HUBUNGAN TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE PADA REMAJA DENGAN ... · Sumber informasi berasal atau ......
Transcript of HUBUNGAN TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE PADA REMAJA DENGAN ... · Sumber informasi berasal atau ......
HUBUNGAN TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE PADA
REMAJA DENGAN INTERAKSI DALAM KELUARGA (Kasus Remaja di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)
ANDI PUTRI REZKY NOVIANA
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA
PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Tingkat
Penggunaan Smartphone pada Remaja dengan Interaksi dalam Keluarga (Kasus
Remaja di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor) adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan mau pun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi
ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2016
Andi Putri Rezky Noviana
NIM I34120117
ABSTRAK
ANDI PUTRI REZKY NOVIANA. Hubungan Tingkat Penggunaan Smartphone
pada Remaja dengan Interaksi dalam Keluarga (Kasus Remaja di Kelurahan
Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor). Dibimbing oleh AIDA
VITAYALA S. HUBEIS dan HAMZAH
Pada zaman modern seperti sekarang ini banyak yang bergantung pada kecanggihan
teknologi media, salah satunya dengan memanfaatkan smartphone seperti yang
digunakan oleh remaja. Banyak remaja yang terpengaruh oleh kecanggihan
smartphone, sehingga penggunaan smartphone memberikan perubahan terhadap pola
interaksi antara remaja dengan orang tua. Pada saat proses komunikasi berlangsung,
gangguan yang membuat perhatian remaja menjadi teralih saat diajak berkomunikasi
secara tatap muka atau sering terjadi miscommunication akibat keseruan dengan
smartphone mereka masing-masing. Penelitian ini menganalisis keterkaitan antara
hubungan tingkat penggunaan smartphone pada remaja dengan interaksi di keluarga.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung
oleh data kualitatif dan menggunakan metode teknik accidental sampling untuk
penarikan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat penggunaan smartphone pada remaja dengan interaksi
di keluarga.
Kata kunci: Interaksi keluarga, remaja, smartphone
ABSTRACT
ANDI PUTRI REZKY NOVIANA. Relations Level Smartphone Usage in
Adolescents with Interaction in Family (Cases of Youth in the Village Mulyaharja,
South Bogor subdistrict, Bogor City). Supervised by AIDA VITAYALA S. HUBEIS
and HAMZAH
In this modern era, there’s so many people who depend in by the sophistication of
media technology. One of those is a teenager who use the techonology such as the
smartphone. There’s many teenagers who have affected by the sophistication of
smarthphone, so the use of smartphone is giving a change to their interactional
pattern between the teenagers and their parents. When direct communication process
occurs, the interferences which make their attention distracted or often having a
misscomunication is because they only focus on theirs smartphone. So, this research
aims to analyze a relationship between the level of using the smartphone in teenagers
with their interaction in their family. The research is using quantitative approach
which supported by qualitative data and using accidental sampling technique. The
result of this research shows that there’s no significant relationship between the leve
of using smartphone in the teenagers with interactional process in their family.
Keywords: Family interaction, smartphone, teenager
HUBUNGAN TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE PADA
REMAJA DENGAN INTERAKSI DALAM KELUARGA (Kasus Remaja di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)
ANDI PUTRI REZKY NOVIANA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
ialah tentang komunikasi kelompok, dengan judul Hubungan Tingkat Penggunaan
Smartphone pada Remaja dengan Interaksi dalam Keluarga (Kasus Remaja di
Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Aida Vitayala S. Hubeis dan
Dr Hamzah MSi selaku pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan waktu
dan tenaganya untuk memberikan motivasi, arahan, saran, dan kritik selama proses
penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada
Bapak Dr Ir Amiruddin Saleh MS sebagai dosen penguji, dan kepada Ibu Ir Melani
Abdulkadir sebagai dosen komdik akademik.
Penulis juga menyampaikan hormat dan terimakasih kepada orang tua tercinta
papa dan mama saya tercinta yaitu Drs H J Wisnu Sandjaja S.H dan Hj. Andi Murni
yang selalu mendoakan dan melimpahkan kasih sayangnya kepada penulis, kakak
tersayang Andi Eka Steffy Yuliana S.Ked, dan Adik tersayang Andi Trissa Sekarrini
Febriasari yang selama ini selalu sabar dan tiada henti memberikan doa, kasih sayang,
dan semangat kepada penulis, serta Jasman Sultani yang telah membantu dan
memberi semangat dalam penyusunan karya ilmiah ini. Selain itu kepada
masyarakat Mulyaharja, khususnya empat puluh lima responden dan beberapa
informan yang sudah bersedia merelakan sedikit waktu untuk memberikan informasi
yang bermanfaat untuk penulisan skripsi. Tidak lupa juga penulis ucapkan
terimakasih kepada teman-teman tercinta Hana Hilaly Anisa, Nadya Apriella, Riza
Ryanda, Inez Kania Febriyani, Tazkiyah Syakira Alkaff, Meliani Rosalina, Almira
Devina, Arum Sabarina, Destiazmi Andaliva, Syafrina Tijjani atas kebersamaannya
selama ini. Terakhir, penulis mengucapkan terimakasih kepada teman bimbingan
yaitu Hamzah Nasution dan Lici Meiranti yang selalu mengingatkan dan memberikan
pencerahan selama penyusunan skripsi, dan teman-teman seperjuangan SKPM 49
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan acuan pada
penelitian berikutnya.
Bogor, Agustus 2016
Andi Putri Rezky Noviana
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Masalah Penelitian 2
Tujuan Penelitian 3
Kegunaan Penelitian 3
PENDEKATAN TEORITIS 4
Tinjauan Pustaka 4
Perkembangan Teknologi Komunikasi 4
Smartphone 4
Penggunaan Smartphone 5
Karakteristik Remaja 5
Interaksi sosial di keluarga 6
Kerangka Pikir 9
Hipotesis Penelitian 10
PENDEKATAN LAPANG 11
Metode Penelitian 11
Lokasi dan Waktu 11
Populasi dan Sampel 11
Validitas dan Reliabilitas Instrumen 12
Teknik Pengumpulan Data 13
Teknik Pengolahan dan Analisis Data 13
Definisi Operasional 14
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 17
Kondisi Geografis dan Keadaan Lingkungan 17
Kondisi Demografi dan Sosial Budaya 18
Kependudukan 18
Agama 18
Pendidikan 18
Lembaga Pendidikan 19
Mata Pencaharian 20
KARAKTERISTIK REMAJA KELURAHAN MULYAHARJA 21
Karakteristik Remaja 21
Jenis Kelamin 21
Tingkat Pendidikan 21
Uang Saku 22
Biaya Pengeluaran Pulsa 23
viii
TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE 25
Durasi Waktu 25
Fitur-Fitur 26
Tujuan Penggunaan Smartphone 28
Total Tingkat Penggunaan Smartphone 29
INTERAKSI DALAM KELUARGA 31
Kekerapan Interaksi 31
Durasi Interaksi 32
Intensitas Interaksi 32
Kepemilikan Smartphone 33
Total Interaksi 34
HUBUNGAN KARAKTERISTIK REMAJA DENGAN TINGKAT 35
PENGGUNAAN SMARTPHONE 35
HUBUNGAN TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN
INTERAKSI DALAM KELUARGA 40
PENUTUP 41
Simpulan 41
Saran 42
DAFTAR PUSTAKA 43
ix
DAFTAR TABEL
1 Tabel 1 Penduduk berdasarkan kelompok dan jenis kelamin,
Kelurahan Mulyaharja, 2015
18
2 Tabel 2 Penduduk menurut agama, Kelurahan Mulyaharja,
2015
18
3 Tabel 3 Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan, Kelurahan
Mulyaharja, 2015
19
4 Tabel 4 Kelembagaan pendidikan, Kelurahan Mulyaharja,
2015
19
5 Tabel 5 Penduduk berdasarkan mata pencaharian, Kelurahan
Mulyaharja, 2015
20
6 Tabel 6 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
menurut tingkat pendidikan, 2016
21
7 Tabel 7 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan uang saku, 2016 22
8 Tabel 8 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan biaya pengeluaran per bulan, 2016
23
9 Tabel 9 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan durasi waktu, 2016
25
10 Tabel 10 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan fitur yang sering digunakan, 2016
26
11 Tabel 11 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan tujuan penggunaan smartphone, 2016
28
12 Tabel 12 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan total tingkat penggunaan smartphone
29
13 Tabel 13 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan kegiatan berinteraksi dengan keluarga,
2016
31
14 Tabel 14 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan durasi interaksi, 2016
32
15 Tabel 15 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan intensitas interaksi, 2016
33
16 Tabel 16 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan kepemilikan smarphone, 2016
33
17 Tabel 17 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan total interaksi, 2016
34
18 Tabel 18 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan jenis kelamin dan tingkat penggunaan
smartphone, 2016
35
19 Tabel 19 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat penggunaan
smartphone, 2016
36
x
DAFTAR LAMPIRAN
1 Lampiran 1 Jadwal Penelitian 46
2 Lampiran 2 Peta Lokasi Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor
Selatan, Kota Bogor
47
3 Lampiran 3 Daftar Nama Responden 48
4 Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas 50
5 Lampiran 5 Hasil Uji Korelasi rank Spearman 52
6 Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian 55
20 Tabel 20 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan uang saku dan tingkat penggunaan
smartphone, 2016
37
21 Tabel 21 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan biaya pengeluaran pulsa dan tingkat
penggunaan smartphone, 2016
38
22 Tabel 22 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan tingkat penggunaan smartphone dan
interaksi dalam keluarga, 2016
40
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komunikasi merupakan proses sosial dalam kehidupan manusia. Satu hal
yang sangat mendasar dan sangat diperlukan dalam kehidupan setiap manusia. Tanpa
komunikasi manusia tidak dapat berinteraksi dengan sesamanya dan tidak akan
berkembang. Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi komunikasi dijadikan
kebutuhan pokok oleh berbagai kalangan. Dari awalnya, telepon hanya digunakan
untuk menelepon dan berkirim pesan, sekarang berkembang menjadi telepon pintar
atau smartphone yang memiliki banyak fitur sehingga smartphone menjadi
kebutuhan penting dan salah satu prioritas khususnya di kalangan remaja. Hal
tersebut didukung oleh penelitian Resti (2015) bahwa bagi remaja yang menyenangi
teknologi, smartphone sudah menjadi perwujudan dari gaya hidup masyarakat di era
globalisasi terbukti dari sebuah hasil survai yang mengatakan segmen remaja masih
menjadi basis kuat perangkat pintar (smartphone).
Industri telepon seluler mengalami perkembangan yang pesat dalam dua dekade
terakhir ini, baik di negara maju ataupun negara sedang berkembang. Di Indonesia
pun telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi secara radikal.
Telepon yang dulunya merupakan barang mewah, sehingga hanya kelompok tertentu
yang bisa menikmatinya, sekarang dengan mudah mendapatkannya, murah, baik
dalam sarana telekomunikasi fixedline wireline ataupun fixedline wireless serta
seluler (Mayasari 2012).
Perkembangan pesat yang terjadi pada smartphone dibuktikan dalam sebuah
perusahaan riset pemasaran IDC (International Data Corporation) bahwa pasar
smartphone pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 49,2 persen, akibat
meningkatnya jumlah pengguna yang mengganti ponsel lama mereka dengan
smartphone. Laporan itu sejalan dengan penelitian terbaru IDC, yang memprediksi
jumlah download aplikasi mobile sebesar 10,9 miliar pada tahun 2010 menjadi 76,9
miliar pada 2014. Menurut Bisnis Indonesia pelanggan smartphone pada tahun 2010
menembus 6,24 juta pelanggan. Dalam hal ini ponsel cerdas Blackberry telah
meruntuhkan Nokia (Mayasari 2012).
Utaminingsih (2006), menyatakan bahwa terdapat banyak fenomena di mana
individu lebih memilih memainkan atau menggunakan smartphone, meskipun berada
di tengah-tengah suatu kegiatan atau bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar.
Survey Siemens Mobile Lifestyle III, menyebutkan bahwa 60 persen dari
respondennya lebih senang mengirim dan membaca pesan atau memainkan
smartphone di tengah acara keluarga yang dianggap membosankan, penggunaan
smartphone dapat mengurangi intensitas tatap muka. Perubahan teknologi
komunikasi ini yang disebut dengan smartphone memiliki beberapa dampak bagi
pengguna contohnya terjadinya gangguan kesehatan diakibatkan dari penggunaan
smartphone dengan waktu yang lama.
Penelitian Fajrin (2013) menyatakan bahwa masuknya teknologi di desa
mengakibatkan dampak negatif yang sangat kompleks. Masuknya teknologi akan
2
menjadi lebih mudah tetapi orang akan lebih tidak peduli dengan rasa sosial, malas
bersosialisasi dengan tetangga, teman sebaya dan lingkungan sekitar. Lebih memiliki
sikap individual dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan dalam
berinteraksi dan masuknya budaya baru. Namun tidak semua teknologi berdampak
negatif karena teknologi seperti smartphone juga memudahkan untuk menyampaikan
informasi secara cepat, peka terhadap perbedaan, dapat membina kembali tali
silaturahim antar teman serta saudara. Hal tersebut disebabkan oleh generasi muda
ataupun generasi tua dapat bebas mengakses informasi dengan adanya teknologi yang
semakin lama semakin canggih dan murah melalui alat-alat teknologi seperti laptop,
dan handphone. Akibatnya, terjadi perubahan sosial dan bergesernya identitas
masyarakat desa yang dulu identik dengan kesederhanaan yang memiliki nilai-nilai
luhur, rasa persatuan yang kuat, tradisional, serta kearifan lokal berubah menjadi
masyarakat yang royal, individual, kurang religious, egois, materialis dan
menimbulkan kriminalitas yang tinggi dan tidak ada bedanya antara gaya hidup
masyarakat kota dengan masyarakat desa.
