DisusunOleh - repository.utu.ac.id

23
STUDI PENGARUH OVERSIZE PISTON TERHADAP VOLUME LANGKAH DAN LAJU KONSUMSI BAHAN BAKAR Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagian syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh Ijazah Sarjana Teknik DisusunOleh : JAFAR MURNI NIM :06C10202001 Bidang : Teknik Konversi Energi Jurusan : Teknik Mesin JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH ACEH BARAT TAHUN 2015

Transcript of DisusunOleh - repository.utu.ac.id

Page 1: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

STUDI PENGARUH OVERSIZE PISTON TERHADAP

VOLUME LANGKAH DAN LAJU KONSUMSI BAHAN BAKAR

Tugas Akhir

Untuk Memenuhi Sebagian syarat-syarat

Yang Diperlukan untuk Memperoleh

Ijazah Sarjana Teknik

DisusunOleh :

JAFAR MURNI

NIM :06C10202001

Bidang : Teknik Konversi Energi

Jurusan : Teknik Mesin

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH – ACEH BARAT

TAHUN 2015

Page 2: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Modifikasi bidang otomotif akhir-akhir ini mengalami

perkembangan yang sangat pesat dan beragam, hampir semua sistem

dalam teknologi otomotif baik sepeda motor maupun mobil mengalami

sentuhan modifikasi. Modifikasi bidang otomotif yang dilakukan

bertujuan untuk mendapatkan unjuk kerja yang lebih baik dari sebuah

sistem kerja otomotif. Dilakukan dengan sistem kerja yang standar,

merubah spesifikasi komponen ataupun dengan cara memberi komponen

tambahan. Modifikasi bidang otomotif merupakan peluang bisnis yang

sangat menjanjikan sekaligus penuh tantangan, maka terjun kedalam

bidang modifikasi otomotif dibutuhkan pengetahuan dasar tentang sistem

kerja yang mendalam dan kreatifitas yang tinggi.

Salah satu komponen mesin yang mengalami modifikasi yang

trend saat ini adalah volume silinder (cc). Modifikasi volume silinder (cc)

bertujuan untuk meningkatkan performance mesin sepeda motor. Mesin

sepeda motor bebek standar di Indonesia produksi tahun 2000an yang rata

– rata berkapasitas 110 cc sampai 125 cc. Bagi pemilik sepeda motor

produki dibawah tahun 2000an yang rata – rata memiliki kapasitas mesin

100 cc merasa motornya kurang bertenaga terutama untuk kaum muda.

Bisa diambil alternative memodifikasi kapasitas mesinnya dengan

mengganti komponen milik motor bebek lainnya atau saling subtitusi.

Untuk menaikan volume silinder biasanya dilakukan ubahan pada

diameter piston dan langkah piston.

Dari uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian terhadap

analisis pengaruh oversize piston terhadap kinerja motor dan

membandingkan dengan laju konsumsi bahan bakar.

Page 3: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

2

1.2. Rumusan masalah

Dalam permasalahan kali ini akan dibahas tentang sepeda motor

Suzuki Smash yang akan diperbesar diameter pistonnya (0.25, 0.50,

0.75).

Permasalahan yang timbul adalah bagaimana mengetahui peforma

sepeda motor dan laju konsumsi bahan bakar dengan dilakukan

modifikasi oversize terhadap piston tersebut.

1.3. Batasan masalah

Batasan masalah pada modifikasi diameter piston terhadap laju

konsumsi bahan bakar, tanpa membahas material piston serta tanpa

mengubah sudut sequis kepala silinder standar.

1.4. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan diameter piston

terhadap momen torsi, daya poros, laju konsumsi bahan bakar spesifik

dan efisiensi bahan bakar.

1.5. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari hasil modifikasi adalah sebagai berikut :

1. sebagai bahan acuan dalam perkembangan teknologi otomotif

khususnya dalam hal modifikasi.

2. mengetahui seberapa besar pengaruh menggunakan komponen

standar dengan komponen modifikasi.

Page 4: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mesin bensin

Mesin bensin adalah salah satu jenis motor pembakaran dalam yang

banyak digunakan untuk menggerakan atau sebagai sumber tenaga pada

kendaraan. Motor bensin menghasilkan tenaga pembakaran bahan bakar dan udara

(Oksigen) yang ada dalam silinder dan dalam pembakaran ini akan menimbulkan

panas sekaligus akan mempengaruhi gas yang ada dalam silinder untuk

mengembang.

