eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1554/1/6-Mencari Hubungan Positif.pdfpenunjang penguatan...

78

Transcript of eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/1554/1/6-Mencari Hubungan Positif.pdfpenunjang penguatan...

1

2

RINGKASAN

Meningkatnya kesejahteraan guru diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru dalam melakukan proses belajar mengajar. Peningkatan kesejahteraan guru selanjutnya dapat memberikan pengaruh positif bagi perbaikan kualitas guru baik secara konsep maupun pelaksanaannya. Atas pertimbangan tersebut, penelitian ini dengan pendekatan kualitatif bertujuan untuk meneliti pengaruh peningkatan kesejahteraan guru, dalam konteks ini, tunjangan profesi guru bagi guru yang sudah mendapatkannya setelah lulus sertifikasi guru terhadap kinerja pembelajaran dalam kelas. Temuan menunjukkan bahwa Secara umum semua guru yang bersertifikasi baik pada jenjang SMP, SMA, maupun SMK sudah mengetahui apa yang dimaksud kompetensi pedagogik; secara umum guru telah menyiapkan materi dengan sebaik-baiknya, kecuali guru SMK yang tidak intensif mempelajari materi karena mereka pada umumnya berlebih berkonsentrasi pada penguasaan prosedural dan sedikit pengetahuan deklaratif; bentuk persiapan yang dilakukan guru pada umumnya berupa mencari bahan ajar yang sesuai sesuai silabus (35,7%), mencari bahan sesuai dengan kebutuhan peserta didik (33,2%) dan mencari bahan yang diperlukan (31,1%). Dengan demikian, mereka mencari bahan materi mengacu silabus dan kebutuhan peserta didik berarti mereka telah mampu mengajar sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL); guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru selalu-sering (<60%) berusaha memahami potensi dan karakteristik siswa; pada umumnya guru-guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru baik pada jenjang SMP, SMA, maupun SMK secara dominan sudah banyak menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif. manfaat tunjangan sertifikasi guru secara umum tidak mendorong dalam peningkatan kapasitas diri sebagai guru profesional; kesadaran kinerja guru setelah mendapatkan tunjangan profesi relatif tidak memuaskan; kinerja guru setelah mendapatkan tunjangan profesi dalam bentuk mengikuti diklat untuk meningkatkan kualitas diri serta belanja buku penunjang penguatan kompetensi sekaligus kapasitas diri juga tidak memuaskan. Ini terlihat pada persentase antara 20.0 hingga 60.0 persen. Ketika kinerja guru akan diukur berdasakarkan prestasi kerja dan prestasi akademis, ternyata jawaban yang muncul juga tidak begitu memuaskan. Ini terlihat pada persentase antara 20.0 hingga 62.5 persen.

Kata Kunci: Sertifikasi Guru, Kesejahteraan Guru, dan Peningkatan Pengajaran

3

PRAKATA

Puji syukur kepada Allah SWT dan salawat serta salam kita curahkan

kepada Nabi Muhammad SAW. Bersama ini, kami sampaikan bahwa penelitian

berjudul Mencari Hubungan Positif antara Peningkatan Kesejahteraan Guru

Bahasa Inggris bagi yang Bersertifikasi terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran

dalam Kelas se-Kota Banjarbaru akhirnya mengalami tahap perampungan

walaupun memang harus dan perlu perbaikan di sana sini. Sebagai bentuk

pelaporan kemajuan yang harus segera disampaikan, maka kami perlu

menyampaikan bahwa penelitian ini sangat memberikan dampak positif bagi

pembangunan dan peningkatan kualitas diri para guru khususnya di kota

Banjarbaru, dan umumnya di Indonesia sebab setidaknya sudah menggambarkan

bahwa para guru umumnya sudah memiliki kesiapan secara pedagogik dan

profesional. Namun kendatipun demikian, ternyata tunjangan sertifikasi guru yang

selama ini diterima belum sepenuhnya memberikan warna tersendiri bagi semakin

memupuk kualitas diri. Jawaban paling dominan dari hasil temuan adalah

terkadang saja guru mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) serta

membelanjakan sebagian tunjangan profesinya untuk buku yang berkaitan dengan

disiplin yang diampunya. Bahkan, tak sedikit yang juga menjawab bahwa

diadakannya kinerja berbasis kepada prestasi serta kompetisi prestasi akademis

juga tidak sepenuhnya tidak setuju.

Oleh sebab itu, atas selesainya penelitian ini, kami menyampaikan

terimakasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang memfasilitasi

pendanaan bagi terselenggaranya penelitian di kota Banjarbaru. Kepada Lembaga

Penelitian Universitas Lambung Mangkurat dimana kami bernaung, kami pun

juga sangat berterimakasih atas dukungannya selama ini. Semoga hasil penelitian

ini bisa bermanfaat bagi kepentingan pendidikan di masa depan.

Banjarmasin, 25 Nopember 2013

Tim Peneliti

4

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN i RINGKASAN ii PRAKATA iii DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Penelitian 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Definisi Mengajar dan Implimentasinya 4 2.2 Kinerja dan Reward 8 BAB III MANFAAT DAN TUJUAN PENELITIAN 11 3.1 Tujuan Penelitian` 11 3.2 Manfaat Penelitian 11 BAB IV METODE PENELITIAN 12 4.1 Jenis Penelitian 12 4.2 Lokasi Penelitian 12 4.3 Populasi dan Sampel 12 4.4 Sumber Data Penelitian 12 4.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 15 5.1 Peran Sertifikasi Guru dalam Penguatan Kinerja pada Proses Pengajaran 15 5.2 Peranan Sertifikasi dalam Merubah Pandangan serta Pemikiran Profesionalisme Guru 30 BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 36 6.1 Jenis Penelitian 36 6.2 Lokasi Penelitian 36 6.3 Populasi dan Sampel 36 6.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 36 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 39 6.1 Kesimpulan 39 6.2 Saran 41

DAFTAR PUSTAKA 42

5

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Kesiapan guru dalam membuat RPP sebelum mengajar 16

Tabel 5.2 Kesiapan materi guru sebelum Mengajar 17

Tabel 5.3 Bentuk persiapan guru sebelum mulai mengajar 18

Tabel 5.4 Mengenal potensi dan karakteristik siswa 19

Tabel 5.5 Penguasaan teori dan prinsip pembelajaran efektif dalam kelas 20

Tabel 5. 6 Kemampuan menerapkan teori dan prinsip pembelajaran

efektif dalam kelas 21

Tabel 5.7 Kemampuan merencanakan dan mengembangkan kurikulum 22

Tabel 4.8 Penerapan penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran 23

Tabel 5.9 Kecakapan guru profesional 25

Tabel 5.10 Pengetahuan guru terkait Permendiknas No. 16 Tahun 2007 26

Tabel 5.11 Keyakinan menguasai berbagai kompetensi profesional 27

Tabel 5.12 Penguasaan kompetensi profesional 27

Tabel 4.13 Pengembangan keprofesionalan melalui tindakan reflektif 29

Tabel 5.14 Manfaat penilaian kinerja guru 31

Tabel 5.15 Manfaat tunjangan sertifikasi 32

Tabel 5.16 Kesadaran kinerja guru setelah mendapatkan tunjangan profesi 33

Tabel 5.17 Kinerja guru setelah mendapatkan tunjangan profesi 34

Tabel 5.18. Sistem Pemberian tunjangan sertifikasi 35

6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Grafik tingkat pengetahuan guru terhadap

kompetensi pedagogik 16

Gambar 5.2 Tingkat Penguasaan teori dan prinsip-prinsip

pembelajaran efektif 20

Gambar 5.3 Efektifitas evaluasi pembelajaran yang dibuat

dalam rangka mengukur keberlanjutan evaluasi

prestasi belajar peserta didik 24

Gambar 3.4 Perlunya penilaian kinerja guru secara berkala 30

7

DAFTAR LAMPIRAN

Kuesioner 44

Personalia Tenaga Peneliti beserta Kualifikasinya 51

8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keterlibatan guru dalam proses pendidikan baik secara langsung maupun

tidak langsung memberikan dampak sangat konkret dalam hasil pendidikan yang

bermutu. Persoalannya adalah acapkali tidak sebandingnya antara pekerjaan yang

dikerjakan guru dalam proses pendidikan guna mencerdaskan peserta didik dalam

sekolah atau kelas dengan tingkat kesejahteraan yang harus diterima guru setiap

bulannya menjadi sebuah kasus tersendiri. Umumya, mereka kemudian mengajar

secara apa adanya tanpa ada sebuah persiapan yang matang baik bahan, strategi

pengajaran, penilaian maupun hal-hal lainnya (Yamin: 2009). Dampak paling

nyata yang harus diterima selanjutnya adalah peserta didik menjadi korban atas

sebuah pelaksanaan pembelajaran yang tidak bermutu. Ini bukan berarti bahwa

semua guru yang mengajar dengan tingkat kesejahteraan di bawah rata-rata

kemudian tidak menghasilkan proses pembelajaran yang baik sekaligus

berkualitas.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Solikin berjudul “Pengaruh

Sertifikasi Guru terhadap Kinerja Guru dan Implikasinya terhadap Prestasi Belajar

Siswa pada SMK Negeri di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung (2010)”,

maka ini menghasilkan bahwa ada hubungan cukup positif antara tingkat

kesejahteraan yang layak, tinggi dan cukup dengan kinerja dalam mengajar.

Setiap guru yang memeroleh pendapatan yang lebih tinggi akan memiliki

semangat tinggi dalam bekerja. Bahkan, meningkat dan tingginya kesejahteraan

juga berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran yag dilakukan dalam kelas sebab

guru bersangkutan akan semakin membeli sarana dan prasarana yang diperlukan

untuk menunjang mutu sebuah pembelajaran. Guru umumnya akan lebih

menggunakan pendapatan yang diperolehnya untuk membeli buku-buku

penunjang yang bisa mendukung peningkatan kegiatan mengajarnya dalam kelas.

Sementara menurut penelitian yang dilakukan Panca Wati dengan judul

“Pengaruh Sikap Guru tentang Sertifikasi Guru dan Abilitas Guru terhadap

Kinerja Guru Program Keahlian Akuntansi SMK Se-Kota Yogyakarta Tahun

9

2010”, ada kecenderungan berbeda ketika guru memeroleh pendapatan yang lebih

tinggi dari kegiatan mengajarnya. Guru akan lebih optimal dan maksimal dalam

mempergunakan waktunya dalam mengajar. Guru yang sudah memeroleh

pendapatan yang layak dan tinggi tidak akan berpikir kembali untuk mencari

pekerjaan sampingan supaya asap dapurnya bisa mengepul secara terus menerus.

Guru akan bisa bekerja dengan tenang dan tekun sebab kebutuhan ekonominya

setidaknya sudah tercukupi dengan baik. Guru akan lebih bertanggung jawab

dalam bekerja dan bisa memegang amanah dengan baik.

Hasil penelitian lain juga menyatakan bahwa guru yang mempunyai

pendapatan di atas rata-rata akan melahirkan semangat kerja yang tinggi sehingga

guru pun bisa bekerja secara profesional. Pendapatan yang baik memiliki dampak

signifikan bagi peningkatan semangat bekerja serta membuat para guru menjadi

lebih terpacu atau termotivasi dalam mengajar. Guru dengan peningkatan

pendapatan yang semakin baik menumbuhkan sebuah keinginan dan komitmen

yang tinggi dalam bekerja. Mereka memiliki sense of belonging yang tinggi

terhadap peserta didiknya. Selanjutnya adalah ternyata mengajar itu membutuhkan

sebuah keseriusan sangat tinggi dalam rangka menyiapkan segala kebutuhan

sebelum masuk kelas, memerlukan ketekunan diri dalam mempersiapkan mental

yang kuat serta mengharuskan adanya kemampuan diri dalam berhadapan dengan

peserta didik dalam kelas. Mengajar itu merupakan sebuah kegiatan berproses

untuk menuju satu hasil pengajaran dan pembelajaran yang bisa mengakomodasi

segala kepentingan para peserta didik dalam kelas. Guru dalam konteks ini

dituntut untuk bisa mengarahkan segala daya upayanya sekaligus energinya untuk

bisa menjadi sosok yang dapat memberikan pembelajaran yang memuaskan untuk

para peserta didiknya. Mengajar merupakan sebuah kegiatan yang dikerangkakan

secara ilmiah sebab di dalamnya ada kurikulum, silabus, materi pembelajaran dan

lain seterusnya. Kegiatan belajar mengajar diposisikan sebagai sebuah aktivitas

yang bermakna bagi semua. Aktivitas tersebut merupakan sebuah wujud nyata

bagi pengarahan tujuan belajar yang bisa membuka harapan yang lebih baik.

Atas beberapa hasil penelitian yang dilakukan tersebut di atas, maka

peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian di Kota Banjarbaru terkait

pengaruh sertifikasi terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Pertimbangan

10

mengambil subyek penelitian di kota Banjarbaru adalah karena masih jarang yang

melakukan penelitian di lokasi tersebut sehingga rencana penelitian ini menjadi

sebuah hal baru dalam rangka mengetahui efek positif dari sertifikasi guru

terhadap kinerja guru dalam belajar mengajar. Oleh karenanya, ada dua tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Penelitian ini secara jangka pendek

berupaya mengetahui pengaruh signifikan tunjangan sertifikasi guru terhadap

peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas.

Sementara dalam jangka panjang, penelitian ini berusaha memantau dan

mengukur pemertahanan kualitas pengajaran berkelanjutan (sustainability) guru

yang berdampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap keberhasilan

peserta didik baik di sekolah maupun luar sekolah. Sedangkan keutamaan dari

penelitian ini adalah didasarkan dengan mengambil subyek para guru bahasa

Inggris yang sudah bersertifikasi guna mengerucutkan subyek penelitian pada

bidang mata pelajaran tertentu.

1.2 RUMUSAN PENELITIAN

1. Bagaimana peran sertifikasi guru dalam penguatan kinerja guru di dalam

proses pengajaran bisa berfungsi membangun dalam kerja pembelajaran

yang lebih baik?

2. Bagaimana sertifikasi guru bisa merubah pandangan serta pemikiran guru

dalam bekerja lebih profesional dan bertanggung jawab?

