DisusunOleh: EviAshfihani NIM:162020010 Dr.Ismiyatun,M.Si ...

17
ii LAPORAN PENELITIAN KEBIJAKAN PENOLAKAN PENGUNGSI DI HONGARIA PADA 2015- 2017 Disusun Oleh : Evi Ashfihani NIM : 162020010 Dr. Ismiyatun, M.Si NPP : 06141036801 PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 2020

Transcript of DisusunOleh: EviAshfihani NIM:162020010 Dr.Ismiyatun,M.Si ...

ii

LAPORAN PENELITIANKEBIJAKAN PENOLAKAN PENGUNGSI DI HONGARIA

PADA 2015- 2017

Disusun Oleh :

Evi Ashfihani NIM : 162020010Dr. Ismiyatun, M.Si NPP : 06141036801

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN

INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

ILMU POLITIK UNIVERSITAS WAHID HASYIM

SEMARANG

2020

ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. a. Judul Penelitian : Kebijakan Penolakan Pengungsi Di HongariaPada 2015- 2017

b. Bidang Ilmu : Sosial Politik / Hubungan Internasional

2. Penelitia. Nama : Evi Ashfihani

NIM : 162020010Program Studi : Hubungan InternasionalFakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

b. Nama Lengkap : Dr. ismiyatun, M.Si.Jenis Kelamin : PerempuanNPP : 04.01.1.0050Jabatan Fungsional : Dosen /Lektor III cProgram Studi : Hubungan InternasionalFakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Mengetahui : Semarang, 26 Agustus 2020Dekan Peneliti

Agus Riyanto, S.IP, M.Si Drs. Suharto, M.SiNPP. 04.01.1.0046 NPP.04.15.2.0351

MengetahuiKetua LP2M Unwahas

Dr. Ifada Retno Ekaningrum, S.Ag, M.AgNPP. 08.05.1.0124

,

ii

Abstract

This paper aim to analyze the Hungarian Government Policy to the crisis ofrefugees in 2015-2017. The problem of this research stems from the peak of therefugee crisis in the European Union especially Hungary itself. Hungarian Governmenttry to take a decisive steps in dealing with the flow of refugees. The Hungariangovernment told that the presence of refugees can create a security threat, both fromthe threat of identity of Hungarian citrizen and the threat of terrorism. To analyzeHungarian policy towards the refugee crisis, the author applies the concept of NegativeHuman Security by Raquel Freitas. To achieve this aim, the type of research that theauthor used was descriptive, which of the collecting data technique used was throughthe literature review (library research). Furthermore, to analyze the data was applyingthe qualitative data analysis technique method.

Keywords : Refugee Crisis, Hungarian Government, Policy, Negative HumanSecurity.

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

serta hidayah-Nya, sehingga segala hambatan dan permasalahan yang ada dalam

membuat penelitian ini, dapat terlampaui dengan baik.

Penelitian yang berjudul : KEBIJAKAN PENOLAKAN PENGUNGSI DI

HONGARIAPADA 2015- 2017 ini, penulis membuat, dengan data-data yang saya

peroleh dari perpustakaan, internet maupun sumber lain yang relevan.

Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan pihak-pihak yang berkaitan

dengan penelitian ini, juga untuk pihak Universitas Wahid Hasyim Semarang yang telah

membantu penelitian ini sampai penulis bisa menyelesaikannya.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan bisa menambah wacana bagi

peminat masalah-masalah internasional. Tidak ada gading yang tak retak, penelitian ini

mungkin jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun akan penulis

terima dengan lapang dada dan keikhlasan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Semarang, 26 Agustus 2020

Peneliti

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................ i

Lembar Pengesahan ...................................................................................................... ii

Abstrak............................................................................................................................ iii

Kata Pengantar................................................................................................................ v

Daftar Isi......................................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 1

D. Kerangka Dasar Teori ................................................................................... 1

E. Hipotesa ......................................................................................................... 3

F. Metode Penelitian........................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A........Gambaran Umum Negara Hongaria.......................................................... 3

B........Gambaran Umum Pengungsi di Hongaria ............................................. 4

C........Kebijakan Pembangunan Pagar Berduri di Perbatasan Hongaria ........... 5

D........Alasan Pemerintah Hongaria Menerapkan Kebijakan

Menolak Pengungsi ................................................................................ 6

1.......Xenophobia di Hongaria ............................................................... 6

2....... Islamophobia di Hongaria ............................................................. 8

PENUTUP ................................................................................................................. 9

KESIMPULAN ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 10

1

1. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Eropa barat memiliki sejarah yang cukuppanjang terkait masalah pengungsi. Setelahberakhirnya Perang Dunia II, para pengungsidianggap sebagai tenaga kerja yang bisamemberikan kontribusi pada Eropa.1 Situasiberubah saat terjadi krisis pengungsi di akhirtahun 2015 dimana ratusan ribu pengungsimembanjiri sejumlah negara di Uni Eropa,terutama Hongaria. Hongaria dan beberapanegara Uni Eropa seperti Kroasia dan Yunanimenjadi salah satu tujuan pertama pengungsidi Uni Eropa. Banyak pengungsi lain mencarisuaka dengan tujuan ke Jerman, Denmark,atau Swedia.

Pada 2015, Uni Eropa mengeluarkanCouncil Decision (EU) 2015/15232 tentangpembagian kuota pengungsi secara meratakeseluruh negara anggota Uni Eropa sesuaidengan kondisi ekonomi dan kesejahteraansetiap negara. Hongaria menolak proposalUni Eropa dalam menetapkan kuotapengungsi wajib untuk setiap negara anggotaUni Eropa.

Pada 2015, tercatat tercatat lebih dari177.000 pengungsi di Hongaria. Pada banyakkesempatan, Hongaria harus memikul bebanyang tidak proporsional. PemerintahHongaria mencoba mengambil langkah yangkuat dalam mengangani arus pengungsi.Ketika krisis berlangsung pada 2015, banyakserangan teror terjadi. Masalah terorisme inidimanfaatkan pemerintah Hongaria kedalamkrisis pengungsi dan meggambarkanpengungsi sebagai teroris dan kelompok yangdapat mengancam stabilitas dan keamanannasional Hongaria. Pemerintah Hongariamemasang spanduk iklan tentang pengungsiseperti :

“If you come to Hungary, you have torespect our culture. If you come to Hungary,you have to respect our laws and If youcome

1Andras Szalai, & Gabriella Gobel,Securitizing Migration in ContemporaryHungary, Central EuropianUniversity,Budapest,2015. hal. 7.

to Hungary, you cannot take awayHungarians’ jobs.”.

