Hukum pajak Pertemuan I & II

32

Transcript of Hukum pajak Pertemuan I & II

Page 1: Hukum pajak Pertemuan I & II
Page 2: Hukum pajak Pertemuan I & II

AGENDA :AGENDA :1.1. HUKUMHUKUM2.2. PAJAKPAJAK3.3. HUKUM PAJAKHUKUM PAJAK4.4. DASAR HUKUM PAJAKDASAR HUKUM PAJAK5.5. SEJARAH PAJAKSEJARAH PAJAK - Dunia- Dunia - Indonesia- Indonesia6. FUNGSI PAJAK6. FUNGSI PAJAK7. Kedudukan Hukum Pajak7. Kedudukan Hukum Pajak8. Referensi Buku8. Referensi Buku

Page 3: Hukum pajak Pertemuan I & II

P A J A K P A J A K

Page 4: Hukum pajak Pertemuan I & II

DEFINISI PAJAK :DEFINISI PAJAK : Mr. Dr. N.J Fieldmann Mr. Dr. N.J Fieldmann dalam bukunya dalam bukunya

yang berjudul yang berjudul De overheidsmiddelen van De overheidsmiddelen van IndonesiaIndonesia, Leiden (1949), , Leiden (1949), pajak adalah pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak & prestasi yang dipaksakan sepihak & terutang kepada penguasa ( menurut terutang kepada penguasa ( menurut norma – norma yang ditetapkannya norma – norma yang ditetapkannya secara umum ), tanpa adanya kontra – secara umum ), tanpa adanya kontra – prestasi, & semata – mata digunakan prestasi, & semata – mata digunakan untuk menutup pengeluaran – untuk menutup pengeluaran – pengeluaran umum.pengeluaran umum.

Page 5: Hukum pajak Pertemuan I & II

Prof. Dr. M.J.H Smeets Prof. Dr. M.J.H Smeets dalam bukunya dalam bukunya de Economische Betekenis der de Economische Betekenis der BelastingenBelastingen, 1951, , 1951, pajak adalah prestasi pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang kepada pemerintah yang terutang melalui norma – norma umum dan yang melalui norma – norma umum dan yang dapat dipaksakan tanpa adanya kontra – dapat dipaksakan tanpa adanya kontra – prestasi yang dapat ditunjukkan dalam prestasi yang dapat ditunjukkan dalam kasus yang bersifat individual yang kasus yang bersifat individual yang maksudnya adalah untuk membiayai maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.pengeluaran pemerintah.

Page 6: Hukum pajak Pertemuan I & II

Dr. Soeparman SoemahamidjajaDr. Soeparman Soemahamidjaja   dalam disertasinya yang berjudul “ Pajak dalam disertasinya yang berjudul “ Pajak

Berdasarkan Asas Gotong – Royong “, Berdasarkan Asas Gotong – Royong “, Universitas Padjajaran, Bandung, 1964, Universitas Padjajaran, Bandung, 1964, menyatakan bahwa menyatakan bahwa pajak adalah iuran pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan dipungut oleh penguasa berdasarkan norma – norma hukum, guna menutup norma – norma hukum, guna menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif biaya produksi barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umumdalam mencapai kesejahteraan umum..

Page 7: Hukum pajak Pertemuan I & II

Prof. Dr. P.J.A Adriani Prof. Dr. P.J.A Adriani beliau pernah beliau pernah menjabat guru besar hukum pajak pada menjabat guru besar hukum pajak pada Universitas Amsterdam dan pemimpin Universitas Amsterdam dan pemimpin International Bureau of Fiscal International Bureau of Fiscal DocumentationDocumentation (IBFD) di Amsterdam (IBFD) di Amsterdam

““Pajak adalah iuran kepada negara (yang Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh dapat dipaksakan) yang terutang oleh mereka yang wajib membayarnya menurut mereka yang wajib membayarnya menurut peraturan, tanpa mendapat prestasi peraturan, tanpa mendapat prestasi kembaliyang langsung dapat ditunjuk dan kembaliyang langsung dapat ditunjuk dan yang kegunaanya untuk membayai yang kegunaanya untuk membayai pengeluaran umum terkait dengan tugas pengeluaran umum terkait dengan tugas negara dalam menyelenggaraan negara dalam menyelenggaraan pemerintahan.”pemerintahan.”

