terbang ada tiga arah yaitu ke depan dikenal

    dengan gerakan sepanjang sumbu x; ke samping dikenal dengan gerakan

    sepanjang sumbu y dan ke atas/bawah - dengan gerakan sepanjang sumbu z.

    Jumlah gerakan diperoleh dari perhitungan akselerasi dari masing-masing arah.

    Akselerasi diperoleh melalui alat yang disebut akselerator yang dipasang pada

    bidang stabil (lihat gambar 23 di bawah ini).

    Gambar 23.Gyroscopedan akselerator INS

    Sebelum berangkat (paling tidak 15 menit sebelum pesawat terbang

    bergerak meninggalkan tempat parkir) penerbang menghidupkan INS dan

    memasukkan data tentang titik keberangkatan (koordinat atau garis lintang dan

    AKSELERATOR

    AKSELERATOR

    GYROSCOPE

    BIDANG STABIL(STABLE PLATFORM)

    24

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    32/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    bujur), titik tujuan dan jalur penerbangan secara akurat. Alat tersebut mengukur

    akselerasi pesawat terbang yang kemudian secara otomatis dikonversi ke

    kecepatan dan jarak yang ditempuh. Akselerasi tersebut harus dihitung

    mengacu kepada posisi di bumi sehingga semua informasi dikaitkan denganbumi. INS juga dapat menghitung seberapa besar pengaruh angin terhadap

    pesawat terbang.

    Dewasa ini hampir semua pesawat terbang berukuran besar dilengkapi

    dengan tiga set INS sehingga penerbang dapat memeriksa perbedaan yang

    terjadi dan dengan membandingkan tiga posisi indikator maka penerbang akan

    mengetahui apakah salah satu dari subsistem berkerja baik atau tidak. INS

    dapat dihubungkan ke autopilotdan berbagai instrumen pesawat terbang. Panel

    instrumen yang digunakan untuk VOR dan ILS bisa digunakan untuk

    menunjukkan data INS.

    Seringkali, beberapa sistem navigasi dioperasikan secara bersama-sama

    misalnya VOR/DME, Untuk mengetahui perbedaan fungsi dari penggabungan

    tersebut dapat dilihat pada gambar 24 di bawah ini.

    Gambar 24. Fungsi VOR dan DME

    h. GPS (global positioning system)

    GPS adalah sistem radio navigasi berbasiskan satelit yang dapat

    memberikan informasi posisi dan waktu yang memiliki tingkat ketepatan(accuracy) yang sangat tinggi di manapun di atas permukaan bumi, selama 24

    jam penuh dan di segala kondisi cuaca. Sistem ini terdiri dari 24 satelit yang

    mengorbit di atas bumi pada ketinggian sekitar 20 000 KM, 4 buah stasiun bumi

    di dunia yaitu Hawaii, Ascension, Diego Garcia dan Kwajalein yang dapat

    VOR MENGUKURARAH (VHF)

    DME MENGUKURJARAK (UHF)

    VOR/DME MENGUKURARAH (VHF) DAN JARAK (UHF)

    25

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    33/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    memonitor dan mengendalikan sistem satelit dan sistem penerima di pesawat

    terbang (lihat gambar lihat gambar 25 dan gambar 26 di bawah ini).

    Gambar 25. Stasiun monitor satelit GPS

    Gambar 26. Lintasan orbit 24 satelit GPS

    Meskipun GPS menggunakan teknologi mutakhir akan tetapi prinsip dasar

    kerjanya adalah sederhana hampir mirip dengan DME yaitu mengukur jarak

    pesawat dari satelit yang sedang mengorbit. Satelit GPS memancarkan sinyal

    waktu yang sangat akurat. Pesawat penerima GPS akan membandingkan waktu

    dengan penunjuk waktu internal (di dalam sistem satelit). Perbedaan antara

    sinyal yang diterima dari satelit dan sinyal pada pesawat penerima adalah lama

    waktu perjalanan sinyal GPS dari satelit ke pesawat. Melalui pengukuran

    SATELIT GPS

    SATELITGEOSTASIONER

    2

    4

    7

    5

    10

    12

    23

    18

    13

    1619

    22

    2414

    116

    8

    317

    20

    21

    15

    9

    1

    PUSAT PENGENDALI DAN STASIUN PEMANTAU (COLORADO SPRING)

    STASIUN PEMANTAU

    ANTENA STASIUN BUMI

    HAWAII

    ASCENSION

    CAPE

    CANAVERAL

    DIEGOGARCIA

    KWAJALEINEQUATOR

    26

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    34/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    minimal tiga buah satelit maka akan diperoleh posisi pesawat terbang secara

    akurat (lihat gambar 27 di bawah ini).

