HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN...

9
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PENDERITA ASMA DI RSUD KARANGANYAR Sri Satiti Budayani 1 , S. Dwi Sulisetyawati 2 , Ika Subekti Wulandari 3 Stikes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi akibat suatu kelainan medis salah satunya adalah asma bronkhial. Pada keadaan sakit dan dirawat dirumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya sering kali terjadi dua hal yang berlawanan, disatu sisi individu yang sakit mengalami peningkatan kebutuhan tidur. Sementara disisi yang lain pola tidur seseorang yang masuk dan dirawat dirumah sakit dapat dengan mudah berubah atau mengalami gangguan pola tidur sebagai akibat kecemasan yang kondisi sakitnya atau rutinitas rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur penderita asma di RSUD Kabupaten Karanganyar. Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita asma yang rawat inap di RSUD Karanganyar pada bulan Pebruari - April 2015. Cara pengambilan sample dilakukan secara total sampling, didapatkan 38 responden, Data yang didapatkan kemudian diolah menggunakan analisis korelasi Rank Spearman. Sebagian besar tingkat kecemasan pada seluruh responden adalah normal sebanyak 63,2% dan 31,6% seluruh responden dengan kualitas tidur buruk. Hasil analisis terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur dengan p value 0,000 dengan koefesien korelasi 0,889 sehingga hubungan tersebut sangat kuat. Kata Kunci : kecemasan, kualitas tidur, asma Daftar Pustaka : 26 (2005 2012) PENDAHULUAN Asma adalah penyakit paru dengan ciri khas yakni saluran nafas sangat mudah bereaksi terhadap berbagai rangsangan atau pencetus dengan manifestasi berupa serangan asma. (GINA, 2006). Stres dapat mengantarkan seseorang pada tingkat kecemasan sehingga memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien, yang menyebabkan penyempitan saluran napas dimana ditandai dengan sakit tenggorokan dan sesak napas, yang pada gilirannya bisa memicu serangan asma (Sudhita, 2005). Pada keadaan sakit dan dirawat dirumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya sering kali terjadi dua hal yang berlawanan, disatu sisi individu yang sakit mengalami peningkatan kebutuhan tidur. Sementara disisi yang lain pola tidur seseorang yang masuk dan dirawat dirumah sakit dapat dengan mudah berubah atau mengalami gangguan pola tidur sebagai akibat kecemasan yang kondisi sakitnya atau rutinitas rumah sakit (Potter&Perry, 2010)

Transcript of HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN...

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-srisatitib... · Kecemasan dapat terjadi akibat suatu kelainan medis salah ... Kecemasan

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR

PENDERITA ASMA DI RSUD KARANGANYAR

Sri Satiti Budayani1, S. Dwi Sulisetyawati

2, Ika Subekti Wulandari

3

Stikes Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK

Kecemasan dapat terjadi akibat suatu kelainan medis salah satunya adalah asma

bronkhial. Pada keadaan sakit dan dirawat dirumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya

sering kali terjadi dua hal yang berlawanan, disatu sisi individu yang sakit mengalami

peningkatan kebutuhan tidur. Sementara disisi yang lain pola tidur seseorang yang masuk

dan dirawat dirumah sakit dapat dengan mudah berubah atau mengalami gangguan pola

tidur sebagai akibat kecemasan yang kondisi sakitnya atau rutinitas rumah sakit.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan

kualitas tidur penderita asma di RSUD Kabupaten Karanganyar.

Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental

dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi

pada penelitian ini adalah semua penderita asma yang rawat inap di RSUD Karanganyar

pada bulan Pebruari - April 2015. Cara pengambilan sample dilakukan secara total

sampling, didapatkan 38 responden, Data yang didapatkan kemudian diolah

menggunakan analisis korelasi Rank Spearman.

Sebagian besar tingkat kecemasan pada seluruh responden adalah normal

sebanyak 63,2% dan 31,6% seluruh responden dengan kualitas tidur buruk. Hasil analisis

terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur dengan

p value 0,000 dengan koefesien korelasi 0,889 sehingga hubungan tersebut sangat kuat.

