Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi...
Transcript of Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi...
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 1/25
1
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG
RETENSIO DENGAN PENATALAKSANAAN MANUAL PLASENTA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HUTARAKYAT SIDIKALANG
TAHUN 2013
Christina Roos Etty ,SST,M.kes
Mitsurya, S.kep
ABSTRAK
Penatalaksanaan manual plasenta merupakan tindakan operasi kebidanan untuk melahirkan retensio plasenta. Rentensio plasenta dapat menyebabkan perdarahan,
perdarahan merupakan penyebab nomor satu (40%-60%) kematian ibumelahirkan.Menurut WHO dilaporkan bahwa 15-20% kematian ibu di sebabkan oleh
retensio plasenta dan insidennya adalah 1% untuk setiap kelahiran.Jenis penelitian ini
adalah Analitik Korelasi dengan menggunakan metode pendekatan Cross
Sectional.Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Huta RakyatSidikalang, dari bulan Maret sampai dengan Juli 2013. Populasi dan sampel dalam
penelitian ini semua bidan yang mempunyai praktek sendiri/klinik yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang, sampel diambil dengan caraTotal
Sampling dengan jumlah sampel 35 orang. Penelitian ini menggunakan uji Chi
Square dengan = 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubunganpengetahuan bidan tentang retensio plasenta dengan penatalaksanaan manual plasenta
dengan nilai ρ = 0,001 (ρ < 0,05), dan ada hubungan sikap bidan terhadap retensio
plasenta dengan penatalaksanaan manual plasenta di dengan nilai ρ = 0,001 (ρ <0,05). Diharapkan pada bidan yang mempunyai pengetahuan dan sikap yang kurang
mengerti tentang retensio plasenta dan penatalaksanaan manual plasenta agar lebihaktif dan tanggap dalam mendapatkan informasi dari berbagai media seperti buku,
internet, dan pengalaman dari bidan yang lebih senior sehingga bidan dapat
mengambil keputusan dengan tepat dan tidak tidak terjadi keterlambatan dalampelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Retensio Plasenta, Penatalaksanaan ManualPlasenta
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangRetensio plasenta ( placental
retention) merupakan plasenta yang
belum lahir dalam setengah jam
setelah janin lahir. Menurut Prabowo(2012) plasenta yang belum lahir dapat
menyebabkan komplikasi dalam
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 2/25
2
persalinan dan akan memerlukan
transfusi darah, terjadinya multiple
organ failure yang berhubungandengan kolaps sirkulasi dan penurunan
perfusi organ, sepsis dan terjadinyahisterektomi dan hilangnya potensi
untuk memiliki anak selanjutnya.
Rentensio plasenta dapatmenyebabkan perdarahan, perdarahan
merupakan penyebab nomor satu
(40%-60%) kematian ibu
melahirkan.Menurut WHO dilaporkanbahwa 15-20% kematian ibu di
sebabkan oleh retensio plasenta daninsidennya adalah 1% untuk setiapkelahiran. Dibandingkan dengan
resiko-resiko lain dari persalinan
retensio plasenta merupakan salah satupenyebab perdarahan post partum yang
dapat mengancam jiwa ibu dimana
perdarahan yang hebat akan cepat dan
tidak mendapat perawatan medis yangtepat akan mempercepat kematian
(Pratiwi, 2012).
Berdasarkan data WHO (2010)rasio kematian ibu selama kehamilan
dan melahirkan atau dalam 42 hari
setelah melahirkan adalah per100.000.Angka kematian ibu di negara
ASEAN seperti Thailand berkisar
antara 32-36/100.000, dan di Malaysia
14-68/100.000. Sedangkan diIndonesia berkisar antara 140-
380/100.000, menurut survei
demografi dan kesehatan Indonesiatahun 2007 menyebutkan bahwa AKI
di Indonesia untuk periode lima tahun
(2003-2007) sebesar 228/100.000kelahiran hidup (Pratiwi, 2010).
Retensio plasenta terjadi pada
3% kelahiran pervaginam dan 15%kasus retensio plasenta dialami oleh
ibu dengan riwayat retensio plasenta
pada persalinan sebelumnya. Dari
penelitian Marhadia pada tahun 2005-
2007 di RSUP H.Adam Malik Medanterdapat 76 (11,5%) kasus retensio
plasenta dari 661 persalinan spontan,dan terdapat 82 (7,7%) kasus retensio
plasenta dari 1056 persalinan spontan
di RSUP Pirngadi Medan (Harmia,2010).
Bidan merupakan salah satu
tenaga kesehatan yang memiliki posisi
penting dan strategis terutama dalammenurunkan AKI dan AKB.
berdasarkan Keputusan MenteriKesehatan RI Nomor369/Menkes/SK/III/2007 Tentang
Standar Profesi Bidan tanggal 27
Maret 2007 ditetapkan bahwa bidanmempunyai standar kompetensi dalam
menangani situasi kegawatdaruratan
kebidanan yang salah satu
penanganannyaadalah pengeluaranplasenta secara manual(Harmia, 2010).
Profesi bidan mampu
mengenalidan mampu memberikanpertolongan pertama, termasuk
manualplasenta dan penanganan
perdarahan sesuai dengan indikasi.Sehingga telah didapati hasilnya
berupa penurunan kejadian perdarahan
hebat dan mendapatkan penanganan
yang cepat dan tepat dan penyelamatanibu Sehingga bidan harus benar-benar
mampu melakukan penatalaksanaan
manual plasenta, (Ikatan BidanIndonesia, 2010).
Melalui wawancara yang di
lakukan penulis terhadap 6 bidan padasaat survey awal di lapangan penulis
menemukan pengakuan bahwa dari 6
bidan tersebut hanya 2 orang saja yangberani melakukan penatalaksanaan
manual plasenta, semantara ke 4 bidan
1
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 3/25
3
yang lainnya mengakui ragu-ragu
dalam melakukanya. Hal ini di dukung
oleh adanya data yang di temukan diRSUD sidikalang bahwa kasus
retensio plasenta merupakan kasusyang paling sering di rujuk oleh bidan
setempat, situasi seperti di atas
menghasilkan pertanyaan adakahperselisihan antara pengetahuan, setiap
bidan tentang retensio plasenta
terhadap penatalaksanaan retensio
plasenta.Berdasarkan latar belakang
masalah diatas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan pengetahuan dan sikapbidan tentang retensio plasenta dengan
pelaksanaan manual plasenta PadaBidan di wilayah kerjaPuskesmas huta
rakyat Sidikalang Tahun 2013”.
1.2. Perumusan MasalahPerumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah
hubungan pengetahuan dan sikapbidan tentang retensio plasenta dengan
pelaksanaan manual plasentadi
wilayah kerja puskesmas huta rakyatSidikalang Tahun 2013.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan UmumUntuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap tentang retensio
plasenta dengan pelaksanaan manualplasenta di wilayah kerja puskesmas
huta rakyat Sidikalang Tahun 2013.
1.3.2. Tujuan Khusus1. Untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dengan pelaksanaan
manual plasenta di wilayah kerjaPuskesmas huta rakyat Sidikalang
Tahun 2013.
2. Untuk mengetahui hubungan sikap
dengan pelaksanaan manual
plasenta di wilayah kerjaPuskesmas huta rakyat Sidikalang
Tahun 20133. Untuk mengetahui pelaksanaan
manual plasentadi wilayah kerja
Puskesmas huta rakyat SidikalangTahun 2013
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi BidanSebagai informasi untuk
menambah pengetahuan danpengalaman bidan tentangmengenal kejadian retensio
plasenta dan pelaksanaan manual
plasenta.2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat
menambah ilmu pengetahuan
peneliti khususnya tentangpelaksanaan manual plasenta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan (Knowledge)
2.1.1. Definisi
Pengetahuan adalah merupakan
hasil dari tahu, dan ini terjadi setelahorang melakukan penginderaan pada
suatu objek tertentu.Pengetahuan
adalah hasil penginderaan manusia,atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indra yang dimilikinya
seperti mata, hidung, telinga dansebagainya (Notoatmodjo,2010).
2.1.2. Tingkat Pengetahuan
1. TahuTahu diartikan sebagai mengingat
suatu materi yang telah dipelajari
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 4/25
4
sebelumnya. Termasuk kedalam
tingkat pengetahuan ini adalah
mengingat kembali terhadap suatuspesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang
diterima. Oleh sebab itu “Tahu” inimerupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari yaitu
menyebutkan, menguraikan,
mendefenisikan, menyatakan dansebagainya.
2. MemahamiMemahami diartikan sebagai satukemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginterprestasikanmateri tersebut secara benar.Orang
yang telah paham terhadap objek
dan materi harus dapat
menjelaskan.3. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai
kemampuan untuk menggunakanmateri yang telah di pelajari pada
situasi atau kondisi yang rill
(sebenarnya).4. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan
untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut
dan masih ada kaitannya satu samalain.
