HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

download HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

of 19

Transcript of HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    1/19

    HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PEMBERIAN DIET

    CASEIN FREE DAN GLUTEIN FREE (CFGF)

    PADA ANAK AUTISME

    Hendrawati

    Edi Hermano

    ABSTRAK

    Telah dilakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan orang tua dengan

    pemberian diet Casein Free dan Glutein Free (CFGF) pada anak autisme. Penelitian ini bersifat

    korelatif, yang bertujuan untuk mendapatkan hubungan pengetahuan orang tua denganpemberian diet CFGF. Untuk itu peneliti mengadakan penelitian terhadap 33 orang responden

    yang merupakan wali murid atau orang tua di yayasan Bina Mandiri Padang Panjang dengan

    menyebarkan kuesioner, kemudian data diolah dengan tehnik komputerisasi. Dari penelitianyang telah dilakukan didapatkan bahwa tingkat pengetahuan orang tua penderita autisme di

    yayasan BIMA padang panjang adalah tinggi, yaitu 78,8%, sedangkan responden dengan

    tingkat pengetahuan rendah adalah 21,2%. Diet CFGF merupkan salah satu dari program

    terapi dini bagi anak autisme untuk memperbaiki dan menjaga saluran pencernaan serta

    mengurangi tingkah laku autistik pada anak autisme. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal,diet CFGF harus dilaksanakan dengan disiplin yang tinggi dan perhatian ekstra dati orang tua.

    Keywords: Pengetahuan, Casein Free, Glutein Free, Autisme

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    2/19

    PENDAHULUAN

    Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

    yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa peningkatan kesehatan

    diperoleh dari pendidikan atau promosi kesehatan yang pada hakikatnya upaya mengubah pasien

    menjadi sehat, dan kesehatan sangat berperan penting dalam hidup, oleh sebab itu kita perlu

    menjaga kesehatan yang dimulai dari kesehatan pada anak. Karena anak adalah ujung tombak

    untuk meneruskan kehidupan kedepan. Anak merupakan anugrah yang tidak ternilai harganya,

    dan anak juga merupakan anugrah dari Tuhan untuk kita didik menjadi anak yang soleh, sebagai

    orang tua kita wajib memberi bekal terbaik bagi anak-anak sejak dari kandungan sampai mereka

    dewasa, untuk mencegah terjadinya kelainan pada anak, salah satu kelainan atau gangguan yang

    terdapat pada anak autisme (Widyani, 2001).

    Tumbuh kembang secara umum memiliki arti yang sama, tumbuh kembang merupakan

    suatu proses yang akan dilalui oleh setiap mahluk hidup. Sedangkan pertumbuhan adalah

    bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan.

    (Soetjiningsih. Sp, Ak). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau

    fungsi tubuh yang lebih komplek, pola yang teratur yang dapat dicapai melalui tumbuh

    kematangan dalam belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai

    dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi

    organ individu, maka dari itu untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal tergantung pada

    fungsi biologik, dan merupakan interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan yaitu faktor

    genetik, lingkungan, bio, psiko, sosial dan perilaku pada setiap mahluk hidup. Untuk memahami

    keunikan tersebut dapat dinilai dari seseorang berhasil berkembang dengan baik atau terjadi

    gangguan pada tumbuh kembang anak yang menjadi ciri khas individu. Oleh sebab itu dapat pula

    dilihat faktor penyebab tumbuh kembang pada anak, dapat diakibatkan oleh pemberian diet yang

    salah.

    Diet adalah kebiasan dalam jumlah dan jenis makan, minuman yang dimakan oleh

    seseorang dari hari kehari untuk mendapatkan kebutuhan individu yang spesifik (Dorlan, 1998).

    Pemberian diet sangat berguna demi kemajuan, kesembuhan dan perkembangan anak. Diet pada

    anak autisme berbeda dengan anak biasa karna diet pada anak autisme sangat penting untuk

    perkembangan dan pertumbuhannya. Guna diet anak autisme untuk mengurangi gejala atau

    tingkah laku anak autis (Agus Suryono, 2004). Diet anak autis banyak sekali, bila anak sudah

    dinyatakan autis oleh dokter, maka dokter akan menyarankan untuk memperhatikan dietnya yaitu

    bebas Gluten, Diet bebas gula, diet babas jamur dan bebas zat adiktif (Riswanto, 2008).

