Hukum Tentang Malpraktek

17
Hukum Tentang Malpraktek Kesehatan merupakan kebutuhan semua orang apalagi di era yang serba sibuk dan modern sekarang ini kesehatan benar-benar sangat dibutuhkan, baik kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani sangat diperlukan untuk melakukan semua kegiatan yang baik yang bersifat privat seperti mengurus anak dan keluarga, mapun yang bersifat public seperti melakukan pekerjaan di kantor atau di tempat ker ja. Di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 28C ayat (1) Amandemen Kedua, disana dijelaskan “…melalui pemenuhan dasarnya…”. Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar untuk melangsungkan kehidupan seseorang atau keluarga, karena dengan kesehatan maka seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Pada Pasal 28H ayat (3) Amandemen Kedua, di pasal tersebut  juga menerangkan “setiap orang berhak atas jaminan social”. “Jaminan Sosial” dapat diterjemahkan sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan hidup seseorang yang dalam hal ini adalah pemenuhan akan kesehatan yang dipergunakan untuk menjalankan kehidupan bermasyarakat. Di dalam melindungi kesehatan harus dilakukan bukan hanya oleh orang-perorang (person), tetapi  juga Negara dan masyarakat luas. Salah satunya yang dapat dilakukan untuk melindungi seseorang dalam memenuhi kebutuhannya salah satunya adalah di bidang kesehatan, maka diperlukan hokum sebagai  pelindungnya dan juga diperlukan suatu peraturan yang dibutuhkan untuk membatasi ruang gerak dari dokter sebagai orang yang ahli dalam bidang kesehatan untuk masyarakat mendapatkan kesehatan. Praktik kedokteran bukanlah suatu pekerjaan yang dapat dilakukan oleh siapa saja, melainkan hanya  boleh dilakukan oleh kelompok professional kedokteran tertentu. Sikap profesionalisme adalah sikap yang  bertanggung jawab, dalam arti sikap dan perilaku yang akuntabel kepada mas yarakat, baik masyarakat profesi maupun masyarakat luas (termasuk klien atau pasien). Professional kedokteran tertentu yang memiliki kompetensi yang memenuhi standar tertentu, diberi kewenangan oleh institusi yang berwenang di bidang itu dan bekerja sesuai dengan standar dan profesionalisme yang ditetapkan oleh organisasi profesinya maupun masyarakat luas (termasuk klien atau pasien). Beberapa cirri profesionalisme tersebut merupakan cirri profesi itu sendiri, seperti kompetensi dan kewenangan yang lalu “sesuai dengan tempat dan waktu”, sikap yang etis sesuai dengan etika profesinya, dan khusus untuk  profesi kesehatan ditambah dengan sikap altruis (rela berkorban). Uraian dari cirri -ciri tersebutlah yang kiranya harus dapat dihayati dan diamalkan agar profesionalisme tersebut dapat terwujud. Semua tindakan medis yang dilakukan oleh seorang dokter harus memiliki persetujuan dari diri seseorang yang mengalami kesakitan (pasien) atau keluarganya yang disebut Perjanj ian Terapeutik. Perjanjian Terapeutik adalah “perjanjian antara dokter dengan pasien, berupa hubungan hokum yang melahirkan hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak”¹. Walaupun sudah dibuat suatu perjanjian antara pasien dengan dokter tetap saja tindakan medis memiliki resiko yang berbeda-beda. Sama halnya dengan tindakan medic yang memiliki resiko. Pengertian Perjanjian Terapeutik  Perjanjian Terapeutik adalah penjanjian atara pasien dengan dokter, berupa suatu hubungan hokum yang melahirkan tindakan medic dengan seorang pasien yang menerima tindakan medic. Perjanjian Terapeutik sama halnya dengan perikatan pada umumnya, di dalam perjanjian terapeutik  juga terdapat para pihak yang mengikatkan dirinya di dala m s uatu perjanjian, yaitu dokter seba gai pihak yang memberikan pelayanan medic dan di pasien sebagai pihak yang menerima pela yanan tersebut. Mengacu pada peraturan perundangan di bidang kesehatan maka hubungan hokum yang terjadi dalam perjanjian terapautik adalah sebagai berikut : 1. Objek hokum perjanjian terapautik adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh dokter terhadap pasien yang  berhak untuk menerima tindakan medic; 2. Subyek hokum perjanjian terapautik adalah pasien, dokter dan sarana kesehatan; 3. Causa hokum perjanjian terapautik adalah upaya kesehatan yang dilakukan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat melalui pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan  penyakit, pemulihan kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.

Transcript of Hukum Tentang Malpraktek

Page 1: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 1/17

Page 2: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 2/17

Page 3: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 3/17

Page 4: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 4/17

Page 5: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 5/17

Page 6: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 6/17

Page 7: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 7/17

Page 8: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 8/17

Page 9: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 9/17

Page 10: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 10/17

Page 11: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 11/17

Page 12: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 12/17

Page 13: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 13/17

Page 14: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 14/17

Page 15: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 15/17

Page 16: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 16/17

Page 17: Hukum Tentang Malpraktek

8/10/2019 Hukum Tentang Malpraktek

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-tentang-malpraktek 17/17