HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA...
Transcript of HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA...
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA YANG
BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA TERHADAP PRESTASI
AKADEMIK (IPK)
( Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Semester 6)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Wilda Shifa Fauziyah
NIM : 1110015000037
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
i
ABSTRAK
Wilda Shifa Fauziyah (NIM:1110015000037). Hubungan Motivasi Belajar Antara
Mahasiswa yang Bekerja dan tidak Bekerja terhadap IPK ( Studi Penelitian pada
Mahasiswa pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah) Skripsi Program Studi
Ekonomi/Akuntansi. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UNiverstitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar mahasiswa antara
yang bekerja dan tidak bekerja terhadap prestasi akademik mahasiswa/IPK. Data dikumpulkan dari
50 mahasiswa Pendidikan IPS, 25 dari mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dan 25 dari
mahasiswa yang hanya kuliah saja. Dengan menggunakan sampel purposive sampling. Variabel
yang diukur adalah motivasi belajar dan prestasi akademik (IPK). Untuk variabel motivasi belajar
dengan menggunakan angket yang diberikan kepada 50 mahasiswa. Sedangkan variabel prestasi
akademik (IPK) di dapat dari data IPK mahasiswa yang diambil dari data Akademik Pusat FITK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi. Hasil
dari penelitian ini menunjukan r (hasil korelasi) mahasiswa yang kuliah sambil bekerja 0,128 dan
motivasi mahasiswa yang hanya kuliah saja 0,08 maka dapat diinterpretasikan bahwa sumbangan
motivasi belajar terhadap hasil belajar rendah dan motivasi belajar mahasiswa yang kuliah sambil
bekerja lebih besar dibendingkan dengan mahasiswa yanh hanya kuliah saja.
Kata kunci: Motivasi belajar, mahasiswa, bekerja, IPK
ii
ABSTRACT
Wilda Shifa Fauziyah (NIM:1110015000037). Correlation of Students Motivation
between students who work and do not work through academic achievement index ( Study of
research on Social Sciences Students Faculty of Tarbiya and Teachers Training State Islamic
University Syarif Hidayatullah Jakarta) Skripsi Study of Economic Program/Accounting. Social
Science Department Faculty of Tarbiya and Teachers Training State Islamic University Syarif
Hidayatullah Jakarta.
This research aimed to know the relation between students motivation who work and do
not work through the academic achievement index. The data was collected from 50 students of
Social Sciences. It divided into 2 groups between working and not working. Each group consisted
25 students.
The data was taken by using the purposive sample. The measured variables were learning
motivation and academic achievement index. The data on variable of learning motivation was
measured by using questioner that spread out to 50 students. While variable of academic
achievement index was taken from academic achievement index of students in Academic Centre of
Faculty of Tarbiya and Teachers Training State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta.
This research used quantitative method by designing descriptive correlation. The result of
this research shows “r” (Correlation Result) students who are work 0,128 and motivation of
students who are not working are only 0,08. So, it can be interpreted that learning motivation of
students through learning result was low and learning motivation of students who study while
working was higher than the students who are only study.
Key word: learning motivation, students, work, academic achievement index.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat kepada Allah SWT. yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Motivasi Belajar antara
Mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja terhadap Prestasi Akademik
(IPK) ”. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan
sahabatnya. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi, penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, baik berupa dorongan moril maupun materil. Karena penulis
yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Maka penulis mengucapkan rasa syukur dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA serta para pembantu
dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. Dan
Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS, Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si beserta
seluruh staf Jurusan Pendidikan IPS yang telah mendukung dan
memberikan izin untuk mengadakan penelitian di Jurusan Pendidikan IPS
3. Dosen Pembimbing Skripsi, yaitu Bu Tri Hajarwati, M.Si dan Pak Andri
Noor Andriansyah,yang tulus dan ikhlas memberikan bimbingan, bantuan
dan motivasinya untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan IPS yang senantiasa
mengajarkan ilmu dan memberikan arti pendidikan dalam kehidupan dunia
iv
dan akhirat, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan
lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat
bermanfaat dikemudian hari.
5. Ayahanda Muhammad Komarudin, Ibunda Khadijah yang kasih
sayangnya tak terbatas, doa, didikan, nasihat dan semngat yang diberikan
senantiasa menjadi pengobat rasa lelah dan pemicu untuk menjadi lebih
baik
6. Adik-adiku Sani Elida Fitri dan Ima Siti Fatimah yang selalu memotivasi
dan memberikan cita, harapan dan suka cita
7. Teman-teman mahasiswa Pendidikan IPS semester 6 yang telah membantu
mengisi kuesioner
8. Teman-teman seperjuangan Jurusan Ekonomi yang telah memberikan
dukungan kepada penulis
9. Teman-teman kahfi Motivator School yang selalu memberikan semangat
dan membuat hari menjadi lebih bermanfaat. Terutama kepada Nur Aini
AB yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini
10. Sahabat FACE (Forum Akhwat Ceria) yang telah berbagi canda tawa.
Penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala dan rahmat
dari Allah SWT. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT.
meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, amin.
Jakarta, 25 Juni 2015
Wilda Shifa Fauziyah
NIM. 111001500037
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTENSIS
A. Deskripsi Teori ........................................................................................... 9
1. Hakikat Motivasi .................................................................................. 9
2. Hakikat belajar ..................................................................................... 11
3. Hakikat motivasi belajar ...................................................................... 15
4. Hakikat Mahasiswa .............................................................................. 16
5. Hakikat bekerja .................................................................................... 17
6. Hakikat mahasiswa yang bekerja ......................................................... 19
7. Hakikat prestasi akademik ................................................................... 20
B. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 21
C. Perumusan Hipnotis ................................................................................... 26
D. Penelitian yang relevan .............................................................................. 26
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Waktu Penelitian ........................................................................... 29
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................... 30
C. Populasi dan Simpati .................................................................................. 30
D. Teknik Penyimpulan Data .......................................................................... 32
E. Variabel Penelitian ..................................................................................... 33
F. Instrument Penelitian ................................................................................. 33
G. Pengetahuan Data dan Analisis Data ......................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Data ............................................................................................ 43
B. Analisis Data dan Interpretasi Data............................................................ 69
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 74
B. Saran ........................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................... 77
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Yang Relevan …………………………………………… 27
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian …………………………………………………… 29
Tabel 3.2 Bobot Penilaian Skala Likert ……………………………………….. 34
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Angket …………………………………………... 39
Tabel 4.1 Deksripsi Statistik Motivasi Belajar Mahasiswa yang bekerja…….. 44
Tabel 4.2 Frekuensi Skor Motivasi Belajar Mahasiswa yang bekerja ………... 45
Tabel 4.3 Indeks tingkat Motivasi belajar mahasiswa yang bekerja …………. 46
Tabel 4.5 Deskripsi Statistik Motivasi Mahasiswa yang kuliah saja………… 47
Tabel 4.6 Frekuensi Motivasi Mahasiswa yang Kuliah saja ………………… 48
Tabel 4.7 Indeks Tingkat Motivasi Belajar Mahasiswa yang kuliah saja ……. 50
Tabel 4.8 Data Statistik IPK Mahasiswa yang bekerja ………………………. 52
Tabel 4.9 Frekuensi Nilai IPK Mahasiswa yang bekerja ……………………. 53
Tabel 4.10 Tingkat IPK Mahasiswa yang bekerja …………………………… 55
Tabel 4.11 Deskripsi Statistik IPK Mahasiswa yang kuliah saja ……………. 56
Tabel 4.12 Frekuensi Nilai IPK Mahasiswa yang kuliah saja………………. 56
Tabel 4.13 Tingkat nilai IPK Mahasiswa yang kuliah saja ………………… 58
Tabel 4.14 Variabel Entrered/ Removed ……………………………………. 60
Tabel 4.15 Hasil perhitungan Korelasi antara Motivasi Belajar dan IPK ……61
Tabel 4.16 Variabel Entrered/Removed ……………………………………… 62
Tabel 4.17 Hasil perhitungan Korelasi antara Motivasi Belajar dan IPK …….63
Tabel 4.18 Model Summary Motivasi belajar mahasiswa yang kerja ………..65
Tabel 4.19 Model Summary Motivasi belajar mahasiswa kuliah saja ……….66
Tabel 4.20 Coefficients Motivasi belajar mahasiswa yang kerja …………….66
Tabel 4.21 Model Summary …………………………………………………. 67
Tabel 4.22 Coefficients Motivasi belajar yang kuliah saja …………………..68
Tabel 4.23 Model Summary …………………………………………………. 68
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 kerangka berpikir ……………………………………………….25
Gambar 4.1 Motivasi Belajar Mahasiswa yang bekerja …………………….46
Gambar 4.2 Motivasi Belajar Mahasiswa yang kuliah saja …………………49
Gambar 4.3 Motivasi Belajar antara mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja 51
Gambar 4.2 IPK Mahasiswa yang bekerja …………………………………. 54
Gambar 4.5 IPK Mahasiswa yang kuliah saja ……………………………… 58
Gambar 4.6 IPK Mahasiswa antara yang bekerja dan tidak bekerja ……… 59
Gambar 4.7 Scatterplot Mahasiswa yang bekerja …………………………. 67
Gambar 4.8 Scatterplot Mahasiswa yang kuliah saja ……………………… 69
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Motivasi Belajar
Lampiran 2 Nilai IPK Mahasiswa Pendidikan IPS Semester 6
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas
hidup yaitu diharapkan melalui proses tersebut manusia dapat memahami
apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan
tugas hidup dan kehidupan secara benar.1 Oleh karena itu pendidikan
merupakan langkah yang paling utama dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Dengan kondisi Indonesia yang termasuk ke dalam
negara berkembang tentunya meningkatkan sumber daya manusia melalui
pendidikan merupakan hal yang sangat penting, maka tidak
mengeherankan jika dikatakan bahwa majunya suatu bangsa bisa dilihat
dari bagaimana kondisi pendidikannya.
Pada umumnya kondisi pendidikan di negara berkembang
mengalami berbagai macam persoalan diantaranya sarana dan prasarana
yang belum memadai, mahalnya biaya pendidikan, kurangnya kompetensi
pendidik dan banyak hal lainnya. Jenjang pendidikan yang ada di
Indonesia adalah Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah Menengah Atas (SMA) dan pendidikan tinggi di
perkuliahan.Pendidikan sangat berperan untuk meningkatkan Sumber
Daya Manusia (SDM). Salah satu komponen pembangunan SDM adalah
perguruan tinggi. Perguruan tinggi dengan Tri Dharma merupakan cikal
bakal pembangunan manusia Indonesia yang tidak hanya cerdas secara
intelektual namun juga cerdas secara spiritual dan akal. Namun biayanya
yang relatif tinggi dan tidak di gratiskan oleh pemerintah menyebabkan
banyak yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan
tinggi. Tetapi ada juga yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi karena
bantuan biaya orang tua, tetapi bagi seseorang yang sangat termotivasi
1 Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. (Jakarta : Rosdakarya, 2011), h. 2
2
untuk kuliah maka ia akan berusaha mencari solusi agar ia bisa berkuliah
tanpa memberatkan orang tua yaitu dengan kuliah sambil bekerja.
Setiap individu memiliki kondisi internal, yang disebut dengan
motivasi sehingga dengan motivasi tersebut ia memiliki dorongan dasar
yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada
diri seseorang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan
dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang
didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan
motivasi yang mendasarinya.
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati langsung, tetapi
dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan,
dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.2
Motivasi menurut Sumardi Suryabrata3 adalah keadaan dalam pibadi
seseorang yang mendorong inividu untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu guna mencapai suatu tujuan. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang itu didorong oleh kekuatan dalam diri orang itu, kekuatan inilah
yang disebut dengan motivasi.
