HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK...

74
HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK DENGAN KEJADIAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MAHASISWA PSPD FKIK UIN JAKARTA Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh GHINA WIDIASIH NIM: 1112103000027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN JAKARTA 1436 H/ 2015

Transcript of HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK...

Page 1: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK

DENGAN KEJADIAN NYERI PUNGGUNG BAWAH

MAHASISWA PSPD FKIK UIN JAKARTA

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Oleh

GHINA WIDIASIH

NIM: 1112103000027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

JAKARTA

1436 H/ 2015

Page 2: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian
Page 3: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian
Page 4: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian
Page 5: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan penelitian ini yang berjudul “Hubungan Posisi Belajar

dan Lama Duduk dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah Mahasiswa PSPD

FKIK UIN Jakarta”. Dalam pelaksanaan penulisan hasil penelitian ini, penulis telah

memperoleh bimbingan dan pencerahan dari banyak pihak. Penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan dr. Achmad Zaki, Sp.OT, M.Epid selaku Kaprodi PSPD UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp.OT dan dr. Jono Ulomo, Sp.PK selaku Pembimbing

1 dan Pembimbing 2 yang telah memberikan banyak masukan dan nasihat

kepada saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

3. dr. Achmad Zaki, Sp.OT, M.Kes dan dr. Ayat Rahayu, Sp.Rad selaku penguji

pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

ini.

4. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS dan dr. Flori Ratna Sari, Ph.D

selaku penanggung jawab modul riset.

5. Kedua orang tua saya, Ir. Haryoko Edi Widodo dan Ratih Sugihasih, S.E yang

telah membesarkan dan memberikan kasih sayang tak terbatas kepada saya.

Kakek dan nenek saya, Kaboel Subroto, Srijati(alm.), Ir. Sugihardjo

Atmodiwirjo(alm.), dan Murbengsih yang selalu menjadi inspirasi bagi saya.

Seluruh anggota keluarga yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu per

satu. Terima kasih atas kasih sayang, doa, dan dukungan yang tak henti

mengalir selama saya menjalani masa pendidikan.

Page 6: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

vi

6. Bu Pipit dan Pak Ajip selaku petugas administrasi FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta bagian akademik yang membantu dalam proses

pembuatan surat persetujuan etika penelitian.

7. Teman-teman kelompok riset, Adlina Zahra, Rakha Faturachman, dan

Muhammad Nicco Hakim. Terima kasih telah berjuang bersama saya untuk

menyelesaikan penelitian ini.

8. Muhammad Alfa Septiano Yunus yang senantiasa memberi dukungan dan

meyakinkan diri saya untuk pantang menyerah.

9. Teman-teman PSPD 2012. Terima kasih atas rasa kekeluargaan yang selalu

saya rasakan ketika bersama kalian selama ini. Kita memang benar-benar

together, better, stronger.

Akhir kata, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun

untuk perbaikan penulisan hasil penelitian ini.

Ciputat, 26 Agustus 2015

Ghina Widiasih

Page 7: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

vii

ABSTRAK

Ghina Widiasih. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Posisi Belajar

dan Lama Duduk dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah Mahasiswa PSPD

FKIK UIN Jakarta.

Nyeri punggung bawah adalah penyakit yang banyak ditemukan di seluruh

dunia. Nyeri punggung bawah pada mahasiswa dapat menyebabkan berkurangnya

produktivitas dan menurunnya prestasi akademik di kampus. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui besar masalah nyeri punggung bawah pada mahasiswa

kedokteran disertai dengan faktor risikonya. Desain yang digunakan pada penelitian

ini adalah analitik observasional potong lintang. Data diperoleh dari Kuesioner

Roland-Morris versi Bahasa Indonesia dengan beberapa pertanyaan tambahan

mengenai posisi belajar dan lama duduk yang dibagikan kepada subyek penelitian.

Sebanyak 225 orang dipilih secara acak dari seluruh jumlah mahasiswa PSPD

FKIK UIN Jakarta angkatan 2012-2014 dan diikutsertakan dalam penelitian ini.

Dalam satu tahun terakhir, prevalensi kejadian nyeri punggung bawah pada

mahasiswa PSPD FKIK UIN Jakarta adalah 16,9% (n=38, IK 95% 12-21,8) dan

menurun dalam satu minggu terakhir menjadi 11,1% (n=25, IK 95% 7-15,2). Pada

penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara posisi belajar

(p>0,1) dan lama duduk (p>0,2) dengan kejadian nyeri punggung bawah.

Kata kunci: nyeri punggung bawah, posisi belajar, lama duduk.

ABSTRACT

Ghina Widiasih. Medical Education Study Programme. Association between

Study Position and Sitting Time with Low Back Pain among Medical Students in

PSPD FKIK UIN Jakarta.

Low back pain is the most common problem worldwide. Low back pain in

students can result in reduced productivity and decreased concentration. This study

is conducted to depict the prevalence of low back pain in medical students and its

risk factors. A cross-sectional study was carried out in medical college of UIN

Jakarta. Data were collected from 225 students who were randomly chosen. They

were required to fill out Indonesian version of Roland-Morris Disability

Questionnaire with some additional question about sitting position and sitting time.

The prevalence of low back pain among the students over the last one year was

16,9% (n=38, CI 95% 7-15,2) with a prevalence of 11,1% (n=25, CI 95% 12-21,8)

over the last one week. No association with low back pain was seen for study

position (p>0,1) and sitting time (p>0,2).

Keywords: low back pain, study position, sitting time.

Page 8: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xv

BAB I .................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2

1.3 Hipotesis ............................................................................... 2

1.4 Tujuan ................................................................................... 2

1.4.1 Tujuan Umum ............................................................. 2

1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................ 3

1.5 Manfaat ................................................................................. 3

1.5.1 Bagi Peneliti ............................................................... 3

1.5.2 Bagi Institusi ............................................................... 3

1.5.3 Bagi Masyarakat ......................................................... 3

BAB II .................................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4

2.1 Landasan Teori ..................................................................... 4

2.1.1 Anatomi Tulang Belakang .......................................... 4

2.1.1.1 Corpus Vertebra ............................................ 5

2.1.1.2 Arcus Vertebra .............................................. 5

Page 9: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

ix

2.1.1.3 Processus Spinosus ....................................... 6

2.1.1.4 Discus Intervertebralis .................................. 6

2.1.1.5 Regio Lumbal dan Regio Sacral ................... 7

2.1.2 Biomekanika Torakolumbal ....................................... 9

2.1.3 Definisi Nyeri Punggung Bawah ................................ 10

2.1.4 Epidemiologi Nyeri Punggung Bawah ....................... 10

2.1.5 Patogenesis Nyeri Punggung Bawah .......................... 11

2.1.6 Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah ........................ 11

2.1.7 Faktor-Faktor Risiko Nyeri Punggung Bawah ........... 12

2.1.7.1 Posisi Belajar ................................................ 12

2.1.7.2 Lama Duduk .................................................. 15

2.1.7.3 Faktor Risiko Lain ........................................ 15

2.2 Roland-Morris Disability Questionnaire .............................. 15

2.3 Kerangka Konsep ................................................................. 17

2.4 Kerangka Teori ..................................................................... 18

2.5 Definisi Operasional ............................................................. 19

BAB III .................................................................................................... 20

METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 20

3.1 Desain Penelitian .................................................................. 20

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 20

3.3 Alat dan Bahan Penelitian .................................................... 20

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 20

3.4.1 Populasi Subyek Penelitian ........................................ 20

3.4.2 Besar Sampel .............................................................. 21

3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel ...................................... 23

3.5 Kriteria Sampel ..................................................................... 23

3.5.1 Kriteria Inklusi............................................................ 23

3.5.2 Kriteria Eksklusi ......................................................... 23

3.6 Cara Kerja Penelitian ............................................................ 24

3.6.1 Persiapan Penelitian.................................................... 24

Page 10: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

x

3.6.2 Identifikasi Subyek Penelitian .................................... 24

3.6.3 Randomisasi Subyek .................................................. 25

3.6.4 Informed Consent ....................................................... 25

3.6.5 Membagikan Kuesioner.............................................. 25

3.6.6 Analisis SPSS ............................................................. 25

3.7 Alur Penelitian ...................................................................... 26

3.8 Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 26

3.9 Etika Penelitian ..................................................................... 27

BAB IV .................................................................................................... 28

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 28

4.1 Karakteristik Data Penelitian ................................................ 28

4.2 Hasil dan Pembahasan .......................................................... 28

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Roland-Morris ............................................................ 28

4.2.2 Analisis Univariat ....................................................... 29

4.2.2.1 Prevalensi Nyeri Punggung Bawah pada

Mahasiswa PSPD FKIK UIN Jakarta ............. 29

4.2.3 Analisis Bivariat ......................................................... 32

4.2.3.1 Hubungan Lama Duduk dengan Kejadian

Nyeri Punggung Bawah pada Mahasiswa

PSPD FKIK UIN Jakarta ................................ 32

4.2.3.2 Hubungan Posisi Belajar dengan Kejadian

Nyeri Punggung Bawah pada Mahasiswa

PSPD FKIK UIN Jakarta ................................ 35

4.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................ 37

BAB V .................................................................................................... 39

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 39

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 39

5.2 Saran ..................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 40

Page 11: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

xi

LAMPIRAN .................................................................................................... 45

Page 12: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Posisi Kerja dan Keluhan yang Berhubungan .................................... 13