Kata Kunci : kecemasan, kualitas tidur, asma

Daftar Pustaka : 26 (2005 – 2012)

PENDAHULUAN

Asma adalah penyakit paru dengan

ciri khas yakni saluran nafas sangat

mudah bereaksi terhadap berbagai

rangsangan atau pencetus dengan

manifestasi berupa serangan asma.

(GINA, 2006).

Stres dapat mengantarkan

seseorang pada tingkat kecemasan

sehingga memicu dilepaskannya histamin

dan leukotrien, yang menyebabkan

penyempitan saluran napas dimana

ditandai dengan sakit tenggorokan dan

sesak napas, yang pada gilirannya bisa

memicu serangan asma (Sudhita, 2005).

Pada keadaan sakit dan dirawat

dirumah sakit atau fasilitas kesehatan

lainnya sering kali terjadi dua hal yang

berlawanan, disatu sisi individu yang

sakit mengalami peningkatan kebutuhan

tidur. Sementara disisi yang lain pola

tidur seseorang yang masuk dan dirawat

dirumah sakit dapat dengan mudah

berubah atau mengalami gangguan pola

tidur sebagai akibat kecemasan yang

kondisi sakitnya atau rutinitas rumah sakit

(Potter&Perry, 2010)

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-srisatitib... · Kecemasan dapat terjadi akibat suatu kelainan medis salah ... Kecemasan

Kurang tidur yang berkepanjangan

dapat mengganggu kesehatan fisik dan

psikis. Dari segi fisik, kurang tidur akan

menyebabkan muka pucat, mata sembab,

badan lemas, dan daya tahan tubuh

menurun sehingga mudah terserang

penyakit. Sedangkan dari segi psikis,

kurang tidur akan menyebabkan

timbulnya perubahan suasana kejiwaan,

sehingga penderita akan menjadi lesu,

lamban menghadapi rangsangan, dan sulit

berkonsentrasi (Endang, 2007).

Banyak faktor yang mempengaruhi

kualitas maupun kuantitas tidur, salah

satu diantaranya adalah kecemasan

(Chayatin & Mubarak, 2007). Kecemasan

sering kali mengganggu tidur. Seseorang

yang pikirannya dipenuhi dengan masalah

pribadi dan merasa sulit untuk rileks saat

akan memulai tidur. Kecemasan

meningkatkan kadar norepinefrin dalam

darah melalui stimulasi sistem saraf

simpatis. Perubahan kimia ini

menyebabkan kurangnya waktu tidur

tahap IV NREM dan tidur REM serta

lebih banyak perubahan dalam tahap tidur

lain dan lebih sering terbangun (Kozier

et.al. 2010).

Berdasarkan data di Catatan Medis

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Karanganyar, data penderita asma pada

tahun 2013 adalah 172 penderita,

sedangkan pada tahun 2014 adalah 196

penderita. Sedangkan pada bulan

November tahun 2014 terdapat 18 pasien

asma. Dari hasil studi pendahuluan

peneliti menemukan bahwa sebagian

besar penderita asma cenderung memiliki

masalah gangguan kualitas tidur. Kualitas

tidur tersebut mereka ungkapkan bahwa

mereka sering terbangun ketika sesak

nafas terjadi. Keadaan tersebut

menimbulkan rasa cemas dengan kondisi

penyakit saat ini. Dengan kualitas tidur

yang tidak terpenuhi secara optimal

pasien merasa kecapekan dan kondisi

badan terasa lemas sehingga istirahat

pasien tidak maksimal.

