HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix...

61
HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix dactylifera L.)VARIETAS AJWA TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DARAH Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh : Annisafitria NIM: 1112103000088 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M

Transcript of HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix...

Page 1: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

i

HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA

(Phoenix dactylifera L.)VARIETAS AJWA TERHADAP

KADAR TRIGLISERIDA DARAH

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

Annisafitria

NIM: 1112103000088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/ 2015 M

Page 2: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut
Page 3: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut
Page 4: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut
Page 5: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan ridho-Nya serta shalawat dan salam selalu tercurah

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW karena dengan rahmat dan ridho-Nya

saya dapat menyelesaikan penelitian dan laporan penelitian dengan judul

“Hubungan Pemberian Kurma Ajwa (Phoenix dactylifera L) Varietas Ajwa

terhadap Kadar Trigliserida darah.”.

Penyusunan laporan penelitian ini dapat terselesaikan karena bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada yang

terhormat:

1. Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Keseharatan UIN Jakarta,

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter beserta segenap dosen prodi ini yang selalu membimbing dan

memberikan ilmu kepada saya selama menjalani masa pendidikan di

Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS selaku Penanggung Jawab

Modul Riset Program Studi Pendidikan Dokter 2012.

4. Ibu Endah Wulandari, S.Si, M. Biomed selaku pembimbing pertama saya

yang selalu memberikan bimbingan, arahan, saran dan semangat kepada

saya agar penelitian ini berjalan dengan sebaik- baiknya dan selaku PJ

laboratorium Biokimia yang telah memberikan izin penggunaan lab dalam

penelitian ini.

5. dr. Mery Nitalia, SpPK selaku pembimbing kedua saya yang selalu

memberikan bimbingan, arahan, saran dan semangat kepada saya agar

penelitian ini berjalan dengan sebaik- baiknya.

6. Kedua orang tua saya tercinta, H. Wasroh dan Hj. Tonasih, adik kandung

saya Laela Rizqia dan Intan El Watoniyah serta seluruh keluarga besar saya

Page 6: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

vi

yang selalu memberikan kasih sayang, doa, inspirasi dan semangat,

sehingga memotivasi dan menguatkan saya dalam penelitian ini.

7. Ibu Zety Haryati, M.Biomed selaku PJ laboratorium Biologi yang telah

memberikan izin atas penggunaan lab untuk penelitian ini.

8. Bu Ai dan Bu Suryani selaku laboran di laboratorium biokimia dan biologi

yang telah memberikan arahan dan bantuan dalam penelitian ini.

9. Teman seperjuangan penelitian, Fitria Nur Annisa, Siti Binayu Adzani dan

Harlia Al Munawwarah yang telah menyemangati, membantu, dan berjuang

bersama di dalam penelitian ini. Teman- teman CSS 2012 dan PSPD 2012

untuk waktu yang telah dilalui bersama selama masa pendidikan saya di

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Semua pihak yang telah memberi dukungan dan doa kepada saya yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu

Saya menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak akan saya terima demi terwujudnya laporan

penelitian yang lebih baik. Saya berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Akhir kata, semoga segala bantuan dalam yang diberikan dalam

penelitian ini akan mendapat balasan, barokah dan ridho dari Allah SWT, Aamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 23 Juni 2015

Penulis

Page 7: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

vii

ABSTRAK

Annisafitria. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Pemberian

Kurma (Phoenix dactylifera L.) Varietas Ajwa terhadap Kadar Trigliserida

darah.

Trigliserida merupakan faktor independen terjadinya aterosklerosis karena adanya

partikel remnant hasil hidrolisis parsial trigliserida. Kurma diketahui meningkatkan

aktifitas Lipoprotein Lipase (LPL) yang dapat menurunkan kadar trigliserida.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pemberian kurma Ajwa

terhadap kadar trigliserida darah, perubahan berat badan serta hubungannya dengan

trigliserida dan kadar trigliserida berdasarkan jenis kelamin. Metode penelitian

menggunakan darah vena 13 responden yang diambil sebelum dan sesudah

konsumsi kurma Ajwa sebanyak 7 buah perhari selama 28 hari. Pengukuran

menggunakan prinsip hidrolisis enzimatik dengan lipase menggunakan

spektofotometer. Hasil penelitian didapatkan adanya penurunan kadar trigliserida

rerata setelah perlakuan sebanyak 0.2 mg/dL (p>0.05). Simpulan penelitian bahwa

kurma menurunkan kadar trigliserida darah, namun secara statistik tidak signifikan.

Kata Kunci: Trigliserida, Kurma, Ajwa

ABSTRACT

Annisafitria. Study Program of Medical Education. Relation of Date (Phoenix

dactylifera L.) Ajwa Variety and Blood Triglycerides Level.

Triglycerides is an independent factors for aterosclerosis due to remnant particles,

result from partial hydrolyzed triglycerides. Dates increase Lipase Lipoprotein

(LPL) activity which decrease triglycerides level. Research’s purpose is to

determine relation of Ajwa dates and blood triglycerides level, the weight changes,

it’s relation with triglyceride and triglyceride level based on gender. Research’s

methode is using 13 venous blood’s respondents are taken before and after

consuming 7 Ajwa dates fruit per day during 28 days. Measurement using

hydrolysis enzimatic principle with lipase, used by spectrofotometer. The result is

Page 8: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

viii

triglycerides level decrease 0.2 mg/dL after Ajwa dates fruit consuming (p>0.05).

The conclusion is triglycerides level decrease after consuming Ajwa dates but no

difference significantly.

Keywords: Triglycerides, Dates fruit, Ajwa

Page 9: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... iv

KATA PENGANTAR.................................................................................. v

ABSTRAK.................................................................................................... vii

DAFTAR ISI................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL........................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv

DAFTAR SINGKATAN.............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian..... ................................................................... 2

1.4 Hipotesis....................... ........ ..................................................... 2

1.5 Manfaat Penelitian....................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Karakteristik Kurma ................................................. 4

2.1.2. Kurma Ajwa.............................................................. 5

2.1.3. Lipoprotein dan Trigliserida .................................... 6

2.1.4. Penelitian Hubungan Kurma dengan Trigliserida......8

2.1.5. Hipertrigliserida .................................... ................... 8

2.1.6. Kelainan yang diakibatkan hipertrigliserida ............. 9

2.1.7. Perubahan Gaya Hidup .......................... .................. 10

2.1.8. Prinsip Pemeriksaan Trigliserida .......................... .. 11

2.2. Kerangka Teori .......................... ................... ................... ....... 12

2.3. Kerangka Konsep .......................... ...................................... .... 12

2.4 Definisi Operasional .......................... .................. ................... . 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian.......................... .................. ................... ....... 14

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................... .................. ........ 14

3.3 Populasi dan Sampel .......................... .................. ..................... 14

3.3.1 Populasi Terjangkau .......................... .................. .......14

3.3.2 Kriteria Pemilihan .......................... .................. ......... 14

3.3.3 Perkiraan Besar Sampel .......................... .................... 15

3.3.4 Teknik Pemilihan Sampel .......................... ................. 15

3.4 Bahan Uji .......................... .................. .......................... ........... 15

3.5 Alat .......................... .................. .............. .............. .................. 16

3.6 Cara Kerja Penelitian .................. .............. .............. ................. 16

Page 10: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

x

3.6.1 Persiapan Subjek .................. ........................ .............. 16

3.6.2 Persiapan Kurma .................. .............. .............. ......... 16

3.6.3 Pengukuran BB dan Pengisian Kuesioner.................. 17

3.6.4 Pemberian Kurma kepada Responden Penelitian......... 17

3.6.5. Pengambilan darah .............. .............. ........................ 17

3.6.6. Pengukuran Kadar TG .............. .............. .................. 17

3.6.7 Analisis Data.. .............. .............. .................. ............ 18

3.7 Etika Penelitian .............. .............. .................. ............ ............. 18

3.8 Alur Penelitian ........................... .................. .............. .............. 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Responden.............. .................. .............. ......................... 19

4.2. Hasil Pengukuran Kadar TG Sebelum dan Sesudah Perlakuan.. 19

4.3. Hasil Rerata Pengukuran BB dan Korelasi dengan Kadar TG... 20

4.4. Hasil Pengukuran Kadar TG Berdasarkan Jenis Kelamin.......... 21

4.5 Hasil Informasi Aktifitas Responden..................... ..................... 22

4.6. Keterbatasan Penelitian..................... ..................... .................. 23

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ....................................... .............. ........ ...... .............. 24

5.2 Saran ....................................... .............. ........ ...... .................... 25

DAFTAR PUSTAKA....................................... .............. ........ ...... ............ 26

LAMPIRAN....................................... .............. ........ ...... ...........................29

Page 11: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik jenis kelamin responden

Tabel 4.2 Karakteristik usia responden

Page 12: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tahap pembentukan dan pematangan kurma. ....................... 4

Gambar 2.2. struktur lipoprotein terdiri dari komponen lipid dan

apolipoprotein ....................................................................... 6

Gambar 2.3. Metabolisme Trigliserida .................................................. 7

Gambar 4.1. Perbandingan rerata TG sebelum dan sesudah perlakuan......19

Gambar 4.2. Perbandingan rerata BB sebelum dan sesudah perlakuan......20

Gambar 4.3. Rerata kadar TG sebelum dan sesudah perlakuan berdasarkan

jenis kelamin ......................................................................... 21

