eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4251/1/Makalah_Semnas_Komhindo.pdf · 2018-09-12 ·...

9

Transcript of eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4251/1/Makalah_Semnas_Komhindo.pdf · 2018-09-12 ·...

Page 1: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4251/1/Makalah_Semnas_Komhindo.pdf · 2018-09-12 · eprints.ulm.ac.id
Page 2: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4251/1/Makalah_Semnas_Komhindo.pdf · 2018-09-12 · eprints.ulm.ac.id

PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS KPH UNTUK KEBERLANJUTAN PRODUKSI,EKOLOGI DAN SOSIAL EKONOMI

BUDAYA MASYARAKAT

Prosiding

Seminar Nasional dan Pertemuan llmiah Tahun Ke-2 Komunitas Manajemen Hutanlndonesia (KOMHINDO)

Banjarbaru, 08 - 09 Oktober 2016

PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS KPH UNTUK KEBERLANJUTAN PRODUKSI,EKOLOGI DAN SOSIAL EKONOMI

BUDAYA MASYARAKAT

Prosiding

Seminar Nasional dan Pertemuan llmiah Tahun Ke-2 Komunitas Manajemen Hutanlndonesia (KOMHINDO)

Banjarbaru, 08 - 09 Oktober 2016Diterbitkan oleh:

La mbung Mangkurat University Press, 2016

d/a Pusat Pengelolaan Jurnal dan Penerbitan Unlam

Jl. H.Hasan Basry, Kayu Tangi, Banjarmasin 70L23

Gedung Rektorat Unlam Lt 2

Telp/Faks. 0511-3305195

Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang

Dilarang memperbanyak Buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan cara apa pun, baik

secara mekanik maupun elektronik, termasuk fotocopi, rekaman dan lain-lain tanpa izin tertulis dari

penerbit

lX - 711 h 15,5 x 23 cm

Cetakan pertama, Desember 2016

Sampul dan Lay Out:

Editor:

Dr. Hafizianor, S. Hut, MPDr. Yusanto Nugroho, S. Hut, MPSusilawati, S. Hut, MP

I SBN : 978-502-6483-08-9

Page 3: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4251/1/Makalah_Semnas_Komhindo.pdf · 2018-09-12 · eprints.ulm.ac.id

311

STUDI FITOKIMIA EMPAT JENIS TUMBUHAN RAWA DI MARABAHAN, KABUPATEN BARITO KUALA

Diana Ulfah

1, Yuniarti

2, Lusiyani

3, Indra Rukmana Suryajaya

4

Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya senyawa biokimia aktif (flavonoid, saponin, quinon, steroid, triterpenoid dan alkaloid) dari empat jenis tumbuhan rawa.Metode penelitian meliputi pengambilan dan pengumpulan sampel (tumbuhan Dadangkak, Jalukap, Hambin Buah dan Simpur) di Marabahan dan analisis laboratorium yang meliputi identifikasi senyawa aktif (flavonoid, saponin, quinon, steroid, triterpenoid dan alkaloid) secara kualitatif.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu tumbuhan Dadangkak mengandung senyawa aktif alkaloid, steroid, triterpenoid, flavonoid tetapi tidak mengandung senyawa aktif saponin dan quinon.Tumbuhan Jalukap mengandung senyawa alkaloid, steroid, triterpenoid, flavonoid, saponin tetapi tidak mengandung senyawa aktif quinon.Tumbuhan Hambin buah mengandung senyawa aktif alkaloid, steroid, triterpenoid tetapi tidak mengandung senyawa aktif flavonoid, saponin dan quinon.Tumbuhan Simpur mengandung senyawa aktif alkaloid, steroid, triterpenoid, saponin tetapi tidak mengandung senyawa aktif flavonoid dan quinon. Kata kunci: Tumbuhan rawa, fitokimia, senyawa aktif

LATAR BELAKANG

Hutan tropika Indonesia memiliki potensi tumbuhan obat yang tak ternilai

harganya.Tidak kurang dari 1260 jenis tumbuhan obat ada di hutan tropika Indonesia