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Mengajar dan Implimentasinya

Menurut Suryosubroto, mengajar merupakan sebuah kegiatan yang

dilangsungkan untuk bisa menyelenggarakan pembelajaran yang bersentuhan

langsung dengan kebutuhan peserta didik. Mengajar menjadi sebuah manifestasi

nyata dan kongkret agar tujuan pembelajaran yang dikehendaki bisa dicapai

dengan sedemikian konkret (Suryosubroto: 2009). Mengajar, oleh karena itu,

dirancang agar sebuah kegiatan bernama pembelajaran bisa dilangsungkan dengan

sedemikian rupa. Menurut Nasution sebagaimana yang dikutip Suryosubroto,

mengajar merupakan suatu aktivitas atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya

dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi belajar mengajar. Cagne &

Brig mengatakan bahwa pengajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara

kebetulan, melainkan adanya kemampuan guru yang dimiliki tentang dasar-dasar

mengajar yang baik (Cagne & Brig, 1979: 19).

Jarolimek dan Foster (1981:64) menambahkan bahwa ada tiga komponen

penting dalam mengajar, yakni planning for learning and instruction, fasilitatory

of learning, and evaluation of learning. Uzman berpendapat (1990: 1) bahwa

proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan murid atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Atas dasar itulah, maka

sudah sebaiknya apabila kegiatan mengajar harus dilakukan dengan perencanaan

yang baik dan matang supaya proses dan hasil pembelajaran bisa bermutu.

Achmad Badawi (1990: 31-35) mengatakan sebagaimana yang dikutip oleh

Suryosubroto(2009: 17-19) bahwa ada beberapa rumusan penting yang harus

dikuasai agar pembelajaran bisa bermutu dan melahirkan hasil yang bermutu:

1. Kemampuan dalam mengelola mempersiapkan pengajaran

a. Kemampuan merencanakan PBM terdiri dari beberapa hal berikut:

1) Merumuskan tujuan pengajaran;

2) Memilih metode alternatif;

3) Memilih metode yang sesuai dengan tujuan pengajaran;

4) Merencanakan langkah-langkah pengajaran.

12

b. Kemampuan mempersiapkan bahan pengajaran terdiri dari:

1) Menyiapkan bahan yang sesuai dengan tujuan;

2) Mempersiapkan pengayaan bahan pengajaran;

3) Menyiapkan bahan pengajaran remedial.

c. Kemampuan merencanakan media dan sumber terdiri dari:

1) Memilih media pengajaran yang tepat;

2) Memilih sumber pengajaran yang tepat.

d. Kemampuan merencanakan penilaian terhadap prestasi siswa

terdiri dari hal-hal sebagai berikut:

1) Menyusun alat penilaian hasil pengajaran;

2) Merencanakan penafsiran penggunaan hasil penilaian

pengajaran.

2. Kemampuan dalam melaksanaka pengajaran

a. Kemampuan menguasai bahan yang direncanakan dan disesuaikan

terdiri dari:

1) Menguasai bahan yang direncanakan;

2) Menyampaikan bahan yang direncanakan;

3) Menyampaikan pengayaan bahan pengajaran;

4) Memberikan pengajaran remedial.

b. Kemampuan dalam mengelola KBM terdiri dari:

1) Mengarahkan pengajaran untuk mencapai tujuan

pengajaran;

2) Menggunakan metode pengajaran yang direncanakan;

3) Menggunakan metode pengajaran alternatif;

4) Menyesuaikan langkah-langkah mengajar dengan langkah-

langkah yang direncanakan.

c. Kemampuan mengelola kelas terdiri dari:

1) Menciptakan suasana kelas yang serasi;

2) Memanfaatkan kelas untuk mencapai tujuan pengajaran.

d. Kemampuan menggunakan metode dan sumber terdiri dari:

1) Menggunakan media pengajaran yang direncanakan;

2) Menggunakan sumber pengajaran yang telah direncanakan.

13

e. Kemampuan melaksanakan interaksi belajar mengajar terdiri dari:

1) Melaksanakan PBM secara logis berurutan;

2) Memberi pengertian dan contoh yang sederhana;

3) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti;

4) Bersikap sungguh-sungguh terhadap pengajaran;

5) Bersikap terbuka terhadap pengajaran;

6) Memacu aktivitas siswa;

7) Mendorong siswa untuk berinisiatif;

8) Merangsang timbulnya respons siswa terhadap pengajaran.

f. Kemampuan melaksanakan penilaian terhadap hasil pengajaran

terdiri dari:

1) Melaksanakan penilaian terhadap hasil pengajaran;

2) Melaksanakan penilaian selama PBM berlangsung.

g. Kemampuan pengadministrasian kegiatan belajar mengajar terdiri

dari:

1) Menulis di papan tulis;

2) Mengadministrasikan peristiwa penting yang terjadi selama

PBM.

Atas dasar itulah, maka sesungguhnya yang disebut aktivitas mengajar dan

belajar menjadi sebuah proses menyelenggarakan pendidikan yang bisa

memberikan input dan output yang bermutu. Peserta didik sebagai subyek

pendidikan bisa diberdayakan dengan sedemikian rupa. Menarik apa yang

disampaikan Kaufelt (2008:6-7), pembelajaran yang bisa memikat minat siswa

untuk terus menerus masuk dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan fisik

a) Pertimbangkan dampak-dampak rangsangan lingkungan;

b) Ubah pengaturan tempat duduk dalam ruang kelas untuk

mengakomodasi pilihan para siswa;

c) Selidik dan gunakan daerah kerja alternatif di luar ruang kelas.

2. Lingkungan sosial

a) Mantapkan rasa memiliki dan merasa dilibatkan dengan

menciptakan kelompok-kelompok dasar;

14

b) Aturlah terlebih dahulu beragam pasangan dan kelompok-

kelompok kecil untuk menghemat waktu dan mengurangi

stress;

c) Mengenali klub-klub belajar karena hal itu diperlukan untuk

mengajar ulang atau mengelompokkan siswa berdasarkan

minatnya.

3. Presentasi

a) Gunakan hal-hal baru dan humor untuk mengikat perhatian

para siswa;

b) Sambungkan konsep dan keterampilan baru di sini dan saat ini

juga dan kepada kehidupa sehari-hari para siswa;

c) Susunlah proses-proses penemuan mempergunakan suatu

proyek, suatu percobaan, dan sumber-sumber teknologi.

4. Isi pengajaran

a) Tekankan isi arti, relevansi, dan manfaatnya untuk memotivasi

dan menantang para siswa;

b) Pikatlah para siswa dengan lebih mengajar wilayah spesifik

secara mendalam dari pada mengajarkan konsep-konsep

umum;

c) Aturlah kurikulum agar cocok dan mampu mengakomodasi

berbagai tingkat kesiapan para siswa.

5. Proses

a) Masukkan berbagai kegiatan refleksi untuk membangun

ingatan jangka panjang;

b) Seringlah susun harmonis peluang-peluangan untuk pilihan

dengan menggunakan berbagai tingkat kepandaian dan sistem;

c) Gunakan sumber-sumber teknologi yang tersedia untuk

mengumpulkan informasi dan untuk mengintegrasikan

pemahaman para siswa.

6. Produk

15

a) Susun harmonis proyek-proyek memuncak yang berguna untuk

para siswa guna mengaplikasikan pemahamannya melalui

pencapaian-pencapaian nyata;

b) Berikan tugas-tugas, pertanyaan-pertanyaan, dan kegiatan-

kegiatan pada tingkat yang lebih tinggi dengan menggunakan

Taksonomi Bloom;

c) Rancang bermacam-macam produk dan tes bagi para siswa

untuk memperlihatkan pemahaman mereka.

2.2 Kinerja dan Reward

Berbicara kinerja berarti membicarakan tentang satu tugas yang

dikerjakan, apakah mampu memberikan kepuasan kepada publik ataukah tidak.

Kinerja merupakan bentuk prestasi atau capaian yang dilakukan seseorang dalam

menjalankan tugasnya sebagai bentuk amanat dan tanggung jawab. Kinerja

merupakan buah dari sebuah kerja keras dan kerja cerdas yang dilakukan

seseorang. Kinerja berhubungan erat dengan kemampuan seseorang dalam

menunaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin dan dilandasi sebuah

komitmen serius untuk bekerja secara profesional. Sebuah tugas yang dilandasi

oleh semangat bekerja yang serius dan direncanakan secara matang tentu akan

bisa membawa satu perubahan bekerja yang bermakna.

Bekerja dan kinerja merupakan dua wilayah yang saling berkaitan satu

sama lain. Bekerja lebih pada sebuah aktivitas rutinitas sedangkan kinerja lebih

pada wilayah substantif bagaimana sebuah pekerjaan dikerjakan dengan penuh

ketekunan dan keuletan. Relasi antara bekerja dan kinerja sangat kuat. Dalam teori

organisasi sebagaimana yang dikatakan Peter F. Drucker dalam artikelnya

berjudul “Management’s New Paradigm” bahwa sebuah organisasi bekerja yang

direncanakan dan dikerjakan dengan penuh kematangan konsep, maka ini akan

menciptakan perubahan hasil yang bermutu. Bekerja dengan dilengkapi konsep

dan pemikiran yang jelas, terarah dan kongkret akan memproduksi sebuah hasil

bekerja yang mencapai tujuan. Bekerja kemudian tidak semata dilakukan tanpa

adanya persiapan yang serba ada, namun bekerja lebih pada upaya diri untuk

meningkatkan kualitas diri.

16

Bekerja, dengan demikian, dipraksiskan sebagai sebuah bentuk tanggung

jawab dalam mengerjakan tanggung jawab yang sudah ditentukan. Mahoney et al.

(1963) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai karena

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Sementara menurut

hasil penelitian yang dilakukan Mardiyah dan Listianingsih berjudul “Pengaruh

Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward, dan Profit Center terhadap

Hubungan antara Total Quality Management dengan Kinerja Manajerial (2010),

mereka mengatakan bahwa memang ada pengaruh sangat positif atas peningkatan

kinerja dengan peningkatan reward atau kompesasi atas sebuah pekerjaan

seseorang. Atas kinerja yang baik, tentu pemberian penghargaan yang sesuai

kemudian perlu diberikan.

Kompensasi dalam konteks ini kemudian menjadi sebuah jawaban agar

kinerja seseorang yang berprestasi selanjutnya perlu diapresiasi dengan

sedemikian baik. Kompensasi itu sendiri kemudian bisa berupa penghargaan

finansial dan penghargaan non finansial. Kompensasi finansial itu sendiri

selanjutnya bisa dinyatakan sebagai kompensasi langsung dan tidak langsung.

Kompensasi langsung tersebut bisa berbentuk sistem pengupahan, bonus, dan

komisi. Kompensasi finansial tidak langsung berbentuk tunjangan, asuransi dan

kredit bunga ringan/fasilitas (Ivancevich, 1992). Salah satu hasil pencapaian

kinerja kemudian bisa berbentuk penilaian gaji berdasar nilai kinerja. Karena

dasarnya penilaian kinerja sehingga dengan demikian diperlukan adanya

pengelompokan nilai yang membedakan seseorang dari yang lain yang

mempunyai nilai kinerja berbeda. Metode pemberian gaji berbeda berdasarkan

nilai kinerja tersebut berupa Merit Pay System. Merit Pay System merupakan

sistem penggajian rasional dengan berorientasi terhadap penciptaan adanya rasa

keadilan penghasilan yang diberikan kepada pekerja terkait kinerja pekerja

tersebut secara individu (Rivai and Basri, 2005). Dalam Merit Pay System, ada

pembedaan insentif bagi yang baik sekali, baik, cukup dan kurang. Dengan Merit

Pay System diharapkan dapat menjaga produktifitas kerja dan menjaga kompetisi

yang sehat.

Atas pertimbangan kinerja yang dicapai sangat memuaskan dan

memberikan hasil menguntungkan bagi perusahaan, maka hal tersebut kemudian

17

menarik dihubungkan dengan kinerja guru dalam mengajar pasca memeroleh

tunjangan profesi guru setelah mereka melalui sertifikasi guru. Dalam konteks ini,

apabila para karyawan yang mendapatkan tambahan insentif, bonus dan lain

sejenisnya bisa meningkatkan kinerjanya dalam bekerja untuk perusahaan, maka

guru pun juga harus dan wajib demikian sebagai bentuk tanggung jawab moralnya

karena sudah mendapatkan tunjangan profesi guru.

Dalam cognitive theory, kemudian dikenal dengan motivasi internal dan

eksternal. Motivasi internal lebih dekat pada keinginan diri menjadi lebih baik

bagi kepentingan bersama atau kesenangan sedangkan motivasi eskternal lebih

berkelindan erat dengan adanya pemberian-pemberian tertentu dari pihak luar

yang menjadikan seseorang bersemangat dalam bekerja (Hariandja, 2007: 322).

Tentu, guru dalam meningkatan kinerjanya dalam proses pembelajaran bisa

difaktori salah satu dari dua motivasi tersebut atau dua motivasi tersebut menjadi

basis nyata dalam bekerja guru untuk meningkatkan mutu yang lebih baik.

18

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

1. Berupaya mengetahui pengaruh signifikan tunjangan sertifikasi guru

terhadap peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru

di kelas.

2. Berusaha memantau dan mengukur pemertahanan kualitas pengajaran

berkelanjutan (sustainability) guru yang berdampak baik langsung maupun

tidak langsung terhadap keberhasilan peserta didik baik di sekolah maupun

luar sekolah.

3.2 Manfaat Penelitian

Kebermanfaatan penelitian ini setidaknya mencakup dua aspek baik dalam

konteks teoritis maupun praktis.

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini akan dapat memberikan sebuah

perspektif baru tentang relasi hasil sertifikasi guru dan kinerja guru dalam

menjalankan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Ini menjadi sebuah

landasan teoritis dalam membuat pendekatan pengajaran dan pembelajaran

ke depannya;

2. Secara praktis, hasil penelitian ini memberikan sumbangan konkret tentang

adanya pengaruh sertifikasi guru yang berbentu tunjangan profesi guru bagi upaya

peningkatan pengajaran sekaligus pembelajaran dalam kelas.

