HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

28
HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I A. Prestasi Belajar (X) 1. Pengertian Prestasi Belajar Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda prestatie,” dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Dalam literature, prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu, seperti dikemukakan oleh Robert M. Gagne bahwa dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar(achievement) seseorang. 1 Prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai, prestasi tidak akan dicapai bila seseorang tidak melakukan kegiatan. 2 Prestasi merupakan hasil usaha yang dicapai seseorang yang terlebih dalam melakukan kegiatan. Inilah yang sering disebut dengan prestasi. Jika dilihat dari segi-segi yang menyangkut dengan sikap, minat, perhatian dan ketrampilan murid. Prestasi yang dicapai dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain motivasi dari luar maupun motivasi dari dalam yang keduanya saling berkaitan. Menurut Sulchan (1987) prestasi belajar dapat diartikan sebagai penilaian hasil belajar dari proses kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf 1 Abu Muhammad, Prestasi Belajar (http://spesialis-torch.com/content/view/120/29/ , kamis,29 may 2008) 2 W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Gramedia, 2002), hlm.45.

Transcript of HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

Page 1: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

A. Prestasi Belajar (X)

1. Pengertian Prestasi Belajar

Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie,” dalam bahasa Indonesia

menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Dalam literature, prestasi selalu dihubungkan dengan

aktivitas tertentu, seperti dikemukakan oleh Robert M. Gagne bahwa dalam setiap proses akan

selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil

belajar(achievement) seseorang.1

Prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai, prestasi tidak akan

dicapai bila seseorang tidak melakukan kegiatan.2 Prestasi merupakan hasil usaha yang dicapai

seseorang yang terlebih dalam melakukan kegiatan. Inilah yang sering disebut dengan

prestasi. Jika dilihat dari segi-segi yang menyangkut dengan sikap, minat, perhatian dan

ketrampilan murid. Prestasi yang dicapai dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain motivasi dari

luar maupun motivasi dari dalam yang keduanya saling berkaitan.

Menurut Sulchan (1987) prestasi belajar dapat diartikan sebagai penilaian hasil

belajar dari proses kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,

huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa

dalam periode selama masih dalam bangku sekolah sehingga dapat membawa perubahan baik

dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dinyatakan dalam angka menurut kemampuan

siswa dalam mengerjakan tes pelajaran. Bila demikian halnya, prestasi sekolah dalam kehidupan

manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan pada bangku sekolah.3

Menurut Gage, Berliner (1992) dan winkel (1997), ada dua faktor yang mempengaruhi

prestasi seseorang, yaitu :

a. Faktor internal

1) Inteligensi

1 Abu Muhammad, Prestasi Belajar (http://spesialis-torch.com/content/view/120/29/, kamis,29 may 2008)

2 W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Gramedia, 2002), hlm.45.

3 Novia Bramastuti, Pengertian Prestasi Sekolah (http:// etd.eprints.ums.ac.id/5730/ , juni 2009)

Page 2: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

Taraf inteligensi seseorang dapat tercermin dalam prestasi sekolahnya di semua mata pelajaran.

Peserta didik dengan taraf inteligensi yang tinggi diharapkan dapat mencapai prestasi belajar

yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang memiliki taraf inteligensi yang lebih rendah.

Namun inteligensi bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan prestasi akademik karena

masih ada faktor lainnya seperti motivasi dan kepribadian serta faktor eksternal.

2) Motivasi

Winkel mengatakan bahwa motivasi merupakan daya penggerak yang menjadi aktif pada saat-

saat tertentu di mana ada kebutuhan untuk mencapai tujuan. Sedangkan Gage dan Berliner

menjelaskan bahwa motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan individu dari perasaan bosan

menjadi berminat untuk melakukan sesuatu. Tercakup di sini adalah motivasi untuk mencapai

kelulusan dan motivasi untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Motivasi merupakan

tenaga dorong selama tahapan proses belajar yang berfungsi untuk :

a) Mencari dan menemukan informasi mengenai hal-hal yang dipelajari

b) Menyerap informasi dan mengolahnya

c) Mengubah informasi yang didapat ini menjadi suatu hasil (pengetahuan, perilaku,

keterampilan, sikap, dan kreativitas.

Secara umum, motivasi terbagi menjadi motivasi internal dan eksternal. Motivasi internal

mengacu pada diri sendiri, misalnya kegiatan belajar dihayati dan merupakan kebutuhan untuk

memuaskan rasa ingin tahu. Motivasi eksternal mengacu pada faktor di luar dirinya. Siswa

dengan motivasi eksternal akan membutuhkan adanya pemberian pujian atau pemberian nilai

sebagai hadiah atas prestasi yang diraih. Kedua komponen ini bersifat kontekstual, artinya ada

pada seseorang sehubungan dengan suatu kegiatan yang dilakukan. Oleh karena itu motivasi

dapat berubah sesuai dengan waktu.