Sehubungan dengan kebutuhan hidup manusia yang mendasari
timbulnya motivasi, Maslow mengungkapkan bahwa kebutuhan dasar
hidup manusia terbagi atas lima tingkatan, yaitu kebutuhan fisiologis,
kebutuhan kemananan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan harga diri, dan
kebutuhan aktualisasi diri.4 Kebutuhan itulah yang menjadi motivasi bagi
seseorang untuk melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. Kebutuhan-
kebutuhan itu diurutkan berdasarkan urutan kebutuhan yang paling rendah
yaitu kebutuhan fisiologis, kemudian meningkat sampai tingkatan paling
tinggi yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. Jika kebutuhan fisiologis
sudah terpenuhi maka seseorang akan termotivasi untuk memenuhi 2 Hamzah B. Uno, Teori motivasi dan pengukurannya,(Jakarta:Bumi Aksara,2008), h.1
3 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1984), h. 70
4 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: BUah Aksara, 2006) h. 101-102
3
kebutuhan lain yang berada pada tingkat yang lebih tinggi yaitu kebutuhan
keamanan dan begitu seterusnya. Hal itu juga berlaku saat kita belajar di
jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi merupakan jenjang
pendidikan yang sangat diharapkan oleh banyak orang. Jenjang pendidikan
ini sangat berpengaruh terhadap kualitas diri seseorang terutama berkaitan
dengan hal mendapatkan pekerjaan dan kesuksesan. Hal tersebut
disebabkan karena melalui pendidikan, seseorang akan mampu
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya pekerjaan dan kesuksesan
itulah yang dijadikan sebagai motivasi dalam menuntut pendidikan tinggi.
Namun dewasa ini, biaya pendidikan dan biaya hidup mahasiswa relatif
mahal sehingga memunculkan suatu fenomena yang berkembang yaitu
banyak mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.
Menurut Motte dan Schwartz, 2009. Kuliah sambil bekerja juga
memiliki dampak positif maupun negatif bagi mahasiswa. Dampak positif
kuliah sambil bekerja yaitu dengan bekerja mahasiswa dapat membantu
orang tua dalam membiayai kuliah, memperoleh pengalaman kerja serta
kemandirian ekonomis. Namun, disisi lain mahasiswa yang kuliah sambil
bekerja perlu mewaspadai masalah yang akan muncul seperti melalaikan
tugas utamanya yaitu belajar. Masalah ini muncul karena biasanya
mahasiswa yang sudah bekerja merasa bahwa dirinya sudah dapat
memperoleh uang dan kuliah hanya sebagai kewajiban agar lulus,
memperoleh gelar dan ijazah, bahwa hal yang menjadi kendala dalam
kuliah sambil bekerja yaitu tidak mudah membagi waktu antara kuliah,
kerja, istirahat dan urusan lain.5
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi.
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah
laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk
melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan yang ada dalam dirinya.
Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi
tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.6
Belajar adalah perolehan pengalaman baru oleh sesorang dalam bentuk
prubahan prilaku yang relatif menetap, sebagai akibat adanya proses
dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek (pengetahuan) atau 5 Aniatul Hidayah, “Gambaran motivasi belajar mahasiswa Keperawatan UIN yang kuliah sambil
bekerja” Skripsi Universitas Indonesia, Jakarta, 2012, h. 16 6 Hamzah B.Uno, Teori motivasi dan pengukurannya,(Jakarta:Bumi Aksara,2008), h. 1
4
melalui suatu objek yang ada dalam lingkungan belajar.7 Jadi Motivasi
belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada seseorang yang sedang
belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan
beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam belajar.8
Motivasi belajar dapat dikatakan sebagai faktor yang menentukan
kualitas mahasiswa dalam belajar sebab tanpa belajar mahasiswa akan
tetap malas meskipun pengaturan waktu dan strategi belajar sudah
dilaksanakan. Motivasi belajar inilah yang mendorong mahasiswa untuk
melakukan aktivitas belajar penunjang lainnya.
Terdapat beberapa faktor lain yang lebih signifikan dalam
mempengaruhi motivasi atau kecenderungan mahasiswa untuk belajar,
selain karena faktor mahasiswa tersebut bekerja. Faktor-faktor tersebut
dapat berasal dari dalam diri mahasiswa (faktor intrinsik) dan faktor yang
berasal dari luar diri mahasiswa (faktor ekstrinsik). Faktor yang berasal
dari dalam diri mahasiswa dapat berupa motivasi mahasiswa untuk
berprestasi, minat terhadap materi yang diajarkan, konsep diridan cara
belajar yang digunakan oleh mahasiswa. Sedangkan faktor yang berasal
dari luar diri mahasiswa misalnya status ekonomi dan dukungan keluarga,
lingkungan tempat tinggal, lingkungan tempat belajar (kampus) dan faktor
pekerjaan.9
Hasil wawancara yang penulis lakukan dengan beberapa
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan IPS
Semester 6 yang bekerja mengatakan bahwa motivasi mereka untuk
bekerja sambil kuliah adalah untuk menambah penghasilan, menambah
pengalaman, membantu orang tua, mentransfer ilmu dan memenuhi gaya
hidup. Dan hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap mahasiswa
yang hanya kuliah saja, mereka termotivasi untuk belajar karena orang tua
dan terinspirasi dari orang yang sudah sukses serta ingin membanggakan 7 Ibid., h. 15
8 Ibid., h.23
9 Djaali, op.cit., h. 110-111
5
orang-orang yang mereka cintai. Tetapi mahasiswa yang kuliah saja juga
mempunyai permasalahan dalam hal motivasi, motivasi mereka menurun
dan merasa malas jika mata kuliahnya tidak mereka sukai atau dosen yang
mengajar cara mengajarnya kurang mereka pahami.
Namun, muncul permasalahan mahasiswa yang kuliah sambil
bekerja seperti menunda tugas yang diberikan, kurangnya keseriusan saat
belajar dan tidak adanya keinginan untuk mempersiapkan atau pun
mengulang materi yang sudah diajarkan harus segera diatasi. Jika hal ini
dibiarkan dikhawatirkan kualitas motivasi belajar mahasiswa menjadi
semakin menurun. Hal ini akan berdampak pada perolehan IPK mahasiswa
sebagai parameter penguasaan materi perkuliahan, apalagi mengingat
mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dituntut untuk menjadi
lulusan yang professional yang mampu bersaing secara nasional, regional
maupun global. Oleh karena itu, sangat penting dilakukan penelitian untuk
mengetahui gambaran motivasi belajar mahasiswa, hubungan antara
motivasi belajar dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) agar diperoleh
masukan untuk merumuskan kebijakan yang tepat untuk meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa khususnya mahasiswa yang kuliah sambil
bekerja.
Beberapa peneliti yang pernah melakukan penelitian yang
berkaitan dengan motivasi belajar dan IPK diantaranya adalah penelitian
yang dilakukan oleh Evina Sari Purba dengan judul Gambaran Motivasi
Mahasiswa S1 Reguler dan Eksekutif, Aniatul hidayah Gambaran motivasi
belajar Mahasiswa Keperawatan program S1 Reguler yang kuliah sambil
bekerja. Neng Sri Nuraeni dengan judul Hubungan Motivasi Belajar
Mahasiswa dan Hasil Belajar Akuntansi Mahasiswa Jurusan Pendidikan
IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sonia Awalokita dengan judul
Korelasi Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Sosiologi. Namun, dari beberapa penelitian diatas belum ada
yang membahas tentang Motivasi Belajar Mahasiswa yang bekerja dan
tidak bekerja terhadap IPK oleh karena itu penulis mengambil judul
6
Hubungan Motivasi Belajar antara Mahasiswa yang Bekerja dan
Tidak Bekerja terhadap IPK.
B. Identifikasi Masalah
1. Biaya perkuliahan yang relatif tinggi sehingga banyak yang tidak bisa
mengenyam pendidikan sampai ke perguruan tingi.
2. Anggapan bahwa mahasiswa yang kuliah sambil bekerja kesulitan
membagi waktu menunda tugas kuliah dan tidak mengulang materi
yang telah diajarkan.
3. Motivasi belajar mahasiswa yang bekerja menjadi rendah karena fokus
bekerja.
4. Motivasi yang rendah mahasiswa yang hanya kuliah saja karena tidak
menyukai mata kuliah tertentu atau dosen tertentu.
C. Batasan Masalah
1. Motivasi belajar mahasiswa yang bekerja menjadi rendah karena fokus
bekerja.
2. Motivasi yang rendah mahasiswa yang hanya kuliah saja karena tidak
menyukai mata kuliah tertentu dan dosen tertentu.
D. Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan motivasi belajar mahasiswa antara yang bekerja dan
tidak bekerja terhadap prestasi akademik mahasiswa/IPK?
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan motivasi belajar mahasiswa antara yang
bekerja dan tidak bekerja terhadap prestasi akademik mahasiswa/IPK.
7
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat minimal untuk tiga hal berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan
ilmu yang telah diperoleh selama kuliah, sehingga penelitian ini
merupakan wahan untuk mngembangkan ilmu yang dimiliki
penulis.
b. Bagi para akademisi, penelitian ini digunakan sebagai referensi
atau bahan kajian di bidang ilmu pengetahuan.
c. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam
mengembangkan pengetahuan tentang motivasi belajar mahasiswa
yang bekerja dan tidak bekerja.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi dekanat, agar lebih kebijakan dan peraturan yang
diberlakukan ke mahasiswa dapat disesuaikan dengan kondisi
mahasiswa.
b. Bagi dosen, agar mengetahui pola pembelajaran dan pemberian
tugas apa yang cocok untuk mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.
c. Bagi mahasiswa, agar mampu meningkatkan motivasi belajar
mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, dengan pengaturan waktu
dan strategi belajar yang lebih baik.
8
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. DESKRIPSI TEORI
1. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.Motif tidak
dapat diamati langsung, tetapi dapat di interpretasikan dalam
tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit
tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.1 Motivasi adalah
sesuatu yang menghidupkan (energize), mengarahkan dan
mempertahankan prilaku.2 Motivasi menurut Sumardi Suryabrata
3
adalah keadaan dalam pibadi seseorang yang mendorong inividu
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu
tujuan. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong
oleh kekuatan dlam diri orang itu, kekuatan inilah yang disebut
dengan motivasi.
Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang
untuk melakukan suatu aktivitas. Pernyataan tersebut didukung
oleh beberapa ahli seperti Sumadi Suryabrata yang menyatakan
bahwa motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna
pencapaian suatu tujuan.
1 Hamzah B. Uno, Teori motivasi dan pengukurannya,(Jakarta:Bumi Aksara,2008), h.1
2 Jeane Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Erlangga) h.57
3 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikn, (Jakarta: Rajawali, 1984), h.70
9
Teori-teori Motivasi
1) Teori kebutuhan
Maslow membuat hierarki kebutuhan hidup manusia dari yang
paling rendah hingga yang paling tinggi. Jika suatu tingkat
kebutuhan telah terpenuhi maka kebutuhan tersebut tidak lagi
berfungsi sebagai motivator. Hierarki kebutuhan Maslow4
adalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisik dan biologis (physiological needs), yaitu
kebutuhan untuk menunjang kehidupan manusia seperti
makanan, air, pakaian dan tempat tinggal. Menurut
Maslow, jika kebutuhan fisiologis belum terpenuhi, maka
kebutuhan lain tidak akan memotivasi manusia.
b. Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan (safety and
security needs), yaitu kebutuhan untuk terbebas dari bahaya
fisik dan rasa takut kehilangan. Keinginan kebutuhan
kepuasan perilaku ketegangan.
c. Kebutuhan sosial (affiliation or acceptance needs), yaitu
kebutuhan untuk bergaul dengan orang lain dan untuk
diterima sebagai bagian dari yang lain.
d. Kebutuhan akan penghargaan (esteem or status need), yaitu
kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain. Kebutuhan ini
akan menghasilkan kepuasan seperti kuasa, prestise, status
dan kebanggaan akan diri sendiri.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization needs),
yaitu kebutuhan untuk mengaktualisasikan semua
kemampuan dan potensi yang dimiliki hingga menjadi
orang seperti yang dicita-citakan. Menurut Maslow,
4 Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian PT Pustaka Binaman Pressindo 1993, h. 43
10
kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan kebutuhan
paling tinggi dalam hierarki kebutuhan.
2) Teori Harapan
Teori harapan memiliki fokus pada harapan seseorang untuk
berperilaku. Teori ini menyatakan tentang cara memilih dan
bertindak dari berbagai alternatif tingkah laku. Berdasarkan
harapan, seseorang akan berpikir tentang adanya keuntungan
yang diperoleh dari tiap tingkah laku. Pertimbangan
keuntungan yang akan diperoleh dari tingkah laku, hal ini
mendorong seseorang untuk memilih alternatif usaha yang
paling baik. Teori ini meyakini bahwa seseorang termotivasi
oleh hasil yang akan datang.