Gambar 2.1 motor bensin 4 langkah

(Pedoman Reparasi sepeda motor: 4-0)

Gas tersebut dibatasi oleh dinding silinder kepada silinder dan piston,

maka ketika piston berada pada TMA (titik mati atas) temperatur dan tekanan

akan naik. Naiknya temperatur dan tekanan didalam silinder tersebut kemudian

Page 5: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

4

meledak akibat lompatan bunga api dari busi, yang kemudian mendorong piston

yang ada dalam silinder untuk bergerak translasi didalam silinder. Sedang pada

piston tersebut dihubungkan dengan Con-rod yang menghubungkan piston dengan

Crankshaft (poros engkol) yang kemudian mengubah gerakan translasi piston

menjadi gerak rotasi. Dari gerakan rotasi inilah yang kemudian akan menggerakan

system kopling dan transmisi sehingga dapat menggerakan kendaraan.

2.2. Piston

Piston atau Torak serta ada pula yang menyebutnya „Seher‟, adalah

komponen mesin yang mengubah atau mentransfer tekanan pembakaran yang

menjadi gerak lurus (sliding) yang selanjutnya dengan perantara pena torak,

batang torak, dan poros engkol gerak lurus dari torak tersebut diubah menjadi

gerak putar. Oleh karena itu, toak harus tahan terhadap tekanan yang tinggi, panas

yang tinggi, dan mampu bekerja dengan kecepatan yang tinggi yaitu 24.000 kali

pada putaran mesin 12.000 rpm, atau 400 kali gerak naik turun perdetik.

Sebagian besar piston dibuat dari bahan paduan alumunium, walaupun

pada kondisi tertentu digunakan juga piston dari besi tuang dan keramik. Bahan

alumunium mempunyai keunggulan ringan cepat mentransfer panas. Karena

ringan maka mesin dapat bekerja pada putaran yang lebih tinggi. Keuntungan

lainnya dari alumunium adalah memungkinkan mesin bekerja dengan suhu mesin

yang lebih rendah dari pada dengan piston dari besi tuang sehingga mengurangi

kemungkinan terjadinya penumpukan kerak karbon dibawah permukaan piston

(karena kerusakan minyak pelumas serta panas) atau pada ring pistonnya.

Kelemahan utama piston yang terbuat dari paduan alumunium adalah pemuainnya

cukup besar yang menyebabkan piston berubah bentuk. Meskipun begitu banyak

usaha dilakukan untuk mengatasi kelemahan ini dengan membuat bagian atas

piston lebih kecil dari pada bagian bawahnya agar saat piston telah mencapai suhu

kerja, maka bagian yang lebih kecil akan memuai sehingga bagian atas serta

bawah piston akan sama.

Page 6: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

5

2.3. Stroke / langkah

Stroke atau sering diterjemahkan menjadi langkah piston adalah panjang

gerakan piston bolak – balik dari bagian atas silinder atau titik mati atas (TMA)

menuju bagian bawah silinder atau titik mati bawah (TMB), maupun sebaliknya.

Satu langkah torak adalh sama dengan setengah putaran kruk as atau poros

engkol. Panjang langkah torak ditentukan oleh putaran poros engkol (crankshaft).

Atau sama dengan panjang antara titik pusat poros engkol dengan tempat batang

piston dipasang. Diameter dan langkah ini menentukan volume atau kapasitas

mesin.

2.4. Mekanisme Kerja Motor Bensin

Motor bensin 4 langkah adalah motor yang setiap empat langkah

torak/piston (dua putaran engkol) sempurna menghasilkan satu tenaga kerja (satu

langkah kerja).

1. Langkah pemasukan, yang dimulai dengan piston pada titik mati atas (TMA)

dan berakhir ketika piston mencapai titik mati bawah (TMB). Untuk

menaikkan massa yang terhisap, katup masuk terbuka saat langkah ini dan

menutup setelah langkah ini berakhir.

2. Langkah kompresi, ketika kedua katup tertutup dan campuran di dalam silinder

terkompresi ke bagian kecil dari volume awalnya.

3. Langkah kerja, atau langkah ekspansi dimulai saat piston pada TMA dan

berakhir dan berakhir sekitar 45° sebelum TMB. Gas bertekanan tinggi

menekan piston turun dan memaksa engkol berputar. Ketika piston mencapai

45° sebelum TMB, katup buang terbuka untuk memulai proses pembuangan

dan menurunkan tekanan silinder hingga mendekati tekanan pembuangan.