Perkembangan smartphone menimbulkan dampak bagi perubahan pada sikap
dan perilaku remaja. Hal tersebut didukung oleh penelitian Anasari (2014) yang
menyatakan bahwa remaja di Sleman yang menggunakan smartphone ternyata lebih
banyak menghabiskan waktunya untuk mengakses informasi maupun berkomunikasi
melalui smartphone yang dimiliki. Baik itu menggunakan fitur SMS (Short Message
Service), media sosial maupun aplikasi instant messenger di dunia maya yang bisa
diunduh secara gratis dan digunakan melalui smartphone. Para remaja yang sudah
ketergantungan dengan smartphone, sangat sulit bagi mereka untuk membagi waktu,
seperti waktu belajar yang semakin berkurang karena mereka hanya fokus dengan
smartphone yang dimilikinya. Oleh karena itu, penggunaan smartphone memberikan
perubahan terhadap pola interaksi antara remaja dengan orang tua. Dengan demikian
perlu diketahui bagaimana hubungan tingkat penggunaan smartphone pada remaja
dengan interaksi dalam keluarga.
Masalah Penelitian
Smartphone sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat, khususnya remaja.
Penggunaan smartphone yang semakin meningkat di kalangan remaja yang
dipengaruhi oleh beberapa karakteristik remaja yang diantaranya adalah jenis
kelamin, tingkat pendidikan, uang saku dan biaya pengeluaran pulsa. Bagaimana
hubungan karakteristik remaja dengan tingkat penggunaan smartphone?
Berkembangnya teknologi yang semakin pesat ini telah mempengaruhi gaya
hidup dan perilaku remaja. Remaja merupakan orang yang lebih dekat dan lebih
banyak berinteraksi dengan teknologi. Dengan adanya fitur-fitur dalam smartphone
membuat remaja semakin sering menggunakan smartphone dimana pun dan kapan
pun remaja berada, hal tersebut mempengaruhi interaksi dalam keluarga. Bagaimana
hubungan tingkat penggunaan smartphone pada remaja dengan interaksi dalam
keluarga?
3
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisis hubungan karakteristik remaja dengan tingkat penggunaan
smartphone.
2. Menganalisis hubungan tingkat penggunaan smartphone pada remaja dengan
interaksi dalam keluarga.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan berguna bagi berbagai pihak, di antaranya adalah:
1) akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan untuk
penelitian lebih lanjut mengenai tingkat penggunaan smartphone pada remaja; 2) bagi
peneliti, sebagai sarana mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dengan mencoba
memberikan solusi terhadap permasalahan sosial yang diteliti; 3) masyarakat, sebagai
sumber informasi dan pengetahuan sehingga masyarakat dapat memanfaatkan
teknologi secara bijak.
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Perkembangan Teknologi Komunikasi
Perkembangan yang terjadi dengan cepat di bidang komunikasi membuat para
ahli menyebutnya sebagai revolusi komunikasi. Perubahan yang cepat ini didorong
oleh adanya berbagai penemuan di bidang teknologi sehingga apa yang dulu
merupakan kendala dalam kegiatan komunikasi, sekarang sudah terbuka lebar.
Seseorang dapat berhubungan dengan seseorang atau sekelompok orang tanpa
dibatasi oleh faktor waktu, jarak, jumlah, kapasitas dan kecepatan. Contohnya
penggunaan satelit dalam komunikasi. Dengan munculnya berbagai inovasi maka
pengembangan komunikasi semakin pesat terutama yang dikembangkan oleh
perusahaan telepon selular. Teknologi komunikasi adalah penggunaan teknologi
sebagai media dalam komunikasi manusia. Penggunaan teknologi sebagai
komunikasi manusia ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dari ilmu
pengetahuan yang lainnya. Seseorang atau kelompok orang tanpa dibatasi oleh faktor
waktu, jarak, jumlah, kapasitas dan kecepatan (Zamroni 2009).
Smartphone
Smartphone atau bisa disebut dengan telepon pintar sudah menjadi sebuah
kebutuhan bagi semua kalangan di dunia sebagai penunjang aktivitas kerja mau pun
sekedar lifestyle atau gaya hidup. Setiap smartphone memiliki sistem operasi yang
berbeda-beda, sama halnya dengan sistem operasi pada komputer desktop. Menurut
Zaki (2008), pengertian telepon seluler pintar atau smartphone secara harfiah artinya
adalah telepon pintar, yakni telepon seluler yang mempunyai kemampuan seperti
komputer walaupun terbatas. Menurut Jocom (2013), kecanggihan smartphone
dibandingkan ponsel biasa terletak pada operation system yang tangguh, kecepatan
proses yang tinggi, koneksi internet terbaik dan layar sentuh. Pada dasarnya
smartphone merupakan hasil gabungan dari fungsi telepon genggam dengan PDA
(Personal Digital Assistant). Perkembangan PDA, mendapatkan kemampuan lain
yaitu fitur koneksi wireless sehingga mampu menerima maupun mengirim email pada
saat yang bersamaan. Pada akhirnya PDA menambahkan fungsi handphone pada
devicenya, begitu pun juga handphone diberikan fitur PDA (yang lebih banyak) di
dalamnya, sehingga hasilnya adalah sebuah Smartphone. Smartphone menjadi
digemari oleh masyarakat karena efektivitas, kecepatan, dan kemudahan akses yang
ditawarkannya, yang terutama sangat dibutuhkan oleh orang-orang dengan tingkat
kesibukan dan ketergantungan terhadap informasi yang tinggi baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam pekerjaan.
Pertumbuhan alat canggih yang mudah dibawa kemana-mana membuat
kemajuan besar dalam pemroses, layar dan sistem operasi yang di luar dari jalur
telepon genggam sejak beberapa tahun ini. Kebanyakan alat yang dikategorikan
sebagai telepon pintar menggunakan sistem operasi yang berbeda. Dalam hal fitur,
kebanyakan telepon pintar mendukung sepenuhnya fasilitas surel (surat elektronik)
5
dengan fungsi pengatur personal yang lengkap. Fungsi lainnya dapat menyertakan
miniatur papan ketik QWERTY, layar sentuh atau kamera, pengaturan daftar nama,
penghitung kecepatan, navigasi piranti lunak dan keras, kemampuan membaca
dokumen bisnis, pemutar musik, penjelajah foto dan melihat klip video, penjelajah
internet, perusahaan, seperti yang ditawarkan oleh BlackBerry. Fitur yang paling
sering ditemukan dalam telepon pintar adalah kemampuannya menyimpan daftar
nama sebanyak mungkin, tidak seperti telepon genggam biasa yang mempunyai
batasan maksimum penyimpanan daftar nama.
Selain itu smartphone mempermudah pengguna untuk mengetik dokumen atau
mengirim pesan. Tampilan QWERTY keyboard bisa dalam bentuk fisik (hardware)
misalnya seperti pada Blackberry, juga bisa tampil dalam bentuk keyboard virtual
seperti pada iPhone (Hernawati 2012).
Penggunaan Smartphone
Menurut Istiyanto (2013) penggunaan smartphone memiliki pengaruh positif
selain untuk sebuah alat komunikasi seperti halnya membantu kita untuk bisa selalu
terhubung dengan baik kepada teman-teman serta kerabat dekat dan keluarga kita,
akan tetapi smartphone juga bisa memiliki pengaruh yang negatif apabila salah
digunakan terlebih lagi dengan fitur yang canggih. Komunikasi digital nirkabel sudah
sangat dibutuhkan pada berbagai bidang, seperti edukasi, bisnis, hiburan, kesehatan
atau keamanan; Ketersediaan perangkat mobile yang dapat mendukung aktivitas
pengguna diberbagai lingkungan dengan fleksibilitas tinggi, perangkat yang lebih
praktis dan mudah dalam penggunaan. Kebutuhan yang sangat tinggi dan kemudahan
akses merupakan hal utama menyebabkan pengaruh kuat untuk menggunakan
smartphone. Seiring berjalannya globalisasi, bisa dibilang sebagian besar semua
kalangan menggunakan smartphone. Mereka mendapatkan banyak manfaat, dapat
menghubungi teman lebih mudah, mengakses akun jejaring sosial atau blog mereka
langsung ditangan mereka sendiri, dan mencari bahan pelajaran dari situs-situs di
internet tanpa harus merasa kurang nyaman. Hingga saat ini, smartphone masih
menjadi trend dari semua kalangan di Indonesia, tak terkecuali dilingkungan sekitar
kita.
Menurut Ghifary dan Kurnia (2015), intensitas penggunaan smartphone
berpengaruh terhadap perilaku komunikasi bahwa menggunakan smartphone dengan
durasi yang tinggi. Konten yang digunakan pun beragam, mulai dari jejaring sosial,
game, video, foto, musik, e-mail, SMS, telepon, dan chatting online. Responden
mengakui bahwa menggunakan smartphone karena ingin memperoleh pengalaman
baru, ingin mendapatkan respon, dan ingin diakui oleh lingkungan sekitar. Selain itu,
responden juga mengakui smartphone bisa membentuk mereka menjadi pribadi yang
gemar bersosialisasi, sehingga smartphone kini menjadi bagian dari gaya hidup
mereka.
Karakteristik Remaja
Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”( Hurlock 1980). Istilah ini mempunyai arti
yang lebih luas, mencangkup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
6
Apabila digolongkan sebagai anak-anak maka golongan remaja sudah melewati masa
tersebut, tetapi bila digolongkan dengan orang dewasa juga masih belum sesuai. Oleh
karena itu istilah golongan remaja ini dirasakan tumpang tindih pengertiannya.
Hurlock (1980) mendefinisikan masa remaja dengan menggunakan ciri-ciri
tertentu yang dapat membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya, yaitu
masa remaja sebagai periode yang penting, masa remaja sebagai periode peralihan,
masa remaja sebagai periode perubahan, masa remaja sebagai usia yang bermasalah,
masa remaja sebagai masa mencari identitas, masa remaja sebagai usia yang
menimbulkan ketakutan, masa remaja sebagai masa yang tidak realistik, dan yang
terakhir yaitu masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Menurut Mappiare dalam
bukunya Psikologi Remaja (1982) diacu oleh Utaminingsih (2006) dapat disimpulkan
bahwa secara teoritis dan empiris dari segi psikologis, rentangan usia remaja berada
dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 sampai 22 tahun bagi lelaki.
Jika dibagi atas remaja awal dan remaja akhir, maka remaja awal berada dalam dalam
usia 12/13 tahun sampai 17/18 tahun, dan remaja akhir dalam rentangan usia 17/18
tahun sampai 21/22 tahun.
Menurut Soekanto (1991) diacu oleh Lestari (2008), ciri-ciri remaja adalah
seseorang yang mengalami perkembangan fisik yang pesat, mempunyai keinginan
yang kuat untuk mengadakan interaksi sosial dengan kalangan lebih dewasa atau
lebih matang kepribadiannya, mempunyai keinginan kuat untuk mendapatkan
kepercayaan dari kalangan dewasa walaupun tanggungjawab masih belum matang,
mulai memikirkan kehidupan secara mandiri, mengalami perkembangan
intelektualitas untuk mendapatkan identitas diri, dan menginginkan sistem kaidah dan
nilai yang serasi dengan kebutuhan atau keinginan yang tidak selalu sama dengan
orang dewasa. Menurut Hurlock (1980) konsep hubungan keluarga mempengaruhi
konsep diri remaja dimana seorang remaja yang mempunyai hubungan erat dengan
seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan ingin
mengembangkan pola kepribadian yang sama.
Interaksi sosial di keluarga
Terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial (social contact) dan
adanya komunikasi (communication). Kontak sosial berasal dari bahasa latin con atau
cum (bersama-sama) dan tango (menyentuh), artinya secara harfiah adalah bersama-
sama menyentuh. Secara fisik, kontak sosial terjadi apabila adanya hubungan.
Misalnya, kontak sosial sudah terjadi ketika seseorang berbicara dengan orang lain,
tetapi kontak sosial juga dilakukan dengan menggunakan teknologi, seperti melalui
telepon, televisi, internet, radio dan sebagainya. Interaksi sosial adalah bentuk-bentuk
yang tampak apabila orang-orang perorangan ataupun kelompok-kelompok manusia
mengadakan hubungan satu sama lain terutama dengan mengetengahkan kelompok
serta lapisan sosial sebagai unsur pokok struktur sosial. Interaksi sosial adalah suatu
hubungan antar dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu
mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain. Proses
interaksi sosial berupa proses assosiatif dan proses dissosiatif. Proses assosiatif
adalah proses kerja sama yang bertujuan untuk kepentingan bersama yaitu berupa
7
gotong royong. Proses dissosiatif adalah proses perlawanan dari proses assosiatif
yaitu berupa persaingan, dan konflik (Soekanto 2002).
Seiring kemajuan zaman, persaingan global, semua di jaman serba canggih,
serta masuknya budaya barat dan sebagainya, telah dianggap menjadi sebab nilai-nilai
interaksi sosial bangsa indonesia saat ini mulai terlihat luntur, hal ini dominan telah
terjadi terutama di kota-kota besar di indonesia. Bahkan bukan hanya di kota besar, di
desa pun nilai-nilai interaksi sosial sebagian mulai terlihat luntur, jika budaya ini
tidak disosialisasikan dalam masyarakat luas. Proses interaksi sosial merupakan unsur
dari proses komunikasi, dimana keduanya saling berhubungan erat. Proses
komunikasi bisa dikatakan efektif apabila di dalam penyampaian informasi dari
komunikator ke komunikan bisa menimbulkan timbal balik sehingga bisa tercapai
saling pengertian antara kedua belah pihak.
Menurut Mulyaningsih (2014), terjadinya interaksi dan komunikasi dalam
keluarga akan saling mempengaruhi satu dengan yang lain yaitu antara ibu dan ayah,
ibu dan anak, ayah dan anak, dan antar anak saling memberikan stimulus dan respons.