    Gambat 27. Pengukuran posisi pesawat terbang dengan 3 buah satelit

    Hasil pengukuran satelit tersebut (posisi dan kecepatan) oleh satelit dikirim ke

    stasiun bumi dan penerbang mengirimkan posisinya selanjutnya data tersebut

    dikirimkan ke layar monitor yang ada pada unit PLLU (lihat gambar 28 di bawah ini).

    Sedangkan jika digunakan untuk pendekatan, maka harus ada koreksi diferensial

    agar penerbang dapat memposisikan pesawat terbangnya lurus dengan poros atau

    sumbu landasan pacu (lihat gambar 29 di halaman 28).

    Gambar 28. Sistem navigasi masa depan (en-route)

    i. RNAV (area navigation)

    Area navigation adalah cara bernavigasi yang memungkinkan pesawat

    terbang melalui jalur yang dikehendaki di area yang berada di dalam jangkauan

    SATELIT B

    BUMI

    SATELIT A SATELIT C

    PSOSISIPESAWATTERBANG

    SATELIT GPS

    PLLP

    POSISI DAN

    KECEPATAN

    SATELITKOMUNIKASI

    STASIUN BUMI

    POSISI DANKECEPATAN

    27

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    35/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    peralatan navigasi atau di dalam batas-batas kemampuan peralatan yang ada di

    pesawat terbang. Dalam bernavigasi ini pesawat terbang tidak harus terbang

    melewati di atas pemancar alat bantu navigasi udara. Sistem navigasi ini

    memiliki ketepatan yang berbeda-beda, boleh digunakan untuk bernavigasi disuatu wilayah (area) dan tidak dibatasi harus terbang di sepanjang pancaran

    gelombang NDB (bearing) atau VOR (radial) langsung menuju atau

    meninggalkan NDB atau VOR.

    Gambar 29. Sistem navigasi masa depan (approach)

    1) RNAV berbasiskan VOR/DME

    Sistem peralatan RNAV di pesawat terbang dirancang sebagai

    masukan sensor dari stasiun pemancar VOR/DME. Jantung dari peralatan

    ini adalah komputer RNAV di pesawat terbang yang secara matematik

    menghitung arah dan jarak terhadap VOR/DME yang sudah ditentukan

    sebelumnya menggunakan unit kontrol baik secara manual ataupun secara

    otomatis. Hasil dari perhitungan secara instant dan terus menerus

    ditampilkan kepada penerbang melalui indikator seperti indikator VOR,

    penampilan peta, indikator digital atau kombinasi dari semuanya.

    Beberapa peralatan di pesawat terbang dapat menampilkan informasi

    dalam dua dimensi (2-D) yaitu posisi horizontal pesawat terbang (along-

    track dan cross-track) dan tiga dimensi (3-D) yaitu disamping posisi

    horizontal juga posisi vertikal. Pada peralatan yang mutakhir bahkan bisa

    menampilkan empat dimensi (4-D) yaitu dengan penambahan perhitungan

    yang dirancang untuk memposisikan pesawat terbang pada posisi tertentu

    SATELITKOMUNIKA

    SATELIT SISTEM POSISI GLOBAL GPS

    PUSATPENGENDALI

    STASIUN

    28

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    36/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    pada waktu yang telah ditentukan. Variasi lainnya adalah peralatan juga

    bisa menghitung atau mengoreksi jarak miring atau slant range (lihat

    gambar 30 di bawah ini).

    Gambar 30. Jarak horizontal, vertikal dan miring (slant range)

    Navigasi ini menggunakan sinyal VOR/DME, yaitu penerbang menyetel

    (tuning) peralatan ke frekuensi, arah dan jarak waypoint dari VOR/DME

    (waypointadalah titik lapor pesawat terbang di dalam sistem RNAV). Data

    tersebut kemudian di program dalam komputer dan selanjutnya komputer

    melakukan pehitungan jarak segitiga yaitu posisi pesawat terbang posisi

    stasiun pemancar VOR/DME, posisi stasiun pemancar VOR/DME posisi

    waypoint dan posisi pesawat terbang posisi waypoint(lihat gambar 31 di

    bawah ini).

