HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih...

41
HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI DENGAN KELUHAN KESEHATAN DI DESA CANGGAI KECAMATAN PANTE CEUREUMEN KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH: RISMAIDA ORIZA NIM : 07C10104146 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2013

Transcript of HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih...

Page 1: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI DENGAN

KELUHAN KESEHATAN DI DESA CANGGAI KECAMATAN PANTE CEUREUMEN KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH:

RISMAIDA ORIZA NIM : 07C10104146

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT

2013

Page 2: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air

merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada

kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi

malapetaka bila tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun

kuantitasnya (Warlina, 2004). Air yang dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene

serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan

tidak berbau. Konsekuensi dari penggunaan air yang tidak bersih dan hygiene

akan menggangu kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Air yang berkualitas

meliputi kualitas fisik, kimia, dan bebas dari mikroorganisme (Soemirat, 2001)

Penggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia

merupakan bagian integral dari program penyehatan air. Menurut Depkes RI

(2008) program penyehatan air tersebut meliputi perencanaan kebutuhan air

bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di Desa maupun

kebutuhan air bersih pada daerah perkotaan.

Program penyehatan air merupakan salah satu program prioritas dalam

agenda Millenium Development Goals (MDGs) dengan sasarannya adalah

penurunan sebesar separuh proporsi penduduk yang tidak memiliki akses terhadap

sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada

Page 3: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

2

tahun 2015, dan diperkirakan 1,1 milyar penduduk penduduk didunia yang tinggal

di Desa maupun di kota hidup tanpa air bersih (WHO, 2008).

Berdasarkan laporan MDGs tahun 2008 di Indonesia jumlah penduduk

yang tidak memiliki akses air bersih sebesar 44,2%, dan hanya 5,5% penduduk di

Desa yang mempunyai akses air bersih. Selanjutnya pada tempat-tempat umum

cakupan penduduk yang mempunyai akses air bersih hanya 32,9% (WHO, 2008).

Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang

seksama dan cermat. Karena untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai dengan

standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak

tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah

dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan

lainnya. Dan ketergantungan manusia terhadap air pun semakin besar sejalan

dengan perkembangan penduduk yang semakin meningkat (Harmayani &

Konsukartha, 2007). Selain kualitas air yang menurun akibat pencemaran pada

sumber air, tidak tercukupinya jumlah air bersih yang dapat digunakan oleh

masyarakat juga dapat menimbulkan masalah terhadap kesehatan masyarakat

seperti timbulnya penyakit akibat penggunaan air seperti diare, kudis dan

trachoma.

Faktor lingkungan (fisik, biologi dan sosio kultural) mempunyai kaitan

yang erat dengan faktor perilaku misalnya kebiasaan atau perilaku dalam

menggunakan air bersih, buang air besar serta membuang sampah di sembarang

tempat, termasuk pembuangan limbah. Hal ini akan menyebabkan terjadinya

pencemaran air tersebut dan penduduk menjadi rawan terhadap penyakit menular

bawaan air, seperti penyakit kulit, diare dan lain- lain (Depkes RI, 2008).

Page 4: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

3

Di antara penyakit berbasis lingkungan (termasuk tersedianya air minum/

air bersih yang memenuhi syarat kesehatan), yang potensial menimbulkan

kejadian luar biasa (KLB) dan mempengaruhi sumber daya manusia adalah

penyakit diare. Adapun proporsi kasus diare balita tidak jauh berbeda

dibandingkan tahun yang lalu. Pada tahun 2011 sebesar 44,3%. Berdasarkan

jumlah kasus diare diatas, maka angka kesakitan diare pada semua kelompok

umur adalah 11 per 1.000 penduduk. Sedangkan pada tahun 2012 proporsi kasus

diare balita mencapai 41,5%. (Profil Kesehatan Provinsi Aceh, 2012).

Berdasarkan data penyakit di Provinsi Aceh tahun 2012 Jumlah pasien diare untuk

semua golongan umur yang dilaporkan pada periode tahun 2012 mencapai 78.641.

Sedikit menurun bila dibandingkan tahun 2008 yang jumlah kasusnya mencapai

88.913.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kabupaten Aceh Barat

menunjukkan penyakit diare dan penyakit kulit masih dominan terjadi di

masyarakat. Jumlah pasien diare untuk semua golongan umur yang dilaporkan

pada periode tahun 2010 mencapai 7.342 sedikit menurun bila dibandingkan tahun

2009 yang jumlah kasusnya mencapai 3.667. Untuk penyakit kulit sub kutan

mencapai 6.306 kasus. (Profil Dinkes Aceh Barat, 2010).

Sedangkan data yang diperoleh dari Puskesmas Pante Ceureumen jumlah

kasus diare sebanyak 21 kasus dan penyakit kulit sebanyak 37 kasus pada tahun

2012. (Profil Puskesmas Pante Ceureumen, 2012).

