HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program...

21
HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN PENGOBATAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULU SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : Sugiyanti NIM. ST 151084 PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKESKUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017

Transcript of HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program...

Page 1: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT

KEBERHASILAN PENGOBATAN TB PARU DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULU

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

Sugiyanti

NIM. ST 151084

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKESKUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2017

HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT

KEBERHASILAN PENGOBATAN TB PARU DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULU

Sugiyanti1)

, Yeti Nurhayati2)

, Yunita Wulandari3)

1)

Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Kusuma Husada 2),3)

Dosen S1 Keperawatan STIKES Kusuma Husada

Abstrak

Berdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas

Bulu tahun 2013, angka penderita tuberkulosis 31 orang, yang terdiri dari 18

pasien tuberkulosis BTA (Batang Tahan Asam) positif, 7 pasien tuberkulosis BTA

(Batang Tahan Asam) negatif pemeriksaan rontgen positif, 3 pasien tuberkulosis

ekstra paru, 1 pasien tuberkulosis kasus kambuh, dan 1 pasien tuberkulosis anak.

Dari hasil pengamatan petugas program pengendalian program tuberkulosis masih

ditemukan adanya pasien yang mengambil obat tidak teratur. Selain itu masih ada

pasien yang terlambat dalam memeriksakan sputumnya pada bulan kedua, satu

bulan setelah akhir pengobatan dan pada saat akhir pengobatan. Koping keluarga

yang belum maksimal

Mengetahui hubungan koping keluarga dengan tingkat keberhasilan

pengobatan TB paru di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu. Penelitian ini

menggunakan jenis penelitian analitik. Pengambilan sampel penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling. Adapun sampel yang memenuhi kriteria

inklusi sebanyak 35 responden .

Koping keluarga pasien TB Paru di Wilayah Kerja puskesmas Bulu paling

banyak adalah koping adaptif yaitu sebanyak 26 responden (74%). Tingkat

keberhasilan pengobatan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu paling

banyak adalah berhasil yaitu sebanyak 23 responden (77%). Ada hubungan

koping keluarga dengan tingkat keberhasilan pengobatan TB paru di Wilayah

Kerja Puskesmas Bulu.

Kata Kunci : Koping Keluarga, Tingkat Keberhasilan, Pengobatan

Daftar Pustaka: 33 (2000-2016)

ii

Page 3: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

STUDY PROGRAM OF NURSING

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2017

CORRELATION BETWEEN FAMILY COPING AND SUCCESS LEVEL OF

PULMONARY TUBERCULOSIS TREATMENT IN THE WORKING

AREA OF BULU PUBLIC HEATH CENTER

Sugiyanti1), Yeti Nurhayati

2), Yunita Wulandari

3)

1) Students S1 Nursing STIKES Kusuma Husada

2), 3) Lecturer S1 Nursing STIKES Kusuma Husada

Abstract

Based on the annual reports of tuberculosis control program at Bulu

public health center 2013, the number of tuberculosis patients was 31 people that

consisted of 18 patients with positive Acid-Fast Bacilli (AFB), 7 patients with

negative AFB and positive roentgen examination result, 3 patients with extra

pulmonary tuberculosis, 1 patient with tuberculosis relapse cases, and 1 patient

with tuberculosis in children. From the observation of tuberculosis control

program officer, there was still found the patients who took medication

irregularly. Besides, there were patients who were late in taking sputum

examination in the second month, one month after the end of treatment, and at the

end of treatment. Thus, the application of family coping was not maximal.

This research aims to determine the correlation between family coping and

success level of pulmonary tuberculosis treatment in the working area of Bulu

public heath center. This research was analytical research. The sampling

technique used in this research was purposive sampling technique. From the

sampling technique, the samples that achieved inclusion criteria were 35

respondents.

The result of this research showed that the most coping of pulmonary

tuberculosis patients' families in the working area of Bulu public health center

were adaptive coping, there were 26 respondents (74%). The most success level

of pulmonary tuberculosis treatment in the working area of Bulu public health

center were successful, there were 23 respondents (77%). Thus, it can be

concluded that there is correlation between family coping and success level of

pulmonary tuberculosis treatment in the working area of Bulu public heath

center.

Keywords : Family Coping, Success level , Treatment

Bibliography : 33 (2000-2016)

iii

Page 4: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit tuberkulosis menjadi

salah satu indikator penyakit menular

kronis dan pengendaliannya menjadi

perhatian dunia internasional. WHO

menetapkan tuberkulosis sebagai

masalah kedaruratan global (global

emergency) bagi kemanusiaan sejak

tahun 1993. Berdasarkan data dari

“World Health Statistic 2013” angka

prevalensi tuberkulosis per 100.000

penduduk di beberapa negara

ASEAN (Kemenkes RI, 2013).

Survey Kesehatan Rumah Tangga

(SKRT) tububerkulosis adalah

penyebab kematian ketiga setelah

penyakit kardiovaskuler dan penyakit

saluran pernafasan yaitu 9,4%. Pada

hasil survey yang sama, angka

kesakitan tuberkulosis pada saat itu

adalah 800 per 100.000 penduduk

(Depkes RI, 2007).

Tuberkulosis disebabkan infeksi

Mycobacterium tuberculose yang

menyerang paru-paru dan dapat pula

menyerang organ lainnya (Zulkani,

2011). Penyakit tuberkulosis dapat

disembuhkan dengan pengobatan

secara rutin, teratur dan memerlukan

waktu lama sehingga menyebabkan

penderita merasa jenuh dan bosan.