5. Sintesis
Sintesis menunjukan kepada suatukemampuan untuk melakukan atau
menghubungkan bagian-bagian
didalam suatu bentuk keseluruhanyang baru.
6. Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan
kemampuan untuk melakukan
penelitian atau penilaian terhadapsuatu materi atau objek.
Pengukuran pengetahuan dapatdilakukan dengan cara wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi
materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden kedalam
pengetahuan yang ingin kita ketahui
dan dapat kita sesuaikan dengan
tingkat-tingkat tersebut diatas(Notoatmodjo, 2010).
2.1.3. Faktor-faktor YangMempengaruhi PengetahuanMenurut Wawan dan Dewi
(2010) faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan yaitu,sebagai berikut:
1. Umur
Usia adalah umur individu yang
terhitung mulai saat dilahirkansampai berulang tahun. Semakin
cukup umur, tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebihmatang dalam berpikir dan bekerja.
Dari segi kepercayaan masyarakat
seseorang yang lebih dewasadipercaya dari orang yang belum
tinggi kedewasaannya.
2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yangdiberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju
ke arah cita-cita tertentu yangmenentukan manusia untuk berbuat
dan mengisi kehidupan untuk
mencapai keselamatan dankebahagiaan. Pendidikan
diperlukan untuk mendapat
informasi misalnya hal-hal yangmenunjang kesehatan, sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup.
5
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 5/25
5
Pada umumnya makin tinggi
pendidikan seseorang maka makin
mudah untuk menerima informasi.3. Lama kerja
Semakin lama bekerja makaakanmemiliki pengalamam yang
merupakan guru paling baik.
Semakin lama bekerjasemakinbanyak pengalaman dan semakin
banyak kasus yang ditangani oleh
bidan, maka bidan tersebut
semakin mahir dan trampil dalammenyelesaikan
pekerjaan.Kepercayaan masyarakatlebih cenderung kepada bidan yangtelah lama bekerja,karena mereka
menganggap bidan yang lama kerja
sudah memiliki pengalaman(Harahap 2010).
Masa kerja adalah rentang
waktu yang telah ditempuh oleh
seorang bidan dalammelaksanakantugasnya, selama waktu itulah banyak
pengalamam dan pelajaranyang
dijumpai sehingga sudah mengerti apakeinginan dan harapan ibu hamil
kepadaseorang bidan. Masa kerja yang
lama akan cenderung membuatseorang akan lebihmerasa betah dalam
lingkungannya, hal ini disebabkan
karena telah beradaptasi
denganlingkungannya yang cukuplama sehingga bidan akan merasa
nyaman denganpekerjaannya
(Harahap, 2010).
2.2. Sikap
2.2.1. PengertianSikap adalah merupakan reaksi
atau respons yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atauobjek (Notoatmodjo, 2010).
2.2.2. Tingkatan sikap
Tingkatan sikap terdiri dari:
1. Menerima
Menerima diartikan bahwa orang(subjek) mau dan memperlihatkan
stimulus yang diberikan.2. Merespon
Memberikan jawaban apabila
ditanya mengerjakan danmenyelesaikan tugas yang
diberikan.
3. Menghargai
Mengajak orang lain untuk mengerjakan dan mendiskusikan
suatu masalah.4. Bertanggung jawabBertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dipilihnya dan segala
resiko adalah merupakan sikapyang paling penting.
2.3. Retensio Plasenta
2.3.1. PengertianRetensio plasenta adalah
placenta belum lahir setengah jam
setelah janin lahir (Manuaba, 2010).Retensio plasenta adalah
terlambatnya kelahiran plasenta selama
setengah jam setelah kelahiran bayi(Rukiyah & Yulianti, 2010).
Retensio plasenta adalah
tertahannya atau belum lahirnya
plasenta sehingga atau lebih dari 30menit setelah bayi lahir.Hampir
sebangian besar gangguan pelepesan
plasenta disebabkan oleh gangguankontraksi uterus (Nugroho, 2010).
2.3.2. Klasifikasi Retensio Plasenta
Retensio plasenta terdiri dari beberapaJenis antara lain :
1. Plasenta Adhesive adalah
Implantasiyang kuat
dari jonjot
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 6/25
6
korion
plasenta.
2. Plasenta Akreta adalah Implantasi jonjot korion plasenta hingga
mencapai sebangian lapisanmiometrium.
3. Plasenta Inkreta adalah Implantasi
jonjot korion plasenta hinggamencapai atau melewati lapisan
miometrium.
4. Plasenta Prekreta adalah Implantasi
jonjot korion plasenta yangmenembus lapisan miometrium
hingga mencapai lapisan serosadinding uterus.5. Plasenta Inkarserata adalah
Tertahannya plasenta di dalam
kavum uteri disebabkan olehkonstriksi ostium uteri(Nugroho,
2010).
2.3.3. Etilogi
Sebab Retensio Plasenta:
1. Faktor-faktor maternal1.Gravidarum berusia lanjut
2.Multi paritas
2. Faktor-factor uterus1. Bekas sectio saesaria. Plasenta
sering tertanam pada jaringan
cicatrix uterus.
2. Bekas pembedahan uterus.3. Bekas curettage uterus, yang
terutama setelah kehamilan
atau abortus.4. Bekas pengeluaran plasenta
secara manual.
5. Bekas endometrium.3. Faktor-faktor plasenta
1. Plasenta privia
2. Impementasi cornual.Maka sebangian besar faktor
etiolaogi tersebut masih diragukan
dua faktor predeposisi yang paling
sering adalah plasenta previa dan
bekas seksio seaceria (HakimiphD, 2010).
2.3.4. PatofisiologiSegera setelah anak lahir,
uterus berhenti kontraksi namun secara
perlahan tetapi progresif uterusmengecil, yang disebut retraksi, pada
masa retraksi itu lembek namun
serabut-serabutnya secara perlahan
memendek kembali. Peristiwa retraksimenyebabkan pembuluh-pembuluh
darah yang berjalan dicelah-celahserabut otot-otot polos rahim terjepitoleh serabut otot rahim itu sendiri. Bila
serabut ketuban belum terlepas,
plasenta belum terlepas seluruhnya danbekuan darah dalam rongga rahim bisa
menghalangi proses retraksi yang
normal dan menyebabkan banyak
darah hilang.
2.3.5. Tanda Dan Gejala
1. Plasenta Akreta Parsial/Separasi
Konsistensi uterus kenyal, TFUsetinggi pusat, Bentuk uterus
discoid, Perdarahan sedang –
banyak, Tali pusat terjulursebagian, Ostium uteri terbuka,
Separasi plasenta lepas sebagian
dan Syok sering
2. Plasenta InkarserataKonsistensi uterus keras, TFU
2 jari bawah pusat, Bentuk uterus
globular, Perdarahan sedang, Talipusat terjulur, Ostium uteri
terbuka, Separasi plasenta sudah
lepas, Syok jarang3. Plasenta Akreta
Konsistensi uterus cukup, TFU
setinggi pusat, Bentuk uterusdiscoid, Perdarahan sedikit / tidak
ada, Tali pusat tidak terjulur,
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 7/25
7
Ostium uteri terbuka, Separasi
plasenta melekat seluruhnya, Syok
jarang sekali, kecuali akibatinversio oleh tarikan kuat pada tali
pusat(Sarwono, 2010).
2.3.6. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pelepasan
plasenta1. Kelainan dari uterus itu sendiri
yaitu anomalin dari uterus atau
servik, kelemahan dan tidak
efektifitasnya kontraksi uterus,kontraksi yang tetanik dari
uterus serta pembentukanconstriction ring.2. Kelainan dari plasenta
misalnya plasenta letak rendah
atau plasenta previa, implantasiplasenta di cornu dan adanya
plasenta akreta.
3. Kesalahan manjemen aktif kala
III persalinan, sepertimanipulasi dari uterus yang
tidak perlu sebelum terjadinya
pelepasan plasenta yangmenyebabkan kontraksi uterus
yang tidak ritmik. Pemberian
uterustonika yang tidak tepatwaktunya dapat menyebabkan
servik berkontraksi dan
menahan plasenta, serta
pemberian anastesi terutamayang melelahkan kontraksi
uterus (Pribakti, 2004).
Normalnya pelepasanuri berkisar ¼ - ½ jam sesudah
anak lahir, namun kita dapat
menunggu paling lama sampai1 jam. Tetapi bila terjadi
banyak perdarahan atau bila
pada persalinan yang lalu adariwayat perdarahan post
partum, maka tidak boleh
menunggu, sebaiknya plasenta
langsung dikeluarkan dengan
tangan. Apabila sudah terjadiperdarahan dari 500 cc atau
satu nirbeken sebaiknya uridikeluarkan secara manual dan
diberikan uterustonika.
