Hukum Perburuhan

13
HUKUM PERBURUHAN Desta Dwinanda H

description

hukum perburuhan

Transcript of Hukum Perburuhan

Page 1: Hukum Perburuhan

HUKUM PERBURUHAN

Desta Dwinanda H

Page 2: Hukum Perburuhan

SEJARAH HUKUM PERBURUHAN

Pada awalnya hukum perburuhan termasuk dalam hukum perdata yang diatur dalam BAB VII A buku III KUHPERDATA tentang perjanjian kerja.

Setelah Indonesia merdeka, hukum perburuhan di Indonesia mengalami perubahan dan penyempurnaan yang akhirnya terbit UU No.1 tahun 1951 tentang berlakunya UU No.12 tahun 1948 tentang kerja, UU No.22 tahun 1957 tentang penyelesaian perselisihan perburuhan, UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok ketenagakerjaan

Terakhir sudah diganti dengan UU No. 13 Th. 2003 tentang Ketenagakerjaan

Page 3: Hukum Perburuhan

PENGERTIAN HUKUM PERBURUHAN

1. Menurut Molenaar : Bagian dari hukum yang berlaku pada pokok yang mengatur hubungan antara tenaga kerja dengan pengusaha, antara tenaga kerja dengan tenaga kerja dan antara tenaga kerja dengan pengusaha.

2. Menurut Levenbach : hukum yang berkenaan dengan hubungan kerja dimana, pekerjaan itu dilakukan dibawah pimpinan, dan dengan keadaan penghidupan yang langsung bersangkut paut dengan hubungan kerja itu.

3. Menurut Van Esveld : Hukum perburuhan tidak hanya meliputi hubungan kerja yang dilakukan dibawah pimpinan, tetapi termasuk pula pekerjaan yang dilakukan atas dasar tanggung jawab sendiri.

4. Menurut Imam Soepomo : Himpunan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang berkenaan dengan kejadian seseorang bekerja pada orang lain enggan menerima upah.

Page 4: Hukum Perburuhan

TUJUAN HUKUM KETENAGAKERJAAN

Dalam pasal 4 UU No. 13/2003 UU ketenagakerjaan disebutkan bahwa tujuan pengeturan ketenagakerjaanadalah untuk :

- Memberdayakan & mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi.

- Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah.

- Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan.

- Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluargaan.

Page 5: Hukum Perburuhan

LINGKUP HUKUM PERBURUHAN

Menurut JHA. Logemann, “Lingkup laku berlakunya suatu hukum adalah suatu keadaan / bidang dimana keadah hukum itu berlaku”.Menurut teori ini ada 4 lingkup Laku Hukum antara lain :

1. Lingkup Laku Pribadi (Personengebied)Lingkup laku pribadi mempunyai kaitan erat dengan siapa (pribadi kodrati) atau apa (peran pribadi hukum) yang oleh kaedah hukum dibatasi.

Siapa – siapa saja yang dibatasi oleh kaedah Hukum Perburuhan adalah :a. Buruh.b. Pengusaha.c. Pengusaha (Pemerintah)

Page 6: Hukum Perburuhan

2. Lingkup Laku Menurut Waktu (Tijdsgebied)Lingkup laku menurut waktu ini menunjukan waktu kapan suatu peristiwa tertentu diatur oleh kaedah hukum.

3. Lingkup Laku menurut Wilayah (Ruimtegebied)Lingkup laku menurut wilayah berkaitan dengan terjadinya suatu peristiwa hukum yang di beri batas – batas / dibatasi oleh kaedah hukum.

4. Lingkup Waktu Menurut Hal IkhwalLingkup Laku menurut Hal Ikwal di sini berkaitan dengan hal – hal apa saja yang menjadi objek pengaturan dari suatu kaedah.

LANJUTAN LINGKUP PERBURUHAN

Page 7: Hukum Perburuhan

PARADIGMA HUKUM PERBURUHANTopik permasalahan Hukum Perburuhan yaitu :

1. Permasalahan Hukum Perburuhan dilihat dari Ilmu Kaedah Hukum Perburuhan.2. Permasalahan Hukum Perburuhan dilihat dari Ilmu Pengertian Hukum Perburuhan.3. Permasalahan Hukum Perburuhan dilihat dari Filsafat Hukum Perburuhan.