Tabel 2 Prevalensi Nyeri Punggung Bawah pada Mahasiswa

PSPD FKIK UIN ................................................................................ 29

Tabel 3 Distribusi Mahasiswa berdasarkan Kebiasaan Duduk Lama .............. 30

Tabel 4 Distribusi Mahasiswa berdasarkan Tempat Belajar ............................ 31

Tabel 5 Hubungan Lama Duduk dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah

dalam Satu Tahun Terakhir ................................................................ 32

Tabel 6 Hubungan Lama Duduk dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah

dalam Satu Minggu Terakhir .............................................................. 34

Tabel 7 Hubungan Posisi Belajar dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah

dalam Satu Tahun Terakhir ................................................................ 35

Tabel 8 Hubungan Posisi Belajar dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah

dalam Satu Minggu Terakhir .............................................................. 36

Page 13: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tulang Belakang ............................................................................. 4

Gambar 2 Kurva Normal Tulang Belakang ..................................................... 5

Gambar 3 Bagian-Bagian Tulang Vertebra ..................................................... 6

Gambar 4 Discus Intervertebralis .................................................................... 7

Gambar 5 Tampak Lateral Vertebrae Lumbal ................................................. 7

Gambar 6 Regio Sacral .................................................................................... 8

Gambar 7 Contoh Posisi Kerja yang Banyak Menimbulkan Masalah ............ 13

Gambar 8 Variasi Duduk-Berdiri yang Ergonomis ......................................... 14

Page 14: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Validitas RMDQ Nyeri Punggung Bawah Satu Minggu

Terakhir ........................................................................................ 45

Lampiran 2 Uji Validitas RMDQ Nyeri Punggung Bawah Satu Tahun

Terakhir ....................................................................................... 46

Lampiran 3 Uji Reliabilitas RMDQ Nyeri Punggung Bawah Satu Minggu

Terakhir ........................................................................................ 47

Lampiran 4 Uji Reliabilitas RMDQ Nyeri Punggung Bawah Satu Tahun

Terakhir ........................................................................................ 48

Lampiran 5 Ethical Clearance ......................................................................... 49

Lampiran 6 Perizinan Penggunaan dan Penerjemahan RMDQ ....................... 50

Lampiran 7 Informed Consent ......................................................................... 51

Lampiran 8 Kuesioner Penelitian ..................................................................... 52

Lampiran 9 Hasil SPSS Analisis Univariat...................................................... 55

Lampiran 10 Hasil SPSS Analisis Bivariat ...................................................... 56

Lampiran 11 Riwayat Hidup Penulis ............................................................... 58

Page 15: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

xv

DAFTAR SINGKATAN

FKIK = Fakultas Kesehatan dan Ilmu Kesehatan

MRI = Magnetic Resonance Imaging

PSPD = Program Studi Pendidikan Dokter

RMDQ = Roland-Morris Disability Questionnaire

TNF = Tumor Necrosis Factor

UIN = Universitas Islam Negeri

Page 16: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah penyakit yang banyak

ditemukan di seluruh dunia. Kejadian nyeri punggung bawah dalam satu tahun di

beberapa negara di Benua Asia dan Eropa seperti Denmark, Inggris, Kuwait, dan

Israel menunjukkan rata-rata terjadi pada lebih dari 18% populasi di masing-masing

negara. Penyakit ini memiliki jumlah rekurensi lebih dari 50% dalam satu tahun

berikutnya setelah kejadian pertama.1 Ketidaknyamanan saat beraktivitas dan

angka kekambuhan yang tinggi membuat nyeri punggung bawah menjadi salah satu

penyebab dari disabilitas dalam melakukan aktivitas.

Mahasiswa kedokteran sangat identik dengan aktivitas kuliah dan belajar.

Nyeri punggung bawah pada mahasiswa dapat menyebabkan berkurangnya

produktivitas dan menurunnya prestasi akademik di kampus. Apabila hal ini

berlanjut sampai di tingkat pendidikan profesi, maka akan menghasilkan kinerja

yang turun dan konsentrasi yang berkurang sehingga jumlah hari kerja juga

berkurang.

Beberapa penelitian di India, Malaysia, dan Austria menunjukkan bahwa

prevalensi nyeri punggung bawah pada mahasiswa kedokteran cukup tinggi.2

Prevalensi nyeri punggung bawah dalam satu tahun terakhir pada mahasiswa

kedokteran di New Delhi sebesar 47,5%.2 Posisi tubuh yang salah dan duduk terlalu

lama saat kuliah dan belajar merupakan salah satu faktor risiko nyeri punggung

bawah.2 Tomita et al (2010) menyimpulkan bahwa orang yang bekerja dengan

posisi tubuh tidak tegak saat duduk lima kali lebih berisiko mengalami nyeri

punggung bawah daripada orang yang bekerja dengan postur yang tegak.3 Waktu

duduk yang ideal adalah kurang dari enam jam dalam satu hari, sedangkan duduk

6-9 jam perhari dapat meningkatkan risiko kejadian nyeri punggung bawah.4,5

Mahasiswa kedokteran menghabiskan waktu untuk duduk saat kuliah lebih dari

Page 17: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

2

enam jam dalam sehari. Hal ini membuat total waktu yang dihabiskan untuk duduk

dalam sehari kira-kira lebih dari sembilan jam dan sangat berisiko untuk mengalami

nyeri punggung bawah.

Penelitian terhadap nyeri punggung bawah pada mahasiswa kedokteran di

Indonesia, baik prevalensi maupun faktor risikonya belum pernah dilakukan.

Padahal prevalensi nyeri punggung bawah pada mahasiswa kedokteran berdasarkan

penelitian di atas cukup tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang

prevalensi dan faktor risiko nyeri punggung bawah terhadap mahasiswa kedokteran

di Indonesia untuk mencegah penurunan kinerja mahasiswa.

1.2 Rumusan Masalah

Berapa prevalensi nyeri punggung bawah pada mahasiswa PSPD FKIK

UIN Jakarta?

Apakah terdapat hubungan antara posisi belajar dan lama duduk dengan

kejadian nyeri punggung bawah pada mahasiswa PSPD FKIK UIN Jakarta?

1.3 Hipotesis

Terdapat hubungan antara posisibelajar dengan kejadian nyeri punggung

bawah pada mahasiswa PSPD FKIK UIN Jakarta.

Terdapat hubungan antara lama duduk dengan kejadian nyeri punggung

bawah pada mahasiswa PSPD FKIK UIN Jakarta.

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui besar masalah nyeri punggung bawah pada mahasiswa

kedokteran disertai dengan faktor risikonya.

Page 18: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

3

1.4.2 Tujuan Khusus

Mengetahui prevalensi nyeri punggung bawah pada mahasiswa PSPD FKIK

UIN Jakarta.

Mengetahui hubungan antara posisi belajar dengan kejadian nyeri punggung

bawah pada mahasiswa PSPD FKIK UIN Jakarta.

Mengetahui hubungan antara lama duduk dengan kejadian nyeri punggung

bawah pada mahasiswa PSPD FKIK UIN Jakarta.

1.5 Manfaat

1.5.1 Bagi Peneliti

Mengetahui hubungan antara posisi belajar dan lama duduk dengan

kejadian nyeri punggung bawah pada mahasiswa kedokteran.

Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan suatu

penelitian di bidang kesehatan.

Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.5.2 Bagi Institusi

Mendapatkan referensi ttg hubungan antara posisi belajar dan lama duduk

dengan kejadian nyeri punggung bawah.

Menginspirasi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

1.5.3 Bagi Masyarakat

Mendapatkan informasi mengenai hubungan posisi belajar dan lama duduk

dengan kejadian nyeri punggung bawah.

Page 19: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Anatomi Tulang Belakang

Tulang belakang terdiri dari serangkaian tulang-tulang vertebrae. Pada masa

pembentukannya, tulang belakang yang tumbuh berjumlah 33 buah. Namun ketika

seorang manusia tumbuh dewasa, beberapa tulang vertebrae di regio sacral dan

coccygeal akan bersatu sehingga jumlah ruas tulang belakang yang ada hingga

dewasa berjumlah 26 buah. Ruas-ruas tulang belakang tersebut dibagi menjadi lima

regio, yaitu regio cervical (7 buah), thoracal (12 buah), lumbar (5 buah), sacral (1

buah), dan coccygeal (1 buah). Dari semua tulang vertebrae, bagian yang bisa

digerakkan hanya region cervical, thoracal, dan lumbar.6

Gambar 1. Tulang Belakang6

Jika dilihat dari sisi anterior atau posterior, bentuk tulang belakang tampak

lurus. Namun ketika dilihat dari sisi lateral, tulang belakang terlihat cembung di

regio cervical dan lumbar, kemudian mencekung di regio thoracal dan sacral.

Bentuk normal tulang belakang ini meningkatkan titik tumpu beban tubuh ketika

berdiri, berjalan, dan mencegah terjadinya fraktur pada tulang vertebrae. Beberapa

Page 20: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

5

kondisi mekanis yang tidak fisiologis dapat membuat bentuk tulang belakang

berubah dan menyebabkan ketidakseimbangan tubuh yang terkadang disertai rasa

nyeri.6

Gambar 2. Kurva Normal Tulang Belakang6

2.1.1.1 Corpus Vertebra

Corpus vertebra adalah bagian tebal berbentuk lingkaran yang menjadi titik

tumpu sebuah os vertebra. Sisi superior dan inferior corpus vertebra memiliki

permukaan yang kasar, sebagai tempat melekatnya kartilago diskus intervertebralis.