Dengan interaksi antara anak dengan orang tua, akan membentuk gambaran-
gambaran tertentu pada masing-masing pihak sebagai hasil dari komunikasi.
Hubungan dengan keluarga merupakan sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat
mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
Menurut Friedman (1998) ada tiga dimensi interaksi dalam dukungan keluarga,
yaitu timbal balik, nasihat/umpan balik dan keterlibatan emosional di dalam
hubungan sosial. Terdapat banyak fenomena dimana individu lebih memilih
memainkan atau menggunakan smartphone, meskipun berada ditengah-tengah suatu
kegiatan atau bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar. Survey Siemens Mobile
Lifestyle III, menyebutkan bahwa 60 persen dari respondennya lebih senang
mengirim dan membaca pesan atau memainkan smartphone di tengah acara keluarga
yang dianggap membosankan, penggunaan smartphone dapat mengurangi intensitas
tatap muka. Perubahan teknologi komunikasi ini yang disebut dengan smartphone,
memiliki beberapa dampak bagi pengguna, contohnya terjadinya gangguan kesehatan
diakibatkan dari penggunaan smartphone dengan waktu yang lama, gangguan yang
sering terjadi seperti kesehatan yang dirasakan yaitu susah tidur, mudah lelah, dan
tingkat emosional menjadi lebih tinggi (Utaminingsih 2006).
Penelitian Sebelumnya
Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini membawa banyak
perubahan dalam hidup manusia. Tidak terkecuali dalam hal interaksi antar manusia.
Kemajuan teknologi membuat komunikasi menjadi semakin mudah. Saat tidak dapat
bertemu secara langsung, tetap dapat menjalin komunikasi. Adanya fasilitas-fasilitas
untuk berkomunikasi seperti media sosial dan instant messenger yang bisa digunakan
untuk chatting membuat smartphone banyak diminati oleh kaum muda, khususnya
remaja. Apalagi saat ini sudah banyak aplikasi untuk berkomunikasi yang bisa
diunduh secara gratis dengan fasilitas yang lebih lengkap seperti mengirim foto dan
pesan suara.
8
Sesuai dengan usianya, remaja adalah fase di mana mereka mulai ingin
mengenal lingkungan selain di dalam keluarga mereka. Remaja mulai beradaptasi
dengan lingkungan barunya ketika sudah berada di masyarakat. Dengan lingkungan
teman sebaya mereka lebih banyak berinteraksi. Kemajuan teknologi membuat cara
berkomunikasi antar manusia menjadi lebih menarik dan beragam. Smartphone dan
kelengkapan fasilitas komunikasi maupun hiburannya membuat para remaja di
Kabupaten Sleman ingin memilikinya. Selain untuk berkomunikasi, smartphone juga
digunakan untuk mencari informasi khususnya untuk kepentingan pendidikan
mereka. Orang tua remaja di Kabupaten Sleman ini menyadari pentingnya
komunikasi dengan sesama anggota keluarganya. Sebagai orang tua, mereka harus
tetap mengawasi dan memperhatikan keadaan anak-anaknya. Membekali anaknya
yang masih remaja dengan alat komunikasi seperti smartphone membuat para orang
tua ini bisa tetap menghubungi anaknya saat berada di luar rumah. Selain itu
informasi dapat lebih mudah diakses dan membantu bagi orang tua yang
membutuhkannya (Anasari 2014).
Smartphone adalah sebuah media baru dalam proses komunikasi. Smartphone
tidak lagi digunakan hanya untuk media komunikasi tetapi mulai dilirik oleh
beberapa perusahaan pembuat smartphone untuk dijadikan media hiburan dan
edukasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh intensitas
penggunaan smartphone terhadap perilaku komunikasi. Penelitian ini melibatkan satu
variabel independen yaitu intensitas penggunaan smartphone dan satu variabel
dependen yaitu perilaku komunikasi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data
yaitu pengguna smartphone didominasi oleh wanita. Wanita bisa menghabiskan
waktu 140 menit per hari, sedangkan lelaki hanya menghabiskan waktu 43 menit
dalam sehari. Dari segi usia, pengguna smartphone didominasi usia 20-22 tahun. Usia
ini merupakan usia produktif dan disebut sebagai digital natives. Digital natives
berarti generasi yang lahir dan hidup di era internet yang serba digital dan terkoneksi.
Pada usia ini orang cenderung mencari hiburan dan informasi dari media online, salah
satunya menggunakan smartphone. Selain itu, mayoritas responden dominan
menggunakan smartphone pada pukul 17.00-19.59. Hal ini diperkuat oleh riset yang
ditemukan oleh Locket pada Mei 2013 yang menyebutkan bahwa pengguna
smartphone paling aktif mengecek gadget-nya antara pukul 05.00 sore hingga 08.00
malam (Ghifary dan Kurnia 2015).
9
Kerangka Pikir
Teknologi komunikasi saat ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Hampir pada setiap aspek kegiatan manusia, baik yang
dilakukan secara pribadi maupun bersama-sama selalu mempunyai hubungan dengan
teknologi komunikasi. Perkembangan ini menandakan bahwa teknologi komunikasi
dijadikan sebagai media penting bagi individu, khususnya remaja. Dengan adanya
smartphone dapat merubah interaksi dalam keluarga. Hal tersebut dapat dilihat dari
karakteristik remaja yang di antaranya yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan, uang
saku dan biaya pengeluaran pulsa. Karakteristik remaja tersebut memiliki hubungan
dengan tingkat penggunaan smartphone yang dilihat dari durasi waktu, fitur yang
sering digunakan, dan tujuan penggunaan smartphone. Hal tersebut memiliki
hubungan dengan interaksi dalam keluarga dilihat dari kepemilikan smartphone,
kekerapan interaksi, durasi interaksi, dan intensitas interaksi. Keterkaitan berbagai
variabel tersebut secara rinci dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:
Keterangan :
: Berhubungan
Gambar 1 Kerangka pikir
Karakteristik Remaja (X1)
X1.1 Jenis Kelamin
X1.2 Tingkat Pendidikan
X1.3 Uang Saku
X1.4 Biaya pengeluaran pulsa
Tingkat Penggunaan Smartphone
- Durasi waktu
- Fitur yang sering digunakan
- Tujuan Penggunaan smartphone
Interaksi dalam keluarga (Y1)
- Kekerapan interaksi
- Durasi interaksi
- Intensitas interaksi
- Kepemilikan smartphone
-
10
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah:
1. Terdapat hubungan signifikan antara karakteristik remaja dengan tingkat
penggunaan smartphone
2. Terdapat hubungan signifikan antara tingkat penggunaan smartphone
dengan interaksi dalam keluarga
PENDEKATAN LAPANG
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh
pendekatan kualitatif. Untuk pendekatan kuantitatif digunakan metode survai, dimana
kuisioner sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan data dari responden.
dengan data kualitatif. Pengertian survai dibatasi pada penelitian yang datanya
dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi
(Singarimbun dan Effendi 2012). Metode kuantitatif menggunakan kuisioner kepada
responden. Kuisioner penelitian disusun sesuai dengan kerangka pikir yang telah
dibuat sebelumnya. Data kualitatif dilaksanakan dengan observasi, dan studi
dokumentasi terkait. Selain itu, untuk informasi lebih mendalam dan memperjelas
gambaran tentang keadaan sosial dilakukan beberapa wawancara dengan informan
yang merupakan tokoh-tokoh masyarakat dan anggota keluarga.
Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota
Bogor. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) karena beberapa
pertimbangan, di antaranya adalah:
1. Lokasi penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian yang dikaji oleh peneliti.
2. Lokasi penelitian belum banyak dikaji oleh peneliti lain dalam menyelesaikan
permasalahan penelitian.
3. Lokasi penelitian merupakan desa sub urban oleh karena itu warga Kelurahan
Mulyaharja sudah tidak asing lagi dengan adanya teknologi komunikasi
(smartphone).
Proses penelitian dimulai dari pembuatan proposal penelitian pada bulan
Februari 2016. Penelitian di lapangan dilakukan selama tiga minggu, yaitu pada bulan
Maret hingga April 2016. Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti meliputi
penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal skripsi, pengambilan data
lapangan, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan
perbaikan skripsi.
Populasi dan Sampel
Populasi sasaran dalam penelitian adalah remaja di Kelurahan Mulyaharja,
Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Unit analisis dalam penelitian ini adalah
remaja yang memiliki smartphone. Pemilihan responden dilakukan secara accidental
sampling, karena populasi yang berjumlah besar dan sulit untuk menemukan sampel
secara individual, maka dapat dilakukan secara accidental atau ditemukan seadanya
(Singarimbun dan Effendi 2012). Responden yang diambil berjumlah 45 orang
dengan karakteristik usia remaja dari 12-21 tahun bagi wanita dan 13-22 tahun bagi
12
lelaki. Pemilihan informan dalam penelitian ini dipilih dengan secara sengaja
(purposive). Informan yang dipilih untuk penelitian adalah orang tua.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Kuisioner sebagai instrumen yang digunakan dalam penelitian diusahakan
valid dan reliabel. Validitas kuisioner diusahakan dengan cara:
1. Menyesuaikan dengan kondisi lapang
2. Menggunakan bahasa yang dipahami responden
3. Merujuk kepada berbagai konsep dan teori yang relevan
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan
Bogor Selatan, Kota Bogor RT 01 RW 06 pada tanggal 4 April 2016. Untuk menguji
validitas dan reliabiltas kuisioner dibagikan sebanyak 10 orang di luar responden
yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Hasil yang
didapat dari uji coba adalah bahwa kuisioner penelitian ini cukup reliabel yang
ditunjukan oleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0,60 untuk karakteristik remaja, nilai
cronbach’s alpha sebesar 0,69 untuk tingkat penggunaan smartphone, nilai
cronbach’s alpha sebesar 0,54 untuk interaksi dalam keluarga.
Uji Validitas Instrumen dilakukan dengan menggunakan software SPSS.
Dalam proses ini menggunakan uji koefisien korelasi product moment Pearson.
Untuk mengetahui terdapat hubungan atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikansi
dan seberapa kuat hubungan tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi atau
nilai r. Hasil yang didapat dari uji validitas untuk kuisioner yaitu valid dengan nilai
koefisien sebesar -0,04 untuk jenis kelamin dengan tingkat penggunaan smartphone,
nilai koefisien sebesar -0,09 untuk tingkat pendidikan dengan tingkat penggunaan
smartphone, nilai koefisien sebesar -0,03 untuk uang saku dengan tingkat
penggunaan smartphone, nilai koefisien sebesar 0,33* untuk biaya pengeluaran pulsa
dengan tingkat penggunaan smartphone, nilai koefisien sebesar 0,19 untuk tingkat
penggunaan smartphone dengan interaksi dalam keluarga.
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
N = Banyaknya Pasangan data X dan Y
Σx = Total Jumlah dari Variabel X
Σy = Total Jumlah dari Variabel Y
Σx2
= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X
Σy2
= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y
Σxy = Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y
Uji Reliabilitas menggunakan uji koefisien Alpha Cronbach. Reliabilitas
item dapat diuji dengan melihat koefisien Alpha dengan melakukan Reliability
Analysis dengan software Statistic Program for Social Sciences (SPSS). Nilai
13
koefisien Alpha-Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel
didapat dengan rumus berikut:
∑
Keterangan:
= Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
K = Jumlah item pertanyaan yang diuji
∑ = Jumlah varian skor item
= Varian skor-skor test
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara kuisioner,
wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Teknik pengambilan data wawancara
mendalam merupakan teknik pengambilan data dengan melakukan interaksi dua arah.
Melakukan wawancara mandalam dimaksud adanya temu muka antara peneliti dan
responden. Wawancara mendalam dilakukan secara sengaja. Informan dipilih secara
sengaja. Wawancara yang digunakan untuk pengambilan data dari responden
menggunakan kuisioner. Responden yang dipilih untuk penelitian ini adalah remaja.
Wawancara yang digunakan untuk pengambilan data dari informan menggunakan
panduan wawancara mendalam.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari observasi dan
pengambilan data langsung di lapangan dengan wawancara dan pengisian kuisioner
oleh responden dan informan. Data sekunder merupakan data yang didapatkan secara
tidak langsung yaitu melalui data-data atau pun literatur yang berkaitan dengan topik
penelitian seperti profil desa Kelurahan Mulyaharja, dan data monografi Kelurahan
Mulyaharja. Penelitian juga melakukan penelusuran pustaka dan dokumen lain yang
terkait dengan topik penelitian.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh secara kuantitatif melalui kuisioner diolah melalui program
software Statistic Program for Social Sciences (SPSS) for Windows versi 16.0 dan
Microsoft Excel 2007. Sebelum data diolah dan dianalisis, yaitu pertama, mengecek
kembali kelengkapan dan kekonsistenan jawaban yang diperoleh pada lembaran
kuisioner, dan catatan harian. Setelah dilakukan pengecekan. Kedua, mengkode data.
Semua data kuantitatif yang diperoleh pada lembaran kuisioner dimasukkan ke
dalam program Microsoft Excel 2007 secara lengkap dan diuraikan setiap variabel.
Beberapa variabel dihitung nilai rata-ratanya berdasarkan sebaran jawaban yang
didapatkan dari seluruh responden untuk dikelompokkan ke dalam kategori jawaban.
Setelah itu, semua data dikodekan dengan memberi simbol-simbol berupa angka
sesuai kategori jawaban yang telah ditentukan atau dikelompokkan.
Tahap berikutnya dilakukan pengolahan data dengan menghitung jumlah dan
persentase jawaban responden dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang.
14
Beberapa data juga diolah dengan menggunakan uji korelasi rank spearman (data
ordinal) melalui program software Statistic Program for Social Sciences (SPSS) for
Windows versi 16.0. Terakhir, dilakukan analisis data secara kualitatif sebagai
pendukung hasil data kuantitatif dengan mereduksi hasil wawancara mendalam
dengan para responden dan informan. Tujuan dari reduksi data ini ialah untuk
mempertajam, menggolongkan, mengarahkan dan membuang data yang tidak perlu.