Menurut McLelland dan Atkinson (dalam Djiwandono, 2002), motivasi yang paling

penting dalam psikologi pendidikan adalah motivasi berprestasi, di mana seseorang cenderung

berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk tujuan

sukses.

Page 3: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

3) Kepribadian

Menurut Allport dalam Hurlock (1978), Kepribadian merupakan suatu organisasi yang

dinamis dari sistem psikofisik seseorang yang menentukan bagaimana individu dapat

menyesuaikan diri secara unik dengan lingkungannya. Kepribadian dapat berubah dan

dimunculkan dalam bentuk tingkah laku. Organisasi adalah hubungan antar traits yang selalu

berubah dan diwujudkan dalam bentuk traits-traits yang dominan. Sedangkan sistam psikofisik

adalah kebiasaan-kebiasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, keadaan emosi

dan dorongan-dorongan. Sistem inilah yang akan mendorong seseorang untuk menentukan

penyesuaian dirinya sebagai hasil belajar atau pengalaman.

b Faktor eksternal

1) Lingkungan rumah

Lingkungan rumah terutama orang tua, memegang peranan penting serta menjadi guru

bagi anak dalam mengenal dunianya. Orang tua adalah pengasuh, pendidik dan membantu proses

sosialisasi anak. Utami Munandar (1999) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

orang tua, maka semakin baik prestasi anak. Termasuk juga sejauh mana keluarga mampu

menyediakan fasilitas tertentu untuk anak (televisi, internet, dan buku bacaan).

2) Lingkungan sekolah

Menurut Ormrod (2006) lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan yang nyaman

sehingga anak terdorong untuk belajar dan berprestasi. Ada beberapa karakteristik lingkungan

sekolah yang nyaman sebagai tempat belajar (Burstyn & Stevens dalam Ormrod, 2006) , yaitu:

a) Sekolah mempunyai komitmen untuk mendukung semua usaha murid agar sukses baik

dalam bidang akademik maupun sosial.

b) Adanya kurikulum yang menantang dan terarah

c) Adanya perhatian dan kepercayaan murid serta orang tua terhadap sekolah

Page 4: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

d) Adanya ketulusan dan keadilan bagi semua murid, baik untuk murid dengan latar

belakang keluarga yang berbeda, beda ras maupun etnik

e) Adanya kebijakan dan peraturan sekolah yang jelas. Misalnya panduan perilaku yang

baik, konsekuensi yang konsisten, penjelasan yang jelas, kesempatan menjalin interaksi

sosial serta kemampuan menyelesaikan masalah.

f) Adanya partisipasi murid dalam pembuatan kebijakan sekolah

g) Adanya mekanisme tertentu sehingga siswa dapat menyampaikan pendapatnya secara

terbuka tanpa rasa takut

h) Mempunyai tujuan untuk meningkatkan perilaku prososial seperti berbagi informasi,

membantu dan bekerja sama

i) Membangun kerja sama dengan komunitas keluarga dan masyarakat

j) Mengadakan kegiatan untuk mendiskusikan isu-isu menarik dan spesial yang berkaitan

dengan murid

Sedangkan di kelas, sebaiknya kelas cukup besar dengan jumlah murid yang tidak terlalu

banyak sehingga guru dapat memonitor setiap siswa. Menurut Gage & Berliner (1992), kelas

yang baik dan produktif adalah kelas yang nyaman secara tata ruang, memunculkan motivasi

internal siswa untuk belajar, kegiatan guru yang terarah serta kegiatan monitor terhadap siswa.4

Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu

dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil prestasi sekolah bertujuan untuk

melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah

dipelajari tujuan yang ditetapkan. Penilaian dalam prestasi sekolah meliputi :

a. Evaluasi formatif

Evaluasi formatif adalah pe nilaian yang dilakukan guru setelah satu pokok bahasan selesai

dipelajari oleh siswa (Suharsimi Arikunto 1988:42). Penilaian formatif disebutkan dengan

istilah penilaian pada akhir satuan pelajaran. Penilaian ini berfungsi untuk mengetahui

sejauh mana ketercapaian tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan dalam setiap

satuan pelajaran.

4 Episentrum Psikologi (Psycholigical Assessment Counseling), factor-faktor yang mempengaruhi prestasi (http://episentrum.com/artikel-psikologi/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi/, diakses : rabu, 27 oktober 2010)

Page 5: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

b. Evaluasi sumatif

Evaluasi Sumatif aalah penilaian yang diselenggarakan oleh guru setelah jangka waktu tertentu.