    Setiap anak yang telah didiagnosis oleh dokter akan memberikan diet kepada anak

    tersebut berdasarkan kebutuhannya, karena anak autisme ada yang mengalami alergi terhadap

    makanan yang dikonsumsi setiap hari. Maka dari itu akan dilakukan penukaran diet kepada anak

    tersebut, seiring dengan bertambah atau berkembangnya ilmu pengetahuan maka semakin

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    3/19

    banyak pula penelitian dibidang kesehatan khususnya mengenai diet dan pemberian diet

    (Sintowati Retno, 2007).

    Berdasarkan data yang didapat dari WHO tentang diet anak dan pemberian dietnya

    didapat data 0,275 perkembangan anak autis terhadap diet yang mengandung zat adiktif, diet

    anak yang mengandung jamur, maka peluang terjadinya autisme meningkat. Tahun 1980 di

    Amerika Serikat naik menjadi 15-20 per 10.000 kelahiran. Pada tahun 2000-an sudah mencapai

    60 per 10.000 kelahiran, namun laporan pada WHO memperlihatkan hal yang serupa yang mana

    perbandingan anak autisme dengan anak normal diseluruh dunia telah mencapai 15-20 per

    10.000 anak (0,15-0,2%) meningkat tajam dibanding 10 tahun yang lalu (Kompas, 16 April

    2006).

    Di Indonesia pengetahuan tentang autisme banyak dipelajari dalam beberapa tahun

    terakhir ini. Dulu sering kali anak autisme dibawa ke dokter pertama kali dengan keluhan adanya

    keterlambatan bicara. Mulai tahun 1990, terjadi bom autisme diperkirakan 75-80% penyandang

    autisme ini mempunyai retardasi mental sedangkan 20% dari mereka mempunyai masakah

    dalam komunikasi, interaksi sosial, pola perilaku, pola bermain, emosi dan nutrisi (Kompas, 7

    Juni 2008).

    Angka kajadian autisme di Sumbar di Yayasan Bima di Kota Padang Panjang pada tahun

    2006 penyandang autisme sebanyak 75 orang (Yanwar Hadianto). Beradarkan data yang didapat

    melalui observasi kepada guru dan kepala sekolah di yayasan bina mandiri anak diadapat data

    bahrwa jumlah anak autisme disana berjumlah 35 orang, kalau disekolah untuk pemberian

    dietnya sesuai apa yang diorderkan oleh dokter. Dan hasil wawancara yang peneliti lakukan

    dengan 5 orang tua mengatakan bahwa pemberian diet pada anaknya sesuai dengan order dokter,

    sedangkan 3 anak penyandang autisme pemberian dietnya tidak sesuai dengan order dokter

    karena mereka merasa kasihan kepada anaknya dimana siibu tidak menolak memberikan

    makanan kesukaan pada anaknya, pada hal makanan tersebut tidak dianjurkan dan dapat

    memperburuk keadaan anak, dan anak akan menjadi hiper aktif dan juga pemperlambat proses

    penyembuhan penyakitnya.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Pengetahuan

    Pengertian

    Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

    pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

    manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

    pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

    merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

    (Notoadmojo, 2003 : 121).

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    4/19

    Pengetahuan adalah kesatuan dari usaha-usaha perseorangan untuk mengerti pengalaman

    yang berasal dari akumulasi atau pengalaman pribadi (Mahmud, 1997 : 3).

    Tingkat Pengetahuan

    Tahu

    Tahu diartikan sebagai suatu mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya,

    yang termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

    suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima

    oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

    b. Memahami

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

    tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara

    benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

    menyebutkan contoh: menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek

    yang dipelajari.

    Aplikasi

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

    dipelajari pada situasi real atau (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai

    aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya

    dalam konteks sistuasi lain.

    Analisis

    Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk kemampuan materi atau suatu objek

    kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada

    kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata

    kerja (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

    sebagainya.

    Sintesis

    Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau

    menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan

    kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru yang ada.

    Evaluasi

    Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk justisfikasi atau penilaian terhadap

    suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan kepada suatu kriteria yang

    ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada, (Notoadmdjo,

    2003 : 122).

    Proses terjadinya pengetahuan menurut Rogers

    Kesadaran yaitu orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu

    terhadap stimulus (objek)

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    5/19

    Merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai

    timbul.

    Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini

    berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

    Mencoba, yaitu subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang

    dikehendaki oleh stimulus.

    Mengadopsi, yaitu subjek telah berprilaku harus sesuai dengan pengetahuan, kesadaran

    dan sikapnya terhadap stimulus (Notoadmojo, 2005 : 11).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

    Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada perkembangan

    orang lain menuju kearah cita-cita tertentu. Pendidikan diperlukan untuk

    mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat

    meningkatkan kesehatan hidup. Makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah

    informasi diterima. Makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya

    pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

    nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

    Semakin cukup umur seseorang, tingkat pengetahuan seseorang akan lebih matang atau

    lebih baik dalam berfikir dan bertindak. Makin mudah umur seseorang akan

    mempengaruhi tingkat pengetahuan.

    Pengalaman

    Pengalaman juga merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan karena

    dari pengalaman yang ada pada dirinya maupun pengalaman orang lain dapat

    dijadikan sebagai acuan untuk dapat meningkatkan pengetahuan sebab dari

    pengalaman itu ia tidak merasa canggung lagi karena ia telah mengetahui seluruhnya.

    Support System

    Lingkungan yang ada disekitar kita juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan

    manusia karena dari lingkungan itu baik biotik maupun abiotik akan dapat

    meningkatkan pengetahuan karena dari lingkungan itu dapat mengetahui sesuatu yang

    belum diketahui.

    Cara pengukuran Pengetahuan

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau menggunakan angket

    yang menyatakan tentang isi materi yang diinginkan diukur dari suatu subjek penelitian

    atau responden. (Notoatmojo, 2003)

    Tingkat pengetahuan dikategorikan:

    a. Tinggi :76%-100%

    b. Sedang :56%-75%

    c. Rendah :

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    6/19

    Diit Anak Autisme

    Pengertian

    Diet adalah kebiasaan dalam jumlah makanan dan minuman yang dimakan oleh

    seseorang dari hari ke hari untuk mendapatkan kebutuhan individu yang spesifik (Danis,

    D, Kamus Istilah Kedokteran).

    Diit khusus Autisme

    Diit khusus Autisme disebut diet casein free dan gluten free (CFGF), bagi anak Autis

    diet ini sangat penting sehingga dianjurkan bagi para orang tua penderita Autis untuk

    menerapkan diet CFGF. Para ahli sepakat bahwa anak Autis melakukan diet Gluten free

    dan Kasein Free untuk memperbaiki gangguan pencernaan, dan diet ini juga bisa

    mengurangi gejala atau tingkah laku Autistik.(Chaplin, 2001)

    Pada anak Autis harus menghindari olahan berbahan dasar protein tersebut, semua yang

    berasal dari tepung terigu merupakan olahan yang mengandung gluten seperti roti,

    macaroni,mie, sereal, crackers, ragi dan pengembang kue lainya . Sedangkan produk

    yang mengandung kesein adalah susu sapi segar, susu bubuk mentega, keju, coklat, dan

    es krim. Jika mengkonsumsi gluten dan kasein ini akan membuat anak yang mengalami

    gangguan pencernaan lebih menderita (Santi, 2005).

    Pada anak autis enzim pencernaan tidak berfungsi, sehingga tidak bisa memecah gluten

    dan kasein menjadi asam amino, Pada orang normal protein yang dapat dipecah hanya

    berupa asam amino. Jika ada gangguan pencernaan, sebagian gluten dan kasein tadi

    belum sempat terpecah menjadi asam amino, tetapi masih terdiri dari rangkaian beberapa

    asam amino yang disebutPeptida(Santi, 2005).

    Kondisi kesehatan setiap anak Autis tidak lah sama karena mereka unik, begitu pula

    dalam penerapan diet CFGF. Ada beberapa hal yang membedakan diet anak autis yang

    satu dengan yang lain, adalah karena karena kondisi kesehatan mereka yang berbeda

    beda. Misalnya, anak Autis yang memiliki Riwayat alergi dan intoleransi makanan tetapi

    ada yang tidak, penting bagi orang tua mempelajari kondisi kesehatan anaknya terlebih

    dahulu sebelum menyusun diet yang tepat.

    Sedangkan menurut Puspa (2004) macam-macam diet anak autisme adalah:

    Diet CFGF ( Gluten Free dan Casein Free) terdapat pada terigu dan susu. Efek bila terus

    dikonsumsi anak, diyakini seperti morpin yang mempengaruhi kerja otak dan pusat

    saraf.

    Diet bebas gula, hindari gula murni, hindari asparat, jauh lebih baik bila menggunakan

    gula kelapa atau aren

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    7/19

    Diet bebas jamur, hindari makanan olahan dengan fermentasi seperti tahu, tempe, kecap,

    soda, pengawet dan vermipan.

    Diet bebas zat adiktif seperti MSG/ penyedap rasa mengandung pengawet seperti nuget,

    sosis, kornet, Makanan/ minuman dalam kaleng.

    Kebutuhan karbohidrat harus dipengaruhi dengan baik, yaitu nasi yang cukup, makan

    terlalu banyak karbohidrat juga tidak baik, perbanyak makan yang banyak

    mengandung protein (Daging sapi, kambing, telur, biji-bijian).

    Sebisa mungkin hindari makan ikan karna ikan banyak mengandung kandungan logam,

    beratnya tinggi akibat pencemaran lingkungan terutama pada ikan laut, ikan yang

    relatif aman dikonsumsi adalah ikan salmona, tuna, dan makaret atau tenggiri.

    Perbanyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan segar sebagai sumber vitamin,

    mineral, dan serat (viber).

    Jangan berikan makanan yang mengandung campuran bahan-bahan kimia (additives),

    misalnya pengawet, pewarna dan penyedap.

    Buat anak mau minum air yang banyak (2 liter dalam sehari).

    Lakukan tes alergi makanan pembuat Food Diary dengan pengamatan yang cerna dan

    dapat diketahui efek dari makan terlalu terhadap perubahan kesehatan individu

    perilaku anak.

    Diet mesti dicoba terlebih dulu sekitar 6 bulan karena untuk mengetahui tentang respon

    tubuh anak. Buah-buahan yang tidak boleh dikonsumsi pada anak autisme adalah:

    Apel

    Anggur

    Tomat

    Stroberi

    Melon

    Jeruk

    Buah-buahan diatas tidak boleh dikonsumsi oleh anak autisme karena buah-buahan

    tersebut memiliki salisilat yang tinggi, menghambat konsentrasi pada anak.selain itu ada

    juga beberapa buaha-buahan yang tidak boleh dikonsumsi oleh anak autisme yaitu :

    Pisang

    Semangka

    Pear

    Karena buaha-buahan tersebut memiliki phenol yang tinggi, sehingga membuat anak

    menjadi bad mood. Jadi buah-buahan yang baik dikonsumsi oleh anak autisme adalah :

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    8/19

    pepaya, nenas, kiwi, buah mangga, belimbing, markisah, sirsak dan jambu biji.

    Suplemen pada anak autisme sangat penting karena suplemen berguna bagi kesehatan

    anak autisme bagi ketahanan tumbuh dan kembangnya. Suplemen pada anak berbeda

    antara satu dengan yang lainya sesuai dengan kebutuhanya. Pada anak autisme lebih

    optimal penggunaan suplemen makan karena pada anak autisme mengalami masalah

    pencernaan antara lain ketidakmampuan mencerna zat-zat seperti casein dan gluten. Dan

    sebagian anak autisme ada yang menggunakan obat yang bersifat dalam jangka panjang.

    Kondisi kesehatan setiap anak autisme berbeda karena mereka unik. Begitu pula dengan

    menetapkan diet pada masing-masing anak autisme. Ada beberapa yang membedakan

    diet anak autisme satu dengan yang lainya, adalah karena kondisi kesehatan mereka yang

    berbeda-beda pula misalnya anak autisme yang mempunyai riwayat alergi makanan tetapi

    ada yang tidak baik Penting bagi orang tua untuk mempelajari kondisi kesehatan anak

    nya terlebih dahulu sebelum menyusun diet yang tepat.

    Alergi makanan

    Alergi sebenarnya memilki arti khusus dalam dunia kedokteran, namun dalam kehidupan

    sehari hari sering disamakan dengan sensitive atau peka. Alergi berhubungan dengan

    system imun tubuh. Dinding usus anak Autis yang bocor atau berlubang-lubang

    menyebabkan terjadinya multiple food alergi atau alergi terhadap berbagai jenis

    makanan.

    Kondisi kesehatan anak autisme

    Kondisi kesehatan anak autisme tidak sama karena mereka unik. Begitu pula dalam

    menerapkan diet CFGF orang tua tidak bisa menitipkan anaknya 100% terhadap diet

    nya kepada orang lain. Ada beberapa hal yang membedakan anak diet anak autime satu

    dengan anak autis yang lain karena kondisi kesehatan mereka berbeda-beda. Misalnya

    ada anak autisme yang memiliki alergi dan intoleransi makan tetapi dan yang tidak.

    Penting bagi orang tua mempelajari kondisi kesehatan anak terlebih dahulu sebelum

    menyusun diet yang tepat.

    Intoleransi Makanan

    Intoleransi makanan tidak ada hubunganya dengan zat anti body, umumnya intoleransi

    makanan disebabkan oleh factor genetika, yaitu terjadi mutasi gen mempengaruhi proses

    metabolisme tubuh. Reaksi intoleransi makanan dapat timbul dalam jangka waktu 24

    42 jam setelah makanan ditelan. Dapat menimbulkan masalah fisik maupun prilaku

    seperti pusing, sakit perut, mual dan masalah pencernaan lainya. Namun tidak mudah

    untuk mengetahui makanan yang menjadi pencetus gejala toleransi makanan pada anak.

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    9/19

    Cara pemberian diet

    Dalam memberikan diet atau asupan jaringan di hentikan secara mendadak, hal ini

    menimbulkan penolakan pada anak, terutama pada anak dibawah usia 4 tahun. Selain

    itu pemberian suplemen dan Vitamin juga dapat diberikan. Suplemen ini banyak

    dipakai untuk meningkatkan peredaran darah ke otak dan menambah oksigen.

    Biasanya orang tua pusing memikirkan makanan atau gizi yang boleh dan tidak boleh

    dimakan dan disukai atau tidak disukai anak Autis dalam sehari hari. Pemberian

    makan atau diet pada anak autisme memang sering menjadi masalah bagi orang tua atau

    pengasuh anak, keluhan tersebut sering dikeluhkan orang tua kepada yang merawat

    anaknya. Faktor kesulitan makan inilah yang sering dialami sekitar 25% pada usia anak

    dan jumlah akan meningkat sekitar 40-70% pada anak yang lahir prematur atau dengan

    penyakit kronik. Hal ini pula lah yang sering membuat masalah tersendiri bagi orang tua,

    bahkan dokter yang merawatnya kesulitan memberikan makanan karena berlangsung

    lama sering dianggap biasa. Sehingga akhirnya timbul komplikasi dan gangguan tumbuh

    kembang lainnya pada anak, salah satu keterlambatan penangan tersebut adalah

    pemberian vitamin tanpa mencari penyebabnya, sehingga kesulitan makan tersebut

    menjadi berkepanjangan (Widodo, 2004).

    Penangan kesulitan dalam pemberian diet pada anak autisme itu ada beberapa langkah

    yang dilakukan antara lain:

    Pastikan apakah betul anak mengalami kesulitan dalam pemberian makan, kemudian cari

    penyebab kesulitan dalam pemberian makan itu pada anak.

    Identifikasi apakah ada komplikasi yang terjadi

    Pemberian pengobatan terhadap penyebab

    Bila penyebabnya gangguan cerna seperti alergi maknan hindari makanan tersebut. (

    Widodo, 2004)

    7.Aturan pemberian pada anak autisme

    Menurut Puspa (2004) aturan pemberian diet pada anak autisme adalah :

    Minggu pertama

    Menghindari makanan dari terigu dalam bentuk mie, solusinya dengan mengganti

    makanan bahan mie dari tepung beras misalnya mihun, spageti beras.

    Minggu kedua

    Menghindari biskuit terutama dari susu, terigu dan zat aditif lainya sepeti penyedap

    rasa. Solusinya dengan menggunkan biskuit dari bahan beras.

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    10/19

    Minggu ketiga

    Mengurangi roti karena sebagian roti tersebut dari tepung terigu dan ragi.Solusinya

    membuat cemilan dengan bebas tepung seperti singgkong goreng, ubi rebus, dan

    kentang goreng.

    Minggu keempat

    Mengurangi makanan yang terbuat dari susu sapi, seperti susu bubuk, susu cair, coklat

    dan es krim. Solusinya dengan mengkonsumsi susu kedelai atau susu air beras.

    Minggu kelima

    Mengurangi makan yang banyak mengandung gula. Seperti sirup dan permen.

    Solusinya adalah menggunakan gula merah atau pengganti gula lain.

    Minggu keenam

    Mengatur jadwal makanan buah-buahan pada anak anda harus memiliki buah yang

    aman untuk anak yang menderita autisme seperti pepaya, nenas, dan kiwi.

    8. Cara Pengukuran Pemberian Diet

    Pengukuran diet dapat dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang menyatakan isi

    materi yang ingi diukur dari suatu subjek penelitian atau responden.

    Tingkat keteraturan pemberian diet dikategorikan :

    Teratur : 76-100%

    Kadang-kadang : 56-75%

    Tidak teratur : < 56

    III. Metode Penelitian

    Desain Penelitian

    Penelitian yang dilakukan adalah menggunakan metode korelasi yaitu mencari hubungan

    suatu keadaan lain atau menghubungkan dua variabel atau lebih. Penelitian ini dilakukan

    untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dengan Pemberian Diet CFGF

    Pada Anak Autisme Di Yayasan Bina Mandiri Anak Di Balai-Balai Padang Panjang Tahun

    2010.

    Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan Yayasan Bina Mandiri Balai-Balai Padang Panjang dengan

    responden adalah Pelajar Di Yayasan Tersebut, yang dilaksanakan pada bulan maret tahun

    2010

    Populasi dan Sampel

    Populasi

    Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2002:108) dalam penelitian yang

    menjadi populasi adalah semua anak Di Yayasan Bina Mandiri Balai-Balai Sebanyak 33

    Orang.

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    11/19

    Sampel

    Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling dimana sampel

    diambil dari seluruh anak autisme di yayasan bina mandiri balai-balai padang panjang.

    Definisi Operasional

    Variabel Defenisi

    Operasional

    Cara Ukur Alat Ukur asil

    kur

    Skala

    Ukur

    Pengetahuan Pengetahuan

    adalah

    merupakan

    hasil tahudan ini terjadi

    setelah orang

    melakukan

    pengindraan

    terhadap suatu

    objek tertentu.

    Pengindraan

    terjadi melalui

    panca indera

    manusia,

    yakni

    penglihatan,

    pendengaran,

    penciuman,

    rasa dan raba.

    Sebagian

    besar

    pengetahuan

    manusia

    diperoleh

    melalui mata

    dan telinga

    Wawancara

    tidak

    langsung

    Kuesioner Tinggi :

    76-100%

    Sedang :

    56-75%Rendah :

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    12/19

    minuman

    dalam

    sehari,dan

    khusus anakAutis

    diberikan diet

    CFGF

    (Casein Free

    Dan Gluten

    Free)

    kadang :

    56-75%

    Tidak

    teratur :

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    13/19

    Mengucapkan terimakasih kepada responden.

    Tekhnik Pengolahan Data dan Analisa Data

    Tekhnik Pengolahan Data

    Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau

    ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu

    sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan (Effendi, 1998). Pengolahan data

    dilakukan secara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut :

    Pemeriksaan Data

    Setelah kuesioner diisi maka kuesioner dikumpulkan dan semua pertanyaan diperiksa

    kembali apakah pertanyaan sudah terjawab dengan baik dan sempurna.

    Mengkode Data

    Pengolahan data dengan cara pemberian kode untuk memudahkan dalam mengolah

    data, biasanya menganalisa data yang berbentuk angka.

    Tabulating

    Data yang sudah diedit dan di coding diolah secara manual dan ditampilkan dalam

    tabel distribusi frekuensi sesuai dengan sub variabel yang diteliti.

    Memproses Data

    Pada tahap ini dilakukan kegiatan proses data terhadap semua kuesioner yang lengkap

    dan benar untuk dianalisis, pengolahan data dilakukan dengan bantuan program

    komputer yang dimulai dengan data entry ke dalam program komputer yang

    digunakan.

    Analisa Data

    Analisa Univariat

    Analisa ini dilakukan dengan mngggunakan analisis distiribusi frekuensi untuk

    melihat nilai tendensi sentral yaitu mean tujuannya untuk mendapatkan gambaran

    tentang sebaran masing-masing variabel.

    Untuk mencari hasilnya digunakan rumus :

    P =

    Keterangan :

    P = Persentase.

    F = Frekuensi jawaban responden untuk tiap alternatif jawaban.

    N = Jumlah responden ( A. Muri Yusuf, 2001).

    Analisa Bivariat

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    14/19

    Analisa yang dilakukan untuk mngetahui hubungan antar kedua variabel yang diteliti.

    Pengujian hipotesis untuk mengambil keputusan tentang apakah hipotesis yang

    diajukan cukup meyakinkan untuk ditolak atau diterima dengan menggunakan uji

    statistik chi square dengan tingkat kemaknaan 5 % kemudian data diolah dengan

    menggunakan teknik SPSS.

    Digunakan rumus :

    Keterangan :

    Fo : Menguji perbedaan frekuensi yang diobservasi

    Fh : Frekuensi atau nilai yang diharapkan

    X2 : Chi-square (Arikunto, 2002)

    IV. Hasil dan Pembahasan

    Gambaran Umum Yayasan Bina Mandiri Balai-Balai

    Yayasan Bina Mandiri Balai-Balai, terletak di kelurahan Balai-balai, kecamatan Padang

    Panjang Timur .

    Sebelah Timur : Berbatasan dengan Koto Katiak

    Sebelah Barat : Berbatasan dengan Pasar Padang Panjang

    Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Guguk Malintang

    Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Bancah laweh

    Pengumpulan data ini dilakukan bulan Maret 2010 di Yayasan Bina Mandiri Balai-Balai.

    Selama pengumpulan data tersebut didapatkan responden sebanyak 35 orang dengan

    menggunakan teknik pengambilan sampel secara total sampel.

    Penelitian ini dilakukan pada ibu-ibu yang mempunyai anan Autis diyayasan Bina Mandiri

    Balai-Balai, untuk melihat Hubungan Pengetahuan orang tua dengan pemberian diet CFGF di

    Yayasan Bina Mandiri Balai- Balai.

    Hasil Penelitian

    Setelah data dikumpulkan, dilanjutkan dengan pengolahan dan analisa data yang dilakukan

    secara komputerisasi. Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada

    variabel independen dan dependen, sedangkan analisa bivariat dilakukan dengan uji statistik

    chi-square pada derajat kemaknaan 95 % untuk Hubungan Pengetahuan orang tua dengan

    pemberian diet CFGF di Yayasan Bina Mandiri Balai- Balai. Hasil pengolahan dan analisa

    data dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut :

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    15/19

    Analisa Univariat

    Identifikasi Pengetahuan

    Tabel 1.1

    Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua Tentang Diet CFGF

    Di Yayasan Bina Mandiri Balai-Balai

    2010

    No Pengetahuan Frekuensi %

    1.

    2.

    Tinggi

    Rendah

    26

    7

    78,8

    21,2

    Jumlah 33 100

    Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dari 33 responden terdapat 26 orang (78,8%)

    dengan tingkat pengetahuan tinggi dan 7 orang responden (21,2%) dengan tingkat

    pengetahuan Rendah .

    Pemberian diet

    Tabel 1.2Distribusi Frekuensi Pemberian Diet CFGF Pada Anak Autis

    Di Yayasan Bina Mandiri Balai-Balai

    2010

    No Pemberian Diet Frekuensi %

    1.

    2.

    Tinggi

    Rendah

    11

    22

    33,3

    66,7

    Jumlah 33 100

    Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa dari 33 orang responden terdapat 11 orang (33,3%)

    dengan tingkat Pemberian diet tinggi dan 22 orang tua responden (66,7%) dengan

    tingkat pemberian diet rendah.

    Analisa Bivariat

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    16/19

    Tabel 1.3

    Distribusi Hubungan Pengetahuan orang Tua dengan Pemberian Diet CFGF Di Yayasan

    Bina Mandiri Balai-Balai Padang Panjang

    2010

    Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa dari 26 orang responden dengan Pengetahuan tinggi terdapat 9

    orang atau sebesar 34,6% dengan tingkat pemberian diet tinggi dan 17 orang atau sebesar 65,4%

    dengan tingkat pemberian diet rendah. Dari 7 orang responden dengan pengetahuan rendah

    diantaranya 2 orang atau sebesar 28,6% dengan tingkat pemberian diet tinggi dan 5 orang atau

    sebesar 71,4% dengan tingkat pemberian diet rendah.

    Hasil analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh nilai p value = 1,000 pada derajat

    kemaknaan 95 % ( = 0,05) dapat dijelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna

    secara statistik antara pengetahuan orang tua dengan pemberian diet CFGF pada anank autisme

    di ayayasan bina mandiri balai-balai.

    Pembahasan

    Pengetahuan orang tua

    Berdasarkan kuesioner yang telah diberikan dapat dilihat bahwa dari 26 orang responden

    dengan Pengetahuan tinggi terdapat 9 orang atau sebesar 34,6% dengan tingkat

    pemberian diet tinggi dan 17 orang atau sebesar 65,4% dengan tingkat pemberian diet

    rendah. Dari 7 orang responden dengan pengetahuan rendah diantaranya 2 orang atau

    sebesar 28,6% dengan tingkat pemberian diet tinggi dan 5 orang atau sebesar 71,4%

    dengan tingkat pemberian diet rendah.

    Sebagai mana yang dikatakan oleh soekidjo noto atmodjo (2005) bahwa pengetahuandapat diperoleh dari pendidikan melalui prosesd relajar. Diharapkan lepada pihakn

    yayasan lebih meningkatkan perhatian tentang diet CFGF sebagai salah satu terapi dini

    terhadap anak autismo ini dengan cara memberikanpenyuluhan dalam bebrapa kali

    pertemuan dengan orang tua murid agar pengetahuan orang tua tentang diet CFGF dapat

    meningkat.

    Soekijo notoatmodjo juga menjelaskan bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh dari

    pengalaman hidup yang langsung terhadap diri seseorang ataupun dari pengalaman hidup

    orang lain.

    Pemberian Diet

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    17/19

    Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan pada 33 orang responden dapat dilihat

    bahwa dari 33 orang responden terdapat 11 orang (33,3%) dengan tingkat Pemberian diet

    tinggi dan 22 orang tua responden (66,7%) dengan tingkat pemberian diet rendah.

