HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI...

44
HUBUN PERK Diajukan Sebagai Sekolah Tingg PRO SE i NGAN POLA ASUH ORANG TUA DENG KEMBANGAN SOSIAL REMAJA DI SM NEGERI 3 GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI i Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana K gi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yo DWI PATMAWATI HASIM 2213042 OGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN EKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017 GAN MP Keperawatan ogyakarta N

Transcript of HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI...

Page 1: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana KeperawatanSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

i

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA DI SMP

NEGERI 3 GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana KeperawatanSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

DWI PATMAWATI HASIM

2213042

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2017

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN DI SMP

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Page 2: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

ii

Page 3: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

iii

Page 4: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rakhmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

“Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan perkembangan sosial remaja di SMP

Negeri 3 Gamping Sleman”.

Skripsi ini dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari

berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dan pada

kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan

setulus-tulusnya kepada:

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.

2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep., Sp.Kep.MB selaku Ketua Prodi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta.

3. Masta Hutasoit, S.Kep.,Ns., M. Kep selaku penguji yang telah memberikan

bimbingan, saran, dan pendapat pada penyelesaian skripsi ini.

4. Dewi Utari., S.Kep., Ns., MNS selaku dosen pembimbing yang telah sabar

memberikan bimbingan, saran, dan pendapat selama proses penyelesaian

skripsi ini.

5. Kepala sekolah SMP Negeri 3 Gamping Sleman yang telah memberikan izin

penelitian kepada penulis.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak

pihak.

Yogyakarta, Agustus 2017

Penulis

Page 5: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

v

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….. ii HALAMAN PERNYATAAN…..………………………………………… iii KATA PENGANTAR ……………………………………………………. iv DAFTAR ISI …………………………………………………………….. v DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. vi DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. vii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. viii INTISARI…………………………………………………………………. ix ABSTRACT ………………………………………………………………. x BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………….. 5 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 5 D. Manfaat Penelitian ………………………………………………... 5 E. Keaslian Penelitian ………………………………………………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja ……………………………………………………………. 10 B. Pola Asuh …………………………………………………………. 15 C. Perkembangan Sosial …………………………………………….. 18 D. Kerangka Teori …………………………………………………… 22 E. Kerangka Konsep ………………………………………………… 23 F. Hipotesa ………………………………………………………….. 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian …………………………………………………. 24 B. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………….. 24 C. Populasi dan Sampel ……………………………………………... 24 D. Variabel Penelitian ……………………………………………….. 26 E. Definisi Operasional ……………………………………………… 27 F. Alat dan Prosedur Pengumpulan Data …………………………… 29 G. Validitas dan Reliabilitas………………………………………….. 34 H. Pengolahan Data dan Analisa Data ……………………………….. 35 I. Etika Penelitian …………………………………………………… 39 J. Pelaksaan Penelitian ……………………………………………… 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil………………………………………………………………... 43 B. Pembahasan………………………………………………………… 48 C. Keterbatasan Penelitian…………………………………………….. 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………………………………………………………… 57 B. Saran……………………………………………………………….. 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 6: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

vi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ………………….... 26 Tabel 3.2 Kisi-kisi Alat Ukur Pola Asuh Orangtua …............................... 27 Tabel 3.3 Distribusi Penyebaran Pekembangan Sosial………………….. 29 Tabel 3.4 Interprestasi Koefisien Korelasi ……………………………… 37 Tabel 4.1 Distribusi Frekunsi Karakteristik Orang Tua…………………. 43 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Remaja…………………… 44 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua…………………… 44 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perkembangan Sosial Remaja ………….. 45 Tabel 4.5 Tabulasi Silang………………………………………………… 46

Page 7: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

vii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian …………………………………… 21 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian…………………………………. 22

Page 8: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2. Informed Consent Lampiran 3. Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Lampiran 4. Kuesioner Perkembangan Sosial Lampiran 5. Daftar Bimbingan Lampiran 6. Lembar Informasi responden Lampiran 7. Tabulasi Penelitian Lampiran 8. Hasil SPSS Penelitian Lampiran 9. Surat Studi Pendahuluan Lampiran 10. Surat Studi Pendahuluan BAPEDA Lampiran 11. Surat Permohonan Penelitian Lampiran 12. Surat Penelitian BAPEDA Lampiran 13. Surat Permohonan Penelitian Lampiran 14. Ethical Clrearance

Page 9: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

ix

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA

DI SMP N 3 GAMPING SLEMAN

Dwi Patmawati Hasim1, Dewi Utari2

INTISARI

Latar Belakang : Sesuai dengan tumbuh kembangnya, remaja akan mengalami perubahan baik fisik, kognitif, sosial, dan emosional atau psikologis. Kehidupan sosial remaja ditandai dengan masuknya ke dalam kelompok-kelompok tertentu dan berusaha tidak terpengaruh dari orang dewasa. Salah satu tugas perkembangan remaja adalah berhubungan dengan penyesuaian sosial. Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial remaja adalah keluarga karena keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang meletakkan dasar-dasar kepribadian remaja. Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama kali dimana remaja dapat berinteraksi dan belajar sebagai makhluk sosial. Pengaruh dari keluarga yang signifikan adalah pola pengasuhan orang tua. Pola pengasuhan yang berbeda akan menghasilkan perilaku yang berbeda pula. Tujuan : Mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan sosial remaja di SMP N 3 Gamping Sleman. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental, dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan menggunakan teknik startified random sampling. Subyek penelitian ini sebanyak 70 responden sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis statistik inferensial menggunakan uji Cramer’s v dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05). Hasil : Berdasarkan penelitian diperoleh data mengenai pola asuh demokratis sebanyak 31 (44,3%). Perkembangan sosial remaja di SMP N 3 Gamping Sleman kategori baik sebanyak 28 (40,0%). Hasil uji Cramers’s v yaitu p value 0,005 (p value < 0,05). Artinya terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan sosial remaja di SMP N 3 Gamping Sleman. Hasil koefisien korelasi sebesar 0,515. Kesimpulan : Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan sosial remaja di SMP N 3 Gamping Sleman dengan keeratan sedang dan arah yang positif. Kata Kunci : Pola asuh orang tua, Remaja, Perkembangan sosial. _____________________ 1Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Dosen S1 Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 10: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

x

The Correlation between Parenting Styles and Adolescents' Social Development in SMPN 3 of Gamping, Sleman

Dwi Patmawati Hasim1, Dewi Utari2

ABSTRACT

Background : According to their growth and development, adolescence will experience with physical, cognitive, social, and emotional, or psychological changes. Adolensence social life is indicated with their involvement in groups and trying not to be affected by adults.One of the adolescence development task is related with social adjustment. Factor effected adolescence social adjustment is family which is the first social environment to construct their characteristic. Furthermore family is the first social community where adolescents can interact and learn as social entities. The significant effect of family is parenting styles. A different parenting styles will impact different behavior. Objective : To identified the correlation between parenting styles and adolescents' social development in SMPN 3 of Gamping, Sleman Method : This was a quantitative and non experimental study with cross sectional approach. Sampling method applied stratified random sampling technique. The subjects in this study was 70 respondents appropiate with inclusion and exclusion criteria. Collecting data method applied questionnairres distribution. Inferential statistical analysis used Cramer's v test with validity level of 95% (α=0.05). Result : The result of the study showed that most of the respondents have a democratic parenting styles (44,3%). Moreover, they have a good social development (40,0%). The result of Cramers’v test was significant with p value 0,005 (less than α 0,05). Conclusion : There was a correlation between parenting styles and Adolescents' social development in SMPN 3 of Gamping, Sleman, with moderate significance level and positive tendency. Keywords : Parenting styles, Adolescent, Social Development. _____________________ 1 A student of Bachelor Nursing Program of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 A lecturer of Bachelor Nursing Program Program of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 11: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

1

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja didefinisikan sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa.

Batasan usia remaja menurut badan kesehatan dunia, World Health Organization

(WHO) (2007) umur 12 sampai 24 tahun (dalam Efendi dan Makhfudli, 2009).

