Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi...

25
7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah … http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 1/25 1 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG RETENSIO DENGAN PENATALAKSANAAN MANUAL PLASENTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HUTA RAKYAT SIDIKALANG TAHUN 2013 Christina Roos Etty ,SST,M.kes Mitsurya, S.kep ABSTRAK Penatalaksanaan manual plasenta merupakan tindakan operasi kebidanan untuk melahirkan retensio plasenta. Rentensio plasenta dapat menyebabkan perdarahan, perdarahan merupakan penyebab nomor satu (40%-60%) kematian ibu melahirkan.Menurut WHO dilaporkan bahwa 15-20% kematian ibu di sebabkan oleh retensio plasenta dan insidennya adalah 1% untuk setiap kelahiran.Jenis penelitian ini adalah  Analitik Korelasi dengan menggunakan metode pendekatan  Cross Sectional. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang, dari bulan Maret sampai dengan Juli 2013. Populasi dan sampel dalam penelitian ini semua bidan yang mempunyai praktek sendiri/klinik yang berada di wilayah kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang, sampel diambil dengan cara Total Sampling dengan jumlah sampel 35 orang. Penelitian ini menggunakan uji  Chi Square dengan   = 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan bidan tentang retensio plasenta dengan penatalaksanaan manual plasenta dengan nilai ρ = 0,001 (ρ < 0,05), dan ada hubungan sikap bidan terhadap retensio  plasenta dengan penatalaksanaan manual plasenta di dengan nilai ρ = 0,001 (ρ < 0,05). Diharapkan pada bidan yang mempunyai pengetahuan dan sikap yang kurang mengerti tentang retensio plasenta dan penatalaksanaan manual plasenta agar lebih aktif dan tanggap dalam mendapatkan informasi dari berbagai media seperti buku, internet, dan pengalaman dari bidan yang lebih senior sehingga bidan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan tidak tidak terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Retensio Plasenta, Penatalaksanaan Manual Plasenta PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Retensio plasenta (  placental retention) merupakan plasenta yang belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir. Menurut Prabowo (2012) plasenta yang belum lahir dapat menyebabkan komplikasi dalam

Transcript of Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi...

Page 1: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 1/25

1

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG

RETENSIO DENGAN PENATALAKSANAAN MANUAL PLASENTA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HUTARAKYAT SIDIKALANG

TAHUN 2013

Christina Roos Etty ,SST,M.kes

Mitsurya, S.kep

ABSTRAK

Penatalaksanaan manual plasenta merupakan tindakan operasi kebidanan untuk melahirkan retensio plasenta. Rentensio plasenta dapat menyebabkan perdarahan,

perdarahan merupakan penyebab nomor satu (40%-60%) kematian ibumelahirkan.Menurut WHO dilaporkan bahwa 15-20% kematian ibu di sebabkan oleh

retensio plasenta dan insidennya adalah 1% untuk setiap kelahiran.Jenis penelitian ini

adalah   Analitik Korelasi dengan menggunakan metode pendekatan   Cross

Sectional.Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Huta RakyatSidikalang, dari bulan Maret sampai dengan Juli 2013. Populasi dan sampel dalam

penelitian ini semua bidan yang mempunyai praktek sendiri/klinik yang berada di

wilayah kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang, sampel diambil dengan caraTotal

Sampling dengan jumlah sampel 35 orang. Penelitian ini menggunakan uji   Chi

Square dengan   = 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubunganpengetahuan bidan tentang retensio plasenta dengan penatalaksanaan manual plasenta

dengan nilai ρ = 0,001 (ρ < 0,05), dan ada hubungan sikap bidan terhadap retensio

 plasenta dengan penatalaksanaan manual plasenta di dengan nilai ρ = 0,001 (ρ <0,05). Diharapkan pada bidan yang mempunyai pengetahuan dan sikap yang kurang

mengerti tentang retensio plasenta dan penatalaksanaan manual plasenta agar lebihaktif dan tanggap dalam mendapatkan informasi dari berbagai media seperti buku,

internet, dan pengalaman dari bidan yang lebih senior sehingga bidan dapat

mengambil keputusan dengan tepat dan tidak tidak terjadi keterlambatan dalampelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Retensio Plasenta, Penatalaksanaan ManualPlasenta

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangRetensio plasenta ( placental

retention) merupakan plasenta yang

belum lahir dalam setengah jam

setelah janin lahir. Menurut Prabowo(2012) plasenta yang belum lahir dapat

menyebabkan komplikasi dalam

Page 2: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 2/25

2

persalinan dan akan memerlukan

transfusi darah, terjadinya   multiple

organ failure yang berhubungandengan kolaps sirkulasi dan penurunan

perfusi organ, sepsis dan terjadinyahisterektomi dan hilangnya potensi

untuk memiliki anak selanjutnya.

Rentensio plasenta dapatmenyebabkan perdarahan, perdarahan

merupakan penyebab nomor satu

(40%-60%) kematian ibu

melahirkan.Menurut WHO dilaporkanbahwa 15-20% kematian ibu di

sebabkan oleh retensio plasenta daninsidennya adalah 1% untuk setiapkelahiran. Dibandingkan dengan

resiko-resiko lain dari persalinan

retensio plasenta merupakan salah satupenyebab perdarahan post partum yang

dapat mengancam jiwa ibu dimana

perdarahan yang hebat akan cepat dan

tidak mendapat perawatan medis yangtepat akan mempercepat kematian

(Pratiwi, 2012).

Berdasarkan data WHO (2010)rasio kematian ibu selama kehamilan

dan melahirkan atau dalam 42 hari

setelah melahirkan adalah per100.000.Angka kematian ibu di negara

ASEAN seperti Thailand berkisar

antara 32-36/100.000, dan di Malaysia

14-68/100.000. Sedangkan diIndonesia berkisar antara 140-

380/100.000, menurut survei

demografi dan kesehatan Indonesiatahun 2007 menyebutkan bahwa AKI

di Indonesia untuk periode lima tahun

(2003-2007) sebesar 228/100.000kelahiran hidup (Pratiwi, 2010).

Retensio plasenta terjadi pada

3% kelahiran   pervaginam dan 15%kasus retensio plasenta dialami oleh

ibu dengan riwayat retensio plasenta

pada persalinan sebelumnya. Dari

penelitian Marhadia pada tahun 2005-

2007 di RSUP H.Adam Malik Medanterdapat 76 (11,5%) kasus retensio

plasenta dari 661 persalinan spontan,dan terdapat 82 (7,7%) kasus retensio

plasenta dari 1056 persalinan spontan

di RSUP Pirngadi Medan (Harmia,2010).

Bidan merupakan salah satu

tenaga kesehatan yang memiliki posisi

penting dan strategis terutama dalammenurunkan AKI dan AKB.

berdasarkan Keputusan MenteriKesehatan RI Nomor369/Menkes/SK/III/2007 Tentang

Standar Profesi Bidan tanggal 27

Maret 2007 ditetapkan bahwa bidanmempunyai standar kompetensi dalam

menangani situasi kegawatdaruratan

kebidanan yang salah satu

penanganannyaadalah pengeluaranplasenta secara manual(Harmia, 2010).

Profesi bidan mampu

mengenalidan mampu memberikanpertolongan pertama, termasuk 

manualplasenta dan penanganan

perdarahan sesuai dengan indikasi.Sehingga telah didapati hasilnya

berupa penurunan kejadian perdarahan

hebat dan mendapatkan penanganan

yang cepat dan tepat dan penyelamatanibu Sehingga bidan harus benar-benar

mampu melakukan penatalaksanaan

manual plasenta, (Ikatan BidanIndonesia, 2010).

Melalui wawancara yang di

lakukan penulis terhadap 6 bidan padasaat survey awal di lapangan penulis

menemukan pengakuan bahwa dari 6

bidan tersebut hanya 2 orang saja yangberani melakukan penatalaksanaan

manual plasenta, semantara ke 4 bidan

1

Page 3: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 3/25

3

yang lainnya mengakui ragu-ragu

dalam melakukanya. Hal ini di dukung

oleh adanya data yang di temukan diRSUD sidikalang bahwa kasus

retensio plasenta merupakan kasusyang paling sering di rujuk oleh bidan

setempat, situasi seperti di atas

menghasilkan pertanyaan adakahperselisihan antara pengetahuan, setiap

bidan tentang retensio plasenta

terhadap penatalaksanaan retensio

plasenta.Berdasarkan latar belakang

masalah diatas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan pengetahuan dan sikapbidan tentang retensio plasenta dengan

pelaksanaan manual plasenta PadaBidan di wilayah kerjaPuskesmas huta

rakyat Sidikalang Tahun 2013”.

1.2. Perumusan MasalahPerumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah

hubungan pengetahuan dan sikapbidan tentang retensio plasenta dengan

pelaksanaan manual plasentadi

wilayah kerja puskesmas huta rakyatSidikalang Tahun 2013.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan UmumUntuk mengetahui hubungan

pengetahuan dan sikap tentang retensio

plasenta dengan pelaksanaan manualplasenta di wilayah kerja puskesmas

huta rakyat Sidikalang Tahun 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus1. Untuk mengetahui hubungan

pengetahuan dengan pelaksanaan

manual plasenta di wilayah kerjaPuskesmas huta rakyat Sidikalang

Tahun 2013.