    Menurut Dr. Budiman (2002) orang tua tidak bisa menyontek secara keseluruhan diet

    anak autismo lanilla. Ini karena diet CFGF bersifat individual dan tidak bisa

    diseragamkan. Dalam memberikan diet CFGF , asupan kasein dan gluten jangan

    dihentikan secara mendadak karena hal ini akan menimbulkan penolakan pada anak. Ia

    akan mengalami sakaw atau ketagihan ibarat pecando narkoba yang tiba-tiba dihentikan

    narkobanya. Hal itu malah akan memperburuk keadaan, untuk itu diet CFGF harus

    dilakukan secara bertahap. (Bonny Danuatmadja, 2004)

    Ada orang tua yang menghentikan diet CFGF secara mendadak karna beranggapan diet

    CFGF tidak bermanfaat bagi anak autismo. Padahal pemberian diet CFGF harus

    dilaksanakan minimal 3 bulan, untuk melihat apakah diet berpengaruh terhadap sistem

    pencernaan maupun terhadap tingkaah laku anak autisme (agus Suryana, 2002)

    V. Kesimpulan Dan Saran

    Kesimpulan

    Sebagian besar responden 26 orang (78,8%) dengan tingakat pengetahuan tinggi

    Dari kuesioner yang di sebarkan kurang dari sebagian 11 orang responden (33,3)

    Berdasarkan kuesioner yang telah diberikan kepada 33 orang responden dapat dilihat bahwa

    dari 26 orang responden dengan Pengetahuan tinggi terdapat 9 orang atau sebesar 34,6%

    dengan tingkat pemberian diet tinggi dan 17 orang atau sebesar 65,4% dengan tingkat

    pemberian diet rendah. Dari 7 orang responden dengan pengetahuan rendah diantaranya

    2 orang atau sebesar 28,6% dengan tingkat pemberian diet tinggi dan 5 orang atau

    sebesar 71,4% dengan tingkat pemberian diet rendah.

    Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan orang tua dengan penberian

    diet CFGF pada anak autisme (p = 1,000).

    Saran

    Bagi Penulis

    Diharapkan penulis lebih mahir dalam melakukan penelitian di bidang kesehatan,

    khususnya Keperawatan Anak

    Bagi Institusi Pendidikan

    Diharapkan agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan masukan dan nantinya dapat

    dilanjutkan untuk meneliti mengenai faktor-faktor lain yang masih ada kaitannya dengan

    diet pada anak autisme

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    18/19

    Bagi Orang Tua Balita

    Sebagai bahan informasi bagi orang tua dan masyarakat untuk lebih meningkatkan dan

    memperhatikan status gizi terhadap kesehatan dan bagi ibu-ibu yang mempunyai anak

    autisme agar lebih memperhatikan status gizi anaknya sehingga orang tua dapat

    mengenali gejalanya dan melakukan tindakan yang tepat untuk mengatasinya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, S, Prof, Dr. 2005.Prosedur Penelitian Untuk Pendekatan Praktek. Jakarta PT.

    Rhineke.

    Badan Litbang Kes, 2001.Angka kejadian Anak Autisme I .Jakarta. Berham, Robert,

    Berham, Robert, Kliegman. (1999). Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol 1 Edisi 15. Jakarta:

    EGC

    Davatmaja, B, 2004.Menu Autisme. Jakarta: Pusapa Swara.

  • 8/13/2019 HUBUNGANTINGKATPENGETAHUANORANGTUADENGANPEMBERIANDIETCASEINFREEDANGLUTEINFREECFGF.docx

    19/19

    Judarwanto,W. (2004). Pemberian Diet pada anak Autisme. From http://www. Diet

    autisme. com

    Noto, A, S. 2003.Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rhineka Cipta.

    Nursalam dan Siti, P, 2001. Pendekatan praktis metodologi riset keperawatan.Jakarta :

    CV Sagung Seto.

    Siswanto, S. PSI, MSI. 2007. Kesehatan mental konsep cakupan dan perkembangannya,

    Yogyakarta : Andi.

    Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta

    Stuart . G .W and sunnden , S. (1998)Principles And Pratice Of Psicictrk Nursing , Is Leth

    Edition , St lois : Mosloy year book

    Ns. Hendrawati, S.Kep, M.Biomed. Dosen Akper Nabila Padang Panjang.

    Edi Hermano. Mahasiswa Akper Nabila Padang Panjang

    Alamat : Jl. Soekarno Hatta No 88Padang Panjang, Telp. 0752- 485911