Penyajian data yang berupa menyusun segala informasi dan data yang diperoleh
menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca dalam sebuah laporan. Penyajian
data berupa narasi, diagram, kesimpulan dari hasil yang telah diolah pada tahap
reduksi. Verifikasi dilakukan dengan mendiskusikan hasil olahan data kepada
responden dan informan. Seluruh hasil penelitian dituliskan dalam rancangan skripsi.
Definisi Operasional
Definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut :
1. Karakteristik Remaja adalah karakteristik yang mencirikan responden dan
berkaitan dengan diri individu. Terdiri dari sub peubah yakni jenis kelamin,
tingkat pendidikan, uang saku dan biaya pengeluaran pulsa yaitu:
a. Jenis kelamin responden yang dapat digunakan untuk membedakan antara
responden dengan menggunakan skala nominal berdasarkan ciri biologis dan
dibedakan atas: 1) laki-laki (kode 1); 2) perempuan (kode 2).
b. Tingkat Pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah
ditamatkan. Tingkat pendidikan diukur menggunakan skala ordinal
berdasarkan jenjang pendidikan formal terakhir dan dikategorikan menjadi: 1)
tinggi (Skor 3) Perguruan Tinggi (PT) sampai tamat Sekolah Menengah Atas
(SMA); 2) sedang (Skor 2) mengikuti Sekolah Menengah Pertama (SMP)
sampai tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP); 3) rendah (Skor 1) tidak
pernah sampai tamat Sekolah Dasar (SD).
c. Uang saku adalah uang yang diberikan oleh orang tua atau dewasa kepada
kita, yang pengalokasiannya untuk kebutuhan jajan. Uang saku diberikan
untuk dialokasikan guna memenuhi kebutuhan jajan dan diberikan tiap bulan.
Uang saku dengan menggunakan skala ordinal dengan dikategorikan menjadi:
1) tinggi (Skor 3) apabila uang saku ≥ Rp 1.000.000,- ; 2) sedang (Skor 2)
apabila uang saku antara Rp 500.000,- hingga Rp 1.000.000,- ; 3) rendah
(Skor 1) apabila uang saku ≤ RP 500.000,-
d. Biaya pengeluaran pulsa adalah biaya yang dikeluarkan oleh remaja berkaitan
dengan penggunaan smartphone tiap bulan. Pengukuran menggunakan skala
ordinal dengan tiga kategori, yaitu: (skor 3) apabila biaya pengeluaran pulsa
Rp ≥ 100.000,-; (skor 2) apabila biaya pengeluaran pulsa antara Rp. 50.000,-
hingga 100.000,- ; (skor 1) apabila biaya pengeluaran ≤Rp. 50.000,-
2. Tingkat Penggunaan Smartphone adalah suatu tingkat yang menunjukkan
perilaku penggunaan Smartphone oleh remaja per hari. Tingkat penggunaan
smartphone dapat diukur dengan skala ordinal, yang meliputi dari :
15
a. Durasi waktu adalah lamanya waktu yang digunakan oleh remaja dalam
menggunakan smartphone dalam satu hari. Pengukuran menggunakan skala
ordinal dengan tiga kategori sebagai berikut (skor 3) apabila durasi
penggunaan smartphone lebih dari rata-rata durasi penggunaan remaja di
lapang; (skor 2) apabila durasi penggunaan smartphone sama dengan rata-rata
durasi penggunaan remaja di lapang; (skor 1) apabila durasi penggunaan
smartphone kurang dari rata-rata durasi penggunaan remaja di lapang.
b. Fitur yang digunakan adalah fitur-fitur yang terdapat pada smartphone yang
sering digunakan oleh remaja setiap hari, 10 jenis fitur dibagi menjadi:
a.) Telepon f.) Line k.) Musik
b.) SMS g.) Path l.) Twitter
c.) Facebook h.) Instagram m.) Internet
d.) WhatsApp i.) Main games n.) Kamera
e.) BBM j.) Radio/MP3
Penggunaan fitur-fitur dalam smartphone dibagi menjadi kategori: (skor 4)
selalu; (skor 3) sering; jarang (skor 2); tidak pernah (skor 1).
c. Tujuan Penggunaan smartphone adalah tujuan dari berbagai kegiatan yang
dilakukan dengan menggunakan smartphone. Dibagi menjadi kategori :
1.) mencari informasi (berita, lowongan pekerjaan);
2.) komunikasi dengan keluarga;
3.) untuk berkomunikasi dengan teman;
4.) untuk hiburan (games, musik, kamera, dan video);
5.) untuk gaya hidup/ trendy masa kini
Pengukuran menggunakan skala ordinal dengan dua kategori, yaitu:
Ya (skor 2); Tidak (skor 1)
3. Interaksi dalam keluarga adalah interaksi secara tatap muka yang terjadi antara
remaja dengan lingkungan sosialnya dan dilihat dari; Kekerapan interaksi, durasi
interaksi, intensitas interaksi dan kepemilikan smartphone. Pengukuran interaksi
menggunakan skala ordinal, yang meliputi dari :
a. Kekerapan interaksi adalah tingkat keseringan yang dilakukan remaja dalam
interaksi tatap muka dengan keluarga. Diukur berdasarkan dalam kegiatan,
yaitu :
1. Acara keluarga di rumah
2. Acara nikahan
3. Idul fitri/ Idul adha
b. Durasi interaksi adalah lamanya waktu yang dilakukan remaja dalam interaksi
tatap muka dengan keluarga dalam satu hari. Pengukuran durasi interaksi
menggunakan skala ordinal dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: (skor 3) durasi
interaksi tinggi; (skor 2) durasi interaksi sedang; (skor 1) durasi interaksi
rendah.
c. Intensitas interaksi adalah tingkat kedalaman interaksi tatap muka yang terjadi
pada remaja dengan keluarga. Pengukuran intensitas interaksi menggunakan
skala ordinal dibagi menjadi tiga kategori: (skor 3) sering; (skor 2) jarang;
(skor 1) tidak pernah.
16
d. Kepemilikan smartphone adalah kekuasaan secara pribadi oleh remaja yang
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan pribadi. Pengukuran
menggunakan skala ordinal dengan tiga kategori, yaitu: (skor 3) tinggi; (skor
2) sedang; (skor 1) rendah.
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Kondisi Geografis dan Keadaan Lingkungan
Kelurahan Mulyaharja dahulu adalah salah satu desa di Kecamatan Cijeruk,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Namun, sejak tahun 1995, Desa ini secara
resmi masuk ke dalam wilayah Kecamatan Bogor Selatan. Pada tahun 2000, Desa ini
ditingkatkan statusnya menjadi kelurahan sehingga menjadi Kelurahan Mulyaharja.
Kelurahan Mulyaharja merupakan sebuah Kelurahan yang terletak di Kecamatan
Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jarak Kelurahan ini dari ibukota
kecamatan yaitu sekitar lima kilometer yang membutuhkan waktu selama 20 menit
sebagai waktu tempuhnya. Sedangkan jarak dengan kotamadya yaitu tujuh kilometer
dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit yang terdiri dari 57 RT dan 12 RW.
Kelurahan Mulyaharja berbatasan langsung dengan Kelurahan Cikaret di
sebelah utara, Desa Sukaharja di sebelah selatan, Kelurahan Pamoyanan di sebelah
timur, dan Desa Sukamantri di sebelah barat. Kelurahan Mulyaharja luasnya ±
477,0005 hektar dengan jumlah penduduk mencapai 13.366 jiwa. Pemukiman dengan
luas 367 hektar, sedangkan pertanian dengan luas 90.0005 hektar. Ketinggian tanah
dari permukaan laut ± 1500 m dpl, curah hujan 4000 mm, suhu udara rata-rata 25-37
derajat celcius. Wilayah Kelurahan Mulyaharja beriklim sejuk dengan ketinggian
420 meter dari permukaan laut. Luas lahan pertanian dan perkebunan yang ada di
Kelurahan Mulyaharja saat ini adalah sekitar 135 hektar. Kelurahan Mulyaharja yang
berada di Cibeureum secara geografis yang berada di kaki Gunung Salak yang
udaranya masih asri dan diapit oleh dua sungai yaitu sungai Cibeureum dan sungai
Cipinanggading yang merupakan batas wilayah alam, sebagai batas kelurahan
Mulyaharja dengan kelurahan lain. Batas wilayah :
Sebelah Utara : Kali Cibeureum (Kelurahan Cikaret)
Sebelah Selatan : Desa Sukaharja
Sebelah Timur : Kali Cipinanggading Kelurahan Pamoyanan dan
Kelurahan Rangga Mekar
Sebelah Barat : Kali Cibeureum Desa Sukamantri, Desa Kota Batu
Letak dan waktu tempuh Kelurahan Mulyaharja ini jarak tempuh ke pusat
kecamatan berjarak tujuh kilometer. Jarak ke pusat Kota Bogor berjarak delapan
kilometer, sedangkan untuk jarak ke pusat Ibu Kota Propinsi Jawa Barat berjarak 80
km, Jarak ke pusat Ibu Kota Negara berjarak 60 Km. Kelurahan Mulyaharja sebagai
salah satu bagian unit kerja organisasi yang merupakan perangkat Kecamatan Bogor
Selatan, memiliki cirri dan karakteristik sebagai Desa menjadi Kelurahan baik dilihat
dari perspektif territorial, kehidupan, ekonomi, sosial dan lingkungan. Kelurahan
Mulyaharja dulunya merupakan salah satu Desa di bawah pemerintahan Kabupaten
Bogor. Dengan adanya pemekaran Kota Bogor ( PP No. 2 tahun 1995 dan Instruksi
Menteri Dalam Negeri tahun 1995 tangga 24 Agustus 1995 tentang perubahan batas –
batas wilayah Kotamadya DT. II Bogor ) dan Peraturan Daerah nomor 9 tahun 2001
tentang perubahan Desa menjadi Kelurahan, maka Desa Mulyaharja masuk ke dalam
18
wilayah Kota Bogor dan berubah status menjadi Kelurahan pada tanggal 01
September 2001.
Kondisi Demografi dan Sosial Budaya
Kependudukan
Berdasarkan data registrasi kependudukan bulan November tahun 2015,
jumlah penduduk dan jumlah kepala keluarga Kelurahan Mulyaharja tercatat laki-laki
sebanyak 9.082 jiwa dan perempuan sebanyak 8.576 jiwa dengan jumlah sebanyak
17.667 jiwa. Jumlah kepala keluarga Kecamatan Mulyaharja mencapai 4.792 jiwa.
Tabel 1 Penduduk berdasarkan kelompok dan jenis kelamin, Kelurahan Mulyaharja,
2015
Usia Laki-laki (%) Perempuan (%) Jumlah
(Orang)
(%)
0-14 tahun 2.968 32,68 2.905 33,88 5.873 33,24
15-64 tahun 5.801 63,87 5.491 64,04 11.302 63,98
≥ tahun 313 3,45 189 2,08 492 2,78
Total 9.082 100,0 8.585 100,0 17.667 100,0
Sumber: Diolah dari Data Potensi Desa
Agama
Penduduk Kelurahan Mulyaharja mayoritas menganut agama islam, yaitu
sebanyak 16.709 orang. Agama lain yang dianut oleh penduduk Kelurahan
Mulyaharja diantaranya kristen, katolik, hindu dan budha. Sarana peribadatan untuk
penduduk yang beragama islam tersedia cukup banyak, yaitu 27 masjid dan 23
musholla. Selain itu, terdapat pula majlis ta’lim yang digunakan sebagai sarana
pengajian perempuan.
Tabel 2 Penduduk menurut agama, Kelurahan Mulyaharja, 2015
Agama Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
Islam 16.339 96
Kristen 364 2
Katolik 175 1
Hindu 9 0,14
Budha 80 0,86
Total 17.667 100,0
Sumber: Diolah dari Data Potensi Desa
Pendidikan
Mayoritas penduduk Kelurahan Mulyaharja merupakan lulusan Sekolah Dasar
(SD/Sederajat), yaitu sebanyak 266 orang. Walaupun sarana pendidikan di wilayah
ini sudah tersedia sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP), namun faktor ekonomi
19
menghambat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sebagian
besar penduduk yang telah lulus Sekolah Dasar (SD). Selain itu tingkat pendidikan
pernah sekolah (SD) tetapi tidak tamat sebanyak 93 orang, namun, sebagian
penduduk memutuskan untuk langsung bekerja dengan tujuan membantu
perekonomian keluarga. Oleh karena itu dapat dikatakan tingkat pendidikan di
Kelurahan Mulyaharja masih sangat rendah.
Tabel 3 Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan, Kelurahan Mulyaharja, 2015
No. Jenis Pendidikan Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
1. Belum sekolah 0-6 Tahun 3.231 18,28
2. Usia 7-45 tahun tidak pernah sekolah 0 0
3. Pernah sekolah SD tetapi tidak tamat 93 0,53
4. Sekolah Dasar / Sederajat 266 1,50
5. Sekolah Menengah Pertama / Sederajat 232 1,31
6. Sekolah Menengah Atas / Sederajat 173 0,98
7. Diploma 1 0 0
8. Diploma 2 95 0,53
9. Diploma 3 40 0,22
10. Strata 1 110 0,62
11. Strata 2 46 0,26
12. Strata 3 0 0
13. Lain-lain 13.381 75,74
Total 17.667 100,0
Sumber: Diolah dari Data Potensi Desa
Lembaga Pendidikan
Upaya pembangunan disegala bidang, perlu didukung sarana dan prasarana
yang memadai serta kualitas sumber daya manusia yang tinggi, baik bagi aparatur
pemerintah maupun seluruh masyarkat. Oleh karena itu, kualitas pendidikan sangat
penting untuk diperhatikan. Kelembagaan pendidikan di Kelurahan Mulyaharja tahun
2015 adalah jenis pendidikan TK/PAUD memiliki 10 gedung, jumlah murid 210
orang dan sebanyak 25 guru, jenis pendidikan SD/MI memiliki 8 gedung, jumlah
murid 2.100 dan sebanyak 70 guru pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4 Kelembagaan pendidikan, Kelurahan Mulyaharja, 2015
No. Jenis Pendidikan Gedung Murid Guru
1. TK/PAUD 10 210 25
2. SD/MI 8 2.100 70
3. SMP 1 340 12
4. SMA/SMK 2 1.200 32
Total 21 3.850 139
Sumber: Diolah dari Data Potensi Desa
20
Mata Pencaharian
Mata Pencaharian di Kelurahan Mulyaharja sampai akhir Tahun 2015 masih
menunjukkan keadaan kondusif, walaupun di pihak lain masih di hadapkan pada
keterbatasan lapangan kerja dan jumlah pencari kerja yang cukup banyak.