Penilaian sumatif berguna untuk memperoleh informasi tentang keberhasilan prestasi siswa

yang dipakai sebagai masukan utama untuk menentukan nilai rapor atau nilai akhir sesmester.

c. Pelaporan hasil evaluasi

Setelah memberi evaluasi formatif maupun sumatif, setiap akhir semester setiap guru harus

mengolah nilai akhir dan memasukan dalam buku rapor, yang merupakan laporan hasil

kerja. Buku rapor yang merupakan laporan hasil kerja sekolah kepada orang tua/ wali murid.

Penilaian yang dilakukan terhadap proses belajar di sekolah

d. Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan

Apabila seseorang siswa dalam ulangan (tes formataif/ tes sumatif) mencapai nilai kurang

dari 7,5 atau daya serapnya kurang dari 75% maka yang bersangkutan harus mengikuti

perbaikan. Tujuan ulangan perbai kan adalah agar siswa memperoleh penguasaan yang baik

terhadap Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang harus dicapai. Bagi siswa yang sudah

menguasai TIK, sekurang-kurangnya 75%, dapat diberikan pengayaan, apabila masih ada

waktu untuk satuan pelajaran tertentu, sebelum beralih ke materi lain. Program perba

ikan dan pengayaan dalam peningkatan prestasi sekolah sangat diperlukan dalam rangka

pelaksanaan pola belajar tuntas. Ketuntasan belajar adalah pencapaian taraf penguasaan

minimal yang telah ditetapkan bagi setiap unit bahan pelajaran, baik secara perorangan

maupun kelompok.5

Dalam menentukan prestasi belajar, seorang guru dapat meninjau kamampuan siswa

dalam beberapa aspek. Sebagaimana teori yang telah dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom

(1956) yang lebih dikenal dengan sebutan “taksonomi Bloom”. Dalam taksonomi ini Bloom

membagi kemampuan siswa kedalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

Dalam domain kognitif, aspek yang dinilai dari seorang siswa adalah berhubungan

dengan pengetahuannya. Bloom membagi ranah kognitif ini menjadi enam tingkatan, yaitu :

pengetahuan, pemahamam, aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi.

Sedangkan dalam domain afektif, aspek yang dinilai dari seorang siswa adalah

berhubungan dengan kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam

pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.

5 Ibid.

Page 6: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

Ranah afektif ini kemudian dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu : penerimaan, tanggapan, penghargaan,

pengorganisasian, dan karakterisasi berdasarkan nilai-nilai.

Dalam domain psikomotor, aspek yang dinilai dari seorang siswa adalah berhubungan dengan

gerak anggota tubuh. Dalam domain ini Bloom kemudian membagi kedalam tujuh tingkatan, yaitu :

persepsi, kesiapan, respon terpimpin, mekanisme, respon tampak yang kompleks, penyesuaian, dan

penciptaan.6

B. Motivasi (Y)

1. Pengertian motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dalam dirimanusia, yang

akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan demikian, motivasi kerja akan

berpengaruh terhadap performansi pekerja.

Menurut Hilgard dan Atkinson, tidaklah mudah untuk menjelaskan motifasi sebab :

a. Pernyataan motif antar orang adalah tidak sama, budaya yang berbeda akan menghasilkan

ekspresi motif yang berbeda pula.

b. Motif yang tidak sama dapat diwujudkan dalam berbagai prilaku yang tidak sama.

c. Motif yang tidak sama dapat diekspresikan melalui prilaku yang sama.

d. Motif dapat muncul dalam bentuk-bentuk prilaku yang sulit dijelaskan

e. Suatu ekspresi prilaku dapat muncul sebagai perwujudan dari berbagai motif

Berikut ini dikemukakan uraian mengenai motif yang ada pada manusia sebagai

factor pendorong dari prilaku manusia yaitu :

a. Motif Kekuasaan

Merupakan kebutuhan manusia untuk memanipulasi manusia lain melaluikeunggulan-

keunggulan yang dimilikinya. Clelland menyimpulkan bahwa motifkekuasaan dapat berfifat

negatif atau positif. Motif kekuasaan yang bersifat negatifberkaitan dengan kekuasaan seseorang.

Sedangkan motif kekuasaan yang bersifat positifberkaitan dengan kekuasaan social (power yang

dipergunakan untuk berpartisipasi dalammencapai tujuan kelompok.

b. Motif Berprestasi

6 Yuinita, Taksonomi Bloom (http://www.scribd.com/doc/18953426/Teori-Taksonomi-Bloom, minggu, 19 Juli 2009)

Page 7: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

Merupakankeinginan atau kehendak untuk menyelesaikan suatu tugas secarasempurna,

atau sukses didalam situasi persaingan (Chelland). Menurut dia, setiap orang mempunyai kadar

nAch (needs for achievement) yang berlainan. Karakteristik seseorangyang mempunyai kadar

nAch yang tinggi (high achiever) adalah :

1) Risiko moderat (Moderate Risks) adalah memilih suatu resiko secara moderat

2) Umpan balik segera (Immediate Feedback) adalah cenderung memilih tugas yang segera

dapat memberikan umpan balik mengenai kemajuan yang telahdicapai dalam

mewujudkan tujuan, cenderung memilih tugas-tugas yangmempunyai criteria

performansi yang spesifik.