2. Untuk mengetahui hubungan sikap

dengan pelaksanaan manual

plasenta di wilayah kerjaPuskesmas huta rakyat Sidikalang

Tahun 20133. Untuk mengetahui pelaksanaan

manual plasentadi wilayah kerja

Puskesmas huta rakyat SidikalangTahun 2013

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi BidanSebagai informasi untuk 

menambah pengetahuan danpengalaman bidan tentangmengenal kejadian retensio

plasenta dan pelaksanaan manual

plasenta.2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat

menambah ilmu pengetahuan

peneliti khususnya tentangpelaksanaan manual plasenta.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan (Knowledge)

2.1.1. Definisi

Pengetahuan adalah merupakan

hasil dari tahu, dan ini terjadi setelahorang melakukan penginderaan pada

suatu objek tertentu.Pengetahuan

adalah hasil penginderaan manusia,atau hasil tahu seseorang terhadap

objek melalui indra yang dimilikinya

seperti mata, hidung, telinga dansebagainya (Notoatmodjo,2010).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

1. TahuTahu diartikan sebagai mengingat

suatu materi yang telah dipelajari

Page 4: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 4/25

4

sebelumnya. Termasuk kedalam

tingkat pengetahuan ini adalah

mengingat kembali terhadap suatuspesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang

diterima. Oleh sebab itu “Tahu” inimerupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari yaitu

menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan, menyatakan dansebagainya.

2. MemahamiMemahami diartikan sebagai satukemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui

dan dapat menginterprestasikanmateri tersebut secara benar.Orang

yang telah paham terhadap objek 

dan materi harus dapat

menjelaskan.3. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai

kemampuan untuk menggunakanmateri yang telah di pelajari pada

situasi atau kondisi yang rill

(sebenarnya).4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan

untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut

dan masih ada kaitannya satu samalain.

5. Sintesis

Sintesis menunjukan kepada suatukemampuan untuk melakukan atau

menghubungkan bagian-bagian

didalam suatu bentuk keseluruhanyang baru.

6. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan

kemampuan untuk melakukan

penelitian atau penilaian terhadapsuatu materi atau objek.

Pengukuran pengetahuan dapatdilakukan dengan cara wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi

materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden kedalam

pengetahuan yang ingin kita ketahui

dan dapat kita sesuaikan dengan

tingkat-tingkat tersebut diatas(Notoatmodjo, 2010).

2.1.3. Faktor-faktor YangMempengaruhi PengetahuanMenurut Wawan dan Dewi

(2010) faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan yaitu,sebagai berikut:

1. Umur

Usia adalah umur individu yang

terhitung mulai saat dilahirkansampai berulang tahun. Semakin

cukup umur, tingkat kematangan

dan kekuatan seseorang akan lebihmatang dalam berpikir dan bekerja.

Dari segi kepercayaan masyarakat

seseorang yang lebih dewasadipercaya dari orang yang belum

tinggi kedewasaannya.

2. Tingkat Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yangdiberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju

ke arah cita-cita tertentu yangmenentukan manusia untuk berbuat

dan mengisi kehidupan untuk 

mencapai keselamatan dankebahagiaan. Pendidikan

diperlukan untuk mendapat

informasi misalnya hal-hal yangmenunjang kesehatan, sehingga

dapat meningkatkan kualitas hidup.

5

Page 5: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 5/25

5

Pada umumnya makin tinggi

pendidikan seseorang maka makin

mudah untuk menerima informasi.3. Lama kerja

Semakin lama bekerja makaakanmemiliki pengalamam yang

merupakan guru paling baik.

Semakin lama bekerjasemakinbanyak pengalaman dan semakin

banyak kasus yang ditangani oleh

bidan, maka bidan tersebut

semakin mahir dan trampil dalammenyelesaikan

pekerjaan.Kepercayaan masyarakatlebih cenderung kepada bidan yangtelah lama bekerja,karena mereka

menganggap bidan yang lama kerja

sudah memiliki pengalaman(Harahap 2010).

Masa kerja adalah rentang

waktu yang telah ditempuh oleh

seorang bidan dalammelaksanakantugasnya, selama waktu itulah banyak 

pengalamam dan pelajaranyang

dijumpai sehingga sudah mengerti apakeinginan dan harapan ibu hamil

kepadaseorang bidan. Masa kerja yang

lama akan cenderung membuatseorang akan lebihmerasa betah dalam

lingkungannya, hal ini disebabkan

karena telah beradaptasi

denganlingkungannya yang cukuplama sehingga bidan akan merasa

nyaman denganpekerjaannya

(Harahap, 2010).

2.2. Sikap

2.2.1. PengertianSikap adalah merupakan reaksi

atau respons yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atauobjek (Notoatmodjo, 2010).

2.2.2. Tingkatan sikap

Tingkatan sikap terdiri dari:

1. Menerima

Menerima diartikan bahwa orang(subjek) mau dan memperlihatkan

stimulus yang diberikan.2. Merespon

Memberikan jawaban apabila

ditanya mengerjakan danmenyelesaikan tugas yang

diberikan.

3. Menghargai

Mengajak orang lain untuk mengerjakan dan mendiskusikan

suatu masalah.4. Bertanggung jawabBertanggung jawab atas segala

sesuatu yang dipilihnya dan segala

resiko adalah merupakan sikapyang paling penting.

2.3. Retensio Plasenta

2.3.1. PengertianRetensio plasenta adalah

placenta belum lahir setengah jam

setelah janin lahir (Manuaba, 2010).Retensio plasenta adalah

terlambatnya kelahiran plasenta selama

setengah jam setelah kelahiran bayi(Rukiyah & Yulianti, 2010).

Retensio plasenta adalah

tertahannya atau belum lahirnya

plasenta sehingga atau lebih dari 30menit setelah bayi lahir.Hampir

sebangian besar gangguan pelepesan

plasenta disebabkan oleh gangguankontraksi uterus (Nugroho, 2010).

2.3.2. Klasifikasi Retensio Plasenta

Retensio plasenta terdiri dari beberapaJenis antara lain :

1. Plasenta Adhesive adalah

Implantasiyang kuat

dari jonjot

Page 6: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 6/25

6

korion

plasenta.

2. Plasenta Akreta adalah Implantasi jonjot korion plasenta hingga

mencapai sebangian lapisanmiometrium.

3. Plasenta Inkreta adalah Implantasi

 jonjot korion plasenta hinggamencapai atau melewati lapisan

miometrium.

4. Plasenta Prekreta adalah Implantasi

 jonjot korion plasenta yangmenembus lapisan miometrium

hingga mencapai lapisan serosadinding uterus.5. Plasenta Inkarserata adalah

Tertahannya plasenta di dalam

kavum uteri disebabkan olehkonstriksi ostium uteri(Nugroho,

2010).

2.3.3. Etilogi

Sebab Retensio Plasenta:

1. Faktor-faktor maternal1.Gravidarum berusia lanjut

2.Multi paritas

2. Faktor-factor uterus1. Bekas sectio saesaria. Plasenta

sering tertanam pada jaringan

cicatrix uterus.

2. Bekas pembedahan uterus.3. Bekas curettage uterus, yang

terutama setelah kehamilan

atau abortus.4. Bekas pengeluaran plasenta

secara manual.

5. Bekas endometrium.3. Faktor-faktor plasenta

1. Plasenta privia

2. Impementasi cornual.Maka sebangian besar faktor

etiolaogi tersebut masih diragukan

dua faktor predeposisi yang paling

sering adalah plasenta previa dan

bekas seksio seaceria (HakimiphD, 2010).

2.3.4. PatofisiologiSegera setelah anak lahir,

uterus berhenti kontraksi namun secara

perlahan tetapi progresif uterusmengecil, yang disebut retraksi, pada

masa retraksi itu lembek namun

serabut-serabutnya secara perlahan

memendek kembali. Peristiwa retraksimenyebabkan pembuluh-pembuluh

darah yang berjalan dicelah-celahserabut otot-otot polos rahim terjepitoleh serabut otot rahim itu sendiri. Bila

serabut ketuban belum terlepas,

plasenta belum terlepas seluruhnya danbekuan darah dalam rongga rahim bisa

menghalangi proses retraksi yang

normal dan menyebabkan banyak 

darah hilang.

2.3.5. Tanda Dan Gejala

1. Plasenta Akreta Parsial/Separasi

Konsistensi uterus kenyal, TFUsetinggi pusat, Bentuk uterus

discoid, Perdarahan sedang  – 

banyak, Tali pusat terjulursebagian, Ostium uteri terbuka,

Separasi plasenta lepas sebagian

dan Syok sering

2. Plasenta InkarserataKonsistensi uterus keras, TFU

2 jari bawah pusat, Bentuk uterus

globular, Perdarahan sedang, Talipusat terjulur, Ostium uteri

terbuka, Separasi plasenta sudah

lepas, Syok jarang3. Plasenta Akreta

Konsistensi uterus cukup, TFU

setinggi pusat, Bentuk uterusdiscoid, Perdarahan sedikit / tidak 

ada, Tali pusat tidak terjulur,

Page 7: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 7/25

7

Ostium uteri terbuka, Separasi

plasenta melekat seluruhnya, Syok 

 jarang sekali, kecuali akibatinversio oleh tarikan kuat pada tali

pusat(Sarwono, 2010).