Namun meskipun seseorang masih usia remaja dan ia sudah menikah maka ia

tergolong dalam kelompok dewasa. Berdasarkan hasil laporan WHO tahun 2011

sebanyak 29% penduduk dunia terdiri dari remaja dan 80% diantaranya tinggal di

Negara berkembang. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2010) penduduk di

Indonesia berjumlah 237,641 juta jiwa dan dari jumlah tersebut 81.4 juta orang

atau sekitar 34.26% diantaranya anak yang berusia 18 tahun. Populasi anak

remaja di Indonesia sendiri tidak kurang dari 43.6 juta jiwa atau 19.64%. Laporan

dari Badan Pusat Statistik Sleman tahun 2014 terdapat 170,895 jiwa remaja usia

10 – 19 tahun yang terdiri dari jumlah laki-laki 87,279 jiwa dan perempuan

83,616 jiwa.

Tahap perkembangan remaja dapat dibagi menjadi tiga. Pertama adalah

remaja awal 10-12 tahun (Early Adolescence), pada tahap ini remaja masih

bingung dengan perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Kedua yaitu remaja

madya 13-15 tahun (Middle Adolescence), pada tahap ini seorang remaja

membutuhkan teman yang banyak dan ketiga adalah remaja akhir 16-19 tahun

(Late Adolescence). Remaja pada tahap ini mencapai konsolidasi menuju tahap

dewasa (Irianto, 2015).

Sesuai dengan tumbuh kembangnya, remaja akan mengalami perubahan baik

fisik, kognitif, sosial, dan emosional atau psikologis. Secara psikologis, perubahan

remaja menuju dewasa memiliki ciri-ciri tertentu. Allport (1961) (dalam Sarwono,

2016) menyebutkan bahwa ciri yang pertama adalah pemekaran diri sendiri yang

ditandai dengan kemampuan seseorang menganggap orang lain bagian dari dalam

dirinya juga. Selanjutnya kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif

yang ditandai dengan kemampuan memiliki wawasan terhadap dirinya sendiri.

Page 12: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

2

Terakhir remaja memiliki falsafah hidup tertentu yang berarti bahwa ia paham

bagaimana seharusnya bertingkah laku dan memposisikan diri di masyarakat.

Remaja harus berusaha untuk mempunyai peran dalam kehidupan sosialnya.

Kehidupan sosial remaja ditandai dengan masuknya ke dalam kelompok-

kelompok tertentu dan berusaha tidak terpengaruh dari orang dewasa. Salah satu

tugas perkembangan remaja adalah berhubungan dengan penyesuaian sosial

(Irianto, 2015).

Selama proses perkembangan sosial, remaja mengalami pematangan

kepribadiannya. Remaja sedikit demi sedikit akan memunculkan sifat yang

sebenarnya, yang diiringi dengan rangsangan-rangsangan dari luar. Proses

sosialisasi pada remaja yaitu mereka akan cenderung membina hubungan dengan

teman sebayanya dan hal ini akan berpengaruh terhadap perkembangan sosialnya.

Apabila perubahan ke arah positif contohnya adalah remaja dapat membentuk

grup belajar dan organisasi kepemudaan baik formal maupun nonformal. Tetapi

dari sisi yang lain juga dapat sebagai tempat berkumpul tanpa tujuan yang jelas

seperti gang. Oleh karena itulah Nisrima, Yunus, dan Hidayati, (2016)

menyebutkan bahwa remaja membutuhkan pembinaan dalam perkembangan

sosialnya. Pembinaan yang dimaksud adalah dengan memberikan bimbingan,

arahan, dan menasehati, serta yang paling utama adalah memberi contoh yang

baik dan positif.

Beberapa penelitian terkait perkembangan sosial remaja sudah mulai

dilakukan. Dorado, Tololiu, dan Pengemanan, (2013) meneliti tentang

perkembangan sosial remaja yang ditekankan pada konsep diri remaja dimana

dalam penelitiannya mayoritas remaja memiliki konsep diri yang positif (81.4%).

Selain itu Pertiwi, Bidjuni, dan Kallo, (2016) melihat perkembangan sosial remaja

dari sisi kepercayaan dirinya dan 41.8% remaja kurang percaya diri. Hal ini

berarti bahwa hampir separuh dari responden yaitu remaja usia 15-17 tahun di

SMA Negeri 1 Manado kurang percaya diri dan ini akan berdampak pada

performanya sebagai siswa. Remaja yang memiliki self-esteem (harga diri) rendah

menimbulkan konsekuensi yang signifikan pada masa dewasa, dibandingkan

dengan remaja yang memiliki self-esteem tinggi (King, 2010). Remaja dengan

Page 13: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

3

konsep diri negatif meyakini dan memandang dirinya lemah, tidak berdaya, tidak

dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, tidak menarik dan kehilangan daya

tarik dalam hidup. Remaja dengan konsep diri negatif tersebut akan cenderung

bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya

(Mardiyah, 2008). Apabila terdapat gangguan dalam perkembangan sosial remaja

maka secara tidak langsung ini akan berpengaruh kemasa depannya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial remaja adalah

keluarga karena keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang meletakkan

dasar-dasar kepribadian remaja. Keluarga merupakan kelompok sosial yang

pertama kali dimana remaja dapat berinteraksi dan belajar sebagai makhluk sosial.

Pengaruh dari keluarga yang signifikan adalah pola pengasuhan orang tua. Pola

pengasuhan yang berbeda akan menghasilkan perilaku yang berbeda pula

(Soetjiningsih, 2004).

Terdapat tiga jenis pola asuh orang tua yaitu pola asuh permisif, demokratis,

dan otoriter. Pola asuh permisif memberikan kesempatan pada anak untuk

melakukan sesuatu tanpa pengawasan. Orang tua cenderung tidak menegur anak

apabila anak dalam bahaya dan hanya sedikit memberi bimbingan. Pola asuh

selanjutnya adalah pola asuh demokratis. Pola asuh ini orangtua mendorong anak-

anaknya untuk mandiri, tetapi masih menempatkan batas-batas dan

mengendalikan tindakan remaja. Pemberian dan penerimaan verbal yang ekstensif

dimungkinkan dan orang tua bersifat mengasuh dan mendukung. Terakhir yaitu

pola asuh otoriter dimana orangtua bersifat membatasi dan menghukum. Orang

tua yang otoriter mendesak anak-anak untuk mengikuti perintah mereka dan

menghormati mereka. Orang tua menempatkan batas-batas dan kendali yang tegas

terhadap anak-anak mereka dan sedikit menginzinkan komunikasi verbal

(Santrock, 2009).

Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dapat dilakukan dengan cara

medukung kegiatan remaja di sekolah maupun di lingkungan masyarakat,

menetapkan peraturan disertai penjelasan, memberikan waktu untuk

berkomunikasi, memberikan kepercayaan agar remaja dapat bertanggung jawab,

memberi arahan dan bimbingan, memberi dukungan agar remaja lebih percaya

Page 14: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

4

diri dan berhasil dalam cita-citanya. Selain itu remaja yang diberi dukungan oleh

orang tua cenderung tidak mudah putus asa dan berani mencoba kesempatan yang

lain (Surbakti, 2009).

Beberapa penelitian yang membahas tentang pola asuh sudah banyak

dilakukan. Penelitian yang dilakukan Pertiwi, Bidjuni, dan Kallo (2016) di SMA

Negeri 7 Manado menggambarkan 52,7% orang tua menerapkan pola asuh

demokratis, 20% permisif, dan 27,3% otoriter. Pola asuh orang tua yang

demokratis akan meningkatkan rasa percaya diri pada remaja. Lebih lanjut

penelitian Yuhanda dan Hidayati (2013) memaparkan bahwa pola asuh yang

demokratis akan menghindarkan remaja dari depresi. Selain itu disebutkan juga

dalam penelitian ini bahwa terdapat 28,5% orang tua memberikan pola asuh yang

campuran.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 3

Gamping Sleman Yogyakarta melalui wawancara dengan 10 siswa didapatkan

data bahwa 7 siswa mengatakan mereka diberi kebebasan oleh orang tua mereka

sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Sedangkan 3 siswa mengatakan

diberikan pilihan sesuai dengan aturan yang berlaku dalam keluarga mereka.