Pengobatan tuberkulosis dapat

berhasil jika dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain : faktor

status gizi, faktor imunitas, faktor

lingkungan, faktor sarana dan

prasarana. Sehingga, diperlukan

dukungan keluarga dalam bentuk

pengawas menelan obat (PMO) yang

akan membantu penderita selama

dalam pengobatan tuberkulosis dan

yang berperan penting sebagai PMO

adalah anggota keluarga (Kemenkes

RI, 2010).

Keluarga dianggap sekelompok

individu yang berhubungan erat

secara terus-menerus dan terjadi

interaksi satu sama lain, baik secara

perorangan maupun bersama-sama,

di dalam lingkungannya sendiri atau

masyarakat secara keseluruhan.

Keluarga sebagai kelompok yang

dapat menimbulkan, mencegah, dan

memperbaiki masalah kesehatan

yang terjadi dalam kelompoknya.

Keluarga bertugas memangku

tanggung jawab perawatan kesehatan

bagi anggota keluarga yang sakit,

akan mengalami tingkat ketegangan

fisik dan emosional (Yanti, 2011).

Kondisi sakit menjadikan penderita

1

Page 5: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

dan keluarganya menjadi stress

situasional, dimana stress ini tidak

diharapkan oleh keluarga dan sering

disebut sebagai penyakit keluarga.

Keluarga berusaha mengatasi dan

beradaptasi terhadap situasi tersebut,

namun tidak semua keluarga

memiliki koping yang adaptif atau

kompeten (Ardian, 2013).

Arifah (2013) menyebutkan

bahwa koping merupakan cara yang

digunakan sebagai menyelesaikan

masalah, menyesuaikan diri dengan

perubahan dan respon terhadap

situasi yang mengancam. Mekanisme

koping ada 2 yaitu koping adaptif

dan koping maladaptif. Kemampuan

koping dipengaruhi oleh faktor

internal meliputi umur, kepribadian,

intelegensi, pendidikan, nilai,

kepercayaan, budaya, emosi dan

kognitif serta faktor eksternal,

meliputi suport sistem, lingkungan,

keadaan finansial penyakit (Stuart

dan Sundeen, 1998). Koping

keluarga adalah respon perilaku

positif keluarga dalam subtansinya

untuk memecahkan masalah atau

mengurangi stress yang diakibatkan

oleh suatu peristiwa tertentu.

Masalah TB paru di masyarakat

sangat komplek dan dianggap

sebagai penyakit yang menjijikkan,

dijauhi, baik anggota keluarga

maupun lingkungannya karena

bersifat menular, sehingga anggota

keluarga menyembunyikan penderita

TB paru karena malu dan bingung.

Penyakit ini harus mendapatkan

pengobatan secara teratur dan

berkesinambungan, jadi kepatuhan

penderita dan dukungan dari

keluarga sangat penting untuk

kesembuhan pasien (Lukman, 2002).

Hasil penelitian pengetahuan,

sikap dan perilaku yang merupakan

bagian dari survei prevalensi TB

2004 menemukan bahwa 96%

keluarga merawat keluarganya yang

menderita TB dan hanya sebanyak

13% menyembunyikan keluarganya

tersebut. Perilaku masyarakat dalam

keteraturan berobat masih rendah

seperti tidak meneruskan berobat

sebelum selesai masa pengobatan

karena merasa sembuh atau sudah

jenuh. Pengawas Menelan Obat

(PMO) masih belum melaksanakan

tugasnya dengan baik serta

keterlibatan keluarga masih belum

optimal (Kemenkes RI, 2012)

2

Page 6: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

Berdasarkan laporan tahunan

program pengendalian tuberkulosis

Puskesmas Bulu Sukoharjo tahun

2013, angka penderita tuberkulosis

31 orang, yang terdiri dari 18 pasien

tuberkulosis BTA (Batang Tahan

Asam) positif, 7 pasien tuberkulosis

BTA (Batang Tahan Asam) negatif

pemeriksaan rontgen positif, 3 pasien

tuberkulosis ekstra paru, 1 pasien

tuberkulosis kasus kambuh, dan 1

pasien tuberkulosis anak. Pada tahun

2015 jumlah pasien penderita TB

Paru sebanyak 58 orang.

Hasil pengamatan petugas

Program Pengendalian Program

Tuberkulosis masih menemukan

pasien yang mengambil obat tidak

teratur. Selain itu masih ada pasien

yang terlambat dalam memeriksakan

sputumnya pada bulan kedua, satu

bulan setelah akhir pengobatan dan

pada saat akhir pengobatan. Koping

keluarga yang belum maksimal.

Memperhatikan hal tersebut di

atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang

“Hubungan Koping Keluarga dengan

Tingkat Keberhasilan Pengobatan

TB Paru di Wilayah Kerja

Puskesmas Bulu Sukoharjo”.

Tujuan Umum

Mengetahui hubungan koping

keluarga dengan tingkat keberhasilan

pengobatan TB Paru di Wilayah

Kerja Puskesmas Bulu Sukoharjo.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik umur

dan tingkat pendidikan keluarga

pasien TB Paru di Wilayah

Kerja Puskesmas Bulu

Sukoharjo.