(Zuhud dan Haryanto, 1994).Potensi tersebut telah dimanfaatkan selama ratusan tahun

oleh etnis-etnis yang tinggal di sekitar hutan dan di pedesaan.Etnis tersebut

memanfaatkan tumbuhan obat sebagai pencegah dan penyembuh berbagai macam

penyakit. Pengetahuan tentang tumbuhan obat mulai dari jenis tumbuhannya, bagian

yang digunakan, cara pengolahan sampai dengan penyakit yang disembuhkan

merupakan kekayaan pengetahuan masing-masing etnis yang diwariskan secara turun

temurun. Selain etnis tersebut, kelompok lain yang juga memanfaatkan kekayaan potensi

tumbuhan obat hutan tropika Indonesia adalah para peneliti, mahasiswa, industri jamu

dan praktisi pengobatan alternatif yang menggali pengetahuan berbagai etnis melalui

eksplorasi, penelitian atau hanya hobi dalam rangka mendokumentasikan

keanekaragaman pengetahuan tiap etnis dan kemudian turun mempraktekkannya.

Tumbuhan obat didefinisikan sebagai tumbuhan atau bagian tumbuhan yang

digunakan sebagai bahan obat tradisional (jamu) atau bahan pemula bahan baku obat,

tumbuhan yang diekstraksi dan ekstrak tumbuhan tersebut digunakan sebagai obat

sedangkan obat tradisional merupakan obat jadi atau ramuan bahan alam yang secara

tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Karto dan

Promono, 2009 dalam Fitri Ramadhani, 2011). Obat tradisional meliputi jamu dan

fitofarmaka.Penggunaan obat tradisional dinilai lebih aman digunakan daripada

Page 4: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4251/1/Makalah_Semnas_Komhindo.pdf · 2018-09-12 · eprints.ulm.ac.id

312

penggunaan obat modern.Hal ini dikarenakan obat tradisional memiliki efek samping yang

relatif sedikit daripada obat modern. Hal inilah yang menjadikan obat tradisional menjadi

pilihan alternatif yang populer saat ini sebagai salah satu cara pengobatan.

Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai

obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit.Pengertian berkhasiat obat

adalah mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit tertentu.Tanaman obat

sebagai obat asli Indonesia sudah ada sejak zaman nenek moyang kita (Nusantara) yaitu

digunakan dalam upaya memelihara kesehatan dan mengobati penyakit, kemudian

pengetahuan ini diwariskan secara turun temurun dari generasi tetapi belum ada uji ilmiah

untuk mengetahui kandungan kimianya.

Tumbuhan hutan digunakan oleh masyarakat sekitar hutan sebagai obat tradisional

sejak dahulu.Beberapa diantaranya telah terbukti dapat dijadikan obat untuk berbagai

macam penyakit.Pengetahuan yang mereka miliki tersebut diperoleh informasi yang dapat

dimanfaatkan untuk suatu kegiatan ilmiah terhadap peranan obat tradisional, khususnya

untuk tanaman berkhasiat obat, agar dapat diketahui senyawa biokimia aktif yang

berperan dalam suatu pengobatan penyakit.Beberapa senyawa biokimia aktif ternyata

memiliki efek farmakologis terhadap tubuh manusia antara lain flavonoid, saponin, quinon,

steroid, triterpenoid dan alkaloid.Flavonoid memiliki efek farmakologis memperbaiki fungsi

hati dan anti kanker.Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis mencoba untuk

meneliti empat jenis tumbuhan rawaapakah didalamnya mengandung atau tidak

mengandung senyawa fitokimia (flavonoid, saponin, quinon, steroid, triterpenoid dan

alkaloid) secara kualitatif.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru dan pengambilan

simplisia dilakukan di Marabahan, Kabupaten Barito Kuala.

Dadangkak(Hydrolea quadrivalvis) Hambin Buah(Phyllanthus urinaria)

Jalukap (Centella asiatica) Simpur (Dillenia sp)

Gambar 1. Empat jenis tumbuuhan rawa (Dadangkak, Hambin Buah, Jalukap dan Simpur)

Page 5: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4251/1/Makalah_Semnas_Komhindo.pdf · 2018-09-12 · eprints.ulm.ac.id