Page 8: Hukum pajak Pertemuan I & II

UU No. 28/2007 (KUP) Pasal 1 angka 1 : “

“PAJAK adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Page 9: Hukum pajak Pertemuan I & II

H U K U M H U K U M PAJAKPAJAK

Page 10: Hukum pajak Pertemuan I & II

Hukum Pajak Hukum Pajak ::Merupakan Pajak dalam Persepktif hukum, Merupakan Pajak dalam Persepktif hukum,

karena pajak itu sendiri dapat di lihat dari karena pajak itu sendiri dapat di lihat dari perspektif atau pendekatan berbagai aspekperspektif atau pendekatan berbagai aspek

Misalnya :Misalnya :- Melalui pendekatan Melalui pendekatan HukumHukum- Melalui pendekatan Melalui pendekatan Sosial PolitikSosial Politik- Melalui pendekatan Melalui pendekatan Ekonomi, keuangan NegaraEkonomi, keuangan Negara- Melalui pendekatan Melalui pendekatan Manajemen & BisnisManajemen & Bisnis- Melalui pendekatan Melalui pendekatan AkuntansiAkuntansi- Melalui pendekatan Melalui pendekatan AdministrasiAdministrasi- Melalui pendekatan Melalui pendekatan Teologis, FilsafatTeologis, Filsafat

Page 11: Hukum pajak Pertemuan I & II

Hukum Pajak Hukum Pajak : dari definisi pajak, maka: dari definisi pajak, makaPajak berkaitan dengan UU.Pajak berkaitan dengan UU.

Jadi Hukum Pajak adalah sekumpulan Jadi Hukum Pajak adalah sekumpulan peraturan pajak yang mengatur peraturan pajak yang mengatur hubungan antara Pemerintah sebagai hubungan antara Pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak.pembayar pajak.

Page 12: Hukum pajak Pertemuan I & II

Hukum Pajak Hukum Pajak : dari definisi pajak, maka: dari definisi pajak, makaPajak berkaitan dengan UU.Pajak berkaitan dengan UU.

Jadi Hukum Pajak adalah sekumpulan Jadi Hukum Pajak adalah sekumpulan peraturan pajak yang mengatur peraturan pajak yang mengatur hubungan antara Pemerintah sebagai hubungan antara Pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak.pembayar pajak.

Page 13: Hukum pajak Pertemuan I & II

Dasar HUKUM Pajak :Dasar HUKUM Pajak :

PANCASILA : Sila ke-5PANCASILA : Sila ke-5““Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia“.Indonesia“.

UUD 1945 Pasal 23AUUD 1945 Pasal 23A ""pajak dan pungutan lain yang bersifat pajak dan pungutan lain yang bersifat

memaksa untuk keperluan negara diatur memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang.dalam undang-undang.""

Page 14: Hukum pajak Pertemuan I & II

UUD 1945 Pasal 23A.UUD 1945 Pasal 23A. Slogan pada Revolusi di US (1775-1783) :Slogan pada Revolusi di US (1775-1783) : ““No Taxation without Representation”No Taxation without Representation” ““Taxation without Representaion is Taxation without Representaion is

tyranny”.tyranny”. ““Taxation without Representaion is Taxation without Representaion is

Robbery”.Robbery”.

Page 15: Hukum pajak Pertemuan I & II

Rakyat sebagai unsur suatu Negara harus tunduk Rakyat sebagai unsur suatu Negara harus tunduk dan patuh terhadap pemerintah, hal ini dan patuh terhadap pemerintah, hal ini diungkapkan oleh diungkapkan oleh J.J. RousseauJ.J. Rousseau yang yang menjelaskan mengapa masyarakat harus patuh menjelaskan mengapa masyarakat harus patuh kepada pemerintah. Penjelasan ini biasa kepada pemerintah. Penjelasan ini biasa disebut dengan “disebut dengan “Le Contract SocialLe Contract Social” atau ” atau perjanjian masyarakat.perjanjian masyarakat.

SEJARAH PAJAK DIDUNIA

Pajak sebenarnya sudah ada sejak dahulu kala semenjak adanya pemerintahan atau Negara diantaranya :

Page 16: Hukum pajak Pertemuan I & II

pada tahun 1638-1715 di perancis yang saat itu pada tahun 1638-1715 di perancis yang saat itu diperintah raja Lodwijk XIV yang menganut sistem diperintah raja Lodwijk XIV yang menganut sistem absolut monarchiabsolut monarchi

pada tahun 509-27 SM jaman romawi biasa disebut pada tahun 509-27 SM jaman romawi biasa disebut censorcensor atau atau questorquestor..