4.Fase pelepasan uri, . (Hartanto,2008).
Cara lepasanya uri ada beberapa
macam yaitu :1) Schultze
Lepasnya seperti kita menutup
payung, cara ini yang palingsering terjadi (80%). Yanglepas duluan adalah bagian
tengah,
2) Ducan
Lepasnya uri mulai dari
pinggir, jadi pinggir uri lahirduluan (20%). Darah yang
akan mengalir diantara
selaput ketuban. Serempak dari tengah dan pinggir
plasenta (Hartanto, 2008).
2.3.7. KomplikasiPlasenta harus dikeluarkan karena
dapat menimbulkan bahaya:
1. Perdarahan
Terjadi terlebih lagi bila retensioplasenta yang terdapat sedikit
perlepasan hingga kontraksi
memompa darah tetapi bagianyang melekat membuat luka tidak
menutup.
2. InfeksiKarena sebagai benda mati yang
tertinggal di dalam rahim
meningkatkan pertumbuhan bakteri
dibantu dengan port d’entre daritempat perlekatan plasenta.
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 8/25
8
3. Dapat terjadi plasenta inkarserata
dimana plasenta melekat terus
sedangkan kontraksi pada ostiumbaik hingga yang terjadi.
4. Terjadi polip plasenta sebagaimassa proliferative yang
mengalami infeksi sekunder dan
nekrosis5. Terjadi degenerasi (keganasan)
koriokarsinoma
Dengan masuknya mutagen,
perlukaan yang semula fisiologik dapat berubah menjadi patologik
(displastik-diskariotik) danakhirnya menjadi karsinomainvasif. Sekali menjadi mikro
invasive atau invasive, proses
keganasan akan berjalan terus. Selini tampak abnormal tetapi tidak
ganas. Para ilmuwan yakin bahwa
beberapa perubahan abnormal pada
sel-sel ini merupakan langkah awaldari serangkaian perubahan yang
berjalan lambat, yang beberapa
tahun kemudian bisa menyebabkankanker. Karena itu beberapa
perubahan abnormal merupakan
keadaan prekanker, yang bisaberubah menjadi kanker.
6. Syok haemoragik (Manuaba,
2010).
2.3.8. Penanganan retensio plasentaBila tidak terjadi perdarahan :
perbaiki keadaan umum penderita bila
perlu misal: infus atau transfusi,pemberian antibiotika, pemberian
antipiretika, pemberian ATS.
Kemudian dibantu denganmengosongkan kandung kemih.
Lanjutkan memeriksa apakah telah
terjadi pemisahan plasenta dengan caraKlein, Kustner atau Strassman.
Bila terjadi perdarahan:
lepaskan plasenta secara manual, jika
plasenta dengan pengeluaran manualtidak lengkap dapat disusul dengan
upaya kuretase.Bila plasenta tidak dapat
dilepaskan dari rahim, misal plasenta
increta/percreta, lakukanhysterectomia.
Cara untuk melahirkan plasenta:
1. Dicoba mengeluarkan plasenta
dengan cara normal :Tangan kanan penolong
meregangkan tali pusat sedangtangan yang lain mendorongringan.
2. Pengeluaran plasenta secara
manual (dengan narkose)Melahirkan plasenta dengan cara
memasukkan tangan penolong
kedalam cavum uteri, melepaskan
plasenta dari insertio danmengeluarkanya.
3. Bila ostium uteri sudah demikian
sempitnya, sehingga dengannarkose yang dalam pun tangan tak
dapat masuk, maka dapat
dilakukan hysterectomia untuk melahirkan plasentanya (Sarwono,
2010).
Penanganan retensio plasenta atau
sebagian plasenta adalah:1. Resusitasi. Pemberian oksigen
100%. Pemasangan IV-line dengan
kateter yang berdiameter besarserta pemberian cairan kristaloid
(sodium klorida isotonik atau
larutan ringer laktat yang hangat,apabila memungkinkan). Monitor
jantung, nadi, tekanan darah dan
saturasi oksigen. Transfusi darahapabila diperlukan yang
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 9/25
9
dikonfirmasi dengan hasil
pemeriksaan darah.
2. Drips oksitosin (oxytocin drips) 20IU dalam 500 ml larutan Ringer
laktat atau NaCl 0.9% (normalsaline) sampai uterus berkontraksi.
3. Plasenta coba dilahirkan dengan
Brandt Andrews, jika berhasillanjutkan dengan drips oksitosin
untuk mempertahankan uterus.
4. Jika plasenta tidak lepas dicoba
dengan tindakan manual plasenta.Indikasi manual plasenta adalah:
Perdarahan pada kala tigapersalinan kurang lebih 400 cc,retensio plasenta setelah 30 menit
anak lahir, setelah persalinan
buatan yang sulit seperti forseptinggi, versi ekstraksi, perforasi,
dan dibutuhkan untuk eksplorasi
jalan lahir, tali pusat putus.
5. Jika tindakan manual plasentatidak memungkinkan, jaringan
dapat dikeluarkan dengan tang
(cunam) abortus dilanjutkankuretage sisa plasenta. Pada
umumnya pengeluaran sisa
plasenta dilakukan dengankuretase. Kuretase harus dilakukan
di rumah sakit dengan hati-hati
karena dinding rahim relatif tipis
dibandingkan dengan kuretasepada abortus.
6. Setelah selesai tindakan
pengeluaran sisa plasenta,dilanjutkan dengan pemberian obat
uterotonika melalui suntikan atau
per oral.7. Pemberian antibiotika apabila ada
tanda-tanda infeksi dan untuk
pencegahan infeksi sekunder.(Sulisetiya, 2013).
2.3.7. Terapi
Bila tidak terjadi perdarahan :
perbaiki keadaan umum penderita bilaperlu misal: infus atau transfusi,
pemberian antibiotika, pemberianantipiretika, pemberian ATS.
Kemudian dibantu dengan
mengosongkan kandung kemih.Lanjutkan memeriksa apakah telah
terjadi pemisahan plasenta dengan cara
Klein, Kustner atau Strassman.
Bila terjadi perdarahan:lepaskan plasenta secara manual, jika
plasenta dengan pengeluaran manualtidak lengkap dapat disusul denganupaya kuretase. Bila plasenta tidak
dapat dilepaskan dari rahim, misal
plasenta increta/percreta, lakukanhysterectomia.
Cara untuk melahirkan plasenta:
1. Dicoba mengeluarkan plasenta
dengan cara normal : Tangankanan penolong meregangkan tali
pusat sedang tangan yang lain
mendorong ringan.Pengeluaran plasenta secara
manual (dengan narkose)
2. Melahirkan plasenta dengan caramemasukkan tangan penolong
kedalam cavum uteri, melepaskan
plasenta dari insertio dan
mengeluarkanya.3. Bila ostium uteri sudah demikian
sempitnya, sehingga dengan
narkose yang dalam pun tangan tak dapat masuk, maka dapat
dilakukan hysterectomia untuk
melahirkan plasentanya (Sarwono,2010).
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 10/25
10
2.4. Manual Plasenta
2.4.1. Pengertian
Manual plasenta adalahtindakan untuk melepaskan plasenta
secara manual (menggunakan tangan)dari tempat implatasinya dan
kemudian mlahirkannya keluar dari
kavum uteri (Rohani dkk, 2011).Manual Plasenta merupakan
tindakan operasi kebidanan untuk
melahirkan retensio plasenta. Teknik
operasi manual plasenta tidaklah sukar,tetapi harus diperkirakan bagaimana
persiapkan agar tindakan tersebutdapat menyelamatkan jiwa penderita.Manual Plasenta dalam
keadaan darurat dengan indikasi
perdarahan di atas 400 cc dan terjadiretensio plasenta (setelah menunggu ½
jam). Seandainya masih terdapat
kesempatan penderita retensio plasenta
kdapat dikirim ke puskesmas ataurumah sakit sehingga mendapat
pertolongan yang adekuat.
Dalam melakukan rujukanpenderita dilakukan persiapan dengan
memasang infuse dan memberikan
cairan dan dalam persalinan diikutioleh tenaga yang dapat memberikan
pertolongan darurat.