3) Kesempurnaan (accomplishment) adalah senang dalam pekerjaan yang dapat

memberikan kepuasaan pada dirinya.

4) Pemilihan tugas adalah menyelesaikan pekerjaan yang telah di pilih secara tuntas dengan

usaha maiksimum sesuai dengan kemampuannya.

c. Motif Untuk Bergabung

Menurut Schachter motif untuk bergabung dapat diartikan sebagai kebutuhanuntuk

berada bersama orang lain. Kesimpulan ini diperoleh oleh Schachter dari studinyayang

mempelajari hubungan antara rasa takut dengan kebutuhan berafiliansi.

d. Motif Keamanan (Security Motive)

Merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari hambatan atau gangguan yangakan

mengancam keberadaannya. Di dalam sebuah perusahaan misalnya, salah satu carauntuk

menjaga agar para karyawan merasa aman di hari tuanya kelak, adalah denganmemberikan

jaminan hari tua, pesangon, asuransi, dan sebagainya

e. Motif Status (Status Motive)

Merupakan kebutuhan manusia untuk mencapai atau menduduki tingkatantertentu di

dalam sebuah kelompok, organisasi atau masyarakat. Parsons, seorang ahlisosiologi

menyimpulkan adanya beberapa sumber status seseorang yaitu :

1) Keanggotaan di dalam sebuah keluarga. Misalnya, seorang anggota keluarga

yangmemperoleh status yang tinggi oleh karena keluarga tersebut mempunyai statusyang

tinggi di lingkungannya.

2) kualitas perseorangan yang termasuk dalam kualitas perseorangan antara lain

3) karakteristik fisik, usia, jenis kelamin, kepribadian.

Page 8: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

4) Prestasi yang dicapai oleh seseorang dapat mempengaruhi statusnya. Misalnya,

5) pekerja yang berpendidikan, berpengalaman, mempunyai gelar, dsb.

6) Aspek materi dapat mempengaruhi status seseorang di dalam lingkungannya.

Misalnya, jumlah kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.

f. Kekuasaan dan kekuatan (Autoriry and Power).

Dalam suatu organisasi, individu yang memiliki kekuasaan atau kewenangan yang formal

akan memperoleh statusyang lebih tinggi dibandingkan dengan individu-individu yang ada di

bawahnya.

Selain dari teori-teori di atas, Teori Motivasi itu juga dapat dirumuskan kembali

menjadi 3 kelompok, yaitu :

a. Teori Kepuasan ( Content Theory )

b. Teori Proses ( Process Theory )

c. Teori Pengukuhan ( Reinforcement Theory) 

Selain itu terdapat juga teori motivasi lainnya yang diungkapkan oleh beberapa tokoh yaitu:

a. Teori Motivasi Human Relations

Teoori ini lebih mengutamakan pada hubungan seseorang dengan

lingkungannya.Menurut teori ini seseorang akan berprestasi baik, jika ia diterima dan diakui

dalampekerjaannya dan lingkungannya. Teori ini juga menekankan peranan aktif

pimpinanorganisai dalm memelihara hubungan dan kontak-kontak pribadi denga bawahannya

yangdapat membangkitkan gairah kerja.

b. Teori Motivasi Claude S. George

Teori ini menyatakan bahwa seseorang mwmpunyai kebutuhan yang berhubungan

dengan tempat dan suasana di lingkungan bekerjanya, yaitu :

1) upah yang layak kesempatan untuk maju pengakuan sebagai individu

2) keamanan bekerja

3) tempat kerja yang baik penerimaan oleh kelompok perlakuan yang wajar pengakuan atas

prestasi

c. Teori Proses ( Process Theory )

Teori proses ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan,

bagaimanamenguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu, agar

Page 9: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

setiapindividu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajjer. Teori ini juga merupakan

prosessebab dan akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya.Jadi

hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukanseseorang. Bisa

dikatakan bahwa hasil hari ini merupakan kegiatan hari kemarin. TeoriProses ini, dikenal atas :

1) Teori Harapan ( Expectancy Theory )

Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang menyatakan bahwa kekuatanyang

memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannyatergantung dari

hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan darihasil pekerjaan itu. Teori

harapan ini didasarkan atas :

a) Harapan (Expectancy), adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena

perilaku.

b) Nilai (Valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai /martabat tertentu

(daya/nilai motivasi) bagi setiap individu yangbersangkutan.

c) Pertautan (Instrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil

d) tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.