Terkait dengan perkembangan sosial, siswa yang diwawancara mengikuti

kegiatan ekstra kulikuler yang ada di sekolah sesuai dengan hobi dan dan

kemampuan yang mereka inginkan. Selain itu 6 dari 10 siswa mengikuti belajar

kelompok untuk meningkatkan prestasinya dan, 4 siswa yang lain tidak mengikuti

belajar kelompok karena malas dan lebih memilih bermain sendiri. Berdasarkan

latar belakang inilah peneliti ingin melihat adakah hubungan antara pola asuh

orang tua dengan perkembangan sosial remaja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil uraian latar belakang maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: Adakah hubungan antara pola asuh orang tua dengan

perkembangan sosial remaja di SMP Negeri 3 Gamping Sleman?

Page 15: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan sosial remaja

di SMP 3 Gamping Sleman.

2. Tujuan Khusus

a) Diketahui pola asuh orang tua di SMP 3 Gamping Sleman.

b) Diketahui perkembangan sosial remaja di SMP 3 Gamping Sleman.

c) Diketahui kerekatan hubungan antara pola asuh orang tua dengan

perkembangan sosial remaja di SMP 3 Gamping Sleman.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara teori

Penelitian ini dapat memperkaya dan menambah ilmu pengetahuan tentang

perkembangan remaja dan pola asuh orang tua kaitannya dengan

perkembangan sosial remaja dan dapat menjadi kajian ilmu keperawatan

anak, keluarga, dan kominitas.

2. Manfaat secara praktis

a) Manfaat bagi orang tua

Penelitian ini memberikan informasi kepada orang tua mengenai pola

asuh yang sudah diterapkan dan perkembangan sosial remaja,

diharapkan orang tua dapat memberikan pola asuh sesuai dengan

perkembangan remaja.

b) Manfaat bagi remaja

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada remaja terkait

perkembangan sosialnya dan memberikan gambaran tentang pola asuh

orang tua.

c) Manfaat bagi Guru SMP Negeri 3 Gamping

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah dengan memberikan

informasi dan gambaran tentang perkembangan sosial siswa-siswinya.

d) Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Page 16: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

6

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai dasar penelitian

selanjutnya. Penelitian yang berkesinambungan dalam bidang

keperawatan, khususnya keperawatan keluarga, anak dan komunitas.

E. Keaslian Penelitian

1. Durado, Tololiu, dan Pengemanan, (2013) “Hubungan Dukungan Orang Tua

dengan Konsep Diri pada Remaja di SMA Negeri 1 Manado”. Penelitian ini

menggunakan metode observasional analitik kuantitatif. Dengan pendekatan

cross sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sample 118

responden. Teknik analisa data dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kemaknaan a = 0,05. Distribusi berdasarkan dukungan orang tua

dengan kategori baik (77,1%), cukup (22,9%), dan kurang (0%). Ditribusi

frekuensi berdasarkan konsep diri remaja dengan kategori positif (81,4%), dan

negatif (18,6%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dukungan

orang tua baik dengan konsep diri positif yaitu sebanyak 78 responden

(66,1%). Hasil analisis statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan

nilai p = 0,026. sehingga nilai p < a. Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat

hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua dengan konsep diri pada

remaja di SMA Negeri 1 Manado. Kesamaan pada penelitian ini adalah

menggunakan pendekatan cross sectional. Perbedaan pada penelitian ini

adalah variabel bebas, pada penelitian ini adalah dukungan orang tua

sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah pola asuh orang tua.

2. Pertiwi, Bidjuni, dan Kallo, (2016) “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan

Perkembangan Sosial Remaja (Percaya Diri) Remaja di SMA Negeri 7

Manado”. Desain penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan

cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 65 siswa di SMA Negeri 7

Manado. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Penelitian

ini melibatkan 55 siswa sebagai responden. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu kuesioner pola asuh orang tua dan kuesioner

perkembangan sosial. Distribusi frekuensi berdasarkan pola asuh orang tua

Page 17: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

7

dengan kategori permisif (20,0%), otoriter (27,3%), dan demokratis (52,7%).

Distribusi frekuensi berdasarkan perkembangan sosial remaja dengan kategori

kurang percaya diri (41,8%), dan percaya diri (58,2%). Hasil analisis

menggunakan Pearson Chi-Square dan menunjukkan nilai p-value 0,000

(p<0,05). Kesimpulan dari penelitian terdapat hubungan antara pola asuh

orang tua dengan perkembangan sosial (percaya diri) remaja di SMA Negeri 7

Manado. Kesamaan penelitian adalah variabel bebas yaitu pola asuh orang tua

dan variabel terikat yaitu perkembangan sosial remaja dengan pendekatan

cross sectional. Perbedaan pada penelitian ini perkembangan sosial spesifik

terhadap percaya diri remaja sedangkan penelitian yang akan dilakukan tidak

hanya terhadap percaya diri remaja.

3. Yuhanda. S dan Hidayati. E (2013) “Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua

dengan Tingkat Depresi Remaja di SMK 10 November Semarang”.

Rancangan penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan

cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK 10

Nopember Semarang kelas X yang berjumlah 130 anak dengan total populasi.

Distribusi frekuensi berdasarkan pola asuh orang tua dengan kategori otoriter

(6,9%), demokratis (63,8%), permisif (0,8%), dan campuran (28,5%).

Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat depresi remaja denga kategori ringan

(80,0%), dan sedang (20,0%). Hasil penelitian didapatkan bahwa pola asuh

orang tua sebagian besar demokratis (63,8%), yang otoriter sebanyak 6,9%

dan yang permisif sebanyak 0,8%, depresi yang dialami responden sebagian

besar kategori ringan (80,0%). Terdapat hubungan yang bermakna antara pola

asuh orang tua dengan tingkat depresi siswa (p=0,000). Berdasarkan hasil

tersebut orang tua diharapkan dapat menerapkan bentuk pola asuh yang tepat

sehingga anak tidak mengalami depresi. Kesamaan penelitian ini adalah

variabel bebas yaitu pola asuh orang tua dengan pendekatan cross sectional.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel terikat, pada penelitian ini

adalah tingkat depresi remaja, sedangkan penelitian yang akan dilakukan

adalah perkembangan sosial remaja.

Page 18: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

8

4. Pratama. Y (2016) “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku

Bullying Remaja di SMP N 4 Gamping Sleman”. Penelitian ini merupakan

penelitian kunatitatif non eksperimental dengan pendekatan cross sectional

dengan menggunakan tehnik random sampling. Subjek penelitian sebanyak

65 responden sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis statistik

inferensial menggunakan uji Chi square dengan tingkat kepercayaan 95%

(α=0,05). Distribusi frekuensi pola asuh orang tua di SMP N 4 Gamping

Sleman paling banyak adalah pola asuh demokratis yaitu sebanyak 22 orang

(33,8%), pola asuh permisif sebanyak 15 orang (23,1%), dan pola asuh

otoriter sebanyak 14 orang (21,5%). Distribusi frekuensi perilaku bullying

dari 65 responden diperoleh hasil bahwa jumlah siswa yang melakukan

perilaku bullying dengan intensitas sangat rendah adalah sebanyak 21 orang

(32,3%), perilaku bullying dengan intensitas rendah adalah sebanyak 26

orang (40,0%), perilaku bullying dengan intensitas sedang adalah sebanyak

12 orang (18,5%), dan perilaku bullying dengan intensitas tinggi adalah

sebanyak 6 orang (9,2%). Dengan hasil ada hubungan pola asuh orang tua

dengan perilaku bullying remaja di SMP N 4 Gamping Sleaman dengan

keeratan sebesar 0,345 yang berarti rendah. Kesamaan penelitian ini adalah

variabel bebas yaitu pola asuh orang tua dengan pendekatan cross sectional.

Perbedaan penelitian ini adalah variabel terikat, pada penelitian ini adalah

perilaku bullying sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah

perkembangan sosial remaja dan menggunakan stratified random sampling.