Berdasarkan survei pendahuluan ternyata sebagian besar masyarakat Desa

Canggai dengan jumlah penduduk 249 jiwa sebagian besar menggunakan air

sungai untuk mandi, mencuci pakaian maupun peralatan dapur, buang air

Page 5: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

4

besar/kecil, termasuk mencuci kendaraan bermotornya. Selain itu, pembuangan

akhir saluran limbah rumah tangga dialirkan ke sungai tersebut. Hal ini

menyebabkan air sungai di kawasan ini fisiknya berwarna keruh, berbau dan

terdapat sampah yang terapung bahkan terdapat tumpukan sampah di pinggiran

sungai yang ternyata tempat masyarakat biasa membuang sampah. Walaupun

demikian, masyarakat tetap memanfaatkan air sungai tersebut. Berdasarkan

wawancara yang dilakukan pada 5 orang warga Desa Canggai mereka

mengatakan sering merasakan gatal-gatal sehabis mandi di sungai. Selain itu

beberapa anak-anak sering mengalami diare. Berdasarkan hasil pengamatan awal,

hal tersebut dikarenakan masyarakat Desa ini sering mengkonsumsi air mentah

tanpa dimasak terlebih dahulu. Hal yang menarik terjadi ketika melihat beberapa

anak Sekolah Dasar menyediakan mug dalam tas mereka. Ketika rasa haus datang

beberapa murid SD yang melintasi sungai tanpa segan mengambil air dengan mug

dari sungai dan langsung meminumnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti merasa tertarik

untuk melakukan studi tentang hubungan perilaku pengguna air sungai dengan

keluhan kesehatan di Desa Canggai Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten

Aceh Barat Tahun 2013.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan adalah

“Bagaimana karakteristik dan hubungan perilaku pengguna air dengan keluhan

kesehatan pengguna air sungai di Desa Canggai Kecamatan Pante Ceureumen

Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013?”

Page 6: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik dan hubungan perilaku pengguna air

dengan keluhan kesehatan pengguna air sungai di Desa Canggai Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013?”

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan pengguna air dengan keluhan

kesehatan (gatal-gatal, diare, mata merah, panas dan gatal) pengguna air

sungai di Desa Canggai Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2013

2. Untuk mengetahui hubungan sikap pengguna air dengan keluhan kesehatan

(gatal-gatal, diare, mata merah, gatal, gatal dan panas) pengguna air sungai di

Desa Canggai Kecamatan Ceureumen Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

3. Untuk mengetahui hubungan tindakan pengguna air dengan keluhan kesehatan

(gatal-gatal, diare, mata merah, panas dan gatal) pengguna air sungai di Desa

Canggai Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi penulis untuk dapat mengaplikasi ilmu yang telah diperoleh di

bangku kuliah serta meningkatkan keterampilan penulisan dalam

penelitian ilmiah.

2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat dapat menambah kepustakaan dalam

bidang Kesehatan Lingkungan khusunya penyediaan air bersih.

Page 7: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

6

1.4.2 Manfaat Aplikatif

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Dinas

Kesehatan Aceh Barat mengenai gambaran kualitas air sungai yang ada di Pante

Cermin yang dimanfaatkan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan air bersih

sehingga dapat diambil suatu tindakan agar mutu air yang sampai ke tangan

masyarakat dalam mutu yang layak baik dari dari segi air bersih maupun air

minum.

Page 8: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Siklus Air

Sebagian besar (71%) permukaan bumi ditutupi oleh air dan jumlah ini

relatif konstan. Air di bumi mengalami siklus hidrologi. Siklus ini sangat penting

karena menggambarkan bagaimana perjalanan air yang meliputi penguapan pada

air permukaan tanah, tumbuhan dan hewan, pembentukan awan di atmosfir

kemudian berubahnya awan menjadi tetesan-tetesan air dan jatuh kembali ke

permukaan bumi sebagai hujan. Air hujan ini mengalir sebagai air permukaan,

meresap ke dalam tanah dan menjadi air tanah. Air tanah dalam akan timbul ke

permukaan menjadi air permukaan. Air permukaan ini akan kembali mengalami

penguapan dan demikian seterusnya (Soemirat, 2007).

2.2. Sumber-Sumber Air

2.2.1. Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang berada di atas permukaan tanah sepe rti

air sungai, air rawa, air irigasi, air danau, air laut dan sebagainya. Air permukaan

merupakan sumber air yang yang dapat digunakan sebagai sumber air bersih dan

air minum tetapi sangat mudah tercemar dan terkotori oleh bahan pencemar dan

pengotor yang mengapung, melayang, mengendap dan melarut di air permukaan

oleh sebab itu sebelum digunakan air permukaan memerlukan pengolahan

terlebih dahulu.

Page 9: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

8

2.2.2. Air Tanah

1. Mata Air

Mata air adalah air yang berasal dari dalam tanah yang muncul secara

alamiah. Air yang berasal dari mata air ini pada umumnya belum tercemar dan

bisa lansung dikonsumsi.

2. Air Sumur Dangkal

Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah yang dangkal

atau sering disebut sebagai air tanah. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan

tanah berkisar 5 sampai dengan 15 meter dan berbeda kedalaman antara satu

tempat dengan tempat yang lain. Dalam penggunaannya air sumur dangkal ini

perlu diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi karena ada kemungkinan

terkontaminasi kotoran di permukaan tanah.

3. Air Sumur Dalam

Air sumur dalam adalah air yang berasal dari lapisan kedua dalam tanah.

Dalamnya lapisan ini dari permukaan tanah biasanya di atas 15 meter. Oleh

karena itu sebagian besar air dalam ini sudah cukup sehat untuk lansung

dikonsumsi tanpa mengalami pengolahan.

2.2.3. Air Hujan

Air hujan adalah air yang berasal dari sublimasi uap air d i udara yang

ketika turun melarutkan benda-benda di udara yang dapat mencemari dan

mengotori air hujan. Oleh sebab itu sebelum digunakan air hujan harus diolah

terlebih dahulu.

Page 10: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

9

2.3. Golongan Air Berdasarkan Peruntukannya

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang

pengendalian pencemaran air Pasal 7 ayat 1 berdasarkan peruntukannya air dibagi

ke dalam empat golongan yaitu :

1. Golongan A

Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa

pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B

Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.

3. Golongan C

Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.

4. Golongan D

Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat

dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.