2.4.2. Penatalaksanaan Plasenta
Manual
Keadaan umum penderita
diperbaiki sebesar mungkin, ataudiinfus NaCl atau Ringer
Laktat.Anestesi diperlukan kalau ada
constriction ring dengan memberikansuntikan diazepam 10 mg
intramuskular. Anestesi ini berguna
untuk mengatasi rasa nyeri.a. Langkah klinik
1. Persetujuan Tindakan Manual
Plasenta
Persetujuan diberikan setelahpasien diberikan penjelasan yang
lengkap dan objektif tentangdiagnosis penyakit, upaya
penyembuhan, tujuan dan pilihan
tindakan yang akan dilakukan.2. Persiapan Sebelum Tindakan
a. Pasien
1. Cairan dan selang infuse
sudah terpasang. Perutbawah dan lipat paha sudah
dibersihkan.2. Uji fungsi dan kelengkapanperalatan resusitasi
3. Siapkan kain alas bokong,
sarung kaki dan penutupperut bawah
4. Medikamentosa
a. Analgetika (Phetidin 1-
2 mg/kg BB, KetaminHcl 0,5 mg/kg BBT,
Tramadol 1-2 mg/kg
BB)b. Analgesik suppositoria
Tramadol hidroklorida
100 mg untuk perawatan nyeri akut
berat setelah tindakan.
c. Sedative (Diazepam 10
mg)d. Atropine Sulfas 0,25-
0,55 mg/ml
e. Uteretonika (Oksitosin,Ergometrin,
Prostaglandin)
f. Cairan NaCl 0,9% danRL
g. Infuse Set
h. Larutan Antiseptik (Povidon Iodin 10%)
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 11/25
11
i. Oksigen dengan
regulator
b. Penolonga. Baju kamar tindakan,
pelapis plastic, masker dankaca mata : 3 set
b. Sarung tangan DTT/steril :
sebaiknya sarung tanganpanjang
c. Alas kaki (sepatu boot
karet) : 3 pasang
c. Instrumenta. Kocher: 2, Spuit 5 ml dan
jarum suntik no 23Gb. Mangkok tempat plasenta :1
c. Kateter karet dan urine bag
: 1d. Benang kromk 2/0 : 1 rol
e. Partus set
3. Pencegahan Infeksi Sebelum
TindakanSebelum melakukan tindakan
sebaiknya mencuci tangan terlebih
dahulu dengan sabun dan air yangmengalir untuk mencegah infeksi.
Mengeringkan tangan dengan
handuk bersih lalu pasang sarungtangan DTT/steril.
4. Tindakan Manual Plasenta
Penetrasi Ke Kavum Uteri
a. Intruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan
analgetik melalui karet infuse.
b. Sebelum mengerjakan manualplasenta, penderita disiapkan
pada posisi litotomi.
c. Operator berdiri atau duduk dihadapan vulva dengan salah
satu tangannya (tangan kiri)
meregang tali pusat, tanganyang lain (tangan kanan)
dengan jari-jari dikuncupkan
membentuk kerucut.
d. Lakukan kateterisasi kandungkemih.
a. Pastikan kateter masuk kedalam kandung kemih
dengan benar.
b. Cabut kateter setelahkandung kemih
dikosongkan.
e. Jepit tali pusat dengan kocher
kemudian tegakan tali pusatsejajar lantai.
f. Secara obstetrik masukkan satutangan (punggung tangan kebawah) kedalam vagina dengan
menelusuri tali pusat bagian
bawah.g. Setelah tangan mencapai
pembukaan serviks, minta
asisten untuk memegang
kocher kemudian tangan lainpenolong menahan fundus
uteri.
h. Sambil menahan fundus uteri,masukan tangan ke dalam
kavum uteri sehingga mencapai
tempat implantasi plasenta.i. Buka tangan obstetric menjadi
seperti memberi salam (ibu jari
merapat ke pangkal jari
telunjuk), (Rohani dkk, 2011).Dengan ujung jari menelusuri
tali pusat sampai plasenta.Jika pada
waktu melewati serviks dijumpaitahanan dari lingkaran kekejangan
(constrition ring), ini dapat diatasi
dengan mengembangkan secaraperlahan-lahan jari tangan yang
membentuk kerucut tadi.Sementara itu,
tangan kiri diletakkan di atas fundusuteri dari luar dinding perut ibu sambil
menahan atau mendorong fundus itu
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 12/25
12
ke bawah.Setelah tangan yang di
dalam sampai ke plasenta, telusurilah
permukaan fetalnya ke arah pinggirplasenta.Pada perdarahan kala tiga,
biasanya telah ada bagian pinggirplasenta yang terlepas.
Melepas Plasenta dari Dinding Uterus:
a. Tentukan implantasi plasenta,temukan tepi plasenta yang
paling bawah
1. Bila berada di belakang, tali
pusat tetap di sebelah atas.Bila dibagian depan,
pindahkan tangan ke bagiandepan tal pusat denganpunggung tangan
menghadap ke atas.
2. Bila plasenta di bagianbelakang, lepaskan plasenta
dari tempat implantasinya
dengan jalan menyelipkan
ujung jari di antara plasentadan dinding uterus, dengan
punggung tangan
mengahadap ke dindingdalam uterus.
3. Bila plasenta di bagian
depan, lakukan hal yangsama (dinding tangan pada
dinding kavun uteri) tetapi
tali pusat berada di bawah
telapak tangan kanan.b. Kemudian gerakan tangan
kanan ke kiri dan kanan sambil
bergeser ke cranial sehinggasemua permukaan maternal
plasenta dapat dilepaskan.
Melalui celah tersebut, selipkanbagian ulnar dari tangan yang
berada di dalam antara dinding
uterus dengan bagian plasentayang telah terlepas itu.Dengan
gerakan tangan seperti
mengikis air, plasenta dapat
dilepaskan seluruhnya (kalau
mungkin), sementara tanganyang di luar tetap menahan
fundus uteri supaya jangan ikutterdorong ke atas.Dengan
demikian, kejadian robekan
uterus (perforasi) dapatdihindarkan.
Catatan : Sambil melakukan
tindakan, perhatikan
keadaan ibu(pasien), lakukan
penanganan yangsesuai bila terjadipenyulit.
Mengeluarkan Plasenta:
a. Sementara satu tangan masihberada di kavum uteri, lakukan
eksplorasi ulangan untuk
memastikan tidak ada bagian
plasenta yang masih melekatpada dinding uterus.
b. Pindahkan tangan luar ke supra
simfisis untuk menahan uteruspada saat plasenta dikeluarkan.
c. Instruksikan asisten yang
memegang kocher untuk menarik tali pusat sambil
tangan dalam menarik plasenta
ke luar (hindari percikan
darah).d. Letakan plasenta ke dalam
tempat yang telah disediakan.
e. Lakukan sedikit pendoronganuterus (dengan tangan luar) ke
dorsokranial setelah plasenta
lahir (Rohani dkk, 2011).5. Dekontaminasi Pasca Tindakan
Alat-alat yang digunakan untuk
menolong di dekontaminasi,termasuk sarung tangan yang telah
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 13/25
13
di gunakan penolong ke dalam
larutan antiseptic.
6. Cuci Tangan Pasca tindakanMencuci kedua tangan setelah
tindakan untuk mencegah infeksi.
7. Perawatan Pasca tindakan
a. Periksa kembali tanda vitalpasien, segera lakukan tindakan
dan instruksi apabila masih
diperlukan.
b. Catat kondisi pasien dan buatlaporan tindakan d dalam
kolom yang tersedia.c. Buat instruksi pengobatanlanjutan dan hal-hal penting
untuk dipantau.
d. Beritahukan pada pasien dankeluarganya bahwa tindakan
telah selesai tetapi pasien masih
memerlukan perawatan.
Jelaskan pada petugas tentangperawatan apa yang masih
diperlukan, lama perawatan dan
apa yang perlu (Rohani dkk,2011).
2.5. Kerangka KonsepAdapun kerangka konsep dari
penelitian ini berjudul Hubungan
pengetahuan dan sikap tentang retensio
plasenta dengan pelaksanaan manualplasenta Pada Bidan
di wilayah kerja Puskesmas huta
rakyat Sidikalang Tahun 2014.Variabel Dependen Variabel Independen
2.6. Hipotesa Penelitian
1. Adanya hubungan antara
pengetahuan tentang retensioplasenta denganpelaksanaan
manual plasenta di wilayahkerjaPuskesmashuta rakyat
Sidikalang Tahun 2013.
2. Adanya hubungan antara sikaptentang retensio plasenta
dengan pelaksanaan manual
plasenta Pada Bidan di
wilayah kerja Puskesmashutarakyat Sidikalang Tahun 2013.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis PenelitianPenelitian ini menggunakan
jenis penelitian analitik korelasi
dengan metode pendekatan cross
sectional yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan pengetahuan
dan sikap bidan tentang retensio
plasenta dengan pelaksanaan manualplasenta Pada Bidan di wilayah kerja
PuskesmasHuta Rakyat Sidikalang
Tahun 2013.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan diwilayah kerja PuskesmasHuta Rakyat
Sidikalang.
3.2.2. Waktu PenelitianPenelitian dimulai pada bulan
Maret sampai dengan juli 2013.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian iniadalah semua bidan yang mempunyai
praktek sendiri/klinik yang berada di
Pengetahuan
bidan tentang
Retensio
Plasenta Pelaksanaan
Manual Plasenta
Sikap bidan
tentang retensio
plasenta
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 14/25
14
wilayah kerja Puskesmas Huta Rakyat
Sidikalang.