5. Rahni. S (2010) “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Peran Kelompok

Sebaya Terhadap Perkembangan Sosial Remaja di SLTP N 1 Gamping

Yogyakarta”. Meode penelitian kuantitatif non eksperimental dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yang

diambil dari keseluruhan kelas VIII sesuai dengan criteria inklusi dan

didapatkan respnden sebanyak 136 responden. Distribusi frekuensi pola asuh

orang tua menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua menerapkan pola

asuh permisif sebanyak 29 responden (19,9%), otoriter 21 responden

(15,4%), dan demokratis 11 responden (8,1%), sedang sebanyak 77

Page 19: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

9

responden (56,6%) tidak terklarifikasi. Distribusi frekuensi peran kelompok

sebaya sebanyak 88 responden (64,7%) memiliki peran kelompok teman

sebaya yang cukup, sedangkan yang mempunyai peran kelompok baik

sebesar 48 responden (35,3%). Distribusi frekuensi perkembangan sosial

didapat 70 responden (55%) perkembangan sosial baik, dan sebanyak 65

responden (45%) perkembangan sosial cukup. Terdapat hubungan antara

kelompok teman sebaya dengan perkembangan sosial remaja (p= 0,00)

dengan nilai korelasi sprearman sebesar 0,502 menunjukkan arah korelasi

positif dengan kekuatan korelasi cukup. Kesamaan penelitian ini adalah

variabel terikat yaitu perkembangan sosial remaja dengan menggunakan

penelitian kuantitatif non eksperimental dengan pendekatan cross sectional.

Perbedaan penelitian ini adalah variabel bebas, pada penelitian ini variabel

bebas yaitu pola asuh orang tua dan peran kelompok sabaya, sedangkan

penelitian yang akan dilakukan variabel bebasnya adalah pola asuh orang tua.

Dan mengguanakan tehnik stratified random sampling untuk pengambilan

sampel.

Page 20: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

43

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sekolah Pertama Negeri (SMP N) 3 Gamping terletak di Desa Nogotirto

Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta dengan status sekolah negeri dibawah naungan Departemen

Pendidikan Nasional terakreditasi A. Jumlah guru dalam sekolah ini adalah

36 guru, pegawai tata usaha 7 orang, dan jumlah murid adalah 570 siswa

yang terdiri dari siswa laki-laki 288 siswa dan perempuan 282 siswi. SMP N

3 Gamping memiliki 18 kelas dan setiap angkatan ada 6 kelas.

SMP N 3 Gamping memiliki fasilitas sekolah antara lain perpustakaan,

laboratorium komputer, laboratorium biologi, ruang kesenian dan

keterampilan, aula sekolah, Unit Kesehatan Sekolah (UKS), koperasi sekolah,

lapangan olah raga, dan Mushola. SMP N 3 Gamping memiliki progam

kegiatan ekstrakulikuler diantaranya pramuka, (PMR) Palang Merah Remaja,

seni musik, seni tari, sepak bola, bulu tangkis, basket, bola volly. Semua

kegiatan ekstrakulikuler boleh diikuti sesuai dengan minat, hobi dan

keinginan siswa-siswi. SMP N 3 Gamping memiliki peraturan bagi siswa,

guru maupun karyawan, Bagi siswa yang melanggar akan ditangani oleh

pihak-pihak yang telah ditentukan, yaitu oleh guru bimbingan dan Bimbingan

Konseling (BK).

Orang tua siswa setiap setahun sekali akan bertemu pihak sekolah

khususnya guru yaitu pada saat penerimaan raport kenaikan kelas atau

pergantian tahun ajaran baru. Pertemuan tersebut membahas mengenai

masalah-masalah siswa selama satu tahun dan juga membahas keterbatasan

guru dalam mendidik dan mengajar siswa-siswinya terkait perkembangan

anak didiknya di sekolah. Peningkatan prestasi belajar siswa di bidang

akademik dilakukan pihak sekolah bekerja sama dengan lembaga bimbingan

belajar dan dengan memotivasi siswa-siswinya. Kegiatan-kegiatan sekolah

yang mendukung perkembangan sosial siswa-siswi diantaranya kegiatan

Page 21: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

44

kemah yang diadakan setiap tahun, dan sekolah selalu mengikuti kegiatan

lomba dibidang akademik maupun dibidang olahraga antar sekolah yang

diadakan oleh pemeritah daerah setempat.

2. Analisa Hasil Penelitian

a. Analisa Orang Tua

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh karakteritik orang tua siswa

berdasarkan, usia, pekerjaan, pendidikan di SMP N 3 Gamping sebagai

berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Orang Tua di SMP N 3 Gamping

Sleman

Karakteristik Orang Tua Frekuensi (n) Presentase (%)

Usia orang tua

18-40 tahun (dewasa muda)

41-60 tahun (dewasa madya)

26

44

37,1

62,9

Pendidikan orang tua

SD

SMP

SMA / SMK

Perguruan tinggi

5

14

35

16

7,1

20,0

50,0

22,0

Perkerjaan orang tua

Wiraswasta

PNS

Petani

Buruh

33

11

6

20

47,1

15,7

8,6

28,6

Total 70 100,0

Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik responden

menurut usia yang mayoritas memiliki rentang usia 41-60 tahun dalam

kelompok dewasa madya yaitu sebanyak 62,9%. Pendidikan sebagian

besar orang tua responden adalah SMA / SMK sederajat yaitu sebanyak

Page 22: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

45

50,0%. Sementara karakteristik orang tua responden menurut

pekerjaannya yang paling banyak yaitu wiraswasta sebanyak 47,1%.

b. Karakteristik Remaja

Hasil penelitian, menunjukkan karakteristik remaja berdasarkan

umur, dan jenis kelamin di SMP N 3 Gamping Sleman yaitu sebagai

berikut:

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Remaja di SMP N 3 Gamping Sleman

Karakteristik Responden Frekuensi Presentase(%)

Umur

13 tahun

14 tahun

15 tahun

37

25

5

52,9

35,7

11,4

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

35

35

50,0

50,0

Total 70 100,0

Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karakteristik responden

menurut umur remaja paling banyak adalah 13 tahun sebanyak 52,9%.

Karakteristik responden menurut jenis kelamin memiliki jumlah yang

sama antara laki-laki dan perempuan yaitu 50,0%) dan perempuan 50,0%.

3. Pola Asuh Orang Tua

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui frekuensi

pola asuh orang tua pada siswa di SMP N 3 Gamping Sleman sebagai berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua di SMP N 3 Gamping Sleman

Pola Asuh Frekuensi (n) Presentase (%)

Pola asuh mengabaikan

Pola asuh otoriter

Pola asuh memanjakan

13

8

18

18,6

11,4

25,7

Page 23: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

46

Pola asuh demokratis 31 44,3

Total 70 100,0

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pola asuh orang tua yang paling

banyak diterapkan oleh orang tua siswa di SMP N 3 Gamping Sleman adalah

pola asuh demokratis yaitu sebanyak 44,3%. Sedangkan pola asuh yang

paling sedikit diterapkan oleh orang tua siswa di SMP N 3 Gamping Sleman

adalah pola asuh otoriter yaitu 18,6%.

4. Perkembangan Sosial

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui frekuensi

perkembangan sosial remaja pada siswa di SMP N 3 Gamping Sleman adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.4

Distribusi frekuensi perkembangan sosial remaja di SMP N 3 Gamping

Sleman

Perkembangan social Frekuensi Presentase (%)

Kurang

Cukup

Baik

19

23

28

27,1

32,9

40,0

Total 70 100,0

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa perkembangan sosial siswa di

SMP N 3 Gamping Sleman paling banyak adalah perkembangan sosial yang

baik yaitu sebanyak 40,0%. Perkembangan sosial yang cukup 32,9% dan

perkembangan sosial yang kurang 27,1%.

5. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Sosial

Remaja di SMP N 3 Gamping Sleman

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel,

variabel bebas yaitu pola asuh orang tua dan variabel terikat yaitu

Page 24: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

47

perkembangan sosial remaja. Hasil tabulasi hubungan antara pola asuh orang

tua dengan perkembangan sosial remaja di SMP N 3 Gamping Sleman adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.5

Uji Tabulasi Silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan

Sosial Remaja di SMP N 3 Gamping Sleman

Pola asuh Perkembangan

sosial kurang

Perkembangan

sosial cukup

Perkembangan

sosial baik

Total p-

value

r-

hitung

N % N % N % N

%

Mengabaikan

Otoriter

Memanjakan

Demokratis

4 5,7

3 4,3

9 12,9

3 4,3

7 10,0

4 5,7

3 4,3

9 12,9

2 2,9

1 1,4

6 8,6

19 27,1

13

18,6

8

11,4

18

35,7

31

44,3

0,005

0,515

Total 19 27,1 23 32,9 28 40,0 70

100,0

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari total 70 responden,

responden dengan pola asuh memanjakan lebih banyak kurang dalam

perkembangan sosialnya yaitu 12,9%. Responden dengan pola asuh

demokratis lebih banyak dalam perkembangan sosialnya kategori baik

27,1%. Responden dengan pola asuh otoriter perkembangan sosial remaja

cukup sebanyak 5,7% dan pola asuh mengabaikan perkembangan sosial

remaja cukup sebanyak 10,0%.