    Gambar 31. Perhitungan segitiga RNAV

    A. : RADIAL ( DERAJAT) DAN JARAK (NM) DARI STASIUN VOR/DME KE WAYPOINTB. : SINYAL RADIAL (DERAJAT) DAN JARAK (NM) DARI PESAWAT TERBANG KE STASIUN VOR/DMEC. : JALUR DAN JARAK KE WAYPOINT YANG SECARA TERUS MENERUS DIHITUNG DARI A DAN B

    STASIUNVOR/DME

    B B B B A

    WAYPOINT

    C

    29

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    37/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    Waypoint di dalam RNAV di samping sebagai titik lapor, juga diperlukan

    sebagai titik belok dari ruas jalur satu ke ruas jalur berikutnya. Biasanya

    peralatan RNAV di pesawat terbang memungkinkan penerbang untuk

    memasukkan data dua atau lebih waypoint pada satu saat, sehinggapenerbang dapat melalui ruas-ruas jalur penerbangan tanpa mengalami

    kesalahan (lihat gambar 32 di bawah ini).

    Gambar 32. Fungsi way-point adalah untuk titik lapor atau titik belok

    Karakteristik bernavigasi dengan RNAV juga memungkinkan untuk

    membuat jalur sejajar atau jalur paralel (lihat gambar 33 di bawah ini).

    Gambar 33. Jalur penerbangan parallel menggunakan RNAV

    STASIUN VOR/DME

    WAY-POINT WAY-POINT

    WAY-POINT

    WAY-POINT

    STASIUN VOR/DME

    STASIUNVOR/DME

    WAYPOINT

    WAYPOINT

    WAYPOINT

    30

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    38/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    Beberapa peralatan RNAV di pesawat terbang dapat memberikan

    informasi vertikal selama menanjak atau menukik. Jika kemampuan ini

    digabungkan dengan RNAV 2-D, maka peralatan tersebut memiliki kinerja

    3-D .Pada alat ini penerbang dapat menentukan titik tertentu di sepanjang

    jalur penerbangan di mana ketinggian tertentu akan dicapai (tergantung

    kepada kinerja pesawat terbang). Untuk memprogram komponen

    ketinggian, peralatan memungkinkan penerbang untuk memasukkan data

    jalur terbang vertikal (lihat gambar 34 di bawah ini)

    KETERANGAN : D1 ADALAH JARAK DARI WAY-POINT KE TITIK PESAWAT MENCAPAI KETINGGIAN YANG DIINGINKAND2 ADALAH JARAK DARI TITIK PESAWAT MENCAPAI KETINGGIAN YANG DIINGINKAN KE WAY-POINT

    Gambar 34. Profil jalur terbang vertikal

    --- oOo ---

    D1

    D2

    SUDUTMENANJAK

    YANG DITENTUKAN

    KETINGGIAN YANG

    DIINGINKAN

    WAY-POINT

    SUDUTMENUKIK

    YANG DITENTUKAN

    31

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    39/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    BAB III PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN

    Di dalam menangani transportasi di Indonesia, Kementerian Perhubungan telah

    menetapkan tiga otoritas yaitu otoritas transportasi darat, laut dan udara yang di

    dalam pelaksanaan diselenggarakan oleh unit-unit teknis yaitu Direktorat Jenderal

    Kementerian Perhubungan. Otoritas tersebut mengelola sarana dan prasarana

    transportasi.

    Tidak seperti moda transportasi darat dan laut yang sarana dan prasarananya

    berada di permukaan bumi, transportasi udara meliputi sarana dan prasarana di

    darat dan di udara. Sarana transportasi udara (pesawat terbang) dikelola operator

    penerbangan (baik milik negara atau swasta) sedangkan prasarana darat dikelola

    oleh operator bandara dan prasarana udara dikelola oleh pemerintah/negara.

    Navigasi penerbangan adalah perwujudan dari pengelolaan prasarana udara.

    Seperti telah diutarakan di depan bahwa berdasarkan Pasal 261 UU No. 1/2009

    tentang Navigasi Penerbangan disebutkan bahwa guna mewujudkan

    penyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangan yang andal dalam rangka

    keselamatan penerbangan harus ditetapkan tatanan navigasi penerbangan nasional.

    Tatanan navigasi penerbangan nasional meliputi empat hal yaitu (a) ruang udara

    yang dilayani; (b) klasifikasi ruang udara; (c) jalur penerbangan dan (d) jenis

    pelayanan navigasi penerbangan.