Pemerintah Hongaria berulang kalimenyebut para pengungsi sebagai ancamanbagi budaya Kristen Hongaria. mengatakanbahwa kuota pengungsi merupakan “an idiotplan”. Pada pertengahan 2015, PMHongaria, Viktor Orban memerintahkanpenutupan arus masuk bagi pengungsi. Orbanmembuat kebijakan membangun pagarperbatasan di sepanjang perbatasanHongaria-Serbia dan Hongaria-Kosovountuk menghindari pengungsi yang masuk keHongaria. Pagar perbatasan tersebut terbuatdari gulungan kawat berduri dengan tinggi 4meter (14 kaki) dan menghabiskan biayasebesar 30 miliar forints ($106 juta)sepanjang 1.756 km disepanjang perbatasanSerbia.3

B. Rumusan MasalahBerdasarkan permasalahan di atas,

penulis merumuskan masalah sebagaiberikut, yaitu : “Mengapa pemerintahHongaria menerapkan kebijakan penolakanterhadap pengungsi pada tahun2015-2017?”.

C. Tujuan PenelitianBerdasarkan masalah di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahuifaktor penyebab pemerintah Hongariamengeluarkan kebijakan menolak datangnyapengungsi.

D. Kerangka Dasar Teori

Human Security

Human Security didefinisikan sebagaisebuah kondisi dimana masyarakat diberikanbantuan atas rasa trauma yang menggangguperkembangan masyarakat. Menurut laporanCommission on Human Security (CHS) tahun2003 Human Security berarti melindungikebebasan mendasar yang berartimelindungi

2Eur-lex, https://eur-lex.europa.eu/legal-content/EN/TXT/?uri=OJ%3AJOL_2015_239_R_0011. 2015.3 https://www.voaindonesia.com/a/arus-migran-lewat-hungaria-mencapai-rekor/2931312.html. 2015.

2

masyarakat dari ancaman dan situasi kritisserta meluas.4

Dalam Human Security, merupakansuatu keharusan bagi suatu negara untukmenciptakan keamanan dan kesejahteraanbagi warga negaranya. Konsep HumanSecurity bersifat luas, setiap warga negaradapat menghadapi ancaman dari berbagaimacam sumber, tidak terbatas pada suatunegara tertentu. Kebijakan penolakanpengungsi oleh pemerintah Hongariamenerapkan elaborasi konsep human securityoleh Mely Caballero Anthony dan RaquelFreitas.

Mely Caballero Anthony menerapkanelemen-elemen keamanan sebagai berikut5:

1. Referent: Mengidentifikasi siapakahkeamanan yang harus diperhatikandalam suatu permasalahan. Humansecurity mengidentifikasi referentobject dalam permasalahan, dimanakeamanan dimulai dengan individusebagai fokus.

2. Core Values, ancaman, dan naturedari permasalahan keamanan:Mengidentifikasi nilai-nilai yangperlu diamankan dari referent objectdan tipe-tipe ancaman yangdihadapi dalam suatupermasalahan.

3. Identifikasi pendekatan terhadapkeamanan: focus human securityadalah individu. Dalam penerapanhuman security pada penangananpengungsi, pertanyaan utamanyayaitu mengenai siapa yang perludikedepankan, keamanan pengungsiatau keamanan warga negarapenerima pengungsi.

Raquel Freitas mengembangkandiferensiasi konsep human securitymenjadi dua dimensi yaitu dimensipositif dan dimensi netatif:6

4Paul D Williams. Security Studies, AnIntroduction. Routledge: New York. 2008,hal. 232.

5Caballero-Anthony, Mely (2000). “HumanSecurity and Comprehensive Security,” in

1. Human security dalam dimensipositif (ideal) di dalamnyaterkandung kualifikasi positif darikeamanan di mana konsepkeamanan tersebut adalah ketiadaanancaman terhadap individu dankualitas hidupnya. Human securitydalam dimensi positif terkait dengankondisi normatif, usahamempromosikan global governancedan yang kuat ditonjolkan didalamnya adalah konseppemenuhan Hak Asasi Manusia.Dalam human security dimensipositif, yang menjadi referent objectadalah pengungsi. Merujuk padanilai-nilai universal, human securityakan melindungi setiap individusebagai manusia tanpa memandangapakah individu tergabung dalamkeanggotaan sebuah komunitas atautidak. Melalui peniadaan ancaman,pengungsi diberikan perlindunganinternasional.

2. Human security dalam dimensinegatif dikaitkan dengan keamananinternal yang eksklusif denganlandasan pada system internasionalyang bersifat state-centric. Dalamhuman security dimensi negatif,yang menjadi referent object adalahwarga negara, di mana mereka harusdilindungi dari ancaman-ancamanyang bersifat eksternal.Perlindungan ini didapatkan denganpersyaratan keanggotaan dalamsuatu komunitas, yakni statuskewarganegaraan. Dalam dimensinegatif ini, human securityberfungsi untuk melindungi warganegara dari ancaman pengungsi.Pendekatan terhadap keamanandengan demikian dibentuk melaluikonstruksi ancaman. Dalam humansecurity dimensi negatif, fokus padakehidupan manusia diabaikankarena konsep keamanan yang

ASEAN.” dalam The Indonesian Quarterly,Vol. XXVIII/2000, NO.4

6 Freitas, Raquel. “Human Security andRefugee Protection after September 11: AReassesment,” dalam Refuge, Volume 20No.4

3

dikedepankan yaitu altruristik(mewakili kepentingan tertentu).7

E. Hipotesa

Berdasaran latar belakang masalah danhubungannya teori yang penulis gunakanyaitu keamanan manusia, maka dugaansementara penelitian ini yaitu Hongariamenerapkan kebijakan penolakan pengungsipada tahun 2015-2017 disebabkanpendekatan negative human security yaituXenophobia dan Islamophobia di Hongaria.

F. Metode Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, penulismenggunakan metode kualitatif. Teknikpengumpulan data yang digunakan olehpenulis adalah metode library research danmetode berbasis internet. Metode Libraryresearch merupakan metode pengumpulandata berdasarkan buku-buku yang berkaitandengan pokok pembahasan tugas akhir ini.Metode berbasis internet, dimanfaatkanuntuk mengakses materi seperti artikel danjurnal ilmiah. Teknik analisa data yang akandigunakan penulis adalah Analisis Sekunder,analisis sekunder digunakan untukmenggambarkan berbagai praktik analisisdengan menggunakan data yang sudah ada,baik data yang dikumpulkan oleh peniliti lainmaupun yang dikumpulkan oleh instansi-instansi pemerintah lewat media online.

II PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Negara HongariaHongaria terletak di Eropa Tengah,

barat laut Romania. Ibu kota Hongaria yaituBudapest. negara ini dikenal sebagaiMagyarorzág yang berarti negara Magyar.Hongaria merupakan negara kesatuandengan sistem pemerintahan Republikparlementer.

Jumlah penduduk Negara Hongaria9.660.721 jiwa (Juni 2020), terdiri dari47,59% Pria dan 52,41% Wanita. Budapestsebagai ibu kota negara Hongaria iniberpenduduk 1.741.041 (pada tahun 2020).Sekitar 95% penduduk Hongaria adalah

orang orang Hongaria asli. Bahasa ibumereka adalah bahasa Hongaria,

Gambar 1. 1 Struktur Penduduk HongariaBerdasarkan Berdasarkan Usia dan JenisKelamin tahun 2017

Sumber: IndexMundi

Populasi penduduk negaraHongariaberdasarkan jenis kelamin didistribusikansepanjang sumbu horizontal, dimana laki-lakiditampilkan di bagian sebelah kiri danperempuan di sebelah kanan. Sedangkandistribusi penduduk negara Hongariaberdasarkan usia digambarkan sepanjangsumbu vertikal.

Hongaria sepanjang sejarah tidakmenemukan identitas mereka sendiri atau dibawha kendali kekuatan kerajaan Ottoman,Uni-Soviet dan Astro Hongaria. Hal di atasmempengaruhi sikap masyarakat Hongaria.Masyarakat selalu terbayang-bayang traumamasa lalu dan berorientasi pada masa lalu.Sebagai contoh, beberapa orang Hongariamemandang era pra-Trianon sebagai masa dimana Hongaria berkembang secara ekonomidan standar hidup lebih tinggi.Kecenderungan ini disebut sebagai SindromTrianon dan telah muncul kembali diberbagai titik dalam sejarah. Pada periodekomunis, masyarakat mendapat pekerjaannamun kehilangan kepercayaan terhadappemerintah. Periode pasca komuniskehidupan masyarakat Hongaria tidak pastidan terdapat perubahan ekonomi.

Sifat yang dimiliki oleh masyarakatHongaria yakni individualis. kepentingan dirisendiri dan keluarga merupakan prioritas

7 Ibid

4

mereka. Masyarakat Hongaria ragu terhadapmasa depan mereka sendiri. Dalam halkemampuan beradaptasi, meskipunmasyarakat Hongaria cenderung individualis,mereka ramah terhadap siapapun. Saat ini,orang Hongaria memiliki identitas khususyang sering ditunjukkan melalui kebanggaanmereka dalam masakan, standar keramahanyang tinggi, bahasa, serta tradisi dankebiasaan lain yang unik di Hongaria(hungarikum).

B. Gambaran Umum Pengungsi diHongaria

Perang Dunia I menyebabkanHongaria kehilangan lebih dari71% wilayah,58% penduduk, dan 32% etnis Hongaria.Adanya perjanjian yang dibuat oleh sekutuPerang Dunia I dan Hongaria yaitu PerjanjianTrianon pada 1920. Perjanjian ini membuatHongaria kehilangan wilayah danpenduduknya. Ketika itu, penduduknya yangterpaksa pergi dari Hongaria pun menjadipencari suaka dan perlindungan dari negaraEropa lainnya.

Kemudian, pada Perang Dunia IIHongaria pun juga memberikan suaka kepadapencari suaka yang masuk ke Eropa, yangdimana terdapat juga kaum Yahudi yangmencari suaka karena adanya peristiwa TheHolocaust. Hongaria juga kembali mendapatperhatian dunia internasional terkait Revolusi1956.

Gelombang imigrasi ke Hongariaterjadi pada akhir tahun 1980-an dan awaltahun 1990-an akibat terjadinya perubahansituasi politik di Eropa Tengah dan EropaTimur tahun 1989, sehubungan dengangelombang hal tersebut akhirnya Hongariamulai mengembangkan norma-norma yangberkaitan dengan situasi pengungsi,.8

Gelombang besar imigrasi pertamake Hongaria berasal dari Romania danYugoslavia, dimana saat itu terjadi perangsipil di negara tersebut. Pada waktu yang

8Chalabi, M. (25 Juli 2013). What happen tohistory's Refugee? dari TheGurdian:https://www.theguardian.com/news/datablog/interactive/2013/jul/25/whathappen-history-refugees#Israelites Pada 12 mei2020

sama, Hongaria dipilih sebagai anggotaexecutive committee UNHCR pada 1992.Pada saat itu, hanya beberapa pengungsi diHongaria yang menerima dan diakuistatusnya sebagai pengungsi. Sisanya masihdatang ke Hongaria secara ilegal.

Sejak 1998 Hongaria juga mulaimelakukan perlindungan terhadap pengungsiyang berasal dari negara-negara non-Eropa,hal ini juga diikuti dengan jumlah pengungsiyang datang dari negara-negara tersebut terusmeningkat dari tahun ke tahun. Hongariapunmerupakan bagian dari partisipan diKonvensi PBB 1951 tentang StatusPengungsi pada tahun 1989. Selanjutnya,Hongaria bergabung dalam hampir semuakonvensi yang berhubungan dengan HAM,seperti UN Convention relating to the Statusof Stateless Persons tahun 1954 pada dan UNConvention on the Reduction ofStatelessnesstahun 1961 pada 2009.

Krisis Pengungsi di Hongaria

Hongaria mengalami krisispengungsi terbesar yang terjadi pada 2015.Krisis ini dimulai pada bulan Mei di tahunyang sama, hal ini terjadi akibat adanyaratusan pengungsi dari Suriah seiring dengandimulainya konflik di Suriah tahun 2011silam, lalu pengungsi dari Afganistan, danIrak. Para pengungsi yang berasal darinegara-negara kawasan timur tengah tersebutkemudian masuk Ke Turki kemudian Yunani,dari Yunani mereka masuk ke Makedonia,lalu ke Serbia setelah itu mereka akanmencoba masuk ke Hungaria sebelumakhirnya masuk ke Jerman dan Negaraanggota UE lainnya sebagai Negara tujuanutama para pengungsi.9 Para pengungsimemasuki perbatasan Hongaria melaluiSerbia setiap harinya tanpa dokumen yangvalid.