3.3.2. SampelCara pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah denganmengunakan teknik total sampling
yaitu sebanyak 35 orang yang
diperoleh dari Puskesmas.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada
penelitian ini dilakukan dengan duacara yaitu:
3.4.1. Data primer
Yaitu data yang langsung
diperoleh dari responden denganmenggunakan kuesioner yang dijawab
langsung oleh responden untuk menilaivariabel penelitian.
3.4.2. Data Sekunder
Data skunder diperoleh dariDinas Kesehatan Kabupaten Dairi
mengenai jumlah tenaga bidan yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Huta
Rakyat Sidikalang.
3.5. Definisi Operasional Tabel 3.1
Defenisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat UkurSkala
UkurKategori
Independen
1. Pengetahuan Segala sesuatu yangdiketahui oleh bidan
tentang retensio
plasenta dengan
penalaksanaan manual
plasenta
KuesionerSebanyak
10 soal
Ordinal 1. Baik 2. Cukup
3. Kurang
2. Sikap Reaksi atau respon
yang dimiliki oleh
bidan tentang retensio
plasenta
Kuesioner
Sebanyak
10 soal
Ordinal 1. Baik
2. Tidak
baik
Dependen
3. Penatalaksanaan
manual plasenta
Upaya yang dilakukan
bidan dalampelaksanaan manual
plasenta sesuai dengan
standar Asuhan
Persalinan Normal(APN)
Kuesioner
sebanyak 10soal
Ordinal 1. Sesuai
Standar2.Tidak
Sesuai
Standar
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 15/25
2
3.6. AspekPengukuran
3.6.1. Pengetahuan
Untuk mengukur pengetahuan,peneliti menggunakan instrument
berupa kuesioner dengan 10pertanyaan. Mengukur pengetahuan
menggunakan pertanyaan pilihan
berganda yaitu Benar (skor 2), Salah(skor 1). Skor yang dihasilkan yaitu
antara 10-20. Untuk mengkategorikan
pengetahuan digunakan rumus
Sudjana (2010)Skor Maksimal-Skor Minimal
20-10Range =____________________________________
= ________ = 3,1 = 3
Jumlah Kelas3
Adapun untuk pengetahuan
dikategorikan menjadi 3 yaitu:
Baik : Jika jumlah skor
7-10Cukup : Jika jumlah skor
4-6
Kurang : Jika jumlah skor1-3
3.6.2. Sikap
Untuk mengukur sikap penelitimenggunakan instrument berupa
kuesioner dengan 10 pertanyaan. Skala
pengukuran motivasi yang digunakan
adalah dengan skala Likert yaituSangat Tidak Setuju (skor 1), Tidak
Setuju (skor 2), Setuju (skor 3) dan
Sangat Setuju (skor 4). Skor yangdihasilkan yaitu antara 10-40. Untuk
mengkategorikan motivasi digunakan
rumus Sudjana (2010).
Skor Maksimal-Skor Minimal
40-20Range = ____________________________________
= ________ = 10
Jumlah Kelas2
Adapun untuk sikapdikategorikan menjadi 2 yaitu:
Baik : Jika jumlah skor> 21
Tidak Baik : Jika jumlah skor
1 – 20
3.6.3. Penatalaksanaan manual
plasenta
Untuk mengukur penatalaksaan
manual plasenta menggunakan jawaban yang tersedia dalam kuesioner
ini berbentuk chicklist denganalternatif jawaban “Tidak dilakukan”diberi skor 1, dan “Dilakukan” diberiskor 2. Maka pengkategorikan
menjadi:Adapun untuk penatalaksanaan
manual plasenta di katogorikan
menjadi 2 yaitu :
1. Sesuai standar, jika skor 6-102. Tidak Sesuai standar, jika skor 1-5
3.7. Teknik Pengolahan DataData yang telah dikumpul,
diolah dengan cara manual dengan
langkah-langkah sebagaai berikut(Setiadi, 2007).
1. Editing
Melakukan pengecekan
kelengkapan dataa yang telahdikumpul, bila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam pengumpulan data
tersebut dapat dilakukan pengisianulang.
2. Coding
Memberikan kodedimaksudkan untuk mempermudah
dalam pengolahan data dan proses
selanjutnya melalui tindakanpengklasifikasian data.
3. Tabulating
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 16/25
3
Untuk mempermudah analisa
data, dimana data yang telah di coding
dimasukkan dalam bentuk distribusifrekuensi dan kemudian
diinterpretasikan.
3.8. Metode Analisa Data
1. Analisa Univariat
Yaitu dengan melakukanAnalisis pada setiap variabel hasil
penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui distribusi frekuensi pada
tiap variabel penelitian. Data yangdisajikan berbentuk tabel
(Notoadmojo, 2010).2. Analisa BivariatAnalisa yang dilakukan yaitu
dengan analisa Chi-Square dengan
menggunakan derajat kepercayaan
95% dengan α 5%, sehingga jika nilaiProbabilitas (p value) < 0,05 berarti
hasil perhitungan statistik bermakna
(signifikan) atau menunjukkan adanyahubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen, dan
apabila nilai p value > 0,05 berartihasil perhitungan statistik tidak
bermakna atau tidak ada hubungan
antara variabel dependen denganvariabel indevenden dengan
menggunakan rumus :
=(fo − fe)
Keterangan :
= nilai chi-kuadrat
fo = frekuensi yang diobservasi
fe = frekuensi yang diharapkan(Siswanto dkk, 2013).
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi
PenelitianWilayah kerja Puskesmas Huta
Rakyat Sidikalang yang berada di DesaKalang Huta Gambir barat Kecamatan
Sidikalang Batang Beruh memiliki
luas wilayah 11.9 Km2. Desa ini
memiliki jumalah penduduk sebanyak
1.442 jiwa dengan jumlah lansia 332
jiwa.Wilayah kerja Puskesmas huta
rakyat Sidikalang terdiri dari kelurahanyaitu : Belang malung, Kota, Desa
kalang, Huta gambir, Huta rakyat.Wilayah kerja Puskesmas HutaRakyat adalah sebangai barikut
:Sebelah barat berbatasan dengan :
Berampu, Sebelah timur berbatasandengan : Kecematan sidikalang Batang
beruh, Sebelah utara berbatasan
dengan : Siempat nempuh(Km 11),
Sebelah selatan berbatasan dengan :Kabupaten pak-pak barat.
4.1.2 Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Huta Rakyat
SidikalangTahun 2013
N
o
Karakteris
tik
Frekue
nsi
Persent
asi (%)
1 Kelompok Umur
25 – 32
Tahun33 – 40Tahun
41 – 48
Tahun
20
96
57.1
25.717.7
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 17/25
2 Pendidikan
D-IIIKebidanan
D-IV
Kebidanan
296
82.917.1
Total 35 1003 Lama Pengalaman Kerja
>10 Tahun
5-10 Tahun
<5 Tahun
9
14
12
25.7
40.0
34.3
Total 35 100
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat
bahwa mayoritas kelompok umur respondenadalah kelompok umur 25 – 32 tahun yaitu
20 orang (57.1%), pendidikan responden
adalah lulusan D-III Kebidanan yaitu 29orang (82.9%), lama pengalaman kerja
responden mayoritas selama 5 – 10 tahun
yaitu 14 orang (40.0%).
4.1.3 Analisa Univariat
1. Pengetahuan Bidan Tentang Retensio
Plasenta
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dan
Sikap Bidan Tentang Retensio Plasenta
di Wilayah Kerja Puskesmas Huta
Rakyat Sidikalang Tahun 2013
N
o
Pengetahua
n
Frekuens
i
Persentas
i (%)
1
23
Baik
CukupKurang
13
193
37.1
54.38.6
Total 35 100
Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihatbahwa mayoritas pengetahuan responden
tentang retensio plasenta adalah cukup yaitu19 orang (54.3%).
2. Sikap Bidan Terhadap Retensio
Plasenta
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Sikap Bidan
Terhadap Retensio Plasenta di Wilayah
Kerja Puskesmas Huta Rakyat
Sidikalang Tahun 2013
No Sikap Frekuensi Persentasi(%)
12
Baik Tidak
Baik
323
91.48.6
Total 35 100
Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat
bahwa mayoritas sikap responden terhadap
retensio plasenta adalah baik 32 orang(91.4%).
3. Penatalaksanaan Manual PlasentaTabel 4.4
Distribusi Frekuensi Penatalaksanaan
Manual Plasenta di Wilayah Kerja
Puskesmas Huta Rakyat
SidikalangTahun 2013
N
o
Penatalaksana
an Manual
Plasenta
Frekuen
si
Persenta
si (%)
1
2
Sesuai Standar
Tidak SesuaiStandar
27
8
77.1
22.9
Total 35 100
Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihatbahwa mayoritas penatalaksanaan manual
plasenta adalah sesuai standar sebanyak 27
orang (77.1%).