4. Langkah pembuangan, dimulai ketika piston mencapai TMB. Ketika katup

buang membuka, piston menyapu keluar sisa gas pembakaran hingga piston

mencapai TMA, katup masuk membuka, katup buang tertutup, dan siklus

dimulai lagi (Pudjanarsa, Nursuhud, 2006).

Urutan keempat langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2

Page 7: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

6

Gambar. 2.2. Prinsip Kerja Motor 4 Langkah

2.5. Dasar-Dasar Perhitungan Volume Silinder

1. Kapasitas mesin

Volume yang terbentuk akibat pergerakan piston dari titik mati bawah

munuju titik mati atas (dan sebaliknya). Volume langkah ini dapat

dihitung dengan menggunakan rumus volume tabung dengan satuan cc.

Vs : volume langkah (cc)

d : diameter silinder (mm)

l : panjang langkah (mm)

n : jumlah silinder

Rumus diatas juga dikenal sebagai volume perpindahan piston karena piston

bergerak dari posisi TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati atas). Persamaan

ini memperlihatkan mengapa volume perpindahan piston bertambah besar bila

silinder diperbesar disbanding memperbesar langkah. Hal ini karena diameter

Page 8: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

7

dikuadratkan, sementara langkah tidak. Artinya, dengan memperbesar diameter,

maka perbandingan kompresi akan menjadi lebih tinggi.

2. Perbandingan kompresi

Perbandingan kompresi adalah perbandingan volume silinder dan ruang

antara awal langkah kompresi (katup masuk mulai tertutup) dan setelah akhir

langkah kompresi saat piston berada pada titik mati atas (TMA) :

Rc : perbandingan kompresi

Vef : volume efektif (cc)

Vc : volume sisa / volume ruang bakar (cc)

2.6. Metode Perhitungan Performa/Prestasi Mesin

Pada umumnya kinerja suatu mesin bisa diketahui dari membaca dan

menganalisa parameter yang ditulis dalam sebuah laporan atau media lain.

Biasanya kita akan mengetahui daya, torsi dan konsumsi bahan bakar spesifik dari

mesin tersebut. Parameter itulah yang menjadi pedoman praktis prestasi sebuah

mesin. Secara umum daya berbanding lurus dengan luas piston sedang torsi

berbanding lurus dengan volume langkah. Parameter tersebut relative penting

digunakan pada mesin yang berkemampuan kerja dengan variasi kecepatan

operasi dan tingkat pembebanan. Daya maksimum didefinisikan sebagai

kemampuan maksimum yang dihasilkan oleh suatu mesin.

1. Torsi dan daya poros

Torsi

Torsi merupakan harga yang ditunjukkan oleh momen motor pada

out put poros engkol (crank shaft). Torsi merupakan perkalian

Page 9: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

8

antara gaya yang dihasilkan dari tekanan hasil pembakaran pada

torak dikalikan dengan jari-jari lingkar poros engkol. Semakin

sempurna pembakaran suatu motor, maka torsi yang terbangkit akan

semakin maksimal. Bila radius tenaga yang bekerja adalah “r”

(m) dan tenaga yang diberikan adalah “F” (kgf)maka momennya

adalah:

T = F x b

F = m x g

Dimana :

T : torsi (Nm)

F : gaya penyeimbang yang diberikan (N)

m : beban terukur (kg)

g : gaya grafitasi (9.81 m/s2)

b : jarak lengan torsi (mm)

Daya poros

Untuk mengangkat suatu benda dengan ketinggian atau jarak tertentu

membutuhkan kerja yang sama tanpa memperhatikan kerja tersebut

dilakukan dalam 1 detik, 1 jam, maupun 1 tahun.

Laju kerja yang dilakukan dalam satuan waktu disebut daya. Daya

motor diukur dari berapa besarnya kerja yang dilakukan oleh motor

tersebut pada waktu tertentu, umumnya daya dihitung dalam 1 detik

75 m-kg (1 Horse Power).