    1. Ruang udara

    a. Wilayah pelayanan navigasi penerbangan

    Penetapan ruang udara dalam pemberian pelayanan navigasi penerbangan

    terdapat tiga jenis meliputi:

    1) Wilayah udara Republik Indonesia, selain wilayah udara yang

    pelayanan navigasi penerbangannya didelegasikan kepada negara lain

    berdasarkan perjanjian (misalnya daerah Kepulauan Riau dan sekitar

    Kepulauan Natuna);

    2) Ruang udara negara lain yang pelayanan navigasi penerbangannya

    didelegasikan kepada Republik Indonesia (P. Christmas); dan

    32

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    40/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    3) Ruang udara yang pelayanan navigasi penerbangannya didelegasikan

    oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional kepada Republik

    Indonesia (di atas Samudera Hindia).

    b. Klasifikasi ruang udara

    Klasifikasi ruang udara disusun dengan mempertimbangkan antara lain:

    1) kaidah penerbangan;

    2) pemberian pemisahan (separation);

    3) pelayanan yang disediakan:

    4) pembatasan kecepatan:

    5) komunikasi radio; dan/atau

    6) persetujuan petugas pemandu lalu lintas penerbangan

    Berdasarkan PKPS 170 Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan, ruang

    udara diklasifikasikan menjadi 7 yaitu seperti yang tertera dalam tabel 1 di

    bawah ini.

    Tabel 1

    Klasifikasi ruang udara

    KLS STATUS P EMISAHAN PEL AYANAN PEMBATASAN

    KECEPATANRADIO

    KOMUNIKASITUNDUK

    PADA ATC

    1 2 3 4 5 6 7

    A Hanya IFR Semua pesawat

    terbangPelayanan pengendalian LLP(ATC Service)

    Tidak ada Wajib : dua arah Ya, harus

    BIFR

    Semua pesawatterbang

    Pelayanan pengendalian LLP(ATC Service)

    Tidak ada Wajib : dua arah Ya, harus

    VFR Semua pesawat

    terbangPelayanan pengendalian LLP(ATC Service)

    Tidak ada Wajib : dua arah Ya, harus

    C

    IFR

    IFR terhadapIFRIFR terhadapVFR

    Pelayanan pengendalian LLP(ATC Service)

    Tidak ada Wajib : dua arah Ya, harus

    VFR

    VFR terhadapIFR

    1) Pelayanan pengendalian LLP(ATC Service) terhadap IFR;2) VFR/VFR informasi LLP (dantraffic avoidance adviceataspermintaan penerbangan)

    250 kt IAS dibawah 3050 m(10.000 kaki)MSL

    Wajib : dua arah Ya, harus

    D IFR

    IFR terhadapIFR

    Pelayanan pengendalian LLP(ATC Service), informasi LLP(dantraffic avoidance adviceatas permintaan penerbangan)

    250 kt IAS dibawah 3050 m(10.000 kaki)MSL

    Wajib : dua arah Ya, harus

    33

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    41/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    1 2 3 4 5 6 7

    D VFR

    Nil IFR/VFR dan VFR/VFRinformasi LLP (dantrafficavoidance adviceataspermintaan penerbangan)

    250 kt IAS dibawah 3050 m(10.000 kaki)MSL

    Wajib : dua arah Ya, harus

    E

    IFR

    IFR terhadapIFR

    Pelayanan pengendalian LLP(ATC Service) jika memungkin-kan, informasi LLP mengenaipenerbangan VFR

    250 kt IAS di

    bawah 3050 m(10.000 kaki)MSL

    Wajib : dua arah Ya, harus

    VFR

    Nil Informasi LLP, j ika memungkin-kan

    250 kt IAS dibawah 3050 m(10.000 kaki)MSL

    Tidak wajib Tidak

    F

    IFR

    IFR terhadapIFR jikamemungkinkan

    Pelayanan informasipenerbangan dan saran LLP

    250 kt IAS dibawah 3050 m(10.000 kaki)MSL

    Wajib : dua arah Tidak

    VFR

    Nil Pelayanan informasipenerbangan

    250 kt IAS dibawah 3050 m(10.000 kaki)MSL

    Tidak wajib Tidak

    G

    IFR

    Nil Pelayanan informasi

    penerbangan

    250 kt IAS dibawah 3050 m

    (10.000 kaki)MSL

    Wajib : dua arah Tidak

    VFR

    Nil Pelayanan informasipenerbangan

    250 kt IAS dibawah 3050 m(10.000 kaki)MSL

    Tidak wajib Tidak

    Apabila ketinggian transition altitude lebih rendah dari 3050 m (10.000 kaki) di atas permukaan laut rata-rata, hendaknyaFL 100 digunakan sebagai pengganti 10.000 kaki.