4.1.4 Analisa BivariatBerdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada 35 orang ibu maka dilakukan
uji statistic dengan menggunakan ujichisquare yaitu melihat apakah ada hubungan
pengetahuan dan sikap bidan tentang
retensio plasenta dengan penatalaksanaanmanual plasenta di wilayah kerja Puskesmas
Huta Rakyat Sidikalang tahun 2014. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tableberikut ini.
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 18/25
Tabel 4.5
Hasil Uji Statistik Hubungan
Pengetahuan Bidan Dengan
Penatalaksanaan Manual Plasenta di
Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat
SidikalangTahun 2013
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat
diketahui bahwa pengetahuan responden
yang baik tentang retensio plasentasebanyak 13 orang (37.1%), seluruhnya
dalam melakukan penatalaksanaan manual
plasenta adalah sesuai standar. Respondenyang berpengetahuan cukup sebanyak 19
orang (54.3%), dimana dalam
penatalaksanaan manual plasenta yang
sesuai standar sebanyak 14 orang (40.0%),dan yang tidak sesuai standar sebanyak 5
orang (14.3%). Responden yang
berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang(8.6%), seluruhnya dalam melakukan
penatalaksanaan manual plasenta adalah
tidak sesuai standar. Dari hasil uji statistik
dengan menggunakan uji chi square,diperoleh hasil bahwa nilai ρ = 0,001 (ρ <0,05) artinya ada hubungan antara
pengetahuan bidan tentang retensio plasentadengan penatalaksanaan manual plasenta.
Tabel 4.6
Hasil Uji Statistik Hubungan
SikapBidanTerhadap Retensio Plasenta
Dengan Penatalaksanaan Manual
Plasenta di Wilayah Kerja
Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang
Tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat
diketahui bahwa sikap responden terhadap
retensio plasenta yang baik sebanyak 32orang (91.4%), Dari hasil uji statistik dengan
menggunakan uji chi square, diperoleh hasil
bahwa nilai ρ = 0,001 (ρ < 0,05) artinya adahubungan antara sikap bidan terhadapretensio plasenta dengan penatalaksanaan
manual plasenta.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisa Univariat
1. Pengetahuan Bidan Tentang Retensio
Plasentadi Wilayah Kerja
Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang
Tahun 2013
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada 35 orang bidan yang menjadi
responden didapat hasil bahwa pengetahuanbidan tentang retensio plasenta adalah
pengetahuan baik sebanyak 13 orang
(37.1%), pengetahuan cukup sebanyak 19
No
Pengeta
huanBid
an
Tentang
Retensio
Plasenta
Penatalaksanaa
n Manual
Plasenta
Total Df Ρ
Sesuai
Stand
ar
Tidak
Sesuai
Standa
r
N % n % n %
1
23
Baik
CukupKurang
3
4
37.1
40.00
53
14.38.6
13
193
37.1
54.38.6
2 ,00
1
Total 7 77.1 8 22.9 35 10
0
N
Pengeta
huanBid
an
Tentang
Retensio
Plasenta
Penatalaksanaan
Manual Plasenta
T
ot
al
Df Ρ
Sesuai
Standar
Tidak
Sesuai
Standar
n % N % n %
1
23
Baik
CukupKurang
3
4
37.1
40.00
53
14.38.6
1
31
93
37.1
54.38.6
2 0,00
Total 7 77.1 8 22.9 3
5
100
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 19/25
orang (54.3%), pengetahuan kurang
sebanyak 3 orang (8.6%).Responden yang berpengetahuan baik
sebanyak 22 orang (33.8 %) umumnya
berpendidikan D-III Kebidanan sebanyak7
orang (20.0%), dan seluruh responden yangberpendidikan D-IV Kebidanan sebanyak 6
orang (17.1%), Responden yangberpengetahuan cukup adalah memiliki
tingkat pendidikan D-III Kebidanan
sebanyak 19 orang (54.3%), sedangkanresponden yang berpengetahuan kurang juga
memiliki tingkat pendidikan D-III
Kebidanan sebanyak 3 orang (8.6%).Hal
diatas sesuai dengan teori yang diungkapkanoleh Notoatmodjo (2010), yaitu tingkat
pendidikan turut pula menentukan mudahtidaknya seseorang menyerap danmemahami informasi maupun pengetahuan
yang mereka peroleh, pada umumnya
semakin tinggipendidikan seseorang makin semakin baik
pula pengetahuannya.
Menurut Notoatmodjo (2010),
perubahan – perubahan perilaku dalamseseorang dapat diketahui melalui persepsi.
Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan
melalui indra penglihatan, pendengaran,penciuman, dan sebagainya. Setiap orang
memiliki persepsi yang berbeda meskipun
objeknya sama, dalam hal ini pendidikanmerupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam perubahan perilaku.
Pendidikan merupakan suatu intervensi atau
upaya yang ditujukan kepada perilaku agarperilaku tersesbut kondusif untuk kesehatan.
Dengan kata lain pendidikan mengupayakan
agar perilaku individu, kelompok danmasyarakat mempunyai pengaruh positif
terhadap pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan.Jika dilihat dari segi usia, dari 13
orang (37.1%) responden yang memiliki
pengetahuan baik mayoritas berada padausia 41 – 48 tahun sebanyak 6 orang
(17.1%), responden yang memiliki
pengetahuan cukup mayoritas berada pada
usia 25 – 32 tahun sebanyak 13 orang(37.1%), dan responden yang memiliki
pengetahuan kurang mayoritas berada pad
usia 25 – 32 tahun sebanyak 3 orang (8.6%).
Menurut Notoatmodjo (2010) daya ingatseseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh
umur. Hal ini sesuai juga denga teori yangdiungkapkan oleh Wawan dan Dewi (2010)
bahwa semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akanlebih matang dalam berpikir dan bekerja.
Maka menurut asumsi peneliti semakin
matangnya usia memungkinkan semakin
banyak pengetahuan yang diperolehnyatentang retensio plasenta.
Dari hasil penelitian jika dilihat darilama pengalaman kerja, mayoritas lamapengalaman kerja adalah 5 – 10 tahun
sebanyak 14 orang (40.0%). Responden
yang berpengetahuan baik umumnyamemiliki pengalaman kerja selama > 10
tahun sebanyak 7 orang (20.0%), dan
pengalaman kerja selama 5 – 10 tahun
sebanyak 6 orang (17.1%), responden yangberpengetahuan cukup umumnya memiliki
pengalaman kerja < 5 tahun sebanyak 9
orang (25.7%), yang memiliki pengalamankerja selama 5 – 10 tahun sebanyak 8 orang
(22.9%) dan pengalaman kerja > 10 tahun
sebanyak 2 orang (5.7%), sedangkanresponden yang berpengetahuan kurang
seluruhnya memiliki pengalaman kerja < 5
tahun sebanyk 3 orang (8.6%). Hal ini sesuai
dengan teori yang diungkapkan olehHarahap (2010) bahwa semakin lama
bekerja maka akan memiliki pengalaman
yang merupakan guru paling baik.Semakin lama bekerja maka semakin
banyak pengalaman dan semakin banyak
kasus yang ditangani oleh bidan, maka bidantersebut akan semakin mahir dan terampil
dalam menyelesaikan pekerjaan.
Kepercayaan masyarakat lebih cenderungkepada bidan yang telah lama bekerja,
karena mereka menganggap bidan yang
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 20/25
sudah lam bekerja sudah memiliki
pengalaman ( Harahap, 2010).
2. Sikap Bidan Terhadap Retensio
plasentaWilayah Kerja Puskesmas
Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada 35 orang bidan yang menjadiresponden didapat hasil bahwa sikap bidan
terhadap retensio plasenta adalah baik
sebanyak 32 orang (91.4%), sikap tidak baik sebanyak 3 orang (8.6%).Jika dilihat dari
segi pengetahuan, sebagian besar responden
yang berpengetahuan baik memiliki sikap
yang baik sebanyak 13 orang (37.1%), danyang bepengetahuan cukup juga memiliki
sikap yang baik sebanyak 19 orang (54.3%),sedangkan responden yang berpengetahuankurang seluruhnya memiliki sikap yang
tidak baik sebanyak 3 orang (8.6%).
Menurut Notoatmodjo (2010)menyatakan bahwa sikap merupakan reaksi
atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap stimulus atau objek.
Pengetahuan atau kognitif merupakandomain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan/ sikap seseorang.
Tingkat pengetahuan dansikapsangatlah mempengaruhikemampuan
seseorang. Menurut ahlipsikologis sosial
sikap merupakankesiapan atau kesediaanuntukbertindak dan bukan
merupakanpelaksanaan motif tertentu. Sikap
belum merupakan suatu tindakanatau
aktivitas, akan tetapi merupakanpredisposisitindakan suatu perilaku(Notoatmodjo,
2010).