2. Mendiskripsikan koping

keluarga di Wilayah Kerja

Puskesmas Bulu

3. Mendiskripsikan tingkat

keberhasilan pengobatan TB

Paru di Wilayah Kerja

Puskesmas Bulu Sukoharjo.

4. Menganalisis hubungan koping

keluarga dengan tingkat

keberhasilan pengobatan TB

paru di Wilayah Kerja

Puskesmas Bulu Sukoharjo.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

jenis penelitian kuantitatif analitik.

Penelitian analitik adalah penelitian

yang tidak hanya mendiskripsikan

saja tetapi sudah menganalisis

hubungan antar variabel (Saryono,

3

Page 7: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

2010). Rnacangan penelitian yaitu

retrospektif adalah suatu rancangan

penelitian dengan melihat ke

belakang dari suatu kejadian yang

berhubungan dengan kejadian yang

diteliti (Hidayat, 2008).

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh keluarga pasien TB

Paru di Wilayah Kerja puskesmas

Bulu. Jumlah populasi dalam

penelitian ini adalah 38 orang.

Sampel yang diperoleh dari

perhitungan besar sampel dengan

rumus Slovin sebesar 35 sampel

yaitu keluarga pasien TB Paru di

Wilayah Kerja Puskesmas Bulu.

Teknik pengambilan sampel yaitu

purposive sampling adalah teknik

penentuan atau pengambilan sampel

dengan pertimbangan tertentu

berdasarkan kriteria inklusi dan

eksklusi yang telah di tentukan.

Pengambilan sampel yang

diambil dengan kriteria inklusi,

diantaranya : 1) Keluarga pasien

yang tinggal satu rumah dengan

pasien, 2) Keluarga pasien yang

dapat membaca dan menulis, 3)

Pasien yang masuk data pengobatan

di puskesmas dan 4) Pasien yang

selesai pengobatan 6 bulan. Adapun

kriteria eksklusinya yaitu pasien TB

Paru dengan usia bawah tiga tahun

(batita).

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di

Wilayah Kerja Puskesmas Bulu pada

bulan Juli-Februari 2017.

Variabel Penelitian dan Definisi

Operasional

Variabel bebas (independen)

dalam penelitian ini yaitu koping

keluarga. Koping keluarga dalam

penelitian ini adalah mekanisme

untuk mengatasi perubahan yang

dihadapi atau beban pada keluarga

pasien TB Paru di Wilayah Kerja

Puskesmas Bulu Sukoharjo. Alat

ukur yang digunakan yaitu kuesioner

dengan skala ordinal dan dengan

kategori adaptif (jika nilai mean ≥

mean) dan maladaptif (jika

nilai<mean). Variabel terikat

(dependen) dalam penelitian ini yaitu

tingkat keberhasilan pengobatan TB

Paru di Wilayah Kerja Puskesmas

Bulu Sukoharjo. Definisi operasional

dari tingkat keberhasilan pengobatan

TB Paru yaitu ketercapaian proses

pengobatan tuberkulosis yang

ditandai dengan tidak munculnya

4

Page 8: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

tanda dan gejala tuberkulosis dan

pemeriksaan laboratorium. Alat ukur

yang digunakan yaitu dokumen TB

01 dan checklist. Skala pengukuran

yang digunakan adalah ordinal

dengan pengkatagorian berhasil (jika

data puskesmas menunjukkan

pengobatan tuntas yaitu pengobatan

selesai 6 bulan dengan hasil akhir

negatif) dan kategori tidak berhasil

(jika data puskesmas menunjukkan

hasil yang tidak tuntas dalam

pengobatan yaitu pengobatan tidak

selesai 6 bulan atau selesai

pengobatan 6 bulan tetapi hasil akhir

positif (Widoyono, 2008).

Alat Penelitian dan Cara

Pengumpulan Data

Alat penelitian yang digunakan

untuk mengukur koping keluarga

yaitu kuesoiner sejumlah 22

pertanyaan dengan 3 (tiga) sub

variabel. Sub varibel (1) mengenai

respon keluarga terhadap penyakit

TB Paru, respon simpati dan empati

sejumlah 7 soal yaitu 3 soal

favorauble (2,4,5) dan 4 soal

unfavorable (1,3,6,7). Sub varibel (2)

mengenai respon keluarga menolak

terhadap kenyataan sejumlah 2 soal

yaitu 1 soal favorauble (8) dan 1 soal

unfavorable (9). Sub varibel (3)

mengenai respon kooperatif dan non

kooperatif terhadap pengobatan ada

13 soal yaitu 12 soal favorauble

(10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,21,2)

dan 2 soal unfavorable (16,20). Alat

untuk mengukur tingkat keberhasilan

pengobatan TB Paru di Wilayah

Kerja puskesmas Bulu adalah

checklist dan dokumen TB 01.

Cara pengumpulan data melalui

beberapa tahap, diantaranya : 1)

Peneliti mendatangi keluarga pasien

TB Paru, 2) Peneliti memberikan

surat permohonan menjadi responden

supaya responden bersedia

membantu pelaksanaan penelitian, 3)

Jika responden bersedia membantu

pelaksanaan penelitian maka

responden diminta menandatangani

informed consent, 4) Peneliti

menjelaskan maksud pertanyaan dan

memberi kesempatan pada keluarga

pasien TB Paru untuk bertanya

tentang hal-hal yang tidak

dimengerti, 5) Peneliti memberikan

kuesioner tentang koping keluarga

pasien TB Paru di Wilayah Kerja

Puskesmas Bulu Sukoharjo dan 6)

Melakukan pengukuran tingkat

keberhasilan pengobatan TB Paru.

