Hukum Pengangkutan

download Hukum Pengangkutan

of 94

description

Masalah Hukum Perniagaan Internasional dengan sub bab Hukum Pengangkutan

Transcript of Hukum Pengangkutan

  • Hukum PengangkutanIrna Nurhayati-Veri Antoni- Hartono Hadisoeprapto-Karina PutriBagian Hukum Dagang FH UGM*

  • DASAR HUKUM UTAMAUU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (UU Pelayaran)UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (UU Penerbangan)UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (UU Perkeretaapian)UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan).

    *

  • HUKUM PENGANGKUTAN LAUT

    1. Pengertian Kapal a. Pasal 309 (1) KUHD segala alat berlayar bagaimanapun disebutnya dan sifatnya.b. Pasal 1 Angka 36 UU No. 17/2008 Tentang Pelayaran:. Kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. setiap kapal dianggap memuat alat perlengkapan kapal yaitu, semua benda yang diperuntukkan tetap dipergunakan dengan kapal, tetapi bukan merupakan bagian dari kapal.

    *

  • Ruang Lingkup Berlakunya UU Pelayaran Undang-Undang ini berlaku untuk:semua kegiatan angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan pelayaran, serta perlindungan lingkungan maritim di perairan Indonesia;semua kapal asing yang berlayar di perairan Indonesia; dansemua kapal berbendera Indonesia yang berada di luar perairan Indonesia.(Pasal 4 UU Pelayaran).*

  • Jenis Angkutan Perairan Jenis angkutan di perairan terdiri atas:Angkutan laut; (dalam negeri, luar negeri, laut khusus; dan pelayaran-rakyat). Angkutan sungai dan danau; danAngkutan penyeberangan.

    (Pasal 6 UU Pelayaran)

    *

  • Usaha Jasa Angkutan PerairanUsaha jasa terkait dengan angkutan di perairan dapat berupa:Bongkar muat barang;Jasa pengurusan transportasi;Angkutan perairan pelabuhan;Penyewaan peralatan angkutan laut atau peralatan jasa terkait dengan angkutan laut;tally mandiri;depo peti kemas;pengelolaan kapal (ship management);perantara jual beli dan/atau sewa kapal (ship broker);keagenan Awak Kapal (ship manning agency);keagenan kapal; danperawatan dan perbaikan kapal (ship repairing and maintenance).*

  • Perizinan AngkutanUntuk melakukan kegiatan angkutan di perairan orang perseorangan warga negara Indonesia atau badan usaha wajib memiliki izin usaha (Pasal 27 UU Pelayaran)Untuk mendapatkan izin usaha angkutan laut badan usaha wajib memiliki kapal berbendera Indonesia dengan ukuran sekurang-kurangnya GT 175 (seratus tujuh puluh lima Gross Tonnage). (Pasal 29 Ayat 1 UU Pelayaran)Orang perseorangan warga negara Indonesia atau badan usaha dapat melakukan kerja sama dengan perusahaan angkutan laut asing atau badan hukum asing atau warga negara asing dalam bentuk usaha patungan (joint venture) dengan membentuk perusahaan angkutan laut yang memiliki kapal berbendera Indonesia sekurangkurangnya 1 (satu) unit kapal dengan ukuran GT 5000 (lima ribu Gross Tonnage) dan diawaki oleh awak berkewarganegaraan Indonesia. (Pasal 29 Ayat 2 UU Pelayaran)*

  • Status hukum kapalStatus hukum kapal dapat ditentukan setelah melalui proses:a. pengukuran kapal (Pasal 155 UU No.17 Th 2008 -surat ukur, tanda selar);b. pendaftaran kapal (Pasal 158-akta pendaftaran, tanda pendaftaran); danc. penetapan kebangsaan kapal (Pasal 163-surat tanda kebangsaan kapal Indonesia).*

  • 2.Pendaftaran Kapal :a. Dasar hukum : Ps. 314 KUHD:kapal-kapal Indonesia yang ukurannya paling sedikit 20 kubik isi kotor (dead weight) dapat didaftarkan di suatu daftar kapal sesuai dengan peraturan, dan dimiliki oleh WNI atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia dan berkedudukan di Indonesia ..b. Arti penting pendaftaran :1) Identitas kapal 2) Kebangsaan kapal (harus selalu dibawa saat berlayar) 3) Perobahan kedudukan hukum kapal dari benda bergerak menjadi benda tetap, hal ini berkaitan dengan: pembebanan sebagai benda jaminan, persyaratan peralihan kepemilikan, kelampauan waktu penuntutan. apa konsekuensinya ? c. Syarat pendaftaran : 1) surat ukur kapal 2) surat jual-beli atau surat lain yang membuktikan hak milik atas kapal 3) pada seorang pegawai pembalik nama kapal (syahbandar)*

  • d. Bukti Pendaftaran:- minut (asli) dimasukkan dalam Daftar Kapal Indonesia, dan berfungsi sebagai hak milik kapal;- tahun, nomer, tempat pendaftaran di-cap-kan pada tubuh kapal;e. Pencoretan Pendaftaran :e.1) Kapal musnah/disita, 2) Dlm wkt ttt tidak ada kabar ttg kapal, 3) Kapal dirucat/dibongkar, 4) Bukan lagi sebagai kapal berkebangsaan Indonesia.Kebangsaan Kapal :a. Arti Penting : sebagai identitas kapal dan hanya kapal-kapal yang berkebangsaan Indonesia boleh melayari seluruh perairan Indonesia (asas cabotage).b. Syarat : 1. Surat bukti pendaftaran, surat bukti kepemilikan 2. Mono nasionalitasc. Gugurnya Kebangsaan: 1. Sama dengan kondisi e di atas, 2. Menerima kebangsaan lain pada saat masih berstatus kapal Indo.*

  • Wujud surat bagi kapal/tanda kebangsaanSurat laut : bagi kapal laut yang bruto > 500 m3 atau 175 GT (Gross Tonase)Pas Kapal: - pas tahunan (kapal dengan bruto 20 - 500 m3); - pas kecil (bruto < 20m3)Surat laut sementara: untuk 1x jalan, misal: baru beli. Maks 1 th.