Gambar 7.1. Lembar Hasil Determinasi Kurma (Phoenix dactylifera L.).. 29

Gambar 7.2. Lembar Permohonan Ethical Approval................................. 30

Gambar 7.3. Sentrifugator EBA 21 HeHich Zentrifugen........................... 36 Gambar 7.4. Spektrofotometer Hitachi U-2910.......................................... 36

Gambar 7.5. Hand gloves, Mikropipet, Tip kuning dan tip biru, Tissue

(dari kiri ke kanan)…............................................................. 36

Gambar 7.6. Tabung reaksi ....................................................................... 36

Gambar 7.7. Alcohol swab......................................................................... 36

Gambar 7.8. Pengukur berat dan tinggi merk SECA.................................. 36

Gambar 7.9. Serum responden.................................................................... 37

Gambar 7.10. Reagen TG Dsi (R1 Cat.-116392) dan Standar TG (dari kiri

ke kanan)................................................................................ 37

Gambar.7.11. Serum responden yang telah dicampurkan dengan reagen TG

dan diinkubasi selama 20 menit ............................................ 38

Gambar.7.12. Pengambilan darah responden oleh analis yang

berpengalaman....................................................................... 38

Gambar.7.13. Hasil sentrifugasi darah responden........................................ 38

Gambar.7.14. Pengambilan reagen TG menggunakan mikropipet ........... 38

Page 13: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

xiii

Gambar.7.15. Pengambilan serum rsponden menggunakan mikropipet...... 38

Gambar.7.16. Peletakan vacutener kedalam sentrifugator........................... 38

Gambar.7.17. Peletakan kuvet kedalam spektrofotometer........................... 39

Gambar.7.18. Peletakan serum kedalam tabung reaksi menggunakan

mikropipet dan tip kuning..................................................... 39

Page 14: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Determinasi Buah Kurma Ajwa…............................. 29

Lampiran 2. Surat Tanda Terima Penyerahan Komisi Etik..................... 30

Lampiran 3. Lembar Persetujuan Responden Penelitian…........................ 32

Lampiran 4. Kuesioner .............................................................................. 33

Lampiran 5. Alat dan Bahan Penelitian .................................................. 36

Lampiran 6. Proses Penelitian ................................................................... 38

Lampiran 7. Hasil pengukuran BB 13 partisipan sebelum dan sesudah

pemberian kurma .................................................................. 40

Lampiran 8. Hasil pengukuran kadar TG 13 partisipan sebelum dan sesudah

pemberian kurma.................................................................. 41

Lampiran 9. Analisis statistik kadar TG .................................................... 42

Lampiran 10. Riwayat Penulis…................................................................. 45

Page 15: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

xv

DAFTAR SINGKATAN

AHA American Heart Association

Apo Apolipoprotein

ATP Adenosin Trifosfat

BB Berat Badan

CMR kilomikron remnant

DHAP Dihidroksi Aseton Fosfat

DM Diabetes Melitus

FAO Food and Agriculture Organization

FFA asam lemak bebas

GDP Gula Darah Puasa

HDL High Density Lipoprotein

HTGL Hepatic Triglycerides Lipase

IDL Intermediate Density Lipoprotein

IDL intermediate density lipoprotein

LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

LDL Low Density Lipoprotein

LPL Lipoprotein Lipase

LRP LDL Receptor-related Protein

MetS Sindrom Metabolik

NCEP ATP III National Cholesterol Education Program Third Adult

Treatment Panel

PSPD UIN Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah

RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar

Page 16: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

xvi

TD Tekanan Darah

TG Trigliserida

VLDL Very Low Density Lipoprotein

VLDL- R reseptor VLDL

Page 17: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertrigliserida yaitu peningkatan kadar trigliserida (TG) serum ≥ 150

mg/dL disebabkan produksi berlebih TG endogen oleh hati saat puasa, TG eksogen

oleh usus saat makan atau gangguan metabolisme trigliserida akibat penurunan

aktivitas Lipoprotein Lipase (LPL). Hipertrigliserida dibagi menjadi primer dan

sekunder. Pada hipertrigliserida primer tidak didapatkan penyebab sekunder

kenaikan trigliserida darah. 1,2

Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS)

menurut National Cholesterol Education Program Third Adult Treatment Panel

(NCEP ATP III), kriteria sindrom metabolik yang banyak digunakan saat ini.

Berdasarkan NCEP ATP III prevalensi MetS di Cina tahun 2014 sebesar 39,09%,

di Jakarta tahun 2006 sebanyak 28,4 % dan di Bali 18,2 % pada tahun 2011.

Prevalensi MetS bervariasi karena perbedaan ras, genetik dan pola hidup

masyarakat. Tingginya prevalensi MetS di Indonesia berkaitan erat dengan

tingginya prevalensi obesitas. Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013

prevalensi obesitas laki- laki dewasa di Indonesia meningkat dari 13,9 % pada tahun

2007 menjadi 19,7% pada tahun 2013. Pada perempuan dewasa 13,9 % pada tahun

2007 menjadi 32,9 % pada tahun 2013. 3,4,5,6,7

Hipertrigliserida merupakan faktor independen kejadian aterosklerosis

karena adanya partikel remnant yang merupakan hasil hidrolisis parsial TG dalam

Very Low Density Lipoprotein (VLDL) maupun kilomikron yang berukuran kecil

menembus barrier sel endotel menuju tunika intima pembuluh darah sehingga

berpotensi aterogenik. Perubahan gaya hidup (therapeutic life changes) adalah

langkah awal penanganan hipertrigliserida. Jika belum berhasil, maka harus

menggunakan terapi medikamentosa. Berbagai penelitian memaparkan kegunaan

berbagai sayur dan buah untuk menurunkan kadar trigliserida darah termasuk

kurma.1,8,9

Varietas kurma yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dari penelitian

sebelumnya yaitu varietas Ajwa yang diberikan selama 28 hari. Rahmani dkk

Page 18: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

2

menyebutkan kurma Ajwa dinilai secara signifikan sebagai media penyembuhan

berbagai jenis penyakit dan berperan protektif dalam toksisitas hepar. Konsentrasi

polyphenol tertinggi terdapat dalam ekstrak air kurma Ajwa dibandingkan jenis

lain. Kurma Ajwa’ juga disebutkan dalam hadits Rosulullah.10

Rock dkk menyebutkan adanya penurunan TG signifikan setelah

mengkonsumsi buah kurma varietas Medjool dan Hallawi.11 Mard dkk menyatakan

adanya penurunan TG darah signifikan pada tikus Wistar yang diinduksi diabetes

menggunakan Alloxan setelah pemberian ekstrak daun kurma.12 Vembu dkk

menunjukkan penurunan TG signifikan setelah pemberian ekstrak kurma pada tikus

yang diinduksi obesitas dengan diet tinggi lemak.13 Freha dkk menunjukkan tidak

adanya penurunan TG yang signifikan setelah pemberian kurma varietas Ghars dan

Tamesrit.14 Hasil penelitian yang berbeda inilah yang mendasari penelitian ini yaitu

untuk mengetahui hubungan pemberian kurma terhadap kadar TG darah.

1.2. Rumusan masalah

Bagaimana hubungan pemberian kurma Ajwa terhadap kadar TG darah ?

1.3. Hipotesis

Pemberian kurma Ajwa dapat menurunkan kadar TG darah

1.4. Tujuan Penelitian

14.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pemberian kurma Ajwa terhadap kadar TG darah.

14.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui perubahan berat badan (BB) setelah pemberian kurma dan

hubungan berat badan dengan kadar TG

2. Mengetahui kadar TG berdasarkan jenis kelamin

Page 19: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

3

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi penulis

Untuk memenuhi persyaratan kelulusan akhir pendidikan preklinik program

studi pendidikan dokter

1.5.2. Bagi institusi

Untuk menambah sumber referensi dalam bidang integrasi kedokteran

dengan keislaman

1.5.3. Bagi masyarakat

1. Untuk menyalurkan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat kurma

bagi kesehatan.

Page 20: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Karakteristik Kurma

Kurma (Phoenix dactylifera L.) masuk ke dalam ordo Palmae,

family Palmaceae, suku phoeniceae, genus Phoenix. Food and Agriculture

Organization (FAO) mengatakan bahwa nama Phoenix dactilifera berasal dari 2

kata, kata pertama yaitu Phoenix yang berarti tumbuhan kurma dan kata dactylifera

artinya jari, menggambarkan susunan buah ini yang seperti jari. Kurma dipercaya

berasal dari dataran Persia dekat sungai Nil dan Eufrat, namun belum ada

kesepakatan internasional mengenai tempat asal kurma. Kurma dikenal umat

manusia sejak ratusan tahun lalu, digunakan dalam berbagai macam ramuan dan

makanan. Kurma disebutkan dalam ajaran agama dunia seperti Islam, Yahudi dan

Kristen yang diperkirakan berasal dari Nabi Ibrohim a.s, yang merupakan muasal

dari ketiga agama ini. Dalam Al Qur`an kurma disebutkan dalam 20 ayat pada 17

surat. 15, 16, 17

Gambar 2.1 Tahap pembentukan dan pematangan kurma.