19

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Studi yang diteliti adalah hubungan tunjangan profesi guru dengan

peningkatan kinerja guru dalam pengajaran. Menurut Soetandyo Wigjosoebroto,

studi ini merupakan penelitian empirik guna mengetahui dan mengamati relasi

inheren antara kinerja dan peningkatan kinerja pasca mendapatkan tunjangan

profesi guru (Sungguno, 1997: 43). Dengan kata lain, penelitian ini disebut

qualitative research.

4.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan adalah semua guru bahasa Bahasa

Inggris di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) dan Sekolah Menengah

Atas Negeri (SMAN) dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) se-kota

Banjarbaru yang sudah lulus sertifikasi guru dan mendapatkan tunjangan profesi

guru.

4.3. Populasi dan Sampel

Jumlah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) adalah 14, sedangkan

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) adalah 4 dan Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri (SMKN) berjumlah 3. Jumlah guru yang sudah lulus sertifikasi

guru adalah 45 yang terdiri dari 27 guru Sekolah Menengah Pertama, 4 guru

Sekolah Menengah Atas, dan 3 guru Sekolah Menengah Kejuruan. Maka, 45 guru

yang sudah lulus sertifikasi kemudian menjadi sampel yang akan diteliti.

4.4 Sumber Data Penelitian

Data yang diperoleh sebagai sumber data penelitian yang bisa menjelaskan

mengenai semua guru bahasa Inggris di tingkat SMPN, SMAN, dan SMKN yang

sudah bersertifikasi atau lulus sertifikasi guru yang selanjutnya dinamakan telah

mendapatkan tunjangan profesi guru. Untuk mendapatkan sumber data yang

berimbang atas kinerja yang dilakukan guru Bahasa Inggris setelah memeroleh

tunjangan profesi guru, maka ini selanjutnya melibatkan kepala sekolah dan para

20

siswa yang menjadi subyek dalam pembelajaran bahasa Inggris yang dilakukan

guru bahasa Inggris bersangkutan.

4.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1) Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara

Upaya untuk mendapatkan keterangan atau data-data dari sumber daya

dengan responden terdiri dari:

1. Kepala Sekolah

2. Siswa

3. Guru Bahasa Inggris

b. Observasi

Mengumpulkan data dengan cara mengamati atau melakukan pengamatan

di lokasi penelitian, terjun langsung saat guru sedang melakukan pembelajaran

dalam kelas, mengamati sekaligus menilai kesesuaian pelaksanaan antara apa

yang dibuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Silabus, dan

pelaksanaannya di kelas.

c. Kuesiner

Penyebaran kuesiner terkait adakah hubungan positif antara guru yang

mendapatkan tunjangan profesi guru dengan peningkatan kinerja pengajaran juga

dilakukan dengan didistribusikan kepada kepala sekolah, siswa, dan guru.

2) Teknik Analisis Data

Setelah data berupa hasil pengamatan, wawancara, dan kuesiner berhasil

diperoleh, maka peneliti kemudian melakukan analisa dengan menggunakan cross

tabulation. Setelah itu, dilakukan teknik analisis isi (content analysis), yaitu suatu

analisis terhadap isi yang diperoleh. Menurut Berelson, content analysis is search

technique for the objective, systematic and quatitative description of the manifest

content of communication (Berelson dalam Valerine J.L Kriekkhoff, tt: 85).

Analisis konten ini diartikan Valerine J.L Kriekhoff dengan suatu teknik

21

penelitian yang bertujuan guna mendeskripsikan secara obyektif, sistematis dan

kualitatif isi pesan komunikasi yang tersurat. Di bawah ini adalah alir penelitian

dalam bentuk fishbone diagram:

Alir Penelitian

Pengumpulan berbagai informasi/berita tentang jumlah guru yang sudah

bersertifikasi di Banjabaru

Pembentukan tim penelitian

Penyusunan konsep penelitian (proposal

penelitian) Pengajuan proposal

penelitian

Perizinan penelitian ke Dinas Pendidikan Kota

Banjarbaru Pelaksanaan penelitian:

1. Survei sekolah; 2. Identifikasi sekolah-sekolah

sebagai subyek penelitian. Penggalian data lapangan

melalui interview, observasi dan kuesiner kepada:

1. Kepala sekolah; 2. Siswa; 3. Guru Bahasa Inggris

Rekapitulasi data lapangan

Pengolahan data penelitian

Laporan akhir data penelitian: terjawabnya permasalahan yang

diajukan dalam penelitian

Luaran penelitian: 1. Artikel jurnal ilmiah nasional; 2. Rekomendasi kebijakan

terhadap pemerintah terkait pelaksanaan sertifikasi guru.

22

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Guru profesional dipersyaratkan UU No 2 tahun 2005 memiliki kualifikasi

akademik yang relevan dengan mata pelajaran yang diampu dan menguasai

kompetensi sebagaimana dituntut oleh Undang-undang Guru dan Dosen.

Pengakuan guru sebagai pendidik profesional dibuktikan dengan sertifikat

pendidik yang diperoleh melalui suatu proses sistematik yang disebut sertifikasi.

Bagi guru yang sudah bersertifikasi berhak memperoleh tunjangn sertifikasi

sebagai penghargaan terhadap prestasinya. Berikut ini akan diuraikan hubungan

positif antara peningkatan kesejahteraan guru bahasa inggris bagi yang

bersertifikasi terhadap peningkatan mutu pembelajaran dalam kelas se- kota

Banjarbaru

5.1 Peran Sertifikasi Guru dalam Penguatan Kinerja pada Proses

Pengajaran

Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagai salah satu upaya peningkatan

mutu guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan pada satuan

pendidikan formal secara berkelanjutan. Tentunya dengan harapan semakin

meningkat kesejahteraan guru bersertifikasi maka semakin meningkat kompetensi

yang dimilikinya.

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam memahami

siswa, merancang dan melaksanakan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya. Kompetensi ini merupakan salah satu kompetensi di antara empat (4)

kompetensi lainnya yang harus dikuasai seorang guru yang sudah bersertifikasi.

Berikut ini grafik tingkat pengetahuan guru-guru di Kota Banjarbaru terhadap

kompetensi pedagogik.

23

Gambar 5.1 Grafik tingkat pengetahuan guru terhadap kompetensi pedagogik

Gambar tersebut menunjukkan bahwa semua guru yang bersertifikasi baik pada

jenjang SMP, SMA, maupun SMK sudah mengetahui apa yang dimaksud

kompetensi pedagogik.

Pengetahuan kompetensi pedagogik sudah diterapkan oleh guru melalui

persiapan yang matang sebelum mengajar, di antaranya dengan dijadikan acuan

pada setiap merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disertai

bahan ajar dengan menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan siswa. Berikut ini

respon kesiapan guru dalam membuat RPP sebelum mengajar dengan mengacu

kompetensi pedagogik.

Tabel 5.1 Kesiapan Guru Dalam Membuat RPP Sebelum Mengajar

Tingkat Kesiapan

Persiapan Matang Mengacu Komp.

Pedagogik

Menyesuaikan kebutuhan dan

kemampuan siswa SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK

Selalu 5 4 3 11 5 2 9 5 2

Sering 12 4 2 6 1 2 9 3 2

Terkadang 2 0 0 2 2 0 1 0 1

Jarang 0 0 0 0 0 1 0 0 0

Jumlah 19 8 5 19 8 5 19 8 5

Persentase Selalu 26,3 50,0 60,0 57,9 62,5 40,0 47,4 62,5 40,0

Sering 63,2 50,0 40,0 31,6 12,5 40,0 47,4 37,5 40,0

terkadang 10,5 0,0 0,0 10,5 25,0 0,0 5.2 0,0 20,0

Jarang 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 20,0 0.0 0,0 0,0

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100

24

Tabel 5.1 menunjukkan guru selalu atau sering melakukan persiapan sebelum

mengajar (SMP 89,5%; SMA dan SMK 100%), persiapan dilakukan dengan

selalu-sering menyiapkan RPP dilengkapi bahan ajar sebelum mengajar dengan

mengacu kompetensi pedagogik (<75%) serta menyesuaikan kebutuhan dan

kemampuan siswa (<80%).

Selain menyiapkan RPP dan bahan ajar, guru juga selalu berusaha siap

materi sebelum mengajar. Penguasaan materi merupakan prasyarat yang harus

dikuasai sebagai sumber informasi utama bagi siswa dan penguasaan berbagai

strategi pembelajaran untuk menjadikan siswa sebagai seorang pembelajar,

dimana siswa dengan bimbingan guru dapat mengkonstruksi pengetahuannya

sendiri. Berikut ini upaya yang dilakukan guru bersertifikasi dalam menyiapkan

materi sebelum mengajar.

Tabel 5.2 Kesiapan materi guru sebelum Mengajar

Tingkat Kesiapan

Belajar di awal Intensif mempelajari materi SMP SMA SMK SMP SMA SMK

Selalu 4 3 2 4 2 0 Sering 8 5 2 11 6 3 terkadang 5 0 1 3 0 1 Jarang 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 Persentase Selalu 21,1 37,5 40,0 21,1 25,0 0,0 Sering 42,1 62,5 40,0 57,9 75,0 60,0 Terkadang 26,3 0,0 20,0 15,8 0,0 20,0 Jarang 10,5 0,0 0,0 5,3 0,0 0,0

100 100 100 100 100 80

Sebelum mengajar guru selalu-sering mempelajari kembali materi yang akan

diajarkan (<80% untuk SMA dan SMK, sementara SMP 63,2%) dengan intensitas

mempelajari materi (<79% SMP dan SMA, sementara SMK 60%). Ini berarti

bahwa secara umum guru telah menyiapkan materi dengan sebaik-baiknya,

kecuali guru SMK yang tidak intensif mempelajari materi karena mereka pada

umumnya berlebih konsentrasi pada penguasaan prosedural dan sedikit

pengetahuan deklaratif.

Bentuk kesiapan kompetensi pedagogik dan materi sebelum mengajar

dilakukan guru dalam berbagai cara, di antaranya dapat dilihat pada tabel 4.3

25

Tabel 5.3 Bentuk Persiapan Guru sebelum Mulai Mengajar

Bentuk Persiapan Sekolah Persentase

SMP SMA SMK SMP SMA SMK Mencari bahan ajar yang diperlukan 3 3 2 15,8 37,5 40,0 Mencari bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik 8 3 1 42,1 37,5 20,0 Mencari bahan ajar sesuai silabus 8 2 2 42,1 25,0 40,0

Jumlah 19 7 5 100,0 100,0 100,0

Bentuk persiapan yang dilakukan pada umumnya berupa mencari bahan ajar yang

sesuai sesuai silabus (35,7%), mencari bahan sesuai dengan kebutuhan peserta

didik (33,2%) dan mencari bahan yang diperlukan (31,1%). Mereka mencari

bahan materi mengacu silabus dan kebutuhan peserta didik berarti mereka telah

mampu mengajar sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Lebih baik

mengajar sedikit materi tetapi mampu dipahami oleh siswa dan mampu

mengantarkan mereka sukses UN, daripada mengajarkan materi terlalu banyak

sehingga sulit dipelajari siswa apalagi membuat siswa mengalami kesulitan

menyiapkan ujian nasional karena terlalu banyak materi yang dipelajari.

a. Mengenal Karakteristik dan Potensi Peserta Didik

Salah satu kompetensi pedagogik adalah mengenal karakteristik dan

potensi peserta didik. Hal tersebut sangat penting sekali, mengingat setiap siswa

memiliki potensi dan karakteristik berbeda-beda dalam memahami materi yang

diajarkan. Mengingat, proses belajar di kelas berlangsung dalam interaksi dan

komunikasi antara peserta didik dan pendidik, juga dalam kontak antara peserta

didik satu dengan peserta didik yang lain. Melalui komunikasi antar manusia ini

peserta didik menghubungkan apa yang sudah dipahaminya dan dilakukannya

dengan apa yang diajarkan kepadanya.

Seorang guru profesional harus mampu menjadikan setiap siswa juara

sesuai potensi dan karakteristiknya masing-masing, tentunya strategi dan metode

pembelajaran yang digunakan harus menyesuaikan dengan karakteristik siswa.

Berikut ini upaya yang dilakukan guru dalam mengenal potensi dan karakteristik

siswa.

26

Tabel 5.4 Mengenal potensi dan karakteristik siswa

Jenjang Berusaha memahami Alasan menjawab "Selalu"

Selalu Sering Terkadang Total 1 2 3 4 Total SMP 9 9 1 19 7 1 0 1 9 SMA 3 3 2 8 3 0 0 0 3 SMK 1 2 2 5 1 0 0 0 1 Persentase

SMP 47.4 47.4 5.3 100.0 77.8 11.1 0.0 11.1 100.0 SMA 37.5 37.5 25.0 100.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 SMK 20.0 40.0 40.0 100.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0

Ket: (1) Mengajak peserta didik berdiskusi, (2) Berdiskusi dengan teman dekatnya, (3) Berdiskusi dengan wali siswa, dan (4) Meminta masukan kepada wali kelas Tabel 5.4 menunjukkan bahwa guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru selalu-

sering (<60%) berusaha memahami potensi dan karakteristik siswa. Seorang guru

dapat dengan mudah memahami karakteristik siswa karena dapat dilihat pada

kebiasaan setiap hari siswa ketika di sekolah atau interaksi siswa selama

mengikuti proses pembelajaran dipengaruhi oleh perkembangan fisik anak dan

perkembangan sosio emosional anak (Dzaki, 2013). Upaya yang dilakukan pada

umumnya dengan mengajak siswa berdiskusi, melakukan diskusi dengan teman

dekatnya, serta meminta masukan kepada wali kelas.

b. Penguasaan Teori dan Prinsip-prinsip Pembelajaran Efektif

Teori belajar menyatakan asumsi dasar tentang aspek-aspek kunci dari

proses belajar (misalkan teori perkembangan kognitif Piaget). Teori belajar

berbeda dengan model pengajaran yang merupakan deskripsi lingkungan belajar

(Joyce dan Weil, 2011). Teori dan prinsip-prinsip pembelajaran merupakan salah

satu komponen penting pedagogik sangat penting dikuasai guru sebagai wawasan

pengetahuan maupun pertimbangan dalam proses pembelajaran yang lebih

bermakna bagi siswa. Gambar 4.2 dan Tabel 4.5 menunjukkan tingkat penguasaan

teori dan prinsip pembelajaran efektif dalam kelas

27

Gambar 5.2 Tingkat Penguasaan teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif

Gambar 5.2 menunjukkan bahwa pada umumnya guru-guru bersertifikasi di Kota

Banjarbaru baik pada jenjang SMP, SMA, maupun SMK secara dominan sudah

banyak menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif. Berikut ini

tanggapan guru dalam teori dan prinsip pembelajaran efektif sebagai pengayaan

wawasan guru dan penerapannya dalam kelas.