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan cramer’s v, diketahui bahwa

nilai p-value sebesar 0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara pola asuh orang tua dengan perkembangan sosial remaja di SMP N 3

Gamping Sleman. Hasil yang didapatkan dari hasil penelitian ini untuk

Page 25: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

48

mengetahui corelation coefficient yaitu 0,515 sehingga keeratan hubungan

masuk dalam ketegori sedang.

B. PEMBAHASAN

1. Pola Asuh Orang Tua Remaja di SMP N 3 Gamping Sleman

a. Usia Orang Tua

Orang tua dalam penelitian ini paling banyak berusia 41-60 tahun yaitu

sebanyak 62,9%. Menurut teori umur orang tua di bagi menjadi tiga kategori

yaitu dewasa awal dimulai dari umur 18-40 tahun, dewasa tengah dimulai

dari 41-60 tahun, dan dewasa akhir diatas 60 tahun (Hurlock, 2005). Menurut

teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang pertama pada masa

dewasa adalah mencapai generativitas. Generativitas adalah keinginan untuk

merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapai

generativitas dengan anaknya melalui bimbingan dalam interaksi sosial

dengan generasi berikutnya (Potter & Perry, 2005).

Usia orang tua sebagian besar masih dalam masa dewasa tengah sehingga

otang tua masih memberikan bimbingan dan saling berinteraksi sosial dengan

anaknya. Orang tua dengan umur yang masih muda labih cenderung lebih

meneraplan pola asuh yang demokratis kepada anak-anaknya karena orang

tua muda lebih terbuka dan suka berdialog dengan anaknya. Orang tua

dengan usia yang lebih muda cenderung keras dan bersikap otoriter terhadap

anakya. Orang tua lebih banyak mengambil keputusan karena orang tua

menerapkan penilain terhadap anak-anak mereka (Kozier et al, 2010).

b. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan orang tua responden didominasi oleh

dengan pendidikan SMA / SMK sebanyak 50,0%. Hal ini sesuai dengan

penelitian Pertiwi, Bidjuni, dan Kallo (2016) yang menyatakan bahwa

pendidikan orang tua berpengaruh dalam perkembangan sosial remaja dalam

hal mendidik anak untuk mencapai cita-cita mereka dan pemberikan

pemikiran yang luas. Orang tua yang telah mendapatkan pendidikan tinggi

dan telah mengikuti kursus dalam mengurus anak lebih banyak menggunakan

Page 26: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

49

tehnik pengasuhan demokratis dibanding orang tua yang tidak mendapatkan

pendidikan dan pelatihan anak (Hurlock, 2005). Hal ini sesuai dengan

penelitian Linda & Hamal (2011) menyatakan bahwa orang tua dengan latar

pendidikan yang tinggi akan memiliki pengetahuan dan pengertian yang luas

terhadap perkembangan anak, sedangkan orang tua dengan latar penidikan

rendah cenderung memiliki pengetahuan dan pengertian terbatas mengenai

perkembangan dan kebutuhan anak.

c. Pekerjaan Orang Tua

Berdasarkan penelitian mayoritas orang tua responden adalah wiraswasta

yaitu sebanyak 47,1%. Menurut BPS Kabupaten Sleman rata-rata pendapatan

yang didapatkan oleh pekerja wiraswasta setingkat lebih tinggi dari UMR

pekerja sleman yaitu sebanyak 1.450.000. Dengan hasil dari pendapatan yang

di dapat sudah memenui standar perekonomian yang sedang. Hal ini sesuai

dengan penelitian Pertiwi, Bidjuni, dan Kallo (2016) menunujukkan bahwa

pekerjaan orang tua sebagai wiraswasta yaitu 43,6% dengan perekonomian

yang cukup. Menurut Yusuf (2010) orang tua yang mempunyai status

ekonomi rendah cenderung keras dan memaksa. Keluarga ekonomi kelas

menengah cenderung lebih memberikan perhatian dan pengawasan sebagai

orang tua. Sementara keluarga ekonomi kelas atas cenderung lebih sibuk

untuk urusan pekerjaan sehingga anak sering terabaikan. Sejalan dengan

penelitian Rahni (2010) yang menunjukkan bahwa tingkat ekonomi orang tua

50,8% kategori menengah keatas.

d. Pola Asuh Orang Tua

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua responden SMP

N 3 Gamping Sleman sebagian besar adalah pola asuh demokratis yaitu

44,3%, pola asuh memanjakan sebanyak 25,7%, pola asuh mengabaikan

sebanyak 18,6% dan pola asuh otoriter sebanyak 11,4%.

Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang meletakkan dasar-

dasar kepribadian remaja. Keluarga merupakan kelompok sosial yang

pertama kali dimana remaja dapat berinteraksi dan belajar sebagai makhluk

sosial. Pengaruh dari keluarga yang signifikan adalah pola pengasuhan orang

Page 27: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

50

tua. Pola pengasuhan yang berbeda akan menghasilkan perilaku yang berbeda

pula (Soetjiningsih, 2004). Menurut Kamus besar bahasa Indonesia “pola”

berarti model, sistem, cara kerja dan “asuh” berarti menjaga (merawat dan

mendidik) anak, sedangkan orang tua berarti ayah dan ibu (Departemen

Pendidikan Nasional, 2008). Jadi pola asuh adalah model, sistem atau cara

yang digunakan oleh orang tua (ayah dan ibu) untuk merawat dan mendidik

anaknya. Pola asuh (parenting style) adalah model pengasuhan atau sikap

perlakuan yang dimiliki dan diterapkan orang tua dalam pengasuhan terhadap

anak sejak usia kandungan hingga dewasa (Yusuf, 2010).

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pola asuh orang tua yang

menerapkan pola asuh otoriter di SMP N 3 Gamping Sleman sebanyak

11,4%. Ciri dari pola asuh otoriter adalah bersifat membatasi dan

menghukum. Orang tua yang otoriter mendesak anak-anak mengikuti

perintah mereka dan hanya menggunakan sedikit komunikasi verbal. Anak-

anak yang dari orang tua yang otoriter sering berperilaku dalam cara yang

kurang kompeten dalam sosial. Mereka cenderung khawatir tenang

perbandingan sosial, gagal untuk memulai aktivitas, dan mempunyai

keterampilan komunikasi yang buruk (Santrock, 2009). Dampak dari

penerapan pola asuh otoriter adalah anak akan mengalami tekanan fisik dan

mental, kehilangan semangat, cenderung menyalahkan diri, mudah putus asa,

tidak memiliki inisiatif, tidak bisa mengambil keputusan, tidak berani

mengemukakan pendapat, dan memiliki keterampilan komunikasi yang buruk

(Santrock, 2009). Hasil penelitian menunujukkan bahwa orang tua yang

mengaplikasikan pola asuh otoriter 34,4% orang tua mengatur hidup anak,

35,7% orang tua marah bila anak menentang keinginan orang tua.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa orang tua yang menerapkan pola

asuh memanjakan di SMP N 3 Gamping Sleman yaitu 25,7%. Ciri pola asuh

memanjakan adalah gaya pengasuhan dimana orang tua sangat terlibat dengan

anak-anak mereka. Tetapi hanya menempatkan sedikit batasan atau larangan

atas perilaku mereka. Orang tua ini membiarkan anak-anak mereka

melakukan apa yang mereka inginkan dan mendapatkan keinginan mereka

Page 28: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

51

karena mereka yakin bahwa kombinasi dari pengasuhan yang mendukung dan

kurangnya batasan, akan menghasilkan anak yang kreatif dan percaya diri.