Permukaan anterior dan lateralnya memiliki nutrient foramina, tempat penerimaan

nutrisi dan oksigen dan pembuangan karbondioksida dari dan ke pembuluh darah.6

2.1.1.2 Arcus Vertebra

Arcus vertebra terbentuk dari dua tonjolan tebal seperti kaki yang terletak

di belakang corpus vertebra. Arcus vertebra dan corpus vertebra bersatu

mengelilingi spinal cord membentuk foramen vertebra. Foramen vertebra berisi

spinal cord, jaringan adiposa, jaringan ikat, dan pembuluh darah. Susunan foramina

vertebrae membentuk canalis spinalis.6

Page 21: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

6

2.1.1.3 Processus Spinosus

Processus spinosus adalah tujuh buah tonjolan tulang yang terletak pada

arcus vertebra. Dua tonjolan di masing-masing sisi lateral arcus vertebra dan satu

di bagian belakang memiliki fungsi sebagai tempat menempelnya otot-otot.

Sedangkan empat tonjolan lainnya membentuk persendian dengan tulang vertebrae

atas atau bawahnya. Dua buah articulatio processus superior membentuk

persendian dengan dua buah articulatio processus inferior dari tulang vertebra di

bawahnya dan begitu pun seterusnya. Permukaan persendian tersebut disebut sendi

facets.6

Gambar 3. Bagian-Bagian Tulang Vertebra6

2.1.1.4 Discus Intervertebralis

Discus intervertebralis terletak di antara corpus vertebrae mulai dari tulang

vertebra cervical kedua sampai regio sacral. Masing-masing dickus intervertebralis

memiliki cincin yang terbuat dari kartilago dan fibrosa yang disebut annulus

fibrosus. Bagian dalam discus intervertebralis terdiri dari permukaan yang elastis,

disebut nucleus pulposus. Discus intervertebralis membentuk persendian yang kuat

sehingga memungkinkan tulang belakang untuk bergerak dan menopang beban

yang berat. Ketika sedang menopang beban, discus intervertebralis menjadi lebih

pipih dan lebih lebar.6

Page 22: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

7

Discus intervertebralis tidak memiliki pembuluh darah. Annulus fibrosus

dan nucleus pulposus menerima suplai darah dari pembuluh darah yang ada di

corpus vertebrae. Berolahraga dapat meningkatkan masukan oksigen dan nutrisi

bagi discus intervertebralis.6

Gambar 4. Discus Intervertebralis6

2.1.1.5 Regio Lumbal dan Regio Sacral

Regio Lumbal

Tulang-tulang di regio lumbal adalah tulang-tulang terbesar dan

terkuat dari seluruh tulang yang ada di tulang belakang. Hal ini disebabkan

karena semakin bawah tulang vertebrae, semakin besar pula beban tubuh

yang ditopang. Tulang vertebra di regio lumbal memiliki struktur yang

tebal, lebar, dan telah dirancang sedemikian rupa untuk menjadi tempat

menempelnya otot-otot punggung yang besar.6

Gambar 5. Tampak Lateral Vertebrae Lumbal6

Page 23: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

8

Regio Sacral

Regio sacral terbentuk dari bersatunya lima tulang vertebra dan

membentuk sebuah segitiga. Tulang-tulang di regio sacral mulai menyatu

pada saat usia 16-18 tahun kehidupan dan selesai di usia 30 tahun. Regio

sacral terletak di tengah rongga pelvis di antara dua tulang panggul dan

memiliki tulang-tulang vertebra yang kuat untuk menopang bagian pelvis.6

Bagian anterior permukaan regio sacral yang cekung menghadap ke

rongga pelvis. Pada permukaannya, terdapat garis-garis melintang

membentuk empat buah sutura yang menjadi penanda menyatunya tulang-

tulang di regio sacral. Di bagian ujung sutura-sutura ini, terdapat foramen

sacralis anterior. Bagian lateral dari permukaan regio sacral memiliki

permukaan yang rata disebut ala sacral, terbentuk dari menyatunya tulang

vertebra di regio sacral yang pertama (S1).6

Bagian posterior permukaan regio sacral yang cembung mempunyai

krista sacralis medianus, processus spinosus tulang vertebra sacral yang

telah menyatu, krista sacralis lateral, processus tranversus tulang vertebra

sacral yang telang menyatu, dan empat pasang foramen sacralis posterior.

Foramen-foramen ini terhubung dengan foramen sacralis anterior agar dapat

dilalui oleh saraf dan pembuluh darah.6

Gambar 6. Regio Sacral6

Page 24: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

9

Kedua sisi lateral permukaan regio sacral memiliki permukaan

berbentuk seperti telinga yang membentuk persendian bersama os ilium

menjadi art sacroiliaca. Bagian posteriornya memiliki tekstur yang tidak

rata disebut tuberositas sacralis. Tuberositas sacralis memiliki lekukan yang

menjadi tempat menempelnya ligament-ligamen dan menyatu dengan

tulang panggul untuk membentuk art sacroiliaca. Bagian superior dari

processus regio sacral membentuk persendian dengan processus tulang

vertebra lumbar kelima (L5) dan bagian dasar dari regio sacral membentuk

persendian dengan badan tulang vertebra lumbar kelima (L5) membentuk

art lumbosacralis.6

2.1.2 Biomekanika Torakolumbal

Terdapat tiga macam gaya yang bekerja pada regio torakolumbal, yaitu

menekuk, kompresi, dan torsi. Gaya menekuk adalah gaya yang bekerja sejajar

dengan discus intervertebralis. Gaya menekuk membuat vertebrae bergerak ke arah

kanan, kiri, depan, dan belakang. Gaya kompresi merupakan gaya yang berbanding

terbalik dengan gaya menekuk. Gaya kompresi arahnya tegak lurus dengan garis

tengah discus intervertebralis. Sedangkan gaya torsi adalah gaya yang membuat

vertebrae berputar pada porosnya.7

Gaya-gaya tersebut dapat menimbulkan masalah pada kesehatan manusia

apabila dilakukan secara berlebihan. Contoh gaya menekuk adalah posisi vertebrae

yang hiperekstensi pada saat pronasi. Posisi ini menghasilkan gaya dari ligament-

ligamen interspinosus sehingga mengakibatkan trauma pada sendi-sendi di bagian

anterior. Sedangkan perpaduan gaya regangan dan tekanan pada saat duduk

bersandar akan menekan discus intervertebralis.8

Page 25: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

10

2.1.3 Definisi Nyeri Punggung Bawah

International Classification of Disease mendefinisikan nyeri punggung

bawah (low back pain) sebagai nyeri akut atau kronik di regio lumbal dan atau

sacral dari tulang belakang yang disebabkan oleh sprain, strain, pergeseran diskus

intervertebralis9, ataupun berasal dari semua bagian anatomi yang berada di sekitar

tulang belakang.10

Beberapa faktor mekanik, seperti duduk terlalu lama, postur dan posisi

tubuh yang buruk, berdiri, berjalan, memanggul beban yang berat, membungkuk,

mengangkat, dan menjinjing beban diduga mempunyai peran penting dalam

mengakibatkan nyeri punggung bawah.11 Namun, hingga saat ini beberapa faktor

lainnya seperti obesitas,12 konsumsi kopi dan kebiasaan merokok,13 serta aktivitas

sehari-hari,14 juga terbukti memiliki hubungan dengan kejadian nyeri punggung

bawah, sehingga penyebab nyeri punggung bawah sering tidak dapat disadari

penderitanya. Nyeri punggung bawah dengan penyebab yang tidak diketahui

disebut nyeri punggung bawah tidak spesifik.11

2.1.4 Epidemiologi Nyeri Punggung Bawah

Prevalensi nyeri punggung bawah terhadap orang dewasa di dunia adalah

22-65%.15 Penelitian lanjutan tentang prevalensi nyeri punggung bawah di dunia

pada orang dewasa tahun 1980-2009 mengalami penurunan menjadi 18,3-38%.16

Meskipun demikian, nyeri punggung bawah masih menjadi masalah yang cukup

besar di seluruh dunia.17,18,19,20

Kejadian nyeri punggung bawah lebih banyak terjadi pada wanita daripada

laki-laki. Berdasarkan umur, kejadian nyeri punggung bawah terus meningkat

secara progresif hingga kelompok umur dewasa dan mencapai puncak di antara

umur 40-69 tahun, kemudian kembali menurun. Kelompok dengan jenis kelamin

perempuan mencapai puncak progresif nyeri punggung bawah lebih dahulu

daripada laki-laki. Namun pada analisis regresi, faktor umur memiliki hubungan

yang lebih berpengaruh terhadap nyeri punggung bawah dibandingkan dengan

faktor lain.16

Page 26: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

11

2.1.5 Patogenesis Nyeri Punggung Bawah

Beberapa peneliti mengklasifikasikan nyeri pungung bawah berdasarkan

waktu, yaitu subakut (6 minggu), akut (6-12 minggu), dan kronik (lebih dari 12

minggu).21,22 Nyeri punggung bawah dengan onset akut sering berkaitan dengan

faktor yang berhubungan dengan stimulasi nosiseptor, sedangkan nyeri punggung

bawah dengan onset kronik juga dapat berhubungan dengan status psikososial.11,23

Semua bagian anatomi dari vertebrae dapat menjadi asal mula dari nyeri punggung

bawah.24

Nyeri punggung bawah menunjukkan hubungan bermakna dengan

degenerasi diskus lumbaris jika dilihat dengan MRI.11 Penyempitan ruang diskus

(OR 1,9; IK 95% 1,4-2,8), degenerasi diskus (OR 2,18; 1,4-3,1), dan herniasi diskus