2.4. Peranan Air Dalam Kehidupan

Air memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Dalam tubuh orang dewasa, sekitar

55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi

sekitar 80 % (Notoadmodjo, 2003).

Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum,

masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di negara-

negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di

negara-negara berkembang memerlukan air antara 30-60 liter per hari

(Notoadmodjo, 1996).

Page 11: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

10

2.5. Air Sungai

2.5.1. Pengertian Air Sungai

Menurut Peratuan Pemerintah nomor 35 tahun 1991 sungai adalah

tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air

sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya

oleh garis sempadan (Depkes, 1991).

Menurut Kusnoputranto (1997), air sungai adalah salah satu badan air

yang menghasilkan air di atas permukaan daratan yang mengalir dari dataran

tinggi ke dataran rendah.

2.5.2. Parameter Air Sungai

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 1990, air sungai

termasuk dalam golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai bahan baku

air minum. Oleh sebab itu yang menjadi parameter air sungai berdasarkan PP

nomor 20 tahun 1990 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Syarat-Syarat Kualitas Air Golongan B

No Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan

1 Fisika - Suhu oC Suhu air normal -

- Zat Padat Terlarut mg/L 1000 - 2 Kimia Kimia Anorganik

- Air raksa mg/L 0,001 - Besi mg/L 5

- Nitrat mg/L 10

- Oksigen terlarut (DO)

mg/L * * air permukaan dianjurkan

lebihbesar atau sama dengan 6

- pH 5-9 - Timbal mg/L 0,1

Kimia Organik - Aldrin dan dieldrin mg/L 0,017

- Chlordane mg/L 0,003

Page 12: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

11

- DDT mg/L 0,042 - Minyak dan lemak mg/L nihil

3 Mikrobiologi

- Koliform tinja Jumlah

per 100 ml

2000

- Total koliform Jumlah

per 100 ml

10.000

4 Radio Aktivitas - Aktivitas Alpha Bq/L 0,1 - Aktivitas Beta Bq/L 1,0

Sumber Depkes, 1990

2.6. Standar Kualitas Air Bersih

2.6.1. Pengertian Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak

(Permenkes RI, 1990).Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 416 tahun

1990 air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

2.6.2. Parameter Air Bersih

Parameter air sungai yang ada di dalam Permenkes No.

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Syarat-Syarat Kualitas Air Bersih

No Parameter Satuan Kadar Maksimum yang Diperbolehkan

Keterangan

A. Fisika 1 Bau Tidak berbau

2 Jumlah padat yang terlarut

Mg/L 1500

3 Kekeruhan Skala NTU

25

4 Rasa Tidak berasa

5 Suhu 5 oC Suhu udara ± 3oC

Page 13: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

12

6 Warna Skala TCU

50

B. Kimia Kimia Anorganik

1 Besi mg/L 1,0 2 Kesadahan mg/L 500 3 Nitrat mg/L 10

4 pH mg/L 6,5-9,0 Kimia Organik

1 Deterjen mg/L 0,5 2 Pestisida total mg/L 0,01 C. Mikrobiologi

1 Total Ciliform Jumlah per

100 ml 10 Air perpipaan

2 Coliform Jumlah per

100 ml 50

Bukan air perpipaan

Sumber Depkes, 1990

2.7. Peranan Air Sebagai Penyebab Penyakit.

Penyakit sebagian besar dikaitkan dengan adanya hubungan interaktif

antara kehidupan manusia dengan bahan, kekuatan, atau zat yang tidak

dikehendaki yang datang dari luar tubuhnya atau lingkungannya. Kekuatan, zat,

atau bahan yang masuk ke dalam tubuh tersebut bisa merupakan benda hidup atau

benda mati. Sehingga dapat menganggu fungsi ataupun bentuk suatu organ

(Achmadi, 2008).

Air merupakan bagian dari lingkungan yang tidak dapat terpisahkan dari

kehidupan manusia. Dalam penggunaannya, air dapat menjadi penyebab

terjadinya penyakit. Air sebagai penyebab terjadinya penyakit dibagi ke dalam 4

(empat) cara yaitu (Soemirat, 2007) :

1. Air Sebagai Penyebar Mikroba Patogen (Water Borne Disease)

Penyakit disebarkan secara langsung oleh air dan hanya dapat menyebar

apabila mikroba penyebab terjadinya penyakit masuk ke dalam sumber air

yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jenis

Page 14: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

13

mikroba yang ada di dalam air yaitu virus, bakteri, protozoa dan metazoa.

Penyakit yang disebabkan karena mikroba patogen ini seperti cholera, thypus

abdominalis, hepatitis A, poliomyelitis, dysentry. Keluhan yang dapat muncul

seperti menceret dan kotoran berlendir

2. Air Sebagai Sarang Vektor Penyakit (Water Related Insecta Vector)

Air dapat berperan sebagai sarang insekta yang menyebarkan penyakit

pada masyarakat. Insekta sedemikian disebut sebagai vektor penyakit. Vektor

penyakit yang sedemikian dapat mengandung penyebab penyakit. Penyebab

penyakit dalam tubuh vektor dapat berubah bentuk, berubah vase pertumbuhan

atau pun bertambahbanyak atau tidak mengalami perubahan apa-apa. Penyakit

yang dapat muncul seperti filariasis, demam berdarah, malaria.

3. Kurangnya Penyediaan Air Bersih (Water Washed Disease)

Kurang tersedianya air bersih untuk menjaga kebersihan diri, dapat

menimbulkan berbagai penyakit kulit dan mata. Hal ini terjadai karena bakteri

yang ada pada kulit dan mata mempunyai kesempatan untuk berkembang.