Menurut Soenaryo (2007),perilakumanusia saling
berkaitan,perilakusekarang adalah
kelangsungandari perilaku yang lalu, dalamkata lainperilaku manusia terjadi
secarakesinambungan bukan
secarasertamerta. Oleh sebab itudapatdiasumsikan bahwa dengan
semakinsering melakukan suatu perilaku
makasikap seseorang tersebut
untukmelakukan perilaku yang sama jugaakan semakin baik. Demikian
jugamenurut asumsi peneliti bahwa sikap
bidanuntuk menerapkan standarasuhan
persalinan,semakinsering bidanmelakukanasuhanpersalinan dengan maslah retensio
plasenta maka akan mewujudkansikap untuk menerapkan standarpenatalaksanaan asuhan
persalinan adalah semakinbaik.
Proses pembentukan sikapadalahadanya pengaruh orang lain
terutamaguru dan rekan-rekannya.
Kemampuanberfikir, kemampuanmemilih
danfaktor-faktor intrinsik lainnyayangmempengaruhi sikap seseorangterhadap
peristiwa – peristiwa.Sikap yang seharusnyadimiliki oleh seorang bidan pada ibubersalin dengan retensio plasenta adalah
memperhatikan keadaan umum penderita,
apakah keadaan anemis, jumlah perdarahan,pemantauan tekanan darah, nadi dan suhu,
pemeriksaan kontraksi dan tinggi fundus
uteri, mengetahui keadaan plasenta, apakah
plasenta inkaserata, melakukan pelepasanplasenta/ manual plasenta, memasang infus
dan memberikan cairan pengganti (Rohani
dkk, 2011)
3. Penatalaksanaan Manual Plasenta di
Wilayah Kerja Puskesmas Huta
Rakyat Sidikalang Tahun 2013
Berdasarkan hasil penelitian
distribusi frekuensi penatalaksanaan manual
plasenta yang dapat dilihat pada tabel 4.4bahwa bidan yang melakukan
penatalaksanaan manual plasenta ysesuai
standar sebanyak 27 orang (77.1%) danyang tidak sesuai satandar sebanyak 8 orang
(22.9%).
Menurut Rukiyah & Yulianti (2010)retensio plasenta adalah terlambatnya
kelahiran plasenta selama setengah jam
setelah persalinan bayi. Retensioplasentadalam rahim akan menghambat
kontraksi dan retraksi uterus sehingga
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 21/25
apabila plasentasudah dilahirkan dengan
cara plasentamanual maka akan mengalamikelelahansehingga menimbulkan atonia uteri
atauterjadi perdarahan pada daerah
tersebut.Sedangkan apabila pada retensio
plasentadengan adanya sebagian daerahyang sudahterlepas maka akan menyebabkan
perdarahan karena adanya sinus- sinusdarahyang terbuka pada saat uterus
berkontraksi.
Menurut penelitianoleh Soufyan danWawang (2008) yangmendapatkan kejadian
perdarahan postpartum akibat retensio
plasenta palingbanyak pada paritas ≥ 4
sebesar 25,5%,sedangkan hasil penelitianyang dilakukanoleh Santoso (2003) kejadian
retensioplasenta paling banyak pada paritas6sebesar 6,85%. Sesuai dengan teoribahwakejadian retensio plasenta lebih tinggi
padagrandemultipara. Hal ini di
hubungkandengan kontraksi dari rahim yangkurangbagus karena dinding uterus yang
sangatteregang dan banyak parutan
bekasimplantasi plasenta pada
persalinansebelumnya. Tindakan segerayangharus dilakukan apabila terjadi
retensioplasenta dan menimbulkan
perdarahanadalah melakukan pengeluaranplasentasecara manual/ manual plasenta
(Farid, 2013).
Tindakan manual plasenta merupakantindakan operasi kebidanan untuk
melahirkan retensio plasenta. Tehnik manual
plasenta tidaklah sukar, tapi harus
diperkirakan bagaimana persiapan agartindakan tersebut dapat menyelamatkan jiwa
penderita (Rohani dkk, 2011).
Menurut Rohani dkk (2011), dalamkasus perdarahan post partum karena
retensio plasenta, antisipasi yang dilakukan
adalah pemeriksaan keadaan umum ibu,kesadaran, tanda-tanda vital (tekanan darah,
nadi, respirasi, dan suhu), tonus uterus, dan
estimasi banyaknya darah yang sudahkeluar, kemudian dilakukan pemberian
oksitosin 20 unit dalam 500 cc NS/RL
dengan tetesan 40 tetes permenit dan
pemberian antibiotik profilaksis (ampicilin 2gram IV/oral + metronidazol 1 gram per
oral) serta dilakukan plasenta manual.
Bidan merupakan tenaga andalan
masyarakat untuk dapatmemberikanpertolongan kebidanan,
sehingga dapat menurunkan angka kesakitanataukematian ibu maupun perinatal.Dalam
menghadapi perdarahan pada kehamilan,
sikap bidan yang paling utamaadalahmelakukan rujukan kerumah sakit. Dalam
melakukan rujukan diberikan pertolongan
darurat adalah Pemasangan infus, tanpa
melakukan pemeriksaan dalam.Diantarpetugas yang dapat memberikan
pertolongan, mempersiapkan donor darikeluarga atau masyarakat, menyertakanketerangan tentang apa yang telah dilakukan
untuk memberikanpertolongan pertama.
4.2.2 Analisa Bivariat
1. Hubungan Pengetahuan
BidanTentang Retensio Plasenta
Dengan Penatalaksanaan Manual
Plasenta di Wilayah Kerja Puskesmas
Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013
Berdasarkan hasil
penelitianmenunjukkan bahwa responden
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 13 orang (37.1%), selurunya dalam
melakukan penatalaksanaan manual plasenta
adalah sesuai standar, dan responden yang
memiliki pengetahuan cukup, dimana dalammelakukan penatalaksanaan manual plasenta
yang sesuai standar sebanyak 14 orang
(40.0%) dan yang tidak sesuai standarsebanyak 5 orang (14.3%), sedangkan
responden yang memiliki pengetahuan
kurang seluruhnya dalam melakukanpenatalaksanaan manual plasenta adalah
tidak sesuai dengan standar sebanyak 3
orang (8.6%). Dari hasil uji statistik denganmenggunakan uji chi square, diperoleh hasil
bahwa nilai ρ = 0,001 (ρ < 0,05) artinya ada
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 22/25
hubungan antara pengetahuan bidan tentang
retensio plasenta dengan penatalaksanaanmanual plasenta.
Menurut Notoatmodjo (2010),
pengetahuan atau kognitif merupakan
dominanyang sangat penting dalammembentuk tindakan seseorang (over
behavior).Tindakan petugas kesehatandalam menangani pasien ditentukan oleh
pengetahuan tenaga kesehatan tersebut.
Asumsi peneliti menyatakan bahwa seorangbidan yang telah mengetahui tentang
retensio plasenta, maka akan membuat bidan
mengerti tentang penanganan retensio
plasenta dan penatalaksanaan manualplasenta.
Meliono,dkk (2007) menyatakanbahwa pengetahuan merupakan hal pentingbagi bidan dalam rangka mengaplikasikan
keilmuannya di liongkungan
masyarakat.Pengetahuan adalah berbagaigejala yang ditemui dan diperoleh manusia
melaluipengamatan inderawi. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan
inderaatau akal budinya untuk mengenalikejadian tertentu yang belum pernah
dilihatatau dirasakan sebelumnya.
Menurut Petra (2008)secarapsikologis kemampuan atau ability
terdiri dari knowledge dan skill. Halini
menunjukkan bahwa tingkatpengetahuandan tingkat kemampuanseseorang saling
berkaitan dan salingmempengaruhi satu
sama lain.Seseorang dengan
tingkatpengetahuan yang kurang, relatiftidak dapat melakukan praktik secaramaksimal.
Pernyataan tersebutterbukti dari hasil
penelitian yangmenyatakan bahwa dari 3respondendengan tingkat pengetahuan
kurang,terdapat 3 responden yang
termasukkategori tidak kompeten dalampenatalaksanaan manual plasenta.
Dengan ini peneliti dapat mengasumsi
bahwa mayoritas bidanmemilikipengetahuan yang cukup tentang
penatalaksanaan manual plasenta. Walaupun
masih ada 3 responden yang bepengetahuan
kurang hal ini disebabkan karena bidanbelum banyakmengikuti proses tentang
penatalaksanaan manual plasenta dan
pengalaman kerja yang < 5 tahun serta tidak
mendapatkaninformasi yang diperoleh daribuku, media massa ataupun internet
tentangpenatalaksanaan manual plasenta,sehingga bidan akhirnya merasa ragu-ragu
dalam penatalaksanaan manual plasenta.