2.3.6. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pelepasan

plasenta1. Kelainan dari uterus itu sendiri

yaitu anomalin dari uterus atau

servik, kelemahan dan tidak 

efektifitasnya kontraksi uterus,kontraksi yang tetanik dari

uterus serta pembentukanconstriction ring.2. Kelainan dari plasenta

misalnya plasenta letak rendah

atau plasenta previa, implantasiplasenta di cornu dan adanya

plasenta akreta.

3. Kesalahan manjemen aktif kala

III persalinan, sepertimanipulasi dari uterus yang

tidak perlu sebelum terjadinya

pelepasan plasenta yangmenyebabkan kontraksi uterus

yang tidak ritmik. Pemberian

uterustonika yang tidak tepatwaktunya dapat menyebabkan

servik berkontraksi dan

menahan plasenta, serta

pemberian anastesi terutamayang melelahkan kontraksi

uterus (Pribakti, 2004).

Normalnya pelepasanuri berkisar ¼ - ½ jam sesudah

anak lahir, namun kita dapat

menunggu paling lama sampai1 jam. Tetapi bila terjadi

banyak perdarahan atau bila

pada persalinan yang lalu adariwayat perdarahan post

partum, maka tidak boleh

menunggu, sebaiknya plasenta

langsung dikeluarkan dengan

tangan. Apabila sudah terjadiperdarahan dari 500 cc atau

satu nirbeken sebaiknya uridikeluarkan secara manual dan

diberikan uterustonika.

4.Fase pelepasan uri, . (Hartanto,2008).

Cara lepasanya uri ada beberapa

macam yaitu :1) Schultze

Lepasnya seperti kita menutup

payung, cara ini yang palingsering terjadi (80%). Yanglepas duluan adalah bagian

tengah,

2) Ducan

Lepasnya uri mulai dari

pinggir, jadi pinggir uri lahirduluan (20%). Darah yang

akan mengalir diantara

selaput ketuban. Serempak dari tengah dan pinggir

plasenta (Hartanto, 2008).

2.3.7. KomplikasiPlasenta harus dikeluarkan karena

dapat menimbulkan bahaya:

1. Perdarahan

Terjadi terlebih lagi bila retensioplasenta yang terdapat sedikit

perlepasan hingga kontraksi

memompa darah tetapi bagianyang melekat membuat luka tidak 

menutup.

2. InfeksiKarena sebagai benda mati yang

tertinggal di dalam rahim

meningkatkan pertumbuhan bakteri

dibantu dengan port d’entre daritempat perlekatan plasenta.

Page 8: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 8/25

8

3. Dapat terjadi plasenta inkarserata

dimana plasenta melekat terus

sedangkan kontraksi pada ostiumbaik hingga yang terjadi.

4. Terjadi polip plasenta sebagaimassa proliferative yang

mengalami infeksi sekunder dan

nekrosis5. Terjadi degenerasi (keganasan)

koriokarsinoma

Dengan masuknya mutagen,

perlukaan yang semula fisiologik dapat berubah menjadi patologik 

(displastik-diskariotik) danakhirnya menjadi karsinomainvasif. Sekali menjadi mikro

invasive atau invasive, proses

keganasan akan berjalan terus. Selini tampak abnormal tetapi tidak 

ganas. Para ilmuwan yakin bahwa

beberapa perubahan abnormal pada

sel-sel ini merupakan langkah awaldari serangkaian perubahan yang

berjalan lambat, yang beberapa

tahun kemudian bisa menyebabkankanker. Karena itu beberapa

perubahan abnormal merupakan

keadaan prekanker, yang bisaberubah menjadi kanker.

6. Syok haemoragik (Manuaba,

2010).

2.3.8. Penanganan retensio plasentaBila tidak terjadi perdarahan :

perbaiki keadaan umum penderita bila

perlu misal: infus atau transfusi,pemberian antibiotika, pemberian

antipiretika, pemberian ATS.

Kemudian dibantu denganmengosongkan kandung kemih.

Lanjutkan memeriksa apakah telah

terjadi pemisahan plasenta dengan caraKlein, Kustner atau Strassman.

Bila terjadi perdarahan:

lepaskan plasenta secara manual, jika

plasenta dengan pengeluaran manualtidak lengkap dapat disusul dengan

upaya kuretase.Bila plasenta tidak dapat

dilepaskan dari rahim, misal plasenta

increta/percreta, lakukanhysterectomia.

Cara untuk melahirkan plasenta:

1. Dicoba mengeluarkan plasenta

dengan cara normal :Tangan kanan penolong

meregangkan tali pusat sedangtangan yang lain mendorongringan.

2. Pengeluaran plasenta secara

manual (dengan narkose)Melahirkan plasenta dengan cara

memasukkan tangan penolong

kedalam cavum uteri, melepaskan

plasenta dari insertio danmengeluarkanya.

3. Bila ostium uteri sudah demikian

sempitnya, sehingga dengannarkose yang dalam pun tangan tak 

dapat masuk, maka dapat

dilakukan hysterectomia untuk melahirkan plasentanya (Sarwono,

2010).

Penanganan retensio plasenta atau

sebagian plasenta adalah:1. Resusitasi. Pemberian oksigen

100%. Pemasangan IV-line dengan

kateter yang berdiameter besarserta pemberian cairan kristaloid

(sodium klorida isotonik atau

larutan ringer laktat yang hangat,apabila memungkinkan). Monitor

 jantung, nadi, tekanan darah dan

saturasi oksigen. Transfusi darahapabila diperlukan yang

Page 9: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 9/25

9

dikonfirmasi dengan hasil

pemeriksaan darah.

2. Drips oksitosin (oxytocin drips) 20IU dalam 500 ml larutan Ringer

laktat atau NaCl 0.9% (normalsaline) sampai uterus berkontraksi.

3. Plasenta coba dilahirkan dengan

Brandt Andrews, jika berhasillanjutkan dengan drips oksitosin

untuk mempertahankan uterus.

4. Jika plasenta tidak lepas dicoba

dengan tindakan manual plasenta.Indikasi manual plasenta adalah:

Perdarahan pada kala tigapersalinan kurang lebih 400 cc,retensio plasenta setelah 30 menit

anak lahir, setelah persalinan

buatan yang sulit seperti forseptinggi, versi ekstraksi, perforasi,

dan dibutuhkan untuk eksplorasi

 jalan lahir, tali pusat putus.

5. Jika tindakan manual plasentatidak memungkinkan, jaringan

dapat dikeluarkan dengan tang

(cunam) abortus dilanjutkankuretage sisa plasenta. Pada

umumnya pengeluaran sisa

plasenta dilakukan dengankuretase. Kuretase harus dilakukan

di rumah sakit dengan hati-hati

karena dinding rahim relatif tipis

dibandingkan dengan kuretasepada abortus.

6. Setelah selesai tindakan

pengeluaran sisa plasenta,dilanjutkan dengan pemberian obat

uterotonika melalui suntikan atau

per oral.7. Pemberian antibiotika apabila ada

tanda-tanda infeksi dan untuk 

pencegahan infeksi sekunder.(Sulisetiya, 2013).

2.3.7. Terapi

Bila tidak terjadi perdarahan :

perbaiki keadaan umum penderita bilaperlu misal: infus atau transfusi,

pemberian antibiotika, pemberianantipiretika, pemberian ATS.

Kemudian dibantu dengan

mengosongkan kandung kemih.Lanjutkan memeriksa apakah telah

terjadi pemisahan plasenta dengan cara

Klein, Kustner atau Strassman.

Bila terjadi perdarahan:lepaskan plasenta secara manual, jika

plasenta dengan pengeluaran manualtidak lengkap dapat disusul denganupaya kuretase. Bila plasenta tidak 

dapat dilepaskan dari rahim, misal

plasenta increta/percreta, lakukanhysterectomia.

Cara untuk melahirkan plasenta:

1. Dicoba mengeluarkan plasenta

dengan cara normal : Tangankanan penolong meregangkan tali

pusat sedang tangan yang lain

mendorong ringan.Pengeluaran plasenta secara

manual (dengan narkose)

2. Melahirkan plasenta dengan caramemasukkan tangan penolong

kedalam cavum uteri, melepaskan

plasenta dari insertio dan

mengeluarkanya.3. Bila ostium uteri sudah demikian

sempitnya, sehingga dengan

narkose yang dalam pun tangan tak dapat masuk, maka dapat

dilakukan hysterectomia untuk 

melahirkan plasentanya (Sarwono,2010).

Page 10: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 10/25

10

2.4. Manual Plasenta

2.4.1. Pengertian

Manual plasenta adalahtindakan untuk melepaskan plasenta

secara manual (menggunakan tangan)dari tempat implatasinya dan

kemudian mlahirkannya keluar dari

kavum uteri (Rohani dkk, 2011).Manual Plasenta merupakan

tindakan operasi kebidanan untuk 

melahirkan retensio plasenta. Teknik 

operasi manual plasenta tidaklah sukar,tetapi harus diperkirakan bagaimana

persiapkan agar tindakan tersebutdapat menyelamatkan jiwa penderita.Manual Plasenta dalam

keadaan darurat dengan indikasi

perdarahan di atas 400 cc dan terjadiretensio plasenta (setelah menunggu ½

 jam). Seandainya masih terdapat

kesempatan penderita retensio plasenta

kdapat dikirim ke puskesmas ataurumah sakit sehingga mendapat

pertolongan yang adekuat.