Di Mesir saat pembangunan piramida, ada pungutan Di Mesir saat pembangunan piramida, ada pungutan baik uang, harta benda maupun tenaga.Pada zaman baik uang, harta benda maupun tenaga.Pada zaman Firaun/Yusuf (3000 sm) : Pungutan 5% dari hasil Firaun/Yusuf (3000 sm) : Pungutan 5% dari hasil pertanian.pertanian.

Pada abad ke XIV di spanyol, yaitu Pada abad ke XIV di spanyol, yaitu pajak penjualanpajak penjualan yang disebut yang disebut AlcabalaAlcabala

Di  inggris terdapat Di  inggris terdapat TaxTax dan dan import contribution import contribution di di perancis disebut perancis disebut droitdroit, di jerman ada , di jerman ada SteuerSteuer, , abagadeabagade, , gebuhr, Tributo, Gravamengebuhr, Tributo, Gravamen, di spanyol terdapat , di spanyol terdapat tasa,tasa, di di belanda terdapat belanda terdapat belastingbelasting..

SEJARAH PAJAK DIDUNIA

Page 17: Hukum pajak Pertemuan I & II

SEJARAH PAJAK DI INDONESIA

Di Indonesia sudah ada sejak tahun 1311 oleh kerajaan Majapahit yang saat itu di rajai oleh Kertarajasa Jayawardhana (berdasarkan adanya prasasti pembebasan pajak warga desa Adan-Adan karena jasa kepada raja.)

Di Indonesia sudah lama dilakukan pungutan berupa uang, upeti bahkan tenaga kerja/natura kemudian bertambah lagi pada tahun 1602(VOC), tahun 1830 sampai tahun 1870 (kultur steel), oleh Raffles dan Ladrent pada tahun 1813 berupa pajak rumah

Page 18: Hukum pajak Pertemuan I & II

Etimologis : PajakEtimologis : Pajak Pulau Jawa dikuasasi oleh pemerin-Pulau Jawa dikuasasi oleh pemerin-

tahan Kolonial Inggris dalam tahun tahan Kolonial Inggris dalam tahun  1811-1814 1811-1814 Thomas Stamford RafflesThomas Stamford Raffles. Dimana pada tahun. Dimana pada tahun

 1813 dikeluarkan peraturan 1813 dikeluarkan peraturan LandrentestelselLandrentestelsel. . Lantas penduduk  Lantas penduduk  menamakan pembayaran menamakan pembayaran landrentelandrente itu itu “pajeg”“pajeg”atau atau “duwit pajeg”“duwit pajeg” yang yang

   berasal dari kata bahasa Jawa berasal dari kata bahasa Jawa  sebagai sebagai ”ajeg””ajeg”, artinya , artinya tetaptetap..  

Page 19: Hukum pajak Pertemuan I & II

Jadi dengan “pajeg” atau “duwit pajeg” diartikassebagai jJadi dengan “pajeg” atau “duwit pajeg” diartikassebagai jumlah uang yang tetap pada tiapumlah uang yang tetap pada tiap

   tahunnya harus dibayar dalam jumlah yang tahunnya harus dibayar dalam jumlah yang  sama.sama.Teori lain :Teori lain : istilah istilah “pajeg“pajeg” itu bermula dari bahasa Belanda“” itu bermula dari bahasa Belanda“pacht”pacht”  

yang berarti yang berarti “sewa tanah”“sewa tanah” yang harusdibayar oleh  yang harusdibayar oleh  penduduk, terutama di Jawa pada zaman kolonial penduduk, terutama di Jawa pada zaman kolonial

 Belanda, hingga rakyat terbiasa menyebut  Belanda, hingga rakyat terbiasa menyebut  pachtpacht  lama-lama menjadi lama-lama menjadi pajegpajeg..

Page 20: Hukum pajak Pertemuan I & II

SEJARAH UU.PAJAK DI INDONESIA

Ordonansi Rumah Tangga(Stbl 1908 No. 13)Ordonansi Bea Balik Nama(Stbl 1924 No. 291)Ordonansi Pajak Upah(Stbl 1934 No. 611)Ordonansi Pajak Kendaraan Bermotor(Stbl 1934 No. 718)Aturan Bea Materai(Stbl 1921 No. 498)

_____________Ordonansi = Peraturan Pemerintah/kerajaan

Page 21: Hukum pajak Pertemuan I & II

Reformasi PajakReformasi Pajak Latar belakang:Latar belakang:1.1. Sebelum tahun 1984Sebelum tahun 1984 terlalu bnyk terlalu bnyk

UU yg membuat rakyat bingung.UU yg membuat rakyat bingung.2.2. Pembuat membuat banyak uangPembuat membuat banyak uang

diusahakan diperoleh dr DN dlm diusahakan diperoleh dr DN dlm bentuk pajak.bentuk pajak.