Pada Juni 2015, jumlah pengungsiyang memasuki perbatasan tersebut sudah

9Aljazeera and agencies. (26 Agustus 2015).Record number of refugees enter Hungaryfrom Serbia. dari Aljazeera:http://www.aljazeera.com/news/2015/08/hungary-serbia-refugees150825081801664.htmlPada 6 Juni 2020

5

mencapai 1.000 orang per harinya. Selamabulan juni, juli, dan agustus jumlah rata-ratapengungsi yang mendaftarkan diri mereka diHongaria meningkat hingga 447% menjadi1.500 jiwa per hari. Jumlah ini terusbertambah hingga mencapai 8.000 orang perharinya pada pertengahan September. Padaakhir Oktober 2015, Hongaria telahmendaftarkan lebih dari 199.165 pemohonsuaka, angka ini menjadi angka keduaterbesar setelah Jerman, negara yangmenjaditujuan utama untuk pengungsi.10

Pada bulan november dan desember2015, kedatangan pengungsi ke Hongariamenurun hingga hanya sekitar 10 pengungsiper harinya. Pada 2016 jumlah kedatanganpengungsi per harinya ke dalam wilayahkedaulatan Hongaria kembali meningkatsetiap bulannya sekitar 355% (dari 18 jiwaper hari menjadi 82 jiwa per hari) padaJanuari-ferbruari. Sedangkan dari bulanfebruari hingga bulan maret penahananpengungsi pada perbatasan meningkat sekitar48 % (dari 82 jiwa per hari menjadi 116 jiwaper hari) dimana ada peningkatankedatangan pengungsi 20% antara bulanjanuari dan februari 2017 (138 jiwa per harimenjadi 166 jiwa per hari), angka tersebutkemudian turun 78% menjadi hanya 37 jiwaper hari. (IOM Budapest, 2017).

Krisis pengungsi ini menyebabkanadanya perubahan pada kebijakan keamanannegara-negara di Eropa. Kebijakan Uni Eropayang tidak disetujui oleh negara-negara

10 Clayton, J., Holland, H., & Gaynor, T. (30Desember 2015). UNHCR figures show overone million refugees and migrants reachEurope by sea in 2015, with almost 4,000feared drowned. dari UNHCR The UNrefugee Agency:http://www.unhcr.org/news/latest/2015/12/5683d0b56/million-sea-arrivalsreach-europe-2015.html Pada 6 Juni 202011Fenced Out: Hungary’s Violation onRefugees and Migrants, AmnestyInternasional.

12Act LXXX of 2007 on asylum, AsylumAct, dalam

Eropa Tengah dan PM Hongaria, ViktorOrban menjadi kritikus paling serius terhadapkebijakan tersebut. Orban sangat menentangkebijakan Uni Eropa dalam hal penambahankuota untuk imigran, yang diajukan olehBelgia.

C. Kebijakan Pembangunan PagarBerduri di Perbatasan Hongaria

Pada masa krisis pengungsi 2015 diEropa, daerah perbatasan antara Hongariadan Serbia menjadi salah satu jalan masukutama bagi para imigran yang mencari suakadi kawasan Uni Eropa. Pada pertengahan2015, Hongaria memulai pembangunanpagar dengan panjang 175 kilometersepanjang perbatasan Hongaria dan Serbiayang dibangun dengan tujuan khusus untukmemindahkan arus pengungsi dari daerahperbatasan tersebut ke daerah lain11. Pagartersebut selesai dibangun pada 15 September,berupa pagar lapis dua yang terbuat darikawat dan duri dengan tinggi tiga meter.

Pada Juli 2015, Hongariamengamandemen undang-undang suakanya(Asylum Act)12 pada beberapa aspek sertamengadopsi daftar nasional negaranegarayang aman (National List of SafeCountries)13.14 Amandemen yang baru jugamengizinkan pembangunan zona transit(transit zone), tempat didirikannya bangunanuntuk kebutuhan prosedur imigrasi dansuaka, yang berjarak 60 meter dari perbatasanHongaria15. Ketika amandemen baru

http://njt.hu/cgi_bin/njt_doc.cgi?docid=110880.297984 pada 25 Mei 2020

13No Country for Refugees - New AsylumRules Deny Protection to Refugees and Leadto Unprecedented Human Rights Violationsin Hungary, Hungarian Helsinki Committee.

14Government Decree 191/2015 (VII. 21.)on the national list of safe countries oforigin and safe third countries, AsylumGovernment Decree, dalamhttp://njt.hu/cgi_bin/njt_doc.cgi?docid=176824.296526 pada 25 Mei 2020

15 Act LXXX of 2007 on the bordera of thetate, Asylum Act, dalam

6

diterapkan, tepatnya 4 September 2015,Hungarian Helsinki Committee sudahmemperkirakan bahwa zona transit akanmenjadi penjara16, di mana ribuan pengungsidan pencari suaka ditahan dalam jangkawaktu empat minggu. Dengan ribuanpengungsi yang tiba di Hungaria setiapharinya, fasilitas di zona transit menerimadan menampung lebih dari 10.000 pengungsidi tiap waktu untuk kemudian diproses.Selain itu, juga masih dalam amandemenyang baru, krisis migrasi masa (massmigration crisis)17 dikenalkan kepada publikdan akan diterapkan maksimal enam bulansetelah diumumkan. Berdasarkan dariHungarian Helsinki Committee, konsekuensiutama dari adanya penerapan migrationmasscrisis ini adalah bahwa polisi dan militerdapat ditugaskan untuk berpartisipasi dalamproses pendaftaran suaka untuk tujuan yangsifatnya baik keamanan atau militeristik18.19Adapun pemerintah Hongaria sudahmenetapkan mass migration crisis padadaerah Bacs-Kiskun dan daerah Csongrad,dua daerah yang berdekatan dengan Serbia.

Dari semua kebijakan danamandemen tersebut, menunjukkan bahwaHongaria tidak lagi bersedia untukmemberikan perlindungan internasionalkepada para pengungsi, dan secara de factomengeluarkan diri dari Common EuropeanAsylum System (CEAS). Komunikasi antarapemerintah Hongaria dan masyarakatnyajuga secara konsisten melabeli pengungsiyang datang karena melarikan diri darikonflik di negaranya, yang mana Hongariatidak memiliki kewajiban untuk melindungi.Selain itu, dengan memilih langkahmengerahkan kepolisian dan militer untukupaya penanganan masuknya pengungsi dinegaranya menunjukkan bahwa Hongaria

http://njt.hu/cgi_bin/njt_doc.cgi?docid=110880.297984 pada 25 Mei 2020

16 Unprecedented Human Rights Violationsin Hungary, Hungarian Helsinki Committee,Hal. 2.

17 Act LXXX of 2007 on the mass migrationcrisis, Asylum Act, Section 80/A, dalamhttp://njt.hu/cgi_bin/njt_doc.cgi?docid=110880.297984 pada 26 Mei 2020

18 Act LXXX of 2007 on the mass migrationcrisis, Asylum Act, Section 80/G, dalam

lebih memandang kedatangan pengungsisebagai tantangan militer yang mengancamkedaulatan warga negara Hongaria.