Tabel 5.5 Penguasaan teori dan prinsip pembelajaran efektif dalam kelas

Kategori

Pengayaan wawasan Guru Penerapan dlm pembelajaran

SMP SMA SMK SMP SMA SMK Sangat Menguasai 0 0 0 0 0 0 Menguasai 10 5 3 10 4 3 Kurang Menguasai 9 3 2 9 4 2 Tidak Menguasai 0 0 0 0 0 0 Total 19 8 5 19 8 5 Persentase Sangat Menguasai 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Menguasai 52.6 62.5 60.0 52.6 50.0 60.0 Kurang Menguasai 47.4 37.5 40.0 47.4 50.0 40.0 Tidak Menguasai 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Total 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0

Tabel 5.5 menunjukkan sekitar 58,4% menyatakan teori-teori dan prinsip-prinsip

pembelajaran efektif yang baru sudah dikuasai sebagai pengayaan pengetahuan

untuk menjadi guru yang berwawasan luas dan 54,2% menyatakan menguasai

28

dalam menyelenggarakan pembelajaran yang menarik dalam kelas. Namun 41,6%

kurang memahami teori dan prinsip pembelajaran efektif sebagai pengayaan

wawasan guru dan 45,8% kurang memahami untuk diterapkan di kelas. Guru

kurang menguasai karena pada umumnya materi tersebut dipelajari pada saat

kuliah S1 sehingga guru-guru senior pada umumnya sudah tahu cara mengajar

berdasarkan pengalaman dengan baik tetapi teori-teori kemungkinan sebagian

besar lupa.

Kemampuan menerapkan teori dan prinsip pembelajaran efektif dalam

kelas paling tidak menyangkut; pelajaran yang distrukturisasikan dengan jelas,

presentasi yang terstruktur dan jelas, percepatan, modeling, penggunaan pemetaan

konseptual, dan tanya jawab interaktif (Muijs dan Reynolds, 2008). Berikut ini

akan dijelaskan kemampuan guru bersertifikasi kota Banjarbaru dalam

menerapkan teori dan prinsip pembelajaran efektif dalam kelas.

Tabel 5. 6 Kemampuan menerapkan teori dan prinsip pembelajaran efektif dalam kelas

Jenjang Kemampuan Menerapkan

Untuk Jawaban "Selalu" besarnya konstruktif dan dinamis

bagi atmosfer kelas Selalu Sering Terkadang Total 99% 75% 50% 25% Total

SMP 4 11 4 19 0 3 1 0 4 SMA 1 6 1 8 1 0 0 0 1 SMK 0 2 3 5 0 0 0 0 0 Persentase SMP 21.1 57.9 21.1 100.0 0.0 75.0 25.0 0.0 100.0 SMA 12.5 75.0 12.5 100.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 SMK 0.0 40.0 60.0 100.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Tabel 5.6 menjelaskan bahwa kemampuan menerapkan teori dan prinsip

pembelajaran efektif dalam kelas untuk SMP dan SMA (<79%), berarti guru-guru

SMP dan SMA di Kota Banjarbaru pada umumnya sudah menerapkan teori dan

prinsip-prinsip pembelajaran efektif dalam proses pembelajaran, karena mereka

percaya bahwa teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif dapat menyumbang

75% dalam mengkonstruktif dan dinamisasi atmosfer kelas. Pembelajaran yang

efektif diharapkan dapat mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif,

inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.

29

c. Merencanakan dan Mengembangkan Kurikulum

Kurikulum merupakan a plan for learning, yakni sesuatu yang

direncanakan untuk dipelajari oleh peserta didik (Hilda dalam Hamalik, 2011).

Guru yang sudah bersertifikasi atau guru professional diharapkan mampu

merencanakan dan mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan atau kondisi

siswa dan daerah yang bersangkutan serta mampu menyiapkan peserta didik

menjadi generasi emas Indonesia yang menghadapi segala tantangan yang

dihadapi di masa depan. Berikut ini respon kemampuan merencanakan dan

mengembangkan kurikulum.

Tabel 5.7 Kemampuan merencanakan dan mengembangkan kurikulum

Jenjang Kebisaan Keterbiasan

Sangat Bisa

Bisa Kurang

Bisa Total

Sangat Terbiasa

Biasa Kurang Terbiasa

Total

SMP 0 10 9 19 0 13 6 19 SMA 0 4 4 8 1 4 3 8 SMK 0 3 2 5 0 3 2 5 Persentase SMP 0.0 52.6 47.4 100.0 0.0 68.4 31.6 100.0 SMA 0.0 50.0 50.0 100.0 12.5 50.0 37.5 100.0 SMK 0.0 60.0 40.0 100.0 0.0 60.0 40.0 100.0

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa kemampuan guru SMP, SMA, maupun SMK

bersetifikasi di Kota Banjarbaru dalam merencanakan dan mengembangkan

kurikulum yang menyatakan bisa sekitar 54,2% dan yang terbiasa hanya 59,5%.

Berarti hanya sebagian guru sudah mampu mengembangkan kurikulum sesuai

kebutuhan dan keadaan daerah Kota Banjarbaru, sedangkan sebagian kurang bisa

atau kurang terbiasa merencanakan dan mengembangkan kurikulum. Mereka yang

kurang bisa umumnya mengandalkan kurikulum KTSP yang dikembangkan

dalam MGMP atau menyampaikan materi sesuai dengan materi yang terdapat

pada buku siswa.

d. Penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran

Kompetensi pedagogik yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan

guru dalam melakukan penilaian dan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang

dilakukan. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

30

menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang

dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, selanjutnya dilakukan

evaluasi agar menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Seyogyanya guru bersertifikasi harus mampu mengembangkan penilaian dan

evaluasi pada keseluruhan aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berikut ini respon kemampuan guru terkait penilaian dan evaluasi dalam

pembelajaran.

Tabel 5.8 Penerapan penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran

Menyiapkan RPP dilengkapi

Penilaian dan evalusi

Penilaian untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam

belajar SMP SMA SMK SMP SMA SMK Selalu 9 4 2 11 5 3 Sering 9 3 1 7 2 2 terkadang 1 1 2 1 1 0 Jarang 0 0 0 0 0 0 Total 19 8 5 19 8 5

Persentase Selalu 47.4 50.0 40.0 57.9 62.5 60.0

Sering 47.4 37.5 20.0 36.8 25.0 40.0

terkadang 5.3 12.5 40.0 5.3 12.5 0.0

Jarang 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Total 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 Tabel 5.8 menunjukkan bahwa guru selalu-sering (SMP 94,8%; SMA 87,5%,

SMK 60%) menyusun RPP dilengkapi dengan penilaian dan evaluasi hasil belajar

dan sebanyak lebih dari 84% guru SMP, SMA, maupun SMK selalu-sering

melakukan penilaian dan evaluasi selama proses pembelajaran untuk mengukur

keberhasilan peserta didik dalam belajar. Dengan demikian seorang guru

bersertifikasi telah mampu menjalankan kewajibannya sebagai seorang pendidik

yang memanusiakan siswa, dimana dengan dengan evaluasi secara berkala akan

mampu mendeteksi kelemahan peserta didik dan segera diatasi.

Penilaian dan evaluasi yang dilakukan diupayakan secara efektif mampu

mengukur keberlanjutan evaluasi prestasi belajar peserta didik secara sebenarnya,

sehingga dapat dipetakan siswa mana yang masih lemah sehingga perlu diberikan

remedial dan siswa mana yang telah tuntas belajarnya sehingga perlu diberikan

31

materi pengayaan. Hasil respon efektivitas evaluasi dalam pembelajaran sebagai

berikut:

Gambar 5.3 Efektifitas evaluasi pembelajaran yang dibuat dalam rangka mengukur keberlanjutan evaluasi prestasi belajar peserta didik

Gambar 5.3 menunjukkan bahwa efektifitas evaluasi pembelajaran yang dibuat

dalam rangka mengukur keberlanjutan evaluasi prestasi belajar peserta didik

secara umum dalam kategori efektif (SMP 78,9%; SMA 75%, dan SMK 80%).

Soemosasminto dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa suatu pembelajaran

dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran di

antaranya: (1) persentase waktu belajar siswa yang tinggi diterapkan terhadap

kegiatan belajar mengajar, (2) rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi

antara siswa, (3) ketetapan antara kandungan materi ajar dengan kemampuan

siswa (orientasi keberhasilan siswa) diutamakan; dan (4) mengembangkan

suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang

mendukung.

2. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang

harus dimiliki seorang guru. Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005,

pada pasal 28 ayat 3 yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

32

memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi

yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Guru profesional adalah

guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas

pendidikan dan pengajaran.

Bagi guru yang sudah bersertifikasi akan mendapatkan tunjangan profesi

sebagai penghargaan atas prestasinya, tentunya harus diimbangi dengan upaya

untuk selalu meningkatkan kompetensi profesionalnya. Berikut ini respon guru

bersertifikasi di Kota Banjarbaru terkait kecakapan kompetensi profesionalnya.

Tabel 5.9 Kecakapan guru profesional

Respon

Punya kompetensi Lebih

Harus dipelajari dan dilatih Wajib menguasai

SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK Sangat Setuju 6 3 3 9 6 4 8 6 2 Setuju 13 5 2 10 2 1 1 0 3 Kurang Setuju 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 19 8 5 19 8 5 9 6 5 Persentase Sangat Setuju 31.6 37.5 60.0 47.4 75.0 80.0 88.9 100.0 40.0

Setuju 68.4 62.5 40.0 52.6 25.0 20.0 11.1 0.0 60.0 Kurang Setuju 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Tidak Setuju 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Tabel 5.9 menunjukkan bahwa 100% guru SMP, SMA, maupun SMK

bersertifikasi di Kota Banjarbaru setuju-sangat setuju bahwa seorang guru yang

sudah bersertifikasi dituntut mempunyai kompetensi lebih daripada kompetensi

profesional, sehingga 100% guru menyatakan harus berusaha mempelajari dan

melatih kemampuan dengan kompetensi professional dengan sebaik-baiknya,

mengingat menguasai kompetensi professional merupakan suatu kewajiban bagi

semua guru terutama yang sudah bersertifikasi.

33

Salah satu motivasi bagi guru agar berusaha menguasai kompetensi

professional adalah Permendiknas No. 16/2007 yang berhubungan dengan

kompetensi profesional, penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Seorang guru

professional harus mampu menguasai hal tersebut. Berikut ini akan disajikan

respon pengetahuan guru terkait permendiknas No 16 Tahun 2007.

Tabel 5.10 Pengetahuan Guru terkait Permendiknas No. 16 Tahun 2007

Jenjang Pengetahuan Permendiknas No. 16/2007

Alasan "Sangat Tahu" Berapa Persen…

Sangat Tahu

Tahu Kurang Tahu

Total 99% 75% 50% Total

SMP 2 13 4 19 1 1 0 2 SMA 1 6 1 8 0 1 0 1 SMK 0 4 0 4 0 0 0 0 Persentase SMP 10.5 68.4 21.1 100.0 50.0 50.0 0.0 100.0 SMA 12.5 75.0 12.5 100.0 0.0 100.0 0,0 100.0 SMK 0.0 80.0 0.0 80.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Tabel 5.10 menunjukkan bahwa hampir lebih 80% guru bersertifikasi di Kota

Banjarbaru mengetahui Permendiknas No 16 Tahun 2007, guru yang memberikan

respon “sangat tahu” memberikan alasan mengetahui 75%-99% informasi yang

terkandung dalam permendiknas tersebut. Pengetahuan akan Permendiknas

tersebut akan meningkatkan motivasi guru untuk selalu meningkatkan

kompetensinya karena semakin tinggi kompetensi yang dimiliki akan mampu

meningkatkan kesejahteraannya melalui tunjangan sertifikasi.

Seorang guru profesional selain tahu kompetensi professional, juga harus

meyakini bahwa mereka benar-benar menguasai berbagai komponen dalam

kompetensi tersebut. Berikut ini akan disajikan keyakinan guru dalam menguasai

berbagai komponen kompetensi profesional.

34

Tabel 5.11 Keyakinan menguasai berbagai kompetensi profesional

Keyakinan

Penguasaan Materi Penguasaan

Struktur Materi Penguasaan Konsep Penguasaan Pola Pikir keilmuan

SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK Sangat Meyakini

5 1 0 2 1 0 15 8 3 0 0 0

Meyakini 12 7 4 16 7 4 2 0 1 15 6 4 Kurang Meyakini

2 0 1 1 0 1 2 0 1 3 1 1

Tidak Meyakini

0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0

Total 19 8 5 19 8 5 19 8 5 19 8 5

Persentase Sangat Meyakini

26.3 12.5 0.0 10.5 12.5 0.0 78.9 100.0 60.0 0.0 0.0 0.0

Meyakini 63.2 87.5 80.0 84.2 87.5 80.0 10.5 0.0 20.0 78.9 75.0 80.0 Kurang Meyakini

10.5 0.0 20.0 5.3 0.0 20.0 10.5 0.0 20.0 15.8 12.5 20.0

Tidak Meyakini

0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 5.3 12.5 0.0

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Pada umumnya guru SMP, SMA, SMK bersertifikasi memiliki keyakinan yang

tinggi dalam menguasai berbagai kompetensi professional (<75%) dalam hal

penguasaan materi, struktur materi, konsep, maupun pola pikir keilmuan.

Keyakinan penguasaan kompetensi professional tersebut dapat dipertegas

melalui kesetujuan mereka dalam memahami berbagai kompetensi professional

seperti yang disajikan berikut ini.