Keluhan yang dapat muncul seperti kulit merah, gatal-gatal dan mata merah,

gatal dan berair.

4. Air Sebagai Sarang Hospes Sementara (Water Based Disease)

Penyakit ini memiliki host perantara yang hidup di dalam air. Penyakit

yang dapat muncul adalah schistosomiasis dan dracontiasis.

2.8. Keluhan Kesehatan Akibat Penggunaan Air

2.8.1. Kulit Gatal-gatal dan Merah

Kulit gatal dan merah merupakan gejala dermatitis. Dermatitis

merupakan respons kulit terhadap agens-agens yang beraneka ragam, misalnya zat

Page 15: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

14

kimia, protein, bakteri dan fungus. Respons tersebut biasanya berhubungan

dengan alergi (Djuanda, 1990). Dermatitis disebabkan oleh oleh faktor dari dalam

tubuh (endogen) dan luar tubuh (eksogen). Faktor endogen seperti gangguan

sirkulasi darah dan penyakit sistemik (diabetes melitus). Faktor eksogen seperti

zat toksik (deterjen), bakteri, jamur, suhu rendah, suhu tinggi, obat-obatan dan

makanan.

2.8.2. Diare

Diare atau dalam bahasa Inggris disebut diarhea adalah sebuah penyakit

di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan

tinjaatau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan yang melebihi

200 gram per hari. (Anonimous, 2010). Diare pada umumnya disebabkan oleh

beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam

kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia,

pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umumnya dalam beberapa

hari dan paling lama satu minggu.

Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat

menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa

perawatan. Diare juga dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, memakan

makanan yang asam, pedas, atau bersantan secara berlebihan dan kelebihan

vitamin C.

2.8.3. Mata Merah, Gatal dan Panas

Mata merah, gatal dan panas merupakan gejala dari penyakit trakoma.

Trakoma adalah salah satu bentuk radang konjungtiva (selaput lendir mata) yang

berlangsung lama dan disebabkan oleh Chlamydia Trachomatis. Infeksi ini

Page 16: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

15

menyebar melalui kontak langsung dengan sekret kotoran mata penderita trako ma

atau melalui alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk, alat-alat kecantikan

dan lain- lain.

Penyakit ini sangat menular dan biasanya menyerang kedua mata. Bila

ditangani secepatnya, trakoma dapat disembuhkan dengan sempurna. Namun bila

terlambat dalam penanganannya, trakoma dapat menyebabkan kebutaan

(Anonimous, 2010). Trakoma disebabkan oleh bakteri Chlamydia

trakhomatisyang menyebar melalui kontak langsung dengan sekret kotoran mata

penderita trakoma, melalui alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk yang

terdapat sekret penderita trakoma atau melalui gigitan serangga. Higiene dan

sanitasi yang buruk dapat mempercepat terjadinya penularan penyakit ini.

2.9. Perilaku

2.9.1. Pengertian Perilaku

Menurut Skinner (1938), perilaku merupakan respons atau reaksi

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Respon ini meliputi respons

yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu dan respon yang timbul

dan berkembang kemudian diikuti oleh perangsang tertentu. Menurut

Notoadmodjo (2003), perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme

yang bersangkutan. Jadi pada hakikatnya perilaku manusia adalah tindakan atau

aktivitas manusia itu sendiri baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat

diamati secara langsung. Menurut Benyamin Bloom (1908), perilaku dibagi dalam

3 (tiga) domain yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain) dan

psikomotor (psychomotor domain).

Page 17: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

16

2.9.2. Bentuk Perilaku

Berdasarkan respon terhadap stimulus yang timbul, maka perilaku

dibagimenjadi dua bentuk (Notoadmodjo, 2003):

1. Perilaku Tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup disebut juga sebagai respons internal, yaitu yang terjadi

di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat diamati oleh orang lain.

Respons terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

pengetahuan dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus

tersebut. Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah suatu

penyakit tertentu.

2. Perilaku Terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka adalah perilaku yang jelas dan dapat diobservasi secara

langsung oleh orang lain. Respon ini sudah jelas dalam bentuk tindakan atau

praktek. Misalnya seorang ibu membawa anaknya ke posyandu setiap bulannya

untuk diimunsasi.

2.9.3. Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu,

dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Pengetahuan merupakan bagian dari perilaku yang tidak bisa diamati secara

langsung oleh orang lain karena masih terjadi di dalam diri manusia itu sendiri

(covert behavior). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai

6 (enam) tingkatan (Notoadmodjo, 2003) :

Page 18: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

17

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu

yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain meyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan

dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan

dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi,

dan masih ada kaitannya satu sama lain. Misalnya mampu membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

Page 19: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

18

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sistesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi- formulasi yang ada. Misalya dapat menyusun,

merencanakan, meringkaskan menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu

teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada. Misalnya, dapat membedakan antara anak yang gizi baik dengan gizi

kurang.

2.9.4. Sikap

Sikap merupakan reaksi respon yang masih tertutup dari seorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Newcomb yang dikutip oleh

Notoadmodjo (2003), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,

dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu

perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi

terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi

terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Allport (1954) membagi sikap ke dalam 3 (tiga) komponen pokok yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap objek.

Page 20: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

19

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak.

Menurut Notoadmodjo (2003) sikap yang tercakup dalam domain afektif

mempunyai 4 (empat) tingkatan yaitu :

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan.

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu

usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,

terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang

menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap. Misalnya ketika seorang ibu mengajak ibu

lain untuk membawa anaknya ke posyandu.

4. Bertanggung Jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.9.5. Tindakan (practice)

Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan (overt

behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan

Page 21: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

20

faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah

fasilitas.