(OR 2,07; 1,4-3,1) adalah kejadian yang cenderung terjadi pada laki-laki dengan

nyeri punggung bawah.25,26

2.1.6 Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah

Pada orang-orang yang menderita nyeri punggung bawah, ditemukan kadar

Tumour Necrosis Factor α (TNF-α) yang positif dengan kadar yang lebih tinggi

daripada orang yang tidak menderita nyeri punggung bawah setelah 6 bulan

pengamatan.27 Hal ini membuat TNF-α berperan menjadi salah satu alur

patofisiologi yang mungkin bagi nyeri punggung bawah. Selain itu, pada penelitian

lain juga ditemukan kemungkinan alur patofisiologi lain, yaitu keluarnya growth

factor saraf dari nucleus pulposus yang mengalami degenerasi sehingga

menyebabkan transmisi rasa nyeri.28

Duduk menyebabkan pelvis berotasi ke arah belakang. Rotasi dari pelvis

dapat mengubah derajat sudut lumbar lordosis, dan menambah derajat persendian

pada panggul dan derajat persendian pada lutut. Hal ini membuat usaha yang

dilakukan otot menjadi lebih berat, sehingga kerja otot meningkat dan menekan

diskus vertebralis.29

Page 27: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

12

Postur saat duduk dipengaruhi oleh sudut sandaran punggung, sudut

dudukan kursi dengan keempukan busa, dan ada atau tidaknya sanggahan tangan.

Sandaran punggung yang memiliki sudut 110°-130° adalah tumpuan yang paling

ideal karena menghasilkan tekanan paling rendah bagi diskus intervertebralis

dengan kerja otot yang paling ringan. Dudukan kursi yang memiliki sudut 5° dan

sanggahan tangan juga dapat menurunkan tekanan diskus intervertebralis dan kerja

otot saat duduk.29

Faktor-faktor risiko nyeri punggung bawah tersebut di atas yang dimiliki

masing-masing individu dapat meningkatkan stres mekanik dan menyebabkan

nyeri punggung bawah akut. Nyeri akut yang dialami akan menimbulkan rasa takut

terhadap nyeri sehingga sensitivitas yang dimiliki seseorang terhadap rasa nyeri

akan meningkat. Hal tersebut menyebabkan terbentuknya neuroplastisitas dan

terjadinya sensitisasi pada sistem saraf pusat yang nantinya akan menyebabkan

penurunan range of motion akibat rasa takut terhadap nyeri tersebut. Penurunan

range of motion dapat menyebabkan terjadinya atrofi otot yang mengakibatkan

timbulnya fibrosis. Namun, peningkatan stres mekanik sendiri pun dapat

mengakibatkan peningkatan range of motion yang nantinya akan menimbulkan

microinjury. Proses inflamasi yang terjadi setelah proses tersebut juga akan

mengakibatkan timbulnya fibrosis.30

Proses fibrosis yang terjadi pada otot dapat menimbulkan kekakuan pada

otot. Selain itu, fibrosis juga dapat meningkatkan aktivitas nosiseptor yang berujung

pada pengeluaran mediator inflamasi, growth factor, dan adrenalin. Kekakuan pada

otot dan pengeluaran mediator-mediator inflamasi ini nantinya akan menyebabkan

nyeri punggung bawah yang kronik.30

2.1.7 Faktor-Faktor Risiko Nyeri Punggung Bawah

2.1.7.1 Posisi Belajar

Macam-macam posisi yang diperagakan mahasiswa saat belajar seringkali

menyebabkan nyeri di berbagai bagian tubuh. Van Wely (1970) telah

Page 28: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

13

mengidentifikasi keluhan-keluhan yang sering timbul dari berbagai posisi saat

bekerja dalam tabel 1.31

Tabel 1. Posisi Kerja dan Keluhan yang Berhubungan29

Jenis Posisi Lokasi Keluhan

Berdiri Kaki, punggung bawah

Duduk tanpa lower back support Punggung bawah

Duduk tanpa back support Punggung tengah

Duduk tanpa pijakan kaki Lutut, kaki, punggung bawah

Duduk dengan meletakkan siku di meja Punggung atas, leher bawah

Mengulurkan lengan ke atas Bahu, lengan atas

Kepala menunduk Leher

Badan membungkuk Punggung bawah, punggung tengah

Posisi menekuk Otot

Sendi dalam posisi yang ekstrem Sendi

Posisi menekuk atau tidak tegak, seringkali menyebabkan banyak masalah

biomekanik. Posisi yang sebaiknya dimiliki seseorang ketika bekerja adalah ketika

persendian berada pada posisi tengah. Contohnya, lengan tidak boleh terlalu

difleksikan atau diekstensikan. Contoh-contoh lain dari posisi bekerja yang banyak

menimbulkan masalah dapat dilihat pada gambar 8.31

Page 29: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

14

Gambar 7. Contoh Posisi Kerja yang Banyak Menimbulkan Masalah31

Posisi yang ideal saat belajar adalah dengan menggunakan meja dengan

tinggi 92 cm. Meja tersebut dapat mendukung baik posisi berdiri maupun duduk.

Untuk duduk, dapat digunakan kursi tinggi dengan sanggahan kaki yang nyaman.

Sehingga orang yang belajar di meja tersebut dapat melakukan pekerjaannya

dengan fleksibel dan ergonomis.31

Gambar 8. Variasi Duduk-Berdiri yang Ergonomis31

Tuntutan belajar yang tinggi membuat para mahasiswa seringkali belajar

hingga di tempat tidur. Padahal Anggrawal et al (2014) menemukan dalam

penelitiannya bahwa orang yang belajar di tempat tidur mengalami nyeri punggung

bawah 25% lebih banyak daripada orang yang belajar di meja belajar.2 Tentu hal

Page 30: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

15

ini dihubungkan dengan faktor ergonomis dari posisi yang dilakukan ketika belajar

di tempat tidur.

Pada saat belajar di tempat tidur, posisi tubuh menjadi tidak fisiologis.

Belajar dalam keadaan tiduran atau bersangga pada siku dapat membuat vertebrae

lumbal tidak mempunyai tumpuan, menjadi hiperekstensi, dan cervical menekuk

terlalu ekstrem.32 Akibatnya, titik tumpu tubuh berubah dan terjadilah keluhan-

keluhan seperti nyeri punggung bawah.

Page 31: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

16

2.1.7.2 Lama Duduk

Duduk terlalu lama telah terbukti menjadi sebuah risiko bagi kesehatan

manusia.33 Pengeluaran energi yang sedikit akibat tidak berpindah posisi dapat

menjadi faktor risiko dari peningkatan berat badan,34,35 sindrom metabolik,36 dan

nyeri punggung bawah.37 Para pekerja yang diharuskan duduk lama saat melakukan

pekerjaannya 3,2 kali lebih banyak mengalami nyeri punggung bawah pada tahun

pertama bekerja.38

Duduk lebih dari 9 jam dalam sehari dapat mengurangi lubrikasi pada sendi

dan menyebabkan kekakuan.4,5,39 Sekitar 60% pekerja mengeluh mengalami nyeri

punggung bawah40 akibat kurang bergerak dan posisi duduk yang tidak berubah-

ubah dalam waktu lama.41 Straker et al (2009) menemukan bahwa bekerja dengan

kegiatan yang lebih aktif dapat mengurangi angka morbiditas, salah satunya

menurunkan kejadian nyeri punggung bawah.42

2.1.7.3 Faktor Risiko Lain

Aggarwal et al (2014) menemukan bahwa faktor risiko lain yang secara

signifikan dapat menyebabkan nyeri punggung bawah, diantaranya adalah

membawa tas punggung yang berat, konsumsi kopi, dan riwayat keluarga

mengalami nyeri punggung bawah.2

2.2 Roland-Morris Disability Questionnaire

Roland-Morris Disability Questionnaire (RMDQ) adalah alat ukur status

kesehatan pasien untuk menilai disabilitas yang diakibatkan oleh nyeri punggung

bawah. RMDQ dapat digunakan sebagai alat penelitian maupun alat pemantau

pasien di klinik. RMDQ lebih cocok apabila digunakan pada nyeri punggung bawah

yang bersifat akut karena pada petunjuk pengisiannya, pasien diminta untuk

memilih butir pernyataan mana yang paling menggambarkan keadaannya pada saat

itu.43

Page 32: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

17

RMDQ berisi 24 butir pernyataan mengenai disabilitas yang disebabkan

oleh nyeri punggung bawah. Isi RMDQ cukup pendek, mudah dimengerti, dan

simpel untuk dijawab sehingga mudah digunakan. Walaupun dirancang untuk

dikerjakan secara tertulis, kesederhanaan RMDQ membuat kuesioner ini juga dapat

diisi melalui komputer dan pertanyaan via telepon.43 Stratford et al (1997)

menemukan bahwa respon yang kurang lengkap atau ambigu pada saat pengisian

RMDQ berjumlah lebih sedikit daripada Kuesioner Oswestry.44 Selain itu, apabila

dibandingkan dengan kuesioner lain seperti SF-36, the Sickness Impact Profile, the

Quebeck Back Scale, dan Kuesioner Oswestry, RMDQ memiliki korelasi dan

validitas yang cukup tinggi.43 Hal ini membuktikan bahwa RMDQ lebih mudah

dimengerti oleh pengisinya.