Jumlah angkatan kerja pada Tahun 2015 yang bermata pencaharian
wiraswasta sebanyak 3.714 jiwa. Jumlah pencari kerja yang dapat disalurkan, seperti
buruh sebanyak 6.214 jiwa. Jumlah pegawai swasta sebanyak 2.000 jiwa.
Tabel 5 Penduduk berdasarkan mata pencaharian, Kelurahan Mulyaharja, 2015
No. Bidang Usaha Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
1. Pegawai Negeri Sipil 238 1,34
2. TNI/Polri 39 0,22
3. Pegawai Swasta 2.000 11,32
4. Wiraswasta 3.714 21,02
5. Pedagang 174 0,98
6. Buruh 6.214 35,17
7. Petani 127 0,71
8. Lain-lain 4.645 26,29
Total 17.667 100,0
Sumber: Diolah dari Data Potensi Desa
KARAKTERISTIK REMAJA KELURAHAN MULYAHARJA
Karakteristik Remaja
Karakteristik remaja mencirikan responden yang berkaitan dengan diri
individu. Ciri-ciri remaja adalah seseorang yang mengalami perkembangan fisik yang
pesat, mempunyai keinginan yang kuat untuk mengadakan interaksi sosial dengan
kalangan lebih dewasa atau lebih matang kepribadiannya. Karakteristik demografis
terdiri dari jenis kelamin, tingkat pendidikan, uang saku dan biaya pengeluaran pulsa.
Pada penelitian ini, empat karakteristik tersebut diindentifikasi pada responden
penelitian.
Jenis Kelamin
Remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan jenis kelamin terbagi menjadi
laki-laki dan perempuan. Responden laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan
remaja perempuan. Karakteristik usia remaja dari 12-21 tahun bagi wanita dan 13-22
tahun bagi lelaki. Sebagian besar remaja laki-laki sebanyak 53,3 persen atau 24
orang. Sedangkan, dari hasil remaja perempuan sebanyak 46,7 persen atau 21 orang.
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan yang ditempuh remaja.
Tingkat pendidikan digolongkan menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Tabel 6 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja menurut tingkat
pendidikan, 2016
Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
Tamat SMP/MTS 27 60,0
Tamat SMA/Sederajat 16 35,6
Tamat Perguruan Tinggi 2 4,4
Total 45 100,0
Tabel 6, menunjukkan bahwa pada karakteristik pendidikan, sebagian besar
remaja ada pada tingkat pendidikan tinggi yaitu tamatan Sekolah Menengah Pertama
sebanyak 60,0 persen atau 27 orang, sedangkan remaja dengan tingkat pendidikan
menengah yaitu tamatan Sekolah Menengah Atas sebanyak 35,6 persen atau 16
orang. Remaja dengan persentase rendah, yaitu tamatan perguruan tinggi sebanyak
4,4 persen atau dua orang. Dengan demikian, kondisi tersebut disebabkan oleh faktor
ekonomi dan kesadaran akan pendidikan yang rendah.
22
Uang Saku
Uang saku diberikan kepada remaja dengan jangka waktu yang berbeda yaitu
harian, mingguan, dan bulanan. Dalam penelitian ini uang saku diukur berdasarkan
jumlah uang yang didapatkan oleh remaja setiap bulan dari orang tua mereka.
Kebutuhan sehari-hari remaja dalam menjalani aktivitas seperti kebutuhan makanan,
minuman, pendidikan (alat tulis, foto copy, buku) transportasi, hiburan, dan salah
satunya biaya pulsa untuk keperluan smartphone setiap harinya tercantum pada Tabel
8. Uang saku yang dikeluarkan untuk smartphone bervariasi mulai dari ≤ Rp.
500.000,- hingga ≥ Rp. 1.000.000,-
Tabel 7 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan uang
saku per bulan, 2016
Uang Saku (Rp/ bulan) Jumlah (Orang) Persentase (%)
Rendah (≤ 500.000) 35 77,8
Sedang (500.000-1.000.000) 6 13,3
Tinggi ( ≥1.000.000) 4 8,9
Total 45 100,0
Tabel 7, menunjukkan bahwa karakteristik remaja berdasarkan indikator uang
saku dikategorikan rendah yaitu ≤ Rp. 500.000 sebanyak 77,8 persen atau 35 orang,
sedangkan untuk kategori sedang dengan uang saku antara Rp.500.000 sampai
dengan Rp. 1.000.000 sebanyak 13,3 persen atau enam orang. Uang saku sebesar ≥
Rp 1.000.000 sebanyak 8,9 persen atau empat orang. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar remaja mengeluarkan uang saku masih bergantung dari orang tua dan
belum ada pekerjaan tetap sehingga uang saku setiap bulannya tergolong rendah atau
tidak banyak, yaitu sekitar ≤ Rp.500.000,- . Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh
salah satu remaja sebagai berikut :
“…saya kan masih sekolah, paling uang saku yang saya dapat
pemberian dari orang tua, kadang-kadang ada juga sih yang nyuruh
buat ngebantu trus dikasih upah, tapi itu juga jarang…”
(EN, 19 tahun)
“…aku mah per bulan ngeluarin uang gak sampe diatas dua ratus
ribu, kalo gak ada keperluan penting uangnya dipake buat nabung…”
(DM, 17 tahun)
23
Biaya Pengeluaran Pulsa
Biaya pengeluaran pulsa adalah biaya yang dikeluarkan oleh remaja berkaitan
dengan penggunaan smartphone tiap bulan.
Tabel 8 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan biaya
pengeluaran per bulan, 2016
Biaya Pengeluaran Pulsa
(Rp/bulan)
Jumlah (Orang) Persentase (%)
Rendah (≤50.000) 12 26,7
Sedang (50.000-100.000) 31 68,9
Tinggi (≥100.000) 2 4,4
Total 45 100,0
Tabel 8, menunjukkan bahwa karakteristik remaja berdasarkan biaya
pengeluaran pulsa, sebesar 68,9 persen atau 31 orang termasuk dalam kategori sedang
yakni Rp.50.000 hingga Rp.100.000. Remaja berdasarkan biaya pengeluaran pulsa
yang termasuk dalam kategori tinggi yaitu ≥ Rp. 100.000 sebesar 4,4 persen atau 2
orang. Hal tersebut sesuai dengan jumlah uang saku uang dimiliki remaja setiap
bulannya sebesar ≤ 500.000 (rendah). Seperti yang dikatakan oleh salah satu remaja
sebagai berikut :
“…untuk biaya pulsa aku gak banyak-banyak, kadang kalo paket abis
suka numpang wifi dari hp temen…”(GP, 19 Tahun)
“…kalo udah paketan saya jarang smsan, saya mah seringnya
chatting lewat BBM kan udah langganan sebulan…”(NN, 18 Tahun)
“…kalo biaya pulsa perbulan untuk saya mah sekarang lumayanlah,
gak terlalu banyak tapi gak terlalu sedikit juga. Ntar kalo udah kerja
pasti bakal gede lagi biaya pulsa perbulannya…”(AD, 18 tahun)
25
TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE
Penggunaan sebuah smartphone memiliki pengaruh positif maupun negatif,
pada pengaruh positif umumnya membantu agar selalu berkomunikasi, baik dengan
teman, dengan kerabat dekat serta dengan keluarga. Namun smartphone memiliki
pengaruh negatif apabila salah digunakan atau secara berlebihan, contohnya
membuka situs-situs yang tidak diperbolehkan, terlebih lagi dengan fasilitas serta
fitur-fitur yang semakin canggih. Kebutuhan yang sangat tinggi dan kemudahan akses
merupakan hal utama yang menyebabkan keinginan yang kuat untuk menggunakan
dan memiliki sebuah smarphone. Pengguna smartphone saat ini terus meningkat dan
bukan lagi barang asing bagi siapa pun, baik di kota, maupun di desa. Hampir 80
persen remaja Kelurahan Mulyaharja memiliki smartphone, kondisi tersebut dapat
dilihat dari observasi saat di lapang, responden menggunakan ketika sedang berjalan
dan sedang mengendarai motor.
Durasi Waktu
Durasi waktu adalah lamanya waktu responden menggunakan smartphone
dalam satu hari. Penggunaan smartphone sangat mempengaruhi perilaku komunikasi
individu. Smartphone saat ini sudah menjadi media komunikasi pokok. Sebagian
besar remaja Kelurahan Mulyaharja tidak bisa lepas dari smartphonenya masing-
masing, baik dalam berkomunikasi atau pun tidak sedang berkomunikasi. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan kenyataan di lapangan.
Tabel 9 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan durasi
waktu, 2016
Durasi Waktu / hari Jumlah (Orang) Persentase (%)
Rendah (≤ 2 jam) 12 26,7
Sedang (3-5 jam) 23 51,1
Tinggi (≥ 6 jam) 10 22,2
Total 45 100,0
Tabel 9, menunjukkan bahwa karakteristik remaja kelurahan mulyaharja
berdasarkan durasi waktu penggunaan smartphone tertinggi yaitu pada durasi sedang
(3-5 jam) yaitu sebesar 51,1 persen atau 23 orang, sedangkan untuk durasi waktu
penggunaan smartphone rendah (≤ 2jam) yaitu sebesar 26,7 persen atau 12 orang.
Remaja dengan durasi waktu penggunaan smartphone tinggi yaitu pada durasi (≥ 6
jam) sebesar 22,2 persen atau 10 orang. Data membuktikkan bahwa tingkat
penggunaan smartphone pada durasi waktu berpengaruh terhadap perilaku
komunikasi secara langsung. Remaja rata-rata menggunakan smartphone dengan
durasi sedang, sekitar tiga sampai lima jam dalam satu hari. Responden mengakui
bahwa menggunakan smartphone ingin mendapatkan informasi baru dalam hal positif
maupun negatif, dan senang bersosialisasi sehingga smartphone menjadi bagian dari
26
gaya hidup. Fasilitas yang sering digunakan adalah chatting, mendengarkan musik
dan browsing. Durasi penggunaan smartphone dalam jangka waktu sedang
dikarenakan remaja menyesuaikan waktu mereka antara durasi penggunaan
smartphone dengan aktivitas belajar maupun aktivitas mereka sehari-hari. Hal
tersebut seperti yang dikatakan oleh salah satu remaja sebagai berikut:
“…lebih banyak diem di kamar sibuk sama hp saya, gosip sama
temen-temen, liat apdetan orang-orang…” (RG, 15 tahun)
“…saya mah sering mainin hp, kalo gak ada chat juga tetep saya
mainin, rasanya kalo gak megang hp ada yang beda udah jadi
kebiasaan sehari-hari…”(MLY,18 tahun)
Fitur-Fitur
Fitur-fitur yang terdapat pada smartphone yang sering digunakan oleh remaja
setiap hari dalam penelitian ini menunjukkan remaja memanfaatkan atau
menggunakan berbagai jenis fitur-fitur yang terdapat pada smartphonenya (Tabel 10).