Tindakan yang tercakup dalam domain psikomotorik mempunyai 4

(empat) tingkatan (Notoadmodjo, 2003) :

1. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya, seorang ibu

dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anaknya.

2. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai

dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. Misalnya,

seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari mencuci,

memotong, lamanya memasak, menutup pancinya dan sebagainya.

3. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai

praktek tingkat tiga. Misalnya, seorang ibu yang sudah biasa

mengimunisasikan bayi pada umur-umur tertentu, tanpa menunggu perintah

dari orang lain.

4. Adaptasi (adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. Seseorang sudah dapat memodifikasi tindakan tanpa mengurangi

kebenaran tindakan tersebut. Misalnya, ibu dapat mengolah makanan bergizi

tinggi dengan bahan yang lebih murah.

Page 22: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

21

2.10. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap stimulus atau

objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan, minuman dan lingkungan(Notoadmodjo, 2003) .

2.10.1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan

Perilaku Pemeliharaan Kesehatan adalah usaha-usaha seseorang untuk

memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk

penyembuhan bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan ini terbagi

dalam tiga aspek yaitu :

1. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan bila sakit serta pemulihan

kesehatan bilamana telah sembuh dari sakit.

2. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.

3. Perilaku gizi makanan dan minuman. Makanan dan minuman dapat

memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya

makanan dan minuman dapat mendatangakan penyakit. Hal ini sangat

tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.

2.10.2. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat

menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai

dari mengobati sendiri sampai mencari pengobatan.

2.10.3. Perilaku Kesehatan Lingkungan

Perilaku ini adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik

lingkungan fisik maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan

tersebut tidak mempengaruhi lingkungannya. Dengan perkataan lain,

Page 23: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

22

bagaimana seseorangmengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu

kesehatannya sendiri, keluarga dan masyarakat. Misalnya bagaimana

mengelola air minum.

Becker (1979) membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan ini yaitu :

1. Perilaku Hidup Sehat

Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau

kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.

Perilaku ini mencakup makan dengan menu seimbang, olahraga teratur, tidak

merokok, tidak minum minuman keras, istirahat cukup, mengendalikan stres

dan perilaku hidup positif lainnya.

2. Perilaku Sakit

Perilaku sakit mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit,

persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit,

pengobatan penyakit dan sebagainya.

3. Perilaku Peran Sakit

Orang sakit memiliki peran sabagai orang sakit, yang mencakup hak-hak

orang sakit dan kewajiban sebagai orang sakit. Hak dan kewajiban ini harus

diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain. Perilaku ini meliputi :

a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.

b. Mengenal dan mengetahui fasilitas atau sarana penyembuhan penyakit

yang layak.

c. Mengetahui hak dan kewajiban orang sakit.

Page 24: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

23

2.11. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Lawrence Green (1980), perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor

utama yaitu :

1. Faktor-faktor Predisposisi (predisposing factors)

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat

pendidikan , tingkat sosial ekonomi.

2 Faktor-faktor Pemungkin (enabling factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya

mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan.

Misalnya tersedianya fasilitas air bersih, tempat pembuangan tinja dan lain

sebagainya.

3 Faktor-faktor Penguat (reinforcing faktors)

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,

tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.

Page 25: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

24

2.12.Kerangka Teori

Berdasarkan Teori yang dikemukakan oleh Notoatdmodjo (2005) maka

dapat disusun Kerangka Teori sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Teori

2.13. Kerangka Konsep

Menurut Notoatmodjo (2003) kerangka konsep penelitian dapat

disederhanakan sebagai berikut:

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Keluhan Kesehatan

Faktor Predisposisi

Pengetahuan Sikap Tindakan

Kepercayaan

Nilai-nilai

Faktor Pemungkin Keseterdiaan Sumber Daya

Sarana

Faktor Penguat

Perilaku Dukungan

Keluarga

Pengetahuan

Keluhan Kesehatan Sikap

Tindakan

Page 26: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

25

2.14. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan keluhan kesehatan.

2. Ada hubungan antara sikap dengan keluhan kesehatan.

3. Ada hubungan antara tindakan dengan keluhan kesehatan.

Page 27: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis penelitian Analitik

dengan Desain/rancangan penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang

(Cross-sectional) yang bertujuan untuk menggambarkan bagaimana karakteristik

dan hubungan perilaku pengguna air dengan keluhan kesehatan pengguna air

sungai di Desa Canggai Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Desa Canggai Kecamatan Pante Ceureumen

Kabupaten Aceh Barat. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 September

sampai 22 September 2013.

3.3. Populasi dan Sampel

3.1.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh Kepala Rumah Tangga atau yang

mewakili yang menggunakan air sungai untuk mandi, cuci dan kakus di Desa

Canggai Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat yang berjumlah 82

KK.

3.1.2 Sampel

Menurut Arikunto (2007) jika jumlah anggota subjek dalam populasi

hanya meliputi antara 100 hingga 150, sebaiknya subjek sejumlah itu diambil

Page 28: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

27

seluruhnya. Jadi teknik yang digunakan adalah teknik total sampling yaitu

pengambilan seluruh populasi jadi sampel dalam penelitian ini menggunakan

keseluruhan populasi (total sampling) yaitu keseluruhan Kepala Keluarga yang

berjumlah 82 KK.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan ibu rumah

tangga atau yang mewakili dari setiap KK dengan menggunakan kuesioner dan

melakukan observasi langsung terhadap masyarakat pengguna air sungai di Desa

Canggai.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data kantor Kepala Desa.