Tujuan Penelitian

Menganalisis hubungan antara

tingkat kecemasan dengan kualitas tidur

penderita asma

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini peneliti

harapkan dapat memberikan manfaat

kepada semua pihak, meliputi : Rumah

Sakit sebagai informasi bagi institusi

pelayanan kesehatan tentang kecemasan

pada pasien asma yang mempengaruhi

pola tidur. Melalui penelitian ini peneliti

berharap dapat memperoleh informasi

tentang klien dan selanjutnya berdasarkan

informasi tersebut dapat pula

dikembangkan bentuk pelayanan

kesehatan dan meningkatkan mutu serta

standar asuhan keperawatan dalam

pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

pada pasien asma. Bagi Institusi

Page 3: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-srisatitib... · Kecemasan dapat terjadi akibat suatu kelainan medis salah ... Kecemasan

Pendidikan sebagai bahan referensi untuk

meningkatkan pembelajaran khususnya

yang terkait dengan pengembangan

konsep asuhan keperawatan untuk

memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur

klien. Peneliti Selanjutnya, hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai

dasar pengembangan penelitian lebih

lanjut mengenai hubungan antara tingkat

kecemasan dengan kualitas tidur

penderita asma. Serta bagi peneliti

memperoleh pengetahuan dan wawasan

mengenai hubungan antara tingkat

kecemasan dengan kualitas tidur

penderita asma.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain

penulisan deskriptif korelasional yaitu

rancangan yang menggambarkan

hubungan antara dua variabel atau lebih.

Sampel yang digunakan 30 orang

responden dengan tehnik pengambilan

total sampling dengan kriteria inklusi

pasien asma anak dan pasien asma

dewasa dengan penyakit penyerta lainnya.

Tempat Penelitian di Rumah Sakit

Umum Daerah Karanganyar dimulai dari

Bulan Pebruari - April 2015.

Analisis bivariat adalah analisis

yang dilakukan terhadap kedua variabel

yang diduga berhubungan atau

berkolerasi. Yaitu untuk mengetahui

hubungan antara tingkat kecemasan

dengan kualitas tidur penderita asma di

RSUD Kabupaten Karanganyar. Analisa

bivariat dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara variabel dependen dan

independen.

Teknik analisa yang dilakukan

yaitu dengan Uji Spearman’s Rho.

Analisa ini bertujuan untuk menguji

perbedaan proporsi dua atau lebih

kelompok sampel, sehingga diketahui ada

atau tidaknya hubungan yang bermakna

secara statistik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENELITIAN

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia

Responden Pasien Asma di Rumah Sakit

Umum Daerah Karanganyar

No Karakteristik Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

1 Umur

a. 32-42th

b. 43-53th

20

18

53%

47%

Jumlah 38 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui

bahwa dari 38 responden yang diteliti,

53% berusia antara 32-42 tahun

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jenis

Kelamin Responden Pasien Asma di

Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar

No Karakteristik Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

1 Jenis Kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

25

13

66%

34%

Jumlah 38 100%

Page 4: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-srisatitib... · Kecemasan dapat terjadi akibat suatu kelainan medis salah ... Kecemasan

Dari tabel diatas dapat disimpulkan

bahwa 66% responden berjenis kelamin

laki-laki.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan

Responden Pasien Asma di Rumah Sakit

Umum Daerah Karanganyar

No Karakteristik Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

1 Pendidikan

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Perguruan

Tinggi

1

14

21

2

3%

37%

55%

5%

Jumlah 38 100%

Hasil observasi responden juga

menunjukkan 55% berpendidikan

Sekolah Menengah Atas dan 37%

berpendidikan terakhir Sekolah

Menengah Pertama.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Status

Responden Pasien Asma di Rumah Sakit

Umum Daerah Karanganyar

No Karakteristik Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

1 Status

a. Menikah

b. Belum

Menikah

37

1

97%

3%

Jumlah 38 100%

Dari tabel diatas dapat dilihat status

responden tentang pernikahan 97% status

sudah menikah

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat

Kecemasan Pasien Asma di Rumah Sakit

Umum Daerah Karanganyar

No Kategori Frekuensi

(f)

Presentase

(%)