Dimana :

T : Torsi (Nm)

N : putaran kerja (rev/s)

Page 10: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

9

2. Tekanan efektif rata – rata

Tekanan efektif rata – rata (bmep) diperoleh dari pembagian kerja per

siklus dengan volume silinder per siklus (Heywood, 1988;50)

dimana :

bmep : tekanan efektif rata – rata (Kpa)

Pb : daya poros (KW)

nR : jumlah putaran poros engkol untuk setiap langkah

kerja (2 siklus untuk 4 langkah)

Vd : volume langkah (mm3)

N : putaran kerja (rev/s)

3. Konsumsi bahan bakar spesifik dan laju konsumsi bahan bakar

Konsumsi bahan bakar spesifik / Specific Fuel Comsumsion (Sfc)

adalah banyaknya bahan bakar yang dipakai setiap detik untuk

menghasilkan satu satuan daya dan waktu pemakaian sebanyak 10

ml (Heywood, 1988;51)

dimana :

mf : laju konsumsi bahan bakar (g/s)

P : daya poros (KW)

Laju konsumsi bahan bakar dapat diperoleh dengan persamaan

(Ariends & Berenschot, 1988;13)

Page 11: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

10

Dimana :

t : waktu konsumsi bahan bakar setiap 1 ml (s)

ρ : massa jenis bahan bakar (gr/cm3)

ρprem : 0,73 gr/cm3 untuk premium (pertamina)

4. Efisiensi

Efisiensi adalah perbandingan antara daya yang dihasilkan per siklus

terhadap jumlah energy yang disuplai per siklus yang dapat dilepaskan

selama pembakaran. (Heywood, 1988;52)

dimana :

QHV : nilai kalor rendah bahan bakar (KJ/Kg)

: 45000 KJ/Kg untuk premium

Sfc : konsumsi bahan bakar spesifik (mg/J)

Page 12: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Penelitian ini dilakSanakan selama 6 (enam) bulan untuk mencapai target

yang diinginkan. Pekerjaan persiapan dan pengujian serta segala sesuatu yang

menyangkut pekerjaan kesekretariatan akan dilakukan di Laboratorium Teknik

Mesin Universitas Teuku Umar

3.2. PERALATAN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan objek ukur dan alat ukur sebagai berikut :

1. Sepeda motor Suzuki Smash

Tipe : 4 Langkah

Kapsitas silinder : 110 cc

Jumlah silinder : 1

Daya Maksimum : 7,7 PS / 700 rpm

Torsi maksimum : 0.81 Kg.m / 5500 rpm

2. Piston sepeda motor Suzuki Smash

Jumlah : 4 buah

Ukuran : standar, oversize 1 (0.25), oversize 2 (0.50) dan

oversize 3(0.75)

4. Jangka Sorong

Merk : Mitutoyo

Tipe : 530 - 104

Maks Ukuran : 150 mm

Page 13: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

12

3.3. PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian dilakukan secara berurutan sesuai dengan prosedur penelitian

yang telah direncanakan yaitu :

1. Mengukur diameter piston standar dan oversize, piston oversize yang

dipilih adalah ukuran 0.25, 0.50 dan 0.75.

2. Mengukur panjang langkah piston sepeda motor Suzuki Smash.

3. Perhitungan volume langkah dari mesin tersebut, asumsi jika dilakukan

pergantian terhadap komponen piston Suzuki Smash dengan piston

oversize

4. Perhitungan terhadap konsumsi bahan bakar yang di konsumsi oleh Suzuki

Smash jika dilakukan pergantian piston oversize.

Page 14: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Literatur Spesifikasi Sepeda Motor Suzuki Smash

Spesifikasi sepeda motor Suzuki Smash untuk pemasaran produsen memberikan

informasi data tentang mesin (spesifikasi mesin) sepeda motor. Informasi

datamengenai spesifikasi mesin sepeda motor yang biasa diberikan produsen

dalam memasarkan produk mereka dapat kita lihat pada tabel. 4.1

Tabel 4.1. Spesifikasi mesin sepeda motor Suzuki Smash 110cc

Spesifikasi mesin Contoh data

yang diberikan Keterangan

Jenis mesin Empat langkah Jenis yanng lain adalah mesin dua

langkah

SOHC Pilihan lainnya DOHC, OHC, SV, dll

Pendinginan udara Yang lainnya berpendingin air

Jumlah silinder 1

isi silinder 109cc Volume silinder adlah jumlah total

dari volume langkah dtambah

denngan volume ruanng bakar.