5

Page 9: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

Uji validitas pada 20 orang

dengan rumus pearson product

moment dengan taraf signifikan 5%,

maka diperoleh nilai r tabel sebesar

0,396. Uji validitas pada bulan

September 2016, pada 20 keluarga

pasien TB Paru di Wilayah Kerja

Puskesmas Tawangsari. Hasil uji

bahwa dari 22 soal, soal no 3 dan 6

dinyatakan tidak valid (nilai r hitung

< r tabel). Jadi, hanya 20 soal yang

diikutsertakan dalam penelitian dan

sudah terwakili pada item pertanyaan

yang valid. Uji reliabilitas dengan

rumus alfa cronbach dengan nilai r

tabel sebesar 0,6 (Sugiyono, 2010).

Hasil uji reliabilitas yang telah

dilakukan, maka semua kuesioner

dinyatakan reliabel.

Hipotesis

1. H0: tidak ada hubungan koping

keluarga dengan tingkat

keberhasilan pengobatan TB

paru di Wilayah Kerja

Puskesmas Bulu.

2. Ha: ada hubungan koping

keluarga dengan tingkat

keberhasilan pengobatan TB

paru di Wilayah Kerja

Puskesmas Bulu.

Teknik Pengolahan dan Analisa

Data

Teknik pengolahan data dalam

penelitian ini melalui beberapa tahap,

yaitu 1) Editing yaitu memastikan

kembali bahwa tiap-tiap kuesioner

apakah sudah dijawab lengkap, 2)

Coding yaitu memberikan kode-kode

angka pada alat penelitian untuk

memudahkan dalam analisa data dan

3) Tabulating yaitu setelah semua

data selesai di edit dan dilakukan

pengkodean, selanjutnya dilakukan

tabulasi data (memasukkan data)

agar dapat dianalisis. Tabulasi data

dilakukan dengan memasukkan data

ke dalam program komputer.

Analisa univariat adalah analisis

terhadap tiap variabel untuk melihat

distribusi frekuensi pada variabel

bebas dan variabel terikat. Analisis

bivariat adalah analisis untuk

mengetahui hubungan antara dua

variabel yaitu koping keluarga

dengan tingkat keberhasilan

pengobatan TB Paru. Analisa

bivariat yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu uji koefisien

kontingensi yang berfungsi untuk

menguji korelasi dua variabel dengan

skala data nominal (Dahlan, 2012).

6

Page 10: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian

ini meliputi: 1) Informed consent,

bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden yang diberikan

sebelum penelitian yang bertujuan

agar subjek mengerti maksud, tujuan

dan dampak penelitian. 2) Anonimity

(tanpa nama), etika keperawatan

yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian dengan

cara tidak mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan

hanya menuliskan kode pada hasil

yang akan disajikan dan 3)

Confidentiality (kerahasiaan),

memberikan jaminan kerahasiaan

hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya.

Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti. Hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil penelitian.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden berdasar

Umur

Karakteristik responden

berdasarkan umur dari 35 responden

dapat dilihat pada tabel 3 di bawah

ini.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur

No Umur F %

1 25-35tahun 12 34

2 35-45 tahun 10 29

3 45-55 tahun 10 29

4 >55tahun 3 8

Jumlah 35 100

Sumber : data primer diolah 2016

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar

responden berada pada umur 25-35

tahun sebanyak 12 responden (34%).

Hal ini didukung oleh Hayati 2016

dalam penelitiannya yang berjudul

“Hubungan Kinerja Pengawas

Menelan Obat dengan Kesembuhan

Tuberkulosis di UPT Puskesmas

Arcamanik Kota Bandung”

didapatkan hasil bahwa PMO

didalam penelitian ini sebagian besar

(54%) berumur 26-45 tahun atau usia

produktif.

Umur merupakan salah satu

faktor yang dapat menggambarkan

kematangan seseorang, baik

kematangan fisik, psikis dan sosial.

Hal senada juga disampaikan Wawan

dan Dewi (2010) bahwa, semakin

cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan bekerja.

7

Page 11: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

Koping adalah respons yang

positif, sesuai dengan masalah,

afektif, persepsi, dan respon perilaku

yang digunakan keluarga dan

subsistemnya untuk memecahkan

suatu masalah atau mengurangi stres

yang diakibatkan oleh masalah atau

peristiwa (Saragih, 2010). Widayat

(2006) juga menyebutkan bahwa

perubahan perilaku/peran dapat

disebabkan oleh proses pendewasaan

melalui pengalaman umur, individu

yang bersangkutan telah melakukan

adaptasi terhadap lingkungan. Hal

senada juga disampaikan Handayani

(2000) bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi koping adalah faktor

umur. Umur yang masih muda

mudah mengalami peningkatan stress

dibandingkan usia dewasa. Struktur

psikologis individu yang komplek

dan sumber koping yang berubah

sesuai dengan tingkat usianya akan

menghasilkan reaksi yang berbeda

dalam menghadapi situasi yang

menekan/dalam menghadapi stress.

Hampel (2005) juga menyebutkan

bahwa umur berpengaruh terhadap

koping Semakin muda umur strategi

koping belum berkembang. Semakin

umur meningkat koping yang

dimiliki semakin adaptif.