Tabel 10 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan fitur
yang sering digunakan, 2016
Fitur yang
sering
digunakan
Penggunaan
Tidak Pernah Jarang Sering
n % n % n %
Telepon 0 0,0 28 62,2 17 37,8
BBM 0 0,0 12 26,7 33 73,3
Facebook 2 4,4 26 57,8 17 37,8
WhatsApp 19 42,2 15 33,3 11 24,4
SMS 2 4,4 12 26,7 31 68,9
Line 15 33,3 13 28,9 17 37,8
Path 26 57,8 12 26,7 7 15,6
Instagram 16 35,6 16 35,6 13 28,9
Games 6 13,3 10 22,2 29 64,5
Radio 19 42,2 22 48,9 4 8,9
Musik 0 0,0 7 15,6 38 84,4
Twitter 18 40,0 21 46,7 6 13,3
Internet 1 2,2 10 22,2 34 75,6
Kamera 0 0,0 21 46,7 24 53,4
Penggunaan smartphone oleh remaja dibagi berdasarkan fitur-fitur yang ada
dalam smartphone. Fitur yang selalu digunakan oleh remaja adalah games yakni
sebesar 64,5 persen atau tujuh responden. Hal ini menunjukkan bahwa untuk fitur
hiburan yang paling banyak dimanfaatkan. Selanjutnya fitur yang sering digunakan
oleh remaja adalah BBM (Blackberry Messenger) dan mendengarkan musik yakni
27
sebesar 73,3 persen atau 33 orang. Selain itu, fitur yang jarang digunakan oleh remaja
adalah telepon yakni sebesar 62,2 persen atau 28 orang. Sedangkan persentase
tertinggi fitur yang tidak pernah digunakan oleh remaja adalah Path yakni sebesar
57,8 persen atau 26 orang. Seperti dikatakan oleh remaja pada saat penelitian yaitu
sebagai berikut:
“…sering banget main hp buat main Clash of Clans (COC), kadang
main COC sampe gak kenal waktu…” (AB, 19 tahun)
“…sering banget dengerin musik, apalagi kalo lagi bete gak ada
kerjaan. Malah kalo lagi ngerjain tugas juga sambil dengerin musik
biar ada inspirasi...” (NN, 18 tahun)
Fitur yang paling sedikit digunakan adalah internet atau browsing, hal ini
disebabkan remaja lebih tertarik memanfaatkan smartphone untuk bermain games
dan chatting. Selain itu dengan memanfaatkan fitur internet melalui smartphone dapat
dikenai biaya pulsa menjadi cepat habis dan kuota yang cukup tinggi. Seperti yang
dikatakan oleh salah satu remaja pada saat penelitian yaitu sebagai berikut:
“…Hp aku kalo buka web suka kesedot kuoatanya, jadi paling aku
seringnya dengerin musik, bbman sama temen, kadang kalo bbman
suka gak tau waktu. Soalnya kan udah langganan, jadi enak buat
chatting atau ngobrol …”(DA, 18 tahun)
28
Tujuan Penggunaan Smartphone
Tabel 11 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan tujuan
penggunaan smartphone, 2016
Pernyataan Ya Tidak
n % n %
Mencari informasi
(berita,lowongan pekerjaan)
40 88,9 5 11,1
Komunikasi dengan keluarga 45 100,0 0 0,0
Untuk berkomunikasi dengan
teman
44 97,8 1 2,2
Untuk hiburan (games, musik,
kamera, dan video)
45 100,0 0 0,0
Untuk gaya hidup/ trendy masa
kini
26 57,8 19 42,2
Tujuan penggunaan smartphone dalam penelitian ini menunjukkan remaja
memanfaatkan smartphonenya untuk bertukar informasi dengan yang lain. Salah satu
alat yang biasa digunakan manusia untuk berkomunikasi jarak jauh yaitu smartphone
atau disebut telepon pintar, dengan adanya smartphone semua orang bisa melakukan
komunikasi dengan siapa pun. Walaupun masing-masing anggota keluarga sibuk
dengan kegiatannya sendiri-sendiri remaja dapat menghubungi keluarga melalui
smartphonenya. Hal tersebut terlihat dalam kategori komunikasi dengan keluarga
yaitu sebesar 100,0 persen. Selanjutnya, smartphone bisa mengakses informasi dan
bertukar pesan kapan saja dan dimana saja. Namun, smartphone memiliki berbagai
hiburan salah satunya aplikasi youtube atau free music yang mampu memudahkan
dalam mencari referensi musik dan film, yaitu sebesar 100,0 persen. Hal ini
membuktikan bahwa hiburan sangat dibutuhkan oleh remaja dan smartphone
memiliki berbagai aplikasi hiburan yang dapat diunduh secara gratis maupun
berbayar. Remaja menggunakan smartphone untuk berkomunikasi dengan teman
sebesar 97,8 persen, remaja menyatakan bahwa menjalin silaturahim melalui media
sosial penting. Remaja menggunakan smartphone untuk mencari informasi sangat
penting, karena mencari informasi bisa untuk mengetahui berita terkini dan untuk
mencari lowongan pekerjaan yaitu sebesar 88,9 persen. Remaja untuk gaya hidup
atau trendy masa kini sebesar 57,8 persen, menyatakan bahwa remaja Kelurahan
Mulyaharja menggunakan smartphone tidak hanya untuk menunjang penampilan
sehari-hari, tetapi untuk kebutuhan, seperti salah satu remaja mengatakan sebagai
berikut:
“…Pergaulan nomor satu nih, jadi menurut aku pake hp penting
banget…” (AD,19 Tahun)
“…aku make hp tiap hari kak, sering banget malah. Pokonya hp selalu
aku bawa kemana-mana. Makenya gak bisa ditentuin kapan aja,
29
pokonya sering. Bisa pagi, siang, sore, apalagi kalo udah malem
jangan ditanya suka telfonan sambil gosip sama temen aku...”
(RG, 15 tahun)
Total Tingkat Penggunaan Smartphone
Tabel 12 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan total
tingkat penggunaan smartphone
Tabel 12, menunjukkan bahwa karakteristik remaja Kelurahan Mulyaharja
berdasarkan total tingkat penggunaan smartphone termasuk kategori tinggi sebesar
73,3 persen atau 33 orang. Hal ini menyebabkan smartphone lebih dominan
dikalangan remaja saat ini, dikarenakan dapat memenuhi kebutuhan dan memudahkan
aktivitas pengguna dalam setiap kegiatan. Sehingga membuat ketergantungan remaja
dan tingkat penggunaan smartphone tinggi.
Total tingkat penggunaan
smartphone Jumlah (Orang) Persentase (%)
Rendah 0 0,0
Sedang 12 26,7
Tinggi 33 73,3
Total 45 100,0
INTERAKSI DALAM KELUARGA
Menurut Mulyaningsih (2014), terjadinya interaksi dan komunikasi dalam
keluarga akan saling mempengaruhi satu dengan yang lain dan saling memberikan
stimulus dan respons. Dengan interaksi antara anak dengan orang tua, akan
membentuk gambaran-gambaran tertentu pada masing-masing pihak sebagai hasil
dari komunikasi. Dalam suatu keluarga, komunikasi dan interaksi merupakan
hubungan yang berlangsung antara ibu dan ayah, ibu dan anak, ayah dan anak, dan
antar anak. Hubungan dengan keluarga merupakan sikap, tindakan dan penerimaan
keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang
bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika
diperlukan. Menurut Friedman (1998) ada tiga dimensi interaksi dalam dukungan
keluarga, yaitu timbal balik, nasihat/umpan balik dan keterlibatan emosional di
dalam hubungan sosial.
Kekerapan Interaksi
Kekerapan interaksi adalah keseringan yang dilakukan remaja dalam interaksi
tatap muka dengan keluarga.
Tabel 13 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan
kegiatan berinteraksi dengan keluarga, 2016
Kegiatan berinteraksi dengan keluarga Jumlah (Orang) Persentase (%)
Acara keluarga di rumah 14 31,1
Acara nikahan 8 17,8
Idul fitri/Idul adha 23 51,1
Total 45 100,0
Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa kekerapan yang
biasanya sering dilakukan pada saat berinteraksi dengan keluarga atau sering
berkumpul yaitu pada saat idul fitri/idul adha sebesar 51,1 persen. Hal ini
membuktikkan bahwa hari raya idul fitri/idul adha merupakan hari dimana anggota
keluarga berkumpul dengan interaksi yang lebih tinggi, karena acara setahun sekali
yang digunakan sebagai ajang berkumpul dengan keluarga. Hal tersebut merupakan
kesempatan kumpul bersama dalam keluarga maka acara kumpul sudah menjadi
agenda wajib untuk dilaksanakan. Selanjutnya kegiatan yang jarang dilakukan pada
saat berinteraksi dengan keluarga yaitu acara nikahan sebesar 17,8 persen. Seperti
dikatakan oleh salah satu remaja pada saat penelitian yaitu sebagai berikut:
“…soalnya kan jarang ketemu sama saudara, nah kalo idul fitri kan
udah pasti semua kumpul dari yang jauh-jauh…” (FHM, 17 tahun)
32
Durasi interaksi
Durasi interaksi adalah lamanya waktu yang dilakukan remaja dalam interaksi
tatap muka dengan keluarga dalam satu hari.
Tabel 14 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan durasi
interaksi, 2016
Durasi waktu/hari Hari biasa Hari libur
n % n %
Rendah (≤1-2 jam/hari) 23 51,1 14 31,1
Sedang (2-5 jam/hari) 15 33,3 11 24,4
Tinggi (≥5 jam/hari) 7 15,6 20 44,4
Total 45 100,0 45 100,0
Tabel 14, menunjukkan bahwa remaja berdasarkan durasi waktu interaksi
tatap muka dengan keluarga pada hari biasa termasuk dalam durasi waktu (≤1-2 jam)
rendah sebesar 51,1 persen. Remaja berdasarkan durasi waktu interaksi tatap muka
yang tinggi dengan keluarga pada hari libur termasuk dalam durasi waktu (≥5 jam)
sebesar 44,4 persen. Hal ini dibuktikkan bahwa hari libur waktu yang disediakan
untuk beristirahat dan berkumpul bersama keluarga. Seperti dikatakan oleh remaja
pada saat penelitian yaitu sebagai berikut:
“…saya kalo hari biasa kumpul di rumah jarang, lebih seneng di
kamar soalnya suka banyak tugas, kadang main hp juga sih, ya paling
ngobrol kalo disuruh makan sama ngebantu-bantu…” (WHY, 17
tahun)
“…saya pusing sama anak-anak remaja jaman sekarang, lagi nonton
tv main hp, saya cek ke kamarnya main hp, disuruh belajar susah
banget, saya nanya sama ibu-ibu yang lain ternyata sama aja kalo
anak-anak nya lagi pada suka main smartphone, kalo lagi libur
yaudah nongkrong sama temen-temennya…”
(MR, 45 tahun)
Intensitas Interaksi
Intensitas interaksi adalah tingkat keluasan interaksi tatap muka yang terjadi
pada responden dengan keluarga. Komunikasi dalam keluarga menjadi lebih penting
dan intensitas pun harus semakin meningkat. Hubungan yang terjadi di dalam
keluarga dilakukan melalui suatu kontak sosial dan komunikasi. Interaksi dan
komunikasi dalam keluarga akan saling mempengaruhi satu dengan yang lain dan
saling memberikan stimulus dan respons. Interaksi antara anak dengan orang tua,
akan membentuk gambaran-gambaran tertentu pada masing-masing pihak sebagai
hasil dari komunikasi.
33
Tabel 15 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan
intensitas interaksi, 2016
Pernyataan Rendah Sedang Tinggi
sebelum sesudah sebelum sesudah sebelum sesudah
Berinteraksi dengan
keluarga
11,1 6,7 28,9 33,3 60,0 60,0
Berkumpul dengan
saudara
6,7 24,4 51,1 28,9 42,2 46,7
Menghabiskan
waktu luang dengan
keluarga
15,5 4,5 37,8 24,4 46,7 71,1
Curhat dengan
keluarga
26,6 11,1 33,4 40,0 40,0 48,9
Tabel 15, menunjukkan bahwa variabel berinteraksi dengan keluarga yang
tergolong tinggi, sebelum dan sesudah memiliki smartphone mempunyai persentase
yang sama yaitu sebesar 60,0 persen. Hal ini menunjukkan bahwa smartphone tidak
mempengaruhi frekuensi berinteraksi dengan keluarga. Variabel berkumpul dengan
saudara mengalami penurunan setelah adanya smartphone yaitu sebesar 51,1 persen
menjadi 28,9 persen. Variabel menghabiskan waktu luang dengan keluarga
menunjukkan adanya peningkatan yaitu sebesar 46,7 persen menjadi 71,1 persen.
Variabel curhat dengan keluarga mengalami peningkatan dari 40,0 persen menjadi
48,9 persen. Hal ini dikarenakan remaja tetap lebih memilih curhat dengan
keluarganya. Berdasarkan pada Tabel 15 dapat disimpulkan bahwa sesudah adanya
smartphone tidak terlalu mengubah pola interaksi remaja dengan keluarganya.
Kepemilikan Smartphone
Tabel 16 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan
kepemilikan smartphone, 2016
Pernyataan Kepemilikan smartphone
Sebelum (%) Sesudah (%)
Berkumpul dengan keluarga 62,2 37,8
Membantu pekerjaan rumah 64,5 35,5
Menjalankan perintah orang tua 63,35 36,65
Tabel 16, menunjukkan bahwa terjadi penurunan intensitas berkumpul dengan
keluarga, membantu pekerjaan rumah, dan menjalankan perintah orang tua
mengalami penurunan yang cukup besar. Dilihat dari persentasenya intensitas
berkumpul dengan keluarga mengalami penurunan dari 62,2 persen menjadi 37,8
persen. Selanjutnya, intensitas membantu pekerjaan rumah mengalami penurunan dari
64,5 persen menjadi 35,5 persen. Kemudian, intensitas menjalankan perintah orang
tua juga mengalami penurunan dari 63,35 persen menjadi 36,65 persen. Hal ini
34
menunjukkan bahwa setelah memiliki smartphone, terjadi perubahan terhadap
kegiatan berkumpul dengan keluarga, membantu pekerjaan rumah, dan menjalankan
perintah orang tua dikarenakan responden lebih cenderung menggunakan
smartphone. Seperti yang dikatakan oleh remaja pada saat penelitian yaitu sebagai
berikut:
“…gimana ya Teh, paling kalo lagi disuruh bilang ntar dulu. Soalnya
kalo udah megang hp males ngapa-ngapain lagi. Kalo udah bener-
bener di tegur baru deh aku beres-beres rumah…” (MS, 19 tahun )
“…ngobrol sama keluarga sering, walaupun kadang pas lagi kumpul
megang hp, sering makenya sih tengah malem dari jam setengah 2
malem sampai jam setengah 4 telfonan sama pacar, jadi gak ganggu
kalo lagi kumpul sama keluarga …” (RZK, 17 tahun)
Total interaksi
Tabel 17 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan total
interaksi
Intensitas interaksi Jumlah (Orang) Persentase (%)
Rendah (9-13) 7 15,6
Sedang (14-18) 36 80,0
Tinggi (19-23) 2 4,4
Total 45 100,0
Tabel 17, menunjukkan bahwa total intensitas interaksi termasuk pada
kategori sedang dengan nilai sebesar 80,0 persen atau 36 responden. Hal ini
menunjukkan bahwa ketika sesudah mempunyai smartphone intensitas interaksi
dengan keluarga masih erat. Saat tidak dapat bertemu, komunikasi tetap dijalin karena
melakukan interaksi secara verbal antara remaja dan orang tua dapat saling
mengetahui bagaimana keadaan atau kabar masing-masing. Remaja tidak sepenuhnya
menghabiskan waktunya di rumah dan berinteraksi secara langsung dengan kedua
orang tua maupun saudaranya. Remaja juga banyak menghabiskan waktunya di luar
rumah, melakukan aktivitas lain seperti sekolah, dan ketika berada di luar rumah,
orang tua tidak dapat berkomunikasi langsung dan mengetahui bagaimana keadaan
anak, oleh karena itu orang tua remaja memberikan anak dengan alat komunikasi
seperti smartphone.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK REMAJA DENGAN TINGKAT
PENGGUNAAN SMARTPHONE
Penelitian ini menghubungkan karakteristik remaja dengan tingkat
penggunaan smartphone. Karakteristik remaja Kelurahan Mulyaharja dilihat dari
jenis kelamin, tingkat pendidikan, uang saku dan biaya pengeluaran pulsa. Secara
keseluruhan, berikut jumlah remaja Kelurahan Mulyaharja yang menggunakan
smartphone, yang dapat dilihat dari durasi waktu, fitur yang sering digunakan, dan
tujuan penggunaan smartphone.