    Sumber : Annex 11 ICAO Air Traffic Services, Edisi Ke-13, Juli 2009

    c. Struktur ruang udara

    Ruang udara secara umum terdiri dari dua jenis yaitu ruang udara yang

    dikendalikan dan ruang udara yang tidak dikendalikan. Ruang udara yangdikendalikan adalah ruang udara di mana pesawat terbang yang beroperasi di

    dalamnya dikendalikan oleh unit PLLU (tanggung jawab keselamatan lalu lintas

    penerbangan berada di tangan Petugas Pemandu LLP atau Air Traffic

    Controler/ATC) sedangkan ruang udara yang tidak dikendalikan adalah ruang

    udara di mana pesawat terbang yang beroperasi di dalamnya tidak dikendalikan

    melainkan hanya dimonitor oleh unit PLLP dan diberi pelayanan informasi

    penerbangan (tanggung jawab keselamatan lalu lintas penerbangan berada di

    tangan Pilot).

    1) Ruang udara tidak dikendalikan

    Ruang udara yang tidak dikendalikan disebut Flight Information Region

    (FIR). Di Indonesia FIR dibagi menjadi tiga yaitu FIR bagian atas (di atas

    24.500 kaki) disebut UIR (upper flight information region), FIR bagian

    bawah (di bawah 24.500 kaki) disebut FIR dan Sector yang dibentuk di

    34

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    42/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    beberapa bandar udara yang ketinggiannya bervariasi mulai dari

    permukaan bumi sampai 24.500 kaki. Secara lateral, di Indonesia terdapat

    dua FIR/UIR yaitu Jakarta dan Makssar (lihat gambar 35 di bawah ini),

    sedangkan Sectorberjumlah 13 seperti Medan, Palembang, Jakarta dst.

    Gambar 35. FIR Jakarta dan FIR Makassar

    2) Ruang udara yang dikendalikan

    Ruang udara yang dikendalikan adalah ruang udara di mana pelayananpemanduan lalu lintas penerbangan diberikan. Ruang udara ini didirikan di

    dalam FIR dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan pelayanan yang

    diberikan.

    Ruang udara yang dikendalikan terdiri dari empat jenis yaitu (a) ruang

    udara bandar udara; (b) ruang udara zona pendekatan; (c) ruang udara

    jelajah dan (d) airwayyang secara visual dapat diilustrasikan pada gambar

    36 di halaman 36 dan profile ruang udara secara keseluruhan dapat dilihat

    pada gambar 37 di di halaman 36.

    2. Jalur penerbangan

    Penetapan jalur penerbangan didasarkan pada pertimbangan antara lain (a)

    pembatasan penggunaan ruang udara; (b) klasifikasi ruang udara; (c) fasilitas

    navigasi penerbangan; (d) efisiensi dan keselamatan pergerakan pesawat udara dan

    (e) kebutuhan pengguna pelayanan navigasi penerbangan.

    FIRJAKARTA FIR

    MAKASSAR

    35

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    43/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    Gambar 36. Struktur ruang udara yang dikendalikan (tiga dimensi)

    Gambar 37. Profile ruang udara secara keseluruhan

    a. Pemberian dan penamaan jalur lalu lintas penerbangan (ATSroute)

    Jalur penerbangan (JP) adalah jalur yang menghubungkan satu bandara

    dan bandara lainnya (antar alat bantu navigasi udara yang melayani bandar

    KETERANGAN :

    RUANG UDARA BANDAR UDARA TERKENDALI/ZONA PENDEKATAN (CONTROLLED AERODROME/CONTROLZONE)

    RUANG UDARA TERMINAL (TERMINAL CONTROL AREA)

    RUANG UDARA JELAJAH (CONTROL AREA)

    RUANG UDARA JELAJAH BAGIAN ATAS (UPPER CONTROL AREA)

    FLIGHT INFORMATION REGIONBAGIAN BAWAH

    FLIGHT INFORMATION REGIONBAGIAN ATAS

    SECTOR

    36

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    44/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    udara). Diusahakan jalur tersebut merupakan garis lurus yang menghubungkan

    kedua bandar udara kecuali ada pertimbangan lain (misalnya gunung berapi,

    letak alat bantu navigasi atau wilayah terlarang/berbahaya).