Dalam melakukan rujukanpenderita dilakukan persiapan dengan

memasang infuse dan memberikan

cairan dan dalam persalinan diikutioleh tenaga yang dapat memberikan

pertolongan darurat.

2.4.2. Penatalaksanaan Plasenta

Manual

Keadaan umum penderita

diperbaiki sebesar mungkin, ataudiinfus NaCl atau Ringer

Laktat.Anestesi diperlukan kalau ada

constriction ring dengan memberikansuntikan diazepam 10 mg

intramuskular. Anestesi ini berguna

untuk mengatasi rasa nyeri.a. Langkah klinik 

1. Persetujuan Tindakan Manual

Plasenta

Persetujuan diberikan setelahpasien diberikan penjelasan yang

lengkap dan objektif tentangdiagnosis penyakit, upaya

penyembuhan, tujuan dan pilihan

tindakan yang akan dilakukan.2. Persiapan Sebelum Tindakan

a. Pasien

1. Cairan dan selang infuse

sudah terpasang. Perutbawah dan lipat paha sudah

dibersihkan.2. Uji fungsi dan kelengkapanperalatan resusitasi

3. Siapkan kain alas bokong,

sarung kaki dan penutupperut bawah

4. Medikamentosa

a. Analgetika (Phetidin 1-

2 mg/kg BB, KetaminHcl 0,5 mg/kg BBT,

Tramadol 1-2 mg/kg

BB)b. Analgesik suppositoria

Tramadol hidroklorida

100 mg untuk perawatan nyeri akut

berat setelah tindakan.

c. Sedative (Diazepam 10

mg)d. Atropine Sulfas 0,25-

0,55 mg/ml

e. Uteretonika (Oksitosin,Ergometrin,

Prostaglandin)

f. Cairan NaCl 0,9% danRL

g. Infuse Set

h. Larutan Antiseptik (Povidon Iodin 10%)

Page 11: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 11/25

11

i. Oksigen dengan

regulator

b. Penolonga. Baju kamar tindakan,

pelapis plastic, masker dankaca mata : 3 set

b. Sarung tangan DTT/steril :

sebaiknya sarung tanganpanjang

c. Alas kaki (sepatu boot

karet) : 3 pasang

c. Instrumenta. Kocher: 2, Spuit 5 ml dan

 jarum suntik no 23Gb. Mangkok tempat plasenta :1

c. Kateter karet dan urine bag

: 1d. Benang kromk 2/0 : 1 rol

e. Partus set

3. Pencegahan Infeksi Sebelum

TindakanSebelum melakukan tindakan

sebaiknya mencuci tangan terlebih

dahulu dengan sabun dan air yangmengalir untuk mencegah infeksi.

Mengeringkan tangan dengan

handuk bersih lalu pasang sarungtangan DTT/steril.

4. Tindakan Manual Plasenta

Penetrasi Ke Kavum Uteri

a. Intruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan

analgetik melalui karet infuse.

b. Sebelum mengerjakan manualplasenta, penderita disiapkan

pada posisi litotomi.

c. Operator berdiri atau duduk dihadapan vulva dengan salah

satu tangannya (tangan kiri)

meregang tali pusat, tanganyang lain (tangan kanan)

dengan jari-jari dikuncupkan

membentuk kerucut.

d. Lakukan kateterisasi kandungkemih.

a. Pastikan kateter masuk kedalam kandung kemih

dengan benar.

b. Cabut kateter setelahkandung kemih

dikosongkan.

e. Jepit tali pusat dengan kocher

kemudian tegakan tali pusatsejajar lantai.

f. Secara obstetrik masukkan satutangan (punggung tangan kebawah) kedalam vagina dengan

menelusuri tali pusat bagian

bawah.g. Setelah tangan mencapai

pembukaan serviks, minta

asisten untuk memegang

kocher kemudian tangan lainpenolong menahan fundus

uteri.

h. Sambil menahan fundus uteri,masukan tangan ke dalam

kavum uteri sehingga mencapai

tempat implantasi plasenta.i. Buka tangan obstetric menjadi

seperti memberi salam (ibu jari

merapat ke pangkal jari

telunjuk), (Rohani dkk, 2011).Dengan ujung jari menelusuri

tali pusat sampai plasenta.Jika pada

waktu melewati serviks dijumpaitahanan dari lingkaran kekejangan

(constrition ring), ini dapat diatasi

dengan mengembangkan secaraperlahan-lahan jari tangan yang

membentuk kerucut tadi.Sementara itu,

tangan kiri diletakkan di atas fundusuteri dari luar dinding perut ibu sambil

menahan atau mendorong fundus itu

Page 12: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 12/25

12

ke bawah.Setelah tangan yang di

dalam sampai ke plasenta, telusurilah

permukaan fetalnya ke arah pinggirplasenta.Pada perdarahan kala tiga,

biasanya telah ada bagian pinggirplasenta yang terlepas.

Melepas Plasenta dari Dinding Uterus:

a. Tentukan implantasi plasenta,temukan tepi plasenta yang

paling bawah

1. Bila berada di belakang, tali

pusat tetap di sebelah atas.Bila dibagian depan,

pindahkan tangan ke bagiandepan tal pusat denganpunggung tangan

menghadap ke atas.

2. Bila plasenta di bagianbelakang, lepaskan plasenta

dari tempat implantasinya

dengan jalan menyelipkan

ujung jari di antara plasentadan dinding uterus, dengan

punggung tangan

mengahadap ke dindingdalam uterus.

3. Bila plasenta di bagian

depan, lakukan hal yangsama (dinding tangan pada

dinding kavun uteri) tetapi

tali pusat berada di bawah

telapak tangan kanan.b. Kemudian gerakan tangan

kanan ke kiri dan kanan sambil

bergeser ke cranial sehinggasemua permukaan maternal

plasenta dapat dilepaskan.

Melalui celah tersebut, selipkanbagian ulnar dari tangan yang

berada di dalam antara dinding

uterus dengan bagian plasentayang telah terlepas itu.Dengan

gerakan tangan seperti

mengikis air, plasenta dapat

dilepaskan seluruhnya (kalau

mungkin), sementara tanganyang di luar tetap menahan

fundus uteri supaya jangan ikutterdorong ke atas.Dengan

demikian, kejadian robekan

uterus (perforasi) dapatdihindarkan.

Catatan : Sambil melakukan

tindakan, perhatikan

keadaan ibu(pasien), lakukan

penanganan yangsesuai bila terjadipenyulit.

Mengeluarkan Plasenta:

a. Sementara satu tangan masihberada di kavum uteri, lakukan

eksplorasi ulangan untuk 

memastikan tidak ada bagian

plasenta yang masih melekatpada dinding uterus.

b. Pindahkan tangan luar ke supra

simfisis untuk menahan uteruspada saat plasenta dikeluarkan.

c. Instruksikan asisten yang

memegang kocher untuk menarik tali pusat sambil

tangan dalam menarik plasenta

ke luar (hindari percikan

darah).d. Letakan plasenta ke dalam

tempat yang telah disediakan.

e. Lakukan sedikit pendoronganuterus (dengan tangan luar) ke

dorsokranial setelah plasenta

lahir (Rohani dkk, 2011).5. Dekontaminasi Pasca Tindakan

Alat-alat yang digunakan untuk 

menolong di dekontaminasi,termasuk sarung tangan yang telah

Page 13: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 13/25

13

di gunakan penolong ke dalam

larutan antiseptic.

6. Cuci Tangan Pasca tindakanMencuci kedua tangan setelah

tindakan untuk mencegah infeksi.

7. Perawatan Pasca tindakan

a. Periksa kembali tanda vitalpasien, segera lakukan tindakan

dan instruksi apabila masih

diperlukan.

b. Catat kondisi pasien dan buatlaporan tindakan d dalam

kolom yang tersedia.c. Buat instruksi pengobatanlanjutan dan hal-hal penting

untuk dipantau.

d. Beritahukan pada pasien dankeluarganya bahwa tindakan

telah selesai tetapi pasien masih

memerlukan perawatan.

Jelaskan pada petugas tentangperawatan apa yang masih

diperlukan, lama perawatan dan

apa yang perlu (Rohani dkk,2011).

2.5. Kerangka KonsepAdapun kerangka konsep dari

penelitian ini berjudul Hubungan

pengetahuan dan sikap tentang retensio

plasenta dengan pelaksanaan manualplasenta Pada Bidan

di wilayah kerja Puskesmas huta

rakyat Sidikalang Tahun 2014.Variabel Dependen Variabel Independen

2.6. Hipotesa Penelitian

1. Adanya hubungan antara

pengetahuan tentang retensioplasenta denganpelaksanaan

manual plasenta di wilayahkerjaPuskesmashuta rakyat

Sidikalang Tahun 2013.