Namun, kesederhanaan dari RMDQ menjadi kelemahan juga bagi kuesioner

tersebut. Konten RMDQ yang terbatas hanya memiliki jangkauan yang sempit

untuk menilai disabilitas pasien. RMDQ hanya berfokus kepada gangguan

fungsional yang dialami pasien tanpa membahas lebih jauh sisi psikologi dan sosial

yang mungkin dihadapi pasien.43 Oleh karena itu, RMDQ menjadi kurang efektif

apabila digunakan untuk menilai nyeri punggung bawah yang berat karena nyeri

punggung bawah berat banyak berhubungan dengan faktor-fakor psikologi.11,23

Meskipun uji reliabilitas RMDQ dengan Crohnbach Alpha memberikan

hasil yang cukup baik (r>0,8), Stratford et al (1997) menyatakan bahwa beberapa

pernyataan di RMDQ sebenarnya berlebihan dan dapat dikurangi menjadi hanya 18

butir pernyataan.44 Macedo et al (2011) menemukan bahwa RMDQ yang dikurangi

kontennya memberikan hasil uji reliabilitas lebih tinggi daripada versi aslinya.45

Modifikasi RMDQ yang dinilai paling ideal adalah RMDQ dengan 18 butir

pernyataan.43

Page 33: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

18

2.3 Kerangka Konsep

Page 34: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

19

2.4 Kerangka Teori

Page 35: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

20

2.5 Definisi Operasional

Variabel Definisi Skala

Pengukuran

Cara Pengukuran Pengukur

Nyeri

punggung

bawah

Nyeri akut atau

kronik di regio

lumbal dan atau

sacral dari tulang

belakang.

Nominal Kuesioner Roland Morris

1. Nyeri punggung bawah (mengisi ya ≥ 3)43

2. Tidak nyeri punggung bawah (mengisi ya < 3)

Peneliti

Posisi Belajar Bentuk atau

posisi46 saat

belajar.

Ordinal Menurut yang diisi di kuesioner terbagi

menjadi2:

1. Belajar di tempat tidur

2. Belajar di meja belajar

3. Keduanya

Peneliti

Lama duduk Durasi46 duduk. Ordinal Menurut yang diisi di kuesioner terbagi

menjadi4,5:

1. Lama duduk berisiko tinggi (6-9 jam)

2. Duduk terlalu lama (>9 jam)

Peneliti

Page 36: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan

cross sectional.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2015.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

Penelitian menggunakan kuesioner Roland-Morris versi Bahasa Indonesia

yang telah menjalani uji validitas. Selain itu, faktor risiko posisi belajar dan lama

duduk juga diukur dengan kuesioner.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi Subyek Penelitian

Populasi target penelitian adalah mahasiswa kedokteran di Indonesia

Populasi terjangkau adalah mahasiswa preklinik PSPD FKIK UIN Jakarta

angkatan 2012, 2013, dan 2014.

Sampel penelitian adalah populasi terjangkau yang telah terpilih secara

acak.

Page 37: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

22

3.4.2 Besar Sampel

Untuk mengetahui jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

terlebih dahulu dihitung besar masalah nyeri punggung bawah dengan

menggunakan rumus besar sampel untuk penelitian deskriptif kategorik.47 Nilai

prevalensi (P) sebesar 47,5% diambil dari penelitian nyeri punggung bawah pada

mahasiswa kedokteran sebelumnya yang dilakukan di New Delhi, India.2

n = 𝑍𝛼2𝑃𝑄

𝑑2

= 1,962 𝑥 0,475 𝑥 0,525

0,072

= 196

Keterangan:

Zα = deviat α = 1,96

P = proporsi berdasarkan kepustakaan = 47,5%

Q = 1-P

d = presisi = 7%

Hasil rumus deskriptif kategorik tersebut kemudian diuji dengan rumus

prediksi P x n, agar memenuhi syarat besar sampel (P x n > 5).47 Pada penelitian

ini, angka 196 telah memenuhi syarat karena 47,5% ± 7% = 40,5% - 54,5%. Maka

jika dihitung dengan rumus P x n, akan mendapatkan nilai minimal 40,5% x 196 =

79,38 dan maksimal 54,5% x 196 = 106,82. Berarti, nilai 196 dapat digunakan dan

memenuhi syarat karena nilai keduanya >5.

Setelah mengetahui besar sampel untuk menghitung prevalensi nyeri

punggung bawah adalah 196 sampel, jumlah sampel untuk penelitian analitik

kategorik tidak berpasangan dihitung menggunakan rumus di bawah ini47:

Page 38: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

23

n1 = n2 = (𝑍𝛼√2𝑃𝑄+𝑍𝛽√𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2

𝑃1−𝑃2)

2

= (1,96 𝑥 √2 𝑥 0,7 𝑥 0,3+0,84 𝑥 √0,8 𝑥 0,2+0,6𝑥 0,4

0,8−0,6)

2

= 82

Keterangaan:

n1 = n2 = besar sampel

Zα = deviat α = 1,96

P = 𝑃1+𝑃2

2

Q = 1-P

Zβ = deviat beta = 0,84

P1 = 0,8

Q1 = 1-P1

P2 = 0,6

Q2 = 1-P2

Rumus di atas berdasarkan kesalahan tipe 1 5%, hipotesis dua arah, dan

kesalahan tipe 2 20%, dan P2 = 0,62, maka besar sampel yang dibutuhkan untuk

penelitian ini adalah sebanyak 164 orang.

Untuk mengantisipasi kemungkinan drop out, maka besar sampel

diperbesar dengan rumus sebagai berikut.47

n’ = 𝑛

1−𝑓

= 164

1−0,27

= 225

Page 39: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

24

n’ = besar sampel setelah antisipasi drop out

n = besar sampel yang dibutuhkan

f = prediksi drop out = 27%

Jadi, jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah 225 orang.

3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian adalah populasi terjangkau yang terpilih menggunakan

metode simple random sampling dengan Microsoft Excel menggunakan fungsi

=(RAND).

3.5 Kriteria Sampel

3.5.1 Kriteria Inklusi

Mahasiswa preklinik PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

angkatan 2012, 2013, dan 2014.

Bersedia menjadi subyek penelitian.

3.5.2 Kriteria Eksklusi

Mahasiswa/i preklinik PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

mempunyai kelainan dan penyakit tulang belakang yang dikonfirmasi dengan

kuesioner.

Page 40: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

25

3.6 Cara Kerja Penelitian

3.6.1 Persiapan Penelitian

Membuat permohonan ethical clearance

Permohonan ethical clearance diajukan ke Panitia Etik Penelitian Kedokteran

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pemilihan kuesioner

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah Roland-Morris Disability

Questionnaire. Kuesioner ini dipilih karena sudah sah dan dapat dipercaya. Selain

itu, kuesioner Roland-Morris cukup ringkas, sehingga apabila terdapat kerancuan

dalam pengisiannya, peneliti dapat dengan mudah melakukan follow-up pada

subyek.

Membuat permohonan penggunaan kuesioner Roland-Morris

Permohonan penggunaan kuesioner Roland-Morris dikirimkan melalui email

yang tertera di website, namun pada kuesioner tersebut juga telah disebutkan

bahwa setiap orang bebas untuk menerjemahkan dan menggunakannya.

Menerjemahkan kuesioner Roland-Morris ke dalam Bahasa Indonesia

Agar dapat dipahami oleh subyek penelitian, kuesioner yang telah dipilih

diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner

Kuesioner yang telah diterjemahkan kemudian menjalani uji validitas dengan

Pearson moment dan uji reliabilitas dengan Cronbach Alpha menggunakan

software IBM Statistics 20.

3.6.2 Identifikasi Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah mahasiswa preklinik PSPD FKIK UIN Jakarta.

Peneliti menjadikan kelompok ini sebagai subyek karena latar belakang masalah,

keterjangkauan, dan mampu laksana.

Page 41: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

26

3.6.3 Randomisasi Subyek

Besar sampel penelitian dihitung dengan rumus deskriptif kategorik dan

analitik kategorik tidak berpasangan, kemudian dipilih dengan metode simple

random sampling. Randomisasi dilakukan melalui software Microsoft Excel

dengan fungsi =(RAND).

3.6.4 Informed Consent

Subyek penelitian dibagikan lembar informed consent yang menyatakan

bahwa subyek tersebut bersedia atau tidak bersedia untuk menjadi sampel. Apabila

subyek tidak bersedia, maka subyek akan dieksklusi dari penelitian. Apabila subyek

bersedia, maka akan diikutsertakan dalam langkah selanjutnya pada penelitian.