3.3. Tk. pendidikan masyarat yg msh Tk. pendidikan masyarat yg msh rendahrendah butuh sistem yang butuh sistem yang sederhana, tegas dan lugassederhana, tegas dan lugas

Page 22: Hukum pajak Pertemuan I & II

Sebab perombakan pajak : negara harus Sebab perombakan pajak : negara harus membangun dg kekuatan sendiri shg harus membangun dg kekuatan sendiri shg harus meningkatkan penerimaan negara dari meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak.sektor pajak.

Tujuan: Tujuan: 1.1. UU pajak nasional yg sesuai dengan UU pajak nasional yg sesuai dengan

Pancasila& UUD 1945Pancasila& UUD 19452.2. Menciptakan masyarakat yang sadar akan Menciptakan masyarakat yang sadar akan

pajakpajak3.3. Meningkatkan pembangunan dengan Meningkatkan pembangunan dengan

meningkatkan meningkatkan public saving public saving pajak pajak

Page 23: Hukum pajak Pertemuan I & II

Tax ReformTax Reform1.1.Kronologis Urutan UU KUP setelah era Reformasi Kronologis Urutan UU KUP setelah era Reformasi

PerpajakanPerpajakan- Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983- Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983- Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994- Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994- Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000- Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000- Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007- Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007

- Peraturan Pemerintah (Perpu) No. 5 tahun 2008 (karena ada- Peraturan Pemerintah (Perpu) No. 5 tahun 2008 (karena ada Sunset Policy)Sunset Policy)

- Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009- Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009

2. Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan2. Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan- Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983- Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983- Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991- Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991- Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994- Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000- Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008- Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

SEJARAH UU.PAJAK DI INDONESIA

Page 24: Hukum pajak Pertemuan I & II

Tax ReformTax Reform3.Kronologis Urutan UU PPN setelah era Reformasi 3.Kronologis Urutan UU PPN setelah era Reformasi

PerpajakanPerpajakan- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1984 (Penetapan Pemberlakuan - Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1984 (Penetapan Pemberlakuan UU PPN)UU PPN)- Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994- Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994- Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000- Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000- Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009- Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009

4. Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan4. Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan- Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985- Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985- Undang-- Undang-

5. Undang-Undang tentang Bea Meterai (BM)5. Undang-Undang tentang Bea Meterai (BM)- Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985- Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985Undang Nomor 12 Tahun 1994Undang Nomor 12 Tahun 1994

SEJARAH UU.PAJAK DI INDONESIA

Page 25: Hukum pajak Pertemuan I & II

Tax ReformTax Reform 6. Undang-Undang tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan 6. Undang-Undang tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan (BPHTB)Bangunan (BPHTB)- Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997- Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1998 (Penetapan Pemberlakuan - Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1998 (Penetapan Pemberlakuan UU BPHTB)UU BPHTB)- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000

7. Undang-Undang tentang Penagihan Pajak dengan Surat 7. Undang-Undang tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (PPSP)Paksa (PPSP)- Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997- Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997- Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000- Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000

8. Undang-Undang tentang Pengadilan Pajak8. Undang-Undang tentang Pengadilan Pajak- Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002- Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002

9. Undang-Undang tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah9. Undang-Undang tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah- Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997- Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997- Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000- Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000- Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009- Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

  

SEJARAH UU.PAJAK DI INDONESIA

Page 26: Hukum pajak Pertemuan I & II

1. BUDGETAIR1. BUDGETAIR Penerimaan NegaraPenerimaan Negara; memasukkan uang ; memasukkan uang

sebanyak-banyaknya ke Kas Negara.sebanyak-banyaknya ke Kas Negara.

2. REGULEREND2. REGULEREND MengaturMengatur; ; pajak digunakan sebagai alat pajak digunakan sebagai alat

u/ mengatur masyarakat di bidang u/ mengatur masyarakat di bidang ekonomi, sosial, politik dengan tujuan ekonomi, sosial, politik dengan tujuan tertentu.tertentu.