2. Adanya hubungan antara sikaptentang retensio plasenta

dengan pelaksanaan manual

plasenta Pada Bidan di

wilayah kerja Puskesmashutarakyat Sidikalang Tahun 2013.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis PenelitianPenelitian ini menggunakan

 jenis penelitian analitik korelasi

dengan metode pendekatan   cross

sectional yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan pengetahuan

dan sikap bidan tentang retensio

plasenta dengan pelaksanaan manualplasenta Pada Bidan di wilayah kerja

PuskesmasHuta Rakyat Sidikalang

Tahun 2013.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan diwilayah kerja PuskesmasHuta Rakyat

Sidikalang.

3.2.2. Waktu PenelitianPenelitian dimulai pada bulan

Maret sampai dengan juli 2013.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian iniadalah semua bidan yang mempunyai

praktek sendiri/klinik yang berada di

Pengetahuan

bidan tentang

Retensio

Plasenta Pelaksanaan

Manual Plasenta

Sikap bidan

tentang retensio

plasenta

Page 14: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 14/25

14

wilayah kerja Puskesmas Huta Rakyat

Sidikalang.

3.3.2. SampelCara pengambilan sampel

dalam penelitian ini adalah denganmengunakan teknik    total sampling

yaitu sebanyak 35 orang yang

diperoleh dari Puskesmas.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada

penelitian ini dilakukan dengan duacara yaitu:

3.4.1. Data primer

Yaitu data yang langsung

diperoleh dari responden denganmenggunakan kuesioner yang dijawab

langsung oleh responden untuk menilaivariabel penelitian.

3.4.2. Data Sekunder

Data skunder diperoleh dariDinas Kesehatan Kabupaten Dairi

mengenai jumlah tenaga bidan yang

ada di wilayah kerja Puskesmas Huta

Rakyat Sidikalang.

3.5. Definisi Operasional Tabel 3.1

Defenisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat UkurSkala

UkurKategori

Independen

1. Pengetahuan Segala sesuatu yangdiketahui oleh bidan

tentang retensio

plasenta dengan

penalaksanaan manual

plasenta

KuesionerSebanyak 

10 soal

Ordinal 1. Baik  2. Cukup

3. Kurang

2. Sikap Reaksi atau respon

yang dimiliki oleh

bidan tentang retensio

plasenta

Kuesioner

Sebanyak 

10 soal

Ordinal 1. Baik  

2. Tidak  

baik 

Dependen

3. Penatalaksanaan

manual plasenta

Upaya yang dilakukan

bidan dalampelaksanaan manual

plasenta sesuai dengan

standar Asuhan

Persalinan Normal(APN)

Kuesioner

sebanyak 10soal

Ordinal 1. Sesuai

Standar2.Tidak 

Sesuai

Standar

Page 15: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 15/25

2

3.6. AspekPengukuran

3.6.1. Pengetahuan

Untuk mengukur pengetahuan,peneliti menggunakan instrument

berupa kuesioner dengan 10pertanyaan. Mengukur pengetahuan

menggunakan pertanyaan pilihan

berganda yaitu Benar (skor 2), Salah(skor 1). Skor yang dihasilkan yaitu

antara 10-20. Untuk mengkategorikan

pengetahuan digunakan rumus

Sudjana (2010)Skor Maksimal-Skor Minimal

20-10Range =____________________________________

= ________ = 3,1 = 3

Jumlah Kelas3

Adapun untuk pengetahuan

dikategorikan menjadi 3 yaitu:

Baik : Jika jumlah skor

7-10Cukup : Jika jumlah skor

4-6

Kurang : Jika jumlah skor1-3

3.6.2. Sikap

Untuk mengukur sikap penelitimenggunakan instrument berupa

kuesioner dengan 10 pertanyaan. Skala

pengukuran motivasi yang digunakan

adalah dengan skala Likert yaituSangat Tidak Setuju (skor 1), Tidak 

Setuju (skor 2), Setuju (skor 3) dan

Sangat Setuju (skor 4). Skor yangdihasilkan yaitu antara 10-40. Untuk 

mengkategorikan motivasi digunakan

rumus Sudjana (2010).

Skor Maksimal-Skor Minimal

40-20Range = ____________________________________

= ________ = 10

Jumlah Kelas2

Adapun untuk sikapdikategorikan menjadi 2 yaitu:

Baik : Jika jumlah skor> 21

Tidak Baik : Jika jumlah skor

1 – 20

3.6.3. Penatalaksanaan manual

plasenta

Untuk mengukur penatalaksaan

manual plasenta menggunakan jawaban yang tersedia dalam kuesioner

ini berbentuk    chicklist  denganalternatif jawaban “Tidak dilakukan”diberi skor 1, dan “Dilakukan” diberiskor 2. Maka pengkategorikan

menjadi:Adapun untuk penatalaksanaan

manual plasenta di katogorikan

menjadi 2 yaitu :

1. Sesuai standar, jika skor 6-102. Tidak Sesuai standar, jika skor 1-5

3.7. Teknik Pengolahan DataData yang telah dikumpul,

diolah dengan cara manual dengan

langkah-langkah sebagaai berikut(Setiadi, 2007).

1.   Editing

Melakukan pengecekan

kelengkapan dataa yang telahdikumpul, bila terdapat kesalahan dan

kekurangan dalam pengumpulan data

tersebut dapat dilakukan pengisianulang.

2.   Coding

Memberikan kodedimaksudkan untuk mempermudah

dalam pengolahan data dan proses

selanjutnya melalui tindakanpengklasifikasian data.

3.   Tabulating

Page 16: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 16/25

3

Untuk mempermudah analisa

data, dimana data yang telah di coding

dimasukkan dalam bentuk distribusifrekuensi dan kemudian

diinterpretasikan.

3.8. Metode Analisa Data

1. Analisa Univariat

Yaitu dengan melakukanAnalisis pada setiap variabel hasil

penelitian yang bertujuan untuk 

mengetahui distribusi frekuensi pada

tiap variabel penelitian. Data yangdisajikan berbentuk tabel

(Notoadmojo, 2010).2. Analisa BivariatAnalisa yang dilakukan yaitu

dengan analisa   Chi-Square dengan

menggunakan derajat kepercayaan

95% dengan α 5%, sehingga jika nilaiProbabilitas   (p value) < 0,05 berarti

hasil perhitungan statistik bermakna

(signifikan) atau menunjukkan adanyahubungan antara variabel dependen

dengan variabel independen, dan

apabila nilai   p value > 0,05 berartihasil perhitungan statistik tidak 

bermakna atau tidak ada hubungan

antara variabel dependen denganvariabel indevenden dengan

menggunakan rumus :

=(fo − fe)

Keterangan :

= nilai chi-kuadrat

fo = frekuensi yang diobservasi

fe = frekuensi yang diharapkan(Siswanto dkk, 2013).

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi

PenelitianWilayah kerja Puskesmas Huta

Rakyat Sidikalang yang berada di DesaKalang Huta Gambir barat Kecamatan

Sidikalang Batang Beruh memiliki

luas wilayah 11.9 Km2. Desa ini

memiliki jumalah penduduk sebanyak 

1.442 jiwa dengan jumlah lansia 332

 jiwa.Wilayah kerja Puskesmas huta

rakyat Sidikalang terdiri dari kelurahanyaitu : Belang malung, Kota, Desa

kalang, Huta gambir, Huta rakyat.Wilayah kerja Puskesmas HutaRakyat adalah sebangai barikut

:Sebelah barat berbatasan dengan :

Berampu, Sebelah timur berbatasandengan : Kecematan sidikalang Batang

beruh, Sebelah utara berbatasan

dengan : Siempat nempuh(Km 11),

Sebelah selatan berbatasan dengan :Kabupaten pak-pak barat.

4.1.2 Karakteristik Responden

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik

Responden di Wilayah Kerja

Puskesmas Huta Rakyat

SidikalangTahun 2013

N

o

Karakteris

tik

Frekue

nsi

Persent

asi (%)

1 Kelompok Umur

25 – 32

Tahun33 – 40Tahun

41 – 48

Tahun

20

96

57.1

25.717.7

Page 17: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 17/25

2 Pendidikan

D-IIIKebidanan

D-IV

Kebidanan

296

82.917.1

Total 35 1003 Lama Pengalaman Kerja

>10 Tahun

5-10 Tahun

<5 Tahun

9

14

12

25.7

40.0

34.3

Total 35 100

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat

bahwa mayoritas kelompok umur respondenadalah kelompok umur 25  – 32 tahun yaitu

20 orang (57.1%), pendidikan responden

adalah lulusan D-III Kebidanan yaitu 29orang (82.9%), lama pengalaman kerja

responden mayoritas selama 5  –  10 tahun

yaitu 14 orang (40.0%).

4.1.3 Analisa Univariat

1. Pengetahuan Bidan Tentang Retensio

Plasenta

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dan

Sikap Bidan Tentang Retensio Plasenta

di Wilayah Kerja Puskesmas Huta

Rakyat Sidikalang Tahun 2013

N

o

Pengetahua

n

Frekuens

i

Persentas

i (%)

1

23

Baik 

CukupKurang

13

193

37.1

54.38.6

Total 35 100

Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihatbahwa mayoritas pengetahuan responden

tentang retensio plasenta adalah cukup yaitu19 orang (54.3%).

2. Sikap Bidan Terhadap Retensio

Plasenta

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Sikap Bidan

Terhadap Retensio Plasenta di Wilayah

Kerja Puskesmas Huta Rakyat

Sidikalang Tahun 2013

No Sikap Frekuensi Persentasi(%)

12

Baik Tidak 

Baik 

323

91.48.6

Total 35 100

Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat

bahwa mayoritas sikap responden terhadap

retensio plasenta adalah baik 32 orang(91.4%).