3) Teori Psikoanalitik
Setiap tindakan manusia terjadi karena adanya unsur pribadi
manusia yakni id dan ego. Motivasi yang terdapat pada diri
seseorang memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri tersebut antara
lain tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan,
menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih
senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang
rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah
melepaskan hal-hal yang sudah diyakini, serta senang mencari
dan memecahkan masalah soal-soal.
4) Teori Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi merupakan kondisi fisiologis dan
psikologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat di
dalam diri seseorang (siswa/mahasiswa) yang mendorongnya
untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan
tertentu (prestasi setinggi mungkin). Usaha memenuhi
kebutuhan prestasi inilah yang akhirnya ikut menjadi faktor
yang mempengaruhi proses belajar. Usaha pemenuhan
kebutuhan prestasi ini akan mendorong seseorang juga untuk
11
belajar mengejar prestasi yang dicita-citakannya. Motivasi
berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri
siswa yang selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan
atau memelihara kemampuan setinggi mungkin dalam semua
aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan. Standar
keunggulan tersebut dibagi menjadi tiga yaitu standar
keunggulan tugas, standar keunggulan diri dan standar
keunggulan siswa lain. Standar keunggulan tugas adalah
standar yang berhubungan dengan pencapaian tugas sebaik-
baiknya.
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
Para ahli pendidikan telah merumuskan dan menjelaskan
pengertian tentang belajar, namun selalu mengacu pada prinsip
yang sama yaitu setiap orang yang akan mengalami suatu
perubahan dalam dirinya. Dari keberagaman para ahli
mengemukakan tentang pengertian belajar maka akan menambah
wawasan untuk memahami arti belajar. Segala kemampuan atau
potensi yang ada pada diri manusia tidak akan berfungsi jika tidak
ada usaha untuk mengembangkannya. Potensi pada manusia
dimulai dari hal-hal yang sifatnya kecil atau kurang berarti,
kemudian sedikit demi sedikit dilatih atau dibiasakan yang
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan. Untuk mencapai hal
tersebut diatas tidak terlepas dari kegiatan belajar.
Belajar dalam arti yang luas adalah proses perubahan
tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-
nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar dalam berbagai dasar yang
terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas dalam
berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi.
12
Proses di sini maksudnya adalah adanya interaksi antara individu
dengan suatu sikap, nilai atau kebiasaan, pengetahuan dan
keterampilan dalam hubungannya dengan dunianya sehingga
individu itu berubah.
Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat
mengembangkan potensi-potensi yang dibawanya sejak lahir. Ada
beberapa pendapat ahli mengenai belajar, di antaranya: 5
a. James O. Whittakel
“Belajar adalah sebagai proses yang menumbuhkan atau
merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman”.
b. Aoron Quinn Sartain dkk
“Belajar sebagai suatu perubahan perilaku sebagai hasil
pengalaman”.
-W.S. Winkel
“Belajar adalah adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-sikap.”
Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan dan pengetahuan tingkah
laku yang baru sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi
dengan lingkungannya yang membawa perubahan, pemikiran,
sikap, tindakan atau perbuatan dan perilakunya.
5 Muhibbin Syah M.Ed , Psikologi Belajar h. 175
13
b. Tujuan Belajar
Tujuan berkaitan dengan arah atau sasaran yang ingin
dicapai dalam penyelenggaraan pendidikan di mana tujuan belajar
dikaitkan dengan perubahan tingkah laku.
Menurut Sudirman adapun tujuan belajar pada diri manusia
mempunyai tujuan sebagai berikut :
c. Tujuan belajar mengubah tingkah laku ke arah yang lebih
berkualitas.
d. Tujuan belajar sebagai sasaran pembentukan pemahaman.
e. Tujuan belajar sebagai sasaran pembentukan nilai dan sikap.
f. Tujuan belajar sebagai suatu pembentukan keterampilan-
keterampilan personal.
c. Teori-teori Belajar
1. Teori belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh
Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman.6 Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktik pendidikan
dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model
hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang
belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku
tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau
pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat
bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai
hukuman.
6http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/ di unduh padatanggal 7 April 2015
14
2. Teori Belajar kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir
sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah
berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki
perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan
pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan
kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru
dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan
pada bagaimana informasi diproses. Peneliti yang
mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner,
dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki
penekanan yang berbeda.Ausubel menekankan pada apsek
pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama
terhadap belajar. Bruner bekerja pada pengelompokkan atau
penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas
bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari
lingkungan.7
3. Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat
pendidikan dapat diartikan. Konstruktivisme adalah suatu
upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir
(filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-
konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau
kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus
mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui
pengalaman nyata. Dengan teori konstruktivisme siswa
7 http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/ di unduh padatanggal 7 April 2015
15
dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan
membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka
terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan
lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua
situasi. Selain itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif,
mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
3. Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi.
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang
bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang
menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan
yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang
didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan
motivasi yang mendasarinya.8 Belajar adalah perolehan pengalaman
baru oleh sesorang dalam bentuk prubahan prilaku yang relatif
menetap, sebagai akibat adanya proses dalam bentuk interaksi belajar
terhadap suatu objek (pengetahuan) atau melalui suatu objek yang ada
dalam lingkungan belajar.9Jadi Motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada seseorang yang sedang belajar untuk
mnegadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa
indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan seseorang dalam belajar.10
Pada umumnya indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
d. Adanya penghargaan dalam belajar
8 Hamzah B.Uno, Teori motivasi dan pengukurannya,(Jakarta:Bumi Aksara,2008), h. 1
9 Ibid., h. 15
10 Ibid., h. 23
16
e. Adanya keinginan yang menarik dalam belajar
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
belajar dengan baik
4. Mahasiswa
a. Pengertian Mahasiswa
Secara umum, mahasiswa merupakan orang yang belajar di
perguruan tinggi11
. Beberapa ahli juga memiliki definisi tersendiri
mengenai arti dari mahasiswa. Menyatakan bahwa mahasiswa
adalah kalangan muda yang berumur antara 19-28 tahun yang
memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap
remaja ke tahap dewasa.12
Mahasiswa adalah suatu periode yang
disebutnya dengan (masa belajar) yang terjadi hanya pada individu
yang memasuki post secondary education dan sebelum masuk ke
dalam dunia kerja yang menetap. 13
b. Ciri-ciri Mahasiswa
Mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang mempunyai ciri-
ciri tertentu. Pertama, mahasiswa mempunyai kemampuan dan
kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi sehingga dapat
digolongkan sebagai kaum intelegensia. Kedua, mahasiswa
nantinya diharapkan dapat bertindak sebagai pemimpin yang
mampu dan terampil, baik sebagai pemimpin dalam masyarakat
diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang
berkualitas dan professional 14
11
http://repository.usu.ac.id/ diunduh 7 Maret2015 12
Susantoro,2003 13
Aniatul Hidayah, “Gambaran motivasi belajar mahasiswa Keperawatan UIN yang kuliah sambil bekerja” Skripsi Universitas Indonesia, Jakarta, 2012, h. 14
17
5. Bekerja
a. Pengertian bekerja
Bekerja merupakan kata kerja yang berasal dari kata benda kerja
yang mendapat awalan ber-.Kerja mengandung arti kegiatan
melakukan sesuatu; sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah.
Sedangkan bekerja memiliki arti melakukan suatu pekerjaan
Bahwa kerja adalah beberapa aktivitas yang ditujukan untuk
mendapat upah atau bayaran, tetapi ciri ini secara khas merujuk
pada pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi
dibanding satu orang saja. Badan Pusat Statistik Indonesia juga
mendifinisikan bahwa bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan
maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau
keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam dalam
seminggu (termasuk pekerja keluarga bekerja tanpa upah yang
membantu dalam suatu kegiatan ekonomi. Berdasarkan beberapa
definisi di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa bekerja
merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh penghasilan berupa uang atau barang dalam kurun
waktu tertentu.
b. Jenis-jenis Pekerjaan
Terdapat beberapa kategori untuk menentukan jenis-jenis
pekerjan. Menurut Syadiash jenis-jenis dapat dibedakan
berdasarkan hasil dari pekerjaannya, yaitu pekerjaan yang
menghasilkan barang yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan pekerjaan yang menghasilkan jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat15
. Jenis-jenis pekerjaan menjadi lima bagian. Jenis-
15
Syadish. “Jenis-jenis Pekerjaan.” http://syadiashare.com/jenis-jenis-pekerjaan.html diunduh 8 April 2015
18
jenis pekerjaan itu antara lain professional, formal, informal, sektor
jasa, dan ABK (Anak Buah Kapal). Jenis pekerjaan professional
misalnya dokter, pengajar, pilot, pengusaha dan pramugari. Jenis
pekerjaan formal misalnya perminyakan, pertambangan dan
konstruksi. Jenis pekerjaan informal misalnya pembantu rumah
rumah tangga, sopir dan cleaning service.Jenis pekerjaan sektor
jasa misalnya perhotelan, agen perjalanan dan SPBU. Sedangkan
jenis pekerjaan ABK misalnya pesiar, kargo dan tanker.16
c. Kondisi Lama Waktu Kerja Part Time
Jumlah jam kerja dalam satu minggu di Indonesia, pada
umumnya 40 jam. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan antar jumlah jam kerja nominal (sebagaimana
ditetapkan oleh peraturan) dengan jumlah jam kerja aktual
(sebagaimana dijalankan oleh tenaga kerja). Membahas sebuah
penelitian bahwa dari 5.000 lebih pekerja tata usaha dari sepuluh
perusahaan yang berbeda-beda menunjukkan bahwa dari 37,5 jam
kerja per minggu, tidak lebih dari 20 jam yang digunakan untuk
benar-benar bekerja.
Keinginan untuk memiliki waktu luang atau waktu istirahat
yang lebih banyak mendorong seseorang untuk bekerja part time.
Bekerja dengan system kerja paruh waktu atau part time memiliki
waktu kerja yang lebih sedikit dan lebih banyak waktu luang dan
waktu untuk istirahat. Biasanya lama jam kerja part time sekitar 20
jam per minggu. Waktu ini mendekati waktu yang digunakan
untukbekerja dengan efektif sesuai penelitian.
16
Harianto, G.(2010). Jenis-jenis Pekerjaan http://www.indonz.com/images/LAMPIRAN2JENISPEKERJAAN.pdf. diunduh 10 April 2015
19
6. Mahasiswa yang Bekerja
a. Definisi Mahasiswa yang Bekerja
Mahasiswa yang bekerja merupakan mahasiswa yang
mengambil peran sebagai orang yang mempersiapkan diri dalam
keahlian tertentu dalam tingkat pendidikan tinggi sambil
melakukan suatu aktivitas yang dilakukan untuk orang lain dengan
memberikan talenta mereka kepada majikan untuk mendapatkan
imbalan. Bentuk pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh
mahasiwa adalah jenis pekerjaan paruh waktu (part time work).
Hal ini disebabkan karena jadwal kerja paruh waktu lebih fleksibel
dari pada jadwal kerja penuh waktu sehingga mahasiswa dapat
menyesuaikan jadwal kerja dengan jadwal kuliahnya.
b. Alasan Mahasiswa Bekerja
Alasan yang digunakan oleh mahasiswa untuk bekerja
sangat bervariasi. Pertama, mahasiswa bekerja karena memiliki
alasan untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah
keuangan. Kedua, mahasiswa bekerja karena ingin mencari
pengalaman dan menambah keahlian yang nantinya akan
digunakan setelah lulus kuliah. Ketiga, mahasiswa bekerja karena
memang terlibat dalam program magang yang termasuk dalam
mata ajar perkuliahan mengemukakan beberapa alasan mahasiswa
bekerja. Pertama, mahasiswa bekerja untuk membantu orang tua
meringankan biaya kuliah. Alasan ini banyak dikemukakan oleh
mahasiswa yang berasal dari latar belakang ekonomi rendah.
Mahasiswa tersebut hanya mendapatkan sedikit dukungan finansial
dari keluarganya sehingga tidak mampu menutupi seluruh biaya
pendidikan.