III. Alasan Pemerintah HongariaMenerapkan Kebijakan MenolakPengungsi

A. Xenophobia di Hongaria

Xenophobia merupakan prasangkaburuk yang kuat terhadap orang asing,xenophilia merupakan ketertarikan terhadaporang asing, sedangkan thinkers yang belummemutuskan apakah pro ataupun kontraterhadap orang asing. Ketiga kategoritersebut dapat menunjukkan bagaimanarespon masyarakat Hongaria terhadappengungsi.

Tárki, badan riset independen diHongaria melakukan riset tentang tanggapanmasyarakat terhadap pengungsi yang datangke Hongaria. Riset ini dirilis dengan judul“The Social Aspects of the 2015 MigrationCrisis in Hungary”20. Pengungsi merupakanorang asing yang datang ke Hongaria,terlebih pengungsi didominasi datang dariTimur Tengah. Sehingga, parameterxenophobia, xenophilia, dan thinker akanmampu menjadi parameter prasangkamasyarakat Hongaria terhadap pengungsi.

Grafik 1.2 Tingkat Xenophobia diHongaria

http://njt.hu/cgi_bin/njt_doc.cgi?docid=110880.297984 pada 26 Mei 2020

19 Unprecedented Human Rights Violationsin Hungary, Hungarian Helsinki Committee,Hal. 6.20 Sik, E. (2016). The Social Aspect of the2015 Migration Crisis in Hungary.Budapest: Tárki Social Research Institute.

7

Berdasarkan data di atas, masyarakatHongaria cenderung tidak tertarik denganorang asing, dengan proporsi tertarik denganorang asing tidak lebih dari 10%. Sedangkanxenophobia cenderung naik-turun dari Juli2014 hingga Januari 2016 yang puncaknyapada Januari 2016 dengan 53% masyarakatHongaria mengaku xenophobia. Thinkersjuga proporsinya naik-turun yangmengalamipuncaknya dengan 60% pada Oktober 2016(Sik, 2016)21.

Penolakan Hongaria terhadappengungsi didasarkan oleh adanya prasangkaburuk yang kuat dari masyarakatnya sertaadanya ancaman terhadap orang asing laluterkonstruksikan dari nilai, norma, sertabudaya Hongaria. Prasangka burukmembuktikan adanya suatu pertentanganantara nilai, norma, dan budaya Hongariadengan pengungsi yang didominasi berasaldari Timur Tengah. Terlebih lagi, masyarakatHongaria merupakan masyarakat yanghomogen yang terbiasa hidup dengankesamaan kultur Hongaria. Sehingga, datatersebut membuktikan adanya ketakutanwarga Hongaria terhadap orang asing.

Banyak pertentangan nilai, norma, sertabudaya masyarakat Hongaria denganpengungsi yang didominasi dari wilayahTimur Tengah. Pengungsi Timur Tengahmemiliki kepercayaan Islam serta budayaArab yang kuat. Sedangkan masyarakatHongaria memiliki kepercayaan Kristen sertabudaya Eropa yang telah mengakar lama.Pengungsi Timur Tengah sangat menjunjungnilai kehormatan, seperti aturan berpakaian.Sedangkan, masyarakat Hongaria tidakmemiliki kepercayaan akan aturan

berpakaian. Masyarakat Hongaria memilikikebebasan atas pakaian apa yang akanmereka gunakan. Bagi masyarakat Hongaria,nilai kehormatan dijunjung tidak harusditunjukkan dengan aturan berpakaian yangkaku. Ajaran agama Kristen yangmengungkapkan bahwa kebebasan bolehdinikmati asalkan bertanggung jawab denganTuhan. Berbeda dengan nilai, norma, sertabudaya Islam dan Arab di Timur Tengahyang membatasi kebebasan seseorang.

Nilai keadilan tentang posisi pria danwanita antara Hongaria dan pengungsiTimurTengah juga berbeda. Ajaran Islammenyebutkan bahwa pria diutamakan dalammemimpin umat. Sehingga, wanita cukupdibatasi perannya dalam masyarakat. Haltersebut sangat bertolak belakang denganbudaya ladies first Hongaria yang sangatmengapresiasi wanita. Apalagi budayapernikahan anak Arab yang kurang bisaditerima oleh nilai dan norma Hongaria. Halini berkaitan dengan menikah di usia anak-anak yang merenggut hak anak itu sendiri.

Pergaulan antara pria dan wanitadalam masyarakat Hongaria juga aturannyatidak sebegitu ketat seperti budaya di Arab.Budaya mencium tangan wanita oleh pria diHongaria dianggap sebagai bentukpernghormatan pria atas wanita, sedangkanmencium tangan wanita oleh pria di Arabdilarang jika bukan muhrim (suami ataukeluarga milik wanita).

Budaya Hongaria merupakan asetdari kerajaan Kristen Katolik Hongaria danmenjadi bagian dalam peradaban Eropa padamasa lalu dan Hongaria sangatlah banggadengan histori negara Kristen Katolik yangdulu pernah terbentuk di Hongaria tahun1000. Hongaria juga bangga akan bagian dariperadaban Eropa. sehingga haruslah dijaga.Nilai dan norma Kristen tersebut menjadikewajiban bagi Hongaria untukmelindunginya dari nilai, norma, sertabudaya asing yang mencoba masuk. Hal iniberkaitan akan adanya ancaman nilai dannorma lain yang datang yang akan merubah

21Sik, E. (2016). The Social Aspect of the2015 Migration Crisis in Hungary.Budapest: Tárki Social Research Institute.

8

nilai dan norma Kristen yang sangar berartibagi Hongaria.

Hongaria menganggap bahwa ketikabanyaknya orang asing di Hongaria yangdatang menetap akan membuat budayanyaterancam. Sehingga, menghalau orang asingdatang menetap yang membawa budayaasing adalah salah satu cara untukmempertahankan budaya asli Hongaria.Salah satu cara menghalau orang asingdatang menetap adalah dengan menghalaupengungsi masuk ke Hongaria, terutamapengungsi dengan mayoritas negara muslim.