Volume ruang bakar adalah volume

ruangan yang terbentuk antara kepala

silinder dan kepala piston mencapai

TMA. Volume lanngkah adalah

volume yang terbentuk pada saat

piston bergerak keatas dari TMB ke

TMA, dimana volume lanngkah yaitu

volume yang dipindahkan saat piston

bergerak. Dihitung denga suatu rumus

dengan satuan cc atau cm3 atau

liter/M3.

Langkah piston 48,8 mm Langkah adalah gerak tunggal piston

yang diukur dengan satuan mm

Diameter silinder 53,5 mm Diameter silinder adalah diameter

bagian dalam dqarisilinder, diukur

dengan satuan mm

Page 15: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

14

Perbandingan

kompresi

9,6:1 Perbandingan kompresi adalah

perbandingan antara volume silinder

dengan volume ruang bakar.batasan-

batasnnya adalah :

- Mesin dua langkah : 6-8 :1

- Mesin empat langkah : 8-10:1

Daya maksimum 7,7 PS/700 rpm PS (prerd stark in jerman) adalah

tenaga untuk menggerakkan obyek

seberat 75 Kg sejauh 1 m dalam 1

secon (makin besar tenaga makin

besar jumlah kerja persatuan waktu)

1 Ps=75 Kg m/sec

Torsi maksimum 0,81 Kg-m/5500 Ketika sepeda motor bekerja pada

torsi maksimum, gaya gerak roda

belakang juga maximum. Dengan kata

lain daya dorong roda belakang paling

besar ketike torsi mesin juga

maksimal daya dorong roda belakang

sama dengan gaya tarik menarik roda

belakang motor dapat maju kedepan

dengan adanya gaya tarik ini yang

melawan gaya tahanan pada saat

berjalan.

Sistim bahan

bakar

Karburator

Sistim Bahan

bakar elemen

kertas

Elemen kertas

Sistim starter Listrik dan engkol

Sistim pelumasan perendan an oli

Sumber : Jalius Jama, dkk, 2008

4.2. Pengukuran Diameter Piston

Pengukuran diameter piston dilakukan terhadap piston standar dan oversize

yang dijual dipasaran kota Meulaboh dan ukuran piston tersebut di rekapitulasi

pada tabel 4.2.

Page 16: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

15

Tabel 4.1. Ukuran piston sepeda motor Suzuki Smash

No Ukuran Piston Diameter Piston

(mm)

Diameter Silinder

(mm)

1 Standar 52,00 53,50

2 Oversize 1 (0.25) 52,70 54,30

3 Oversize 2 (0.50) 54,60 56,10

4 Oversize 3 (0.75) 55,30 56,80

Proses pengukuran diameter piston sepeda motor Suzuki Smash seperti

terlihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Proses pengukuran diameter piston sepeda motor Suzuki Smash

Proses pengukuran diameter silinder sepeda motor Suzuki Smash seperti

terlihat pada Gambar 4.2.

Page 17: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

16

Gambar 4.2. Proses pengukuran diameter silinder sepeda motor Suzuki Smash

4.3. Pengukuran panjang Langkah Piston

Pengukuran panjang langkah piston sepeda motor Suzuki Smash dilakukan

pengukuran dilapangan dengan hasil ukuran 48.8 mm, proses pengukuran seperti

terlihat pada Gambar 4.3.

Page 18: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

17

Gambar 4.3. Pengukuran panjang langkah piston sepeda motor Suzuki Smash

4.4. Perhitungan Volume Langkah Piston

Dari data yang didapatkan pada literatur dan pengukuran langsung

dilapangan dapat dihitung volume langkah piston dengan menggunakan

persamaan berikut :

Dimana :

Vs : volume langkah (cc)

d : diameter silinder (mm)

l : panjang langkah (mm)

n : jumlah silinder

Page 19: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

18

Hasil perhitungan volume langkah piston ditunjukkan dalam tabel 4.2

Untuk diameter silinder standar 53,50 mm dan panjang langkah 48,8 mm,

maka :

Vs = [(3,14) x (53,50mm)2 x (48,8mm) x (1) ] / 4000

Vs = 438588,292 mm3 / 4000

Vs = 109,647 mm3

Vs = 109,647 cc

Untuk diameter silinder oversize piston 0,25 maka diameter silinder 54,30

mm dan panjang langkah 48,8 mm, maka :