Tabel 18 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan jenis
kelamin dan tingkat penggunaan smartphone, 2016
Jenis
kelamin
Tingkat penggunaan smartphone
Rendah Sedang Tinggi Total
n % n % n % n %
Laki-Laki 0 0,0 6 13,3 18 40,0 24 53,3
Perempuan 0 0,0 6 13,3 15 33,3 21 46,7
Total 0 0,0 12 26,6 33 73,3 45 100,0
Tabel 18, menunjukkan bahwa mayoritas remaja di Kelurahan Mulyaharja
tergolong tinggi dalam penggunaan smartphone. Hal ini terlihat dari persentase
sebesar 73,3 remaja secara umum menggunakan smartphone dengan intensitas yang
tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, persentase sebesar 73,3 terdiri dari persentase
sebesar 40,0 remaja laki-laki dan persentase sebesar 33,3 merupakan remaja
perempuan. Remaja laki-laki memiliki tingkat penggunaan smartphone yang lebih
tinggi dari perempuan walaupun dengan persentase yang tidak jauh berbeda. Hal ini
dikarenakan remaja laki-laki lebih sering menggunakan smartphone untuk hiburan
seperti bermain games dan mendengarkan musik. Smartphone saat ini dirasakan
menjadi kebutuhan sehari-hari yang penting bagi remaja laki-laki maupun
perempuan. Seperti yang dikatakan oleh seorang remaja sebagai berikut:
“sekarang anak muda rata-rata suka mainin hp, cewe cowo gak
ngaruh, pasti sama ngegunain hp setiap hari...”(ANH, 19 tahun)
Tingkat penggunaan smartphone
Jenis kelamin -0,04
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi rank
Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis
kelamin dengan tingkat penggunaan smartphone karena nilai α sebesar -0,04 angka
tersebut menunjukkan sifat tidak searah. Tidak searah artinya remaja perempuan
yang seharusnya memiliki tingkat penggunaan smartphone yang tinggi, namun
sebaliknya bahwa remaja laki-laki yang memiliki tingkat penggunaan smartphone
tinggi.
36
Tabel 19 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan
tingkat pendidikan dan tingkat penggunaan smartphone, 2016
Tingkat
pendidikan
Tingkat penggunaan smartphone
Rendah Sedang Tinggi Total
n % n % n % n %
Tamat
SMP
0 0,0 6 13,3 21 46,6 27 60,0
Tamat
SMA
0 0,0 6 13,3 10 22,2 16 35,6
Perguruan
Tinggi
0 0,0 0 0,0 2 4,4 2 4,4
Tabel 19, menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat pendidikan maka
semakin tinggi tingkat penggunaan smartphone, dapat dilihat pada tabulasi silang
yakni pada tamatan sekolah menengah pertama berjumlah 21 orang dengan
persentase 46,6. Sedangkan pada pendidikan perguruan tinggi berjumlah dua orang
dengan persentase 4,4. Hal ini dibuktikan bahwa remaja dengan tingkat pendidikan
yang rendah memiliki waktu luang yang lebih banyak dibandingkan dengan tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Namun, pada tingkat pendidikan yang tinggi responden
memilih untuk melanjutkan bekerja sehingga mempunyai waktu luang yang lebih
sedikit dalam menggunakan smartphone. Hal ini seperti yang dikatakan oleh salah
satu remaja sebagai berikut:
“…dulu mah pas masih sekolah sering banget main hp, sekarang pas
udah kerja jarang, soalnya kan waktunya dipakai buat kerja, paling
ngegunain hp pas udah pulang kerja itu juga kalo gak langsung
tidur…” (LST,19 tahun)
Tingkat penggunaan smartphone
Tingkat pendidikan -0,095
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi rank
Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan dengan tingkat penggunaan smartphone karena nilai α sebesar -0,095
angka tersebut menunjukkan sifat tidak searah. Tidak searah artinya semakin rendah
tingkat pendidikan maka semakin tinggi tingkat penggunaan smartphone.
37
Tabel 20 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan uang
saku dan tingkat penggunaan smartphone, 2016
Uang saku
(Rp/bulan)
Tingkat penggunaan smartphone
Rendah Sedang Tinggi Total
n % n % n % n %
Rendah
(≤500.000)
0 0 9 20,0 26 57,8 35 77,8
Sedang
(500.000 -
1.000.000)
0 0 2 4,4 4 8,8 6 13,4
Tinggi
(≥1.000.000)
0 0 1 2,2 3 6,6 4 8,8
Tabel 20, menunjukkan bahwa semakin rendah uang saku maka tingkat
penggunaan smartphone semakin tinggi, dapat dilihat pada tabulasi silang yakni
remaja yang memiliki uang saku sebesar ≤ Rp.500.000 berjumlah 26 orang dengan
persentase 57,8. Sedangkan pada remaja yang memiliki uang saku sebesar
≥Rp.1.000.000 berjumlah tiga orang dengan persentase 6,6. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa orang tua mendukung dalam penggunaan smartphone, dengan
memberikan uang saku untuk biaya pemakaian smartphone mereka. Hal ini seperti
yang dikatakan oleh salah satu remaja sebagai berikut:
“ … saya langganan gak banyak, sebulan kurang dari seratus ribu
buat langganan, sekitar segituan lah. Kadang uang buat beli paketan
suka minta ke orang tua, jadi uang saku gak ngurang-ngurang
banget…” (DM, 18 tahun)
Tingkat penggunaan smartphone
Uang saku -0,035
Berdasarakan hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi rank
Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara uang saku
dengan tingkat penggunaan smartphone karena nilai α sebesar -0,035 angka tersebut
menunjukkan sifat tidak searah. Tidak searah artinya semakin rendah uang saku maka
semakin tinggi tingkat penggunaan smartphone.
38
Tabel 21 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan biaya
pengeluaran pulsa dan penggunaan smarthphone, 2016
Biaya
pengeluaran
pulsa
(Rp/bulan)
Tingkat penggunaan smartphone
Rendah Sedang Tinggi Total
n % n % n % n %
Rendah
(≤50.000)
0 0 6 13,3 6 13,3 12 26,7
Sedang
(50.000 -
100.000)
0 0 6 13,3 25 55,6 31 68,9
Tinggi
(≥100.000)
0 0 0 0,0 2 4,4 2 4,4
Tabel 21, menunjukkan bahwa semakin rendah biaya pengeluaran pulsa maka
semakin tinggi tingkat penggunaan smartphone, dapat dilihat pada tabulasi silang
yakni remaja yang memiliki biaya pengeluaran pulsa sebesar ≤ Rp.50.000 berjumlah
6 orang dengan persentase 13,3. Sedangkan pada remaja yang memiliki biaya
pengeluaran pulsa sebesar Rp 50.000 - Rp.100.000 berjumlah 25 orang dengan
persentase 55,6. Hal ini menunjukkan bahwa banyak remaja yang diberi uang oleh
orang tua mereka untuk membeli pulsa. Hal ini seperti yang dikatakan oleh salah satu
remaja sebagai berikut:
“…kalo udah paketan kan saya jarang smsan, saya mah seringnya
chatting lewat BBM kan udah langganan sebulan…” (NN, 17 tahun)
Tingkat penggunaan smartphone
Biaya pengeluaran pulsa 0,330*
Keterangan : *Berhubungan nyata pada p kurang dari 0,05 (p ≤ 0,05)
Berdasarakan hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi rank
Spearman terdapat hubungan yang signifikan antara biaya pengeluaran pulsa dengan
tingkat penggunaan smartphone karena nilai koefisien korelasi sebesar 0,330* dan
nilai α lebih kecil dari 0,05. Hal ini dapat dilihat angka tersebut menunjukkan sifat
searah. Searah artinya semakin tinggi biaya yang dikeluarkan untuk membeli pulsa
maka semakin tinggi tingkat penggunaan smartphone.
HUBUNGAN TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE
DENGAN INTERAKSI DALAM KELUARGA
Penelitian ini menghubungkan tingkat penggunaan smartphone dengan
interaksi dalam keluarga. Interaksi dalam keluarga dilihat dari kekerapan interaksi,
durasi interaksi, intensitas interaksi dan kepemilikan smartphone. Kekerapan
interaksi adalah tingkat keseringan yang dilakukan remaja dalam interaksi tatap muka
dengan keluarga. Durasi interaksi adalah lamanya waktu yang dilakukan remaja
dalam interaksi tatap muka dengan keluarga dalam satu hari. Intensitas interaksi
adalah tingkat kedalaman interaksi tatap muka yang terjadi pada remaja dengan
keluarga. Sedangkan kepemilikan smartphone adalah kekuasaan secara pribadi oleh
remaja yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan pribadi.
Tabel 22 Jumlah dan persentase remaja Kelurahan Mulyaharja berdasarkan
tingkat penggunaan smarphone dan interaksi dalam keluarga, 2016
Tingkat
penggunaan
smartphone
Interaksi
Rendah Sedang Tinggi Total
n % n % n % n %
Rendah 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Sedang 3 6,7 9 20,0 0 0,0 12 26,7
Tinggi 4 8,9 27 60,0 2 4,4 33 73,3
Tabel 22, menunjukkan bahwa tingginya tingkat penggunaan smartphone
tidak berhubungan dengan interaksi dalam keluarga. Sebanyak 27 orang dengan
persentase 60,0 remaja yang menggunakan smartphone tergolong memiliki interaksi
yang sedang dengan keluarga. Hal ini dibuktikan bahwa interaksi di Kelurahan
Mulyaharja masih kuat walaupun masuknya smartphone. Seperti yang dikatakan oleh
salah satu orang tua remaja sebagai berikut:
“…pas belum punya hp sama udah punya hp biasa aja. Kalau lagi
kumpul lagi nonton kadang-kadang mainin hp tapi itu jarang. Sering
gunainnya tengah malem jadi gak begitu ganggu sama interaksi
dengan keluarga…” (IIM, 50 tahun)
Interaksi dalam keluarga
Tingkat penggunaan smartphone 0,192
Setelah di uji statistik dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman,
didapatkan nilai α sebesar 0,192 angka tersebut menunjukkan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat penggunaan smartphone dengan interaksi
dalam keluarga. Artinya bahwa remaja di Kelurahan Mulyaharja tidak terlalu
mengalami perubahan dan cenderung remaja menggunakan smartphone untuk
berkomunikasi dengan keluarga sehingga smartphone tidak mengganggu aktivitas
dengan keluarga.
PENUTUP
Simpulan
Penelitian menyimpulkan bahwa tingkat penggunaan smartphone pada remaja
cenderung tinggi. Hal ini disebabkan bahwa smartphone sebagai teknologi media
komunikasi dan media hiburan yang sudah dianggap menjadi kebutuhan sehari-hari
bagi remaja laki-laki maupun perempuan. Karakteristik remaja dapat dilihat dari jenis
kelamin, tingkat pendidikan, uang saku dan biaya pengeluaran pulsa . Jenis kelamin
tidak memiliki hubungan dengan tingkat penggunaan smartphone karena remaja laki-
laki dan perempuan memiliki presentase yang tidak jauh berbeda. Namun berbeda
dengan tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin berkurangnya
remaja menggunakan smartphone, disebabkan oleh remaja memilih untuk
melanjutkan bekerja sehingga mempunyai waktu luang yang lebih sedikit dalam
menggunakan smartphone. Pada uang saku remaja tergolong rendah, karena masih
bergantung dari orang tua dan belum memiliki pekerjaan tetap. Pada biaya
pengeluaran pulsa terdapat hubungan yang signifikan dengan tingkat penggunaan
smartphone, disebabkan dengan biaya pengeluaran pulsa sebesar 50 ribu rupiah
sampai 100 ribu rupiah.
Tingkat penggunaan smartphone tidak memiliki hubungan yang nyata dengan
interaksi dalam keluarga. Walaupun tingkat penggunaan smartphone pada remaja
laki-laki maupun perempuan cenderung tinggi. Namun, dalam hal interaksi tatap
muka antar remaja dengan keluarga tidak mengalami banyak perubahan dibuktikan
bahwa interaksi di RT 02 RW 03 Kelurahan Mulyaharja masih kuat walaupun
masuknya smartphone. Remaja cenderung menggunakan smartphone untuk
berkomunikasi dengan keluarga sehingga smartphone tidak mengganggu aktivitas
dengan keluarga.
42
Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian ini
adalah, bagi remaja di Kelurahan Mulyaharja harus bisa lebih bijak dalam
menggunakan smartphone kedepannya terutama dalam hubungan interaksi dengan
keluarga. Artinya, walaupun hasil penelitian ini menunjukkan tingkat penggunaan
smartphone tidak memiliki hubungan yang nyata dengan interaksi dalam keluarga,
namun frekuensi penggunaannya masih tinggi sehingga apabila remaja tidak bisa
membagi waktu dengan baik dan terlena dengan perkembangan teknologi terutama
smartphone, dikemudian hari intensitas interaksi dengan keluarganya akan berubah.
Penelitian selanjutnya yang ingin membahas mengenai permasalahan seperti
dengan penelitian ini disarankan untuk meneliti dampak dari penggunaan smartphone
pada remaja sehingga bisa diketahui bagaimana perubahan dalam hubungan remaja
dengan keluarganya. Selanjutnya, hendaknya menggunakan lokasi dan sampel dari
remaja pada lapisan masyarakat yang berbeda. Sehingga dapat ditemukan suatu hasil
yang relevan dengan teori tertentu yang sudah ada.
43
DAFTAR PUSTAKA
Anasari T. 2014. Dampak penggunaan smartphone pada remaja terhadap interaksi
dalam keluarga di Kabupaten Sleman. [skripsi]. Yogyakarta [ID] : Fakultas
Ilmu Sosial. Universitas Negeri Yogyakarta.
Fajrin AN. 2013. Pengaruh penggunaan handphone terhadap pola pemikiran remaja
di era globalisasi.[skripsi]. Yogyakarta [ID]: Fakultas Ushuluddin Islam UIN.
Sunan Kalijaga.
Friedman. 1998. Dukungan Keluarga. Tersedia di World Wide Web. [diunduh 2016
Februari14]. Tersedia pada
:http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-harissusen-6113-2-
babii.pdf.
Ghifary S, Kurnia IN. 2015. Intensitas penggunaan smartphone terhadap perilaku
komunikasi. Jurnal Sosioteknologi. [internet]. 14(2):170-178. [diunduh 2015
April 28]. Tersedia pada:
http://journals.itb.ac.id/index.php/sostek/artice/viewFile/1472/1045.
Hernawati K. 2012. Pengenalan teknologi sejak dini dengan belajar sambil bermain
melalui smartphone. [seminar nasional]. [internet].[diunduh 2016 Januari 26].
Tersedia pada: http://eprints.uny.ac.id/10124/1/T-20-Kuswari.pdf.
Hurlock E B. 1980. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta [ID]: Erlangga.
Istiyanto J.E. 2013. Pemrograman Smartphone Menggunakan SDK Android dan
Hacking Android. Yogyakarta [ID] : Graha Ilmu.
Jocom N. 2013. Peran smartphone dalam menunjang kinerja karyawan Bank
Prismadana (Studi pada karyawan Bank Prismadana Cabang Airmadidi).
[internet]. 1(1): 1-24. [diunduh 2016 Januari 31].Tersedia pada:
ttps://www.google.co.id/webhp?ie=utf-8&oe=utf-
8&client=firefoxb&gws_rd=cr&ei=2cKLV5_GHcvhvgSp0JPoAg#q=Peran+sm
artphone+dalam+menunjang+kinerja+karyawan+Bank+Prismadana+(Studi+pa
da+karyawan+Bank+Prismadana+Cabang+Airmadidi.
Kelurahan Mulyaharja. 2015. Potensi Desa Kelurahan Mulyaharja November 2015.
Bogor
Lestari RC. 2008. Persepsi remaja terhadap pembagian peran gender dalam keluarga
(kasus: Siswa sekolah menengah umum negeri 5 Kota Bogor). [skripsi]. Bogor
[ID]: Institut Pertanian Bogor.
Mayasari H. 2012. Analisis perilaku pembelian ponsel cerdas (smartphone): antara
kebutuhan dan gaya hidup konsumen di Kota Padang. J. Manajemen dan
Kewirausahaan. [internet]. 3(1): 93-120. [diunduh pada 2015 Oktober 24].
Tersedia pada: http://www.journal.unitas-pdg.ac.id/abstract-84.html.
Mulyaningsih IE. 2014. Pengaruh interaksi sosial keluarga, motivasi belajar, dan
kemandirian belajar terhadap prestasi belajar. [internet]. 20(4): 441-451.
[diunduh 2016 Maret 06]:
http://www.jurnaldikbud.net/index.php/jpnk/article/view/156.
44
Singarimbun M, Effendi S. 2012. Metode Penelitian Survai. Edisi Revisi. Jakarta
[ID]: LP3ES.
Soekanto S. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta [ID]: Rajawali Press.
Resti 2015. Penggunaan Smartphone di kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Riau. Jurnal Jom FISIP. [internet]. 2(1):1-15.
[diunduh 2015 November 10]. Tersedia pada:
https://www.google.co.id/webhp?ie=utf-8&oe=utf-
8&client=firefoxb&gws_rd=cr&ei=2cKLV5_GHcvhvgSp0JPoAg#q=Pengguna
an+Smartphone+di+kalangan+Mahasiswa+Fakultas+Ilmu+Sosial+dan+Ilmu+P
olitik+Universitas+Riau.+Jurnal+Jom+FISIP.
Utaminingsih IA. 2006. Pengaruh penggunaan ponsel pada remaja terhadap interaksi
sosial remaja (Kasus SMUN 68, Salemba Jakarta Pusat, DKI Jakarta). [skripsi].
Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor.
Zaki, Ali. 2008. “36 Menit Belajar Komputer PHP dan MySQL”. Jakarta [ID] PT
Elex Media Komputindo.
Zamroni, Muhammad. 2009. Perkembangan teknologi komunikasi dan dampaknya
terhadap Kehidupan. Jurnal dakwah. [internet]. [diunduh 2016 Januari 13].
10(2): 195-211. [diunduh 2016 Maret 07] :
http://digilib.uinuka.ac.id/8371/1/mohammad%20zamroni%20perkembangan%
20teknologi%20komunikasi%20dan%20dampaknya%20terhadap%20kehidupa
n.pdf.
46
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
Proposal Skripsi
Kolokium
Perbaikan
Proposal
Pengambilan
Data Lapangan
Pengolahan dan
Analisis Data
Penulisan Draft
Skripsi
Sidang Skripsi
Perbaikan
Laporan
Penelitian
47
Lampiran 2 Peta Lokasi Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota
Bogor
Keterangan : Lokasi penelitian
48
Lampiran 3 Daftar Nama Responden
No. Nama Responden Alamat Jenis Kelamin Usia
1. LST RT 02 RW 03 Perempuan 19
2. GP RT 03 RW 03 Laki-laki 18
3. KG RT 02 RW 03 Laki-laki 23
4. PA RT 03 RW 03 Laki-laki 22
5. AN RT 02 RW 03 Laki-laki 22
6. WHY RT 03 RW 03 Laki-laki 19
7. AN RT 02 RW 03 Laki-laki 23
8. FAA RT 02 RW 03 Laki-laki 23
9. AS RT 02 RW 03 Laki-laki 24
10. RZK RT 03 RW 03 Laki-laki 16
11. SKN RT 02 RW 03 Perempuan 19
12. TM RT 02 RW 03 Laki-laki 20
13. ANH RT 02 RW 03 Laki-laki 21
14. AB RT 02 RW 03 Laki-laki 20
15. RGT RT 02 RW 03 Perempuan 16
16. RAP RT 02 RW 03 Laki-laki 19
17. DM RT 02 RW 03 Perempuan 18
18. FHM RT 02 RW 03 Laki-laki 21
19. AJ RT 03 RW 03 Perempuan 19
20. MLY RT 03 RW 03 Laki-laki 18
21. AIS RT 02 RW 03 Laki-laki 16
22. AI RT 03 RW 03 Perempuan 16
23. FS RT 02 RW 03 Laki-laki 18
24. RPS RT 02 RW 03 Perempuan 16
25. DA RT 02 RW 03 Laki-laki 16
26. MS RT 03 RW 01 Laki-laki 16
27. MM RT 03 RW 03 Perempuan 17
28. MS RT 03 RW 03 Perempuan 16
29. MA RT 02 RW 03 Laki-laki 18
30. TL RT 03 RW 03 Perempuan 16
31. ERS RT 02 RW 03 Laki-laki 16
32. AY RT 03 RW 03 Laki-laki 16
33. NM RT 03 RW 03 Perempuan 16
34. ADT RT 03 RW 03 Laki-laki 16
35. SY RT 03 RW 03 Perempuan 16
36. YF RT 02 RW 03 Perempuan 16
37. NF RT 02 RW 03 Perempuan 17
38. RN RT 02 RW 03 Perempuan 16
39. DSA RT 02 RW 03 Perempuan 18
40. NN RT 02 RW 03 Perempuan 16
49
41. MA RT 03 RW 03 Perempuan 16
42. SR RT 03 RW 03 Laki-laki 16
43. AF RT 02 RW 03 Perempuan 16
44. AP RT 02 RW 03 Perempuan 16
45. EN RT 02 RW 03 Perempuan 16
50
Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas
Karakteristik Remaja
Cronbach's
Alpha N of Items
.060 3
Tingkat Penggunaan
Smartphone
Cronbach's
Alpha N of Items
.698 24
Interaksi dalam Keluarga
Cronbach's
Alpha N of Items
.545 18
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
PERTANYAAN1 122.3000 142.456 .733 .829
PERTANYAAN2 125.9000 136.767 .766 .824
PERTANYAAN3 124.2000 145.733 .334 .835
PERTANYAAN4 125.3000 148.456 .164 .839
PERTANYAAN5 125.3000 153.344 -.094 .841
PERTANYAAN6 125.0000 152.444 .000 .841
PERTANYAAN7 125.0000 151.556 .070 .840
PERTANYAAN8 125.1000 150.767 .090 .840
PERTANYAAN9 125.1000 139.656 .542 .829
PERTANYAAN10 124.3000 161.344 -.621 .851
PERTANYAAN11 125.2000 137.289 .593 .827
PERTANYAAN12 125.7000 136.233 .559 .828
PERTANYAAN13 125.5000 142.278 .351 .835
51
PERTANYAAN14 124.4000 138.267 .718 .825
PERTANYAAN15 125.8000 151.956 .038 .840
PERTANYAAN16 124.3000 151.344 .045 .841
PERTANYAAN17 125.7000 149.122 .284 .837
PERTANYAAN18 124.4000 154.267 -.152 .843
PERTANYAAN19 125.0000 143.778 .504 .832
PERTANYAAN20 125.5000 150.278 .301 .837
PERTANYAAN21 126.4000 152.711 .000 .839
PERTANYAAN22 125.5000 151.389 .157 .838
PERTANYAAN23 125.4000 152.711 .000 .839
PERTANYAAN24 125.4000 152.711 .000 .839
PERTANYAAN25 125.5000 149.167 .446 .836
PERTANYAAN26 125.8000 144.844 .611 .831
PERTANYAAN27 125.0000 152.222 .017 .841
PERTANYAAN28 124.9000 151.656 .060 .840
PERTANYAAN29 124.6000 146.044 .637 .832
PERTANYAAN30 126.3000 156.456 -.486 .844
PERTANYAAN31 125.8000 142.178 .834 .828
PERTANYAAN32 125.9000 157.656 -.395 .847
PERTANYAAN33 125.8000 151.067 .109 .839
PERTANYAAN34 125.5000 149.167 .446 .836
PERTANYAAN35 125.4000 140.711 .731 .827
PERTANYAAN36 125.3000 149.344 .156 .839
PERTANYAAN37 125.3000 154.011 -.115 .843
PERTANYAAN38 125.3000 151.122 .025 .844
PERTANYAAN39 125.7000 156.900 -.275 .847
PERTANYAAN40 125.4000 144.933 .362 .834
52
Lampiran 5 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman antara karakteristik remaja dengan tingkat
penggunaan smartphone
Correlations
jenis_kelamin
kategori_TOTAL
_tp
Spearman's rho jenis_kelamin Correlation Coefficient 1.000 -.040
Sig. (2-tailed) . .793
N 45 45
kategori_TOTAL_tp Correlation Coefficient -.040 1.000
Sig. (2-tailed) .793 .
N 45 45
Correlations
tingkat_pendidik
an
kategori_TOTAL
_tp
Spearman's rho tingkat_pendidikan Correlation Coefficient 1.000 -.095
Sig. (2-tailed) . .537
N 45 45
kategori_TOTAL_tp Correlation Coefficient -.095 1.000
Sig. (2-tailed) .537 .
N 45 45
53
Correlations
uang_saku
kategori_TOTAL_
tp
Spearman's rho uang_saku Correlation Coefficient 1.000 -.035
Sig. (2-tailed) . .821
N 45 45
kategori_TOTAL_tp Correlation Coefficient -.035 1.000
Sig. (2-tailed) .821 .
N 45 45
Correlations
biaya_pengelu
aran_pulsa
kategori_total_tp
1
Spearman's rho biaya_pengeluaran_pulsa Correlation
Coefficient 1.000 .330
*
Sig. (2-tailed) . .027
N 45 45
kategori_total_tp1 Correlation
Coefficient .330
* 1.000
Sig. (2-tailed) .027 .
N 45 45
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
54
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman antara tingkat penggunaan smartphone dengan
interaksi dalam keluarga
Correlations
kategori_TOTAL
_tp
kategoritingkatint
eraksi
Spearman's rho kategori_TOTAL_tp Correlation Coefficient 1.000 .192
Sig. (2-tailed) . .207
N 45 45
kategoritingkatinteraksi Correlation Coefficient .192 1.000
Sig. (2-tailed) .207 .
N 45 45
55
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi Remaja Kelurahan Mulyaharja sibuk dengan smartphone-nya
masing-masing
57
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Makassar, 13 November 1994 dari pasangan Wisnu
Sandjaja dan Andi Murni. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah dijalani penulis, diantaranya TK Mexindo Bogor
periode 1999-2001, SD Negeri Polisi 4 Kota Bogor periode 2001-2002, SD Negri 001
Riau periode 2002-2004, SD Negri Kebon Baru 4 Cirebon periode 2004-2005, SD
Negeri Ibu Zaenab Cianjur periode 2005-2006, SMP Negeri 1 Cianjur periode 2006-
2007, SMP Negeri 1 Bogor periode 2007-2009, SMA Negeri 6 Bogor periode 2009-
2012. Pada tahun 2012, penulis diterima menjadi mahasiswi Departemen Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM), Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor melalui jalur ujian tertulis Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).