313

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi tabung reaksi, lumpang porselin,

hot plate, water bath, penjepit tabung reaksi, gelas ukur, labu erlenmeyer, gelas beker,

pipet tetes, kertas saring, corong, cawan petri, botol kaca, neraca dan parang. Bahan

yang digunakan meliputi tumbuhan rawa yaitu Dadangkak (Hydrolea quadrivalvis),

Jalukap (Centella asiatica), Hambin Buah (Phyllanthus urinaria) dan Simpur (Dillenia sp)

sedangkan bahan kimia yang digunakan antara lain Amoniak (NH3), Asam Sulfat

(H2SO4)2N, Asam Sulfat (H2SO4) pekat, Asam Klorida (HCl) 1%, Asam Klorida (HCl)

pekat, Asam Acetat Glacial, Aquades, Etanol (C2H5OH), Khloroform (CHCl3), Natrium

Hidroksida (NaOH) 1 N, serbuk Magnesium (Mg), pereaksi Dragendorf, pereaksi Meyer

dan pereaksi Wagner.

Pengambilan dan pengumpulan sampel (simplisia tumbuhan) diambil pada bagian

daun, batang dan akar.Bagian-bagian tersebut dibersihi dengan air, dikeringkan dan

dimasukkan kedalam kantong plastik agar sampel tetap terjaga kesegarannya kemudian

dipotong kecil-kecil dan digerus untuk mendapatkan sampel yang halus.Sampel dianalisa

di laboratorium dengan uji komponen kimia aktif yang meliputi flavonoid, steroid, saponin,

triterpenoid, quinon dan alkaloid dengan menggunakan pereaksi yang sesuai.Untuk

identifikasi senyawa aktif (alkaloid, terpenoid/steroid dan triterpenoid, flavonoid, saponin

dan quinon) dilakukan menurut Harbore (1987).

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Hasil yang diperoleh dari penelitian

No Nama

Simplisia

A St&Tr F S Q Ulangan

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 Dadangkak + + + + + + - - - - 2 Jalukap + + + + + + + + - - 3 Hambin buah + + + + - - - - - - 4 Simpur + + + + - - + + - -

Keterangan: A = Alkaloid St = Steroid Tr = Triterpenoid F = Flavonoid S = Saponin Q = Quinon + = terdapat senyawa aktif - = tidak terdapat senyawa aktif

Berdasarkan pengujian komponen senyawa kimia aktif terhadap 4 jenis tumbuhan

rawa, maka teridentifikasi sebanyak 24 nilai positif (+) yang terdiri dari 8 nilai (+) uji

Alkaloid, 8 nilai (+) untuk uji Steroid dan Triterpenoid, 4 nilai (+) untuk uji Flavonoid, 4 nilai

(+) untuk uji Saponin serta 16 nilai negatif (-) pada keempat uji komponen senyawa kimia

aktif.

Page 6: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4251/1/Makalah_Semnas_Komhindo.pdf · 2018-09-12 · eprints.ulm.ac.id

314

B. Pembahasan

Penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa simplisia yang telah diteliti

mengandung beberapa senyawa aktif dimana senyawa tersebut dapat ditentukan dari

perubahan warna dan kelarutannya.Pengamatan dilakukan sebanyak 2 kali ulangan

terhadap setiap simplisia, adanya kandungan senyawa aktif pada simplisia dinyatakan

dengan tanda (+) dan ulangan kedua juga menunjukkan tanda (+) jadi tidak perlu

dilakukan ulangan ketiga kalinya. Hasil pengamatan secara kualitatif simplisia yang diuji

adalah

1. Dadangkak

Tumbuhan Dadangkak dari hasil pengujian yang telah dilakukan mengandung:

a. Alkaloid ditandai dengan terdapatnya endapan pada tabung reaksi meyer

berwarna putih, pada tabung wagner berwarna coklat dan tabung reaksi

dragendorf berwarna jingga

b. Steroid/Triterpenoid ditandai dengan terjadi perubahan warna dari kuning tua

menjadi hijau kebiruan

c. Flavonoid ditandai dengan terjadinya perubahan warna larutan uji dari warna

putih kemerahan menjadi warna orange muda.

Kandungan kimia aktif yang tidak terdapat pada tumbuhan Dadangkak yaitu

a. Saponin, ditandai dengan tidak terbentuk busa pada larutan uji

b. Quinon, ditandai dengan tidak terjadi perubahan warna pada larutan uji.