B. Islamophobia di Hongaria

Islam di Hongaria dewasa ini sedikitsekali penganutnya, bahkan tidak ada sejarahkomunitas pribumi Muslim sama sekali. Padasensus penduduk terakhir tahun 2011,terdapat 5.579 atau 0,056% penduduk resmiHongaria yang beragama Muslim, dimana4.97 orang mengaku dari etnis Hongaria aslisementara 2.369 orang dari etnis Arab22.Dengan angka dibawah 1% dari totalkeseluruhan penduduk,

Dari catatan sejarahnya, Hongariamemiliki pengalaman pahit ketikaberinteraksi dengan peradaban Islam.Kerajaan Astro-Hongaria pernah menjadidaerah kekuasaan Kerajaan Islam TurkiUtsmani (1541-1699). Luka yang dialamiHongaria masih membekas dalam ingatanmasyarakatnya, bahkan setelah 400 tahunkemudian anak-anak di Hongaria masihmengumandangkan sajak tentang seekorbangau yang dilukai oleh seorang anakberkebangsaan Turki dan kemudiandisembuhkan oleh orang Hongaria23.

Disamping itu dalam kurun waktu 10tahun terakhir, wilayah Eropa mengalamiserangkaian teror dari kelompok ekstrimisMuslim seperti penembakan yang dilakukankelompok militan ISIS di Kopenhagen,Denmark, pada Februari 2015, penyeranganoleh kakak beradik Kouachi di kantor

22 2011 Hungary Census Report.

23Zsolt Sereghy, Islamophobia in Hungary:National Report 2016, EuropeanIslamophobia Report, SETA, Istanbul, 2017,hal. 261.

majalah Charlie Hebdo, Paris, Perancis, padaJanuari 2015, pembantaian dengan senapanotomatis oleh pria yang militan ISIS diMuseum Yahudi di Brussels, Belgia, padaMei 2014, penembakan oleh seorang priayang mengaku memiliki kaitan dengan al-Qaida yang menembak mati seorang guru danmuridnya di sekolah Yahudi di Toulouse,Perancis, pada Maret 2012, dan aksi 7/7bombings atau aksi bom bunuh diri terpisahyang dilakukan oleh empat pria yangterinspirasi oleh al-Qaidah di tiga kereta apibawah tanah dan sebuah bus di London,Inggris, pada Juli 2005 silam24. Meskipuntidak terjadi di Hongaria secara langsung,serangkaian teror yang dilakukan olehoknum-oknum tidak bertanggung jawab yangmengatasnamakan Islam tersebut tentumemberikan dampak besar dalamperkembangan Islamophobia di wilayahEropa, khususnya di Hongaria.

Dalam kehidupan bermasyarakatnilai-nilai kekristenan sangat dijaga ketatoleh masyarakat Hongaria dan merekacenderung menolak nilai-nilai keagamaanlain seperti Islam untuk masuk. Contohnya diKota Asotthalom, masyarakat disanamemberlakukan kebijakan untuk melarangpembangunan masjid, pemakaian burka, danpernikahan sesama jenis. Kota Asotthalomterletak tidak jauh dari perbatasan Hongariadimana krisis pengungsi terjadi. Kebijakantersebut walaupun menuai banyakkontroversi dari kalangan internasional, tetapdiberlakukan sebagai bentuk pencegahanpenyebaran agama lslam yang ditakutkanmengubah tradisi, budaya dan struktur sosialyang sudah ada disana.

Nilai-nilai kekristenan dijaga ketatoleh hampir semua lapisan masyarakatHongaria dan dipraktekkan dalam kehidupansocial dan komunitas. Salah satu tindakanmereka dalam menjaga tradisi keagamaanyaitu dengan menolak penyebaran nilai-nilai

24Hanna Azarya Samosir, Teror Mematikandi Eropa Selama Satu Dekade, CNNIndonesia, dalamhttps://www.cnnindonesia.com/internasional/20160715123110-134-144924/terormematikan-di-eropa-selama-satu-dekade pada 12 Mei 2020

9

Islam yang dibawa oleh pengungsi darinegara mayoritas muslim.

Dari uraian kebijakan dan alasanpemerintah Hongaria dalam menolakpengungsi dapat diketahui bahwa pendekatanyang dilakukan pemerintah Hongaria dalammenangani masalah pengungsi adalahpendekatan human security dalam dimensinegatif.

Merujuk kepada pemikiran RaquelFreitas yang mengelompokkan humansecurity secara positif dan negatif, dalamkasus pengungsi Hongaria, yang ditampilkanpada permasalahan pengungsi di Hongariaadalah human security dalam dimensinegatif, di mana tindakan-tindakan yangmelindungi human security mengabaikanfokus pada seluruh kehidupan manusiakarena mewakili kepentingan suatukelompok tertentu dalam hal ini yaknikeyakinan bangsa Hongaria bahwapengungsi hanya akan mengancamkehidupan dan identitas Hongaria.

Human security dalam dimensi negatifmenurut Raquel Freitas dalam kasuspengungsi di Hongaria dapat dijelaskandengan:

a. Referent object yaitu Hongaria.Perlindungan utama ditujukanterhadap individu yang merupakanwarga negara Hongaria, terutamabagi mereka yang beridentitas etnisHongaria

b. Nilai dan kepentingan yangdilindungi bukanlah nilai-nilaiuniversal seperti Hak Asasimanusiasecara keseluruhan, melainkankeamanan internal yang mencakupkedaulatan negara Hongaria dankontrol perbatasan wilayahHongaria. Penolakan kuotapengungsi Uni Eropa olehpemerintah Hongaria danpembangunan pagar kawat berduriuntuk menghalangi masuknyapengungsi merupakan kebijakanyang diambil oleh PemerintahHongaria dan merupakan solusiuntuk mengatasi krisis pengungsi diHongaria.

c. Pendekatan keamanan bersifatthreat-centered, bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah Hongariaterhadap pengungsi bergantungpada konstruksi ancaman yang

memosisikan pengungsi sebagaientitas yang membahayakanHongaria. Pemerintah Hongariamemberikan perlakuan yang sangatberbeda antara warga negaranyadengan entitas non warga negaraHongaria. Pengungsi di Hongariamenjadi ancaman karena merekamemiliki kebudayaan dankepercayaan yang berbeda. Identitasdan integrasi budaya Eropakhususnya negara Hongaria yangtelah hidup selama ribuan tahundengan menggenggam erat budayadan nilai-nilai Kristiani meyakinikedatangan pengungsi hanya akanmengancam kehidupan dan identitasmasyarakat Hongaria baik secarabudaya, nilai, norma dan merekadianggap sebagai cikal bakalancaman terorisme baru diHongaria. Dalam sebuah pidato PMHongaria Viktor Orbanmengungkapkan:

“This is an importantquestion, because Europe andEuropean identity is rooted inChristianity. Is it not worrying initself that European Christianity isnow barely able to keep EuropeChristian? There is no alternative,and we have no option but todefendour borders.” (Mackey, 2015)Kedatangan pengungsi hanya akanmelunturkan nilai-nilai kebudayaanyang telah eksis pada masyarakatHongaria dan mendapat dukungandari masyarakat Hongaria. Sebuahsurvei yang dilakukan tahun 2016lalu menunjukkan kecenderunganbahwa 76% masyarakat Hongaria(tertinggi di antara negara-negaraUni Eropa) khawatir kedatanganpengungsi akan meningkatkanresiko terhadap ancaman terorisme.