3.6.5 Membagikan Kuesioner

Subyek yang bersedia mengikuti penelitian dibagikan kuesioner Roland-

Morris versi Bahasa Indonesia yang ditambahkan dengan pertanyaan mengenai

faktor risiko posisi belajar dan lama duduk. Dalam kuesioner tersebut, subyek juga

diberi pertanyaan apakah pernah mengalami kelainan tulang belakang. Jika ya,

maka subyek akan dieksklusi dari penelitian. Jika tidak, maka subyek akan

diikutsertakan dalam langkah selanjutnya pada penelitian.

3.6.6 Analisis SPSS

Kuesioner subyek yang telah memenuhi kriteria dianalisis dengan chi-

square menggunakan software IBM Statistics SPSS 20.

Page 42: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

27

3.7 Alur Penelitian

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

Data yang didapat diolah menggunakan software IBM SPSS Statistics 20.

Data tersebut dianalisis statistik menggunakan chi-square dan disajikan dalam

bentuk tabel dan grafik.

Page 43: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

28

3.9 Etika Penelitian

Ethical clearance penelitian ini diajukan ke Panitia Etik Penelitian

Kedokteran FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Semua sampel yang mengisi kuesioner

dalam penelitian ini akan terlebih dahulu dimintai persetujuannya dengan

menandatangani lembar informed consent. Semua data akan dijaga kerahasiaannya.

Kuesioner Roland-Morris yang akan dimintakan izin untuk dipakai dan

diterjemahkan kepada pembuatnya.

Page 44: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Data Penelitian

Dari seluruh mahasiswa preklinik PSPD FKIK UIN Jakarta, dipilih 225

sampel yang terdiri dari 78 orang mahasiswa angkatan 2012, 73 orang mahasiswa

angkatan 2013, dan 74 orang mahasiswa angkatan 2014. Pada periode

pengumpulan data, terdapat beberapa subyek yang menolak untuk dijadikan subyek

penelitian. Subyek-subyek penelitian yang menolak ini kemudian digantikan oleh

nomor random berikutnya dari proses random di Microsoft Excel.

4.2 Hasil dan Pembahasan

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Roland-Morris

Uji validitas dan reliabilitas Roland-Morris Disability Questionnaire telah

dilakukan pada 31 orang subyek. Uji validitas dilakukan pada 24 butir pernyataan

kuesioner dengan Pearson moment. Hasilnya terdapat 7 pernyataan yang tidak

valid, yaitu pernyataan nomor 5, 7, 9, 12, 13, 19,dan 20 (r<0,355). Setelah

membuang pernyataan yang tidak valid, dilakukan uji reliabilitas dengan Cronbach

Alpha. Hasil uji reliabilitas memberikan nilai Alpha yang lebih besar daripada nilai

r-table (r seminggu = 0,742 dan r setahun = 0,877), sehingga kuesioner Roland-

Morris yang telah diterjemahkan peneliti ke dalam Bahasa Indonesia dinyatakan

dapat dipercaya.

Page 45: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

30

4.2.2 Analisis Univariat

4.2.2.1 Prevalensi Nyeri Punggung Bawah pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN

Jakarta

Tabel 2 Prevalensi Nyeri Punggung Bawah pada Mahasiswa PSPD FKIK

UIN Jakarta tahun 2015

Variabel Satu minggu terakhir Satu tahun terakhir

Frekuensi Persentase

(%)

Frekuensi Persentase

(%)

Nyeri punggung

bawah

25 11,1 38 16,9

Tidak nyeri

punggung

bawah

200 88,9 187 83,1

Total 225 100 225 100

IK 95% 7.0% - 15.2% 12.0% – 21.8%

Pada tahun 2015, prevalensi nyeri punggung bawah pada mahasiswa PSPD

FKIK UIN Jakarta dalam satu minggu terakhir berjumlah 25 kasus (11,1%).

Sedangkan, dalam satu tahun terakhir kejadian nyeri punggung bawah berjumlah

lebih banyak dengan frekuensi 38 kasus(16,9%). Angka ini lebih kecil

dibandingkan penelitian di India yang menyatakan bahwa dalam satu tahun terakhir

terdapat 47,5% kejadian nyeri punggung bawah pada mahasiswa kedokteran di

New Delhi.2 Hal ini mungkin disebabkan oleh subyek yang diambil sebagai sampel

hanya dari mahasiswa yang masih duduk di bangku preklinik, sehingga kegiatan

yang dilakukan dan tuntutan untuk belajar yang dimiliki masing-masing subyek

belum seberat yang dialami oleh mahasiswa kedokteran yang sedang menempuh

pendidikan di klinik. Selain itu, kecilnya prevalensi kejadian nyeri pungung bawah

dapat juga disebabkan oleh faktor eksternal lain juga dapat menjadi penyebabnya,

sebagai contoh, mungkin kegiatan perkuliahan pendidikan dokter di India lebih

berat dibandingkan di Indonesia.

Page 46: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

31

Penurunan angka prevalensi kejadian nyeri punggung bawah antara satu

tahun terakhir dan satu tahun pertama menunjukkan bahwa mungkin pada periode

tersebut terdapat perbaikan dari nyeri punggung bawah yang dialami oleh

mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini sesuai dengan

Aggarwal et al (2013) yang menemukan bahwa prevalensi kejadian nyeri punggung

bawah pada mahasiswa kedokteran di India pada satu tahun terakhir lebih banyak

daripada satu minggu terakhir.2

Tabel 3 Distribusi Mahasiswa berdasarkan Kebiasaan Duduk Lama

Lama duduk Frekuensi Persentase (%)

Lama duduk berisiko

tinggi (6-9 jam)

101 44,89

Duduk terlalu lama (>9

jam)

124 55,11

Total 225 100

Berdasarkan prevalensi tersebut, mahasiswa yang mempunyai lama duduk

berisiko tinggi (6-9 jam) berjumlah 101 orang (44,89%) dan yang mengaku duduk

terlalu lama (>9 jam) berjumlah 124 orang (55,11%).

Page 47: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

32

Tabel 4 Distribusi Mahasiswa berdasarkan Tempat Belajar

Tempat belajar Frekuensi Persentase(%)

Tempat tidur 64 28,44

Meja belajar 42 18,67

Keduanya 119 52,89

Total 225 100

Menurut tempat belajarnya, mahasiswa yang mengaku belajar di tempat

tidur berjumlah 64 orang (28,44%), di meja belajar 42 orang (18,67%), dan

keduanya sebanyak 119 orang (52,89%).

Page 48: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

33

4.2.3 Analisis Bivariat

4.2.3.1 Hubungan Lama Duduk dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah

pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN Jakarta

Tabel 5 Hubungan Lama Duduk dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah

dalam Satu Tahun Terakhir

Lama duduk Nyeri punggung bawah satu tahun

terakhir

Total

(+) (-)

N % N % N %

Lama duduk

berisiko

tinggi (6-9

jam)

18 8 106 47,11 124 55,11

Duduk terlalu

lama (>9 jam)

20 8,89 81 36 101 44,89

Total 38 16,89 187 83,11 225 100

p 0.293

OR 1.454

Terdapat 20 orang (8,89%) yang mengalami kejadian nyeri punggung

bawah pada mahasiswa yang duduk terlalu lama (>9 jam) dalam satu tahun terakhir.

Angka ini lebih kecil daripada hasil pelitian yang dilakukan kepada sekelompok

pekerja di Thailand pada tahun 2009. Pekerja yang mengalami nyeri punggung

bawah setelah bekerja dalam posisi duduk yang tidak berubah-ubah dalam waktu

yang lama mencapai jumlah 60%.38 Hal ini mungkin disebabkan oleh nyeri

punggung bawah sebagai penyakit dengan predisposisi yang multifaktor, sehingga

perlu sebuah penelitian dengan analisis multivariat untuk melihat hasil yang lebih

Page 49: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

34

valid dan signifikan. Terbukti, hasil uji analisis bivariat terhadap variabel lama

duduk dengan kejadian nyeri punggung bawah dalam satu tahun terakhir memiliki

hubungan tidak bermakna (p>0,05) yang menandakan bahwa kedua hal tersebut

tidak berhubungan.

Perbedaan prevalensi nyeri punggung bawah antara subyek yang memiliki

lama duduk berisiko tinggi (6-9 jam) dengan yang duduk terlalu lama (>9 jam) tidak

terlalu jauh, yaitu 18 orang (8%) dan 20 orang (8,89%). Hasil tersebut sesuai

dengan Matthews et al (2012)yang menyatakan bahwa lama duduk 6-9 jam dalam

sehari akan meningkatkan risiko nyeri punggung bawah4 dan van der Ploeg et al

(2012) yang menyatakan bahwa duduk lebih dari 9 jam dalam sehari

diklasifikasikan sebagai duduk terlalu lama yang sudah diketahui sebagai salah satu

predisposisi nyeri punggung bawah.5 Lama duduk kurang dari 6 jam dalam sehari

yang dianggap normal dalam penelitian tersebut4,5 sengaja tidak dicantumkan

dalam pilihan pada kuesioner penelitian ini karena waktu duduk subyek saat kuliah

dalam satu hari sudah melebihi 6 jam.