Hasilnya adalah anak-anak ini biasanya tidak belajar untuk mengendalikan

perilaku mereka sendiri. Orang tua dengan pola asuh yang memanjakan tidak

mempertimbangkan perkembangan dari anak secara menyeluruh (Santrock,

2009). Berdasarkan penelitian dari orang tua yang memberikan pola asuh

yang memanjakan 42,9% orang tua selalu menuruti keinginan anak, 18,6%

orang tua membiarkan anak melakukan apapun yang anak inginkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang mengaplikasikan

pola asuh demokratis di SMP N 3 Gamping Sleman adalah 40,0%. Pola asuh

demokratis merupakan adalah salah satu gaya pengasuhan yang

memperlihatkan pengawasan terhadap tingkah laku anak-anak, tetapi mereka

juga bersikap responsive, menghagai, dan menghormati pemikiran, perasaan

serta mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan. Pengasuhan

demokratis juga diasosiasikan dengan rasa harga diri yang tinggi, memiliki

moral standar, kematangan psikososial, kemandirian, sukses dalam belajar

dan bertanggung jawab secara sosial. Orang tua benar-benar menghormati

remaja sebagai individu yang utuh secara lahir dan batin. Remaja diberi

segala hal yang mengarahkannya kepada kedewasaan secara mandiri dan

mengambil keputusan sendiri dan berkesempatan untuk mengupayakan

kemerdekaannya sendiri (Mighwar, 2006). Berdasarkan analisi kuesioner

orang tua yang memiliki pola asuh demokratsi sebanyak 54,3% orang tua

menerepkan disiplin belajar, 40,0% membantu anak mencari jalan keluar bila

anak menghadapi kesulitan atau masalah.

Selain ketiga pola asuh tersebut terdapat pola asuh yang berdampak

negatif bagi remaja yaitu pola asuh mengabaikan. Berdasarkan hasil

penelitian di SMP N 3 Gamping Sleman orang tua yang menerapkan pola

asuh mengabaikan sebanyak 18,6%. Pola asuh mengabaikan merupakan gaya

pengasuhan dimana orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak-anak

mereka. Anak-anak dari orang tua yang mengabaikan, mengembangkan

perasaan bahwa aspek-aspek lain dari kehidupan orang tua mereka adalah

Page 29: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

52

lebih penting dari pada diri mereka. Anak-anak dari orang tua yang

mengabaikan sering berperilaku dalam cara yang kurang cakap dalam sosial.

Mereka cenderung memiliki pengendalian diri yang buruk, tidak memiliki

kemandirian diri yang baik, dan tidak termotivasi untuk berpertasi (Santrock,

2009). Gambaran pola asuh orang tua dengan pola asuh mengabaikan dalam

penelitian ini terlihat dengan 72,9% orang tua kurang peduli dengan urusan

anak, 61,4% orang tua kurang mengungkapkan kasih sayang terhadap anak.

2. Perkembangan Sosial Remaja di SMP N 3 Gamping Sleman

a. Usia Remaja

Remaja dalam penelitian ini paling banyak berusia 13 tahun yaitu 52,9%.

Pada tahap remaja awal ini remaja masih terheran-heran akan perubahan-

perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Mereka mengembangkan pikiran-

pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan berkurangnya kendali

terhadap “ego” menyebabkan para remaja awal ini sulit mengerti dan

dimengerti orang dewasa (Sarwono, 2016). Perkembangan sosial saat remaja

memasuki umur 13 tahun mereka akan membentuk kelompok-kelompok

kecil, tiga atau dau orang sehingga pergaulannya lebih intim atau akrab. Satu

hal yang mempengaruhi adalah dorongan untuk persetujuan kelompok,

dengan mengikuti peraturan-peraturan kelompok dalam berpakaian,

berbahasa, dan gaya hidupnya (Yusuf, 2010). Saat usia kematangan semakin

dekat, para remaja gelisah untuk meninggalkan masa usia belasan tahun di

satu sisi, dan hasrus siap-siap menuju usia dewasa disisi lainnya. Mereka

mencari-cari sikap yang dipandangnya pantas untuk itu. Bila kurang arahan

atau bimbingan, tingkahn laku mereka akan sedikit ganjil, seperti berpakaian

dan bertingkah laku meniru-niru orang dewasa, merokok, minum-minuman

keras, dan berperilaku seks (Mighwar, 2006).

b. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian jenis kelamin responden seimbang yaitu laki-

laki sebanyak 50,0% dan perempuan sebanyak 35 siswa 50,0%. Menurut

Erikson dalam Potter & Perry (2005) pencarian identitas merupakan tugas

Page 30: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

53

utama psikososial remaja. Berdasarkan koesioner perkembangan sosial

terdapat perbedaan antara remaja laki-laki dan perempuan. Pada remaja

perempuan lebih menekankan penampilan yaitu berdandan, dan gaya

berpakaian, berbeda dengan remaja laki-laki yang cenderung mengalokasikan

dirinya melalui keikutsertaan dalam olahraga, dan tangtangan serta sifat laki-

laki yang berani. Remaja harus membentuk hubungan sebaya atau tetap

terisolasi secara sosial. Masa remaja sering sekali disebut masa biseksual.

Meskipun kesadaran akan lawan jenis ini berhubungan dengan perkembangan

jasmani, tubuhnya memiliki ketertarikan tehadap jenis kelamin yang lain.

Hubungan sosial yang tidak berlaku menghiraukan perbedaan jenis kelamin

pada masa sebelumnya, kini beralih kehubungan sosial yang dihiasi perhatian

terhadap lawan jenis (Irianto, 2015).

c. Perkembangan Sosial Remaja

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perkembangan sosial baik

sebanyak 40,0%. Perkembangan sosial merupakan proses belajar untuk

menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi,

meleburkan diri menjadi satu kesatuan, saling berkomunikasi dan bekerja

sama (Yusuf, 2010). Menurut Erikson dalam Potter & Perry (2005) ada

beberapa identitas yang penting dalam perkembangan sosial remaja yaitu

identitas keluarga. Perpindahan ke hubungan teman sebaya dikontraskan

dengan perpindahan remaja dari orang tua. Remaja perlu membuat pilihan,

bersikap mandiri, dan mengalami konsekensi dari sikapnya. Selanjutnya

pencarian identitas seksual ditingkatkan dengan perubahan fisik pubertas.

Tanda fisik maturitas mendorong perkembangan perilaku feminism dan

maskulin. Ynang terakhir yaitu identitas kelompok karena remaja

membutuhkan harga diri dan penerimaan, sehingga mereka mencari identitas

kelompok. Kelompok sebaya memberi remaja perasaan saling memiliki,

pembuktian, dan kesempatan untuk belajar perilaku yang diterima.

Gambaran perkembangan sosial pada aspek identitas seksualitas, 24,3%

responden setuju jika mereka berdandan dulu seperti teman-teman perempuan

mereka sebelum berpergian, 25,7% responden sepakat jika ada yang berbuat

Page 31: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

54

jahat pada teman mereka, mereka akan melawannya secara jantan. Sedangkan

pada aspek identitas kelompok 40,0% responden setuju jika mereka

mengikuti kegiatan ektrakulikuler di sekolah, 41,4 % responden tidak sepakat

jika mereka tidak mengikuti acara-acara yang diadakan sekolah seperti ikut

lomba atau kemah, 47,1% responden setuju jika mereka selalu menghibur

teman-teman mereka saat sedang sedih. Lebih lanjut untuk aspek identitas

keluarga 40,0% responden sangat setuju jika mereka berusaha mencapai cita-

cita mereka, 42,9% sepakat jika mereka tidak malu unutk meminta maaf saat

melakukan kesalahan, 34,3% responden setuju jika nilai mereka buruk

mereka akan berusaha untuk rajin belajar.

3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Sosial Remaja

di SMP N 3 Gamping Sleman

Berdasarlan hasil penelitian responden dengan pola asuh mengabaikan

memberikan perkembangan sosial yang cukup 7 responden (10,0%).

Responden dengan pola asuh otoriter mayoritas perkembangan sosial dalam

kategori cukup 4 responden (5,7%). Responden dengan pola asuh

memanjakan lebih banyak perkembangan sosial dalam kategori baik yaitu 9

responden (12,9%) dan responden dengan pola asuh demokratis lebih banyak

perkembangan sosial dalam kategori baik yaitu 19 responden (27,1%).