Dengan melihat data diatas

peneliti menyimpulkan bahwa umur

responden berpengaruh terhadap

koping keluarga yang berpengaruh

terhadap tingkat keberhasilan

pengobatan TB Paru. Umur yang

masih muda mudah mengalami

peningkatan stress dibandingkan usia

dewasa. Umur berpengaruh terhadap

koping, semakin muda umur strategi

koping belum berkembang. Semakin

umur meningkat koping yang

dimiliki semakin adaptif.

Karakteristik Responden

berdasarkan Tingkat Pendidikan

Karakteristik responden

berdasarkan tingkat pendidikan dari

35 responden dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat

Pendidikan Responden

No Tingkat Pendidikan F %

1 SD 11 32

2 SMA 19 54

3 Perguruan Tinggi 5 14

Jumlah 35 100

Sumber : data primer diolah 2016

Berdasarkan tabel 2 dapat

diketahui sebagian besar responden

mempunyai jenjang pendidikan SMA

8

Page 12: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

sebanyak 19 responden (54%). Hal

ini tidak sesuai dengan penelitian

Kurnianingsih (2015) dengan judul

“Hubungan Peran Keluarga dengan

Tingkat Kesembuhan pada Penderita

TB Paru di Balai Pengobatan

Penyakit Paru-Paru Unit Minggiran

Yogya”, bahwa pendidikan SD 30%,

SLTP 25%, SLTA 12,5%, Perguruan

Tinggi 32,5%. Tingkat pendidikan

terbanyak yaitu perguruan tinggi

sebanyak 13 orang (32,5%).

Koping adalah respon yang

positif, sesuai dengan masalah,

afektif, persepsi, dan respon perilaku

yang digunakan keluarga dan

subsistemnya untuk memecahkan

suatu masalah atau mengurangi stres

yang diakibatkan oleh masalah atau

peristiwa (Saragih, 2010). Menurut

Notoatmojo (2007) menyebutkan

bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang

adalah tingkat pengetahuan dan

tingkat pendidikan mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Pendidikan

merupakan upaya untuk memberikan

pengetahuan sehingga terjadi

perubahan. Semakin tinggi tingkat

pendidikannya semakin tinggi pula

tingkat pengetahuannya. Pernyataan

ini sesuai dengan Widayat (2006)

bahwa ada hubungan pengetahuan

dengan praktik/perilaku petugas

dalam penemuan suspek TBC.

Hasil penelitian Zubaedah

(2013) menunjukkan bahwa variabel

tingkat pendidikan merupakan faktor

risiko kesembuhan penyakit TB Paru

dengan nilai OR = 8,333 yang berarti

kesembuhan penyakit TB Paru pada

responden dengan tingkat pendidikan

rendah 8,333 kali untuk tidak

sembuh dibandingkan dengan

kesembuhan TB Paru pada

responden dengan tingkat pendidikan

tinggi. Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, maka semakin

baik penerimaan informasi tentang

pengobatan dan penyakitnya

sehingga akan semakin tuntas proses

pengobatan dan penyembuhannya.

Berdasarkan data diatas peneliti

menyimpulkan bahwa tingkat

pendidikan mempengaruhi tingkat

keberhasilan pengobatan TB Paru.

Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, maka semakin baik

penerimaan informasi tentang

pengobatan dan penyakitnya

sehingga akan semakin tuntas proses

pengobatan dan penyembuhannya.

9

Page 13: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

Koping Keluarga Pasien TB Paru

Koping keluarga pasien TB Paru

di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu

dari 35 responden dapat lihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 3. Koping Keluarga Pasien TB

Paru di Wilayah Kerja Puskesmas

Bulu

No Pengetahuan F %

1 Adaptif 26 74 2 Maladaptif 9 26

Jumlah 35 100

Sumber : data primer diolah 2016

Tabel 3 menunjukkan koping

keluarga pasien TB Paru di Wilayah

Kerja Puskesmas Bulu terbanyak

yaitu responden berada pada koping

adaptif yaitu sebanyak 26 responden

(74%). Hal tersebut senada dengan

penelitian Pratiwi (2013) bahwa dari

58 responden mayoritas pasien DM

yang memiliki mekanisme koping

positif / adaptif yaitu sebanyak 52

responden (89,7%), dan responden

memiliki mekanisme koping

negatif/maladaptif yaitu sebanyak 6

responden (10,3%).

Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Lukman tahun

2007 tentang strategi koping

keluarga dalam menghadapi masalah

kesehatan TB paru di Bandung,

memperoleh hasil penelitian bahwa

koping keluarga yang digunakan

responden dari total 150 responden

didapatkan hasil 82 orang (54,67%)

menggunakan koping adaptif dan 68

orang (45,33%) menggunakan

koping maladaptive dan terdapat

perbedaan bermakna antara koping

keluarga pada kelompok yang

mendapat bantuan dan yang tidak

mendapat bantuan pengobatan.

Dengan mengubah dari tingkat

koping individu menjadi koping

keluarga, koping menjadi lebih

kompleks serta strategi koping

keluarga akan berkembang dan

berubah dari waktu ke waktu,

sebagai respon terhadap tuntutan

atau stressor yang dialami. Dalam

koping keluarga dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu kesehatan

fisik, keyakinan/ pandangan positif,

kemampuan, memecahkan masalah,

keterampilan sosial,dukungan sosial

dan materi.