Page 50: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

35

Tabel 6 Hubungan Lama Duduk dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah

dalam Satu Minggu Terakhir

Lama duduk Nyeri punggung bawah satu

minggu terakhir

Total

(+) (-)

N % N % N %

Lama duduk

berisiko tinggi

(6-9 jam)

14 6,22 110 48,89 124 55,11

Duduk terlalu

lama (>9 jam)

11 4,89 90 40 101 44,89

Total 25 11,11 200 58,89 225 100

p 0.924

OR 0.960

Pada uji analisis bivariat terhadap variabel lama duduk dengan kejadian

nyeri punggung bawah dalam satu minggu terakhir, juga tidak ditemukan adanya

hubungan di antara kedua hal tersebut (p>0,05). Dapat dilihat dalam satu minggu

terakhir dari hasil jumlah subyek yang mempunyai lama duduk berisiko tinggi (6-

9 jam) mengalami kejadian nyeri punggung bawah lebih banyak dari subyek yang

duduk terlalu lama (>9 jam). Hal ini berbeda terhadap teori yang dikemukakan oleh

beberapa penelitian bahwa duduk lebih dari 9 jam dalam sehari dapat menyebabkan

berkurangnya lubrikasi sendi dan mengalami kekakuan.36 Perbedaan antara hasil

penelitian dengan teori ini kemungkinan dapat disebabkan karena subyek yang

duduk lebih singkat memiliki faktor risiko nyeri punggung bawah lain sehingga

terjadi hasil yang bias.

Page 51: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

36

4.2.3.2 Hubungan Posisi Belajar dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah

pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN Jakarta

Tabel 7 Hubungan Posisi Belajar dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah

dalam Satu Tahun Terakhir

Tempat

belajar

Nyeri punggung bawah satu tahun

terakhir

Total

(+) (-)

N % N % N %

Tempat tidur 9 4 55 24,44 64 28,44

Meja belajar 4 1,78 38 16,89 42 18,67

Keduanya 25 11,11 94 41,78 119 52,89

Total 38 16,89 187 83,11 225 100

p 0,180

Dari 38 subyek yang terdeteksi mengalami kejadian nyeri punggung bawah

dalam satu tahun terakhir, terdapat 9 orang (4%) subyek yang mengaku seringkali

belajar di tempat tidur, 4 orang (1,78%) di meja belajar, dan 25 orang (11,11%)

mengaku belajar baik di tempat tidur maupun meja belajar. Prevalensi tersebut lebih

kecil dari penelitian yang dilakukan pada mahasiswa/i kedokteran di New Delhi,

India, yang mendapatkan hasil subyek yang mengalami nyeri punggung bawah

sebanyak 55,6% belajar di tempat tidur, 33,8% di meja belajar, dan 61,5% di

keduanya.2

Page 52: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

37

Tabel 8 Hubungan Posisi Belajar dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah

dalam Satu Minggu Terakhir

Tempat

belajar

Nyeri punggung bawah satu

minggu terakhir

Total

(+) (-)

N % N % N %

Tempat tidur 5 2,22 59 26,22 64 28,44

Meja belajar 2 0,89 40 17,78 42 18,67

Keduanya 18 8 101 44,89 119 52,89

Total 25 11,11 200 88,89 225 100

p 0,113

Dari 25 subyek yang terdeteksi mengalami kejadian nyeri punggung bawah

dalam satu minggu terakhir, terdapat 5 orang (2,22%) subyek yang mengaku

seringkali belajar di tempat tidur, 2 orang (0,89%) di meja belajar, dan 18 orang

(8%) mengaku belajar baik di kedua tempat tersebut. Hasil yang didapatkan ini juga

lebih kecil dari penelitian yang telah dilakukan di India.2 Namun dari data yang

didapat berdasarkan kejadian nyeri punggung bawah selama satu tahun terakhir dan

satu minggu terakhir, dapat kita simpulkan bahwa belajar di tempat tidur akan

mengakibatkan manusia menjadi lebih rentan untuk mengalami nyeri punggung

bawah. Hal ini mungkin disebabkan oleh posisi belajar yang dilakukan di tempat

tidur cenderung tidak ergonomis sehingga menyebabkan vertebrae berada dalam

kondisi yang kurang fisiologis sehingga menimbulkan rasa nyeri28, contohnya pada

saat belajar dengan posisi tubuh pronasi maka vertebra akan mengalami

hiperekstensi.

Uji analisis bivariat yang dilakukan terhadap variabel posisi belajar dengan

kejadian nyeri punggung bawah baik dalam satu tahun terakhir maupun dalam satu

minggu terakhir tidak bermakna (p>0,05). Artinya tidak ada hubungan signifikan

antara posisi saat belajar dengan kejadian nyeri punggung bawah. Hasil ini berbeda

Page 53: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

38

dengan penelitian di India yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan

antara posisi belajar dengan nyeri punggung bawah(p=0,01).2 Penyebabnya

mungkin karena banyaknya faktor dalam tiap individu yang dapat menyebabkan

nyeri punggung bawah. Selain itu, peneliti juga tidak mengetahui secara pasti

berapa lama durasi para subyek yang berada dalam posisi yang tidak ergonomis

saat belajar sehingga dapat menghasilkan hubungan yang kurang signifikan antara

posisi belajar dengan nyeri punggung bawah.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

Pengambilan data dengan metode cross-sectional

Metode cross-sectional bukan merupakan metode terbaik yang dapat

digunakan untuk mengetahui hubungan kausatif antara faktor risiko dengan

sebuah kejadian.

Penggunaan Kuesioner Roland Morris yang diterjemahkan

Kuesioner Roland Morris yang asli memiliki jumlah 24 pernyataan, namun

pada saat diterjemahkan dan dilakukan uji validitas kepada 31 orang,

terdapat tujuh pernyataan yang menjadi tidak valid dipakai sebagai

kuesioner setelah diterjemahkan sehingga akhirnya peneliti hanya

menggunakan 17 dari 24 pernyataan yang ada di kuesioner Roland Morris.

Nyeri punggung bawah merupakan penyakit dengan faktor

predisposisi yang multifaktor

Posisi belajar yang kurang baik dan duduk terlalu lama bukanlah satu-

satunya faktor yang dapat menyebabkan nyeri punggung bawah sehingga

dapat menimbulkan bias.

Page 54: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

39

Pengisian kuesioner yang sangat bergantung kepada subyek penelitian

Subyek mungkin saja lupa dengan kejadian nyeri punggung bawah yang

dialaminya setahun silam, sehingga jawaban yang diberikan di kuesioner

menjadi kurang akurat.

Page 55: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Prevalensi nyeri punggung bawah satu minggu terakhir pada mahasiswa

PSPD FKIK UIN Jakarta adalah 11,1%.

Prevalensi nyeri punggung bawah satu tahun terakhir pada mahasiswa

PSPD FKIK UIN Jakarta adalah 16,9%.

Tidak terdapat hubungan bermakna antara posisi belajar dengan kejadian

nyeri punggung bawah pada mahasiswa PSPD FKIK UIN Jakarta.

Tidak terdapat hubungan bermakna antara lama duduk dengan kejadian

nyeri punggung bawah pada mahasiswa PSPD FKIK UIN Jakarta.

5.2 Saran

Sebaiknya penelitian berikutnya dilakukan dengan analisis multivariat agar

hasil yang didapatkan lebih signifikan dan meminimalisasi hasil yang bias.

Sebaiknya aktivitas perkuliahan di kampus maupun kegiatan belajar di

kediaman masing-masing mahasiswa dilakukan di atas meja setinggi 92 cm

dan kursi tinggi dengan sanggahan kaki yang nyaman untuk mendukung

posisi berdiri maupun duduk agar tercipta posisi tubuh yang ergonomis.

Pencegahan terhadap nyeri punggung bawah sebaiknya dilakukan sejak dini

karena nyeri punggung bawah merupakan penyakit dengan predisposisi

yang multifaktor. Pencegahan sejak dini diharapkan dapat mengurangi

faktor risiko yang berasal dari masing-masing individu.

Page 56: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

40

DAFTAR PUSTAKA

1. Hoy D, Brooks P, Blyth F, Buchbinder R. The epidemiology of low back pain.

Best Pract Res Clin Rheumatol. 2010; 24: 769-781

2. Aggarwal N, Anand T, Kishore J, Ingle GK. Low back pain and associated risk

factors among undergraduate students of a medical college in Delhi. Educ

Health. 2013 Aug; 26(2): 103-8

3. Tomita S, Arphorn S, Muto T, Koetkhlai K, Naing SS, Chaikittiporn C.

Prevalence and risk factors of low back pain among Thai and Myanmar migrant

seafood processing factory workers in Samut Sakorn Province, Thailand. Ind

Health. 2010; 48(3): 283-291

4. Matthews CE, George SM, Moore SC, Bowles HR, Blair A, Park Y, et al.

Amount of time spent in sedentary behaviors and cause-specific mortality in US

adults. Am J Clin Nutr. 2012; 95: 437-445

5. van der Ploeg HP, Chey T, Korda RJ, Banks E, Bauman A. Sitting time and all-

cause mortality risk in 222 497 Australian adults. Arch Intern Med. 2012; 172:

494-500

6. Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology, 12th edition.

Danvers: John Wiley & Sons. 2009.

7. Rathore M, Sharma DK, Manisha BS, Siddiqui ST. A focused review

thoracolumbar spine: anatomy, biomechanics, and clinical significance. Indian

Journal of Clinical Anatomy and Physiology. 2014.