Hasil pengujian tumbuhan Dadangkak menunjukkan bahwa tumbuhan ini memiliki

khasiat obat dimana pada tumbuhan ini terdapat senyawa Alkaloid, Steroid dan

Flavonoid.Alkaloid memiliki efek farmakologis sebagai analgesic (pereda nyeri dan

panas), insektisida (pembasmi serangga), stimulan (perangsang) dan anti kanker.Steroid

memiliki efek farmakologis sebagai penenang.Triterpenoid memiliki efek farmakologis

untuk penyakit diabetes.Flavonoid memiliki efek farmakologis untuk mengatasi gangguan

fungsi hati dan anti kanker. Tumbuhan ini oleh masyarakat Marabahan, Kabupaten Barito

Kuala digunakan untuk mengobati penyakit kencing manis.

2. Jalukap

Tumbuhan Jalukap mengandung:

a. Alkaloid ditandai dengan terdapatnya endapan pada tabung reaksi meyer

berwarna putih, pada tabung wagner berwarna coklat dan tabung reaksi

dragendorf berwarna jingga

b. Steroid/Triterpenoid ditandai dengan terjadi perubahan warna dari kuning tua

menjadi hijau kebiruan

c. Flavonoid ditandai dengan terjadinya perubahan warna larutan uji dari warna

putih kemerahan menjadi warna orange muda.

Page 7: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4251/1/Makalah_Semnas_Komhindo.pdf · 2018-09-12 · eprints.ulm.ac.id

315

d. Saponin ditandai dengan terbentuknya busa pada tabung reaksi

Kandungan yang tidak terdapat pada tumbuhan Jalukap adalah Quinon yang ditandai

dengan tidak adanya perubahan warna pada larutan uji.Tumbuhan ini memiliki khasiat

obat, Alkaloid memiliki efek farmakologis sebagai analgesic (pereda nyeri dan panas),

insektisida (pembasmi serangga), stimulan (perangsang) dan anti kanker.Steroid memiliki

efek farmakologis sebagai penenang.Triterpenoid memiliki efek farmakologis untuk

penyakit diabetes.Flavonoid memiliki efek farmakologis untuk mengatasi gangguan fungsi

hati dan anti kanker.Saponin memiliki efek farmakologis sebagai anti mikroba.Tumbuhan

ini oleh masyarakat Marabahan, Kabupaten Barito Kuala digunakan untuk mengatasi sakit

demam dan sakit perut.

3. Hambin buah

Tumbuhan ini mengandung:

a. Alkaloid ditandai dengan terdapatnya endapan pada tabung reaksi meyer

berwarna putih, pada tabung wagner berwarna coklat dan tabung reaksi

dragendorf berwarna jingga

b. Steroid/Triterpenoid ditandai dengan terjadi perubahan warna dari kuning tua

menjadi hijau kebiruan.

Kandungan kimia aktif yang tidak terkandung di tumbuhan Hambin buah:

a. Flavonoid, ditandai dengan tidak adanya perubahan warna pada larutan uji

b. Saponin, ditandai dengan tidak terbentuk busa pada larutan uji

c. Quinon, ditandai dengan tidak terjadi perubahan warna pada larutan uji.

Tumbuhan ini memiliki khasiat obat, Alkaloid memiliki efek farmakologis sebagai

analgesic (pereda nyeri dan panas), insektisida (pembasmi serangga), stimulan

(perangsang) dan anti kanker.Steroid memiliki efek farmakologis sebagai

penenang.Triterpenoid memiliki efek farmakologis untuk penyakit diabetes.Tumbuhan ini

oleh masyarakat Marabahan, Kabupaten Barito Kuala digunakan untuk mengatasi sakit

demam dan maag.

4. Simpur

Tumbuhan ini mengandung:

a. Alkaloid ditandai dengan terdapatnya endapan pada tabung reaksi meyer

berwarna putih, pada tabung wagner berwarna coklat dan tabung reaksi

dragendorf berwarna jingga

b. Steroid/Triterpenoid ditandai dengan terjadi perubahan warna dari kuning tua

menjadi hijau kebiruan

c. Saponin ditandai dengan terbentuknya busa pada tabung reaksi

Kandungan kimia aktif yang tidak terdapat pada tumbuhan ini adalah

a. Flavonoid, ditandai dengan tidak adanya perubahan warna pada larutan uji

Page 8: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4251/1/Makalah_Semnas_Komhindo.pdf · 2018-09-12 · eprints.ulm.ac.id

316

b. Quinon, ditandai dengan tidak terjadi perubahan warna pada larutan uji.