Vs = [(3,14) x (54,30 mm)2 x (48,8mm) x (1) ] / 4000

Vs = 451803,02 mm3 / 4000

Vs = 112,95 mm3

Vs = 112,95 cc

Untuk diameter silinder oversize piston 0,50 maka diameter silinder 56,10

mm dan panjang langkah 48,8 mm, maka :

Vs = [(3,14) x (56,10 mm)2 x (48,8mm) x (1) ] / 4000

Vs = 482253,283 mm3 / 4000

Vs = 120,56 mm3

Vs = 120,56 cc

Untuk diameter silinder oversize piston 0,75 maka diameter silinder 56,80

mm dan panjang langkah 48,8 mm, maka :

Vs = [(3,14) x (56,80 mm)2 x (48,8mm) x (1) ] / 4000

Vs = 494363,208 mm3 / 4000

Vs = 123,59 mm3

Vs = 123.59 cc

Page 20: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

19

Tabel 4.2. Hasil perhitungan volume langkah piston

No Ukuran Piston Diameter Silinder

(mm)

Volume langkah

(cc)

1 Standar 53,50 109,647

2 Oversize 1 (0.25) 54,30 112,95

3 Oversize 2 (0.50) 56,10 120,56

4 Oversize 3 (0.75) 56,80 123,59

4.5. Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar

Asumsi literatur (Ferdywanto.P ,2012) Persneling-1 Kecepatan Rencana 10

km/jam. pada penelitian sejenis menggunak

an sepeda motor Suzuki Smash 110cc,

didapatkan hasil pengamatan adalah 100 ml

a.) Putaran Motor : 3725 (rpm)

b.) Waktu Tempuh Untuk 1,4 km : 08:16 (menit/detik)

c.) Konsumsi Bahan Bakar : 100 (ml)

a. Kecepatan Aktual :

v = 1,4 km x (3600/496)

v = 10,16 km/jam

b. Konsumsi Bahan Bakar

Page 21: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

20

Contoh perhitungan :

fc = 100 ml x (3600/496)

fc = 725,8 ml/jam

c. Laju Konsumsi Bahan Bakar

mf = fc x ρf

Diambil data uji berat jenis bahan bakar :

ρf = 0,744 kg/liter

Untuk data persneling-1 pada kecepatan 10 km/jam

mf = fc x ρf

mf = 725,8 ml/jam x 0,744 kg/liter

= 539,9 gr/jam

Page 22: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

21

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari studi lapangan dan studi literatur yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan bahwa:

1. untuk sepeda motor Suzuki Smash jika dilakukan oversize pada piston

akan terjadi penambahan volume langkah, hasil studi piston standar

dengan volume langkah 109,647 cc, piston oversize 0,25 volume langkah

112,95 cc, piston oversize 0,50 volume langkah 120,56 cc, piston oversize

0,75 volume langkah 123,59 cc.

2. Studi literatur menggunakan sepeda motor Suzuki Smash 110cc,

didapatkan hasil pengamatan adalah 100 ml, Putaran Motor 3725 (rpm),

Waktu Tempuh Untuk 1,4 km : 08:16 (menit/detik) dihasilkan laju

konsumsi bahan bakar 539,9 gr/jam

5.2. Saran

1. Untuk tahapan penelitian berikutnya dapat dilakukan pengujian eksperimen

untuk menvalidkan data yang telah ada.

Page 23: DisusunOleh - repository.utu.ac.id

22

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Amien, 2005, Ensiklopedi Otomotif, cetakan pertama, PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta

Rocky Fernando Laki. Dkk, 2013, Analisis Konsumsi Bahan Bakar Motor Bensin

Yang Terpasang Pada Sepeda Motor Suzuki Smash 110cc Yang

Digunakan Pada Jalan Menanjak, Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam

Ratulangi

Julius Jama. Dkk, 2008, Teknik Sepeda Motor Jilid 1, Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional

Julius Jama. Dkk, 2008, Teknik Sepeda Motor Jilid 2, Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional

Ivan Surya Kartika. Dkk, 2013, Konversi Penggunaan Bahan Bakar Bensin Ke

Bahan Bakar Ethanol Pada Motor Bakar 4 Langkah Untuk Sepeda Motor ,

Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra

Asep Syarif Hidayatullah, 2013, Analisa Pengaruh Proses Oversize Piston

Terhadap Kinerja Motor dan Pengujian Ketahanan Mekanik Piston

dengan Menggunakan perangkat lunak Catia V5R14, Jurusan Teknik

Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma.