HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT...

9
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG BASIC LIFE SUPPORT (BLS) DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PRIMARY SURVEY DI RSUD DR.SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI Aziz Nur Fathoni 1) , Wahyu Rima A., S.Kep.,Ns.M.Kep 2) Ariyani, S.Kep.,Ns,M.Kes 3) 1 Mahasiswa Program Studi STIKes Kusuma Husada Surakarta 2 Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK Kejadian gawat darurat banyak terjadi setiap harinya, sehingga perlu mengetahui perilaku perawat dalam membeikan pelaksanaan primary survey terkait tentang pengetahuannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang Basic Life Support (BLS) dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan Primary Survey di IGD. Penelitian ini dilakukan di IGD RSUD dr soediran mangun sumarso kabupaten wonogiri. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan jenis rancangan descriptif corelational. Tehnik pengamilan sample dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh sebanyak 20 orang responden. Hasil penelitian menunnjukkan bahwa tingkat pengetahuan perawat 75% dikategorikan baik dan 25% dikaegorikan cukup. Untuk perilaku perawat dalam pelaksanaan primary survey 80% di kategorikan terampil dan 20% di kategorikan kurang terampil, uji statistic ini menggunakan uji Fisher yaitu uji alternatif Chi Square dengan spss 18. Nila p value= 0,053 (p value <0,05) sehingga dapat di simpulkan bahwa Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang basic life suport dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan primary survey. Tingkat pengetahuan perawat tentang basic life suport tidak berhubungan dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan primary survey. Sehingga rumah sakit secara umum dan instalasi gawat darurat pada khususnya diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan atau tindakan dalam keperawatan dan memberikan pelatihan kembali pada perawat agar seluruh perawat memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Kata Kunci : Pengetahuan basic life suport, perilaku perawat, primary survey. THE CORRELATION BETWEEN NURSES’ LEVEL OF KNOWLEDGE ON BASIC LIFE SUPPORT (BLS) AND THEIR BEHAVIOR IN THE IMPLEMENTATION OF PRIMARY SURVEY AT dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO LOCAL GENERAL HOSPITAL OF WONOGIRI REGENCY ABSTRACT The number of emergency incidences is large every day so that it is necessary to find out the nurses’ behavior in the implementation of primary survey related to their knowledge. The objective of this research is to investigate correlation between the nurses’

Transcript of HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT...

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-aziznurfat... · PENDAHULUAN. Keperawatan gawat darurat ... keracunan, korban bencana

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG BASIC LIFE

SUPPORT (BLS) DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PELAKSANAAN

PRIMARY SURVEY DI RSUD DR.SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

KABUPATEN WONOGIRI

Aziz Nur Fathoni1)

, Wahyu Rima A., S.Kep.,Ns.M.Kep2)

Ariyani, S.Kep.,Ns,M.Kes3)

1 Mahasiswa Program Studi STIKes Kusuma Husada Surakarta

2 Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK

Kejadian gawat darurat banyak terjadi setiap harinya, sehingga perlu mengetahui

perilaku perawat dalam membeikan pelaksanaan primary survey terkait tentang

pengetahuannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan perawat tentang Basic Life Support (BLS) dengan perilaku perawat dalam

pelaksanaan Primary Survey di IGD.

Penelitian ini dilakukan di IGD RSUD dr soediran mangun sumarso kabupaten

wonogiri. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan jenis rancangan

descriptif corelational. Tehnik pengamilan sample dalam penelitian ini menggunakan

teknik sampling jenuh sebanyak 20 orang responden.

Hasil penelitian menunnjukkan bahwa tingkat pengetahuan perawat 75%

dikategorikan baik dan 25% dikaegorikan cukup. Untuk perilaku perawat dalam

pelaksanaan primary survey 80% di kategorikan terampil dan 20% di kategorikan kurang

terampil, uji statistic ini menggunakan uji Fisher yaitu uji alternatif Chi Square dengan

spss 18. Nila p value= 0,053 (p value <0,05) sehingga dapat di simpulkan bahwa Ho

diterima yang artinya tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang

basic life suport dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan primary survey.

Tingkat pengetahuan perawat tentang basic life suport tidak berhubungan dengan

perilaku perawat dalam pelaksanaan primary survey. Sehingga rumah sakit secara umum

dan instalasi gawat darurat pada khususnya diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan

atau tindakan dalam keperawatan dan memberikan pelatihan kembali pada perawat agar

seluruh perawat memiliki tingkat pengetahuan yang baik.

Kata Kunci : Pengetahuan basic life suport, perilaku perawat, primary survey.

THE CORRELATION BETWEEN NURSES’ LEVEL OF KNOWLEDGE ON

BASIC LIFE SUPPORT (BLS) AND THEIR BEHAVIOR IN THE

IMPLEMENTATION OF PRIMARY SURVEY AT

dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO LOCAL GENERAL HOSPITAL OF

WONOGIRI REGENCY

ABSTRACT

The number of emergency incidences is large every day so that it is necessary to

find out the nurses’ behavior in the implementation of primary survey related to their

knowledge. The objective of this research is to investigate correlation between the nurses’

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-aziznurfat... · PENDAHULUAN. Keperawatan gawat darurat ... keracunan, korban bencana

level of knowledge on basic life support (BLS) and their behavior in the implementation

of Primary Survey (PS) at the emergency installation.

This research used the quantitative research method with the descriptive

correlational design. It was conducted at the emergency installation of dr Soediran

Mangun Sumarso of Wonogiri regency. The samples of the research were taken by means

of the saturation sampling technique. They consisted of 20 respondents. The data of the

research were analyzed by using the statistical analysis of Fisher’s Chi Square alternative

test with the computer program of SPSS 18.

The result of the research shows that 75% of the nurses have a good knowledge

category, and the rest, 25%, have a fair knowledge category. In term of behavior during

the implementation of PS, 80% of the nurses have a skilled behavior category, and the

rest, 20%, have less skilled behavior category. The value of p is 0.053 which is smaller

than 0.05. This indicates that Ho is verified, meaning that there is not any correlation

between the nurses’ level of knowledge on BLS and their behavior in the implementation

of PS.

The nurses’ level of knowledge on BLS does not have any correlation to their

behavior in the implementation of PS. Therefore, hospitals in general and emergency

installations in particular are expected to improve the nursing skills of their nurses and to

carry out training for their nursing so that all of them have a good knowledge level.

Keywords: Basic Life Support (BLS), nurses’ behavior, and Primary Survey (PS).

PENDAHULUAN.

Keperawatan gawat darurat

merupakan pelayanan keperawatan

yang komperhensif di berikan kepada

pasien dengan injuri akut atau sakit

yang mengancam kehidupan.

Sebagai seorang spesialis perawat

gawat darurat harus menghubungkan

pengetahuan dan ketrampilan untuk

menangani respon pasien pada

resusitasi, syok, trauma dan

kegawatan yang mengancam jiwa

lainnya, dan salah satu tempat untuk

pasien gawat darurat adalah di

Instalasi Gawat Darurat (IGD)

(Krisanty et al 2009).

Instalasi Gawat Darurat

(IGD) adalah instalasi untuk

menangani kasus-kasus gawat

darurat, seperti panas dan muntah-

muntah, diare berat kecelakaan,

keracunan, korban bencana alam

yang membutuhkan penanganan

segera untuk menyelamatkan nyawa

dan menghindari kecacatan

(Wicaksana 2008)

American Health Association

(AHA 2010) mengatakan Basic Life

Suport (BLS) adalah tindakan

pertolongan pertama yang dilakukan

untuk menyelamatkan nyawa

seseorang yang mengalami kondisi

gawat, termasuk yang mengalami

serangan jantung/ henti jantung dan

henti nafas. Seseorang yang

mengalami henti napas ataupun henti

jantung belum tentu ia mengalami

kematian, mereka masih dapat

ditolong. Dengan melakukan

tindakan pertolongan pertama berupa

Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan

pemeriksaan primary survey.

Primary Survey adalah

mengatur pendekatan ke klien

sehingga klien segera dapat

diidentifikasi dan tertanggulangi

Page 3: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-aziznurfat... · PENDAHULUAN. Keperawatan gawat darurat ... keracunan, korban bencana

dengan efektif. Pemeriksaan primary

survey berdasarkan standar A-B-C

dan D-E, dengan airway (A: jalan

nafas), breathing (B: penafasan),

circulation (C: sirkulasi), disability

(D: ketidak mampuan), dan exposure

(E: penerapan) (Krisanty et al 2009).

Berdasarkan AHA 2010, RJP

dilakukan dengan urutan C-A-B

dimana penangan sirkulasi menjadi

fokus utama. Pengetahuan primary

survey didapatkan perawat melalui

pendidikan formal keperawatan

sebagai salah satu bagian dari

kurikulum pendidikan keperawatan

dari jenjang SPK, Diploma III

Keperawatan, Diploma IV

Keperawatan, maupun S1

Keperawatan. Selain melalui

pendidikan formal, pengetahuan dan

kompetensi BLS juga dapat

diperoleh melalui pelatihan-pelatihan

BLS, diantaranya adalah pelatihan

Penanganan Penderita Gawat Darurat

(PPGD), Basic Cardio Life Support

(BCLS), Basic Trauma Life Support

(BTLS), dan sebagainya.

Penelitian Iswanto (2009)

Menunjukkan bawa masih kurangnya

tingkat pengetahuan perawat tentang

BLS dan mempengaruhi penanganan

pada pasien yang memerlukan

tindakan yang cepat. Hasil ini

menunjukkan bahwa pentingnya

pelatihan gawat darurat untuk

perawat, agar skill perawat menjadi

lebih baik.

Hasil penelitian Lontoh dkk

(2013) menunjukkan adanya

pengaruh pada pelatihan teori

bantuan hidup dasar pada siswa-siswi

SMA tentang RJP. Sebagian besar

mengalami peningkatan pengetahuan

dari sebelum di berikan pelatihan dan

sesudah di berikan peatihan. Hasil

penelitian oleh Muzaki (2012)

menunjukkan tidak adanya pengaruh

pada pelatihan basic life support

terhadap pelaksanaan primary survey

pada perawat IGD RSUD Dr.

Moewardi.

Berdasarkan studi pendahuluan

yang dilaksanakan peneliti di IGD

RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso

Kabupaten Wonogiri didapatkan data

bahwa sudah banyak perawat yang

telah mendapatkan pelatihan BLS,

berupa pelatihan BTCLS dan PPGD.

Dalam SOP primary survey di IGD

masih menggunakan cara A-B-C

untuk menangani pasien yang

mengalami keadaan gawat darurat.

Berdasarkan data yang di dapat pada

Rekam Medik pasien yang datang ke

IGD pada tahun 2012 berjumlah

12955 pasien dan tahun 2013 dari

januari-november berjumlah 13630

pasien yang rata-rata tiap harinya

berjumlah 41 pasien dan berdasarkan

laporan di IGD pasien yang

membutuhkan primary survey rata-

rata setiap minggunya berjumlah 6

orang.

Berdasarkan latar belakang

diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan Tingkat Pengetahuan

Perawat Tentang Basic Life Support

(BLS) Dengan Perilaku Perawat

Dalam Pelaksanaan Primary Survey

di IGD RSUD dr.Soediran Mangun

Sumarso Kabupaten Wonogiri.

METODOLOGI PENELITIAN.

Penelitian ini di lakukan di

IGD RSUD dr Soediran Mangun

Sumarso Kabupaten Wonogiri pada

tanggal 5 Februari 2014 sampai 14

Februari 2014. Dalam penelitian ini

menggunakan jenis penelitian

kuantitatif dengan jenis rancangan

discriptif corelation yaitu penelitian

Page 4: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-aziznurfat... · PENDAHULUAN. Keperawatan gawat darurat ... keracunan, korban bencana

untuk mengetahui tingkat hubungan

antara dua variabel atau lebih, tanpa

melakukan erubahan tambahan, atau

manipulasi terhadap data yang

memang sudah ada. Penelitian ini

menggunakan Pendekatan cross

sectional yaitu jenis penelitian yang

menekankan waktu pengukuran atau

observasi data variabel independen

dan dependen hanya satu kali pada

satu saat.

Hipotesis yang diambil dalam

penelitian ini yaitu H0 artinya tidak

ada hubungan tingkat pengetahuan

BLS dengan pelaksanaan primary

survey, Ha ada hubungan tingkat

pengetahuan BLS dengan

pelaksanaan primary survey.

Tehnik pengumpulan data

menggunakan dua kuesioner yang

pertama kuesioner tentang tingkat

pengetahuan perawat tentang Basic

Life Suport (BLS) yang berjumlah 25

soal. Yang kedua kuesioner tentang

perilaku perawat dalam pelaksanaan

Primary Survey yang berjumlah 21

soal. Tehnik analisis dan interprestasi

menggunakan Sofware Statictical

Product and Service Solution (SPSS)

versi 18 for windows, dengan

menggunakan uji Fisher.

POPULASI DAN SAMPLE

Populasi pada penelitian ini

adalah seluruh perawat yang bekerja

dan pernah melakukan pelatihan

basic life suport (BLS) di ruang IGD

RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso

Kabupaten Wonogiri sebnyak 20

orang. Pengambilan samle pada

penelitian ini adalah semua perawat

di ruang IGD RSUD dr.Soediran

Mangun Sumarso Kabupaten

Wonogiri dengan menggunakan

tehnik sampling jenuh yaitu dengan

mengambil semua anggota populasi

menjadi sampel. Istilah lain sampling

jenuh adalah sensus, dimana semua

anggota populasi di jadikan sampel

(Hidayat 2007).

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN.

1. Tingkat Pengetahuan Perawat

Tentang Basic Life Suport (BLS)

Distribusi Frekuensi tentang

tingkat pengetahuan perawat

tentang basic life suport (BLS)

dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut :

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Perawat IGD 2014

Kategori Tingkat Pengetahuan BLS Frekuensi Persentase (%)

Baik 15 75%

Cukup 5 25%

Kurang 0 0%

Jumlah 20 100%

Berdasarkan tabel 1

diperoleh hasil bahwa sebagian

besar responden memiliki tengkat

pengetahuan tentang basic life

suport (BLS) dengan kategoria

baik terdapat 15 orang (75%) dan

kriteria cukup terdapat 5 orang

(25%) sedangkan kriteria kurang

0 orang (0%) .

Dari 20 responden yang

telah diuji ada 15 perawat (75%)

dengan tingkat pengetahuan

tentang basic life suport

dikategorikan baik, sedangkan 5

perawat (25%) dengan tingkat

Page 5: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-aziznurfat... · PENDAHULUAN. Keperawatan gawat darurat ... keracunan, korban bencana

pengetahuan dikategorikan cukup.

Hal itu sesuai menurut

Notoatmodjo (2003) yang dikutip

oleh Wawan & Dewi (2011),

pengetahuan merupakan hasil

“tahu” dan ini terjadi setelah

orang mengadakan penginderaan

terhadap suatu obyek. Sedangkan

menurut (Wawan & Dewi, 2011)

Pengetahuan sangat erat

hubungannya dengan pendidikan,

dimana bahwa dengan pendidikan

yang tinggi maka orang tersebut

akan semakin luas pula

pengetahuannya.

Hasil ini sesua dengan

kenyataan yang di peroleh

peneliti, sebagian besar perawat

IGD tingkat pendidikannya adalah

D3 dan mereka semua juga telah

melaksanakan pelatihan gawat

darurat PPGD dan BTCLS, dan

sebagian besar perawat IGD

mempuyai tingkat pengetahuan

tentang BLS yang baik. Tingginya

tingkat pendidikan akan

mempengaruhai pengetahuan

seseorang.

2. Perilaku Perawat Dalam

Pelaksanaan Primary Survey

Distribusi responden tentang

perilaku perawat dalam

pelaksanaan primary survey dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Perilaku Dalam Pelaksanaan Primary Survey

Perawat IGD 2014

Perilaku Pelaksanaan Primary Survey Frekuensi Persentase (%)

Terampil 18 90%

Tidak Terampil 2 10%

Jumlah 20 100%

Pada tabel 2 di peroleh hasil

yakni 18 orang (90%) dikatakan

terampil dalam pelaksanaan

primary survey sedangkan untuk

kriteria tidak terampil hanya

terdapat 2 orang (10%).

Perilaku didefinisikan

sebagai satu kecenderungan yang

ditunjukkan oleh seseorang

individu terhadap suatu perkara

atau benda atau peristiwa

(Robbins dikutip dalam Ilhaamie

& Ahmad 2008)

Dalam penelitian ini

sebagian besar perawat memiliki

perilaku dalam pelaksanaan

primary survey dalam katergori

terampil yaitu 18 orang (90%) dan

dengan kategori kurang terampil

terdapat 2 orang (10%). Perilaku

terbentuk dalam perkembangan

individu, karena faktor

pengalaman individu mempunyai

peranan yang sangat penting

dalam rangka pembentukan

perilaku individu yang

bersangkutan menurut Walgito

(2003).

Ketrampilan seseorang

dalam melakukan tindakan

dipengaruhi oleh perilaku dan

pengalaman individu itu sendiri.

Perilaku yang tanggap disertai

pengalaman yang mendalam akan

menentukan keberhasilan dalam

melakukan pertolongan pertama

pada pasien gawat darurat.

3. Hubugan Tingkat Pengetahuan

Dan Perilaku Perawat Dalam

Pelasanaan Primary Survey

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-aziznurfat... · PENDAHULUAN. Keperawatan gawat darurat ... keracunan, korban bencana

Dalam penelitian ini uji

statistik yang digunakan adalah

teknik Uji Chi-Square. Berikut

hasil analisis yang telah diuji.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Chi Square Perawat IGD 2014

Perilaku

Terampil Tidak

Terapil

Total

Tingkat pengetahuan Baik 15 0 15

Cukup 3 2 5

Total 18 2 20

Pada tabel 4.7

menunnjukkan bahwa tingkat

pengetahuan perawat yang

berkategori baik terdapat 15

perawat dan perilaku

dikategorikan terampil dalam

pelaksanaan primary survey,

sedangkan tingkat pengetahan

cukup terdapat 5 perawat dengan

3 perawat perilaku dalam

pelaksanaan primary survey

dalam kategori terampil dan 2

perawat perilaku dalam

pelaksanaan primary survey

dalam kategori kurang terampil.

Karena nilai Expected

Countnya kurang dari 5 di tabel

b,c, dan d masing-masing 1,5; 4,5;

dan 0,5 jadi tidak layak di uji

dengan Chi Square harus

menggunakan uji alternatif yaitu

uji Fisher.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Fisher Perawat IGD 2014

Perilaku

Terampil

Tidak

Terampil Total P

n N

Pengetahuan Baik 15 0 15 0,053

Cukup 3 2 5

Kurang 0 0 0

Total 18 2 20

Tabel 4 pada uji fisher

menunnjukkan nila p= 0,053

karena nilai p < 0,005 maka Ho di

terima, sehingga dapat di

simpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara tingkat

pengetahuan perawat tentang

basic life suport dengan perilaku

perawat dalama pelaksanaan

primary survey.

Berdasarkan tabel 4.6

karena nilai Expected Countnya

kurang dari 5 di tabel b,c, dan d

masing-masing 1,5; 4,5; dan 0,5

jadi tidak layak diuji dengan Chi

Square harus menggunakan uji

alternatif yaitu uji Fisher. Tabel

4.7 pada uji fisher menunnjukkan

nila p= 0,053 karena nilai p <

0,005 sehingga dapat di

simpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara tingkat

pengetahuan perawat tentang

basic life suport dengan perilaku

perawat dalam pelaksanaan

primary survey pada pasien di

RSUD dr.Soediran Mangun

Sumarso Kabupaten Wonogiri.

Tiak adanya hubungan ini di

karenakan pengkajian perilaku

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-aziznurfat... · PENDAHULUAN. Keperawatan gawat darurat ... keracunan, korban bencana

perawat hanya melalui kuesioner

tanpa melalui observasi.

Pengkajian pengetahuan tidak

diketahui secara mendalam oleh

peneliti karena hanya di kaji

secara tertulis.

Berdasarkan pernyataan di

atas dapat diambil kesimpulan

bahwa dengan tingkat

pengetahuaan yang baik perawat

dapat mengaplikasikan atau

mempunyai perilaku yang

terampil dalam penanganan pada

pasien. Dalam penelitian ini

perawat dengan tingkat

pengetahuan yang cukup juga

memiliki perilaku yang terampil

dalam melakukan tindakan

primary survey.

Hasil penelitian ini juga

mendukung hasil penelitian yang

di lakukan oleh Muzaki (2011)

yang mengatakan bahwa pelatihan

gawat darurat tidak ada hubungan

dengan pelaksanann primary

survey. Dalam penelitian tersebut

juga mengatakan bahwa

perbedaan pelatihan gawat darurat

yaitu PPGD dan BTCLS tidak

mempengaruhi kerja perawat atau

pelaksanaan primary survey.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

Tingkat pengetahuan tentang

basic life suport (BLS) dengan

kategoria baik terdapat 15 orang

(75%) dan kriteria cukup terdapat 5

orang (25%) sedangkan kriteria

kurang 0 orang (0%).

Perilaku perawat dalam

pelasanaan primary survey terdapat

18 orang (90%) dikatakan terampil

dan terdapat 2 orang (10%) untuk

kriteria tidak terampil.

Dari hasil analisis data dan

pembahasan yang telah diuraikan

pada bab sebelumnya, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa tidak ada

hubungan antara tingkat pengetahuan

tentang basic life suport dengan

perilaku perawat pada pelaksanaan

primary survey di RSUD dr Soediran

Mangun Sumarso Kabupaten

Wonogiri.

Untuk peneliti selanjutnya,

ntuk dapat menggali informasi yang

lebih dalam, maka peneliti

disarankan untuk mengunakan

metode penelitian dengan menambah

wawancara mendalam dan observasi

tentang perilaku, agar peneliti

mendapat gambaran yang lebih baik.

Untuk para profesi kesehatan

(perawat dan dokter), hasil penelitian

ini diharapkan dapat menjadi acuan

untuk meningkatkan kualitas

profesionalisme dalam memberikan

pelayanan kepada pasien gawat

darurat dengan memperhatikan

faktor faktor yang berhubungan

dengan kemampuan pelaksanaan

primary survey.

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-aziznurfat... · PENDAHULUAN. Keperawatan gawat darurat ... keracunan, korban bencana

DAFTAR PUSTAKA

Adnani, Hariza 2011, Ilmu Kesehatan

Masyarakat, Nuha Medika,

Yogyakarta.

American Heart Association (AHA), 2010,

Pediatric Basic Life Support:

Guidelines for Cardiopulmonary

Resuscitation and Emergency

Cardiovascular Care, diakes 16

desember 2013,

http://circ.ahajournals.org/

content/122/16_suppl_2/S298.

American Heart Association (AHA), 2010,

Adult Basic Life Support:

International Consensus on

Cardiopulmonary Resuscitation

and Emergency Cardiovascular

Care Science With Treatment

Recommendations, diakses 10

desember 2013,

http://circ.ahajournals.org/

content/122/16_suppl_2/S298.

American Heart Association (AHA), 2010,

Adult Basic Life Support:

Guidelines for Cardiopulmonary

Resuscitation and Emergency

Cardiovascular Care, diakses 10

Desember 2013,

http://circ.ahajournals.org/content/1

22/18_ suppl_3/S685

Arikunto, S 2010, Prosedur penelitian

suatu pendekatan prakik, Jakarta:

Rineka Cipta.

Azwar, S 2012, Metode Penelitian,

Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Gobel Iswanto, 2009, Gambaran Tingkat

Pengetahuan Perawat Tentang

Penatalaksanaan Bantuan Hidup

Dasar Di RSUD Liunkendage

Tahuna Kabupaten Sangihe

Propinsi Sulawesi Utara, Ilmu

Keperawatan, Falkutas Kedokteran

Universitas Hasanudin, Makasar.

Hidayat, A 2007, Metode Penelitian

Keperawatan dan Teknik Analisis

Data, Surabaya, Salemba Medika

Ilhaamie & Ahmad Wan SW 2008,

‘Pengaruh Perilaku dan Demografi

Ke Atas Produktiviti Kerja

Pensyarah Muslim : Kajian Di

Universiti Malaya’ <http://e-

journal.um.edu.my/filebank/publish

ed_article/2590/932.pdf> diakses

tanggal 6 Desember 2013

Krisanty P. Dkk, 2009, Asuhan

Keperawatan Gawat Darurat,

Jakarta: Trans Info Media.

Mubarak, Wahit 2012, Promosi Kesehatan

Untuk Kebidanan, Salemba

Medika,Jakarta.

Muzaki, 2012, Hubungan Pelatihan Basic

Life Support Dengan Pelaksanaan

Primary Survey Pada Perawat di

GD RSUD Dr. Moewardi Di

Surakarta, S1 Keperawatan,

Universitas Sahid, Surakarta.

Notoadmodjo, 2003, Metodologi

Penelitian Kesehatan, Jakarta, PT

Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo 2010, Promosi

Kesehatan : Teori dan Aplikasi

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-aziznurfat... · PENDAHULUAN. Keperawatan gawat darurat ... keracunan, korban bencana

(Edisi Revisi 2010), Rineka

Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo 2011, Kesehatan

Masyarakat : Ilmu dan Seni

(Edisi Revisi 2011), Rineka

Cipta, Jakarta

Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: Pedoman Skripsi,

Tesis, dan Instrumen, Edisi 2,

Salemba Medika, Jakarta

Nursalam, 2013, Metodologi Penelitian

Ilmu Keperawatan: Pendekatan

Praktis, Edisi 3, Jakarta, Salemba

Medika

Poespodihardjo, Widodo Ari S 2010,

Beyond Borders Communication

Modernity and Histori, STIKOM

The London School Of Public

Relation, Jakarta.

Susilo R, 2011, Pendidikan kesehatan

dalam keperawatan, Nuha

Medika, Yogyakarta.

Walgito Bimo,2003, Psikologi

Sosial,Yogyakarta: C.V ANDI

Offset.

Wawan, A & Dewi M 2011, Teori &

Pengukuran Pengetahuan,

Perilaku, dan Perilaku Manusia,

Nuha Medika, Yogyakarta