Sumber: FAO 2002

Kurma termasuk golongan monokotil dan berakar serabut. Tinggi kurma

15-25 m dengan panjang daun 3-5 m (Satuhu: 2010). Usia kurma bisa melebihi 100

tahun (Shamsi dan Mazloumzadeh: 2009). Kurma mampu tumbuh dalam

lingkungan dengan kadar air rendah sehingga persebaran daerah budidaya terutama

didaerah gurun. Kurma adalah tumbuhan berumah dua, benang sari dan putiknya

dihasilkan oleh tumbuhan yang berbeda sehingga dibutuhkan minimal 2 tumbuhan

kurma berbeda jenis kelamin agar terjadi fertilisasi. Menurut FAO, lama

Page 21: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

5

penyerbukan hingga pematangan buah kurma adalah 200 hari dengan tahap yang

berbeda- beda sehingga menghasilkan perbedaan ukuran, bentuk dan kandungan

buah. Tahapan pematangan buah kurma yang paling banyak dikonsumsi adalah

khalaal, rutab, dan tamr. Panjang buah kurma 18- 60 mm dengan rerata 40 mm dan

lebar 8- 32 mm dengan rerata 20 mm. Berat rerata buah 7- 10 gr. 16,18,19

2.1.2. Kurma Ajwa

Nutrisi buah kurma telah banyak diteliti dan berbeda tiap varietasnya. Kindi

dkk menjelaskan perbedaan asupan serat, lemak total dan komposisi kimia lain dari

3 varietas kurma (khalas, khsab dan fardh) yang tumbuh di negara Oman. Namun

tidak ada perbedaan bermakna antar indeks glikemik ketiga varietas ini. Proporsi

karbohidrat kurma 73%, protein 3 % dan lemak 2,9%. Sisanya merupakan

presentase mikronurient dalam buah kurma. Kandungan asam lemak dan kolesterol

kurma sangat rendah. Kandungan protein yang banyak pada buah kurma adalah

protein berat molekular tinggi (high molecular weight protein) dengan kandungan

asam amino antara lain asam aspartat, prolin, histidin, valin, leusin dan arginin.

Buah kurma mengandung vitamin B1, B2, asam nikotinik dan vitamin A. yang

terkandung dalam tepung kurma antara lain lauric, myristic, palmitic, stearic, oleic

dan linoleic. 20, 21, 22

Kurma Ajwa dinilai secara signifikan sebagai media penyembuhan berbagai

jenis penyakit dan berperan protektif dalam toksisitas hepar. Konsentrasi

polyphenol tertinggi terdapat dalam ekstrak air kurma Ajwa sebanyak 455.88

mg/100 gram (gr) dibandingkan dengan sukkari (377.66 mg/100 gr) dan khalas

(238.54 mg/100 gr). Kurma Ajwa’ disebut dalam hadits Rosulullah yang berbunyi

“Barang siapa makan 7 kurma Ajwa’ diantara dua tanah tak berpasir Madinah di

waktu pagi, maka racun tidak akan membahayakannya di waktu sore hari”. 15

Dalam 100 gr kurma Ajwa, terkandung gula total sebanyak 74,3 gr, lipid

0,47 gr dan protein 2,97 gr. Berat satu buah kurma ajwa sekitar 10 gr. Jika

dikonversi didapatkan sekitar 313 kalori per 100 gr kurma Ajwa. Sehingga 1 buah

kurma ajwa mengandung 31,3 kalori. 23

Page 22: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

6

Dalam Al- Quran kurma disebutkan 20 kali. Kedua puluh ayat tersebut yaitu

QS Al Baqoroh: 266, Al An’am: 99, Al An’am: 141, Ar Ra’d: 4, An Nahl: 11, An

Nahl: 67, Al Isro’: 91, Al Kahf: 32, Maryam: 23, Maryam: 25, Thoha: 71, Al

Mu’minuun: 19, Asy Syu’ara: 148, Yaasiin: 34, Qaf: 10, Al Qomar: 20, Ar

Rahman: 11, Ar Rahman: 68, Al Haqqoh: 7, Abasa 29. Khadem dkk menyebutkan

efek konsumsi kurma secara oral lebih menurunkan post-partum hemorrhage

daripada oksitosin intramuskular. Kurma mengandung berbagai antioksidan yang

dapat menetralkan radikal bebas sehingga menekan perkembangan berbagai

penyakit. Arshad dkk mengatakan bahwa ekstrak kurma mempunyai aktivitas

antioksidan, antimutagenik dan antimikrobial. Efek antioksidan kurma karena

mengandung phenolic termasuk flavonoid. 15, 24, 25

2.1.3. Lipoprotein dan Trigliserida

Gambar 2.2 struktur lipoprotein terdiri dari komponen lipid dan apolipoprotein.

Sumber: Wasan, dkk. 2008

Lipid merupakan komponen yang tidak larut dalam air. Agar lipid dapat

dibawa dalam sirkulasi darah diperlukan protein pengangkut yang disebut

apolipoprotein. Gabungan lipid dan protein pengangkutnya disebut lipoprotein.

Suatu lipoprotein mengandung satu atau lebih apolipoprotein. Berdasarkan

densitas, lipoprotein dibagi 4 yaitu kilomikron, VLDL, LDL (Low Density

Lipoprotein) dan HDL. Semakin meningkatnya proporsi lipid dibandingkan protein

dalam suatu lipoprotein akan semakin menurunkan densitasnya. Kandungan lipid

yang terdapat dalam masing- masing lipoprotein berbeda. TG banyak terkandung

dalam kilomikron dan VLDL. Sedangkan dalam LDL dan HDL banyak

mengandung kolesterol dan fosfolipid. 26

Page 23: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

7

Gambar 2.3 metabolisme trigliserida. APO A-V (Apolipoprotein A-V); CMR

(kilomikron remnant); FFA (asam lemak bebas); HTGL (lipase TG hepar); IDL

(intermediate density lipoprotein); LDL (low density lipoprotein); LDL-R (reseptor

LDL); LRP (LDL receptor related protein); VLDL (very low density lipoprotein);

VLDL- R ( reseptor VLDL) Sumber: Michael Miller. 2011

TG dari makanan dihidrolisis menjadi asam lemak bebas dan gliserol

kemudian diabsorpsi oleh sel epitel usus. Selanjutnya terjadi re-esterifikasi TG

dalam mukosa usus. TG ini akan diangkut dalam kilomikron nascent melewati

saluran limfatik menuju pembuluh darah. Apolipoprotein dalam kilomikron yaitu

apo B-48. Selanjutnya kilomikron nascent menjadi kilomikron matur setelah

memperoleh apo C II , C III dan E dari HDL. Terjadi aktivasi LPL yaitu suatu enzim

yang bertugas memecah lipoprotein oleh apo C II pada dinding pembuluh darah

kapiler jaringan adiposa dan otot. LPL akan menghidrolisis TG kilomikron

sehingga dihasilkan asam lemak bebas dan gliserol. Proses ini dinamakan lipolisis.

Gliserol digunakan dalam glukoneogenesis dan asam lemak bebas digunakan

sebagai bahan bakar metabolik atau disimpan menjadi TG jika sudah tersedia cukup

energi melalui esterifikasi dengan gliserol di dalam jaringan adiposa dan otot.

Hidrolisis parsial kilomikron oleh LPL endotel akan menghasilkan kilomikron

remnant. Apoliproprotein yang terkandung adalah Apo B 48, C III dan apo E.

Selanjutnya kilomikron remnant dimetabolisme oleh hepar melalui LRP (LDL

reseptor related protein). Hepar memproduksi VLDL yang banyak mengangkut

TG. VLDL merupakan sumber TG endogen yang banyak diproduksi saat puasa dan

mengandung apo B 100, C II, C III dan E. VLDL diperoleh dari produksi langsung

Page 24: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

8

oleh hepar dari asetat dan ambilan asam lemak bebas plasma. VLDL mengalami

hidrolisis parsial oleh LPL endotel menjadi Intermediate Density Lipoprotein (IDL)

setelah aktivasi LPL oleh apo C II. Selanjutnya IDL akan dimetabolisme oleh hepar

melalui LRP atau berubah menjadi LDL yang mengandung apo B 100. Hidrolisis

parsial kilomikron dan VLDL mengurangi kadar TG dalam kilomikron remnant dan

IDL yang menyebabkan proporsi ester kolesteril meningkat. Kilomikron remnant

dan IDL inilah yang berpotensi aterogenik. 27

Mekanisme lipolisis dan esterifikasi melibatkan peran berbagai faktor

metabolik, nutrisi dan hormon. Insulin ikut berberan dalam mobilisasi lemak. Peran