Saragih (2010) menyebutkan

bahwa koping adalah respons yang

positif, sesuai dengan masalah,

afektif, persepsi, dan respon perilaku

yang digunakan keluarga dan

subsistemnya untuk memecahkan

10

Page 14: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

suatu masalah atau mengurangi stres

yang diakibatkan oleh masalah atau

peristiwa. Sedangkan peranan

keluarga terutama koping keluarga

sangat penting karena pihak keluarga

yang penuh pengertian dan

kooperatif dengan pihak perawatan

dan memberikan dorongan moril

penuh kepada penderita, akan banyak

membantu dalam penatalaksanaan

pengobatan TB paru. Pengobatan

yang membutuhkan waktu yang lama

membuat pasien menjadi jenuh

sehingga pasien membutuhkan

keluarga dalam mendampingi pasien

selama menjalani pengobatan.

Dengan melihat data di atas

peneliti menyimpulkan bahwa

koping keluarga yang adaptif

mempengaruhi tingkat keberhasilan

pengobatan TB Paru. Keluarga yang

penuh pengertian dan kooperatif

dengan pihak perawatan dan

memberikan dorongan moril penuh

kepada penderita, akan banyak

membantu dalam penatalaksanaan

pengobatan TB paru. Adapun koping

keluarga yang maldaptif akan

menghambat keberhasilan

pengobatan TB Paru.

Tingkat Keberhasilan Pengobatan

TB Paru

Data mengenai tingkat

keberhasilan pengobatan TB Paru di

Wilayah Kerja Puskesmas Bulu dari

35 responden, sebagi beikut:

Tabel 4. Tingkat Keberhasilan

Pengobatan TB Paru

No Tingkat Keberhasilan

Pengobatan TB Paru F %

1 Berhasil 27 77

2 Tidak berhasil 8 23

Jumlah 35 100

Sumber : data primer diolah 2016

Berdasarkan tabel 4 dapat

diketahui bahwa tingkat keberhasilan

pengobatan TB Paru di Wilayah

Kerja Puskesmas Bulu Sukoharjo

sebagian besar berhasil yaitu

sebanyak 23 responden (77%). Hasil

ini sesuai dengan penelitian Puri

(2010) terdapat 70% responden

sembuh/berhasil dan 30% gagal/tidak

berhasil dari sejumlah 50 responden.

Pasien TB paru dengan kinerja PMO

baik lebih besar kemungkinan untuk

dapat sembuh dengan pengawasan

oleh PMO, angka putus berobat

cenderung lebih rendah sehingga

penderita TB paru memperoleh

kesembuhan total. Kesembuhan

pasien TB paru dapat dicapai dengan

adanya PMO yang memantau dan

11

Page 15: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

mengingatkan penderita TB paru

untuk meminum obat secara teratur.

PMO sangat penting mendampingi

penderita agar pengobatan optimal.

Kegagalan dapat terjadi pada

pasien TB paru dengan kinerja PMO

baik karena terdapat faktor lain yang

dapat mempengaruhi, yaitu faktor

pasien dan faktor lingkungan.

Penyakit TB berkaitan dengan faktor

perilaku pasien dan lingkungan.

Faktor lingkungan, sanitasi dan

higiene (keberadaan kuman) dan

proses timbul serta penularannya.

Faktor perilaku dimulai dari perilaku

hidup sehat (makan makanan yang

bergizi dan seimbang, istirahat

cukup, olahraga teratur, hindari

rokok, alkohol, hindari stress,

kepatuhan untuk minum obat dan

pemeriksaan rutin untuk memantau

perkembangan pengobatan serta efek

samping) (Puri, 2010).

Penelitian yang dilakukan

Tirtana (2011) menunjukkan bahwa

proporsi keberhasilan pengobatan

lebih kecil dibandingkan

pengobatannya. Pada penelitian ini

keberhasilan pengobatan sebesar

40% dan kegagalannya 60%, jadi

proporsi keberhasilan pengobatan

lebih rendah dibandingkan kegagalan

pengobatan. Hal ini disebabkan oleh

adanya resistensi obat. Pongoh

(2015) menyebutkan bahwa masih

banyak kasus TB Paru yang tidak

berhasil karena belum tertangani

dengan maksimal. Berbagai fakor

penyebabnya antara lain buruknya

keteraturan penderita berobat, akses

diagnosis, pengobatan yang masih

terbatas dan tingkat pengetahuan

masyarakat yang masih rendah.

Tirtana (2015) menyebutkan

bahwa tantangan dalam pengobatan

TB di dunia dan Indonesia, antara

lain kegagalan pengobatan, putus

pengobatan, pengobatan yang tidak

benar yang mengakibatkan terjadinya

kemungkinan resistensi primer

kuman TB terhadap obat anti TB

atau Multi Drug Resistance (MDR).

Data si atas disimpulkan oleh

peneliti bahwa bahwa masih banyak

kasus TB Paru yang tidak berhasil

disembuhkan karena banyak faktor

yang mempengaruhi, yaitu kinerja

PMO, faktor lingkungan, sanitasi dan

higiene (keberadaan kuman), proses

timbul serta penularannya, faktor

perilaku yang dimulai dari perilaku

hidup sehat (makan makanan yang

12

Page 16: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

bergizi dan seimbang, istirahat

cukup, olahraga teratur, hindari

rokok, alkohol, stress, kepatuhan

untuk minum obat dan pemeriksaan

rutin untuk memantau perkembangan

pengobatan serta efek samping).