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah dijelaskan pada seluruhbagian penelitian ini maka dapat disimpulkanbahwa faktor penyebab pemerintah Hongariamenolak pengungsi karena adanyaXenophobia dan Islamophobia. Penolakan

10

terhadap pengungsi di Hongaria didasarkanoleh adanya prasangka buruk yang kuat darimasyarakat Hongaria karena penngungsiyang didominasi oleh negara Timur Tengahbertentangan antara nilai, norma, dan budayaHongaria, seperti perbedaan kepercayaan,pergaulan, nilai keadilan tentang posisi priadan wanita dan terlebih lagi, masyarakatHongaria merupakan masyarakat yanghomogen yang terbiasa hidup dengankesamaan kultur Hongaria. Pengungsi jugamenjadi ancaman terorisme bagi Hongariaserta tragedi bom dan terror yang telah terjadidi beberapa negara di Eropa, dan dalamkehiudan bermasyarakat pengungsi dapatmelunturkan nilai-nilai kekristenan yangsangat dijaga ketat oleh masyarakatHongaria.

DAFTAR PUSTAKA

Buku/E-book:Andras Szalai, & Gabriella Gobel. 2015.

Securitizing Migration inContemporary Hungary. Budapest:Central Europian University.

Attila Juhász. et al. 2015. Refugees, Asylumand Migration Issues in Hungary.Political Capital.

Aziza, Namira. 2019. Kebijakan HungariaTerhadap Pengungsi di Eropa pada2015-2017. UIN Syarif Hidayatullah,Jakarta.

Buzan, Barry. 1990. People, State, andFear:An Agenda for International SecurityStudies in the Post Cold War Era:Second Edition. New York: HarvesterWheatsheaf.

Christine Daymond, & Immy Holloway.2018. Metode-metode Riset Kualitatifdalam Public Relations & MarketingCommunication. Yogyakarta:Bentang Pustaka.

Enes Bayrakli & Farid Hafez. 2016.European Islamophobia Report 2015hal 9 : Budapest. SETA

Gábrityné Molnár Irén. 2002. A vajdaságimagyarok migrációjának motívumaiés hatása a magyarság társadalmiszerkezetére. (The migratorymotivations of Hungarians livingVoivodina, Serbia, and their impacton the social structure.).Kisebbségkutatás 11(2): 266–274.

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok MateriMetodologi Penelitian danAplikasinya. Bogor:Ghalia Indonesia.

Jackson, Robert, & George Sorensen.1999. Pengantar Studi HubunganInternasional. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.Lafferton, Emese. 2007. The Magyar

moustache: the faces of Hungarianstate formation, 1867–1918, ScienceDirect

Moch, Nazir. 2003.Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mochtar Mas’oed. 1994. Ilmu HubunganInternasional: Disiplin danMetodologi. Jakarta: LP3ES.

Örkény Antal. 2003. A migrációs potenciálszociodemográfiai okai a Kárpát-medencei magyarok körében. (Thesocio-demographic causes ofmigratory potential amongHungarian living in the Carpathianbasin.) In Örkény Antal (ed.) Mennivagy maradni? Kedvezménytörvényésmigrációs várakozások. (To stay or togo? The status law and migratoryexpectations) Budapest: 150–187.

Pollet, K., & Mouzourakis,M. 2015. Crossing Boundaries: Thenew asylum procedure at the borderand restriction to accessing protectionin Hungary. Germany: EuropeanCouncil on Refugees and Exils.

R. Bodgan, & S.J Taylor (eds).1975. Introduction to QualitativeResearch Methods. NewYork: Wiley.

Watson, Scott D. 2009. The Securitization ofHumanitarian Migration: Digging

Moats and Sinking Boats. New York:Routledge

Zsolt Sereghy. 2017. Islamophobia inHungary: National Report 2016,European Islamophobia Report:Istanbul. SETA

Jurnal:Aldoreza Prandana. 2016. “We do not want

to accept refugees!” The Perceptionof Identity on Migration Crisis and theMigration Crisis Implications onHungary. University of Godhenburg:School of Global Studies.

Gyurok János. 1994. Jugoszláviai menekültekMagyarországon. (Yugoslavianrefugees in Hungary.) Regio 5(4):50–65.

11

Hofp, T. (1998). The Promise ofConstructivism in InternationalRelations Theory. InternationalSecurity, 171-200.

I.G. Wahyu Wicaksana. 2007. “A Guide toTheory”: Epistemologi Politik LuarNegeri. Global dan Strategis. No.1,12-19 http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jgs5d8f9755662full.pdf .

Caballero-Anthony, Mely (2000). “HumanSecurity and ComprehensiveSecurity,” in ASEAN.” dalam TheIndonesian Quarterly, Vol.XXVIII/2000, NO.4. Aslinyamerupakan makalah yangdipresentasikan dalam ASEAN 2020Conference “ ASEAN HumanSecurity in Twenty-First Century,”diadakan oleh ASEAN-ISIS danISISThailand, Bangkok, 21-22 Juli 2000.

Freitas, Raquel. “Human Security andRefugee Protection after September11: A Reassesment,” dalam Refuge,Volume 20 No.4

Jennissen, Roel. 2003. Economicdeterminants of net internationalmigration in Western Europe.European Journal of Population 19:171–198.

Juhász, A., Hunyadi, B., & Zgut, E. 2015.Focus on Hungary: Refugees, Asylumand Migration. Budapest and Prague:Heinrich-Böll-Stiftung.

Juhász, A., & Molnár, C. 2016. Europeanrefugee crisis: the special case ofHungary in it. In I. G. Tóth, Resumesof the Hungarian Social Report (p.27). Budapest: Tárki.