Tabel 5.12 Penguasaan kompetensi profesional

Respon (1) (2) (3)

SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK Sangat Setuju 4 3 1 10 3 3 9 3 2 Setuju 15 5 4 8 5 2 10 5 3 Kurang Setuju 0 0 0 1 0 0 0 0 0 Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 19 8 5 19 8 5 19 8 5 Persentase Sangat Setuju 21.1 37.5 20.0 52.6 37.5 60.0 47.4 37.5 40.0

35

Setuju 78.9 62.5 80.0 42.1 62.5 40.0 52.6 62.5 60.0 Kurang Setuju 0.0 0.0 0.0 5.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Tidak Setuju 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Total

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

Keterangan: (1) seorang guru harus selalu konsisten antara content dan performance yang dilakukan dalam kelas, (2) setiap guru yang mengajar harus mampu memahami teks, konteks, dan realitas dalam rangka menjadikan pembelajaran yang bermakna, (3) fakta, prinsip, konsep, dan prosedur sangat penting agar pembelajaran dalam kelas kemudian bisa dijalakan secara benar dan baik Tabel 12. Lanjutan

Respon (4) (5) (6)

SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK Sangat Setuju 4 3 1 5 3 0 5 3 0 Setuju 14 5 4 13 5 5 13 5 4 Kurang Setuju 1 0 0 1 0 0 0 0 0 Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0 1 0 1 19 8 5 19 8 5 19 8 5 Persentase Sangat Setuju 21.1 37.5 20.0 26.3 37.5 0.0 26.3 37.5 0.0

Setuju 73.7 62.5 80.0 68.4 62.5 100.

0 68.4 62.5 80.0 Kurang Setuju 5.3 0.0 0.0 5.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Tidak Setuju 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 5.3 0.0 20.0

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

(4) ketuntasan tentang penguasaan filosofi, asal-usul, dan aplikasi ilmu sangat mendukung terhadap penguatan kompetensi professional, (5) penguasaan filosofi terhadap keilmuan yang diampu selama ini penting dipelajari demi penguatan kompetensi professional, (6) pengetahuan akan asal-usul ilmu yangdiampu dapat meningkatkan kompetensi profesional

36

Tabel 5.13 menunjukkan lebih dari 80% guru bersertifikasi setuju-sangat

setuju bahwa: (1) seorang guru harus selalu konsisten antara content dan

performance yang dilakukan dalam kelas, (2) setiap guru yang mengajar harus

mampu memahami teks, konteks, dan realitas dalam rangka menjadikan

pembelajaran yang bermakna, (3) fakta, prinsip, konsep, dan prosedur sangat

penting agar pembelajaran dalam kelas kemudian bisa dijalankan secara benar dan

baik, (4) ketuntasan tentang penguasaan filosofi, asal-usul, dan aplikasi ilmu

sangat mendukung terhadap penguatan kompetensi professional, (5) penguasaan

filosofi terhadap keilmuan yang diampu selama ini penting dipelajari demi

penguatan kompetensi professional, (6) pengetahuan akan asal-usul ilmu yang

diampu dapat meningkatkan kompetensi professional. Berarti guru yang sudah

bersertifikasi sebagai guru professional harus mempunyai kemampuan dan

keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan

fungsinya sebagai pendidik yang mampu menghasilkan peserta didik yang

berkualitas, mandiri, kritis dan kreatif, dan berkarakter.

Agar guru bersertifikasi selalu yakin menguasai berbagai kompetensi

professional, maka selalu melakukan berbagai upaya pengembangan

keprofesionalan melalui tindakan reflektif.

Tabel 5.13 Pengembangan keprofesionalan melalui tindakan reflektif

Jenjang Peran dalam penguatan diri Pembiasaan

Sangat Penting

Penting Kurang Tahu

Total Sangat Sering

Sering Kurang Sering

Total

SMP 6 13 0 19 1 11 7 19 SMA 4 4 0 8 1 1 6 8 SMK 2 3 0 5 4 1 0 5 Persentase SMP 31.6 68.4 0.0 100.0 5.3 57.9 36.8 100.0 SMA 50.0 50.0 0.0 100.0 12.5 12.5 75.0 100.0 SMK 40.0 60.0 0.0 100.0 80.0 20.0 0.0 100.0

Tabel 5.12 menunjukkan bahwa guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru telah

melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya,

diantaranya 100% guru SMP, SMA, maupun SMK setuju-sangat setuju bahwa

pengembangan keprofesian melalui tindakan reflektif sangat penting dalam

37

penguatan kompetensi profesional guru, serta lebih dari 63% guru SMP dan SMK

berusaha sering-sangat sering membiasakan diri melakukan pengembangan

keprofesian melalui tindakan reflektif, tetapi 75% guru SMA menyatakan kurang

sering membiasakan diri melakukan pengembangan keprofesian melalui tindakan

reflektif.

5.2 Peranan Sertifikasi dalam Merubah Pandangan serta Pemikiran

Profesionalisme Guru

Guru profesional harus memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk

melakukan tugas pendidikan dan pengajaran yang mampu menjadikan setiap

peserta didik menjadi juara sesuai potensinya masing-masing. Oleh karena itu,

pemerintah berharap adanya tunjangan sertifikasi dapat merubah pandangan dan

pemikiran guru untuk selalu meningkatkan keprofesionalannya. Hal tersebut

sesuai dengan fitrah alamiah manusia bahwa manusia akan semakin termotivasi

apabila kesejahteraannya semakin meningkat.

Gambar 5.4 Perlunya penilaian kinerja guru secara berkala

Gambar 5.4 menunjukkan bahwa guru bersertifikasi secara umum memandang

perlu-sangat perlu dilakukan penilaian guru secara berkala, sehingga mendapatkan

masukan kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran yang dilakukannya agar

dapat dilakukan perbaikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapatnya Chatib (2011)

bahwa seorang guru profesional harus memiliki multiple intelegences atau

gurunya manusia dengan syarat: (1) bersedia selalu belajar, (2) teratur membuat

rencana pembelajaran sebelum mengajar, (3) bersedia diobservasi, (4) selalu

tertantang untuk meningkatkan kreativitas, dan (5) memiliki karakter yang baik.

38

a. Kesadaran Pentingnya Penilaian Kinerja Guru secara Berkala

Guru yang sudah bersertifikasi harus menyadari betul manfaat penilaian

bagi peningkatan kompetensinya, karena dengan penilaian pendidik dapat: (1)

mengetahui tingkat pencapaian kompetensi pengajarannya, (2) mendapatkan

umpan balik kekuatan dan kelemahannya dalam penguasaan kompetensi, (3)

umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan

sumber belajar yang digunakan, dan (4) memberikan informasi kepada orang tua

dan stake holder tentang kualitas sekolahnya. Berikut ini akan disajikan respon

guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru terkait pemahaman manfaat penilaian

kinerja sebagai berikut:

Tabel 5.14 Manfaat penilaian kinerja guru

(1) (2) (3) (4) SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK Sangat Setuju 3 1 2 4 1 1 3 1 1 3 2 1 Setuju 15 7 3 15 7 4 15 7 3 14 6 4 Kurang Setuju 1 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 8 5 19 8 5 19 8 5 19 8 5 Persentase Sangat Setuju 15.8 12.5 40.0 21.1 12. 20.0 15.8 12.5 20.0 15.8 25.0 20.0 Setuju 78.9 87.5 60.0 78.9 87.5 80.0 78.9 87.5 60.0 73.7 75.0 80.0 Kurang Setuju 5.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 5.3 0.0 20.0 10.5 0.0 0.0 Tidak Setuju 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 100. 100 100 100.0 100 100 100 100 100.0 100 100 100

(1) mengawal peningkatan kualitas diri seorang guru, (2) efektif membangun disiplin guru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar (3) berdampak positif bagi keberhasilan peserta didik dalam belajar, (4) mampu meningkatkan prestasi sebagai pengajar professional. Tabel 5.14 menunjukkan bahwa sekitar 80% atau lebih guru-guru bersertifikasi di

kota Banjarbaru menyatakan setuju-sangat setuju bahwa penilaian kinerja guru

secara berkala dapat: (1) mengawal peningkatan kualitas diri seorang guru, (2)

efektif membangun disiplin guru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang

pengajar (3) berdampak positif bagi keberhasilan peserta didik dalam belajar, (4)

39

mampu meningkatkan prestasi sebagai pengajar professional. Berarti guru-guru

bersertifikasi di Kota Banjarbaru selalu siap mengajar dan setiap saat selalu siap

untuk diobservasi.

b. Kesadaran Manfaat Tunjangan Sertifikasi bagi Kompetensi Guru

Tunjangan sertifikasi pada umumnya sangat didambakan oleh semua guru

yang sudah bersertifikasi sebagai penghargaan atas kompetensi yang dimilikinya.

Manfaat tunjangan sertifikasi yang dirasakan oleh guru SMP, SMA, dan SMK

bersertifikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.15 Manfaat tunjangan sertifikasi

Respon (1) (2) (3) (4) (5)

SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK Sangat Setuju

5 4 0 3 2 0 4 2 3 4 3 3 9 4 3

Setuju 13 4 4 14 6 3 15 6 0 14 5 1 9 4 1 Kurang Setuju

1 0 1 2 0 2 0 0 2 1 0 1 1 0 1

Total 19 8 5 19 8 5 19 8 5 19 8 5 19 8 5 Persentase

Sangat Setuju

26.3 50.0 0.0 15.8 25.0 0.0 21.1 25.0 60.0 21.1 37.5 60.0 47.4 50.0 60.0

Setuju 68.4 50.0 80.0 73.7 75.0 60.0 78.9 75.0 0.0 73.7 62.5 20.0 47.4 50.0 20.0 Kurang Setuju

5.3 0.0 20.0 10.5 0.0 40.0 0.0 0.0 40.0 5.3 0.0 20.0 5.3 0.0 20.0

Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 (1) berdampak positif bagi peningkatan kualitas diri, (2) memenuhi keperluan serta kebutuhan penguatan kapasitas diri sebagai guru profesional (3) semakin semangat menjadi guru ideal bagi para peserta didik (4) memberikan kreativitas diri menyiapkan perangkat pembelajaran yang menarik dan inovatif, (5) meningkatkan motivasi guru dalam mengajar

Tabel 5.15 menunjukkan bahwa dari sisi dampak positif bagi peningkatan kualitas

diri (1), ternyata ada di antara 50.0 hingga 80 persen yang menyatakan setuju.

Sementara pada konteks pemenuhan keperluan serta kebutuhan penguatan

kapasitas diri sebagai guru profesional (2) berada di antara 60.0 hingga 73.7 yang

menyatakan setuju. Pada konteks semakin semangat menjadi guru ideal bagi para

peserta didik (3), berada di antara 75.0 hingga 78.0 persen yang mengatakan

setuju. Pada konteks memberikan kreativitas diri menyiapkan perangkat

pembelajaran yang menarik dan inovatif (4), secara rata-rata guru menyatakan

40

setuju, yakni antara 20.0 hingga 73.7 persen. Pada konteks meningkatkan motivasi

guru dalam mengajar (5), berada antara 20.0 hingga 50 yang menyatakan setuju.

Tentunya, apa yang disampaikan para guru tersebut memiliki titik tekan setuju

yang terkadang saling bertabrakan antara poin pertama hingga kelima. Satu hal

yang sangat kelihatan rentang perbedaannya adalah pada poin empat (4) dan lima

(5) yang tentu tidak mendukung poin pernyataan (1), (2), dan (3). Oleh karenanya,

pernyataan-pernyataan yang masih tidak sepenuhnya saling mendukung tersebut

membutuhkan pengkajian lebih mendalam ke depannya.

Tabel 5.16 Kesadaran kinerja guru setelah mendapatkan tunjangan profesi

Kategori (1) (2) (3) SMP SMA SMK SMP SMA SMK SMP SMA SMK

Sangat Setuju 1 1 0 9 4 3 3 2 3 Setuju 10 2 0 9 4 2 11 5 2 Kurang Setuju 8 4 3 1 0 0 4 0 0 Tidak Setuju 0 1 2 0 0 0 1 1 0 19 8 5 19 8 5 19 8 5 Persentase Sangat Setuju 5.3 12.5 0.0 47.4 50.0 60.0 15.8 25.0 60.0 Setuju 52.6 25.0 0.0 47.4 50.0 40.0 57.9 62.5 40.0 Kurang Setuju 42.1 50.0 60.0 5.3 0.0 0.0 21.1 0.0 0.0 Tidak Setuju 0.0 12.5 40.0 0.0 0.0 0.0 5.3 12.5 0.0 100 100 100 100 100 100 100 100.0 100.0

(1) tolak ukur bahwa guru sudah disebut profesional, (2) memperkaya kesadaran diri untuk semakin berbenah dalam mengemban amanat sebagai seorang guru, (3) beban moral jikalau tidak mampu menjadi guru profesional

Kesadaran diri telah mendapatkan apresiasi dalam bentuk tunjangan profesi guru

sudah seharusnya dibangun sebagai bentuk tanggung jawab moral. Tabel 4.16

memperlihatkan bahwa tolak ukur sebagai guru profesional dengan memperoleh

tunjangan profesi guru tidak sepenuhnya ada. Hanya berada 25.0 hingga 52.6

persen guru yang setuju secara rata bahwa tunjangan profesi guru menjadi tolak

ukur guru profesional. Sementara kesadaran diri untuk semakin berbenah pasca

41

mendapatkan profesi guru pun juga tidak tampak atau terkesan setengah hati dan

itu terlihat pada persentase 40.0 hingga 50.0. Sementara menjadi beban moral

jikalau tidak mampu menjadi guru profesional berada pada persentase 40.0 hingga

62.5 persen. Tentunya, tidak banyak dari guru yang bersertifikasi memiliki

kesadaran dalam konteks pembangunan kapasitas diri sebagai guru profesional.

c. Kinerja Guru setelah Mendapatkan Tunjangan Sertifikasi

Kinerja guru secara terus menerus ditingkatkan. Upaya diri dalam

peningkatan kinerja harus dilalui dengan pembanguan kapasitas diri. Tanpa

adanya pembangunan dan pengembangan kapasitas diri, kinerja guru yang

semakin lebih baik ke depannya tidak akan membuahkan sebuah hasil nyata.

Kinerja yang baik, oleh sebab itu, menjadi bagian dari tanggung jawab moral

seorang guru agar semakin berbenah. Tunjangan profesi yang sudah didapat guru

tentunya diharapkan mampu mendongkrak kinerja guru.

Tabel 5.17 Kinerja guru setelah mendapatkan tunjangan profesi

Kategori

mengikuti diklat untuk meningkatkan kualitas

diri

Belanja buku penunjang penguatan kompetensi dan kapasitas diri

SMP SMA SMK SMP SMA SMK Selalu 2 0 0 2 0 0 Sering 5 4 1 7 4 1 Terkadang 9 3 1 8 4 3 Jarang 3 1 2 2 0 1 19 8 4 19 8 5 Persentase Selalu 10.5 0.0 0.0 10.5 0.0 0.0 Sering 26.3 50.0 20.0 36.8 50.0 20.0 Terkadang 47.4 37.5 20.0 42.1 50.0 60.0 Jarang 15.8 12.5 40.0 10.5 0.0 20.0 100.0 100.0 80.0 100.0 100.0 100.0

Tabel 5.17 memperlihatkan bahwa guru yang mengikuti diklat untuk

meningkatkan kualitas diri sangat tidak banyak. Jawaban yang paling dominan

muncul adalah terkadang dan itu berada pada persentase antara 20.0 hingga 47.4.

Sedangkan dalam konteks belanja buku penunjang kompetensi dan kapasitas diri

juga jatuh kepada jawaban terkadang. Persentasenya adalah antara 42.1 dan 60.0.

42

Oleh sebab itu, peningkatan kualitas diri guru sebetulnya tidak sepenuhnya

berjalan dengan sedemikian rupa.

d. Sistem Pemberian Tunjangan Sertifikasi yang Diinginkan Guru

Pemberian tunjangan sertifikasi guru yang selama ini sudah diperoleh

memerlukan pola pengukuran prestasi secara berkala. Oleh sebab itu, bagi guru

yang sudah mendapatkan tunjangan sertifikasi sudah selayaknya diukur dari

prestasi kerja dari tahun ke tahun, apakah ada peningkatan atau tidak. Tak hanya

itu saja, kompetisi prestasi akademis pun sebetulnya sangat membantu untuk

mengukur seberapa baik dan bagus prestasi akademis yang sudah dicapai oleh

guru. Berikut di bawah ini merupakan hasil pernyataan para guru, apakah setuju

setiap kinerja yang dilakukan didasarkan pada prestasi kerja dan diadakan

kompetisi prestasi akademis.

Tabel 5.18. Sistem Pemberian tunjangan sertifikasi

Kategori Berdasarkan prestasi kerja Kompetisi prestasi akademis SMP SMA SMK SMP SMA SMK

Sangat Setuju 1 2 1 0 1 0 Setuju 11 4 1 9 5 1 Kurang Setuju 5 1 1 6 2 2 Tidak Setuju 2 1 2 4 0 2 19 8 5 19 8 5 Persentase Sangat Setuju 5.3 25.0 20.0 0.0 12.5 0.0 Setuju 57.9 50.0 20.0 47.4 62.5 20.0 Kurang Setuju 26.3 12.5 20.0 31.6 25.0 40.0 Tidak Setuju 10.5 12.5 40.0 21.1 0.0 40.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0

Tabel 5.18 memperlihatkan bahwa jawaban yang paling dominan muncul dari

para guru adalah setuju.dalam konteks berdasarkan prestasi kerja, ada porsentase

antara 20.0 hingga 57.9, sementara dalam konteks kompetisi prestasi akademis

adalah 20.0 hingga 62.5 persen. Dengan demikian, sesungguhnya masih ada minat

dan keinginan dari para guru untuk berusaha menjadi yang terbaik agar bisa

menjadi guru profesional.

43

BAB VI

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

6.1 Jenis Penelitian

Studi yang diteliti adalah hubungan tunjangan profesi guru dengan

penciptaan energi positif guru dalam melahirkan peserta didik yang berprestasi.

Menurut Soetandyo Wigjosoebroto, studi ini merupakan penelitian empirik guna

mengetahui dan mengamati relasi inheren antara kinerja dan peningkatan kinerja

pasca mendapatkan tunjangan profesi guru (Sungguno, 1997: 43). Dengan kata

lain, penelitian ini disebut qualitative research.

6.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan adalah semua guru di Sekolah Menengah

Pertama Negeri (SMPN), Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN), dan Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) se-kota Banjarbaru yang sudah lulus

sertifikasi guru dan mendapatkan tunjangan profesi guru.

6.3 Populasi dan Sampel

Jumlah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) adalah 14, sedangkan

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) adalah 4, dan Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri (SMKN) se-kota Banjarbaru. Dari semua guru baik yang berada

di SMPN, SMAN dan SMKN, selanjutnya ditentukan sampel guru bersertifikasi

sebagaimana yang sudah diteliti di tahap1. Selain itu, sampel tambahan adalah

ketua MGMP dan Kepala Dinas Pendidikan.

6.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1) Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara

Upaya untuk mendapatkan keterangan atau data-data dari sumber daya

dengan responden terdiri dari:

1. Kepala Sekolah

44

2. Guru yang Bersertifikasi

3. Ketua MGMP

4. Kepala Dinas Pendidikan

b. Kuesiner

Penyebaran kuesiner terkait adakah hubungan positif antara guru yang

mendapatkan tunjangan profesi guru dengan peningkatan kinerja pengajaran juga

dilakukan dengan didistribusikan kepada kepala sekolah, siswa, guru, ketua

MGMP, dan Kepala Dinas Pendidikan.

2) Teknik Analisis Data

Setelah data berupa hasil wawancara dan kuesiner berhasil diperoleh,

maka peneliti kemudian melakukan analisa dengan menggunakan deskriptif-

analitis, yakni menggambarkannya dan kemudian menganalisa obyek penelitian

tersebut secara kritis. Setelah itu, dilakukan teknik analisis isi (content analysis),

yaitu suatu analisis terhadap isi yang diperoleh. Menurut Berelson, content

analysis is search technique for the objective, systematic and quatitative

description of the manifest content of communication (Berelson dalam Valerine

J.L Kriekkhoff, tt:85). Analisis konten ini diartikan Valerine J.L Kriekhoff dengan

suatu teknik penelitian yang bertujuan guna mendeskripsikan secara obyektif,

sistematis dan kualitatif isi pesan komunikasi yang tersurat. Di bawah ini adalah

alir penelitian dalam bentuk fishbone diagram:

Alir Penelitian

Temuan di Penelitian tahap 1 Pembentukan tim

penelitian

Penyusunan konsep penelitian (proposal

penelitian) Pengajuan proposal

penelitian

45

Perizinan penelitian ke Dinas Pendidikan Kota

Banjarbaru Pelaksanaan penelitian:

1. Survei sekolah; 2 Identifikasi sekolah-sekolah sebagai subyek penelitian.

Penggalian data lapangan melalui

interview dan kuesiner kepada:

1. Kepala sekolah; 2. Siswa; 3. Guru yang Bersertifikasi; 4. Ketua MGMP; 5. Kepala Dinas Pendidikan

Rekapitulasi data lapangan

Pengolahan data penelitian Laporan akhir data penelitian:

terjawabnya permasalahan yang diajukan dalam penelitian

Luaran penelitian: 1 Artikel jurnal ilmiah nasional; 2. Rekomendasi kebijakan terhadap pemerintah terkait pelaksanaan sertifikasi guru;

46

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang selanjutnya

sudah dilakukan pembahasan terkait temuan-temuan di lapangan terkait

kompetensi guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru dalam konteks peningkatan

kualitas pembelajaran dalam kelas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum semua guru yang bersertifikasi baik pada jenjang SMP,

SMA, maupun SMK sudah mengetahui apa yang dimaksud kompetensi

pedagogik;

2. Secara umum guru telah menyiapkan materi dengan sebaik-baiknya,

kecuali guru SMK yang tidak intensif mempelajari materi karena mereka

pada umumnya berlebih berkonsentrasi pada penguasaan prosedural dan

sedikit pengetahuan deklaratif;

3. Bentuk persiapan yang dilakukan guru pada umumnya berupa mencari

bahan ajar yang sesuai sesuai silabus (35,7%), mencari bahan sesuai

dengan kebutuhan peserta didik (33,2%) dan mencari bahan yang

diperlukan (31,1%). Dengan demikian, mereka mencari bahan materi

mengacu silabus dan kebutuhan peserta didik berarti mereka telah mampu

mengajar sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL);

4. Guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru selalu-sering (<60%) berusaha

memahami potensi dan karakteristik siswa;

5. Pada umumnya guru-guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru baik pada

jenjang SMP, SMA, maupun SMK secara dominan sudah banyak

menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif. Namun bagi

guru senior, mereka kurang menguasai materi tersebut yang dipelajari pada

saat kuliah S1 sehingga guru-guru senior pada umumnya sudah tahu cara

mengajar berdasarkan pengalaman dengan baik tetapi teori-teori

kemungkinan sebagian besar lupa;

6. Kemampuan menerapkan teori dan prinsip pembelajaran efektif dalam

kelas untuk SMP dan SMA (<79%), berarti guru-guru SMP dan SMA di

47

Kota Banjarbaru pada umumnya sudah menerapkan teori dan prinsip-

prinsip pembelajaran efektif dalam proses pembelajaran;

7. Kemampuan guru SMP, SMA, dan SMK bersertifikasi di Kota Banjarbaru

dalam merencanakan dan mengembangkan kurikulum menyatakan bisa

sekitar 54,2% dan yang terbiasa hanya 59,5%. Ini berarti hanya sebagian

guru sudah mampu mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan dan

keadaan daerah Kota Banjarbaru, sedangkan sebagian kurang bisa atau

kurang terbiasa merencanakan dan mengembangkan kurikulum;

8. Guru selalu-sering (SMP 94,8%; SMA 87,5%, SMK 60%) menyusun RPP

dilengkapi dengan penilaian dan evaluasi hasil belajar dan sebanyak lebih

dari 84% guru SMP, SMA, maupun SMK selalu-sering melakukan

penilaian dan evaluasi selama proses pembelajaran untuk mengukur

keberhasilan peserta didik dalam belajar.

9. Efektifitas evaluasi pembelajaran yang dibuat dalam rangka mengukur

keberlanjutan evaluasi prestasi belajar peserta didik secara umum dalam

kategori efektif (SMP 78,9%; SMA 75%, dan SMK 80%);

10. 100% guru SMP, SMA, maupun SMK bersertifikasi di Kota Banjarbaru

setuju-sangat setuju bahwa seorang guru yang sudah bersertifikasi dituntut

mempunyai kompetensi lebih daripada kompetensi profesional;

11. Hampir lebih 80% guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru mengetahui

Permendiknas No 16 Tahun 2007;

12. Pada umumnya guru SMP, SMA, dan SMK bersertifikasi memiliki

keyakinan yang tinggi dalam menguasai berbagai kompetensi profesional

(<75%) dalam hal penguasaan materi, struktur materi, konsep, maupun

pola pikir keilmuan;

13. Guru yang sudah bersertifikasi sebagai guru profesional harus mempunyai

kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia

mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai pendidik yang mampu

menghasilkan peserta didik yang berkualitas, mandiri, kritis dan kreatif,

dan berkarakter.

14. Guru bersertifikasi di Kota Banjarbaru telah melakukan berbagai upaya

untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya;

48

15. Guru bersertifikasi secara umum memandang perlu-sangat perlu dilakukan

penilaian guru secara berkala, sehingga mendapatkan masukan kelebihan

dan kelemahan proses pembelajaran yang dilakukannya agar dapat

dilakukan perbaikan;

16. Manfaat tunjangan sertifikasi guru secara umum tidak mendorong dalam

peningkatan kapasitas diri sebagai guru profesional;

17. Kesadaran kinerja guru setelah mendapatkan tunjangan profesi relatif tidak

memuaskan.

18. Kinerja guru setelah mendapatkan tunjangan profesi dalam bentuk

mengikuti diklat untuk meningkatkan kualitas diri serta belanja buku

penunjang penguatan kompetensi sekaligus kapasitas diri juga tidak

memuaskan. Ini terlihat pada persentase antara 20.0 hingga 60.0 persen.

Ketika kinerja guru akan diukur berdasakarkan prestasi kerja dan prestasi

akademis, ternyata jawaban yang muncul juga tidak begitu memuaskan.

Ini terlihat pada persentase antara 20.0 hingga 62.5 persen.

7.2 Saran

Apa yang sudah diuraikan dalam kesimpulan selanjutnya menjadi bahan

pertimbangan untuk diajukan beberapa saran penting bagi penguatan kompetensi

guru bersertifikasi di kota Banjarbaru:

1. Perlunya pendidikan dan pelatihan (diklat) yang ditujukan untuk

menguatkan kompetensi guru dalam pencarian bahan ajar yang

sesuai sesuai silabus, pencarian bahan sesuai dengan kebutuhan

peserta didik, dan pencarian bahan yang diperlukan;

2. Perlunya pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam perencanaan dan

pengembangan kurikulum;

3. Perlunya dilakukan sistem pengawasan dan penilaian secara berkala

bagi guru yang sudah memeroleh tunjangan profesi demi menjaga

keberlangsungan kinerja yang berdampak positif bagi pembelajaran

berkualitas;

4. Perlunya sistem penilaian kinerja guru berbasis prestasi kerja dan

prestasi akademis.

49

DAFTAR PUSTAKA

Chatib, M. 2011. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa

Cagne and Brigg L. J. 1979. Principles or Instruction Design. New Tork: Holt

Rinehart and Winston.

Drucker, Peter F. Management’s New Paradigms. Tanpa Kota: Tanpa Tahun.

Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia:

Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan

Produktivitas Pegawai (Cet. Ke-7). Jakarta: PT. Grasindo.

John Jarolimek & Clifor, D. Foster. 1976. Model of Teaching. New Jersey:

Englewood Cliff Prenticehall Inc.

Joice, Bruce., Weil, Marsha., dan Amily Calhoun. 2011. Models of Teaching.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kaufal, Martha. 2008. Wahai Para Guru, Ubahlah Cara Mengajarmu. Jakarta:

PT Indeks.

Mahoney, T. A., T. H. Jerdee and S. J. Carroll. 1963. Development of Managerial

Performance: A Research Approach, Cincinnati: South Western Publ. Co.

Mardiyah, Aida Ainul dan Listianingsih. 15 – 16 September 2005. Pengaruh

Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward dan Profit Center terhadap

Hubungan Antara Total Quality Management dengan Kinerja Manajerial.