1 Ringan 24 63%

2 Sedang 14 27%

3 Berat 0 0%

Jumlah 38 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui

bahwa dari 38 responden yang diteliti,

ternyata sebagian besar dari responden

dalam penelitian ini yaitu sebanyak 24

orang (63%) termasuk kepada tingkat

kecemasan ringan.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kualitas

Tidur Pasien Asma di Rumah Sakit

Umum Daerah Karanganyar

No Kategori Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

1 Baik 26 68%

2 Buruk 12 32%

Jumlah 38 100%

Tabel diatas menunjukkan

frekuensi kualitas tidur responden 68%

dengan kualitas tidur baik, sedangkan

32% mempunyai kualitas tidur buruk.

Tabel 4.7 Analisa Hubungan Antara

Tingkat Kecemasan dengan Kualitas

Tidur Pada Pasien Asma di Rumah Sakit

Umum Daerah Karanganyar

Tingkat

Kecema

san

Kualitas Tidur

Baik Buruk Total

Coeffisi

ent

Corelati

on

f % F % f %

0,889

Ringan 24 100% 0 0% 24 63,2%

Sedang 2 14,3% 12 85,7% 14 36,8%

Berat 0

%

0% 0 0% 0 0%

Panik 0

%

0% 0 0% 0 0%

Total 26 68,4% 12 31,6% 38 100%

Page 5: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-srisatitib... · Kecemasan dapat terjadi akibat suatu kelainan medis salah ... Kecemasan

Dari tabel diatas diketahui bahwa

38 responden yang dilakukan penelitian

24 responden (63%) mempunyai tingkat

kecemasan ringan dengan kualitas tidur

baik. Sedangkan terdapat 2 responden

(14%) terjadi kecemasan sedang dengan

kualitas tidur baik dan 12 responen (85%)

mempunyai kecemasan sedang dengan

kualitas tidur buruk.

Besarnya nilai tingkat keeratan

hubungan antara tingkat kecemasan

dengan kualitas tidur yaitu sebesar 0,889,

hal ini menunjukkan adanya hubungan

yang sangat kuat antara tingkat

kecemasan dengan kualitas tidur.

Pada penelitian ini untuk

mendapatkan hasil analisa hubungan

penulis menggunakan Spearman’s rho.

Dari hasil analisa data diketahui bahwa p-

value (0,00) < taraf kekeliruan (α =0,05).

Sehingga dapat diambil kesimpulan

bahwa terdapat hubungan yang

berarti/bermakna antara tingkat

kecemasan dengan kualitas tidur, taraf

sgnifikansi dari hasil analisa adalah 0,00

menunjukkan bahwa hasil yang

didapatkan untuk mengetahui hubungan

tingkat kecemasan dengan kualitas tidur

sangat signifikan.

Tingkat Kecemasan Pasien Asma

Berdasarkan tingkat kecemasan

responden sebagian besar pasien

mengalami kecemasan dalam kategori

normal sebanyak 24 orang (63%), dan 14

orang (37%) mengalami kecemasan

ringan. Hal ini menunjukkan bahwa para

pasien yang dirawat inap di Ruang

Perawatan RSUD Karanganyar

mengalami kecemasan ringan, hal ini

dapat dikarenakan suasana ruang

perawatan, selain itu juga karena

memikirkan prognosis penyakit,

memikirkan biaya yang akan dihabiskan,

dan bertemu dengan kondisi lingkungan

yang baru, hal tersebut yang dialami

responden ketika menjalani rawat inap.

Kecemasan merupakan perasaan yang

tidak jelas, keprihatinan dan kekhawatiran

akan penyakit yang sedang dialami saat

ini.

Kondisi tersebut sesuai dengan

(Capernito, 2000) yang menyatakan

kecemasan adalah respon individu

terhadap suatu keadaan yang tidak

menyenangkan atau mengurangi rasa

nyaman pasien misalnya pasien tersebut

sebelum sakit biasaya saat tidur terbiasa

mematikan lampu, sedangkan di rumah

sakit penerangan atau lampu masih

menyala, selain itu sesuai hasil yang saya

dapatkan kemarin di rumah sakit banyak

pasien yang mengeluh tidurnya terganggu

karena pasien lain yang sedang kesakitan.