Hubungan Koping Keluarga

dengan Tingkat Keberhasilan

Pengobatan TB Paru di Wilayah

Kerja Puskesmas Bulu

Analisa yang dilakukan untuk

mengetahui jawaban dari hipotesa

penelitian adalah analisis koefisien

kontingensi yaitu hubungan koping

keluarga dengan tingkat keberhasilan

pengobatan TB paru di Wilayah

Kerja Puskesmas Bulu, dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 5. Hubungan Koping Keluarga

dengan Tingkat Keberhasilan

Pengobatan TB Paru

Jenis Koping

Tingkat Keberhasilan

Pengobatan TB Paru

Berhasil Tidak

Berhasil

f f

Adaptif 26 0

Maladaptif 1 8

Jumlah 27 8

Nilai p value 0,000

Nilai r 0,679

Sumber : data primer diolah 2016

Hasil uji koefisien kontingensi

diperoleh angka significancy 0.00

(nilai p<0.05) artinya Ho ditolak dan

Ha diterima. Jadi, ada hubungan

koping keluarga dengan tingkat

keberhasilan pengobatan TB paru di

Wilayah Kerja Puskesmas Bulu

Sukoharjo. Nilai r hitung sebesar

0,679 artunya adanya hubungan yang

kuat antara hubungan koping

keluarga dengan tingkat keberhasilan

pengobatan TB Paru di Wilayah

Kerja Puskesmas Bulu Sukoharjo.

Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Kurnianingsih

(2015) yang berjudul “Hubungan

Peran Keluarga dengan Tingkat

Kesembuhan pada Penderita TB Paru

di Balai Pengobatan Penyakit Paru-

paru di Unit Minggiran Yogyakarta”

didapatkan hasil bahwa ada

hubungan yang signifikan antara

peran keluarga dengan tingkat

kesembuhan pada penderita TB Paru

di Balai Pengobatan Penyakit Paru-

Paru Unit Minggiran Yogyakarta.

Hasil penelitian didukung hasil

tabulasi silang bahwa sebagian besar

responden memperoleh peran

keluarga dalam kategori baik dengan

tingkat kesembuhan dalam kategori

cepat (82,5%). Hal ini dikarenakan

penderita merasa dihargai, dicintai,

dibutuhkan, dan diperhatikan oleh

13

Page 17: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

keluarga sehingga menjadi sumber

kekuatan dan dukungan bagi

penderita untuk sembuh apalagi

ditunjang dengan pengobatan yang

baik dan teratur sehingga sebagian

besar responden sembuh dengan

cepat karena dukungan sosial yang

baik dari keluarga. Hal sejalan

dengan teori Triyanto (2010) bahwa

keluarga harus memberikan koping

yang positif agar anggota keluarga

yang mengalami stres dapat

melakukan koping adaptif. Jika stres

dapat dikendalikan melalui koping

yang adaptif, maka modulasi sistem

imun menjadi lebih baik sehingga

tingkat kesembuhan semakin besar.

Stres yang lama dan berkepanjangan

akan berdampak pada penurunan

sistem imun sehingga memperburuk

kondisi pasien.

Dengan melihat data di atas

peneliti menyimpulkan bahwa

koping keluarga mempengaruhi

tingkat keberhasilan pengobatan TB

paru. Keluarga yang mempunyai

koping adaptif akan memberikan

dukungan untuk kesembuhan pasien

TB Paru, jika pasien TB Paru

mengalami stres dapat pula

melakukan koping adaptif. Bila

kondisi stres dapat dikendalikan

melalui koping yang adaptif, maka

modulasi sistem imun menjadi lebih

baik sehingga tingkat kesembuhan

semakin besar. Stres yang lama dan

berkepanjangan berdampak pada

penurunan sistem imun sehingga

memperburuk kondisi pasien.

D. KESIMPULAN

1. Karakteristik responden

berdasarkan umur dan tingkat

pendidikan dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar responden

berada pada umur 25-35 tahun

sebanyak 12 responden (34%)

dan sebagian besar responden

mempunyai jenjang pendidikan

SMA sebanyak 19 responden

(54%).

2. Koping keluarga pasien TB Paru

di Wilayah Kerja puskesmas

Bulu paling banyak adalah

koping adaptif yaitu sebanyak

26 responden (74%).

3. Tingkat keberhasilan

pengobatan TB Paru di Wilayah

Kerja Puskesmas Bulu paling

banyak adalah berhasil yaitu

sebanyak 23 responden (77%).

14

Page 18: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

4. Hasil uji koefisien kontingensi

diperoleh angka significancy

0.00 (nilai p<0.05) maka

berdasarkan nilai statistik

tersebut dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan koping

keluarga dengan tingkat

keberhasilan pengobatan TB

paru di Wilayah Kerja

Puskesmas Bulu. r hitung

sebesar 0,679 menunjukkan

bahwa adanya hubungan yang

kuat antara hubungan koping

keluarga dengan tingkat

keberhasilan pengobatan TB

paru di Wilayah Kerja

Puskesmas Bulu.

E. SARAN

1. Bagi keluarga pasien TB Paru

Keluarga pasien hendaknya

mempunyai koping yang adaptif

sehingga keluarga memberikan

dukungan untuk kesembuhan

pasien TB Paru.