Oleh karena itu itu bidan harusmempunyaipengetahuan yang baik dan
mencari informasi- informasi yang baru agar
bisamenerapkan penatalaksanaan manual
plasenta dalam persalinan yang sesuaidengan standart.
2. Hubungan Sikap Bidan TerhadapRetensio Plasenta Dengan
Penatalaksanaan Manual Plasentadi
Wilayah Kerja Puskesmas Huta
Rakyat Sidikalang Tahun 2013
Berdasarkan hasil penelitian
menyatakan bahwa sikap responden
terhadap retensio plasenta mayoritasmemiliki sikap yang baik sebanyak 32 orang
(91.4%). Jika dihubungkan dengan
penatalaksanaan manual plasenta, dimanasikap bidan yang baik terhadap retensio
plasenta mayoritas dalam melakukan
penatalaksanaan manual plasenta sesuaistandar sebanyak 27 orang (77.1%) dan
yang tidak sesuai dengan standar sebanyak 5
orang (14.3%). Sedangkan sikap bidan yang
tidak baik terhadap tretensio plasentaseluruhnya dalam melakukan
penatalaksanaan manual plasenta adalah
tidak sesuai dengan standar sebanyak 3orang (8.6%). Dari hasil uji statistik dengan
menggunakan uji chi square, diperoleh hasil
bahwa nilai ρ = 0,001 (ρ < 0,05) artinya adahubungan antara sikap bidanterhadap
retensio plasenta dengan penatalaksanaan
manual plasenta.Sikap adalah determinan
perilaku,karena mereka berkaitan dengan
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 23/25
persepsi,kepribadian dan motivasi. Sebuah
sikapmerupakan suatu keadaan siap mental,yangdipelajari dan diorganisasi
menurutpengalaman dan yang
menyebabkantimbulnya pengaruh khusus
atau reaksiseseorang terhadap orang-orang,objek-objekdan situasi situasi dengan siapa
diaberhubungan (Winardi, 2007).Menurut Winardi (2007) sikap dalam
upaya penanganan adalahpengembangan
ide-ide tentang rincian masalah yangterkandungdalam individu, penjelajahan
lebih lanjut tentang segala belukmasalah,
mengusahakan cara-cara untuk mengatasi
ataumemecahkan sumber pokok permasalahan. Upaya penangananbelum
merupakan suatu tindakan atau aktivitasakan tetapimerupakan pengembangan idedari suatu perilaku.
Dengan ini peneliti dapat mengasumsi
bahwa sikap bidan banyak yangberprilakubaik namun masih ada bidan yang dalam
penatalaksanaan manual plasenta tidak
sesuai dengan standar, hal itu
disebabkankarena banyak bidan DIII yangdipengaruhi oleh keterbatasan waktu
bekerja,keterbatasan alat, dan yang paling
utama disebabkan karena kurangnya minatdaribidan itu sendiri.Hal ini masih banyak
bidan DIII dapat dipengaruhi oleh sikapnya
yangkurang memahami dan ketinggalaninformasi, berita, bahkan jarang
mengikutipelatihan- pelatihan serta
pengalaman kerja yang masih baru- baru.
Oleh karena itu diharapkan padabidan yang mempunyai pengetahuan dan
sikap yang kurang mengerti tentang retensio
plasenta dan penatalaksanaan manualplasenta agar lebih aktif dan tanggap dalam
mendapatkan informasi dari berbagai media
seperti buku, internet, dan pengalaman daribidan yang lebih senior sehingga bidan
dapat mengambil keputusan dengan tepat
dan tidak tidak terjadi keterlambatan dalampelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
bersalin dengan retensio plasenta.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan
pembahasan tentang hubungan pengetahuandan sikap bidan tentang retensio
plasentadengan penatalaksanaan manualplasenta di wilayah kerja Puskesmas Huta
Rakyat Sidikalang Tahun 2013, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa sebagai berikut :1. Pengetahuan bidan tentang retensio
plasenta di wilayah kerja Puskesmas
Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013
mayoritas berpengetahuan cukupyaitu 19 orang (54.3%).
2. Sikap bidan terhadap retensioplasenta di wilayah kerja PuskesmasHuta Rakyat Sidikalang Tahun 2013
mayoritas baik 32 orang (91.4%).
3. Penatalaksanaan manual plasenta diwilayah kerja Puskesmas Huta
Rakyat Sidikalang Tahun 2013
mayoritas adalah sesuai standar
sebanyak 27 orang (77.1%).4. Ada hubungan pengetahuan bidan
tentang retensio plasenta dengan
penatalaksanaan manual plasenta diwilayah kerja Puskesmas Huta
Rakyat Sidikalang Tahun 2013
dengan nilai ρ = 0,001 (ρ < 0,05).5. Ada hubungan sikap bidan terhadap
retensio plasenta dengan
penatalaksanaan manual plasenta di
wilayah kerja Puskesmas HutaRakyat Sidikalang Tahun 2013
dengan nilai ρ = 0,001 (ρ < 0,05).
5.2 Saran1. Bagi bidan
Diharapkan pada bidan yang
mempunyai pengetahuan dan sikapyang kurang mengerti tentang
retensio plasenta dan
penatalaksanaan manual plasentaagar lebih aktif dan tanggap dalam
mendapatkan informasi dari berbagai
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 24/25
media seperti buku, internet, dan
pengalaman pelatihan dari bidanyang lebih senior sehingga bidan
dapat mengambil keputusan dengan
tepat dan tidak terjadi keterlambatan
dalam pelaksanaan asuhan kebidananpada ibu bersalin dengan retensio
plasenta.2. Bagi pendidikan
Sebagai bahan refrensi yang dapat
memberikan wawasan yang luasmengenai penatalaksanaan ibu
bersalin dengan retensio plasenta.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Agar lebih selektif dalam memilihresponden dengan cara melihat
faktor-faktor yang mempengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdat, 2010. Hubungan Antara Paritas Ibudengan Plasenta Previa di Rumah
Sakit Dr. Moewardi Surakarta,
Skripsi Universitas Sebelas Maret,
Sumber : http://www.http://eprints.uns.ac.id.
Antaranews, 2010. Penurunan Angka
Kematian Ibu, sumber : http
://www.antarnews.com
Farid. 2013. Jurnal Pendidikan Bidan.
<http://www.jurnalpendidikanbidan.
com> . Diakses tanggal 16 Juli 2013
Gultom, 2009. Karakteristik Penderita
Perdarahan Antepartum Yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit SantaElizabeth Medan tahun 2004-2008.
Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas SumateraUtara, Sumber
:http://www.repository.ac.id
Harnia, 2010. Sikap dan Tindakan Bidan
Terhadap Penanganan Retensio
Plasenta di Desa Terjun Kecamatan
Medan Marelan tahun. Skripsi D-IVKebidanan Fakultas Keperawatan
USU.sumber :
http://www.repository.usu.ac.id
Hakimi, (2010). Ilmu kebidanan patologi
dan pisiologi persalinan,Yogyakarta ejentia medica
Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan
Bidan, Penerbit EGC, Jakarta.
Nasution, 2012.Prevalensi Persalinan Seksio
Sesarea atas Indikasi Plasenta Previadi RSUD Dr. Pirngadi Medan,sumber :
http://www.repository.usu.ac.id
Notadmodjo, 2010. Perilaku Kesehatan,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Petra, 2008. Kemampuan (Ability).http://digilib. petra.ac.id /viewer. Php
? page =17 &submit.
x=14&submit.y=17&submit =next &qual=high&submitval =next&fname
=%2Fjiunk
pe%2Fs1%2Feman%2F2008%2Fjiunkpe-ns- s1-2008-31403361-9052-
hanurda-chapter2.pdf. Diakses pada
tanggal 16 Juli 2014
Pratiwi, 2012.Retensio Plasenta, sumber
:http://delvita-pratiwi.blogspot.com
Rohani dkk, 2011.Asuhan kebidanan Pada
Masa Persalinan, penerbit Salemba
Medika
Rukiyah & Yulianti, 2010. Asuhan
Kebidanan IV (Patologi) : CVTrans Info Media Jakarta
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …
http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 25/25
Sarwono, 2010. Ilmu Bedah Kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo
Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset
Keperawatan, Penerbit Graha Ilmu.
Sunaryo. 2007. Psikologi
untukKeperawatan. Jakarta : EGC
Wawan & Dewi, 2010. Teori &
Pengukuran Pengetahuan, Sikap
dan Perilaku Manusia, Penerbit
Nuha Medika, Yogyakarta.
Wiknjosastro,2010. Ilmu Kebidanan,
Penerbit Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Winardi, Sunaryo. 2007. PsikologiKeperawatan . Jakarta.
Salemba Medika
WHO, 2010. Maternal Health
Epidemiology, sumber:http://who.int/maternal_child-
adolescent/epidemiology/maternal/en
/index.html.