2) Teori Keadilan (Equaty Theory)

Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semagat kerja seseorang,jadi

atasan harus bertindak adil terhadap setiap bawahannya. Penilaian dan pengakuanmengenai

perilaku bawahan harus dilakukan secara objektif..

d. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)

Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku denganpemberian

konpensasi.Misalnya promosi seorang karyawan itu tergantung dari prestasiyang selalu dapat

dipertahankan. Sifat ketergantungan tersebut bertautan denganhubungan antara perilaku dan

kejadian yang mengikuti perilaku tersebut. Teoripengukuhan ini terdiri dari dua jenis, yaitu :

1) Pengukuhan Positif (Positive Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku,

terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.

2) Pengukuhan Negatif (Negative Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku,

terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.

Page 10: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

Prinsip pengukuhan selalu berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan

tanggapan, apabila diikuti oleh stimulus yang bersyarat.Demikian juga prinsip hukuman

(Punishment) selalu berhubungan dengan berkurangnya frekuensi tanggapan, apabila

tanggapan (response) itu diikuti oleh rangsangan yang bersyarat. Contoh : pengukuhan

yang relatif malar adalah mendapatkan pujian setelah seseorang memproduksi tiap-tiap

unit atau setiap hari disambut dengan hangat oleh manajer.7

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Siagian (2001) motivasi seorang sangat penting dan dipengaruhi oleh faktor,

baik yang bersifat internal maupun ekternal.

a. Faktor Internal yaitu :

1) Persepsi seorang mengenai diri sendiri

2) Harga diri

3) Harapan pribadi

4) Kebutuhan

5) Keinginan

6) Kepuasan

7) Prestasi yang dihasilkan

b. Faktor eksternal yaitu :

1) Jenis dan sifat pekerjaan

2) Kelompok kerja dimana seseorang berbagi

3) Organisasi itu sendiri

4) Situasi lingkungan pada umumnya

c. Macam- macam kebutuhan yang menimbulkan motivasi :

Menurut Moekijat (1989) “motivasi berdasarkan atas tingkat kebutuhan yang disusun

menurut prioritas kekuatannya”. Macam- macam kebutuhan adalah :

1) Kebutuhan fisiologi

2) Kebutuhan akan keamanan

3) Kebutuhan sosial

4) Kebutuhan penghargaan

7 Fatin Fieza, Teori Motivasi (www.scribd.com/doc/7479473/ TEORI - MOTIVASI , diakses : 28 Okt 2010).

Page 11: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

5) Kebutuhan aktualisasi

3. Jenis Dan Sifat Motivasi

Motivasi sebagai kekuatan mental individu, memiliki tingkat- tingkat. Para ahli

ilmu jiwa mempunyai pendapat yang berbeda tentang tingkat kekuatan tersebut, tetapi mereka

umumnya sependapat tentang motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

a. Motivasi primer

Motivasi yang didasarkan pada motif- motif dasar. Motif- motif dasar tersebut

umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. berupa tingkah laku terdiri dari

pemikiran tentang tujuan, perasaan subyektif dan dorongan mencapai kepuasaan.

a. Motivasi sekunder

Motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda dengan motivasi primer. Bekerja dengan

baik merupakan motivasi sekunder. Menurut beberapa ahli, manusia adalah makhluk sosial,

perilakunya tidak hanya berpengaruh oleh factor biologis tetapi juga faktor- faktor sosial.

Perilaku manusia terpengaruh oleh tiga komponen penting yaitu afektif, kognitif, konatif .

Menurut Wood Worth dan Mergius, motif dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

1) Motif organic yaitu meliputi kebutuhan makan, bernafas, seksual dan berbuat

2) Motif darurat yaitu dorongan- dorongan untuk menyelamatkan diri

3) Motif obyektif yaitu kebutuhan untuk melakukan ekslorasi, kebutuhan untuk

menaruh minat, motif ini timbul karena dorongan untuk menghadapi dunia luar

Motivasi seseorang dapat dibedakan menjadi dua sifat yaitu :

1) Motivasi yang bersumber dari dalam diri sendiri yang dikenal dengan motivasi intrinsik

2) Motivasi yang bersumber dari luar seseorang yang dikenal dengan motivasi ekstinsik,

yang diartikan sebagai dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar

perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu , karena dorongan dari luar

seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman8

C. Kewirausahaan

1. Pengertian wirausaha

8 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya-Analisis di Bidang Pendidikan (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2007),hlm.29-33

Page 12: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

Wirausaha berasal dari kata “wira” yang berarti : utama, gagah, berani, dan swasta yang

berarti diatas kaki sendiri, Jadi wirausaha berarti sifat-sifat keberanian, keutamaan, dan

keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.