8. Nordin M, Frankel VH. Basic biomechanics of musculoskeletal system.

Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2001.

9. Walker J. Back pain: pathogenesis, diagnosis, and management. Nursing

Standard 2012; 27(14): 49-56

Page 57: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

41

10. Kapellen PJ, Latimer J, Maher CG, Hancock MJ. How do we define the

condition ‘recurremt low back pain’? A systematic review. Eur Spine J. 2010;

19: 533-39

11. Balague F, Mannion AF, Pellise F, Cedraschi C. Non-specific low back pain.

Lancet. 2012; 379: 482-91

12. Shiri R, Karppinen J, Leino-Arjas P, Solovieva S, Viilkari-Juntura E. The

association between obesity and low back pain: a meta-analysis. Am J

Epidemiol. 2010; 171: 135-54

13. Shiri R, Karppinen J, Leino-Arjas P, Solovieva S, Viilkari-Juntura E. The

association between smoking and low back pain: a meta-analysis. Am J Med.

2010; 123: 7-35

14. Heneweer H, Vanhees L, Picavet HS. Physical activity and low back pain: a U-

shaped relation? Pain. 2009; 143: 21-25

15. Walker BF. The prevalence of low back pain: a systematic review of the

literature from 1966 to 1998. J Spinal Disord 2000; 13: 205–17

16. Hoy D, Bain C, Williams G, et al. A systematic review of the global prevalence

of low back pain. American College of Rheumatology. 2012; 64(6): 2028-37

17. Andersson GB. Epidemiology of low back pain. Acta Orthop Scand Suppl

1998;281:28–31

18. Dionne CE, Dunn KM, Croft PR. Does back pain prevalence really decrease

with increasing age? A systematic review. Age Ageing 2006;35:229–34

19. Rapoport J, Jacobs P, Bell NR, Klarenbach S. Refining the measurement of the

economic burden of chronic diseases in Canada. Chronic Dis Can 2004;25:13–

21

20. Deyo RA, Cherkin D, Conrad D, Volinn E. Cost, controversy, crisis: low back

pain and the health of the public. Annu Rev Public Health 1991;12:141–56

Page 58: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

42

21. van Tulder M, Becker A, Bekkering T, et al. Europian guidelines for the

management of acute nonspecific low back pain in primary care. Eur Spine J.

2006; 15: 169-91

22. Dionne CE, Dunn KM, Croft PR, et al. A consensus approach toward the

standardization of back pain definitions for use in prevalence studies. Spine.

2008; 33: 95-103

23. Mannion AF, Dolan P, Adams MA. Psychological questionnaires: do

“abnormal” scores precede or follow first-time low back pain? Spine. 1996; 21:

2603-11

24. Kapellen PJ, Beall DP. Imaging evaluation of low back pain: important imaging

features associated with clinical symptoms. Semin Roentgenol 2010; 45: 218–

25

25. de Schepper EI, Damen J, van Meurs JB, et al. The association between lumbar

disc degeneration and low back pain: the influence of age, gender, and

individual radiographic features. Spine. 2010; 35: 531-36

26. Cheung KM, Karppinen J, Chan D, et al. Prevalence and pattern of lumbar

magnetic resonance imaging changes in a population study of one thousand

forty-three individuals. Spine. 2009; 34: 934-40

27. Wang H, Schiltenwolf M, Buchner M. The role of TNF-alpha in patients with

chronic low back pain-a prospective comparative longitudinal study. Clin J

Pain. 2008; 24: 273-78

28. Yamauchi K, Inoue G, Koshi T, et al. Nerve growth factor of cultured medium

extracted from human degenerative nucleus pulposus promotes sensory nerve

growth and induce p in vitro. Spine. 2009; 34: 2263-69

29. Donald D, Harrison DC, Sanghak O, Stephan J, Troyanovich DC. Sitting

biomechanics part I: review of the literature. J Manipulative Physiol Ther. 1999;

22: 594-609

Page 59: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

43

30. Langevin HM, Sherman KJ. Patophysiological model for chronic low back pain

integrating connective tissue and nervous system mechanisms. Medical

Hypotheses. 2006.

31. Helander M. A guide to human factors and ergonomics, 2nd edition. Danvers:

Taylor&Francis Group. 2006.

32. Wall Street Journal [Internet]. Shellenbarger S. More work goes ‘undercover’;

c2012. Work & Family; 2012 Nov 14 [cited 2015 Aug 5]. Available from:

http://www.wsj.com/articles/SB1000142412788732355100457811692297773

7046/

33. Black N, DesRoches L, Arsenault I. Observed postural variations across

computer workers during a day of sedentary computer work. Human Factors

and Ergonomics Society. 2012; 56: 1119-22

34. Levine JA. Nonexercise activity thermogenesis--liberating the life-force.

Journal of Internal Medicine. 2007; 262:273-87

35. Levine JA, Kotz CM. NEAT--non-exercise activity thermogenesis--egocentric

& geocentric environmental factors vs. biological regulation. Acta Physiol

Scand. 2005; 184:309-18

36. Hamilton MT, Hamilton DG, Zderic TW. Role of low energy expenditure and

sitting in obesity, metabolic syndrome, type 2 diabetes, and cardiovascular

disease. Diabetes. 2007; 56:2655-67

37. Makhsous M, Lin F, Bankard J, Hendrix RW, Hepler M, Press J. Biomechanical

effects of sitting with adjustable ischial and lumbar support on occupational low

back pain: evaluation of sitting load and back activity. BMC Musculoskeletal

Disorders. 2009; 10:17

38. van Nieuwenhuyse A, Fatkhutdinova L, Verbeke G, et al. Risk factors for first-

ever low back pain among workers in their first employment. Occupational

Medicine. 2004; 54: 513-519

Page 60: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

44

39. Beach T, Parkinson R, Stothart J, Callaghan J. Effects of prolonged sitting on

the passive flexion stiffness of the in vivo lumbar spine. Spine J. 2005; 5(2):

145-54

40. Husemann B, Von Mach CY, Borsotto D, Zepf KI,Scharnbacher J.

Comparisons of musculo- skeletal complaints and data entry between a sitting

and a sit-stand workstation paradigm. Human Factors and Ergonomics Society.

2009; 51:310-20

41. Korhone T, Ketols R, Toivonen R, Luukkonen R, Hakkanen M, Viikari-Juntura

E. Work related and incident neck pain among office employees working with

video display units. Occupational and Environmental Medicine. 2003; 60: 475-

482

42. Straker L, Mathiassen SE. Increased physical work loads in modern work--a

necessity for better health and performance? Ergonomics. 2009; 52:1215-25

43. Roland M, Fairbank J. The Roland-Morris Disability Questionnaire and the

Oswestry Disability Questionnaire. Spine. 2000; 25(24): 3115-24

44. Stratford P, Binkley J. Measurement properties of the RM-18: a modified

version of the Roland–Morris Disability Scale. Spine 1997;22:2416–21.

45. Macedo LG, Maher CG, Latimer J. Responsiveness of the 24-, 18- and 11-item

versions of the Roland Morris Disability Questionnaire. Eur Spine J.

2011;20(3):458-63

46. Hasan A. Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2007

47. Sopiyudin D. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan, edisi ke-3. Jakarta:

Salemba Medika. 2008.

Page 61: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

45

LAMPIRAN

Lampiran 1

Uji Validitas RMDQ Nyeri Punggung Bawah Satu Minggu Terakhir

Page 62: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

46

Lampiran 2

Uji Validitas RMDQ Nyeri Punggung Bawah Satu Tahun Terakhir

Page 63: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

47

Lampiran 3

Uji Reliabilitas RMDQ Nyeri Punggung Bawah Satu Minggu Terakhir

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 31 100.0

Excludeda 0 .0

Total 31 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.742 17

Page 64: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

48

Lampiran 4

Uji Reliabilitas RMDQ Nyeri Punggung Bawah Satu Tahun Terakhir

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 31 100.0

Excludeda 0 .0

Total 31 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.877 17

Page 65: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

49

Lampiran 5

Ethical Clearance

Page 66: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

50

Lampiran 6

Perizinan Penggunaan dan Penerjemahan RMDQ

Page 67: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

51

Lampiran 7

Informed Consent

Page 68: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

52

Lampiran 8

Kuesioner Penelitian

Page 69: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

53

Page 70: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

54

Page 71: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

55

Lampiran 9

Hasil SPSS Analisis Univariat

Page 72: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

56

Lampiran 10

Hasil SPSS Analisis Bivariat

Page 73: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

57

Page 74: HUBUNGAN POSISI BELAJAR DAN LAMA DUDUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29488/1/GHINA... · pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

58

Lampiran 11

Riwayat Hidup

nama : Ghina Widiasih

jenis kelamin : perempuan

tempat, tanggal lahir : Jakarta, 23 September 1994

agama : Islam

alamat : Jalan Puri Pangeran no. 3

: Imperial Golf Estate, Sentul City, Bogor

no. telepon : 08561101223

email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. TK Islam Salman Al-Farisi Cibinong, Bogor (1998 - 2000)

2. SD Taman Rejeki Cibinong, Bogor (2000-2001)

3. SD LPI At-Taufiq Jakarta (2001-2006)

4. SMP Negeri 77 Jakarta (2006-2009)

5. SMA Negeri 21 Jakarta (2009-2012)

6. Program Studi Pendidikan Dokter

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012-sekarang)