Alasan kedua, mahasiswa bekerja untuk membayar
aktivitas waktu luang. Alasan ini banyak dikemukakan oleh
mahasiswa yang berasal dari latar belakang ekonomi menengah ke
20
atas. Tujuan utama mahasiswa bekerja adalah mendapatkan
penghasilan tambahan untuk membayar segala aktivitas waktu
luang yang tidak berhubungan dengan biaya pendidikan. Alasan
ketiga, mahasiswa bekerja sebagai suatu cara untuk hidup mandiri.
Alasan ini dikemukakan oleh mahasiswa yang bekerja untuk
mendapatkan kemandirian ekonomi dan tidak ingin bergantung
pada penghasilan orang tua. Meskipun orang tua masih mampu
membiayai perkuliahan. Alasan keempat, mahasiswa bekerja untuk
mencari pengalaman. Alasan ini dikemukakan oleh mahasiswa
agar dapat merasakan langsung semua hal yang berhubungan
dengan dunia kerja yang sesungguhnya. Pengetahuan dan
pengalaman langsung membuat mahasiswa lebih mudah
memahami isi perkuliahan tersebut.17
7. Prestasi Akademik
Pengertian prestasi akademik adalah hasil pelajaran yang diperoleh
dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat
kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.
Prestasi akademik pada penelitian ini dinilai berdasarkan IPK (Indeks
Prestasi Kumulatif). Indeks Prestasi (IP) adalah penilaian keberhasilan
studi semester yang dilakukan pada tiap akhir semester. Penilaian ini
meliputi semua mata kuliah yang direncanakan mahasiswa dalam
Kartu Rencana Studi (KRS). Perhitungan IP menggunakan rumus
sebagai berikut:
IP = ∑KN
∑k
Keterangan:
K : besarnya SKS masing-masing mata kuliah
N : nilai dari mata kuliah 17
http://www.anakunhas.com/2011/08/alasan-mahasiswa-kuliah-sambil-kerja.html diunduh 20 April 2015
21
IPK merupakan faktor utama dalam menentukan prestasi akademik
seseorang. Hal ini dapat dilihat bahwa “a major factor in determining
the positive or negative effects of employment on the academic
performance of students in their GPA”. prestasi akademik ditujukan
oleh nilai IPK. Dengan demikian, prestasi akademik dikur dengan IPK.
Prestasi akademik yang dicapai seseorang mahasiswa merupakan
hasil interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari
faktor internal maupun faktor eksternal. Prestasi akademik merupakan
buah hasil dari kinerja seseorang setelah mengupayakan suatu usaha.
Dalam konteks Universitas, prestasi akademik seseorang merupakan
keberhasilan mahasiswa dalam pembelajaran yang telah dilaluinya.
Sejatinya, mahasiswa harus berprestasi dalam dunia pendidikan karena
pendidikan merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan besar
dalam mengembangkan kemajuan bangsa.
B. KERANGKA BERPIKIR
Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas. Teori motivasi terdiri dari : 1) Teori kebutuhan,
yaitu kebutuhan hidup manusia dari yang paling rendah sampai paling
tinggi. Jika suatu tingkat kebutuhan telah terpenuhi maka kebutuhan
tersebut tidak lagi berfungsi sebagai motivator. 2) Teori Harapan, yaitu
fokus pada harapan seseorang untuk berprilaku. 3) Teori Psikoanalitik,
yaitu setiap tindakan manusia terjadi karena unsure pribadi pada diri
manusia. 4) Teori Motivasi Berprestasi, yaitu kondisi psikologis dan
fisiologis (kebutuhan untuk berprestasi) yang terdapat pada diri seseorang
(siswa/mahasiswa) yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas guna
mencapai tujuan tertentu.
Belajar dalam arti yang luas adalah proses perubahan tingkah laku
yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian
terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan
dasar dalam berbagai dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi
22
atau lebih luas dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang
terorganisasi. Tujuan belajar adalah untuk mengubah tingkah laku kea rah
yang lebih berkualitas, pembentukan pemahaman, pembentukan nilai dan
sikap, dan pembentukan keterampilan-keterampilan personal.
Teori-teori belajar diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Teori
Behaviorisme, aliran ini menekankan pada terbentuknya prilaku yang
tampak sebagai hasil belajar, 2) Teori Belajar Kognitif, memiliki
perspektif bahwa para peserta didik memproses informasi dan pelajaran
melalui upaya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menghubungkan
antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang lama, 3) Teori
Belajar Konstruktivisme, yaitu siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan
masalah dan member makna melalui pengalaman nyata. Berdasarkan
penjelasan diatas, dapat di simpulkan bahwa Motivasi belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada seseorang yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa
indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan seseorang dalam belajar.18
Pada umumnya indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan
sebagai berikut: 1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2) Adanya
dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) Adanya harapan dan cita-cita
masa depan, 4) Adanya penghargaan dalam belajar, 5) Adanya keinginan
yang menarik dalam belajar, 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif
sehingga memungkinkan belajar dengan baik.
Secara umum, mahasiswa merupakan orang yang belajar di
perguruan tinggi. Beberapa ahli juga memiliki definisi tersendiri mengenai
arti dari mahasiswa. Mahasiswa adalah kalangan muda yang berumur
antara 19-28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu
peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Sebagian mahasiswa ada
yang memanfaatkan waktunya hanya untuk kuliah saja dan ada juga yang
kuliah sambil bekerja.
18
Hamzah B.Uno, Teori motivasi dan pengukurannya,(Jakarta:Bumi Aksara,2008), h. 23
23
Mahasiswa yang bekerja merupakan mahasiswa yang mengambil
peran sebagai orang yang mempersiapkan diri dalam keahlian tertentu
dalam tingkap pendidikan tinggi sambil melakukan suatu aktivitas yang
dilakukan untuk orang lain dengan memberikan talenta mereka kepada
majikan untuk mendapatkan imbalan. Bentuk pekerjaan yang paling
banyak dilakukan oleh mahasiwa adalah jenis pekerjaan paruh waktu (part
time work). Hal ini disebabkan karena jadwal kerja paruh waktu lebih
fleksibel dari pada jadwal kerja penuh waktu sehingga mahasiswa dapat
menyesuaikan jadwal kerja dengan jadwal kuliahnya.
Alasan yang digunakan oleh mahasiswa untuk bekerja sangat
bervariasi.Pertama, mahasiswa bekerja karena memiliki alasan untuk
membantu keluarga dalam mengatasi masalah keuangan. Kedua,
mahasiswa bekerja karena ingin mencari pengalaman dan menambah
keahlian yang nantinya akan digunakan setelah lulus kuliah. Ketiga,
mahasiswa bekerja karena memang terlibat dalam program magang yang
termasuk dalam mata ajar perkuliahan Beberapa alasan mahasiswa
bekerja.Pertama, mahasiswa bekerja untuk membantu orang tua
meringankan biaya kuliah.Alasan ini banyak dikemukakan oleh
mahasiswa yang berasal dari latar belakang ekonomi rendah. Mahasiswa
tersebut hanya mendapatkan sedikit dukungan finansial dari keluarganya
sehingga tidak mampu menutupi seluruh biaya pendidikan.
Setiap mahasiswa menginginkan Prestasi Akademik yang baik.
Prestasi akademik adalah hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan
belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan
biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Prestasi akademik
pada penelitian ini dinilai berdasarkan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif).
Indeks Prestasi (IP) adalah penilaian keberhasilan studi semester yang
dilakukan pada tiap akhir semester. Penilaian ini meliputi semua mata
kuliah yang direncanakan mahasiswa dalam Kartu Rencana Studi (KRS).
24
Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui hubungan antara
motivasi belajar mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja terhadap
prestasi akademik/IPK.
\
25
Gambar 2.1
Kerangka Berpikrir
Motivasi
Teori Motivasi
1. Teori kebutuhan
2. Teori Harapan
3. Teori Psikonalistik
4. Teori Motivasi Berprestasi
Teori Belajar
1. Behaviorisme
2. Kognitivisme
3. konstruktivisme
Motivasi Belajar:
Adanya hasrat dan keinginan berhasil
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
Adanya penghargaan dalam belajar
Adanya keinginan yang menarik dalam belajar
Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan belajar dengan baik
Mahasiswa Bekerja Mahasiswa Tidak Bekerja
IPK
Berapa besar hubungan Motivasi Belajar antara Mahasiswa yang Bekerja dan Tidak Bekerja
26
C. PERUMUSAN HIPOTESIS
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas, dapa
diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Ho : Tidak ada hubungan antara motivasi belajar mahasiswa antara
yang bekerja dan tidak bekerja terhadap prestasi akademik/IPK
Ha : Terdapat hubungan antara motivasi belajar mahasiswa antara
yang bekerja dan tidak bekerja terhadap prestasi akademik/IPK
D. PENELITIAN YANG RELEVAN
Hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai acuan penelitian tentang
motivasi belajar antara Mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Aniatul Hidayah (2012) dengan judul Gambaran motivasi belajar
mahasiswa keperawatan program S1 Reguler yang kuliah sambil
bekerja. hasilnya adalah motivasi mahasiswa yang kuliah sambil
bekerja rendah.
b. Evina Sari Purba dengan judul Gambaran Belajar Motivasi Belajar
Mahasiswa S1 Reguler dan Eksekutif. Hasilnya adalah motivasi
belajar mahasiswa regular tinggi, motivasi belajar mahasiswa eksekutif
rendah.
c. Neng Sri Nuraeni (2010) dengan judul Hubungan antara Motivasi
Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi Mahasiswa Jurusan Pendidikan
IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasilnya adalah korelasi
antara motivasi belajar mahasiswa pada mata kuliah akuntansi di
Jurusan Pendidikan IPS HIdayatullah Jakarta sebesar 0,968. Dari hasil
tersebut menunjukan korelasi motivasi belajar terhadap hasil belajar
sangat tinggi.
d. Sonia Awalokita (2013) dengan judul Hubungan antara Motivasi
Belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi.
Hasilnya adalah motivasi belajar siswa rendah sehingga hasil
belajarnya pun rendah.
27
Tabel 2.1
Penelitian Yang Relevan
No
Nama
Peneliti Judul
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1
Aniatul
Hidayah Gambaran Motivasi Meneliti tentang
Yang diteliti
mahasiswa
Belajar mahasiswa motivasi belajar Program Keperawatan
keperawatan
program
mahasiswa yang
bekerja sedangkan penulis
S1 Reguler yang meneliti mahasiswa
kuliah sambil
bekerja
FITK dan selain
meneliti
motivasi mahasiswa
yang
bekerja peneliti juga
meneliti motivasi
mahasiswa yang
hanya kuliah saja.
2
Evina Sari
Purba Gambaran Motivasi Meneliti motivasi
Yang diteliti
mahasiswa
Belajar Mahasiswa
S1 Mahasiswa Program Keperawatan
Reguler dan
Eksekutif sedangkan penulis
meneliti mahasiswa
FITK
3
Neng Sri
Nuraeni Hubungan antara Meneliti Motivasi Yang diteliti hanya
Motivasi Belajar dan Belajar Mahasiswa hasil belajar pada
Hasil Belajar dan hasil belajar mata kuliah akuntansi
28
Jurusan Pendidikan
IPS sedangkan penulis
FITK UIN Syarif meneliti hasil prestasi
Hidayatullah Jakarta
akademik
mahasiswa/IPK
4
Sonia
Awalokita Hubungan antara
Meneliti motivasi
belajar Yang diteliti motivasi
motivasi belajar
dengan
belajar siswa
sedangkan
hasil belajar siswa
peneliti meneliti
motivasi
pada mata pelajaran belajar mahasiswa
Sosiologi baik yang bekerja
maupun yang kuliah
saja
29
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Jurusan IPS Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Syarif Hidayatullah Jakarta, yang lokasinya di Jl.
Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat, Tanggerang Selatan.