Menurut Thommas W. Zimmer dan Norman M. Scarborough wirausaha adalah orang yang

menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan

dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang

diperlukan untuk mendirikannya.9

Selain itu, Thommas juga memberikan cirri-ciri seseorang yang memiliki jiwa

kewirausahaan, yaitu :

a. Menyukai tanggung jawab

b. Lebih menyukai resiko menengah

c. Keyakinan atas kemampuan untuk meraih keberhasilan

d. Hasrat untuk langsung mendapatkan umpan balik

e. Tingkat energy yang tinggi

f. Orientasi kedepan

g. Keterampilan mengorganisasi

h. Menilai prestasi lebih tinggi dari pada uang10

Sedangkan menurut Noorman karakter lain yang sering tampak dalam jiwa wirausaha

antara lain yaitu :

a. Komitmen yang tinggi

b. Toleransi

c. Fleksibelitas

d. keuletan11

Menurut Justin G. Longenecker, Carlos W. Moore dan J. William Petty mengatakan bahwa

terdapat beberapa karakteristik seorang wirausaha, yaitu :

i. Kebutuhan akan penghasilan

j. Keinginan untuk mengambil resiko

9 Thommas W. Zimmer dan Norman Scarborough, Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil , Ed.4 (jakrta : indeks, 2005),hlm.4.

10 Ibid.hlm.4-5

11 Ibid.hlm.5-6

Page 13: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

k. Percaya diri

l. Keinginan kuat untuk berbisnis12

Maka dari pengertian diatas wirausaha dapat disimpulkan sebagai individu- individu

yang berorientasi kepada tindakan atau bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam

mengejar tujuannya. Dalam hal ini diartikan sebagai suatu keinginan seesorang untuk

melakukan kegiatan atau usaha sendiri berdasarkan pada kemampuan, kekuatan ketrampilan

yang ada atau dimiliki serta dilandasi sikap percaya pada diri untuk mencapai kemampuan,

keberhasilan hidup tanpa menggantungkan orang lain, dan motivasi sebagai faktor pembawaan

yaitu keinginan dari dalam pribadi itu sendiri, tetapi juga ditimbulkan oleh faktor lingkungan.

2. Indikator Motivasi Berwirausaha

Orang-orang yang memilliki motivasi berwirausaha dalam melakukan kegiatannya selalu

didasarkan pada motif yakni dorongan yang dapat menggerakkan jiwa atau moral dan jasmani

yakni perilaku untuk berbuat sesuatu. Indikasinya adalah :

a. Bertanggung jawab atas segala perbuatannya mengaitkan diri pada karir atau hidup

masa depan, tidak menyalahkan orang lain dalam kegagalannya.

b. Berusaha mencari umpan balik atas segala perbuatannya, selalu bersedia mendengarkan

pendapat orang lain untuk masukan- masukan dalam memperbaiki dirinya.

c. Berani mengambil resiko dengan perhitungan matang (menantang dan terwujud) me

lebihi orang lain, ingin menciptakan yang terbaik.

d. Berusaha melakukan sesuatu secara inovatif dan kreatif, banyak gagasan dan mampu

mewujudkan gagasannya dengan baik.

e. Merasa dikejar-kejar waktu, pandai mengatur waktu, yang dapat dikerjakan sekarang

jangan ditunda hari esok.

Indikator motivasi berwirausaha yaitu : suka mengambil resiko yang moderat,

memerlukan umpan balik segera, memperhitungkan keberhasilannya cenderung bertindak kreatif

dan inovatif.

3. Unsur Wirausaha

Menurut Jerry W. Moorman dan James W. Halloran (2006), dalam wirausaha terdapat

beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan yang tidak lepas dalam kehidupan

12 Justin G. Longenecker, Carlos W. Moore dan J. William Petty, Kewirausahaan-Manajemen Usaha Kecil (Jakarta : Salemba Empat, 2001),hlm.10-11

Page 14: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

sehari- hari.

a. Unsur pengetahuan/ kognitif

Yakni mencirikan tingkat penalaran yang dimiliki oleh seseorang yaitu tingkat

kemampuan berfikir seseorang pada umumnya lebih banyak ditentukan oleh tingkat

pendidikannya, baik pendidikan yang dimiliki, makin tinggi pendidikannya makin luas

pula pengetahuan yang dimilikinya.

b. Unsur sikap mental

Sikap mental yang mencirikan tanggapan atau tingkah laku yang ditunjukkan seseorang

dalam menghadapi situasi tersebut banyak mencirikan sikap mentalnya.

c. Unsur ketrampilan

Unsur ketrampilan seseorang yang banyak diperoleh dari segala latihan pengalaman serta

kerja nyata. Ketrampilan seseorang akan makin tinggi karena ditentukan oleh pengalaman yang

diperoleh dari kerja.

d. Unsur kewaspadaan

Paduan unsur pengetahuan dan sikap mental terhadap sesuatu yang akan datang.

Kewaspadaan adalah pemikiran atau rencana serta tindakan seseorang terhadap sesuatu yang

mungkin akan dialaminya dan unsure kewaspadaan merupakan peranan yang penting dalam

tindakan seseorang.