berbagai enzim dan protein dalam jalur pengangkutan dan penyimpanan TG

penting dalam mengontrol keseimbangan kadar lipid dalam darah. Kelainan pada

protein dan enzim ini dapat mengakibatkan hipertrigliserida. 26

2.1.4. Penelitian Hubungan Kurma dengan Trigliserida

Rock dkk menyebutkan adanya penurunan kadar TG sesudah

mengkonsumsi buah kurma varietas Medjool dan Hallawi.11 Mard dkk

menunjukkan penurunan TG darah signifikan pada tikus Wistar yang diinduksi

diabetes menggunakan Alloxan.12 Vembu dkk menunjukkan penurunan TG secara

signifikan sesudah pemberian ekstrak kurma selama 4 minggu pada tikus yang

diinduksi obesitas dengan diet tinggi lemak.13 Sedangkan Freha dkk menunjukkan

tidak adanya penurunan kadar TG yang signifikan sesudah pemberian kurma

varietas Ghars dan Tamesrit pada individu normal sebanyak 7 buah per hari selama

21 hari. 14

2.1.5. Hipertrigliserida

Diagnosis hipertrigliserida pada dewasa ditegakkan dengan pengukuran

kadar TG puasa. Menurut endocrin Society dan NCEP ATP III hipertrigliserida

adalah kadar TG puasa > 150 mg/ dl. Klasifikasi hipertrigliserida menurut endocrin

society adalah ringan (150-199 mg/dl), sedang (200-999 mg/dl), berat (1000- 1999

md/dl) dan sangat berat (≥2000 mg/dl). Sedangkan klasifikasi menurut NCEP ATP

III adalah batas- tinggi (150-199 mg/dl), tinggi ( 200-499 mg/dl), sangat tinggi

Page 25: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

9

(≥500 mg/dl). Klasifikasi yang banyak digunakan adalah NCEP ATP III. Evaluasi

hipertrigliserida dianjurkan dilakukan tiap 5 tahun.9

Berdasarkan penyebab hipertrigliserida dibagi menjadi primer dan

sekunder. Diagnosis hipertrigliserida primer ditegakan jika tidak ditemukan

penyebab hipertrigliserida sekunder. Penyebab hipertrigliserida sekunder belum

sepenuhnya dipahami. Diperkirakan adanya kerentanan genetik seorang mengalami

hipertriglierida yang dapat dipicu oleh beberapa faktor diantaranya obesitas,

sindrom metabolik, diabetes melitus tipe 2, konsumsi alkohol berlebihan, gangguan

ginjal terutama uremia dan glumerulonefritis, diet dengan keseimbangan energi

positif dan tinggi lemak atau diet indeks glikemik tinggi, kurangnya aktifitas fisik,

hipotiroidism, penyakit autoimun dan beberapa obat- obatan. Kehamilan dapat

menyebabkan hipertrigliesrida fisiologis selama trimester ketiga. 2

2.1.6. Kelainan yang diakibatkan hipertrigliserida

1. Sindrom metabolik

Sindrom metabolik (MetS) merupakan kelainan multifaktorial dan sangat erat

berhubungan dengan resistensi insulin yang disebabkan oleh faktor biomolekular.

Hingga kini MetS banyak diderita oleh populasi diseluruh dunia. MetS

berhubungan dengan penyakit kardiovaskular seperti ateroklerosis, diabetes melitus

tipe 2, perlemakan hepar non-alkohol, hiperurisemia, sindrom ovarium polikistik

dan obstructive sleep apnea. 28

Beberapa kriteria dapat digunakan untuk mendiagnosis MetS dan yang sering

digunakan adalah kriteria National Cholesterol Education Program Third Adult

Treatment Pane (NCEP- ATP III).. Diagnosis ditegakan jika didapatkan minimal 3

kriteria dari kriteria dibawah ini, yaitu:

a. Obesitas sentral dengan lingkar pinggang (LP) laki- laki >102 cm dan

perempuan >88 cm.

b. Hipertrigliserida, yaitu kadar TG ≥150 mg/dl.

c. Kadar HDL < 40 mg/dl.

d. Hipertensi, sistolik > 130 mmHg atau diastolik > 85 mmHg.

e. Kadar glukosa puasa yang > 100 mg/dl atau telah didiagnosis diabetes

melitus tipe 2. 3

Page 26: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

10

2. Aterosklerosis

Hipertrigliserida merupakan faktor independen aterosklerosis. Mekanisme

aterosklerosis masih belum dipahami dengan jelas. Endotel pembuluh darah normal

akan mensekresikan zat vasodilator seperti nitrat oksida. Pada aterosklerosis terjadi

disfungsi endotel sehingga tidak mampu mendilatasi lumen pembuluh darah jika

terjadi sumbatan. Dalam keadaan hipertrigliserida, akumulasi kilomikron remnant

dan IDL yang berukuran kecil menembus endotel menuju tunika intima pembuluh

darah yang kemudian menarik makrofag vaskular karena lemak dianggap zat asing

dalam dinding pembuluh darah. Makrofag selanjutnya menjadi sel busa (foam cell).

Jika berlanjut maka lumen pembuluh darah semakin menyepit dan mengalami

oklusi sehingga nutrisi dan oksigen yang dibawa pembuluh darah untuk sel tubuh

yang diperdarahinya berkurang atau bahkan tidak ada. Lokasi oklusi pembuluh

darah menunjukkan manifestasi klinis pasien. Jika terletak di arteri koronaria, maka

terjadi manifestasi angina pektoris. Jika terjadi pada pembuluh darah otak, maka

terjadi stroke iskemik yang menyebabkan paralisis atau kematian. 28

3. Perlemakan hepar non alkoholik

Penyakit ini mirip dengan perlemakan hepar alkoholik, perbedaannya hanya

tidak ada riwayat atau kebiasaan minum alkohol. Diagnosis perlemakan hepar

melalui spesimen biopsi dan didapatkan minimal 5-10% sel lemak yang didominasi

oleh TG dari seluruh hepatosit. Penyakit ini berhubungan dengan dislipidemia,

obesitas, resistensi insulin, hiperinsulinemia dan diabetes melitus (DM) tipe 2.

Patogenesis perlemakan hepar belum sepenuhnya dipahami. Peningkatan lemak

tubuh yang selanjutnya meningkatkan ambilan asam lemak oleh hepar akan

meningkatan oksidasi dan esterifikasi lemak sehingga terjadi akumulasi lemak yang

didominasi TG dalam hepatosit. Faktor lain seperti stress oksidatif juga berperan

dalam patogenesis perlemakan hepar. Gejala yang muncul berupa malaise,

kelelahan dan rasa tidak nyaman perut kuadran kanan atas. 29,30

2.1.7. Perubahan Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup merupakan langkah awal penanganan

hipertrigliserida. Yuan dkk menganjurkan gaya hidup untuk menurunkan kadar TG

Page 27: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

11

darah yaitu dengan menurunkan BB, asupan energi, asupan lemak, asupan

karbohidrat olahan seperti makanan dengan indeks glikemik tinggi dan membatasi

asupan alkohol. Rade dkk menganjurkan diet rendah lemak bersaturasi rendah yaitu

maksimal 7 %/ hari dan karbohidrat 50-60 %/ hari dengan menghindari glukosa

sederhana seperti sukrosa, membatasi asupan alkohol dan rokok, serta latihan

aerobik teratur. Asupan asam lemak omega- 3 menurunkan kadar TG darah secara

signifikan. Konsumsi 4 gr asam lemak omega-3, mengurangi asupan energi dan

lemak bersaturasi dilaporkan menurunkan TG sebanyak 20%. 1,2

2.1.8. Prinsip Pemeriksaan Trigliserida

Metode pemeriksaan TG menggunakan prinsip hidrolisis enzimatik dengan

lipase. Indikatornya adalah quinoneimine yang dibentuk dari hidrogen peroksida

(H2O2), 4- aminoantipyrine dan 4- chlorophenol yang dikatalisis oleh peroxidase.

Mulanya TG dihidrolisis oleh LPL dan melepaskan gliserol yang kemudian

mengalami fosfatasi dengan enzim gliserol kinase membentuk gliserol 3-fosfat

yang selanjutnya dioksidasi menghasilkan dihidroksi-aseton-fosfat (DHAP) dan

H2O2. Akhirnya terbentuk quinoneimine. 31

Gliserol + Adenosin

Trifosfat(ATP)

Gliserol kinase Gliserol-3-fosfat

+ADP

DHAP + H2O2 Gliserol-3-fosfat +

O2

2 H2O2 + 4- aminoantipyrine + 4

chlorophenol Quinoneimine +

H2O + HCl

Peroksidase

Page 28: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

12

2.2. KERANGKA TEORI

2.3. KERANGKA KONSEP

kurma

hidrolisis

TG menjadi

gliserol

dan asam lemak

bebas

↑ aktivitas

LPL

vaskular

Trigliserida

Sumber

endogen

VLDL

Sumber

eksogen

Sistem

saraf Hormon Substrat: asam

lemak

Kilomikron

Dietary fat

Dominan

berada di

vaskular

saat setelah

makan

Dominan berada di

vaskular

saat

puasa

hipertrigliseridemia

Faktor penyebab,

kondisi dan faktor

pendukung

Salah satu

kriteria sindrom

metabolik

↑ IDL dan

kilomikron

remnant dalam

sirkulasi

Faktor

independen kejadian

aterosklerosis

Yang diteliti

Yang tidak diteliti

Keterangan

Variabel dependen:

Trigliserida Variabel

independen: Kurma ?