Solo: SNA VIII.

Muijs, Daniel. Dan Renolds, David. 2008. Efektif Teaching: Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

50

Oemar Hamalik. 2011. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Permendiknas No. 16/2007

Rivai V dan Ahmad F. M. B. 2005. Performance Appraisal. Jakarta: Raja

Grafindo Semesta.

Solikin, Ikin. 2010. Pengaruh Sertifikasi Guru terhadap Kinerja Guru dan

Implikasinya terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Smk Negeri di Kota

Bandung dan Kabupaten Bandung (Sebuah Penelitian). Bandung: UPI.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Prenada Media Group.

Uzer Usman, Moch. 1978. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda Karya.

Yamin, Moh. 2009. Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Yogyakarta: Diva

Press.

51

52

LAMPIRAN 1 KUISIONER

MENCARI HUBUNGAN POSITIF ANTARA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN GURU BAHASA INGGRIS BAGI YANG

BERSERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DALAM KELAS SE- KOTA

BANJARBARU

Oleh:

Tim Peneliti

Ketua Dra. Rina Listia, M.Pd 19640424 199403 2 008

Anggota: 1) Drs. Fatchul Mu’in, M.Hum 196110304 198903 1 003 2) Moh. Yamin, M.Pd 19800716 201012 1 003

LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN 2013

44

KUISIONER

A. Pendahuluan dan Petunjuk Pengisian Kuisioner

Kuesiner ini terbagi menjadi tiga sub item, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kinerja serta reward. Total dari semua item adalah 70 pertanyaan.

Teriring salam kami sebagai tim peneliti, maka kami sangat berharap kepada bapak/ibu/sdr sebagai responden dalam penelitian ini agar kiranya dapat seobyektif mungkin memberikan isian agar dalam penyusunan rekomendasi sesuai dengan yang diharapkan dalam rangka meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran yang lebih baik ke depannya di kota Banjarbaru.

B. Identitas Responden

a) Nama : b) Umur : c) Jenis Kelamin : d) Tlp Kantor/Rumah/HP : e) Asal Sekolah (Instansi) : f) Alamat Rumah : g) Alamat Sekolah : h) Lama Mengajar (tahun) : i) Jabatan : j) NUPTK : k) NIP : l) Pangkat/Gol : m) Status Sertifikasi : ( ) Telah ( ) Belum n) Mata Pelajaran Sertifikasi : o) Jurusan/Program Studi S1 : p) Jurusan/Program Studi S2 : q) Jurusan/Program Studi S3 :

45

C. Kompetensi Pedagogik 1. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah sudah mengetahui apa yang disebut

kompetensi pedagogik? a) Sangat tahu b) Tahu c) Kurang tahu d) Tidak tahu e) Sangat tidak tahu

2. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah setiap merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) selalu menjadikan kompetensi pedagogik sebagai acuan dalam mengajar? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah

3. Menurut bapak/ibu/sdr., jika jawaban pada no (1) adalah (a), apakah sudah

bisa mengaplikasikannya secara kreatif dalam pembelajaran di kelas? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Dan lain-lain, sebutkan.... 1................... 2...................

4. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah dalam setiap mempersiapkan RPP yang

disertai dengan bahan ajar selalu menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Dan lain-lain, sebutkan.... 1..................... 2.....................

5. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah sudah dipersiapkan dengan sedemikian

matang sebelum memulai mengajar di awal pertemuan? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Jarang

46

6. Menurut bapak/ibu/sdr., seperti apakah bentuk persiapan yang dilakukan sebelum memulai mengajar? a) Mencari bahan ajar yang diperlukan b) Mencari bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik c) Mencari bahan ajar yang sesuai silabus d) Mencari bahan ajar yang mudah walaupun tidak sesuai silabus e) Dan lain-lain, sebutkan.... 1.......................... 2..........................

7. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah setiap akan memulai pelajaran di awal

selalu belajar terlebih dahulu? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah

8. Menurut bapak/ibu/sdr., seberapa intensif dalam belajar dan mempelajari

materi sebelum memulai pelajaran? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah

9. Salah satu poin dalam kompetensi pedagogik adalah mengenal karakteristik

dan potensi peserta didik. Apakah bapak/ibu/sdr., sudah menjalankan tugas pemahaman terhadap karakteristik dan potensi peserta didik? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah

10. Jikalau jawaban pada no (9) adalah (a), bagaimanakah kerja pemahaman

terhadap karakteristik dan potensi peserta didik yang bapak/ibu/sdr., lakukan? a) Mengajak peserta didik berdiskusi b) Berdiskusi dengan teman dekatnya c) Berdiskusi dengan wali siswa d) Meminta masukan kepada wali kelas e) Sebutkan alasan lain jika ada (jawaban bisa lebih dari 1)

1....................................................................................................... 2.......................................................................................................

47

11. Jikalau jawaban pada no (9) adalah (e), apa yang bapak/ibu/sdr., lakukan dalam rangka memecahkan persoalan ketidakmengertian itu? a) Berdiam diri b) Berpikir terus tanpa ada penyelesaian c) Mengabaikannya saja d) Mengajar saja tanpa memikirkan karakteristik dan potensi peserta didik e) Sebutkan alasan lain jika ada (jawaban bisa lebih dari 1)

1....................................................................................................... 2.......................................................................................................

12. Selama bapak/ibu/sdr., sudah menjadi pengajar di sekolah, seberapa banyak

teori dan prinsip-prinsip pembelajaran efektif yang sudah dikuasai? a) Banyak sekali b) Banyak c) Sebagian d) Sedikit e) Sangat tidak ada

13. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah teori dan prinsip-prinsip pembelajaran

efektif sudah dilaksanakan dalam kelas? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah

14. Jikalau jawaban pada soal no (12) adalah (a), seberapa persen mampu

membantu memudahkan bapak/ibu/sdr., dalam mengajar? a) 99% b) 75% c) 50% d) 25% e) 0%

15. Jikalau jawaban pada soal no (13) adalah (a), seberapa konstruktif dan

dinamis bagi atmosfir kelas yang bapak/ibu/sdr., peroleh? a) 99% b) 75% c) 50% d) 25% e) 0%

16. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran

efektif yang baru juga sudah banyak diketahui dalam pengayaan pengetahuan untuk menjadi guru yang berwawasan luas? a) Sangat banyak diketahui b) Banyak diketahui c) Sedikit yang diketahui

48

d) Tidak ada yang diketahui e) Dan-dan lain. Sebutkan jikalau ada (jawaban bisa lebih dari satu) 1......................... 2........................

17. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran

efektif yang baru sudah dikuasai dalam menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan dalam kelas? a) Sangat dikuasai b) Dikuasai c) Kurang dikuasai d) Tidak dikuasai e) Sangat tidak dikuasai

18. Salah satu poin yang lain dalam kompetensi pedagogik adalah

merencanakan dan mengembangkan kurikulum. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah sudah bisa merencanakan dan mengembangkannya dengan baik dan terukur? a) Sangat bisa b) Bisa c) Kurang bisa d) Tidak bisa e) Sangat tidak bisa

19. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah kemampuan perencanaan dan

pengembangan kurikulum selama ini sudah terbiasa dilakukan sebelum memulai pelajaran? a) Sangat terbiasa b) Terbiasa c) Kurang terbiasa d) Tidak terbiasa e) Sangat tidak terbiasa

20. Jikalau jawaban pada soal (18) adalah (a), berapa persen kebisaan

bapak/ibu/sdr., dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum? a) 99% b) 75% c) 50% d) 25% e) 0%

21. Jikalau jawaban pada soal (19) adalah (a), seberapa intensif dalam

perencanaan dan pengembangan kurikulum? a) Sangat intensif b) Intensif c) Kurang intensif d) Tidak intensif e) Sangat tidak intensif

49

22. Dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum, apakah bapak/ibu/sdr., juga berbagi pendapat dan pikiran dengan sesama guru mata pelajaran dalam rangka melakukan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik?

a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Sangat tidak pernah

23. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah menilai dan mengevaluasi pembelajaran

sebagai bagian dari kompetensi pedagogik juga dilakukan untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam belajar?

a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah

24. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah dalam setiap menyiapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) selalu diakhiri dengan evaluasi pembelajaran yang terukur sesuai kemampuan peserta didik? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah

25. Menurut bapak/ibu/sdr., seberapa efektif evaluasi pembelajaran yang

dibuat dan dilakukan dalam rangka mengukur keberlanjutan evaluasi selanjutnya terhadap prestasi belajar peserta didik?

a) Sangat efektif b) Efektif c) Kurang efektif d) Tidak efektif e) Sangat tidak efektif

D. Kompetensi Profesional 26. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah sudah bisa menentukan jabatan profesi

sebagai seorang guru profesional? a) Sangat bisa b) Bisa c) Kurang bisa d) Tidak bisa e) Sangat tidak bisa

27. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah setiap guru yang profesional harus memiliki

kompetensi profesional?

50

a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

28. Jikalau jawaban pada soal no. 27 adalah (a), apakah bapak/ibu/sdr., sudah

memiliki pandangan tersendiri tentang kompetensi profesional dan guru profesional? Silahkan ditulis secara ringkas dan padat. 1. ........................................................................................................................

........................................................................................................................ 2. ........................................................................................................................

........................................................................................................................

29. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah untuk menjadi guru profesional dituntut untuk memiliki kecakapan lebih, selain kompetensi profesional?

a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

30. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah kompetensi profesional harus dipelajari

dan dilatih? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

31. Jikalau jawaban bapak/ibu/sdr., pada soal no. 30 adalah (a), apakah setiap

guru wajib menguasai dan terampil dalam kompetensi profesional? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

32. Pada pertanyaan no. 28, bapak/ibu/sdr., sudah menjawab apa yang disebut

kompetensi profesional. Apakah apa yang disampaikan bapak/ibu/sdr., sudah sesuai dengan Permendiknas No. 16/2007?

a) Sangat sesuai b) Sesuai c) Kurang sesuai d) Tidak sesuai e) Sangat tidak sesuai

51

33. Sebagaimana yang tercantum pada Permendiknas No. 16/2007 yang berhubungan dengan kompetensi profesional, penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, guru selanjutnya harus mampu menguasai hal tersebut. Apakah bapak/ibu/sdr/, sudah mengetahui kompetensi tersebut? a) Sangat tahu b) Tahu c) Kurang tahu d) Tidak tahu e) Sangat tidak tahu

34. Jikalau jawaban pada soal no. 33 adalah (a), berapa persen pengetahuan

bapak/ibu/sdr., terhadap kompetensi tersebut? a) 99% b) 75% c) 50% d) 25% e) 0%

35. Apakah pengetahuan bapak/ibu/sdr., terhadap kompetensi tersebut juga

diimbangi latihan dalam peningkatan kualitas diri? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah

36. Pada pertanyaan no. 33 tertulis penguasaan materi yang mendukung mata pelajaran yang diampu, apakah bapak/ibu/sdr., sudah meyakini menguasai penguasaan materi? a) Sangat meyakini b) Meyakini c) Kurang meyakini d) Tidak meyakini e) Sangat tidak meyakini

37. Pada pertanyaan no. 33 tertulis penguasaan struktur yang mendukung mata

pelajaran yang diampu, apakah bapak/ibu/sdr., sudah meyakini penguasaan struktur? a) Sangat meyakini b) Meyakini c) Kurang meyakini d) Tidak meyakini e) Sangat tidak meyakini

38. Pada pertanyaan no. 33 tertulis penguasaan konsep yang mendukung mata

pelajaran yang diampu, apakah bapak/ibu/sdr., sudah meyakini menguasai penguasaan konsep?

52

a) Meyakini b) Sangat meyakini c) Kurang meyakini d) Tidak meyakini e) Sangat tidak meyakini

39. Pada pertanyaan no. 33 tertulis pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu, apakah bapak/ibu/sdr., sudah meyakini menguasai penguasaan pola pikir keilmuan? a) Sangat meyakini b) Meyakini c) Kurang meyakini d) Tidak meyakini e) Sangat tidak meyakini

40. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah pengembangan keprofesian melalui

tindakan reflektif selanjutnya sangat penting dalam penguatan kompetensi profesional guru? a) Sangat penting b) Penting c) Kurang penting d) Tidak penting e) Sangat tidak penting

41. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah setiap pengembangan keprofesian melalui

tindakan reflektif memiliki hubungan erat dengan penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

42. Menurut bapak/ibu/sdr., seberapa sering membiasakan diri melakukan

pengembangan keprofesian melalui tindakan reflektif? a) Sangat sering b) Sering c) Kurang sering d) Tidak sering e) Sangat tidak sering

43. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah seorang guru harus selalu konsisten antara

content dan performance yang dilakukan dalam kelas? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju

53

e) Sangat tidak setuju

44. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah yang disebut konsisten antara content dan performance dalam kelas? Silahkan dijawab secara ringkas dan padat. 1. ......................................................................................................................

...................................................................................................................... 2. ......................................................................................................................

......................................................................................................................

45. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah setiap guru yang mengajar harus mampu memahami teks, konteks, dan realitas dalam rangka menjadikan pembelajaran yang bermakna? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

46. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah , dan prosedur

sangat penting agar pembelajaran dalam kelas kemudian bisa dijalakan secara benar dan baik? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

47. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah uasaan filosofi,

asal-usul, dan aplikasi ilmu sangat mendukung terhadap penguatan kompetensi profesional? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang Setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

48. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah penguasaan filosofi terhadap keilmuan yang diampu selama ini penting dipelajari demi penguatan kompetensi profesional? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

49. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah dengan mengetahui asal-usul ilmu yang

diampu dapat meningkatkan kompetensi profesional? a) Sangat setuju

54

b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

E. Kinerja dan Reward 50. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah perlu dilakukan penilaian kinerja guru

secara berkala untuk mengukur kinerja? a) Sangat perlu b) Perlu c) Kurang perlu d) Tidak perlu e) Sangat tidak perlu

51. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah penilaian kinerja secara berkala dapat

membantu mengawal peningkatan kualitas diri sebagai seorang guru? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

52. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah penilaian kinerja efektif untuk membangun

disiplin guru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

53. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah penilaian kinerja secara berkala

memberikan dampak positif bagi keberhasilan peserta didik dalam belajar? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

54. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah dengan kinerja yang dinilai secara berkala

akan mampu meningkatkan prestasi sebagai pengajar profesional? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

55. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 41/2009 disebutkan bahwa sebagai

seorang guru profesional, pemerintah memberikan tunjangan sertifikasi bagi

55

guru yang lulus sertifikasi, apakah bapak/ibu/sdr., menilai sesuatu yang positif bagi peningkatan kualitas guru dalam mengajar? a) Sangat positif b) Positif c) Kurang positif d) Tidak positif e) Sangat tidak positif

56. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah tunjangan sertifikasi yang selama ini

diterima sudah memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas diri? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

57. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah tunjangan sertifikasi yang didapat selama

ini digunakan untuk memenuhi keperluan serta kebutuhan penguatan kapasitas diri sebagai guru profesional? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

58. Apakah setelah menjadi guru yang bersertifikasi dan mendapatkan

tunjangan sertifikasi, bapak/ibu/sdr., selalu mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam rangka meningkatkan kualitas diri? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah

59. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah setiap tunjangan sertifikasi yang diterima

selanjutnya dibelanjakan untuk buku-buku penunjang penguatan kompetensi dan kapasitas diri? a) Selalu b) Sering c) Terkadang d) Jarang e) Tidak pernah

60. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah tunjangan sertifikasi semakin memberikan

semangat untuk menjadi guru ideal bagi para peserta didik? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju

56

d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

61. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah tunjangan sertifikasi mampu memberikan

semangat kreativitas diri untuk menyiapkan perangkat pembelajaran yang menarik serta inovatif? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

62. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah tunjangan sertifikasi meningkatkan motivasi

guru dalam mengajar? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

63. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah tunjangan sertifikasi semakin memperkaya

kesadaran diri untuk semakin berbenah dalam mengemban amanat sebagai seorang guru? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

64. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah tunjangan sertifikasi menjadi tolak ukur bahwa guru sudah disebut profesional? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

65. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah tunjangan sertifikasi justru menjadikan guru

memiliki beban moral jikalau tidak mampu menjadi guru profesional? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

57

66. Jikalau jawaban pada soal no. 64 adalah (a), sebutkan tolak ukur apakah yang menunjukkan guru profesional. 1. ......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................... 2. ......................................................................................................................

......................................................................................................................

........................................................................................................

67. Jikalau jawaban pada soal no. 65 adalah (a), sebutkan beban moral apakah yang biasanya muncul. 1. ......................................................................................................................

...................................................................................................................... 2. ......................................................................................................................

......................................................................................................................

68. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah perlu pemberian tunjangan sertifikasi guru harus didasarkan atas prestasi kerja agar pemberian tunjangan sertifikasi lebih tepat sasaran dan tepat guna? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

69. Menurut bapak/ibu/sdr., apakah perlu diadakan kompetisi prestasi akademis antara guru bersertifikasi dan tidak bersertifikasi untuk mengukur kompetensi guru? a) Sangat setuju b) Setuju c) Kurang setuju d) Tidak setuju e) Sangat tidak setuju

70. Jikalau jawaban pada soal no. 69 adalah (a), sebutkan bentuk kompetesi akademis tersebut. 1. ........................................................................................................

.......................................................................................................... 2. ........................................................................................................

.........................................................................................................

☼Semoga Penelitian ini Membawa MANFAAT Bagi Guru di

Banjarbaru☼

58

LAMPIRAN 2 BIODATA PENELITI 1

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar)

Dra. Rina Listia, M.Pd

2. Jabatan Fungsional Lektor Kepala 3. Jabatan Struktural Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FKIP Unlam 4. NIP 19640424 199403 2 008 5. NIDN 0024046404 6. Tempat dan Tanggal Lahir Lampung, 24 April 1964 7. Alamat Rumah Komp. Citra Palem Permai Blok N no. 21

Guntung Manggis Banjarbaru 8. Noomor Telepon/Faks/Hp (0511) 7542634 / 081251971421 9. Alamat Kantor Jl. Brigjend. H. Hasan Basry kotak pos 87

Banjarmasin 70123 10. Nomor Telepon – 11. Alamat Email [email protected] 12. Lulusan yang telah

dihasilkan S1= 400

13. Mata Kuliah yang Diampu 1. Reading 2 2. Structure 2 dan 3 3. Writing 2 dan 3 4. ESP 5. Penulisan Karya Ilmiah

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 Nama Perguruan Tinggi

FKIP Unila Program Pascasarjana Unlam

Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris

Manajemen Pendidikan

Tahun Masuk/lulus 1984 – 1990 2005 – 2007 Judul Skripsi/Tesis The Influence of

Vocabulary Mastery by Using Jigsaw Reading and Translation for Improving Student Achievment in Reading Comprehension

Iklim Organisasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Kal-Sel

Nama Pembimbing/promotor

(1) Dra. Editha Gloria (2) Drs. C. Sufarsyah

(1) Dr. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc

(2) Drs. H. Sulaiman, M.Pd

59

C. Pengalaman Penelitian dalam dalam 5 Tahun Terakhir (bukan skripsi, tesis maupun disertasi)

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber* Jml (juta Rp)

1. 2008 Model pembelajaran Mapping Konsep pada Mata Kuliah Structures II

2. 2003 Analisa Kesalahan Gramatikal Pada Penulisan Paragraph Writing

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun

Terakhir No Tahun Judul Pengabdian

kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp) 1. 2006 Sosialisasi Program

Studi di SMA Negeri 1 Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

2. 2005 Penyuluhan Komputer Program Power Point, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun

Nama Jurnal

1. Some Suggested in Reading Skills, Make your Better Comprehension

2011 Metafor

2. Pre Writing in Teaching Writing

2004 Vidya Karya

F. Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam Lima Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1. – – –

2. – – –

60

3. – – –

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman

Penerbit

1. – – – –

2. – – – –

3. – – – –

H. Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID 1. – – – –

2. – – – –

3 – – – –

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial

Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis

Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan

Tahun Tempat Penerapan

Respons Masyarakat

1. – – – –

2. – – – –

3. – – – –

J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari

pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

1. – – –

2. – – –

3. – – –

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam laporan akhir Hibah Penelitian Bersaing.

Banjarmasin, 25 Nopember 2013

Dra. Rina Listia, M.Pd 19640424 199403 2 008

61

BIODATA PENELITI 2

K. Identitas Diri 1. Nama Lengkap (dengan

gelar) Drs. Fatchul Mu’in, M.Hum

2. Jabatan Fungsional Lektor Kepala 3. Jabatan Struktural Ketua Program Pendidikan Bahasa Inggris

PBS FKIP Unlam 4. NIP 196110304 198903 1 003 5. NIDN 0004036108 6. Tempat dan Tanggal Lahir Blitar, 4 Maret 1961 7. Alamat Rumah Jln. Nilam IV/No.40 RT 10, Komplek

Griya Permata, Handil Bakti, Alalak, Batola

8. Nomor Telepon/Faks 0511-4310307/0511-3300660 9. Alamat Kantor Jl. Brigjend. H. Hasan Basry kotak pos 87

Banjarmasin 70123 10. Nomor Telepon/HP 087814148222 11. Alamat Email [email protected] 12. Lulusan yang telah

dihasilkan S1= 500

13. Mata Kuliah yang Diampu 1. Introduction to Literature 2. Introduction to Linguistics 3. Syntax 4. Sociolinguistics

L. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 Nama Perguruan Tinggi Universitas

Dipenogoro Universitas Gadjah Mada

Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris

Kesusastraan Amerika

Tahun Masuk/lulus 1982/1987 1998/2001 Judul Skripsi/Tesis A Socio-cultural

Study on Bilingualism in Novel Burung-Burung Manyar

Richard Wright’s

Native Son: White Domination and Its Effects on African-Americans

Nama Pembimbing/promotor

Istiati Soetomo Djoko Murdiyanto

M. Pengalaman Penelitian dalam dalam 5 tahun terakhir (bukan skripsi,

tesis maupun disertasi) No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jml (juta Rp) 1. 2011 Kinerja Dosen Prodi

Pendidikan Bahasa DIPA FKIP Unlam

2.500.000

62

Inggris FKIP Unlam Banjarmasin

2. 2010 The Black American’s Protest

as It is reflected in Richard Wright’s

Native Son

DIPA FKIP Unlam

3. 2006 Black American in American Literature

DIPA FKIP Unlam

N. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun

Terakhir No Tahun Judul Pengabdian

kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp) 1. 2011 Model-Model

Pembelajaran Lembaga Pendidikan Swasta

3.000.000

2. 2010 Penelitian Tindakan Kelas

Lembaga Pendidikan Swasta

3.000.000

3. – – – –

4. – – – –

O. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal 1. – – –

2. – – –

3. – – –

P. Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah

dalam Lima Tahun Terakhir No Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1. Konferensi Racism in Literature 2011/UB Malang 2. Konferensi TEFLIN Literature as media for

Charactar Building 2011/IKIP PGRI Semarang

3. Seminar Bilingualism and Its aspects

2010/UNDIP Semarang

4. Seminar Dominasi Budaya dalam Sastra Indonesia

2010/Kantor NTB Mataram

Q. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman

Penerbit

1. White Racism in Native Son

2010 70 Scripta Cendekia/Banjarbaru

63

2. Maungkai Budaya, Esai-esai kontemplatif tentang Bahasa, Sastra, Seni, Pendidikan, dan Budaya

2009 270 Scripta Cendekia/Banjarbaru

3. Introduction to Linguistics

2007 183 PT LKIS Pelangi Aksara Yogyakarta

4. Sociolinguistics: an Introduction

2006 110 PBS FKIP Unlam Banjarmasin

R. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID 1. – – – –

2. – – – –

3. – – – –

S. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial

Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa

Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan

Tahun Tempat Penerapan

Respons Masyarakat

1. – – – –

2. – – – –

3. – – – –

4. – – – –

T. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari

Pemerintah, Asosiasi atau Institusi lainnya No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

1. – – –

2. – – –

3. – – –

4. – – –

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam laporan akhir Hibah Penelitian Bersaing.

Banjarmasin, 25 Nopember 2013 Drs. Fatchul Mu’in, M.Hum 196110304 198903 1 003

64

BIODATA PENELITI 3

A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan

gelar) Moh. Yamin, S.Pd., M.Pd

2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli 3 Jabatan Struktural – 4 NIP 19800716 201012 1 003 5 NIDN 9907007865 6 Tempat dan Tanggal Lahir Sumenep, 16 Juli 1980 7 Alamat Rumah Komplek Persada Raya IV Jalur 5 No.

17 Handil Bakti Batola 8 Noomor Telepon/Faks/Hp 08123283995 9 Alamat Kantor Jl. Brigjend. H. Hasan Basry kotak pos

87 Banjarmasin

10 Nomor Telepon – 11 Alamat Email [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 Nama Perguruan Tinggi Universitas Islam

Malang Universitas Islam Malang

Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris

Pendidikan Bahasa Inggris

Tahun Masuk/lulus 2002-2006 2008-2010 Judul Skripsi/Tesis Analysis of

Theosentric Aspects in Al-Insan Using Hermeneutic

Characters’ Personality

Analysis on “A Grave

in Gaza” by Matt

Beynon Rees. Nama Pembimbing/promoter

Advisors 1: Sukono, M.Ed, 2: Ikawati S.Pd.

Advisor (I): Prof. Dr. H. Zuchridin Suryawinata., (II): Dra. Hj. Mutmainnah Mustofa M.Pd.

C. Pengalaman Penelitian dalam dalam 5 tahun terakhir (bukan skripsi, tesis maupun disertasi)

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber* Jml (juta Rp)

1. 2012 Students’ Errors in Paragraph Writing

DIPA Unlam 2.500.000,-

2. 2012 Pemetaan Kompetensi Guru SD di Kabupaten Banjar

Balitbangdikbud 30.000.000,-

65

3. 2012 Improving Writing Example Sssays of the Fifth Semester Students in the English Department of FKIP Unlam Through Process-Writing Technique

Dana Mandiri 500.000,-

4. – – – –

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian kepada Masyarakat

Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp)

1. 2012 Sosialisasi dan Pelatihan Penulisan Artikel Populer di Media Massa

BOPTN 2.000.000,-

2. 2012 Sosialisasi dan Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Jurnal

BOPTN 2.000.000,-

3. – – – – 4. – – – –

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal 1. – – – 2. – – – 3. – – –

F. Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam Lima Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1. NELTAL CONFERENCE

English With Indonesian Taste: Dominant Culture Shift to Local Culture

2011, Univ. Negeri Malang

2. – – – 3. – – –

66

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir No Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman Penerbit

1. Ideologi & Kebijakan Pendidikan: Menuju Pendidikan Berideologis dan Berkarakter

2013 282 Halaman Madani Malang

2. Sekolah yang Membebaskan: Perspektif Teori dan Praktik Membangun Pendidikan yang Berkarakter dan Humanis

2012 226 Halaman Madani Malang

3. Meretas Pendidikan Toleransi: Pluralisme dan Multikulturalisme Sebuah Keniscayaan Peradaban

2011 205 Halaman Madani Malang

4. Nahdlatul Ulama: Dinamika Ideologi dan Politik Kenegaraan (kontributor)

2010 259 Halaman Kompas

5 Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan: Panduan Menciptakan Manajemen Mutu Pendidikan Berbasis Kurikulum yang Progresif dan Inspiratif

2009 274 Halaman Diva Press Yogyakarta

6 Menggugat Pendidikan Indonesia: Belajar dari Paulo FReire dan Ki Hadjar Dewantara

2009 300 Halaman Arruzz Media Yogyakarta

H. Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID 1. – – – –

2. – – – –

3. – – – –

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial

Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis

Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan

Tahun Tempat Penerapan

Respons Masyarakat

1. – – – –

67

2. – – – – 3. – – – –

J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 Tahun Terakhir (dari

pemerintah, Asosiasi atau Institusi Lainnya No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

1. – – – 2. – – – 3. – – – 4 – – –

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam laporan akhir Hibah Penelitian Bersaing.

Banjarmasin, 25 Nopember 2013 Moh. Yamin, S.Pd., M.Pd 19800716 201012 1 003