    Dikaitkan dengan efisiensi operasi penerbangan maka pada umumnya JPdibuat dengan sistem poros dan jari-jari (hub andspoke) artinya bandar udara

    kecil di suatu kawasan (spoke) bermuara ke satu bandar udara terbesar di

    kawasan tersebut (hub) danhubpada kawasan yang satu dihubungkan dengan

    hub di kawasan lainnya yang kemudian bemuara pada bandar udara utama di

    suatu negara (lihat gambar 38 di bawah ini)

    Gambar 38. Contoh jaringan jalur penerbangan (ATS route)

    JP seperti halnya jalan darat diberi nama. Kalau jalan darat biasanya

    menggunakan nama pahlawan, gunung, pulau, sungai, bunga, sayur, buah dll.,

    tidak demikian halnya dengan JP. JP terdiri atas 2 macam yaitu jalur domestik

    (dalam negeri) dan jalur internasional/regional. JP domestik bisa berdiri sendiri-

    sendiri atau berimpit dengan JP internasional.

    Nama JP terdiri dari 5-6 karakter (angka/huruf) yaitu nama penunjuk

    (designator) dasar + satu huruf awalan + satu huruf tambahan.

    1) Nama penunjuk dasar terdiri dari salah satu huruf A, B, G atau R untuk

    JP internasional dan H, J, V atau W untuk domestik diikuti angka 1 - 99;

    HUB : MEDAN, SUBAYA, BALIKPAPAN, MAKASSAR

    DAN BIAK. SEDANGKANYANG DIHUBUNGKANDENGAN GARIS/TITIK-TITIK ADALAH SPOKES

    37

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    45/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    2) Satu huruf awalan : - K jika JP tersebut khusus untuk helikopter;

    - U jika JP tersebut pada ketinggian di atas

    FL 245 sampai FL 460 (46 000 kaki)

    - S jika JP tersebut khusus untuk pesawatsupersonic

    3) Satu huruf tambahan (jika diperlukan) :

    a) Y/Z untuk RNP (required navigation performance);

    b) D jika di sepanjang JP diberikan petunjuk/advis kepada pesawat

    udara;

    c) F jika di sepanjang JP diberikan pelayanan informasi penerbangan

    kepada pesawat udara.

    Satu nama boleh digunakan untuk satu ruas (segmen) JP boleh juga untuk

    lebih dari 10 segmen.

    Contoh :

    o JP = 1 ruas/segmen : W-423 (Kinabalu Tawau);

    o JP = lebih dari satu segmen : W-12 (Medan Pekanbaru Palembang

    Jakarta)

    o JP = berimpit domestic/internasional) : W-12 (Jakarta - Medan) dan A-

    585 (Perth Jakarta Medan - New Delhi)

    Catatan : Apabila 2 JP berimpit maka cukup menggunakan salah satu

    nama, kecuali yang berimpit domestik/internasional, kedua nama berlaku.

    Di Indonesia JP domestik menggunakan huruf W + angka 11 68.

    Penomoran angka pertama dimulai dari Jakarta (bergerak ke timur) sedangkan

    angka kedua dimulai dari arah barat berputar searah jarum jam. Contoh ; W-11

    Jakarta Tanjung Karang; W-12 Jakarta Palembang, W-14 Jakrta

    Pontianak, W-15 Jakarta Palangkaraya dst.; W-3X berpusat di Surabaya, W-

    4X berpusat di Makassar, W-5X berpusat di Ambon dan W-6X berpusat di Biak.

    3. Jenis pelayanan navigasi penerbangan

    Jenis pelayanan navigasi penerbangan terdiri dari lima macam yaitu (a)

    pelayanan lalu lintas penerbangan (air traffic services); (b) pelayanan telekomunikasi

    38

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    46/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    penerbangan (aeronautical telecommunication services); (c) pelayanan informasi

    aeronautika (aeronautical information services); (d) pelayanan informasi meteorologi

    penerbangan (aeronautical meteorological services) dan (e) pelayanan informasi

    pencarian dan pertolongan (search and rescue).

    a. Pelayanan lalu lintas penerbangan (air traffic services)

    Jenis pelayanan yang diberikan kepada pesawat terbang dapat dilihat pada

    tabel 2 di bawah ini.

    Tabel 2

    Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan

    NO RUANG UDARAWILAYAH

    TANGGUNGJAWAB

    UNIT PELAYANAN KETERANGAN

    1 2 3 4 5 6

    1 Dikendalikan

    ATZ/CAD TWRPemanduan lalu lintas

    udara (aerodromecontrol service)

    - Radius 5 km 20 km- Permukaan 2 500/8 000 kaki

    CTR APP

    Pemanduan peman-duan lalu lintas pada

    zona pendekatan(approach control

    service)

    - Radius 10 km 54 km- Permukaan 2 500/10 000 kaki

    TMA

    ACC

    Pemanduan lalu lintas

    udara jelajah (areacontrol service)

    - Radius 10 km 150 km- 4000 kaki 15 000 kaki

    CTA - Radius 75 km 350 km

    - 10 000 kaki FL245/24 500 kaki

    UTA - Radius 75 km 350 km

    - FL245 FL460/46 000 kaki

    AWY - Penghubung antar CTA/UTA

    - 10 000 kaki F 460

    2 Tidak dikendalikan

    FIR FIC Informasi penerbang-an dan berjaga-jaga

    (flight information danalerting service)

    Di bawah FL 245

    UIR UIC Di atas FL 245

    Tujuan diberikannya pelayanan lalu lintas penerbangan adalah :

    mencegah terjadinya tabrakan antar pesawat terbang di udara; mencegah terjadinya tabrakan antar pesawat terbang atau pesawat terbang

    dengan halangan (obstacle)di daerah manuver(manouvering area);

    memperlancar dan menjaga keteraturan arus lalu lintas penerbangan;

    39

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    47/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    memberikan petunjuk dan informasi yang berguna untuk keselamatan dan

    efisiensi penerbangan; dan

    memberikan notifikasi kepada organisasi terkait untuk bantuan pencarian

    dan pertolongan (search and rescue).

    Tujuan nomor a., b. dan c. disebut pelayanan pemanduan lalu lintas

    penerbangan (air traffic control service), tujuan nomor d. disebut pelayanan

    informasi penerbangan (flight information service) dan tujuan e. adalah

    pelayanan berjaga-jaga (alerting service).

    Selanjutnya, pelayanan pemanduan lalu lintas penerbangan (air traffic

    control service) terdiri dari tiga jenis yaitu :

    1) Pelayanan pemanduan Lalu Lintas Bandar Udara (aerodrome control

    service)

    Pelayanan pemanduan lalu lintas bandar udara adalah pemanduan lalu

    lintas udara secara visual (kondisi cuaca bagus) melalui perintah/

    insruksi/informasi yang diberikan oleh Aerodrome Control Tower (TWR)

    kepada pesawat terbang yang beroperasi di dan di sekitar bandar udara

    dengan tujuan untuk menghindarkan tabrakan :

    a) antar pesawat terbang yang terbang lintas (overflying) di dalam

    wilayah/jurisdiksi APP, termasuk pesawat terbang yang berada disirkuit lalu lintas bandar udara;

    b) antar pesawat terbang yang beroperasi di daerah pergerakan

    (pelataran parkir pesawat terbang, jalur aksi dan landasan pacu);

    c) antara pesawat terbang yang mendarat (landing) dan tinggal

    landas (take-off);

    d) antara pesawat terbang dan kendaraan yang yang beroperasi di

    daerah pergerakan;

    e) antara pesawat terbang dan rintangan yang yang beroperasi didaerah pergerakan

    WilayahAerodrome Control Tower (TWR) meliputi seluruh permukaan

    Bandar udara dan sirkuit (jalur/lintasan terbang di sekitar bandar udara

    (lihat gambar 39 dan gambar 40 di halaman 41).

    40

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    48/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    Gambar 39. Wilayah jurisdiksiAerodrome Control Tower(TWR)

    Gambar 39. Contoh sirkuit Bandar udara Soekarno-Hatta (TWR)

    2) Pemanduan Lalu Lintas dalam Zona Pendekatan (approach control

    service)

    0725

    41

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    49/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    Pelayanan pengendalian lalu lintas penerbangan di ruang udara

    pendekatan adalah pengendalian lalu lintas penerbangan secara instrumen

    (baik dalam kondisi cuaca baik ataupun buruk) melalui

    perintah/insruksi/informasi yang diberikan oleh Approach Conrol Unit (APP)kepada pesawat terbang yang beroperasi pada satu atau lebih bandar

    udara dengan tujuan untuk menghindarkan tabrakan :

    a) antar pesawat terbang yang terbang lintas (overflying) di dalam

    wilayah/jurisdiksi APP;

    b) antara pesawat terbang yang mendarat dan tinggal landas;

    (lihat gambar 41 di bawah ini).

    Gambar 41. Tanggung jawab Approach Control Unit(APP) terhadappesawat terbang yang melakukan pendekatan (approach)

    Contoh dari pelayanan ini adalah Jakarta APP yang mengendalikan

    pesawat terbang yang mendarat dan tinggal landas di/dari Bandar-bandar

    Udara Soekarno-Hata, Halim Perdanakusumah, Budiarto Curug-Tangerang

    dan Atang Senjaya Semplak-Bogor

    IAF MAPt

    IAF

    MAPt

    42

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    50/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    3) Pelayanan pemanduan Lalu Lintas Penerbangan Jelajah (area control

    service).

    Pelayanan pengendalian lalu lintas penerbangan di ruang udara jelajah

    adalah pengendalian lalu lintas penerbangan secara instrumen (baik dalam

    kondisi cuaca baik ataupun buruk) melalui perintah/insruksi/informasi yang

    diberikan oleh Area Control Centre (ACC) kepada pesawat udara yang

    beroperasi di ruang udara jelajah dengan tujuan untuk menghindarkan

    tabrakan :

    a) antar pesawat terbang yang terbang lintas (overflying) di dalam

    wilayah/jurisdiksi ACC;

    b) antara pesawat terbang yang akan naik dari atau turun ke bandar-

    bandar udara yang berada di bawah baas lateralnya.

    (lihat gambar 42 di bawah ini).

    Gambar 42. Ruang udara jelajah Jakarta

    43

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    51/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    Untuk pelayanan pengendalian lalu lintas bandar udara yang dilakukan

    secara visual tidak diperlukan peralatan RADAR kecuali di bandar-bandar

    udara yang kondisi cuacanya selalu buruk atau bandar-bandar udara yang

    memiliki jalur taksi yang ruwet, sedangkan pelayanan pengendalian lalulintas penerbangan di ruang udara zona pendekatan dan pelayanan

    pengendalian lalu lintas penerbangan di ruang udara jelajah yang dilakukan

    secara instrumen, pada bandar-bandar udara yang cukup sibuk seperti

    Jakarta, Surabaya, Medan, Denpasar dan Makassar diperlukan RADAR

    sebagai alat bantu melihat posisi pesawat udara baik pada siang atau

    malam hari dalam kondisi cuaca baik ataupun buruk selama 24 jam terus

    menerus. Dengan peralatan radar, maka daya tampung ruang udara

    menjadi lebih banyak, keselamatan penerbangan lebih terjamin dan jalur

    penerbangan lebih efisien.

    b. Pelayanan telekomunikasi penerbangan (aeronautical telecommunication

    services)

    Telekomunikasi adalah pemancaran, pengiriman, atau penerimaan tanda,

    sinyal, tulisan, citra dan suara yang disalurkan melalui kawat, radio, optik atau

    gelombang elektromagnetik lainnya. Tujuan pelayanan telekomunikasi

    penerbangan adalah untuk menjamin tersedianya telekomunikasi dan alat Bantu

    navigasi yang diperlukan untuk keamanan, kelancaran dan efisiensi

    penerbangan internasional.Pelayanan telekomunikasi penerbangan terdiri atas tiga macam yaitu

    aeronautical mobile service (AMS), aeronautical fixed service (AFS) dan

    aeronautical radio navigation service (ARNS).

    1) Aeronautical Mobile Service (Pelayanan Telekomunikasi Bergerak)

    Aeronautical Mobile Service (AMS) adalah pelayanan telekomunikasi

    antara stasiun radio di bumi (static/stasioner) dan stasiun radio di pesawat

    terbang (bergerak). Tujuan AMS adalah untuk menyampaikan perintah,

    instruksi atau informasi lainnya baik dari stasiun di bumi ke pesawat terbang

    dan sebaliknya.

    Pesan-pesan yang disampaikan di dalam AMS dikelompokkan

    berdasarkan prioritasnya sebagai berikut :

    44

  • 7/23/2019 Navigasi Penerbangan Bmkg 2011

    52/74

    Navigasi Penerbangan

    Materi Pendidikan dan Pelatihan Teknis Meteorologi Penerbangan BMKG Aminarno BP STPI 23032011

    a) panggilan dan berita darurat (distress) : diawali dengan kata sandi

    MAYDAY 3 kali.

    1) Contoh : pesawat mengalami kebakaran mesin sebelah kiri

    MAYDAY MAYDAY MAYDAY, JAKARTA DIRECTOR (THIS IS)

    MNA 007 (bisa diulangi 3 kali) POSITION 25 MILES EAST OF

    CAPE KRAWANG LEFT ENGINE ON FIRE WE ARE RETURNING

    TO SOEKARNO-HATTA ESTIMATING DKI VOR 0639, REQUEST

    FURTHER INSTRUCTION.

    2) Contoh : Pesawat dibajak

    JAKARTA RADAR MAYDAY HI (THIS IS) GIA 080 POLONIA

    ESTIMATING 0655 NUMBER THREE CODE ONE AND TWO

    ACTI