Antihiperlipidemik,

↑ aktifitas LPL Jenis kelamin

Page 29: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

13

2.4. DEFINISI OPERASIONAL

No

. Variabel

Definisi

operasional dan

cara pengukuran

Alat ukur Satuan

variabel

Rentang nilai

variabel

Skala

Pengukur

an

1 TG Kadar TG puasa

dalam darah,

diambil melalui

vena mediana

cubitti sebanyak 3

cc

Spektrofoto

meter

mg/dL NCEP ATP III:

batas- tinggi

(150-199

mg/dl), tinggi

(200-499

mg/dl), sangat

tinggi (≥500

mg/dl).

Numerik

2. Berat

Badan

KBBI: besar

ukuran badan 33

Timbangan kg - Numerik

3. Jenis

kelamin

KBBI: Sifat

(keadaan) jantan

atau betina 33

Kuesioner - Laki- laki (1)

Perempuan (2)

kategorik

Page 30: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental jenis pretest-

posttest design.

3.2. Lokasi & Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan melalui dua tahapan, yaitu pengisian kuisioner

disertai pengukuran BB di skill lab dan pengambilan darah untuk mengukur kadar

TG di laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian berlangsung dari bulan

Desember 2014 sampai dengan Mei 2015.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (PSPD UIN)

Jakarta Tingkat II periode 2014-2015 yang sudah menyetujui informed consent

(lampiran 3) dan telah mengisi kuesioner (lampiran 4). Hormon reproduksi

mahasiswa yang masih aktif dan pola makan yang seragam merupakan alasan

pemilihan populasi terjangkau.

3.3.2 Kriteria Pemilihan

Kriteria pemilihan dalam penelitian ini terdiri dari kriteria inklusi dan

kriteria ekslusi. Kriteria inklusi terdiri dari mahasiswa PSPD UIN Jakarta tingkat II

periode 2014-2015. Kriteria ekslusi yang digunakan adalah responden memiliki

penyakit metabolik berdasarkan data kuesioner. Kriteria drop out adalah responden

yang menolak di teliti ditengah penelitian atau mengalami sakit berat selama

penelitian.

Page 31: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

15

3.3.3 Perkiraan Besar Sampel

a. Menentukan rumus besar sampel

Penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan skala

pengukuran numerik antara dua kelompok berpasangan. Sehingga, rumus besar

sampel yang dipilih adalah:

Keterangan:

N = jumlah sampel

Zα = deviat baku alfa

Zβ = deviat baku beta

x1-x2 = selisih minimal rerata yang dianggap bermakna

S = standar deviasi dari selisih nilai antar kelompok

b. Menghitung besar sampel

Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 10%, hipotesis satu arah, sehingga Zα = 1,28

Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 30%, maka Zβ = 0,53

Selisih minimal yang dianggap bermakna (x1-x2) = 13

Standar deviasi = 26 (didapatkan dari standar deviasi gabungan penelitian

terdahulu)

Dengan demikian, besar sampel yang diperoleh untuk masing- masing kelompok

sebesar 13 responden.

3.3.4 Teknik Pemilihan Sampel

Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling menggunakan

tabel random yang terdiri dari 97 nama yang diambil nama secara acak.

3.4. Bahan uji

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah kurma jenis

Ajwa’. 7 buah kurma diberikan kepada masing- masing responden penelitian tiap

hari sehingga total kalori yang kurma yang dikonsumsi oleh responden adalah 219

kalori/hari yang setara dengan porsi makanan selingan. Bahan untuk analisis

penelitian adalah serum darah responden yang diambil melalui vena mediana cubiti.

Page 32: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

16

Kit analisis kadar TG terdiri dari R1: 4 x 100 enzyme reagent ( berisi PIPES buffer

(pH7.5) sebanyak 50 mmol/L, 5 mmol/L 4- chlorophenol, 0.25 mmol/L 4-

aminoantipyrine, 4.5 mmol/L Magnesium ions, 2 mmol/L ATP, ≥ 1.3 mmol/L

Lipases, ≥ 0.5 mmol/L Peroxidase, ≥ 0.4 mmol/L Glycerol kinase dan ≥ 1.5 mmol/L

Glycerol 3- phosphate oxidase) dan R2: 3 ml standar yang berisi triglycerides

sebanyak 200 mg/dL.

3.5. Alat

Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga, yaitu

untuk pungsi darah, penghitungan kadar TG dan pengukuran BB. Alat untuk pungsi

darah adalah torniquet, spuit ukuran 3 cc, kapas alkohol dan vakutener. Alat untuk

pengukuran kadar TG adalah tabung reaksi kecil/tabung mikro, microplate, tabung

sentrifugasi, sentrifugator merk EBA 21 HeHich Zentrifugen, Spektrofotometer

merk hitachi U2910, kuvet, dan mikropipet. Pengukuran BB menggunakan

timbangan.

3.6. Cara Kerja Penelitian

3.6.1. Persiapan responden penelitian

Responden sebanyak 13 orang, perempuan dan laki-laki yang memenuhi

kriteria inklusi, kriteria ekslusi dan telah setuju menjadi responden penelitian ini.

Sebelum penelitian dimulai, dilakukan sosialisasi penelitian dan persetujuan

informed consent. Pengambilan darah dilakukan dua kali (hari ke-0 dan ke 29)

dengan persiapan puasa 10 jam dan bersamaan pengisian kuisioner serta

pengukuran BB.

3.6.2. Persiapan kurma

Kurma diberikan kepada responden penelitian adalah jenis kurma Ajwa’ yang

dibeli di pasar tanah abang. Kurma sudah dideterminasi di Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor (lampiran 1).

Page 33: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

17

3.6.3. Pengukuran BB dan Pengisian kuisioner

Pengukuran BB dilakukan di skill lab menggunakan timbangan. Pengisian

kuosioner dilakukan dengan mengisi jawaban pada kertas kuisioner yang

disediakan.

3.6.4. Pemberian kurma pada responden penelitian

Responden mengkonsumsi kurma Ajwa sebanyak 7 buah per hari selama 28

hari. Kurma diberikan tiap minggu kepada responden untuk meminimalisir tingkat

kekeliruan responden dan menjaga agar kurma yang dikonsumsi responden tetap

segar.

3.6.5. Pengambilan darah

Pengambilan darah melalui vena mediana cubiti sebanyak 3 cc yang

kemudian dipindahkan kedalam vakutener dan disentrifugasi serta diambil

serumnya. Serum dimasukkan kedalam microtube dan disimpan dalam lemari

pendingin suhu -210C.

3.6.6. Pengukuran kadar TG

Langkah kerja:

1. Persiapan alat dan bahan yang digunakan.

2. Masukan standar, blanko dan semua sampel masing- masing sebanyak 10

µL kedalam tabung reaksi yang berbeda

3. Tambahkan Reagen 1000 µL kedalam masing- masing tabung reaksi

menggunakan pipet.

4. Inkubasi selama 20 menit dalam suhu kamar.

5. Hitung absorbansi sampel dalam waktu 60 menit dengan panjang

gelombang 500 λ.

6. Hitung konsentrasi sampel dengan rumus:

C = 200 x ∆A sampel

∆A standar (mg/dl)

Page 34: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

18

3.6.7. Analisis data

Analisa statistik menggunakan program SPSS 21. Untuk mengetahui hasil

penelitian, menggunakan analisis paired T test bila data berdistribusi normal dan

menggunakan Wilcoxon test bila data tidak berdistribusi normal. Uji normalitas

yang digunakan adalah Shapiro Wilk test. Kemudiaan dilakukan analisis korelasi

terhadap hasil BB responden.

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini diajukan ke ethical cleareance dari panitia Etik Penelitian

PSPD UIN Jakarta (lampiran 2). Semua data yang didapat dari hasil penelitian

maupun kuesioner yang dipergunakan akan dijaga kerahasiannya.

3.8. Alur Penelitian

Responden

Informed consent

Pengisian kuosioner dan pengukuran BB tahap I (hari

ke-0)

Pengambilan darah sampel tahap I (hari ke-0)

Pemberian buah kurma hari ke-1 sampai hari ke-28 (7

kurma per hari)

Pengisian kuosioner dan pengukuran BB tahap II (hari

ke-29)

Pengambilan darah sampel tahap II (hari ke-29)

Penyimpanan serum pada suhu -21o

C agar semua

serum dapat dilakukan pengukuran TG bersamaan

Analisa statistik

Pengukuran kadar TG

Page 35: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

19

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Responden

Data responden melampirkan karakteristik responden. Data responden juga

menunjukkan bahwa responden memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Tabel 4.1

menunjukkan 6 orang responden berjenis kelamin laki- laki (46,2 %) dan 7 orang

perempuan (53,8%).

Tabel 4.1 Karakteristik jenis kelamin responden

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

laki laki 6 46,2

perempuan 7 53,8

Total 13 100,0

Tabel 4.2 Karakteristik usia responden

Usia responden Jumlah Persentase (%)

17 tahun 2 15,4 18 tahun 1 7,7

19 tahun 10 76,9

Total 13 100,0

Responden penelitian ini berusia 17-19 tahun. Tabel 4.2 menunjukkan sebanyak

15,4 % responden penelitian berusia 17 tahun, 7,7 % berusia 18 tahun dan 76,9 %

berusia 19 tahun.