3.5. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Variabel Independent

No Variabel Keterangan

1 Pengetahuan Definisi Segala sesuatu yang diketahui

responden tentang air bersih

Cara ukur Wawancara

Alat ukur Kuesioner Hasil ukur 1. Baik

2. Kurang Skala Ukur Ordinal

2 Sikap Definisi Tanggapan pengguna air tentang

penggunaan air sungai dan hubungannya dengan penggunaan air sungai untuk MCK.

Cara ukur Wawancara Alat ukur Kuesioner

Hasil ukur 1. Baik 2. Kurang

Skala Ukur Ordinal

Page 29: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

28

3 Tindakan Definisi Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan pengguna air terhadap air

sungai Cara ukur Wawancara

Alat ukur Kuesioner Hasil ukur 1. Baik

2. Kurang

Skala Ukur Ordinal

Variabel Dependent

4 Keluhan kesehatan Definisi Masalah yang didapat/dirasakan pengguna air sungai

Cara ukur Wawancara Alat ukur Kuesioner

Hasil ukur 1. Ada 2. Tidak

Skala Ukur Ordinal

3.6. Aspek Pengukuran Variabel

3.6.1. Tingkat Pengetahuan

1. Baik : Jika responden menjawab benar dengan skor > 18

2. Kurang : Jika responden menjawab benar dengan skor ≤ 18

3.6.2. Sikap

1. Baik : Jika responden menjawab benar dengan skor > 11

2. Kurang : Jika responden menjawab benar dengan skor ≤ 11

3.6.3. Tindakan

1. Baik : Jika responden menjawab benar dengan skor > 7

2. Kurang : Jika responden menjawab benar dengan skor ≤ 7

3.6.4. Keluhan Kesehatan

1. Ada : Jika Menjawab A

2. Tidak ada : Jika Menjawab B

Page 30: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

29

3.7. Analisa Data

3.7.1. Analisa Univariat

Analisa data dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi

sehingga dapat diketahui bagaimana gambaran karakteristik pengguna air (umur,

tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan), perilaku dan keluhan kesehatan

pengguna air.

3.7.1. Analisa Bivariat

Variabel perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan) dan keluhan kesehatan

akan dianalisa dengan menggunakan uji hipotesis chi-square atau exact fisher

sehingga diketahui bagaimana hubungan antar variabel penelitian.Persamaan

rumus Chi-Square sebagai berikut:

𝑋2

𝐻 = 𝐸𝑗

(𝑂𝑗− 𝐸𝐽 ) 2

𝑘

𝑗 −1

Keterangan :

X = nilai chi kuadrat

H = Derajat Kepercayaan

Oj = Frekuensi teramati pada klasifikasi ke-j

Ej = Frekuensi harapan (expected value) pada klasifikasi ke-j, yaitu jumlah

frekuensi ideal yang diharapkan terjadi pada masing-masing.

j = 1,2….k,

k = banyaknya klasifikasi.

Page 31: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Desa Canggai Kecamatan Pante Ceureumen

Kabupaten Aceh Barat

4.1.1.1 Letak Geografis

Desa Canggai merupakan salah satu desa yang berada di wilayah

Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat yang terletak di pinggir Kota

Kabupaten Aceh Barat dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lawet

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sikundo

3. Sebelah Utara berbatasan dengan Aceh Tengah

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Krueng Meurebo

Luas wilayah Desa Canggai ± 1340 Hektar2 terdiri dari 3 Dusun yaitu Dusun Tgk.

K Ceureumen, Dusun Tgk. Abdul Kadir, Dusun Tgk. Muda.

4.1.1.2 Data Demografi

Secara administratif, jumlah penduduk Desa Canggai tahun 2013

mencapai 283 jiwa dan jumlah kepala keluarga sebanyak 82 KK. Berdasarkan

jenis kelamin, penduduk yang berjenis kelamin laki- laki sebanyak 144 jiwa dan

penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 139 jiwa, sebagian besar

bermata pencaharian petani dan seluruh penduduk di Desa Canggai menganut

agama Islam (Kecamatan Pante Ceureumen, 2013).

Page 32: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

31

4.1.2 Analisa Univariat

Karakteristik responden dapat dilihat dengan menggunakan kuesioner

melalui wawancara yang meliputi pengetahuan, sikap, tindakan, keluhan

kesehatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Pengetahuan Tentang

Air Bersih Di Desa Canggai Kecamatan Pante Ceureumen

Kabupaten Aceh Barat.

No Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

1 Baik 22 26,8 2 Kurang 60 73,2

Total 82 100

Sumber : Data Primer (Diolah, 2013)

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa distribusi responden menurut

pengetahuan tentang Air Bersih yang baik adalah 22 responden (26,8%) dan yang

Kurang adalah 60 responden (73,2%).

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Sikap Tentang

Penggunaan Air Sungai Di Desa Canggai Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

No Sikap Frekuensi (n) Persentase (%)

1 Baik 30 36,6

2 Kurang 52 63,4

Total 82 100

Sumber : Data Primer (Diolah, 2013)

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa distribusi responden menurut sikap

tentang penggunaan air sungai yang baik adalah sebanyak 30 responden (36,6%)

dan yang Kurang adalah 52 responden (63,4%).

Page 33: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

32

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Tindakan Tentang

Penggunaan Air Sungai Di Desa Canggai Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

No Tindakan Frekuensi (n) Persentase (%)

1 Baik 22 26,8 2 Kurang 60 73,2

Total 82 100

Sumber : Data Primer (Diolah, 2013)

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa distribusi responden menurut

tindakan tentang penggunaan air sungai yang baik adalah sebanyak 22 responden

(26,8%) dan yang Kurang adalah 60 responden (73,2%).

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Katagori Keluhan Kesehatan

di Desa Canggai Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh

Barat.