Kritz, M. Mary and Zlotnik, Hania. 1992.Global interactions: migrationsystems, processes, and policies. InKritz, M. M., Lim, L. L., Zlotnik H.(eds.): International migrationsystems: A global approach. Oxford:Clarendon Press, 1–16 p.

L. Rédei Mária. 2002. A külföldön tanulómagyar diákok – a Magyarországontanuló külföldi diákok. (Hungarianstudents studying abroad and foreignstudents studying in Hungary.) In IllésS. and Lukács É. (eds.) Migráció ésstatisztika. (Migration and statistics.)Kutatási Jelentés 71. Budapest: KSHNépességtudományi Kutatóintézet.

Massey, Douglas S. 1990. Social structure,household strategies, and thecumulative causation of migration.Population Index, 56: 3–26.

Münz, Rainer. 1998. Migráció Európában –kihívás Ausztria számára. (Migrationin Europe – a challenge for Austria.)Európai Szemle 9(3): 93–101.

Okólski M. 1998. Regional dimension ofinternational migration in Centraland Eastern Europe. Genus 44(1–2):11–36.

Prandana, Aldoreza, M.Sc. 2018. IdentitasNasional: Penggunaan PolitikIdentitas dalam GelombangPengungsi 2015 di Hongaria. IISBRIEF: Issue 3.

Sik Endre and Tóth Judit. 1993. Románszármazású menekültekMagyarországon. (Refugees withRomanian origin in Hungary). In SikEndre (ed.) Útkeresők. (Looking forthe road.) MTA PTI NemzetköziMigráció Kutatócsoport Évkönyve1992, Budapest, 1993, 23–38.

Sik Endre and Tóth Judit. 1996. Táborlakók,diaszpórák, politikák [Camp dwellers,diasporas, policies]: Yearbook of theResearch Group on InternationalMigration, Institute for PoliticalScience, Hungarian Academy ofSciences. Budapest.

Sik, E. 2016. The Social Aspect of the 2015Migration Crisis in Hungary.Budapest: Tárki Social ResearchInstitute.

Zafar Iqbal. 2010. UnderstandingIslamophobia: Conceptualizing andMeasuring the Construct, EuropeanJournal of Social Sciences, Universityof Pakistan, Vol. 13, No. 4, hal. 576.

Zolberg, Aristide. 1989. The next waves:migration theory for a changingworld. International MigrationReview 23(3): 403–430.

Website:Act LXXX of 2007 on asylum, Asylum Act

https://www.unhcr.org/57b5832d7.pdf diakses pada 16 Agustus 2019

Act LXXX of 2007 on the mass migrationcrisis, Asylum Act, Section 80/Ahttps://www.refworld.org/pdfid/57319d514.pdf diakses pada 16 Agustus2019

12

CNN Indonesiahttps://www.cnnindonesia.com/internasional/20160715123110-134-144924/teror-mematikan-di-eropa-selama-satu-dekade diakses pada 2September 2019

Cummins, Christoper. Hungary's 'borderhunters' trained, armed and ready foraction, Euronewshttps://www.euronews.com/2017/03/18/hungary-s-border-hunters-trained-armed-and-ready-for-actiondiakses pada 16 Agustus 2019

Demographic Yearbooks of Hungaryhttp://www.ksh.hu/?lang=enDiscrimination in The EU in 2012,European Commission, SpecialEurobarometer 393, 2012https://web.archive.org/web/20121202023700/http://ec.europa.eu/public_opinion/archives/ebs/ebs_393_en.pdf.diakses pada 2 September 2019

Fenced Out: Hungary’s Violation onRefugees and Migrants, AmnestyInternasional.https://www.amnesty.org/download/Documents/EUR2726142015ENGLISH.pdf diakses pada 23September 2019

Hungarian Government. (2013, October 1).The New Fundamental Law ofHungary . Retrieved from Website ofThe Hungarian Governmenthttps://www.kormany.hu/download/e/02/00000/The%20New%20Fundamental%20Law%20of%20Hungary.pdfdiakses pada 5 Desember 2019

Hungary Census Reporthttps://www.ksh.hu/docs/eng/xftp/idoszaki/nepsz2011/enepszelo2011.pdfdiakses pada 5 Desember 2019

Hungary Crackdown on the Right ofRefugees:http://szegeditorvenyszek.birosag.hu/hirek/20160627/tajekoztatasmigracios-ugyekrol-2016-junius-20-26. Diaksespada 2 Januari 2020

Hungary Population(Live) https://www.worldometers.info/world-population/hungary-population/ diakses pada 24 Desember2019

Migrant Solidarity Group. Living conditionsin the Debrecen refugee camp.http://www.Migszol.com/blog/living-condi-tions-in-the-debrecen-refugee-

camp. Diakses pada 24 Desember2019

Noack, R. (2015, September 3). Muslimsthreaten Europe’s Christian identity,Hungary’s leader says. RetrievedfromThe Washington Posthttps://www.washingtonpost.com/news/worldviews/wp/2015/09/03/muslimsthreaten-europes-christian-identity-hungarys-leader-says/ diakses pada 24Januari 2020

No Country for Refugees - New AsylumRules Deny Protection to Refugeesand Lead to Unprecedented HumanRights Violations in Hungary,Hungarian Helsinki Committee, HHChttp://helsinki.hu/wp-content/uploads/HHC_Hungary_Info_Note_Sept_2015_No_country_for_refugees.pdf diakses pada 3 Maret 2020

ShaunWalker https://www.theguardian.com/world/2019/apr/26/hungary-denying-food-to-asylum-seekers-say-human-rights-groups. Diakses pada 17 April2020

UNDPHandbook https://www.undp.org/content/dam/turkey/docs/news-from-new-horizons/issue-41/UNDP-TR-HSHandbook_2009.pdf. Diakses pada17 April 2020

UNHCR Global Trend Forced Displacement2019https://www.unhcr.org/globaltrends2019/ diakses pada 22 Mei 2020

Virostkova, L. (2015, June 24). Hungary andallies reject EU migrant quotas.Retrieved from Euobserverhttps://euobserver.com/beyond-brussels/129256

VOAIndonesia https://www.voaindonesia.com/a/arus-migran-lewat-hungaria-mencapai-rekor/2931312.html.Diakses pada 22 Mei 2020

Zoltan Pall &Omar Sayfo,Why an anti-Islamcampaign has taken root in Hungary,a country with few Muslimshttps://www.researchgate.net/publication/311557615_Why_an_anti-Islam_campaign_has_taken_root_in_Hungary_a_country_with_few_Muslims diakses pada 12 Juni 2020