    *

  • Surat-surat kapalPasal 347 KUHDCertificate of registry/ surat tanda kebangsaanMeetbriefSeaworthy certificateMonsterolBill of health*

  • Keselamatan Pelayaran dan Larangan Pencemaran LautKeselamatan & keamanan PelayaranPengertian: suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yg menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan lingkungan maritim: kelaiklautan & kenavigasian ( atau segala daya upaya untuk mengurangi atau meniadakan risiko terhadap jiwa dan harta benda dalam mengarungi lautan).

    Landasan Hukum :a. Nasional :a. 1) Schepen Ordonantie 1935 ( Ordonansi Kapal)2) Schepen Verordening 1935 ( Peraturan Kapal) 3) Uitwatering Verordening 1935 4) Constructie Verordening Passagiers Schepen 1935 5) Petroleom Vervoer Ordonantie 1927 6) Pilgrims Ordonantie 1922 7) Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran*

  • Landasan Hukum :b. Internasional : SOLAS 1960/1974, Rat: Kepres RI no 203/1966; no.65/1980LOAD LINE CONVENTION 1966 Rat: Kepres RI 47/1976 SPECIAL TRADE AND PASSENGERS SHIP AGREEMENT 71/73 Rat. Kepres RI no 73/1972; no. 43/ 1976 INTERNATIONAL CONFERENCE ON REVISION OF THE INTERNATIONAL REGULATIONS FOR PREVENTING COLLISION AT SEA 1972 Rat: Kepres RI no 50/1979

    Kelaiklautan kapal:Pasal 343 KUHD:nakhoda diwajibkan mengikuti dengan teliti peraturan-peraturan yang lazim dan peraturan peraturan yang ada untuk menjamin kelaikan mengarungi laut dan keamanan kapal *

  • Pasal 1 angka 33 UU No.17 Th 2008: Kelaiklautan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan, kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang, status hukum kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal, dan manajemen keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu.*

  • Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan termasuk perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian.*

  • HIPOTIK ATAS KAPALKapal yang telah didaftarkan dalam Daftar Kapal Indonesia dapat dijadikan jaminan utang dengan pembebanan hipotek atas kapal.

    Pembebanan hipotek atas kapal dilakukan dengan pembuatan akta hipotek oleh Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama Kapal di tempat kapal didaftarkan dan dicatat dalam Daftar Induk Pendaftaran Kapal.

    Setiap akta hipotek diterbitkan 1 (satu) Grosse Akta Hipotek yang diberikan kepada penerima hipotek, yang mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap.*

  • S.T.P. 1971 : Srtfkt keselamatan kapal penumpang angkutan khusus.SPACE STP 1973: Srtfkt ruangan kapal penumpang khusus.CONVENTION ON CIVIL LIABILITY FOR OIL POLUTION DAMAGE 1969: Srtfkt Dana Jaminan Ganti Rugi.

    Sertifikat kesempurnaan (sebagai dasar pemberian Surat Ijin Berlayar) diberikan setelah diadakan pemeriksaan dan memenuhi syarat:1. Konstruksi Kapal geladak, lambung timbul, tanki-tanki.2. Nautis/Perlengkapan alat penolong, navigasi, alat pemadam kebakaran, peta-peta pelayaran.3. Teknis mesin induk/bantu, pompa-pompa, instalasi listrik, mesin, pendingin.4. Telephony/telegraphy pesawat penerima/pemancar radio, antena, dsb.5. Alat pencegahan pencemaran.*

  • Sertifikat keselamatanPasal 126 UU No. 17 Th 2008 : Sertifikat keselamatan terdiri atas:a. sertifikat keselamatan kapal penumpang;b. sertifikat keselamatan kapal barang; danc. sertifikat kelaikan dan pengawakan kapal penangkap ikan.Keselamatan kapal ditentukan melalui pemeriksaan dan pengujian.*

  • Sertifikat keselamatanPenjelasan Pasal 126 UU No. 17 Th 2008--Jenis-jenis sertifikat keselamatan kapal barang sesuai dengan SOLAS 1974 antara lain:1. Sertifikat Keselamatan Kapal Barang;2. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang;3. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang;4. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang; dan5. Sertifikat Pembebasan (sertifikat yang memperbolehkanbebas dari beberapa persyaratan yang harus dipenuhi).*

  • Pembinaan & pengawasanPasal 5 UU Pelayaran: (1) Pelayaran dikuasai oleh negara dan pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah.(2) Pembinaan pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. pengaturan;b. pengendalian; danc. pengawasan.*

  • PENGAWASAN :

    PERSYARATAN PEMBANGUNAN KAPAL PENILIKAN KAPALUSIA PENGGUNAAN KAPAL s.d. 25 tahunPEMELIHARAAN KAPAL: REGULER, SEWAKTU-WAKTU

    PEMERINTAH :DEPARTEMEN PERHUBUNGANDIRJEN PERHUBUNGAN LAUTSYAHBANDARP.T. KLASIFIKASI INDONESIA*

  • Pengangkutan: proses pemindahan penunpang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dgn mengunakan berbagai jenis alat pengangkut mekanik yang diakui dan diatur undang-undang sesuai bidang angkutan dan kemajuan teknologi;Unsur-unsur pengangkutan:Ada sesuatu yang diangkut;Tersedianya kendaraan sebagai alat angkutannya;Ada tempat yang dapat dilalui alat angkut.

    *

  • Pengangkutan sebagai usaha memiliki ciri-ciri:Berdasarkan suatu perjanjian;Kegiatan ekonomi di bidang jasa;Berbentuk perusahaan;Mengunakan alat angkut mekanik;

    *

  • Peran penting transportasi terkait dengan aspek ekonomiBerperan dalam ketersedian barang (availability of goods);Stabilisasi dan penyamaan harga;Penurunan harga (price reduction);Meningkatkan nilai tanah (land value);Terjadinya spealisasi antar wilayah (territorial division of labour);lapangan pekerjaanBerkembangnya usaha skala besar (large scale production);Terjadinya urbanisasi dan konsentrasi produk*

  • Perusahaan pelayaranWilayah operasi:pelayaran lokal (1 propinsi, 1 pulau)pelayaran pantai/nusantara/interinsuler/antar pulaupelayaran rakyat (menggunakan kapal kecil, tidak ada batasan ukuran minimal & seperti pelayaran nusantara).Pelayaran samudera (Ocean going) jauh > 5000 mil; dekat 2000 5000 milSifatnyaVastelijn (jurusan tetap) bila trayek menyimpang, bisa dituntutTramp mengejar target, boleh menyimpang, biasanya tarif lebih murah, sehingga sering terjadi persaingan usaha.

    *

  • RLS (Regular Liner Service)

    Untuk mengurangi persaingan usaha dalam usaha liner, diadakan conference (persekutuan diantara para perusahaan liner):Freight Conference : mengatur masalah tarif angkutan samudera, pembagian alokasi muatan diantara para anggota conference, persyaratan perjanjian pengangkutanRate Agreement : hanya bekerja sama dalam hal-hal penetapan tarif angkutan, syarat-syarat perjanjian pengangkutan.

    *

  • Keuntungan dari conference bagi masyarakat:

    Tarif uang tambang (ongkos angkutan) yang seragam dalam jangka waktu yang panjang, sehingga memudahkan pengguna jasa membuat kalkulasi perniagaannya.Dengan adanya jadwal yang teratur memungkinkan para pengusaha dan pedagang untuk mengatur perkapalan dan persediaannya.sisi negatif?

    *

  • Prinsip-Prinsip TanggungJawab dalam Hukum Pengangkutan Prinsip Fault liability, liability based on fault (Berdasarkan adanya unsur kesalahan)seorang pengangkut dianggap selalu bertanggungjawab untuk kerugian-kerugian yang ditimbulkan pada pengankutan yang diselenggarakan;Pasal 1365 KUH PerdataPasal 143 UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan*

  • Prinsip presumption of liabilityTergugat (pengangkut) dianggap bertanggungjawab atas segala kerugian yang timbul, akan tetapi tergugat dapat membebaskan tanggungjawab, apabila ia dapat membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah:Pasal 468 Ayat 2 KUHD tentang Pengangkutan LautPasal 192 Ayat (1) dan 193 Ayat (1) UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan*

  • Prinsip TanggungJawab Mutlak (strict liability atau absolute liability)Tergugat (pengangkut) selalu bertanggungjawab tanpa melihat ada atau tidaknya kesalahan atau tidak melihat siapa yang bersalahPasal 141 Ayat (1) UU Penerbangan*

  • Prinsip Presumption of non LiabilityTergugat (pengangkut) dianggap tidak memiliki tanggungjawabdalam arti terdapat pengecualian-pengecualian dalam mempertanggungjawabkan suatu kejadian atas benda dalam angkutanPasal 43 Ayat (1) huruf b UU Penerbangan*

  • Prinsip Limitation of LiabilityTanggungjawab tergugat (pengangkut) terbatas sama limit atau batasan tertentu;*

  • TUGAS, WEWENANG, TANGGUNG JAWAB :PENGUSAHA:Pasal 321 KUHD :Pengusaha kapal bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatan hukum, yang oleh orang-orang pekerja dari kapal dilakukan dalam lingkungan pekerjaan masing-masing.Pengusaha kapal bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh perbuatan melawan hukum dari orang-orang pekerja tersebut atau dari orang-orang yang di dalam kapal itu melakukan pekerjaan untuk keperluan kapal atau muatannya, dengan syarat, bahwa perbuatan melanggar hukum itu dilakukan dalam lingkungan pekerjaan masing-masing.

    Pasal 41 UU 17 Th 2008:Perusahaan pengangkutan di perairan (dianggap)bertanggung jawab atas akibat yang ditimbulkan oleh pengoperasian kapalnya berupa :a. kematian atau lukanya penumpang yang diangkut,b. musnah, hilang atau rusaknya barang yang diangkut,c. keterlambatan angkutan penumpang, dan atau barang yang diangkut,d. kerugian pihak ketiga.

    *

  • Pengawakan KapalPasal 135 UU No. 17 Th 2008Awak Kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam buku sijil.NahkodaABK*

  • Tugas, wewenang, tanggung jawab nahkodaNakhoda kapal adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pemimpin kapal adalah salah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan di atas kapal dan bertanggung jawab atas keselamatan, keamanan dan ketertiban kapal, dan barang muatan yang menjadi kewajibannya. Fungsi Nakhoda:sebagai pemimpin kapal:a. wni dengan lulus pendidikan formal,b. wajib di atas kapal selama berlayarc. wajib memperhatikan memelihara,memastikan kondisi kapal laik laut untuk berlayar,d. menolak melayarkan,bila kapal tidak laik laut,e. hak menyimpang dari route yang telah ditetapkan,f. wajib menyelenggarakan buku harian Kapal,g. mengenakan tindakan disipliner pada anak buah kapal

    *

  • TUGAS, WEWENANG, TANGGUNG JAWAB :

    Sebagai wakil Pengusaha:a. menerima / menyerahkan barang untuk diangkut, menerima/menagih upah pengangkutan barang,b. mewakili pengusaha di depan/di luar pengadilan,c. meminjam uang, menjaminkan, menjual kapal, dalam keadaan mendesak,d. mengambil tindakan yang perlu dalam hal terjadi keadaan yang luar biasa,

    Sebagai Pejabat Penolong:a. selaku Pejabat Pembuat Catatan Sipil,b. selaku Notaris,

    Sebagai Penegak Hukum:meyidik, menyelidiki, memeriksa, menjatuhkan pidana pada siapapun yang melakukan tindak pidana di kapal.mengambil tindakan terhadap setiap orang yang secara tidak sah berada di atas kapal.

    *

  • Pembatasan kewenangan bagi Nakhoda:

    Dilarang menerima barang untuk diangkut atas namanya sendiri,Dilarang menyimpan, meminum minuman keras hingga mabuk,Dilarang membawa barang2 ilegal utk kepentingan sendiri,Dalam hal-hal tertentu wajib memperoleh persetujuan dari pengusaha kapal,Tidak boleh mempekerjakan seseorang tanpa di masukkan kedalam sijil (daftar ABK),Dalam keadaan bahaya ia adalah orang terakhir yang meninggalkan kapal.

    *

  • ANAK BUAH KAPAL:ANAK BUAH KAPAL adalah Awak Kapal selain Nakhoda.Kewajiban :1. Dalam menjalankan dinas di atas kapal, wajib menurut perintahperintah nakhoda secara cermat,2. Dilarang meninggalkan kapal tanpa ijin nakhoda,3. Kembali ke kapal pada waktunya,4. Berperilaku tertib,5. Berperilaku sopan dan layak pada siapapun termasuk penumpang,6. Tidak boleh membawa minuman keras atau senjata, tanpa ijin nakhoda.Hukuman:1. Penundaan pembayaran gaji atau2. Penahanan3. Pemecatan (PHK)*

  • PERJANJIAN PENGANGKUTAN LAUT *

  • PENGANTARAKHIR ABAD 19

    *Cargo OwnersCargo InsurersBanksImbalancy of interestcarriersThe Harter Act 1893, USAThe Water Carriage of Goods Act 1910, Canada.The International Law Association 1921The Hague Rules 1924VISBY RULES1967/68The BRUSSELS PROTOCOL 1978UNCITRAL 1978: The U.N Convention on Carriage of Goods by Sea / the Hamburg Rules

  • Jenis angkutanAngkutan perairan:a. angkutan lautb. angkutan sungai dan danauc. angkutan penyeberanganAngkutan Laut: angkutan laut dalam negeri, luar negeri, khusus, pelayaran rakyat*

  • Pengertian :1. KUHD 2. The Hague Rules 1924:berguna untuk menyeragamkan isi B/L (bill of lading) dan air way bill3. The Hamburg Rules art. 1(6):contract of carriage by sea means any contract whereby the carrier undertakes against payment of freight to carry goods by sea from one part to another, however, a contract which involves carriage by sea and also carriage by some other means is deemed to be a contract of carriage by sea.. ..in so far relates to the carriage by sea.

    PIHAK-PIHAK PENGANGKUT [CARRIER]PENGIRIM BARANG [PENGIRIM BARANG]PENERIMA BARANG [CONSIGNEE]

    *

  • PENGANGKUT [CARRIER]- Pengertian : Pasal 466 KUHD :.adalah orang, yang baik karena penggunaan penyediaan kapal menurut waktu atau penggunaan penyediaan kapal menurut perjalanan, maupun karena perjanjian lainnya, mengikat diri untuk melaksanakan pengangkutan seluruhnya atau sebagian menyeberang laut.

    The Hague Rules 1924, art.1Carrier includes the owner or the charterer who enters a contract of carriage with a shipper.

    The Hamburg Rules 1978, art.11. Carrier means any person by whom or in whose name a contract of carriage of goods by sea has been concluded with a shipper.2. Actual Carrier means any person to whom the performance of the carriage of the goods, or of part of the carriage has been entrusted by the carrier, and includes any other person to whom such performance has been entrusted.

    *

  • KEWAJIBAN UTAMA PENGANGKUT

    *Menjaga keselamatan & keamanan penumpang/barang yang diangkut sejak saat penerimaannya sampai saat penyerahannya.Menjaga muatan kapal sesuai yg tertera dalam dokumen (bill of lading)Mengasuransikan tanggung jawabnya Memberikan fasilitas khusus & kemudahan bagi penumpang tertentu

    Tidak terlaksanaTimbul Pertanggungjawaban Pengangkut

  • *

  • *PERTANGGUNGJAWABAN PENGANGKUTBertanggung jawab atas kerugian: Tidak diserahkannya barang,Barang diserahkan dalam keadaan rusak, tidak lengkap,KelambatanKarena kesalahan buruhpengusahaKarena alat angkutan yang dipakaiTidak bertanggung jawab bila dapat membuktikan bahwa kerugian sebagai: Akibat peristiwa yang selayaknya tidak dapat dihindarkan/dicegah oleh pengangkut (force majeure), Akibat dari sifat keadaan atau cacad barang Akibat kesalahan pengirim

    PEMBATASAN BESARNYA TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT Dalam keadaan normal, sampai jumlah tertentu Pemberitaan nilai secara benar, sesuai dengan kerugian, Pemberitaan yang sengaja tidak benar, tidak bertanggung jawab

  • Kebebasan memperjanjikan Bebas Tanggung Jawab Pengangkut dapat memperjanjikan tdk bertanggung jawab terhadap kerugian bila kerugian tsb adalah:- Tanggung jawab kapal/pengangkut /pegawai pihak lain.- Kesalahan Pengirim barang/sifat barang /penumpang- Perbuatan/kesalahan master/pilot/manajemen kapal- Kebakaran

    *

  • Batas Kebebasan memperjanjikan Bebas Tanggung JawabPasal 470 KUHD :kerugian sebagai akibat :* kurangnya pemeliharaan alat pengangkutan, perlengkapan,* tidak tepatnya pemakaian alat pengangkutan,* cacad alat pengangkutannya atau penyusunannya,* keliru/kurangnya penjagaan atas barang-barang yang diangkut,* kesalahan atau kelalaian buruh pengusaha,

    Klausula klausula semacam itu tidak berlaku bila penumpang atau pemilik barang dapat membuktikan:itikad buruk, kesalahan ada pada pihak pengangkut,kewajiban utama pengangkut telah tidak dilaksanakan dengan sempurna.*

  • UPAH PENGANGKUTANYANG WAJIB MEMBAYAR:pengirim/penerima barangBerhubungan dengan upah angkutan , pengangkut:Tidak boleh menahan barang agar upah dibayar;Dapat minta jaminan kepada penerima bahwa upah akan dibayar, sebelum barang diserahkan;Pengangkut dalam hal tertentu wajib menyimpan barang di tempat penyimpanan atas biaya yang berhak;Bila barang lekas busuk dalam penyimpanan pengadilan dapat menguasakan pengangkut/penyimpan untuk menjual barang sebagai pelunasan apa yang terhutang oleh pemilik barang.

    *

  • D O K U M E N

    DOKUMEN MUATAN: KONOSEMEN/BILL OF LADING & MANIFEST

    2. KARCIS/TIKET PENUMPANG 3. (DELIVERY ORDER)*

  • TUBRUKAN KAPALpengertian: 534 (2)Yang diartikan dengan tubrukan adalah pelanggaran atau penyentuhan kapal-kapal satu sama lainKemungkinan:a. Kapal vs kapalb. Kapal: penumpang: barang-karena kapal lain salah cara jalannya atau melanggar suatu peraturan yang berlaku, tanpa ada tubrukan antara dua kapal.c. Kapal vs barang lain bukan kapal. 544, 544a

    *

  • TUBRUKAN KAPALSEBAB:

    Keadaan tidak dapat dikira-kirakan;Keadaan memaksa;Keragu-raguan tentang sebab-sebab tubrukan;

    *Tanggungan si penderita (535)Kesalahan dari salah satu kapal yang bertabrakan perintah kapten yang keliru-pelaksanaan yang keliru dari perintah itu oleh anak buah kapal. Cacat karena pembikinan; pengawasan;pemeliharaan

    Tanggungan pengusaha kapal yang menabrak

  • TUBRUKAN KAPALSEBAB:

    5. Kesalahan kapal-kapal yang saling bertubrukan

    *Masing-masing pengusaha sesuai dengan berat ringannya kesalahan kesalahan kapal masing-masing

  • BEBAN PEMBUKTIANPRINSIP:

    Larangan menentukan dugaan-dugaan hukum tentang kesalahan dalam hal tubrukan antara 2 kapal*

  • KUHD :1. 540: kapal bertubrukan berlayar ke pelabuhan terdekat/aman tenggelam.Dugaan hukum: tenggelamnya kapal disebabkan karena tubrukan kapal. 2. 544a: kapal menabrak suatu barang tetap. Dugaan hukum: kesalahan ada pada kapal, kecuali dapat dibuktikan bahwa tubrukan itu bukan kesalahan kapal.*

  • AVARY1. PENGERTIAN:Semua biaya-biaya luar biasa yang dipergunakan untuk kapal dan barang-barangnya, yang diperbuat bersama-sama atau tersendiri, semua kerugian yang menimpa kapal dan barang-barangnya selama kapal dalam pelayaran.2. PERSOALAN:Menjadi tanggung jawab siapa?3. ASAS: a. kerugian yang diderita bersama yang diperbuat untuk menyelamatkan kepentingan bersama adalah adil bila menjadi tanggungan bersama (termasuk yang tidak menderita kerugian, selamat).b. kerugian yang dibuat sendiri untuk kepentingan sendiri, menjadi tanggungan sendiri *

  • AVARY4. PERATURAN:a. KUHDb. The York Antwerp Rules 1974 (24.50)Sifatnya: HUKUM PELENGKAP(sejauh para pihak tidak menentukan sendiri)5. AVARY UMUM/GROSSE/GENERAL AVARAGEpada umumnya semua kerugian yang diderita yang karena terpaksa, sengaja ditimbulkan dan diderita sebagai akibat langsung dari pada itu, dan biaya-biaya yang dalam keadaan yang sama dibuat untuk keselamatan dan kesejahteraan umum dari kapal dan muatan. (669 sub 23)*

  • AVARY6. UNSUR-UNSUR AVARY UMUM:Adanya kerugian yang diderita atau biaya-biaya yang dikeluarkan;Keadaan yang mengancam seketika;Ada kesengajaan dalam melakukan perbuatan itu;Kesengajaan itu bertujuan menyelamatkan kapal bersama manusia dari bahaya yang mengancam seketika;Perbuatan penyelamatan itu BERHASIL.

    *

  • AVARY7. MACAM-MACAM KERUGIAN YANG DIGOLONGKAN KE DALAM AVARY:Yang diberikan kepada: musuh/bajak laut/kekuasaan lain;Yang dilemparkan ke laut;Biaya masuk ke pelabuhan darurat;Biaya penuntutan kembali (reclame);Biaya-biaya pembongkaran dan pemuatan kembali;Kerugian karena kapal kandas dengan sengaja;Pengeluaran selama perjalanan kapal dihambat kekuasaan asing;Biaya awary grosse.

    *

  • Titik hubung antara avary-pertanggungan:

    720 637 KUHD*

  • Angkutan MultimodaPasal 50 UU 17 Th 2008Adl angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak yang menggunakan dokumen angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya barang oleh operator angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang tersebut.berdasarkan perjanjian antara penyedia jasa angkutan perairan dan badan usaha angkutan multimoda dan penyedia jasa moda lainnya.*

  • PertanggungjawabanBadan usaha: bertanggung jawab terhadap barang yg diangkut sejak diterima s.d penyerahan kepada penerima barangPenyedia jasa: wajib menerbitkan dokumen, tanggung jawab terhadap kehilangan/kerusakan/keterlambatanPertanggungjawaban terbatasWajib mengasuransikan tanggung jawabnya*

  • HUKUM PENGANGKUTAN DARAT

    *Sumber Hukum :Undang Undang no. 13 th 1992 tentang Perkeretaapian2.Undang-Undang No. 14 th 1992 tentang LLAJ

    Angkutanpemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan (Pasal 1 UU No.13 th 1992)Pengangkut atau Badan PenyelenggaraBUMN yg melaksanakan penyelenggaraan angkutan kereta api (Pasal 1 butir 10 UU No. 13 th 1992). Pengangkut: perusahaan yg menyediakan jasa angkutan orang dan/atau barang dengan kendaraan umum di jalan (Pasal 1 butir 8 UU No. 14 th 1992)Perjanjian pengangkutanpersetujuan dengan mana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau penumpang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, dan pengirim atau penumpang mengikatkan diri untuk membayar harga angkutanPengangkutan darat menganut prinsip pertanggungjawaban berdasarkan praduga. contoh : pengangkutan laut dan darat (Presumption of Liability)Dalam pengangkutan charter, pengangkut hanya menyediakan alat pengangkutannya kepada pihak tertentu untuk menyelenggarakan pengangkutan menurut perjalanan atau waktu

  • ANGKUTAN BARANG DAN ORANGAngkutan orang dan/atau barang dapat menggunakan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor.Angkutan orang yang menggunakan Kendaraan Bermotor berupa Sepeda Motor, Mobil penumpang, atau bus.Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor wajib menggunakan mobil barang.*

  • STANDAR PELAYANAN ANGKUTAN ORANGPerusahaan Angkutan Umum wajib memenuhi standar pelayanan minimal yang meliputi:keamanan;keselamatan;kenyamanan;keterjangkauan;kesetaraan; danketeraturan.(Pasal 141 UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan)*

  • HUKUM PENGANGKUTAN UDARASumber Hukum :Undang Undang no. 1 th 2009Ordonansi Pengangkutan Udara Stb 1939 no 100Konvensi Warsawa 1929Konvensi Roma tahun 1933 dan 1952Konvensi Chicago 1944Protokol Hague 1955Konvensi Guadalajara 1961Montreal Agreement 1966Protokol Guatemala 1971Perjanjian pengangkutan udara antara pengangkut dan penumpang /pengirim barang.*

  • Pengertian :pesawat udara adalah setiap alat yang dapat terbang di atmosfer karena daya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yg digunakan utk penerbanganpesawat udara Indonesia adalah pesawat udara yg mempunyai tanda pendaftaran dan tanda kebangsaan Indonesiapesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap tetap,dan dapat terbang dengan tenaga sendiri.angkutan udara adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat udara untuk mengangkut penumpang, kargo dan/ pos untuk satu perjalanan atau lebih dari satu bandar udara ke bandar udara yang lain atau beberapa bandar udara.angkutan udara niaga adalah angkutan udara untuk umum dengan memungut pembayaran.*

  • RUANG LINGKUP UU PENERBANGANUndang-Undang ini berlaku untuk:semua kegiatan penggunaan wilayah udara, navigasi penerbangan, pesawat udara, bandar udara, pangkalan udara, angkutan udara, keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lain yang terkait, termasuk kelestarian lingkungan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;semua pesawat udara asing yang melakukan kegiatan dari dan/atau ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; dansemua pesawat udara Indonesia yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.*

  • Pengertian :dokumen angkutan, tiket penumpang, tiket bagasi pada pengangkutan bagasi tercatat dan surat muatan udara (airway bill). pengangkut/carrier, adalah badan usaha angkutan udara niaga, pemegang izin kegiatan angkutan udara bukan niaga yg melakukan kegiatan angkutan uara niaga berdasarkan ketentuan UU ini, dan/atau badan usaha selain badan usaha angkutan udara niaga yg membuat kontrak perjanjian angkutan udara niaga. operator, orang yang mempergunakan pesawat terbang pada saat kerugian timbul, dengan ketentuan bahwa apabila pengawasan pengemudi pesawat udara tsb tetap pada orang yang memberikan hak untuk mempergunakan pesawat udara tersebut, baik langsung maupun tidak, maka orang inilah yang disebut operator. contracting carrier, pihak yang menutup perjanjian pengangkutanactual carrier, pihak yang senyatanya melaksanakan perjanjian pengangkutan yang ditutup oleh the contracting carrier.

    *

  • Pendaftaran dan Kebangsaan PesawatTanda pendaftaran(sertifikat pendaftaran)Setiap pesawat udara yang dioperasikan di Indonesia wajib mempunyai tanda pendaftaran (Pasal 24 UU Penerbangan). Tanda kebangsaan

    *

  • Persyaratan pengoperasianRancang bangun pesawat udaraPemeriksaan & pengujian standar kelaikudaraaninitial airworthiness---sertifikat tipe, sertifikat validasi tipe (impor)Badan usaha pemroduksi wajib memiliki sertifikat produksiSertifikat kelaikudaraan (standar, khusus)Sertifikat operator pesawat udara (air operator sertificate)niagaSertifikat pengoperasian pesawat udarabukan niagaMengasuransikanSertifikat organisasi perawatan pesawat udara*

  • Awak pesawat udaraKapten penerbang pesawat udaraPersonel pesawat udaraPersyaratan: lisensi, sertifikat kompetensi*

  • Perjanjian Pengangkutan Udara adalah perjanjian antara pengangkut dan pihak penumpang dan/atau pengirim kargo untuk mengangkut penumpang dan/atau kargo dengan pesawat udara, dengan imbalan bayaran atau dalam bentuk imbalan jasa yang lain.*

  • Angkutan udaraAngkutan udara niaga (dalam negeri, luar negeri)Angkutan udara bukan niagaSurat izin usaha angkutan udara*

  • Pihak-pihak dalam Perjanjian Pengangkutan Udara:a. Pengangkut/Operator/Actual Carrierb. Penumpangc. Pengirim BarangBukan pihak-pihak dalam perjanjian pengangkutan tetapi memiliki kepentingan terhadap pelaksanaan kewajiban pengangkut udara. a. Pihak ke tiga di daratb. Pemilik barang di darat.Bukti perjanjian pengangkutan: a. tiket penumpang b. dokumen muatan*

  • Dokumen angkutan udaraa. tiket penumpang pesawat udara;b. pas masuk pesawat udara (boarding pass);c. tanda pengenal bagasi (baggage identification/claim tag); dand. surat muatan udara (airway bill).*

  • Tanggung jawab pengangkutWajib angkutPelayanan yg layakBertanggung jawab atas kerugian penumpang yang meninggal dunia, cacat tetap, atau luka-luka yang diakibatkan kejadian angkutan udara di dalam pesawat dan/atau naik turun pesawat udara*

  • Tanggung jawab pada angkutan intermodaPasal 182(1) Pengangkut hanya bertanggung jawab terhadap kerugian yang terjadi dalam kegiatan angkutan udara dalam hal pengangkutan dilakukan melalui angkutan intermoda.(2) Dalam hal angkutan intermoda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), para pihak pengangkut menggunakan 1 (satu) dokumen angkutan, tanggung jawab dibebankan kepada pihak yang menerbitkan dokumen*

  • Pasal 187(1) Angkutan udara dapat merupakan bagian angkutan multimoda yang dilaksanakan oleh badan usaha angkutan multimoda.Pasal 189(1) Badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 188 bertanggung jawab (liability) terhadap barang kiriman sejak diterima sampai diserahkan kepada penerima barang.(2) Tanggung jawab angkutan multimoda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada barang serta keterlambatan penyerahan barang.*

  • Prinsip Prinsip Tanggung Jawab Pengangkut UdaraPengangkutan Orang dan Barang : 1. Presumption of Liability 2. Limitation of LiabilityPengangkutan Bagasi Tangan : 1. Presumption of non Liability 2. Limitation of LiabilityTerhadap Pihak ke-tiga di darat : 1. Absolute Liability 2. Limitation of Liability

    Terhadap Kelambatan : 1. Presumption of Liability 2. Limitation of Liability (dengan kemungkinan diperjanjikan lain). *

  • Sistem pertanggungjawaban pengangkut UdaraPeraturan dan konvensi Internasional yang memuat ketentuan tentang tanggung jawab:Ordonansi Pengangkutan Udara (Stb.1939/100 peng.DN)Konvensi Warsawa, 1929, perjanjian untuk meyeragamkan beberapa ketentuan tertentu pada peng. Udara internasional3. Konvensi Roma 1952, mengenai kerugian yang ditimbulkan oleh pesawat udara asing pada pihak ketiga di darat.Protokol The Hague 1955, amandemen Konvensi Warsawa.Konvensi Guadalajara 1961, melengkapi Konv.Warsawa yaitu perjanjian pengangkutan udara yang dilaksanakan oleh bukan pihak dalam perjanjian pengangkutan udaraMontreal Agreement 1966, antara IATA (International Air Transport Association) dengan CAB (Civil Aeronautics Board), AS.Protokol Guatemala 1971, amandemen amandemen prinsipiil dari Konv. Warsawa.

    *

  • Sistem pertanggungjawaban pengangkut UdaraORDONANSI PENGANGKUTAN UDARA DAN KONV. WARSAWA:

    Tanggung jawab untuk: Penumpang, bagasi tercatat,barang : Prinsip Presumption of Liabilitydan Prinsip Limitation of Liability Bagasi tangan: Prinsip Presumption of Non Liability dan Prinsip Limitation of Liability.Dalam keadaan normal berlaku prinsip anggapan bertanggung jawab.Dalam keadan luar biasa, pengangkut dibebaskan dari tanggung jawab sepanjang ia dapat membuktikan :(1) Ia dan pegawainya telah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghindarkan timbulnya kerugian, atau bahwa tidak mungkin baginya untuk mengambil tindakan-tindakan tersebut.

    *

  • Dalam hal pengangkutan barang dan bagasi, dapat membuktikan bahwa kerusakan timbul karena kesalahan dalam pengemudikan pesawat, dalam handling pesawat atau dalam navigasi, dan dalam semua hal lain, ia dan pegawai-pegawainya telah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghindarkan timbulnya kerugian.Kerugian yang timbul disebabkan atau turut disebabkan oleh kelalaian pihak yang dirugikan.

    Ketentuan LIMIT GANTI RUGI tidak berlaku :

    Kepada penumpang tidak diberikan tiket penumpang,Kepada penumpang tidak diberikan tiket bagasi atau tidak menyebutkan nomor tiket penumpang yang bersangkutan, jumlah dan berat bagasi, atau, pemberitahuan bahwa pengangkut tunduk pada ketentuan-ketentuan mengenai tanggung jawab yang tercantum dalam Perjanjian Warsawa atau Ordonansi Pengangkutan Udara.

    *

  • Kalau pengangkut tidak memberikan surat muatan udara,Kalau dapat dibuktikan kerugian karena wilful misconduct atau default dari pengangkut atau pegawai-pegawainya.

    Untuk bagasi tangan:Tanggung jawab dengan limit , ada kelalaian pada pengangkut.Tanggung jawab tanpa limit, ada kesengajaan atau kesalahan berat pada pengangkut atau pegawai-pegawainya.

    *

  • PROTOKOL THE HAGUE:Sistim pertanggung jawaban pengangkut sama dengan OPU dan Konv. Warsawa, kecuali amandemen-amandemen :

    Wilful misconduct: wilful misconduct/default in accordance with the law of the court seized of the case (Kon.Wars.), menjadi an act or commission of the carrier, his servants or agents, done with intent to cause recklessly and with knowledge that damage would probably result (Prot the Hague)Limit tanggung jawab untuk penumpang dinaikkan dari 125.000 gold franc mjd 250.000 gold francPembebasan tanggung jawab pengangkut udara untuk barang dan bagasi karena error in piloting, negligence in the handling of the aircraft or in navigation, dihapuskan.Tambahan ketentuan bahwa pada konversi gold franc ke mata uang yang bukan mata uang emas, dilakukan berdasarkan nilai emas pada tanggal pengadilan memutuskan perkara.

    *

  • KONVENSI ROMA 1952

    Menganut prinsip Absolute Liability bagi pengangkut:

    Art.1 (1) : setiap orang di darat yang menderita kerugian berhak atas ganti rugi, hanya dengan membuktikan bahwa kerugian tersebut disebabkan oleh pesawat udara yang sedang terbang atau oleh orang (pemakai pesawat) atau benda yang jatuh dari pesawat udara tersebut.

    Menganjurkan kepada peserta konvensi untuk mensyaratkan bahwa operator suatu pesawat udara yang terdaftar di negara peserta lainnya untuk menutup asuransi kerugian bagi pihak ketiga di darat dalam wilayah negaranya.

    KONVENSI GUADALAJARASistem pertanggung jawaban sama dengan OPU dan Konv. Warsawa, hanya menambahkan forum (pengadilan) di tempat di mana actual carrier berdomisili atau mempunyai tempat usahanya yang utama.*

  • MONTREAL AGREEMENTAgreement antara International Air Transport Association (IATA) dengan US Civil Aeronautics Board (US CAB). Penyimpangan prinsip pertanggung jawaban pengangkut pada Konv. Warsawa menjadi prinsip absolute/strict liability. Limit ganti rugi ditetapkan $75.000 (termasuk biaya perkara) dan $58.000 (bila tidak termasuk biaya perkara). Persetujuan ini hanya berlaku bagi penerbangan dari dan ke A S.

    PROTOKOL GUATEMALA

    Prinsip Absolute Liability dan Limitation of Liability untuk penumpang, dan bagasi.Prinsip Warsawa berlaku bagi cargoPrinsip Warsawa berlaku bagi penumpang, bagasi dan muatan dalam hal terjadi kelambatan. Limit dinaikkan menjadi 62.500 francs untuk penumpang dan 15.000 francs untuk bagasi per kg. *

  • PROTOKOL GUATEMALABeberapa ketentuan baru:a) definisi baru untuk bagasib) hak pengangkut untuk menuntut pihak yang sebenarnya menimbulkan kerugianc) negara peserta diberi kesempatan untuk mengadakan di negara masing-masing sistem-sistem untuk menambah jumlah ganti rugid) kata accident diganti evente) suatu ketentuan bahwa pengangkut tidak bertanggung jawab untuk penumpang yang sakitf) unbreakable limit dengan peninjauan kembali 5 tahun dan 10 tahun setelah berlakunya protokol.g) settlement inducement clauseh) penambahan forum ( domisili penumpang atau tempat tinggal yang tetap)*

  • Prinsip-Prinsip Tanggung Jawab Pengangkut Udara Indonesia

    Pengangkutan Orang/Penumpang:Dalam hal apa ada pertanggung jawaban:terjadi kerugian sebagai akibat luka-luka atau jejas-jesas pada tubuh, yang diderita oleh seorang penumpang, bila kecelakaan yang menimbulkan kerugian itu ada hubungannya dengan pengangkutan udara dan terjadi di atas pesawat terbang atau selama melakukan tindakan dalam hubungan dengan naik ke atau turun dari pesawat terbang.2. Terhadap siapa pengangkut bertanggung jawaba. Penumpang yang sah (menutup perjanjian pengangkutan atau perjanjian lain) bila tidak meninggal;b. ahli waris korban, bila ia meninggal dunia (suami/istri, anak, orang tua)3.Besarnya Ganti kerugianDitetapkan oleh Pemerintah dengan SK Men.Hub. Pembebasan dan pembatasan tanggung jawabPembebasan dan Pertanggung Jawaban tidak berlaku*

  • Pembebasan dan pembatasan tanggung jawaba. Pembebasan :ia dapat membuktikan bahwa ia tidak mungkin mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kerugian;prosedur penuntutan tidak dipenuhi oleh pihak yang berkepentingan;b. Pembatasan tanggung jawabia dapat membuktikan bahwa kerugian disebabkan oleh kesalahan penumpang Pembebasan dan Pertanggung Jawaban tidak berlaku:mengijinkan mengangkut penumpang tanpa tiket penumpang;adanya unsur kesalahan berat atau sengaja (wilful misconduct) dari pengangkut atau salah seorang dari mereka yang dipekerjakan oleh pengangkut berhubung dengan pengangkutan tersebut. *

  • Pengangkutan bagasi tangan, barang dan pada kelambatan.

    Bagasi tangan, anggapan tidak bertanggung jawab dan pembatasan tanggung jawab, kecuali disebabkan karena kesalahan pengangkut/pegawainyaBagasi, barang, berlaku anggapan bertanggung jawab dengan pembatasan tanggung jawab. Pembatasan tanggung jawab tidak dapat dikemukakan oleh pengangkut bila, ada kesalahan yang berat/sengaja pada pengangkut/pegawainya, tidak menyerahkan surat muatan, atau surat muatan tidak berisi keterangan-keterangan spt dlm pasal 10 a s/d i dan gKelambatan, prinsipnya adalah anggapan bertanggung jawab dan pembatasan tanggung jawab, dengan kebebasan bagi pengangkut untuk memperjanjikan secara lain.*

  • TERIMAKASIH*

    *********