No Keluhan Frekuensi (n) Persentase (%)

1 Tidak Ada 26 31,7 2 Ada 56 68,3

Total 82 100

Sumber : Data Primer (Diolah, 2013)

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa distribusi responden menurut

katagori keluhan kesehatan yang tidak ada keluhan kesehatan adalah sebanyak 26

responden (31,7%) dan yang ada keluhan kesehatan adalah 56 responden (68,3%).

Page 34: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

33

4.1.3 Analisa Bivariat

4.1.3.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Keluhan Kesehatan

Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Dengan Keluhan Kesehatan Di Desa

Canggai Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

Keluhan Kesehatan Total

No Pengetahuan Tidak Ada Ada N % P Value OR

n % N %

1 Baik 9 40,9 13 59,1 22 100 0,278 1,751 2 Kurang 17 28,3 43 71,7 60 100

Total 26 56 82

Sumber : Data Primer (Diolah, 2013)

Hasil Analisis hubungan pengetahuan dengan keluhan kesehatan diperoleh

9 dari 22 (40,9%) responden yang berpengetahuan baik tidak memiliki keluhan

kesehatan. Sedangkan responden yang berpengetahuan Kurang ada sebanyak 43

dari 60 (71,7%) responden yang memiliki keluhan kesehatan.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% pada df 1, diperoleh nilai p-value 0,278 yang berarti

lebih besar dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan keluhan kesehatan. Dari hasil

penelitian ini juga menunjukkan Odd Rasio (OR) sebesar 1,751 yang artinya

responden yang mempunyai pengetahuan yang baik mempunyai peluang 1,751

kali adanya keluhan kesehatan dibandingkan dengan responden yang mempunyai

pengetahuan Kurang.

Page 35: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

34

4.1.3.2 Hubungan Sikap Dengan Keluhan Kesehatan

Tabel 4.6 Hubungan Sikap Dengan Keluhan Kesehatan Di Desa Canggai

Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat

Keluhan Kesehatan Total

No Sikap Tidak Ada Ada N % P Value OR

n % N %

1 Baik 9 30,0 21 70,0 30 100 0,801 0,882

2 Kurang 17 32,7 35 67,3 52 100

Total 26 56 82

Sumber : Data Primer (Diolah, 2013)

Hasil Analisis hubungan sikap dengan keluhan kesehatan diperoleh 9 dari

30 (30,0%) responden yang memiliki sikap baik tidak memiliki keluhan

kesehatan. Sedangkan responden yang memiliki sikap kurang ada sebanyak 35

dari 52 (67,3%) responden yang memiliki keluhan kesehatan.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% pada df 1, diperoleh nilai p-value 0,801 yang berarti

lebih besar dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

Tidak ada hubungan antara sikap dengan keluhan kesehatan. Dari hasil penelitian

ini juga menunjukkan Odd Rasio (OR) sebesar 0,882 yang artinya responden yang

mempunyai sikap yang baik mempunyai peluang 0,882 kali adanya keluhan

kesehatan dibandingkan dengan responden yang mempunyai sikap Kurang.

Page 36: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

35

4.1.3.3 Hubungan Tindakan Dengan Keluhan Kesehatan

Tabel 4.7 Hubungan Tindakan Dengan Keluhan Kesehatan Di Desa

Canggai Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

Keluhan Kesehatan Total

No Tindakan Tidak Ada Ada N % P Value OR

n % N %

1 Baik 4 18,2 18 81,8 22 100 0,111 0,384 2 Kurang 22 36,7 38 63,3 60 100

Total 26 56 82

Sumber : Data Primer (Diolah, 2013)

Hasil analisis hubungan tindakan dengan keluhan kesehatan diperoleh ada

4 dari 22 (18,2%) responden yang tindakannya baik tidak memiliki keluhan

kesehatan. Sedangkan responden yang tindakannya kurang ada sebanyak 38 dari

60 (63,3%) responden yang memiliki keluhan kesehatan.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% pada df 1, diperoleh nilai p-value 0,111 yang berarti

lebih besar dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

tidak ada hubungan antara tindakan dengan keluhan kesehatan. Dari hasil

penelitian ini juga menunjukkan Odd Rasio (OR) sebesar 0,384 yang artinya

responden yang mempunyai tindakan yang baik mempunyai peluang 0,384 kali

untuk memiliki keluhan kesehatan dibandingkan dengan responden yang

mempunyai tindakan kurang.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Keluhan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pengetahuan tentang air bersih

tidak memberikan hubungan dengan keluhan kesehatan. Dengan kata lain tidak

Page 37: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

36

ada hubungan antara pengetahuan dengan keluhan kesehatan di Desa Canggai

Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat, hal ini terlihat bahwa kepala

keluarga dengan pengetahuan yang baik mempunyai keluhan kesehatan yang lebih

sedikit dibandingkan dengan kepala keluarga yang pengetahuannya kurang.

Penelitian yang dilakukan oleh Simbolon (2009) menunjukan bahwa

pengetahuan kesehatan yang baik berbanding lurus dengan perilaku kesehatan.

Hal ini berarti semakin baik pengetahuan seseorang maka perilakunya pun akan

semakin baik pula. Pengetahuan masyarakat tentang penggunaan air sungai perlu

ditingkatkan antara lain melalui kegiatan penyuluhan/pendidikan oleh petugas

kesehatan, keder kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh agama, serta melalui

media promosi kesehatan.

Menurut Notoadmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu,

dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Pengetahuan merupakan bagian dari perilaku yang tidak bisa diamati secara

langsung oleh orang lain karena masih terjadi di dalam diri manusia itu sendiri

(overt behavior). Pengetahuan terdiri dari berbagai tingkatan yaitu tahu,

memahami, aplikasi, analisa, membuat, menilai.