2. Waktu penelitian
Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama
tiga bulan, sejak Bulan Januari 2015 sampai dengan Bulan Juni 2015.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No
NAMA BULAN
KEGIATAN DES JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI
1 Penyusunan Proposal
2 Revisi Bab I,II,III
3
Penyusunan Instrumen
Penelitian
4 Pengumpulan Data
5 Pengolahan Data
6 Penyusunan Bab VI dan V
7 Sidang Munaqosah
8 Revisi Skripsi
30
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam
bentuk angka-angka, meskipun juga berupa data kualitatif sebagai
pendukungnya, seperti kata-kata atau kalimat yang tersusun dalam angket,
kalimat hasil konsultasi atau wawancara antara peneliti dengan informan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasional dengan menggunakan instrument kuesioner untuk melihat
pengaruh dan fenomena yang berkembang pada setiap variabel dari subjek
penelitian. Sebagaimana di kemukakan oleh Vandelen “bahwa survey
merupakan bagian dari deskriptif yang bertujuan untuk mencari
kedudukan (status) fenomena (gejala) dan menentukan kesamaan status
dengan cara melihat pengaruh antara variabel X dan variabel Y dengan
standar yang telah ditentukan1 maka prosedur pemecahan masalah yang
digunakan dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek
penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta dan data-data yang
ada, kemudian data-data tersebut dianalisis, di interprestasikan dan
disimpulkan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diatrik
kesimpulannya. 2 populasinya adalah seluruh mahasiswa universitas
UIN syarif Hidayatullah Jurusan Pendidikan IPS.
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, edisi Revisi ( Jakarta Renika
Cipta, 1988) h,4 2 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung:2009) h. 118
31
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mmepelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (mewakili).3 Teknik penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Besar atau
banyaknya sampel yang digunakan dengan menggunakan metode issac
and Michael dengan rumus :
Keterangan:
X² : Nilai tabel chi squere pada df=1, CI=95%
N : Jumlah populasi yang akan diteliti (mahasiswa Pendidikan IPS
FITK Semester 6)
P : Proposi Populasi sebagai dasar asumsi, P=0,5
D : Premisi mutlak d= 0,05
Jadi, sampel minimal mahasiswa Pendidikan IPS FITK semester 6
adalah sebagai beikut:
N = X².N.P(1-P)
d². (N-1)+X².P(1-P)
N = (0,95) ². (109). (0,5). (1-0,5)
(0,05) ². (109-1)+(0,95) ².0,5 (1-0,5)
N = (0,9025). (109). (0,25)
(0,27) + (0,225625)
N = 24,593125
N = 49,620 (dibulatkan menjadi 50)
3 Ibid., h.118
32
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa jumlah responden
mahasiswa pendidikan IPS semester 6 FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta adalah 50 orang responden.
D. Teknik pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan Data
Untuk melaksanakan penelitian dan memperoleh data, maka perlu
ditentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneltian ini adalah:
a. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk dapat mengungkapkan data dari variabel X dan Y.
teknik ini merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk mendapatkan informasi dari responden, dalam arti laporan
tentang pendapat dari hal-hal yang diketahuinya. Angket dibuat
berdasarkan kisi-kisi instrument penelitian yang telah ditetapkan.
Jenis angket digunakan dalam penelitian ini adalaha ngket tertutup,
dalam arti alternative jawaban sudah tersedia, dimana responden
hanya memilih jawaban yang telah disediakan.
b. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus di teliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit atau kecil. Teknik pengumpulan data
ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self
report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan
pribadi. 4
c. Data sekunder
Data sekunder pada penelitian ini adalah IPK dari mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan IPS semester 6.
4 Ibid., h.194
33
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
1) Variabel pertama berupa motivasi belajar mahasiswa, variabel ini
di posisikan sebagai variabel independen (bebas) yaitu masukan
yang memberi pengaruh motivasi terhadap IPK yang diberi simbol
X
Dengan ketentuan motivasi belajar mahasiswa yang bekerja di beri
keterangan X1dan Mahasiswa yang hanya kuliah diberi keterangan
X2
2) Variabel kedua berupa implikasinya terhadap Prestasi Akademik
Mahasiswa/IPK di posisikan sebagai variabel (terikat) yang diberi
symbol Y
F. Instrument penelitian
Untuk menguji hipotesis, diperlukan data yang benar, cermat serta
akurat karena keabsahan hasil hipotesis bergantung kepada kebenaran dan
ketepatan data. Sedangkan data yang diperoleh bergantung kepada alat
pengumpul data yang digunakan (instrumen) serta sumber data.
Dalam penelitian ini digunakan uji coba angket diharapkan sebagai
alat ukur penelitian yang digunakan unuk mencapai benaran atau
mendekati kebenaran. Sehingga dari angket inilah diharapkan data utama
yang berhubungan dengan masalah penelitian dapat terpecahkan.
Teknik pengukuran dalam intrumen pada penelitian ini akan
menggunakan skala Likert, dalam menjawab skala Likert ini, responden
hanya member tanda, misalnya checklist atau tanda silang pada
kemungkinan skala yang dipilihnya sesuai dengan pertanyaan.
Selanjutnya angket yang telah diisi responden perlu dilakukan
penyetoran untuk pemberian skor pada skala Likert berarah positif atau
negative. Sedangkan untuk skala negatif, kemungkinan skor tersebut
menjadi sebaliknya tergantung kepada arah pertanyaan yang diberikan.
34
Tabel 3.2
Bobot Penilain Skala Likert
Arah
Pertanyaan
bobot penilaian
sangat setuju Setuju tidak setuju sangat tidak setuju
(SS) (S) (TS) (STS)
Posistif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
Sumber : Sugiyono (2009-94)
Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian, instrument
penelitian harus memiliki tingkat kesahihahn (validitas dan realibilitas).
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Setelah menentukan jenis intrumen, langkah selanjutnya adalah
menyusun pertanyaan-pertanyaan. Penyusunan pertanyaan diawali dengan
membuat kisi-kisi instrument. Kisi-kisi intrumen memuat berbagai aspek
yang akan diungkap memlalui pertanyaan. Aspek yang akan diungkap
bersumber dari masalah penelitian yang merujuk pada teori-teori
pendukung seputar fenomena yang terjadi.
Kuesioner motivasi belajar
Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar adalah sebagai berikut: 1)
Adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2) Adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar, 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) Adanya
penghargaan dalam belajar, 5) Adanya keinginan yang menarik dalam
belajar, 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga
memungkinkan belajar dengan baik.
35
Dimensi Indikator Nomor Soal
Motivasi
Belajar
1. Adanya hasrat dan Keinginan
berhasil 1,2,3,18,26
2. Adanya dorongan dan Kebutuhan
Belajar 4,5,21,27
3. Adanya harapan dan cita-cita masa
depan
6,7,8,15,25
28,29
4. Adanya penghargaan dalam belajar 9,13,30
5. Adanya keinginan yang menarik
untuk belajar 10,11,12,17
6. Adanya lingkungan yang kondusif
sehingga memungkinkan belajar
dengan baik
14,16,19,20,
22,23,24
a. Prestasi Belajar
Sumber data : daftar nilai IPK dari semester 6
Metode : dokumentasi
DAFTAR PERTANYAAN TENTANG MOTIVASI BELAJAR
RESPONDEN
Berikut ini adalah daftar pernyataan yang Anda rasakan
terkait dengan motivasi belajar. Keterangan pengisian adalah
sebagai berikut
SS : Sangat setuju
S : setuju
TS : tidak setuju
ST : sangat tidak setuju
36
No Pernyataan SS S TS STS
1
Saya memiliki keinginan untuk berhasil mencapai
tujuan yang saya inginkan melalui belajar
2
Saya berusaha menggerakan seluruh kemampuan
untuk memperoleh prestasi belajar
3
Saya berusaha lebih keras jika hasil prestasi
belajar belum sesuai target
4
Dorongan untuk sukses membuat saya semakin
giat dalam belajar
5
Saya termasuk mahasiswa yang memiliki
dorongan untuk belajar terus dalam waktu yang
lama
6
Dengan mengutamakan belajar saya dapat
mencapai cita-cita saya
7
Dengan belajar saya dapat membahagiakan orang
tua
8
Nilai yang bagus adalah prestasi-prestasi yang
ingin saya kejar
9
Penghargaan atas prestasi belajar yang saya
dapatkan semakin mendorong saya untuk lebih
giat dalam belajar
10
Mata kuliah yang tidak menarik bagi saya
membuat saya menjadi malas belajar
11
Dosen yang tidak menyenangkan dalam mengajar
membuat mata kuliah
tidak menarik untuk dipelajari
12
Adanya penghargaan dari orang terdekat ketika
nilai saya tinggi, membuat saya lebih giat dalam
belajar
37
13 Saya masuk kuliah sering terlambat
14
Saya dapat konsentrasi belajar di lingkungan yang
sepi
15
Kemauan saya selalu diikuti dengan
keingintahuan atau ketertarikan
Dalam belajar
16
Harapan saya lulus dari Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan
Menjadi guru yang professional
17
Saya akan memaksakan belajar walaupun ruang
kelas gaduh,
Karena pelajaran penting bagi saya
18
Saya tidak pernah mengulang pelajaran semalam
sebelumnya dan
Dan jarang menyelesaikan tugas dari dosen tepat
waktu
19
Apabila ada waktu luang saya lebih memilih
untuk bekerja dibanding belajar
20
apabila ada tugas dari kampus dan tugas dari
tempat kerja saya lebih
memilih menyelesaikan tugas dari tempat kerja
21
Jika ada waktu luang saya lebih memilih
menghabiskan waktu
Dengan teman-teman disbanding dengan belajar
22
Saya lebih senang belajar kelompok dari pada
belajar sendiri
23
Saya lebih senang belajar sendiri dibanding
belajar kelompok
24
Saya sulit membagi waktu antara belajar, bermain
atau bekerja
38
G. Pengolahan Data dan Analisis Data
1) Pengolahan Data
Dari jawaban yang telah diberikan oleh responden kemudian
dikompilasi secara sistematik dengan metode statistic, tentang judul
skripsi yang penulis susun ini yang terdiri dari satu variabel pertanyaan
yang berkenan dengan motivasi belajar mahasiswa dengan jumlah
pertanyaan 30 soal, sedangkan hasil belajar mahasiswa diperoleh dari
daftar nilai hasil kumulatif mahasiswa pendidikan IPS
Angka-angka yang diperoleh dari perhitungan jumlah skor yang
telah ditentukan tersebut kemudian penulis susun dalam daftar nilai.
Dari nilai-nilai yang ada, penulis membagi dua menjadi nilai variabel
(X) motivasi belajar mahasiswa dan variabel (Y) adalah hasil nilai
25
Saya memiliki keinginan untuk berhasil mencapai
tujuan
Yang saya inginkan melalui bekerja
26
Saya berusaha menggerakan seluruh kemampuan
untuk
Memperoleh prestasi dalam bekerja
27
Saya termasuk mahasiswa yang memiliki
dorongan untuk bekerja
Terus dalam waktu yang lama
28
Dengan mengutamakan bekerja saya dapat
mencapai cita-cita saya
Dan dengan bekrja saya dapat membahagiakan
orang tua
29
tambahan penghasilan adalah prestasi-prestasi
yang ingin saya kejar
30
Penghargaan atas prestasi bekerja yang saya
dapatkan semakin mendorong saya untuk lebih
giat dalam bekerja
39
kumulatif mahasiswa pendidikan IPS, nilai variabel X dan Y kemudian
dioleh dan disajikan dalam bentuk susunan angka-angka sistematik.
2) Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing
Dalam pengolahan data yang pertama kali harus dilakukan
adalah editing, ini berati bahwa semua angket harus terlebih dahulu
satu persatu tentang kelengkapan, kejelasan dan kebenaran
penelitian angket tersebut agar terhindar dari kesalahan dan dapat
memperoleh data yang akurat.
b. Skoring
Scoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-
butir pertanyaan yang terdapat dalam angket. Dalam setiap
pertanyaan (angket) diberi skor berdasarkan Kriteria penilaian yang
telah ditentukan. Adapun criteria skor alternative jawaban
pertanyaan angket dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Angket
Alternatif Jawaban Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
40
c. Analisi Satu Variabel
Untuk menganalisis setiap variael digunakan teknik analisa
secara deskriptif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P= F x 100%
N
Keterangan:
F = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N = Number of Cases (Jumlah frekuensi/Banyaknya individu)
P = Angka presentase
Dalam analisis hasil penelitian bentuk tabel frekuensi dan
presentansi dengan menggunakan software SPSS 20.00 For
Windowa
Sedangkan untuk menganalisis hubungan kedua variabel
tersebut digunakan teknik analisa korelasional dengan rumus
product moment. Rumus tersebut sebagai berikut:
Keterangan:
Rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Number of Cases (Jumlah data)
Xy : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
X : jumlah hasil skor X
Y : jumlah skor hasil Y
Pengolahan data digunakan teknik analisa korelasional
dengan rumus product moment tersebut, juga dilakukan dengan
Software SPSS 20.00 For Windows dengan entre method
Kemudian setelah menganalis hubungan antara kedua
variabel diatas, penulis memberikan interpretasi terhadap angka
indeks korelasi “r” product moment serta menarik kesimpulan yang
dilakukan dengan dua cara
41
a. Memberikan interpretasi secara kasar/sederhana dengan
pedoman:
Besarnya “r” Product
Moment(rxy)
Interpretasi
0,00 sampai dengan 0,20 Antara variabel X dan
variabel Y memang
terdapat korelasi itu
sangat lemah
0,20 sampai dengan 0,40 Antara variabel X dan
variabel Y terdapat
korelasi yang lemah
atau rendah
0,40 sampai dengan 0,70 Antara variabel X dan
variabel Y terdapat
korelasi yang sedang
atau cukup
0,70 sampai dengan 0,90 Antara variabel X dan
variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau
tinggi
0,90 sampai dengan 1,00 Antara variabel X dan
variabel Y terdapat
korelasi yang sangat
kuat atau sangat tinggi
b. Memberikan interpretasi dengan cara berkonsultasi pada tabel
nilai “r” product moment
42
Untuk lebih memudahkan interpretasi terhadap angka indeks
korelasi “r” product moment, prosedurnya adalah sebagai
berikut:
1. Merumuskan hipotesa alternative (Ha) dan hipotesa nihil (Ho)
2. Menguji kebenaran/kepalsuan dari hipotesa yang telah
diajukan, dengan jalan membandingkan besarnya “r” product
moment dengan “r” yang tercantum dalam tabel nilai (rt),
dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya( (db) atau
degree of freedomnya (df) yang rumusnya adalah sebagai
berikut:
Df= N-nr
Keterangan:
Df : degress of freedom
N : Number of Cases
Nr : banyaknya variabel yang dikorelasikan
Untuk mencari kontribusi variabel X terhadap Y
penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
KD= r²x100%
Keterangan:
KD :koefisien Determinasi ( Kontribusi Variabel X
terhadap Variabel Y)
r² : koefisien korelasi antar variabel X terhadap varian
untuk mengetahui besarnya koefisien diterminasi (KD) dan
tingkat linieritas hubungan antara Variabel X dan Y juga
menggunakan Software SPSS 20.00 For Window dengan
entre method
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu motivasi belajar
mahasiswa, yang hanya kuliah saja dan mahasiswa yang kuliah sambil
bekerja sebagai variabel X dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
mahasiswa Pendidikan IPS sebagai variabel Y. Data yang dideskripsikan
sebagai variabel X merupakan data yang diperoleh dari hasil pengisian
angket yang telah penulis sebarkan kepada 50 orang mahasiswa, yang
terdiri dari 25 orang yang kuliah sambil bekerja dan 25 orang yang hanya
kuliah saja, dan hasilnya akan penulis deskripsikan dalam bentuk tabel
distri frekuansi dan presentasi. Dalam deskripsi ini penulis akan
menggambarkan data hasil penelitian tentang Hubungan motivasi belajar
mahasiswa pendidikan IPS semsester 6 antara yang bekerja dan tidak
bekerja terhadap IPK
1. Deskripsi data motivasi belajar (Variabel X)
a. Deskripsi data motivasi belajar mahasiswa yang kuliah sambil bekerja
Deskripsi pertama adalah gambaran data hasil tentang motivasi
belajar mahasiswa jurusan pendidikan IPSyang kuliah sambil bekerja
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Deskripsi data ini mencakup
jumlah responden, perolehan skor dilihat dari minimum, maksimum,
mean dan standar devisiasinya dapat dilihat pada tabel 1 berikut
44
Tabel 4.1
Deskripsi Statistik Motivasi Belajar
mahasiswa yang kuliah sambil bekerja (Variabel X1)
N
Valid 25
Missing 0
Mean 93.2000
Std. Deviation 6.74537
Minimum 77.00
Maximum 103.00
berdasarkan tabel 1 tersebut, menunjukan bahwa perolehan skor
dari 25 orang responden dengan data yang valid untuk variabel (X1)
motivasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS FITK Semester 6
adalah nilai minimumnya 77.00 dan nilai maksimum 103.00 rata-ratanya
93.20 dengan standar devisiasi 6.74
Jika dibuat rentang skor angka motivasi belajar mahasiswa
pendidikan IPS dengan jumlah responden 25 orang yang semuanya valid,
maka dapat dilihat frekuensi dan presentasi skor motivasi dapat
divisualisasikan pada tabel 2 berikut :
45
Tabel 4.2
Frekuensi skor motivasi belajar (Variabel X)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
77.00 2 8.0 8.0 8.0
85.00 1 4.0 4.0 12.0
87.00 1 4.0 4.0 16.0
89.00 2 8.0 8.0 24.0
91.00 2 8.0 8.0 32.0
92.00 2 8.0 8.0 40.0
93.00 2 8.0 8.0 48.0
94.00 2 8.0 8.0 56.0
95.00 2 8.0 8.0 64.0
96.00 1 4.0 4.0 68.0
98.00 2 8.0 8.0 76.0
99.00 3 12.0 12.0 88.0
102.00 2 8.0 8.0 96.0
103.00 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
46
Jika dibuat tingkat atau level motivasi belajar mahasiswa pendidikan IPS
sebanyak 25 orang adalah sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3
Gambar 4.1
Motivasi Belajar Mahasiswa yang kuliah sambil bekerja
Tabel 4.3
Indeks tingkat motivasi belajar
No Rentang Perolehan Skor
Motivasi Belajar
Level/
Tingkat
Motivasi
Jumlah
Mahasiswa
Persentase (%)
1 99-103 Sangat Tinggi 6 24%
2 94-98 Tinggi 7 28%
3 87-93 Sedang 9 36%
4 82-86 Rendah 1 4%
5 77-81 Sangat rendah 2 8%
Jumlah 25 100
47
Berdasarkan tabel 3 tersebut, menunjukan bahwa tingat motivasi
belajar mahasiswa pendidikan IPS semester 6 yang kuliah sambil bekerja
sebanyak 25 orang, sebanyak 6 orang mempunyai tingkat motivasi belajar
yang sangat tinggi (24%), 7 orang mempunyai motivasi belajar yang tinggi
(28%), 9 orang mempunyai motivasi belajar yang sedang (36%), 1 orang
mempunyai motivasi belajar yang rendah (4%) dan 2 orang mempunyai
motivasi belajar yang sangat rendah (2%)
b. Deskripsi data mahasiswa pendidikan IPS yang kuliah saja
Deskripsi selanjutnya adalah gambaran data hasil tentang motivasi
belajar mahasiswa jurusan pendidikan IPS yang hanya kuliah saja di FITK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Deskripsi data ini mencakup jumlah
responden, perolehan skor dilihat dari minimum, maksimum, mean dan
standar devisiasinya dapat dilihat pada tabel 4 berikut
Tabel 4.5
Deskripsi Statistik Motivasi Belajar
mahasiswa yang hanya kuliah saja (Variabel X2)
N
Valid 25
Missing 0
Mean 90.7200
Std. Deviation 7.33439
Minimum 77.00
Maximum 106.00
Berdasarkan tabel 4 tersebut, menunjukan bahwa perolehan skor
dari 25 orang responden dengan data yang valid untuk variabel (X2)
48
motivasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS FITK Semester 6
yang hanya kuliah saja adalah nilai minimumnya 77.00 dan nilai
maksimum 106.00 rata-ratanya 90.72 dengan standar devisiasi 7.334
jika dibuat rentang skor angka motivasi belajar mahasiswa
pendidikan IPS dengan jumlah responden 25 orang yang semuanya valid,
maka dapat dilihat frekuensi dan presentasi skor motivasi dapat
divisualisasikan pada tabel 5 berikut :
Tabel 4.6
Frekuensi Motivasi Mahasiswa yang kuliah saja
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
77.00 1 4.0 4.0 4.0
78.00 1 4.0 4.0 8.0
79.00 1 4.0 4.0 12.0
80.00 1 4.0 4.0 16.0
83.00 1 4.0 4.0 20.0
85.00 1 4.0 4.0 24.0
87.00 1 4.0 4.0 28.0
90.00 3 12.0 12.0 40.0
91.00 3 12.0 12.0 52.0
92.00 1 4.0 4.0 56.0
93.00 4 16.0 16.0 72.0
94.00 1 4.0 4.0 76.0
49
Gambar 4.2
Motivasi Belajar Mahasiswa yang hanya kuliah saja.
96.00 2 8.0 8.0 84.0
100.00 3 12.0 12.0 96.0
106.00 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
50
Tabel 4.7
Indeks tingkat motivasi belajar
No Rentang Perolehan Skor
Motivasi Belajar
Level/
Tingkat
Motivasi
Jumlah
Mahasiswa
Persentase (%)
1 101-106 Sangat Tinggi 1 4%
2 95-100 Tinggi 5 20%
3 89-94 Sedang 12 48%
4 83-88 Rendah 3 12%
5 77-82 Sangat rendah 4 16%
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 6 tersebut, menunjukan bahwa tingat motivasi
belajar mahasiswa pendidikan IPS semester 6 yang hanya kuliah saja
sebanyak 25 orang. 1 orang mempunyai tingkat motivasi belajar yang
sangat tinggi (4%), 5 orang mempunyai motivasi belajar yang tinggi
(20%), 12 orang mempunyai motivasi belajar yang sedang (48%), 3
orang mempunyai motivasi belajar yang rendah (12%) dan 4 orang
mempunyai motivasi belajar yang sangat rendah (16%).
51
c. Motivasi belajar mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja
Gambar 4.3
Motivasi Belajar antara Mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja
2. Deskripsi Data Hasil Belajar Akuntansi (Variabel Y)
a. Deskrispi Data Hasil Belajar Akuntansi Mahasiswa yang kuliah sambil
bekerja (Y1)
Deskripsi data hasil penelitian tentang hasil Indeks Penilaian
Kumulatif Mahasiswa Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ini mencakup data tentang jumlah responden, perolehan skor
dilihat dari minimum, maksimum, mean dan standar devisiasinya dapat
dilihat dalam tabel berikut
52
Tabel 4.8
Deskripsi Statistik Nilai IPK
Mahasiswa yang Kuliah sambil bekerja (Variabel Y1)
N
Valid 25
Missing 0
Mean 3.4380
Std. Deviation .15368
Minimum 3.05
Maximum 3.72
Berdasarkan tebel tersebut diatas, menunjukan bahwa perolehan
skor angka dari responden untuk variabel IPK Jurusan pendidikan IPS
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kuliah sambil bekerja
berjumlah 25 orang adalah IPK minimum nya adalah 3.05 dan IPK
maksimum nya adalah 3.72 dengan standar devisiasi 0.1536
Jika dibuat rentang skor angka nilai IPK Mahasiswa Pendidikan
IPS FITK Syarif Hidayatullah Jakarta yang kuliah sambil bekerja dapat
divisualisasikan pada tabel berikut
53
Tabel 4.9
Frekuensi Nilai IPK Mahasiswa yang kuliah sambil bekerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.05 1 4.0 4.0 4.0
3.22 1 4.0 4.0 8.0
3.29 1 4.0 4.0 12.0
3.30 1 4.0 4.0 16.0
3.33 1 4.0 4.0 20.0
3.34 1 4.0 4.0 24.0
3.37 1 4.0 4.0 28.0
3.38 2 8.0 8.0 36.0
3.39 2 8.0 8.0 44.0
3.41 1 4.0 4.0 48.0
3.42 1 4.0 4.0 52.0
3.43 1 4.0 4.0 56.0
3.44 1 4.0 4.0 60.0
3.46 2 8.0 8.0 68.0
3.47 1 4.0 4.0 72.0
3.52 1 4.0 4.0 76.0
3.60 1 4.0 4.0 80.0
3.61 1 4.0 4.0 84.0
3.63 1 4.0 4.0 88.0
54
Jika dibuat tingkat atau level hasil IPK Mahasiswa Pendidikan IPS FITK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kuliah sambil bekerja adalah
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut
Gambar 4.4
IPK Mahasiswa yang kuliah sambil bekerja
3.65 1 4.0 4.0 92.0
3.69 1 4.0 4.0 96.0
3.72 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
55
Tabel 4.10
Tingkat Nilai IPK Mahasiswa yang kuliah sambil belajar
No Rentang Perolehan Skor
IPK
Level/
Tingkat IPK
Jumlah
Mahasiswa
Persentase (%)
1 3.61-3.72 Sangat Tinggi 5 20%
2 3.47–3.60 Tinggi 3 12%
3 3.33-3.46 Sedang 13 52%
4 3.19-3.32 Rendah 3 12%
5 3.05-3.18 Sangat rendah 1 4%
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel 6 tersebut, menunjukan bahwa IPK Mahasiswa
Pendidikan IPS yang Kuliah Sambil Bekerja sebanyak 5 orang mahasiswa
mempunyai IPK yang Sangat Tingi dengan presentase (20%), 3 orang
mahasiswa mempunyai IPK yang Tingi dengan presentase (12%), 13
orang mahasiswa mempunyai IPK Sedang dengan presentase (52%),
3orang mahasiswa mempunyai IPK yang rendah dengan presentase (12%),
1 orang mahasiswa mempunyai IPK yang Sangat Tingi dengan presentase
(4%).