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan cramer’s v, diketahui bahwa

nilai p-value sebesar 0,005, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara pola asuh orang tua dengan perkembangan sosial remaja di SMP N 3

Gamping Sleman. Nilai koefesien korelasi sebesar 0,515 menunjukkan bahwa

tingkat hubungan antara pola asuh orang tua dan perkembangan sosial remaja

bersifat sedang, pada nilai koefisian korelasi berarti semakin baik pola asuh

orang tua maka semakin baik perkembangan sosial remaja, sehingga dapat

disimpulkan bahwa sebagian banyak orang tua menerapkan pola asuh yang

baik yaitu pola asuh demoktratis maka perkembangan sosial remaja menjadi

baik. Penelitian yang dilakukan Yuhanda dan Hidayati (2013) menunjukkan

bahwa pola asuh orang tua sebagian besar demokratis yaitu 63,8% dan

Page 32: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

55

depresi yang dialami remaja sebagian besar kategori ringan sebanyak 80,0%.

Ciri anak-anak yang memiliki orang tua dengan pola asuh demokratis sering

berperilaku dalam cara yang kompeten secara sosial. Mereka cenderung

percaya diri, dapat menunda keinginan, akrab dengan teman-teman

sebayanya, dan menunjukkan harga diri yang tinggi (Santrock, 2009).

Nilai koefesien korelasi sebesar 0,515 menunjukkan bahwa tingkat

hubungan antara pola asuh orang tua dan perkembangan sosial remaja bersifat

sedang. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang meletakkan

dasar-dasar kepribadian remaja. Keluarga merupakan kelompok sosial yang

pertama kali dimana remaja dapat berinteraksi dan belajar sebagai makhluk

sosial. Pengaruh dari keluarga yang signifikan adalah pola pengasuhan orang

tua. Pola pengasuhan yang berbeda akan menghasilkan perilaku yang berbeda

pula (Soetjiningsih, 2004). Penelitian tentang pola asuh hubungannya dengan

perkembangan sosial yang dilakukan Pertiwi, Bidjuni, dan Kallo (2016) di

SMA Negeri 7 Manado menggambarkan 52,7% orang tua menerapkan pola

asuh demokratis, 20% permisif, dan 27,3% otoriter. Pada penelitian ini

menyimpulkan bahwa pola asuh orang tua yang demokratis akan

meningkatkan rasa percaya diri pada remaja.

Perkembangan sosial merupakan proses belajar untuk menyesuaikan diri

terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan diri menjadi

satu kesatuan, saling berkomunikasi dan bekerja sama (Yusuf, 2010).

Penelitian terkait perkembangan sosial remaja yang dilakukan Dorado,

Tololiu, dan Pengemanan, (2013) meneliti tentang perkembangan sosial

remaja yang ditekankan pada konsep diri remaja dimana dalam penelitiannya

mayoritas remaja memiliki konsep diri yang positif (81.4%).

Menurut Yusuf (2010) orang tua yang bersikap demokratis akan

memberikan kesempatan anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan

dan memberi penjelasan tentang dampak perbuatan baik dan buruk, sehingga

akan mendorong perilaku sosial anak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Pratama (2016) menunjukkan bahwa pola asuh demokratis

berpengaruh terhadap intensitas perilaku bullying yaitu semakin rendah. Akan

Page 33: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

56

tetapi pola asuh demokratis tidak selalu memberikan pengaruh yang positif.

Hasil penelitian ini memperlihatkan 4,3% responden dengan pola asuh

demokratis memiliki perkembangan sosial yang kurang. Selain itu 8,6%

responden yang memilki pola asuh memanjakan memiliki perkembangan

sosial yang baik. Hal ini dikarenakan perkembangan sosial remaja

dipengaruhi beberapa faktor seperti lingkungan sekolah dan kelompok teman

sebaya.

Menurut Yusuf (2010) Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi

perkembangan sosial remaja seperti lingkungan sekolah yaitu teman sebaya

dan lingkungan masyarakat di sekitar remaja. Penelitian yang dilakuka oleh

Rahni (2010) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara peran

kelompok teman sebaya dengan perkembangan sosial remaja, jika dilihat dari

nilai korelasinya diketahui sebesar 0,570 yang berarti bahwa sifat

hubungannya sedang arah positif artinya semakin baik peran kelompok teman

sebaya maka makin baik pula perkembangan sosial remaja.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mengalami keterbatasan dan kendala yaitu hanya meneliti

satu faktor yaitu pola asuh. Masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi

perkembangan sosial remaja yaitu kelompok teman sebaya dan lingkungan

sekolah. Selain itu terdapat faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua

yang tidak dikendalikan yaitu jenis kelamin orang tua dan status sosial

ekonomi orang tua.

Page 34: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

57

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan pola asuh

orang tua dengan perkembangan sosial remaja di SMP N 3 Gamping Sleman

dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebagian besar orang tua di SMP N 3 Gamping Sleman menerapkan pola asuh

demokratis yaitu 44,3%.

2. Sebagian besar perkembangan sosial remaja di SMP N 3 Gamping Sleman

adalah perkembangan sosial kategori baik yaitu 40,0%.

3. Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan sosial remaja

di SMP N 3 Gamping Sleman dengan uji Cramer’s v yaitu p value 0,005.

4. Keeratan hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan sosial

remaja di SMP N 3 Gamping Sleman dengan hasil koefisien korelasi sebesar

0,515 yang berarti keeratan sedang.

B. SARAN

1. Guru Sekolah

Sekolah merupakan tempat belajar anak mengenai berbagai hal, maka dari

itu guru guru juga perlu memberikan informasi mengenai pengaruh yang baik

dan yang buruk bagi siswa siswinya. Pihak sekolah juga senantiasa memantau

dan mengontrol setiap perilaku siswa siswinya. Sekolah juga harus

meningkatkan kualitas sarana dan prasana yang dapat digunakan siswa dan

menciptakan metode belajar untuk mengembangkan potensi siswa.

2. Orang Tua

Orang tua diharapkan agar lebih memperhatikan dalam menerapkan pola

asuh pada anak sesuai dengan perkembangan anak. Pola asuh demokratis

diharapakan dapat diaplikasikan oleh orang tua dengan memberikan

pendidikan yang baik serta memperhatikan anak dan tidak memberi hukuman

Page 35: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

58

yang lebih terhadap anak apabila anak salah supaya tidak berperilaku

menyimpang.

3. Remaja

Bagi remaja diharapakan dapat menerapkan perilaku sosial yang positif

baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Remaja dapat

meningkatkan potensi yang mereka miliki di sekolah dan ikut serta dalam

kegiatan di lingkungan rumah. Pada aspek keluarga remaja diharapakan

mengikuti norma-norma yang diterapkan oleh keluarga.

4. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meniliti faktor-faktor lain yaitu

kelompok teman sebaya dan sekolah yang merupakan faktor perkembangan

sosial remaja sehingga dapat digunakan sebagai data yang berkesinambungan

dan berkelanjutan agar dapat memberikan intervensi yang tepat untuk

mengatasi sesuai dengan fenomena yang terjadi.

Page 36: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

59

DAFTAR PUSTAKA

Azwar. S. (2009). Penyusunan skala psikologi. Pustaka pelajar. Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. (2014). Kabupaten Sleman dalam angka. (BPS)

Kab.Sleman.

Departemen Pendidikan Nasional dan Kebudayaan. (2008). Kamus besar bahasa

Indonesia. Balai pustaka. Jakarta.

Dharma. K.K. (2011). Metodologi penelitian keperawatan. CV Trans info media.

Jakarta.

Durado. A, Tololiu. T, Pengemanan. D. (2013). Hubungan dukungan orang tua

dengan konsep diri pada remaja di SMA Negeri 1 Manado. v. 1, n. 1.

Efendi. F dan Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas. Salemba

medika. Jakarta.

Frisnawati. A. (2012). Hubungan antara menonton reality show dengan

kecenderungan perilaku prososial pada remaja. v. 1, n. 1.

Hurlock, E. (2005). Development psychology. Hills publishing. New Delhi.

Irianto, K. (2015). Kesehatan reproduksi. Alfabeta. Bandung.

King, L. A. (2010). Psikologi umum (Sebuah pandangan apresiatif). Salemba

humanika. Jakarta.

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., Snyder, S. J. (2010). Buku ajar fundamental

keperawatan (konsep, proses dan praktik). Edisi 7. Volume 2. EGC.

Jakarta.