3. Penatalaksanaan Manual PlasentaTabel 4.4

Distribusi Frekuensi Penatalaksanaan

Manual Plasenta di Wilayah Kerja

Puskesmas Huta Rakyat

SidikalangTahun 2013

N

o

Penatalaksana

an Manual

Plasenta

Frekuen

si

Persenta

si (%)

1

2

Sesuai Standar

Tidak SesuaiStandar

27

8

77.1

22.9

Total 35 100

Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihatbahwa mayoritas penatalaksanaan manual

plasenta adalah sesuai standar sebanyak 27

orang (77.1%).

4.1.4 Analisa BivariatBerdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan pada 35 orang ibu maka dilakukan

uji statistic dengan menggunakan ujichisquare yaitu melihat apakah ada hubungan

pengetahuan dan sikap bidan tentang

retensio plasenta dengan penatalaksanaanmanual plasenta di wilayah kerja Puskesmas

Huta Rakyat Sidikalang tahun 2014. Untuk 

lebih jelasnya dapat dilihat pada tableberikut ini.

Page 18: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 18/25

Tabel 4.5

Hasil Uji Statistik Hubungan

Pengetahuan Bidan Dengan

Penatalaksanaan Manual Plasenta di

Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat

SidikalangTahun 2013

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat

diketahui bahwa pengetahuan responden

yang baik tentang retensio plasentasebanyak 13 orang (37.1%), seluruhnya

dalam melakukan penatalaksanaan manual

plasenta adalah sesuai standar. Respondenyang berpengetahuan cukup sebanyak 19

orang (54.3%), dimana dalam

penatalaksanaan manual plasenta yang

sesuai standar sebanyak 14 orang (40.0%),dan yang tidak sesuai standar sebanyak 5

orang (14.3%). Responden yang

berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang(8.6%), seluruhnya dalam melakukan

penatalaksanaan manual plasenta adalah

tidak sesuai standar. Dari hasil uji statistik 

dengan menggunakan uji   chi square,diperoleh hasil bahwa nilai ρ = 0,001 (ρ <0,05) artinya ada hubungan antara

pengetahuan bidan tentang retensio plasentadengan penatalaksanaan manual plasenta.

Tabel 4.6

Hasil Uji Statistik Hubungan

SikapBidanTerhadap Retensio Plasenta

Dengan Penatalaksanaan Manual

Plasenta di Wilayah Kerja

Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang

Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat

diketahui bahwa sikap responden terhadap

retensio plasenta yang baik sebanyak 32orang (91.4%), Dari hasil uji statistik dengan

menggunakan uji chi square, diperoleh hasil

 bahwa nilai ρ = 0,001 (ρ < 0,05) artinya adahubungan antara sikap bidan terhadapretensio plasenta dengan penatalaksanaan

manual plasenta.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisa Univariat

1. Pengetahuan Bidan Tentang Retensio

Plasentadi Wilayah Kerja

Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang

Tahun 2013

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan pada 35 orang bidan yang menjadi

responden didapat hasil bahwa pengetahuanbidan tentang retensio plasenta adalah

pengetahuan baik sebanyak 13 orang

(37.1%), pengetahuan cukup sebanyak 19

No

Pengeta

huanBid

an

Tentang

Retensio

Plasenta

Penatalaksanaa

n Manual

Plasenta

Total Df    Ρ

Sesuai

Stand

ar

Tidak

Sesuai

Standa

r

N % n % n %

1

23

Baik 

CukupKurang

3

4

37.1

40.00

53

14.38.6

13

193

37.1

54.38.6

2 ,00

1

Total 7 77.1 8 22.9 35 10

0

N

Pengeta

huanBid

an

Tentang

Retensio

Plasenta

Penatalaksanaan

Manual Plasenta

T

ot

al

Df    Ρ

Sesuai

Standar

Tidak

Sesuai

Standar

n % N % n %

1

23

Baik 

CukupKurang

3

4

37.1

40.00

53

14.38.6

1

31

93

37.1

54.38.6

2 0,00

Total 7 77.1 8 22.9 3

5

100

Page 19: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 19/25

orang (54.3%), pengetahuan kurang

sebanyak 3 orang (8.6%).Responden yang berpengetahuan baik 

sebanyak 22 orang (33.8 %) umumnya

berpendidikan D-III Kebidanan sebanyak7

orang (20.0%), dan seluruh responden yangberpendidikan D-IV Kebidanan sebanyak 6

orang (17.1%), Responden yangberpengetahuan cukup adalah memiliki

tingkat pendidikan D-III Kebidanan

sebanyak 19 orang (54.3%), sedangkanresponden yang berpengetahuan kurang juga

memiliki tingkat pendidikan D-III

Kebidanan sebanyak 3 orang (8.6%).Hal

diatas sesuai dengan teori yang diungkapkanoleh Notoatmodjo (2010), yaitu tingkat

pendidikan turut pula menentukan mudahtidaknya seseorang menyerap danmemahami informasi maupun pengetahuan

yang mereka peroleh, pada umumnya

semakin tinggipendidikan seseorang makin semakin baik 

pula pengetahuannya.

Menurut Notoatmodjo (2010),

perubahan  –  perubahan perilaku dalamseseorang dapat diketahui melalui persepsi.

Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan

melalui indra penglihatan, pendengaran,penciuman, dan sebagainya. Setiap orang

memiliki persepsi yang berbeda meskipun

objeknya sama, dalam hal ini pendidikanmerupakan salah satu faktor yang sangat

penting dalam perubahan perilaku.

Pendidikan merupakan suatu intervensi atau

upaya yang ditujukan kepada perilaku agarperilaku tersesbut kondusif untuk kesehatan.

Dengan kata lain pendidikan mengupayakan

agar perilaku individu, kelompok danmasyarakat mempunyai pengaruh positif 

terhadap pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan.Jika dilihat dari segi usia, dari 13

orang (37.1%) responden yang memiliki

pengetahuan baik mayoritas berada padausia 41  –  48 tahun sebanyak 6 orang

(17.1%), responden yang memiliki

pengetahuan cukup mayoritas berada pada

usia 25  –  32 tahun sebanyak 13 orang(37.1%), dan responden yang memiliki

pengetahuan kurang mayoritas berada pad

usia 25 – 32 tahun sebanyak 3 orang (8.6%).

Menurut Notoatmodjo (2010) daya ingatseseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh

umur. Hal ini sesuai juga denga teori yangdiungkapkan oleh Wawan dan Dewi (2010)

bahwa semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akanlebih matang dalam berpikir dan bekerja.

Maka menurut asumsi peneliti semakin

matangnya usia memungkinkan semakin

banyak pengetahuan yang diperolehnyatentang retensio plasenta.

Dari hasil penelitian jika dilihat darilama pengalaman kerja, mayoritas lamapengalaman kerja adalah 5  –  10 tahun

sebanyak 14 orang (40.0%). Responden

yang berpengetahuan baik umumnyamemiliki pengalaman kerja selama > 10

tahun sebanyak 7 orang (20.0%), dan

pengalaman kerja selama 5  –  10 tahun

sebanyak 6 orang (17.1%), responden yangberpengetahuan cukup umumnya memiliki

pengalaman kerja < 5 tahun sebanyak 9

orang (25.7%), yang memiliki pengalamankerja selama 5 – 10 tahun sebanyak 8 orang

(22.9%) dan pengalaman kerja > 10 tahun

sebanyak 2 orang (5.7%), sedangkanresponden yang berpengetahuan kurang

seluruhnya memiliki pengalaman kerja < 5

tahun sebanyk 3 orang (8.6%). Hal ini sesuai

dengan teori yang diungkapkan olehHarahap (2010) bahwa semakin lama

bekerja maka akan memiliki pengalaman

yang merupakan guru paling baik.Semakin lama bekerja maka semakin

banyak pengalaman dan semakin banyak 

kasus yang ditangani oleh bidan, maka bidantersebut akan semakin mahir dan terampil

dalam menyelesaikan pekerjaan.

Kepercayaan masyarakat lebih cenderungkepada bidan yang telah lama bekerja,

karena mereka menganggap bidan yang

Page 20: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 20/25

sudah lam bekerja sudah memiliki

pengalaman ( Harahap, 2010).

2. Sikap Bidan Terhadap Retensio

plasentaWilayah Kerja Puskesmas

Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan pada 35 orang bidan yang menjadiresponden didapat hasil bahwa sikap bidan

terhadap retensio plasenta adalah baik 

sebanyak 32 orang (91.4%), sikap tidak baik sebanyak 3 orang (8.6%).Jika dilihat dari

segi pengetahuan, sebagian besar responden

yang berpengetahuan baik memiliki sikap

yang baik sebanyak 13 orang (37.1%), danyang bepengetahuan cukup juga memiliki

sikap yang baik sebanyak 19 orang (54.3%),sedangkan responden yang berpengetahuankurang seluruhnya memiliki sikap yang

tidak baik sebanyak 3 orang (8.6%).

Menurut Notoatmodjo (2010)menyatakan bahwa sikap merupakan reaksi

atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap stimulus atau objek.