4.2. Hasil Pengukuran Kadar TG Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Gambar 4.1 Perbandingan rerata TG sebelum dan sesudah perlakuan

mean TG pre mean TG post

Series1 152,58 152,38

152,00152,10152,20152,30152,40152,50152,60152,70152,80

Kad

ar T

G (

mg/

dL)

Page 36: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

20

Tabel 4.1 menunjukan perbandingan rerata TG sebelum dan sesudah

perlakuan. Kadar TG mengalami penurunan sebanyak 0.2 mg/dL dari 152,58

14,14 mg/dL menjadi 152,38 12,95 mg/dL. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang

diajukan bahwa terjadi penurunan kadar TG darah sesudah mengkonsumsi kurma.

Adanya penurunan TG diduga karena kurma meningkatkan aktifitas LPL terikat

endotel yang menyebabkan peningkatan lipolisis seperti yang dipaparkan oleh

Vembu dkk.13

Uji normalitas terhadap data kadar TG sebelum dan sesudah perlakuan

menggunakan uji Shapiro-Wilk menunjukkan data yang tidak terdistribusi normal

(p< 0.05), sehingga uji analisis yang selanjutnya dilakukan adalah uji Wilcoxon.

Pada uji Wilcoxon didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan signifikan (p> 0.05)

antara kadar TG sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Freha dkk yang menunjukkan tidak adanya perbedaan

signifikan (p> 0.05) sesudah pemberian kurma varietas Ghars dan Tamesrit pada

individu normal sebanyak 7 buah per hari selama 21 hari. Pada penelitian tersebut,

kadar TG sebelum dan sesudah mengonsumsi kurma Tamersit yaitu 119± 22 mg/dL

dan 115± 31 mg/dL.

4.3. Hasil Rerata Pengukuran BB dan Korelasi dengan Kadar TG

Gambar 4.2 Perbandingan rerata BB sebelum dan sesudah perlakuan

Gambar 4.2 menunjukkan rerata berat badan sebelum perlakuan sebesar

56,65 8,05 kg dan sesudah perlakuan sebesar 57,58 8.5 kg. Terjadi kenaikan

rerata BB sebesar 0.93 kg. Secara statistik, BB sebelum dan sesudah perlakuan

mean BB pre mean BB post

Series1 56,65 57,58

55,00

55,50

56,00

56,50

57,00

57,50

58,00

58,50

BB

(kg

)

Page 37: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

21

dinyatakan memiliki perbedaan yang signifikan (p<0.05) dalam uji T berpasangan

setelah data dinyatakan terdistribusi normal dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk

(p>0.05). Uji Shapiro-Wilk digunakan karena jumlah sample yang digunakan

dalam penelitian ini < 50 responden.

Dilakukan uji korelasi untuk mengetahui besar korelasi BB dengan kadar

TG responden. Karena data yang diperoleh tidak terdistribusi normal, maka

dilakukan uji korelasi Spearman. Hasil uji korelasi Spearman didapatkan p>0.05

yang menyatakan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan. Didapatkan juga

koefisien korelasi sebesar 0.174 yang menyatakan bahwa arah hubungan BB dan

kadar TG responden adalah positif lemah.

4.4. Hasil Pengukuran Kadar TG Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 4.3 menunjukkan rerata kadar TG sebelum dan sesudah perlakuan

berdasarkan jenis kelamin. Didapatkan rerata TG laki- laki sebelum dan sesudah

perlakuan sebanyak 157,55 20,15 mg/dL dan 155,61 17,57 mg/dL, sedangkan

perempuan sebesar 148,32 3,93 mg/dL dan 149,62 7,68 mg/dL. Didapatkan

adanya penurunan kadar TG sebanyak 1,95 mg/dL pada laki- laki dan peningkatan

1,3 mg/dL pada perempuan.

Gambar 4.3 Rerata kadar TG sebelum dan sesudah perlakuan berdasarkan jenis

kelamin

mean TGpre laki2

mean TGpost laki2

mean TGpre pr

mean TGpost pr

Series1 157,55 155,61 148,32 149,62

135,00

140,00

145,00

150,00

155,00

160,00

165,00

TG (

mg/

dL)

Page 38: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

22

Uji Shapiro-Wilk menunjukkan data berdistribusi normal pada kadar TG

perempuan sebelum perlakuan (p> 0.05) dan data tidak berdistribusi normal pada

kadar TG laki- laki sebelum perlakuan (p< 0.05). Adanya data yang tidak

terdistribusi normal pada TG laki- laki sebelum perlakuan dikarenakan terdapat 1

data responden laki- laki yang memiliki kadar TG dengan selisih yang cukup jauh

dibandingkan kadar TG responden laki- laki lainnya. Uji Levene menunjukkan data

kadar TG sebelum perlakuan berdasarkan jenis kelamin homogen (p> 0.05). Uji

Shapiro-Wilk terhadap data TG sesudah perlakuan menunjukkan data berdistribusi

normal pada kedua jenis kelamin (p> 0.05). Uji Levene juga menunjukkan data TG

berdasarkan jenis kelamin homogen (p> 0.05) kecuali berdasarkan rerata (mean)

yang menunjukkan data tidak homogen.

Pada uji T independen didapatkan rerata TG sebelum perlakuan pada laki-

laki sebanyak 157,55 20,15 mg/dL dan perempuan 148,32 3,93 mg/dL

sedangkan kadar rerata TG sesudah perlakuan sebesar 155,61 17,57 mg/dL dan

149,62 7,68 mg/dL. Kadar TG laki- laki sebelum perlakuan lebih tinggi 9,29

mg/dL dan sesudah perlakuan lebih tinggi 5.99 mg/dL. Hal ini diduga berhubungan

dengan pengaruh estrogen pada perempuan premenopause terhadap proses lipolisis.

Mittendorfer dkk melaporkan bahwa kecepatan lipolisis tubuh perempuan

seutuhnya saat puasa lebih besar daripada laki- laki. Hal ini menunjukkan kadar TG

saat puasa pada wanita lebih rendah dari pada laki- laki. 33

4.5. Hasil Informasi Aktifitas Responden

Untuk meminimalisir bias dengan faktor lain, responden mengisi kuesioner

sebelum dan sesudah mengonsumsi kurma (lampiran 5). Kuesioner berisi

pertanyaan mengenai pola makan sehari-hari dan aktivitas fisik responden sebelum

dan sesudah perlakuan, riwayat penyakit responden dan riwayat penyakit metabolik

pada keluarga.

Data kuesioner yang diperoleh kemudian dilakukan skoring total. Hasilnya

adalah tidak ada perubahan yang signifikan pada faktor makanan dan aktivitas fisik

responden sebelum dan sesudah perlakuan. Selain itu, tidak didapatkan penyakit

metabolik pada diri responden pada hasil pengisian kuesioner.

Page 39: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

23

4.6. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa terdapat banyak keterbatasan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Peneliti tidak dapat menyeragamkan asupan makan tiap responden.

Peneliti tidak memberi intervensi terhadap pola makan responden.

2. Peneliti tidak meneliti mengenai kandungan zat tiap buah kurma Ajwa.

3. Kuesioner yang digunakan tidak dilakukan validasi terlebih dahulu

Page 40: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

24

BAB V

SIMPULAN

Adapun simpulan pada penelitian ini adalah:

1. Terjadi penurunan kadar TG yg tidak signifikan sesudah pemberian kurma

selama 28 hari.

2. Terdapat peningkatan BB sesudah mengkonsumsi kurma dan tidak

berhubungan dengan kadar TG

3. Kadar TG pada laki- laki lebih tinggi daripada perempuan, sebelum maupun

sesudah pemberian kurma

Page 41: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

25

SARAN

1. Penelitian lebih lanjut mengenai hubungan pemberian kurma terhadap kadar

TG darah dengan menyeragamkan pola makan responden.

2. Penelitian lebih lanjut mengenai zat aktif dalam tiap buah kurma.

3. Diperlukan kuisioner mengenai pola makan, pola aktivitas, riwayat

penyakit, dan riwayat penyakit keluarga yang sudah divalidasi.

Page 42: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

26

DAFTAR PUSTAKA

1. Pejic R N and Lee D T. Hypertiglyceridemia. J Am Board Fam Med

2006;19(3):310-6

2. Yuan G, Shali K Z A and Hegele R G. Review Hipertriglycerides: It’s

Etiology, Effectts and Treatment. Canadian Medical Association Journal

2007; 176(8):1113-20

3. Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults

(Adult Treatment Panel III)- Final Report. American Heart Association.

National Cholesterol Education Program National Heart, Lung, and Blood,

Institute National, Institutes of Health. NIH Publication 2002. No. 02-5215:

3189

4. Wang F, Ye P, Hu D, Min Y, Zhao S, Wang Y et al. Lipid-lowering therapy

and lipid goal attainment in patients with metabolic syndrome in China:

Subgroup analysis of the Dyslipidemia International Study-China (DYSIS-

China). Atherosclerosis 2014;237:99-105

5. Soewondo P, Purnamasari D, Oemardi M, Waspadji S, Soegondo S.

Prevalence of Metabolic Syndrome Using NCEP/ATP III Criteria in

Jakarta, Indonesia: The Jakarta Primary Non-communicable Disease Risk

Factors Surveillance 2006. Acta Med Indones-Indones J Intern Med

2010;42(2):199-203

6. Dwipayana M P, Suastika K, Saraswati IMR, Gotera W, Budhiarta AAG,

Sutanegara, et al. Prevalensi sindroma metabolik pada populasi penduduk

Bali, Indonesia. Jurnal Penyakit Dalam 2011;12(1):1-5

7. RISKESDAS. Badan Penelitian dan Pengenbangan Kesehatan Kementrian

Kesehatan RI 2013: 4

8. Talayero B G, Sacks F M. The Role of Triglycerides in Atherosclerosis.

Curr Cardiol Rep 2011 Des;13(6): 544-52

9. Berglund L, Evaluation and treatment of hypertriglyceridemia; an endocrine

society clinical practice guideline. The journal of clinical endocrinology and

metabolism. 2012; 97: 2969-89

10. Rahmani HA, Aly MS, Ali H, Babiker YA, Srikar S, Khan AA. Review

Article: Therapeutic effect of date fruits (Phoenix dactylifera) in the

prevention of disease via modulation of anti-inflammatory, anti-oxsidant,

and anti-tumour activity. International Journal of Clinical and Experimental

Medicine. 2014 Mar 30;7(3):483-91

11. Rock W, Rossenblat M, Borocov-Neori H, Volkova N, Judeinstein S, Elias

M, et al. Effects of date (Phoenix dactylifera L., Medjool or Hallawi

Page 43: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

27

Variety) concumption by healthy subjects on serum glucose and lipid levels

and on serum oxidative status: a pilot study. J Agric Food Chem. 2009 Sep

9;57(17):8010-7

12. Mard S A, Jalalvand K, Jafarinejad M, Balochi H, Naseri M K G. Malaysian

J. Med Sci Oct- Des 2010;17(4): 4-11

13. Vembu S, Sivanasan D, Prasanna G. Effect of Phoenix dactylifera on high

fat diet induced obesity. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research

2012;4(1):348-52

14. Freha G and Cherifa H. Study of the effect of dates on blood glucose and

lipid profile in healthy human subjects. International Journal of

Pharmaceutical, Chemical and Biological Sciences. 2013;3(3):826-33.

15. FAO. 2002. Date palm cultivation [artikel]. WHO. Diakses 2014 Jan 1.

Website: http://www.fao.org/docrep/

16. New Crop. Date: Phoenix Dactylifera [artikel]. Diakses 2014 Jan 1.

Website: http://www.hort.purdue.edu/newcrop/morton/date.html

17. Manickavasagan, Essa M, Sukumar (ed). Dates: Production, Processing,

Food, Medicinal Values. US: CRC Press. 2012. 88, 292

18. Anonim. Bab II Tinjauan Pustaka [repository]. Medan. USU. Diakses 2014

Mar 31. Website: repository.usu.ac.id/bitstream/

19. Ali A, Al Kindi Y S and Al-Said F. Chemical composition and glycemic

index of three varieties of Omani dates. International journal of food

sciences and nutrition 2009;60(4):51-62.

20. Sohaimy S A, Hafez E E. Biochemical and Nutritional of Date Palm Fruits

(Phoenix dactylifera L). Journal of Applied Sciences Research

2010;6(8):1060-7

21. Ogungbenle N H. Chemical and Fatty acid compositions of date palm fruit

(Phoenix dactylifera) flour. Bangladesh Journal of scientific and industrial

research 2011;46(2):255- 8.

22. Assirey E A R. Nutritional composition of fruit of 10 date palm (Phoenix

dactylifera L) cultivars grown in saudi arabia. Departement of chemistry,

college of science, Taibah University. Journal of Taibah University for

science 2015;9:75-9

23. Kahrizi D, Molsaghi M, Faramarzi A, Yari K, Kazemi E, Farhadzadeh A

M, et al. Medicinal Plants in Holy Quran. American Journal of Scientific

Research 2012;42:62-71

Page 44: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

28

24. Khadem N, Sharaphy A, Latifnejad R, Hammod N, Ibrahimzadeh S.

Comparing the Efficacy of Dates and Oxytocin in the Management of

Postpartum Hemorrhage. Shiraz E-Medical Journal. Department of Internal

Medicine 2007;8(2):

25. Botham K M, Mayes P A. Pengangkutan dan Penyimpanan Lipid. In:

Murray R K, Granner D K, Rodwell V W. Biokimia Harper ed 7. Jakarta.

ECG 2006. 225-38

26. Miller M, Stone N J, Ballantyne C, Bittner V, Criqui M H, Ginsberg H N,

et al. Triglycerides and cardiovascular disease. American Heart Association

2011;123:2297-300

27. Antman E M, Selwyn A P, Braunwald E, Loscalzo J. Ischemic Heart

Disease in Harrison’s Principles of Internal Medicine ed 7 (Fauci ed). USA.

Mc Graw Hill Medicine. 2008. 1501-4

28. Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell. Robbins Basic Pathology. Ed 8. China.

Elsevier Saunders. 2007. p.654

29. Hasan I. Perlemakan Hati Non Alkoholik. In: Aru W Sudoyo, editor. Ilmu

Penyakit Dalam. Jakarta. EGC. 2012. p 464

30. Pratiwi N A. Pembahasan trigliserida. [artikel]. Diakses 2015 april 15.

Website: http:// www.scribd.com/mobile/doc/

31. Anonim. Dietary guideline for America 2010. US Departement of

Agriculture and US Departement of Health and Human Services. [artikel].

diakses 2015. Website:http:// www.dietarygiudeline.gov

32. Mittendorfer B, Horowitz J F, Klein S. Gender differences in lipid and

glucose kinetics during short term fasting. Am J Physiol Endocrinol Metab

2001;281:1333-9

33. Kemdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online. [laman

internet]. Diakses 2015 Oct 05. Website:http://kbbi.web.id/

Page 45: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

29

Lampiran 1. Hasil Determinasi Buah Kurma Ajwa

Gambar 7.1 Lembar Hasil Determinasi Kurma (Phoenix dactylifera L.)

Page 46: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

30

Lampiran 2. Surat Tanda Terima Penyerahan Komisi Etik

Surat Tanda Terima

Komisi Etik

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Jakarta

2014/2015

Nama Mahasiswa : Annisafitriaa

NIM : 1112103000088

Judul Penelitian : Hubungan Pemberian kurma terhadap kadar TG darah

Tanggal Terima :

Nama Penerima :

Peneliti, Penerima,

Annisafitria ( …………………………)

Page 47: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

31

(lanjutan)

Gambar 7.2 Lembar Permohonan Ethical Approval

Page 48: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

32

Lampiran 3. Lembar Persetujuan Responden Penelitian

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA ( Phoenix dactylifera L) TERHADAP

KADAR TG DARAH.

Saat ini saya Annisafitria mahasiswa PSPD UIN Jakarta angkatan 2012 sedang

melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pemberian Kurma (Phoenix

dactylifera L) terhadap kadar TG darah. Pada penelitian ini saya akan memberikan

kurma sebanyak 7 buah sebagai makanan ringan selama 28 hari. Kemudian, akan

dilakukan pengambilan darah partisipan sebanyak 2 kali yaitu3 cc sebelum

mengonsumsi kurma (dianggap hari ke-0) dan 3cc setelah mengonsumsi kurma

(pada hari ke-29). Pengambilan darah dilakukan oleh analis yang sudah

berpengalaman. Untuk itu, dengan hormat saya memohon kesediaan anda untuk

ikut serta dalam penelitian ini.

Setelah membaca penjelasan diatas, bahwa yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama:

Umur: tahun

Alamat:

Dengan sukarela diikutsertakan dalam penelitian ini. Segala hal yang menyangkut

kerahasiaan tentang partisipan akan terjaga dengan baik oleh peneliti.

Jakarta, 25 November 2014

Mengetahui,

(________________) (Annisafitria)

Responden penelitian Peneliti

Page 49: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

33

Lampiran 4. Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KURMA TERHADAP KADAR TG

DARAH PADA MAHASISWA PSPD TINGKAT II PERIODE 2014/2015

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Kami dari PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta angkatan 2012 sedang melakukan penelitian mengenai hubungan

pemberian kurma terhadap kadar TG darah pada mahasiswa PSPD tingkat II

periode 2014/2015. Penelitian ini dilakukan untuk penyusunan skripsi. Tidak ada

jawaban yang benar maupun salah. Identitas Saudara/I akan dirahasiakan. Dengan

ini kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan Saudara/I untuk menjadi

responden dalam penelitian ini.

I. IDENTITAS PASIEN

1. Nama Responden :

2. Umur :

3. Tanggal lahir :

4. Alamat :

II. HASIL PENGUKURAN STATUS GIZI

a. Tinggi badan : ………………….. cm

b. Berat badan : ………………….. kg

III. KUESIONER ASUPAN MAKANAN

1. Berapa kali anda mengkonsumsi makanan dalam sehari?

a. > 3 kali/hari

b. ≤ 3 kali/hari

Page 50: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

34

(lanjutan)

2. Bahan makanan apa yang sering anda konsumsi sehari-hari?

Makanan Pokok 1. Nasi

2. Roti

3. Jagung

4. Ubi

Lauk Hewani 1. Ikan (tongkol, bandeng, teri,

dll)

2. Daging

3. Telur

4. ....

Jajanan/Cemilan 1. Goreng-gorengan

2. Mie goreng

3. Bakso

4. ....

IV. KUESIONER AKTIVITAS FISIK

1. Apakah yang anda lakukan/kebiasaan sehari-hari?

a. Mahasiswa saja (kuliah, pulang)

b. Mahasiswa & aktif di organisasi (kuliah, rapat, pulang)

c. Mahasiswa & aktif di dua atau lebih organisasi

d. Mahasiswa dan melakukan ativitas memasak, mencuci, menyetrika

2. Apakah anda sering berolahraga?

a. Ya

b. Tidak

3. Jika ya, olahraga apa yang sering anda lakukan

a. Jogging, push up, sit up

b. Bersepeda, senam aerobik, berenang

c. Futsal, basket, taekwondo

d. (jika ada yang lain sebutkan)..................................

Page 51: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

35

(lanjutan)

4. Seberapa sering anda berolahraga?

a. 1 kali/minggu

b. 2 kali/minggu

c. > 2 kali/minggu

5. Berapa lama waktu yang anda butuhkan setiap kali berolahraga?

a. < 30 menit

b. ≥ 30 menit

V. KUESIONER RIWAYAT PENYAKIT

1. Apakah satu minggu terakhir ini anda memiliki suatu penyakit?

a. Ya b. Tidak

2. Jika Ya, sebutkan ….

3. Apakah anda memiliki penyakit metabolik? (pilih salah satu di bawah

ini)

a. Diabetes Mellitus

b. Hiperlipidemia

c. Hiperkolesterolemia

d. Obesitas

4. Apakah ada anggota keluarga anda yang menderita obesitas?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah bapak/ibu anda saat ini sedang menderita penyakit metabolik? (jika

ya, sebutkan)

a. Diabetes Mellitus

b. Hiperlipidemia

c. Hiperkolesterolemia

d. Obesitas

Page 52: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

36

Lampiran 5. Alat dan Bahan Penelitian

Gambar 7.3 Sentrifugator EBA

21 HeHich Zentrifugen

Gambar 7.4 Spektrofotometer

Hitachi U-2910

Gambar 7.5 Hand gloves,

Mikropipet, Tip kuning dan tip

biru, Tissue ( dari kiri ke kanan)

Gambar 7.6 Tabung reaksi

Gambar 7.8 Pengukur berat

dan tinggi merk SECA

Gambar 7.7 Alcohol swab

Page 53: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

37

Gambar 7.9 Serum responden

Gambar 7.10. Reagen TG Dsi

(R1 Cat.-116392) dan Standar

TG (dari kiri ke kanan)

Page 54: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

38

Lampiran 6. Proses Penelitian

Gambar.7.11. Serum responden

yang telah dicampurkan dengan

reagen TG dan diinkubasi selama

20 menit

Gambar.7.12. Pengambilan

darah responden oleh analis

yang berpengalaman.

Gambar.7.13. Hasil sentrifugasi

darah responden

Gambar.7.15. Pengambilan

serum responden

Gambar.7.14. Pengambilan

reagen TG

Gambar.7.16. Peletakan

vacutener kedalam

sentrifugator

Page 55: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

39

Gambar.7.17. Peletakan kuvet

kedalam spektrofotometer Gambar.7.18. Peletakan serum

kedalam tabung reaksi

menggunakan mikropipet dan

tip kuning

Page 56: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

40

Lampiran 7. Hasil pengukuran BB 13 partisipan sebelum dan sesudah pemberian

kurma

Sampel BB hari ke-0 (kg) BB hari ke-29 (kg)

1 65 64,95

2 64,8 66,5

3 62,8 64

H 48 49,99

5 52 53

6 73 75,7

7 54 55,1

8 51 51,9

9 57,9 57,9

10 51,3 51,3

11 54 55

12 58,6 59,6

13 44 43,6

Page 57: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

41

Lampiran 8. Hasil pengukuran kadar TG 13 partisipan sebelum dan sesudah

pemberian kurma

No. Nama NIM Jenis Kelamin Usia TG sebelum

perlakuan

1 A1TG1 1113103000001 Laki-laki 18 tahun 147,16

2 A2TG1 1113103000020 Laki-laki 19 tahun 197,85

3 A3TG1 1113103000026 Laki-laki 19 tahun 154,53

4 A4TG1 1113103000018 Perempuan 17 tahun 149,16

5 A5TG1 1113103000027 Perempuan 19 tahun 140,39

6 A6TG1 1113103000035 Perempuan 19 tahun 149,00

7 A7TG1 1113103000041 Perempuan 19 tahun 153,3

8 A8TG1 1113103000044 Perempuan 19 tahun 147,31

9 A9TG1 1113103000045 Perempuan 19 tahun 149,46

10 A10TG1 1113103000068 Perempuan 17 tahun 149,62

11 A11TG1 1113103000071 Laki-laki 19 tahun 149,77

12 A12TG1 1113103000072 Laki-laki 19 tahun 152,84

13 A13TG1 1113103000077 Laki-laki 19 tahun 143,16

Page 58: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

42

Lampiran 9. Analisis statistik kadar TG

1. Data Responden

jenis_kelamin

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

laki- laki 6 46,2 46,2 46,2

perempuan 7 53,8 53,8 100,0

Total 13 100,0 100,0

usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

17 tahun 2 15,4 15,4 15,4

18 tahun 1 7,7 7,7 23,1

19 tahun 10 76,9 76,9 100,0

Total 13 100,0 100,0

2. BB responden sebelum dan sesudah perlakuan (Uji normalitas Shapiro-

Wilk dan T berpasangan) dan korelasi TG dan BB (Uji korelasi Spearman)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

BB_pre ,167 13 ,200* ,967 13 ,853

BB_post ,153 13 ,200* ,966 13 ,847

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference Lower Upper

BB_pre -

BB_post

-,93385 ,88627 ,24581 -1,46941 -,39828 -

3,799

12 ,003

Correlations

TG_gabungan BB_gabungan

Spearman's rho

TG_gabungan

Correlation Coefficient 1,000 ,174

Sig. (1-tailed) . ,197

N 26 26

BB_gabungan

Correlation Coefficient ,174 1,000

Sig. (1-tailed) ,197 .

N 26 26

Page 59: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

43

3. Kadar TG sebelum dan sesudah perlakuan (Uji normalitas Shapiro-Wilk dan

uji Wilcoxon)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TG_pre ,368 13 ,000 ,574 13 ,000

TG_post ,286 13 ,005 ,812 13 ,009

a. Lilliefors Significance Correction

Wilcoxon signed rank test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

TG_post - TG_pre

Negative Ranks 7a 6,79 47,50

Positive Ranks 6b 7,25 43,50

Ties 0c

Total 13

a. TG_post < TG_pre

b. TG_post > TG_pre

c. TG_post = TG_pre

Test Statisticsa

TG_post - TG_pre

Z -,140b

Asymp. Sig. (2-tailed) ,889

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

4. kadar TG menurut jenis kelamin sebelum dan sesudah pemberian kurma

(Uji normalitas Shapiro-Wilk, homogenitas dan independen T)

Tests of Normality

jenis kelamin fix Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TG_pre laki- laki ,393 6 ,004 ,693 6 ,005

perempuan ,283 7 ,095 ,836 7 ,090

TG_post laki- laki ,393 6 ,004 ,693 6 ,005

perempuan ,283 7 ,095 ,836 7 ,090

a. Lilliefors Significance Correction

Page 60: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

44

(lanjutan)

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

TG_pre

Based on Mean 4,225 1 11 ,064

Based on Median 1,627 1 11 ,228

Based on Median and with

adjusted df

1,627 1 5,403 ,254

Based on trimmed mean 3,058 1 11 ,108

TG_post

Based on Mean 4,225 1 11 ,064

Based on Median 1,627 1 11 ,228

Based on Median and with

adjusted df

1,627 1 5,403 ,254

Based on trimmed mean 3,058 1 11 ,108

Group Statistics

jenis kelamin fix N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

TG_pre laki- laki 6 157,5517 20,15414 8,22789

perempuan 7 148,3200 3,93410 1,48695

TG_post laki- laki 6 157,5517 20,15414 8,22789

perempuan 7 148,3200 3,93410 1,48695

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

TG_pre

Equal

variances

assumed

4,225 ,064 1,194 11 ,258 9,23167 7,73052 -7,78309 26,24642

Equal

variances

not

assumed

1,104 5,327 ,317 9,23167 8,36118 -11,87036 30,33370

TG_post

Equal

variances

assumed

4,225 ,064 1,194 11 ,258 9,23167 7,73052 -7,78309 26,24642

Equal

variances

not

assumed

1,104 5,327 ,317 9,23167 8,36118 -11,87036 30,33370

Page 61: HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37983/1/... · Hipertrigliserida adalah salah satu kriteria sindrom metabolik (MetS) menurut

45

Lampiran 10. Riwayat Penulis

RIWAYAT HIDUP

Nama : Annisafitria

Usia : 21 tahun

Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 28 September 1994

Alamat : Jl Raden Fatah rt 005 rw 010 Parung Serab Ciledug

Tangerang

Jl Sarapada rt 002 rw 006 Sidakaton Dukuhturi

Tegal

No. Hp : 089677171290

Email : [email protected]

[email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri Paninggilan 03 Tangerang 2000-2006

2. SMP Plus Salafiyah Pemalang 2006-2009

3. MA Al Hikmah 2 Benda Brebes 2009-2012

4. PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012-sekarang