b. Deskrispi Data Hasil Belajar Akuntansi Mahasiswa yang kuliah
saja(Y2)
Deskripsi data hasil penelitian tentang hasil Indeks Penilaian
Kumulatif Mahasiswa Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ini mencakup data tentang jumlah responden, perolehan skor
dilihat dari minimum, maksimum, mean dan standar devisiasinya
dapat dilihat dalam tabel berikut
56
Tabel 4.11
Deskripsi Statistik Nilai IPK
Mahasiswa yang Kuliah saja (Variabel Y1)
N
Valid 25
Missing 0
Mean 3.4012
Std. Deviation .15506
Minimum 3.12
Maximum 3.68
Jika dibuat tingkat atau level hasil IPK Mahasiswa Pendidikan IPS FITK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kuliah adalah sebagaimana dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.12
Frekuensi Nilai IPK Mahasiswa yang kuliah saja
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3.12 1 4.0 4.0 4.0
3.13 2 8.0 8.0 12.0
3.20 1 4.0 4.0 16.0
3.30 1 4.0 4.0 20.0
57
3.31 1 4.0 4.0 24.0
3.33 1 4.0 4.0 28.0
3.34 1 4.0 4.0 32.0
3.36 1 4.0 4.0 36.0
3.37 3 12.0 12.0 48.0
3.39 1 4.0 4.0 52.0
3.41 1 4.0 4.0 56.0
3.44 1 4.0 4.0 60.0
3.45 2 8.0 8.0 68.0
3.48 2 8.0 8.0 76.0
3.51 1 4.0 4.0 80.0
3.55 1 4.0 4.0 84.0
3.57 1 4.0 4.0 88.0
3.63 1 4.0 4.0 92.0
3.66 1 4.0 4.0 96.0
3.68 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Jika dibuat tingkat atau level hasil IPK Mahasiswa Pendidikan IPS FITK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kuliah sambil bekerja adalah
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut
58
Gambar 4.5
IPK Mahasiswa yang hanya kuliah saja
Tabel 4.13
Tingkat Nilai IPK Mahasiswa yang kuliah saja (Y2)
No Rentang Perolehan Skor
IPK
Level/
Tingkat IPK
Jumlah
Mahasiswa
Persentase (%)
1 3.58-3.68 Sangat Tinggi 3 12%
2 3.47–3.57 Tinggi 5 20%
3 3.34-3.46 Sedang 10 40%
4 3.23-3.33 Rendah 3 12%
5 3.12-3.22 Sangat rendah 4 16%
Jumlah 25 100
59
Berdasarkan tabel 6 tersebut, menunjukan bahwa IPK Mahasiswa
Pendidikan IPS yang Kuliah Sambil saja sebanyak 3 orang mahasiswa
mempunyai IPK yang Sangat Tingi dengan presentase (12%), 5 orang
mahasiswa mempunyai IPK yang Tingi dengan presentase (20%), 10
orang mahasiswa mempunyai IPK Sedang dengan presentase (40%), 3
orang mahasiswa mempunyai IPK yang rendah dengan presentase (12%),
4 orang mahasiswa mempunyai IPK yang Sangat Tingi dengan presentase
(16%),
c. Ipk mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja
Gambar 4.6
IPK mahasiswa antara yang bekerja dan tidak bekerja
3. Deskripsi Data Hasil Korelasi
a. Deskripsi Data Hasil Korelasi Motivasi Belajar dan IPK Mahasiswa
yang kuliah sambil bekerja
Deskripsi data hasil korelasi antara motivasi belajar (variabel X)
dan IPK (variabel Y) Mahasiswa Pendidikan IPS FITK Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan bantuan Software SPSS 20.00 For Windows
dengan Teknik Enter Method, yaitu dengan cara memasukan data variabel
X (motivasi belajar) dan Variabel Y (IPK) ke dalam form yang tersedia
pada program tersebut. Seperti dapat dilihat pada tabel berikut:
60
Tebel 4.14
Variables Entrered/ Removed
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 MotivasiBela
jar_Kerjab
. Enter
a. Dependent Variable: IPKMKerja
b. All requested variables entered.
Setelah kedua variabeldideskripsikan pada deskripsi data motivasi
belajar dan ipk di enter (dimasukan) ke dalam program SPSS tersebut,
maka menghasilkan keseluruhan korelasi antara motivasi belajar
(variabel X1) dan hasil belajar/ IPK (variabel Y1) mahasiswa pendidikan
IPS FITK Syarif Hidayatullah Jakarta yang kuliah sambil bekerja
memperoleh angka koefisien korelasi Pearson Correlation dengan Rumus
Product Moment sebesar 0.128 dengan tingkat kepercayaan 99% (level
0,01). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut
61
Tabel 4.15
Hasil perhitungan korelasi antara Motivasi Belajar Dan Prestasi
Akademik/IPK
MotivasiBela
jar_Kerja
IPKMKer
ja
MotivasiBelajar_K
erja
Pearson
Correlation 1 .128
Sig. (2-tailed) .541
N 25 25
IPKMKerja
Pearson
Correlation .128 1
Sig. (2-tailed) .541
N 25 25
b. Deskripsi Data Hasil Korelasi Motivasi Belajar dan IPK Mahasiswa
yang kuliah
Deskripsi data hasil korelasi antara motivasi belajar (variabel X)
dan IPK (variabel Y) Mahasiswa Pendidikan IPS FITK Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan bantuan Software SPSS 20.00 For
Windows dengan Teknik Enter Method, yaitu dengan cara memasukan
data variabel X2 (motivasi belajar) dan Variabel Y2 (IPK) ke dalam
form yang tersedia pada program tersebut. Seperti dapat dilihat pada
tabel berikut:
62
Tabel 4.16
Variables Entrered/ Removed
Setelah kedua variabel sebagaimana telah dideskripsikan pada
deskripsi data motivasi belajar dan ipk dienter (dimasukan) ke dalam
program SPSS tersebut, maka menghasilkan keseluruhan korelasi antara
motivasi belajar (variabel X) dan hasil belajar/ IPK (variabel Y)
mahasiswa pendidikan IPS FITK Syarif Hidayatullah Jakarta
memperoleh angka koefisien korelasi Pearson Correlation dengan Rumus
Product Moment sebesar 0,018 dengan tingkat kepercayaan 99% (level
0,01). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 MotivasiBela
jar_Kuliahb
. Enter
a. Dependent Variable: IPKMKerja
b. All requested variables entered.
63
Tabel 4.17
Hasil perhitungan korelasi antara Motivasi Belajar Dan Prestasi
Akademik/IPK
MotivasiBela
jar_Kuliah
IPKMkuli
ah
MotivasiBelajar_Kul
iah
Pearson
Correlation 1 .018
Sig. (2-tailed) .931
N 25 25
IPKMkuliah
Pearson
Correlation .018 1
Sig. (2-tailed) .931
N 25 25
4. Deskripsi Data Kontribusi Motivasi Belajar terhadap Prestasi Akademik
Mahasiswa Pendidikan IPS FITK Syarif Hidayatullah Jakarta
a. Deskripsi Data Kontribusi Motivasi Belajar terhadap Prestasi
Akademik Mahasiswa Pendidikan IPS FITK Syarif Hidayatullah
Jakarta yang kuliah sambil bekerja
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi anatar motivasi belajar dan
prestasi akademik/IPK Mahasiswa Pendidikan IPS FITK Syarif
Hidayatullah Jakarta yang kuliah sambil bekerja dengan tingkat
korelasi R (rxy) sebesar 0,128 maka hasil perhitungan kontribusi
(R/Square/Koefisien Diterminasi) atau Pengaruh/Sumbangsih motivasi
64
belajar (Variabel X1) terhadap Prestasi Akademik/IPK (variabel Y1)
Mahasiswa Pendidikan IPS FITK Syarif HIdayatullah Jakarta yang
kuliah sambil bekerja adalah R²x100%=0,128x100%= 12,8% Dengan
R Squere yang disesuaikan sebesar 0,16 Dan Standar Error of Estimate
0,15569 hal tersebut ditunjukan tabel berikut
Tabel 4.18
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F Change df1
1 .128a .016 -.026 .15569 .016 .384 1
a. Predictors: (Constant), MotivasiBelajar_Kerja
b. Deskripsi Data Kontribusi Motivasi Belajar terhadap Prestasi
Akademik Mahasiswa Pendidikan IPS FITK SYarif HIdayatullah
Jakarta yang kuliah
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi anatar motivasi belajar dan
prestasi akademik/IPK Mahasiswa Pendidikan IPS FITK Syarif
Hidayatullah Jakarta yang kuliah sambil bekerja dengan tingkat
korelasi R (rxy) sebesar 0,018 maka hasil perhitungan kontribusi
(R/Square/Koefisien Diterminasi) atau Pengaruh/Sumbangsih motivasi
belajar (Variabel X1) terhadap Prestasi Akademik/IPK (variabel Y1)
Mahasiswa Pendidikan IPS FITK Syarif HIdayatullah Jakarta yang
kuliah sambil bekerja adalah R²x100%=0,18x100%= 1,8% Dengan R
Squere yang disesuaikan sebesar 0,16 Dan Standar Error of Estimate
0,15569 hal tersebut ditunjukan tabel berikut
65
Tabel 4.19
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change
df1
1 .018a .000 -.043 .15837 .000 .008 1
5. Deskripsi Data Linieritas Hubungan Antara Motivasi Belajar Mahasiswa
yang Bekerja dan Tidak Bekerja terhadap IPK
a. Data Linieritas Hubungan Antara Motivasi Belajar Mahasiswa yang
Bekerja terhadap IPK
Berdasarkan perhitugan linieritas hubungan antara motivasi belajar
terhadap IPK bahwa kenaikan variabel X1 (motivasi belajar) 1 poin
akan menaikan IPK (variabel Y) sebesar 0,128 poin dan penurunan
variabel X1 (motivasi belajar) 1 poin akan menurunkan IPK (Y1) 0,128
hal ini ditunjukan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.20
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3.166 .440 7.192 .000
MotivasiBelajar_
Kerja .003 .005 .128 .620 .541
a. Dependent Variable: IPKMKerja
66
Jika dilihat dari hasil persamaan perhitungan SPSS menunjukan
bahwa hubungan antara motivasi dan IPK adalah linier , dengan R Squere
0,16. Hal ini ditunjukan dengan tabel dibawah ini
Tabel 4.21
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change
df1
1 .128a .016 -.026 .15569 .016 .384 1
Gambaran mengenai linieritas hubungan antara motivasi belajar
mahasiswa yang kuliah sambil bekerja adalah cukup linier. Hal ini dapat
ditunjukan pada tabel dan gambar dibawah ini.