Salah satu respon yang muncul dari

kecemasan adalah gangguan pola tidur

pada pasien yang sedang dirawat di

rumah sakit atau pusat pelayanan

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-srisatitib... · Kecemasan dapat terjadi akibat suatu kelainan medis salah ... Kecemasan

kesehatan lainnya sehingga

mempengaruhi proses penyembuhan dan

pemulihan dari kondisi sakit, yang

selanjutnya dapat memperpanjang hari

dirawat.

Kecemasan yang sudah

mempengaruhi atau terwujud pada gejala-

gejala fisik, terutama pada fungsi saraf

maka akan terlihat gejala-gejala yang

akan ditimbulkan diantaranya tidak dapat

tidur, jantung berdebar-debar, keluar

keringat berlebih, sering mual, gemetar,

muka merah, dan sukar bernafas (Detiana,

2010). Pada kebanyakan responden hal

tersebut sangat mengganggu karena dari

awal mereka masuk rumah sakit karena

terjadi gangguan pernafasan, sehingga

kondisi yang tidak mendukung bisa

memperlambat atau malah kemungkinan

bisa memperparah penyakit yang

dideritanya.

Hal ini mirip dengan penelitian

yang dilakukan oleh Fahmi 2015 yang

melakukan penelitian tentang tingkat

kecemasan dan depresi yang terjadi pada

penderita geographic tongue (penyakit

kelainan lidah) dimana hasil penelitian

tersebut menyimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat

kecemasan dan depresi terhadap

prevalensi geographic tongue. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa suatu penyakit

bisa menimbulkan tingkat kecemasan

terhadap pasien yang menderita.

Kualitas tidur pasien asma

Hasil dari analisa data

menunjukkan kualitas tidur responden 26

orang 68% menunjukkan kualitas tidur

baik. Sedangkan 12 responden 32%

menunjukkan kualitas tidur buruk.

Tidur merupakan suatu keadaan

tidak sadar (unconciuusness) tetapi dapat

dibangunkan dengan perangsangan

sensori yang sesuai (Martini, 2001).

Sedangkan Potter & Perry (2005)

mendefinisikan tidur sebagai perubahan

keadaan kesadaran yang terjadi secara

terus-menerus dan berulang untuk

menyimpan energi dan kesehatan.

Berdasarkan kejadian perubahan

pola tidur menunjukkan bahwa sebagian

responden merupakan pasien yang

memiliki perubahan pola tidur pada saat

menjalani rawat inap di Ruang Perawatan

Umum RSUD Karanganya. Potter &

Perry (2005) mengatakan bahwa

kebutuhan untuk istirahat dan tidur adalah

penting bagi kualitas hidup semua orang

dikarenakan pada kondisi mereka yang

sedang sakit membutuhkan istirahat yang

cukup dalam pemulihannya. Namun

demikian, tiap individu memiliki

kebutuhan yang berbeda dalam jumlah

tidur (Quantity of Sleep) dan kualitasnya

(Quality of Sleep).

Pada penelitian lain yang dilakukan

oleh Antara 2015 yang berjudul Korelasi

Kualitas Tidur dengan Nyeri Kepala

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-srisatitib... · Kecemasan dapat terjadi akibat suatu kelainan medis salah ... Kecemasan

Primer pada Siswa-siswi Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Amlapura

Kabupaten Karangasem. Berdasarkan

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

kualitas tidur buruk akan meningkatkan

kemungkinan menderita nyeri kepala

primer. Sehingga kebutuhan tidur bisa

dipengaruhi oleh kondisi penyakit

penderita.

Hubungan Tingkat Kecemasan dengan

Kualitas Tidur pada Pasien Asma di

Rumah Sakit Umum RSUD

Karanganyar

Berdasarkan pengujian statistik

dengan uji Spearman’s rho, dinyatakan

ada hubungan yang signifikan antara

tingkat kecemasan dengan kualitas tidur

pada pasien asma yang dirawat inap yang

ditunjukan dengan nilai p Value sebesar

0,00 atau kurang dari 0,05, pada taraf

signifikan 95% sehingga hipotesis yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara

tingkat kecemasan dan kualitas tidur pada

pasien asma yang dirawat inap terbukti

atau diterima. Keeratan hubungan antara

kecemasan dan kualitas tidur bisa

ditunjukkan dengan nilai koefisien

korelasi dengan nilai 0,889 yang berarti

hubungan itu sangat kuat, hal ini sesuai

tabel standar korelasi versi De Vaus.

Secara keseluruhan hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa para

pasien di RSUD Karanganyar memiliki

kecemasan yang ringan dan mengalami

perubahan kualitas tidur. Hal ini berarti

bahwa kecemasan seorang pasien akan

mempengaruhi kualitas tidurnya, pada

keadaan sakit dan dirawat di rumah sakit

atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

sering kali terjadi dua hal yang

berlawanan, disatu sisi individu yang

sakit mengalami peningkatan kebutuhan

tidur (Taylor, 2001), sementara disisi

yang lain kualitas tidur seseorang yang

masuk dan dirawat di rumah sakit dapat

dengan mudah berubah atau mengalami

gangguan pola tidur sebagai akibat

kecemasan yang kondisi sakitnya atau

rutinitas rumah sakit. Terjadinya

gangguan pola tidur pada klien yang

dirawat inap di rumah sakit atau fasilitas

pelayanan kesehatan lainnya dapat

disebabkan oleh dampak lingkungan

rumah sakit serta kecemasan yang

diakibatkan proses penyakit yang

dialaminya yang biasanya ditandai

dengan bertambahnya jumlah waktu

bangun, sering terbangun dan

berkurangnya tidur REM serta jam tidur

(Potter & Perry, 2005).

Penelitian serupa yang bisa

menunjukkan adanya hubungan antara

tingkat kecemasan dan kualitas tidur

adalah penelitian yang dilakukan oleh

Aristana Giri (2012) dengan judul

“Hubungan Antara Tingkat Kecemasan

dengan Pola Tidur pada Pasien Pertama

Kali Dirawat Inap di Ruang Perawatan

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-srisatitib... · Kecemasan dapat terjadi akibat suatu kelainan medis salah ... Kecemasan

Umum RSUD Panembahan Senopati

Bantul”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara tingkat kecemasan

dengan pola tidur pada pasien yang

pertama kali dirawat inap di Ruang

Perawatan Umum RSUD Panembahan

Senopati Bantul ditunjukan dengan nilai

p Value sebesar 0,049. Perbedaan

penelitian ini adalah sampel yang diambil

pasien rawat inap pertama kali dengan

jumlah 30 responden, sedangkan tempat

dan waktu juga berbeda.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Tingkat kecemasan responden paling

banyak memiliki kecemasan ringan

sebanyak 24 responden (73%).

2. Sebanyak 12 pasien (32%)

mengalami kejadian perubahan

kualitas tidur buruk dan 26 pasien

(68%) tidak mengalami kejadian

perubahan kualitas tidur.

3. Hasil analisa menunjukkan terdapat

hubungan yang sangat kuat antara

tingkat kecemasan dengan kualitas

tidur pada pasien asma yang dirawat

inap di RSUD Karanganyar dengan

nilai koefisien korelasi mencapai

0,889 dengan signifikansi (p value)

0,000

Saran

1. Disarankan bagi pihak rumah sakit

untuk bisa menciptakan lingkungan

yang nyaman terutama memberi

batasan skat atau korden di ruang

pasien dan memberi batasan waktu

kunjung pasien agar pasien tidurnya

tidak terganggu.

2. Bagi peneliti lain yang melakukan

penelitian serupa diharapkan

menggunakan jumlah sampel yang

lebih banyak sehingga bisa didapatkan

gambaran yang lebih baik dari hasil

analisa penelitiannya.