Pengetahuan atau kognitif merupakandomain yang sangat penting untuk 

terbentuknya tindakan/ sikap seseorang.

Tingkat pengetahuan dansikapsangatlah mempengaruhikemampuan

seseorang. Menurut ahlipsikologis sosial

sikap merupakankesiapan atau kesediaanuntukbertindak dan bukan

merupakanpelaksanaan motif tertentu. Sikap

belum merupakan suatu tindakanatau

aktivitas, akan tetapi merupakanpredisposisitindakan suatu perilaku(Notoatmodjo,

2010).

Menurut Soenaryo (2007),perilakumanusia saling

berkaitan,perilakusekarang adalah

kelangsungandari perilaku yang lalu, dalamkata lainperilaku manusia terjadi

secarakesinambungan bukan

secarasertamerta. Oleh sebab itudapatdiasumsikan bahwa dengan

semakinsering melakukan suatu perilaku

makasikap seseorang tersebut

untukmelakukan perilaku yang sama jugaakan semakin baik. Demikian

 jugamenurut asumsi peneliti bahwa sikap

bidanuntuk menerapkan standarasuhan

persalinan,semakinsering bidanmelakukanasuhanpersalinan dengan maslah retensio

plasenta maka akan mewujudkansikap untuk menerapkan standarpenatalaksanaan asuhan

persalinan adalah semakinbaik.

Proses pembentukan sikapadalahadanya pengaruh orang lain

terutamaguru dan rekan-rekannya.

Kemampuanberfikir, kemampuanmemilih

danfaktor-faktor intrinsik lainnyayangmempengaruhi sikap seseorangterhadap

peristiwa – peristiwa.Sikap yang seharusnyadimiliki oleh seorang bidan pada ibubersalin dengan retensio plasenta adalah

memperhatikan keadaan umum penderita,

apakah keadaan anemis, jumlah perdarahan,pemantauan tekanan darah, nadi dan suhu,

pemeriksaan kontraksi dan tinggi fundus

uteri, mengetahui keadaan plasenta, apakah

plasenta inkaserata, melakukan pelepasanplasenta/ manual plasenta, memasang infus

dan memberikan cairan pengganti (Rohani

dkk, 2011)

3. Penatalaksanaan Manual Plasenta di

Wilayah Kerja Puskesmas Huta

Rakyat Sidikalang Tahun 2013

Berdasarkan hasil penelitian

distribusi frekuensi penatalaksanaan manual

plasenta yang dapat dilihat pada tabel 4.4bahwa bidan yang melakukan

penatalaksanaan manual plasenta ysesuai

standar sebanyak 27 orang (77.1%) danyang tidak sesuai satandar sebanyak 8 orang

(22.9%).

Menurut Rukiyah & Yulianti (2010)retensio plasenta adalah terlambatnya

kelahiran plasenta selama setengah jam

setelah persalinan bayi. Retensioplasentadalam rahim akan menghambat

kontraksi dan retraksi uterus sehingga

Page 21: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 21/25

apabila plasentasudah dilahirkan dengan

cara plasentamanual maka akan mengalamikelelahansehingga menimbulkan atonia uteri

atauterjadi perdarahan pada daerah

tersebut.Sedangkan apabila pada retensio

plasentadengan adanya sebagian daerahyang sudahterlepas maka akan menyebabkan

perdarahan karena adanya sinus- sinusdarahyang terbuka pada saat uterus

berkontraksi.

Menurut penelitianoleh Soufyan danWawang (2008) yangmendapatkan kejadian

perdarahan postpartum akibat retensio

plasenta palingbanyak pada paritas ≥ 4

sebesar 25,5%,sedangkan hasil penelitianyang dilakukanoleh Santoso (2003) kejadian

retensioplasenta paling banyak pada paritas6sebesar 6,85%. Sesuai dengan teoribahwakejadian retensio plasenta lebih tinggi

padagrandemultipara. Hal ini di

hubungkandengan kontraksi dari rahim yangkurangbagus karena dinding uterus yang

sangatteregang dan banyak parutan

bekasimplantasi plasenta pada

persalinansebelumnya. Tindakan segerayangharus dilakukan apabila terjadi

retensioplasenta dan menimbulkan

perdarahanadalah melakukan pengeluaranplasentasecara manual/ manual plasenta

(Farid, 2013).

Tindakan manual plasenta merupakantindakan operasi kebidanan untuk 

melahirkan retensio plasenta. Tehnik manual

plasenta tidaklah sukar, tapi harus

diperkirakan bagaimana persiapan agartindakan tersebut dapat menyelamatkan jiwa

penderita (Rohani dkk, 2011).

Menurut Rohani dkk (2011), dalamkasus perdarahan post partum karena

retensio plasenta, antisipasi yang dilakukan

adalah pemeriksaan keadaan umum ibu,kesadaran, tanda-tanda vital (tekanan darah,

nadi, respirasi, dan suhu), tonus uterus, dan

estimasi banyaknya darah yang sudahkeluar, kemudian dilakukan pemberian

oksitosin 20 unit dalam 500 cc NS/RL

dengan tetesan 40 tetes permenit dan

pemberian antibiotik profilaksis (ampicilin 2gram IV/oral + metronidazol 1 gram per

oral) serta dilakukan plasenta manual.

Bidan merupakan tenaga andalan

masyarakat untuk dapatmemberikanpertolongan kebidanan,

sehingga dapat menurunkan angka kesakitanataukematian ibu maupun perinatal.Dalam

menghadapi perdarahan pada kehamilan,

sikap bidan yang paling utamaadalahmelakukan rujukan kerumah sakit. Dalam

melakukan rujukan diberikan pertolongan

darurat adalah Pemasangan infus, tanpa

melakukan pemeriksaan dalam.Diantarpetugas yang dapat memberikan

pertolongan, mempersiapkan donor darikeluarga atau masyarakat, menyertakanketerangan tentang apa yang telah dilakukan

untuk memberikanpertolongan pertama.

4.2.2 Analisa Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan

BidanTentang Retensio Plasenta

Dengan Penatalaksanaan Manual

Plasenta di Wilayah Kerja Puskesmas

Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

Berdasarkan hasil

penelitianmenunjukkan bahwa responden

yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 13 orang (37.1%), selurunya dalam

melakukan penatalaksanaan manual plasenta

adalah sesuai standar, dan responden yang

memiliki pengetahuan cukup, dimana dalammelakukan penatalaksanaan manual plasenta

yang sesuai standar sebanyak 14 orang

(40.0%) dan yang tidak sesuai standarsebanyak 5 orang (14.3%), sedangkan

responden yang memiliki pengetahuan

kurang seluruhnya dalam melakukanpenatalaksanaan manual plasenta adalah

tidak sesuai dengan standar sebanyak 3

orang (8.6%). Dari hasil uji statistik denganmenggunakan uji chi square, diperoleh hasil

 bahwa nilai ρ = 0,001 (ρ < 0,05) artinya ada

Page 22: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 22/25

hubungan antara pengetahuan bidan tentang

retensio plasenta dengan penatalaksanaanmanual plasenta.

Menurut Notoatmodjo (2010),

pengetahuan atau kognitif merupakan

dominanyang sangat penting dalammembentuk tindakan seseorang   (over 

behavior).Tindakan petugas kesehatandalam menangani pasien ditentukan oleh

pengetahuan tenaga kesehatan tersebut.

Asumsi peneliti menyatakan bahwa seorangbidan yang telah mengetahui tentang

retensio plasenta, maka akan membuat bidan

mengerti tentang penanganan retensio

plasenta dan penatalaksanaan manualplasenta.

Meliono,dkk (2007) menyatakanbahwa pengetahuan merupakan hal pentingbagi bidan dalam rangka mengaplikasikan

keilmuannya di liongkungan

masyarakat.Pengetahuan adalah berbagaigejala yang ditemui dan diperoleh manusia

melaluipengamatan inderawi. Pengetahuan

muncul ketika seseorang menggunakan

inderaatau akal budinya untuk mengenalikejadian tertentu yang belum pernah

dilihatatau dirasakan sebelumnya.

Menurut Petra (2008)secarapsikologis kemampuan atau   ability

terdiri dari   knowledge dan skill. Halini

menunjukkan bahwa tingkatpengetahuandan tingkat kemampuanseseorang saling

berkaitan dan salingmempengaruhi satu

sama lain.Seseorang dengan

tingkatpengetahuan yang kurang, relatiftidak dapat melakukan praktik secaramaksimal.

Pernyataan tersebutterbukti dari hasil

penelitian yangmenyatakan bahwa dari 3respondendengan tingkat pengetahuan

kurang,terdapat 3 responden yang

termasukkategori tidak kompeten dalampenatalaksanaan manual plasenta.

Dengan ini peneliti dapat mengasumsi

bahwa mayoritas bidanmemilikipengetahuan yang cukup tentang

penatalaksanaan manual plasenta. Walaupun

masih ada 3 responden yang bepengetahuan

kurang hal ini disebabkan karena bidanbelum banyakmengikuti proses tentang

penatalaksanaan manual plasenta dan

pengalaman kerja yang < 5 tahun serta tidak 

mendapatkaninformasi yang diperoleh daribuku, media massa ataupun internet

tentangpenatalaksanaan manual plasenta,sehingga bidan akhirnya merasa ragu-ragu

dalam penatalaksanaan manual plasenta.