4.2.2 Hubungan Sikap Dengan Keluhan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa sikap tidak memberikan

hubungan dengan keluhan kesehatan. Dengan kata lain tidak ada hubungan antara

sikap dengan keluhan kesehatan penggunaan air sungai di Desa Canggai

Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat, hal ini terlihat bahwa

Page 38: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

37

masyarakat dengan sikap yang baik dan kurang mempunyai keluhan kesehatan

yang besar.

Menurut Notoatmodjo ( 2007) sikap menggambarkan suka atau tidak suka

seseorang terhadap objek. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi

objek lain. Pada umumnya sikap yang positif akan mendukung perilaku yang baik

pula. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus atau objek, sehingga belum otomatis terwujud dalam suatu

tindakan (overt behavior).

4.2.3 Hubungan Tindakan Dengan Keluhan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa tindakan tidak memberikan

hubungan dengan keluhan kesehatan. Dengan kata lain tidak ada hubungan antara

tindakan dengan keluhan kesehatan penggunaan air sungai di Desa Canggai

Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat, hal ini terlihat bahwa kepala

keluarga dengan tindakan yang baik memiliki keluhan kesehatan yang lebih

sedikit dibandingkan dengan kepala keluarga yang memiliki tindakan kurang.

Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).

Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan factor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas.

Tindakan yang tercakup dalam domain psikomotorik mempunyai empat tingkatan

antara lain adalah persepsi, respon terpimpin, mekanisme, adaptasi (Notoadmodjo,

2003)

Page 39: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan keluhan kesehatan

penggunaan air sungai di Desa Canggai dengan nilai p=0,278 yang berarti

lebih besar dari α-value 0,05.

2. Tidak ada hubungan antara sikap dengan keluhan kesehatan penggunaan

air sungai di Desa Canggai dengan nilai p=0,801 yang berarti lebih besar

dari α-value 0,05.

3. Tidak ada hubungan antara tindakan dengan keluhan kesehatan

penggunaan air sungai di Desa Canggai dengan nilai p=0,111 yang berarti

lebih besar dari α-value 0,05.

5.2 Saran

1. Diharapkan bagi masyarakat Desa Canggai Kecamatan Pante Ceureumen

Kabupaten Aceh Barat agar dapat meningkatkan pengetahuannya tentang

penggunaan air sungai agar keluhan kesehatan tidak terjadi dan mudah

diatasi.

2. Diharapkan bagi Puskesmas Kecamatan Pante Ceureumen agar

meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang

penggunaan air sungai sehingga kesehatan dapat ditingkatkan.

Page 40: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Umar Fahmi. 2001. Peranan Air Dalam Peningkatan Derajat

Kesehatan Masyarakat. Peringatan Hari Air Se-Dunia IX, Departemen

Kimpraswil.Jakarta.

________,2008. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Universitas Indonesia, Jakarta.

Amsyari, 1996. Membangun Lingkungan Sehat, Air Langga Press, Surabaya

Anonimous , 2010. Trakoma, http://www.klikdokter.com/illness/detail/149, diakses 13 Desember 2011.

___________, 2010. Diare, http://id.wikipedia.org/wiki/Diare, diakses 13 Desember 2011.

Arikunto. 2007. Metodelogi Penelitian. Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta,

Jakarta.

Depkes RI, 1990. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang

Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air, Jakarta. __________, 1990. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 Tentang

Pengendalian Pencemaran Air, Jakarta.

__________, 1991. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 Tentang

Sungai, Jakarta

__________, 2008. Bentuk dan Cara Penyelenggaraan Pembangunan

Kesehatan, Jakarta

__________, 2009. Bentuk dan Cara Penyelenggaraan Pembangunan

Kesehatan, Jakarta

Djuanda, Adhi dkk., 1990. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Jakarta. Harmayani & Konsukartha, 2007. Pencemaran air tanah akibat pembuangan

Limbah domestik di lingkungan kumuh. Jurnal permukiman vol. 5 no. 2, diakses 12 Desember 2011.

Juanita, 2002. Kesehatan dan Pembangunan Nasional, USU digital library,

diakses 12 Desember 2011.

Page 41: HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUNGAI ...repository.utu.ac.id/244/1/NIM I_V.pdfPenggunaan air bersih yang merata pada seluruh penduduk di Indonesia merupakan bagian integral dari program

Mardalis,1995. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Bumi Aksara,

Jakarta.

Notoadmodjo, 1996. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta. ___________. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

___________. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

___________.2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Penerbit Rineka

Cipta, Jakarta

Pratiknya, Ahmad Watik, 1986. Dasar-dasar Metodologi Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan, Rajawali Pers, Jakarta. Simbolon, 2009. Perilaku Buang Air Besar pada Ibu Rumah Tangga yang

Tidak Memiliki Jamban Keluarga di Kecamatan Sukaresmi

Kebupaten Garut. Skripsi FKM UI

Slamet, 2007. Kesehatan Lingkungan, Cetakan Ketujuh, Gadjah Mada

University Press, Yoyakarta.

Soemirat, J,2001. Pencemaran Lingkungan, Renika Cipta, Jakarta

Usman, Husaini & Akbar PS, 1996. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara,

Jakarta.

Warlina, 2004. Pencemaran Air, Sumber, Dampak dan Penanggulangannya,

Institut Pertanian Bogor, diunduh dari http://rudyct.com/PPS702-ipb/08234/lina_warlina.pdf diakses tanggal 26 Oktober 2011.

WHO, 2008. Laporan Millenium Development Goals Indonesia, Genewa