Adapun motivasi berwirausaha di sini adalah tingkah laku yang berasal dari dalam

diri seseorang yang mengarahkan dirinya mengambil suatu tindakan untuk mencapai

kemajuan baik dalam kekaryaan pemerintah. Motivasi berwirausaha harus benar-benar

dikembangkan agar seseorang memiliki profil seseorang yang seutuhnya.13

4. Macam- macam Wirausaha

Menurut pendapat Sumahawijaya (1995) wirausaha dapat dibagi menjadi tiga

kelompok yaitu sebagai berikut :

a. Wirausaha sebagai seorang manager, mereka yang dapat memajukan usaha dengan

pengetahuan bisnis modern dan memperhitungkan secara efektif.

b. Wirausaha sebagai social engineer yaitu mereka sebagai pengusaha yang berusaha

meningkatkan para kerja melalui karya sos ial dan berhubungan dengan moral dan

13 Jerry W. Moorman dan James W. Halloran, Successful Bussiness Planning (USA : Thomson-South Westrn, 2006),hlm.6.

Page 15: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

kebudayaan.

c. Wirausaha sebagai orang yaitu mereka-mereka yang punya keahlian tertentu atau punya

keahlian bidang produksi tertentu .

d. Wiraswsta sebagai bisnis yaitu mereka-mereka yang tekun menganalisa kebutuhan selera

masyarakat dan menimbulkan kebutuhan-kebutuhan baku.

5. Tujuan dan Manfaat Berwirausaha

Menurut Jerry W. Moorman terdapat bebrapa manfaat dalam wirausaha yaitu sebagai

berikut :

a. Peluang mengendalikan nasib anda sendiri

b. Peluang melakukan perubahan

c. Peluang untuk mencapai potensi yang sepenuhnya

d. Peluang untuk meraih keuntungan tampa batas

e. Peluang untuk berperan dalam masyarakat

f. Peluang untuk melakukan sesuatu yang anda sukai dan bersenang-senang dalam

mengarjakannya14

6. Terdapat pula beberapa hal yang menjadi kelemahan wirausaha yaitu :

a. Pendapatan yang tidak pasti

b. resiko kehilangan seluruh investasi

c. Kerja lama dan kerja keras

d. ketagangan mental yang tinggi

e. tanggung jawab penuh

f. Keputusasaan15

D. Program Diklat Kewirausahaan

Program diklat Kewirausahaan merupakan program diklat yang diajarkan kepada semua

siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Secara umum program diklat ini membekali siswa untuk

menjadi wirausahawan yang berarti orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru,

menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru memasarkannya

14 Thomas, Op.cit.,hlm.7-8

15 Ibid.hlm.11-13

Page 16: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

serta mengatur permodalan. Namun demikian perlu bagi kita untuk mengetahui lebih mendalam

mengenai apa itu kewirausahaan.

Suparman Sumahamidjaya (1981) Memberi batasan kewirausahaan adalah orang yang

melakukan kegiatan mengorganisasikan faktor-faktor produksi dan memberikan

hasil yang produktif.16

Dari kedua pengertian tersebut diatas maka ada kalimat yang perlu digaris bawahi yakni

kalimat mengorganisasikan faktor-faktor produksi dan memberikan hasil yang produktif kalimat

tersebut diartikan bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang mampu memadukan alam, tenaga

kerja, modal serta keahlian, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kepentingan

orang banyak.

Hal tersebut nampaknya sama dengan pendapat Shumpeter, yang dikutip oleh Buchari Alma

(1999) bahwa Kewirausahaan adalah orang yang unik berpembawaan, pengambil resiko,

memperkenalkan produk produk inovative dan tehnologi baru kedalam perekonomian.17 Pendapat

tersebut di atas disamping menekankan pada produktivitas Shumpeter menambah unsur lain yakni

unsur pengambil resiko, hal tersebut sejalan dengan pendapat Savary (1973) yang dikutip oleh

Soehardi Sigit (1980) Kewirausahaan adalah membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu

belum tahu dengan harga berapakah barang (atau guna ekonomi) itu akan dijual kemudian.