Oleh karena itu itu bidan harusmempunyaipengetahuan yang baik dan

mencari informasi- informasi yang baru agar

bisamenerapkan penatalaksanaan manual

plasenta dalam persalinan yang sesuaidengan standart.

2. Hubungan Sikap Bidan TerhadapRetensio Plasenta Dengan

Penatalaksanaan Manual Plasentadi

Wilayah Kerja Puskesmas Huta

Rakyat Sidikalang Tahun 2013

Berdasarkan hasil penelitian

menyatakan bahwa sikap responden

terhadap retensio plasenta mayoritasmemiliki sikap yang baik sebanyak 32 orang

(91.4%). Jika dihubungkan dengan

penatalaksanaan manual plasenta, dimanasikap bidan yang baik terhadap retensio

plasenta mayoritas dalam melakukan

penatalaksanaan manual plasenta sesuaistandar sebanyak 27 orang (77.1%) dan

yang tidak sesuai dengan standar sebanyak 5

orang (14.3%). Sedangkan sikap bidan yang

tidak baik terhadap tretensio plasentaseluruhnya dalam melakukan

penatalaksanaan manual plasenta adalah

tidak sesuai dengan standar sebanyak 3orang (8.6%). Dari hasil uji statistik dengan

menggunakan uji chi square, diperoleh hasil

 bahwa nilai ρ = 0,001 (ρ < 0,05) artinya adahubungan antara sikap bidanterhadap

retensio plasenta dengan penatalaksanaan

manual plasenta.Sikap adalah determinan

perilaku,karena mereka berkaitan dengan

Page 23: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 23/25

persepsi,kepribadian dan motivasi. Sebuah

sikapmerupakan suatu keadaan siap mental,yangdipelajari dan diorganisasi

menurutpengalaman dan yang

menyebabkantimbulnya pengaruh khusus

atau reaksiseseorang terhadap orang-orang,objek-objekdan situasi situasi dengan siapa

diaberhubungan (Winardi, 2007).Menurut Winardi (2007) sikap dalam

upaya penanganan adalahpengembangan

ide-ide tentang rincian masalah yangterkandungdalam individu, penjelajahan

lebih lanjut tentang segala belukmasalah,

mengusahakan cara-cara untuk mengatasi

ataumemecahkan sumber pokok permasalahan. Upaya penangananbelum

merupakan suatu tindakan atau aktivitasakan tetapimerupakan pengembangan idedari suatu perilaku.

Dengan ini peneliti dapat mengasumsi

bahwa sikap bidan banyak yangberprilakubaik namun masih ada bidan yang dalam

penatalaksanaan manual plasenta tidak 

sesuai dengan standar, hal itu

disebabkankarena banyak bidan DIII yangdipengaruhi oleh keterbatasan waktu

bekerja,keterbatasan alat, dan yang paling

utama disebabkan karena kurangnya minatdaribidan itu sendiri.Hal ini masih banyak 

bidan DIII dapat dipengaruhi oleh sikapnya

yangkurang memahami dan ketinggalaninformasi, berita, bahkan jarang

mengikutipelatihan- pelatihan serta

pengalaman kerja yang masih baru- baru.

Oleh karena itu diharapkan padabidan yang mempunyai pengetahuan dan

sikap yang kurang mengerti tentang retensio

plasenta dan penatalaksanaan manualplasenta agar lebih aktif dan tanggap dalam

mendapatkan informasi dari berbagai media

seperti buku, internet, dan pengalaman daribidan yang lebih senior sehingga bidan

dapat mengambil keputusan dengan tepat

dan tidak tidak terjadi keterlambatan dalampelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu

bersalin dengan retensio plasenta.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan

pembahasan tentang hubungan pengetahuandan sikap bidan tentang retensio

plasentadengan penatalaksanaan manualplasenta di wilayah kerja Puskesmas Huta

Rakyat Sidikalang Tahun 2013, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa sebagai berikut :1. Pengetahuan bidan tentang retensio

plasenta di wilayah kerja Puskesmas

Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

mayoritas berpengetahuan cukupyaitu 19 orang (54.3%).

2. Sikap bidan terhadap retensioplasenta di wilayah kerja PuskesmasHuta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

mayoritas baik 32 orang (91.4%).

3. Penatalaksanaan manual plasenta diwilayah kerja Puskesmas Huta

Rakyat Sidikalang Tahun 2013

mayoritas adalah sesuai standar

sebanyak 27 orang (77.1%).4. Ada hubungan pengetahuan bidan

tentang retensio plasenta dengan

penatalaksanaan manual plasenta diwilayah kerja Puskesmas Huta

Rakyat Sidikalang Tahun 2013

dengan nilai ρ = 0,001 (ρ < 0,05).5. Ada hubungan sikap bidan terhadap

retensio plasenta dengan

penatalaksanaan manual plasenta di

wilayah kerja Puskesmas HutaRakyat Sidikalang Tahun 2013

dengan nilai ρ = 0,001 (ρ < 0,05).

5.2 Saran1. Bagi bidan

Diharapkan pada bidan yang

mempunyai pengetahuan dan sikapyang kurang mengerti tentang

retensio plasenta dan

penatalaksanaan manual plasentaagar lebih aktif dan tanggap dalam

mendapatkan informasi dari berbagai

Page 24: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 24/25

media seperti buku, internet, dan

pengalaman pelatihan dari bidanyang lebih senior sehingga bidan

dapat mengambil keputusan dengan

tepat dan tidak terjadi keterlambatan

dalam pelaksanaan asuhan kebidananpada ibu bersalin dengan retensio

plasenta.2. Bagi pendidikan

Sebagai bahan refrensi yang dapat

memberikan wawasan yang luasmengenai penatalaksanaan ibu

bersalin dengan retensio plasenta.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Agar lebih selektif dalam memilihresponden dengan cara melihat

faktor-faktor yang mempengaruhi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdat, 2010. Hubungan Antara Paritas Ibudengan Plasenta Previa di Rumah

Sakit Dr. Moewardi Surakarta,

Skripsi Universitas Sebelas Maret,

Sumber : http://www.http://eprints.uns.ac.id.

Antaranews, 2010. Penurunan Angka

Kematian Ibu, sumber : http

://www.antarnews.com

Farid. 2013.   Jurnal Pendidikan Bidan.

<http://www.jurnalpendidikanbidan.

com> . Diakses tanggal 16 Juli 2013

Gultom, 2009. Karakteristik Penderita

Perdarahan Antepartum Yang

Dirawat Inap di Rumah Sakit SantaElizabeth Medan tahun 2004-2008.

Skripsi Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas SumateraUtara, Sumber

:http://www.repository.ac.id

Harnia, 2010. Sikap dan Tindakan Bidan

Terhadap Penanganan Retensio

Plasenta di Desa Terjun Kecamatan

Medan Marelan tahun. Skripsi D-IVKebidanan Fakultas Keperawatan

USU.sumber :

http://www.repository.usu.ac.id

Hakimi, (2010). Ilmu kebidanan patologi

dan pisiologi persalinan,Yogyakarta ejentia medica

Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit

Kandungan dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan

Bidan, Penerbit EGC, Jakarta.

Nasution, 2012.Prevalensi Persalinan Seksio

Sesarea atas Indikasi Plasenta Previadi RSUD Dr. Pirngadi Medan,sumber :

http://www.repository.usu.ac.id

Notadmodjo, 2010. Perilaku Kesehatan,

Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Petra, 2008.   Kemampuan   (Ability).http://digilib. petra.ac.id /viewer. Php

? page =17 &submit.

x=14&submit.y=17&submit =next &qual=high&submitval =next&fname

=%2Fjiunk 

pe%2Fs1%2Feman%2F2008%2Fjiunkpe-ns- s1-2008-31403361-9052-

hanurda-chapter2.pdf. Diakses pada

tanggal 16 Juli 2014

Pratiwi, 2012.Retensio Plasenta, sumber

:http://delvita-pratiwi.blogspot.com

Rohani dkk, 2011.Asuhan kebidanan Pada

Masa Persalinan, penerbit Salemba

Medika

Rukiyah & Yulianti, 2010. Asuhan

Kebidanan IV (Patologi) : CVTrans Info Media Jakarta

Page 25: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah Kerja Puskesmas Huta Rakyat Sidikalang Tahun 2013

7/26/2019 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Tentang Retensio Dengan Penatalaksanaan Manual Plasentadi Wilayah …

http://slidepdf.com/reader/full/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-bidan-tentang-retensio-dengan-penatalaksanaan 25/25

Sarwono, 2010. Ilmu Bedah Kebidanan.

Jakarta : Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo

Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset

Keperawatan, Penerbit Graha Ilmu.

Sunaryo. 2007.   Psikologi

untukKeperawatan. Jakarta : EGC

Wawan & Dewi, 2010. Teori &

Pengukuran Pengetahuan, Sikap

dan Perilaku Manusia, Penerbit

Nuha Medika, Yogyakarta.

Wiknjosastro,2010. Ilmu Kebidanan,

Penerbit Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Winardi, Sunaryo. 2007. PsikologiKeperawatan . Jakarta.

Salemba Medika

WHO, 2010. Maternal Health

Epidemiology, sumber:http://who.int/maternal_child-

adolescent/epidemiology/maternal/en

 /index.html.