Tumbuhan ini memiliki khasiat obat, Alkaloid memiliki efek farmakologis sebagai

analgesic (pereda nyeri dan panas), insektisida (pembasmi serangga), stimulan

(perangsang) dan anti kanker.Steroid memiliki efek farmakologis sebagai

penenang.Triterpenoid memiliki efek farmakologis untuk penyakit diabetes.Tumbuhan ini

oleh masyarakat Marabahan, Kabupaten Barito Kuala digunakan untuk obat sakit mata.

Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa tumbuhan yang berpotensi

mengandung senyawa-senyawa kimia aktif sangat berkaitan dengan bisa tidaknya

tumbuhan digunakan sebagai obat-obatan tradisional dan modern.

KESIMPULAN DAN SARAN

Senyawa aktif yang terkadnung pada tumbuhan Dadangkak adalah Alkaloid, Steroid,

Triterpenoid dan Flavonoid.Tumbuhan Jalukap mengandung Alkaloid, Steroid,

Triterpenoid, Flavonoid dan Saponin.Tumbuhan Hambin buah mengandung Alkaloid,

Steroid dan Triterpenoid.Tumbuhan Simpur mengandung Alkaloid, Steroid, Triterpenoid

dan Saponin.Keempat tumbuhan tersebut memang potensial dimanfaatkan sebagai obat

karena setelah dilakukan pengujian secara kimia tumbuhan tersebut banyak mengandung

senyawa aktif.Penelitian ini perlu adanya uji lanjutan tentang presentase senyawa aktif,

fungsi dan pemanfaatan dari masing-masing tumbuhan bagi dunia kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Amrul Hidayat, M.Alkaloid Turunan Triptofan. Makalah Ilmiah. In Internet. Anonim. 2003. Diktat Lokakarya Obat Tradisional dan Pemanfaatan Bahan Alam.

Fakultas Kedokteran. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru. Anonim.2013.http://ckacep.blogspot.com/2011/08/simplisia.html. Diakses tanggal 10 Mei

2013. Anonim.2013.http://id.wikipedia.org/wiki/Alkaloid.html. Diakses tanggal 11 Mei 2013. Anonim.2013.http://id.wikipedia.org/wiki/Fitokimia. Diakses tanggal 10 Mei 2013. Anonim.2013.http://id.wiktionary.org/wiki/dadangkak.html. Diakses tanggal 11 Mei 2013. Anonim.2013.http://jamu.biologi.ub.ac.id/?page_id=593.html. Diakses tanggal 11 Mei

2013. Anonim.2013.http://mangg4muda.blogspot.com/2010/07/manfaat-centella-asiatica.

Diakses tanggal 10 Mei 2013. Anonim.2013.http://muhammadcank.wordpress.com/tag/fitokimia.html. Diakses tanggal

10 Mei 2013. Anonim.2013.http://segogolongmambuenthong.wordpress.com/2012/05/15/simplisia.

html. Diakses tanggal 10 Mei 2013 Anonim.2013.http://www.plantamor.com/index.php?plant=479. Diakses tanggal 11 Mei

2013. Budiwan, S. 2003. Studi Fitokimia Lima Jenis Tumbuhan Hutan Sebagai Obat Tradisional

Masyarakat Sekitar Hutan Mandiangin Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan, Skripsi. Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Tidak Dipublikasikan.

Hamidah, Siti. 2002. Materi Penyuluhan, Penanganan Simplisia (Daun, Kulit, Batang dan Kayu) Hasil Panen Tanaman Komersial. Fakultas Kehutanan. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

Page 9: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/4251/1/Makalah_Semnas_Komhindo.pdf · 2018-09-12 · eprints.ulm.ac.id

317

Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan.Terbitan ke-2. Penerbit ITB. Bandung

Mann, J. 1994. Natural Product: Their Chemistry and Biological Significance, Longman Group. UK.

Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB. Bandung. Sudrajat, A. 2007.Studi Fitokimia Untuk Mengetahui Kandungan Obat pada Lima Jenis

Tumbuhan Hutan di Daerah Muara Teweh Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah.Skripsi. Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.Tidak dipublikasikan.

Yuiani. 2003. Studi Fitokimia Lima Jenis Tumbuhan Hutan Sebagai Obat Tradisional di HPU Mandiangin, Kabupaten Banjar. Kalimantan Selatan.Tidak dipublikasikan.