FUNGSI PAJAK

Page 27: Hukum pajak Pertemuan I & II

Kedudukan HUKUM PAJAK dalam TataHukum di Indonesia Menurut Rochmat Soemitro

HUKUM

HUKUM PRIVAT

HUKUM PUBLIK

HUKUMPERDATA

HUKUMDAGANG

HUKUMTata Negara

HUKUM PIDANA

HUKUMAdm.Neg.

Hk.PAJAKHk. Kete- ngkerjaanHk. Ke- uangan Neg,dll.

Page 28: Hukum pajak Pertemuan I & II

Menurut P.J.A. Adriani Hukum Pajak bukan bagian dari Hukum Adm Negara, Karena Hukum Pajak berdiri Menurut P.J.A. Adriani Hukum Pajak bukan bagian dari Hukum Adm Negara, Karena Hukum Pajak berdiri sendiri, maka :sendiri, maka :

1.1. Tugas Hukum Pajak berbeda dengan Hukum Adm. Negara.Tugas Hukum Pajak berbeda dengan Hukum Adm. Negara.2.2. Hukum Pajak dapat digunakan secara langsung sebagai politik PerekonomianHukum Pajak dapat digunakan secara langsung sebagai politik Perekonomian3.3. Hukum Pajak memiliki istilah & tata tertib tersendiri untuk bidang pekerjaannya. Hukum Pajak memiliki istilah & tata tertib tersendiri untuk bidang pekerjaannya.

Kedudukan HUKUM PAJAK dalam TataHukum di Indonesia Menurut P.J.A. Adriani

HUKUM

HUKUM PRIVAT

HUKUM PUBLIK

HUKUMPERDATA

HUKUMDAGANG

HUKUMTata Neg.

HUKUM PIDANA

HUKUMAdm.Neg

HUKUM PAJAK

Page 29: Hukum pajak Pertemuan I & II

Refrensi Buku :Refrensi Buku :Boediono, B.”Uraian Dasar Pajak Negara (Umum) & Administrasinya”. Jakarta Boediono, B.”Uraian Dasar Pajak Negara (Umum) & Administrasinya”. Jakarta

: Berita Pajak, 1982.: Berita Pajak, 1982.

Brotodihardjo, R.Santoso. “ Pangatar Ilmu Hukum Pajak”. Bandung :Brotodihardjo, R.Santoso. “ Pangatar Ilmu Hukum Pajak”. Bandung : PT.Rafika Aditama, 1998. PT.Rafika Aditama, 1998.

Buana, Hadi. “ Peradilan Pajak : Sebagai Sistem Penyelesaiann Sengketa Buana, Hadi. “ Peradilan Pajak : Sebagai Sistem Penyelesaiann Sengketa Pajak Di Indonesia”. Jakarta :Pajak Di Indonesia”. Jakarta :

IHC, 2012. IHC, 2012.

Gade, Jamaludin & Muhamad. “ Hukum Pajak”.Jakarta :Gade, Jamaludin & Muhamad. “ Hukum Pajak”.Jakarta : FE-UI, 2004. FE-UI, 2004. Ilyas, Wirawan B & Richard Burton. “ Hukum Pajak”.Jakarta :Ilyas, Wirawan B & Richard Burton. “ Hukum Pajak”.Jakarta : Salemba Empat, 2004. Salemba Empat, 2004.

Kurniawan, Anang Mury. “ Upaya Hukum Terkait denganKurniawan, Anang Mury. “ Upaya Hukum Terkait dengan Pemeriksaan, Penyidikan, dan Penagihan Pajak”.Yogyakarta :Pemeriksaan, Penyidikan, dan Penagihan Pajak”.Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011.Graha Ilmu, 2011.

Page 30: Hukum pajak Pertemuan I & II

Muttaqin, Zainal.”Muttaqin, Zainal.”Tax AmnestyTax Amnesty Di Indonesia”. Bandung : PT.Rafika Di Indonesia”. Bandung : PT.Rafika Aditama, 2013.Aditama, 2013.

Pandiangan, Liberty.” Modernisasi & Reformasi Pelayanan Pandiangan, Liberty.” Modernisasi & Reformasi Pelayanan Perpajakan”. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2008.Perpajakan”. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2008.

_______________ . “ Pemahaman Praktis UU.Perpajakan Indonesia_______________ . “ Pemahaman Praktis UU.Perpajakan Indonesia Jakarta : Erlangga, 2002. Jakarta : Erlangga, 2002.