67
b. Data Linieritas Hubungan Antara Motivasi Belajar Mahasiswa yang
kuliah saja terhadap IPK
Berdasarkan perhitugan linieritas hubungan antara motivasi belajar
terhadap IPK bahwa kenaikan variabel X1 (motivasi belajar) 1 poin
akan menaikan IPK (variabel Y) sebesar 0,128 poin dan penurunan
variabel X1 (motivasi belajar) 1 poin akan menurunkan IPK (Y1) 0,128
hal ini ditunjukan pada tabel dibawah ini:
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3.366 .401 8.392 .000
MotivasiBelajar_
Kuliah .000 .004 .018 .088 .931
Jika dilihat dari hasil persamaan perhitungan SPSS menunjukan
bahwa hubungan antara motivasi dan IPK adalah linier , dengan R
Squere 0,16. Hal ini ditunjukan dengan tabel dibawah ini
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change
df1
1 .018a .000 -.043 .15837 .000 .008 1
68
Gambaran mengenai linieritas hubungan antara motivasi belajar
mahasiswa yang kuliah sambil bekerja adalah cukup linier. Hal ini dapat
ditunjukan pada tabel dan gambar dibawah ini.
69
B. Analis dan Interpretasi Data
1. Motivasi Belajar
a. Motivasi Belajar Mahasiswa yang kuliah sambil bekerja
Berdasarkan deskripsi data motivasi belajar mahasiswa
yang kuliah sambil bekerja jurusan Pendidikan IPS FITK Syarif
Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 25 orang, menunjukan
bahwa tingat motivasi belajar mahasiswa pendidikan IPS semester
6 yang kuliah sambil bekerja sebanyak 25 orang terkategorikan
tinggi sebanyak 6 orang mempunyai tingkat motivasi belajar yang
sangat tinggi (24%), 7 orang mempunyai motivasi belajar yang
tinggi (28%), 9 orang mempunyai motivasi belajar yang sedang
(36%), 1 orang mempunyai motivasi belajar yang rendah (4%) dan
2 orang mempunyai motivasi belajar yang sangat rendah (2%).
Posisi tersebut mempengaruhi nilai IPK mahasiswa
b. Motivasi Belajar Mahasiswa yang kuliah saja
Berdasarkan deskripsi data motivasi belajar mahasiswa
yang kuliah saja jurusan Pendidikan IPS FITK Syarif Hidayatullah
Jakarta yang berjumlah 25 orang, menunjukan bahwa tingat
motivasi belajar mahasiswa pendidikan IPS semester 6 yang hanya
kuliah saja sebanyak 25 orang. 1 orang mempunyai tingkat
motivasi belajar yang sangat tinggi (4%), 5 orang mempunyai
motivasi belajar yang tinggi (20%), 12 orang mempunyai
motivasi belajar yang sedang (48%), 3 orang mempunyai motivasi
belajar yang rendah (12%) dan 4 orang mempunyai motivasi
belajar yang sangat rendah (16%). Berdasarkan deskripsi data,
analisis data dan interpretasi data diatas, maka permasalahan
pertama dalam skripsi ini tentang hubungan motivasi belajar
mahasiswa yang kuliah saja telah terjawab
70
2. Hasil IPK Mahasiswa Pendidikan IPS
a. Hasil IPK Mahasiswa Pendidikan IPS yang kuliah sambil bekerja
Berdasarkan tabel 6 tersebut, menunjukan bahwa IPK
Mahasiswa Pendidikan IPS yang Kuliah Sambil Bekerja sebanyak
5 orang mahasiswa mempunyai IPK yang Sangat Tingi dengan
presentase (20%), 3 orang mahasiswa mempunyai IPK yang Tingi
dengan presentase (12%), 13 orang mahasiswa mempunyai IPK
Sedang dengan presentase (52%), 3orang mahasiswa mempunyai
IPK yang rendah dengan presentase (12%), 1 orang mahasiswa
mempunyai IPK yang Sangat Tingi dengan presentase (4%),
Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interpretasi data
diatas, maka permasalahan pertama dalam skripsi ini tentang
hubungan motivasi belajar mahasiswa yang kuliah sambil bekerja
telah terjawab.
b. Hasil IPK Mahasiswa Pendidikan IPS
Berdasarkan tabel 6 tersebut, menunjukan bahwa IPK
Mahasiswa Pendidikan IPS yang Kuliah Sambil saja sebanyak 3
orang mahasiswa mempunyai IPK yang Sangat Tingi dengan
presentase (12%), 5 orang mahasiswa mempunyai IPK yang Tingi
dengan presentase (20%), 10 orang mahasiswa mempunyai IPK
Sedang dengan presentase (40%), 3 orang mahasiswa mempunyai
IPK yang rendah dengan presentase (12%), 4 orang mahasiswa
mempunyai IPK yang Sangat Tingi dengan presentase (16%),
Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interpretasi data
diatas, maka permasalahan pertama dalam skripsi ini tentang
hubungan motivasi belajar mahasiswa yang kuliah saja telah
terjawab
71
3. Hubungan Motivasi Belajar dan Indeks Prestasi Akademik
a. Hubungan Motivasi Belajar Mahasiswa yang kuliah sambil bekerja
terhadap IPK
Berdasarkan deskripsi data yang telah diolah bahwa
didapatkan hasil korelasi motivasi belajar mahaiswa yang kuliah
smabil bekerja sebesar 0,128.(12,8%)
Tentang interpretasi nilai r menunjukan bahwa adanya korelasi
antara motivasi belajar mahasiswa yang kuliah sambil bekerja
(Variabel X1) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (Variabel Y1) di
jurusan pendidikan IPS terdapat korelasi yang sangat rendah.
b. Hubungan Motivasi Belajar Mahasiswa yang kuliah sambil bekerja
terhadap IPK
Berdasarkan deskripsi data yang telah diolah bahwa
didapatkan hasil korelasi motivasi belajar mahaiswa yang kuliah
smabil bekerja sebesar 0,018. (1,8%)
Tentang interpretasi nilai r menunjukan bahwa adanya korelasi
antara motivasi belajar mahasiswa yang kuliah sambil bekerja
(Variabel X2) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (Variabel Y2) di
jurusan pendidikan IPS terdapat korelasi yang sangat rendah.
Tabel
Interpretasi Nilai r
Besarnya “r” Interpretasi
0,800-1,00 Antara variabel X dan Y terdapat Korelasi
yang sangat tinggi
0,600-0,800 Antara variabel X dan Y terdapat Korelasi
yang cukup
0,400-0,600 Antara variabel X dan Y terdapat Korelasi
yang agak rendah
72
0,200-0,400 Antara variabel X dan Y terdapat Korelasi
rendah
0,000-0,200 Antara variabel X dan Y terdapat Korelasi
yang sangat rendah
4. Kontribusi Motivasi Belajar terhadap Indeks Prestasi Akademik
a. Kontribusi Motivasi Belajar Mahasiswa yang kuliah sambil bekerja
terhadap Indeks Prestasi Akademik
Berdasarkan deskripsi data yang telah diolah menunjukan
hubungan antara motivasi belajar mahasiswa yang kuliah sambil
bekerja (X1) dengan Indeks Prestasi Akademik (Y1) menunjukan
tingkat Korelasi R (rxy) sebesar 0,128 dan R Squere/Koefisien
Diterminasinya adalah 12%. Hal ini menunjujan bahwa faktor
motivasi belajar memberikan sedikit kontribusi terhadap IPK
b. Kontribusi Motivasi Belajar Mahasiswa yang kuliah saja terhadap
Indeks Prestasi Akademik
Berdasarkan deskripsi data yang telah diolah menunjukan
hubungan antara motivasi belajar mahasiswa yang kuliah sambil
bekerja (X1) dengan Indeks Prestasi Akademik (Y1) menunjukan
tingkat Korelasi R (rxy) sebesar 0,018 dan R Squere/Koefisien
Diterminasinya adalah 1,8%. Hal ini menunjujan bahwa faktor
motivasi belajar memberikan sedikit kontribusi terhadap IPK
5. Linieritas Hubungan antara Motivasi Belajar dan Indeks Prestasi
Akademik
a. Linieritas Hubungan antara Motivasi Belajar mahasiswa yang
kuliah smabil bekerja dan Indeks Prestasi Akademik
Berdasarkan deskripsi data tersebut menunjukan hubungan
antara motivasi belajar mahasiswa yang kuliah sambil bekerja
73
terhadap IPK adalah linier. Dengan demikian setiap kenaikan
motivasi akan diikuti dengan kenaikan IPK.
Hal itu ditunjukan dengan gambar linieritas diatas dan nilai
korelasi yang postif.
b. Linieritas Hubungan antara Motivasi Belajar mahasiswa yang
kuliah smabil bekerja dan Indeks Prestasi Akademik
Berdasarkan deskripsi data tersebut menunjukan hubungan
antara motivasi belajar mahasiswa yang kuliah saja terhadap IPK
adalah linier. Dengan demikian setiap kenaikan motivasi akan
diikuti dengan kenaikan IPK. Hal itu ditunjukan dengan gambar
linieritas diatas dan nilai korelasi yang postif
74
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interpretasi
data tentang hubungan motivasi belajar antara mahasiswa yang
bekerja dan tidak bekerja terhadap IPK di Jurusan Pendidikan IPS
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar memiliki hubungan dengan IPK. Motivasi
mahasiswa yang bekerja lebih tinggi dibandingkan dengan
motivasi mahasiswa yang hanya kuliah saja. Motivasi mahasiswa
yang bekerja sebesar r = 0,128 atau setara dengan 12%, sedangkan
motivasi mahasiswa yang hanya kuliah saja sebesar r = 0,-18
setara dengan 1,8% menunjukan terdapat hubungan yang rendah
antara motivasi dan IPK
B. Saran
1. Saran bagi dosen agar perbelajaran dilakukan dengan metode
yang menyenangkan, agar mahasiswa lebih senang dalam
belajar. Dan dosen harus bisa membaur dengan mahasiswa
agar tidak tercipta batas yang memisahkan antara dosen dan
mahasiswa yang membuat mahasiswa menjadi enggan untuk
bertanya sedangkan iya tidak tidak memahami materi
perkuliahan yang diberikan oleh dosen
2. Bagi peneliti yang akan meneliti tema yang sesuai dengan ini,
diupayakan agar waktu nya sesuai sehingga mahasiswa tang
mengerjakan angket nya dengan tepat.
3. Bagi mahasiswa, agar bisa membagi prioritas waktu untuk
belajar. Karena pada penelitian yang penulis lakukan banyak
mahasiswa yang lebih memilih untuk menghabiskan waktu
dengan teman dibandingkan dengan belajar
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
Renika Cipta, 1984.
Daulay, S.F. “Perbedaan Self Regulated Learning antara Mahasiswa Sumatera
Utara yang bekerja dengan yang tidak bekerja”
http://repository.usu.ac.id/bistream/123456789/30413/7/Cover.pdf ( 3 Juni
2015 )
Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Buah Aksara, 2006.
Harianto, G.(2010). Jenis-jenis Pekerjaan
http://www.indonz.com/images/LAMPIRAN2JENISPEKERJAAN.pdf. diunduh
10 April 2015
Hariyanto, G. “Jenis-jenis pekerjaan”
http://www.indionz.com/images/LAMPIRAN2JENISPEKERJAAN.pdf ( 2
Mei 2015 )
Hidayah, Aniatul. “Gambaran motivasi belajar mahasiswa Keperawatan UIN yang
kuliah sambil kerja” Skripsi Universitas Indonesia. Jakarta, 2012. H. 16,
tidak dipublikasikan.
http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/
http://repository.usu.ac.id/ diunduh 7 Maret2015
http://www.anakunhas.com/2011/08/alasan-mahasiswa-kuliah-sambil-kerja.html
diunduh 20 April 2015
Maslow, Abraham H. Motivasi dan Kepribadian. Jakarta: PT Pustaka Binaman
Pressindo, 1993.
Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Jakarta: Rosada, 2011.
Ormrod, Jeanne Ellis. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga, 2008.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
S. Uyanto, Stanislaus. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Jakarta: Graha Ilmu,
2009.
Sabari, M. Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet. 2,
1996.
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2013.
Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2009.
Suharjo, Bambang. Statistika Terapan. Jakarta: Graha Ilmu, 2009.
Sunarto dan Agung Hartono. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta,
2008.
Suryabrata, Sumardi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali, 1984.
Syadish. “Jenis-jenis Pekerjaan.” http://syadiashare.com/jenis-jenis-
pekerjaan.html diunduh 8 April 2015
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Grafika, 2009.
Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Indonesia. Jakarta: Grafika, 1992.
Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.