Ditinjau dari Ilmu Kaedah Hukum Perburuhan, permasalahan Hukum Perburuhan mencakup Jenis Kaedah Hukum Perburuhan, dalam hal ini :a. Kaedah Otonom,b. Kaedah Heteronon.

Page 8: Hukum Perburuhan

Kaedah Otonom adalah ketentuan – ketentuan di bidang perburuhan yang di buat di luar para pihak yang terikat dalam suatu hubungan kerja. Pihak ketiga yang paling dominan di sini adalah Pemerintah. Oleh karena itu bentuk kaedah heteronom adalah semua peraturan perundang – undangan di bidang perburuhan yang ditetapkan oleh pemerintah. Penyimpangan mungkin terjadi dengan syarat bahwa penyimpangan tersebut mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan nilai ketentuan dalam kaedah heteronom itu sendiri. Nilai lebih tinggi atau tidak tergantung pada apakah ketentuan tersebut lebih menguntungkan kepada buruh atu tidak.

LANJUTAN 1

Page 9: Hukum Perburuhan

LANJUTAN 2Lebih lanjut, permasalahan Hukum Perburuhan dapat dilihat dari Ilmu Pengetahuan Hukum Perburuhan yang pada hakekatnya mencakup hal – hal tersebut di bawah ini :1. Masyarakat Hukum2. Hak dan Kewajiban Hukum3. Hubungan Hukum4. Peristiwa Hukum5. Obyek Hukum

Masyarakat Hukum yang diatur oleh Hukum Perburuhan merupakan masyarakat yang terdiri dari unsur – unsur sebagai berikut :1. Buruh2. Organisasi Perburuhan3. Pengusaha4. Pemerintah

Page 10: Hukum Perburuhan

1. Serangkaian peraturan,2. Peraturan mengenai suatu kejadian,3. Adanya orang yang bekerja pada orang lain,4. Adanya balas jasa yang berupa upah.

Unsur Hukum Perburuhan

Page 11: Hukum Perburuhan

LETAK DAN SUMBER HUKUM PERBURUHANSumber hukum perburuhan adalah sumber-sumber hukum dalam arti formil , sumber hukum dalam arti kata materiil, dengan sendirinya adalah Pancasila.

1. UNDANG-UNDANG Undang-undang yang dipergunakan sebagai pedoman dalam hukum tenaga kerja adalah UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, UU No. 02 tahun 2004 tentang pnelesaian perselisihan hubungan industrial, UU No. 21 tahun 2003 tentang pengawasan ketenagakerjaan dalam industri dan perdagangan.

2. PERATURAN PEMERINTAH - Peraturan pemerintah No. 76 tahun 2007 : tentang perubahan kelima atas peraturan pemerintah nomor 14 tahun 1993 tentang penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja.

Page 12: Hukum Perburuhan

LANJUTAN

3. KEBIASAAN Kebiasaan yang terjadi antara pekerja dan pemberi kerja yang dilakukan berulang-ulang dan diterima masyarakat (para pihak baik pekerja atau pemberi kerja). Contoh : perekretun pegawai tanpa pelatihan terstruktur.

4. PUTUSAN/Yurispudensi Semenjak diberlakukannya UU No. 02 tahun 2004 tentang penyelesaiian perselisihan hubungan industrial maka putusan pengadilan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap akan menjadi dasar hukum bagi hakim untuk memutus perkara serupa.

5. TRAKTAT/ Perjanjian Perjanjian yang merupakan sumber hukum tenaga kerja ialaha perjanjian kerja. Perjanjian kerja mempunyai sifat kekuatan hukum mengikat dan berlaku seperti undang-undang pada pihak yang membuatnya.

Page 13: Hukum Perburuhan

Soepomo imam. Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja. Jakarta: Djambatan. 1987

Undang undang No. 13 tentang ketenagakerjaan.

Budino, Abdul Rachmat. Hukum perburuhan di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1995

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Perburuhan

DAFTAR PUSTAKA