3. Bagi Peneliti dapat mengetahui secara

nyata tentang hasil penelitian yang

menunjukkan adanya hubungan antara

kecemasan dengan kualitas tidur pada

pasien asma..

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, Aziz.2006, Pengantar

Kebutuhan Dsara Manusia.

Jakarta: Salemba Medika.

Arikunto,S.2010. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta.Rineka Cipta

Asmadi.2008. Konsep dan Aplikasi

Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta.

Salemba Medika

Azizah, Lilik.M. 2011. Keperawatan

Lanjut Usia. Yogyakarta :

Graha Ilmu

Carpenito, L.J. (2000). Buku Saku

Diagnosa Keperawatan Edisi 8,

alih bahasa Ester M, EGC,

Jakarta

Depkes R.I (2009). Pedoman

pengendalian penyakit asma.

Djojodibroto, Darmanto. (2009).

Respirologi (Respiratory

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/24/01-gdl-srisatitib... · Kecemasan dapat terjadi akibat suatu kelainan medis salah ... Kecemasan

Medicine). Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta.

GINA (Global Initiative for

Asthma).(2006),. Pocket Guide

for Asthma Management

and Prevension In Children.

Ghufron M. Nur dan Wati S,

Rini.2012,Cara Tepat

Menghilangkan Kecemasan

Anda. Yogyakarta : Galang

Press

Hawari,D.2008. Manajemen Stress,

Cemas, dan Depresi. Jakarta. FKUI

Hadibroto, Iwan & Syamsir Alam.

(2006). Asma. Jakarta: Penerbit

PT Gramedia Pustaka Utama

Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of

Nursing: concepts, process, and

practice.New Jersey: Berman

Audrey

Lestari, Pemi L (2009). Riset. Perbedaan

kualitas tidur pekerja shif saat

menjalani shift pagi dengan

shift malam pada PT. Kobame

Propertindo. Universitas

Indonesia.

Maas, L. Meridean. 2011. Asuhan

Keperawatan Geriatrik :

Diagnosis NANDA, Kriteria

hasil NOC, & Intervensi NIC.

Jakarta : EGC

Maulida. 2011. Test Reliabilitas dan

Validitas Indeks Kualitas Tidur

Dari Pittsburg (PSQI) Versi

Bahasa Indonesia Pada Lansia

[Thesis]. Yogyakarta :

Universitas Gajah Mada

Notoatmodjo,S.2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta.

Rineka Cipta

Ni Komang Ratih, 2012.Hubungan

Tingkat Kecemasan Terhadap

Koping Siswa SMUN 16 Dalam

Menghadapi Ujian Nasional,

Skripsi Sarjana Keperawatan,

(Depok: Perpustakaan UI)

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar

Fundamental Keperawatan :

Konsep, Proses dan Praktik.

Jakarta : EGC.

Potter & Perry.(2010).Fundamental of

Nursing.Mosby.st.Louis

Ramaiah, Savitri. 2006. Asma

Mengetahui Penyebab Gejala

dan Cara Penanggulangannya.

Jakarta : Bhuana Ilmu Populer

Sundaru H, Sukamto. (2006) Asma

Bronkial , Departemen Ilmu

Penyakit Dalam Fakulas

Kedokteran Universitas

Indonesia, Jakarta

Suzanne M, Steven G. Normal Sleep,

Sleep Physiology, and Sleep

Deprivation. [Cited 2009Dec

20]

Said Az-zahroni, Musfir.(2005).

Konseling Terapi.Jakarta: Gema

Insani

Tim MGBK. Bahan Dasar Untuk

Pelayanan Konseling Pada

Satuan Pendidikan Menengah

Jilid I .( jakarta: PT.Grasindo,

2010)

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku

Keperawatan Jiwa. Jakarta :

EGC

Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar

Keperawatan Kesehatan Jiwa.

Jakarta : EGC.