2. Bagi puskesmas Bulu

Pihak puskesmas Bulu

hendaknya mengadakan

supervisi wasor secara periodik

dan memberikan reward kepada

petugas kesehatan yang aktif

dalam sosialisasi tentang

penyakit TB Paru khususnya

tentang koping/dukungan

keluarga yang mempengaruhi

tingkat kesembuhan pasien TB

Paru.

3. Bagi dinas kesehatan

Pihak dinas kesehatan

hendaknya lebih memperhatikan

penyakit TB Paru dengan

mengadakan pelatihan tentang

penyakit TBC secara periodik

supaya semua tenaga kesehatan

mempunyai pengetahuan dan

kemampuan yang mencukupi

dalam melakukan sosialisasi

penyakit TB Paru kepada

masyarakat.

4. Peneliti Selanjutnya

Penelitian selanjutnya

hendaknya mengadakan

penelitian dengan responden

yang lebih banyak dan cakupan

Wilayah Kerja yang lebih luas

dari penelitian ini serta dapat

mengembanngkan penelitian

tentang hubungan koping

keluarga dengan tingkat

keberhasilan pengobatan TB

paru di Wilayah Kerja

Puskesmas Bulu.

15

Page 19: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

F. DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, S. 2012. Statistik untuk

Kedokteran dan Kesehatan.

Salemba Medika. Jakarta.

Armiyati dan Desi A. 2014. “Faktor

yang Berkorelasi terhadap

Mekanisme Koping Pasien CKD

yang menjalani Hemodialisis di

RSUD Kota Semarang”. Skripsi.

Tidak diterbitkan. Program Studi

S1 Keperawatan. Universitas

Muhammadiyah Semarang.

Dewi dan Wawan. 2014 . Teori &

Pengukuran Pengetahuan,

Sikap, dan Perilaku Manusia.

Nuha Medika. Yogyakarta.

Dewi, P. 2010 . Virologi mengenal

virus, Penyakit dan

Pencegahannya. Nuha Medika.

Yogyakarta.

Hampel P and Frans P.2005. Age and

Gender Effects on Coping in

Children and Adolescents.

Journal of Youth and

Adolescence, Vol. 34, No. 2,

April 2005, pp. 73–83.

Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian

Kebidanan dan Tekhnik Analisis

Data. Salemba Medika. Jakarta.

Kemenkes R.I. 2012 (a), Pencegahan

dan Pengendalian Infeksi

Tuberkulosis. Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan,

Jakarta.

Kemenkes R.I. 2012(b). Jejaring

Program Pengendalian

Tuberkulosis. Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan,

Jakarta.

Kemenkes R.I. 2012(c). Komunikasi,

Informasi dan Edukasi

Tuberkulosis. Direktorat Jendral

Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan,

Jakarta.

Kemenkes R.I. 2012 (c). Monitoring

dan Evaluasi Program

Pengendalian Tuberkulosis.

Direktorat Jendral Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan, Jakarta.

Kemenkes R.I. 2012 (d). Program

Pengendalian Tuberkulosis.

Direktorat Jendral Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan, Jakarta.

Kurnianungsih, Tatik. 2015.

Hubungan Peran Keluarga

Page 20: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien

dengan Tingkat Kesembuhan

pada Penderita TB Paru di Balai

Pengobatan Penyakit Paru-paru

Unit Minggiran Yogyakarta.

Skripsi. Tidak diterbitkan.

Program Studi Ilmu

Keperawatan Stikes Asyiyah

Yogyakarta.

Notoatmodjo, S. 2010 (a). Ilmu

Perilaku Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010 (b).

Metodologi Penelitian

Kesehatan (edisi revisi). Jakarta:

Rineka Cipta.

Puri, N. 2010. “Hubungan Kinerja

Pengawas Minum Obat (PMO)

dengan Kesembuhan Pasien TB

Paru Kasus Baru Strategi

DOTS”. Skripsi. Tidak

diterbitkan. Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret.

Saragih, R. 2010. “Peranan

Dukungan Keluarga dan Koping

Pasien dengan Penyakit Kanker

terhadap Pengobatan

Kemoterapi di RB Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik

Medan”. Skripsi. Fakultas Ilmu

Keperawatan. Universitas

Dharma Agung.

Saryono dan Setiawan, A. 2010.

Metodelogi Penelitian

Kebidanan D III, D IV, S1 dan

S2. Muhamedika. Yogyakarta.

Suwandi, dkk. 2014. “Faktor-Faktor

yang Berhubungan dengan

Angka Kesembuhan dan Angka

Penemuan Kasus Tuberkulosis

di Kota Semarang Tahun 2014”.

Artikel Ilmiah. Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

http://eprints.dinus.ac.id/6659/1/

jurnal_13746.pdf. Diakses

tanggal 7 Januari 2014.

Tirtana, Bertin. 2011. Faktor-faktor

yang Mempengaruhi

Keberhasilan Pengobatan pada

Pasien Tuberkulosis Paru

dengan Resistensi Obat

Tuberkulosis di Wilayah Jawa

Tengah. Skripsi. Tidak

diterbitkan. Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro.

Widoyono. 2008. Penyakit Tropis

Epidemiologi, Penularan,

Pencegahan &

Pemberantasan.Erlangga.

Semarang.

Zulkani, Akhsin. 2008. Parasitologi.

Muhamedika. Yogyakarta.

17

Page 21: HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT · PDF fileBerdasarkan laporan tahunan program pengendalian tuberkulosis Puskesmas ... (Depkes RI, 2007). Tuberkulosis ... 2015 jumlah pasien