Linda dan Hamal. (2011). Hubungan pendidikan dan pekerjaan orang tua serta

pola asuh dan status gizi balita di Kota dan Kabupaten Tanggerang

Banten.

Mardiyah, S. (2008). Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang perubahan

fisik pada masa pubertas dengan konsep diri remaja di SMP Negeri 6

Yogyakarta. Tidak di publikasikan. FK UGM Yogyakarata.

Marliani, R. (2016). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Pustaka setia.

Bandung.

Page 37: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

60

Mighwar. M. (2006). Psikologi remaja: petunjuk bagi orang tua dan guru.

Pustaka setia. Bandung.

Nisrima. S, Yunus. M, Hidayati. E. (2016). Pembinaan perilaku sosial remaja

penghuni yayasan islam media kasih kota Banda Aceh. v. 1, n. 1, p. 192-

204, aug.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Rineka cipta. Jakarta.

Nursalam, (2008). Pendekatan praktis metodologi penelitian riset keperawatan.

Cetakan 1. CV Agung seto. Jakarta.

Pertiwi. E, Bidjuni. H, Kallo. V. (2016). Hubungan pola asuh orang tua dengan

perkembangan sosial remaja (percaya diri) remaja di SMA Negeri 7

Manado. v. 4, n. 2, Jul.

Papalia. D. E, Olds. S. W, Feldman. R. D. (2009). Human Development

Perkembangan Mansuia. Jakarta. Salemba Humanika.

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan. Edisi 4.

Volume 1. EGC. Jakarta.

Pratama, Y. (2016). Hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku bullying

remaja di SMP N 4 Gampng Sleman. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Prodi

keperawatan Stikes Ahmad Yani Yogyakarata.

Rahni, S. (2010). Hubungan pola asuh orang tua dan peran kelompok sebaya

terhadap perkembangan sosial remaja di SMP N 1 Gamping Sleman.

Skripsi. Tidak dipublikasikan. FK UGM Yogyakarta.

Santrock, J. W. (2009). Psikologi pendidikan. Salemba humanika. Jakarta.

Sarwono. S. W. (2016). Psikologi remaja. PT Raja grapindo persada. Jakarta.

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Sagung

seto. Jakarta.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Sugiyono. (2014). Metodologi penelitian kesehatan. Alfabeta. Jakarta.

Surbakti. (2009). Kenalilah anak remaja anda. PT Elek media komputindo.

Jakarta.

Page 38: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

61

Wahyuning, W. (2004). Mengomunikasikan moral kepada anak. Elek media

komputindo. Jakarta.

Wong, D. L. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik. Edisi 6. Volume 1. EGC.

Jakarta.

Yuhanda. S dan Hidayati. E (2013). Hubungan antara pola asuh orang tua

dengan tingkat depresi remaja di SMK 10 November Semarang. v. 1, n. 1, p.

11-17, mei.

Yusuf, S. (2010). Psikologi perkembangan anak & remaja. Remaja rosdakarya.

Bandung.

Page 39: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

64

KUISIONER POLA ASUH ORANG TUA

Data Siswa

Nama siswa :

Umur :

Jenis Kelamin :

Data Orang Tua

Nama orang Tua :

Umur Orang Tua :

Pendidikan Orang Tua :

Pekerjaan Oang Tua :

Tinggal dengan Orang Tua :

Petunjuk pengisian :

Dibawah ini terdapat pernyataan mengenai perlakuan yang mungkin orang tua

anda lakukan terhadap anda di rumah. Dalam setiap pernyataan terdapat 5

kemungkinan jawaban. Tidak ada jawaban benar atau salah, jadi pilihlah yang

sesuai dengan kehidupan anda.

Berikan tanda silang (X) pada salah satu kolom yang sesuai dengan keadaan anda,

dengan ketentuan sebagai berikut :

TP : Jika anda tidak pernah mendapatkan perlakuan tersebut

J : Jika anda 1-2 kali mendapatkan perlakuan tersebut

K : Jika anda lebih dari 2 kali mendapat perlakuan tersebut

S : Jika anda hampir setiap hari mendapatkan perlakuan tersebut

SS : Jika anda sering sekali mendapat perlakuan terse

Page 40: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

65

No Pertanyaan TP J K S SS

1 Orang tua menerapkan disiplin belajar pada saya

2 Orang tua membiarkan saya melakukan hal-hal

yang saya inginkan

3 Orang tua membantu saya mencari jalan keluar

bila saya menghadapi kesulitan atau masalah

4 Orang tua kurang peduli dengan urusan sekolah

5 Orang tua marah bila saya menentang keinginan

6 Orang tua dapat menerima bila saya menentang

pendapatnya

7 Orang tua sangat mengerti keinginan saya

8 Orang tua sibuk dengan kegiatan sendiri

9 Orang tua memaksa keinginannya terhadap saya

10 Orang tua memberikan kebebasan kepada saya

untuk menentukan sendiri masa depan saya

11 Orang tua selalu memperhatikan saya

12 Orang tua kurang berkomunikasi dengan saya

13 Orang tua mengatur hidup saya

14 Orang tua bersikap terbuka pada saya

15 Orang tua kurang mengungkapkan kasih sayang

pada saya

16 Orang tua memberikan hukuman bila saya salah

Page 41: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

66

KUESIONER PERKEMBANGAN SOSIAL

Berikut ini disajikan beberapa pernyataan. Pilihlah jawaban yang menurut anda

paling benar dengan memberikan tanda sialng (X) pada jawaban yang paling

benar.

Keterangan jawaban:

TS : tidak sesuai

S : sesuai

SS : sangat sesuai

STS : sangat tidak sesuai

Keterangan:

* : untuk remaja laki-laki

**: untuk remaja perempuan

NO PERNYATAAN SS S TS STS 1. Saya aktif mengikuti olahraga* 2. Saya berolahraga minimal seminggu sekali* 3. Jika ada yang berbuat jahat pada teman saya, saya

akan melawannya secara jantan*

4. Saya lebih suka berpergian memakai rok** 5. Saya berdandan dulu seperti teman-teman

perempuan saya sebelum berpergian**

6. Saya tidak pernah berdandan atau pergi ke salon**

7. Saya banyak memiliki sahabat dekat 2 orang atau lebih

8. Teman-teman saya banyak yang berasal dari luar sekolah

9. Saya membuat suatu kelompok kecil dengan teman-teman saya sesama perempuan atau laki-laki

10. Teman-teman saya sering meminta saya mengajari mereka tentang mata pelajaran yang tidak mereka mengerti

11. Saya orang yang sulit menjalin hubungan atau bergaul dengan siapa saja

12. Saya memakai pakaian yang sama seperti teman-teman saya

Page 42: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

67

13. Saya lebih sering berdiskusi mengenai suatu masalah dengan tema-teman saya

14. Saya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler 15. Saya tidak suka mengikuti acara-acara yang

diadakan sekolah seperti ikut lomba atau kemah

16. Saya mengetahui sikap baik buruknya sikap teman-teman saya

17. Saya tidak peduli jika ada teman saya yang sedang mengalami kesulitan

18. Saya sering mendengarkan curhat teman-teman saya

19. Saya selalu menghibur teman-teman saya, jika sedang sedih

20. Saya selalu berdebat dengan teman-teman saya, jika mereka tidak setuju dengan pendapat saya

21. Saya akan mendengarkan terlebih dahulu pendapat teman saya jika sedang berdiskusi

22. Saya memiliki cita-cita atau tujuan hidup 23. Saya akan berusaha mencapai cita-cita saya 24. Saya tidak suka jika orang tua saya menyuruh

saya belajar

25. Saya mengikuti karang taruna di desa saya 26. Saya tidak aktif mengikuti kerjan bakti di desa

saya

27. Saya tidak malu untuk meminta maaf jika saya melakukan kesalahan

28. Saya mendaftarkan diri sendiri tanpa didampingi orang tua, ketika saya masuk SMP

29. Saya memilih sendiri kegiatan ekstrakulikuler yang saya senangi

30. Saya mengikuti kursus karena keinginan saya sendiri

31. Jika nilai saya buruk, saya akan berusaha untuk rajin belajar

32. Saya pernah bolos sekolah

Page 43: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

83

Page 44: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.unjaya.ac.id/2160/2/DWI PATMAWATI HASIM_2213042_pisah.pdfHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA Diajukan Sebagai

84