Ada baiknya kita simak pendapat Yean Baptist Say yang dikutip oleh Buchari Alma (1999)

yang pada dasarnya kewirausahaan mengarah kepada keberhasilan dalam menggabungkan antara

produksi, perlengkapan manajemen yang kontinyu dan selain itu juga sebagai penanggung resiko.18

Mengingat bahwa kewirausahaan yang mempunyai arah kepada keberhasilan dan atas dasar

teori keberhasilan yang dikemukakan oleh Mc. Chelland dalam bukunya The Achieving Society

(1961) yang dikutip oleh Buchari Alma (1999) diantaranya mengatakan bahwa dorongan untuk

mencapai keberhasilan motif yang penting sekali, bukan saja untuk menentukan keberhasilan

seseorang, namun juga keberhasilan suatu bangsa dalam melakukan pembangunan, bahkan dalam

penelitiannya. Berhasil tidaknya suatu bangsa dalam melaksanakan pembangunan tergantung kepada

jumlah penduduknya yang mempunyai motif untuk berhasil.19

16 Suparman Sumahamidjaya, Wiraswasta: orientasi, konsepsi, dan ikrar: bunga rampai (1981),hlm.157.

17 Buchari Alma. Kewirausahaa ( Bandung : Alfabeta, 1999),hlm.12.

18 Ibid.,hlm.3.

19 Ibid.,hlm.13.

Page 17: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

Demikian juga berdasarkan pendapat David Osbourne dan Ted Gaebble (1992) dalam

bukunya yang berjudul "Rainvanting Goverment" yang berarti mewirausahakan birokrasi yang

dikutip oleh Buchari Alma (1999) kaitannya dengan keberhasilan merupakan kebutuhan yang baku

yang ada di dalam diri setiap manusia (need of achievement) maka kewirausahaan mempunyai arti

yang luas tidak hanya pada sektor produksi resiko namun kewirausahaan sangat berhubungan dengan

keberhasilan sebab kewirausahaan juga sangat diperlukan oleh setiap individu jika kita lihat

bagaimana arti dan definisi semulanya, lebihlebih jika kewirausahaan dilihat dari fungsinya bagi

kehidupan manusia.20

Berdasar Silabus garis-Garis Besar Program Pendidikan dan Latihan SMK untuk program

diklat (pelajaran) kewirausahaan dibagi topik sebagai berikut :

1. Kewirausahaan Tingkat I, Alokasi jam 40 dengan topik/sub topik :

a. Hakekat Kewirausahaan (pengertian dan peran kewirausahaan)

b. Karakteristik kewirausahaan

c. Kecerdasan Emosional

d. Prinsip-prinsip Pemotivasian

2. Kewirausahaan Tingkat II, Alokasi jam 40 dengan topik/sub topik :

e. Wawasan Bisnis

f. Analisa Kebutuhan Konsumen

g. Menganalisis Usaha skala kecil

h. Permodalam Usaha

i. Manajemen Pergudangan

j. Harga Pokok

k. Perpajakan

l. Promosi

3. Kewirausahaan Tingkat III, Alokasi jam 40 dengan topik :

m. Proposal Usaha

n. Perijinan Usaha

o. Menyusun laporan keuangan

p. Studi Banding

q. Praktik Membuka Usaha

20 Ibid.,hlm.15.

Page 18: HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

E. Konsep antara Prestasi Belajar dengan Motivasi Berwirausaha

Seorang wirausaha dituntut untuk berfikir kreatif agar dalam menjalankan usahanya dapat

mencapai kesuksesan yang diharapkan. Dengan alasan tersebut maka Everett E. Hagen (1962)

berpendapat bahwa seorang wirausaha yang mampu berfikir kreatif adalah seseorang yang

memiliki Intelligence and energic, yaitu adalah orang yang memiliki kecerdasan dan energic.

Untuk memiliki kecerdasan seseorang harus memiliki wawasan yang luas karena dengan

wawasan wawasan yang luas tersebut ia dapat mengembangkan pikirannya jauh kedepan dan

penuh inspirasi.21

Selain itu Zimmer juga berpendapat bahwa untuk menciptakan sebuah pikiran yang kreatif

diantaranya adalah dengan banyak belajar dan menghindari sikap malas belajar sebab dalam

setiap situasi seseorang akan selalu mendapat peluang untuk belajar.dengan kata lain seorang

yang memiliki jiwa kewirausahaan adalah orang yang memiliki semangat untuk belajar dengan

adanya semangat untuk belajar maka ia akan bersemangat pula untuk berprestasi.22

Carol Noore mengemukakan factor-faktor yang memicu kewirausahaan diantaranya adalah

factor individu yaitu nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen dan

ketidakpuasan. Pendapat Carol tersebut menyatakan bahwa factor pendidikan akan

mempengaruhi seorang individu untuk memacu dirinya untuk menjadi seorang wirausaha, sebab

seseorang yang berkepndidikan akan memiliki pribadi yang berwawasan, disiplin dan kreatif.23

Kemudian David C. McClelland juga mengemukakan pendapat yang serupa bahwa

kewirausahaan ditentukan oleh beberapa motif, diantaranya adalah motif berprestasi, optimism,

sikap nilai, dan keberhasilan.24

21 Suryana, kewirausahaan-Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses (Bandung : Salemba Empat, 2006),hlm.43.

22 Ibid.hlm.44.

23 Ibid.hlm.63.

24 Ibid.hlm.62