Pudyatmoko, Y. Sri. “ Penegakan & Perlindungan Hukum Di BidangPudyatmoko, Y. Sri. “ Penegakan & Perlindungan Hukum Di Bidang Pajak”.Jakarta : Salemba Empat, 2007.Pajak”.Jakarta : Salemba Empat, 2007.

Purwanto, Wawan H. “Purwanto, Wawan H. “Turmoil of The Juristical politics in Turmoil of The Juristical politics in Indonesia”. Indonesia”. Jakarta : CMB Press, 2012.Jakarta : CMB Press, 2012.

Rosdiana, Haula & Edi Slamet Irianto. “ Panduan Lengkap Tata Cara Rosdiana, Haula & Edi Slamet Irianto. “ Panduan Lengkap Tata Cara

Perpajakan Di Indonesia”. Jakarta:Perpajakan Di Indonesia”. Jakarta: Visimedia, 2011.Visimedia, 2011.

Page 31: Hukum pajak Pertemuan I & II

Saidi, M. Djafar. ”Hukum Acara Peradilan Pajak”. Jakarta : Rajawali Saidi, M. Djafar. ”Hukum Acara Peradilan Pajak”. Jakarta : Rajawali Pers, 2013.Pers, 2013.

______________. “ Pembaruan Hukum Pajak “. Jakarta : Rajawali Pers, ______________. “ Pembaruan Hukum Pajak “. Jakarta : Rajawali Pers, 2011.2011.

Saidi, M. Djafar & Eka Merdekawati Djafar.”Kejahatan Di Bidang Saidi, M. Djafar & Eka Merdekawati Djafar.”Kejahatan Di Bidang Perpajakan”. Jakarta : Rajawali Pers 2011.Perpajakan”. Jakarta : Rajawali Pers 2011.

Santoso, Hartiadi Budi.” Santoso, Hartiadi Budi.” Don’t Take Action Before Knowing The Tax Don’t Take Action Before Knowing The Tax Implications ( Covering Important Subjects in Doing Business in Implications ( Covering Important Subjects in Doing Business in Indonesia)”. Jakarta : Red & White Publishing, 2013.Indonesia)”. Jakarta : Red & White Publishing, 2013.

Siahaan, Marihot Pahala. Hukum Pajak Formal”. Yogyakarta : Graha Siahaan, Marihot Pahala. Hukum Pajak Formal”. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010.Ilmu, 2010.

________________“ Hukum Pajak Material”. Yogyakarta : Graha Ilmu, ________________“ Hukum Pajak Material”. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010.2010.

Soemitro, H.Rochmat. “ Asas dan Dasar Perpajakan (Jil.1-3)”. Soemitro, H.Rochmat. “ Asas dan Dasar Perpajakan (Jil.1-3)”. Bandung : PT.Rafika Aditama, 1998. Bandung : PT.Rafika Aditama, 1998.

Page 32: Hukum pajak Pertemuan I & II

Sommerfeld, Ray MSommerfeld, Ray M.” An Introduction to Taxation.” An Introduction to Taxation”. New York : HBJ,”. New York : HBJ, 1981.1981.Suandy, Erly.”Hukum Pajak”. Jakarta : Salemba Empat, 2002.Suandy, Erly.”Hukum Pajak”. Jakarta : Salemba Empat, 2002.

Syofyan, Syofrin & Asyhar Hidayat. “ Hukum Pajak danSyofyan, Syofrin & Asyhar Hidayat. “ Hukum Pajak dan Permasalahannya”. Bandung : PT.Rafika Aditama, 2003. Permasalahannya”. Bandung : PT.Rafika Aditama, 2003.

Tjia Siauw Jan.” Pengadilan Pajak : Upaya Hukum dan Keadilan BagiTjia Siauw Jan.” Pengadilan Pajak : Upaya Hukum dan Keadilan Bagi Wajib Pajak”. Bandung : PT.Alumni, 2013.Wajib Pajak”. Bandung : PT.Alumni, 2013.

Waluyo, Bambang.” Tindak Pidana Perpajakan”. Jakarta : PT. Waluyo, Bambang.” Tindak Pidana Perpajakan”. Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 1994.Pradnya Paramita, 1994.UU.KUPUU.KUPUU.PPhUU.PPhUU.PPNUU.PPNUU.Bea MateraiUU.Bea MateraiUU.PBBUU.PBBUU.BPHTBUU.BPHTBUU.PPSPUU.PPSPUU.Pengadilan PajakUU.Pengadilan Pajak